View
225
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
ANALISIS PENGARUH BI RATE, NILAI TUKAR, INFLASIDAN CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) TERHADAP
TINGKAT MARGIN PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANKUMUM SYARIAH
(PERIODE 2011-2016)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
Chairu Ummah Teja Sumarna
NIM : 11140810000157
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H / 2018 M
ii
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING
ANALISIS PENGARUH BI RATE, NILAI TUKAR, INFLASI DANCAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) TERHADAP TINGKAT MARGIN
PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK UMUM SYARIAH
(PERIODE 2011-2016)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
Chairu Ummah Teja Sumarna
NIM : 11140810000157
Di Bawah Bimbingan
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H / 2018 M
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Senin Tanggal 11 Bulan September Tahun 2017 telah dilakukan ujiankomprehensif atas nama mahasiswa :
1. Nama : Chairu Ummah Teja Sumarna2. NIM : 111408100001573. Jurusan : Manajemen4. Judul Skripsi : Analisis Pengaruh BI Rate, Nilai Tukar, Inflasi dan Capital
Adequacy Ratio (CAR) Terhadap Tingkat Margin Pembiayaan Murabahah diBank Umum Syariah (Periode 2011-2016)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yangbersangkutan selama ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswatersebut diatas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ketahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SarjanaEkonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta.
Jakarta, 11 September 2017
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini, 21 Februari 2018 telah dilakukan Ujian Skripsi atas Mahasiswa :
1. Nama : Chairu Ummah Teja Sumarna2. NIM : 111408100001573. Jurusan : Manajemen4. Judul Skripsi : Analisis Pengaruh BI Rate, Nilai Tukar, Inflasi dan Capital
Adequacy Ratio (CAR) Terhadap Tingkat Margin Pembiayaan Murabahah diBank Umum Syariah (Periode 2011-2016)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yangbersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswatersebut diatas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syaratuntuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan BisnisUniversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 21 Februari 2018
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Chairu Ummah Teja Sumarna
Nomor Induk Mahasiswa : 11140810000157
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Manajemen
Dengan ini menyatakan menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan
dan mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain
3. Tidak menggunakan karya ilmiah orang lain tanpa menyebutkan
sumber asli atau tanpa menyebutkan pemilik karya.
4. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas
karya ini.
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan
telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata
memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan diatas, maka
saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama : Chairu Ummah Teja Sumarna
Tempat/Tanggal lahir : Jakarta, 20 April 1996
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Kp. Rawa Barat No.63 RT/RW 04/05, PondokPucung, Pondok Aren, Tangerang Selatan - Banten15229
No Tlp : 085102980539
Riwayat Pendidikan : CEP CCIT FT-UI, Depok (2013-2015)
SMAN 3, Tangerang Selatan (2010-2013)
SMPN 6, Tangerang Selatan (2007-2010)
SDN Jombang 6 (2001-2007)
Pengalaman Organisasi
1. Koperasi Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta2. CCIT Squad Fakultas Teknik Universitas Indonesia3. English Club English Debate Team SMA Negeri 3 Tangerang Selatan4. Runs Radio 107.7 FM Radio Komunitas SMA Negeri 3 Tangerang
Selatan
Pengalaman Kerja
1. PT. Tiraz Global Media Weradio Radio Streaming JakartaProgram Director2016-2017
2. Kementerian Pertahanan Republik IndonesiaAsisten Dosen Kelas Pemrograman2014
3. CEP CCIT Fakultas Teknik Universitas IndonesiaTim Road Show dan Pameran2013-2015
vii
Data Orangtua
Nama
Ayah : Endang Sumarna
Ibu : Nur’aini
Agama : Islam
Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil / Ibu Rumah Tangga
Alamat : Kp. Rawa Barat No.63 RT/RW 04/05, Pondok Pucung, PondokAren, Tangerang Selatan - Banten 15229
viii
ANALISIS PENGARUH BI RATE, NILAI TUKAR INFLASI DANCAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) TERHADAP TINGKAT MARGIN
PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK UMUM SYARIAH
(PERIODE 2011-2016)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah BI Rate, Nilai Tukar, Inflasi danCapital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh terhadap tingkat margin pembiayaanMurabahah secara parsial dan simultan pada Bank Umum Syariah periode 2011-2016. Populasi dalam penelitian ini adalah Bank Umum Syariah yang beroperasi diIndonesia selama 6 tahun (2011-2016). Penelitian ini menggunakan metodepurposive sampling. Setelah diseleksi, populasi sasaran berjumlah 9 bank,diantaranya yaitu BCA Syariah, BNI Syariah, BRI Syariah, Bank Syariah Mandiri,Bank Bukopin Syariah, Bank Maybank Syariah, Bank Mega Syariah, BankMuamalat, dan Bank Panin Dubai Syariah. Metode analisis yang digunakan adalahregresi data panel. Metode yang terpilih adalah Common Effect Model, kemudiandiuji dengan uji t dan uji F dengan tingkat signifikan 5%. Hasil uji F menunjukkanbahwa dalam penelitian ini variabel BI Rate, Nilai tukar, Inflasi dan CapitalAdequacy Ratio (CAR) berpengaruh secara simultan terhadap tingkat marginpembiayaan Murabahah Bank Umum Syariah. Hasil uji t menunjukkan secaraparsial bahwa BI Rate, Nilai Tukar, Inflasi dan Capital Adequacy Ratio (CAR)memiliki pengaruh terhadap tingkat margin pembiayaan Murabahah. Adjust R2
menunjukkan bahwa dalam penelitian ini seluruh variabel independen memberikankontribusi 82,17% terhadap variabel dependen. Sisanya sebanyak 17,83%dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak ada dalam penelitian ini seperti BOPO,FDR, NPF dll.
Kata kunci : BI Rate, Nilai tukar, Inflasi, CAR dan Murabahah.
ix
ANALYSIS EFFECT OF BI RATE, EXCHANGE RATE INFLATION ANDCAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) ON MARGIN LEVEL OF
MURABAHAH FINANCING IN SHARIA BANK
PERIOD 2011-2016
ABSTRACT
This study aims to determine whether the BI Rate, Exchange Rate, Inflation andCapital Adequacy Ratio (CAR) affect the level of margin financing Murabahapartially and simultaneously at the Bank of Sharia period 2011-2016. Thepopulation in this study is a Sharia Commercial Bank operating in Indonesia for 6years (2011-2016). This research uses purposive sampling method. After selection,the target population is 9 banks, including BCA Syariah, BNI Syariah, BRI Syariah,Bank Syariah Mandiri, Bukopin Syariah , Maybank Syariah, Mega Syariah Bank,Muamalat Bank and Panin Dubai Syariah Bank. The method of analysis used ispanel data regression. The selected method is Common Effect Model, then testedwith t test and F test with 5% significant level. The result of F test shows that in thisresearch, the variable of BI Rate, Exchange Rate, Inflation and Capital AdequacyRatio (CAR) influence simultaneously to level of financing margin of Murabahahof Sharia Commercial Bank. The t test results show partially that the BI Rate,Exchange Rate, Inflation and Capital Adequacy Ratio (CAR) have an influence onthe level of Murabahah financing margin. Adjust R2 shows that in this study allindependent variables contribute 82,17% to the dependent variable. The remaining17,83% is influenced by other variables that do not exist in this research such asBOPO, FDR, NPF etc.
Keyword : BI Rate, Exchange Rate, Inflation, CAR and Murabahah
x
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan karunia
Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang
berjudul “Analisis Pengaruh BI Rate, Nilai Tukar, Inflasi dan Capital Adequacy
Ratio (CAR) Terhadap Tingkat Margin Pembiayaan Murabahah di Bank Umum
Syariah (Periode 2011-2016)”. Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurah
kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, Sang Teladan yang telah mmbawa kita
ke zaman kebaikan.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai syarat
guna meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negari Syarif
Hidayatullah Jakarta. Syukur Alhamduillah penulis ucapkan atas kekuasaan Allah
SWT yang telah memberikan ridha dan rahmat-Nya kepada penulis. Selain itu,
penulis juga ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
1. Allah SWT yang telah mempermudah dan memberikan rahmat serta
kesehatan kepada penulis selama menyusun tugas akhir.
2. Kedua orang tua penulis yang selalu mendoakan, memberikan semangat
tiada henti, mendukung dengan sepenuh hati dan selalu menguatkan setiap
kesulitan yang penulis rasakan
3. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4. Ibu Titi Dewi Warninda, SE., M.Si selaku Ketua Program Studi
Manajemen dan Ibu Ela Patriana, MM selaku Sekretaris Program Studi
Manajemen
5. Bapak Dr. Herni Ali HT, SE., MM selaku Dosen Pembimbing I atas
ketersediaan waktu, tenaga dan segala ilmu yang diberikan untuk
membimbing penulis.
6. Ibu Amalia, MSM selaku Dosen Pembimbing II atas bimbingan, arahan,
ilmu, masukan dan nasihat yang diberikan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan sungguh-sungguh.
xi
7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah dengan sabar dan
ikhlas memberikan segala ilmu yang dimiliki.
8. Seluruh staff Fakultas Ekonomi dan Bisnis atas segala bantuannya
9. Ihsan Kamil Teja Sumarna, adik penulis yang selalu mendukung setiap
langkah yang penulis lakukan dan selalu memberikan hotspot secara
sukarela. Meskipun mendukung dari belakang dan menjadi silent
supporter.
10. Muhammad Ilhami Azzam yang memberikan keceriaan dan dapat
menghilangkan stress penulis dengan kelucan yang dibuatnya.
11. Keluarga besar penulis yang senantiasa memberikan doa dan dukungan.
12. Sahabat setia Frisca Mulyaningtyas dan Nur Faizah yang terus memberikan
dukungan selama penulis mengerjakan tugas akhir ini.
13. Padillah Crew Mahmudah, Ayu, Annis,Zikra, Diah, Delvi yang
memberikan keceriaan dan semangat
14. Teman teman Manajemen Informasi Perbankan Syariah 2014 khususnya
Ka Tari, Ka Shelly Ismu adam, Yahdiani, Meilia, Nisa, Annisaul.
15. KKN Ultras 2016 rozali, affumado, fahmi, zhiya, fahreza, eliya dan dian.
16. Teman-teman CCIT FTUI yang telah berjuang bersama menyelesaikan
proyek TA, terimaksih atas waktu, kebersamaan, senasib dan
sepenanggungan memperjuangkan gelar sarjana ini.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis menerima segala kritik dan saran untuk penyempurnaan
penelitian ini. Semoga penelitian ini memberikan manfaat dan wawasan
kepada semua pihak yang membaca. Atas segala kontribusi, doa dan kebaikan
kalian semua saya ucapkan terima kasih banyak, semoga Allah SWT
memberikan keberkahan bagi kalian.
Jakarta, Februari 2017
Chairu Ummah Teja Sumarna
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING................................................... ii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
ABSTRACT ........................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR........................................................................................... x
DAFTAR ISI........................................................................................................ xii
DAFTAR GRAFIK ............................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... xv
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
A. Latar Belakang........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................... 12
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian............................................ 13
1. Tujuan Penelitian ................................................................................. 13
2. Manfaat Penelitian ............................................................................... 14
BAB II .................................................................................................................. 16
TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................... 16
A. Lembaga Keuangan Bank Syariah......................................................... 16
1. Bank Syariah......................................................................................... 16
2. BI Rate ................................................................................................... 17
3. Nilai Tukar............................................................................................ 21
4. Inflasi ..................................................................................................... 27
5. Capital Adequact Ratio (CAR) ............................................................. 35
6. Murabahah ............................................................................................ 37
B. Hubungan Operasional Antar Variabel ................................................ 46
1. Pengaruh BI Rate terhadap pembiayaan Murabahah ...................... 46
2. Pengaruh Nilai Tukar Terhadap Pembiayaan Murabahah ............. 47
3. Pengaruh Inflasi terhadap pembiayaan Murabahah ........................ 47
4. Pengaruh CAR terhadap pembiayaan Murabahah .......................... 48
C. Penelitian Terdahulu ............................................................................... 50
D. Kerangka Pemikiran................................................................................ 60
xiii
E. Uji Hipotesis.............................................................................................. 62
BAB III................................................................................................................. 64
METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................ 64
A. Ruang Lingkup Penelitian....................................................................... 64
B. Populasi dan Teknik Penentuan Sampel ............................................... 65
C. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 67
D. Teknik Data Analisis................................................................................ 68
E. Operasional Variabel Penelitian............................................................. 78
BAB IV ................................................................................................................. 82
ANALISIS DAN PEMBAHASAN..................................................................... 82
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian.......................................... 82
B. Analisis Deskriptif.................................................................................... 90
C. Analisis dan Pembahasan........................................................................ 97
D. Interpretasi Data .................................................................................... 108
BAB V................................................................................................................. 114
PENUTUP.......................................................................................................... 114
a. Kesimpulan ............................................................................................. 114
b. Saran ....................................................................................................... 115
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 117
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... 127
xiv
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4. 1 Hasil Uji Normalitas........................................................................ 99
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4. 1 Tabel Chi-Square.......................................................................... 99
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Kompoisisi Pembiayaan yang Diberikan Bank Umum Syariah danUnit Usaha Syariah Akad Murabahah ............................................................... 4
Tabel 2. 1 Matriks Kriteria Penilaian Resiko KPMM..................................... 37Tabel 2. 2 Kumpulan Penelitian Terdahulu ..................................................... 50
Tabel 3. 1 Bank Umum Syariah Oktober 2016 ................................................ 65Tabel 3. 2 Sampel Penelitian .............................................................................. 66
Tabel 4. 1 Tingkat Margin Pembiayaan Murabahah ...................................... 90Tabel 4. 2 BI Rate Tahun 2011-2016 ................................................................. 92Tabel 4. 3 Kurs Tengah Terhadap Dollar Amerika ........................................ 93Tabel 4. 4 Inflasi Tahun 2011-2016 ................................................................... 94Tabel 4. 5 Capital Adequacy Ratio Bank Umum Syariah............................... 95Tabel 4. 6 Hasil Uji Statistik Deskriptif ............................................................ 96Tabel 4. 7 Hasil Uji Chow................................................................................... 97Tabel 4. 8 Hasil Uji Hausman ............................................................................ 98Tabel 4. 9 Hasil Uji Multikolinearitas ............................................................. 100Tabel 4. 10 Hasil Uji Heteroskedastisitas........................................................ 100Tabel 4. 11 Hasil Uji Autokorelasi................................................................... 101Tabel 4. 12 Hasil Uji F ...................................................................................... 102
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam adalah agama yang ajarannya bersifat universal, artinya ajaran
yang dibawa islam itu bersifat menyeluruh dan mencakup pada segala
bidang kehidupan. Dengan sistem ajaran tersebut, lembaga keuangan
muncul sebagai sarana untuk aktivitas konsumsi, simpanan, jasa
peminjaman, pembiayaan dan investasi. Lembaga keuangan tersebut terdiri
dari lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan bukan bank.
Bank sebagai lembaga keuangan adalah bagian dari faktor
penggerak kegiatan perekonomian. Kegiatan–kegiatan lembaga sebagai
penyedia dan penyalur dana akan menentukan baik tidaknya
perekonomian suatu negara. Dalam perkembangannya jasa perbankan telah
mengalami kemajuan yang cukup pesat. Pesaing-pesaing baru telah
memasuki pasar dengan berbagai tawaran produk yang beraneka ragam dan
memiliki daya tarik tersendiri. (Siamat,2004: 87)
Perkembangan perbankan syariah di Indonesia sangat pesat seperti
yang terjadi di negara-negara lain. Pertumbuhan industri perbankan syariah
terbilang sangat fantasi, meskipun ada sejumlah kendala utama. Perbankan
syariah mengalami pertumbuhan rata-rata 30%-40%, jauh lebih tinggi
daripada pertumbuhan perbankan konvensional yang hanya sekitar 12%.
(Sjahdeini, 2014:97)
2
Bank syariah adalah suatu lembaga keuangan yang usaha pokoknya
memberikan kredit, pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas
pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan
dengan prinsip-prinsip Islam (UU No. 10/1998). Bank Syariah didirikan
dengan tujuan untuk mempromosikan dan mengembangkan penerapan
prinsip-prinsip Islam sesuai Al-Qur’an dan Al-Hadist, tradisinya dalam
transaksi keuangan dan perbankan serta bisnis lain yang terkait.
Prinsip-prinsip utama yang diikuti oleh Bank Islam adalah larangan
riba (suku bunga) dalam berbagai bentuk transaksi, melakukan kegiatan
usaha dan perdagangan berdasarkan perolehan keuntungan yang sah dan
sesuai kesepakatan bersama.(Sudarsono, 2003:22).
Sistem perbankan syariah di Indonesia di awali pada tahun 1992
dengan diterbitkannya Undang-Undang No.7 Tahun 1992 tentang bank
dengan sistem bagi hasil. Kemudian di tahun 1992 juga telah lahir bank
syariah pertama sebagai pelopor yang tidak menggunakan sistem bunga
seperti di bank konvensional, melainkan menggunakan sistem bagi hasil
yaitu Bank Muamalat Indonesia (BMI).
Perkembangan peran perbankan syariah di Indonesia tidak
terlepas dari sistem perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan
syariah yang juga diatur dalam Undang-undang No. 10 tahun 1998 dimana
Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Peran bank syariah dalam
3
memacu pertumbuhan perekonomian daerah semakin strategis dalam
rangka mewujudkan struktur perekonomian yang semakin berimbang.
Dukungan terhadap pengembangan perbankan syariah juga diperlihatkan
dengan adanya “dual banking system”, dimana bank konvensional
diperkenankan untuk membuka unit usaha syariah. (Rivai, 2006 : 2).
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang naik turun tak lepas dari
peranan perbankan sebagai salah satu aktor perekonomian yang paling
berperan di satu negara. Perbankan memainkan peranan penting demi
terciptanya suatu tatanan ekonomi yang berbasis kepada demokrasi
ekonomi ini. Sebagai lembaga intermediasi bagi para pihak yang surplus
dana dengan para pihak yang kekurangan dana, perbankan menjadi basis
bagi perkembangan sektor ekonomi rill. Tidak hanya itu, perbankan
merupakan partner utama dalam transaksi-transaksi perdagangan baik luar
maupun dalam negeri.
Namun realitanya, idealisasi lembaga keuangan perbankan dalam
memenuhi tugasnya sebagai lembaga intermediary tidak dapat terpenuhi
dengan baik. Meskipun berbagai kebijakan telah dibuat untuk mendorong
pertumbuhan transaksi pembiayaan dalam masyarakat, namun hal tersebut
tidak mampu untuk mempengaruhinya. Dengan demikian, kebijakan
pembiayaan atau kredit yang dikeluarkan oleh otoritas seperti tidak
berpengaruh pada kinerja perbankan syariah untuk terus menyalurkan kredit
atau pembiayaan bagi masyarakat.
4
Salah satu produk yang ditawarkan perbankan syariah adalah
pembiayaan Murabahah. Pembiayaan Murabahah memiliki tujuan antara
lain untuk meningkatkan peran bank syariah, meningkatkan pendapatan
bank syariah, dan menolong nasabah yang tidak memiliki keuangan cukup
untuk pembayaran tunai. Dan yang menjadi tujuan bagi nasabah yaitu untuk
mendapat pemenuhan pengadaan asset melakukan pembelian barang
dengan pembayaran yang ditangguhkan.
Tabel 1. 1 Kompoisisi Pembiayaan yang Diberikan Bank Umum
Syariah dan Unit Usaha Syariah Akad Murabahah
(dalam milyar rupiah)
Tahun Pembiayaan Murabahah2011 56.365
2012 88.0042013 110.5652014 117.3712015 122.111
2016 139.536
Sumber : Statistika perbankan syariah 2011-2016
Berdasarkan tabel 1.1 diatas bahwa pembiayaan Murabahah di
tahun 2011 sampai dengan 2016 selalu mengalami peningkatan. Hal ini
menunjukkan berkembangnya produk pembiayaan Murabahah pada bank
umum syariah.
Menurut UU No. 21 Tahun 2008, Murabahah adalah akad
pembiayaan suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada
5
pembeli dan pembeli membayar dengan harga yang lebih sebagai
keuntungan yang disepakati.
Menurut Irving Fisher dalam buku Sukirno (2002:25), kenaikan
harga-harga umum atau inflasi disebabkan oleh tiga faktor yaitu jumlah
uang beredar, kecepatan peredaran uang, dan jumlah barang yang
diperdagangkan. Menurutnya inflasi adalah proses kenaikan harga barang
umum yang berlaku dalam perekonomian. Ini tidak berarti bahwa harga-
harga berbagai macam barang itu naik dengan prosentase yang sama. Yang
penting terdapat kenaikan harga-harga umum barang secara terus-menerus
selama satu periode tertentu. Kenaikan yang terjadi hanya satu sekali saja
(meskipun dengan presentase yang cukup besar) bukanlah menjadi inflasi.
BI Rate menurut Bank Indonesia adalah suku bunga kebijakan yang
mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh
Bank Indonesia dan diumumkan kepada publik.
BI Rate merupakan indikasi suku bunga jangka pendek yang
diinginkan Bank Indonesia dalam upaya mencapai target inflasi. BI Rate
digunakan sebagai acuan dalam operasi moneter untuk mengarahkan agar
suku bunga SBI 1 bulan hasil lelang operasi pasar terbuka berada disekitar
BI Rate. Selanjutnya suku bunga Bank Indonesia diharapkan
mempengaruhi Pasar Uang Antar Bank (PUAB), suku bunga pinjaman, dan
suku bunga lainnya dalam jangka panjang. (Pohan, 2008:225)
Bank Indonesia mendefinisikan inflasi sebagai meningkatnya harga-
harga secara umum dan terus-menerus. Kenaikan harga dari satu atau
6
dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas
(atau mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya. Kebalikan dari
inflasi disebut deflasi. Indikator yang sering digunakan untuk mengukur
Tingkat Inflasi adalah Indeks Harga Konsumen (IHK).
Definisi nilai tukar atau kurs (foreign exchange rate) antara lain
dikemukakan oleh Abimanyu (2004) adalah harga mata uang suatu negara
relatif terhadap mata uang negara lain. Pengertian lain dari nilai tukar ditulis
oleh Olivier Blanchard (2006) dalam bukunya “Macroeconomics” adalah :
”Nominal exchange rate as the price of the domestic currency in term of
foreign currency”. Frank J. Fabozzi dan Franco Modigliani (2002)
memberikan defenisi mengenai nilai tukar sebagai berikut: ”An exchange
rate is defined as the amount of one currency that can be exchanged per
unit of another currency, or the price of one currency in terms of another
currency”.
Menurut Laporan Moneter BI Rate Bank Indonesia, seperti yang
terjadi dengan industri perbankan Indonesia pada krisis global yang
melanda Indonesia pada kuartal terakhir pada tahun 2008 menyebabkan
perbankan begitu ketat dalam penyaluran kreditnya. Meskipun beberapa
kali bank Indonesia memangkas suku bunga BI (BI Rate) dengan tujuan
menurunkan tingkat suku bunga perbankan dengan agresif, tetapi hal itu
ternyata tidak mampu untuk mendorong perbankan untuk menurunkan
tingkat suku bunga kreditnya. Sehingga masyarakat khususnya sektor rill
7
yang sangat membutuhkan dana dalam rangka memulihkan kembali
usahanya, kandas kembali.
Selain suku bunga acuan bank Indonesia (BI Rate), ataupun SBIS
yang menjadi dasar bagi penetapan suku bunga kredit bagi perbankan
konvensional ataupun nisbah bagi hasil dan margin bagi perbankan syariah,
berdasarkan laporan moneter BI Rate Bank Indonesia, inflasi turut
memberikan peranan dalam penetapan tersebut. Kemampuan bank
Indonesia dalam mengeluarkan kebijakan yang mampu untuk di taati oleh
para praktisi perbankan semakin lama semakin surut.
Begitupun para praktisi perbankan syariah yang juga cenderung
untuk melihat keadaan pasar yang terjadi dalam penetapan margin atau
nisbah bagi hasil untuk memperoleh keuntungan yang wajar dari pada
mengikuti kebijakan yang bersifat imbauan oleh bank Indonesia justru
kebijakan tersebut dapat menghasilkan kerugian bagi pihak bank.
Oleh karena itu, kondisi pasar yang terjadi merupakan konsideren
utama pada bank syariah untuk menentukan besar nisbah bagi hasil ataupun
margin yang akan mereka peroleh. Inflasi merupakan salah satu dari
beberapa indikator dalam penetuan nisbah atau margin bagi perbankan
syariah khususnya dalam hal menentukan margin pada akad pembiayaan.
Selain inflasi, indikator makro yang lainnya yang dipergunakan
adalah nilai tukar rupiah terhadap dolar yang menjadi mata uang utama
dunia, nilai tukar rupiah ini mempengaruhi harga-harga produk dalam
negeri. Dengan demikian, impact terhadap industri perdagangan baik itu
8
barang ataupun jasa dapat terasa ketika nilai tukar rupiah melemah ataupun
menguat. (Rizkiyah, 2011: 4-5)
Sepanjang periode 2004 sampai 2009 secara rata-rata Indonesia
mengalami fluktuasi yang cenderung meningkat. Terjadinya depresiasi
perekonomian tidak terlepas dari krisis mata uang rupiah terhadap dollar
USA yang terdepresiasi hingga ratusan persen pada pertengahan tahun 1997
hingga akhir tahun 1998. Nilai tukar rupiah terhadap dollar USA mengalami
stabilitas setelah tahun 2000 walaupun masih sedikit mengalami fluktuasi.
Serta krisis ekonomi tahun 1997 membuat perbankan nasional waktu itu
terpuruk krisis yang dipicu oleh memburuknya nilai tukar rupiah terhadap
dollar USA, sehingga memicu terjadinya peningkatan kredit bermasalah.
Hal inilah yang kemudian regulator membandingkan Bantuan Likuiditas
Bank Indonesia (BLBI). (Amin, UIN Press 2009)
Sementara pada krisis kedua tahun 2008 yang dikenal dengan krisis
global negeri ini hanya berimbas dampak krisis. Nilai tukar rupiah hampir
menyentuh Rp. 13.000 atau terdepresiasi hingga 26,2 persen. Akibat
memburuknya daya beli di beberapa Negara tujuan ekspor, industri pun
mulai lesu dengan menurunnya permintaan. Diperkirakan krisis ini belum
akan berhenti memakan korban, mengingat peristiwa gegar ekonomi kali ini
diikuti dengan kecenderungan penurunan harga-harga komoditas, di bursa
komoditi internasional. (Amin, 2009)
Sebagai lembaga keuangan dengan fungsi intermediasi bergantung
pada sumber permodalan untuk menjalankan fungsinya. Dana adalah uang
9
tunai yang dimiliki atau dikuasi oleh bank dalam bentuk tunai, atau aktiva
lain yang dapat segera diubah menjadi uang tunai, uang tunai yang dimiliki
atau dikuasai oleh bank tidak hanya berasal dari pemilik bank itu sendiri,
tetapi juga berasal dari titipan atau penyertaan dana orang lain atau pihak
lain yang sewaktu waktu dapat ditarik kembali, baik sekaligus ataupun
secara berangsur-angsur. (Arifin, 2006)
Dengan demikian, perbankan syariah dihadapkan pada tantangan
untuk selain mengedepankan aspek religius tetapi juga mengedepankan
produk-produk syariah bukan hanya dasar pertimbangan religius semata
mengingat potensi pasar perbankan syariah yang ada di Indonesia adalah
mayoritas beragama islam.
Capital Adequacy Ratio merupakan rasio yang memperlihatkan
seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko ikut dibiayai
dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana-dana dari
sumber-sumber lian bank, seperti dana masyarakat dan lain-lain. Semakin
tinggi CAR maka semakin besar pula sumber daya finansial yang dapat
digunakan untuk keperluan pengembangan usaha dan mengantisipasi
potensi kerugian yang diakibatkan oleh penyaluran kredit. (Dendawijaya,
2009:121)
Berdasarkan surat edaran Bank Indonesia No.9/24/DPbS tahun
2007, tujuan rasio CAR atau kewajiban Penyediaan Modal Minimum adalah
mengukur kecukupan modal bank dalam menyerap kerugian dan
pemenuhan ketentuan KPMM yang berlaku.
10
Menurut peraturan Bank Indonesia Nomor 15/12/PBI/2013, dalam
rangka menciptakan sistem perbankan yang sehat dan mampu berkembang
serta bersaing secara nasional maupun internasional, bank wajib
menyediakan modal minimum sesuai profil risiko.
Menurut penelitian Mahmod Khalid Almsafir dan Ayman
Abdalmajeed Alsmadi (2014), pada dekade pertama abad ke-21, dunia
menyaksikan krisis keuangan global lainnya, yang diresmikan pada akhir
kuartal terakhir 2007. Dampaknya yang masih dapat dilihat di mana-mana
sampai sekarang telah meninggalkan dampak buruk pada variabel
makroekonomi seperti, Produk Domestik Bruto, Tingkat Pengangguran,
Laju Inflasi, dan Nilai Tukar. Penelitiannya mencoba untuk menyelidiki
dampak Murabahah dan tingkat suku bunga terhadap krisis keuangan global
2008. Pengaruh Murabahah dan Interest Rate terhadap krisis keuangan
melalui indikasi dan pembuktian yang diketahui dan jelas sangat dijelaskan
dalam penelitiannya. Enam variabel ditargetkan dalam penelitiannya, yaitu
Murabahah Rate, Suku Bunga, Laju Inflasi, Tingkat Pengangguran, Nilai
Tukar dan Produk Domestik Bruto. Data untuk penelitian ini dikumpulkan
dari departemen statistik Yordania, Bank Sentral Yordania, Bank Dunia,
dan Bank Islam Yordania. Seri waktu 1984- 2012 dipilih sebagai durasi
studi. Hasil dari makalah ini menunjukkan bahwa pengaruh variabel
makroekonomi terhadap Murabahah dapat diterima dibandingkan dengan
dampaknya terhadap Suku Bunga dan Murabahah dapat membuat
ekuilibrium lebih cepat dari tingkat suku bunga. Namun, pembuat kebijakan
11
di Yordania harus lebih memperhatikan keuangan Islam sebagai alternatif
pembiayaan konvensional.
Pengaruh BI Rate tidak terlepas dari akad yang digunakan dalam
pembiayaan. Komposisi pembiayaan pada bank syariah didimonasi oleh
pembiayaan akad Murabahah yang mana dengan prinsip jual beli
Murabahah, pendapatan yang diperoleh bank bersifat tetap atau menjamin
tingkat pengembalian yang lebih pasti sebab margin yang ditetapkan oleh
pihak bank terhadap debitur telah ditentukan diawal (Wahyudi, dkk,2013)
Menurut Izzudin (2013), hasil pengujian secara simultan
menunjukkan bahwa BI Rate dan Inflasi berpengaruh secara simultan
terhadap margin pembiayaan Murabahah. Dari pengujian secara parsial
variabel BI Rate berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap margin
pendapatan Murabahah dengan tingkat sig. t sebesar 0,643. Variabel inflasi
berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap margin pendapatan
Murabahah dengan tingkat sig. t sebesar 0,563.
Menurut Maulidina (2012), analisis yang dilakukan dengan
menggunakan data runtut waktu bulanan yang dipublikasikan oleh Bank
Indonesia periode 2006 hingga 2010 dengan model dinamik angel dan
granger, Error Correction Model (ECM), hasil penelitian menunjukkan
bahwa variabel suku bunga SBI, dan nilai tukar rupiah tidak mempunyai
pengaruh yang siginifikan dalam jangka pendek tetapi mempunyai
pengaruh yang signifikan dalam jangka panjang terhadap dana pihak ketiga
pembiayaan Murabahah pada perbankan syariah di Indonesia.
12
Penelitian Amirah Ahmad Nahrawi (2017) menyatakan bahwa
Capital Adequacy Ratio berpengaruh terhadap pembiayaan Murabahah.
Capital Adequacy Ratio adalah rasio untuk mengukur kemampuan bank
untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian
bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko. Jika nilai CAR besar atau
maka pembiayaan Murabahah yang disalurkan semakin besar, begitu juga
sebaliknya jika nilai CAR kecil maka pembiayaan Murabahah yang
disalurkan semakin kecil. Pada saat penyaluran pembiayaan Murabahah
semakin besar, maka margin keuntungan Murabahah yang diperoleh akan
meningkat pula. Kategori CAR baik atau sehat telah memenuhi tingkat
wajar yang telah ditetapkan oleh BI yaitu minimum 8%. Tingkat nilai CAR
yang rendah dapat mengakibatkan bank mengalami kesulitan serta
mengalami penurunan tingkat kesehatan bank.
Berdasarkan pemaparan diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti
kajian ilmiah dalam bentuk proposal dengan judul “ Analisis Pengaruh BI
Rate, Nilai Tukar, Inflasi dan Capital Adequacy Ratio (CAR) Terhadap
Tingkat Margin Pembiayaan Murabahah di Bank Umum Syariah
Periode 2011-2016”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah BI Rate berpengaruh secara parsial terhadap tingkat margin
pembiayaan Murabahah di bank umum syariah
13
2. Apakah nilai tukar berpengaruh secara parsial terhadap tingkat
margin pembiayaan Murabahah di bank umum syariah
3. Apakah inflasi berpengaruh secara parsial terhadap tingkat margin
pembiayaan Murabahah di bank umum syariah
4. Apakah Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh secara parsial
terhadap tingkat margin pembiayaan Murabahah di bank umum
syariah
5. Apakah BI Rate, Nilai tukar, Inflasi dan Capital Adequacy Ratio
(CAR) berpengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap
tingkat margin pembiayaan Murabahah di bank umum syariah
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan penulis dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk menganalisis pengaruh BI Rate secara parsial terhadap
tingkat margin pembiayaan Murabahah di bank umum syariah
b. Untuk menganalisis pengaruh nilai tukar secara parsial terhadap
tingkat margin pembiayaan Murabahah di bank umum syariah
c. Untuk menganalisis pengaruh inflasi secara parsial terhadap tingkat
margin pembiayaan Murabahah di bank umum syariah
14
d. Untuk menganalisis pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR)
secara parsial terhadap tingkat margin pembiayaan Murabahah di
bank umum syariah
e. Untuk menganalisis pengaruh BI Rate, Nilai tukar, Inflasi dan
Capital Adequacy Ratio (CAR) secara bersama-sama (simultan)
terhadap tingkat margin pembiayaan Murabahah di bank umum
syariah
2. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-
pihak terkait, diantaranya adalah :
1. Manfaat teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
pengetahuan yang lebih mendalam mengenai pengaruh BI Rate,
Nilai Tukar, Inflasi dan Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap
tingkat margin pembiayaan Murabahah di BUS baik secara
parsial maupun simultan
b. Penelitian ini diharapkan mampu menjadi sumber informasi
untuk memperluas pengetahuan menganai pengaruh BI Rate,
Nilai Tukar, Inflasi dan Capital Adequacy Ratio (CAR).
c. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangsih
wawasan mendalam mengenai tingkat margin pembiayaan bank
syariah berdasarkan pengaruh , BI Rate, Nilai Tukar, Inflasi dan
Capital Adequacy Ratio (CAR).
15
2. Manfaat Praktisi
a. Bagi Perbankan
Penelitian ini diharapkan mampu menjadi landasan bagi
perbankan di Indonesia khususnya perbankan syariah dalam
usaha menentukan tingkat margin pembiayaan Murabahah
b. Bagi masyarakat umum
Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi manfaat di
lingkungan masyarakat berupa infomasi tentang pengaruh BI
Rate, Nilai Tukar, Inflasi dan Capital Adequacy Ratio (CAR)
terhadap tingkat margin pembiayaan Murabahah di Bank
Umum Syariah.
c. Bagi peneliti Berikutnya
Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk
pengembangan lebih lanjut, serta referensi terhadap penelitian
yang sejenis.
16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Lembaga Keuangan Bank Syariah
1. Bank Syariah
Bank syariah atau Bank Islam adalah badan usaha yang fungsinya
sebagai penghimpunan dana dari masyarakat dan penyalur dana kepada
masyarakat, yang sistem dan mekanisme kegiatan usahanya berdasarkan
hukum islam sebagaimana yang diatur dalam Al-Qur’an dan Hadist.
(Rachmat, 2002:11)
Menurut Pasal 1 ayat 1 Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008
tentang Perbankan syariah, perbankan syariah adalah segala sesuatu
yang menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha syariah (UUS),
mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam
melaksanakan kegiatan usahanya.
Bank Islam atau di Indonesia disebut dengan bank syariah
merupakan lembaga keuangan yang berfungsi memperlancar
mekanisme ekonomi disektor rill melalui aktivitas kegiatan usaha
(investasi, jual beli, atau lainnya) berdasarkan prinsip syariah, yaitu
aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dan pihak lain
untuk penyimpanan dana atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan
17
lainnya yang dinyatakan sesuai dengan nilai-nilai syariah yang bersifat
makro maupun mikro. (Ascarya, 2007:30)
2. BI Rate
a. Definisi BI Rate
Menurut Bank Indonesia BI Rate adalah suku bunga kebijakan
yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia dan diumumkan kepada publik.
BI Rate merupakan indikasi suku bunga jangka pendek yang
diinginkan Bank Indonesia dalam upaya mencapai target inflasi. BI
Rate digunakan sebagai acuan dalam operasi moneter untuk
mengarahkan agar suku bunga SBI 1 bulan hasil lelang operasi pasar
terbuka berada disekitar BI rate. Selanjutnya suku bunga Bank
Indonesia diharapkan mempengaruhi PUAB, suku bunga pinjaman, dan
suku bunga lainnya dalam jangka panjang. (Pohan, 2008:225)
BI Rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia
setiap Rapat Dewan Gubernur bulanan dan diimplementasikan pada
operasi moneter yang dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan
likuiditas (liquidity management) di pasar uang untuk mencapai
sasaran operasional kebijakan moneter. (www.bi.go.id)
Sasaran operasional kebijakan moneter dicerminkan pada
perkembangan suku bunga pasar uang antar bank Overnight (PUAB
O/N). Dengan pertimbangan pula faktor-faktor lain dalam
18
perekonomian, Bank Indonesia pada umumnya akan menaikkan BI Rate
apabila inflasi ke depan diperkirakan melampaui sasaran yang telah
ditetapkan, sebaiknya bank Indonesia akan menurunkan BI Rate apabila
inflasi ke depan diperbaiki berada di bawah sasaran yang telah
ditetapkan (Laksmono:2001:128)
Nilai suku bunga domestik di Indonesia sangat terkait dengan
suku bunga Internasional. Hal ini disebabkan oleh akses pasar keuangan
internasional dan kebijakan nilai tukar yang kurang fleksibel.
Tingkat suku bunga Bank Indonesia (SBI) atau BI-Rate adalah
suku bunga instrumen sinyaling Bank Indonesia (BI) merupakan
suku bunga kebijakan moneter (policy rate) yang digunakan sebagai
acuan dalam pelaksanaan operasi pengendalian moneter untuk
mengarahkan agar rata-rata tertimbang suku bunga SBI satu bulan hasil
lelang Operasi Pasar Terbuka (OPT) yaitu suku bunga instrumen
liquidity adjustment berada di sekitar BI-Rate.
Tujuan akhir kebijakan moneter adalah menjaga dan
memelihara kestabilan nilai rupiah yang salah satunya tercermin dari
tingkat inflasi yang rendah dan stabil. Untuk itu, Bank Indonesia
sebagai pemegang otoritas moneter tertinggi menetapkan suku bunga
kebijakan BI-Rate sebagai instrumen kebijakan utama untuk
mempengaruhi aktivitas kegiatan perekonomian dengan tujuan akhir
pencapaian inflasi. Namun jalur dari keputusan BI-Rate sampai
19
dengan pencapaian sasaran inflasi tersebut sangat kompleks dan
memerlukan waktu (time lag).
Tingkat bunga merupakan harga yang harus dibayar oleh
peminjam untuk memperoleh dana dari pemberi pinjaman untuk jangka
waktu yang telah disepakati. Dengan kata lain, tingkat bunga dalam hal
ini merupakan harga dari kredit. Namun harga itu tidak sama dengan
harga barang di pasar komoditi karena tingkat bunga sesungguhnya
merupakan suatu angka perbandingan, yaitu jumlah biaya pinjaman
dibagi jumlah uang yang sesungguhnya dipinjam, biasanya dinyatakan
dengan persentase per tahun. (Sadono Sukirno :2000:75)
Suku bunga terdiri dari suku bunga rill dan suku bunga nominal.
Tingkat nominal adalah tingkat bunga yang digunakan sebagai ukuran
untuk menentukan besarnya bunga yang harus dibayar oleh pihak
peminjam dana. Sedangkan tingkat bunga rill menunjukkan persentase
dari nilai rill modal ditambah bunga nya setahun, dinyatakan sebagai
persentase dari nilai rill modal sebelumnya dibungakan. (Sadono
Sukirno :2000:76)
Menyatakan bahwa tingkat bunga adalah kompensasi yang
dibayarkan oleh peminjam kepada yang memberikan pinjaman, dari
sudut peminjam merupakan biaya dari dana yang mereka pinjam.
(Dharmawan Sjahrial :2006:132)
Ada tiga teori yang menjelaskan hubungan antara suku bunga
yang berbeda angka waktu. Pertama, segmented market theory,
20
mengatakan bahwa masing-masing instrumen dengan jangka waktu
berbeda ditentukan oleh pasar yang berbeda dengan permintaan dan
pasokan pasar yang berbeda.Kedua, expectation theory, menganggap
instrumen jangka waktu berbeda dapat saling berganti secara sempurna.
Suku bunga merupakan rata-rata ekspektasi suku bunga jangka pendek
selama periode instrumen jangka panjang. Ketiga,preferred habitat
theory, mengatakan bahwa suku bunga jangka panjang merupakan rata-
rata ekspektasi suku bunga jangka pendek sepanjang periode instrumen
jangka panjang ditambah dnegan liquidity premium yang besarnya
tergantung pada kondisi penawaran dan permintaan saat itu. (Laksmono,
2001:125)
Ada beberapa teori yang menjelaskan tentang faktor-faktor apa
yang menentukan tingkat bunga di dalam sistem keuangan. Diantaranya
adalah : (Darmawi, 2006:182)
1) Teori klasik tentang tingkat bunga (the classical theory of
interest rate)
2) Teori preferensi likuiditas (the liquidity preference theory)
3) The loanable fund theory of interest rate
4) The rational expectation theory
Masing-masing teori tentang penentuan tingkat bunga, melihat lebih
dalam berfungsinya sistem keuangan.
The loanable fund theory of interest rate adalah harga dari dana
investasi, dengan demikian bunga adalah harga yang terjadi di pasar dan
21
inventasi . Sedangkan The rational expectation theory menekankan
peranan yang dimainkan oleh pengharapan masyarakat yang berkenaan
dengan tingkat bunga dan perekonomian serta oleh dampak informasi
terbaru dalam menggerakkan tingkat bunga ke suatu keseimbangan.
(Darmawi:2006:182)
Dengan demikian, tingkat bunga merupakan biaya modal yang
dipandang sebagai indikator pengaruh kebijakan moneter, terhadap
keseimbangan pendapatan (sektor rill).
Variabel BI Rate digunakan oleh bank syariah sebagai
pembanding. Saat BI Rate naik, maka terjadi peningkatan daya saing
bank syariah dimana nisbah bagi hasil syariah (profit/loss sharing)
mampu bersaing dengan tingkat bunga pinjaman bank konvensional
yang meningkat. Dengan kata lain, adanya peningkatan BI Rate, produk
pembiayaan oleh bank syariah akan semakin kompetitif. (Fauziyah,
2015:30)
3. Nilai Tukar
a. Definisi Nilai Tukar
Menurut Asfia (2006:244), nilai tukar (exchange rate) atau
disebut juga kurs valuta asing (foreign exchange rate) adalah jumlah
uang domestik yang dibutuhkan untuk memperoleh satu unit mata uang
asing. Menurut Sukirno (2004:397), kurs valuta asing didefinisikan
22
sebagai jumlah uang domestik yang dibutuhkan, yaitu banyaknya rupiah
yang dibutuhkan untuk memperoleh satu unit mata uang asing.
Definisi nilai tukar atau kurs (foreign exchange rate) antara lain
dikemukakan oleh Abimanyu (2004) adalah harga mata uang suatu
negara relatif terhadap mata uang negara lain. Pengertian lain dari nilai
tukar ditulis oleh Olivier Blanchard (2006) dalam bukunya
”Macroeconomics” adalah : ”Nominal exchange rate as the price of the
domestic currency in term of foreign currency”. Frank J. Fabozzi dan
Franco Modigliani (2002) memberikan defenisi mengenai nilai tukar
sebagai berikut: ”An exchange rate is defined as the amount of one
currency that can be exchanged per unit of another currency, or the
price of one currency in terms of another currency”.
Halim dan Hanafi (2009) mendefinisikan nilai tukar atau kurs
sebagai nilai suatu mata uang relatif terhadap mata uang lainnya.
sebagai contoh, kurs IDR/USD (rupiah Indonesia terhadap dolar
Amerika Serikat) bernilai Rp10.000/$. Nilai tukar tersebut memiliki arti
bahwa satu dolar Amerika Serikat nilainya sama dengan 10.000 rupiah
Indonesia. Nilai absolut dari nilai tukar tersebut barangkali tidak begitu
penting. Dengan kata lain, dalam nilai tukar di atas misalnya, tidak
berarti bahwa rupiah merupakan mata uang yang lebih buruk karena
lebih murah dibandingkan dolar Amerika Serikat.
Pada kenyataannya, perubahan nilai tukar lebih penting
untuk diperhatikan. Jika rupiah memiliki kecenderungan melemah
23
terhadap dolar AS, maka kecenderungan tersebut dapat
mengindikasikan sesuatu telah terjadi. Mata uang suatu Negara
merupakan cerminan kondisi ekonomi Negara yang bersangkutan.
Apabila perekonomian suatu Negara membaik, maka mata uang Negara
tersebut cenderung menguat terhadap mata uang lainnya. Sebaliknya,
apabila mata uang suatu Negara melemah terhadap mata uang.
b. Pemintaan dan Penawaran
Permintaan terhadap valuta asing timbul bila penduduk suatu negara
membutuhkan barang dan jasa yang diproduksi oleh negara lain.
Permintaan terhadap valuta asing meningkat bila impor meningkat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan terhadap valuta asing
terutama sebagai berikut : (Prathama, 2004:85).
1) Harga mata uang asing tersebut (nilai tukarnya);
2) Tingkat pendapatan;
3) Tingkat bunga relatif;
4) Selera;
5) Ekspektasi ; dan
6) Kebijakan pemerintah;
Penawaran terhadap valuta asing meningkat bila negara lain
mengimpor barang dan jasa atau ekspor meningkat. Penawaran terhadap
valuta asing juga meningkat bila arus masuk modal (caption inflow)
24
lebih besar daripada arus keluar modal (capital outflow). (Prathama,
2004:85-86).
Menurut Todaro dan smith (2006:167), devaluasi terhadap mata
uang suatu negara adalah penetapan nilai tukar yang lebih rendah bagi
mata uang tersebut terhadap valuta-valuta asing secara mendadak lewat
keputusan pemerintah. Depresiasi adalah penurunan daya beli mata
uang domestik secara bertahap di pasar luar negara relatif dibandingkan
jika di pasar domestik. Apresiasi adalah peningkatan daya beli mata
uang domestik secara bertahap.
c. Sistem Nilai Tukar
Diantara sekian sistem moneter Internasional yang utama, ada dua
ekstrem yang bisa dibedakan, yaitu nilai tukar tetap (fixed exchange
rate) dan nilai tukar fleksibel (free floating exchange rate) adalah
sebagai berikut : (Nuraeni, 2011:40)
1) Nilai tukar tetap (fixed exchange rate) adalah sistem dimana nilai
tukar bersifat tetap pada nominal tertertu. Dalam sistem nilai tukar
tetap, bank sentral setiap negara melakukan intervensi pada bursa
valuta asing untuk mencegah penyimpanan nilai tukar dari nominal
yang telah ditetapkan.
2) Nilai tukar flekbsibel atau nilai tukar mengambang (free floating
exchange rate) adalah sistem nilai tukar yang berfluktuasi dengan
25
bebas dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran pasar tanpa
adanya campur tangan permintaan dalam bentuk apapun.
Diantara kedua sistem tersebut, terdapat beberapa sistem campuran,
yaitu sistem nilai tukar tetap tapi dapat disesuaikan (fixed but adjustable
rate) dan sistem mengambang terkendali (managed floating exchange
rate) :
1) Sistem nilai tukar tetap tapi dapat disesuaikan (fixed but adjustable
rate) besarnya nilai tukar ditetapkan oleh pembuat kebijakan, bank
sentral,dan dipertahankan melalui intervensi langsung di pasar
valuta asing atau bank sentral mengarahkan pasar dengan jalan
menjual dan membeli valuta asing dengan harga tetap.
(simorangkir, 2004: 21)
2) Sistem mengambang terkendali (managed floating exchange rate),
Suatu negara menerapkan sistem nilai tukar terkendali apabila bank
sentral melakukan intervensi di pasar valuta asing tetapi tidak ada
komitmen untuk mempertahankan nilai tukar pada tingkat tertentu
atau pada suatu batasan target (target zone) tertentu. (simorangkir,
2004: 24)
d. Macam-macam kurs
Menurut Paryan (2009), beberapa kurs yang dikenal dalam praktek,
berupa : kurs realitas, kurs bank Indonesia (BI) dan kurs Menteri
keuangan.
26
1) Kurs realisasi adalah kurs yang sebenarnya terjadi pada saat
perusahaan merupiahkan mata uang asing atau pada waktu
perusahaan membeli mata uang asing dengan rupiah
2) Kurs BI adalah kurs yang berlaku di Bank Indonesia dan biasanya
dipakai untuk mencatat utang piutang serta transaksi dalam mata
uang asing. Kurs BI terdiri dari kurs jual dan kurs beli. Dalam rangka
melakukan pencatatan, kurs yang dipakai adalah kurs tengah BI,
yaitu kurs rata-rata antar kurs jual dan kurs beli
3) Kurs Menteri Keuangan adalah kurs yang ditetapkan oleh menteri
keungan. Kurs ini ditetapkan untuk tujuan tertentu seperti pelunasan
pajak. Kurs ini semula dikeluarkan setuap triwulan namun demikian
sejak 1 oktober 1997 dikeluarkan setiap minggu.
e. Cara menghitung kurs
Menurut Mankiw (2007:128-135), kurs nominal adalah harga relatif
dari mata uang dua negara, sedangkan kurs rill adalah harga relatif dari
barang-barang diantara dua negara. Kurs rill menyatakan tingkat dimana
kita bisa memperdagangkan barang-barang dari suatu negara untuk
barang-barang dari negara lain. Rumus untuk menghitung kurs rill
terdiri dari kurs rill untuk barang tunggal dan kurs rill untuk kelompok
barang yang lebih luas.
a. Kurs rill untuk barang tunggal
27
b. Kurs rill untuk barang yang lebih luas
c. Kurs nominal
Keterangan :
€ = Kurs Rill
e = Kurs Nominal
P/P* = Rasio Tingkat Harga
P = Tingkat Harga Luar Negeri (Dollar)
P* =Tingkat Harga Domestik
4. Inflasi
a. Definisi Inflasi
Bank Indonesia mendefinisikan inflasi sebagai meningkatnya harga-
harga secara umum dan terus-menerus. Kenaikan harga dari satu
atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan
itu meluas (atau mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya.
Kebalikan dari inflasi disebut deflasi. Indikator yang sering digunakan
kurs Rill = ℎℎ€=e x (P/P*)
e= € x (P/P*)
28
untuk mengukur Tingkat Inflasi adalah Indeks Harga Konsumen
(IHK).
Menurut Badan Pusat Statistik, IHK merupakan indeks yang
menghitung rata-rata perubahan harga dari suatu paket barang dan jasa
yang dikonsumsi oleh rumah tangga dalam kurun waktu tertentu.
IHK Indonesia dihitung dengan rumus Laspeyres termodifikasi.
Dalam penghitungan rata-rata harga komoditas, ukuran yang
digunakan adalah rata-rata aritmatik, tetapi untuk beberapa komoditas
seperti beras, minyak goreng, bensin, dan sebagainya digunakan rata-
rata geometri.
Dalam menyusun IHK, data harga konsumen diperoleh dari 82 kota,
mencakup antara 225-462 barang dan jasa yang dikelompokkan ke
dalam tujuh kelompok pengeluaran yaitu bahan makanan; makanan
jadi, minuman, rokok dan tembakau; perumahan, air, listrik, gas, dan
bahan bakar; sandang; kesehatan; pendidikan, rekreasi dan olahraga;
serta transportasi, komunikasi dan jasa keuangan. Setiap kelompok
terdiri dari beberapa sub kelompok dan dalam setiap sub kelompok
terdapat beberapa komoditas. Lebih jauh, komoditas-komoditas
tersebut memiliki beberapa kualitas atau spesifikasi. Beberapa pasar
tradisional, pasar modern, dan outlet di setiap kota dipilih untuk
mewakili harga-harga dalam kota tersebut. Data harga masing-masing
komoditi diperoleh melalui wawancara langsung dari 3 atau 4
pedagang eceran, yang didatangi oleh petugas pengumpul data.
29
Penarikan sampel secara purposive digunakan untuk melakukan
pemilihan kota, pasar, outlet, responden, komoditas, dan kualitas
dalam penghitungan IHK (yang paling dominan).
Menurut UU No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia
sebagaimana telah diubah menjadi UU No.3 Tahun 2004 tujuan Bank
Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai Rupiah
(pasal 7). Dari pasal tersebut dapat diketahui kejelasan peran Bank
Sentral dalam perekonomian, sehingga dalam pelaksanaan tugasnya
Bank Indonesia dapat fokus dalam pencapaian tujuannya.
Faktor-faktor yang memengaruhi inflasi yaitu tekanan yang
berasal dari sisi permintaan dan sisi penawaran. Dalam hal ini, BI
memiliki kemampuan memengaruhi tekanan yang berasal dari sisi
permintaan. Karena itu, untuk dapat mencapai dan menjaga tingkat
inflasi yang rendah dan stabil, diperlukan adanya kerjasama dan
komitmen dari seluruh pelaku ekonomi, baik pemerintah maupun
swasta. Nopirin (2011) mendefinisikan Inflasi sebagai proses kenaikan
harga-harga umum barang-barang secara terus-menerus.
Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya
tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu
menunjukan Inflasi. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat
perubahan dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga
berlangsung secara terus-menerus dan saling memengaruhi. Istilah
Inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang
30
yang kadang kala dilihat sebagai penyebab meningkatnya
harga.(Rustika, 2016:21)
b. Macam-macam Inflasi
Menurut Pratomo (2006:107-110). Macam-macam inflasi
digolongkan berdasarkan atas parah-tidaknya inflasi, sebab musabab
inflasi dan asal dari inflasi.
1) Penggolongan inflasi didasarkan atas parah-tidaknya inflasi sebagai
berikut :
a) Inflasi ringan, yaitu dibawah 10% per tahun;
b) Inflasi sedang, yaitu 10%-30% per tahun;
c) Inflasi berat, yaitu 30%-100% per tahun; dan
d) Hiperinflasi, yaitu di atas 100% per tahun.
Indonesia pernah mengalami hiperinflasi pada tahin 1960-an
yang mencapai 650%. Indonesia pernah pula mengalami inflasi
berat, yaitu mencapai 60% pada tahun 1998. Di tahun 1999 inflasi
sedikit melemah, yaitu mencapai 20%
2) Penggolongan inflasi didasarkan atas sebab musabab inflasi sebagai
berikut :
a) Inflasi yang timbul akibat kenaikan permintaan masyarakat
(demand pull inflation).
b) Inflasi yang timbul akibat kenaikan ongkos produksi (cost push
inflation)
31
Perbedaan dari demand pull inflation dengan cost push inflation,
yaitu pertama pada demand pull inflation terjadi kenaikan output,
sedangkan pada cost push inflation yang terjadi adalah penurunan
output. Kedua pada demand pull inflation, kenaikan harga barang
mendahului kenaikan harga bahan-bahan input (material),
sedangkan pada cost push inflation yang terjadi adalah kenaikan
harga barang input yang mendahului kenaikan harga barang output.
3) Penggolongan inflasi didasarkan atas asal dari inflasi sebagai berikut
:
a) Inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestic inflation).
Inflasi yang berasal dari dalam negeri adalah inflasi yang berasal
dari dalam negeri itu sendiri, seperti defisit keuangan negara
yang dibiayai (ditutupi) dengan pencetakan uang baru atau
pengenaan pajak oleh pemerintah.
b) Inflasi yang berasal dari luar negeri (imported inflation)
Inflasi yang berasal dari luar negeri adalah inflasi yang terdiri
akibat pengaruh kenaikan harga barang-barang material (input)
dari luar negeri.
c. Laju Inflasi
Menurut Murni (2006:41), laju inflasi adalah laju tingkat harga
umum dari tahun ke tahun dan biasanya diikuti dengan kenaikan
32
harga pada tahun tertentu darit ahun sebelumnya. Laju atau tingkat
inflasi dapat dihitung dengan rumus :
Keterangan :
IHKt = indeks Harga konsumen tahun x
IHK (t-1) = Indeks Harga Konsumen tahun sebelumnya
Indeks Harga Konsumen (IHK) atau (consumers price index –
CPI) mengukur biaya sekelompok barang dan jasa di pasar. Harga
tersebut berupa harga-harga makanan, pakaian, pemukiman,
transportasi, kesehatan, pendidikan, dan komoditas lainnya yang
akan dibeli konsumen untuk menunjang kehidupan sehari-hari.
Sekian banyak komoditas yang diperhitungkan dapat digolongkan
pada empat golongan, yaitu sandang, pangan, papan dan keperluan
barang dan jasa lain.
d. Efek Buruk Inflasi
Menurut Sukirno (2004:338-339), efek bururk inflasi
berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi dan kemakmuran
masyarkat.
1) Inflasi dan perkembangan ekonomi, inflasi yang tinggi
tingkatnya tidak akan menggalakkan perkembangan ekonomi.
Laju Inflasi = − ( − 1) 100%( − 1)
33
Biaya yang terus menerus naik menyebabkan kegiatan produktif
sangat tidak menguntungkan, maka pemilik modal biasanya
lebih suka menggunakan uangnya untuk tujuan spekulasi.
Tujuan ini antara lain dicapai dengan membeli harta-harta tetap
seperti tanah, rumah dan bangunan. Oleh karena pengusaha lebih
suka menjalankan kegiatan investasi yang bersifat seperti ini,
investasi produktif akan berkurang dan tingkat kegiatan
ekonomi menurun. Sebagai akibatnya lebih banyak
pengangguran.
Kenaikan harga menimbulkan efek yang buruk pula ke atas
perdagangan. Kenaikan harga menyebabkan barang-barang
negara itu tidak dapat bersaing di pasaran internasional, maka
ekspor akan menurun. Sebaliknya, harga-harga produksi dalam
negeri yang semakin tingi sebagai akibat inflasi menyebabakan
barang-barang impor menjadi relatif lebih murah, maka lebh
banyak impor akan dilakukan. Ekspor yang menurun dan diikuti
pula oleh impor yang bertambah menyebabkan
ketidakseimbangan dalam aliran mata uang asing. Kedudukan
neraca pembayaran akan memburuk
2) Inflasi dan kemakmuran masyarakat:
a) Inflasi akan menurunkan pendapatan rill orang-orang yang
berpendapatan tetap. Pada umumnya kenaikan upah tidaklah
secepat kenaikan harga-harga, maka inflasi akan
34
menurunkan upah rill individu-individu yang berpendapat
tetap.
b) Inflasi akan mengurangi nilai kekayaan yang berbentuk
uang. Sebagaimana di bank, simpanan tunai dan simpanan
dalam institusi-institusi keuangan lain merupakan simpanan
keuangan. Nilai rillnya akan menurun apabila inflasi
berlaku.
c) Memperburuk pembagian kekayaan. Telah ditunjukkan
bahwa penerima pendapatan tetap akan menghadapi
kemerosotan dalam nilai rill pendapatannya dan pemilik
kekayaan bersifat keuangan mengalami penurunan dalam
nilai rill kekayaannya. Tetapi pemilik harta-harta tetap
(tanah dan rumah) dapat mempertahankan atau menambah
nilai rill kekayaannya.
e. Kebijakan Mengatasi Inflasi
Menurut Case dan Fair (2007:7), kebijakan pemerintah untuk
mengatasi inflasi, berupa : kebijakan fiskal, kebijakan moneter dan
kebijakan pertumbuhan.
1) Kebijakan fiskal, yaitu kebijakan pemerintah menyangkut pajak dan
pengeluaran (belanja). Meningkatkan pajak dan/atau memotong
belanja-disebut kebijakan fiscal kontraktif-untuk membawa
perekonomian keluar dari inflasi
35
2) Kebijakan moneter, yaitu alat yang digunakan oleh bank sentral
untuk mengontrol kuantitas uang dalam perekonomian.
3) Kebijakan pertumbuhan, kebijakan sisi penawaran yaitu kebijakan
pemerintah yang berfokus pada mendorong penawaran agregat alih-
alih permintaan agregat.
5. Capital Adequact Ratio (CAR)
Capital Adequacy Ratio merupakan rasio yang memperlihatkan
seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko ikut dibiayai
dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana-dana dari
sumber-sumber lain bank, seperti dana masyarakat dan lain-lain.
Semakin tinggi CAR maka semakin besar pula sumber daya finansial
yang dapat digunakan untuk keperluan pengembangan usaha dan
mengantisipasi potensi kerugian yang diakibatkan oleh penyaluran
kredit. (Dendawijaya, 2009:121)
Berdasarkan surat edaran Bank Indonesia No.9/24/DPbS tahun
2007, tujuan rasio CAR atau kewajiban Penyediaan Modal Minimum
adalah mengukur kecukupan modal bank dalam menyerap kerugian dan
pemenuhan ketentuan KPMM yang berlaku.
Menurut peraturan Bank Indonesia Nomor 15/12/PBI/2013, dalam
rangka menciptakan sistem perbankan yang sehat dan mampu
berkembang serta bersaing secara nasional maupun internasional, bank
wajib menyediakan modal minimum sesuai profil risiko.
36
Penyediaan modal minimum yang telah ditetapkan oleh Bank
Indonesia adalah sebagai berikut :
a. 8% (delapan persen) dari Aktiva Tertimbang Menurut Risiko
(ATMR) untuk bank dengan profil risiko peringkat 1 (satu).
b. 9% (sembilan persen) dari Aktiva Tertimbang Menurut Risiko
(ATMR) untuk bank dengan profil risiko peringkat 2 (dua).
c. 10% (sepuluh persen) sampai dengan kurang dari 11% (sebelas
persen) dari Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) untuk
bank dengan profil risiko peringkat 3 (tiga).
d. 11% (sebelas persen) sampai dengan kurang dari 14% (empat belas
persen) dari Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) untuk
bank dengan profil risiko peringkat 4 (tiga) atau 5 (lima).
Rasio CAR dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Modal dalam perhitungan CAR bagi bank terdiri dari modal inti dan
modal pelengkap, dengan rincian, yaitu :
a. Modal inti terdiri dari modal disetor secara efektif oleh pemiliknya,
agio saham, cadangan umum, cadangan tujuan, laba yang ditahan,
laba tahun berjalan, laba tahun lalu dan bagian kekayaan bersih anak
perusahaan uang laporan keuangan dikonsolidasikan.
CAR = ℎ 100%
37
b. Modal pelengkap terdiri dari cadangan revaluasi aktiva tetap,
cadangan penghapusan aktiva yang diklasifikasikan, modal kuasi
dan pinjaman subordinasi.
Setelah dilakukan perhitungan, maka hasilnya dinilai berdasarkan
kriteria penilaian peringkat sebagai berikut :
Tabel 2. 1 Matriks Kriteria Penilaian Resiko KPMM
Nilai KPMM Predikat
KPMM ≥12% Sangat Baik
9% ≤ KPMM < 12% Baik
8% ≤ KPMM < 9% Cukup Baik
6% < KPMM < 8% Kurang Baik
KPMM ≤ 6% Tidak Baik
Sumber : SE Bank Indonesia No.9/24/DPbS tahun 2007
6. Murabahah
a. Definisi Murabahah
Murabahah didefinisikan oleh para Fuqaha sebagai penjualan
barang seharga biaya/harga pokok (cost) barang tersebut ditambah
mark-up atau margin keuntungan yang disepakati. Karakteristik
Murabahah adalah bahwa penjual harus memberi tahu pembeli
mengenai harga pembelian produk yang menyatakan jumlah
38
keuntungan yang ditambahkan pada biaya (cost) tersebut (Harahap,
2005: 13).
Menurut Ascarya (2007:81), Murabahah adalah istilah Fikih Islam
yang berarti suatu bentuk jual beli tertentu ketika penjual menyatakan
biaya perolehan barang, meliputi harga barang dan biaya-biaya lain
yang dikeluarkan untuk memperoleh barang tersebut, dan tingkat
keuntungan yang diinginkan. Menurut Antonio (2001), bai‟ al-
Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan
yang disepakati. Dalam bai‟ al-Murabahah, penjual harus memberi
tahu harga produk yang ia beli dan menentukan suatu tingkat
keuntungan sebagai tambahannya.
Beberapa alasan transaksi jual beli Murabahah mendominasi
Penyaluran dana bank syariah antara lain : (Harahap, 2005:12)
1. Mudah diimplementasikan
Jual beli Murabahah dengan cepat, mudah diimplementasi dan
dipahami, karena para pelaku bank syariah menyamakan
Murabahah ini sama dengan kredit investasi konsumtif seperti
misalnya kredit kendaraan bermotor, kredit pemilik rumah, dan
kredit lainnya
2. Pendapatan bank dapat diprediksi
Dalam transaksi Murabahah, bank syariah sudah dapat melakukan
estimasi pendapatan yang akan diterima, karena dalam transaksi
Murabahah hutang nasabah adalah harga jual sedangkan dalam
39
harga jual terkandung porsi pokok dan porsi keuntungan. Sehingga
dalam keadaan normal, bank dapat memprediksi pendapatan yang
akan diterima.
3. Tidak Perlu mengenal nasabah secara mendalam
Dengan adanya Murabahah yang pembayarannya dilakukan dengan
tangguh, maka akan timbul hutang oleh nasabah. Dalam hal ini
hubungan bank dan nasabah adalah hubungan hutang piutang.
Sehingga dalam keadaan bagaimanapun nasabah harus membayar
hutang harga barang yang diperjualbelikan. Bank tidak perlu
menganalisa dan mencari sumber pengambilannya secara khusus,
tetapi cukup secara singkat dan global.
4. Menganalogikan Murabahah dengan pembiayaan konsumtif
Jika diperhatikan, sepintas memang terdapat persamaan antara jual
beli Murabahah dengan pembiayaan konsumtif. Misalnya saja
pembiayaan yang diberikan adalah komoditi (barang) bukan uang
dan pembayaran dapat dilakukan dengan cara tangguh atau cicilan
maupun cara lainnya. Namun jika diperhatikan ketentuan fatwa yang
ada dan dijalankan sesuai dengan konsep syariahnya, keduanya
mempunyai karakteristik yang berbeda.
b. Landasan Hukum Pembiayaan Murabahah
1) Dasar Hukum Positif berdasarkan UU RI dan Peraturan
Bank Indonesia
40
a) Pasal 1 ayat (13) UU No.10 Tahun 1998 Tentang Perbankan
b) Pasal 19 ayat (1) huruf d dan ayat (2) huruf d UU No. 21
Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.
c) Pasal 21 huruf b angka 2 UU No. 21 Tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah.
d) Peraturan Bank Indonesia No. 7/6/PBI/2005 tentang
transparansi informasi produk bank dan penggunaan data
pribadi nasabah beserta ketentuan perubahannya.
e) Peraturan Bank Indonesia No 9/19/PBI/2007 tentang
pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan
penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan
jasa bank syariah, berikut perubahannya dengan
Peraturan Bank Indonesia No. 10/16/PBI/2008.
f) Peraturan Bank Indonesia No.10/17/PBI/2008 tentang
Produk Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah.
Dasar hukum positif Murabahah menurut Dewan
Syariah Nasional dan Majelis Ulama Indonesia:
g) Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia
h) No. 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang Murabahah.Fatwa
Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No.
13/DSN-MUI/IX/2000 tentang uang muka dalam
Murabahah.
41
i) Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia
No. 16/DSN-MUI/IX/2000 tentang diskon dalam
Murabahah.
j) Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia
No. 23/DSN-MUI/III/2002 tentang potongan pelunasan
dalam Murabahah.
k) Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia
No. 47/DSN-MUI/II/2005 tentang penyelesaian piutang
Murabahah bagi nasabah tidak mampu membayar.
l) Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia
No. 48/DSN-MUI/II/2005 tentang penjadwalan kembali
tagihan Murabahah.
m) Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia
No. 49/DSN MUI/II/2005 tentang konversi akad
Murabahah.
2) Dasar Hukum Syariah
Adapun landasan hukum syariah dari Murabahah yang
berdasarkan ayat-ayat Al-Qur’an adalah sebagai berikut:
a) QS. An-Nisa : 29
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah
kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan
yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku
dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah
42
kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah
Maha Penyayang kepadamu”. (QS. An-Nisa‟ [4]: 29)
b) QS. Al-Baqarah : 275
Artinya: “Orang-orang yang makan (mengambil) riba
tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang
yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila.
Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan
mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu
sama dengan riba. Padahal Allah Telah menghalalkan
jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang
telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu
terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa
yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan);
dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang
kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah
penghuni-penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya”.
(QS. Al-Baqarah [2]: 275)
c) QS. Al-Maidah: 1
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah
aqad-aqad itu. dihalalkan bagimu binatang ternak,
kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (yang demikian
itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu
sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah
43
menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-
Nya”. (QS. Al-Maidah [5]:1)
d) QS. Al-Baqarah: 280
Artinya: “Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam
kesukaran, Maka berilah tangguh sampai dia
berkelapangan. dan menyedekahkan (sebagian atau
semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu
Mengetahui”. (QS. Al-Baqarah [2]: 280)
Dan yang menjadi landasan hukum syariah dari
Murabahah berdasarkan hadits Rasulullah SAW adalah
sebagai berikut :
a) Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari Amr bin Auf:
“Perdamaian dapat dilakukan di antara kaun muslimin,
kecuali perdamaian yang mengharamkan yang halal atau
menghalalkan yang haram; dan kaum muslimin terikat
dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang
mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang
haram.”.
b) Hadis Nabi riwayat Jama‟ah:
“Menunda-nunda (pembayaran) yang dilakukan oleh oorang
mampu adalah suatu kezaliman…”
c) Hadis Nabi riwayat Nasa‟I Abu Dawud, Ibnu Majah dan
Ahmad:
44
“Menunda-nunda (pembayaran) yang dilakukan oleh
orang mampu menghalalkan harga diri dan pemberian
sanksi kepadanya.”
d) Hadis Nabi riwayat „Abd al-Raziq dari Zaid bin Aslam:
“Rasulullah SAW, ditanya tentang „urban (uang muka)
dalam jual beli, maka beliau menghalalkannya.”.
e) Ijma‟ Mayoritas ulama tentang kebolehan jual beli
dengan cara Murabahah.
Kaidah fiqh: “Pada dasarnya, semua bentuk muamalah
boleh dilakukan kecuali ada dalil yang
mengharamkannya.”
c. Rukun dan syarat Pembiayaan Murabahah
Menurut Ascarya (2007) rukun dari akad Murabahah
yang harus dipenuhi dalam transaksi ada beberapa, yaitu:
1) Pelaku akad, yaitu ba‟i (penjual) adalah pihak yang
memiliki barang untuk dijual, dan musytari (pembeli)
adalah pihak yang memerlukan dan akan membeli
barang;
2) Objek akad, yaitu mabi‟ (barang dagangan) dan tsaman
(harga); dan
3) Shighah, yaitu Ijab dan Qabul.
Menurut Harahap (2005), dalam Murabahah dibutuh beberapa
syarat, antara lain:
45
1) Mengetahui harga pertama (Harga Pembelian)
Pembeli kedua hendaknya mengetaui harga pembelian karena
hal itu adalah syarat sahnya transaksi jual beli. Syarat ini
meliputi semua transaksi yang terkait dengan Murabahah,
seperti pelimpahan wewenang (tauliyah), kerjasama (isyrak) dan
kerugian (wadhi‟ah), Karena semua transaksi ini berdasar pada
harga pertama yang merupakan modal. Jika tidak
mengetahuinya, maka jual beli tersebut tidak sah hingga di
tempat transaksi. Jika tidak diketahui hingga keduanya
meninggalkan tempat tersebut, maka gugurlah transaksi itu.
2) Mengetahui besarnya keuntungan
Mengetahui jumlah keuntungan adalah keharusan, karena ia
merupakan bagian dari harga (tsaman), sedangkan mengetahui
harga adalah syarat sahnya jual beli.
3) Modal hendaklah berupa komoditas yang memiliki kesamaan
dan sejenis, seperti benda-benda yang ditakar, ditimbang dan
dihitung. Syarat ini diperlukan dalam Murabahah dan tauliyah,
baik ketika jual beli dilakukan dengan penjual pertama atau
orang lain. Serta baik keuntungan dari jenis harga pertama atau
bukan, setelah jenis keuntungan disepakati berupa sesuatu
yang diketahui ketentuannya, misalkan dirham ataupun yang
lainnya. Jika modal dan benda-benda yang tidak memiliki
kesamaan, seperti barang dagangan, selain dirham dan dinar,
46
tidak boleh diperjualbelikan dengan cara Murabahah atau
tauliyah oleh pihak yang tidak memiliki barang dagangan. Hal
ini karena Murabahah atau tauliyah adalah jual beli dengan
harga yang sama dengan harga pertama, dengan adanya
tambahan keuntungan dalam sistem Murabahah.
4) Sistem Murabahah dalam harta riba hendaknya tidak
menisbatkan riba tersebut terhadap harga pertama.
Seperti membeli barang yang ditakar atau ditimbang dengan
barang sejenis dengan takaran yang sama, maka tidak boleh
menjualnya dengan sistem Murabahah. Hal semacam ini tidak
diperbolehkan karena tambahan, sedangkan tambahan terhadap
harta riba hukumnya adalah riba dan bukan keuntungan.
5) Transaksi pertama haruslah sah secara syara
Jika transaksi pertama tidak sah, maka tidak booleh dilakukan
jual beli secara Murabahah, karena Murabahah adalah jual beli
dengan harga pertama disertai tambahan keuntungan dan hak
milik jual beli yang tidak sah ditetapkan dengan nilai barang atau
dengan barang yang semisal bukan dengan harga, karena tidak
benarnya penamaan.
B. Hubungan Operasional Antar Variabel
1. Pengaruh BI Rate terhadap pembiayaan Murabahah
Menurut Izzudin (2013), hasil pengujian secara simultan
menunjukkan bahwa BI Rate berpengaruh secara simultan
47
terhadap margin pembiayaan Murabahah. Dari pengujian secara
parsial variabel BI Rate berpengaruh negatif tidak signifikan
terhadap margin pendapatan Murabahah dengan tingkat sig. t
sebesar 0,643.
Menurut Ma’arifa dan Iwan Budiyono (2015), variabel BI
Rate secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
pembiayaan Murabahah perbankan syariah di Indonesia periode
2006-2014.
2. Pengaruh Nilai Tukar Terhadap Pembiayaan Murabahah
Kurs atau nilai tukar merupakan harga mata uang suatu
negara terhadap negara lain. Oleh karena itu kurs merupakan
salah satu alat pengukur kondisi makroekonomi terhadap suatu
negara, sebab menunjukkan kemampuan relatif perekonomian
suatu negara terhadap negara lainnya. Pada saat ini barometer
untuk mengukur kekuatan mata uang dunia adalah US Dollar
(dolar Amerika). Meries (2008) dalam tesisnya membuktikan
adanya pengaruh nilai tukar rupiah terhadap pembiayaan yang
disalurkan bank syariah.
3. Pengaruh Inflasi terhadap pembiayaan Murabahah
Inflasi adalah kenaikan harga secara terus-menerus dalam
jangka waktu tertentu. Menurut Sukirno (2004:333) Inflasi yaitu
kenaikan dalam harga barang dan jasa, yang terjadi karena
48
permintaan bertambah lebih besar dibandingkan dengan
penawaran barnag di pasar. Inflasi dapat memberikan dampak
pada stabilitas ekonomi dengan memunculkan spekulasi
masyarakat.
Selain itu, Inflasi dapat menyebabkan para nasabah enggan
untuk menabung, hal itu dikarenakan nilai mata uang yang
semakin menurun. Sehingga fungsi bank sebagai lembaga
Intermediary (penghimpun dana) akan menurun dan orang akan
lebih menyalurkan dananya ke dalam bentuk investasi non
produktif, seperti tanah, logam mulia, mata uang asing dengan
mengorbankan investasi kearah pertanian, dan lainnya. Dalam
kondisi tersebut akan mempengaruhi bank dalam menyalurkan
pembiayaan. Dalam penelitian Supandi, Rio, dan Mahdalena
(2015), dijelaskan bahwa inflasi berpengaruh positif namun
tidak signifikan terhadap permintaan pembiayaan Murabahah
pada bank syariah Indonesia.
4. Pengaruh CAR terhadap pembiayaan Murabahah
Capital Adequacy Ratio merupakan rasio yang memperlihatkan
seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko ikut dibiayai
dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana-dana dari
sumber-sumber lain bank, seperti dana masyarakat dan lain-lain.
Semakin tinggi CAR maka semakin besar pula sumber daya finansial
yang dapat digunakan untuk keperluan pengembangan usaha dan
49
mengantisipasi potensi kerugian yang diakibatkan oleh penyaluran
kredit. (Dendawijaya, 2009:121)
Berdasarkan Deregulasi BI, bank yang dinyatakan termasuk bank
sehat (bekinerja baik) apabila memiliki CAR paling sedikit sebesar 8%,
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank for International
Settlements (BIS). Semakin tinggi CAR maka semakin tinggi pula bank
melakukan penyaluran pembiayaannya. Begitu juga sebaliknya,
semakin rendah CAR semakin rendah pula pembiayaan yang disalurkan
oleh bank.
CAR merupakan indikator dari kecukupan modal suatu bank, yang
bertujuan untuk menjaga kelangsungan usaha dalam jangka panjang.
Penyediaan modal yang cukup merupakan hal yang penting, untuk
mengimbangi ketergantugan dari dana pihak ketiga. Secara esensial
CAR menetapkan bahwa terhadap pos-pos tertentu, harus dibiayai
dengan dana sendiri (Rinaldy:2008). Sehingga dengan semakin besar
jumlah CAR berarti akan semakin banyak pula dana yang dapat
disalurkan melalui pembiayaan Murabahah. (Nurbaya. 2013:58)
50
C. Penelitian Terdahulu
Tabel 2. 2 Kumpulan Penelitian Terdahulu
NO Penelitidan tahun
terbit
Judul Persaman Perbedaan Hasil Penelitian
1. AliMustofaAl-Qudha&MahmoudAli Jaradat,2013
The ImpactofMacroeconomic variableand BanksCharacteristics onJordanianIslamicBanksProfitability: EmpiricalEvidence,International BussinessResearch ;Vol. 6,No.10;2013. ISSN1913-9004E-ISSN1913 -9012
SamasamamenggunakanvariabelNilai tukardanInflasi.Menggunakan datapanel
Penelitianiniberfokuspada bankIslam yangada diJordanpadaperiode(2000-20011),Sedangkanpenelitifokus padaBankUmumSyariahIndonesiapada tahun2011-2016
Tujuan daripenelitian ini adalahuntuk mengetahuipengaruh variabelmakroekonomi(variabel eksternal)dan karakteristikbank (variabelinternal) terhadapprofitabilitas banksyariah Yordaniauntuk periodetersebut (2000-2011). Studi inimenggunakananalisis data panelmodel fixed effectsdan metode kuadratterkecil yang umumuntuk memeriksahipotesis penelitian.Analisis empirismenunjukkanbahwa kecukupanmodal, ukuran bankberpengaruh positifdan signifikanterhadap return onassets (ROA) danreturn on equity(ROE). Sedangkanleverage yangdiukur dengan totaldeposit terhadaptotal aset memilikiotal depositterhadap total asetmemiliki t dampak
51
NO Penelitidan tahun
terbit
Judul Persaman Perbedaan Hasil Penelitian
negatif dansignifikan terhadap(ROA) dan (ROE).Likuiditas memilikiefek inerser yangtidak signifikanterhadap (ROA) dandampak negatifyang signifikanterhadap (ROE).Studi tersebutmenemukan bahwafaktormakroekonomiyang diwakili olehAmman stockExchange,konstruksi meterpersegi berlisensidan pertumbuhanjumlah uang beredarmerupakan faktorpenentu keuntunganbank syariah.
2 AmirahAhmadNahrawi(2017)
PengaruhCapitalAdequacyRatio(CAR),Return OnAssets(ROA), danNonPerformingFinancing(NPF)TerhadapPembiayaan
Samasamamenggunakanvariabelindependen CAR
PenelitianinimemilikivariabeldependennpembiayaanMurabahahdanmenggunakan analisisregresiberganda,sedangkanpeneliti
Tujuan daripenelitian ini adalahuntuk mengetahuibagaimana rasioCAR,ROA,NPFpada BNI Syariahperiode 2011-2015.Hasil pengujianyang telahdilakukan terhadappengaruh secarasimultanmenunjukkanbahwa nilai CAR,ROA, NPF terhadappembiayaanMurabahah
52
NO Penelitidan tahun
terbit
Judul Persaman Perbedaan Hasil Penelitian
MurabahahBNI Syariah
menggunakan variabeldependentingkatmarginpembiayaanMurabahahdenganmetodedata panel
memiliki hubunganpositif dan memilikikeeratan hubunganyang kuat. Hasilanalisis statistikmenunjukkanbahwaCAR,ROA,NPFberpengaruhsignifikan terhadappembiayaanMurabahah.
3 ErikaAmelia,DewiSartika(2011)
Pengaruh(ProdukDomestikBruto) danKurs RupiahPada DollarASTerhadapDPK (DanaPihakKetiga)PerbankanSyariah diIndonesia(Tahun2004-2009
Sama-samamenggunakanvariabelNilaiTukar
Penelitianini hanyamenggunakan variabeldan NilaiTukaruntukditeliti danmenggunakan analisisregresiberganda,sedangkanpenelitimenambahkanvariabel BIRate danInflasiuntukdilihatpengaruhnya terhadaptingkatmarginpembiayaanMurabahahdanmenggunakan
Pengaruh (ProdukDomestik Bruto)dan nilai tukar dolarA.S. terhadap DPK(Dana Pihak Ketiga)Indonesia. Tujuanperbankan syariahdalam penelitian iniadalah untukmenganalisispengaruh (GrossDomestic Product)dan suku bungaterhadap simpanandolar A.S. (DanaPihak Ketiga)perbankan syariahdi Indonesia. Secaratertulis hal inimembuat (ProdukDomestik Bruto)dan rupiah ke dolarA.S. sebagaivariabel yangmempengaruhiuntuk seberapabesar pengaruhnyaterhadap Simpanan(Dana PihakKetiga).
53
NO Penelitidan tahun
terbit
Judul Persaman Perbedaan Hasil Penelitian
analisisdata panel
Penelitian inimenggunakan 24sampel yang terdiridari laporankeuangan mulaibulan Januari 2004sampai Desember2009. Metode yangdigunakan dalampenelitian ini adalahmetode statistikdengan modelregresi, dimanauntuk mengetahuiatau mengukurseberapa besarpengaruh yangdiberikan oleh(Produk DomestikBruto) dan nilaitukar dolar ASterhadap perbankansyariah TPF (DanaPihak Ketiga).Berdasarkan hasiljika data yangdilakukan denganSPSS for windowsversi 18.0menunjukkanbahwa variabelPDB (ProdukDomestik Bruto)dan nilai tukar padasimpanan dolar A.S.memiliki pengaruhyang signifikanterhadap DPK(Dana Pihak Ketiga)Perbankan Syariahdi Indonesia.
54
NO Penelitidan tahun
terbit
Judul Persaman Perbedaan Hasil Penelitian
4. FaisalAffandi,(2016)
AnalisisPengaruhTingkatInflasi, NilaiTukar, BI-Rate, danSuku bungaBankKonvensional TerhadapMargin BagiHasilDepositoMudharabah PerbankanSyariah diIndonesiaPeriode(2010-2015), At-Tawassuth,Vol.1, No.1,2016: 45-72
Sama-samamenggunakanvariabelInflasi,NilaiTukar danBI-Rate
Penelitianinimenggunakan MetodeRegresiLinearBergandayaituOrdinaryLeastSquare(OLS),Sedangkanpenelitimenggunakan regresidata panel.Penelitianini menelitivariabeldependenmarginbagi hasildepositoMudharabahsedangkanpenelitimenggunakan variabeldependentingkatmarginpembiayaanMurabahah
Hasil penelitianmenunjukkanbahwa variabelinflasi dan.variabelsuku bunga bankkonvensional secaraparsial tidakberpengaruhsignifikan terhadapmargin bagi hasildepositoMudharabahperbankan syariahdi Indonesia periode2010-2015.Sedangkan variabelnilai tukar rupiahdan variabel BI Ratesecara parsialberpengaruhsignifikan terhadapvariabel marginbagi hasil depositoMudharabahperbankan syariahdi Indonesia periode2010-2015. Hasiluji statitstik secarasecara simultanmenunjukkanbahwa, variabeltingkat inflasi ,variabel nilai tukarrupiah, variabel BIRate, dan variabelsuku bungakonvensional secarasimultanberpengaruhsignifikan terhadapvariabel marginbagi hasil depositoMudharabah
55
NO Penelitidan tahun
terbit
Judul Persaman Perbedaan Hasil Penelitian
perbankan syariahdi Indonesia periode2010-2015.
5. FerialNurbaya(2013)
AnalisisPengaruhCAR,ROA,FDRdan DanaPihakKetiga(DPK)terhadapPembiayaanMurabahahPeriodeMaret 2011-Desember2009 (StudiKasus padaPT.BankMuamalatIndonesia,Tbk.)
Samasamamenelitivariabelindependen CapitalAdequacyRatio(CAR)
Penelitianinimenggunakan metodeAnalisisRegresiBerganda,sedangkanpenelitimenggunakan metodeAnalisisData Panel.
Penelitian inibertujuan untukmengetahuibagaimanapengaruh CAR,ROA, FDR, danDPK terhadappembiayaanMurabahah. Hasilpenelitianmenunjukkanbahwa variabelCAR,ROA, FDR,dan DPK secarasimultanmempunyaipengaruh terhadappembiayaanMurabahah. Hasiluji koefisiendeterminasimenunjukkanbahwa keempatvariabel bebasmempengaruhivariabel terikatsebesar 98% dansisanya 2%dipengaruhi olehvariabel lain. Secaraparsial CAR, ROA,dan DPK memilikipengaruh yangpositif dansignifikan terhadappembiayaanMurabahah.Sedangkan FDRtidak memilikipengaruh terhadap
56
NO Penelitidan tahun
terbit
Judul Persaman Perbedaan Hasil Penelitian
pembiayaanMurabahah.
6. KendaSetya(2013)
Faktor-faktor yangmempengaruhipenetapanmarginMurabahahpembiayaankonsumtif diBankKaltimSyariah,Ekonomika-BisnisVol.4, No.2: 2013
SamasamamenggunakanvariabeldependentingkatMarginMurabahah danvariabelindependen Inflasidan BIRate
Penelitianinimenggunakan Regresilinierberganda,sedangkanpenelitimenggunakan modeldata panel
BOPO, Inflasi danTingkat suku bungasecara simultanberpengaruhsignifikan terhadapmargin Murabahah.Variabel yangpaling dominandalam penelitian iniadalah inflasikarena beta inflasilebih besar daripada nilai beta FDR,BOPO, dan tingkatsuku bunga. Hal inikarena peningkataninflasi akanmeningkatkan biayaproduksi sehinggaharga barang/jasaakan menjadi mahaldan akanberdampak terhadapmenurunnya dayabeli masyarakatsehinggamenurunkanpermintaanpembiayaanMurabahah danpenurunanpermintaanpembiayaanMurabahah akanmenurunkan marginMurabahah.
7. Muhammad Izzudin(2013),
Faktor-Faktor YangMempengaruhiPendapatan
Samasamamenggunakan BIRate dan
Penelititaninimenggunakan metoderegresi
Hasil pengujiansecara simultanmenunjukkanbahwa Dana PihakKetiga (DPK),
57
NO Penelitidan tahun
terbit
Judul Persaman Perbedaan Hasil Penelitian
MarginPembiayaanMurabahah(StudiKasus PadaBRI SyariahDan BankMegaSyariah)
Inflasi linearbergandadengan ujiasumsiklasik,sedangkanpenelitimenggunakan metoderegresi datapanel.
Biaya Overhead,Non PerformingFinancing (NPF),BI Rate, dan Inflasiberpengaruh secarasimultan terhadapmargin pembiayaanMurabahah. Daripengujian secaraparsial variabelDana Pihak Ketiga(DPK) berpengaruhnegatif tidaksignifikan terhadapmargin pendapatanMurabahah dengantingkat sig. t sebesar0.378. VariabelBiaya Overheadberpengaruh positifsignifikan terhadapmargin pendapatanMurabahah dengantingkat sig t. sebesar0.000. Variabel NonPerformingFinancing (NPF)berpengaruh negatiftidak signifikanterhadap marginpendapatanMurabahah dengantingkat sig. t sebesar0.415. Variabel BIRate berpengaruhnegatif tidaksignifikan terhadapmargin pendapatanMurabahah dengantingkat sig. t sebesar0.643. VariabelInflasi berpengaruhnegatif tidak
58
NO Penelitidan tahunterbit
Judul Persaman Perbedaan Hasil Penelitian
signifikan terhadapmargin pendapatanMurabahah dengantingkat sig. t sebesar0.563
8. MustikaRimadhani,Osni Erza,UniversitasTrisakti,(2011)
AnalisisVariabel-variabelyangMempengaruhiPembiayaanMurabahahpada BankSyariahMandiriPeriode2008.01-2011.12,MediaEkonomiVol.19,No.1, April2011, 27-52
Sama-samamenggunakanvariabeldependententangpembiayaanMurabahah
PenelitianiniberfokuspadavariabelindependenDana pihakKetiga,ProfitMargin,NPF, danFDR danmenggunakan modelregresilinearberganda,sedangkanpenelitimenambahkanvariabelindependen, BI Rate,Nilai tukardan Inflasisertamenggunakan regresidata panel
PembiayaanMurabahah adalahpembiayaan yangpaling dominan diperbankan syariahIndonesiadibandingkanproduk keuanganlainnya, jugamendominasi dibank syariah negaralain. Cara inimenjadi sangatpopuler karenamemang sifatpembiayaanMurabahah sudahmewajibkan tingkatkeuntungan yangpasti sesuai dengansyarat yangdisepakati.Penelitian inibertujuan untukmengetahuivariabel-variabelyangmempengaruhipembiayaanMurabahah di BankSyariah Mandiri,yang terdiri dariDana Pihak Ketiga(DPK), ProfitMargin, NonPerformingFinancing (NPF),Pembiayaan hingga
59
NO Penelitidan tahun
terbit
Judul Persaman Perbedaan Hasil Penelitian
Financing DepositRatio (FDR). Datayang digunakandalam penelitian iniadalah datasekunder denganperiode bulanan2008: 01 - 2011: 12.Teknik analisisyang digunakanadalah RegresiLinier Bergandadengan OLS(Ordinary LeastSquare).Berdasarkan hasilpenelitian bahwaDana Pihak Ketiga(DPK) berpengaruhpositif dansignifikan, Marginkeutungan negatifdan tidak signifikan,NPF memilikipengaruh positif dansignifikan, FDRnegatif dan tidaksignifikan
9. RossarMaries,UniversitasIndonesia,(2008)
DampakFluktuasiVariabelEkonomiMakroTerhadapDPK yangDihimpundanPenyaluranPembiayaanpadaPerbankanSyariah diIndonesia
Sama-samamenggunakanVariabelindependen NilaiTukar danInflasi
Penelitianinimenggunakan metodeVectorAutoRegressive(VAR).PenelitianiniberfokuspadaanalisisImpulseResponse
Hasil penelitianmenunjukkanbahwa masing-masing variabelekonomi makromempunyaipengaruh yang kecilterhadap terhadapDPK yangdihimpun danpembiayaan yangdisalurkan olehperbankan syariah.Dan masing-masingvariabel ekonomi
60
NO Penelitidan tahun
terbit
Judul Persaman Perbedaan Hasil Penelitian
FunctiondanvarianceDecompositionsedangkanpenelitimenggunakan metoderegresi datapanel.
makro tidakmempunyaipengaruh yangdominan terhadapDPK yangdihimpun danpembiayaan yangdisalurkan
10 SalmafathiyaMa’arifadan IwanBudiyono(2015)
AnalisisPengaruhDana PihakKetiga,SertifikatBankIndonesiaSyariah, BIRate, danInflasiTerhadapPembiayaanMurabahahPerbankanSyariah diIndonesiaPeriode2006-2014
SamasamamenggunakanvariabelBI Ratedan Inflasi
Penelitianinimenggunakan Regresilinearberganda,sedangkanpenelitimenggunakan regresidata panel
Tingkat DPK danInflasi berpengaruhpositif dansignifikan,sedangkan BI Ratedan SBISberpengaruh negatifdan signifikanterhadappembiayaanMurabahahperbankan syariahdi Indonesia periode2006-2014
Sumber : Kumpulan Penelitian Terdahulu
D. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran memudahkan dalam melakukan analisis, maka
penulis menggambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut :
61
62
E. Uji Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara rumusan masalah penelitian,
dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
pertanyaan. Hipotesis dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan
baru didasarkan pada teori. (Sugiyono,2009)
1. H0 : Diduga BI Rate tidak berpengaruh terhadap tingkat margin
pembiayaan Murabahah pada Bank Umum Syariah
H1 : Diduga BI Rate berpengaruh terhadap tingkat margin pembiayaan
Murabahah pada Bank Umum Syariah
2. H0 : Diduga Nilai Tukar tidak berpengaruh terhadap tingkat margin
pembiayaan Murabahah pada Bank Umum Syariah
H1 : Diduga Nilai Tukar berpengaruh terhadap tingkat margin
pembiayaan Murabahah pada Bank Umum Syariah
3. H0 : Diduga Inflasi tidak berpengaruh terhadap tingkat margin
pembiayaan Murabahah pada Bank Umum Syariah
H1 : Diduga Inflasi berpengaruh terhadap tingkat margin pembiayaan
Murabahah pada Bank Umum Syariah
4. H0 : Diduga CAR tidak berpengaruh terhadap tingkat margin
pembiayaan Murabahah pada Bank Umum Syariah
H1 : Diduga CAR berpengaruh terhadap tingkat margin pembiayaan
Murabahah pada Bank Umum Syariah
63
5. H0 : Diduga BI Rate, Nilai Tukar, Inflasi dan Capital Adequacy Ratio
(CAR) secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap tingkat margin
pembiayaan Murabahah pada Bank Umum Syariah
H1 : Diduga, BI Rate, Nilai Tukar, Inflasi dan Capital Adequacy Ratio
(CAR) secara bersama-sama berpengaruh terhadap tingkat margin
pembiayaan Murabahah pada Bank Umum Syariah.
64
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini bersifat penelitian kuantitatif, yaitu penelitian ilmiah
yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-
hubungannya. Menurut Sugiyono (2008), metode kuantitatif adalah
pendekatan ilmiah yang memandang suatu realitas itu dapat
diklasifikasikan, konkrit, teramati dan terukur, hubungan variabelnya
bersifat sebab akibat dimana data penelitiannya berupa angka-angka dan
analisisnya menggunakan statistika.
Periode yang diteliti dari tahun 2011 sampai dengan 2016.
Sedangkan jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data panel
(pooled data), yaitu kombinasi antara data time series dan data cross
section.
Teknik pengambilan sampel pada umumnya menggunakan
instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif /statistik dengan
tujuan untuk menguji hipotesis yang telah diterapkan (Sugiyono,2012:7)
Ruang lingkup penelitian ini memiliki variabel bebas (independen
variable) BI Rate, Nilai Tukar Inflasi dan Capital Adequacy Ratio (CAR).
Dan variabel terikat (dependen variable) tingkat margin pembiayaan
Murabahah.
65
Sumber data menggunakan data sekunder. Menurut Uma Sekaran
(2011) data yang mengacu pada infomasi yang dikumpulkan dari sumber
yang telah ada. Sumber data sekunder adalah catatan atau dokumentasi
perusahaan, publikasi pemerintah, analisis industri oleh media, situs web,
internet dan seterusnya. Sehingga data yang peneliti ambil merupakan data
keuangan publikasi masing-masing BUS yang ada di Indonesia melalui
website bank umum syariah masing-masing.
B. Populasi dan Teknik Penentuan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas proyek atau
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono,
2009).
Populasi penelitian ini adalah bank umum syariah. Menurut Bank
Indonesia terdapat terdapat 11 BUS. Berikut merupakan daftar tabel 11 BUS
di Indonesia :
Tabel 3. 1 Bank Umum Syariah Oktober 2016
No Nama Bank1 PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk2 PT. Bank Syariah Mandiri,3 PT. Bank Mega Syariah Indonesia4 PT. Bank BRISyariah5 PT. Bank Syariah Bukopin6 PT. Bank Panin Dubai Syariah, Tbk7 PT. Bank Victoria Syariah8 PT. BCA Syariah9 PT. Bank Jabar Banten Syariah
66
10 PT. Bank BNI Syariah11 PT. Maybank Syariah Indonesia
Sumber : Bank Indonesia
Sampel merupakan bagian, jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2009). Penentuan sampel dilakukan
secara non probability sampling dengan metode purposive sampling yang
dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi berdasarkan kriteria
tertentu. Kriteria sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Laporan keuangan yang telah dipublikasikan oleh semua BUS di
Indonesia periode tahun 2011-2016.
2. Laporan keuangan yang telah dipublikasikan tersebut telah
memenuhi standar PSAK dan peraturan Bank Indonesia serta surat
edaran bank Indonesia.
Tabel 3. 2 Sampel Penelitian
No Nama Bank1 PT. BCA Syariah2 PT. Bank BNI Syariah3 PT. Bank BRISyariah
4 PT. Bank Syariah Mandiri5 PT. Bank Syariah Bukopin6 PT. Maybank Syariah Indonesia7 PT. Bank Mega Syariah Indonesia8 PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk9 PT. Bank Panin Dubai Syariah, Tbk
Sumber : Hasil olah data
67
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan informasi dan data pada
penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk
data yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain,
biasanya sudah dalam bentuk publikasi (Muhammad, 2008:102).
Peneliti menggunakan data sekunder dengan skala tahunan, BI Rate
pada situs www.bi.go.id , nilai tukar yang digunakan pada penelitian ini
adalah nilai tukar rupiah terhadap USD bertindak sebagai mata uang asing
yang diperoleh dari www.bi.go.id. Inflasi yang digunakan pada penelitian
ini adalah data tingkat inflasi yang dipublikasikan Badan Pusat Statistika.
Dan Capital Adequacy Ratio (CAR) diambil dari laporan keuangan tahunan
masing-masing Bank Umum Syariah periode 2011-2016. Teknik
pengumpulan data primer dilakukan dengan mengambil informasi berupa
teori-teori yang bersumber dari buku-buku referensi.
Peneliti melakukan penelitian keputusan untuk mendapatkan teori dan
konsep yang kuat agar dapat memecahkan permasalahan. Studi keputusan
dilakukan dengan mengumpulkan literatur-literatur ilmiah, buku-buku,
jurnal, artikel, dan majalah yang berkaitan dengan penelitian.
Pengamatan langsung (field research) pun dilakukan pada penelitian ini
yaitu pengumpulan dan keterangan seperti laporan keuangan dan data lain
yang berhubungan dengan penelitian ini diperoleh dari bank Indonesia.
Pencarian data dilakukan dengan dua cara, yaitu :
1. Pencarian secara manual untuk data yang berbentuk kertas hasil cetakan
68
2. Pencarian dengan membuka website resmi Bank Indonesia dan Badan
Pusat Statitika yang mempublikasikan laporan keuangan dan penelitian
pendukung yang diperlukan untuk penelitian ini.
D. Teknik Data Analisis
Menurut Ardhana dalam Moleong (2009:248) analisis data merupakan
proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola,
kategori, dan satuan uraian dasar Teknik analisis data pada penelitian ini
adalah analisis regresi data panel. Analisis data dilakukan dengan
menggunakan software Microsoft excel 2013 dan Eviews versi 9.
1. Estimasi (Membuat Persamaan) Regresi Data Panel
Metode Estimasi model regresi data panel dapat dilakukan
melalui tiga pendekatan, antara lain :
a. Common Effect Model
Menurut Baltagi Dalam Sembodo (2013) model tanpa
pengaruh individu (common effect) adalah pendugaan yang
menggabungkan (pooled) seluruh data time series dan cross
section dan menggunakan pendekatan OLS (Ordinary Least
Square) untuk menduga parameternya. Metode OLS merupakan
salah satu metode popular untuk menduga nilai parameter
persamaan regresi linier.
69
b. Fixed Effect Model
Pendugaan parameter regresi panel dengan Fixed Effect
Model menggunakan teknik penambahan variabel dummy
sehingga metode ini seringkali disebut dengan Least Square
Dummy Variabel model. Gujarati (2004) mengatakan bahwa pada
Fixed Effect Model diasumsikan bahwa koefisien slope bernilai
konstan tetapi intercept bersifat tidak konstan.
c. Random Effect Model
Menurut Nachrowi & Usman dalam Iqbal (2015) Pemilihan
metode fixed effect atau Random Effect dapat dilakukan dengan
pertimbangan tujuan analisis, atau ada pula kemungkinan data
yang digunakan sebagai dasar pembuatan model hanya dapat
diolah-olah salah satu metode saja akibat sebagai persoalan teknis
matematis yang melandasi perhitungan.
2. Pemilihan Model Estimasi Regresi Data Panel
a. Uji chow
Menurut Iqbal (2015) dalam melakukan uji chow
menggunakan Eviews dapat menggunakan likelihood ratio.
Untuk menentukan model yang lebih baik antara CE dan FE
dilihat dari nilai probabilitas untuk Cross-section F. Jika nilainya
>0.05 maka model yang terpilih adalah CE, tetapi jika nilainya
<0.05 maka model yang terpilih adalah FE.
70
b. Uji Hausman
Uji hausman bertujuan untuk melihat apakah terdapat efek
random di dalam panel data. Dalam perhitungan statistika uji
hausman diperlukan asumsi bahwa banyaknya kategori cross
section lebih besar dibandingkan jumlah variabel independen
(termasuk konstanta) dalam model. Lebih lanjut dalam estimasi
statistika uji hausman diperlukan estimasi variansi cross-section
yang positif, yang tidak selalu dapat dipenuhi oleh model.
Apabila kondisi-kondisi ini tidak dipenuhi maka hanya dapat
digunakan model fixed effect (Rosadi, 2012:274).
3. Uji asumsi klasik
a. Uji Normalitas
Tujuan dilakukannya uji normalitas untuk mengetahui
apakah suatu variabel normal atau tidak (Kuncoro,2001). Model
regresi yang baik adalah data normal atau mendekati normal.
Sebenernya normalitas dapat dilihat dari gambar histogram,
namun seringkali polanya tidak mengikuti bentuk kurva normal,
sehingga sulit disimpulkan. Lebih mudah jika melihat koefisien
dan Jarque-Bera dari probabilitasnya. Bila nilai jarque-Bera
tidak signifikan (lebih kecil dari 2), maka data berdistribusi
normal. Bila probabilitas lebih besar dari 5%, maka data
berdistribusi normal (Winarno,2015:5.43).
71
Ansofino dkk (2016:23) menjelaskan dalam software Eviews
normalitas sebuah data dapat diketahui dengan membandingkan
nilai Jarque-Bera (JB) dengan nilai Chi-square tabel. Nilai Chi-
square didapat dengan melihat jumlah variabel independen yang
dipakai. Uji JB didapat dari histogram normality yang akan
dibahas dibawah ini :
i. H0 : data terdistribusi normal
ii. H1 : data tidak terdistribusi normal
Jika hasil dari JB hitung > Chi-square tabel, maka H0 ditolak
Jika hasil dari JB hitung < chi-squre tabel, maka H0 diterima.
Kusrianto (2007) menggunakan Microsoft excel untuk
membuktikan hipotesis yang dihasilkan valid. Yaitu
menggunakan fungsi CHINV pada Microsoft excel dengan
rumus :
Menurut Gujarati (2006) secara umum, jumlah derajat
kebebasan berarti jumlah observasi independen yang tersedia
untuk menghitung statistika. Dalam hal ini observasi independen
yang dimiliki sebanyak n-1.
=CHINV (probabilitas, deg_freedom)
72
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dan residual
satu pengamatan ke pengamatan lain (Ghozali:2011:139).
Sehingga dapat menghindari gangguan heteroskedastisitas yang
membawa hasil uji statistika tidak tepat serta interval keyakinan
untuk estimasi parameter yang kurang tepat pula. Hal tersebut
dapat dilihat pada grafik plot antara nilai prediksi variabel
independen (ZEPRED) dengan residualnya (SRESID). Apabila
dalam grafik tersebut tidak terdapat pola tertentu yang teratur
maka diindentifikasikan tidak terdapat heteroskedastisitas
(Ghozali,2006).
Menurut Gujatari (2003), didapatkan nilai R2 untuk
menghitung c2, dimana c2 = n x R2. Hipotesis alternatif yang
diajukan adalah ada heteroskedastisitas dalam model. Oleh
karena itu jika hasil uji white signifikan secara statis justru
menunjukkan adanya masalah heteroskedastisitas. Nilai c2
mengikuti distribusi chi-square dengan derajat bebas (df) sama
dengan jumlah varibel independen dalam model (tidak termasuk
konstanta).
Untuk mendeteksi apakah terjadi heteroskedastisitas dapat
menggunakan uji white dengan bantuan software Eviews. Uji
white menggunakan residual kuadrat sebagai variabel dependen,
73
dan variabel independennya terdiri atas variabel independen
yang sudah ada, ditambah dengan kuadrat variabel independen
(Winarno, 2015:15:17).
Uji white untuk mendeteksi apakah terjadi masalah
heteroskedastisitas dapat dilihat dengan nilai probabilitasnya.
Apabila nilai probabilitas lebih kecil dari tingkat signifikan
0.005 (α= 5%) sehingga signifikan. Artinya menolak hipotesis
nol atau menerima hipotesis alternatif. Jika menolak hipotesis
nol tidak ada heteroskedastisitas, berarti model mengandung
masalah heteroskedastisitas (Widarjono, 2010:91).
c. Uji Multikolineritas
Multikorelasi adalah adanya hubungan linear yang sempurna
(mendekati sempurna) antara beberapa atau semua variabel bebas
(Kuncoro, 2001). Uji multikorelasi bertujuan untuk menguji apakah
ada model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik adalah tidak terjadi korelasi
di antara variabel bebas (Ghozali, 2001).
Jika koefisien korelasi cukup tinggi, yaitu diatas 0,85 maka diduga
ada multikolinearitas dalam model. Sebaliknya, jika koefisien
korelasi kurang dari 0,85 maka diduga model tidak mengandung
unsur multikolinearitas (Widarjono, 2010: 77).
74
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode tingkat t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2012). Autokorelasi
muncul akibat observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan
satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual tidak bebas dari
satu observasi ke observasi lainnya. Alat analisis yang digunakan
adalah uji Breusch-Godfrey.
Nama lain dari uji Breusch-Godfrey adalah uji lagrange
multiplier (pengganda lagrange) (Winarno, 2015:5:33). Untuk
mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi maka dilakukan
pengujian Breusch-Godfrey dengan memperhatikan nilai prob-F.
Apabila nilai prob-F lebih besar dari tingkat signifikan 0,05 , maka
uji hipotesis H0 diterima yang artinya tidak terjadi autokorelasi.
Sebaliknya, apabila nilai pob-F lebih kecil dari tingkat signifikan
0.05 maka dapat disimpulkan terjadi autokorelasi (Iqbal, 2015:16).
4. Uji Hipotesis
a. Uji F
Uji F atau yang disebut juga dengan uji simultan digunakan
untuk menguji pengaruh variabel independen secara bersama-
sama terhadap variabel dependen dari suatu persamaan regresi
dengan menggunakan hipotesis statistik (Santoso, 2004:168)
75
Langkah-langkah dalam pengujian uji simultan adalah sebagai
berikut :
1) Merumuskan hipotesis statistik
b) H0 : b1=b2=0, artinya X1 dan X2 secara simultan (sendiri-
sendiri) tidak berpengaruh signifikan terhadap Y.
c) Ha:b1=b2 ≠0, artinya X1 dan X2 secara simultan (sendiri-
sendiri) berpengaruh signifikan terhadap Y.
Uji statistika F pada dasarnya menunjukkan apakah semua
variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
Untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-
sama mempengaruhi variabel dependen maka digunakan tingkat
signifikan sebesar 0,05. Jika nilai probabilitas F lebih besar dari
0,05 , maka model regresi tidak dapat digunakan untuk
memprediksi variabel dependen, dengan kata lain variabel
independen secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap
variabel dependen, dan sebaliknya (Ghozali, 2011:178)
b. Uji t
Pengujian hipotesis secara parsial, dapat diuji dengan
menggunakan rumus uji t. Pengujian t-statistik bertujuan untuk
menguji ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel
independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Uji t pada
dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
76
penjelas/independen secara individual dalam menerangkan
variasi variabel independen (Ghozali, 2011:84)
Menurut Faisal Affandi (2016), Hipotesis nol (H0) yang
hendak diuji adalah apakah suatu parameter sama dengan nol
atau artinya, apakah suatu variabel independen bukan
merupakan variabel penjelas. Pengujian hipotesis secara parsial
dengan menggunakan uji statistik t, Harga thitung dengan uji dua
pihak (two tail test) tersebut selanjutnya dibandingkan dengan
harga ttabel dengan taraf kesalahan atau taraf signifikan 5%
(α=0,05). Jika thitung>ttabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima,
sedangkan apabila thitung<ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak.
Cara melihat tabel t adalah dengan melihat kolom paling kiri
tabel dinamai “df” sebagai derajat kebebasan. Jumlah derajat
kebebasan merupakan total jumlah pengamatan pada sampel
dikurangi jumlah sampel populasi. Untuk mencari nilai
kritisnya, pertama temukan baris dengan derajat kebebasan yang
sesuai. Tentukan apakah ujinya satu sisi atau dua sisi. Cari
kolom dengan tingkat signifikan yang dipilih. (Lind Marchal
Wathen, 2014: 377)
Menurut Ghozali (2006) uji statistik t pada dasarnya
menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen
secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen.
77
Untuk menguji apakah hipotesis ini digunkanan statistik t
dengan kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :
1) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai
probabilitas sig atau (0,05≤sig), maka H0 diterima dan Ha
ditolak, artinya tidak signifikan.
2) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai
probabilitas sig atau (0,05≤sig), maka H0 ditolak dan Ha
diterima, artinya signifikan.
5. Adjusted (R2)
Koefisien determinasi (Adjust R2) pada intinya adalah mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi
variabel dependen. Nilai Adjust R2 adalah diantara 0 dan 1. Jika nilai
adjust R2 berkisar hampir 1 , berarti semakin kuat kemampuan
variabel dependen, dan sebaliknya jika nilai adjust R2 semakin
mendekati 0 maka semakin lemah kemampuan variabel independen
dalam menjelaskan variabel dependen (Ghozali, 2011:177)
Koefisien determinasi adjust R2 digunakan untuk mengukur
seberapa baik garis regresi sesuai dengan data akhirnya (goodness
of fit). Koefisien determinasi ini mengukur presentase total variasi
variabel dependen (Y) yang dijelaskan oleh variabel independen
didalam garis regresi (Widarjono,2010:19)
Semakin angkanya mendekati 1 maka semakin baik garis regresi
karena mampu menjelaskan data aktualnya. Semakin mendekati
78
angka nol, maka mempunyai regresi yang kurang baik
(Widarjono,2016:26)
E. Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel Terikat (Dependen Variable)
Variabel terikat (dependen variable) dalam penelitian ini adalah
tingkat margin pembiayaan Murabahah. Pembiayaan adalah
kontrak penjualan melibatkan hubungan antara debitur-kreditur,
antara klien dan bank masing-masing (Abdullah Saeed, 2008).
Pembeli sepakat biaya barang ditambah mark-up (keuntungan)
dalam angsuran, jumlah dan waktu jatuh tempo yang dikhususkan
pada perjanjian itu. Setelah bank dan klien masuk ke dalam
perjanjian penjualan ini, harga penjualan menjadi kewajiban hutang
sisi klient kepada bank. Hubungan klien dengan bank ini menjadi
debitur-kreditur.
Dalam penelitian ini tingkat margin pembiayaan Murabahah
yang digunakan adalah tingkat margin pembiayaan Murabahah
yang diperoleh BUS per tahun periode 2011-2016.
2. Variabel bebas (Independen Variable)
a) BI Rate (Variabel X1)
BI Rate merupakan suku bunga kebijakan yang
mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia dan diumumkan kepada
publik. BI Rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank
79
Indonesia setiap Rapat Dewan Gubernur bulanan dan
diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan Bank
Indonesia melalui pengelolaan likuiditas (liquidity
management) di pasar uang untuk mencapai sasaran operasional
kebijakan moneter (Rustika, 2016). Penelitian ini
menggunakan data BI Rate yang dipublikasikan oleh Bank
Indonesia melalui laman resminya yakni www.bi.go.id periode
tahun 2011 sampai dengan 2016.
b) Nilai Tukar (Variabel X2)
Menurut Asfia (2006:244), nilai tukar (exchange rate) atau
disebut juga kurs valuta asing (foreign exchange rate) adalah
uang domestik yang dibutuhkan untuk memperoleh satu unit
mata uang asing. Menurut Mankiw (2007:128-135), kurs
nominal adalah harga relatif dari mata uang dua negara,
sedangkan kurs rill adalah harga relatif dari barang-barang
diantara dua negara.
Variabel Nilai tukar atau kurs sebagai nilai suatu mata uang
relatif terhadap mata uang lainnya. Dalam penelitian ini, data
nilai tukar yang digunakan adalah kurs tengah mata uang Rupiah
terhadap Dolar Amerika Serikat yang diberlakukan Bank
Indonesia periode 2011 sampai dengan 2016. Kurs tengah
adalah kurs antara kurs jual dan kurs beli (penjumlahan kurs beli
dan kurs jual yang dibagi dua).
80
c) Inflasi (Variabel X3)
Inflasi merupakan variabel ketiga (X3). Inflasi yaitu
kenaikan dalam harga barang dan jasa, yang terjadi karena
permintaan bertambah lebih besar dibandingkan dengan
penawaran barang di pasar (Sukirno, 2004:333). Untuk
mengukur tingkat inflasi, indeks harga yang digunakan adalah
indeks harga konsumen.
Inflasi adalah suatu variabel ekonomi makro yang dapat
sekaligus menguntungkan dan merugikan suatu perusahaan.
Namun pada dasarnya inflasi yang tinggi tidak disukai oleh para
pelaku modal karena akan meningkatkan biaya produksi (Case
dan Fair, 2007:212)
d) Capital Adequacy Ratio (Variabel X4)
Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan variabel keempat
(X4). CAR merupakan rasio yang memperlihatkan seberapa jauh
seluruh aktiva bank yang mengandung risiko ikut dibiayai dari
dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana-dana dari
sumber-sumber lain bank, seperti dana masyarakat dan lain-lain.
Semakin tinggi CAR maka semakin besar pula sumber daya
finansial yang dapat digunakan untuk keperluan pengembangan
usaha dan mengantisipasi potensi kerugian yang diakibatkan
oleh penyaluran kredit. (Dendawijaya, 2009:121)
81
CAR merupakan rasio permodalan yang berfungsi untuk
mengukur kemampuan bank dalam menyerap kerugian-kerugian
yang tidak dapat dihindari lagi serta dapat pula digunakan untuk
mengukur besar-kecilnya kekayaan bank tersebut atau kekayaan
yang dimiliki oleh para pemegang sahamnya. Perhitungan aspek
permodalan bank dimaksudkan untuk mengetahui seberapa
besar kemampuan bank tersebut untuk menaggung risiko
kerugian yang mungkin timbul dari pembiayaan yang diberikan
bank kepada pihak lain. (Nur’aini,2013:90)
82
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat Bank BCA Syariah
Perkembangan perbankan syariah yang tumbuh cukup pesat dalam
beberapa tahun terakhir menunjukkan minat masyarakat mengenai
ekonomi syariah semakin bertambah. Untuk memenuhi kebutuhan
nasabah akan layanan syariah, maka berdasarkan akta Akuisisi No. 72
tanggal 12 Juni 2009 yang dibuat dihadapan Notaris Dr. Irawan
Soerodjo, S.H., Msi, .PT.Bank Central Asia, Tbk (BCA) mengakuisisi
PT Bank Utama Internasional Bank (Bank UIB) yang nantinya menjadi
PT. Bank BCA Syariah.
Selanjutnya berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan di Luar Rapat
Perseroan Terbatas PT Bank UIB No. 49 yang dibuat dihadapan Notaris
Pudji Rezeki Irawati, S.H., tanggal 16 Desember 2009, tentang
perubahan kegiatan usaha dan perubahan nama dari PT Bank UIB
menjadi PT Bank BCA Syariah. Akta perubahan tersebut telah disahkan
oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat
Keputusannya No. AHU-01929. AH.01.02 tanggal 14 Januari 2010.
Pada tanggal yang sama telah dilakukan penjualan 1 lembar saham ke
BCA Finance, sehingga kepemilikan saham sebesar 99,9997% dimiliki
83
oleh PT Bank Central Asia Tbk, dan 0,0003% dimiliki oleh PT BCA
Finance.
Perubahan kegiatan usaha Bank dari bank konvensional menjadi
bank umum syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui
Keputusan Gubernur BI No. 12/13/KEP.GBI/DpG/2010 tanggal 2
Maret 2010. Dengan memperoleh izin tersebut, pada tanggal 5 April
2010, BCA Syariah resmi beroperasi sebagai bank umum
syariah.(Website BCA Syariah)
2. Sejarah Singkat Bank BNI Syariah
Pada tanggal 29 April 2000 didirikan Unit Usaha Syariah
(UUS) BNI dengan 5 kantor cabang di Yogyakarta, Malang,
Pekalongan, Jepara dan Banjarmasin. Selanjutnya UUS BNI terus
berkembang menjadi 28 Kantor Cabang dan 31 Kantor Cabang
Pembantu.
Berdasarkan Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor
12/41/KEP.GBI/2010 tanggal 21 Mei 2010 mengenai pemberian izin
usaha kepada PT Bank BNI Syariah. Dan di dalam Corporate Plan UUS
BNI tahun 2003 ditetapkan bahwa status UUS bersifat temporer dan
akan dilakukan spin off tahun 2009. Rencana tersebut terlaksana pada
tanggal 19 Juni 2010 dengan beroperasinya BNI Syariah sebagai
Bank Umum Syariah (BUS). Realisasi waktu spin off bulan Juni 2010
tidak terlepas dari faktor eksternal berupa aspek regulasi yang kondusif
yaitu dengan diterbitkannya UU No.19 tahun 2008 tentang Surat
84
Berharga Syariah Negara (SBSN) dan UU No.21 tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah. Disamping itu, komitmen Pemerintah terhadap
pengembangan perbankan syariah semakin kuat dan kesadaran terhadap
keunggulan produk perbankan syariah juga semakin meningkat.
Juni 2014 jumlah cabang BNI Syariah mencapai 65 Kantor Cabang,
161 Kantor Cabang Pembantu, 17 Kantor Kas, 22 Mobil Layanan
Gerak dan 20 Payment Point. (Website BNI Syariah)
3. Sejarah Singkat Bank BRI Syariah
Pada tanggal 17 November 2008 PT. Bank BRI Syariah secara
resmi beroperasi. Kemudian PT. Bank BRI Syariah merubah kegiatan
usaha yang semula beroperasional secara konvensional, kemudian
diubah menjadi kegiatan perbankan berdasarkan prinsip syariah
Islam.
Aktivitas PT. Bank BRI Syariah semakin kokoh setelah pada 19
Desember 2008 ditandatangani akta pemisahan Unit Usaha Syariah
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., untuk melebur ke dalam
PT. Bank BRI Syariah (proses spin off-) yang berlaku efektif pada
tanggal 1 Januari 2009. Penandatanganan dilakukan oleh Bapak Sofyan
Basir selaku Direktur Utama PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero),
Tbk., dan Bapak Ventje Rahardjo selaku Direktur Utama PT. Bank
BRISyariah.Saat ini PT. Bank BRISyariah menjadi bank syariah ketiga
terbesar berdasarkan aset. PT. Bank BRI Syariah tumbuh dengan
pesat baik dari sisi aset, jumlah pembiayaan dan perolehan
85
danawah, PT. Bank BRI Syariah menargetkan menjadi bank
ritel modern terkemuka dengan berbagai ragam produk dan layanan
perbankan. (Website BRI Syariah)
4. Sejarah Singkat Bank Syariah Mandiri
Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan
hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-
1998. Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang
dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang
Negara dan PT Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB
berusaha keluar dari situasi tersebut dengan melakukan upaya merger
dengan beberapa bank lain serta mengundang investor asing.
Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan
(merger) empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank
Exim, dan Bapindo) menjadi satu bank baru bernama PT Bank Mandiri
(Persero) pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan tersebut
juga menempatkan dan menetapkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
sebagai pemilik mayoritas baru BSB.
Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah
dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI
No. 1/24/ KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui
Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia
No.1/1/KEP.DGS/ 1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi PT
Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal
86
tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak
Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999.
(Website Bank Syariah Mandiri)
5. Sejarah Singkat Bank Syariah Bukopin
PT Bank Syariah Bukopin (selanjutnya disebut Perseroan) sebagai
bank yang beroperasi dengan prinsip syariah yang bermula masuknya
konsorsium PT Bank Bukopin, Tbk diakuisisinya PT Bank
Persyarikatan Indonesia (sebuah bank konvensional) oleh PT Bank
Bukopin, Tbk., proses akuisisi tersebut berlangsung secara bertahap
sejak 2005 hingga 2008, dimana PT Bank Persyarikatan Indonesia yang
sebelumnya bernama PT Bank Swansarindo Internasional didirikan
di Samarinda, Kalimantan Timur berdasarkan Akta Nomor 102
tanggal 29 Juli 1990 merupakan bank umum yang memperolah Surat
Keputusan Menteri Keuangan nomor 1.659/ KMK.013/1990 tanggal 31
Desember 1990 tentang Pemberian Izin Peleburan Usaha 2 (dua)
Bank Pasar dan Peningkatan Status Menjadi Bank Umum dengan
nama PT Bank Swansarindo Internasional yang memperoleh kegiatan
operasi berdasarkan surat Bank Indonesia (BI)
nomor 24/1/UPBD/PBD2/Smr tanggal 1 Mei 1991 tentang Pemberian
Izin Usaha Bank Umum dan Pemindahan Kantor Bank.
Sampai dengan akhir Desember 2014 Perseroan memiliki
jaringan kantor yaitu 1 (satu) Kantor Pusat dan Operasional, 11
87
(sebelas) Kantor Cabang, 7 (tujuh) Kantor Cabang Pembantu, 4
(empat) Kantor Kas, 1 (satu) unit mobil kas keliling, dan 76 (tujuh
puluh enam) Kantor Layanan Syariah, serta 27 (dua puluh tujuh)
mesin ATM BSB dengan jaringan Prima dan ATM Bank Bukopin.
(Website Bank Syariah Bukopin)
6. Sejarah Singkat Bank Maybank Syariah
Sejak memulai kegiatan usaha sebagai bank syariah pada bulan
Oktober 2010, PT Bank Maybank Syariah Indonesia (Maybank Syariah)
telah mengembangkan berbagai layanan dan solusi inovatif untuk
memenuhi kebutuhan para nasabah sekaligus meraih peluang di pasar
keuangan regional yang terus berkembang
Kini, Maybank Syariah memposisikan diri sebagai lembaga
intermediasi keuangan dan penghubung antara Malaysia dan Indonesia.
Maybank Syariah merupakan anak perusahaan Maybank Group,
lembaga jasa keuangan terbesar Malaysia dengan total aset lebih dari
USD 100 milyar serta salah satu perusahaan dengan kapitalisasi pasar
terbesar di Bursa Saham Malaysia"
Beroperasi di jantung kawasan ASEAN, Maybank merupakan
kelompok bisnis jasa keuangan di Malaysia dengan jaringan
internasional yang tersebar di 14 negara. Anak perusahaan Maybank di
sektor perbankan syariah yaitu Maybank Islamic Berhad adalah bank
syariah komersial terbesar di kawasan Asia Pasifik dan termasuk Top
20 lembaga keuangan syariah di dunia
88
Oleh karenanya Maybank Syariah dapat memanfaatkan keahlian
Maybank Group serta pengalamannya di Indonesia selama 15 tahun
untuk menyediakan solusi-solusi terbaik keuangan kepada para nasabah.
7. Sejarah Singkat Bank Mega Syariah
Berawal dari PT Bank Umum Tugu (Bank Tugu). Bank umum yang
didirikan pada 14 Juli 1990 melalui Keputusan Menteri Keuangan RI
No.1046/KMK/013/1990 tersebut, diakuisisi CT Corpora (d/h Para
Group) melalui Mega Corpora (d/h PT Para Global Investindo) dan PT.
Para Rekan Investama pada 2001. Pada 25 Agustus 2004, BSMI
resmi beroperasi. Sejak 2 November 2010 sampai dengan sekarang,
melalui Keputusan Gubernur Bank Indonesia
No.12/75/KEP.GBI/DpG/2010, PT. Bank Syariah Mega Indonesia
berganti nama menjadi PT Bank Mega Syariah.
Pada 8 April 2009, Bank Mega Syariah memperoleh izin dari
Departemen Agama Republik Indonesia (Depag RI) sebagai bank
penerima setoran biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPS BPIH)
Dengan demikian, bank ini menjadi bank umum kedelapan sebagai
BPS BPIH yang tersambung secara online dengan Sistem
Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Depag RI. Izin itu tentu
menjadi landasan baru bagi Bank Mega Syariah untuk semakin
melengkapi kebutuhan perbankan syariah umat Indonesia.(Website
Mega Syariah).
89
8. Sejarah Singkat Bank Muamalat
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk didirikan pada 24 Rabius Tsani
1412 H atau 1 Nopember 1991, diprakarsai oleh Majelis Ulama
Indonesia (MUI) dan Pemerintah Indonesia, dan memulai kegiatan
operasinya pada 27 Syawal 1412 H atau 1 Mei 1992. Pada tanggal 27
Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan, Bank Muamalat
berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa. Pengakuan ini
semakin memperkokoh posisi Perseroan sebagai bank syariah pertama
dan terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa maupun produk yang
terus dikembangkan.
Saat ini Bank Mumalat memberikan layanan bagi lebih dari 4,3 juta
nasabah melalui 457 gerai yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia.
Jaringan BMI didukung pula oleh aliansi melalui lebih dari 4000
Kantor Pos Online/SOPP di seluruh Indonesia, 1996 ATM, serta
95.000 merchant debet. Penghargaan yang telah diterima antara lain
sebagai Best Islamic Bank in Indonesia 2009 oleh Islamic Finance
News (Kuala Lumpur), sebagai Best Islamic Financial Institution
in Indonesia 2009 oleh Global Finance (New York) serta sebagai The
Best Islamic Finance House in Indonesia 2009 oleh Alpha South
East Asia (Hong Kong). (Website Bank Muamalat)
90
9. Sejarah Singkat Bank Panin Dubai Syariah
PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk (“Panin Dubai Syariah Bank”),
berkedudukan di Jakarta dan berkantor pusat di Gedung Panin Life
Center, Jl. Letjend S. Parman Kav. 91, Jakarta Barat.
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Panin Dubai Syariah Bank,
ruang lingkup kegiatan Panin Dubai Syariah Bank adalah menjalankan
kegiatan usaha di bidang perbankan dengan prinsip bagi hasil
berdasarkan syariat Islam. Panin Dubai Syariah Bank mendapat ijin
usaha dari Bank Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Bank
Indonesia No.11/52/KEP.GBI/DpG/2009 tanggal 6 Oktober 2009
sebagai bank umum berdasarkan prinsip syariah dan mulai beroperasi
sebagai Bank Umum Syariah pada tanggal 2 Desember 2009.
B. Analisis Deskriptif
1. Tingkat Margin Pembiayaan Murabahah
Tabel 4. 1 Tingkat Margin Pembiayaan Murabahah
Bank TahunMargin Pembiayaan
Murabahah
BCA 2014 89.607.000.000
BCA 2015 155.220.000.000
BCA 2016 195.526.000.000
BNIS 2014 1.450.260.000.000
BNIS 2015 1.753.944.000.000
BNIS 2016 1.891.261.000.000
BRIS 2014 1.335.164.000.000
BRIS 2015 1.458.382.000.000
BRIS 2016 1.533.338.000.000
BSM 2014 3.838.525.000.000
BSM 2015 3.831.542.000.000
91
BSM 2016 4.048.482.000.000
BUKOPIN 2014 262.719.000.000
BUKOPIN 2015 262.892.000.000
BUKOPIN 2016 241.307.000.000
MYBS 2014 123.302.000.000
MYBS 2015 116.915.000.000
MYBS 2016 46.084.000.000
MS 2014 1.116.418.000.000
MS 2015 744.577.000.000
MS 2016 579.666.000.000
Muamalat 2014 2.095.237.000.000
Muamalat 2015 1.949.567.000.000
Muamalat 2016 1.612.405.000.000
PANIN 2014 105.215.000.000
PANIN 2015 56.143.000.000
PANIN 2016 82.105.000.000
Berdasarkan tabel 4.1 tingkat margin pembiayaan murabahah diatas
dari laporan keuangan masing-masing bank tiga tahun terakhir dari masa
penelitian yaitu periode 2014-2016 dapat dikatakan bahwa tingkat
margin pembiyaan murabahah selalu mengalami kenaikan. Bank BCA
Syariah, BNI Syariah, BRI Syariah mengalami kenaikan tiap tahunnya
dimulai dari 2014-2016.
Sedangkan Bank Syariah mandiri mengalami penurunan di tahun
2015 yang sebelumnya dapat mengumpulkan margin pembiayaan
murabahah sebesar Rp. 3.838.525.000.000 menurun menjadi Rp.
3.831.542.000.000 di tahun 2015. Bank Bukopin Syariah mengalami
penurunan dari Rp. 262.892.000.000 di tahun 2015, menjadi Rp.
241,307,000,000 pada tahun 2016. Maybank Syariah terus mengalami
penurunan di tiga tahun terakhir. Pada tahun 2014 sebesar Rp.
92
123.302.000.000 dan jatuh pada tahun 2016 sebesar Rp.
46.084.000.000. Begitu pula yang dirasakan Bank Mega Syariah, Bank
Muamalat, dan Bank Panin Dubai Syariah yang terus mengalami
penurunan di tahun 2014-2016.
2. BI Rate
Tabel 4. 2 BI Rate Tahun 2011-2016
TAHUN BI RATE (%)
2011 6,58
2012 5,77
2013 6,48
2014 7,54
2015 7,52
2016 6
Menurut Bank Indonesia BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang
mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan
oleh Bank Indonesia dan diumumkan kepada publik.
BI Rate merupakan indikasi suku bunga jangka pendek yang
diinginkan Bank Indonesia dalam upaya mencapai target inflasi. BI
Rate digunakan sebagai acuan dalam operasi moneter untuk
mengarahkan agar suku bunga SBI 1 bulan hasil lelang operasi pasar
terbuka berada disekitar BI rate. Selanjutnya suku bunga Bank
Indonesia diharapkan mempengaruhi PUAB, suku bunga pinjaman, dan
suku bunga lainnya dalam jangka panjang. (Pohan, 2008:225)
Pada tahun 2011 sampai dengan 2016 presentase BI Rate tidak
menentu. Terlihat pada tahun 2014 menuju 2015 presentase BI rate
93
berada di angka 7% hal ini pun berimbas pada tingkat margin
pembiayaan murabahah pada tahun 2014-2015 mengalami penurunan
keuntungan yang disebabkan tingkat BI Rate yang cukup tinggi
dibanding tahun sebelumnya.
Menurut Rivai et al. (2012: 337) apabila semakin tinggi Bank
Indonesia menetapkan BI Rate maka pembiayaan Murabahah akan
menurun karena BI Rate digunakan sebagai dasar dalam menentukan
margin Murabahah oleh perbankan syariah. Tingginya margin
Murabahah akan mengurangi minat masyarakat untuk mengajukan
pembiayaan Murabahah.
3. Nilai Tukar
Tabel 4. 3 Kurs Tengah Terhadap Dollar Amerika
Tahun Nila dari USD 1 dalam Rupiah2011 8.779,50
2012 9.380,40
2013 10.451,40
2014 11.878,30
2015 13.392
2016 13.307,38
Menurut Asfia (2006:244), nilai tukar (exchange rate) atau disebut
juga kurs valuta asing (foreign exchange rate) adalah jumlah uang
domestik yang dibutuhkan untuk memperoleh satu unit mata uang asing.
Menurut Sukirno (2004:397), kurs valuta asing didefinisikan sebagai
jumlah uang domestik yang dibutuhkan, yaitu banyaknya rupiah yang
dibutuhkan untuk memperoleh satu unit mata uang asing.
94
Tahun 2011-2016 nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika terus
melemah. Pada tahun 2015 sudah mencapai angka Rp.13.392,- dan
turun pada tahun 2016 sebesar Rp. 13.307,38.
4. Inflasi
Tabel 4. 4 Inflasi Tahun 2011-2016
Tahun INF (%)2011 3,72
2012 4,21
2013 8,13
2014 8,08
2015 3,33
2016 2,98
Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya
tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu
menunjukan Inflasi. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat
perubahan dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung
secara terus-menerus dan saling memengaruhi. Istilah Inflasi juga
digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadang
kala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga.(Rustika, 2016:21)
Menurut Pratomo (2006:107-110). Macam-macam inflasi
digolongkan berdasarkan atas parah-tidaknya inflasi, sebab musabab
inflasi dan asal dari inflasi. Penggolongan inflasi didasarkan atas parah-
tidaknya inflasi adalah inflasi ringan yaitu dibawah 10% per tahun, Inflasi
sedang yaitu 10%-30% per tahun, Inflasi berat yaitu 30%-100% per tahun,
hiperinlfasi yaitu di atas 100% per tahun.
95
Berdasarkan tabel 4.4 diatas bahwa Indonesia masih berada
ditingkat inflasi ringan dengan presentasi dibawah 10%.
5. Capital Adequacy Ratio (CAR)
Tabel 4. 5 Capital Adequacy Ratio Bank Umum Syariah
Bank Tahun CAR (%)BCA 2014 29,6
BCA 2015 34,3
BCA 2016 36,7
BNIS 2014 18,42
BNIS 2015 15,48
BNIS 2016 14,92
BRIS 2014 12,89
BRIS 2015 13,94
BRIS 2016 20,63
BSM 2014 14,12
BSM 2015 12,85
BSM 2016 14,01
BUKOPIN 2014 15,85
BUKOPIN 2015 16,31
BUKOPIN 2016 17
MYBS 2014 52,13
MYBS 2015 38,4
MYBS 2016 55,06
MS 2014 19,26
MS 2015 18,74
MS 2016 23,53
Muamalat 2014 13,91
Muamalat 2015 12
Muamalat 2016 12,74
PANIN 2014 25,09
PANIN 2015 20,3
PANIN 2016 18,17
Capital Adequacy Ratio merupakan rasio yang memperlihatkan
seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko ikut dibiayai
96
dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana-dana dari
sumber-sumber lain bank, seperti dana masyarakat dan lain-lain.
Semakin tinggi CAR maka semakin besar pula sumber daya finansial
yang dapat digunakan untuk keperluan pengembangan usaha dan
mengantisipasi potensi kerugian yang diakibatkan oleh penyaluran
kredit. (Dendawijaya, 2009:121)
Penyediaan modal minimum yang ditetapkan oleh Bank Indonesia
adalah 8% (delapan persen) dari Aktiva Tertimbang Menurut Risiko
(ATMR) untuk bank dengan profil risiko peringkat 1 (satu). Pada tabel
4.5 diatas Bank Umum Syariah berhasil menyimpan penyediaan modal
minimumnya jauh diatas rata-rata ketentuan minimum yang ditetapkan
oleh Bank Indonesia.
6. Uji Statistik Deskriptif
Tabel 4. 6 Hasil Uji Statistik Deskriptif
(Dalam Persen)
TM BIR NT INF CAR
Mean 26,78378 6,648333 9,310333 5,075 23,38148
Maximum 29,02936 7,54 9,502411 8,13 73,44
Minimum 23,90593 5,77 9,080175 2,98 11,10Observations 54 54 54 54
Sumber : Hasil Olah Data
Berdasarkan tabel 4.1 diatas yang dinyatakan dalam persen, dapat
diketahui nilai rata-rata dari Tingkat Margin (TM) pada BUS di Indonesia
selama periode 2011 sampai 2016 adalah sebesar 26,78378. Nilai
maksimum TM sebesar 29,02% terdapat pada Bank Syariah Mandiri tahun
97
2016. Nilai minimum TM yaitu sebesar 23,90% terdapat pada Bank Panin
Dubai Syariah tahun 2011.
Variabel BI Rate (BIR) menunjukkan nilai rata-rata sebesar
6,648333 periode tahun 2011-2016. Nilai maksimum BIR sebesar 7,54%
terjadi pada tahun 2014. Nilai minimum BI Rate yaitu sebesar 5,77% terjadi
pada tahun 2012.
Variabel Nilai Tukar (NT) menunjukkan rata-rata sebesar 9,310333
periode tahun 2011-2016. Nilai Maksimum NT sebesar 9,50% terdapat pada
tahun 2015. Nilai minimum NT sebesar 9,08% terdapat pada tahun 2011.
Variabel Inflasi (INF) menunjukkan rata-rata sebesar 5,075 periode
tahun 2011-2016. Nilai maksimum INF sebesar 8,13% terdapat pada tahun
,2013. Nilai minimum INF sebesar 2,98% terdapat pada tahun 2016.
Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) menunjukkan rata-rata
sebesar 23,38148 periode tahun 2011-2016. Nilai maksimum CAR sebesar
73,44 terdapat pada tahun 2011 di Maybank Syariah. Nilai minimum CAR
yaitu 11,10 terdapat pada bank Bukopin Syariah tahun 2013.
C. Analisis dan Pembahasan
1. Uji chow
Tabel 4. 7 Hasil Uji Chow
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 1,445024 (8.32) 0,2164Cross-section Chi-square 13,878350 8 0,0850
Sumber : Hasil Olah Data
98
Berdasarkan tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa nilai probabilitas
(Prob.) untuk Cross-section F sebesar 0,2164 yang artinya nilai ini
berada di atas nilai 0.05 (tingkat signifikan atau alpha), sehingga model
yang paling tepat untuk penelitian ini adalah Common Effect (CE)
dibandingkan dengan Fixed Effect (FE).
2. Uji hausman
Tabel 4. 8 Hasil Uji Hausman
Test SummaryChi-Sq.Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 0,000000 4 1,0000
Sumber : Hasil Olah Data
Berdasarkan tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa nilai probabilitas
(Prob.) untuk Cross-section random sebesar 1,0000 yang artinya nilai
ini berada diatas nilai 0,05 (tingkat signifikan atau alpha), kategori
Cross-section lebih besar, dan estimasi uji hausman variansi cross-
section positif. Sehingga tidak memilih fixed effect sebagai model yang
digunakan.
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
99
Grafik 4. 1 Hasil Uji Normalitas
Gambar 4. 1 Tabel Chi-Square
Data terdistribusi normal jika nilai Jarque-Bera lebih kecil
dari nilai Chi-Square. Menentukan nilai Chi-Square adalah dengan
melihat jumlah variabel independen yang dipakai, (Ansofino dkk,
2016:28)
Dalam penelitian ini dipakai empat variabel independen dan
nilai signifikan 0,05 atau 5%. Berdasarkan grafik 4.1 hasil uji
normalitas bahwa data dalam penelitian ini bersifat normal. Jarque-
Bera pada uji normalitas sebesar 3,33 lebih kecil dibandingkan
100
dengan Chi-Square sebesar 7,81 yang didapat dari melihat jumlah
variabel independennya.
b. Uji Multikolinearitas
Tabel 4. 9 Hasil Uji Multikolinearitas
BIR NT INF CAR
BIR 1,000000 0,421114 0,321406 -0,059901NT 0,421114 1,000000 -0,105468 -0,132689INF 0,321406 -0,105468 1,000000 -0,077498CAR -0,059901 -0,132689 -0,077498 1,000000
Sumber: Hasil Olah Data
Jika koefisien korelasi cukup tinggi, yaitu diatas 0,85 maka
kita dapat menduga bahwa terjadi multikorelasi dalam model.
Sebaliknya, jika koefisien korelasi kurang dari 0.85 maka diduga
model tidak mengandung masalah multikorelasi (Widarjono, 2010:
77).
Dari hasil uji multikolinearitas pada tabel 4.4 diatas,
penelitian ini tidak terjadi multikolinearitas karena nilai seluruh
korelasi antar variabel berada dibawah 0,85.
c. Uji Heteroskedastisitas
Tabel 4. 10 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedasticity Test: White
F-statistic 0,505839 Prob. F(10,43) 0,8765Obs*R-squared 5,683777 Prob. Chi-Square(10) 0,8411Scaled explained SS 2,949710 Prob. Chi-Square(10) 0,9826
Sumber: Hasil Olah Data
101
Berdasarkan tabel 4.5 hasil uji heteroskedastisitas di atas,
dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini tidak terdapat
heteroskedastisitas. Dilihat dari Probabilitas Chi-Square sebesar
0,8411, dimana nilai ini lebih besar dari nilai 0,05 (tingkat signifikan
atau alpha), ini berarti H0 diterima, maka disimpulkan bahwa
penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Tabel 4. 11 Hasil Uji Autokorelasi
Sumber: Hasil Olah Data
Berdasarkan dari tabel 4.6 hasil uji autokorelasi dapat dilihat
nilai Prob-F sebesar 0,6708, dimana nilai tersebut lebih besar dari
0,05 (tingkat signifikan atau alpha) maka dapat disimpulkan bahwa
tidak terdapat masalah autokorelasi dalam penelitian ini.
4. Uji Hipotesis
a. Uji F (Simultan)
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
F-statistic 0,351800 Prob. F(2,46) 0,7053Obs*R-squared 0,798457 Prob. Chi-Square(2) 0,6708
102
Tabel 4. 12 Hasil Uji F
Dependent Variable: MARGINMethod: Panel Least SquaresDate: 02/24/18 Time: 03:14Sample: 2011 2016Periods included: 6Cross-sections included: 9Total panel (balanced) observations: 54
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
BIR -0,281344 0,117486 -2,394712 0,0214NT 5,709013 1,912509 2,985091 0,0048INF 0,070372 0,025602 2,748661 0,0089CAR 0,154387 0,065512 2,356640 0,0234
C -0,769740 0,291699 -2,638815 0,0118
R-squared 0,883448 Mean dependent var 0,431291Adjusted R-squared 0,821793 S.D. dependent var 1,724386S.E. of regression 0,966776 Sum squared resid 37,38626F-statistic 6,219241 Durbin-Watson stat 1,615351Prob(F-statistic) 0,000546
Sumber : Hasil Olah Data
Keterangan :
BIR = BI-Rate periode 2011-2016
NT = Nilai Tukar periode 2011-2016
INF = Inflasi periode 2011-2016
CAR = Capital Adequacy Ratio 2011-2016
Hasil perhitungan uji F menunjukkan bahwa niali probabilitas F-
statistik sebesar 0,000546 dimana nilai ini lebih kecil dari tingkat
signifikan yaitu 0,05.
Maka H0 ditolak dan dapat disimpulkan bahwa variabel Bi-Rate,
nilai tukar, inflasi dan CAR secara simultan (bersama-sama)
berpengaruh terhadap tingkat margin pembiayaan Murabahah.
103
b. Uji t (Parsial)
Berdasarkan tabel 4.7 di atas, dapat dilihat nilai probabilitas
masing-masing variabel. Diketahui bahwa variabel Bi-Rate, nilai
tukar, inflasi dan CAR berpengaruh terhadap tingkat margin
pembiayaan Murabahah karena nilai probabilitas lebih kecil dari
tingkat signifikan yaitu 0,05. Berikut ini penulis mencoba
menjelaskan hasil perhitungan uji t masing-masing variabel.
Hipotesis pertama mengenai variabel BI Rate, diketahui nilai
probabilitas variabel BI Rate sebesar 0,0214. Nilai probabilitas ini <
0,05 sehingga H0 ditolak variabel BI Rate menunjukkan ada nya
pengaruh terhadap tingkat margin pembiayaan Murabahah.
Hipotesis kedua adalah variabel nilai tukar. Variebel nilai tukar
memiliki nilai probabilitas < 0,05 yaitu sebesar 0,0048 yang berarti
bahwa H0 ditolak dan variabel nilai tukar berpengaruh terhadap
variabel dependen tingkat margin pembiayaan Murabahah.
Hipotesis ketiga mengenai variabel inflasi, dimana nilai
probabilitas variabel inflasi sebesar 0,0089 yang berarti lebih kecil
dari 0,05 sehingga H0 ditolak variabel inflasi ini memiliki pengaruh
terhadap tingkat margin pembiayaan Murabahah.
Hipotesis keempat mengenai variabel CAR, diketahui nilai
probabilitas variabel CAR sebesar 0,0234. Nilai probabilitas ini <
0,05 sehingga H0 ditolak variabel CAR menunjukkan ada nya
pengaruh terhadap tingkat margin pembiayaan Murabahah.
104
5. Analisis Regresi Data Panel
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah regresi data
panel. Metode regresi data panel dipilih karena dirasa tepat dengan
penelitian ini yang memiliki jenis data gabungan dari time series dan
cross section (data panel).
Menurut Nachrowi (2006:65) apabila ditransformasikan dalam
persamaan double log (Ln) maka persamaan regresi data panel yang
diperoleh adalah sebagai berikut :
lnY = β0 – β1 BIR + β2 lnNT+ β3 INF + β4 CAR+ e
Margin = -0,769740 -0,281344 BIR+ 5,709013 NT + 0,070372 INF +
0,154387 CAR+ e
Pada persamaan regresi data panel diatas dapat disimpulkan bahwa
jika BIR (X1), nilai tukar (X2), inflasi (X3) dan CAR (X4) bersifat
konstan atau bernilai 0 (nol) maka variabel tingkat margin pembiayaan
Murabahah akan menurun sebesar 0,769740.
Jika variabel BIR mengalami kenaikan setiap sebesar satu persen
dengan nilai tukar dan inflasi yang tetap, maka menyebabakan
penurunan pada tingkat margin pembiayaan Murabahah sebesar
0,281344. Jika variabel nilai tukar (NT) mengalami kenaikan setiap satu
persen dengan nilai BIR dan inflasi tetap, maka mengakibatkan
bertambahnya margin pembiayaan Murabahah sebesar 5,709013. Jika
inflasi mengalami kenaikan satu persen dengan nilai tukar dan BIR yang
105
tetap maka tingkat margin pembiayaan Murabahah naik sebesar
0,070372. Dan jika CAR naik satu persen dengan BIR, nilai tukar, dan
inflasi tetap maka akan menambah tingkat margin pembiayaan
Murabahah sebesar 0,154387.
Membandingkan nilai t hitung dengan t tabel pada penelitian ini
adalah dengan cara melihat nilai t tabel dari tingkat “df” sebagai derajat
kebebasan. Jumlah derajat kebebasan merupakan total jumlah
pengamatan pada sampel dikurangi jumlah sampel populasi, ditulis n-k.
Pada penelitian ini jumlah pengamatan pada sampel adalah 54, dan
mengambil sampel 5 populasi. Sehingga terdapat 54-5 = 49 derajat
kebebasan dengan tingkat signifikan 0,050 yang telah ditentukan diawal
sehingga dapat diketahui t tabel yang diperoleh adalah 2,00958.
Berdasarkan hasil analisis regresi data panel diatas menjelaskan
bahwa variabel BIR berpengaruh terhadap tingkat margin pembiayaan
Murabahah Bank Umum Syariah. Nilai t hitung BIR memiliki nilai
sebesar 2,394712 dimana nilai ini memiliki nilai lebih besar dari nilai t
tabel sebesar 2,00958 dan nilai probabilitas untuk variabel BIR sebesar
0,0214 lebih kecil dari tingkat signifikan 0,05, hal ini menunjukkan
bahwa variabel BIR berpengaruh signifikan terhadap tingkat margin
pembiayaan Murabahah Bank Umum Syariah sehingga H0 ditolak.
Nilai koefisien variabel BIR sebesar 0,281344 memiliki tanda negatif
(-), hal ini menunjukkan bahwa jika variabel BIR mengalami kenaikan
106
setiap sebesar satu persen maka menyebabakan penurunan pada tingkat
margin pembiayaan Murabahah sebesar 0,281344.
Variabel nilai tukar (NT) berpengaruh terhadap tingkat margin
pembiayaan Murabahah Bank Umum Syariah. Nilai t hitung NT sebesar
2,985091 dimana nilai ini memiliki nilai lebih besar dari nilai t tabel
sebesar 2,00958 dan nilai probabilitas untuk variabel NT sebesar 0,0048
lebih kecil dari tingkat signifikan 0,05 , hal ini menunjukkan bahwa
variabel NT berpengaruh signifikan terhadap tingkat margin
pembiayaan Murabahah Bank Umum Syariah sehingga H0 ditolak.
Nilai koefisien variabel NT sebesar 5,709013. Hal ini menunjukkan
bahwa jika variabel NT mengalami kenaikan setiap sebesar satu persen
maka tingkat margin pembiayaan Murabahah mengalami kenaikan
sebesar 5,709013.
Variabel inflasi (INF) berpengaruh terhadap tingkat margin
pembiayaan Murabahah Bank Umum Syariah. Nilai t hitung INF
sebesar 2,748661 dimana nilai ini memiliki nilai lebih besar dari nilai t
,tabel sebesar 2,00958 dan nilai probabilitas untuk variabel INF sebesar
0,0089 lebih kecil dari tingkat signifikan 0,05, hal ini menunjukkan
bahwa variabel INF berpengaruh signifikan terhadap tingkat margin
pembiayaan Murabahah Bank Umum Syariah sehingga H0 ditolak.
Nilai koefisien variabel INF sebesar 0,070372. Hal ini menunjukkan
bahwa jika variabel INF mengalami kenaikan setiap sebesar satu persen
107
maka tingkat margin pembiayaan Murabahah mengalami kenaikan
sebesar 0,070372.
Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh terhadap
tingkat margin pembiayaan Murabahah Bank Umum Syariah. Nilai t
hitung CAR sebesar 2,356640 dimana nilai ini memiliki nilai lebih besar
dari nilai t tabel sebesar 2,00958 dan nilai probabilitas untuk variabel
CAR sebesar 0,0234 lebih kecil dari tingkat signifikan 0,05 , hal ini
menunjukkan bahwa variabel CAR berpengaruh signifikan terhadap
tingkat margin pembiayaan Murabahah Bank Umum Syariah sehingga
H0 ditolak. Nilai koefisien variabel CAR sebesar 0,154387. Hal ini
menunjukkan bahwa jika variabel CAR mengalami kenaikan setiap
sebesar satu persen maka akan menambah tingkat margin pembiayaan
Murabahah sebesar 0,154387.
6. Koefisien Determinasi
Dilihat dari tabel 4.7 menunjukkan niali Adjust R Square sebesar
0,8217 atau disebut juga koefisien determinasi. Nilai Adjust R square
ini menunjukkan bahwa 82,17% tingkat BI-Rate, Nilai Tukar, Inflasi
dan CAR memberikan kontribusi terhadap tingkat margin pembiayaan
Murabahah pada BUS di Indonesia. Sedangkan 17,83% yang
memberikan kontribusi terhadap tingkat margin pembiayaan
Murabahah yaitu dari variabel lain yang tidak diteliti pada penelitian
ini, seperti BOPO, FDR, NPF, ROA dll.
108
D. Interpretasi Data
1. Pengaruh BI Rate Terhadap Tingkat Margin Pembiayaan Murabahah
Berdasarkan hasil penelitian menggunakan aplikasi eviews 9 yang
telah dijabarkan diatas, dapat diketahui bahwa variabel BI Rate memiliki
pengaruh terhadap variabel tingkat margin pembiayaan Murabahah.
Pernyataan ini dapat dibuktikan dengan melihat tabel 4.7 dimana nilai
probabilitas variabel BI Rate lebih kecil dari tingkat signifikan.
Hasil penelitian ini mendukung teori yang dikemukakan oleh Rivai,
et al. (2012: 337) bahwa banyak institusi keuangan syariah melalui
pembiayaan Murabahah menetapkan keuntungan atau menaikkan harga
dengan dasar suku bunga yang berlaku saat ini. Apabila semakin tinggi
Bank Indonesia menetapkan BI Rate maka pembiayaan Murabahah
akan menurun karena BI Rate digunakan sebagai dasar dalam
menentukan margin Murabahah oleh perbankan syariah. Tingginya
margin Murabahah akan mengurangi minat masyarakat untuk
mengajukan pembiayaan Murabahah.
Temuan ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh
Hardiyati (2012) menyatakan bahwa BI Rate berpengaruh signifikan
terhadap pembiayaan usaha kecil. Kesimpulan yang sama juga diperoleh
dari hasil penelitian Cahyaning (2015) dan Putra (2014) yang
menyatakan bahwa berpengaruh signifikan terhadap jumlah kredit.
Hasil penelitian Kenda Satya (2013) menyatakan bahwa BI Rate
merupakan ukuran dasar dalam menentukan tingkat suku bunga bank
109
konvensional. Banyak penilaian mengungkapkan bahwa perbankan
syariah masih merujuk pada suku bunga yang berlaku, sehingga
fluktuasi bunga tidak menentu masih berpengaruh terhadap penetapan
margin Murabahah. Adanya pengaruh negatif menunjukkan bahwa
peningkatan BI Rate tidak diikuti dengan peningkatan margin
Murabahah.
2. Pengaruh Nilai Tukar Terhadap Tingkat Margin Pembiayaan
Murabahah
Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat bahwa variabel nilai tukar
memiliki pengaruh terhadap tingkat margin pembiayaan Murabahah.
Hal ini didasarkan pada nilai probabilitas variabel nilai tukar yang lebih
kecil dibandingkan tingkat signifikan.
Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Maries
(2008) dan Ari Cahyono (2009) yang menghasilkan nilai tukar rupiah
berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan. Hal ini didasari atas
pernyataan bahwa apabila kurs naik, maka suatu mata uang melemah
terhadap mata uang negara lain, sehingga produsen yang memproduksi
produk dengan bahan baku yang berasal dari impor akan menjadi lebih
mahal. Hal tersebut mengakibatkan biaya produksi menjadi meningkat,
sehingga produsen menetapkan harga jual produk tersebut menjadi lebih
mahal. Akibatnya permintaan terhadap barang akan mengalami
penurunan dan tidak tertutup kemungkinan adanya penggunaan barang
substitusi yang pada akhirnya akan semakin menekan permintaan.
110
Permintaan yang menurun akan disikapi oleh produsen dengan
menurunkan pasokan sehingga tercapai keseimbangan baru. Agar
permintaan meningkat kembali produsen perlu mengadakan inovasi dan
promosi terhadap produknya. Jika kurs meningkat, para importir harus
menyediakan uang yang lebih besar untuk membayar biaya transaksi
impor. Maka dari itu produsen membutuhkan modal dan biaya
tambahan untuk melakukan kegiatan inovasi dan promosi tersebut.
Kemudian apabila kurs turun maka suatu mata uang akan menguat
terhadap mata uang negara lain. Produsen menggunakan bahan baku
impor akan menyebabkan biaya produksi menurun sehingga harga jual
stabil. Hal tersebut membuat permintaan konsumen terhadap produk
akan menjadi stabil dan produsen tidak membutuhkan dana untuk
menjaga permintaan konsumen terhadap produknya, hal tersebut
menyebabkan pembiayaan menjadi menurun.
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian oleh Rosanna
(2007) yang mengatakan bahwa nilai tukar valas berpengaruh signifikan
terhadap profitabilitas perbankan syariah. Nilai tukar valas akan
menentukan imbal hasil investasi rill. Mata uang yang meningkat secara
jelas akan menaikkan daya beli dari pendapatan dan keuntungan modal
yang didapat dari jenis investasi apapun. Penurunan investasi ini akan
mempengaruhi kegiatan operasional bank. Dengan naiknya investasi,
permintaan akan pembiayaan pada bank syariah juga akan menurun dan
selanjutnya akan berpengaruh terhadap profitabilitas keuangan bank.
111
3. Pengaruh Inflasi Terhadap Tingkat Margin Pembiayaan Murabahah
Variabel Inflasi memiliki pengaruh terhadap tingkat margin
pembiayaan Murabahah. Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat tabel
4.7 yang menunjukkan nilai probabilitas variabel inflasi lebih kecil dari
tingkat signifikan.
Hal tersebut didukung oleh penelitian Ma’arifa dan Iwan Budiyono
(2015) menunjukkan bahwa variabel inflasi secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap pembiayaan Murabahah. Hal ini terjadi karena pada
periode penelitian yaitu 2006-2014, rata-rata inflasi yang terjadi sebesar
7,01%. Dan pada penelitian ini peiode tahun 2011-2016, rata-rat inflasi
sebesar 5,07%.
Menurut Latumaerissa (2011: 23) yang menggolongkan inflasi
berdasarkan atas parah tidaknya inflasi, inflasi yang terjadi pada periode
penelitian tersebut tergolong inflasi ringan karena berada di bawah 10%
dalam setahun. Oleh karena inflasi yang terjadi tergolong inflasi ringan
maka kegiatan perekonomian masih berjalan normal dan pelaku usaha
masih ingin mengajukan pembiayaan Murabahah.
Inflasi yang terjadi pada periode penelitian ini memiliki mean atau
rata-rata sebesar 5,075% yang berarti lebih kecil dari 10% dan masih
tergolong inflasi ringan. Menurut Bambang dan Arisanti (2009: 112-
113), inflasi ringan yaitu inflasi yang besarnya kurang dari 10%
pertahun. Inflasi ini dibutuhkan dalam perekonomian dikarenakan akan
112
mendorong produsen untuk memproduksi lebih banyak barang atau
jasa.
Menurut Huda (2008: 175), Inflasi berpengaruh pula pada kenaikan
harga barang dan jasa. Kenaikan harga barang dan jasa ini terjadi karena
permintaan lebih besar dari pada penawaran. Dengan kata lain terlalu
banyak uang yang memburu barang di pasar. Permintaan yang besar
akan suatu barang meningkatkan margin pembiayaan mengingat harga
barang yang jauh lebih mahal dibandingkan sebelumnya.
Hasil penelitian Ari Cahyono (2009) menyatakan bahwa inflasi
memiliki pengaruh signifikan. Setiap kenaikan pada inflasi akan
meningkatkan pembiayaan. Bila inflasi naik, maka konsep perbankan
syariah adalah margin keuntungan yang telah ditetapkan diawal tidak
akan berubah. Dengan konsep ini sesungguhnya bank dan nasabah
melakukan pengikatan dalam suatu ikatan, dimana margin keuntungan
yang sudah disepakati diawal dapat dilunasi secara bertahap dengan
nominal yang tidak akan berubah. Sehingga calon kreditur akan
mendapatkan ketenangan dan keadilan.
Temuan ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh
(Nurjaya, 2011; Katmas, 2014; Hardiyati, 2012) yang menyatakan
bahwa inflasi berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan Murabahah.
4. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) Terhadap Tingkat Margin
Pembiayaan Murabahah
113
Variabel CAR memiliki pengaruh terhadap tingkat margin
pembiayaan Murabahah. Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat tabel
4.7 yang menunjukkan nilai probabilitas variabel inflasi lebih kecil dari
tingkat signifikan.
Hal tersebut didukung oleh penelitian Amirah Ahmad Nahrawi
(2017) yang menyatakan bahwa Capital Adequacy Ratio berpengaruh
terhadap pembiayaan Murabahah. Capital Adequacy Ratio adalah rasio
untuk mengukur kemampuan bank untuk menutupi penurunan
aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang disebabkan
oleh aktiva yang berisiko. Jika nilai CAR besar atau maka pembiayaan
Murabahah yang disalurkan semakin besar, begitu juga sebaliknya jika
nilai CAR kecil maka pembiayaan Murabahah yang disalurkan semakin
kecil. Pada saat penyaluran pembiayaan Murabahah semakin besar,
maka margin keuntungan Murabahah yang diperoleh akan meningkat
pula. Kategori CAR baik atau sehat telah memenuhi tingkat wajar yang
telah ditetapkan oleh BI yaitu minimum 8%. Tingkat nilai CAR yang
rendah dapat mengakibatkan bank mengalami kesulitan serta
mengalami penurunan tingkat kesehatan bank, sehingga bank
diharapkan tetap menjaga kisaran CAR yang telah ditetapkan BI.
Temuan ini pun didukung oleh penelitian dari Ferial Nurbaya (2013)
yang menyatakan bahwa CAR berpengaruh terhadap Pembiayaan
Murabahah.
114
BAB V
PENUTUP
a. Kesimpulan
Berdasarkan penjabaran dari hasil penelitian yang telah dijelaskan oleh
penulis, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Variabel BI Rate secara parsial memiliki pengaruh terhadap tingkat
margin pembiayaan Murabahah. Hal ini dikarenakan BI Rate digunakan
sebagai dasar dalam menentukan margin Murabahah oleh perbankan
syariah. Institusi keuangan syariah melalui pembiayaan Murabahah
menetapkan keuntungan atau menaikkan harga dengan dasar suku
bunga yang berlaku saat ini.
2. Variabel Nilai tukar memiliki pengaruh terhadap tingkat margin
pembiayaan Murabahah. Jadi, ketika kurs naik maka akan melemahkan
mata uang terhadap mata uang negara lain. Hal ini berimbas pada
produsen yang memproduksi dengan bahan baku yang berasal dari
impor, barang tersebut menjadi mahal dan permintaan akan barang
tersebut menurun. Sehingga produsen harus berinovasi dan promosi
terhadap produknya yang membutuhkan tambahan modal.
3. Variabel Inflasi memiliki pengaruh terhadap tingkat margin pembiayaan
Murabahah. Ketika suatu negara berada pada tingkat inflasi yang ringan
115
yaitu dibawah 10% maka kegiatan perekonomian masih berjalan normal
dan pelaku usaha masih ingin mengajukan pembiayaan Murabahah.
4. Variabel Capital Adquacy Ratio (CAR) memiliki pengaruh terhadap
tingkat margin pembiayaan Murabahah. Jika nilai CAR besar atau maka
pembiayaan Murabahah yang disalurkan semakin besar, Pada saat
penyaluran pembiayaan Murabahah semakin besar, maka margin
keuntungan Murabahah yang diperoleh akan meningkat pula.
5. Variabel BI Rate, Nilai tukar, Inflasi dan Capital Adquacy Ratio (CAR)
secara bersama-sama berpengaruh. Hal ini menunjukkan bahwa ketiga
variabel tersebut memiliki kontribusi terhadap perolehan margin
pembiayaan Murabahah.
6. Uji koefisien determinasi dari hasil adjusted R2 menunjukkan angka
0,8217 artinya tiga variabel tersebut berpengaruh 82,17% terhadap
tingkat margin pembiayaan Murabahah di bank umum syariah,
sedangkan 17,83% sisanya dipengaruhi faktor lain seperti BOPO, FDR,
NPF.
b. Saran
1. Bagi Bank Umum Syariah
a. Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap tingkat margin
pembiayaan Murabahah di Bank Umum Syariah, maka Bank
Umum Syariah harus terus melakukan inovasi baru dalam
menciptakan pembiayaan berbasis jual beli dengan akad Murabahah
sehingga dapat menghasilkan pendapatan yang ditargetkan melalui
116
pembiayaan, seperti memiliki inovasi pada pengajuan pembiayaan
dengan DP yang lebih ringan dibanding BUS dan bank konvensioanl
lainnya serta margin keuntungan yang ditetapkan dapat bersaing
serta dukungan teknologi informasi dan telekomunkasi yang
semakin canggih, sehingga mampu mempermudah urusan
konsumen dan meningkatkan efisiensi kegiatan usaha para
konsumen .
b. Bank Umum Syariah juga harus lebih meningkatkan penyaluran
pembiayaan secara luas dalam hal usaha, agar dapat memperkokoh
perusahaan dan meningkatkan perusahaan. Sehingga masyarakat
lebih percaya dengan bank umum syariah untuk mengelola dananya.
2. Bagi peneliti selanjutnya
a. Penelitian ini akan lebih sempurna apabila variabel yang digunakan
lebih banyak untuk mendukung penelitian ini seperti BOPO, FDR,
NPF.
b. Penelitian selanjutnya perlu melakukan penelitian dengan periode
data yang lebih panjang mengenai perngaruh terhadap tingkat
margin pembiayaan Murabahah selain BI Rate, nilai tukar, inflasi
dan Capital Adequacy Ratio (CAR). Misalnya beberapa faktor
internal Bank Umum Syariah ataupun faktor-faktor ekonomi makro
lainnya.
117
DAFTAR PUSTAKA
Abimanyu, Yoopi. “Memahami Kurs Valuta Asing” Fakultas Ekonomi UniversitasIndonesia, Jakarta, 2004.
Affandi, Faisal. “Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Nilai Tukar, BI-Rate, dan Sukubunga Bank Konvensional Terhadap margin Bagi hasil DepositoMudharabah Perbankan Syariah di Indonesia Periode (2010-2015)”. At-Tawassuth, Vol.1, No.1, 2016: 45-72.(2016)
Al- Fawwaz, Torki M, Ateyah M. Alawneh dan George N.Shawaqfeh. “The Impactof Islamic Finance on some Macro Economic Variabel (a case study ofJordan Islamic Bank)”. Interdiciplinary Journal of Contemporary ResearchIn Business. Volume 7, No.1. 2015
Almsafir, Mahmoud Kalid dan Ayman Abdalmajeed Alsmadi. “Murabahah versusInterest Rate, The Equilibrium Relationship with Macroeconomic variabelin Jordanian Economy : An ARDL Approch”. Procedia- social andBehaviour Science. Vol 129 No. 349-357. 2013
Al-Qur’an, Yayasan Penyelenggara Penterjemah/ Pentafsir Al-Qur’an, Jakarta1971.
Amelia, Erika dan Dewi Sartika, “Pengaruh (Produk Domestik Bruto) dan KursRupiah Pada Dollar AS Terhadap DPK (Dana Pihak Ketiga) PerbankanSyariah di Indonesia (Tahun 2004-2009)”. 2011
Amin, A. Riawan, “Perbankan Syariah Sebagai Solusi Perekonomian Nasional”Jakarta UIN Press, 2009
Antonio, Muhammad Syafi’I, “Bank Syariah : Dari Teori ke Praktek”. GemaInsani Press-Tazkia Institute. Jakarta. 2001
Ansofino, dkk. ”Buku Ajar Ekonometrika” Deepublish Publisher.Yogyakarta.2016
Arifin, Zainul, “Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah”, Pustaka Alvabet,Jakarta, 2006
Ascarya, “Akad dan produk bank syariah”, PT.Golden Grafindo persada. Jakarta.2007.
Asfia, Murni. Ekonomika Makro. PT. Refika Aditama. Bandung. 2006
Case and Fair. “Prinsip-prinsip ekonomi”. Edisi Delapan, PT. Erlangga, Jakarta.2007
118
Darmawi, Hermawan. “Pasar Finansial dan Lembaga-Lembaga Finansial”, BumiAksara, Jakarta, 2006.
Dendawijaya, Lukman “Manajemen Perbankan”, Edisi kedua, Ghaila Indonesia,Jakarta, 2009.
Eachem, MC. “ Pengantar Ekonomi Mikro”, Salemba Empat, Jakarta, 2000.
Edalmen, “Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah : Faktor Penyebab, Dampak dan UpayaPengendaliannya”. Jurnal Ekonomi Fakultas Ekonomi Untar Vol. 01,2000.
Rinaldy, Eddy. ”Membaca Neraca Bank”. Indonesia Legal Center Publishing.Jakarta, 2008.
Fauziyah,Annisa Kurniasih, “Pengaruh variabel Makro Ekonomi terhadapPembiayaan Bermasalah Sektor Industri Manufaktur pada PerbankanSyariah Periode 2009-2013” Universitas Islam Negeri Syarif HidayatullahJakarta, 2015.
Frank J. Fabozzi dan Franco Modigliani, Capital Markets (Prentice Hall, NewJersey: 1992) dalam The Fei Ming, Day Trading Valuta Asing. Gramedia.Jakarta: 2002
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”, BadanPenerbit Universitas Dipenogoro, Semarang, 2001.
____________. “Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS ” BadanPenerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2006.
____________. “Analisis Multivariat dan Ekonometrika : Teori,Konsep, danAplikasi dengan Eviews 8”, Badan Penerbit Universitas Diponegoro,Semarang, 2013.
____________. “Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program IBM SPSS 19”.Badan Penerbit Universitas Diponegoro , Semarang 2011.
___________. “Aplikasi Analisis Multiariate Dengan Program IBM SPSS 20”.Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. 2012
Gujarati,Damandor N. “Basic Econometrics.” McGraw Hill Companies. Inc. NewYork. 2003
Gujarati, Damodar N. “Basic Econometrics”. Fourt Edition. McGraw HillCompanies. Inc. New York. 2004.
___________. “Basic Econometrics”. McGraw Hill Companies. Inc. New York.2007
119
Halim, Abdul dan Mamduh M. Hanafi. “Analisis Laporan Keuangan EdisiKeempat”. UPP STIM YKPN. Yogyakarta. 2009.
Harahap, Sofyan S. Wiroso dan Muhammad Yusuf. “Akuntansi PerbankanSyariah” , LPFEE-Usakti, Jakarta, 2005.
Haryono, Jusup. “Dasar-Dasar Akuntansi Jilid dua”. Sekolah Tinggi Ilmu YKPN,Yogyakarta, 2001.
Huda, Nurul dkk. “Ekonomi Makro Islam:Pendekatan Teoritis”, Prenada MediaGroup Kencana, Jakarta, 2008.
Iqbal, Muhammad. “Operasionalisasi Regresi Data Panel Dengan Eviews 8”,Perbanas. 2015
Izzudin, Muhammad “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan MarginPembiayaan Murabahah (Studi Kasus Pada Bri Syariah Dan Bank MegaSyariah)”.UIN Sunan Kalijaga. 2013
Kuncoro, Mudrajad. “Metode Kuantitatif : Teori dan Aplikasi Untuk Bisnis danEkonomi”, UPP-AMP YKPN, Yokyakarta, 2001.
Kusrianto, Adi. “Memanfaatkan Formula dan Fungsi Microsoft Office Excel 2007dan 2010”, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta, 2007.
Laksmono, Didi R. “Suku bunga sebagai salah satu Indikator Ekspektasi Inflasi”.Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan. Maret. 2001.
Latumaerissa, Julius. “Bank dan Lembaga Keuangan Lain” Salemba Empat.Jakarta, 2011
Ma’arifa, Salma Fathiya dan Iwan Budiyono. “Analisis Pengaruh Dana PihakKetiga, Sertifikat Bank Indonesia Syariah, BI Rate, dan Inflasi TerhadapPembiayaan Murabahah Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2006-2014”. Jurnal Sains dan Ekonomi Perbankan Syariah Vol.5 No.1. 2015
Mankiw, N.Gregory.”Makroekonomi. Edisi Keempat”, Erlangga, Jakarta, 2002
________________.”Makroekonomi. Edisi Keenam”, Erlangga, Jakarta, 2007
Marchal, Lind Wathen. “Teknik-Teknik Statistika dalam Bisnis Ekonomi” Edisi15 Buku 1. Salemba Empat. Jakarta. 2014.
Maries, Rossar, “Dampak Fluktuasi Variabel Ekonomi Makro Terhadap DPK yangDihimpun dan Penyaluran Pembiayaan pada Perbankan Syariah diIndonesia”. Universitas Indonesia. 2008
120
Maulidina, Nur Hakim. “Analisis Pengaruh suku bunga SBI, nilai tukar rupiah,dan tingkat inflasi terhadap dana pihak ketiga pembiayaan Murabahahperbankan syariah di Indonesia periode Januari 2006- Desember 2010”Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2012
Moleong, Lexy. “Metodologi Penelitian Kualitatif”. PT. remaja Rosdakarya,Bandung, 2009.
Muhamad, “Teknik Perhitungan Bagi Hasil dan Pricing di Bank Syariah”, UIIPress, Yogyakarta, 2004
Muhammad. “Manajemen Bank Syariah”. UPP AMP YKPN. Yokyakarta. 2002
Muhammad. “Metodologi Penelitian Ekonomi Islam”, Rajawali Pers, Jakarta.2008.
Mustika Rimadhani, Osni Erza, “Analisis Variabel-variabel yang MempengaruhiPembiayaan Murabahah pada Bank Syariah Mandiri Periode 2008.01-2011.12”. Media Ekonomi Vol.19, No.1, April 2011, 27-52. UniversitasTrisakti, (2011)
Mustofa, Ali Al-Qudha & Mahmoud Ali Jaradat, “The Impact of Macroeconomicvariable and Banks Characteristics on Jordanian Islamic BanksProfitability : Empirical Evidence. Jurnal International Bussiness Research; Vol. 6, No.10; 2013. ISSN 1913-9004 E-ISSN 1913 -9012”. 2013
Nachrowi, Djalal, dan Hardius Usman. “Ekonometrika”, Fakultas EkonomiUniversitas Indonesia. 2006
________________. “Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika untukAnalisis Ekonomi dan Keuangan” Univeristas Indonesia, Jakarta. 2006
Nopirin. “Pengantar Ilmu Ekonomi Makro dan Mikro”. BPFE. Yokyakarta. 2011
Nuraeni, Dwi, “Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar Rupiah, dan Jumlah PengusahaKena Pajak (PKP) Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai(PPN)” Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.
Nur’aini, Dwi Ihsan. “Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah” UINJakarta Press, Jakarta, 2013.
Nurbaya, Ferial. “Analisis Pengaruh CAR, ROA,FDR, dan Dana Pihak Ketiga(DPK) terhadap Pembiayaan Murabahah Periode Maret 2001-Desember2009 (Studi Kasus pada PT.Bank Muamalat Indonesia,Tbk.)” UniversitasDiponegoro, Semarang, 2013.
Olivier Blanchard, “Macroeconomics Fourth Edition”. Prentice Hall, New Jersey,2006
121
Paryan, “Pelatihan Perpajakan Brevet A&B Modul Pajak penghasilan Badan”Pusat Pengembangan Akuntansi dan keuangan, Jakarta, 2009.
Pohan, Aulia. “Potret Kebijakan Moneter Indonesia”. PT. Raja Grafika Persada,Jakarta, 2008.
Prasetyo, P.Eko.“Fundamental Makro Ekonomi Edisi Pertama”, Beta Offset,Yokyakarta, 2009
Prathama, Raharja dan Mandala Manurung. “Teori Ekonomi Mikro Edisi Kedua”,Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI, Jakarta, 2004.
Pratomo, Wahyu Ario. “Teroi Ekonomi makro”, Departemen EkonomiPembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan,2006.
Rachmad, Usman. “Aspek-aspek hukum perbankan islam di Indonesia”,CitraAditya bakti, Bandung, 2002.
Rivai, Veithzal. “Manajemen Sumber Daya Manusia”. RajaGrafindo Persada,Jakarta, 2006
Rizkiyah, Lia. “Analisis Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar, dan BI Rate TerhadapPerolehan Margin Pembiayaan Dengan Akad Mudharabah di BankSyariah”, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.
Rosadi, Dedi. “Ekonometrika dan Analisis Runtun Waktu Terapan DenganEviews”, C.V Andi Offset, Yokyakarta. 2012
Rossana, Rizky Dahlia. “Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar dan Suku Bunga SBITerhadap Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia Tahun 2002-2006”. Universitas Islam Indonesia .2007
Rustika, Frida Dwi. “Pengaruh Inflasi, Suku Bunga Acuan (BI Rate),Nilai TukarRupiah, dan Gross Domestic Bruto (GDP) Terhadap Non PerformingFinancing Perbankan Syariah ”. Universitas Negeri Yokyakarta. 2016.
Santoso, Singgih. “Buku Latihan SPSS Statistik Multivariat”, Elex MediaKomputindo, Jakarta, 2004.
Samuelson, Paul A dan Nordhaus, William D. “Ilmu Makro Ekonomi”, PT.MediaEdukasi, Jakarta, 2004
Satya, Kenda. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penetapan Margin MurabahahPembiayaan konsumtif di Bank Kaltim Syariah” Jurnal Ekonomika-Bisnis.Vol.4 No.2. 2013
Seed, Abdullah. “Bank Islam dan Bunga”. Pustaka Pelajar. 2008
122
Sekaran, Uma. “Metodologi Penelitian Untuk Bisnis”, Salemba Empat, Jakarta,2011.
Sembodo, Heri. “Permodelan Regresi Panel Pada Pendapatan Asli Daerah (PAD)dan Dana Alokasi Umum (DAU) Terhadap Belanja Daerah”, UniversitasBrawijaya Malang, 2013.
Siamat, Dahlan. “Manajemen Lembaga Keuangan. Edisi Keempat”, LembagaPenerbit Fakultas Universitas Indonesia. Jakarta. 2004.
Simorangkir, Iskandar Suseno, “Sistem dan Kebijakan Nilai Tukar”, PusatPendidikan dan Studi Kebanksentralan (PPSK) Bank Indonesia, 2004.
Sjahdeini, Sutan Remy, “Perbankan Syariah Edisi pertama” Kencana, Jakarta.2014.
Sjahrial, Dermawan. “Pengantar Manajemen Keuangan”. Edisi 2. Penerbit MitraWacana Media : Jakarta.2006.
Sudarsono, Heri “Bank dan Lembaga Keuangan Syariah”: Deskripsi dan IlustrasiEdisi 4. Ekonisia. Yoyakarta. 2003.
_____________. “Bank dan Lembaga Keuangan Syariah”: Deskripsi danIlustrasi.. Ekonisia. Yokyakarta. 2008
Sugiyono. “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D”, Aflabeta,Bandung, 2008.
_____________. “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D”, Aflabeta,Bandung, 2009.
_____________. “Metode Penelitian Kualitatif ”. Alfabeta, Bandung, 2012
Sukirno, Sadono.”Makro Ekonomi Modern”. PT.Raja Grafindo . Persada. 2000.
_____________. “Makro Ekonomi Teori Pengantar”. PT. Raja Grafindo Perkasa.Jakarta. 2004
_____________. “Pengantar Bisnis”. Kencana, Jakarta. 2004
Supandi, Rio, dan Mahdalena, “Pengaruh tingkat inflasi dan suku bunga bankkonvensional terhadap permintaan pembiayaan Murabahah pada banksyariah di Indonesia”, Universitas Negeri Gorontalo, 2015
Todaro, Michael P dan Stephen C. Smith, “Pembangunan Ekonomi EdisiKesembilan”, Erlangga, Jakarta, 2006.
123
Wahyudi, Imam, dkk.“Manajemen Resiko Bank Islam”, Salemba Empat, Jakarta.2013
Wahyuni, Sri. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penetapan Margin MurabahahPembiayaan Konsumtif di Bank Kaltim Syariah” Universitas Mulawarman,Kalimantan Timur, 2015.
Winarno, Wing Wahyu. “Analisis Ekonometrika dan statistika dengan Eviews”.Edisi 4.STIM YKPN, Yokyakarta, 2015
Widarjono. “Analisis statistika Multivariat Terapan ”, Sekolah Tinggi IlmuManajemen YKPN, Yokyakarta 2010.
_____________. “Ekonometrika Pengantar dan Apliaksinya”, Sekolah Tinggi IlmuManajemen YKPN, Yokyakarta, 2016.
Wijaya, Farid. “Ekonomi Makro : Seri Pengantar Ekonomika, Edisi dua”, BPPE,Yokyakarta, 2002.
Wijayanto, Bambang dan Arisanti Wiyaningtyas. “Ekonomi dan Akuntansi”, PT.Radja Grafindo Persada, Jakarta, 2009.
INTERNET
http://maybanksyariah.co.id/pages/27/selayang-pandang diakses pada 28 Agustus
2017
http://www.bankmuamalat.co.id/profil-bank-muamalat diakses pada 28 Agustus
2017
http://www.bcasyariah.co.id/profil-korporasi/sejarah/ diakses pada 28 Agustus
2017
http://www.bnisyariah.co.id/id-id/perusahaan/tentangbnisyariah/sejarah diakses
pada 28 Agustus 2017
https://www.bps.go.id/ diakses pada 21 Agustus 2017
https://www.brisyariah.co.id/ diakses pada 28 Agustus 2017
http://www.infosyariah.com/2016/10/daftar-bank-umum-syariah-diindonesia.html
diakses pada 1 Agustus 2017
124
http://www.megasyariah.co.id/#.funding-content1=product-and-services/funding
diakses pada 28 Agustus 2017
https://www.paninbanksyariah.co.id/index.php/mtentangkami diakses pada 28
Agustus 2017
http://www.syariahbukopin.co.id/id/tentang-kami/profil-perusahaan diakses pada
28 Agustus 2017
https://www.syariahmandiri.co.id/tentang-kami/sejarah diakses pada 28 Agustus
2017
Statistika Perbankan Syariah 2011-2016 http://www.ojk.go.id diunduh pada 1
Agustus 2017
Peraturan Bank Indonesia
Bank Indonesia, Peraturan bank Indonesia Nomor 6/24/PBI/2004 tentang BankUmum yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah,Lembaran Negara Republik Indonesia No.122, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia No.4434 (diunduh pada 14 juli 2017)
Bank Indonesia, Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/21/PBI/2006 tentang KualitasAktiva bank Umum yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan PrinsipSyariah, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 No.78 DPbs,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No.4047 (diunduh pada 14 Juli2017)
Bank Indonesia, Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/12/PBI/2013 tentangKewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum 2013
Bank Indonesia, surat edaran Bank Indonesia No.9/24/DPbS tentang SistemPenilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah 2017
Peraturan Perundang-undangan
Indonesia, Undang-Undang RI Nomor 3 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia. Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 7 dan Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4357
125
Indonesia, Undang-undang Tentang Perbankan, Undang-undang No.10 Tahun
1992. Lembaran Republik Negara Indonesia Tahun 1992 No.32, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia No.3473
Indonesia, Undang-undang Tentang Perbankan Syariah, Undang-undang No.21
Tahun 2008. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 No.94, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia No.4867
Indonesia, Undang-Undang Tentang Perubahan Atas Undang-undang No.7 Tahun
1992 Tentang Perbankan, Undang-undang No.10 Tahun 1998. Lembaran Negara
Republik Indonesia tahun 1998 No.182, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia No.3790
Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No. 04/DSN-
MUI/IV/2000 tentang Murabahah.
Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No. 13/DSN-
MUI/IX/2000 tentang uang muka dalam Murabahah.
Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No. 16/DSN-
MUI/IX/2000 tentang diskon dalam Murabahah.
Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No. 23/DSN-
MUI/III/2002 tentang potongan pelunasan dalam Murabahah.
Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No. 47/DSN-
MUI/II/2005 tentang penyelesaian piutang Murabahah bagi nasabah tidak mampu
membayar.
Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No. 48/DSN-
MUI/II/2005 tentang penjadwalan kembali tagihan Murabahah.
Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No. 49/DSN MUI/II/2005
tentang konversi akad Murabahah
126
LAMPIRAN-LAMPIRAN
127
DAFTAR LAMPIRAN
A. Data Variabel Dependen dan Independen
bank tahun margin bir nt inf CARBCA 2011 29.635.000.000 6,58 8.779,50 3,72 45,9
BCA 2012 41.809.000.000 5,77 9.380,40 4,21 31,5
BCA 2013 54.141.000.000 6,48 10.451,40 8,13 22,4
BCA 2014 89.607.000.000 7,54 11.878,30 8,08 29,6
BCA 2015 155.220.000.000 7,52 13.392 3,33 34,3
BCA 2016 195.526.000.000 6 13.307,38 2,98 36,7
BNIS 2011 404.167.000.000 6,58 8.779,50 3,72 20,67
BNIS 2012 527.024.000.000 5,77 9.380,40 4,21 19,07
BNIS 2013 854.003.000.000 6,48 10.451,40 8,13 16,23
BNIS 2014 1.450.260.000.000 7,54 11.878,30 8,08 18,42
BNIS 2015 1.753.944.000.000 7,52 13.392 3,33 15,48
BNIS 2016 1.891.261.000.000 6 13.307,38 2,98 14,92
BRIS 2011 612.949.000.000 6,58 8.779,50 3,72 14,74
BRIS 2012 887.848.000.000 5,77 9.380,40 4,21 11,91
BRIS 2013 1.133.476.000.000 6,48 10.451,40 8,13 14,49
BRIS 2014 1.335.164.000.000 7,54 11.878,30 8,08 12,89
BRIS 2015 1.458.382.000.000 7,52 13.392 3,33 13,94
BRIS 2016 1.533.338.000.000 6 13.307,38 2,98 20,63
BSM 2011 2.172.847.000.000 6,58 8.779,50 3,72 14,57
BSM 2012 3.077.631.000.000 5,77 9.380,40 4,21 13,82
BSM 2013 3.773.500.000.000 6,48 10.451,40 8,13 14,1
BSM 2014 3.838.525.000.000 7,54 11.878,30 8,08 14,12
BSM 2015 3.831.542.000.000 7,52 13.392 3,33 12,85
BSM 2016 4.048.482.000.000 6 13.307,38 2,98 14,01
BUKOPIN 2011 140.905.000.000 6,58 8.779,50 3,72 15,29
BUKOPIN 2012 183.716.000.000 5,77 9.380,40 4,21 12,78
BUKOPIN 2013 229.290.000.000 6,48 10.451,40 8,13 11,1
BUKOPIN 2014 262.719.000.000 7,54 11.878,30 8,08 15,85
BUKOPIN 2015 262.892.000.000 7,52 13.392 3,33 16,31
BUKOPIN 2016 241.307.000.000 6 13.307,38 2,98 17
MYBS 2011 52.990.000.000 6,58 8.779,50 3,72 73,44
MYBS 2012 96.424.000.000 5,77 9.380,40 4,21 63,89
MYBS 2013 102.312.000.000 6,48 10.451,40 8,13 59,41
MYBS 2014 123.302.000.000 7,54 11.878,30 8,08 52,13
MYBS 2015 116.915.000.000 7,52 13.392 3,33 38,4
MYBS 2016 46.084.000.000 6 13.307,38 2,98 55,06
MS 2011 779.851.000.000 6,58 8.779,50 3,72 12,03
128
MS 2012 980.869.000.000 5,77 9.380,40 4,21 13,51
MS 2013 1.213.052.000.000 6,48 10.451,40 8,13 12,99
MS 2014 1.116.418.000.000 7,54 11.878,30 8,08 19,26
MS 2015 744.577.000.000 7,52 13.392 3,33 18,74
MS 2016 579.666.000.000 6 13.307,38 2,98 23,53
Muamalat 2011 1.041.399.000.000 6,58 8.779,50 3,72 11,78
Muamalat 2012 1.385.381.000.000 5,77 9.380,40 4,21 11,57
Muamalat 2013 1.884.805.000.000 6,48 10.451,40 8,13 14,05
Muamalat 2014 2.095.237.000.000 7,54 11.878,30 8,08 13,91
Muamalat 2015 1.949.567.000.000 7,52 13.392 3,33 12
Muamalat 2016 1.612.405.000.000 6 13.307,38 2,98 12,74
PANIN 2011 24.111.000.000 6,58 8.779,50 3,72 61,98
PANIN 2012 69.201.000.000 5,77 9.380,40 4,21 32,2
PANIN 2013 137.333.000.000 6,48 10.451,40 8,13 20,83
PANIN 2014 105.215.000.000 7,54 11.878,30 8,08 25,09
PANIN 2015 56.143.000.000 7,52 13.392 3,33 20,3
PANIN 2016 82.105.000.000 6 13.307,38 2,98 18,17
B. Data Variabel Dependen dan Independen Setelah Diolah
bank tahun margin bir nt inf CARBCA 2011 24,11222193 6,58 9,080174737 3,72 45,9BCA 2012 24,45637746 5,77 9,146377685 4,21 31,5BCA 2013 24,71485759 6,48 9,25449122 8,13 22,4BCA 2014 25,21869928 7,54 9,382468485 8,08 29,6BCA 2015 25,7681093 7,52 9,502410553 3,33 34,3BCA 2016 25,9989592 6 9,496074048 2,98 36,7BNIS 2011 26,725094 6,58 9,080174737 3,72 20,67BNIS 2012 26,99051193 5,77 9,146377685 4,21 19,07BNIS 2013 27,47320054 6,48 9,25449122 8,13 16,23BNIS 2014 28,00276397 7,54 9,382468485 8,08 18,42BNIS 2015 28,19288808 7,52 9,502410553 3,33 15,48BNIS 2016 28,26826492 6 9,496074048 2,98 14,92BRIS 2011 27,14154757 6,58 9,080174737 3,72 14,74BRIS 2012 27,51206639 5,77 9,146377685 4,21 11,91BRIS 2013 27,75631013 6,48 9,25449122 8,13 14,49BRIS 2014 27,92007525 7,54 9,382468485 8,08 12,89BRIS 2015 28,00834872 7,52 9,502410553 3,33 13,94BRIS 2016 28,05846817 6 9,496074048 2,98 20,63BSM 2011 28,40705941 6,58 9,080174737 3,72 14,57BSM 2012 28,75518126 5,77 9,146377685 4,21 13,82
129
BSM 2013 28,95902407 6,48 9,25449122 8,13 14,1BSM 2014 28,97610929 7,54 9,382468485 8,08 14,12BSM 2015 28,97428845 7,52 9,502410553 3,33 12,85BSM 2016 29,02936311 6 9,496074048 2,98 14,01BUKOPIN 2011 25,67135174 6,58 9,080174737 3,72 15,29BUKOPIN 2012 25,93665692 5,77 9,146377685 4,21 12,78BUKOPIN 2013 26,15825341 6,48 9,25449122 8,13 11,1BUKOPIN 2014 26,29435086 7,54 9,382468485 8,08 15,85BUKOPIN 2015 26,29500914 7,52 9,502410553 3,33 16,31BUKOPIN 2016 26,20933582 6 9,496074048 2,98 17MYBS 2011 24,69336905 6,58 9,080174737 3,72 73,44MYBS 2012 25,29202097 5,77 9,146377685 4,21 63,89MYBS 2013 25,35129281 6,48 9,25449122 8,13 59,41MYBS 2014 25,53790247 7,54 9,382468485 8,08 52,13MYBS 2015 25,48471301 7,52 9,502410553 3,33 38,4MYBS 2016 24,55373166 6 9,496074048 2,98 55,06MS 2011 27,38236871 6,58 9,080174737 3,72 12,03MS 2012 27,61170475 5,77 9,146377685 4,21 13,51MS 2013 27,82416061 6,48 9,25449122 8,13 12,99MS 2014 27,74114646 7,54 9,382468485 8,08 19,26MS 2015 27,33608211 7,52 9,502410553 3,33 18,74MS 2016 27,08571791 6 9,496074048 2,98 23,53Muamalat 2011 27,67158612 6,58 9,080174737 3,72 11,78Muamalat 2012 27,95699631 5,77 9,146377685 4,21 11,57Muamalat 2013 28,26484548 6,48 9,25449122 8,13 14,05Muamalat 2014 28,37068779 7,54 9,382468485 8,08 13,91Muamalat 2015 28,29862841 7,52 9,502410553 3,33 12Muamalat 2016 28,10874797 6 9,496074048 2,98 12,74PANIN 2011 23,905934 6,58 9,080174737 3,72 61,98PANIN 2012 24,96028115 5,77 9,146377685 4,21 32,2PANIN 2013 25,64567447 6,48 9,25449122 8,13 20,83PANIN 2014 25,37927171 7,54 9,382468485 8,08 25,09PANIN 2015 24,75116784 7,52 9,502410553 3,33 20,3PANIN 2016 25,13126475 6 9,496074048 2,98 18,17
130
C. Regresi Data panel
Dependent Variable: MARGINMethod: Panel Least SquaresDate: 02/24/18 Time: 03:14Sample: 2011 2016Periods included: 6Cross-sections included: 9Total panel (balanced) observations: 54
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
BIR -0,281344 0,117486 -2,394712 0,0214NT 5,709013 1,912509 2,985091 0,0048INF 0,070372 0,025602 2,748661 0,0089CAR 0,154387 0,065512 2,356640 0,0234
C -0,769740 0,291699 -2,638815 0,0118
R-squared 0,883448 Mean dependent var 0,431291Adjusted R-squared 0,821793 S.D. dependent var 1,724386S.E. of regression 0,966776 Sum squared resid 37,38626F-statistic 6,219241 Durbin-Watson stat 1,615351Prob(F-statistic) 0,000546
D. Hasil Uji Chow
E. Hasil Uji Hausman
Test SummaryChi-Sq.Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 0,000000 4 1,0000
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 1,445024 (8.32) 0,2164Cross-section Chi-square 13,878350 8 0,0850
131
F. Hasil Uji Normalitas
0
1
2
3
4
5
6
7
8
-2.5 -2.0 -1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5
S eries : S tandardized Res idualsS am ple 2011 2016O bservations 54
M ean 4.77e-15M edian 0.205422M ax im um 1.557281M inim um -2.342679S td. Dev. 1.053861S k ewness -0.484154K urtos is 2.260572
Jarque-B era 3.339843P robability 0.188262
G. Hasil Uji Autokorelasi
H. Hasil Uji Multikolinearitas
BIR NT INF CAR
BIR 1,000000 0,421114 0,321406 -0,059901NT 0,421114 1,000000 -0,105468 -0,132689INF 0,321406 -0,105468 1,000000 -0,077498CAR -0,059901 -0,132689 -0,077498 1,000000
I. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedasticity Test: White
F-statistic 0,505839 Prob. F(10,43) 0,8765Obs*R-squared 5,683777 Prob. Chi-Square(10) 0,8411Scaled explained SS 2,949710 Prob. Chi-Square(10) 0,9826
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
F-statistic 0,351800 Prob. F(2,46) 0,7053Obs*R-squared 0,798457 Prob. Chi-Square(2) 0,6708
Recommended