View
115
Download
4
Category
Preview:
DESCRIPTION
dokumen perusahaan
Citation preview
ANALISIS LABA KOTOR SEBAGAI SALAH SATU ALAT
DALAM MENETAPKAN HARGA JUAL (Studi Kasus pada Perusahaan Indah Cemerlang Malang)
SKRIPSI
Diajukan untuk menempuh Ujian Sarjana
pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya
DEWI SAFITRI WULANDARI
NIM. 0310320041
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS
KONSENTRASI MANAJEMEN KEUANGAN MALANG
2007
MOTTO
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati nurani agar kamu bersyukur”
(An – Nahl: 78)
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri”
(Ar – Ra’d: 11)
“Perjuanganmu Terletak Pada Ambisi & Keinginanmu,
Perilaku & Kesabaranmu Ditentukan Oleh Imanmu”
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI
Saya menyatakan dengan sebenar - benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya,
di dalam naskah ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh pihak
lain untuk mendapatkan karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan
oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebut
dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.
Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur -
unsur jiplakan, saya bersedia skripsi ini digugurkan dan gelar akademik yang telah
saya peroleh (S - 1) dibatalkan, serta diproses dengan peraturan perundang -
undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, Pasal 25 ayat 2 dan Pasal 70)
Malang, April 2007
Nama : Dewi Safitri Wulandari
NIM : 0310320041
iii
RINGKASAN
Dewi Safitri Wulandari, 2007, Analisis Laba Kotor Sebagai Salah Satu Alat Dalam Menetapkan Harga Jual (Studi Kasus pada Perusahaan Indah Cemerlang Malang), Pembimbing: Drs. Muhammad Saifi, M.Si & Dra. Zahroh Z.A., M.Si., 80 Hal + xi
Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat menyebabkan ketatnya
persaingan sehingga menuntut para pengusaha untuk mencari cara agar tetap dapat mempertahankan eksistensinya di dalam dunia usaha. Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan adalah melalui strategi penetapan harga melalui analisis laba kotor. Dimana pada perusahaan Indah Cemerlang Malang, harga yang dianggarkan lebih besar dibandingkan dengan realisasinya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengevaluasi metode penetapan harga jual yang ditetapkan oleh perusahaan Indah Cemerlang Malang serta untuk mengetahui analisis laba kotor dapat dijadikan sebagai salah satu alat dalam menetapkan harga jual.
Metode penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Adapun fokus penelitiannya adalah harga jual yang ditetapkan oleh perusahaan, laba kotor, penjualan, serta harga pokok penjualan baik anggaran maupun realisasi. Sedangkan lokasi penelitian bertempat pada Perusahaan Indah Cemerlang Malang, Jl. Ronggonoto No.261 Singosari Malang. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan menggunakan analisis laba kotor.
Berdasarkan analisis laba kotor dengan menggunakan metode anggaran yang telah dilakukan diketahui bahwa terdapat selisih yang menguntungkan pada selisih volume harga pokok sebesar Rp 605.699,00 dan selisih sales mix sebesar Rp 59.230,50. Sedangkan selisih yang tidak menguntungkan terdapat pada harga jual sebesar Rp 30.237.500,00, volume penjualan sebesar Rp 1.080.000,00 dan selisih harga pokok penjualan sebesar Rp 13.585.567,50.
Berdasarkan analisis laba kotor maka dapat diketahui bahwa selisih tidak menguntungkan yang paling besar terdapat pada harga jual. Hal itu dikarenakan perusahaan dalam menetapkan anggaran harga jual terlalu tinggi bila dibandingkan dengan harga jual oleh perusahaan yang sejenis lainnya. Sehingga pada realisasinya perusahaan menurunkan harga jualnya meskipun masih lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan sejenis lainnya. Harga jual yang tinggi itulah yang menyebabkan volume penjualan menjadi menurun. Analisis laba kotor dapat dijadikan sebagai salah satu alat dalam menetapkan harga jual, dengan melihat penyebab selisih yang terjadi. Sehingga diharapkan perusahaan dapat mengambil tindakan atas penyimpangan yang terjadi dan lebih hati – hati dalam menetapkan anggaran agar realisasinya sesuai dengan yang dianggarkan.
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Laba Kotor Sebagai Salah Satu
Alat Dalam Menetapkan Harga Jual (Studi Kasus pada Perusahaan Indah
Cemerlang Malang).”
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat
dalam memperoleh gelar Sarjana Ilmu Administrasi Bisnis pada Fakultas Ilmu
Administrasi Universitas Brawijaya Malang.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar -
besarnya kepada:
1. Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, hidayah dan kesempatan bagi
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Dr. Suhadak, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya.
3. Bapak Prof. Dr. Bambang Swasto S., ME, selaku Ketua Jurusan
Aministrasi Bisnis Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya.
4. Bapak Drs. Wasis A. Latief, MP, selaku Sekretaris Jurusan Administrasi
Bisnis Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya.
5. Bapak Drs. Muhammad Saifi, M.Si, selaku ketua komisi pembimbing dan
ibu Dra. Zahroh Z.A, M.Si, selaku anggota komisi pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, pengarahan, kritik dan saran yang membangun
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak dan ibu dosen Fakultas Ilmu Administrasi khususnya Jurusan
Administrasi Bisnis yang telah memberikan ilmunya, serta membantu
kelancaran proses belajar.
7. Bapak Abdul Rahman Zubaidi, selaku pimpinan Perusahaan Indah
Cemerlang Malang yang telah memberikan kesempatan dan kepercayaan
kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.
v
8. Mbak Chusmaini, selaku bagian administrasi dan pembukuan perusahaan
Indah Cemerlang Malang yang telah memberikan informasi, bimbingan,
pengarahan, saran dan penyempurnaan data selama melaksanakan
penelitian.
9. Kedua orang tua tercinta (ibu Suparmi dan (Alm.) bapak Riadi) serta
kakak tersayang ( mas Dyan Setyo Wahyudi) yang telah memberikan
dukungan moral dan material sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
10. Teman - teman seperjuangan, teman - teman Bisnis angkatan 2003, teman
- teman P3K2 Kopma, serta teman - teman Kertosentono 96A yang telah
memberikan dukungan dan semangatnya.
11. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini , penulis
ucapkan terima kasih atas segala bantuannya.
12. Untuk semua ketulusan yang pernah hadir dalam hidup, yang telah
memberi arti yang sangat berharga.
Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun
sangat penulis harapkan. Semoga karya skripsi ini bermanfaat dan dapat
memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.
Malang, April 2007
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
MOTTO ................................................................................................... iii PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI .......................................... iv RINGKASAN .......................................................................................... v KATA PENGANTAR ............................................................................. vi DAFTAR ISI ............................................................................................ viii DAFTAR TABEL .................................................................................... x DAFTAR GAMBAR/BAGAN ................................................................ xi BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................. 1 B. Perumusan Masalah ......................................................... 3 C. Tujuan Penelitian ............................................................. 4 D. Kontribusi Penelitian ........................................................ 4 E. Sistematika Pembahasan .................................................. 4
BAB II : KAJIAN PUSTAKA A. Anggaran
1. Pengertian Anggaran ................................................... 6 2. Jenis Anggaran ........................................................... 6 3. Tujuan Anggaran ........................................................ 8 4. Manfaat Anggaran ...................................................... 8
B. Harga 1. Pengertian Harga ........................................................ 9 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Penetapan Harga Jual ................................................. 10 3. Metode Penetapan Harga Jual .................................... 13 4. Siklus Hidup Penetapan Harga ................................... 14 5. Hubungan Harga Jual dengan Harga Pokok Penjualan 16
C. Analisis Laba 1. Peranan Analisis Laba ................................................. 17 2. Analisis Laba Kotor ................................................... 18 3. Sebab-Sebab Perubahan Laba Kotor .......................... 27 4. Peranan Analisis Laba Kotor terhadap Penetapan
Harga Jual ..................................................................... 28
BAB III : METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ................................................................. 30 B. Fokus Penelitian ............................................................... 31 C. Lokasi Penelitian .............................................................. 31 D. Sumber Data ..................................................................... 32 E. Pengumpulan Data ........................................................... 32 F. Instrumen penelitian .......................................................... 33 G. Teknik Analisis Data ......................................................... 34
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan
1. Sejarah Perusahaan ...................................................... 36
vii
2. Lokasi Perusahaan ....................................................... 36 3. Tujuan Perusahaan ...................................................... 38 4. Struktur Organisasi ..................................................... 39 5. Personalia .................................................................... 42 6. Proses dan Hasil Produksi ........................................... 44 7. Pemasaran ................................................................... 46 8. Keuangan .................................................................... 48
B. Analisis dan Interprestasi Data 1. Analisis Laba Kotor .................................................... 58 2. Analisis Selisih yang Terjadi ...................................... 72
BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ....................................................................... 78 B. Saran .................................................................................. 79
DAFTAR PUSTAKA
viii
DAFTAR TABEL
No Judul Hal.
1 Harga Jual Tahun 2005 Perusahaan Indah Cemerlang 2
2 Daftar Harga Paving Stone Perusahaan Sejenis Lainnya 3
3 Jumlah Karyawan Perusahaan Indah Cemerlang 42
4 Jumlah Karyawan Menurut Jenis Pekerjaan Perusahaan Indah Cemerlang
42
5 Kualitas Pendidikan Karyawan Perusahaan Indah Cemerlang 43
6 Jumlah Produksi Tahun 2004 – 2005 Perusahaan Indah Cemerlang
48
7 Kuantitas Penjualan Perusahaan Indah Cemerlang Tahun 2004 49 8 Kuantitas Penjualan Perusahaan Indah Cemerlang Tahun 2005 49 9 Jenis Biaya – Biaya Perusahaan Indah Cemerlang
Tahun 2004 - 2005 50
10 Laporan Harga Pokok Produksi Perusahaan Indah Cemerlang Tahun 2004
51
11 Anggaran Harga Pokok Produksi Perusahaan Indah Cemerlang Tahun 2005
52
12 Laporan Harga Pokok Produksi Perusahaan Indah Cemerlang Tahun 2005
53
13 Realisasi Laba Kotor Perusahaan Indah Cemerlang Tahun 2004 54 14 Anggaran Laba Kotor Perusahaan Indah Cemerlang Tahun 2005 54 15 Realisasi Laba Kotor Perusahaan Indah Cemerlang Tahun 2005 55 16 Volume Penjualan yang Sesungguhnya dengan Harga Menurut
Anggaran Perusahaan 55
17 Laporan Rugi Laba Perusahaan Indah Cemerlang Tahun 2004 – 2005
56
18 Perhitungan Harga Jual Perusahaan Indah Cemerlang Tahun 2005
57
19 Hasil Analisis Laba Kotor dengan Metode Tahun Dasar Perusahaan Indah Cemerlang
61
20 Hasil Analisis Laba Kotor dengan Metode Tahun Dasar dengan Memasukkan Selisih Sales Mix Perusahaan Indah Cemerlang
63
21 Hasil Analisis Laba Kotor dengan Metode Anggaran Perusahaan Indah Cemerlang
67
22 Hasil Analisis Laba Kotor dengan Metode Anggaran dengan Memasukkan Selisih Sales Mix Perusahaan Indah Cemerlang
69
23 Perbedaan Hasil Analisis Metode Tahun Dasar dengan Metode Anggaran Perusahaan Indah Cemerlang
71
24 Daftar Perbandingan Harga Paving Stone dan Tegel Tahun 2005 73
25 Prosentase Laba Perusahaan Indah Cemerlang tahun 2004 – 2005
76
ix
DAFTAR GAMBAR/BAGAN
No Judul Hal.1 Faktor-Faktor yang Mempengruhi Penetapan Harga 12 2 Bagan Analisis Selisih Laba Kotor 26 3 Struktur Organisasi Perusahaan Indah Cemerlang 39 4 Proses Pembuatan Paving Stone Perusahaan Indah Cemerlang 46 5 Bagan Analisis Selisih Laba Kotor Perusahaan Indah Cemerlang 70
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat menyebabkan semakin
ketatnya persaingan usaha baik dalam lingkup nasional, regional, maupun
internasional. Ketatnya persaingan ini, menuntut para pengusaha untuk mencari
cara agar tetap dapat mempertahankan eksistensinya di dalam dunia usaha. Agar
dapat mempertahankan kelangsungan usahanya, maka perusahaan dituntut untuk
lebih inovatif dan memiliki strategi yang tepat dan cermat agar mampu bertahan
dalam persaingan.
Setiap perusahaan, di dalam menjalankan usahanya, baik yang bergerak
dalam bidang perdagangan, perindustrian maupun jasa, pasti mempunyai tujuan
tertentu, yaitu mendapatkan laba sebesar-besarnya dengan menggunakan sumber
daya yang dimiliki seefisien mungkin. Secara garis besarnya bahwa perusahaan di
dalam menjalankan usahanya selalu diharapkan berpedoman pada prinsip
ekonomi, yaitu berusaha mencari laba yang maksimal dengan biaya yang
seminimal mungkin.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen dalam
mencapai tujuan perusahaan adalah melalui strategi penetapan harga. Penetapan
harga memiliki implikasi penting terhadap strategi bersaing perusahaan. Strategi
harga dapat membawa pengaruh besar terhadap laba perusahaan, karena harga
mempengaruhi pendapatan dan biaya total. Banyak perusahaan yang
menggunakan strategi harga dengan tujuan agar dapat memperoleh laba dengan
cepat.
Pada suatu perusahaan, laba yang diharapkan seringkali tidak dapat dicapai
sesuai dengan targetnya, sedangkan ukuran yang sering dipakai untuk menilai
sukses tidaknya manajemen suatu perusahaan adalah laba yang diperoleh karena
laba umumnya merupakan tujuan utama perusahaan. Laba akan diperoleh jika
dalam periode akuntansi yang sama jumlah pendapatan lebih besar daripada biaya
yang dikeluarkan. Untuk membantu perusahaan dalam menetapkan harga yang
sesuai, maka pihak manajemen dapat menggunakan suatu alat analisis yang
disebut analisis laba kotor. Rencana untuk mencapai laba yang diharapkan oleh
2
perusahaan, maka perusahaan perlu membuat suatu anggaran. Dimana agar
anggaran dapat benar-benar efektif, maka sistem penganggaran yang baik harus
mencakup perencanaan dan pengendalian.
Perusahaan Indah Cemerlang Malang adalah perusahaan pabrikasi yang
bergerak di bidang industri bahan bangunan. Bahan bangunan mempunyai
prospek yang cukup cerah di Indonesia. Terbukti dengan semakin meningkatnya
permintaan konsumen terhadap bahan bangunan di Indonesia khususnya di
Malang dari tahun ke tahun. Perusahaan ini memiliki beberapa jenis produk yang
dipasarkan yaitu Paving Stone Segala Motif, Paving Stone Gross L/8, dan Paving
Stone Segi Enam. Perusahaan ini mengalami perkembangan yang cukup pesat
dengan tingkat penjualan yang terus meningkat pada tiap tahunnya. Namun pada
tahun 2005, perusahaan ini mengalami penurunan laba kotor dari tahun yang
dianggarkan sehingga mempengaruhi laba bersih yang ditargetkan oleh
perusahaan. Berdasarkan informasi dari perusahaan, penurunan tersebut
dikarenakan meningkatnya harga bahan baku pada tahun 2005. Selain itu, harga
produk yang dianggarkan dari perusahaan ini cenderung lebih tinggi dibandingkan
dengan realisasi yang terjadi. Berikut informasi yang diperoleh dari perusahaan
Indah Cemerlang mengenai harga jual yang dianggarkan dan realisasi pada tahun
2005 pada tabel 1, berikut ini:
Tabel 1 Harga Jual Tahun 2005
Perusahaan Indah Cemerlang
Jenis Produk Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) PS. Segala Motif 28.950,00 27.850,00 PS. Gross L/8 26.500,00 25.550,00 PS. Segi Enam 24.350,00 24.500,00
Sumber: Perusahaan Indah Cemerlang, Malang, 2006
Faktor eksternal yang mungkin juga ikut mempengaruhi dalam penetapan
harga adalah seiring dengan majunya Perusahaan Indah Cemerlang telah banyak
pula berdiri pabrik paving stone lainnya di Malang yang menjadi pesaing bagi
perusahaan ini. Dengan semakin banyaknya pesaing, baik secara langsung
maupun tidak langsung maka akan menimbulkan persaingan di bidang produksi
bahan bagunan terutama paving stone dan di bidang penetapan harga produknya.
3
Berikut disajikan informasi mengenai data harga jual paving stone pada
Perusahaan Karya Abadi Singosari Malang pada tabel 2, berikut ini:
Tabel 2 Daftar Harga Paving Stone
Perusahaan Yang Sejenis Lainnya
Jenis Barang
Perusahaan Karya Abadi
(Rp) Paving Stone Sgl. Motif 27.500,00 Paving Stone Gross L/8 25.500,00 Paving Stone Segi Enam 24.500,00 Sumber: Perusahaan Indah Cemerlang, Malang, 2006
Dari tabel 2 diatas dapat dilihat bahwa harga jual yang dianggarkan oleh
Perusahaan Indah Cemerlang juga cenderung lebih tinggi apabila dibandingkan
dengan harga jual paving stone pada perusahaan yang sejenis lainnya, contohnya
pada Perusahaan Karya Abadi Malang. Oleh karenanya, strategi penetapan harga
sangat diperlukan oleh perusahaan Indah Cemerlang, terutama dalam
mengahadapi persaingan dengan perusahaan paving stone lainnya yang sejenis
khususnya yang ada di Malang.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengetahui
bagaimana analisis laba kotor dapat membantu perusahaan di dalam memutuskan
penetapan harga jual yang sesuai bagi perusahaan, agar laba yang dianggarkan
selama ini dapat terjadi. Untuk itu, skripsi ini mengambil judul ”Analisis Laba
Kotor Sebagai Salah Satu Alat Dalam Menetapkan Harga Jual.”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti ingin mengetahui apakah analisis
laba kotor dapat dijadikan sebagai salah satu alat bagi perusahaan dalam
menetapkan harga jual produknya. Untuk itu, peneliti dapat merumuskan masalah,
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah metode harga jual yang ditetapkan oleh perusahaan?
2. Apakah analisis laba kotor dapat dijadikan sebagai salah satu alat dalam
menetapkan harga jual?
4
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mencari jawaban dari masalah yang diuraikan
diatas, yaitu :
1. Mengetahui metode penetapan harga jual yang ditetapkan oleh perusahaan.
2. Mengetahui penetapan harga jual melalui analisis laba kotor.
D. Kontribusi Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yaitu :
1. Aspek teoritis.
Sebagai bahan masukan atau sumber informasi dan bahan perbandingan
bagi pihak-pihak lain yang akan melakukan penelitian lebih lanjut tentang
analisis laba kotor.
2. Aspek praktis.
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
perusahaan dalam merencanakan suatu anggaran serta dapat memberikan
gambaran pada perusahaan dalam rangka mengambil keputusan dalam
memecahkan masalah yang dihadapi.
E. Sistematika Pembahasan
BAB I : Pendahuluan
Pada bab ini berisi uraian mulai dari latar belakang penelitian,
perumusan masalah, tujuan dari penelitian yang dilakukan, dan
kontribusi penelitian yang meliputi aspek teoritis maupun aspek
praktis, serta sistematika pembahasan yang berupa garis besar dari isi
pada masing-masing bab.
BAB II : Tinjauan Pustaka
Pada bab ini akan diuraikan mengenai teori-teori yang berkaitan
dengan analisis laba kotor sebagai salah satu alat dalam menetapkan
harga jual sehingga diperoleh landasan yang kuat di dalam
menganalisa data dan memecahkan masalah yang dihadapi serta
dapat membuat kesimpulan yang logis.
BAB III : Metode Penelitian
Pada bab ini memuat tentang jenis penelitian, fokus penelitian, lokasi
penelitian, sumber data, pengumpulan data, serta teknik analisis data.
5
BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pada bab ini berisi tentang gambaran umum perusahaan dan
berdasarkan teori yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka
data-data yang telah diperoleh akan dianalisa dan akan dicari
pemecahan dari masalah yang ada.
BAB V : Penutup
Pada bab ini penulis akan mencoba menarik kesimpulan dari apa
yang telah diuraikan pada bab sebelumnya dan mencoba memberikan
saran-saran yang mungkin berguna bagi kelangsungan hidup
perusahaan.
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Anggaran
1. Pengertian Anggaran
Dalam pengelolaan perusahaan, manajemen menetapkan tujuan dan
sasaran dan kemudian membuat rencana kegiatan untuk mencapai tujuan
dan sasaran tersebut. Dampak keuangan yang diperkirakan akan terjadi
sebagai akibat dari rencana kerja tersebut kemudian disusun dan dievaluasi
melalui proses penyususunan anggaran. Penyusunan anggaran merupakan
aspek penting bagi manajemen di dalam melakukan perencanaan bisnis
dalam perusahaan. Adapun pengertian anggaran menurut Horngren, Datar ,
dan Foster (2005: 214), Anggaran adalah (a) pernyataan kuantitatif suatu
rencana kegiatan yang dibuat manajemen untuk suatu periode tertentu dan
(b) alat yang membantu mengkoordinasikan hal-hal yang perlu dilakukan
guna mengimplementasikan rencana tersebut.
Menurut Mulyadi (2001: 488), Anggaran merupakan suatu rencana
kerja yang dinyatakan secara kuantitatif, yang diukur dalam satuan moneter
standar dan satuan ukuran yang lain, yang mencakup jangka waktu satu
tahun.
Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa anggaran
merupakan suatu rencana kegiatan suatu organisasi yang disusun secara
sistematis yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan
dalam unit moneter untuk jangka waktu tertentu yang akan datang.
2. Jenis Anggaran
Setiap perusahaan memiliki kebijakan sendiri di dalam penyusunan
anggaran. Yang terpenting, anggaran harus dapat mencakup berbagai
periode waktu dan hal ini sangat tergantung kepada tipe anggaran yang akan
disusun. Oleh karena itu Nafarin (2000: 17), membedakan jenis anggaran
menjadi:
a. Menurut dasar penyusunan, anggaran terdiri dari: 1) Anggaran Variabel
Yaitu anggaran yang disusun berdasarkan interval (kisar) kapasitas (aktivitas) tertentu dan pada intinya merupakan suatu seri anggaran
7
yang dapat disesuaikan pada tingkat-tingkat aktivitas (kegiatan) yang berbeda.
2) Anggaran Tetap Yaitu anggaran yang disusun berdasarkan suatu tingkat kapasitas tertentu.
b. Menurut cara penyusunan, anggaran terdiri dari: 1) Anggaran Periodik
Adalah anggaran yang disusun untuk satu periode tertentu, pada umumnya periodenya satu tahun yang disusun setiap akhir periode.
2) Anggaran Kontinu Adalah anggaran yang dibuat untuk mengadakan perbaikan anggaran yang pernah dibuat.
c. Menurut jangka waktunya, anggaran terdiri dari: 1) Anggaran Jangka Pendek (Anggaran Taktis)
Adalah anggaran yang dibuat dengan jangka waktu paling lama sampai satu tahun.
2) Anggaran Jangka Panjang (Anggaran Strategis) Adalah anggaran yang dibuat dengan jangka waktu lebih dari satu tahun.
d. Menurut bidangnya, anggaran terdiri dari: 1) Anggaran Operasional
Adalah anggaran untuk menyusun anggaran laporan rugi laba. Anggaran operasional terdiri dari, anggaran penjualan, anggaran biaya pabrik, anggaran beban usaha, dan anggaran laporan rugi laba.
2) Anggaran Keuangan Adalah anggaran untuk menyusun anggaran neraca. Anggaran keuangan terdiri dari, anggaran kas, anggaran piutang, anggaran persediaan, anggaran utang, dan anggaran neraca.
e. Menurut kemampuan menyusun, anggaran terdiri dari: 1) Anggaran Komprehensif
Merupakan rangkaian dari berbagai macam anggaran yang disusun secara lengkap. Anggaran komprehensif merupakan perpaduan dari anggaran operasional dan anggaran keuangan yang disusun secara lengkap.
2) Anggaran Partial Adalah anggaran yang disusun tidak secara lengkap, anggaran yang hanya menyususun bagian anggaran tertentu saja.
f. Menurut fungsinya, anggaran terdiri dari: 1) Appropriation Budget
Adalah anggaran yang diperuntukkan bagi tujuan tertentu dan tidak boleh digunakan untuk manfaat lain.
2) Performance Budget Adalah anggaran yang disusun berdasarkan fungsi aktivitas yang dilakukan dalam perusahaan untuk menilai apakah biaya/beban yang dikeluarkan oleh masing-masing aktivitas tidak melampaui batas.
8
3. Tujuan Anggaran
Menurut Nafarin (2000: 12), tujuan penyusunan anggaran, yaitu :
a. Untuk digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan penggunaan dana.
b. Untuk mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari dan digunakan. c. Untuk merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis penggunaan
dana, sehingga dapat mempermudah pengawasan.. d. Untuk merasionalkan sumber dan penggunaan dana agar dapat mencapai
hasil yang maksimal. e. Untuk menyempurnakan rencana yang telah disusun, karena dengan
anggaran lebih jelas dan nyata terlihat. f. Untuk menampung dan menganalisa serta memutuskan setiap usulan
yang berkaitan dengan keuangan.
4. Manfaat Anggaran
Anggaran merupakan suatu rencana kegiatan suatu organisasi yang
disusun secara sistematis yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya
dinyatakan dalam unit moneter untuk jangka waktu tertentu yang akan
datang. Jadi dari pengertian tersebut tersirat bahwa anggaran sebagai alat
perencanaan. Manfaat anggaran sebagai alat perencanaan dan juga anggaran
memiliki manfaat yang lainnya, dapat dijelaskan oleh Supriyono (2000: 18)
sebagai berikut :
a. Penyusunan anggaran merupakan kekuatan manajemen dalam menyusun
perencanaan, di mana manajemen melihat ke depan untuk menentukan
tujuan perusahaan yang dinyatakan di dalam ukuran finansial.
b. Anggaran dapat digunakan alat koordinasi berbagai kegiatan perusahaan,
misalnya koordinasi antara kegiatan penjualan dengan kegiatan produksi.
c. Implementasi anggaran dapat menciptakan alat untuk pengawasan
kegiatan perusahaan. Penyimpangan antara anggaran dengan realisasi
dihitung dan dianalisa, dan manajemen dapat mengetahui penyebab
adanya penyelewengan tersebut.
d. Berdasar teknik yang digunakan di dalam anggaran, manajemen dapat
memeriksa dengan seksama penggunaan sumber ekonomi yang dimiliki
perusahaan apakah dapat berdaya guna (efisien) dan berhasil guna
(efektif).
9
e. Pemakaian anggaran mengakibatkan timbulnya suasana yang
bersemangat untuk memperoleh laba, timbul kesadaran tentang
pentingnya biaya sebelum dana disediakan. Tekanan anggaran bukan
semata-mata menekan biaya, akan tetapi adalah memaksimalkan laba
dalam jangka panjang, dan tambahan biaya akan dibenarkan apabila
biaya tersebut diperkirakan dapat meningkatkan laba.
f. Pemakaian anggaran dapat mendorong dipakainya standar sebagai alat
pengukur prestasi suatu bagian atau individu di dalam organisasi
perusahaan.
g. Pemakaian anggaran dapat membantu manajemen di dalam pengambilan
keputusan untuk memilih beberapa alternatif yang mungkin
dilaksanakan, misalnya : membuat atau membeli, membuat atau
menyewa, menolak atau menerima pesanan khusus, mendorong atau
mengurangi produk tertentu dan sebagainya.
B. Harga Jual
1. Pengertian Harga
Harga memiliki peranan yang sangat penting bagi suatu perusahaan,
karena harga berpengaruh langsung terhadap laba perusahaan, dimana
penetapan harga dipergunakan oleh perusahaan untuk menetapkan harga jual
yang tepat dan harus dapat menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.
Selain itu harga juga digunakan oleh perusahaan sebagai strategi bersaing.
Dalam hal ini dapat dikatakan juga bahwa, harga dari suatu produk yang
akan dijual sama dengan harga jual produk tersebut. Adapun pengertian dari
harga menurut Alma (2005: 169), Harga (price) adalah nilai suatu barang
yang dinyatakan dengan uang.
Menurut McCarthy & Perreault (1995: 155), Harga adalah apa yang
dikenakan untuk sesuatu.
Winardi (1992: 2) menjelaskan bahwa, Harga adalah jumlah nilai yang
dipertukarkan para konsumen untuk mencapai manfaat penggunaan barang-
barang atau jasa-jasa.
Berdasarkan definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa harga
merupakan nilai suatu barang atau jasa yang dinyatakan dengan uang yang
10
dipertukarkan oleh konsumen untuk mencapai manfaat dari penggunaan
barang atau jasa tersebut.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Penetapan Harga Jual
Penentuan harga jual barang dan jasa merupakan suatu fungsi manajer
yang penting. Keputusan ini sulit dianalisis sebab banyak faktor yang saling
berinteraksi dalam penentuan harga jual. Keputusan penentuan harga jual
biasanya harus dibuat berulang-ulang karena harga jual dipengaruhi oleh
perubahan lingkungan eksternal maupun internal. Menurut Kotler &
Amstrong (2004: 433), faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan
penetapan harga, adalah:
a. Faktor Internal, yang terdiri dari:
1) Tujuan pemasaran
Sebelum menetapkan harga, perusahaan hendaknya memutuskan
strategi yang digunakan atas produk tersebut. Jika strategi telah
ditetapkan, maka perusahaan akan memilih pasar sasaran dan
memposisikan dirinya secara hati-hati. Setelah semuanya dilakukan,
maka strategi bauran pemsarannya, termasuk harga akan mudah
ditetapkan.
2) Strategi bauran pemasaran
Harga merupakan salah satu alat dari bauran pemasaran yang
digunakan oleh perusahaan dalam mencapai tujuan pemasarannya.
Keputusan penetapan harga harus dikoordinasikan dengan
keputusan-keputusan desain produk, distribusi, dan promosi untuk
membentuk program pemasaran yang konsisten dan efektif. Berbagai
keputusan yang dibuat untuk variabel-variabel bauran pemasaran lain
dapat mempengaruhi berbagai keputusan dalam penetapan harga.
3) Biaya
Biaya merupakan landasan bagi harga yang ditetapkan
perusahaan atas produk-produknya. Perusahaan di dalam
menetapkan harga berkeinginan agar harga tersebut dapat menutup
semua biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi,
mendistribusikan, dan menjual produk tersebut dan dapat
11
menghasilkan tingkat hasil investasi yang memadai atas semua
upaya dan resiko yang ditanggungnya. Biaya-biaya yang ditanggung
perusahaan dapat menjadi unsur penting dalam strategi penetapan
harga.
4) Pertimbangan organisasional
Manajemen harus menentukan siapa dalam organisasi tertentu
yang memutuskan dalam penetapan harga. Dalam perusahaan kecil,
harga sering ditetapkan oleh manajemen puncak, sedangkan pada
perusahaan besar, harga umumnya ditetapkan oleh manajer divisi
atau manajer lini produk. Lain halnya di pasar industri, tenaga
penjualan mungkin diijinkan untuk melakukan tawar-menawar
dengan para pelanggan dalam kisaran harga tertentu. Pihak-pihak
lain yang mempunyai pengaruh pada penetapan harga meliputi para
manajer penjualan, manajer produksi, manajer keuangan dan
akuntan.
b. Faktor Eksternal, yang terdiri dari:
1) Pasar dan permintaan
Biaya menjadi batas terendah harga sedangkan pasar dan
permintaan menjadi batas tertinggi harga. Baik konsumen maupun
pembeli industri akan menyeimbangkan harga produk atau jasa
dengan manfaat yang diperoleh apabila memiliki barang tersebut.
Dengan demikian, sebelum menetapkan harga, para pemasar harus
memahami hubungan antara harga produk dan permintaan akan
produk tersebut.
2) Biaya, harga, dan tawaran pesaing
Faktor eksternal lain yang mempengaruhi keputusan-keputusan
dalam penetapan harga adalah biaya dan harga pesaing serta reaksi
yang mungkin dilakukan oleh pesaing atas langkah-langkah
penetapan harga yang dilakukan perusahaan tertentu. Selain itu,
strategi penetapan harga, akan mempengaruhi sifat persaingan yang
dihadapinya.
12
3) Faktor-faktor lingkungan lain
Ketika perusahaan menetapkan suatu harga, maka ia juga harus
mempertimbangkan faktor-faktor lain dalam lingkungan
eksternalnya. Faktor-faktor ekonomi seperti, ledakan (boom) atau
resesi, inflasi dan tingkat suku bunga dapat mempengaruhi dalam
penetapan harga karena faktor-faktor tersebut baik biaya untuk
memproduksi produk maupun persepsi konsumen mengenai harga
dan nilai produk. Selain itu faktor pemerintah dan kepedulian sosial
juga memberi pengaruh eksternal terhadap penetapan harga. Dalam
menetapkan harga, penjualan jangka penek, pangsa pasar, sasaran
laba perusahaan mungkin terpaksa menjadi lebih sulit karena
pertimbangan-pertombangan kemasyarakatan yang lebih luas.
Gambar faktor – faktor yang mempengaruhi penetapan harga dapat
dilihat melalui gambar 1 berikut ini:
Gambar 1
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penetapan Harga
Sumber: Kotler & Amstrong (2004: 434)
Faktor-faktor Internal: Tujuan pemasaran Strategi bauran pemasaran Biaya Pertimbangan keorganisasian
Keputusan penetapan harga
Faktor-faktor Internal: Sifat pasar dan permintaan Persaingan Faktor-faktor lingkungan lain (perekonomian, pedagang perantara, dan pemerintah)
13
Perubahan harga jual bertujuan agar harga jual yang baru dapat
mencerminkan biaya saat ini (current cost) atau biaya masa depan (future
cost), kondisi pasar, reaksi pesaing, laba atau return yang diinginkan dan
sebagainya. Dalam jangka panjang, harga jual yang ditentukan harus dapat
menghasilkan return masa depan yang cukup untuk menutup semua biaya
masa depan dan laba atau return masa depan yang diinginkan (Supriyono,
2001: 314).
3. Metode Penetapan Harga Jual
Cara penetapan harga dan penanganan masalah harga jual yang
digunakan oleh perusahaan memiliki banyak cara. Dalam perusahaan kecil,
harga sering ditentkan oleh manajemen teras, bukan oleh bagian pemasaran
atau bagian penjualan, sedangkan pada perusahaan besar penetapan harga
biasanya ditangani oleh para manajemr divisi atau manajer lini produk.
Metode penetapan harga jual menurut Mulyadi (2001: 348) dapat dibagi
menjadi:
a. Penentuan Harga Jual Normal (Normal Pricing)
Metode penentuan harga jual normal seringkali disebut dengan
istilah cost-plus pricing, karena harga jual ini ditentukan dengan cara
menambah biaya masa yang akan datang dengan suatu presentase
markup (tambahan di atas jumlah biaya). Harga jual produk atau jasa
dalam keadaan normal ditentukan dengan formula sebagai berikut:
b. Penentuan Harga Jual dalam Cost-type Contract (Cost-type Contract
Pricing)
Cost-type contract adalah kontrak pembuatan produk atau jasa
dimana pihak pembeli setuju untuk membeli produk atau jasa pada harga
yang didasarkan pada total biaya yang sesungguhnya dikeluarkan oleh
produsen ditambah dengan laba yang dihitung sebesar presentase
tertentu dari total biaya sesungguhnya tersebut. Jika dalam keadaan
normal, harga jual produk atau jasa yang akan dijual di masa yang akan
datang ditentukan dengan metode cost plus pricing, berdasarkan taksiran
biaya penuh sebagai dasar, dalam cost-type contract harga jual yang
dibebankan kepada customer dihitung berdasarkan biaya penuh
14
sesungguhnya yang telah dikeluarkan untuk memproduksi dan
memasarkan produk.
c. Penentuan Harga Jual Pesanan Khusus (Special Order Pricing)
Pesanan khusus merupakan pesanan yang diterima oleh perusahaan
di luar pesanan reguler perusahaan. Biasanya customer yang melakukan
pesanan khusus ini meminta harga di bawah harga jual normal, bahkan
seringkali harga yang diminta oleh customer berada di bawah biaya
penuh, karena biasanya pesanan khusus mencakup jumlah yang besar.
Apabila harga yang diminta oleh pemesan (harga jual pesanan khusus)
lebih besar dari biaya diferensial yang berupa biaya variabel untuk
memproduksi dan memasarkan pesanan khusus, maka pesanan khusus
dapat dipertimbangkan untuk diterima.
d. Penentuan harga Jual yang Diatur dengan Peraturan Pemerintah
Harga jual yang diatur oleh peraturan pemerintah merupakan harga
jual untuk produk dan jasa yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
pokok masyarakat luas yang didasarkan pada harga jual produk dan jasa
tersebut yang ditentukan berdasarkan biaya penuh masa yang akan
datang ditambah dengan laba yang diharapkan. Dalam penentuan harga
jual yang diatur oleh peraturan pemerintah, biaya penuh masa yang akan
datang yang dipakai sebagai dasar penentuan harga jual dihitung dengan
menggunakan pendekatan full costing saja, karena pendekatan dengan
variabel costing tidak diterima sebagai prinsip akuntansi yang lazim.
4. Siklus Hidup Penetapan Harga
Di dalam menetapkan harga, perusahaan perlu memperhitungkan siklus
hidup produk, sehingga suatu perusahaan dapat mengambil suatu pandangan
jangka panjang dalam penetapan harga. Strategi prusahaan yang digunakan
berdasarkan siklus hidup produk akan berbeda. Karena tiap produk yang
berbeda dan perusahaan yang berbeda akan menggunakan strantegi yang
berbeda pula, tergantung pada struktur pasar dan elastisitas permintaan.
Adapun siklus hidup produk menurut Hansen & Mowen (2001: 640) terdiri
dari:
15
a. Tahap Pengembangan
Tahap ini pertama kali dilakukan. Selama tahap ini dilakukan, para
perancang dan insinyur merancang dan mengembangkan produk.
Pembiayaan sesuai sasaran (target costing) adalah yang paling mudah
dilakukan selama tahap pengembangan. Hal tersebut dikarenakan pada
titik ini, produk ada dalam prototip saja. Masih ada waktu untuk
pengujian pelanggan dan untuk memastikan bahwa yang dirancang
adalah produk yang tepat (sesuai dengan keinginan pelanggan). Serta
masih ada waktu untuk memastikan bahwa para pelanggan potensial
dapat memberikan perusahaan gambaran harga yang mereka inginkan
untuk produk tersebut. Dengan kata lain, selama tahap ini, sasaran
dikembangkan. Biaya rancangan dan pengembangan adalah nyata dan
dapat menjadi investasi yang besar dalam suatu produk baru.
b. Tahap Pengenalan
Pada tahap pengenalan, produk di produksi dan tersedia untuk
dijual. Penetapan harga selama tahap ini tergantung pada karakteristik
produk dan pasar. Suatu perusahaan dapat menggunakan strategi harga
rendah (a low price strategy) melaui penetrasi harga (penetration price)
atau strategi harga tinggi melalui price skimming. Penetrasi harga yaitu
penetapan harga suatu produk pada harga awal yang sangat rendah,
bahkan mungkin lebih rendah dari biaya, untuk membentuk pangsa pasar
secara cepat. Hal ini berguna ketika produk atau jasanya baru dan para
pelanggan memiliki ketidakpastian yang besar terhadap harganya.
Sedangkan strategi yang lain yaitu price skimming, dimana harga
yang tinggi ditetapkan pada awal siklus hidup produk. Strategi ini sangat
efektif digunakan ketika produknya baru, sekelompok kecil pelanggan
mengenal dengan baik nilai produk tersebut , dan perusahaan menikmati
keuntungan monopolistik. Perusahaan yang melakukan price skimming
mengharapkan menutup biaya riset dan pengembangan melalui harga
awal yang tinggi.
16
c. Tahap Pertumbuhan
Pada tahap ini, siklus hidup produk dikarakterisasikan dengan
peningkatan yang cepat dalam penjualan dan produksi. Ketika pada
tahap pengenalan, perusahaan menggunakan penetrasi harga, maka tahap
pertumbuhan akan mendukung harga yang tinggi. Untuk produk-produk
manufaktur, harga yang tinggi dapat dihasilkan dari pemberian kupon
atau diskon. Kenyataan bahwa, pertumbuhan itu ada, menunjukkan
bahwa persaingan yang ada tidak bisa mengejar perusahaan yang
pertama kali meluncurkan produk tersebut atau bahwa pasar tidak cukup
luas untuk mengakomodasikan semua perusahaan dalam industri.
Sedangkan apabila pada tahap pengenalan, perusahaan menggunakan
strategi price skimming, maka pada tahap pertumbuhan harga dapat jatuh
tapi tidak banyak, semua itu tergantung pada kekuatan pasar.
d. Tahap Pematangan
Salah satu ciri siklus hidup produk dari tahap pematangan adalah
model-model produk jadi berlipat ganda. Sedikit perubahan pada produk
membantu kesegaran produk dan menarik pelanggan lama atau baru..
hasilnya adalah harga tetap terjaga pada tingkat yang tinggi seperti
halnya pada model produk awal.
e. Tahap Penurunan
Tahap penurunan dari siklus hidup produk berarti terjadinya
penurunan pendapatan untuk seluruh industri, biasanya terdapat
goncangan dan hanya sedikit perusahaan yang dapat bertahan. Harga
produk dapat menjadi tinggi, dan hanya sedikit pelanggan yang
menginginkan produk itu dengan setia. Perusahaan lainnya melihat dan
membebankan harga yang tinggi karena alternatif harga rendah tidak
memberikan tingkat pendapatan yang cukup untuk menjaga mereka
dalam bisnis tersebut. Hasilnya adalah perusahaan bertahan menikmati
laba yang tinggi dari produk tersebut.
5. Hubungan Harga Jual dengan Harga Pokok Penjualan
Selain penjualan, faktor yang menentukan analisis laba kotor adalah
harga pokok penjualan. Sama halnya dengan penjualan, harga pokok
17
penjualan juga disebabkan oleh perubahan harga dan kuantitas produk yang
dijual. Hanya saja, perubahan harga disini adalah perubahan harga pokok
penjualan rata-rata per satuan produk.
Penentuan harga jual berasal dari harga pokok pnjualan barang tersebut.
Sedangkan harga pokok penjualan barang tersebut ditentukan oleh berapa
besar biaya yang dikorbankan untuk memperoleh atau untuk membuat
barang itu. Semakin tinggi atau besar nilai dari harga pokok penjualan, maka
semakin besar harga jual yang ditetapkan oleh suatu perusahaan terhadap
barang tersebut. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah atau kecil nilai
harga pokok penjualan maka harga jual yang dibebankan terhadap barang
tersebut menjadi semakin rendah atau kecil.
C. ANALISIS LABA
1. Peranan Analisis Laba
Laba merupakan tujuan utama perusahaan pada umumnya, dimana
selisih antara pendapatan yang diterima dengan biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan disebut dengan laba. Untuk itu dalam menjalankan kegiatannya,
perusahaan harus merencanakan kegiatannya dengan seefektif dan seefisien
mungkin agar dapat dicapai laba sesuai dengan yang diharapkan.
Keberhasilan manajemen jangka pendek dapat dilihat dari laba yang
diperoleh dibandingkan dengan rencana laba yang ditetapkan sebelumnya.
Apabila terjadi penyimpangan realisasi laba dengan rencana laba perlu
dianalisis dan diselidiki sebab-sebabnya agar dapat bermanfaat bagi
perusahaan.
Peranan analisis laba menurut Supriyono (2000: 175) adalah sebagai
berikut:
a. Memberikan petunjuk elemen yang menyimpang, jumlah penyimpangan
dan pengaruhnya terhadap laba yang dicapai perusahaan, sebab
penyimpangan, letak terjadinya penyimpangan, pihak yang
bertanggungjawab dan penyimpangan dapat dikendalikan oleh pusat
kegiatan tertentu atau tidak.
18
b. Memberikan petunjuk untuk anggaran laba periode berikutnya dengan
menyelidiki penyimpangan dan dapat dipakai untuk menilai ketepatan
rencana laba sebagai pengukur dan pengevaluasi realisasi laba.
2. Analisis Laba Kotor
Laba kotor merupakan bagian dari analisis laba. Adapun pengertian dari
analisis laba kotor menurut Supriyono (2000: 179) adalah memecah-mecah
atau mebagi menjadi bagian-bagian atau elemen-elemen yang lebih kecil
dengan tujuan untuk menentukan penyebab penyimpangan laba kotor dan
untuk mengetahui hubungan antara elemen-elemen tersebut.
Polimeni & Cashin (1986: 116) menyederhanakan pengertian dari
analisis laba kotor yaitu usaha menemukan sebab-sebab bertambahnya atau
berkurangnya laba kotor.
Jadi analisis laba kotor merupakan proses analisis berkelanjutan atas
penyimpangan yang terjadi melalui perbandingan antara pelaksanaan
rencana dengan realisasi laba kotor yang terjadi.
Berkaitan dengan pengertian diatas, maka perlu untuk diketahui elemen-
elemen apa saja yang membentuk laba kotor tersebut. Menurut Supriyono
(2000: 178), elemen-elemen laba kotor dapat dibagi menurut elemen-elemen
yang menentukan besarnya laba kotor sebagai berikut:
a. Elemen penghasilan penjualan, elemen ini ditentukan oleh besarnya: 1) Harga jual satuan. 2) Kuantitas atau volume penjualan.
b. Elemen harga pokok penjualan, elemen ini ditentukan oleh besarnya: 1) Harga pokok penjualan setiap satuan produk. 2) Kuantitas atau volume penjualan
Penyimpangan laba kotor adalah selisih antara laba kotor (dapat berupa
laba kotor yang dianggarkan, standar laba kotor, atau laba kotor tahun
sebelumnya) dengan realisasi laba kotor yang dicapai.
Berkaitan dengan hal tersebut, menurut Supriyono (2000: 180 - 188)
elemen-elemen yang menentukan besarnya laba kotor dan analisis selisih
(penyimpangan) yang timbul, dengan anggapan bahwa rencana laba kotor
berupa anggaran laba kotor, dapat dijelaskan sebagai berikut:
19
a. Anggaran Laba Kotor dan Selisih Laba Kotor (Gross Profit
Budgeted dan Gross Profit Variances)
Anggaran laba kotor adalah laba kotor yang diharapkan akan dapat
dicapai pada periode anggaran atau periode akuntansi tertentu. Besarnya
anggaran laba kotor dapat dihitung dari anggaran penjualan dikurangi
anggaran harga pokok penjualan pada periode yang bersangkutan.
Selisih laba kotor adalah selisih yang timbul karena perbedaan antara
realisasi laba kotor dibandingkan dengan anggaran laba kotor untuk
periode yang bersangkutan, yang dapat dihitung dengan rumus:
Dimana,
SLK = Selisih laba kotor
PS = Penjualan Sesungguhnya
HP S = Harga pokok penjualan sesungguhnya
AP = Anggaran penjualan
A HP = Anggaran harga pokok penjualan
LKS = Laba kotor sesungguhnya
ALK = Anggaran laba kotor
sifat selisih:
Selisih laba kotor tersebut dianalisis lebih lanjut menjadi elemen-
elemen selisih penjualan dan elemen harga pokok penjualan.
b. Anggaran Penjualan dan Selisih Penjualan (Sales Budget dan Sales
Variances)
Anggaran penjualan adalah penjualan yang diharapkan akan dapat
dicapai pada periode akuntansi atau periode anggaran tertentu. Besarnya
anggaran penjualan dapat dihitung dari kuantitas atau volume penjualan
SLK = (PS - HP S) – (AP – A HP) atau = LKS - ALK
Apabila, LKS > ALK, maka SLK menguntungkan (favorable) LKS < ALK, maka SLK merugikan (unfavorable)
20
yang dianggarkan dikalikan dengan harga pasar satuan yang dianggarkan
dari setiap jenis produk atau barang dagangan yang dijual.
Selisih penjualan adalah selisih yang timbul karena perbedaan antara
realisasi penjualan dibandingkan dengan anggaran penjualan untuk
periode yang bersangkutan. Selisih penjualan dapat dihitung dengan
rumus:
Dimana,
SP = Selisih penjualan
KS = Kuantitas atau volume penjualan sesungguhnya
HJS = Harga jual satuan sesungguhnya
KA = Kuantitas atau volume penjualan dianggarkan
HJA = Harga jual satuan dianggarkan
PS = Penjualan sesungguhnya
PA = Penjualan dianggarkan
Sifat selisih:
Selanjutnya selisih penjualan dianalisis penyebabnya, ke dalam dua
macam selisih, yaitu:
1) Selisih Harga Jual (Sales Price variance)
Selisih harga jual adalah selisih penjualan yang ditimbulkan oleh
perbedaan antara harga jual sesungguhnya atau realisasi harga jual
dibandingkan dengan harga jual yang dianggarkan. Selisih harga jual
dapat dihitung sebagai berikut:
SP = (KS x HJS) – (KA x HJA) atau = PS - PA
Apabila PS >PA, maka SP menguntungkan (favourable) PS < PA, maka SP merugikan (unfavourable)
SHJ = (KS x HJS) – (KS x HJA) = KS (HJS - HJA)
21
Dimana,
SHJ = Selisih harga jual
KS = Kuantitas atau volume penjualan sesungguhnya
HJS = Harga jual satuan sesungguhnya
HJA = Harga jual satuan dianggarkan
Sifat selisih:
2) Selisih Kuantitas atau Volume Penjualan (Sales Quantity atau
Volume Variance)
Selisih kuantitas penjualan adalah selisih penjualan yang
disebabkan perbedaan antara kuantitas penjualan sesungguhnya atau
volume sesungguhnya dibandingkan dengan kuantitas penjualan
yang dianggarkan. Selisih kuantitas penjualan dapat dihitung sebagai
berikut:
Dimana:
SKP = Selisih kuantitas penjualan atau selisih volume penjualan
KS = Kuantitas atau volume penjualan sesungguhnya
KA = Kuantitas atau volume penjualan dianggarkan
HJA = Harga jual satuan menurut anggaran
c. Anggaran Harga Pokok Penjualan dan Selisih Harga Pokok
Penjualan (Cost of Sales Budget dan Cost of Sales Variance)
Anggaran harga pokok penjualan adalah harga pokok penjualan yang
diharapkan akan terjadi untuk produk atau barang dagangan yang akan
dijual pada periode akuntansi tertentu atau periode anggaran atau yang
direncanakan. Besarnya harga pokok penjualan adalah harga pokok
penjualan per satuan dikalikan kuantitas atau volume penjualan yang
dianggarkan.
Apabila, HJS > HJA, maka SHJ menguntungkan (favourable) HJS < HJA, maka SHJ merugikan (unfavourable)
SKP = (KS x HJA) – (KA x HJA) = (KS - KA) HJA
22
Selisih harga pokok penjualan adalah selish yang timbul karena
perbedaan harga pokok penjualan yang sesungguhnya (realisasi)
dibandingkan dengan harga pokok penjualan yang direncanakan atau
dianggarkan, atau standar atau periode sebelumnya. Selisih harga pokok
penjualan dapat dihitung dengan rumus:
Dimana:
SHP = Selisih harga pokok penjualan
KS = Kuantitas atau volume penjualan sesungguhnya
H HP S = Harga-harga pkok penjualan satuan yang sesungguhnya
KA = Kuantitas atau volume penjualan dianggarkan
H HP A = Harga pokok penjualan per satuan dianggarkan
HP S = Harga pokok penjualan sesungguhnya
HP A = Harga pokok penjualan dianggarkan
Sifat selisih:
Selanjutnya selisih harga pokok penjualan dianalisa penyebabnya ke
dalam dua macam selisih, yaitu:
1) Selisih Harga-Harga Pokok Penjualan (Cost of Sales Price Variance)
Selisih harga pokok penjualan adalah selisih harga pokok
penjualan yang timbul disebabkan perbedaan antara harga-harga
pokok penjualan sesungguhnya dengan harga-harga pokok penjualan
yang dianggarkan atau standar, atau periode sebelumnya.
Untuk perusahaan yang menggunakan sistem harga pokok
standar, besarnya harga-harga pokok penjualan di laporan rugi-laba
dibebani sebesar standarnya, sehingga pada sistem ini tidak timbul
selisih harga-harga pokok penjualan karena selisih biaya produksi
telah dianalisa pada setiap elemen biaya produksi.
Selisih harga pokok penjualan dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
SHP = (KS x H HP S) – (KA x HHP A) = HP S – HP A
Apabila, HP S > HP A, maka S HP merugikan (unfavourable) HP S < HP A, maka S HP menguntungkan (unfavourable)
23
Dimana,
SHHP = Selisih harga-harga pokok
KS = Kuantitas atau volume penjualan sesungguhnya
HHP S = Harga-harga pokok penjualan per satuan sesungguhnya
HHP A = harga-harga pokok penjualan per satuan dianggarkan
Sifat selisih:
2) Selisih Kuantitas atau Volume Harga Pokok Penjualan (Cost of sales
Quantity on Volume Variance)
Selisih kuantitas harga pokok penjualan adalah selisih harga
pokok penjualan yang timbulnya disebabkan perbedaan antara
kuantitas atau volume penjualan yang sesungguhnya dibandingkan
dengan kuantitas atau volume penjualan yang direncanakan atau
dianggarkan, atau standar atau periode sebelumnya.
Sifat selisih kuantitas penjualan akan selalu berlawanan dengan
sifat selisih kuantitas harga pokok penjualan, apabila selisih kuantitas
penjualan merugikan maka selisih kuantitas harga pokok penjualan
menguntungkan, apabila selisih kuantitas penjualan menguntungkan
maka selisih kuantitas harga pokok penjualan merugikan.
Selisih kuantitas harga pokok penjualan dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut:
Dimana,
SKHP = Selisih kuantitas atau volume harga pokok penjualan
KS = Kuantitas penjualan sesungguhnya
SHHP = (KS x HHP S) – (KS x HHP A) = KS (HHP S – HHP A)
Apabila, HHP S > HHP A, maka selisih merugikan (unfavourable) HHP S < HHP A, maka selisih menguntungkan (favourable)
SKHP = (KS x HHP A) – (KA x HHP A) = (KS - KA) HHP A
24
HHP A = Harga-harga pokok penjualan per satuan dianggarkan
atau standar, atau periode sebelumnya.
KA = Kuantitas penjualan dianggarkan
Sifat selisih:
d. Selisih Kuantitas atau Volume Bersih (Net Quantity or Volume
Variance), Selisih Komposisi Penjualan (Sales Mix Variance) dan
Selisih Kuantitas Final (Final Sales Quantity Variance)
Selisih kuantitas bersih dapat dihitung dengan menjumlahkan selisih
kuantitas penjualan ditambah dengan selisih kuantitas harga pokok
penjualan.
Apabila perusahaan menjual barang dagangan atau produk lebih dari
satu macam, selisih kuantitas bersih dapat dianalisa lebih lanjut ke dalam
dua penyebab selisih, yaitu:
1) Selisih Komposisi atau Campuran Penjualan
Selisih komposisi penjualan adalah selisih yang timbulnya
disebabkan perbedaan antara laba kotor pada komposisi
sesungguhnya dibandingkan dengan laba kotor pada komposisi yang
dianggarkan.
Rumus perhitungan selisih komposisi penjualan, di mana rencana
laba kotor didasarkan anggaran adalah sebagai berikut:
Dimana,
SKm P = Selisih komposisi penjualan
LKKm S = Laba kotor pada komposisi sesungguhnya
LKKm A = Laba kotor pada komposisi dianggarkan
KSJ = Kuantitas sesungguhnya setiap jenis produk yang dijual
LKAJ = laba kotor dianggarkan setiap jenis produk per satuan
TKS = Total kuantitas sesungguhnya
Apabila, KS > KA, maka SKHP merugikan (unfavourable) KS < KA, maka SKHP menguntungkan (favourable)
SKm P = LKKm S – LKKm A = (KSJ x LKAJ) – (TKS x
25
LKR = Laba kotor rata-rata per satuan dianggarkan
Selisih komposisi penjualan dapat dihitung untuk setiap jenis
produk yang dijual dengan rumus sebagai berikut:
Dimana,
SKm P = Selisih komposisi penjualan
Km S = Komposisi sesungguhnya setiap jenis produk
Km A = Komposisi dianggarkan setiap jenis produk
LKA = Laba kotor diamggarkan setiap produk
Sifat Selisih:
2) Selsih Kuantitas Penjualan Final
Selisih kuantitas penjualan final adalah selisih yang timbulnya
disebabkan perbedaan antara laba kotor pada komposisi yang
dianggarkan dengan laba kotor yang dianggarkan untuk periode yang
bersangkutan.
Rumus perhitungan selisih kuantitas penjualan final apabila dasar
perbandingan adalah anggaran, yaitu:
Dimana,
SKPF = Selisih kuantitas penjualan final
TKS = Total kuantitas penjualan sesungguhnya
LKR = Laba kotor rata-rata dianggarkan
KA = Kuantitas penjualan dianggarkan setiap jenis produk
LKs A = Laba kotor satuan dianggarkan setuiap jenis produk
TKA = Total kuantitas penjualan dianggarkan
SKm P = (Km S – Km A) LKA
Apabila, Km S > Km A, maka SKm menguntungkan (favourable) Km S < Km A, maka SKm merugikan (unfavourable)
SKPF = (TKS x LKR) – (KA x LKs A) = (TKS X LKR) – (TKA X LKR) = (TKS – TKA) LKR
26
Sifat selisih:
Berdasarkan analisis selisih diatas, maka dapat disusun bagan analisis
selisih laba kotor pada gambar 2 berikut ini:
Gambar 2
Bagan Analisis Selisih laba Kotor
Sumber: Supriyono (2000: 195)
Apabila, TKS > TKA, maka menguntungkan (favourable) TKS < TKA, maka merugikan (unfavourable)
Anggaran Laba Kotor
Laba Kotor Sesungguhnya
Selisih Harga Pokok Penjualan
Selisih Laba Kotor
Selisih harga Pokok penjualan
Selisih Penjualan
Selisih Kuantitas Penjualan
Selisih Harga Jual
Selisih Kuantitas Harga Pokok
Penjualan
Selisih Kuantitas Bersih
Selisih Kuantitas penjualan Final
Selisih komposisi penjualan
27
3. Sebab-Sebab Perubahan laba Kotor.
Analisis perubahan laba kotor lebih memberikan manfaat apabila alat
pembandingnya adalah anggaran atau standar daripada apabila dibandingkan
dengan periode sebelumnya. Perubahan yang terjadi perlu diinvestigasi lebih
lanjut untuk menentukan penyebab adanya perubahan dan siapa yang
bertanggungjawab atas penyimpangan tersebut.
Menurut Supriyono (2000: 196), pada umumnya yang bertanggungjawab
terhadap penyimpangan adalah:
a. Selisih harga jual
Penyimpangan ini disebabkan karena perusahaan telah menjual
produknya dengan harga jual lebih besar atau lebih kecil dibandingkan
dengan harga jual yang direncanakan sebelumnya.
Tanggung jawab terhadap penyimpangan ini umumnya terletak pada
kepala departemen atau bagian pemasaran, yang memiliki wewenang
untuk menentukan harga jual.
b. Selisih kuantitas atau volume penjualan
Penyimpangan ini disebabkan karena perusahaan dapat menjual produk
dengan kuantitas lebih besar atau kecil dibandingkan dengan yang
direncanakan sebelumnya.
Tanggung jawab terhadap penyimpangan ini umumnya terletak pada
kepala departemen atau bagian pemasaran, karena kuantitas yang dijual
tergantung pada harga jual produk dan keaktifan bagian pemasaran
dalam menjual produk
c. Selisih harga pokok penjualan
Penyimpangan ini disebabkan karena harga pokok penjualan yang terjadi
lebih besar atau kecil dibandingkan dengan yang direncanakan
sebelumnya.
Tanggung jawab terhadap penyimpangan ini umumnya terletak pada
kepala departemen atau bagian produksi, karena selisih ini disebabkan
kegiatan di dalam berproduksi, dengan mengadakan investigasi terhadap
selisih tersebut.
28
d. Selisih kuantitas atau volume harga pokok penjualan.
Penyimpangan harga pokok penjualan sama dengan penyebab timbulnya
selisih kuantitas penjualan, oleh karena itu yang bertanggung jawab
terhadap selisih sama dengan selisih kuantitas penjualan, yaitu kepala
departemen atau bagian pemasaran.
4. Peranan Analisis Laba Kotor terhadap Penetapan Harga Jual
Analisis laba adalah suatu teknik analisis untuk mengukur tingkat
pelaksanaan laba yang dicapai oleh perusahaan dengan membandingkan laba
sesungguhnya dengan laba yang dianggarkan. Selisih dalam Laba Kotor
(Gross Profit) perlu dianalisis untuk mengetahui sebab-sebab selisih yang
terjadi, baik perubahan yang menguntungkan (favourable) maupun selisih
yang tidak menguntungkan (unfavourable) sehingga akan dapat diambil
kesimpulan dan diambil tindakan seperlunya untuk periode-periode
berikutnya
Pada dasarnya selisih laba kotor itu disebabkan oleh dua faktor, yaitu
faktor penjualan dan faktor harga pokok penjualan. Besar kecilnya hasil
penjualan dipengaruhi oleh kuantitas atau volume produk yang dapat dijual
dan harga jual per satuan produk tersebut. Selisih laba kotor karena adanya
selisih hasil penjualan dapat disebabkan karena adanya selisih harga jual per
satuan produk dan selisih kuantitas atau volume produk yang dijual atau
dihasilkan. Selisih harga jual per satuan produk dapat disebabkan karena
harga jual mengalami kenaikan ataupun penurunan. Penyimpangan terhadap
harga jual kemudian dianalisis dan dicari penyebabnya, sehingga
manajemen dapat melakukan perbaikan terhadap penyimpangan tersebut.
Penentuan harga jual yang ditetapkan oleh perusahaan juga dapat
mempengaruhi adanya selisih harga jual pada produk yang dihasilkan.
Setelah diketahui penyebab penyimpangan dari adanya selisih harga jual,
maka manajemen dapat mengevaluasi penyimpangan yang terjadi, sehingga
dapat diambil kesimpulan dan diambil tindakan seperlunya sehingga tidak
akan terulang pada periode berikutnya. Penetapan harga jual yang tepat
terutama pada kondisi persaingan yang semakin tajam dan perkembangan
permintaan yang terbatas akan mempengaruhi konsumen untuk membeli
29
produk perusahaan. Sehingga hal ini dapat meningkatkan penerimaan
penjualan. Oleh karena itu manajemen dapat menggunakan analisis laba
kotor sebagai salah satu alat dalam menetapkan harga jual.
30
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian merupakan suatu penyelidikan yang dilakukan untuk mendapatkan
fakta-fakta yang valid, reliabel, dan obyektif dalam menyelesaikan suatu masalah,
yang kemudian dianalisis melalui fakta yang didapat kemudian didukung oleh
teori-teori yang relevan sehingga didapatkan suatu kesimpulan dan keputusan dari
masalah tersebut.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, yaitu penelitian
dengan judul “Analisis Laba Kotor Sebagai Salah Satu Alat Dalam Menetapkan
Harga Jual”, maka dalam hal ini, peneliti menggunakan metode penelitian
deskriptif.
Menurut Sugiyono (2005: 11), Penelitian deskriptif adalah penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih
(independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan antara variabel
satu dengan variabel yang lain.
Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir, 2003: 54).
Tipe penelitian ini umumnya berkaitan dengan opini (individu, kelompok
atau organisasional), kejadian dan prosedur. Dengan metode deskriptif juga
diselidiki kedudukan (status) fenomena atau faktor dan melihat hubungan antara
satu faktor dengan faktor yang lain, karenanya, metode deskriptif juga dinamakan
studi kasus (case study).
Dalam penelitian deskriptif apabila ditinjau dari jenis masalah yang diselidiki,
teknik dan alat yang digunakan dalam meneliti serta tempat dan waktu penelitian
dilakukan, maka penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian studi kasus.
Menurut Indriantoro dan Supomo (2002: 26 ), Studi kasus dan lapangan
(Case and Field Study), merupakan penelitian dengan karakterisitek masalah yang
berkaitan dengan latar belakang dan kondisi saat ini dari subyek yang diteliti, serta
31
interaksinya dengan lingkungan. Subyek yang diteliti dapat berupa individu,
kelompok, lembaga, atau komunitas tertentu.
Sedangkan menurut Umar (2003: 56), Studi kasus merupakan penelitian yang
rinci mengenai suatu obyek tertentu selama kurun waktu tertentu dengan cukup
mendalam dan menyeluruh termasuk lingkungan dan kondisi masa lalunya.
Berdasarkan pengertian diatas tujuan penelitian studi kasus adalah
melakukan penyelidikan secara mendalam mengenai subyek tertentu untuk
memberikan gambaran yang lengkap mengenai subyek tertentu. Lingkup
penelitian kemungkinan berkaitan dengan suatu siklus kehidupan atau hanya
mencakup bagian tertentu yang difokuskan pada faktor-faktor tertentu atau unsur-
unsur dan kejadian secara keseluruhan.
B. Fokus Penelitian
Fokus penelitian dalam penelitian ini, meliputi :
1. Metode penetapan harga jual yang digunakan oleh perusahaan
2. Anggaran yang ditetapkan oleh perusahaan, yang meliputi:
a. Anggaran laba kotor
b. Anggaran penjualan
c. Anggaran harga pokok penjualan
3. Realisasi yang terjadi selama periode akuntansi pada perusahaan, yang
meliputi:
a. Realisasi laba kotor
b. Realisasi penjualan
c. Realisasi harga pokok penjualan
C. Lokasi Penelitian
Lokasi yang digunakan sebagai tempat penelitian adalah Perusahaan Indah
Cemerlang Malang, yang terletak di Jalan Ronggonoto No. 261 Singosari Malang.
Pemilihan lokasi penelitian ini dipilih karena pada tahun 2005 perusahaan ini
mengalami penurunan laba kotor dibandingkan dengan yang dianggarkan. Selain
itu, harga produk yang dianggarkan dari perusahaan ini lebih tinggi dibandingkan
32
dengan perusahaan sejenis yang ada di Malang. Untuk itu, peneliti ingin
mengetahui peranan analisis laba kotor dapat membantu perusahaan dalam
menetapkan harga jual produknya. Sehingga harga jual yang ditetapkan oleh
perusahaan dapat bersaing dengan harga jual perusahaan sejenis lainnya.
D. Sumber Data
Data adalah sekumpulan fakta yang diperoleh melalui pengamatan
(observasi) langsung atau survei (Indriantoro & Supomo, 2002: 10). Sumber data
adalah subyek dari mana data diperoleh Indriantoro & Supomo (2002: 107).
Dalam penelitian ini, sumber data yang diperoleh peneliti terdiri atas:
1. Data Primer (Primary Data)
Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara
langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara) (Indriantoro &
Supomo, 2002: 146). Data primer dapat berupa opini subyek (orang) secara
individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik),
kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian yang khusus dikumpulkan oleh
peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian.
2. Data Sekunder (Secondary Data)
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti
secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh
pihak lain) (Indriantoro & Supomo, 2002: 146). Data sekunder umumnya
berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip
(data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. Dalam
penelitian ini data sekunder yang digunakan adalah laporan keuangan berupa
Laporan Rugi Laba, anggaran dan realisasi laba kotor, anggaran dan realisasi
penjualan serta anggaran dan realisasi harga pokok penjualan.
E. Metode Pengumpulan Data
Menurut Indriantoro & Supomo (2002: 11) Pengumpulan data merupakan
bagian dari proses pengujian data yang berkaitan dengan sumber dan cara untuk
memperoleh data penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini, meliputi:
33
1. Wawancara
Merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian
dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau
pewawancara dengan si penjawab atau responden guna mendapatkan data dan
informasi yang dibutuhkan. Tanya jawab dilakukan secara langsung pada
karyawan bagian keuangan, produksi, dan pemasaran.
2. Dokumentasi
Pengumpulan data dilakukan dengan cara melihat, mengumpulkan
laporan-laporan, catatan-catatan, dokumen-dokumen dan data pendukung
lainnya dari sumber-sumber data yang berkenaan dengan masalah yang
diteliti. Data dokumenter dapat berupa: faktur, jurnal, surat-surat, notulen hasil
rapat, memo, atau dalam bentuk laporan program. Data dokumenter memuat
apa dan kapan suatu kejadian atau transaksi, serta siapa yang terlibat dalam
suatu kejadian.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian biasa juga disebut dengan instrumen pengumpulan
data yang merupakan suatu alat atau instrumen yang digunakan untuk
mengumpulkan data yang diperoleh guna menjawab masalah penelitian. Adapun
instrumen pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah:
a. Pedoman wawancara
Pedoman wawancara adalah pedoman untuk melakukan tanya jawab
secara lisan kepada subyek penelitian. Subyek penelitian yang dimaksud
dalam poenelitian ini adalah pimpinan dan karyawan perusahaan.
b. Pedoman dokumentasi
Pedoman dokumentasi merupakan pedoman untuk mempelajari catatan-
catatan dari pihak yang terkait dengan penelitian ini yang berupa dokumen-
dokumen yang dapat berwujud catatan sejarah perusahaan, maupun laporan-
laporan perusahaan yang memuat informasi-informasi yang relevan bagi
penelitian ini. Pihak-pihak yang terkait dalam penelitian ini yaitu: bagian
keuangan dan pemasaran.
34
G. Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data
kualitatif. Menurut Faisal (1995: 269), Penelitian yang menggunakan format
studi kasus, baik terhadap individu maupun kelompok, lazimnya
menggunakan analisis studi kualitatif, bukan analisis kuantitatif. Dalam hal
ini data kuantitatif bukannya ditolak, tetap hanya dijadikan sebagai salah satu
rujukan di dalam memahami atau memperoleh pengertian yang mendalam dan
komprehensif mengenai permasalahan yang diteliti. Pada penelitian ini
tahapan analisis data kualitatifnya berupa:
1. Membandingkan anggaran dengan realisasi yang terjadi, meliputi:
a. Selisih laba kotor
= Laba kotor sesungguhnya – Anggaran laba kotor
b. Selisih penjualan
= penjualan sesungguhnya – penjualan dianggarkan
1) Selisih harga jual
= Volume penjualan sesungguhnya (Harga jual satuan
sesungguhnya – Harga jual satuan dianggarkan)
2) Selisih kuantitas atau volume penjualan
= Harga jual satuan dianggarkan (Volume penjualan sesungguhnya
– volume penjualan dianggarkan)
c. Selisih harga pokok penjualan
= Harga pokok penjualan sesungguhnya – Harga pokok penjualan
dianggarkan
1) Selisih harga pokok penjualan
= Volume penjualan sesungguhnya (harga pokok penjualan
sesungguhnya - harga pokok penjualan dianggarkan)
2) Selisih volume harga pokok penjualan
= Harga pokok penjualan dianggarkan (Kuantitas penjualan
sesungguhnya – Kuantitas penjualan dianggarkan)
d. Selisih volume bersih
= Selisih volume penjualan + selisih volume harga pokok penjualan
1) Selisih komposisi penjualan
35
= Laba kotor dianggarkan per produk (Komposisi sesungguhnya
per jenis produk – Komposisi dianggarkan per jenis produk)
2) Selisih kuantitas penjualan final
= (total kuantitas penjualan sesungguhnya – total kuantitas
penjualan yang dianggarkan) x laba kotor rata-rata dianggarkan.
2. Setelah selisih harga jual diketahui, kemudian dicari penyebab selisihnya,
kemudian dianalisa dan dicari pemecahannya, sehingga perusahaan dapat
mengambil tindakan yang seperlunya agar perusahaan dapat bertahan dan
dapat menjalankan usahanya di tengah kondisi apapun. Dengan penetapan
harga jual yang tepat maka perusahaan dapat meningkatkan kuantitas
penjualan sehingga laba perusahaan yang diharapkan pun dapat terjadi.
36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
1. Sejarah Perusahaan
Perusahaan Indah Cemerlang adalah perusahaan yang didirikan oleh
bapak H. Abdul Rahman Zubaidi pada tahun 1981. Modal perusahaan
langsung dibiayai oleh pendirinya yang merupakan modal awal berdirinya
perusahaan.
Tujuan dari pendirian perusahaan ini adalah untuk memenuhi
kebutuhan paving stone bagi masyarakat umum, baik untuk kebutuhan
paving stone para pemborong maupun individu yang mendirikan bangunan
untuk keperluan pribadi. Dengan adanya prospek yang baik, serta
pengalaman bekerja selama 13 tahun pada perusahaan tegel terkemuka di
Malang, baik dalam kegiatan produksi maupun pemasarannya dan setelah
diperoleh persiapan yang matang, maka pada tahun 1981 kegiatan
perusahaan mulai dioperasikan di Arjosari Malang.
Walaupun modal tidak terlalu besar, perusahaan Indah Cemerlang
mengalami peningkatan baik berupa aset maupun mutu hasil produksinya.
Sejalan dengan perkembangan tersebut, pada tanggal 6 Juli 1986
perusahaan Indah Cemerlang mendapat izin dari Pemerintah Daerah
Tingkat II Kota Madya Malang dengan Nomor 151/1986. Dengan semakin
meningkatnya kegiatan pembangunan perumahan, maka pihak perusahaan
bertujuan memperbesar kegiatan produksi dan memperluas daerah
pemasarannya dengan mendirikan pabrik di kecamatan Sukun pada tahun
1994. Dalam rangka mengembangkan usahanya, maka pada tahun 1998
pabrik yang semula ada di Arjosari dipindah ke Singosari.
2. Lokasi Perusahaan
Lokasi perusahaan adalah tempat dimana perusahaan menjalankan
aktivitasnya, baik itu aktivitas produksi maupun aktivitas administrasi.
Lokasi perusahaan merupakan salah satu unsur yang cukup penting untuk
dipertimbangkan sebelum mendirikan perusahaan.
37
Lokasi Perusahaan Indah Cemerlang berada di jalan Ronggonoto No.
261 Singosari Malang, dan saat ini membuka cabang di jalan S. Supriyadi
No. 7 Sukun Malang. Adapun faktor pertimbangan pemilihan lokasi
adalah:
a. Kemudaham memperoleh bahan baku
Bahan baku dan bahan pembantu yang digunakan sebagian besar
tersedia di sekitar wilayah Singosari, sehingga perusahaan dapat
memperoleh bahan baku dan bahan pembantu dengan mudah dan
murah.
b. Mempermudah transportasi
Sarana transportasi yang digunakan yaitu truk dan pick-up untuk
memperlancar transportasi pengiriman hasil produksi kepada
konsumen, perolehan bahan baku dari pemasok dan kebutuhan lainnya.
Untuk itu, perusahaan memilih lokasi di dekat jalan raya.
c. Menyerap tenaga kerja
Pemilihan lokasi disaerah tersebut untuk memberi kesempatan kerja
pada masyarakat sekitar dan tidak menutup kemungkinan bagi mereka
yang ingin mengembangkan pengetahuan yang dimiliki pada
perusahaan tersebut. Daerah sekitar perusahaan ini sangat
menguntungkan, karena tenaga kerja mudah di dapat dan relatif murah.
d. Relatif dekat dengan daerah pemasaran
Daerah pemasaran perusahaan antara lain, Malang, Pasuruan,
Surabaya, Probolinggo, Lumajang, dan Blitar. Perusahaan memilih
lokasi dekat dengan daerah pemasaran agar dapat melayani permintaan
konsumen dengan cepat, hasil-hasil produksi lebih cepat sampai di
pasar dan untuk meminimalkan biaya pengangkutan. Disamping itu,
tempat berdiri perusahaan merupakan wilayah pembangunan
perumahan sehingga dapat menjaring konsumen lebih banyak.
e. Penerangan dapat terpenuhi
Suatu perusahaan membutuhkan penerangan dan tenaga listrik dalam
aktivitas usahanya. Semakin besar perusahaannya, semakin banyak
menyerap tenaga listrik, otomatis membutuhkan biaya yang tidak
38
sedikit. Untuk itu dipilih lokasi yang memudahkan memperoleh tenaga
listrik, sumber air, dan telepon guna memperlancar usahanya.
3. Tujuan Perusahaan
Tujuan perusahaan merupakan hasil yang ingin dicapai oleh
perusahaan dalam jangka waktu tertentu, yang terbagi dalam dua bagian:
a. Tujuan Jangka Pendek
Tujuan jangka pendek perusahaan ini adalah:
1) Menjaga kualitas produk dan memenuhi selera konsumen
Memberikan pelayanan yang lebih baik kepada konsumennya agar
kepercayaan yang selama ini dimiliki perusahaan tetap terjaga,
serta mengadakan pengawasan produk sebagai salah satu kegiatan
untuk mendapatkan produk akhir yang bersaing dengan produk lain
yang sejenis.
2) Menjaga kelancaran produksi
Dengan menjaga kelancaran proses produksi, diharapkan tidak
terjadi hambatan dan tidak terjadi penumpukan bahan baku dengan
jumlah dan waktu yang telah ditentukan.
3) Dalam bidang pemasaran, perusahaan berusaha menaikkan volume
penjualan serta hubungan baik dengan pihak luar untuk
memperluas daerah pemasaran atas produk yang dimiliki.
b. Tujuan Jangka Panjang
Tujuan jangka panjang perusahan Indah cemerlang meliputi:
1) Mencapai laba maksimum yaitu dengan tindakan antisipasi yang
tepat terhadap kekuatan, kelemahan, peluang dan kendala yang
dihadapi dalam aspek produksi, pemasaran serta keuangan agar
dapat memberi pencapaian laba maksimal sehingga kegiatan
perusahaan selalu dalam keadaan yang efisien.
2) Melaksanakan rencana ekspansi perusahaan dalam rangka
pengembangan perusahaan lebih lanjut sesuai dengan kemampuan
yang ada. Dari segi intern, dapat diartikan sebagai ekspansi yang
dilakukan dalam lingkungan perusahaan, yang meliputi
penambahan bangunan fisik dan lain-lain, dan dari segi ekstern
39
berarti perluasan daerah pemasaran seperti membuka cabang atau
kegiatan lain yang menunjang pemasaran.
4. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan hal yang penting bagi perusahaan
karena dengan adanya struktur organisasi yang baik maka hubungan antara
tujuan pekerja, tanggung jawab serta wewenang masing-masing bagian
akan lebih jelas, sehingga kelancaran kegiatan perusahaan akan lebih
terjamin. Hal tersebut akan dapat menciptakan efektivitas dan efisiensi
waktu dan tenaga.
Struktur organisasi yang digunakan oleh Perusahaan Indah Cemerlang
adalah struktur organisasi berbentuk garis, yaitu wewenang mengalir dari
pimpinan perusahaan yaitu bapak H. Abdul Rahman Zubaidi, kepada
bawahannya dan bertanggung jawab lngsung pada pimpinan. Untuk lebih
jelasnya, maka dapat dilihat pada struktur organisasi dari Perusahaan
Indah Cemerlang pada gambar 3 berikut ini:
Gambar 3 Bagan Struktur Organisasi
Perusahaan Indah Cemerlang
Sumber: Perusahaan Indah Cemerlang, Malang, 2006.
Pimpinan
Bagian Adm. & Pembukuan
Bagian Produksi
Bagian Pemasaran
Bagian Personalia
Bagian Pengawasan
Bagian Gudang Bagian Teknik
Karyawan Karyawan Karyawan
40
Adapun pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian
adalah sebagai berikut:
a. Direktur/ Pimpinan
1) Menentukan kebijakan untuk kepentingan perusahaan serta
menentukan target penjualan dan menentukan langkah-langkah
dalam penentuan target tersebut.
2) Menentukan perencanaan kerja atau aktivitas perusahaan.
3) Bertindak atas nama perusahaan dalam kegiatan yang menyangkut
keperluan perusahaan.
4) Mendelegasikan sebagian tugas dan tanggungjawab kepada
masing-masing bagian.
5) Memberikan balas jasa kepada karyawan sebagaimana mestinya.
b. Bagian Administrasi dan Pembukuan
1) Melaksanakan administrasi perusahaan berdasarkan ketentuan yang
telah ditetapkan pimpinan perusahaan.
2) Membuat perencanaan (anggaran) yang berkaitan dengan
pengeluaran keuangan yang berhubungan dengan kegiatan
perusahaan.
3) Mengatur masalah pegawai yang meliputi pemberian gaji dan
upah, penerimaan pegawai dan semua yang berhubungan dengan
kepegawaian.
4) Bertanggungjawab kepada pimpinan perusahaan terhadap kegiatan
administrasi perusahaan.
c. Bagian Produksi
1) Membantu pimpinan dalam mengadakan perencanaan bahan baku,
bahan pembantu, dan peralatan lainnya.
2) Mengatur dan mengawasi kegiatan produksi secara keseluruhan.
3) Mengatur kualitas dan kuantitas produksi.
d. Bagian Pemasaran
1) Mengatur sistem pemasaran yang baik.
2) Mencatat order dari pembeli.
41
3) Menyiapkan order yang belum dipenuhi kepada pimpinan untuk
dipertimbangkan.
4) Mencari daerah pemasaran dan pelanggan baru untuk perluasan
daerah pemasaran.
e. Bagian Personalia
1) Mengatur jadwal kegiatan karyawan yang meliputi jam kerja, jam
istirahat, dan absensi karyawan.
2) Melaksanakan pertimbangan atas penerimaan dan penempatan
pegawai.
3) Mengadakan pengawasan terhadap keluar masuknya pegawai.
4) Bertanggung jawab atas masalah-masalah yang berhubungan
dengan karyawan.
f. Bagian Pengawas
1) Mengawasi segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan
operasional perusahaan.
2) Bertanggung jawab kepada bagian produksi atas wewenang yang
diberikan.
3) Mengatur para pekerja yang kurang disiplin dalam bekerja.
g. Bagian Gudang
1) Mengawasi dan mencatat keluar dan masuknya barang dari
gudang..
2) Bertanggung jawab atas barang-barang dalam gudang baik
keamanan maupun perawatannya.
h. Bagian Teknik
1) Mengadakan perawatan dan pemeliharaan serta mengadakan
perbaikan semua mesin maupun peralatan-peralatan yang dimiliki
oleh perusahaan.
2) Mengawasi penggunaan mesin maupun semua peralatan yang
digunakan oleh dalam proses produksi.
i. Karyawan
1) Melaksanakan kegiatan operasional perusahaan yang telah
ditentukan sesuai dengan bidangnya.
42
2) Bertanggung jawab terhadap bagian yang membawahinya masing-
masing atas tugas yang telah diberikan kepadanya.
5. Personalia
a. Jumlah karyawan
Dalam melaksanakan aktivitas, perusahaan mempunyai sejumlah
tenaga kerja sebanyak 82 orang dengan perinciannya yang dapat dilihat
pada tabel 3 dan 4 berikut ini:
Tabel 3 Jumlah Karyawan Tahun 2005 Perusahaan Indah Cemerlang
No Jabatan Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Pimpinan
Bagian Administrasi & Pembukuan
Bagian Produksi
Bagian Pemasaran
Bagian Personalia
Bagian Pengawasan
Bagian Gudang
Bagian Teknik
Karyawan
1 orang
2 orang
6 orang
6 orang
2 orang
4 orang
3 orang
2 orang
56 orang
Jumlah 82 orang
Sumber: Perusahaan Indah Cemerlang, Malang, 2006
Tabel 4 Jumlah Karyawan Tenurut Jenis Pekerjaan Tahun 2005
Perusahaan Indah Cemerlang
No Jenis Jumlah 1 Karyawan Tetap 11 orang 2 Karyawan Harian 56 orang 3 Karyawan Borongan 15 orang
Jumlah 82 orang Sumber: Perusahaan Indah Cemerlang, Malang, 2006
b. Kualitas karyawan
Kualitas karyawan Perusahaan Indah Cemerlang dapat dilihat dalam
tabel 5 yang telah disusun berdasarkan tingkat pendidikan dari masing-
masing karyawan sebagai berikut:
43
Tabel 5 Kualitas Pendidikan Karyawan tahun 2005
Perusahaan Indah Cemerlang
Status Pekerjaan Pendidikan SMP SMA Sarjana
Pimpinan - - 1 BagianAdministrasi & Pembukuan - - 2 Bagian Produksi - 4 2 Bagian Pemasaran - 3 3 Bagian Personalia - 1 1 Mandor Pengawas 1 2 1 Bagian Gudang 1 2 - Mandor Teknik - 1 1 Karyawan 56 - -
Jumlah 58
orang 13
orang 11
orang Sumber: Perusahaan Indah Cermelang, Malang, 2006
c. Sistem upah dan penggajian karyawan
Pada Perusahaan Indah Cemerlang pembayaran gaji dan upah
karyawan dibedakan sebagai berikut:
1) Karyawan Tetap
Pembayaran gaji untuk karyawan tetap dilaksanakan dan diberikan
setiap bulan sekali.
2) Karyawan Harian
Pembayaran upah untuk karyawan harian dilaksanakan dan
diberikan setiap akhir mingu tepatnya setiap hari sabtu.
3) Karyawan Borongan
Pembayaran upah untuk karyawan borongan didasarkan atas
jumlah hasil pekerjaan yang telah dilkukan.
d. Jam kerja karyawan
Pengaturan jam ketrja pada Perusahaan Indah Cemerlang adalah
sebagai berikut:
1) Hari Senin sampai Kamis, dan hari Sabtu
Jam kerja I : 08.00 - 12.00
Jam istirahat : 12.00 - 13.00
Jam Kerja II : 13.00 - 16.00
44
2) Hari Jumat
Jam kerja I : 08.00 - 11.00
Jam istirahat : 11.00 - 13.00
Jam Kerja II : 13.00 - 16.00
6. Proses dan Hasil Produksi
a. Bahan yang digunakan
1) Bahan baku
Adapun bahan baku yang digunakan dalam proses produksi pada
perusahaan ini, adalah sebagai berikut:
a) Semen
Merupakan salah satu bahan utama yang selalu digunakan
dalam proses produksi paving stone. Semen yang digunakan
adalah semen abu - abu (semen PC) dan sebagaian lagi semen
putih jika perlu.
b) Pasir
Merupakan bagian terpenting dalam pembuatan produk paving
stone.
c) Batu Teraso
Merupakan batu hasil pecahan dari marmer yang berfungsi
sebagai penghias pada permukaan paving stone.
d) Mill Stone
Merupakan batu teraso yang dipecah – pecah menjadi butir
teraso yang halus seperti semen. Mill stone sebagai adonan
sedangkan warna mill hanya sebagai variasi.
2) Bahan penunjang
Bahan penunjang yang digunakan dalam proses produksi adalah air
dan cat warna.
b. Peralatan yang digunakan
Beberapa mesin yang digunakan dalam proses produksi paving stone
adalah sebagai berikut:
45
1) Mixer Machine
Yaitu mesin yang berfungsi sebagai penyampur adonan bahan yang
akan digunakan.
2) Mesin Multi Block
Yaitu mesin yang digunakan sebagai alat untuk mencetak adonan
menjadi produk menurut bentuk dan ukuran yang dikehendaki.
3) Conveyor Belt machine
Yaitu mesin yang berfungsi untuk membawa hasil cetakan dari
mesin multi block.
4) Selain mesin - mesin di atas, juga digunakan peralatan lain seperti
bak perendam, rak pengering, ayakan skep dan cangkul.
c. Proses produksi
1) Tahap I : Proses Pencampuran
Dalam proses pembuatan adonan paving stone perbandingan antara
semen dan pasir adalah sebagai berikut:
a) Lapisan muka mempunyai perbandingan 3 : 2.
b) Lapisan dasar mempunyai perbandingan 3 : 2 dari
perbandingan tersebut, ditambahkan air secukupnya dan cat
pewarna jika diperlukan.
2) Tahap II : Proses Pencetakan
Dalam proses ini, setelah adonan tercampur rata, maka adonan
tersebut sicetak atau dituangkan dalam alat cetak yang dikehendaki
dan dilanjutkan dengan pengepresan.
3) Tahap III : Proses Penyiraman
Pada taha ini, hasil cetakan yang telah ditata secara rapi lalu
dilakukan penyiraman selama kurang lebih tujuh hari dengan
tujuan untuk menjadikan barang tersebut kuat dan keras. Dan
setelah tahap ini selesai, maka paving stone siap dipasarkan.
Untuk lebih jelasnya, urutan - urutan produksi paving
stone dapat dilihat pada gambar 4 berikut ini:
46
Gambar 4 Proses Pembuatan Paving Stone Perusahaan Indah Cemerlang
Sumber: Perusahaan Indah Cemerlang, Malang, 2006
d. Hasil Produksi
Hasil produksi yang dihasilkan oleh Perusahaan Indah Cemerlang
Malang, yaitu:
1) Paving stone segala motif
2) Paving stone gross blok L/8
3) Paving stone segi enam
7. Pemasaran
a. Daerah pemasaran
Daerah pemasaran hasil produksi perusahaan Indah Cemerlang Malang
meliputi Malang, Pasuruan, Surabaya, Probolinggo, Lumajang dan
Blitar.
Pasir Semen
Air
Proses Perendaman
Proses Pengeringan
Proses Pencetakan
Proses Pencampuran
Mill Stone
Proses Penambalan
Proses Gosok Halus Paving Stone
47
b. Penentuan kebikasanaan harga jual
Dalam menentukan harga jual dari produksinya, perusahaan ini
memperhitungkan dengan cara seluruh biaya produksi yang
dikeluarkan untuk memproduksi tiap jenis paving stone ditambah
dengan prosentase laba yang diharapkan oleh perusahaan.
c. Saluran distribusi
Saluran distribusi yang dipakai oleh perusahaan ini adalah:
a. Saluran distribusi langsung
Produsen Konsumen
Perusahaan menggunakan saluran distribusi langsung untuk
konsumen di daerah malang dengan tujuan agar perusahaan dapat
berhubungan langsung dengan konsumen.
b. Saluran distribusi tidak langsung
Produsen Agen Konsumen
Perusahaan menggunakan saluran distribusi tidak langsung untuk
menyalurkan hasil produksinya kepada konsumen yang berada di
luar kota malang melalui agen atau pengecer, sehingga para
konsumen dapat menghemat ongkos transportasi.
d. Promosi
a. Promosi penjualan yang dilakukan oleh perusahaan Indah
Cemerlang Malang meliputi pemberian pemasangan papan nama,
memberikan brosur dan pemberian hadiah berupa kalender, kaos
dan jam dinding.
e. Pesaing yang dihadapi
Perusahaan Indah Cemerlang dalam memasarkan hasil produksinya
mempunyai beberapa pesaing yang terdapat di wilayah Malang , antara
lain:
a. Perusahaan tegel dan paving stone ”Karya Abadi” Singosari -
Malang
b. Perusahaan tegel dan paving stone ”UPI” yang terletak Singosari -
Malang
48
c. Perusahaan tegel dan paving stone ”Fass” yang terletak Sukun –
Malang
d. Perusahaan tegel dan paving stone ”Malang Indah” yang terletak
Gadang – Malang.
8. Keuangan
Berikut ini disajikan data keuangan perusahaan Indah Cemerlang
Malang yang berupa data produksi dan data penjualan tahun 2004 – 2005,
sebagai berikut:
a. Data Produksi
Jumlah produksi yang dihasilkan Perusahaan Indah Cemerlang
dari tahun 2004 ke tahun 2005 mengalami peningkatan. Berikut
disajikan data jumlah produksi tahun 2004, anggaran 2005 dan
realisasi tahun 2005, pada tabel 6 berikut ini:
Tabel 6 Jumlah Produksi
Tahun 2004 - 2005 Perusahaan Indah Cemerlang
Jumlah Produksi (m2) Jenis Produk
Tahun 2004
Anggaran 2005
Tahun 2005
PS. Segala Motif 16.500 16.650 16.750 PS. Gross L/8 14.800 15.000 15.000 PS. Segi Enam 13.400 13.500 13.400 Total 44.700 45.150 45.150
Sumber: Perusahaan Indah Cemerlang, Malang, 2006
b. Data Penjualan
1) Kuantitas Penjualan
Kuantitas penjualan Perusahaan Indah Cemerlang tahun 2004 ke
tahun 2005 berfluktuasi tergantung pada jenis produk yang
dihasilkan. Berikut pada tabel 7 dan tabel 8 disajikan rincian data
kuantitas penjualan per bulan pada perusahaan Indah Cemerlang,
yaitu:
49
Tabel 7 Kuantitas Penjualan Tahun 2004
Perusahaan Indah Cemerlang
Bulan Jenis Produk
PS. Segala
Motif PS. Gross
L/8 PS. Segi
Enam Januari 1.300 1.250 1.100 Februari 1.550 990 1.225 Maret 1.450 1.375 950 April 1.050 1.245 1.075 Mei 1.575 1.100 1.250 Juni 1.515 1.425 1.160 Juli 1.350 1.030 1.150 Agustus 1.045 1.550 1.055 Sepetember 1.230 1.095 1.050 Oktober 1.435 1.230 1.100 November 1.100 1.425 1.200 Desember 1.750 985 975 Jumlah 16.350 14.700 13.290
Sumber: Perusahaan Indah Cemerlang, Malang, 2006
Tabel 8 Kuantitas Penjualan Tahun 2005
Perusahaan Indah Cemerlang
Bulan Jenis Produk
PS. Segala
Motif PS.
Gross L/8 PS. Segi
Enam Januari 1.250 1.210 990 Februari 1.580 1.185 980 Maret 1.150 1.230 1.100 April 1.250 1.100 1.145 Mei 1.345 1.378 985 Juni 1.655 1.215 1.150 Juli 1.250 1.328 1.085 Agustus 1.175 1.085 1.310 Sepetember 1.450 1.230 1.140 Oktober 1.675 1.320 1.210 November 1.120 1.355 1.135 Desember 1.700 1064 1.020 Jumlah 16.600 14.700 13.250
Sumber: Perusahaan Indah Cemerlang, Malang, 2006
2) Harga Pokok Penjualan
Sebelum melihat harga pokok penjualan, sebelumya disajikan
rincian dari biaya produksi, biaya pemasaran, dan biaya
50
administrasi dan umum. Dimana biaya produksi merupakan unsur
dari harga pokok penjualan. Berikut disajikan jenis biaya yang
dikeluarkan oleh Perusahaan Indah Cemerlang dan Harga Pokok
Penjualan, yaitu pada tabel 9 berikut ini:
Tabel 9 Jenis Biaya - Biaya Tahun 2004 - 2005
Nama Biaya Tahun 2004 Tahun 2005
(Rp) (Rp) Pemakaian bahan baku 282.060.816,00 305.313.780,00Biaya TK langsung 335.920.600,00 349.235.250,00Biaya tidak langsung: Biaya TK tak langsung 39.080.000,00 39.580.000,00 Biaya listrik 7.924.000,00 8.221.744,00 Biaya bahan bakar 8.975.000,00 9.387.184,00 Biaya rep. & peml. mesin 7.372.000,00 7.850.000,00 Biaya telepon 3.882.000,00 3.960.872,00 Biaya peny. Mesin 3.500.000,00 3.500.000,00 Biaya peny. Gedung 1.820.000,00 1.820.000,00 Biaya peny. Peralatan 3.010.000,00 3.010.000,00 Biaya peny. kendaraan 770.000,00 770.000,00 Biaya bahan pembantu 4.972.500,00 5.006.400 Biaya lain - lain 2.765.000,00 3.012.250,00Total Biaya tak langsung 84.070.500,00 86.118.450,00Biaya operasi: Biaya adm. & umum: Gaji pegawai 15.120.000,00 15.440.000,00 Biaya Surat Menyurat 210.000,00 245.000,00 Lain - lain 910.000,00 936.800,00Total biaya adm. dan umum 16.240.000,00 16.621.800,00Biaya pemasaran: Gaji pegawai 26.208.000,00 26.208.000,00 Biaya penjualan 4.957.750,00 5.150.000,00 Biaya peny. kendaraan 770.000,00 770.000,00Total biaya pemasaran 31.935.750,00 32.128.000,00Total biaya keseluruhan 750.227.666 789.417.280,00
Sumber: Perusahaan Indah Cemerlang, Malang, 2006
51
Tabel 10 Laporan Harga Pokok Penjualan per Jenis Produk
Perusahaan Indah Cemerlang Periode 31 Desember 2004
Keterangan Jenis Produk Jumlah
PS. SegalaMotif
(Rp) PS. Gross L/8
(Rp) PS. Segi Enam
(Rp) Pemakaian Bahan Baku 132.150.100,00 89.290.100,00 60.620.616,00 282.060.816,00 Biaya TKL 123.997.500,00 111.222.000,00 100.701.100,00 335.920.600,00 Jml. Biaya Tak Langsung 34.207.150,00 29.506.650,00 20.356.700,00 84.070.500,00 Biaya Produksi 290.354.750,00 230.018.750,00 181.678.416,00 702.051.916,00 Pers. Awal Barang Dlm Proses 1.590.600,00 926.390,00 1.199.690,08 3.716.680,08 291.945.350,00 230.945.140,00 182.878.106,08 705.768.596,08 Pers.Akhir Barang dalam Proses (3.990.600,00) (2.427.102,26) (1.950.000,00) (8.367.702,26) Harga Pokok Produksi 287.954.750,00 228.518.037,74 180.928.106,08 697.400.893,82 Pers. Awal Barang Jadi 2.400.039,64 1.500.750,00 750.300,00 4.651.089,64 Pers. Barang untuk Dijual 290.354.789,64 230.018.787,74 181.678.406,08 702.051.983,46 Pers. Akhir Barang Jadi (2.639.588,64) (1.554.180,74) (1.491.389,98 (5.685.159,36) Harga Pokok Penjualan 287.715.201,00 228.464.607,00 180.187.016,10 696.366.824,10
Sumber: Perusahaan Indah Cemerlang, Malang, 2006
52
Tabel 11 Anggaran Harga Pokok Penjualan per Jenis Produk
Perusahaan Indah Cemerlang Periode 31 Desember 2005
Keterangan Jenis Produk Jumlah
PS. SegalaMotif
(Rp) PS. Gross L/8
(Rp) PS. Segi Enam
(Rp) Pemakaian Bahan Baku 137.651.950,00 96.607.200,00 68.133.877,00 302.393.027,00 Biaya TKL 125.124.750,00 112.725.000,00 100.701.100,00 338.550.850,00 Jml. Biaya Tak Langsung 34.707.150,00 29.906.650,00 20.956.700,00 85.570.500,00 Biaya Produksi 297.483.850,00 239.238.850,00 189.791.677,00 726.514.377,00 Pers. Awal Barang Dlm Proses 3.990.600,00 2.427.102,26 1.950.000,00 8.367.702,26 301.474.450,00 241.665.952,26 191.741.677,00 734.882.079,26 Pers. Akhir Barang Dlm Proses (6.630.153,96) (3.981.233,50) (3.441.426,29) (14.052.813,75) Harga Pokok Produksi 294.844.296,04 237.684.718,76 188.300.250,71 720.829.265,51 Pers. Awal Barang Jadi 2.639.588,64 1.554.180,74 1.491.389,98 5.685.159,36 Pers. Barang untuk Dijual 297.483.884,68 239.238.899,50 189.791.640,69 726.514.424,87 Pers. Akhir Barang Jadi (2.680.034,68) (2.392.388,50) (3.514.660,685) (8.587.083,87) Harga Pokok Penjualan 294.803.850,00 236.846.511,00 186.276.980,00 717.927.341,00
Sumber: Perusahaan Indah Cemerlang, Malang, 2006
53
Tabel 12 Realisasi Harga Pokok Penjualan per Jenis Produk
Perusahaan Indah Cemerlang Periode 31 Desember 2005
Keterangan Jenis Produk Jumlah
PS. SegalaMotif
(Rp) PS. Gross L/8
(Rp) PS. Segi Enam
(Rp) Pemakaian Bahan Baku 138.451.650,00 97.726.300,00 69.135.830,00 305.313.780,00 Biaya TKL 129.561.250,00 116.025.000,00 103.649.000,00 349.235.250,00 Jml. Biaya Tak Langsung 34.889.800,00 30.089.300,00 21.139.350,00 86.118.450,00 Biaya Produksi 302.902.700,00 243.840.600,00 193.924.180,00 740.667.480,00 Pers. Awal Barang Dlm Proses 3.990.600,00 2.427.102,26 1.950.000,00 8.367.702,26 306.893.300,00 246.267.702,26 195.874.180,00 749.035.182,26 Pers. Akhir Barang Dlm Proses (6.630.243,15) (3.981.283,00) (3.441.439,42) (14.052.965,57) Harga Pokok Produksi 300.263.056,85 242.286.419,26 192.432.740,58 734.982.216,69 Pers. Awal Barang Jadi 2.639.588,64 1.554.180,74 1.491.389,98 5.685.159,36 Pers. Barang untuk Dijual 302.902.645,49 243.840.600,00 193.924.130,56 740.667.376,05 Pers. Akhir Barang Jadi (2.712.561,49) (4.876.812) (2.170.793,06) (9.760.166,55) Harga Pokok Penjualan 300.190.084,00 238.963.788,00 191.753.337,50 730.907.209,50
Sumber: Perusahaan Indah Cemerlang, Malang, 2006
54
c. Laba Kotor
Tabel 13 Realisasi Laba Kotor
Perusahaan Indah Cemerlang Periode 31 Desember 2004
Jenis Volume Penjualan Harga Pokok Penjualan Laba Kotor
(Unit) Harga (Rp) Jumlah (Rp) Harga (Rp) Jumlah (Rp) (Rp) PS. Segala Motif 16.350 26.400,00 431.640.000,00 17.597,26 287.715.201,00 143.924.799,00 PS. Gross L/8 14.700 23.800,00 349.860.000,00 15.541,81 228.464.607,00 121.395.393,00 PS. Segi Enam 13.290 22.000,00 292.380.000,00 13.558,09 180.187.016,10 112.192.983,90 Jumlah 44.340 1.073.880.000,00 696.366.824,10 377.513.175,90
Sumber: Perusahaan Indah Cemerlang, Malang, 2006
Tabel 14 Anggaran Laba Kotor
Perusahaan Indah Cemerlang Periode 31 Desember 2005
Jenis Volume Penjualan Harga Pokok Penjualan Laba Kotor
(Unit) Harga (Rp) Jumlah (Rp) Harga (Rp) Jumlah (Rp) (Rp) PS. Segala Motif 16.500 28.950,00 477.675.000,00 17.866,90 294.803.850,00 182.871.150,00 PS. Gross L/8 14.850 26.500,00 393.525.000,00 15.949,26 236.846.511,00 156.678.489,00 PS. Segi Enam 13.250 24.350,00 322.637.500,00 14.058,64 186.276.980,00 136.360.520,00 Jumlah 44.600 1.193.837.500,00 717.927.341,00 475.910.159,00
Sumber: Perusahaan Indah Cemerlang, Malang, 2006
55
Tabel 15 Realisasi Laba Kotor
Perusahaan Indah Cemerlang Periode 31 Desember 2005
Jenis Volume Penjualan Harga Pokok Penjualan Laba Kotor
(Unit) Harga (Rp) Jumlah (Rp) Harga (Rp) Jumlah(Rp) (Rp) PS. Segala Motif 16.600 27.850,00 462.310.000,00 18.083,74 300.190.084,00 162.119.916,00 PS. Gross L/8 14.700 25.550,00 375.585.000,00 16.256,04 238.963.788,00 136.621.212,00 PS. Segi Enam 13.250 24.500,00 324.625.000,00 14.471,95 191.753.337,50 132.871.662,50 Jumlah 44.550 1.162.520.000,00 730.907.209,50 431.612.790,50
Sumber: Perusahaan Indah Cemerlang, Malang, 2006
Tabel 16 Volume Penjualan yang Sesungguhnya dengan Harga Menurut Anggaran
Perusahaan Indah Cemerlang Periode 31 Desember 2005
Jenis Volume Penjualan Harga Pokok Penjualan Laba Kotor
(Unit) Harga (Rp) Jumlah (Rp) Harga (Rp) Jumlah (Rp) (Rp) PS. Segala Motif 16.600 28.950,00 480.570.000,00 17.866,90 296.590.540,00 183.979.460,00 PS. Gross L/8 14.700 26.500,00 389.550.000,00 15.949,26 234.454.122,00 155.095.878,00 PS. Segi Enam 13.250 24.350,00 322.637.500,00 14.058,64 186.276.980,00 136.360.520,00 Jumlah 44.550 1.192.757.500,00 717.321.642,00 475.435.858,00
Sumber: Data Diolah
56
56
d. Laporan Rugi Laba
Laba bersih Perusahaan Indah Cemerlang pada tahun 2005 meningkat
dibandingkan tahun 2004. Berikut disajikan laporan rugi laba untuk
tahun 2004 dan tahun 2005 pada tabel 17, berikut ini:
Tabel 17 Laporan Rugi Laba
Perusahaan Indah Cemerlang Periode 31 Desember 2004 – 2005
Keterangan Tahun 2004 Tahun 2005
(Rp) (Rp) Penjualan 1.073.880.000,00 1.162.520.000,00Harga Pokok Penjualan (696366824,10) (730907209,50)Laba Kotor 377.513.175,90 431.612.790,50Biaya Operasi: Biaya Pemasaran 31.935.750,00 32.128.000,00 Biaya Adm. & Umum 16.240.000,00 16.621.800,00Jumlah Biaya Operasi 48.175.750,00 48.749.800,00Laba Sebelum Pajak 329.337.425,90 382.862.990,50Pajak (73.801.227,77) (89.858.897,15)Laba Bersih 255.536.198,13 293.004.093,35
Sumber: Perusahaan Indah Cemerlang, Malang, 2006
e. Metode Harga Jual yang Ditetapkan oleh Perusahaan
1) Penetapan Harga Jual Produk oleh Perusahaan
Penetapan harga merupakan salah satu masalah perencanaan
laba yang akan berpengaruh pada perolehan laba. Pihak
manajemen perusahaan akan berusaha mencari strategi yang
menguntungkan bagi perusahaan di dalam menetapkan harga jual
produknya. Perusahaan Indah Cemerlang di dalam menetapkan
harga jual produknya dihitung dengan cara menghitung seluruh
biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu produk ditambah
prosentase laba yang telah ditentukan oleh perusahaan. Tingkat
keuntungan yang ditetapkan oleh Perusahaan Indah Cemerlang
untuk tahun 2005 adalah berbeda – beda untuk setiap jenis
produknya. Untuk Paving Stone Segala Motif, tingkat
keuntungannya adalah sebesar 54 %. Sedangkan untuk Paving
Stone Gross L/8 adalah sebesar 57 %. Dan Paving Stone Segi
57
57
Enam sebesar 69 %. Menurut perusahaan Indah Cemerlang tingkat
keuntungan ini ditentukan berdasarkan pengalaman.
Berdasarkan laporan harga pokok penjualan pada tabel 12
diatas diketahui bahwa biaya produksi perusahaan Indah
Cemerlang pada tahun 2005 untuk paving stone segala motif
sebesar Rp 302.902.700,00, untuk paving stone gross L/8 adalah
sebesar Rp 243.840.600,00, dan untuk memproduksi paving stone
segi enam, biaya produksinya sebesar Rp 193.924.180,00.
Berdasarkan informasi dari perusahaan, pada tahun 2005,
perusahaan Indah Cemerlang memproduksi paving stone segala
motif sebanyak 16.750 unit, sedangkan paving stone gross L/8
sebanyak 15.000 unit, serta paving stone segi enam sebanyak
13.400 unit. Sehingga harga jual per unit dapat dihitung seperti
tabel 18 berikut ini:
Tabel 18
Perhitungan Harga Jual tahun 2005 Perusahaan Indah Cemerlang
Jenis Produk
Keterangan PS. Segala
Motif PS. Gross L/8 Tegel Teraso (Rp) (Rp) (Rp) Biaya Produksi 302.902.700,00 243.840.600,00 193.924.180,00Dibagi Volume Produksi (m2) 16.750 15.000 13.400 HPP / unit 18.083,74 16.256,04 14.471,95Laba prosentase 0,54 0,57 0,69Laba prosentase x HPP / unit 9.765,00 9.266,00 9.986,00HPP / unit produk 18.083,74 16.256,04 14.471,95Harga jual / unit 27.849,00 25.522,00 24.458,00Harga jual / unit dibulatkan 27.850,00 25.550,00 24.500,00
Sumber: Perusahaan Indah Cemerlang, Malang, 2006
2) Faktor - Faktor dalam Menetapkan Harga Jual
Dalam menetapkan harga jual produknya Perusahaan Indah
Cemerlang mempertimbangkan hal-hal berikut ini :
58
58
a) Biaya
Dalam menetapkan harga faktor yang menjadi perhatian
utama bagi Perusahaan Indah Cemerlang adalah besarnya biaya
yang dikeluarkan untuk memproduksi paving stone tersebut.
Dimana perusahaan berharap bahwa harga yang ditetapkan dapat
menutupi biaya yang telah dikeluarkan dalam memproduksi
suatu jenis produk.
b) Keuntungan
Penetapan harga biasanya memperhitungkan tingkat
keuntungan yang ingin diperoleh. Semakin besar marjin
keuntungan yang ingin didapat, maka menjadi tinggi pula harga
yang ditetapkan untuk konsumen. Untuk itu perusahaan Indah
Cemerlang berharap agar harga yang ditetapkan dapat
menghasilkan keuntungan yang maksimal bagi perusahaan.
3) Kelemahan Harga Jual yang Digunakan oleh Perusahaan
Perusahaan dalam menentukan persentase laba untuk tahun
2005 sebesar 54 %, 57 %, dan 69 % dari biaya produksi
berdasarkan pengalaman, kemungkinan harga jual yang ditetapkan
oleh perusahaan saat ini lebih tinggi atau lebih rendah dari harga
jual yang seharusnya atau yang ditetapkan oleh perusahaan pesaing
lain.
A. Analisis dan Interprestasi Data
1. Analisis Laba Kotor
Sebagaimana yang telah diuraikan pada bab II, analisis laba kotor ini
menyangkut 2 segi, yaitu penjualan dan harga pokok penjualan. Ditinjau
dari segi pejualan, maka akan berkaitan dengan harga (price) dan volume
penjualan. Demikian halnya dengan harga pokok penjualan, yang akan
terkait dengan volume dan harga pokok penjualan itu sendiri. Baik
penjualan maupun harga pokok penjualan akan ikut mempengaruhi
terhadap terjadinya perubahan laba kotor dari tahun ke tahun.
Dalam menganalisis laba kotor, akan digunakan dua metode, yaitu:
59
59
a. Dengan membandingkan data dari salah satu tahun yang dipilih
sebagai tahun dasar (dalam hal ini adalah tahun 2004) dengan data dari
tahun yang akan dianalisis (tahun 2005).
b. Dengan menggunakan anggaran (budget) yang telah disusun dan
dibandingkan dengan data dari tahun yang akan dianalisis.
Untuk memperjelas permasalahan yang ada pada Perusahaan Indah
Cemerlang, maka akan diuraikan perhitungan analisis laba kotor dengan
metode pertama yang menggunakan tahun 2004 sebagai tahun dasar dan
tahun 2005 sebagai tahun yang dianalisis (berdasarkan tabel 13 dan 15).
A. Selisih Penjualan
Penjualan tahun 2005 = Rp 1.162.520.000,00
Penjualan tahun 2004 = Rp 1.073.880.000,00
Selisih Penjualan (favourable) = Rp 88.640.000,00
Selanjutnya selisih penjualan dapat dianalisa penyebabnya ke
dalam dua macam selisih, yaitu:
a. Perhitungan Selisih Harga Jual
Volume penjualan tahun 2005 dengan harga jual tahun 2005
adalah:
PS. Sgl. Motif : 16.600 x Rp 27.850,00 = Rp 462.310.000,00 PS. Gross L/8 : 14.700 x Rp 25.550,00 = Rp 375.585.000,00
PS. Segi Enam : 13.250 x Rp 24.500,00 = Rp 324.625.000,00
Rp 1.162.520.000,00
Volume penjualan 2005 dengan harga jual tahun 2004 adalah:
PS. Sgl. Motif : 16.600 x Rp 26.400,00 = Rp 438.240.000,00
PS. Gross L/8 : 14.700 x Rp 23.800,00 = Rp 349.860.000,00
PS. Segi Enam : 13.250 x Rp 22.000,00 = Rp 291.500.000,00
Rp 1.079.600.000,00
Selisih harga jual (favourable) Rp 82.920.000,00
b. Perhitungan Selisih Volume Penjualan
Volume penjualan tahun 2005 dengan harga jual tahun 2004
adalah:
60
60
PS. Sgl. Motif : 16.600 x Rp 26.400,00 = Rp 438.240.000,00
PS. Gross L/8 : 14.700 x Rp 23.800,00 = Rp 349.860.000,00
PS. Segi Enam : 13.250 x Rp 22.000,00 = Rp 291.500.000,00
Rp 1.079.600.000,00
Volume penjualan tahun 2004 dengan harga jual tahun 2004
adalah:
PS. Sgl. Motif : 16.350 x Rp 26.400,00 = Rp 431.640.000,00
PS. Gross L/8 : 14.700 x Rp 23.800,00 = Rp 349.860.000,00
PS. Segi Enam : 13.290 x Rp 22.000,00 = Rp 292.380.000,00
Rp 1.073.880.000,00
Selisih volume penjualan (favourable) Rp 5.720.000,00
B. Selisih Harga Pokok Penjualan
Harga pokok penjualan tahun 2005 = Rp 730.907.209,50
Harga pokok penjualan tahun 2004 = Rp 696.366.824,10
Selisih harga pokok penjualan (unfavourable) = Rp 34.540.385,40
Selanjutnya selisih harga pokok penjualan dapat dianalisa
penyebabnya ke dalam dua macam selisih, yaitu:
a. Perhitungan Selisih Harga Pokok
Volume penjualan tahun 2005 dengan harga pokok tahun 2005
adalah:
PS. Sgl. Motif : 16.600 x Rp 18.083,74 = Rp 300.190.084,00
PS. Gross L/8 : 14.700 x Rp 16.256,04 = Rp 238.963.788,00
PS. Segi Enam : 13.250 x Rp 14.471,95 = Rp 191.753.337,50
Rp 730.907.209,50
Volume penjualan tahun 2005 dengan harga pokok tahun 2004
adalah:
PS. Sgl. Motif : 16.600 x Rp 17.597,26 = Rp 292.114.516,00
PS. Gross L/8 : 14.700 x Rp 15.541,81 = Rp 228.464.607,00
PS. Segi Enam : 13.250 x Rp 13.558,09 = Rp 179.644.692,50
Rp 700.223.815,50
61
61
Selisih harga pokok (unfavourable) Rp 30.683.394,00
b. Perhitungan Selisih Volume Harga Pokok
Volume penjualan tahun 2005 dengan harga pokok tahun 2004
adalah:
PS. Sgl. Motif : 16.600 x Rp 17.597,26 = Rp 292.114.516,00
PS. Gross L/8 : 14.700 x Rp 15.541,81 = Rp 228.464.607,00
PS. Segi Enam : 13.250 x Rp 13.558,09 = Rp 179.644.692,50
Rp 700.223.815,50
Volume penjualan tahun 2004 dengan harga pokok tahun 2004
adalah:
PS. Sgl. Motif : 16.350 x Rp 17.597,26 = Rp 287.715.201,00
PS. Gross L/8 : 14.700 x Rp 15.541,81 = Rp 228.464.607,00
PS. Segi Enam : 13.290 x Rp 13.558,09 = Rp 180.187.016,10
Rp 696.366.824,10
Selisih volume harga pokok (unfavourable) Rp 3.856.991,40
Dari hasil analisis diatas, maka dapat memberikan keterangan tentang
selisihnya laba kotor. Perhitungan selisih – selisih tersebut apabila
diringkas akan nampak pada tabel 19 berikut ini:
Tabel 19 Hasil Analisis Laba Kotor dengan Metode Tahun Dasar
pada Perusahaan Indah Cemerlang
Jenis Selisih Pengaruh terhadap
Laba Kotor
Menambah
(Rp) Mengurangi
(Rp) Selisih Harga Jual (favourable) 82.920.000,00 Selisih Volume Penjualan (favourable) 5.720.000,00 Selisih Harga Pokok (unfavourable) 30.683.394,00Selisih Volume Harga Pokok (unfavourable) 3.856.991,40 88.640.000 34.540.385,40 Peningkatan Laba Kotor 54.099.614,60 88.640.000,00
Sumber: Data Diolah
62
62
C. Selisih Kuantitas atau Volume Bersih
Selisih volume penjualan (favourable) = Rp 5.720.000,00
Selisih volume harga pokok (unfavourable) = Rp 3.856.991,40
Selisih volume bersih (favourable) = Rp 1.863.008,60
Selanjutnya selisih volume bersih (net income variance) dapat
dianalisis lebih lanjut dalam selisih sales mix dan selisih volume
penjualan akhir. Untuk itu perlu ditetapkan laba kotor rata-rata yang
direalisir dalam tahun dasar, yaitu:
unitRp
RptahunpenjualanunitJumlah
tahunkotorLaba
/054486,514.8340.44
90,175.513.3772004
2004
=
=
Setelah laba kotor rata – rata sudah diperoleh, maka selisih sales mix
dan volume penjualan akhir dapat dihitung sebagai berikut:
a. Selisih Komposisi Penjualan (Sales Mix Variance)
Volume penjualan tahun 2005 dengan harga jual tahun 2004:
PS. Segala Motif : 16.600 x Rp 26.400,00 = Rp 438.240.000,00
PS. Gross L/8 : 14.700 x Rp 23.800,00 = Rp 349.860.000,00
PS. Segi Enam : 13.250 x Rp 22.000,00 = Rp 291.500.000,00
Rp 1.079.600.000,00
Volume penjualan tahun 2005 dengan harga pokok tahun 2004:
PS. Sgl. Motif : 16.600 x Rp 17.597,26 = Rp 292.114.516,00
PS. Gross L/8 : 14.700 x Rp 15.541,81 = Rp 228.464.607,00
PS. Segi Enam : 13.250 x Rp 13.558,09 = Rp 179.644.692,50
Rp 700.223.815,50
Rp 379.376.184,50
Volume penjualan tahun 2005 dengan laba
kotor rata-rata tahun 2004:
(44.550 x Rp 8.514,054486) Rp 379.301.127,30
Selisih komposisi penjualan (favourable) Rp 75.057,20
63
63
b. Selisih Volume Penjualan Akhir (Final Sales Quantity
Variance)
Volume penjualan tahun 2005 dengan laba
kotor rata – rata tahun 2004:
(44.550 x Rp 8.514,054486) Rp 379.301.127,30
Volume penjualan tahun 2004 dengan laba
kotor rata – rata tahun 2004:
(44.340 x Rp 8.514,054486) Rp 377.513.175,90
Selisih volume penjualan akhir (favourable) Rp 1.787.951,40
Perhitungan selisih – selisih harga tersebut di atas apabila diringkas
akan nampak pada tabel 20 berikut ini:
Tabel 20 Hasil Analisis Laba Kotor dengan Metode Tahun Dasar
dengan Memasukkan Selisih Sales Mix pada Perusahaan Indah Cemerlang
Jenis Selisih Pengaruh terhadap Laba
Kotor
Menambah
(Rp) Mengurangi
(Rp) Selisih Harga Jual (favourable) 82.920.000,00 Selisih Harga Pokok (unfavourable) 30.683.394,00Selisih Sales Mix (favourable) 75.057,20 Selisih Volume Penjualan Akhir (favourable) 1.787.951,40 84.783.008,60 30.683.394,00Peningkatan Laba Kotor 54.099.614,60 84.783.008,60
Sumber: Data Diolah
Langkah selanjutnya, penulis akan menggunakan anggaran (budget)
untuk melakukan perhitungan analisis laba kotor yaitu sesuai dengan
metode yang menggunakan anggaran (berdasarkan tabel 14 dan 15)
Dimana laba kotor tahun 2005 apabila dibandingkan dengan anggaran
mengalami penurunan.
64
64
Berdasarkan tabel 14, laba kotor yang direalisir menurut anggaran
adalah sebesar Rp 475.910.159,00, sedangkan volume penjualannya
adalah 44.600 unit. Jadi rata – rata laba kotor menurut anggaran adalah:
unitRp
RptahunnDianggarkayangUnitJumlahtahunnDianggarkayangKotorLaba
/63137,670.10600.44
00,159.910.47520052005
=
=
Pada tabel 15, tercatat laba kotor yang direalisir pada tahun 2005 sebesar
Rp 431.612.790,50 dan volume penjualannya adalah 44.550 / unit. Jadi
rata- rata laba kotor menurut realisir rugi laba tahun 2005 adalah:
unitRp
RpTahunPenjualanVolume
TahunKotorLaba
/278126,688.9550.44
50,790.612.4312005
2005
=
=
Dalam tabel 16, laba kotor berdasarkan volume penjualan sesungguhnya
dengan harga jual menurut anggaran menunjukkan angka sebesar
Rp 475.435.858,00 dengan volume penjualan sebesar 44.550 unit. Jadi rata
- rata laba kotornya adalah sebesar:
9609,671.10550.44
00,858.435.475 RpRp= / unit
Jika memperhatikan anggaran rugi laba dan realisasi rugi laba maka
kita akan mengetahui bahwa terjadi penurunan terhadap laba kotor, yaitu:
Rp 475.910.159,00 – Rp 431.612.790,50 = Rp 44.297.368,50
Penurunan laba kotor disebabkan oleh dua elemen laba kotor yaitu
penjualan dan harga pokok penjualan. Untuk itu perubahan tersebut perlu
dianalisis dengan langkah – langkah sebagai berikut:
A. Selisih Penjualan
Penjualan sesungguhnya = Rp 1.162.520.000,00
Penjualan yang dianggarkan = Rp 1.193.837.500,00
Selisih Penjualan (unfavourable) = Rp 31.317.500,00
Selanjutnya selisih penjualan dapat dianalisa penyebabnya ke
dalam dua macam selisih, yaitu:
65
65
a. Perhitungan Selisih Harga Jual
Volume penjualan sesungguhnya dengan harga jual sesungguhnya
adalah:
PS. Sgl. Motif : 16.600 x Rp 27.850,00 = Rp 462.310.000,00
PS. Gross L/8 : 14.700 x Rp 25.550,00 = Rp 375.585.000,00
PS. Segi Enam : 13.250 x Rp 24.500,00 = Rp 324.625.000,00
Rp 1.162.520.000,00
Volume penjualan sesungguhnya dengan harga jual yang
dianggarkan adalah:
PS. Sgl. Motif : 16.600 x Rp 28.950,00 = Rp 480.570.000,00
PS. Gross L/8 : 14.700 x Rp 26.500,00 = Rp 389.550.000,00
PS. Segi Enam : 13.250 x Rp 24.350,00 = Rp 322.637.500,00
Rp 1.192.757.500,00
Selisih harga jual (unfavourable) Rp 30.237.500,00
b. Perhitungan Selisih Volume Penjualan
Volume penjualan sesungguhnya dengan harga jual yang
dianggarkan adalah:
PS. Sgl. Motif : 16.600 x Rp 28.950,00 = Rp 480.570.000,00
PS. Gross L/8 : 14.700 x Rp 26.500,00 = Rp 389.550.000,00
PS. Segi Enam : 13.250 x Rp 24.350,00 = Rp 322.637.500,00
Rp 1.192.757.500,00
Volume penjualan yang dianggarkan dengan harga jual yang
dianggarkan adalah:
PS. Sgl. Motif : 16.500 x Rp 28.950,00 = Rp 477.675.000,00
PS. Gross L/8 : 14.850 x Rp 26.500,00 = Rp 393.525.000,00
PS. Segi Enam : 13.250 x Rp 24.350,00 = Rp 322.637.500,00
Rp 1.193.837.500,00
Selisih volume penjualan (unfavourable) Rp 1.080.000,00
66
66
B. Selisih Harga Pokok Penjualan
Harga pokok penjualan sesungguhnya = Rp 730.907.209,50
Harga pokok penjualan yang dianggarkan = Rp 717.927.341,00
Selisih harga pokok penjualan (unfavourable) = Rp 12.979.868,50
a. Perhitungan Selisih Harga Pokok
Volume penjualan yang sesungguhnya dengan harga pokok yang
sesungguhnya adalah:
PS. Sgl. Motif : 16.600 x Rp 18.083,74 = Rp 300.190.084,00
PS. Gross L/8 : 14.700 x Rp 16.256,04 = Rp 238.963.788,00
PS. Segi Enam : 13.250 x Rp 14.471,95 = Rp 191.753.337,50
Rp 730.907.209,50
Volume penjualan yang sesungguhnya dengan harga pokok yang
dianggarkan adalah:
PS. Sgl. Motif : 16.600 x Rp 17.866,90 = Rp 296.590.540,00
PS. Gross L/8 : 14.700 x Rp 15.949,26 = Rp 234.454.122,00
PS. Segi Enam : 13.250 x Rp 14.058,64 = Rp 186.276.980,00
Rp 717.321.642,00
Selisih harga pokok (unfavourable) Rp 13.585.567,50
b. Perhitungan selisih volume harga pokok
Volume penjualan yang sesungguhnya dengan harga pokok yang
dianggarkan adalah:
PS. Sgl. Motif : 16.600 x Rp 17.866,90 = Rp 296.590.540,00
PS. Gross L/8 : 14.700 x Rp 15.949,26 = Rp 234.454.122,00
PS. Segi Enam : 13.250 x Rp 14.058,64 = Rp 186.276.980,00
Rp 717.321.642,00
Volume penjualan yang dianggarkan dengan harga pokok yang
dianggarkan adalah:
PS. Sgl. Motif : 16.500 x Rp 17.866,90 = Rp 294.803.850,00
PS. Gross L/8 : 14.850 x Rp 15.949,26 = Rp 236.846.511,00
PS. Segi Enam : 13.250 x Rp 14.058,64 = Rp 186.276.980,00
Rp 717.927.341,00
Selisih volume harga pokok (favourable) Rp 605.699,00
67
67
Perhitungan selisih – selisih tersebut di atas bila diringkas akan
nampak pada tabel 21 berikut ini:
Tabel 21 Hasil Analisis Laba Kotor dengan Metode Anggaran
pada Perusahaan Indah Cemerlang
Jenis Selisih Pengaruh terhadap
Laba Kotor
Menambah
(Rp) Mengurangi
(Rp) Selisih Harga Jual (unfavourable) 30.237.500,00Selisih Volume Penjualan (unfavourable) 1.080.000,00Selisih Harga Pokok (unfavourable) 13.585.567,50Selisih Volume Harga Pokok (favourable) 605.699,00 605.699,00 44.903.067,50Penurunan Laba Kotor 44.297.368,50 44.903.067,50
Sumber: Data Diolah
C. Selisih Kuantitas atau Volume Bersih (Net Volume Variance)
Selanjutnya penulis akan menganalisis selisih volume bersih,
yaitu:
Selisih volume penjualan (unfavourable) = Rp 1.080.000,00
Selisih volume harga pokok (favourable) = Rp 605.699,00
Selisih volume bersih (unfavourable) = Rp 474.301,00
Selisih volume bersih ini kemudian dapat dianalisis lebih lanjut
dalam selisih sales mix dan selisih volume penjualan akhir.
a. Perhitungan Selisih Komposisi Penjualan (Sales Mix Variance)
Volume penjualan sesungguhnya dengan harga jual yang
dianggarkan adalah:
PS. Sgl. Motif : 16.600 x Rp 28.950,00 = Rp 480.570.000,00
PS. Gross L/8 : 14.700 x Rp 26.500,00 = Rp 389.550.000,00
PS. Segi Enam : 13.250 x Rp 24.350,00 = Rp 322.637.500,00
Rp 1.192.757.500,00
68
68
Volume penjualan yang sesungguhnya dengan harga pokok yang
dianggarkan adalah:
PS. Sgl. Motif : 16.600 x Rp 17.866,90 = Rp 296.590.540,00
PS. Gross L/8 : 14.700 x Rp 15.949,26 = Rp 234.454.122,00
PS. Segi Enam : 13.250 x Rp 14.058,64 = Rp 186.276.980,00
Rp 717.321.642,00
Rp 475.435.858,00
Volume penjualan sesungguhnya dengan laba
kotor rata-rata yang dianggarkan:
(44.550 x Rp 10.670,63137) Rp 475.376.627,50 Selisih komposisi penjualan (favourable) Rp 59.230,50
b. Perhitungan Selisih Penjualan Final (Final Sales Quantity
Variance)
Volume penjualan sesungguhnya dengan laba
kotor rata – rata yang dianggarkan:
(44.550 x Rp 10.670,63137) Rp 475.376.627,50 Volume penjualan yang dianggarkan dengan laba
kotor rata – rata yang dianggarkan:
(44.600 x Rp 10.670,63137) Rp 475.910.159,00
Selisih volume penjualan akhir (unfavourable) Rp 533.531,50
Perhitungan selisih – selisih harga tersebut di atas apabila
diringkas akan nampak pada tabel 22 berikut ini:
69
69
Tabel 22 Hasil Analisis Laba Kotor dengan Metode Anggaran
dengan Memasukkan Selisih Sales Mix pada Perusahaan Indah Cemerlang
Jenis Selisih Pengaruh terhadap
Laba Kotor
Menambah
(Rp) Mengurangi
(Rp) Selisih Harga Jual (unfavourable) 30.237.500,00Selisih Harga Pokok (unfavourable) 13.585.567,50Selisih Sales Mix (favourable) 59.230,50 Selisih Volume Penjualan Akhir (unfavourable) 533.531,50 59.230,50 44.356.599,00Penurunan Laba Kotor 44.297.368,50 44.356.599,00
Sumber: Data Diolah
Berdasarkan perhitungan diatas, maka dapat disusun skema
analisis laba kotor sebagai berikut:
70
Gambar 5 Bagan Analisis Selisih Laba Kotor
Perusahaan Indah Cemerlang
Anggaran Laba Kotor
475.910.159,00
Laba Kotor Sesungguhnya 431.612.790,50
Selisih Kuantitas Penjualan
1.080.000,00 (Unfavourable)
Selisih Harga Jual
30.237.500,00 (unfavourable)
Selisih Harga Pokok Penjualan
12.979.868,50 (unfavourable)
Selisih Penjualan
31.317.500,00 (unfavourable)
Selisih Laba Kotor
44.297.268,50 (unfavourable)
Selisih Kuantitas
Bersih 474.301,00
(unfavourable) Selisih
Kuantitas HPP 605.699,00
(favourable)
Selisih Harga HPP
13.585.567,50 (Unfavourable)
Selisih Komposisi Penjualan 59.230,50
(favourable)
Selisih Kuantitas Penjualan
Final 533.531,50
(unfavourable)
Sumber: Data Diolah
71
Perhitungan – perhitungan di atas telah memperlihatkan pada kita
tentang analisis laba kotor melalui dua metode yaitu: metode tahun dasar
dan metode anggaran. Dimana laba kotor tahun 2005 mengalami
peningkatan apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, sedangkan
apabila dibandingkan dengan anggaran, maka terjadi penurunan laba
kotor. Untuk lebih ringkasnya kesimpulan penyebab selisih dari kedua
metode tersebut dapat dilihat melalui tabel 23 berikut ini:
Tabel 23 Perbedaan Hasil Analisis Laba Kotor Metode tahun Dasar
dan Metode Anggaran
Jenis Selisih Pengaruh terhadap
Metode
Tahun Dasar Metode
Anggaran Selisih Harga Jual favourable Unfavourable Selisih Volume Penjualan favourable Unfavourable Selisih Harga Pokok unfavourable Unfavourable Selisih Volume Harga Pokok unfavourable Favourable Selisih Sales Mix favourable Favourable Selisih Volume Penjualan Akhir favourable Unfavourable
Sumber: Data Diolah
Dari perbedaan dan persamaan pada tabel 23 maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa penyebab meningkatnya laba kotor melalui metode
tahun dasar dikarenakan selisih yang menguntungkan pada harga jual,
volume penjualan, sales mix dan volume penjualan akhir. Sedangkan
penurunan laba kotor melalui metode anggaran disebabkan karena selisih
yang tidak menguntungkan pada harga jual, volume penjualan, harga
pokok dan volume penjualan akhir. Metode anggaran akan lebih baik
digunakan dalam menganalisis laba kotor, karena dengan anggaran yang
disusun baik merupakan petunjuk yang terbaik mengenai prestasi yang
seharusnya (Mulyadi, 1991: 141). Selain itu, dengan metode ini kita dapat
mengetahui kelemahan – kelemahan secara khusus yang ada selama
pelaksanaan operasi perusahaan pada periode 2005.
72
2. Analisis Selisih yang Terjadi
Dari analisis laba kotor diatas, maka dibawah ini akan dijelaskan
selisih - selisih yang terjadi terutama yang menggunakan metode
anggaran, yaitu sebagai berikut:
a. Selisih harga jual menunjukkan selisih yang tidak menguntungkan
(unfavourable), yang dapat disebabkan oleh:
1) Harga jual yang tidak stabil bila dibandingkan dengan perusahaan
sejenis lainnya.
2) Harga jual produk yang terlalu tinggi sehingga tidak mampu
bersaing dengan perusahaan lain yang sejenis.
b. Selisih volume penjualan menunjukkan selisih yang tidak
menguntungkan (unfavourable), yang dapat disebabkan oleh:
1) Promosi produk yang kurang baik sehingga daya beli konsumen
terhadap barang yang ditawarkan menjadi menurun.
2) Kurang adanya daya beli terhadap barang – barang yag ditawarkan.
c. Selisih harga pokok menunjukkan selisih yang tidak menguntungkan
(unfavourable), yang dapat disebabkan oleh:
1) Naiknya biaya - biaya produksi
2) Pembelian bahan baku dengan harga yang tinggi
d. Selisih volume harga pokok menunjukkan selisih yang
menguntungkan (favourable), dapat disebabkan oleh:
1) Kapasitas mesin – mesin yang masih memungkinkan untuk
memproduksi barang
2) Keterampilan dari para pekerja
3) Jam kerja yang dipergunakan secara efektif dan efisien.
e. Selisih komposisi penjualan (sales mix) menunjukkan selisih yang
menguntungkan (favourable), yang mungkin disebabkan oleh beberapa
produk yang terjual dapat menutupi produk yang tidak dapat terjual
atau mengalami penurunan penjualan.
Berdasarkan hasil analisis di atas dan perumusan masalah yang terjadi
pada perusahaan Indah Cemerlang, maka dapat disimpulkan bahwa sebab -
73
sebab timbulnya masalah penurunan laba kotor pada perusahaan tersebut
adalah:
a. Selisih harga jual yang menunjukkan selisih yang tidak
menguntungkan (unfavourable)
Selisih harga jual menunjukkan penurunan sebesar Rp
30.237.500,00. Selisih harga jual ini diakibatkan oleh tidak stabilnya
harga jual produk bila dibandingkan dengan perusahaan sejenis di
daerah Malang. Perusahaan dalam menetapkan harga berdasarkan
anggaran teralalu tinggi dibandingkan dengan perusahaan sejenis
lainnya yang ada di Malang. Hal itu dilakukan bertujuan untuk
meningkatkan laba perusahaan. Namun pada realisasinya, perusahaan
harus menurunkan harga produknya, agar terjadi peningkatan volume
penjualan. Untuk menggambarkan kondisi tersebut, maka dapat
disajikan perbandingan harga barang yang serupa (jenis dan mutu
sama) yang berlaku pada perusahaan Indah Cemerlang dan perusahaan
sejenis lainnya di daerah Malang pada tahun 2005 pada tabel 24
berikut ini:
Tabel 24 Daftar Perbandingan Harga Paving Stone dan Tegel
Periode 31 Desember 2005
Jenis Barang
Perusahaan Indah Cemerlang
(Rp)
Perusahaan Lain yang Sejenis
(Rp) Paving Stone Sgl. Motif 28.950,00 27.500,00 Paving Stone Gross L/8 26.500,00 25.500,00 Paving Stone Segi Enam 24.350,00 24.500,00
Sumber: Perusahaan Indah Cemerlang, Malang, 2006
b. Selisih volume penjualan menunjukkan selisih yang tidak
menguntungkan (unfavourable)
Kondisi ini diakibatkan oleh adanya penurunan volume penjualan pada
tahun 2005 terutama untuk produk paving stone Gross L/8 yang justru
dapat diharapkan memberi keuntungan yang lebih besar. Penurunan
penjualan ini karena munculnya perusahaan paving stone yang lebih
74
disukai oleh konsumen untuk saat ini. Selain itu banyaknya perusahaan
sejenis yang telah memproduki produknya sesuai dengan tren mode
yang berlaku seperti dalam hal warna, bentuk, dan ukuran yang lebih
bervariasi dari apa yang ditawarkan oleh perusahaan Indah Cemerlang
pada periode yang bersamaan. Keberadaan pesaing ini semakin
memperketat persaingan sehingga bagi perusahaan yang belum siap
dalam menghadapinya maka akan mengalami kemunduran. Kondisi ini
dapat mengakibatkan adanya penurunan volume penjualan yang
terealisasi bila dibandingkan dengan volume penjualan menurut
anggaran.
c. Selisih harga pokok yang menunjukkan selisih yang tidak
menguntungkan (unfavourable)
Selisih harga pokok penjualan mengalami kerugian sebesar Rp
13.585.567,50. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan terhadap
biaya produksi pada tahun 2005. Kenaikan biaya produksi ini
diakibatkan semakin tingginya harga dari bahan baku apabila
dibandingkan dengan harga pada tahun 2004. Biaya produksi pada
tahun 2004 untuk produk paving stone segala motif adalah sebesar Rp
290.354.750,00, sedangkan pada tahun 2005 mengalami peningkatan
menjadi Rp 302.902.700,00, sedangkan untuk paving stone jenis gross
L/8 biaya produksi pada tahun 2004 adalah sebesar Rp 230.018.750,00
dan pada tahun 2005 menjadi sebesar 243.840.600,00, sama halnya
untuk paving stone segi enam mengalami peningkatan biaya produksi
dari Rp 181.678.416,00 (tahun 2004) menjadi Rp 193.924.180,00
(untuk tahun 2005).
Selain itu perusahaan di dalam membuat anggaran biaya produksi
kurang memperhatikan kenaikan biaya secara tepat, sehingga biaya
produksi yang terjadi pada tahun 2005 lebih besar dibandingkan
dengan biaya produksi yang dianggarkan. Tinggi rendahnya biaya
produksi juga berpengaruh dalam mnetapkan harga jual.
75
Setelah melihat sebab - sebab terjadinya penurunan laba kotor diatas,
maka dapat disimpulkan bahwa penurunan yang paling besar terletak pada
selisih harga jual dibandingkan dengan selisih – selisih yang lain.
Penurunan laba kotor yang disebabkan oleh selisih harga jual pada
Perusahaan Indah Cemerlang yaitu sebesar Rp 30.237.500,00, selisih
volume penjualan adalah sebesar Rp 1.080.000,00 dan selisih harga pokok
penjualan adalah sebesar Rp 13.585.567,50.
Selisih harga jual yang sebesar Rp 30.237.500,00 dapat dianalisa lebih
lanjut berdasarkan besarnya selisih dari tiap jenis produk, yaitu sebagai
berikut:
a. PS. Sgl. Motif:
16.600 (Rp 27.850,00 – Rp 28.950,00) = Rp 18.260.000,00 (UF)
b. PS. Gross L/8:
14.700 (Rp 25.550,00 – Rp 26.500,00) = Rp 13.965.000,00 (UF)
c. PS. Segi Enam:
13.250 (Rp 24.500,00 – Rp 24.350,00) = Rp 1.987.500,00 (F)
Rp 30.237.500,00 (UF)
Setelah dihitung selisih harga jual dari masing - masing jenis produk,
maka dapat disimpulkan bahwa penurunan laba kotor yang disebabkan
oleh selisih harga jual sebesar Rp 30.237.500,00 disebabkan oleh masing -
masing produk menunjukkan selisih yang berbeda, yaitu: selisih harga jual
untuk PS. Segala Motif menunjukkan selisih yang tidak menguntungkan
sebesar Rp 18.260.000,00, PS. Gross L/8 juga menunjukkan selisih yang
tidak menguntungkan sebesar Rp 13.965.000,00, sedangkan PS. Segi
Enam menunjukkan selisih yang menguntungkan sebesar Rp
1.987.500,00.
Selisih Produk A = Kuantitas Sesungguhnya Produk A ( Harga Jual Sesungguhnya Produk A – Harga Jual Produk A yang dianggarkan)
76
Selisih harga jual yang terjadi pada perusahaan Indah cemerlang
berdasarkan anggaran, disebabkan karena perusahaan dalam menetapkan
anggaran kurang adanya pertimbangan - pertimbangan dalam memprediksi
kenaikan biaya produksi. Sehingga biaya yang dikeluarkan pada
realisasinya melebihi dari biaya yang dianggarkan.
Kemudian perusahaan di dalam menetapkan besarnya prosentase laba
yang dianggarkan, hanya didasarkan pada pengalaman dan juga
keuntungan yang ingin dicapai, kurang melihat kondisi pesaing. Karena
apabila perusahaan menetapkan prosentase laba hanya karena pengalaman
dan keuntungan yang ingin dicapai, maka perusahaan cenderung
memberikan prosentase laba yang besar, sehingga harga jual menjadi
tinggi melebihi harga dari pesaing. Dampak dari harga jual yang tinggi
tersebut, maka kuantitas penjualan akan menurun sehingga laba
perusahaan pun menjadi menurun. Oleh karena itu perusahaan Indah
Cemerlang pada realisasinya tahun 2005 menurunkan harga jualnya, selain
karena melihat kondisi pesaing juga untuk meningkatkan kuantitas
penjualan agar laba yang diharapkan dapat tercapai.
Di bawah ini dapat dilihat prosentase perbandingan laba pada tahun
2004, anggaran tahun 2005 serta realisasi tahun 2005 pada tabel 25,
berikut ini:
Tabel 25 Prosentase Laba
Perusahaan Indah Cemerlang
Jenis Produk Tahun 2004
Anggaran 2005
Realisasi 2005
PS. Segala Motif 50% 62% 54% PS. Gross L/8 53% 66% 57% PS. Segi Enam 62% 73% 69%
Sumber: Data Diolah
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat dilihat prosentase laba yang
diharapkan oleh perusahaan pada anggaran yang terlalu besar dari tahun
sebelumnya, yaitu tahun 2004. bahkan kenaikan prosentase laba yang
diharapkan mencapai rata – rata lebih dari 10 % tiap jenis produknya.
77
Sedangkan yang terealisasi pada tahun 2005, kenaikan prosentase laba
hanya berkisar rata – rata 5 % tiap jenis produknya. Sehingga terjadi
selisih harga jual yang merugikan khususnya untuk jenis produk paving
stone segala motif dan paving stone gross L/8.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa,
analisis laba kotor dapat dijadikan sebagai salah satu alat dalam
menetapkan harga jual. Dimana setelah dianalisis selisih laba kotornya,
maka ditemukan selisih – selisih yang tidak menguntungkan yang
menyebabkan laba kotor menurun dari yang dianggarkan. Terutama selisih
yang diakibatkan oleh harga jual. Kemudian selisih – selisih tersebut
dianalisis lebih lanjut dan dicari penyebab penyimpangannya. Kemudian
perusahaan dapat mengambil tindakan atas penyimpangan untuk dicari
pemecahannya sehingga dapat meminimalkan penyimpangan yang terjadi,
yaitu dengan melakukan analisis lebih lanjut terhadap bagian atau biaya
apa yang menyebabkan terjadinya selisih, dan siapa pihak yang
bertanggung jawab terhadap penyimpangan tersebut sehingga dapat
dilakukan perbaikan di masa mendatang.
Dalam upaya meningkatkan laba kotor perusahaan sesuai dengan
anggaran, maka perusahaan perlu merencanakan anggaran biaya produksi
dengan lebih hati – hati dan perlu adanya pertimbangan – pertimbangan
agar biaya produksi yang dikeluarkan pada realisasinya tidak melebihi dari
yang dianggarkan. Karena tinggi rendahnya biaya produksi juga
mempengaruhi pada tinggi rendahnya harga jual. Selain itu juga
perusahaan harus lebih berhati – hati dalam menetapkan harga jual produk
yang dianggarkan, agar dapat terealisasi dengan baik dan dapat bersaing
dengan perusahaan lain yang sejenis. Dengan penetapan harga jual yang
tepat dan juga promosi yang baik, maka penjualan akan meningkat,
sehingga laba yang diharapkan pun dapat meningkat.
78
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap perusahaan Indah
Cemerlang Malang, terdapat beberapa kesimpulan yang perlu dikemukakan.
Adapun kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hasil analisis laba kotor menunjukkan bahwa:
a. Selisih harga jual menunjukkan selisih yang tidak menguntungkan
(unfavourable) yang disebabkan oleh perusahaan terlalu tinggi dalam
menetapkan anggaran harga jual dibandingkan dengan perusahaan lain
yang sejenis.
b. Selisih volume penjualan menunjukkan selisih yang tidak
menguntungkan (unfavourable) yang disebabkan karena promosi
produk yang kuarang baik sehingga daya beli konsumen terhadap
barang yang ditawarkan menurun.
c. Selisih harga pokok menunjukkan selisih yang tidak menguntungkan
(unfavourable) yang disebabkan oleh naiknya biaya – biaya yag
berkaitan langsung dengan produk yang dihasilkan seperti biaya bahan,
tenaga, dan lain – lain.
d. Selisih volume harga pokok menunjukkan selisih yang
menguntungkan (favourable) yang disebabkan oleh kapasitas mesin –
mesin yang masih baik digunakan, dan jam kerja karyawan yang
dipergunakan secara efektif dan efisien.
e. Selisih komposisi penjualan menunjukkan selisih yang
menguntungkan (favourable), yang dapat disebabkan oleh produk yang
mengalami peningkatan penjualan dapat menutupi jumlah produk yang
mengalami penurunan.
2. Berdasarkan selisih yang terjadi, selisih harga juallah yang mengalami
penurunan paling besar. Hal itu disebabkan karena perusahaan terlalu
tinggi dalam menetapakn prosentase laba yang dianggarkan dibandingkan
dengan harga dari perusahaan lain yang sejenis. Sehingga pada
realisasinya perusahaan tidak dapat menggunakan harga anggaran tersebut
79
dikarenakan harga pesaing yang lebih rendah. Karena apabila perusahaan
tetap memberi prosentase laba seperti yang dianggarkan, maka volume
penjualan akan menurun drastis, dikarenakan penurunan permintaan, yang
disebabkan mahalnya harga produk.
3. Analisis laba kotor dapat dijadikan sebagai salah satu alat dalam
menetapkan harga jual. Dimana setelah dianalisis selisih laba kotornya,
maka ditemukan selisih – selisih yang tidak menguntungkan yang
menyebabkan laba kotor menurun dari yang dianggarkan. Terutama selisih
yang diakibatkan oleh harga jual. Kemudian selisih – selisih tersebut
dianalisis lebih lanjut dan dicari penyebab penyimpangannya. Kemudian
perusahaan dapat mengambil tindakan atas penyimpangan untuk dicari
pemecahannya sehingga dapat meminimalkan penyimpangan yang terjadi,
yaitu dengan melakukan analisis lebih lanjut terhadap bagian atau biaya
apa yang menyebabkan terjadinya selisih, dan siapa pihak yang
bertanggung jawab terhadap penyimpangan tersebut sehingga dapat
dilakukan perbaikan di masa mendatang.
B. Saran
Berdasarkan penelitian tersebut, maka pemecahan masalah yang perlu
disampaikan antara lain:
1. Perusahaan perlu merencanakan anggaran biaya produksi dengan lebih
hati – hati dan perlu adanya pertimbangan – pertimbangan agar biaya
produksi yang dikeluarkan pada realisasinya tidak melebihi dari yang
dianggarkan. Karena tinggi rendahnya biaya produksi juga mempengaruhi
pada tinggi rendahnya harga jual.
2. Perusahaan hendaknya lebih memperhatikan dalam menetapkan harga
produknya. Harga yang ditetapkan tersebut haruslah mampu bersaing
dengan perusahaan lain yang sejenis agar kuantitas penjualan dapat
meningkat sehingga laba yang diharapkan oleh perusahaan pun dapat
tercapai.
3. Perusahaan di dalam menetapkan besarnya prosentase laba yang
diharapkan, selain didasarkan pada pengalaman dan juga keuntungan yang
ingin diacapai, hendaknya juga melihat kondisi pesaing. Karena apabila
80
perusahaan menetapkan prosentase laba hanya karena pengalaman dan
keuntungan yang ingin dicapai, maka perusahaan cenderung memberikan
prosentase laba yang besar, sehingga harga jual menjadi tinggi melebihi
harga dari pesaing. Dampak dari harga jual yang tinggi tersebut, maka
kuantitas penjualan akan menurun sehingga laba perusahaan pun menjadi
menurun.
4. Perusahaan hendaknya perlu mengambil tindakan atas penyimpangan yang
terjadi untuk dicari pemecahannya sehingga dapat meminimalkan
penyimpangan yang terjadi, yaitu dengan melakukan analisis lebih lanjut
terhadap bagian atau biaya apa yang menyebabkan terjadinya selisih, dan
siapa pihak yang bertanggung jawab terhadap penyimpangan tersebut
sehingga dapat dilakukan perbaikan di masa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari. 2005. Manajemen Pemasaran & Pemasaran Jasa. Edisi Revisi. Bandung: Alfabeta. Faisal, Sanapiah. 1995. Format–Format Penelitian Sosial: Dasar-dasar dan Aplikasi. Jakarta: Rajawali Pers. Hansen, D. R. & Mowen, M. M. 2001. Manajemen Biayak Jakarta: Salemba Empat
Horngren, C. T, dkk. 2005. Akuntansi Biaya: Penekanan Manajerial. Edisi 2. Jilid 1. Jakarta: PT. INDEKS. Indriantoro, N. dan Supomo, B. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis: Untuk Akuntansi & Manajemen. Edisi 1. Yogyakarta: BPFE. Kotler, P. & Amstrong, G. 2004. Dasar-Dasar Pemasaran. Edisi 9. Jilid 1. Jakarta: PT. Indeks. McCarthy & Perreault. 1995. Intisari Pemasaran: Sebuah Ancangan Manajerial Global. Jakarta: Binarupa Aksara. Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat dan Rekayasa. Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat. Nafarin, M. 2000. Penganggaran Perusahaan. Jakarta: salemba Empat.
Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Polimeni & Cashin. 1986. Teori dan Soal – Soal Akuntansi Biaya. Volume 2. Jakarta:
Erlangga
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: CV. Alfabeta.
Supriyono, R. A. 2000. Akuntansi Biaya: Perencanaan dan Pengendalian Biaya serta Pembuatan Keputusan. Edisi 2. Buku 2. Yogyakarta: BPFE. --------------------. 2001. Akuntansi Manajemen 3: Proses Pengendalian Manajemen. Edisi 1. Yogyakarta: BPFE. Umar, H. 2003. Riset Akuntansi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Winardi. 1992. Harga dan Penetapan Harga dalam Bidang Pemasaran (Marketing). Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
CURRICULUM VITAE
Nama : Dewi Safitri Wulandari
Nomor Induk Mahasiswa : 0310320041
Tempat & Tanggal Lahir : Denpasar, 20 Desember 1984
Alamat Rumah : Jl. Pandu Gg. IIB No.4 Denpasar
Alamat Malang : Jl. Kertosentono 96 A Malang
Nomor Telepon : 085234100088 / (0341)570010
Email : sweet3_blue@yahoo.com
Latar Belakang Pendidikan :
a. SDN 4 Sumerta (1991-1997).
b. SLTPN 8 Denpasar (1997-2000).
c. SMUN 3 Denpasar (2000-2003).
d. Universitas Brawijaya Malang, Fakultas Ilmu Administrasi Program Studi
Administrasi Bisnis (2003-2007).
Recommended