View
8
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
ANALISIS PENGARUH PERSEPSI, PERILAKU DAN PREFERENSI MASYARAKAT
SANTRI TERHADAP PERBANKAN SYARI’AH
(Studi Kasus pada Pondok Pesantren Modern Ibadurrahman)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE)
Oleh:
Indra Sofyan
1112085000039
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1437 H/2016 M
i
ii
iii
iv
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. INFORMASI PRIBADI
Nama : IndraSofyan
Alamat : Jl. Raya Arko Kalisuren Komplek Inkopad RT 02 RW
06 Kec.Tajur Halang Kab. Bogor
No. Telepon : 087879168667
Email : Indrasofyan56@gmail.com
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 18 Desember 1994
Agama : Islam
Kebangsaan : Indonesia
II. PENDIDIKAN FORMAL
Pendidikan NamaLembaga Kota TahunM
asuk
TahunKel
uar
SD SDN Margajaya Tangerang
Selatan
2000 2006
SMP MTs Modern Ibadurrahman Tangerang 2006 2009
SMA MA Modern Ibadurrahman Tangerang 2009 2012
Perguruan
Tinggi Negeri
UIN SyarifHidayatullah Jakarta –
Perbankan Syariah
Tangerang
Selatan
2012 2016
III. PENGALAMAN ORGANISASI
Lembaga/Institusi Tahun
Ketua Majelis Permusyawaratan Kelas (MPK) MPK – MA Pembangunan Syarif Hidayatullah Jakarta
2010-2011
vi
Anggota ISPPI MA DepartemenSosialdanpenerangan MA Modern Ibadurrahman
2011-2012
Anggota HMJ Departemen Mahasiswa - UIN SyarifHidayatullah Jakarta
Anggota HMJ Departemen Agama – UIN SyarifHidayatullah Jakarta
2013-2015
IV. KEMAMPUAN
Mampu bekerja secara tim maupun individu
Mampu mengoperasikan Microsoft Office (Word, Excel, dan Powerpoint)
Mampu berkomunikasi dengan baik
V. PENGALAMAN KERJA
Maintenance Bank BRI KCU Bintaro
VI. LATAR BELAKANGF KELUARGA
Ayah : Mustafa
Tempat, Tanggal Lahir : Tasik Malaya, 10 September 1957
Ibu : E.A Sitisoleha
Tempat, Tanggal Lahir : Banten, 30, April-1962
Alamat : Jl. Raya Arko Kalisuren Komplek Inkopad RT 02 RW
06 Kec.Tajur Halang Kab. Bogor
Telepon : 081212744390
Anak ke dari : 2 dari 9 bersaudara
vii
ABSTRACT
The study aims to analyze the influence of the public perception of madrasah
students, community behavior of madrasah students, and community preferences toward
madrasah students as measured by the shari’a banking products and banking principles
of shari’ah. (pondok pesantren modern Ibadurrahman as study case)data used in this
study are primary data by distributing questions. This study uses multipia linier
regression analysis by using SPSS version 20.0 and Microsoft excel 2007.
These results indicate that the public perception of madrasah student, community
behavior of madrasah student and community preferences of madrasah student,
simultaneously or together have a significant influence on banks syari’ah sig.
0.000>0.05. the results of this studyshowed partially public perceptions pupils
signification affect Banking syari’ah sig. 0.020
viii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh Persepsi masyarakat santri,
perilaku masyarakat santri,dan preferensi masyarakat santri terhadap Perbankan syari’ah
yang diukur dengan produk dan prinsip perbankan syari’ah.(studi kasus pondok pesantren
Modern Ibadurrahman) Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
dengan menyebarkan angket kuesioner. Penelitian ini menggunakan metode analisis
regresi linier beganda dengan menggunakan program komputer SPSS versi 20.0 dan
microsoft Excel 2007.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Persepsi Masyarakat Santri, Perilaku
Masyarakat Santri,dan Preferensi Masyarakat Santri, secara simultan atau bersama-sama
mempunyai pengaruh yang siginifikan terhadap perbankan syari’ah dengan nilai sig.
0.000 < 0.05. Hasil Penelitian ini menunjukan secara parsial Persepsi Masyarakat Santri
berpengaruh secara signifikan terhadap Perbankan syari’ah dengan nilai sig. 0.020
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah mellimpahkan rahmat, hidayah dan kasih saying-Nya yang tiada terkira
kepada hambanya. Shalawat dan salam tercurahkan kepada junjungan Nabi besar
Muhammad SAW,sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Analisis Pengaruh Persepsi, Perilaku dan Preferensi Masyarakat Santri
terhadap perbankan syari’ah (Pondok Pesantren Modern
Ibadurrahman)”.Semoga skripsi ini memberikan manfaat kepada semua pihak
dan menambah wawasan serta pengetahuan bagi pembaca.
Maka dari itu penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1 Allah SWT ,karena tanpa kehendak dan segala pertolonganNya tidak
mungkin saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih atas segala
nikmat yang Engkau berikan,ya Rabb.
2 Keluarga terbaik dan tersayang yang saya miliki, Ayahanda Mustafa dan
Ibunda E.A Siti soleha yang selalu memberikan yang terbaik dan
mencurahkan segala perhatiannya selama ini,yang telah bekerja keras
demi anak-anak dan keluarga serta membantu penyelesaian skripsi ini.
Kakakku tersayang Ika dewi dan Desi handayani yang memberikan
dukungan baik moril maupun materil. Tanpa dukungan dan pengorbanan
kalian saya tidak akan menjadi pribadi seperti sekarang.
3 Bapak Arief Mufraini.LC.,Msi selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu yang
sangat berharga selama perkuliahan.
x
4 Bapak Dr. Herni Ali HT,MM selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang
dengan kerendahan hatinya bersedia meluangkan waktu untuk
memberikan pengarahan, ilmu yang berharga,serta bimbingan yang sangat
berarti selama penyelesaian skripsi. Terimakasih atas semua saran dan
arahan yang Bapak berikan selama proses penulisan hingga
terselesaikannya skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas kebaikan
Bapak.
5 Ibu Ay Maryani, SE.,M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah
meluangkan waktunya dengan penuh kesabaran untuk memberikan
bimbingan dan pengaruh dalam menyelesaikan penyelesaian skripsi.
Terimakasih atas semua saran dan arahan yang Ibu berikan selama proses
penulisan hingga terselesaikannya skripsi ini.Semoga Allah SWT
membalas kebaikan Ibu.
6 Bapak Adhitya Ginanjar, SE., M.Si selaku Ketua Jurusan Perbankan Syariah
dan Ibu Fitri Damayanti, SE., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Perbankan syari’ah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah
meluangkan waktunya untuk mendengarkan kesulitan saya dan
memberikan saran-saran yang bermanfaat.
7 Bapak Ade Suherlan, SE., MM., MBA selakuPembimbingAkademik.
8 Bapak Dr.AdeSofyan Mulazid selaku pembimbing Akademik
9 Seluruh jajaran dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah
memberikan ilmu yang sangat berguna dan berharga bagi saya.Semoga
Allah selalu memberikan pahala yang sebesar-besarnya atas kebaikan
para dosen FEB UIN Jakarta. Jajaran karyawan dan staf UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah melayani dan membantu saya selama
perkuliahan.
xi
10 Sahabat-sahabat “JALAN-JALAN MEN” Perbankan Syariah angkatan
2012, Abyan perdana putra, Ikromul azhmi, Rahmi fitriyah, Shella mutya
syarif, Leni tantriana, dan Sri masitohyang selalu mendukung pengerjaan
skripsi dan atas kebersamaanya selama ini
11 Sahabat-sahabat terbaik, Irfan, Izzuddin, , Hendrik, Ncang Haji, Hanafi,
Haritzah, Rezky, dan teman teman Siaga Kampus Eksyar yang menemani
dari masa-masa awal kuliah hingga akhir dalam suka maupun duka, dan
yang selalu memberikan dukungan serta doanya.Semoga Allah SWT
senantiasa membalas kebaikan kalian.
12 Sahabat M.hasan jurusan Manajemen yang membantu mengerjakan dan
member masukan dalam pengerjaan Skripsi. Semoga Allah SWT
senantiasa membalas kebaikannya.
13 Teman-teman KKN elegant 2015, terima kasih untuk kenangan selama
mengabdi di DesaJonggol .Bogor
14 Sahabat SMA Septiandi, Adam adnan, Anggi, Sadam, Afifyang telah
banyak membantu memberikan pencerahan dalam penyelesaian skripsi
ini.
15 Teman-teman seperjuangan Perbankan Syariah angkatan2012 yang saya
cintai serta saya banggakan dan yang tidak dapat saya sebutkan satu-
persatu.Terima kasih atas empat tahun kebersamaan dengan kalian yang
penuh warna, semoga kita bisa kumpul terus.
16 Seluruh jajaran HMJ Perbankan Syariah periode 2012-2015 dan Mahasiswa
Perbankan Syariah dari semua angkatan yang tidak bias saya sebutkan satu
persatu,yang telah bersama saya selama kepengurusan.Terimakasih atas
loyalitas, pembelajaran dan kerjasama kalian selama kepengurusan.
xii
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan
karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman yang dimiliki
penulis.Oleh sebab itu,penulis mengharapkan segala bentuk saran serta
masukan,baik kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Wassalamu’alaikumWr. Wb.
Jakarta, 29Juli 2016
IndraSofyan
xiii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI.................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH............................iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP..............................................................................v
ABSTRACT............................................................................................................vi
ABSTRAK............................................................................................................vii
KATA PENGANTAR..........................................................................................ix
DAFTAR ISI.......................................................................................................xiii
DAFTAR TABEL................................................................................................xv
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................xvi
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................xvii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian...........................................................................1
B. Perumusan Masalah....................................................................................6
C. Tujuan Penelitian........................................................................................7
D. Manfaat Penelitian......................................................................................7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori...........................................................................................9
1 Pengertian Persepsi….....................................................................9
2 Pengertian perilaku……................................................................15
3 Pengertianpreferensi......................................................................19
4 Masyarakatsantri………………....................................................23
5 Pengertianpondokpesantren...........................................................25
6 Tipepesantren................................................................................26
7 Pengetian perbankan syari’ah........................................................29
8 Tujuan Bank Syariah.....................................................................30
xiv
B. Penelitian terdahulu………………...……………………........................39
C. Kerangka Pemikiran..................................................................................48 D. Keterkaitan Antar Variabel.......................................................................49 E. Hipotesis....................................................................................................52
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian..........................................................................53 B. Metode Penentuan Sampel.........................................................................53 C. Metode Pengumpulan Data........................................................................55 D. Metode Analisis Data.................................................................................56 E. Operasional Variabel Penelitian.................................................................63
BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian...............................................66 B. Karakteristik profil responden....................................................................69 C. Analisis dan Pembahasan...........................................................................72
1 Uji Asumsi Klasik..........................................................................81 2 Uji Hipotesis...................................................................................84 3 Analisis Regresi Linier Berganda..................................................86
BAB V. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan................................................................................................91 B. Implikasi…................................................................................................92 C. Saran………..……………………………………………………………93
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................95
LAMPIRAN.........................................................................................................98
xv
DAFTAR TABEL
1.1 : Perkembangan perbankan syari’ah……………...…………........3
2.1 : Perbedaan bank syari’ahdan non syari’ah...................................32
2.2 : Penelitian Terdahulu....................................................................43
3.1 Operasional variabel penelitian………..………....…………......64
4.1 :Kurikulum pembelajaran pondok pesantren……........................68
4.2 : Da ta sampelpenel i t ian……… . . . . . . . . . . . . . ........................69
4.3 : j en is kelamin re sponden . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ......................69
4.4 : Us i are sponden………………. . . . . . . . . . . . . . . .......................70
4.5 : T ingkat pendidikante rakhir responden . ........................71
4.6 : Distribusi jawaban responden mengenai persepsi………….......72
4.7 : Di s t r i busi jawaban re sponden mengenai
per i l aku ....................................................................................73
4.8 :.Distribusi jawaban responden mengenai preferensi. . . . . . . . . . . . . ..74
4.9 : Di s t r i busi jawaban re sponden mengenai p roduk dan
p r insip pe rbankan sya r i ’ah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ....76
4.10 : Uj i va l idi ta s pe r sepsi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ....77
4.11 : Uj i va l idi ta s pe ri laku…………….. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ....78
4.12 : Uji validitas Preferensi…………………………………….....78
4.13 : Uji validitas produk dan prinsip perbankan syari’ah………….79
4.14 : Uji realibilitas…………………………………………………80
4.15 : Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov-smirnov test…….81
4.16 : Uji multikolieniritas…………………………………………..82
4.17 : Uji Autokorelasi………………………………………………84
4.18 :Uji koefisien determinasi R……………………………….…...85
4.19 : Ujistati..tik F………………………………………………….89
4.20 : Uji statistic T………………………………………………….86
xvi
DAFTAR GAMBAR
2.1 :Kerangka berfikir…………………………………………….. .............48
4.1 : Uji heteroskedastisitas scaterplot……………………………………...83
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat permohonan penelitian………….……………………...….…98 2. Kuesioner……………………………….……………………….….99 3. Kuesioner…………………………………………………………..100 4. Hasil distribusi jawaban responden…....…………………………..105 5. Hasil uji validitas……………………….………………………….112 6. Hasil uji realibilitas………………………………………………...116 7. Hasil uji asumsi klasik……………………………………………..117 8. Hasil uji hipotesis…………………………………………………..119
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Perbankan syariah dalam peristilahan international dikenal sebagai
Islamic Banking atau juga disebut dengan interest-free banking. (Muhammad,
2011:15) Seperti halnya bank konvensional, bank syariah mempunyai fungsi
utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali
dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya.
Bank syariah adalah lembaga keuangan atau perbankan yang
operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan Al-qur‟an dan Hadits
Nabi SAW. (Muhammad, 2011:15), bank syariah ini lahir sebagai salah satu
solusi alternatif terhadap persoalan bunga bank dan riba. Riba berarti
menetapkan bunga atau melebihkan jumlah pinjaman pokok secara bathil,
dan menurut jumhur ulama, bahwa riba hukumnya haram. sesuai firman
Allah
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran
(tekanan) penyakit gila, keadaan mereka yang demikian itu, adalah
disebabkan mereka berkata jual beli itu sama dengan riba, padahal allah
telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba, orang-orang yang
telah sampai kepadanya larangan dari tuhannya, lalu terus berhenti (dari
mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahuli (sebelum
dating larangan); dan urusannya (terserah) kepada allah, orang yang
2
kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni
neraka; mereka kekal didalamnya. (QS-AL-Baqarah-275).
Dalam praktik perbankan konvensional terdapat kegiatan-kegiatan yang
dilarang syariat islam seperti praktik riba, membiayai produksi dan
perdagangan barang-barang yang dilarang, misalnya minuman keras. Demi
menghindari pengoperasian sistem bunga, lahirlah perbankan syariah yang
sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Sebagai sebuah lembaga keuangan,
Bank syariah memiliki fungsi yang sama dengan lembaga keuangan lainnya,
yaitu menyalurkan dana dari pihak surplus ke pihak defisit dalam berbagai
bentuk produk jasa yang ditawarkan. Namun, karena bank syariah beroperasi
berdasarkan prinsip-prinsip syariah, maka sistem dan produk yang
ditawarkan pun juga tidak sama dengan perbankan konvensional. Bank
konvensional memiliki produk utama berupa kesepakatan kontrak untuk
penyimpanan dan peminjaman uang, sedangkan didalam bank syari‟ah
terdapat pula akad (perjanjian) penyertaan modal (mudharabah/musyarakah),
jual beli (murabahah), dan berbagai jasa keuangan lainnya.
Hal yang membedakan antara bank konvensional dan bank syariah
adalah terletak pada pengembalian dan pembagian keuntungan yang
diberikan oleh lembaga keuangan kepada nasabah. Sehingga terdapat istilah
bunga dan bagi hasil.
Kesadaran masyarakat untuk menggunakan jasa perbankan saat ini
semakin meningkat, tidak terkecuali kesadaran masyarakat menggunakan
layanan jasa keuangan syariah, Hal ini dibuktikan dengan banyaknya
3
perbankan konvensional yang mendirikan unit syariah. Dengan asumsi
perbankan akan diminati oleh nasabah, dan asumsi nasabah yang
menggunakan layanan secara syariah akan lebih tenang karena
menggutamakan kemaslahatan.
Untuk lebih jelasnya perkembangan perbankan syariah bisa dilihat pada
tabel.1 mengenai perkembangan perbankan syariah yang diliris dari OJK
dalam kurun waktu lima tahun.
Tabel 1.1
Perkembangan perbankan syariah
Indikator 2011 2012 2013 2014 2015
BUS 6 11 11 11 11
UUS 26 27 25 23 24
BPRS 114 131 138 150 155
Jaringan kantor 802 1.069 1.258 1.763 2.101
Sumber : data statistik OJK yang diolah
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa perkembangan perbankan syariah
semakin meningkat dalam kurun waktu 5 tahun, namun menurut kepala
Departemen Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Edy Setiadi
mengatakan, meski tumbuh tinggi, akan tetapi jumlah rekening tabungan dan
pembiayaan syariah baru mencapai 16 juta. oleh karena itu, perbankan
syariah di Indonesia masih memiliki potensi sangat besar. Penetrasi rekening
tabungan ada 12,7 juta, itu tumbuh 17% dari 10,8 juta. Sedang rekening
pembiayaan 3 jutaan, naik 40% jadi total 16 juta. Tapi nominal tersebut kecil.
Menurut Endang Rosawati head of corporate secretary and
communication Bank BNI Syariah mengungkapkan bahwa beberapa regulasi
memang belum banyak memihak terkait perkembangan perbankan syariah,
sehingga sampai saat ini, Market Share dari perbankan syariah tidak lebih
4
dari 5% dari total market perbankan secara umum. Beda dengan
perkembangan perbankan syari‟ah di Malaysia yang sudah mencapai 40-50%
Negara Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan perkembangan
perbankan syari‟ah di Negara Malaysia.
Dari data tersebut menunjukan bahwa dengan hadirnya bank syariah
ternyata belum sepenuhnya merubah persepsi maupun perilaku masyarakat di
Indonseia khususnya masyarakat muslim di Indonsesia terhadap bank syariah
sendiri. karena masih kurangnya pemahaman atau rendahnya pengetahuan
masyarakat terkait dengan bank syari‟ah, dilain sisi keberadaan bank
konvensional lebih mendominasi dibandingkan bank syari‟ah, disamping itu
juga masih banyak lagi tantangan dan permasalahan yang dihadapi perbankan
syari‟ah dalam perkembangannya. Dalam pelaksanaanya perbankan syari‟ah
memiliki kendala diantaranya masih minimalnya SDM yang dimiliki oleh
perbankan syari‟ah tersebut, persepsi yang salah tentang perbankan syari‟ah
“adanya anggapan yang menyampaikan bahwa bank syari‟ah sama dengan
bank konvensional”, padahal diantara keduanya terdapat perbedaan yang
sangat mendasar diantara kedua objek tersebut dan masih ditemukannya
praktik-praktik perbankan syari‟ah yang menyimpang dari prinsip-prinsip
syari‟ah.
Direktur utama BNI Syariah, Imam teguh saptono mengatakan, market
share perbankan syariah yang masih kecil tersebut memang menjadi
keprihatinan tersendiri bagi Indonesia ditengah populasi penduduk muslim
5
terbesar didunia, tetapi penetrasi pasar bank syariah tak sebegitu besar
dibanding dengan bank konvensional.
Permasalahan yang terjadi ketika suatu bank syariah kurang diminati
adalah adanya permasalahan dalam konsep pemasaran yang kurang
maksimal. Ries dan trout dalam Prasetiojo dan Ihalau (2005;67) mengatakan
bahwa pemasaran adalah peperangan antar produsen untuk memperebutkan
persepsi konsumen. Seharusnya perbankan syariah yang berlandaskan pada
konsep ekonomi Islam sangat diminati oleh masyarakat Indonesia yang
sebagian besar masyarakatnya beragama Islam. Namun pada kenyataannya
seringkali terjadi pemahaman yang berbeda dari kalangan internal pemeluk
agama Islam maupun masyarakat pada umumnya.
Masyarakat adalah salah satu elemen penting dalam dunia perbankan,
hal ini dikarenakan masyarakatlah yang akan menjadi nasabah bagi bank
syariah. Oleh karena itu, mengetahui Persepsi masyarakat terhadap bank
syariah dan sekaligus sebagai bahan pertimbangan investasi didunia
perbankan syariah.
Di lain sisi masyarakat mempunyai harapan yang besar terhadap bank
syariah. Dalam persepsi masyarakat , bank syariah adalah bank yang
sempurna dan paling ideal, karena bukanlah islam adalah agama yang
sempurna. Padahal bank syariah bukanlah islam itu sendiri, ia merupakan
bank yang menerapkan konsep syariah, tanggapan atau sikap masyarakat
terutama bagi masyarakat muslim itu sendiri khususnya masyarakat pesantren
terhadap bank syariah cukup beragam, baik mengenai produk dan jasa yang
6
ditawarkan. Oleh karena itu, perkembangan perbankan syariah perlu
mendapatkan perhatian dari pihak yang terkait.
Responeden penelitian ini lebih difokuskan pada responden masyarakat
santri pesantren karna masyarakat santri pesantren merupakan masyarakat
berpendidikan yang aktif dalam lembaga pendidikan yang agamis, sudah
tidak asing lagi bagi mereka mengenal konsep syariah karena dalam
pendidikan keislaman terdapat ilmu-ilmu fiqih dan akhlak sebagai dasar
perbankan syariah. Para santri juga tidak asing dengan perbankan,
kemungkinan santri adalah orang yang menuntut ilmu yang jauh dari tempat
tinggalnya sehingga untuk biaya kehidupannya mereka mengandalkan
kiriman dari orang tuanya, dan perbankan adalah salah satu akses yang
digunakan untuk transfer uang guna memenuhi kebutuhan santri.
Dengan adanya perbankan syariah bagaimana persepsi, perilaku dan
Prefrensi santri masyarakat pesantren terhadap perbankan syariah. dan
apakah mereka berniat untuk melaksanakan syariah secara kaffah.
Berdasarkan latar belakang tersebut menjadi ketertarikan penulis untuk
meneliti mengenai ANALISIS PENGARUH PERSEPSI, PERILAKU
DAN PREFERENSI SANTRI MASYARAKAT PESANTREN
TERHADAP PERBANKAN SYARIAH.
B. Perumusan masalah
Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pengaruh persepsi santri pesantren secara parsial terhadap
perbankan syariah?
7
2. Bagaimana pengaruh perilaku santri pesantren secara parsial terhadap
perbankan syariah?
3. Bagaimana pengaruh preferensi santri pesantren secara parsial terhadap
perbankan syariah ?
4. Bagaimanakah pengaruh persepsi, perilaku dan preferensi secara
simmultan santri pesantren terhadap perbankan syariah ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu:
1. Menguji dan menganalisis persepsi santri pesantren terhadap perbankan
syariah
2. Menguji dan menganalisis perilaku santri pesantren terhadap perbankan
syariah
3. Menguji dan menganalisis preferensi santri pesantren terhadap perbankan
syariah
4. Menguji dan menganalisis persepsi, perilaku dan preferensi santri secara
simultan terhadap perbankan syariah.
D. Manfaat penelitian
1. Bagi Penulis
a. Meningkatkan ilmu pengetahuan lembaga keuangan terutama
perbankan syariah
b. Menambah pengetahuan tentang adanya persepsi perilaku dan sikap
santri terhadap perbankan syariah
c. Meningkatkan pola pikir ilmiah pada penulis
8
2. Bagi civitas akademika
Sebagai aset pustaka yang diharapkan dapat dimanfaatkan oleh
seluruh kalangan akademisi, baik dosen maupun mahasiswa dalam upaya
memberikan pengetahuan, informasi dan sebagai proses pembelajaran
mengenai persepsi perilaku dan sikap terhadap perbankan syariah.
3. Bagi Perusahaan
Bagi perusahaan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai
bahan masukan dan tambahan informasi yang dapat dipertimbangkan
perusahaan khususnya pihak manajemen.
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Persepsi
1. Pengertian Persepsi
Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-
hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan
pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimulus indrawi (sensory
stimuli). Hubungan sensasi dengan persepsi sudah jelas. Sensasi adalah
bagian dari persepsi. Walaupun begitu, menafsirkan makna informasi indrawi
tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga atensi, ekspektasi, motivasi, dan
memori. (Jalaludidin, 2011:50)
Persepsi merupakan suatu proses yang timbul akibat adanya sensasi,
dimana sensasi adalah aktivitas merasakan atau penyebab keadaan emosi
yang menggembirakan. Sensasi juga dapat didefinisikan sebagai tanggapan
yang cepat dari indra penerima kita terhadap stimuli dasar seperti cahaya,
warna dan suara. Dengan adanya itu semua, persepsi akan timbul. (Etta
mamang, 2013:64)
Persepsi (perception) adalah proses dimana kita memilih, mengatur, dan
menerjemahkan masukan informasi untuk menciptakan gambaran dunia yang
berarti. Poin utamanya adalah persepsi tidak hanya tergantung pada
rangsangan fisik, tetapi juga pada hubungan rangsangan terhadap bidang
yang mengelilinginya dan kondisi dalam setiap diri kita.Seseorang mungkin
menganggap wiraniaga yang berbicara dengan cepat bersifat agresif dan tidak
10
jujur, orang lain mungkin menganggapnya rajin dan membantu. Masing-
masing orang akan merespons secara berbeda terhadap wiraniaga.(Kotler,
2009:17 9).
Kenneth K sereno dan Edward M. Bodaken, juga Judy C. Pearson dan
paul E,Nelson, menyebutkan bahwa persepsi terdiri dari tiga aktivitas, yaitu :
seleksi, organisasi, dan atensi, sedangkan organisasi melekat pada
interpretasi, yang dapat didefinisikan sebagai “meletakkan suatu rangsangan
bersama rangsangan lainnya sehingga menjadi suatu keseluruhan yang
bermakna.(Deddy 2009;190)
(Etta mamang, 2013: 64) mengatakan bahwa persepsi kita dibentuk
oleh:
1. Karakteristik dari stimulus
2. Hubungan stimuli dengan sekelilingnya
3. Kondisi-kondisi didalam diri kita sendiri
Suatu hal yang perlu diperhatikan dari persepsi adalah bahwa persepsi
secara substansial bisa sangat berbeda dengan realitas. Ada sejumlah sumber
yang digunakan seseorang dalam mengakses informasi sehingga dikenal
terhadap sesuatu. Setidaknya,
Menurut Kotler dan Amstrong (2011), ada empat sumber informasi yang
menentukan dalam mengadopsi produk, pertama, sumber pribadi yang
meliputi keluarga, teman, tetangga, dan kenalan. Kedua, sumber komersial,
diantaranya iklan, tenaga penjual dan pedagang, ketiga, sumber publik yang
11
meliputi media massa dan organisasi penilai konsumen. Keempat, sumber
eksperimental diantaranya penanganan, pengujian dan penggunaan produk.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses seleksi persepsi
a) Faktor-faktor dari luar (Veithzal, 2007: 362)
Faktor-faktor dari luar menurut Veizhtal sebagai berikut :
1) Intensitasi
Semakin besar intensitasi stimulus dari luar, semakin besar juga hal
itu dapat dipahami.
Contoh : suara keras, warna yang menyolok akan lebih mudah
diketahui daripada yang sebaliknya.
2) Ukuran
Semakin besar ukuran suatu objek semakin mudah untuk diketahui
Contoh: ikan yang lebih besar lebih mudah dilihat bentuk ukuran
ini akan mempengaruhi persepsi seseorang.
3) Berlawanan atau kontras
Prinsip berlawanan dengan sekelilingnya ini akan menarik banyak
pilihan.
Contoh: sebuah bulatan yang berwarna menyolok akan kelihatan
lebih besar dari pada bulatan yang besarnya sama,tetapi
sekelilingnya lebih besar.
4) Pengulangan
Stimulus dari luar yang diulang akan memberikan perhatian yang
lebih besar daripada yang sekali dilihat atau didengar. Dikatakan
oleh Clifford morgan bahwa suatu stimulus yang diulangi akan
12
mempunyai kesempatan yang lebih baik untuk menangkap, kita
selama satu priode yakni ketika perhatian kita terhadap tugas
pekerjaan sedang memudar.sebagai tambahan pengulangan itu
akan menambah kepekaan atau kewaspadan terhadap stimulus.
5) Gerakan
Orang akan memberikan banyak perhatian kepada yang bergerak.
Contoh: mengajar sambil bergerak lebih menarik dari pada yang
duduk saja, dari gerak-gerak itu akan timbul suatu persepsi.
b) Faktor-faktor dari dalam (Veizhtal 2007: 363)
Faktor-faktor dari dalam menurut Veizhtal adalah sebagai berikut :
1) Belajar dan persepsi
Contoh: seorang anak yang telah diajari oleh orang tuanya bahwa
daging babi itu haram dan liur anjing itu mengandung najis, maka
pada diri anak akan timbul persepsi bahwa anjing dan babi itu
harus dijauhi.
2) Motivasi dan persepsi
Motivasi mempengaruhi terjadinya persepsi. Sebagai contoh :
membicarakan masalah pangan pada masyarakat yang kelaparan
akan lebih menarik dan merangsang perhatian.
3) Kepribadian dan persepsi
Kepribadian, nilai-nilai, dan juga termasuk usia akan
mempengaruhi persepsi seseorang.
13
Contoh: pada usia-usia tua lebih senang dengan musik-musik
klasik sedang pada usia muda lebih senang dengan jenis untuk
musik yang lain.
3. Proses persepsi
Proses persepsi mencakup seleksi, organisasi, dan interpretasi
perseptual. (Veizhtal, 2007:69)
a) Seleksi perseptual
Seleksi perseptual terjadi ketika konsumen menangkap dan memilih
stimulus berdasarkan pada psikologis yang dimiliki, set psikologis adalah
berbagai informasi yang ada dalam memori konsumen. Sebelum seleksi
persepsi terjadi, terlebih dahulu stimulus harus mendapat perhatian dari
konsumen. Oleh karena itu, dua proses yang termasuk dalam definisi seleksi
adalah perhatian (attention) dan persepsi selektif (selective perception).
b) Organisasi perseptual
Organisasi perseptual (perceptual organization) berarti konsumen
mengelompokkan informasi dari berbagai sumber kedalam pengertian yang
menyeluruh untuk memahami secara lebih baik dan bertindak atas
pemahaman itu, prinsip dasar dari organisasi perseptual penyatuan adalah
bahwa berbagai stimulus akan dirasakan sebagai suatu yang dikelomkpokkan
secara menyeluruh. Prinsip-prinnsip penting dalam integrasi persepsi adalah
penutupan (closure), pengelompokkan (grouping), dan konteks (context).
14
1. Penutupan
Prinsip penutupan paling cocok dipakai untuk merek produk
yang cukup dikenal oleh para konsumen.prinsip ini digunakan untuk
memancing konsumen untuk mengisi hurup yang kosong, sehingga
menjadi suatu nama merek yang utuh, misalnya tampilan iklan yang
nama mereknya tidak ditulis lengkap
2. Pengelompokan
Proses penyebutan angka nomor telepon anda secara terpisah-
pisah agar mudah diingat disebut pengelompokan,
tiga prinsip pengelompokan untuk menggolongkan stimulus atau objek
adalah
1. Kedekatan (proixmity)
2. Kesamaan (similiarty)
3. kesinambungan (continuity).
Konsumen juga akan mengelompokkan produk berdasarkan
kesamaan (similarity), delapan bujur sangkar dan empat lingkaran akan
dikelompokkan kedalam tiga set karena masing-masing mempunyai
kesamaan. Set pertama adalah empat bujur sangkar, set kedua empat
lingkaran, dan set ketiga bujur sangkar.
Konsumen juga akan mengelompokkan simuli ke dalam bentuk
yang berkesinambungan dan tidak terpotong-potong lingkaran-
lingkaran kecil dalam gambar menunjukkan prinsip kontinuitas.
Konsumen akan melihat lingkaran-lingkaran kecil itu membentuk
15
sebuah arah anak panah daripada sebagai dua baris atau tujuh kolom.
Prinsip kontinuitas ini mengisyaratkan bahwa pesan dalam iklan
seharusnnya berkesinambungan mulai dari identifikasi merek sampai
pada manfaat yang bisa diperoleh oleh konsumen seandainya konsumen
membeli produk yang diiklankan.
3. Konteks (context)
Stimuli yang diterima oleh konsumen cenderung dihubungkan
dengan konteks atau situasi yang melingkupi konsumen. Oleh karena
itu, latar dari iklan akan mempengaruhi persepsi konsumen terhadap
produk.
c. Interpretasi perseptual
Proses terakhir dari perspsi adalah pemberian interpretasi atas stimuli
yang diterima konsumen. Interpretasi ini didasarkan pada pengalaman
penggunaan pada masa lalu. Yang tersimpan dalam memori jangka panjang
konsumen.
B. PERILAKU
1. Pengertian Perilaku
Perilaku dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah tanggapan
seseorang mengenai lingkungan atau kejadian yang berhubungan dengan
individu. Sedang menurut Prasetijo dan Ihalauw 2005:8 adalah perilaku
konsumen dapat diartikan sebuah studi tentang bagaimana pembuat
konsumen dapat diartikan sebuah studi tentang bagaimana pembuat
keputusan (decision units), baik individu, sekelompok, ataupun organisasi,
16
membuat keputusan beli atau melakukan transaksi pembelian suatu produk
dan mengkonsumsinya.
Schiffman dkk 2008:5 studi perilaku konsumen terpusat pada cara
individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber daya mereka
yang tersedia (waktu, uang, usaha) guna membeli barang atau jasa yang
berhubungan dengan konsumsi. Selain itu perilaku konsumen merupakan hal-
hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian.
Perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu,
kelompok dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan bagaimana
barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan
keinginan mereka (Kotler, 2009: 166).
Prasetijo dan Ihalauw (2005;5) menyimpulkan bahwa perilaku
konsumen merupakan suatu proses yang terdiri dari beberapa tahapan:
1. Tahapan perolehan (acquestition): mencari (searching) dan
membeli (purchasing).
2. Tahap, konsumsi (consumption): menggunakan (using) dan
mengevaluasi (evaluating)
3. Tahap tindakan pasca beli (disposition): apa yang dilakukan
konsumen setelah produk itu digunakan atau dikonsumsi.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
Kotler (2003;147)menyatakan empat karakteristik atau faktor yang
mempengaruhi perilaku masyarakat yaitu ;
a. Faktor budaya
17
Faktor budaya memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada
perilaku masyarakat. Hal ini karena budaya adalah penyebab paling mendasar
dari keinginan dan perilaku seseorang
Budaya merupakan suatu petunjuk arahan pada fase pemecahan masalah
di masyarakat untuk memuaskan kebutuhan psikologis, personal dan sosial.
Sub-budaya adalah bagian kecil dari budaya atau kelompok orang yang
mempunyai sistem sama berdasarkan pada pengalaman hidup dan situasi.
Sub-budaya termasuk nasionalitas , agama. Kelompok ras, dan wilayah
geografis. Sedangkan kelas sosial adalah divisi masyarakat yang relative
permanen dan teratur dengan para anggotanya menganut nilai-nilai, minat,
dan tingkah laku yang serupa. Dalam konteks kultural, jika suatu produk
tidak dapat lagi diterima karena nilainya tidak dapat lagi memuaskan
kebutuhan maka masyarakat harus siap merevisi penawarannya.
b. Faktor sosial
Faktor sosial perilaku masyarakat juga dipengaruhi oleh faktor-faktor
sosial, seperti kelompok kecil, keluarga serta peran dan status sosial
masyarakat, kelompok kecil merupakan orang atau kelompok yang berperan
sebagai titik referensi dari individu untuk membentuk nilai, sikap serta
perilaku baik secara umum maupun khusus. Perilaku seseorang dipengaruhi
oleh banyak kelompok kecil.
Keluarga adalah orang atau pihak yang dihubungkan karena pertalian
darah atau keturunan dengan perkawinan. Anggota keluarga dapat sangat
mempengaruhi perilaku masyarakat. Keterlibatan suami istri sangat
18
bervariasi menurut kategori produk dan menurut tahap proses pembelian.
Peran dan status sosial konsumen yaitu seseorang individu mempunyai tugas
peranan yang berbeda saat berpartisipasi dalam keluarga ataupun organisasi.
Seseorang individu mempunyai peranan beragam dalam keluarga. (Kotler,
2003:148)
c. Faktor pribadi
Faktor pribadi keputusan pembelian juga dipengaruhi berbagai
karakteristik fari individu itu sendiri.
Mulai dari umur dan tahap dari hidup. Orang mengubah barang dan jasa yang
mereka beli selama masa hidupnya. Selera akan makanan, pakaian,
perabotan, rekreasi sering kali berhubungan dengan umur. Membeli juga
dibentuk oleh tahap daur hidup keluarga, tahap-tahapan yang mungkin dilalui
oleh keluarga sesuai dengan kedewasaannya. Pekerjaan seseorang
mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya pekerjaan kasar cenderung
membeli banyak pakaian untuk bekerja, sedangkan pekerja kantor lebih
banyak membeli jas dan dasi. Situasi ekonomi, kondisi ekonomi seseorang
akan mempengaruhi pilihan produk. Gaya hidup, orang yang berasal dari
sub-budaya, kelas sosial, pekerjaan yang sama mungkin mempunyai gaya
hidup yang jauh berbeda. Gaya hidup adalah pola kehiduppan seseorang yang
diwujudkan dalam psikografiknya. Gaya hidup mencakup sesuatu yang lebih
dari sekedar kelas sosial atau kepribadian seseorang. Gaya hidup
menampilkan pola beraksi dan berinteraksi seseorang secara keseluruhan
didunia. Kepribadian dan konsep diri, kepribadian seseorang yang jelas
19
mempengaruhi perilaku membelinya. Kepribadiannya menhacu pada
karakteristik psikologi unik yang menyebabkan respon yang relative
konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan sekitarnya.(Kotler,
2003,150)
d. Faktor psikologi.
Faktor psikologi Pilihan dikonsumsi seseorang lebih lanjut
dipengaruhi oleh faktor psikologi yang penting, motivasi, persepsi,
pengetahuan, serta keyakinan dan sikap. Motivasi adalah kebutuhan yang
cukup menekan untuk mengarahkan seseorang mencari cara untuk
memuaskan kebutuhan tadi. Seseorang mempunyai banyak kebutuhan pada
suatu saat. Kebutuhan biologis , yang muncul dari keaadaan yang tegang
seperti lapar, haus, atau merasa tidak nyaman. Setelah itu kebutuhan
psikologis, yang sering muncul dari kebutuhan akan pengakuan,
penghargaan, atau rasa memiliki. Kebanyakan dari kebutuhan ini tiak cukup
kuat memotivasi seseorang supaya bertindak pada suatu saat. Kebutuhan
berubah menjadi motif kalau merangsang sampai tingkat itensitas yang
mencukupi.(Kotler. 2003:156) keyakinan dan sikap. Melalui tindakan dan
pembelajaran, orang mendapatkan keyakinan dan sikap. Keduanya ini pada
waktunya, akan mempengaruhi perilaku konsumsi.
C. PREFERENSI
1. Pengertian Preferensi
Preference mempunyai makna pilihan atau memilih. Istilah preferensi
untuk mengganti kata preference dengan arti yang sama atau minat terhadap
20
sesuatu. Preferensi merupakan suatu sifat atau keinginan untuk memilih.
Menurut doris grober preferensi media umumnya meminta pengguna media
untuk mengurutkan preferensi pengguna Terhadap suatu media (Vivian,
2010:567)
Preferensi konsumen didefinisikan sebagai selera subjektif (individu),
yang diukur dengan utilitas, dari bundel berbagai barang. Konsumen
dipersilahkan untuk melakukan rangking terhadap bundel barang yang
mereka berikan pada konsumen (Indiarto.2011). yang perlu diperhatikan
adalah preferensi itu bersifat independen terhadap pendapatan dan harga.
2. Proses pengambilan keputusan konsumen
Proses yang digunakan konsumen untuk mengambil keputusan membeli
terdiri atas lima tahap (Kotler dan Amstrong, 2011) yaitu :
1. Pengenalan masalah
Pengenalan masalah merupakan tahap pertama dari proses pengambilan
kepututsan pembeli dimana konsumen mengenali suatu masalah atau
kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan nyata dengan
keadaan yang diinginkan. Pada tahap ini pemasar harus meneliti konsumen
untuk menemukan jenis kebutuhan atau masalah apa yang akan muncul, apa
yang memunculkan mereka, dan bagaimana, dengan adanya masalah
tersebut, konsumen termotivasi untuk memilih produk tertentu.
21
2. Pencarian informasi
Konsumen yang telah tertarik mungkin akan mencari lebih banyak
informasi. Apabilla dorongan konsumen begitu kuat dan produk yang
memuaskan berada dari jangkauan, konsumen kemungkinan besar akan
membelinya. Namun jika produk yang diinginkan berada jauh dari
jangkauan, walaupun konsumen mempunyai dorongan yang kuat,
konsumen mungkin akan menyimpan kebutuhan dalam ingatan atau
melakukan pencarian informasi. Pencarian informasi merupakan tahap
dalam proses pengambilan keputusan pembelian dimana konsumen telah
tertarik untuk mencari lebih banyak informasi. Dalam hal ini, konsumen
mungkin hanya akan meningkatkan perhatian atau aktif mencari informasi.
Konsumen dapat memperoleh informasi dari sumber mana pun, misalnya :
a. Sumber pribadi : keluarga, teman. Tetangga, kenalan
b. Sumber komersial : iklan, wiraniaga, dealer, kemasan, pajangan
c. Sumber publik: media masa, organisasi penilai pelanggan
d. Sumber pengalaman : menangani, memeriksa, dan menggunakan
produk.
3. Evaluasi berbagai alternatif
Pemasar perlu mengetahui evaluasi berbagai alternatif (alternatif
evaluation), yaitu suatu tahap dalam proses pengambilan keputusan
pembelian dimana konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi
merek-merek alternatif dalam satu susunan pilihan. Bagaimana konsumen
mengevaluasi alternatif pembelian tergantung pada konsumen individu dan
22
situasi pembelian tertentu. Pemasar harus mempelajari pembeli untuk
mengetahui bagaimana mereka mengevaluasi alternatif merek. Jika
mereka tahu bahwa proses evaluasi sedang berjalan, pemasar dapat
mengambil langkah-langkah untuk memengaruhi keputusan pembelian.
4. Keputusan pembelian
Keputusan pembelian merupakan tahap dalam proses pengambilan
keputusan pembelian sampai konsumen benar-benar membeli produk.
Biasanya keputusan pembelian konsumen (purchase decision) adalah
pembelian merek yang paling disukai. Namun demikian, ada dua faktor
yang bisa muncul diantara niat untuk membeli dan keputusan pembelian
yang mungkin mengubah niat tersebut. Faktor pertama adalah sikap orang
lain : faktor kedua adalah situasi yang tidak diharapkan. Jadi, pilihan dan
niat untuk membeli tidak selalu menghasilkan pilihan pembelian yang
aktual.
5. Perilaku pasca pembelian
Tugas pemasar tidak berakhir ketika produknya sudah dibeli
konsumen. Setelah membeli produk, konsumen bisa puas atau tidak puas,
dan akan terlibat dalam perilaku pasca pembelian (post-purchase
behaviour) yang tetap menarik bagi pemasar. Perilaku pasca pembelian
merupakan tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian dimana
konsumen mengambill tindakan lebih lanjut setelah membeli berdasarkan
kepuasan atau ketidakpuasan yang mereka rasakan.
23
Hubungan antara harapan konsumen dengan kinerja yang dirasakan dari
produk merupakan faktor yang menentukan apakah pembeli puas atau
tidak. Jika produk gagal memenuhi harapan, konsumen akan kecewa : jika
harapan terpenuhi, konsumen akan puas : jika harapan terlampaui,
konsumen akan sangat puas.
Konsumen mendasarkan harapan mereka pada informasi yang mereka
terima dari penjual, teman dan sumber lainnya. Jika penjual melebih-
lebihkan kinerja produknya, harapan konsumen tidak akan terpenuhi, dan
hasilnya adalah ketidakpuasan. Semakin besar kesenjangan antara harapan
dengan kinerja, semakin besar ketidakpuasan konsumen. Hal ini
menunjkkan bahwa penjual harus membuat pernyataan yang jujur
mengenai kinerja produknya sehingga pembeli bisa terpuaskan.
Proses pembelian dimulai jauh sebelum pembelian aktual terus
berlangsung lama sesudahnya. Pemasar perlu memusatkan perhatian pada
proses pembrlian dan bukan pada keputusan pembelian saja.
D. Masyarakat santri
Masyarakat santri merupakan salah satu pilar penting dalam
perkembangan agama Islam di Indonesia. Kepercayaan, nilai dan perilaku
pesantren turut mempengaruhi masyarakat di luar pesantren. Pola hubungan
ini menjadikan dunia pesantren menjadi alternatif ideal bagi perubahan di
masyarakat (Abdurrahman,2001:2-3)
24
Pengaruh masyarakat santri terhadap masyarakat indonesia masih kuat,
baik dalam peran pesantren sebagai pusat tarekat maupun pendidikan anak-
anak. (Julia day vol 60,2001).
Dalam kurun waktu cukup lama, dijawa sudah berkembang tradisi besar
Islam. Tradisi ini lahir sebagai hasil strategi para penyebar islam awal adalam
mensikapi proses akulturasi dengan budaya masyarakat lokal. Tradisi besar
yang kemudian dikenal dengan istilah “tradisi pesantren” itu menjadi babak
baru dalam sejarah Jawa karena berhasil menjadi budaya tandingan bagi
masyarakat pedalaman, hindu-jawa yang digawangi kalangan istana dan
keraton jawa.
Dengan lahirnya budaya tandingan yang berkembang dipedesaan,
maka Islam jawa bukan lagi tampil sebagai subkultur, tetapi telah
berkembang sedemikian rupa menjadi sebuah tradisi besar (great tradition).
(Suryo, 2001:15)
Pesantren sebagai bagian intristik dari mayoritas muslim indonesia
dapat ditelusuri dari aspek historis pesantren yang keberadaannya relatif
cukup lama. Penelitian tentang pesantren menyebutkan, pesantren sudah
hadir dibumi nusantara seiring dengan penyebaran islam dibumi pertiwi ini.
Ada yang menyebutkan, pesantren sudah muncul sejak abad akhir ke-14 atau
awal ke-15, didirikan pertama kali oleh maulana malik ibrahim yang
kemudian dikembangkan lebih jauh oleh sunan ampel. Namun berdasarkan
data yang lebih dapat dipertanggung jawabkan, pesantren dalam
25
pengertiannya yang sesungguhnya tumbuh-kembang sejak akhir abad ke-18.
Dalam hal itu, tegalsari dianggap sebagai pesantren tertua.(Martin, 2004:23
1. Pengertian pesantren
Pesantren adalah sebuah institusi pendidikan keagamaan tertua yang
tumbuh dan berkembang secara swadaya dalam masyarakat muslim
indonesia. Lembaga pendidikan yang khas Indonesia ini bisa dilacak sejak
awal kehadiran dan da‟wah Islam di Indonesia (Hasan , 2001:319).
Penyiaran islam khususnya dijawa relatif tidak menimbulkan problem
konfliktual karena proses akulturasi, akomodasi, dan transformasi terhadap
lembaga semisal yang telah eksis sebelumnya yang dimainkan oleh agama
hindu budha. (Husni rahim,2001:145)
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, pesantren diartikan sebagai
asrama tempat santri atau siwa-siswa belajar mengaji sedangkan secara
istilah, pesantren diartikan sebagai lembaga pendidikan islam dimana santri
biasa tinggal dipondok dengan materi pengajaran kitab-kitab klasik dan kitab
umum bertujuan menguasai pengetahuan agama islam secara detail serta
mengamalkan sebagai pedoman hidup keseharian dengan menekankan
pentingnya moral dalam kehidupan bermasyarakat. (Abu hamid, 1993,329)
Abdurrahman mas‟ud mendefinisikan pesantren refers to a place where
the santri devotes most of his or her time to live in and acquire knowledge.
(ismail, 2000;171). Definisi diatas menunjukkan betapa pentingnya sosok
pesantren sebagai sebuah totalitas lingkungan pendidikan dalam makna dan
nuansanya secara menyeluruh. Secara definitif Imam Zarkasyi, mengartikan
26
pesantren sebagai lembaga pendidikan islam dengan sistem asrama atau
pondok, dimana kyai sebagai figur sentralnya, masjid sebagai pusat kegiatann
yang menjiwainya, dan pengajaran agama islam dibawah bimbingan kyai
yang diikuti santri sebagai kegiatan utamanya. (Amir , 1996;56)
Istilah dan aktifitas tentang pesantren juga sering dipersamakan dengan
pondok namun ada yang menggabungkan dua istilah tersebut menjadi pondok
pesantren. Pondok dapat diartikan sebagai tempat penginap bagi santri yang
belajar pada seorang kyai atau dilembaga pendidikan pesantren yang tempat
tinggalnya jauh.(Wahjoetomo, 2000:70).
2. Tipe pesantren
Setiap pesantren memiliki ciri khusus akibat perbedaan selera kyai dan
keadaan sosial budaya maupun sosial geografis yang mengelilinginya. Dari
berbagai tingkat konsistensi dengan sitem lama dan keterpengaruhan oleh
sistem modern, secara garis besar pondok pesantren dapat dikatagorikan
kedalam tiga tipe (Departemen agama 2003:31)
a. Pondok pesantren salafiyah
Salaf artinya lama, dahulu atau traditional. Pomdok pesantren
salafiyah adalah pondok pesantren yang menyelanggarakan pembelajaran
dengan pendekatan tradisional, sebagaimana yang berlangsung sejak awal
pertumbuhannya. Pembelajaran agama islam dilakukan secara individual
atau kelompok dengan konsistensi pada kitab-kitab klasik, berbahasa arab.
27
b. Pondok pesantren kholafiyah (asyriyah)
Khalaf artinya kemudian atau belakangan sedangkan ashri artinya
sekarang atau modern. Pondok pesantren khalafiyah adalah pondok
pesantren yang menyelanggarakan kegiatan pendidikan dengan
pendekatana modern, melalui satuan pendidikan formal, baik madrasah
(MI. MTs, MA atau MAK) maupun sekolah (SD, SMP, SMA ,dan ,SMK)
atau nama lainnya.
c. Pondok pesantren kombinasi
Pondok pesantren salafiyah dan khalafiyah sebagaimana penjelasan
diatas, sebagian besar yang ada sekarang adalah pondok pesantren yang
berada diantara rentangan dua pengertian diatas. Sebagian besar pondok
pesantren yang mengaku dan menamakan diri pesantren salafiyah, pada
umumnya juga menyelenggarakan pendidikan secara klasikal dan
berjenjang.
3. Pengertian Santri
Santri didefinisikan berarti orang-orang yang belajar buku-buku suci
dari agama hindu. Pengertian ini diambil dari kata santri dari akar kata dari
bahasa india. Pendapat lain menyebutkan bahwa santri berasal dari bahasa
jawa yang berarti “ cantrik” orang yang mengikuti seorang guru kemana guru
itu pergi menetap. (Zamkhasyari, 2002;18)
Definisi masyarakat santri dikemukakan oleh Moh. Yahya (2010.9)
sebagai masyarakat yang mengadopsi nilai-nilai positif pesantren.
28
Nilai-nilai yang diajarkan dipesantren merupakan transformasi dan
tauladan seorang kyai atau guru kepada santri atau murid dan masyarakat
sekitarnya. Pemahaman keilmuan dan uswah yang diperoleh dipesantren juga
diterapkan oleh para alumni ketika kembali ke masyarakatnya.
4. Unsur-unsur masyarakat santri
Masyarakat santri terdiri dari empat komponen, (Mahmud, 2001;102)
yaitu
1) Kyai, ustad, dan ulama (dipesantren); fungsi ke ulamaan dari kyai dapat
dilihat melalui 3 aspek, yakni :
a. Sebagai pemangku masjid dan madrasah
b. Sebagai pengajar dan pendidik
c. Sebagai ahli dan penguasa hukum islam
Misi utama seorang kyai adalah sebagai pengajar dan pengajur dakwah
islam, dan mengambil peran lanjut orang tua. Ia sebagai guru sekaligus
pemimpin rohaniah keagaamaan serta bertanggung jawab untuk
perkembangan kepribadian maupun kesehatan jasmaniyah anak didiknya.
Dengan otorita rokhanah kyai sekaligus menyatakan hukum dan aliran-
alirannya, lewat kitab-kitab islam klasik
2) Santri pondok pesantren : yaitu siswa yang belajar dipondok pesantren,
baik santri musim maupun santri kalong.
3) Alumni santri dari suatu pondok pesantren, yaitu siswa santri yang telah
keluar dari pendidikannya dipesantren.
29
4) Masyarakat yang tinggal disekitar pesantren.
E. Perbankan syariah
1. Pengertian perbankan syariah
Bank syariah adalah bank yang menjalankan prakteknya sesuai dengan
prinsip syariah. Dimana yang dimaksud dengan prinsip syariah adalah
sebagai berikut (Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan
syariah)
Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara
bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan
usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah, antara
lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan
berdasarkan prinsip penyertaan modal (musyarokah),
prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntunngan (murabahah),
atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan
(ijarah), atau dengan adanya pindahan kepemilikan atas barang yang disewa
dari pihak bank kepihak lain (ijarah wa itiqna).
Kemudian diperjelas lagi dengan adanya undang-undang RI no.21
tahun 2008 tanggal 16 juli tahun 2008 tentang perbankan syariah. Dimana
yang dimaksud dengan perbankan syariah adalah segala sesuatu yang
menyangkut tentang bank syariah dan unti usaha syariah, mencakup
kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan
kegiatan usahanya. Sedangkan pengertian dari masing-masing lembaga
30
seperti bank syariah, bank umum syariah, bprs dan UUS adalah sebagai
berikut : (Undang-Undang R1 Nomor 21 tahun 2008).
a. Bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya
berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri dari bank
umum syariah dan bank pembiayaan rakyat syariah.
b. Bank umum syariah adalah bank syariah yang kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
c. Bank pembiayaan rakyat syariah adalah bank syariah yang didalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
d. Unit usaha syariah, yang selanjutnya disebut UUS, adalah unit kerja
dari kantor pusat Bank umum konvensional yang berfungsi sebagai
kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah, atau unit kerja dikantor cabang dari suatu
bank yang berkedudukan diluar begeri yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari
kantor cabang pembantu syariah dan atau unit syariah.
2. Tujuan bank syariah
Secara umum tujuan berdirinya bank syariah adalah dapat memberikan
sumbangan terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui pembiayaan-
pembiayaan yang dikeluarkan oleh bank syariah. Adapun secara khusus
tujuan bank syariah diantaranya : (Muhammad, 2006;15)
31
a. Menjadi perekat nasionalisme baru, artinya bank syariah dapat
menjadi fasilitator aktif bagi terbentuknya jaringan usaha ekonomi
kerakyatan.
b. Memberdayakan ekonomi masyarakat dan beroperasi secara
transparan, artinya pengelolaan bank syariah harus didasarkan pada
visi ekonomi kerakyatan dan upaya ini terwujud apabila ada
mekanisme operasi yang transparan.
c. Memberikan return yang lebih baik, artinya investasi bank syariah
tidak memberikan janji yang pasti mengenai return yang diberikan
kepada investor karena tergantung besarnya return. Apabila
keuntungan lebih besar, investor akan ikut menikmatinya dalam
jumlah besar.
d. Mendorong penurunan spekulasi dipasar keuangan, artinya bank
syariah lebih mengarahkan dananya untuk transaksi produktif.
e. Mendorong pemerataan pendapatan, artinya salah satu transaksi yang
membedakan bank syariah dengan bank konvennsional adalah
pengumpulan dana zakat, infaq dan sedekah (ZIS). Peranan ZIS
sendiri diantaranya untuk memeratakan pendapatan masyarakat
f. Meningkatkan efifisiensi mobilisasi dana.
g. Uswah hasanah sebagai implementasi moral dalam penyelenggaraan
usaha bank.
32
3. Perbedaan bank syariah dan bank non syariah
Perbedaan diindonesia menganut dual system banking (bank syariah
dan non syariah),tapi keduanya memiliki perbedaan-perbedaan. Dimana
perbedaan tersebut menjadikan kedua bank tersebut sangat bertolak belakang
secara dasar. Perbedaan tersebut adalah:
Tabel 2.1
Perbedaan Bank Syari’ah Dan Bank Non Syari’ah
Bank Syari’ah Bank Konvensional
Berdasarkan prinsip bagi hasil, jual beli
dan sewa
Memakai perangkat bunga dalam
kegiatan operasionalnya
Melakukan kegiatan investasi pada
sektor yang halal saja
Melakukan kegiatan investasi yang
halal dan haram
Hubungan dengan nasabah dalam
bentuk kemitraan
Hubungan dengan nasabah dalam
bentuk kreditur-debitur
Profit dan falah oriented Profit oriented
Terdapat dewan pengawas syari‟ah
yang mengawasi semua kegiatan
operasional perbankan
Tidak terdapat dewan sejenis
Sumber: Syafi‟i Antonio
4. Prinsip-prinsip dasar dalam produk-produk bank syariah
Secara garis besar, transaksi ekonomi yang didasarkan pada syariat
islam ditentukan oleh hubungan akad. Akad-akad yang berlaku dalam
keseharian pada dasarnya terdiri atas lima prinsip dasar. Adapun kelima
prinsip yang akan ditemukan dalam lembaga keuangan syariah di Indonesia
adalah (Muhammad, 2006;16)
33
a. Prinsip simpanan murni (al-wadiah)
Prinsip simpanan murni merupakan fasilitas yang diberikan oleh bank
syariah untuk memberikan kesempatan pada pihak yang kelebihan dana
untuk menyimpan dana dalam bentuk al-wadiah. Fasilitas ini diberikan untuk
tujuan investasi guna mendapatkan keuntungan seperti halnya giro dan
tabungan. Istilah al-wadiah dalam dunia perbankan konvensional lebih
dikenal giro.
b. Bagi hasil (syirkah)
Prinsip ini adalah suatu konsep yang meliputi tata cara pembagian
hasil usaha antara penyedia dan pengelola dana. Pembagian hasil usaha ini
dapat terjadi antara bank dengan penyimpan dana maupun antara bank
dengan nasabah penerima dana. Bentuk produk yang berdasarkan prinsip ini
adalah mudharaban dan musyarakah. Prinsip mudharabah ini dapat
digunakan sebagai dasar baik produk pendanaan (tabungan dan deposito)
maupun pembiayaan, sedangkan musyarakah lebih banyak untuk
pembiayaan dan penyertaan.
c. Prinsip jual beli (at-tijarah)
Prinsip ini merupakan suatu konsep yang menerapkan tata cara jual
beli, dimana bank akan membeli terlebih dahulu barang yang dibutuhkan
atau mengangkat nasabah sebagai agen bank dalam melakukan pembelian
barang tersebut kepada nasabah dengan sejumlah harga beli ditambah
keuntungan (margin). Implikasinya dapat berupa : murabahah, salam, dan
istisna.
34
d. Prinsip sewa (al-ijarah)
Prinsip ini secara garis besar terdiri dari dua jenis. Pertama, ijarah
(sewa murni) seperti halnya penyewaan traktor dan alat-alat produk lainnya.
(operating lease). Secara tekhnik bank dapat membeli dahulu barang yang
dibutuhkan oleh nasabah, kemudian barang tersebut disewakan dalam waktu
yang telah disepakati oleh nasabah. Kedua, bai al-takjiri atau ijarah
mumtahiya bitamlik, yang merupakan penggabungan sewa dan beli dimana
penyewa mempunyai hak untuk memiliki barang pada akhir masa sewa.
e. Prinsip jasa/ fee (al-jir walumullah)
Prinsip ini meliputi seluruh layanan non pembiayaan yang diberikan
bank. Bentuk produk yang berdasarkan prinsip ini antara lain : bank garansi,
kliring, inkaso, jasa, transfer dan lain-lain.
5. Perkembangan produk-produk bank syariah
Pada dasarnya kegiatan usaha perbankan dapat dibagi menjadi tiga
bagian besar yaitu : (Adiwarman , 2004: 97)
a. Penghimpunan dana (funding)
Penghimpunan dana dibank syariah dapat berbentuk giro, tabungan dan
deposito, prinsip operasional syariah yang diterapkan adalah prinsip wadi‟ah
dan mudharabah. Wadi’ah yang diterapkan adalah wadi’ah yad dhamanah
yang diterapkan pada produk rekening giro. Berbeda dengan wadi‟ah amanah
yang mempunyai prinsip harta titipan tidak boleh dimanfaatkan oleh yang
dititipkan. Pada wadi‟ah dhamanah pihak yang dititipi (bank) bertanggung
jawab atas keutuhan harta titipan sehingga boleh memanfaatkan harta
35
tersebut. Mudharabah disini dimana bank sebagai mudhorib (pengelola) dan
deposan sebagai shohibul mal (pemilik modal). Mudharabah dibagi atas dua
yakni muthlaqah dan moqayyadah. Mudharabah muthlaqoh adalah deposan
memberikan hak sepenuhnya pada bank untuk memutar atau
menginvestasikan dananya. Sedangkan mudharabah mqoyyadah adalah
deposan memberi batasan pada bank untuk menginvestasikan dananya.
Sebagai contoh batasan pada tempat, jenis usaha dan lainnya.
b. Penyaluran dana (financing)
Dalam menyalurkan dananya, secara garis besar produk pembiayaan
syariah terbagi kedalam empat kategori yang dibedakan berdasarkan kepada
tujuan penggunaannya, yakni :
1) Pembiayaan dengan prinsip jual beli
Berdasarkan bentuk pembayarannya dan waktu penyerahan
barangnya, dibedakan menjadi pembiayaan murabahah, pembiayaan salam,
dan pembiayaan isthisna. Murabahah disini dimana bank sebagai penjual dan
nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli bank dari pemasok
disertai dengan margin yang disepakati. Dalam murabahah penyerahan
barang dilakukan setelah akad dan pembayaran dapat dilakukan secara
cicilan. Salam adalah transaksi jual beli dengan barang yang belum ada.
Disini pembayaran dilakukan secara tunai dimuka dan penyerahan dilakukan
setelahnya. Disini bank bertindak sebagai pembeli dan nasabah sebagai
penjual. Isthisna merupakan transaksi yang mirip dengan salam, akan tetapi
pembayaran dapat dilakukan secara cicilan.
36
Landasan hukumnya adalah surat al-baqarah (2) 275 :
“ orang yang makan (mengambil) riba, tidak dapat berdiri melainkan
seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan)
penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu adalah disebabkan
mereka berkata, sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal
allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang
yang telah sampai kepadanya larangan dari tuhannya, lalu terus berhenti
(dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu
(sebelum datang larangan), dan urusannya (terserah) kepada allah. Orang
yang kembali (mengambil riba), maka mereka itu penghuni-penghuni
neraka, mereka itu kekal didalamnya.”
2) Pembiayaan dengan prinsip sewa
Prinsip syari‟ah yang digunakan yakni ijarah dan ijarah muntahiya
bitamlik. Pada ijarah objek transaksinya adalah jasa. Sedangkan IMBT
merupakan sewa yang diikuti pemindahan kepemilikan.
3) Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil
Produk pembiayaan syariah yang didasarkan atas prinsip bagi hasil
adalah pembiayaan musyarakah dan pembiayaan mudharabah. Musyarakah
disini dimana baik bank dan nasabah sama memberikan kontribusi dengan
keuntungan dan kerugian yang ditanggung bersama sesuai kesepakatan.
Mudharabah dimana salah satu pihak sebagai pemilik modal dan yang
satunya lagi sebagai pengelola.
37
4) Pembiayaan dengan akad pelengkap
Akad pelengkap ini tidak ditujukan untuk mencari keuntungan,
tetatapi ditujukan untuk mempermudah pelaksanaan pembiayaan. Yang
termasuk dalam akad pelengkap ini adalah hiwalah (peralihan utang), rahn
(gadai), qardh (pinjaman uang), wakalah (perwakilan), dan kafalah (garansi
bank).
c. Jasa (service)
Selain menjalankan fungsinya sebagai intermediaries, bank syariah
dapat pula melakukan berbagai pelayanan jasa perbankan pada nasabah.
Jasa tersebut antara lain yaitu sharf (jual beli valuta asing) dan ijarah (sewa)
misalnya penyewaan kotak penyimpan (safe deposit box) dan jasa tata
laksana administrasi dokumen (custodian).
6. Perkembangan bank syariah
Dengan adanya berbagai perkembangan perundangan dan kebijakan
yang ada di indonesia membawa bank syariah pada perkembangan yang cukup
signifikan. Dilihat dari kebijakan dan perundangan yang telah ada telah
memberi efek yang cukup baik bagi dunia perbankan syariah.
Dimulai dari titik tolak landasan hukum bank syariah melalui UU no 7
tahun 1992 tentang perbankan. Dalam UU tersebut prinsip syariah sudah
dinyatakan walaupun masih samar yang dinyatakan sebagai bagi hasi.
Kemudian prinsip ini benar-benar dinyatakan secara tegas dalam UU No 10
tahun 1998, kemudian diperbaharui menjadi UU No 23 tahun 1999 tentang
bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No 3 Tahun 2004.
38
Undang-undang ini memberikan arahan bagi konvensional untuk membuka
cabang syariah atau mengkonversikan diri menjadi bank syariah.
Landasan hukum bank syariah di Indonesia semakin kuat dengan
dikeluarkannya UU No 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah. Ada
beberapa hal penting yang menjadi catatat dari UU tersebut :
a. Adanya kewajiban mencantumkan kata „syariah‟ bagi bank syariah,
kecuali bagi bank-bank syariah yang telah beroperasi sebelum
berlakunya UU No 21 tahun 2008 (pasal 5 No. 4). Bagi bank umum
konvensional yang memiliki Unit Usaha Syariah (UUS) diwajibkan
mencantumkan nama syariah setelah nama bank (pasal 5 no.5)
b. Satu-satunya pemenang fatwa yang berkaitan dengan syariah adalah
MUI. Karena fatwa MUI harus diterjemahkan menjadi produk
perundang-undangan (dalam hal ini peraturan Bank Indonesia/PBI),
dalam rangka penyusunan PBI, BI membentuk komite perbankan
syariah yang beranggotakan unsur-unsur dari BI, departemen Agama,
dan unsur-unsur masyarakat dengan komposisi yang berimbang dan
memiliki keahlian di bidang syariah (pasal 26).
c. Adanya definisi baru mengenai transaksi murabahah. Dalam definisi
lama dijelaskan bahwa murabahah adalah jual beli barang sebesar
harga pokok barang ditambah dengan margin keuntungan. Menurut
UU No 21 tahun 2008 disebutkan bahwa akan murabahah merupakan
akad pembiayaan suatu barang dengan penegasan harga beli kepada
pembeli dan embeli membayarnya dengan harga lebih dengan
39
keuntungan yang disepakati. Diubahnya kata „jual beli‟ dengan kata
„pembiayaan‟ menjadi solusi bagi perbankan syariah. Karena dengan
adanya perubahan tersebut berarti bank transaksi murabahah menjadi
transaksi yang bebas pajak.
Dengan adanya peraturan-peraturan tersebut membuat perbankan
syariah semakin menuju pada lembaga yang menuju pada kesyari‟ahan.
Dimana untuk menjaga hal tersebut maka dibentuklah Dewan Pengawas
Syariah (DPS) yang bertugas untuk mengawasi operasional bank.
(Muhammad,2007;48)
F. Penelitian terdahulu
Sebagai acuan perbandingan untuk penelitian yang dilakukan oleh
peneliti, maka peneliti mencantumkan beberapa penelitian terdahulu
diantaranya :
1. Dian ariani (2007) persepsi masyarakat umum terhadap bank syari‟ah di
Medan.
Menyatakan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah
tingkat pendidikan, usia dan pelayanan mempengaruhi persepsi
masyarakat terhadap bank syari‟ah di Medan. Penelitian tersebut
menggunakan penelitian kuantitatif. Hasil penelitian tersebut terdapat
hubungan yang signifikan dan positif antara variable pendidikan, usia dan
pelayanan dengan persepsi masyarakat umum terhadap bank syari‟ah di
Medan. Dari ketiga variable bebas, terlihat bahwa variable pelayanan
merupakan variable utama yang memberikan kontribusi paling besar
40
dalam hubungannya dengan hasil persepsi masyarakat umum terhadap
bank syariah di Medan.
2. Lizta Siska Mutiara (2010) persepsi jual beli pembiayaan murabahah
terhadap motivasi mahasiswa menjadi nasabah bank syari‟ah
Menyatakan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
persepsi atas prinsip jual beli dalam pembiayaan murabahah terhadap
motivasi mahasiswa menjadi nasabah Bank syariah. Penelitian tersebut
menggunakan penelitian kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa
persepsi pembiayaan murabahah memiliki hubungan yang signifikan
terhadap motivasi mahasiswa menjadi nasabah bank syariah. Hal ini
terbukti dalam table coefficient, diperoleh nilai korelasi antara variable X
(persepsi jual beli pembiayaan murabahah) dengan variable Y (motivasi
mahasiswa menjadi nasabah Bank syari‟ah) sebesar 0,427, hal ini
menunjukan terdapat hubungan yang sedang dan positif karena berada
pada interval 0,40-0,599, dan berdasarkan pengujian hipotesis diperoleh
nilai T hitung sebesar 4,459 dan T table sebesar 1,6622. Karena nilai t
hitung > t table (4, 459> 1,6622) maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya
terdapat hubungan persepsi atas prinsip jual beli pembiayaan murabahah
terhadap motivasi mahasiswa menjadi nasabah bank syari‟ah.
3. Dani Panca Setiasih (2011) analisis persepsi, preferensi, sikap, dan
perilaku dosen terhadap perbankan syari‟ah.
Menyatakan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
persepsi, prefrensi sikap, dan perilaku dosen terhadap perbankan syari‟ah.
41
Penelitian ini bersifat kuantitatif dan metode pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan teknik penyebaran angket, hasil penelitian
menunjukan bahwa variable persepsi tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap sikap, diketahui bahwa nilai t hitung adalah 1,534
sedanhkan nilai t table adalah 1,692 yang lebih besar dibandingkan dengan
t hitung. Sedangkan variable preferensi mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap sikap hal ini diketahui bahwa nilai t hitung adalah
3,307. Sedangkan nilai t table adalah 1,692 yang lebih kecil dibandingkan
dengan t hitung dan variable sikap mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap perilaku diketahui bahwa nilai t hitung adalah 7,173 sedangkan
nilai t table adalah 1,692 yang lebih kecil dibandingkan dengan t hitung,
meskipun persepsi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap sikap
dosen pada perbankan syariah tetapi secara system perbankan syari‟ah
lebbih bagus atau amanah dibandingkan dengan perbankan konvensional.
4. Metawa dan almossawi (1998) dari hasil penelitiannya di Bahrain
menemukan bahwa keputusan nasabah dalam memilih bank adalah
karena lebih didorong oleh factor agama. Nasabah menekankan pada
ketaatannya pada prinsip-prinsip ajaran Islam. Selain itu juga keputusan
nasabah didorong oleh factor keuntungan, factor keluarga dan teman,
serta factor lokasi bank. Faktor-faktor tersebut dihubungkan dengan
karakterisik nasabah seperti umur, pendapatan, dan pendidikan ternyata
menunjukan bahwa secara signifikan factor agamis mempengaruhi
42
keputusan nasabah untuk memilih bank syari‟ah. ( kamal naser, vol.17
No.3, 1999.135-150)
5. T. Coyle (1999) melalui studi empirisnya di singapura dengan
menggunakan bahwa secara umum muslim maupun non muslim kurang
memahami produk bank syari‟ah. Sikap muslim dan non muslim dalam
memilih bank syari‟ah adalah pelayanan yang cepat dan efisien,
kerahasiaan bank, reputasi dan citra bank, ringannya biaya cek, dan
tersedianya tempat parkir, untuk nasabah penyimpanan dana non muslim,
bank yang dipilih adalah bank yang paling mampu memberikan
pendapatan paling besar (66,5 persen akan menarik dananya bila bank
syari‟ah tidak mampu memberikan pendapatan). (T.Coyle,Vol 8.No,
7,1999,16-18)
43
Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu
No Peneliti
(Tahun)
Judul
Penelitian
Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
1 Dani
Panca
Setiasih
(2011)
(journal)
Analisis
Persepsi,
preferensi,
sikap, dan
perilaku dosen
terhadap
perbankan
syari‟ah
Menggunakan
metode non
probability
sampling
dalam
penarikan
sampel
Teknik yang
digunakan
dalam
pengambilan
sampel
adalah
purposive
sampling
sedangkan
dalam
penelitian
ini
aksidental
sampling
Hasil penelitian
menunjukan
bahwa variabel
persepsi tidak
mempunyai
pengaruh yang
signifikan
terhadap sikap,
diketahui bahwa
nilai t hitung
adalah 1.534
sedangkan nilai t
tabel 1,692 yang
melebihi besar
dibandingkan
dengan t hitung.
44
Lanjutan Tabel 2.2
No Peneliti
(Tahun)
Judul
Penelitian
Metode Penelitian Hasil
Penelitian Persamaan Perbedaan
2 Liztya
Siska
Mutiara
(2010)
(journal)
Persepsi jual
beli
pembiayaan
murabahah
terhadap
motivasi
mahasiswa
menjadi
nasabah bank
syari‟ah
Menggunaka
n sampling
aksidental
dalam
pengambilan
sampel
Hanya
menggunak
an satu
variabel
bebas yaitu
persepsi
jual beli
pembiayaan
dalam
menentukan
motivasi
mahasiswa
menjadi
nasabah
bank
syari‟ah
sedangkan
dalam
penelitian
ini
menggunak
an tiga
variabel
yaitu
persepsi,
perilaku,dan
preferensi
Hasil
penelitian
menunjukan
bahwa
variabel
persepsi
pembiayaan
murabahah
memiliki
hubungan
yang
signifikan
terhadap
motivasi
mahasiswa
menjadi
nasabah
bank
syari‟ah
45
Lanjutan Tabel 2.2
No Peneliti
(Tahun)
Judul
Penelitian
Metode Penelitian Hasil
Penelitian Persamaan Perbedaan
3 BI Bank
Indonesia
(2000)
(journal)
Potensi,
preferensi dan
perilaku
masyarakat
Jawa tengah
terhadap bank
syari‟ah
Variabel
yang
digunakan
sama
dengan
penulis
yaitu
variabel
preferensi
dan perilaku
Menggunakan
variabel
potensi
Hasil dari
penelitian
terlihat
sebagian
responden
tidak tahu
84.40%
ketidaktahuan
masyarakat
terhadap
produk
perbankan
syari‟ah ini
sebetulnya
lebih banyak
masih
terbatasnya
jumlah
perbankan
syari‟ah yang
ada di jawa
tengah
46
Lanjutan Tabel 2.2
No Peneliti
(Tahun)
Judul
Penelitian
Metode Penelitian Hasil
Penelitian Persamaan Perbedaan
4 Khairuddin
(2005)
(journal)
Preferensi
nasabah
terhadap
produk
pembiayaan
mudharabah,
musyarakah
dan
murabahah
bank syari‟ah
Dalam
penelitian ini
hanya
menggunaka
n 1 variabel
yaitu
preferensi
Penulis
menggunaka
n 3 variabel
yaitu
persepsi,
perilaku dan
preferensi
Menunjukan
hasil bahwa
nasabah
berdasarkan
karakteristikny
a seperti jenis
kelamin,
pendidikan
terakhir dan
pendapatan
perbulan, tidak
mempunyai
sikap terhadap
semua atribut
produk
pembiayaan
bank syari‟ah
47
Lanjutan Tabel 2.2
No Peneliti
(Tahun)
Judul
Penelitian
Metode Penelitian Hasil
Penelitian Persamaan Perbedaan
5 Dian
Ariani
(2007)
(journal)
Persepsi
masyarakat
umum terhadap
bank syari‟ah
Hanya
menggunaka
n satu
variabel
Teknik
penarikan
sampel
dengan
menggunaka
n metode
simple
random
sampling,
sedangkan
penelitian
ini
menggunaka
n sampling
aksidental
Hasil
penelitian ini
menunjukan
bahwa terdapat
hubungan yang
signifikan dan
positif antara
variabel
pendidikan,
usia dan
pelayanan
dengan
persepsi
masyarakat
umum
terhadap bank
syariah di
medan.
48
G. Kerangka Berfikir
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, tujuan penelitian, dan
landasan teori yang menjelaskan pengaruh persepsi, perilaku ,dan preferensi
masyarakat santri terhadap produk dan prinsip perbankan syari‟ah maka
disusunlah kerangka berpikir dari penelitian ini dalam gambar berikut:
Gambar 2.1
Metode Analisis Data :
1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas b. Uji Multikolonieritas c. Uji Heterokedastisitas d. Uji Autokorelasi
2. Uji Hipotesis a. Uji t (Parsial) b. Uji F (Simultan) c. Uji Adjusted R Square
3. Analisis Regresi Linier Berganda
Pondok Pesantren Modern Ibadurrahman
Persepsi Santri (x1) Perilaku Santri (x2) Preferensi Santri (x3)
Produk dan Prinsip Perbankan Syari’ah (Y)
Uji Kualitas Data
1. Uji Validitas
2. Uji realibilitas
Kesimpulan, Implikasi
49
(X1), perilaku (X2) , dan preferensi (X3) masyarakat santri pondok
pesantren terhadap perbankan syariah. Sedangkan variabel terikatnya (Y)
adalah perbankan syariah yang diukur dengan produk dan prinsip perbankan
syari‟ah yang akan diuji baik secara parsial maupun simultan.
H. Keterkaitan antar Variabel
1. Persepsi terhadap produk dan prinsip perbankan syari’ah
Menurut Jalaludin (2011) persepsi merupakan pengalaman tentang objek,
peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan
menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah
memberikan makna pada stimulus indrawi. Hubungan sensasi dengan
persepsi sudah jelas dan memiliki kemampuan mempengaruhi yang luar
biasa. Menurut Hamidi (2000) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa
persepsi secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap
perbankan syari‟ah dan persepsi merupakan variabel dominan terhadap
perbankan syari‟ah .dimana persepsi masyarakat perbankan syari‟ah
merupakan perbankan yang menggunakan syari‟at islam dimana syari‟at
tersebut harus dijalankan untuk membentuk pribadi muslim yang sejati.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan antara persepsi
terhadap produk dan prinsip perbankan syari‟ah. Hasil penelitian ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hamidi (2000) dalam
penelitian nya menyebutkan bahwa persepsi masyarakat berpengaruh
signifikan terhadap perbankan syari‟ah.
50
2. Perilaku masyarakat terhadap produk dan prinsip perbankan
syari’ah
Menurut Prasetijo dan Ihalauw(2005).perilaku dapat diartikan sebuah
studi tentang bagaimana pembuat konsumen dapat diartikan sebuah studi
tentang bagaimana pembuat keputusan baik individu, sekelompok,
ataupun organisasi membuat keputusan beli atau melakukan transaksi
pembelian suatu produk dan mengkonsumsinya. Menurut Kotler (2009)
menhimpulkan perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana
individu, kelompok dan organisasi memiliuh, membeli, menggunakan,
dan bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan
kebutuhan dan keinginan mereka.menurut Ary permata, Deny Nevita
dalam penelitiannya menyebutkan bahwa perilaku masyarakat secara
sendiri-sendiri (parsial) mempunyai pengaruh signifikan terhadap
perbankan syari‟ah dan perilaku masyarakat merupakan variabel dominan
terhadap produk dan prinsip perbankan syari‟ah. Hasil penelitian ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan Zainal arifin(2015), Hasil
penelitian nya menyebutkan bahwa perilaku masyarakat berpengaruh
positif dan signifikan terhadap produk dan prinsip perbankan syari‟ah. Ini
berarti semakin nyaman masyarakat menggunakan produk perbankan
syariah semakin meningkat masyarakat untuk menggunakan perbankan
syari‟ah
.
51
3. Preferensi masyarakat terhadap produk dan prinsip perbankan
syari’ah
Menurut Vivian (2010), preferensi merupakan makna
Recommended