View
254
Download
10
Category
Preview:
Citation preview
ANALISIS KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG AIR
DI DIVISI I DAN DIVISI II PT GUNUNG MADU PLANTATION
KABUPATEN LAMPUNG TENGAH
PROVINSI LAMPUNG
(Skripsi)
Oleh
Apri Hidayat
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016
ABSTRACT
Diversity Analysis of Water Birds in Division I and Division II of Gunung
Madu Plantations Inc. Lampung Tengah Regency
Lampung Province
Oleh
Apri Hidayat
Gunung Madu Plantations (GMP) Inc. contains numerous biodiversity, one of that
is water birds in its plantation. Division I and II are known as the places where
diverse water birds inhabit. Due to the requirement of Gunung Madu Plantations
upon water birds biodiversity database, therefore the research need to be done to
analyze water birds biodiversity on those places. The research was conducted in
October-November 2015, which used point count method. The result shown
about 10 species was found with total individual about 3420 individual, which
included within 4 families; Ardeidae, Alcedinidae, Anatidae and Rallidae. The
Diversity Index (H’) was 2.053, which categorized as medium level, and in stable
condition with Evenness Index (J) about 0,928.
Keywords: diversity, point count, water bird.
ABSTRAK
Analisis Keanekaragaman Jenis Burung Air di Divisi I dan Divisi II
PT Gunung Madu Plantations Kabupaten Lampung Tengah
Provinsi Lampung
Oleh
Apri Hidayat
PT Gunung Madu Plantations (GMP) merupakan perkebunan yang memiliki
banyak keanekaragaman hayati salah satunya yaitu burung air yang dijaga atau
dilindungi oleh perusahaan. Divisi I dan Divisi II adalah areal yang menjadi
habitat bagi banyak burung air. Terkait dengan dibutuhkannya data mengenai
keanekaragaman burung air di PT GMP maka penelitian ini menjadi penting
untuk dilaksanakan dengan tujuan untuk menganalisis keanekaragaman jenis
burung air padaareal tersebut. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober-
November 2015 menggunakan metode titik hitung (Point Count). Berdasarkan
hasil penelitian ditemukan 10 spesies burung air dengan total-individu 3420
individu yang berasal dari 4 famili yaitu Ardeidae, Alcedinidae, Anatidae dan
Rallidae. Indeks keanekaragaman (H’) sebesar 2,053 yang tergolong
keanekaragaman sedang dan dalam kondisi yang stabil dengan indeks
kesamarataan (J) sebesar 0,928.
Kata kunci: burung air, keanekaragaman, titik hitung.
ANALISIS KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG AIR
DI DIVISI I DAN DIVISI II PT GUNUNG MADU PLANTATION
KABUPATEN LAMPUNG TENGAH PROVINSI LAMPUNG
Oleh
APRI HIDAYAT
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA KEHUTANAN
Pada
Jurusan Kehutanan
Fakultas Pertanian Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016
;
Judul Skripsi
Nama Mahasiswa
Nomor Pokok Mahasiswa
Jurusan
Fakultas
ANALISIS KEAI{EKARAGAMAN JENISBURTII{G AIR DI DIVISI I DAN DIVISI IIPT GUNTJNG MADU PLAFITATIONSKABUPATEN LAMPUNG TENGAHPROVINSI LAMPUNG
Ayri cfiinayat
1214151006
2. Ketua Jurusan Kehutanan
s.P., M.Si.
Bainak Sari IIut,lVIlP.NrP 197310121
4320021220a2
MENGESAHKAI\
1. Tim Penguji
Ketua : Dr. Hj. Bainah Sari Dewi, S. IIut., M.P.
cL-, ? *r:--+.-/- a\:\
Jt\
lidi,$;. #:'r,ouo1 10201986031
Tmggal Lulus Ujian Skripsi : 4 November 2016
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Lampung Barat, pada tanggal 14 April
1994. Anak kedua dari dua bersaudara, pasangan Bapak Syarif
Hidayat dan Ibu Idaimah. Penulis menamatkan pendidikan
SDN 1 Fajar Bulan pada tahun 2006, SMPN 1 Way Tenong
pada tahun 2009 dan SMAN 1 Way Tenong pada tahun 2012.
Penulis tercatat sebagai mahasiswa Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian,
Universitas Lampung melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri
(SNMPTN) jalur undangan pada tahun 2012. Penulis aktif dalam organisasi
kemahasiswaan. Organisasi yang pernah diikuti yaitu Himasylva (Himpunan
Mahasiswa Kehutanan) dan Dewan Perwakilan Mahasiswa.
Pada Januari 2015 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di
Desa Bina Bumi, Kecamatan Meraksa Aji. Pada Juli 2015 penulis melaksanakan
Praktik Umum (PU) di Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Pejaten, Bagian
Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Karanganyar, Kesatuan Pemangkuan
Hutan (KPH) Kedu Selatan Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah.
Karya ini kupersembahkan untuk orang-orang yang aku sayang dan berharga
dalam hidupku, yang selalu mendukung dan memotivasi aku:
Ayahanda Syarif Hidayat, Ibunda Idaimah
dan teteh Lia Tinta Lina Meta Lusi serta keluarga besar.
Keluarga Evesyl yang telah memberikan banyak cerita dalam hidupku.
SANWACANA
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur pada Allah SWT, atas segala nikmat dan karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan penelitian dan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memper-
oleh gelar Sarjana Kehutanan pada Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian,
Universitas Lampung.
Skripsi ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di KPHP
Way Terusan dengan judul “ Analisis Keanekaragaman Jenis Burung Air di
Divisi I dan Divisi II PT Gunung Madu Plantations Kabupaten Lampung
Tengah Provinsi Lampung”. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Ibu Bainah Sari Dewi, S. Hut., M.P., selaku pembimbing utama yang telah
meluangkan waktunya dan bersedia memberikan bimbingan, saran dan kritik
dalam proses penyelesaian skripsi ini.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M.S, selaku penguji yang telah
membeikan masukan dan saran-saran perbaikan dalam penyusunan skripsi
ini.
3. Bapak Ir. Indriyanto, M.P., selaku dosen pembimbing akademik.
4. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., selaku Rektor Universitas
Lampung.
iv
5. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas
Pertanian Universitas Lampung.
6. Ibu Dr. Melya Riniarti, S.P., M.Si., selaku Ketua Jurusan Kehutanan Fakultas
Pertanian Universitas Lampung.
7. Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian
Universitas Lampung.
8. Kepala HRD dan staf PT Gunung Madu Plantation yang telah membantu
penulis dalam mengumpulkan data di lapangan.
9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi yang tidak
dapat disebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan mereka semua yang telah diberi-
kan kepada penulis. Penulis menyadari skripsi ini masih banyak kekurangan
namun semoga dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Bandar Lampung, November 2016
Apri Hidayat
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ..................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiv
I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 2
D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 3
E. Kerangka Penelitian ...................................................................... 3
II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 5
A. Keanekaragaman Hayati ............................................................... 5
B. Keanekaragaman Jenis .................................................................. 6
C. Burung Air .................................................................................... 7
D. Habitat Burung Air ....................................................................... 8
E. Upaya Konservasi Burung ............................................................ 9
III. METODE PENELITIAN .................................................................. 13
A. Waktu dan Lokasi Penelitian ........................................................ 13
B. Alat dan Bahan .............................................................................. 14
C. Jenis Data ...................................................................................... 14
D. Metode Pengumpulan Data ........................................................... 14
1. Data Primer .............................................................................. 14
2. Data Sekunder .......................................................................... 15
E. Analisis Data ................................................................................. 15
1. Analisis Keanekaragaman Burung .......................................... 15
2. Analisis Indeks Kesamarataan ................................................ 16
3. Analisis Kesamaan Spesies Antar Habitat .............................. 16
IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN ................................. 17
A. Lokasi ............................................................................................ 17
B. Luas dan Curah Hujan .................................................................. 17
vi
Halaman
C. Struktur Organisasi ....................................................................... 19
V. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 20
A. Hasil Penelitian ............................................................................. 20
B. Pembahasan................................................................................... 22
1. Keanekaragaman Spesies Burung ........................................... 22
2. Tingkat Keanekaragaman Spesies Burung ............................. 37
a. Indeks Keanekaragaman ................................................... 37
b. Indeks Kemerataan............................................................ 39
c. Indeks Kesamaan Spesies Antar Habitat .......................... 40
3. Habitat Bagi Burung ............................................................... 41
4. Status Lindung ........................................................................ 42
VI. SIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 44
A. Simpulan ....................................................................................... 44
B. Saran ............................................................................................. 44
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 46
LAMPIRAN ............................................................................................... 51
Tabel 5—115 ............................................................................................... 52-104
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Spesies-spesies burung yang terdapat di Divisi I dan Divisi II
PT Gunung Madu Plantations .............................................................. 20
2. Indeks keanekaragaman dan indeks kesamarataan burung pada setiap
lokasi pengamatan dengan empat titik hitung (point count)/stasiun
pengamatan di Divisi I dan Divisi II PT Gunung Madu Plantations ... 21
3. Nilai indeks kesamaan spesies antar point count/ stasiun pengamatan
di Divisi I dan Divisi II PT Gunung Madu Plantations ...................... 21
4. Jenis Burung dan Jenis Pakan Burung pada yang ditemukan
di Divisi I dan Divisi II PT Gunung Madu Plantations ....................... 41
5. Data spesies burung air pada pagi hari tanggal 17 Oktober 2015
di Point Count 1 ................................................................................... 52
6. Data spesies burung air pada sore hari tanggal 17 Oktober 2015
di Point Count 1 ................................................................................... 52
7. Data spesies burung air pada pagi hari tanggal 18 Oktober 2015
di Point Count 1 ................................................................................... 52
8. Data spesies burung air pada sore hari tanggal 18 Oktober 2015
di Point Count 1 ................................................................................... 53
9. Data spesies burung air pada pagi hari tanggal 20 Oktober 2015
di Point Count 1 ................................................................................... 53
10. Data spesies burung air pada sore hari tanggal 20 Oktober 2015
di Point Count 1 ................................................................................... 53
11. Data spesies burung air pada pagi hari tanggal 21 Oktober 2015
di Point Count 1 ................................................................................... 54
12. Data spesies burung air pada sore hari tanggal 21 Oktober 2015
di Point Count 1 ................................................................................... 54
13. Data spesies burung air pada pagi hari tanggal 24 Oktober 2015
di Point Count 1 ................................................................................... 55
Halaman
14. Data spesies burung air pada sore hari tanggal 24 Oktober 2015
di Point Count 1 ................................................................................... 55
15. Data spesies burung air pada pagi hari tanggal 25 Oktober 2015
di Point Count 1 ................................................................................... 56
16. Data spesies burung air pada sore hari tanggal 25 Oktober 2015
di Point Count 1 ................................................................................... 56
17. Data spesies burung air pada pagi hari tanggal 27 Oktober 2015
di Point Count 1 ................................................................................... 57
18. Data spesies burung air pada sore hari tanggal 27 Oktober 2015
di Point Count 1 ................................................................................... 57
19. Data spesies burung air pada pagi hari tanggal 28 Oktober 2015
di Point Count 1 ................................................................................... 57
20. Data spesies burung air pada sore hari tanggal 28 Oktober 2015
di Point Count 1 ................................................................................... 58
21. Data spesies burung air pada pagi hari tanggal 31 Oktober 2015
di Point Count 1 ................................................................................... 58
22. Data spesies burung air pada sore hari tanggal 31 Oktober 2015
di Point Count 1 ................................................................................... 58
23. Data spesies burung air pada pagi hari tanggal 1 November 2015
di Point Count 1 ................................................................................... 59
24. Data spesies burung air pada sore hari tanggal 1 November 2015
di Point Count 1 ................................................................................... 59
25. Data spesies burung air pada pagi hari tanggal 3 November 2015
di Point Count 1 ................................................................................... 59
26. Data spesies burung air pada sore hari tanggal 3 November 2015
di Point Count 1 ................................................................................... 60
27. Data spesies burung air pada sore hari tanggal 4 November 2015
di Point Count 1 ................................................................................... 60
28. Data spesies burung air pada sore hari tanggal 4 November 2015
di Point Count 1 ................................................................................... 61
29. Data spesies burung air pada pagi hari tanggal 7 November 2015
di Point Count 1 ................................................................................... 61
30. Data spesies burung air pada sore hari tanggal 7 November 2015
di Point Count 1 ................................................................................... 61
Halaman
31. Data spesies burung air pada pagi hari tanggal 8 November 2015
di Point Count 1 ................................................................................... 62
32. Data spesies burung air pada sore hari tanggal 8 November 2015
di Point Count 1 ................................................................................... 62
33. Data spesies burung air pada pagi hari tanggal 17 Oktober 2015
di Point Count 2 ................................................................................... 63
34. Data spesies burung air pada sore hari tanggal 17 Oktober 2015
di Point Count 2 ................................................................................... 63
35. Data spesies burung air pada pagi hari tanggal 18 Oktober 2015
di Point Count 2 ................................................................................... 64
36. Data spesies burung air pada sore hari tanggal 18 Oktober 2015
di Point Count 2 ................................................................................... 64
37. Data spesies burung air pada pagi hari tanggal 20 Oktober 2015
di Point Count 2 ................................................................................... 65
38. Data spesies burung air pada sore hari tanggal 20 Oktober 2015
di Point Count 2 ................................................................................... 65
39. Data spesies burung air pada pagi hari tanggal 21 Oktober 2015
di Point Count 2 ................................................................................... 66
40. Data spesies burung air pada sore hari tanggal 21 Oktober 2015
di Point Count 2 ................................................................................... 66
41. Data spesies burung air pada pagi hari tanggal 24 Oktober 2015
di Point Count 2 ................................................................................... 67
42. Data spesies burung air pada sore hari tanggal 24 Oktober 2015
di Point Count 2 ................................................................................... 67
43. Data spesies burung air pada pagi hari tanggal 25 Oktober 2015
di Point Count 2 ................................................................................... 68
44. Data spesies burung air pada sore hari tanggal 25 Oktober 2015
di Point Count 2 ................................................................................... 68
45. Data spesies burung air pada pagi hari tanggal 27 Oktober 2015
di Point Count 2 ................................................................................... 69
46. Data spesies burung air pada sore hari tanggal 27 Oktober 2015
di Point Count 2 ................................................................................... 69
47. Data spesies burung air pada pagi hari tanggal 28 Oktober 2015
di Point Count 2 ................................................................................... 70
Halaman
48. Data spesies burung air pada sore hari tanggal 28 Oktober 2015
di Point Count 2 .................................................................................... 70
49. Data spesies burung air pada pagi hari tanggal 31 Oktober 2015
di Point Count 2 ................................................................................... 71
50. Data spesies burung air pada sore hari tanggal 31 Oktober 2015
di Point Count 2 ................................................................................... 71
51. Data spesies burung air pada pagi hari tanggal 1 November 2015
di Point Count 2 ................................................................................... 72
52. Data spesies burung air pada sore hari tanggal 1 November 2015
di Point Count 2 ................................................................................... 72
53. Data spesies burung air pada pagi hari tanggal 3 November 2015
di Point Count 2 ................................................................................... 73
54. Data spesies burung air pada sore hari tanggal 3 November 2015
di Point Count 2 ................................................................................... 73
55. Data spesies burung air pada sore hari tanggal 4 November 2015
di Point Count 2 ................................................................................... 74
56. Data spesies burung air pada sore hari tanggal 4 November 2015
di Point Count 2 ................................................................................... 74
57. Data spesies burung air pada pagi hari tanggal 7 November 2015
di Point Count 2 ................................................................................... 75
58. Data spesies burung air pada sore hari tanggal 7 November 2015
di Point Count 2 ................................................................................... 75
59. Data spesies burung air pada pagi hari tanggal 8 November 2015
di Point Count 2 ................................................................................... 76
60. Data spesies burung air pada sore hari tanggal 8 November 2015
di Point Count 2 ................................................................................... 76
61. Data spesies burung air pada pagi hari tanggal 17 Oktober 2015
di Point Count 3 ................................................................................... 77
62. Data spesies burung air pada sore hari tanggal 17 Oktober 2015
di Point Count 3 ................................................................................... 77
63. Data spesies burung air pada pagi hari tanggal 18 Oktober 2015
di Point Count 3 ................................................................................... 78
64. Data spesies burung air pada sore hari tanggal 18 Oktober 2015
di Point Count 3 ................................................................................... 78
Halaman
65. Data spesies burung air pada pagi hari tanggal 20 Oktober 2015
di Point Count 3 ................................................................................... 79
66. Data spesies burung air pada sore hari tanggal 20 Oktober 2015
di Point Count 3 ................................................................................... 79
67. Data spesies burung air pada pagi hari tanggal 21 Oktober 2015
di Point Count 3 ................................................................................... 80
68. Data spesies burung air pada sore hari tanggal 21 Oktober 2015
di Point Count 3 ................................................................................... 81
69. Data spesies burung air pada pagi hari tanggal 24 Oktober 2015
di Point Count 3 ................................................................................... 81
70. Data spesies burung air pada sore hari tanggal 24 Oktober 2015
di Point Count 3 ................................................................................... 82
71. Data spesies burung air pada pagi hari tanggal 25 Oktober 2015
di Point Count 3 ................................................................................... 82
72. Data spesies burung air pada sore hari tanggal 25 Oktober 2015
di Point Count 3 ................................................................................... 83
73. Data spesies burung air pada pagi hari tanggal 27 Oktober 2015
di Point Count 3 ................................................................................... 83
74. Data spesies burung air pada sore hari tanggal 27 Oktober 2015
di Point Count 3 ................................................................................... 84
75. Data spesies burung air pada pagi hari tanggal 28 Oktober 2015
di Point Count 3 ................................................................................... 84
76. Data spesies burung air pada sore hari tanggal 28 Oktober 2015
di Point Count 2 ................................................................................... 85
77. Data spesies burung air pada pagi hari tanggal 31 Oktober 2015
di Point Count 3 ................................................................................... 85
78. Data spesies burung air pada sore hari tanggal 31 Oktober 2015
di Point Count 3 ................................................................................... 86
79. Data spesies burung air pada pagi hari tanggal 1 November 2015
di Point Count 3 ................................................................................... 86
80. Data spesies burung air pada sore hari tanggal 1 November 2015
di Point Count 3 ................................................................................... 87
81. Data spesies burung air pada pagi hari tanggal 3 November 2015
di Point Count 3 ................................................................................... 87
Halaman
82. Data spesies burung air pada sore hari tanggal 3 November 2015
di Point Count 3 ................................................................................... 88
83. Data spesies burung air pada sore hari tanggal 4 November 2015
di Point Count 3 ................................................................................... 88
84. Data spesies burung air pada sore hari tanggal 4 November 2015
di Point Count 3 ................................................................................... 89
85. Data spesies burung air pada pagi hari tanggal 7 November 2015
di Point Count 3 ................................................................................... 89
86. Data spesies burung air pada sore hari tanggal 7 November 2015
di Point Count 3 ................................................................................... 90
87. Data spesies burung air pada pagi hari tanggal 8 November 2015
di Point Count 3 ................................................................................... 90
88. Data spesies burung air pada sore hari tanggal 8 November 2015
di Point Count 4 ................................................................................... 91
89. Data spesies burung air pada pagi hari tanggal 17 Oktober 2015
di Point Count 4 ................................................................................... 91
90. Data spesies burung air pada sore hari tanggal 17 Oktober 2015
di Point Count 4 ................................................................................... 92
91. Data spesies burung air pada pagi hari tanggal 18 Oktober 2015
di Point Count 4 ................................................................................... 92
92. Data spesies burung air pada sore hari tanggal 18 Oktober 2015
di Point Count 4 ................................................................................... 93
93. Data spesies burung air pada pagi hari tanggal 20 Oktober 2015
di Point Count 4 ................................................................................... 93
94. Data spesies burung air pada sore hari tanggal 20 Oktober 2015
di Point Count 4 ................................................................................... 94
95. Data spesies burung air pada pagi hari tanggal 21 Oktober 2015
di Point Count 4 ................................................................................... 94
96. Data spesies burung air pada sore hari tanggal 21 Oktober 2015
di Point Count 4 ................................................................................... 95
97. Data spesies burung air pada pagi hari tanggal 24 Oktober 2015
di Point Count 4 ................................................................................... 95
98. Data spesies burung air pada sore hari tanggal 24 Oktober 2015
di Point Count 4 ................................................................................... 96
Halaman
99. Data spesies burung air pada pagi hari tanggal 25 Oktober 2015
di Point Count 4 .................................................................................... 96
100. Data spesies burung air pada sore hari tanggal 25 Oktober 2015
di Point Count 4 ................................................................................... 97
101. Data spesies burung air pada pagi hari tanggal 27 Oktober 2015
di Point Count 4 ................................................................................... 97
102. Data spesies burung air pada sore hari tanggal 27 Oktober 2015
di Point Count 4 ................................................................................... 98
103. Data spesies burung air pada pagi hari tanggal 28 Oktober 2015
di Point Count 4 ................................................................................... 98
104. Data spesies burung air pada sore hari tanggal 28 Oktober 2015
di Point Count 4 ................................................................................... 99
105. Data spesies burung air pada pagi hari tanggal 31 Oktober 2015
di Point Count 4 ................................................................................... 99
106. Data spesies burung air pada sore hari tanggal 31 Oktober 2015
di Point Count 4 ................................................................................... 100
107. Data spesies burung air pada pagi hari tanggal 1 November 2015
di Point Count 4 ................................................................................... 100
108. Data spesies burung air pada sore hari tanggal 1 November 2015
di Point Count 4 ................................................................................... 101
109. Data spesies burung air pada pagi hari tanggal 3 November 2015
di Point Count 4 ................................................................................... 101
110. Data spesies burung air pada sore hari tanggal 3 November 2015
di Point Count 4 ................................................................................... 102
111. Data spesies burung air pada sore hari tanggal 4 November 2015
di Point Count 4 ................................................................................... 102
112. Data spesies burung air pada sore hari tanggal 4 November 2015
di Point Count 4 ................................................................................... 103
113. Data spesies burung air pada pagi hari tanggal 7 November 2015
di Point Count 4 ................................................................................... 103
114. Data spesies burung air pada sore hari tanggal 7 November 2015
di Point Count 4 ................................................................................... 104
115. Data spesies burung air pada pagi hari tanggal 8 November 2015
di Point Count 4 ................................................................................... 104
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Bagan alir kerangka pemikiran ............................................................ 4
2. Lokasi pengamatan di Divisi I dan Divisi II ........................................ 13
3. Cekakak belukar (Halcyon smyrnensis) pada penelitian analisis
keanekaragaman jenis burung air di Divisi I dan Divisi II .................. 22
4. Cekakak sungai (Todirhamphus chloris) pada penelitian analisis
keanekaragaman jenis burung air di Divisi I dan Divisi II .................. 23
5. Belekok sawah (Ardeola speciosa) pada penelitian analisis
keanekaragaman jenis burung air di Divisi I dan Divisi II .................. 24
6. Cangak merah (Ardea purpurea) pada penelitian analisis
keanekaragaman jenis burung air di Divisi I dan Divisi II .................. 25
7. Belibis kembang (Dendrocygna arcuata) pada penelitian analisis
keanekaragaman jenis burung air di Divisi I dan Divisi II .................. 26
8. Kuntul kecil (Egretta garzetta) pada peneliti ananalisi
keanekaragaman jenis burung air di Divisi I dan Divisi II .................. 27
9. Raja dang biru (Alcedo coerulescens) pada penelitian analisis
keanekaragaman jenis burung air di Divisi I dan Divisi II .................. 28
10. Kareo padi (Amaurornis phoenicurus) pada penelitian analisis
keanekaragaman jenis burung air di Divisi I dan Divisi II .................. 29
11. Mandar besar (Porphyrio porphyrio) padapenelitian analisis
keanekaragaman jenis burung air di Divisi I dan Divisi II .................. 30
12. Kuntul besar (Egretta alba) pada penelitian analisis
keanekaragaman jenis burung air di Divisi I dan Divisi II .................. 31
xv
Gambar Halaman
13. Grafik jumlah jenis spesies burung yang ditemukan pada saat
penelitian ................................................................................................ 32
14. Analisis data grafik jumlah individu burung pagi hari selama 14 hari
penelitian ................................................................................................ 33
15. Grafik jumlah individu burung pagi hari penelitian ............................... 34
16. Grafik jumlah individu burung sore hari selama 14 hari ........................ 35
17. Grafik jumlah individu burung sore hari pada saat penelitian ............... 36
18. Grafik indeks keanekaragaman (H’) burung air di empat titik hitung ... 37
19. Grafik jumlah jenis dan individu burung air di empat titik hitung ......... 38
20. Grafik Indeks kesamarataan (J) burung air di empat titik hitung ........... 39
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Burung adalah salah satu jenis satwa yang sangat terpengaruh keberadaannya
akibat alih guna lahan hutan, terutama pada lahan-lahan monokultur seperti
perkebunan kelapa sawit dan karet. Hilangnya pohon hutan dan tumbuhan semak,
menyebabkan hilangnya tempat bersarang, berlindung dan mencari makan
berbagai jenis burung. Burung memiliki peran penting dalam ekosistem antara
lain sebagai penyerbuk, pemencar biji, pengendali hama (Ayat, 2011).
Secara teori, keanekaragaman jenis burung dapat mencerminkan tingginya
keanekaragaman hayati hidupan liar lainnya, artinya burung dapat dijadikan
sebagai indikator kualitas hutan. Berbagai jenis burung dapat kita jumpai di
berbagai tipe habitat, diantaranya hutan (primer/sekunder), agroforest, perkebunan
(sawit/karet/kopi) dan tempat terbuka (pekarangan, sawah dan lahan terlantar)
(Ayat, 2011).
Burung air merupakan jenis burung yang seluruh aktifitas hidupnya berkaitan
dengan daerah perairan atau lahan basah (Elfidasari, 2007). Burung air (water
fowl) dapat diartikan sebagai jenis burung yang secara ekologis keberadaannya
bergantung pada lahan basah. Selama ini konservasi burung di Indonesia masih
terpusat pada kawasan-kawasan konservasi yang ditetapkan pemerintah, seperti di
2
dalam cagar alam, suaka margasatwa dan taman nasional. Terdapat burung-
burung yang hidup di luar kawasan konservasi seperti hutan tanaman, perkebunan,
pemukiman, areal persawahan dan lainnya (Dewi, 2005).
PT Gunung Madu Plantations merupakan salah satu perkebunan yang di dalamnya
terdapat berbagai jenis burung air. Berkaitan dengan itu dibutuhkan data dan
informasi mengenai keanekaragaman jenis burung air yang ada di PT Gunung
Madu Plantations yang dapat bermanfaat bagi stakeholder terkait untuk upaya
konservasi di masa yang akan datang.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Apa saja jenis-jenis burung air yang terdapat disekitar areal Divisi I dan Divisi
II PT Gunung Madu Plantatations.
2. Adakah perbedaan keanekaragaman burung air pada lokasi yang berbeda di
Divisi I dan Divisi II PT Gunung Madu Plantatations.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui dan mendapatkan informasi awal tentang keanekaragaman jenis
burung air yang terdapat di areal Divisi I dan Divisi II PT Gunung Madu
Plantations.
2. Mengetahui perbedaan keanekaragaman burung air di lokasi yang berbeda di
Divisi I dan Divisi II PT Gunung Madu Plantations.
3
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Sebagai data dan informasi mengenai keanekaragaman jenis burung air di
areal Divisi I dan Divisi II PT Gunung Madu Plantations.
2. Sebagai salah satu dasar dalam penentuan dan pengambilan keputusan
tentang konservasi keanekaragaman jenis burung air di areal Divisi I dan
Divisi II PT Gunung Madu Plantations.
E. Kerangka Pemikiran
Pembahasan terhadap ekologi burung air adalah ditinjau melalui habitatnya.
Setiap jenis burung air memiliki preferensi tertentu dalam memilih habitatnya.
Tidak semua jenis burng air dapat ditemukan dalam satu kondisi habitat. Faktor
penyusun yang dapat mempengaruhi habitat adalah komposisi vegetasi yang
ditinjau berdasarkan kerapatan vegetasi dan ketersediaan sumberdaya pakan.
Komposisi vegetasi memiliki suatu hubungan dengan keanekaragaman jenis
burung air. Peningkatan komposisi vegetasi terkait dengan kerapatan vegetasi dan
ketersediaan sumberdaya pakan akan menyebabkan jumlah jenis yang ditemukan
akan semakin bertambah. Kerangka penelitian disajikan pada Gambar 1.
4
Gambar 1. Kerangka penelitian analisis keanekaragaman jenis burung air di
Divisi I dan Divisi II PT Gunung Madu Plantations Lampung Tengah,
Oktober-November 2015.
Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman burung air
Point Count Method Literatur Method
Jenis, jumlah individu perjenis dan
jumlah individu di 4 lokasi
Penelitian lain mengenai burung air Titik GPS posisi lokasi
Indeks Keanekaragaman Jenis, Kesamarataan dan
Kesamaan Komunitas
Upaya PT Gunung Madu Plantations dalam mendukung aktivitas
Konservasi
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Keanekaragaman Hayati
Indonesia merupakan negara dengan tingkat keanekaragaman hayati yang sangat
tinggi, yang ditandai dengan ekosistem, jenis dalam ekosistem, dan plasma nutfah
(genetik) yang berada di dalam setiap jenisnya. Indonesia menjadi salah satu
pusat keanekaragaman hayati dunia dan dikenal sebagai Negara mega-
biodiversity. Keanekaragaman hayati yang tinggi tersebut merupakan kekayaan
alam yang dapat memberikan manfaat serbaguna, dan mempunyai manfaat yang
vital dan strategis, sebagai modal dasar pembangunan nasional, serta merupakan
paru-paru dunia yang mutlak dibutuhkan, baik di masa kini maupun yang akan
datang (Suhartini, 2009).
Indonesia juga merupakan negara dengan tingkat keterancaman lingkungan yang
tinggi, terutama terjadinya kepunahan jenis dan kerusakan habitat, yang
menyebabkan menurunnya keanekaragaman hayati yang disebabkan karena
proses pembangunan, dimana jumlah penduduk yang besar dan terus bertambah
menyebabkan kebutuhan dasarpun semakin besar, sehingga sering terjadi
perubahan fungsi areal hutan, sawah dan kebun rakyat baik oleh pemerintah
maupun swasta. Keadaan demikian menyebabkan menyusutnya keanekaragaman
hayati dalam tingkat jenis (Suhartini, 2009).
6
B. Keanekaragaman Jenis
Jumlah spesies dalam suatu komunitas adalah penting dari segi ekologi karena
keragaman spesies tampaknya bertambah bila komunitas menjadi makin stabil.
Gangguan parah menyebabkan penurunan yang nyata dalam keragaman.
Keragaman yang besar juga mencirikan ketersediaan sejumlah besar ceruk
Komunitas yang mengalami situasi lingkungan yang keras dan tidak
menyenangkan dimana kondisi fisik terus-menerus menderita, kadangkala atau
secara berkala, cenderung terdiri atas sejumlah kecil spesies yang berlimpah.
Keragaman spesies dapat diambil untuk menandai jumlah spesies dalam suatu
daerah tertentu atau sebagian jumlah spesies diantara jumlah total individu dari
seluruh spesies yang ada. Hubungan ini dapat dinyatakan secara numerik sebagai
indeks keanekaragaman (Michael, 1995). Pada tingkat yang paling sederhana,
keanekaragaman spesies didefinisikan sebagai jumlah spesies yang ditemukan
dalam komunitas (Primack dkk., 2012). Keanekaragaman dibedakan atas tiga
ukuran meliputi kekayaan jenis (species richness), keanekaragaman jenis
(diversity), dan kemerataan jenis (evenness).
Keanekaragaman burung didefinisikan sebagai jumlah jenis burung beserta
kelimpahannya masing-masing di suatu area. Indeks kekayaan jenis Shannon-
Wiener merupakan ukuran nisbah keanekaragaman yang paling sering digunakan
oleh para ahli ekologi untuk mengukur keanekaragaman jenis satwa liar (Sutopo,
2008; Syafrudin, 2011), karena menurut Magurran (1988) dan Syafrudin (2011)
pertimbangan yang mendasari penggunaan indeks tersebut adalah kepekaan
terhadap perubahan ukuran unit contoh (rendah sampai sedang), kemampuan
7
mendeteksi perbedaan antara unit contoh atau lokasi (sedang sampai tinggi) dan
kemudahan dalam proses perhitungan (semuanya sederhana).
Keanekaragaman jenis burung berbeda pada setiap habitat, tergantung kondisi
lingkungan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Ada enam faktor yang
saling berkaitan yang menentukan naik turunnya keanekaragaman jenis suatu
komunitas yaitu: waktu, heterogenitas, ruang, persaingan, pemangsaan, kestabilan
lingkungan, dan produktivitas (Krebs, 1985; Syafrudin, 2011). Menurut
Darmawan (2006), tingginya kelimpahan jenis burung disebabkan karena
kebiasaan burung-burung tersebut yang melakukan aktivitas secara berkelompok,
sehingga memiliki nilai dominansi yang tinggi.
Semakin tinggi indeks keanekaragaman jenis maka semakin tinggi pula jumlah
jenis dan kesamarataan populasinya. Komunitas burung yang kekayaan jenisnya
lebih tinggi dan kesamarataannya lebih rendah memiliki indeks keanekaragaman
yang sama dengan komunitas yang keanekaragamannya lebih rendah dan
kesamarataannya tinggi (Bibby, Jones dan Marsden, 2000).
C. Burung Air
Burung air merupakan jenis burung yang secara ekologis sangat tergantung pada
lahan basah (rawa, paya, hutan bakau/hutan payau, muara sungai/estuarin, danau,
sawah, tambak, sungai, bendungan, dan pantai) sebagai tempat mencari makan,
minum, istirahat, berlindung, berkembang biak, serta berbagai aktifitas yang
berhubungan dengan air (Sibuea, Rusila, Silvius dan Susmianto, 1995; Riefani
dan Soendjoto, 2015).
8
Kelompok burung air dikategorikan menjadi burung laut (marine birds) yang
berkembang biak di pulau karang atau pantai dan mencari makan di laut, burung
yang membuat sarang dan mencari makan di dekat perairan tawar, dan burung
pantai dari sub ordo Charadii formes. Keberadaan burung air (harian maupun
musiman) pada suatu habitat dipengaruhi oleh faktor ketersediaan air dan
makanan, kualitas air dan makanan, tempat berlindung dan bersarang, predator,
dan perubahan yang terjadi pada habitat. Struktur komunitas burung
menggambarkan seleksi habitat. Burung air memiliki kebutuhan spesifik untuk
memperoleh makan, bercumbu (courting), kawin (mating), dan aktivitas lainnya
(Riefani dan Soendjoto, 2015).
Burung air dikelompokkan menjadi dua, burung penetap dan burung migran.
Perbedaannya, burung penetap berkembang biak di tempat dia mencari makan dan
tinggal sedangkan burung migran tidak akan berkembang biak di daerah
migrasinya (Annisa, 2012). Beberapa spesies burung air termasuk famili
Ardeidea menjadikan daerah perairan tawar dan daerah sekitarnya seperti rawa,
tambak, hutan bakau dan muara sungai sebagai habitat untuk tempat mencari
makan (Ismanto, 1990; Elfidasari dan Junardi, 2005).
D. Habitat Burung Air
Habitat adalah suatu kawasan yang terdiri dari berbagai komponen, baik fisik
maupun abiotik yang merupakan satu kesatuan dan dipergunakan sebagai tempat
hidup serta berkembang biak satwa liar. Peranan habitat bagi burung dan hewan
lainnya bukan hanya sebagai tempat tinggal semata, akan tetapi habitat juga harus
dapat menyediakan sumber makanan, air, garam mineral yang cukup, menjadi
9
tempat istirahat dan berkembang biak. Semua makhluk hidup mempunyai tempat
hidup. Tempat hidup juga disebut dengan habitat. Habitat itu sendiri adalah
kawasan yang terdiri dari berbagai komponen, merupakan suatu kesatuan fisik dan
biotik dipergunakan sebagai tempat tinggal serta berbiak (Alikodra, 2002).
Alikodra (2002) menyatakan bahwa penyebaran suatu jenis burung disesuaikan
dengan kemampuan pergerakannya atau kondisi lingkungan seperti pengaruh luas
kawasan, ketinggian tempat dan letak geografis. Burung merupakan kelompok
satwa liar yang paling merata penyebarannya, yang disebabkan karena
kemampuan terbang yang dimilikinya (Purnomo, Harri, Hery, Rully, Teguh dan
Dera, 2009).. Burung air dalam kehidupannya banyak bergantung kepada
keberadaan lahan basah. Burung pantai menjadikan lahan basah serta tegakan
tumbuhan yang ada di atasnya sebagai tempat untuk mencari makan dan
beristirahat. Untuk kelompok jenis burung pantai migran (khususnya
Charadriidae dan Scolopacidae), hamparan lumpur merupakan habitat yang
sangat sesuai untuk mencari mangsa. Akar mangrove juga merupakan tempat
istirahat yang baik selama air pasang dalam musim pengembaraannya (Howes,
Bakewell dan Noor, 2003).
E. Upaya Konservasi Burung
Upaya konservasi satwa liar meliputi dua hal penting yang harus mendapat
perhatian yaitu pemanfaatan yang hati-hati dan pemanfaatan yang harmonis.
Pemanfaatan yang hati-hati berarti mencegah terjadinya penurunan produktivitas,
bahkan menghindarkan sama sekali terjadinya kepunahan spesies. Pemanfaatan
yang harmonis, berarti mempertimbangkan dan memperhitungkan kepentingan-
10
kepentingan lain, sehingga terjadi keselarasan dan keserasian dengan seluruh
kegiatan baik lokal, regional maupun nasional bahkan dalam kaitannya dengan
kepentingan konservasi satwa liar secara internasional (Alikodra, 2002).
Pengawetan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang
pengawetan jenis tumbuhan dan satwa. Pengawetan merupakan upaya untuk
menjaga agar keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya
baik di dalam maupun di luar habitatnya tidak punah. Berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 1999 tentang pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwa
liar. Pemanfaatan jenis adalah penggunaan sumber daya alam baik tumbuhan
maupun satwa liar atau bagian-bagiannya serta hasil dari padanya dalam bentuk
pengkajian, penelitian dan pengembangan, penangkaran perburuan, perdagangan,
peragaan, budidaya tanaman obat-obatan.
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1999 tentang pemanfaatan jenis tumbuhan
dan satwa liar ini mengatur hal yang terkait dengan pemanfaatan satwa yaitu.
1. Pengkajian, penelitian dan pengembangan.
2. Penangkaran.
3. Perdagangan.
4. Peragaan jenis tumbuhan dan satwa liar dapat berupa koleksi hidup/koleksi
mati termasuk bagian-bagiannya.
5. Pertukaran jenis tumbuhan dan satwa liar dilakukan dengan tujuan untuk
mempertahankan atau meningkatkan populasi, memperkaya keanekaragaman
jenis, penelitian dan ilmu pengetahuan.
6. Budidaya tanaman obat-obatan.
11
7. Pemeliharaan untuk kesenangan.
8. Pengiriman atau pengangkutan tumbuhan dan satwa liar.
9. Daftar klasifikasi dan kuota.
CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna
and Flora) adalah kesepakatan internasional antar negara dalam perdagangan
flora dan fauna dan bagian-bagiannya secara internasional. Tujuan kesepakatan
internasional ini adalah untuk menjamin bahwa perdagangan burung secara
internasional tidak akan mengancam kelestarian jenis-jenis burung yang
diperdagangkan (CITES, 2012).
CITES bekerja dengan menetapkan tiga kategori jenis-jenis burung yang dapat
diperdagangkan secara internasional. Ketiga kategori inilah yang kemudian
dikenal dengan istilah Apendiks CITES, yaitu.
1. Apendiks 1 adalah daftar seluruh jenis burung yang dilarang untuk
diperdagangkan secara internasional, kecuali hasil penangkaran dan dalam
keadaan tertentu yang dianggap luar biasa. Otoritas pengelola nasional di
Indonesia adalah Kementrian kehutanan. Direktur Jendral Perlindungan
Hutan dan Konservasi Alam harus mampu menyediakan bukti bahwa ekspor
jenis burung yang telah masuk dalam Apendiks 1 tidak akan merugikan
populasi di alam. Dirjen PHKA juga diharuskan memeriksa izin impor yang
dimiliki pedagang, dan memastikan negara pengimpor dapat memelihara jenis
burung tersebut dengan layak.
2. Apendiks 2 adalah daftar seluruh jenis burung yang dapat diperdagangkan
secara internasional dengan pengaturan khusus, diantaranya adalah penentuan
12
kuota tangkap atau pembatasan jumlah jenis dan individu burung yang dapat
dipanen/ditangkap dari alam/habitatnya/tempat hidupnya. Dirjen PHKA harus
menyediakan bukti bahwa ekspor jenis burung yang telah masuk dalam
Apendiks 2 tidak merugikan populasi di alam. Apendiks 2 juga berisi daftar
jenis-jenis burung yang dianggap memiliki kenampakan yang mirip dengan
jenis-jenis yang ada dalam Apendiks 1 karena dikhawatirkan dapat terjadi
kekeliruan.
3. Apendiks 3 adalah daftar seluruh jenis burung yang dilindungi di negara
tertentu (dalam batas-batas kawasan habitat atau tempat hidupnya), dan dapat
dinaikkan peringkatnya ke dalam Apendiks 2 atau Apendiks 1. Jenis burung
yang dimasukkan ke dalam Apendiks 3 adalah jenis burung yang diusulkan
oleh salah satu negara anggota guna meminta bantuan negara-negara lain yang
telah menjadi anggota CITES untuk membantu mengatur perdagangannya.
Semua negara anggota CITES hanya boleh melakukan perdagangan terhadap
4. Jenis-jenis burung yang ada dalam Apendiks 3 dengan izin ekspor yang sesuai
dan menggunakan Surat Keterangan Asal (SKA) atau Certificate of Origin
(COO).
Kategori konservasi berdasarkan IUCN Redlist versi 3.1 meliputi Extinct (EX;
Punah); Extinct in the Wild (EW; Punah di alam liar); Critically Endangered (CR;
Kritis), Endangered (EN; Genting atau Terancam), Vulnerable (VU; Rentan),
Near Threatened (NT; Hampir Terancam), Least Concern (LC; Berisiko Rendah),
Data Deficient (DD; Informasi Kurang), dan Not Evaluated (NE; Belum
dievaluasi) (IUCN, 2014)
III. METODELOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober-November 2015 di PT Gunung Madu
Plantations, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung. Gambar areal
pengamatan di Divsi I dan Divsi II disajikan pada Gambar 2.
Gambar 2. Lokasi pengamatan di Divisi I dan Divisi II pada penelitian analisis
keanekaragaman jenis burung air di Divisi I dan Divisi II PT Gunung
Madu Plantations Lampung Tengah, Oktober-November 2015.
14
B. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian meliputi: teropong binokuler,
kamera digital, tally sheet, buku lapang serta objek utama dari penelitian, yakni
keanekaragaman jenis burung air.
C. Jenis Data
Jenis data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang secara langsung diambil dari area pengamatan
berupa spesies burung air yang ditemui di area pengamatan.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data-data penunjang penelitian meliputi studi literatur
mengenai karakteristik lokasi penelitian yang berupa keadaan fisik lokasi
penelitian, cuaca, akses menuju lokasi penelitian dan vegetasi.
D. Metode Pengumpulan Data dan Cara Kerja
1. Data Primer
Pengamatan burung dapat dilakukan dengan menggunakan metode titik hitung
(point count) (Bibby dkk., 2000). Pelaksanaan dilakukan dengan diam pada titik
yang telah ditentukan kemudian mencatat perjumpaan terhadap burung.
Parameter yang diukur yaitu jenis dan jumlah. Pengamatan menggunakan empat
titik hitung/stasiun pengamatan. Titik hitung berada dalam lokasi yang berbeda-
beda. Pada setiap titik hitung waktu yang digunakan dalam melakukan
pengamatan adalah 45 menit dan 15 menit untuk pindah ke titik lainnya. Pada
15
setiap titik dalam titik pengamatan dicatat setiap jenis burung yang dijumpai dan
jumlahnya.
2. Data Sekunder
Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan studi pustaka. Metode ini
digunakan untuk mencari, mengumpulkan dan menganalisis karakteristik lokasi
penelitian dan literatur objek penelitian yang terdapat dalam dokumen resmi yang
dipakai sebagai bahan referensi.
E. Analisis Data
1. Indeks Keanekaragaman Jenis (Diversity Index)
Keanekaragaman jenis dapat diketahui dengan indeks keanekaragam jenis
Shannon-Wienner yaitu dengan rumus (Krebs, 1978; Pergola dan Dewi, 2013;
Nababan, Setiawan dan Rustiati, 2015; Kesuma dan Dewi, 2013) dibawah ini.
H’= -Σpi ln pi
Keterangan :
H’= Indeks keanekaragaman jenis
Pi = Jumlah proporsi kelimpahan satwa spesies I
Ln = Logaritma natural
Kriteria nilai indeks keanekaragaman Shannon-Wienner, apabila:
H’≤ 1 : Keanekaragaman rendah
1 < H’ < 3 : Keanekaragaman sedang
H’ ≥ 3 : Keanekaragaman tinggi
(Odum, 1993; Soegianto, 1994; Indriyanto, 2005; Pergola dan Dewi, 2013;
Kesuma dan Dewi, 2013).
16
2. Indeks Kemerataan (Evenness Index)
Indeks kemerataan digunakan untuk mengetahui kemeratan setiap spesies dalam
setiapa komunitas yang dijumpai, dengan menggunakan rumus:
J=H’/H max atau J=-Σpi ln (pi)/ln(S)
Keterangan:
J=Indeks kemerataan
S=Jumlah spesies
Rumus ini digunakan karena nilai H’ sudah diperoleh sebelumnnya sehingga lebih
mudah dalam perhitungannya. Kriteria indeks kemerataan (Daget, 1976; Pergola
dan Dewi, 2013; Nababan, Setiawan dan Rustiati, 2015) adalah sebagai berikut:
0<J≤0,5 : Komunitas tertekan
0,5<J≤0,75 : Komunitas labil
0,75<J≤1 : Komunitas stabil
3. Indeks kesamaan komunitas (Similarity Of Index)
Indeks kesamaan dihitung dengan menggunakan rumus (Odum,1993; Indriyanto,
2005). Hal ini untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan komposisi spesies
burung berdasarkan kedua tipe eksosistem yang diteliti.
IS = 2C/(A+B)
Keterangan :
C = jumlah spesies yang sama dan terdapat pada kedua komunitas
A = jumlah spesies yang dijumpai pada lokasi 1
B = jumlah spesies yang dijumpai pada lokasi 2.
IV. GAMBARAN UMUM
A. Lokasi Penelitian
PT Gunung Madu Plantations memiliki kantor pusat di Jl. Kebon Sirih No. 39
Jakarta, dengan kantor cabang di Jl. Gatot Subroto 108 Bandar Lampung serta
area pabrik dan perkebunan di KM. 90 Gunung Batin Lampung Tengah. Pada
tahun 1975 PT Gunung Madu Plantations (GMP) didirikan, PT GMP merupakan
pelopor usaha perkebunan dan pabrik gula di luar Jawa, khususnya Lampung.
Perusahaan ini berstatus PMA. Areal perkebunan tebu dan pabrik gula PT GMP
terletak di Desa Gunung Batin, Lampung Tengah sekitar 90 km arah utara kota
Bandar Lampung (Gunung Madu Plantations, 2015).
B. Luas Areal dan Curah Hujan
Luas areal GMP yang dikelola 36.000 ha, dengan luas kebun produksi sekitar
25.000 ha. Sisa lahan di luar kebun produksi merupakan jalan, sungai-sungai,
kawasan konservasi, bangunan pabrik, perkantoran dan permukiman karyawan.
Ada sekitar 4.000 ha areal tebu rakyat yang bermitra dengan PT GMP. Luas areal
tebu rakyat ini masih akan terus berkembang (GMP, 2015).
18
Topografi wilayah pada umumnya datar. Sepanjang bentang darat dijumpai
adanya lebung yang potensial sebagai tandon air dan beberapa sungai cukup besar
melintas di wilayah timur. Jenis tanah termasuk ultisol (podsolik merah kuning)
dengan lapisan top soil sangat tipis. Sifat fisik dan kimia tanah mengharuskan
diterapkannya teknologi budidaya yang tepat dan bijaksana (GMP, 2015).
Curah hujan tahunan sekitar 2.700 mm. Musim tebang dan giling dilaksanakan
dari bulan April sampai Oktober, bersamaan dengan periode yang relatif kering.
Musim tebang dan giling pertama dilaksanakan tahun 1978. Pabrik mengikuti
proses sulfitasi ganda untuk menghasilakan gula SHS. Kapasitas giling terpasang
mula-mula sebesar 4.000 TCD (ton tebu per hari), kemudian mulai tahun 1994
diperbesar secara bertahap menjadi 12.000 TCD. Sejak 2007 mulai
dikembangkan lagi menuju 16.000 TCD (GMP, 2015).
Teknologi maju diterapkan di kebun dan di pabrik, termasuk pemanfaatan alat
mesin pertanian secara luas serta otomatisasi di beberapa stasiun di pabrik.
Sekalipun demikian sejumlah 8.000 – 10.000 pekerja tetap terserap setiap harinya
selama musim tebang dan giling. Tingkat produksi kini mencapai rata-rata 2 juta
ton tebu dan sekitar 190.000 ton gula per tahun. Kualitas gula secara rutin diuji
dan disertifikasi oleh Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia sebagai
laboraturium Komite Akreditasi Nasional.
19
C. Struktur Organisasi PT Gunung Madu Plantations
PT Gunung Madu Plantations (GMP) menggunakan struktur organisasi
fungsional. Struktur fungsional adalah suatu struktur yang membagi dan
mengelompokkan bagian-bagian dalam perusahaan sesuai dengan fungsi kerja
masing-masing. PT Gunung Madu Plantations cabang Lampung Tengah memiliki
empat departemen yaitu Plantations department, Factory department, Research &
Development (R&D) department and Services, Business and Finance (SBF)
department (GMP, 2015).
Masing-masing departemen tersebut memiliki masing-masing divisi yang
membantu tercapainya tujuan. Para kepala di tiap-tiap departemen pada struktur
organisasi perusahaan, bertanggung jawab langsung atas para bawahannya yang
memiliki tugas masing-masing dan juga bertanggung jawab langsung kepada
general manager atas segala tugas dan wewenang yang telah dipercayakan
kepadanya (GMP, 2015).
VI. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan penelitian analisis keanekaragaman jenis burung air di Divisi I dan
Divisi II PT Gunung Madu Plantations Lampung Tengah, Oktober-November
2015 dapat disimpulkan bahwa:
1. Sepuluh spesies burung ditemukan dengan total 3420 individu yang berasal
dari 4 famili dengan indeks keanekaragaman jenis (H’= 2,137) yang berarti
dalam kategori sedang dan dalam kondisi yang stabil dengan indeks
kesamarataan (J= 0,928).
2. Divisi I memiliki indeks keanekaragaman sedang (H’= 1,890 dan H’= 1,997)
dan dalam kondisi yang stabil dengan indeks kesamarataan (J= 0,891 dan J=
0,960). Divisi II memiliki indeks keanekaragaman sedang (H’=1,853 dan
H’= 2,052) dan dalam kondisi yang stabil dengan indeks kesamarataan (J=
0,891 dan J= 0,934).
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, saran yang dapat diberikan adalah:
1. Pengelolaan harus ditingkatkan agar tidak terjadi konversi lahan yang
berlebihan tanpa kaidah yang menyebabkan turunnya kualitas habitat.
45
2. Perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang ketersediaan pakan burung,
populasi, kegiatan migrasi burung dan habitat bagi jenis burung tertentu di
Divisi I dan Divisi II PT Gunung Madu Plantations Lampung Tengah.
3. Sebaiknya terdapat larangan memancing ikan di Divisi I dan Divisi II, yang
kondisinya pada saat penelitian berlangsung banyak digunakan untuk aktivitas
memancing, karena burung air membutuhkan pakan, salah satunya adalah ikan.
4. Sebaiknya di sekitar lebung Divisi I ditanami pohon untuk aktivitas burung.
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Adelina, M., Harianto, S.P. dan Nurcahyani, N. 2016. Keanekaragaman jenis
burung di Hutan Rakyat Pekon Kelungu Kecamatan Kota Agung
Kabupaten Tanggamus. Sylva Lestari. 4 (2) : 51 — 60.
Alikodra, H. S. 2002. Pengelolaan Satwa Liar Jilid I. Buku. Institut
Pertanian Bogor. Bogor. 363 p.
Annisa, C. R. 2012. Migrasi Burung Air, Alasan dan Faktanya.
http//:www.unikonservasi.org. Diakses tanggal 1 November 2015 pukul
21.18 WIB.
Ayat, A. 2011. Panduan Lapangan Burung-burung Agroforest di Sumatera.
Buku. World Agroforestry Centre. Bogor. 112 p.
Bibby, C., Jones, M. dan Marsden, S. 2000. Survei Burung. Buku. SMKG
Mardi Yuana. Bogor. 34 — 35 p.
Daget, J. 1976. Les Modeles Mathematiques en Ecologie. Buku. Masson.
Paris. 30 p.
Darmawan, M. P. 2006. Keanekaragaman Jenis Burung pada Beberapa Tipe
Habitat di Hutan Lindung Gunung Lumut Kalimantan Timur. Skripsi.
Institut Pertanian Bogor. Bogor. 130 p.
Dewi, T. S. 2005. Kajian Keanekaragaman Jenis Burung di Berbagai Tipe
Lanskap Hutan Tanaman Pinus (Studi Kasus: Daerah Aliran Sungai
Ciliwung Hulu). Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 92 p.
Elfidasari, D. dan Junardi. 2005. Keragaman burung air di Kawasan Hutan
Mangrove Peniti Kabupaten Pontianak. Biodiversitas. 7 (1) : 63 — 66.
Elfidasari, D. 2007. Jenis interaksi intraspesifik dan interspesifik pada tiga
jenis kuntul saat mencari makan di Sekitar Cagar Alam Pulau Dua
Serang, Propinsi Banten. Biodiversitas. 8 (4) : 266 — 269.
Firdaus, A. B., Setiawan, A. dan Rustiati, E. L. 2014. Keanekaragaman spesies
burung di Repong Damar Pekon Pahmungan Kecamatan Pesisir Tengah
Krui Kabupaten Lampung Barat. Sylva Lestari. 2 (2) : 1 — 6.
48
Gunung Madu Plantations. 2015. Gambaran Umum PT GMP. .
http://www.gunungmadu.co.id. Diakses pada 22 Oktober 2015 pukul
16.04 WIB.
Hadinoto., Mulyadi, A. dan Siregar, Y. I. 2012. Keanekaragaman jenis burung
di Hutan Kota Pekanbaru. Ilmu Lingkungan. 6 (1) : 25 — 42.
Handari, A., Dewi, B. S. dan Darmawan, A. 2012. Keanekaragaman Jenis
Burung di Hutan Produksi Desa Gunung Sangkaran Kecamatan
Blambangan Umpu Kabupaten Way Kanan. Skripsi. Universitas
Lampung. Bandar Lampung. 105 p.
Howes, J. D., Bakewell. dan Noor, Y. R. 2003. Panduan Studi Burung
Pantai. Buku. Wetlands International-Indonesia Programme. Bogor.
331 p.
Indriyanto. 2008. Ekologi Hutan. Buku. Bumi Aksara. Jakarta. 224 p.
Ismanto. 1990. Populasi dan Habitat Burung Merandai di Rawa Jombor Jawa
Tengah. Skripsi. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. 66 p.
IUCN. 2014. The IUCN red list of threatened species. Version 2014.
http://www.iucnredlist.org. Diakses tanggal 2 November 2015.
Kementrian Kehutanan. 1999. Kumpulan Perundang-Undangan Kehutanan
dan Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Buku.
Dirjen PHKA BKSDA Lampung. Lampung. 591 p.
Kesuma, M. I., Dewi, B. S. dan Nurcahyani, N. 2013. Keanekaragaman jenis
burung di Lampung Mangrove Center Desa Margasari Kecamatan
Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur. Prosiding Satek V.
Lembaga Penelitian Universitas Lampung. Lampung. 637 — 644 p.
Kutilang Indonesia. 2012. Daftar apendiks CITES. http://www.kutilang.
or.id/2011/07/04/daftar-apendiks-cites/. Diakses pada 1 Oktober 2015
pukul 22.10 WIB.
Krebs. 1978. Ecology The Experimental Analysis of Distribution and
Abundance Third Edition. Buku. Harper and Row Distribution. New
York. 655 p.
Magguran, A. 1988. Ecological Diversity And Its Measurement. Buku.
Croom Helmed Limited. London. 35 p.
MacKinnon J., K. Philips. dan B. Van Balen. 2010. Burung-burung di
Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan. Buku. Puslitbang Biologi-LIPI.
Bogor. 509 p.
49
Michael, P. E. 1994. Metode Ekologi untuk Penyelidikan Ladang dan
Laboratorium. Buku. Universitas Indonesia. Jakarta. 616 p.
Nababan, B. R. R., Setiawan, A. dan Rustati, E. L. 2015. Keanekaragaman
jenis burung di Lahan Basah Way Pegadungan Desa Rajawali Kecamatan
Bandar Surabaya Kabupaten Lampung Tengah. Sylva Lestari. 3 (1). 71
— 80.
Nugroho, M. S., Ningsih, S. dan Ihsan, M. 2013. Keanekaragaman jenis
burung pada Areal Dongi-dongi di Kawasan Taman nasional Lore Lindu.
Warta Rimba. 1 (1) : 1—9.
Odum, P. E. 1996. Dasar-Dasar Ekologi. Buku. Penerjemah Tjahyono
Samingan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 697 p.
Pergola, B., dan B. S. Dewi. 2013. Keanekaragaman Jenis Burung Di Lahan
Basah Bujung Raman Desa Bujung Dewa Kecamatan Pagar Dewa
Kabupaten Tulang Bawang. Prosiding Satek V. Lembaga Penelitian
Universitas Lampung. Lampung. 114 p.
Primack, R. B., Supriatna, J., Indrawan, M. dan Kramadibrata, P. 2012.
Biologi Konservasi Edisi ke-3. Buku. Yayasan Obor. Jakarta. 626 p.
Purnomo, Harri, Hery, J. Rully, B. N, Teguh, P. dan Dera, S. 2009. Hubungan
Antara Struktur Komunitas BurungDengan Vegetasi Di Taman Nasional
Bukit Baka BukitRaya. Artikel Ilmiah. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
8 p.
Riefani, M. K. dan Soendjoto, M.A. 2015. Keragaman Jenis Burung Air di
Kawasan Selat Sebuku Kotabaru, Kalimantan Selatan. Prosiding. Semi-
nar Nasional Pendidikan Biologi dan Biologi. Universitas Negeri Yog-
yakarta. Yogyakarta. 7 p.
Rohadi, D. 2011. Keanekaragaman Jenis Burung di Rawa Universitas
Lampung. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung. 129 p.
Rohiyan, M., A, Setiawan. dan E, L, Rustiati. 2014. Keanekaragaman jenis
burung di hutan pinus dan hutan campuran Muarasipongi Kabupaten
Mandailing Natal Sumatera Utara. Sylva Lestari. 2 (2).
89—98 p.
Rusmendro, H. 2009. Perbandingan keanekaragaman burung pada pagi dan
sore hari di empat tipe habitat di wilayah Pangandaran, Jawa Barat. Vis
Vitalis. 1 (2) : 8 — 16.
50
Sayogo, AD. 2009. Keanekaragaman Jenis Burung Pada Beberapa Tipe
Habitat di Taman Nasional Lore Lindu Provinsi Sulawesi Tengah.
Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 129 p.
Soegianto, A. 1994. Ekologi Kuantitatif, Metode Analisis Populasi dan
Komunitas. Buku. Penerbit Usaha Nasional. Jakarta. 173 p.
Sibuea, T. Th., Y. Rusila-Noor, M. J. Silvius. dan A. Susmianto. 1995.
Burung Bangau, Pelatuk Besi dan Paruh Sendok di Indonesia. Panduan
untuk Jaringan Kerja. Buku. PHPA and Wetlands International-
Indonesia Programme. Jakarta. 153 p.
Suhartini. 2009. Kajian Kearifan Lokal Masyarakat Dalam Pengelolaan
Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Prosiding Seminar Nasional
Penelitian, Pendidikan dan Penarapan MIPA. Yogyakarta. 13 p.
Sutopo. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Buku. Sebelas Maret Univer-
sity Press. Surakarta. 192 p.
Syafrudin, D. 2011. Keanekaragaman Jenis Burung pada Beberapa Tipe
Habitat di Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC), Taman
Nasional Bukit Barisan Selatan Lampung. Skripsi. Institut Pertanian
Bogor. Bogor. 67 p.
Watalee, H., Ningsih, S. dan Ramlah, S. 2013. Keanekaragaman jenis burung
di Hutan Rawa Saembawalati Desa Tomui Karya Kecamatan Mori Atas
Kabupaten Morowali. Warta Rimba. 1 (1) : 1 — 8.
Recommended