View
8
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
i
ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI
KUBIS DI DESA TONGKO KECAMATAN BAROKO
KABUPATEN ENREKANG
RISNAYANTI
105961116416
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
i
ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI
KUBIS DI DESA TONGKO KECAMATAN BAROKO
KABUPATEN ENREKANG
RISNAYANTI
105961116416
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
Strata Satu (S-1)
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TONGKO
2020
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Judul : Analisis Produksi dan Pendapatan Usahatani Kubis di
Desa Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang
Nama : Risnayanti
Stambuk : 105961116416
Program Studi : Agribisnis
Fakultas : Pertanian
Disetujui
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
Dr. H. Abdul Halil, S.P., M.P. Sitti Arwati, S.P., M.Si.
NIDN. 0909003630 NIDN. 0901057903
Diketahui
Dekan Fakultas Pertanian Ketua Program Studi Agribisnis
Dr. H. Burhanuddin, S.Pi., M.P. Dr. Sri Mardiyati, S.P., M.P.
NIDN. 0912066901 NIDN. 0921037003
iii
PENGESAHAN KOMISI PENGUJI
Judul : Analisis Produksi dan Pendapatan Usahatani Kubis di
Desa Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang
Nama : Risnayanti
Stambuk : 105961116416
Program Studi : Agribisnis
Fakultas : Pertanian
KOMISI PENGUJI
Nama Tanda Tangan
1. Dr.Abdul Halil, S.P.,M.P. (…………………….....) Ketua Sidang
2. Sitti Arwati, S.P., M.Si. ... (……………………….) Sekretaris
3. Dr.Ir. Nurdin, M.M . (……………………….) Anggota
4. Ardi Rumallang, S.P., M.M. (……………………….) Anggota
Tanggal Lulus : 27 November 2020
iv
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI
DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Analisis Produksi dan
Pendapatan Usahatani Kubis di Desa Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten
Enrekang adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam
bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
daftar pustaka dibagian akhir skripsi ini.
Makassar,
Risnayanti 105961116416
v
ABSTRAK
RISNAYANTI.105961116416. Analisis Produksi dan Pendapatan Usahatani
Kubis di Desa Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang.Dibimbing oleh
ABDUL HALIL dan SITTI ARWATI.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Produksi dan Pendapatan
Usahatani Kubis di Desa Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang.
Populasi dalam penelitian ini adalah petani kubis yang ada di Desa
Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang yang berjumlah 317
orang.Peneliti memilih petani kubis sebesar 10% dari jumlah populasi, sehingga
diperoleh 32 orang responden sebagai sampel dalam penelitian ini. Pengambilan
sampel dilakukan secara simpel rondom sampling, yaitu pengambilan sampel
secara acak dengan pertimbangan bahwa petani kubis bisa memberikan informasi
yang lebih detail dan terperinci tentang budidaya tanaman kubis di Desa Tongko.
Teknik analisis data yang digunakan yaitu Analisis deskriptif dan analisis
pendapatan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi kubis di Desa Tongko
Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang adalah sebanyak 346.500 Kg dengan
rata-rata produksi sebanyak 10.828 Kg. Sedangkan rata-rata pendapatan petani
kubis dalam satu kali musim tanam sebesar Rp 10.804.359.
Kata Kunci : Usahatani Kubis, Produksi, Pendapatan
vi
ABSTRACT
RISNAYANTI.105961116416. Analysis of Cabbage Farming Production and
Income in Tongko Village, Baroko District, Enrekang Regency.Guided by
ABDUL HALIL and SITTI ARWATI.
This research aims to analyze the Production and Income of Cabbage
Farming in Tongko Village, Baroko District, Enrekang Regency.
The population in this study is cabbage farmers in the village of Tongko
District Baroko Enrekang regency which amounts to 317 people. Researchers
selected cabbage farmers for 10% of the population, so 32 respondents were
obtained as samples in the study. Sampling is done simply rondom sampling,
namely random sampling with the consideration that cabbage farmers can provide
more detailed and detailed information about the cultivation of cabbage crops in
Tongko Village. Data analysis techniques used are descriptive analysis and
revenue analysis.
The results showed that cabbage production in Tongko Village baroko
district enrekang regency is as much as 346.500 Kg with an average production of
10.828 Kg. While the average income of cabbage farmers in one growing season
is Rp 10.804.359.
Keywords : Cabbage Farming, Production, Income
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hambanya. Shalawat dan salam tak
lupa hanturkan kepada baginda Rasulullah SAW, sang revolusioner sejati yang
telah menyalakan lilin pencerahan untuk kehidupan ini. Dan tak lupa pula kepada
keluarganya, sahabat dan para pengikutnya yang setia kepada beliau, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Produksi dan
Pendapatan Usahatani Kubis di Desa Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten
Enrekang.”
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi salah
satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana pada Jurusan Agribisnis Fakultas
Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang
terhormat :
1. Dr. H. Abdul Halil, S.P., M.P., selaku pembimbing I dan Sitti Arwati, S.P.,
M,Si., selaku pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya
membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi dapat diselesaikan.
2. Bapak Dr. H. Burhanuddin, S.Pi, M.P., selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Ibu Dr. Sri Mardiyati, S.P., M.P., selaku Ketua Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.
viii
4. Kedua orang tua ayahanda Arifin R dan ibunda Nurbaya, dan kakak tersayang
Nur Arifah A dan adik-adikku tercinta Nur Ariska A, Nabila Zahirah dan
Sabrina Almaira serta segenap keluarga yang senantiasa memberikan bantuan
kepada penulis baik moril maupun materil serta do’a yang tak putus-putusnya
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Seluruh Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Makassar yang telah membekali segudang ilmu kepada
penulis.
6. Kepada pihak pemerintah Kecamatan Baroko Khususnya kepala Desa Tongko
beserta jajarannya yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian
di Daerah Tersebut.
7. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi dari awal hingga akhir
yang penulis tidak dapat sebut satu persatu.
Akhir kata semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat informasi bagi
dunia pertanian, khususnya dalam analisis produksi dan pendapatan dalam suatu
gagasan usaha dalam usahatani. Semoga Kristal-kristal Allah senantiasa tercurah
kepadanya. Amin
Makassar,
Risnayanti
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PENGUJI ............................................. iii
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................. iv
ABSTRAK ........................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii
I. PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 3
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................. 4
1.4 Kegunaan Penelitian .............................................................................. 4
II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 6
2.1 Usahatani ................................................................................................ 6
2.2 Tanaman Kubis ...................................................................................... 7
2.3 Produksi ................................................................................................. 8
2.4 Penerimaan ........................................................................................... 13
2.5 Pendapatan ........................................................................................... 14
2.6 Penelitian Terdahulu Yang Relevan ..................................................... 16
x
2.7 Kerangka Pikir ..................................................................................... 19
III. METODE PENELITIAN .............................................................................. 20
3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian ............................................................... 20
3.2 Teknik Penentuan Sample .................................................................... 20
3.3 Jenis dan Sumber Data ......................................................................... 21
3.4 Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 21
3.5 Teknik Analisis Data ............................................................................ 22
3.6 Definisi Operasional.............................................................................. 24
IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN ..................................... 25
4.1 Letak Geografis .................................................................................... 25
4.2 Kondisi Demografis ............................................................................. 26
4.3 Kondisi Pertanian .................................................................................. 29
V. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................... 30
5.1 Identitas Responden ............................................................................. 30
5.2 Produksi Usahatani Kubis .................................................................... 35
5.3 Pendapatan Usahatani Kubis ................................................................ 42
VI. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 46
6.1 Kesimpulan .......................................................................................... 46
6.2 Saran ..................................................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
Teks
1. Perkembangan Luas Lahan dan Produksi Tanaman Kubis 2014-2018
di Desa Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang ................. 2
2. Penelitian terdahulu yang relevan ....................................................... 16
3. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Tongko Kecamatan
Baroko Kabupaten Enrekang .............................................................. 26
4. Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Tongko
Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang ........................................... 27
5. Mata Pencaharian Penduduk di Desa Tongko Kecamatan Baroko
Kabupaten Enrekang ........................................................................... 28
6. Tingkat Umur Responden Penduduk di Desa Tongko Kecamatan
Baroko Kabupaten Enrekang ............................................................. 31
7. Tingkat Pendidikan Responden Petani Kubis di Desa Tongko
Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang ............................................ 32
8. Jumlah Tanggungan Keluarga Responden Petani Kubis di Desa
Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang .............................. 33
9. Pengalaman Berusahatani Responden Petani Kubis di Desa
Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang .............................. 34
10. Luas Lahan Responden Petani Kubis di Desa Tongko Kecamatan
Baroko Kabupaten Enrekang ............................................................ 35
11. Penggunaan Biaya Tetap Petani Kubis di Desa Tongko Kecamatan
baroko Kabupaten enrekang ................................................................ 39
12. Penggunaan Biaya Variabel Petani Kubis di Desa Tongko Kecamatan
Baroko Kabupaten Enrekang ............................................................. 40
13. Penerimaan dan pendapatan Usahatani Kubis di Desa Tongko
Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang ........................................... 44
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
Teks
1. Identitas Responden Usahatani Kubis di Desa Tongko Kecamatan
Baroko Kabupaten Enrekang ................................................................ 50
2. Biaya Variabel Usahatani Kubis di Desa Tongko Kecamatan
Baroko Kabupaten Enrekang ................................................................ 51
3. Biaya Tetap Usahatani Kubis di Desa Tongko Kecamatan Baroko
Kabupaten Enrekang ............................................................................. 53
4. Biaya Total Produksi Usahatani Kubis di Desa Tongko Kecamatan
BarokoKabupaten Enrekang ................................................................ 54
5. Penerimaan Usahatani Kubis di Desa Tongko Kecamatan Baroko
Kabupaten Enrekang ............................................................................. 55
6. Pendapatan Usahatani Kubis di Desa Tongko Kecamatan Baroko
Kabupaten Enrekang ............................................................................. 56
7. Peta Administrasi Kabupaten Enrekang ............................................... 57
8. Peta Administrasi Kabupaten Enrekang ............................................... 58
9. Dokumentasi Penelitian ....................................................................... 59
I.PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertanian merupakan salah satu sektor yang memiliki peran penting di
Indonesia. Sektor pertanian berperan sebagai basis ekonomi rakyat di pedesaan,
menyerap tenaga kerja, menguasai hajat hidup sebagian besar orang, dan
memberikan sebesar 12,9% kontribusi dari PDB nasional (BPS, 2007).
Penyediaan pangan untuk mewujudkan ketahanan pangan dan bahan
mentah yang dibutuhkan oleh negara sektor pertanian juga berperan besar
dalamnya. Menurut Sundari, (2011) dengan peningkatan jumlah penduduk maka
kebutuhan produk-produk pertanian juga semakin dan sektor ini juga merupakan
sumber pekerjaan dan pendapatan bagi sebagian besar penduduk negara
berkembang seperti di Indonesia
Sektor pertanian yang cukup potensial untuk dikembangkan dan
mempunyai nilai ekonomi tinggi adalah komoditas hortikultura.Salah satu
komoditas hortikultura yang berkembang pesat di Indonesia yaitu sayuran.Salah
satu komoditas unggulan sayuran yang paling dominan dibudidayakan oleh petani
dalam meningkatkan pendapatan adalah tanaman kubis.Kubis tergolong tanaman
semusim, dan dikenal disetiap daerah ditanah air.Dibeberapa daerah
pembudidayaan sudah lama dilakukan namun karena daerahnya terbatas,
produksinya masih jauh dari kebutuhan pasar. Tanaman kubis akan tumbuh baik
bila ditanam didaerah berhawa dingin temperatur optimum yang dikehendaki
2
antara 15ºC-20ºC. Sedangkan kelembapan yang baik pada kisaran antara 60-90%
(Pracaya, 2001).
Kabupaten Enrekang dikenal sebagai daerah penghasil sayur-sayuran yang
cukup besar di Sulawesi Selatan.Salah satu tanaman hortikultura yang paling
dominan dibudidayakan olah para petani yang ada di Kabupaten Enrekang adalah
jenis komoditi kubis, dimana kubis atau yang sering disebut kol merupakan
tanaman sayur yang hanya tumbuh di dataran tinggi.
Keadaan alam di Desa Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang
sangat cocok untuk berusahatani kubis.Tanaman ini merupakan salah satu sumber
mata pencaharian sebagian besar penduduk di Kecamatan Baroko, dan didua
kecamatan terdekat yaitu, Kecamatan Alla dan Kecamatan Masalle.Ketiga
Kecamatan ini merupakan daerah yang potensial dalam usahatani dan
pengembangan serta peningkatan produksi tanaman kubis.
Berikut data perkembangan luas lahan dan produksi tanaman kubis tahun
2014-2018 di Desa Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang dapat dilihat
pada Tabel 1 sebagai berikut:
Tabel l. Perkembangan Luas Lahan dan Produksi Tanaman Kubis Tahun 2014-
2018 di Desa Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang
Tahun Luas area (Ha) Produksi (Ton)
2014
2015
2016
2017
2018
263
238
238
321
329
104.655
86.200
86.200
12.840
110.800
Sumber:Dinas Pertanian Dan Perkebunan Kecamatan Baroko Dalam Angka 2014-2018.
3
Dari data pada Tabel.1 menunjukkan bahwa pada tahun 2014 dengan luas
area 236 Ha dengan jumlah produksi yaitu 104655 Ton. Sementara itu, pada tahun
2015 mengalami penurunan yaitu luas area 238 Ha dengan jumlah produksi 86200
Ton dan pada tahun 2016 tidak mengalami peningkatan maupun penurunan luas
area dan jumlah produksi. Produksi dan luas area (Ha) pada tahun 2017 dan 2018
mengalami peningkatan.
Usahatani Kubis di Desa Tongko merupakan kegiatan yang sudah turun
temurun dilakukan. Kegiatan usahatani ini bertujuan untuk memperoleh
keuntungan yang maksimum dari biaya produksi yang digunakan dalam proses
produksi usahatani kubis. Faktor lain yang sangat berpengaruh terhadap tingkat
pendapatan yaitu produksi yang diperoleh petani. Maka dibutuhkan cara untuk
meningkatkan pendapatan komoditas kubis. Peneliti memilih usahatani kubis
sebagai objek penelitian karena peneliti ingin mengetahui apakah kegiatan
usahatani yang dilakukan oleh petani kubis di Desa Tongko Kecamatan Baroko
Kabupaten Enrekang memperoleh keuntungan. Hal ini membuat penulis tertarik
untuk melakukan penelitian tentang “Analisis Produksi dan Pendapatan
Usahatani Kubis di Desa Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah yang dapat ditarik
sebagai berikut:
1. Bagaimana jumlah produksi usahatani kubis di Desa Tongko Kecamatan
Baroko Kabupaten Enrekang ?
4
2. Bagaimana jumlah pendapatan usahatani kubis di Desa Tongko Kecamatan
Baroko Kabupaten Enrekang ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Menganalisis produksi usahatani kubis di Desa Tongko Kecamatan Baroko
Kabupaten Enrekang.
2. Menganalisis pendapatan usahatani kubis di Desa Tongko Kecamatan Baroko
Kabupaten Enrekang.
1.4 Kegunaan Penelitian
Kegunaan dari penelitian ini Antara lain :
1. Bagi pemerintah setempat, sebagai bahan pertimbangan dan evaluasi dalam
proses pengambilan keputusan dalam penerapan strategi kebijaksanaan
mengenai pertanian khususnya pada pertanian hortikultura dalam hal ini
komoditas kubis.
2. Bagi peneliti, menambah wawasan peneliti tentang usahatani kubis dan dapat
menerapkan teori-teori yang telah didapatkan pada saat proses perkuliahan
dengan terjun langsung ke lapangan dalam hal ini di Desa Tongko Kecamatan
Baroko Kabupaten Enrekang.
3. Bagi petani, diharapkan dapat menjadi masukkan dan bahan pertimbangan
dalam pengambilan keputusan dan pengembangan usahatani kubis.
5
4. Bagi pihak lain, sebagai bahan tambahan informasi dan perbandingan
terhadap penelitian-penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan analisis
produksi dan pendapatan usahatani kubis.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Usahatani
Usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang
mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien untuk tujuan
memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu (Soekarnowati, 2002).
Dalam banyak analisis usahatani yang dilakukan maka maksud dan tujuan
mengetahui atau meneliti keunggulan komparatif, kenaikan hasil yang semakin
menurun, substitusi pengeluaran biaya usahatani, biaya yang diluangkan, pemilik
cabang usaha, dan baku timbang tujuan.
Menurut Suratiyah (2008) ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari
bagaimana seseorang mengusahakan dan mengkoordinir faktor-faktor produksi
berupa lahan dan alam sekitarnya sebagai modal sehingga memberikan manfaat
yang sebaik-baiknya.keberhasilan dalam suatu usahatani dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu faktor-faktor pada usahatani itu sendiri (faktor internal) dan
faktor-faktor dari luar usahatani (faktor eksternal).Faktor-faktor internal usahatani
terdiri dari petani pengelola, tanah usahatani, tenaga kerja, modal, tingkat
teknologi, jumlah keluarga, dan kemampuan petani dalam mengaplikasikan
penerimaan keluarga.Adapun faktor eksternal terdiri sarana transportasi dan
komunikasi, harga output, harga faktor produksi, fasilitas kredit, dan penyuluhan
bagi petani.Menurut Suratiyah (2008), analisis usahatani antara lain dapat dilihat
melalui biaya, pendapatan, dan efisiensi.
7
Ilmu usahatani merupakan cabang dari ilmu pertanian, untuk mengganti
istilah (farm manajemen), ilmu ini mempelajari usahatani yang meliputi
organisasi, operasi, pembiayaan dan penjualan (Juliana, 2006).Usahatani adalah
himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat ditempat itu yang diperlukan
untuk produksi pertanian seperti tubuh tanah dan air, perbaikan-perbaikan yang
telah dilakukan diatas tanah itu, sinar matahari (Hanafie, 2010).
2.2 Tanaman Kubis
Kubis atau Kol merupakan tanaman sayuran famili Brassicacea berupa
tumbuhan berbatang lunak yang mulanya tumbuh disepanjang pantai laut Tengah
dan pantai laut Atlantik Eropa Barat.Kubis mulai ditanam di kebun-kebun Eropa
kira-kira abad ke 9 dan dibawa ke Amerika oleh imigran Eropa ke Indonesia abad
ke 16 atau 17.
Berdasarkan klasifikasinya, kubis/kol termasuk dalam :
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Famili : Cruciferae
Gebus : Brassica
Spesies : Brassica oleracea
Umumnya tanaman kubis merupakan tanaman semusim (anual) yang
berbentuk perdu.Akar tanaman kubis relatif dangkal, yaitu antara 20-30 cm.
Batang tanaman kubis umumnya pendek dan banyak mengandung air.Di
sekeliling batang hingga titik tumbuh terdapat helai daun yang bertangkai dan
8
lebar. Daun-daun atas pada fase generative akan saling menutupi satu sama lain
berbentuk krop (Rukmana, 1994).
Secara umum tanaman kubis dapat tumbuh pada semua jenis tanah.
Namun demikian, kubis akan tumbuh optimal bila ditanam pada tanah yang kaya
bahan organik. Selama hidupnya kubis memerlukan air yang cukup tetapi tidak
boleh berlebihan, jika tanaman kubis kekurangan atau kelebihan air maka tanaman
kubis akan mati (Indrianti, 1993).
Tanaman kubis akan tumbuh dengan baik bila ditanam di daerah yang
berhawa dingin dengan suhu optimum yang dikehendaki 15ºC - 20ºC. Menurut
Pracaya (2001) pada kisaran 60 - 90% merupakan kelembapan yang baik untuk
ditanam kubis. Pada umumnya tanaman kubis hanya baik ditanam didataran tinggi
dengan ketinggian antara 1.000 – 3.000 mdpl.Tetapi adapula varietas kubis yang
dapat tumbuh di dataran rendah, misalnya kubis putih hybrid K-Y dan K-K dari
Jepang (Sunarjono Hendro, 2014).
2.3 Produksi
2.3.1 Pengertian produksi
Produksi dapat dilihat dari dua arti yaitu dalam arti sempit dan dalam arti
luas. Pengertian produksi dalam arti sempit yaitu “merubah bentuk barang-barang
baru” sedangkan makna atau pengertian produksi dalam arti luas adalah “setiap
usaha yang menimbulkan keuntungan (Utility)” dapat pula dikatakan bahwa
produksi adalah segala kegiatan yang mempertinggi faedah barang-barang baik
secara langsung maupun tidak langsung untuk memenuhi kebutuhan manusia,
produksi secara langsung yaitu produksi yang menggunakan faktor-faktor
9
produksi alam dan tenaga kerja sedangkan tidak langsung sudah mempergunakan
faktor produksi turunan yaitu modal dan keahlian (Mubyarto, 2008).
Produksi adalah transportasi atau faktor produksi menjadi barang produksi
atau proses dimana masukkan (input) diubah menjadi iuran (output). Aktivitas
produksi dilakukan oleh produsen setelah melakukan analisis perilaku
konsumen.Agar produksi diterima oleh pasar, maka produksi yang harus
dihasilkan harus mempunyai nilai tambah. Tujuannya agar aktivitas ekonomi
tersebut mencapai titik optimal dan tidak terjadi pemborosan (Masyuri, 2007).
Dengan kata lain produksi adalah merupakan keterkaitan komponen satu ( input)
dengan komponen lain (output) dan juga menyangkut prosesnya terjadi interaksi
satu dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan.
2.3.2 Faktor-Faktor Produksi
Menurut Soekartawi (2006) ada empat unsur pokok atau faktor-faktor
Produksi dalam usahatani:
1. Lahan
Lahan usahatani sering diartikan sebagai tanah yang disiapkan untuk
diusahakan untuk kegiatan usahatani.Lahan ini dapat berupa tanah pekarangan,
tegalan, sawah dan sebagainya.Lahan berdasarkan statusnya dapat dikelompokkan
menjadi tiga yaitu Lahan milik, lahan sewa, dan lahan sakap.
2. Tenaga Kerja
Faktor produksi tenaga kerja merupakan faktor produksi yang penting dan
perlu dipertimbangkan dalam proses produksi dalam jumlah yang cukup baik
kualitasnya maupun kuantitasnya. Adapun hal yang perlu diperhatikan dalam
10
faktor produksi tenaga kerja adalah ketersediaan tenaga kerja, kualitas tenaga
kerja, jenis kelamin tenaga kerja, tenaga kerja musiman dan upa tenaga kerja.
3. Modal
Modal dalam kegiatan produksi pertanian dibedakan menjadi dua macam
yaitu modal tetap dan modal tidak tetap atau variabel. Modal tetap didefinisikan
sebagai biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi yang tidak habis dalam
sekali proses produksi. Modal ini terdiri dari tanah bangunan, mesin, dan
sebagainya, sementara itu modal tidak tetap adalah biaya yang dikeluarkan dalam
proses produksi dan habis dalam satu kali produksi, misalnya biaya produksi yang
dikeluarkan untuk pembelian benih, pupuk, obat-obatan dan lain-lainnya
4. Manajemen
Manajemen dapat diartikan sebagai seni dalam melakukan, merencanakan,
mengorganisasikan dan melaksanakan serta mengevaluasi suatu produksi,
manajemen berhubungan erat dengan mengelolahorang-orang dalam tingkatan
produksi.
2.3.3 Biaya Produksi
Biaya adalah setiap kegiatan yang dilakukan pada suatu usaha memerlukan
pengorbanan fisik dan non fisik, baik langsung maupun tidak langsung.Menurut
Mulyadi (2003) biaya adalah pengeluaran sumber daya yang telah dikorbankan
untuk mewujudkan tujuan tertentu.Biaya produksi dalam usahatani dapat berupa
uang tunai, upah kerja untuk biaya persiapan dan penggarapan tanah, biaya
pembelian pupuk, biaya bibit, Herbisida dan sebagainya (Mubyarto, 2008).
11
Menurut Mubyanto (2008) biaya dapat dibedakan menjadi beberapa
macam yaitu :
1. Biaya tetap, biaya yang harus dikeluarkan oleh petani yang penggunaannya
tidak habis dalam masa satu kali produksi dan tidak dipengaruhi oleh besar
atau kecilnya produksi, seperti membajak dalam satu kali proses produksi
tanah, retribusi air, gaji karyawan tetap, penyusutan alat dan bangunan
pertanian.
2. Biaya variabel yaitu biaya yang besar kecilnya tergantung pada jumlah
produksi yang diperoleh dari biaya pupuk, herbisida, upah langsung petani,
dan alat-alat pertanian.
2.3.4 Tujuan Produksi
Menurut Mubyarto (2008) tujuan dari produksi itu sendiri yaitu:
1. Memenuhi kebutuhan manusia memiliki beragam kebutuhan terhadap barang
dan jasa yang harus dipenuhi dengan kegiatan produksi apalagi jumlah
manusia terus bertambah.
2. Mencari keuntungan atau laba. Dengan memproduksi barang atau jasa,
produsen berharap bisa menjual dan memperoleh laba sebanyak-banyaknya
sehingga kegiatan usaha yang dilakukan beraktivitas untuk memperoleh
keuntungan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
2.3.5 Fungsi Produksi
Fungi produksi adalah hubungan diantara faktor-faktor produksi dan
tingkat yang diciptakan. Fungsi produksi akan berfungsi ketika terdapat beberapa
12
faktor yang mempengaruhi output produksi. Tujuan dari kegiatan produksi adalah
memaksimalkan jumlah output dengan jumlah input tertentu ( Nicholes, 2002).
Fungsi produksi berkaitan antara faktor-faktor dan tingkat produksi yang
diciptakan. Faktor-faktor produksi dikenal juga dengan istilah input dan hasil
produksi sering juga dinamakan output. Fungsi produksi dapat memberi gambaran
tentang produksi yang efisien secara teknis, artinya semua penggunaan input
dalam produksi serba minimal atau serba efisien (Sukino, 2000).
Model fungsi produksi yaitu fungsi produksi Leontief dan fungsi produksi
Cobb-Douglas. Fungsi produksi model Leontief pada umumnya digunakan untuk
menganalisis input-output sehingga sering disebut sebagai fungsi produksi input-
output (Nicholes, 2002),
Fungsi produksi model Cobb-Douglas merupakan persamaan yang
melibatkan dua atau lebih variabel yang terdiri dari satu variabel dependen (Y)
dan variabel independen (X). Perkembangan selanjutnya dari variabel Cobb-
douglas adalah fungsi frontieryaitu fungsi produksi yang dipakai untuk mengukur
bagaimana fungsi sebenarnya terhadap posisi frontiernya (Soekartawati,
2003).Secara matematis persamaan model Cobb-douglas dituliskan sebagai
berikut :
Y =
Bila fungsi produksi model Cobb-Douglas tersebut dinyatakan dalam
hubungan Y dan X maka:
Y = f ( , …….. )
13
Keterangan :
X = Variabel yang dijelaskan
Y = Variabel yang menjelaskan
a,b = Besaran yang diduga
e = Logaritma Natural ( e =2718)
2.4 Penerimaan
Penerimaan adalah hasil kali antara jumlah produksi dengan harga
jual.Didalam memproduksi suatu barang, ada dua hal menjadi fokus utama dari
seseorang pengusaha dalam rangka mendapatkan keuntungan yang maksimum,
yaitu ongkos (cost) dan penerimaan (Revenue). Menyatakan penerimaan usahatani
adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual (Soekartawati
2002).
Penerimaan adalah nilai uang yang diterima dari hasil penjualan produksi,
sebelum dikurangi biaya total yang dikeluarkan. Selanjutnya ditambahkan bahwa
jenis-jenis penerimaan yang bisa dihasilkan diantaranya :
1. Penerimaan tunai dari hasil penjualan usahatani dan segala keuntungan yang
berhubungan dengan kegiatan usahatani
2. Penerimaan dalam bentuk natural seperti komoditi yang dihasilkan usahatani.
3. Penerimaan atau penghasilan bukan tunai seperti perubahan nilai produksi
atau barang milik.
4. Penerimaan dan sumber-sumber diluar usahatani seperti upah tenaga kerja
(Soekartawi 2000).
14
Selanjutnya dinyatakan bahwa semakin banyak produksi yang dihasilkan
maka semakin tinggi harga per unit produksi bersangkutan, maka penerimaan total
yang diterima produsen akan semakin besar, sebaliknya jika produk yang
dihasilkan sedikit dan harganya rendah maka penerimaan total yang diterima oleh
produsen semakin kecil penerimaan total yang dikeluarkan akan memperoleh
pendapatan bersih yang merupakan keuntungan yang diperoleh. Menurut
Soekartawi 2006, adapun rumus dari penerimaan yaitu:
TR = Y.PY
Keterangan :
TR = Total Penerimaan (Total Revenue)
Y = Produksi yang diperoleh dalam satuan usahatani (Kg)
Py = Harga per Kg (Rp/Kg)
2.5 Pendapatan
Pendapatan merupakan salah satu indikator untuk mengukur kesejahteraan
seseorang atau masyarakat, sehingga pendapatan masyarakat ini mencerminkan
kemajuan ekonomi suatu masyarakat.Menurut Sukirno (2002), Pendapatan
individu merupakan pendapatan yang diterima seluruh rumah tangga dalam
perekonomian dari pembayaran atau pengukuran faktor-faktor produksi yang
dimilikinya dan dari sumber lainnya.
Pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diterima oleh penduduk atas
prestasi kerjanya selama satu periode tertentu, naik harian, mingguan, bulanan
ataupun tahunan (Sukirno, 2006).Secara garis besar pendapatan digolongkan
menjadi tiga golongan, yaitu:
15
1. Gaji dan upah, yaitu imbalan yang diperoleh setelah orang tersebut
melakukan pekerjaan untuk orang lain yang diberikan dalam waktu satu hari,
satu minggu, atau satu bulan.
2. Pendapatan dari usaha sendiri merupakan nilai total dari hasil produksi yang
dikurangi dengan biaya-biaya yang dibayar dan usaha ini merupakan usaha
milik sendiri atau keluarga sendiri, nilai sewa kapital milik sendiri dan semua
biaya ini biasanya tidak diperhitungkan.
3. Pendapatan dari usaha lain, yaitu pendapatan yang diperoleh tanpa
mencurahkan tenaga kerja dan ini merupakan pendapatan sampingan, antara
lain pendapatan dari hasil menyewakan aset yang dimiliki, bunga dari uang,
sumbangan dari pihak lain, pendapatan pensiun, dan lain-lain.
Kegiatan usaha pada akhirnya akan memperoleh pendapatan berupa nilai
uang yang diterima dari penjualan produk yang dikurangi biaya yang lebih untuk
dikeluarkan. Pendapatan dapat dibagi menjadi 3 pendapatan yaitu sebagai berikut:
1. Pendapatan kotor ( Gross Income) adalah pendapatan usahatani yang belum
dikurangi biaya-biaya lain.
2. Pendapatan bersih ( Net Income) adalah pendapatan setelah dikurangi biaya.
3. Pendapatan pengelola (Management Income) adalah pendapatan merupakan
hasil pengurangan dari total output dengan total input.
Pendapatan usahatani yaitu selisih antara penerimaan kotor atau
penerimaan usahatani dengan total biaya yang dikeluarkan dari usahatani tersebut.
Pendapatan bersih sering pula disebut Net Farm Income, dimana pendapatan
bersih ini digunakan untuk mengukur imbalan yang diperoleh keluarga petani dari
16
penggunaan faktor-faktor produksi, pengelolaan, dan modal milik sendiri atau
pinjaman yang diinvestasikan kedalam usahatani. Menurut Soekartawi, 2002)
Adapun rumus pendapatan yaitu :
Pd = TR-TC
Keterangan :
Pd = Pendapatan
TR = Total Penerimaan (Total Revenue)
TC = Total Biaya (Total Cost)
2.6 Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Berikut ini adalah tabel penelitian terdahulu yang dijadikan acuan dalam
penelitian ini :
Tabel 2. Penelitian Terdahulu yang Relevan
No. NAMA Judul Hasil
1. Suardana
(2013)
Analisis Produksi dan
Pendapatan Usahatani
Padi Sawah Dengan
pola Jajar Legowo di
Desa Laantula Jaya
Kecamatan Witaponda
Kabupaten Morowali
penerimaan yang diperoleh petani
padi sawah dengan jajar legowo di
Desa Laantula Kecamatan
Witaponda Kabupaten Morowali
dipengaruhi oleh luas lahan, benih,
tenaga kerja, pupuk dan
pengalaman berusaha tani di Desa
Laantula Kecamatan Witaponda
Kabupaten Morowali.
2. Riska
(2014)
Analisis Produksi dan
Pendapatan Usahatani
Kacang Tanah di Desa
Boya Balias Kecamatan
variabel independen luas lahan
(X1), benih (X2), pupuk (X3),
tenaga kerja (X4) berpengaruh
signifikan terhadap (Y) produksi
17
Marowala Kabupaten
Sigi
kacang tanah di Desa Boya Baliase
Kecamatan Marowala Kabupaten
Sigi. Dan analisis pendapatan
menunjukkan bahwa rata-rata
pendapatan petani responden
kacang tanah di Desa Baliase
dalam satu musim tanam sebesar
Rp 3688412/0,88 Ha atau Rp
11371.022/Ha.
3. Aishah
(2013)
Analisis Pendapatan dan
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi
Produksi Usahatani
Kedelai di Desa
Cipeuyeum Kecamatan
Haurwangi Kabupaten
Cianjur
Pendapatan usahatani kedelai
menunjukkan petani kedelai
polong muda dan kedelai polong
tua mengalami kerugian pada
pendapatan usahatani atas total
biaya. Petani kedelai polong muda
akan mendapatkan keuntungan
pada pendapatan atas biaya tunai,
sebesar Rp. 11.526.17. Hal ini
disebabkan karena sering terjadi
perubahan cuaca selama musim
tanam 2011 dan 2010. Faktor-
faktor yang diduga mempengaruhi
produksi kedelai di Desa
Cipeuyeum adalah lahan, benih,
urea, KCL, MOL, pupuk cair,
ponska, tenaga kerja, dan
insektisida. bebas lahan
dikeluarkan dari model dan
variabel tak bebas diubah menjadi
produktivitas.
18
4. Rahmat
Arianto
(2018)
Analisis Produksi dan
Pendapatan Padi sawah
di Kecamatan mambi
Mamasa.
Rata-rata produksi yang dihasilkan
oleh petani padi sawah di
Kecamatan Mambi Kabupaten
Mamasa adalah sebanyak 3,80
ton/ha, dengan luas garapan rata-
rata diatas 0,55 ha. Rata-rata
penerimaan Rp. 13.326.923
perhektar dengan rata-rata
pendapatan Rp. 13.253.379
perhektar per musim tanam.
5. Rico
Phahlevi
(2013)
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
pendapatan petani
sawah di kota Padang
Panjang.
Luas lahan, harga jual padi dan
jumlah biaya usahatani
berpengaruh signifikan terhadap
jumlah produksi (sig = 0,000),
artinya dengan meningkatkan luas
lahan, harga jual padi, baiya
usahatani dan jumlah produksi
maka pendapatan petani juga akan
meningkat. Namun variabel biaya
usahatani tidak berpengaruh
terhadap pendapatan petani.
2.7 Kerangka Pikir
Kabupaten Enrekang yang sebagian penduduknya bermata pencaharian
sebagai petani kubis khususnya di Desa Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten
Enrekang akan terus meningkatkan kualitas usahatani kubis. Usahatani Kubis
adalah kumpulan dari sumber-sumber daya alam yang diperlukan untuk produksi
kubis.
19
Produksi adalah hasil yang diperoleh petani pada saat panen kubis.
Kegiatan produksi pada usahatani kubis memerlukan biaya usaha, biaya produksi
adalah biaya yang dikeluarkan selama proses produksi meliputi biaya tetap dan
biaya variabel. Penerimaan usahatani kubis akan meningkat apabila penggunaan
faktor produksi sudah optimal dimana penerimaan diperoleh dari hasil perkalian
antar jumlah produksi dengan harga kubis. Penggunaan faktor produksi yang
optimal akan menghasilkan produksi yang optimal pula dan mengurangi biaya
produksi sehingga pendapatan bersih petani kubis akan meningkat yang dihitung
dari penerimaan dikurangi biaya total produksi.
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian tentang Analisis Produksi dan Pendapatan
Usahatani Dalam Usahatani Kubis di Desa Tongko Kecamatan
Baroko Kabupaten Enrekang
Penerimaan
Usahatani Kubis
Produksi
Pendapatan
BiayaProduksi :
Biaya Tetap
Biaya Variabel
20
III. METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten
Enrekang dengan pertimbangan bahwa Kabupaten Enrekang merupakan salah
satu daerah sentral produksi tanaman sayuran khususnya kubis diwilayah Provinsi
Sulawesi Selatan.Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2020.
3.2 Teknik Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah petani kubis yang ada di Desa
Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang sebanyak 317 orang. Peneliti
memilih petani kubis sebesar 10% dari jumlah populasi sehingga diperoleh 32
orang sebagai sampel dalam penelitian ini. Pengambilan sampel untuk penelitian
menurut Arikunto (2010), jika subjeknya kurang dari 100 orang sebaiknya
diambil semua dan jika subjeknya lebih dari 100 orang maka dapat diambil 10-
15% atau 20-25% dari populasi. Penentuan sample dalam penelitian ini
menggunakan simpel rondom sampling yaitu pengambilan secara acak. Sampel
dipilih dengan pertimbangan bahwa petani kubis dapat memberikan informasi
yang lebih detail dan terperinci tentang budidaya tanaman kubis di Desa Tongko.
21
3.3 Jenis Dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, yaitu
jenis data yang dapat diukur atau dihitung secara langsung yang berupa informasi
atau penjelasan yang dinyatakan dengan angka atau bilangan.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
a. Data primer
Data yang dikumpulkan melalui pengamatan dan wawancara langsung dari
responden di Desa Tongko Kecmatan Baroko Kabupaten Enrekang Dengan
menggunakan daftar pertanyaan atau kuesioner sebagai alatnya yang sudah
dipersiapkan sebelumnya.Data yang diperoleh langsung dari objek penelitian yang
meliputi umur responden, pendidikan responden, pengalaman usahatani, jumlah
tanggungan keluarga, luas laha, produksi dan biaya.
b. Data sekunder
Data yang mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari sumber yang
telah ada dan sudah diolah sedemikian rupa sehingga siap digunakan. Sumber data
diperoleh dari instanis atau lembaga yang berkaitan seperti Kantor Desa, Kantor
Camat, situs web, Badan Pusat Statistik, literature internet dari berbagai sumber
lain yang berkaitan Dengan penelitian ini.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian
ini, sebagai berikut :
22
a. Observasi
Kegiatan Observasi dilakukan dengan cara melakukan mengamati
keadaan responden dan keadaan yang terjadi di tempat penelitian. Adapun
objek yang diteliti adalah petani kubis di Desa Tongko Kecamatan Baroko
Kabupaten Enrekang.
b. Wawancara
Pengumpulan data yang dilakukan dalam bentuk tanya jawab atau
wawancara langsung terhadap responden dengan menggunakan kuesioner,
sehingga peneliti dengan responden dapat berkomunikasi secara langsung,
dimana dalam melakukan wawancara diperoleh data informasi tentang tingkat
pendidikan, pekerjaan, pengalaman usahatani, jumlah dan jenis bibit, tenaga
kerja, penyusutan alat, produksi dan lain-lain.
c. Dokumentasi
Kegiatan dokumentasi digunakan untuk melengkapi data-data yang
diperoleh dalam bentuk catatan-catatan atau gambar yang dapat memberikan
keterangan yang lebih lengkap sehubungan dengan data tentang penelitian
usahatani Kubis di Desa Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang.
3.5 Teknik Analisis Data
Analisi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa deskriptif
dengan menggunakan metode analisis kuantitatif dan analisis pendapatan.Analisis
deskriptif ini untuk menggambarkan secara lebih mendalam mengenai variabel-
variabel penelitian dari data primer dan data sekunder yang diperoleh dari
responden.
23
Analisis kuantitatif dilakukan berdasarkan uraian terhadap jawaban-
jawaban yang ditemukan oleh petani responden (Algifari, 2004).Untuk
menghitungpendapatan menggunakan rumus ( Soekartawi, 2006).
Rumus Pendapatan ………….…………………….. (I)
keterangan :
Pd = Pendapatan
TR = Total Penerimaan
TC = Total Biaya
Rumus Penerimaan …………………….………….. (II)
Keterangan :
TR = Total Penerimaan
Y = Produksi yang Diperoleh dalam Usahatani
Py = Harga Y
Total biaya ………………………………………… ( III)
Keterangan :
TC = Total Biaya
TVC = Total Biaya Variabel
TFC = Total Biaya Tetap
24
3.6 Definisi Operasional
1. Usahatani adalah kegiatan yang dilakukan dalam menanam kubis di Desa
Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang.
2. Kubis adalah salah satu tanaman hortikultura jenis sayur-sayuran yang banyak
dikonsumsi dan dibudidayakan oleh masyarakat di Desa Tongko Kecamatan
Baroko Kabupaten Enrekang.
3. Produksi adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan tanaman
kubis yang ada di Desa Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang yang
dinyatakan dalam satuan kilogram (Kg).
4. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan petani selama proses produksi,
yang dilakukan di Desa Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang,
diukur dalam satuan rupiah(Rp).
5. Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah walaupun jumlah barang yang
diproduksi berubah-ubah.
6. Biaya variabel adalah biaya yang bisa berubah sesuai dengan besar kecil
volume produksi.
7. Luas lahan adalah luas lahan yang diusahakan petani untuk berusahatani kubis
selama satu musim baik lahan milik sendiri maupun sewa, dihitung dalam
satuan hektar (ha).
8. Penerimaan adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual
yang dinyatakan dalam rupiah (Rp).
9. Pendapatan adalah selisih antara total penerimaan dan total biaya yang
dikeluarkan dalam usahatani yang dinyatakan dalam rupiah (Rp).
25
IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
4.1 Keadaan Geografis
Desa Tongko merupakan salah satu desa yang ada di Kabupaten Enrekang,
sekitar 300 Km dari ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan. Secara geografis Desa
Tongko memiliki permukaan yang berbukit-bukit dan bergunung-gunung dan
berada pada ketinggian 700-1.450 meter di atas permukaan laut. Tipe curah hujan
basah (tipe B) dengan derajat kekeringan 2,3 persen dengan tingkat curahan
1.390,1 mm/tahun dan tingkat curahan bulanan rata-rata 139 mm/bulan sedangkan
rata-rata adalah 23˚C. Kondisi tanah di Desa Tongko cukup subur untuk ditanami
berbagai jenis tanaman, baik tanaman hortikultura maupun tanaman jangka
panjang.
Desa Tongko terdiri atas 5 Dusun Yakni Dusun Bubun Bia, Dusun Buntu
Dea, Dusun Kalimbua, Dusun Rano. Secara administrasi, Desa Tongko
mempunyai batas-batas wilayah yaitu :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Benteng Alla
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Tongko
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Pana (Kecamatan Alla)
4. Sebelah Barat berbatasan dengan kecamatan Masalle dan Kabupaten Tanah
Toraja.
26
4.2 Keadaan Demografis
1. Keadaan penduduk
Penduduk merupakan faktor penentu terbentuknya suatu negara atau
wilayah dan sekaligus sebagai modal utama suatu negara dikatakan berkembang
atau maju, bahkan suksesnya pembangunan disegala bidang dalam negara tidak
bisa terlepas dari peran penduduk, baik dalam bidang sosial, ekonomi, politik,
budaya dan pendidikan, sekaligus sebagai faktor utama dalam pembangunan fisik
maupun nonfisik. Oleh karena kehadiran dan peranannya sangat menentukan bagi
perkembangan suatu wilayah, baik dalam skala kecil maupun besar.
Jumlah penduduk di Desa Tongko dari data kantor Desa Tongko tahun
2019. Secara keseluruhan berjumlah 3.323 jiwa dengan jumlah penduduk laki-
laki1.581 jiwa dan perempuan sebanyak 1.742 jiwa yang tersebar dalam 5 dusun
dengan perincian dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Tongko Kecamatan
Baroko Kabupaten Enrekang
No Nama Dusun
Jenis Kelamin Total
(Jiwa)
Persentase
(%) laki-laki
(Jiwa)
Perempuan
(Jiwa)
1 Bubun Bia 364 386 750 22,56
2 Buntu Dea 387 429 816 24,56
3 Kalimbua 293 317 610 18,36
4 Pasa' Dalle 248 284 532 16,01
5 Rano 289 326 615 18,51
Jumlah 1581 1742 3323 100,00
Sumber: Desa Tongko dalam Angka, 2019.
Tabel 3 menunjukkan bahwa jumlah penduduk terbanyak diantara 5 Dusun
adalah Dusun Buntu Dea dengan jumlah penduduk 816 jiwa.Sedangkan jumlah
27
penduduk yang paling sedikit di Dusun Pasa’ dalle dengan jumlah penduduk 532
jiwa.Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa daerah yang paling banyak
penduduknya di Desa Tongko adalah Dusun Buntu Dea, hal ini karena wilayah
tersebut merupakan daerah yang datar dan mempunyai wilayah yang
luas.Sedangkan wilayah yang paling sedikit penduduknya adalah Dusun
Kalimbua karena kondisi wilayah yang berbukit-bukit dan mempunyai luas
wilayah yang tidak terlalu luas.
2. Keadaan Penduduk Berdasarkan Pendidikan
Kemampuan seseorang didalam berusahatani maupun ikut kegiatan
dilingkungan sekelilingnya sebagian ditentukan oleh tingkat pendidikannya, baik
yang bersifat formal maupun informal pendidikan berarti proses mengembangkan
kemampuan diri sendiri, Oleh karena itu, data penduduk berdasarkan pendidikan
merupakan hal yang cukup penting diketahui. Data penduduk berdasarkan
pendidikan dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Tongko
Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang
No Pendidikan Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1 Belum Sekolah 350 15,52
2 Tidak Tamat SD 285 12,64
3 Tamat SD 332 14,72
4 Tamat SLTP 530 23,50
5 Tamat SLTA 480 21,29
6 Diploma D1-D3 92 4,08
7 Sarjana S1 - S3 186 8,25
Jumlah 2255 100,00
Sumber : Desa Tongko dalam Angka, 2019.
28
Tabel 4 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan yang paling banyak yaitu
tamat SLTP dengan jumlah 530 jiwa dengan persentase 23,50 % sedangkan paling
sedikit adalah Diploma D1-D3 yang berjumlah 4,08 % yang artinya pendidikan di
Desa Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang tergolong sedang, hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk di lokasi penelitian masih memiliki
pendidikan relatif sedang.
3. Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Mata pencaharian penduduk Desa Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten
Enrekang sebagian besar adalah petani, namun tidak semua penduduk bermata
pencaharian sebagai petani karena ada juga sebagian masyarakat yang bermata
pencahariannya sebagai buruh tani, PNS, pedagang, peternak, dll. Dapat dilihat
pada Tabel 5
Tabel 5. Mata Pencaharian Penduduk di Desa Tongko Kecamatan Baroko
Kabupaten Enrekang
No Jenis Mata Pencaharian Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1 Petani 1700 79,14
2 Buruh Tani 100 4,65
3 PNS 65 3,03
4 Pedagang 33 1,54
5 Honorer 200 9,31
6 Polri/TNI 10 0,47
7 Buruh Bangunan 20 0,93
8 Peternak 20 0,93
Jumlah 2148 100,00
Sumber : Desa Tongko dalam Angka, 2019.
Tabel 5 menunjukkan bahwa penduduk Desa Tongko Kecamatan Baroko
Kabupaten Enrekang mempunyai mata pencaharian terbanyak ada disektor
29
pertanian sebanyak 1.700 jiwa atau 79,14 % dan yang paling sedikit pada mata
pencaharian Polri/TNI sebanyak 10 jiwa atau 0,47 %, hal ini menunjukkan bahwa
aktivitas perekonomian di Desa Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang
didominasi sektor pertanian.
4.3 Keadaan Pertanian
Masyarakat Desa Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang yang
mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani, mereka menggantungkan
hidupnya dengan bertani.Kondisi tanah di Desa Tongko cukup subur untuk
ditanami berbagai jenis tanaman hortikultura dan perkebunan, hal ini
menunjukkan bahwa sektor pertanian merupakan potensi yang sangat strategis
untuk dikembangkan di Desa Tongko karena tanah di Desa Tongko cocok untuk
tanaman sayuran.
Lahan pertanian yang ada di Desa Tongko berupa lahan kering. Tanaman
sayuran yang ditanam di Desa tongko seperti kubis, tomat, daun bawang dan
cabai.Potensi perairan juga cukup tersedia sehingga daerah ini dianggap sangat
cocok sebagai wilayah pertanian dan perkebunan, serta dapat memberikan
kontribusi perairan untuk desa lain yang ada disekitar Desa Tongko.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Identitas Responden
Identitas responden merupakan latar belakang keadaan dari responden
sebagai tanggapan dan langkah selanjutnya dalam penelitian ini. Berdasarkan
hasil wawancara yang dilakukan terhadap 32 responden dengan analisi produksi
dan pendapatan usahatani kubis di Desa Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten
Enrekang . Namun demikian seorang petani tidak terlepas dari faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi usahataninya antara lain tingkat umur, tingkat pendidikan,
pengalaman petani, jumlah tanggungan petani dan luas lahan. Adapun
karakteristik responden diuraikan adalah sebagai berikut:
1. Umur Responden
Umur merupakan salah satu faktor yang menentukan bagi responden.
Umur sangat mempengaruhi kemampuan fisik dan cara berpikir sehingga
mempengaruhi dalam pengambilan keputusan dan daya serap informasi
pengetahuan dari penyuluh. Pada dasarnya yang mudah lebih cepat menerima
teknologi inovasi baru sedangkan yang tua mempunyai kapasitas pengelolaan
yang matang dam memiliki banyak pengalaman dalam mengelolah usahatani
kubis, disamping itu kemampuan fisiknya dalam bekerja mulai berkurang.
Menurut Mantra (2004) Umur Produktif seseorang adalah dari umur 15 – 64
tahun. Berikut tingkat umur petani yang menjadi responden di Desa Tongko
Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang dapat dilihat pada Tabel 6.
31
Tabel 6. Umur Responden Petani Kubis di Desa Tongko Kecamatan Baroko
Kabupaten Enrekang
No Umur Responden (Tahun) Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1 29-34 6 18,75
2 35-40 10 31,25
3 41-46 7 21,87
4 47-52 3 9,38
5 53 – 58 4 12,50
6 59-64 2 6,25
Jumlah 32 100,00
Sumber : Data Primer Setelah diolah, 2020.
Tabel 6 menunjukkan bahwa responden yang berumur 35 – 40 berjumlah
10 jiwa atau 31,25 % merupakan jumlah tertinggi, sedangkan jumlah terendah
berada pada umur 59 - 64 yaitu 2 jiwa atau 6,25% hal ini menunjukkan bahwa
jumlah petani muda lebih banyak dibanding petani tua dalam melakukan
usahatani kubis. Responden di Desa Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten
Enrekang lebih banyak memiliki umur produktif, pada usia ini sangat kuat dan
lebih mudah menerima teknologi baru untuk meningkatkan produksi kubis.
2. Pendidikan Responden
Pendidikan seseorang adalah faktor penting yang akan mempengaruhi
kemampuan berusahatani atau menyesuaikan diri terhadap lingkungan, tingkat
pendidikan pada umumnya sangat berpengaruh terhadap pola pikir petani kubis
yang memiliki pengetahuan lebih tinggi akan lebih cepat menyerap inovasi dan
perubahan teknologi untuk meningkatkan produksi kubis. Tingkat pendidikan
formal membentuk nilai bagi seseorang terutama dalam hal baru (Suharjo, 2007).
32
Tingkat pendidikan petani responden di Desa Tongko Kecamatan Baroko
Kabupaten Enrekang dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Tingkat Pendidikan Petani Kubis di Desa Tongko Kecamatan Baroko
Kabupaten Enrekang
No Pendidikan Responden Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1 SD 10 31,25
2 SLTP 9 28,12
3 SMA 8 25,00
4 Sarjana 5 15,63
Jumlah 32 100,00
Sumber : Data Primer Setelah diolah, 2020.
Tabel 7 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden petani Kubis di
Desa Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang sangat beragam yaitu SD,
SMP, SMA dan Sarjana. Adapun untuk tingkat Sarjana sebanyak 5 jiwa atau
15,63%dari total responden yang merupakan jumlah terendah. Untuk tingkat
Sekolah Dasar (SD) berjumlah 10 jiwa atau 31,25%, ini merupakan jumlah
tertinggi dari total responden. Pada dasarnya setiap responden telah mengenyam
pendidikan walaupun dalam tingkatan yang berbeda-beda.
3. Tanggungan Keluarga Responden
Tanggungan keluarga merupakan banyaknya anggota keluarga yang
menjadi tanggungan kepala keluarga dalam satu rumah tangga. Jumlah
tanggungan keluarga berhubungan positif dengan besarnya biaya hidup yang
dibutuhkan tiap periode waktu, namun disisi lain besarnya biaya tanggungan
keluarga biasanya menyediakan pula tenaga kerja yang dapat membantu dalam
menjalankan usahanya yang biasanya tergolong dalam tenaga kerja produktif
( Halim, 2005).
33
Tabel 8. Jumlah Tanggungan Keluarga Responden Petani Kubis di Desa Tongko
Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang
No Tanggungan Keluarga Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1 1 – 2 12 37,50
2 3 – 4 16 50,00
3 5 – 6 4 12,50
Jumlah 32 100,00
Sumber : Data Primer Setelah diolah, 2020.
Tabel 8 menunjukkan bahwa responden memiliki tanggungan keluarga
lebih besar 3 – 4 jiwa sebanyak 16 jiwa atau 50 %, sedangkan jumlah responden
yang memiliki tanggungan keluarga lebih sedikit yaitu 5 – 6 orang hanya 4 jiwa
atau 12,50 %. Besarnya jumlah anggota keluarga dapat mempengaruhi
ketersediaan tenaga kerja serta semakin banyak jumlah tanggungan keluarga maka
semakin meningkat pula kebutuhan keluarganya.
4. Pengalaman berusahatani
Pengalaman berusahatani dapat diliat dari lamanya seseorang untuk
menekuni usahanya. Semakin lama petani kubis menggeluti usahanya, maka akan
semakin banyak pengalaman yang mereka miliki. Pada umumnya petani kubis
yang memiliki kemampuan mengelola usahanya yang lebih baik, pengalaman erat
kaitannya dengan tingkat keterampilan seseorang dalam berusaha.
Petani yang sudah lebih lama bertani akan lebih mudah menerapkan
anjuran daripada petani pemula,hal ini dikarenakan pengalaman yang lebih
banyak sehingga sudah dapat membuat perbandingan dalam mengambil
keputusan (Kusuma, 2006). Adapun jumlah pengalaman berusahatani kubis oleh
responden dapat diliat pada Tabel 9
34
Tabel 9. Pengalaman Berusahatani Responden Petani Kubis di Desa Tongko
Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang
No Pengalaman berusahatani
( Tahun)
Jumlah
(Jiwa) Persentase (%)
1 9 – 13 4 12,50
2 14 – 18 8 25,00
3 19 – 23 8 25,00
4 24 – 28 6 18,75
5 29 – 33 4 12,50
6 34 – 38 2 6,25
Jumlah 32 100,00
Sumber : Data Primer Setelah diolah, 2020.
Tabel 9, menunjukkan bahwa pengalaman berusahatani kubis dari 32
responden yang mengalami pengalaman bertani paling banyak didominasi oleh
pengalaman diantar 14 – 18 tahun dan 19 - 23 sebanyak 8 jiwa atau 25,00 % dan
yang paling sedikit antara 34 – 38 tahun sebanyak 2 jiwa atau 6,25% dari jumlah
responden. Pengalaman dalam berusahatani mempunyai pengaruh dalam
pengambilan kebutusan mengenai usahataninya untuk selalu mempertimbangkan
resiko yang mungkin terjadi.
5. Luas Lahan
Luas lahan merupakan salah satu faktor mempengaruhi jumlah pendapatan
para petani, dengan memiliki lahan yang luas serta dimanfaatkan secara optimal,
tentunya merupakan peluang besar untuk memperoleh hasil yang lebih besar
dengan sendirinya akan memperoleh pendapatan dan hasil yang maksimal. Luas
Pengusahaan lahan pertanian merupakan sesuatu yang sangat penting dalam
proses usahatani (Daniel, 2007). Luas lahan petani Kubis di Desa Tongko
Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang dapat dilihat pada Tabel 10.
35
Tabel 10. Luas Lahan Petani Kubis di Desa Tongko Kecamatan Baroko
Kabupaten Enrekang
No luas lahan (Ha) Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1 0,15-0,29 2 6,25
2 0,30-0,44 8 25,00
3 0,45-0,59 5 15,62
4 0,60-0,74 4 12,50
5 0,75-0,89 7 21,88
6 0,90-1,04 6 18,75
Jumlah 32 100,00
Sumber : Data Primer Setelah diolah, 2020.
Tabel 10 menunjukkan bahwa luas lahan kubis garapan responden
bervariasi, dimana luas lahan 0,30 – 0,44 Ha terbanyak yaitu 8 jiwa atau 25,00%
sedangkan yang terendah luasan 0,15 – 0,29 Ha sebanyak 2 jiwa atau 6,25 %. Hal
ini menunjukan rata-rata luas lahan yang dimiliki petani kubis di Desa Tongko
Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang memiliki luas lahan dengan skala kecil.
5.2 Produksi Usahatani Kubis
Produksi adalah suatu hasil yang diperoleh dari lahan pertanian dalam
waktu tertentu biasanya diukur dengan satuan berat ton atau kg yang menandakan
besar potensi komoditas pertanian. Total produksi yang dihasilkan petani kubis di
Desa Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang sebanyak 582.000
kg/orang dengan rata-rata sebanyak 18.188 kg/ha dengan harga jual sebesar Rp
1.500/kg.
36
1. Input Produksi
Sarana atau faktor produksi yaitu sarana yang dibutuhkan dalam proses
produksi, penggunaan faktor produksi berpengaruh terhadap produksi kubis yang
dihasilkan. Sarana atau faktor produksi yang digunakan pada usahatani kubis di
Desa Tongko yaitu:
a. Luas Lahan
Luas lahan merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting
dalam berusahatani kubis karena lahan sebagai tempat berlangsungnya aktivitas
bercocok tanam. Luas lahan usahatani yang diusahakan oleh setiap petani
bervariasi dimana petani yang memiliki lahan yang luas cenderung memperoleh
produksi yang besar dibanding petani yang memiliki luas lahan yang kecil.
Luas lahan yang dimiliki petani responden berkisar antara 0.15 sampai 1
Ha. Total lahan petani yang dikelola petani kubis di Desa Tongko Kecamatan
Baroko Kabupaten Enrekang yaitu 19,70 hektar, Rata-rata luas lahan yaitu 0,62
hektar dengan status lahan milik sendiri sehingga petani hanya membayar pajak
tanah untuk biaya tetapnya.Rata-rata lahan yang dimiliki petani dekat dengan
pemukiman warga.
b. Benih
Benih adalah salah satu komponen utama yang digunakan oleh petani
dalam suatu proses produksi. Benih yang digunakan oleh petani kubis yaitu
varietas grennopa dan investor. Total benih yang digunakan secara keseluruhan
sebanyak 4.020 gram dengan rata-rata 126 gram.
37
c. Pupuk
Pupuk adalah suatu bahan yang digunakan pada tanah atau tanaman untuk
mencukupi kebutuhan unsur hara yang diperlukan sehingga dapat menghasilkan
produksi dengan baik. Penggunaan pupuk yang ada di Desa Tongko Kecamatan
baroko mudah untuk didapatkandan dengan harga yang terjangkau.
Pupuk yang digunakan oleh petani kubis di Desa Tongko yaitu Urea,
Ponska, TSP dan pupuk kandang. Pupuk urea yang digunakan petani dalam
usahataninya sebanyak 9.850 Kg dengan rata-rata sebanyak 307,81 Kg. Pupuk
Ponska dan TSP yang digunakan dalam usahatani masing-masing sebanyak
4907,5 Kg dengan rata-rata 153,36 kg sedangkan untuk penggunaan pupuk
kandang sebanyak 19.020 dengan rata-rata 594,38 Kg.
d. Pestisida
Pestisida adalah bahan yang digunakan untuk membasmi hama atau
penyakit yang menyerang tanaman. Pengendalian hama dan penyakit yang
dilakukan oleh petani kubis di Desa Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten
Enrekang dilakukan untuk mengurangi kerugian akibat adanya serangan hama dan
penyakit. Serangan hama atau penyakit dapat menyebabkan penurunan produksi
sehingga merugikan petani. Penggunaan pestisida yang ada di Desa Tongko
Kecamatan baroko mudah untuk didapatkan oleh petani dengan harga sesuai
pasaran.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pestisida yang digunakan oleh
petani di Desa Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang yaitu gramazon
dengan jumlah sebanyak 98 liter dengan rata-rata sebanyak 3,08 liter. Enduro
38
dengan jumlah sebanyak 5428,5 ml dengan rata-rata sebanyak 169,64 ml.
Prevathon dengan jumlah sebanyak 25.023 ml rata-rata sebanyak 781,97 ml dan
amistartop dengan jumlah sebanyak 9.890 ml dengan rata-rata 309,06 ml dan
sedangkan jumlah seprint sebanyak 49.455 ml dengan rata-rata sebanyak 1.545,47
ml.
e. Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan faktor yang peting dalam melakukan usahatani
kubis.Penggunaan tenaga kerja dalam usahatani kubis meliputi tenaga kerja
pengolahan lahan dan penanaman. Penggunaan tenaga kerja pada pengolahan
lahan sebanyak 134 orang dengan rata-rata/orang 4 dan tenaga kerja penanaman
sebanyak 145 orang dengan rata-rata/orang 5 orang.
2. Biaya Produksi
Biaya Produksi adalah suatu pengorbanan fisik dan non fisik yang
dikeluarkan baik secara langsung maupun tidak langsung. Biaya produksi dalam
usahatani dapat berupa uang tunai, upah kerja, biaya persiapan dan penggarapan
tanah, biaya pembelian pupuk, biaya bibit, Biaya obat-obatan dan sebagainya
(Mubyarto, 2008).
Biaya produksi pada penelitian ini adalah seluruh biaya yang dikeluarkan
oleh para petani kubis yang ada di Desa Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten
Enrekang baik yang berpengaruh langsung pada kegiatan proses produksi (Biaya
Variabel) maupun yang tidak berpengaruh langsung pada kegiatan proses
produksi ( Biaya Tetap).
39
a. Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan oleh petani yang tidak
mempengaruhi tingkat produksi. Biaya tetap yang diperoleh pada penelitian ini
yaitu biaya pajak dan biaya penyusutan alat. Biaya tetap produksi petani kubis di
Desa Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang dapat dilihat pada Tabel
11.
Tabel 11. Rata-rata Penggunaan Biaya Tetap Petani Kubis di Desa Tongko
Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang
No Jenis Biaya Tetap Nilai (Rp)
1
2
Pajak
Penyusutan Alat
24.625,00
289.759,00
Jumlah 314.384,00
Sumber : Data Primer Setelah diolah,2020.
Tabel 11 menunjukkan bahwa biaya tetap yang harus dikeluarkan oleh
responden ada dua yaitu biaya pajak lahan dan penyusutan alat. Petani hanya
membayar biaya pajak lahan. Adapun jumlah pembayaran pajak lahan yang harus
dikeluarkan petani kubis yaitu sebesar Rp 788.000 dengan rata-rata sebesar Rp
24.625. Jenis alat yang digunakan yaitu garpu/linggis, semprot/spayer, pompa air
dan parang, alat yang digunakan muda didapatkan tetapi belum memadai
Sedangkan untuk nilai penyusutan alat jumlah biaya yang dikeluarkan petani
untuk usahataninya sebesar Rp 9.272.300 dengan rata-rata sebesar Rp 289.759.
Sehingga biaya tetap yang dikeluarkan petani kubis mulai dari pajak lahan dan
penyusutan alat sebesar Rp 10.060.300.
40
b. Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang besarnya dipengaruhi oleh besarnya
produksi, misalnya sarana produksi dan tenaga kerja (Soekartawi,2006). Biaya
variabel usahatani kubis di Desa Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang
dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Rata-rata Penggunaan Biaya Variabel Petani Kubis di Desa Tongko
Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang
No Jenis Biaya Variabel Nilai (Rp)
1
2
3
4
5
Benih
Pupuk
Pestisida
Panen
Tenaga Kerja
1. Pengolahan Lahan
2. Penanaman
874.375,00
1.896.194,00
1.157.000,00
328.375,00
690.625,00
430.000,00
Jumlah 5.376.569,00
Sumber : Data Primer Setelah diolah,2020.
Tabel 12 menunjukkan bahwa biaya variabel yang paling banyak
dikeluarkan oleh petani kubis adalah pupuk dengan jumlah sebesar Rp 60.678.200
dengan rata-rata sebesar Rp 1.896.194 dan yang paling sedikit adalah biaya panen
dengan jumlah sebesar Rp 10.508.000 dengan rata-rata sebesar Rp 328.375.
Sehingga total biaya variabel yang dikeluarkan oleh petani kubis sebesar Rp
172.050.200 dengan rata-rata sebesar Rp 5.376.569.
41
Biaya Variabel untuk pembelian benih menggunakan varietas grennopa
dan investor. Total benih yang digunakan secara keseluruhan sebanyak 4.020
gram dengan rata-rata 126 gram dengan rata-rata harga sebesar Rp. 874.375,00.
Pupuk yang digunakan untuk budidaya kubis di Desa Tongko Kecamatan
Baroko Kabupaten Enrekang yaitu pupuk organik dan pupuk kimia dimana pupuk
organik yang digunakan yaitu pupuk kandang ayam, selain dijadikan pupuk dasar
fungi dari pupuk kandang yaitu untuk menyediakan unsur hara bagi tanaman,
serta untuk memperbaiki kesuburan dan struktur tanah. Sedangkan untuk pupuk
kimia yaitu pupuk Urea yang berfungsi untuk membuat tanaman lebih hijau dan
segar , Ponska berfungsi untuk meningkatkan hasil panen dan kualitas tanaman,
Matahari, TSP36 berfungsi untuk memperbesar terbentuknya bunga mejadi buah
atau biji. Petani Melakukan pemupukan 3 kali dalam musim tanam. Pemupukan
pertama pada umur 10 hari setelah penanaman, Pemupukan kedua dilakukan pada
umur 25 hari setelah tanam dan Pemupukan keempat dilakukan pada umur 45 hari
setelah tanam. Cara pemupukan dilakukan dengan mencampur setiap kombinasi
berbagai jenis pupuk kemudian ditaburkan ke sekeliling pangkal batang pada
tanaman kubis. Pemupukan merupakan kegiatan dalam usahatani yang bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan zat hara bagi tanaman yang kurang tersedia didalam
tanah.
Pengendalian hama dan penyakit yang dilakukan oleh petani kubis di Desa
Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang yang dilakukan untuk
mengurangi kerugian akibat adanya serangan hama dan penyakit. Pengendalian
yang dilakukan petani yang ada di lokasi penelitian melakukan dengan
42
menggunakan pestisida kimia seperti Gramazon jenis herbisida yang berfungsi
untuk membasmi tumbuhan liar atau gulma penganggu tanaman, endure jenis
insteksida yang berfungsi untuk mengendalikan hama ulat, prevaton jenis
insteksida yang berfungsi untuk mengendalikan hama penggerek polong pada
tanaman, amistartop jenis fungisida yang berfungsi mengendalikan berbagai jenis
penyakit pada tanaman yang disebabkan oleh jamur dan seprint jenis pupuk
organik cair yang digunakan untuk daun, buah dan bunga, seprint membantu
meningkatkan hasil panen dan mencegah daun berkerut/keriting dan berlubang.
Biaya variabel tenaga kerja sangat berperan dalam mengolah usahatani
kubis dengan mencapai nilai sebesar Rp 1.120.625. Tenaga kerja meliputi
persiapan lahan dan penanaman, Tenaga kerja untuk persiapan lahan dengan upah
sebesar Rp 100.00/ hari sedangkan untuk penanaman sebesar Rp. 80.000/hari.
Tenaga kerja untuk setiap kegiatan usahatani memerlukan banyak tenaga kerja
karena adanya keinginan dari petani untuk menyelesaikan pekerjaan dalam satu
hari.
Biaya variabel panen merupakan biaya variabel yang paling sedikit
digunakan yaitu sebesar Rp. 328.375,00. Biaya panen meliputi biaya pembelian
karung dan pembelian tali rapiah. Karung digunakan untuk mengumpulkan hasil
kubis yang sudah dipanen kemudian diikat menggunakan tali rapiah.
5.3 Pendapatan Usahatani Kubis
Suatu usahatani dapat dikatakan berhasil ketika pendapatan memenuhi
persyaratan yang cukup untuk membayar semua produksi, upah tenaga kerja dan
lain sebagainya selama melakukan kegiatan usahatani. Kegiatan usaha pada
43
akhirnya akan memperoleh pendapatan berupa nilai uang yang diterima dari
penjualan produk yang dikurangi biaya yang lebih untuk dikeluarkan.
Analisis pendapatan yaitu analisis yang dilakukan untuk memperoleh nilai
pendapatan usahatani, pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan
semua biaya yang dikeluarkan selama proses produksi (Soekartawati, 2006).
Pendapatan petani dikenal ada dua yaitu pendapatan kotor dan pendapatan
bersih, pendapatan kotor merupakan nilai hasil produksi yang diterima petani
sebelum dikurangi biaya produksi, sedangkan biaya pendapatan bersih adalah
nilai produksi yang diterima oleh petani dikurangi dengan biaya produksi selama
proses produksi.
Tingkat pendapatan yang diperoleh petani yang ditentukan oleh jumlah
satuan fisik produksi yang dihasilkan dan nilai produksi persatuan fisik.
Penerimaan yang tinggi tidaklah mutlak menunjukkan pendapatan yang tinggi,
oleh karena itu, pengeluaran perlu dirinci dengan baik. Pendapatan bersih yang
diperoleh petani kubis di Desa Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang
dapat dilihat pada Tabel 13.
44
Tabel 13. Rata-rata Penerimaan dan Pendapatan Usahatani Kubis di Desa
Tongko Kecamatan baroko Kabupaten Enrekang
Uraian Jumlah
(Unit)
Harga per
Unit (Rp) Nilai (Rp)
1. Penerimaan
Produksi (kg) 10.828 1.500,00 16.495.313
2. Biaya Variabel
a. Persemaian
1) Benih (Gram)
b. Pemupukan
1) Urea (Kg)
2) Ponska (Kg)
3) Tsp (kg)
4) Organik (Kg)
c. Pestisida
1) Gramazom (ltr)
2) Enduro (ml)
3) Prevathon (ml)
4) Amistartop (ml)
5) Seprint (ml)
d. Tenaga Kerja
1) Pengolahan Lahan (HOK)
2) Penanaman (HOK)
e. Panen
1) Tali rapiah (M)
2) Karung
3. Biaya tetap
a. Penyusutan alat (Rp)
b. Pajak (Rp)
4.020
9.850
4.908
4.908
19.020
98
5429
25023
9890
49455
107
94
2.08
49,59
-
-
5.000,00
2.400,00
3.000,00
3.000,00
500,00
68.000,00
1.000,00
600,00
500,00
100,00
100.000,00
80.000,00
18.000,00
10.000,00
-
-
1.874.375,00
708.756,00
445.128,00
445.128,00
297.188,00
209.100,00
196.641,00
469.181,00
154.531,00
154.547,00
690.625,00
430.000,00
32.063,00
305.313,00
289.759,00
24.625,00
Jumlah 5.690.953,00
4. Pendapatan (TR-TC) 10.804.359
Sumber : Data Primer Setelah diolah,2020.
Tabel 13 menunjukkan bahwa rata-rata biaya produksi yang dikeluarkan
petani kubis sebanyak Rp 5.690.953. Dimana biaya paling banyak dikeluarkan
45
petani kubis yaitu biaya benih sebesar Rp 1.874.375,00 sedangkan untuk biaya
paling sedikit yaitu biaya tali rapiah sebesar Rp 37.462,00.
Jumlah produksi petani kubis sebanyak 10.828 Kg dengan harga Kubis
mulai dari harga Rp 1.000 sampai dengan 2.000/Kg jadi penerimaan petani dalam
melakukan kegiatan usahatani kubis sebesar Rp 16.495.313. Dan untuk jumlah
rata-rata total biaya yang dikeluarkan petani sebesar Rp 5.690.953. Jumlah
pendapatan yang diterima petani yaitu penerimaan dikurangi total
biaya.Pendapatan petani usahatani kubis di Desa Tongko Kecamatan Baroko
Kabupaten Enrekang yaitu sebesar Rp 10.804.359. Tingkat pendapatan petani
kubis secara umum dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu jumlah produksi, harga
jual dan biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses produksi.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil Penelitian yang telah dilakukan di Desa Tongko
Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Jumlah produksi kubis di Desa Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten
Enrekang adalah sebanyak 346.500 Kg dan rata-rata sebanyak 10.828 Kg
dengan rata-rata harga sebesar Rp 1.500/ Kg.
2. Penerimaan petani kubis permusimnya sebesar Rp 16.495.313 sedangkan
biaya produksi sebesar Rp 5.690.953. Rata-rata pendapatan petani kubis
permusimnya di Desa Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang
Sebesar Rp 10.804.359.
6.2 Saran
Saran yang diajukan peneliti untuk pihak yang terkait yaitu sebagai
berikut:
1. Sebaiknya petani kubis menggunakan benih yang unggul sehingga hasil
produksi tinggi, serta diharapkan usahatani kubis di Desa Tongko
dipertahankan karena dapat memberikan keuntungan dan layak untuk
diusahakan.
2. Perlunya peningkatan teknologi guna untuk meningkatkan kualitas dan
kuantitas serta meningkatkan pendapatan usahatani kubis.
47
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2007. Indonesia Dalam Angka. BPS Jakarta
Anonim. 2014. Kantor Desa Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang,
Anonim. 2014. Kantor Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang,
Algifari. 2004. Analisis Data. LP3ES, Jakarta.
Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta
Daniel, 2002.Pengantar Ekonomi Pertanian, Bumi Aksara, Jakarta.
Direktorat Jendral Hortikultura. 2008. Membangun Hortikultura Berdasarkan
Enam Pilar Pembangunan.http://hortikultura.go.id( diakses 18 Februari
2020).
Halim, 2005.Analisis Investasi, Edisi 2. PT Salemba Emban Patria, Jakarta.
Hanafi, Rita 2010. Pengantar Ekonomi pertanian. Penerbit Andi, Yogyakarta.
Indriani, 1993.Pemilihan Tanaman dan Lahan Sesuai Kondisi Lingkungan dan
Pasar. Jakarta: Penerbit Surabaya
Juliana, 2006.Ilmu Usahatani.Penerbit Universitas Indonesia.
Mantra Ib. 2004.Demografis Umum. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Mubyarto. 2008. Ilmu Usahatani. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mulyadi, 2003, Analisis Biaya, Penerbit Sekolah Ilmu Ekonomi YKPN, ,
Yogyakarta.
Nicholson, W. 2002.Mikroekonomi Intermediate dan Aplikainya, Edisi
Kedelapan. Penerbit Erlangga. Jakarta
Pracaya, 2001.Kol Alias Kubis.Yogyakarta:Pustaka Belajar.
Rukmana, Rahmat, 1994. Bertanam Kubis, Penerbit Konisius, Yogyakarta
Soekartawi. 2002. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
48
Soekartawati. 2003. Teori Ekonomi Produksi Jakarta : PT RajaGrafindo persada.
Soekartawi. 2006. Ilmu Usahatani. Universitas Indonesia Pers: Jakarta.
Suharjo (2007).Psikologi Pendidikan.Jakarta
Sukino, Sadono, 2000. Makro Ekonomika Moderen, PT. Rasa grafindo Persada:
Jakarta
Sukino, 2006 . Ekonomi Pembangunan, Proses, Masalah dan Kebijakan ,Kencana
Prenada Media Grup.
Sundari, 2006. Pendahuluan: Analisis Biaya Dan Pendapatan Usahatani Kubis
(diakses 18 Februari 2020).
Suratiyah K. 2008 Analisis Usahatani. Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta.
49
L
A
M
P
I
R
A
50
Lampiran 1 : Identitas Responden Usahatani Kubis di Desa Tongko Kecamatan
Baroko Kabupaten Enrekang
No. Nama
Responden Umur
Alamat
Responden
Pendidikan
Responden
Luas
Lahan
(H)
Pengalaman
Petani
Kubis
Jumlah
Tanggungan
1 Kiraman 36 Buntu Dea SLTP 1.00 17 Tahun 4
2 Sainal 31 Buntu Dea Sd 0.50 15 Tahun 3
3 Asing 49 Buntu Dea SLTP 0.75 30 Tahun 4
4 Dicu 32 Rano Sarjana 0.75 10 Tahun 3
5 Ciman 31 Rano Sarjana 0.65 9 Tahun 2
6 Daru 37 Rano Sarjana 1.00 15 Tahun 3
7 Pata' 42 Kalimbua SLTP 0.80 21 Tahun 1
8 Ganing 58 Rano SMA 1.00 38 Tahun 4
9 Anto 39 Bubun Bia SMA 0.55 18 Tahun 3
10 Edi 43 Pamolongan SMA 0.90 18 Tahun 2
11 Iqbal 40 Pasa' Dalle SLTP 0.35 21 Tahun 2
12 Sabar 37 Pamolongan SMA 0.65 16 Tahun 3
13 Tahir 55 Pamolongan SLTP 0.50 27 Tahun 4
14 Agu 43 Bubun Bia SD 0.30 25 Tahun 4
15 Indi 29 Kalimbua SLTP 0.65 10 Tahun 2
16 Rusli 32 Kalimbua SMA 0.80 14 Tahun 5
17 Yasir 34 Buntu Dea SMA 0.65 17 Tahun 3
18 Kadir 45 Pusa SD 0.35 27 Tahun 3
19 Saidir 40 Pusa SD 0.35 22 Tahun 4
20 Amir 39 Bubun Bia SMA 1.00 19 Tahun 3
21 Ari 48 Pasa' Dalle Sd 0.85 25 Tahun 4
22 Mariono 41 Pusa SLTP 0.15 20 Tahun 5
23 Kadang 35 Pusa Sd 0.35 22 Tahun 3
24 Senjata 59 Kalimbua SLTP 0.50 32 Tahun 2
25 Tiar 39 Buntu Dea Sd 0.85 20 Tahun 2
26 Sain 44 Kalimbua Sd 0.35 22 Tahun 2
27 Noling 55 Rano SMA 0.35 35 Tahun 1
28 Hasan 58 Pusa Sarjana 0.55 32 Tahun 5
29 Lobo' 47 Pamolongan SD 0.15 27 Tahun 2
30 Kenden 35 Pusa SLTP 0.35 18 Tahun 2
31 Tahan 60 Buntu Dea Sarjana 1.00 30 Tahun 1
32 Onggo' 46 Buntu Dea SD 0.75 28 Tahun 5
Jumlah 1359 19.70 96
Rata-Rata 42 0.62 3
Sumber : Data Primer Setelah diolah, 2020
51
Lampiran 2 : Biaya Variabel Usahatani Kubis di Desa Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang
No. Nama
Responden
luas Lahan
(H)
Persiapan
Lahan (Rp)
Persemaian
(Rp)
Penanaman
(Rp)
Pemupukan
(Rp)
Pestisida
(Rp)
Panen
(Rp)
Total Biaya
(Rp)
1 Kiraman 1 1,200,000 1,000,000 720,000 3,180,000 1,840,000 596,000 8,536,000
2 Sainal 0.5 400,000 500,000 320,000 1,490,000 920,000 298,000 3,928,000
3 Asing 0.75 600,000 1,440,000 480,000 2,237,800 1,383,600 427,000 6,568,400
4 Dicu 0.75 600,000 1,440,000 480,000 2,388,000 1,382,100 157,000 6,447,100
5 Ciman 0.65 500,000 700,000 320,000 2,073,000 1,192,800 357,000 5,142,800
6 Daru 1 1,500,000 1,800,000 960,000 2,980,000 1,746,400 586,000 9,572,400
7 Pata' 0.8 800,000 850,000 480,000 2,405,000 1,472,000 466,000 6,473,000
8 Ganing 1 1,800,000 1,800,000 720,000 3,180,000 1,853,000 596,000 9,949,000
9 Anto 0.55 600,000 810,000 480,000 1,758,000 1,004,800 248,000 4,900,800
10 Edi 0.9 600,000 950,000 640,000 2,865,000 1,656,000 456,000 7,167,000
11 Iqbal 0.35 300,000 350,000 160,000 1,040,000 642,800 259,000 2,751,800
12 Sabar 0.65 600,000 1,260,000 480,000 1,942,800 1,195,100 177,000 5,654,900
13 Tahir 0.5 600,000 500,000 160,000 1,590,000 930,000 388,000 4,168,000
14 Agu 0.3 300,000 300,000 160,000 960,000 717,000 348,000 2,785,000
15 Indi 0.65 600,000 700,000 480,000 1,942,800 1,204,600 307,000 5,234,400
16 Rusli 0.8 800,000 850,000 480,000 2,405,000 1,527,000 436,000 6,498,000
17 Yasir 0.65 600,000 700,000 320,000 1,942,800 1,200,600 257,000 5,020,400
18 Kadir 0.35 400,000 300,000 240,000 1,040,000 705,200 159,000 2,844,200
19 Saidir 0.35 300,000 250,000 160,000 1,110,000 615,600 289,000 2,724,600
20 Amir 1 1,600,000 1,800,000 1,200,000 2,980,000 1,996,800 596,000 10,172,800
21 Ari 0.85 1,200,000 1,620,000 640,000 2,703,000 1,592,600 357,000 8,112,600
52
22 Mariono 0.15 200,000 200,000 160,000 452,800 317,600 109,000 1,439,400
23 Kadang 0.35 400,000 350,000 160,000 1,042,800 637,400 168,000 2,758,200
24 Senjata 0.5 600,000 900,000 240,000 1,590,000 873,800 268,000 4,471,800
25 Tiar 0.85 800,000 1,620,000 640,000 2,703,000 1,498,600 447,000 7,708,600
26 Sain 0.35 400,000 250,000 160,000 970,000 1,039,500 339,000 3,158,500
27 Noling 0.35 200,000 300,000 240,000 1,035,000 580,600 109,000 2,464,600
28 Hasan 0.55 600,000 600,000 320,000 1,758,000 1,035,400 327,000 4,640,400
29 Lobo' 0.15 200,000 250,000 80,000 452,800 355,500 109,000 1,447,300
30 Kenden 0.35 200,000 350,000 240,000 1,042,800 681,000 109,000 2,622,800
31 Tahan 1 1,800,000 1,800,000 960,000 3,180,000 1,853,200 606,000 1,0199,200
32 Onggo' 0.75 800,000 1,440,000 480,000 2,237,800 1,373,400 157,000 6,488,200
Jumlah 19.7 22,100,000 27,980,000 13,760,000 60,678,200 37,024,000 10,508,000 172,050,200
Rata-rata 0.62 690,625 874,375 430,000 1,896,194 1,157,000 328,375 5,376,569
Sumber : Data Primer Setelah diolah, 2020.
53
Lampiran 3 : Biaya Tetap Usahatani Kubis di Desa Tongko Kecamatan Baroko
Kabupaten Enrekang
No. Nama
Responden
luas Lahan
(H)
Biaya Tetap/Tahun Total Biaya
(Rp) Pajak
(Rp)
Penyusutan Alat
(Rp)
1 Kiraman 1.00 40,000 314,600 354,600
2 Sainal 0.50 20,000 300,700 320,700
3 Asing 0.75 30,000 331,500 361,500
4 Dicu 0.75 30,000 332,600 362,600
5 Ciman 0.65 26,000 382,000 408,000
6 Daru 1.00 40,000 319,900 359,900
7 Pata' 0.80 32,000 233,000 265,000
8 Ganing 1.00 40,000 270,100 310,100
9 Anto 0.55 22,000 339,300 361,300
10 Edi 0.90 36,000 267,000 303,000
11 Iqbal 0.35 14,000 259,500 273,500
12 Sabar 0.65 26,000 307,300 333,300
13 Tahir 0.50 20,000 293,700 313,700
14 Agu 0.30 12,000 257,900 269,900
15 Indi 0.65 26,000 354,300 380,300
16 Rusli 0.80 32,000 323,400 355,400
17 Yasir 0.65 26,000 261,000 287,000
18 Kadir 0.35 14,000 252,500 266,500
19 Saidir 0.35 14,000 321,500 335,500
20 Amir 1.00 40,000 385,100 425,100
21 Ari 0.85 34,000 260,200 294,200
22 Mariono 0.15 6,000 244,700 250,700
23 Kadang 0.35 14,000 276,000 290,000
24 Senjata 0.50 20,000 271,200 291,200
25 Tiar 0.85 34,000 320,500 354,500
26 Sain 0.35 14,000 254,500 268,500
27 Noling 0.35 14,000 204,100 218,100
28 Hasan 0.55 22,000 305,000 327,000
29 Lobo' 0.15 6,000 229,900 235,900
30 Kenden 0.35 14,000 267,300 281,300
31 Tahan 1.00 40,000 304,700 344,700
32 Onggo' 0.75 30,000 227,300 257,300
Jumlah 19.70 788,000 9,272,300 10,060,300
Rata-rata 0.62 24,625 289,759 314,384
Sumber : Data Primer Setelah diolah, 2020.
54
Lampiran 4 : Biaya Total Produksi Usahatani Kubis di Desa Tongko Kecamatan
Baroko Kabupaten Enrekang
No. Nama
Responden
Luas Lahan
(Ha)
Biaya variabel
(Rp)
Biaya tetap
(Rp)
Biaya Total
(Rp)
1 Kiraman 1.00 8,536,000 354,600 8,890,600
2 Sainal 0.50 3,928,000 320,700 4,248,700
3 Asing 0.75 6,568,400 361,500 6,929,900
4 Dicu 0.75 6,447,100 362,600 6,809,700
5 Ciman 0.65 5,142,800 408,000 5,550,800
6 Daru 1.00 9,572,400 359,900 9,932,300
7 Pata' 0.80 6,473,000 265,000 6,738,000
8 Ganing 1.00 9,949,000 310,100 10,259,100
9 Anto 0.55 4,900,800 361,300 5,262,100
10 Edi 0.90 7,167,000 303,000 7,470,000
11 Iqbal 0.35 2,751,800 273,500 3,025,300
12 Sabar 0.65 5,654,900 333,300 5,988,200
13 Tahir 0.50 4,168,000 313,700 4,481,700
14 Agu 0.30 2,785,000 269,900 3,054,900
15 Indi 0.65 5,234,400 380,300 5,614,700
16 Rusli 0.80 6,498,000 355,400 6,853,400
17 Yasir 0.65 5,020,400 287,000 5,307,400
18 Kadir 0.35 2,844,200 266,500 3,110,700
19 Saidir 0.35 2,724,600 335,500 3,060,100
20 Amir 1.00 10,172,800 425,100 10,597,900
21 Ari 0.85 8,112,600 294,200 8,406,800
22 Mariono 0.15 1,439,400 250,700 1,690,100
23 Kadang 0.35 2,758,200 290,000 3,048,200
24 Senjata 0.50 4,471,800 291,200 4,763,000
25 Tiar 0.85 7,708,600 354,500 8,063,100
26 Sain 0.35 3,158,500 268,500 3,427,000
27 Noling 0.35 2,464,600 218,100 2,682,700
28 Hasan 0.55 4,640,400 327,000 4,967,400
29 Lobo' 0.15 1,447,300 235,900 1,683,200
30 Kenden 0.35 2,622,800 281,300 2,904,100
31 Tahan 1.00 1,0199,200 344,700 10,543,900
32 Onggo' 0.75 6,488,200 257,300 6,745,500
Jumlah 19.70 172,050,200 10,060,300 182,110,500
Rata-Rata 0.62 5,376,569 314384 5,690,953
Sumber : Data Primer Setelah diolah, 2020.
55
Lampiran 5 : Penerimaan Usahatani Kubis di Desa Tongko Kecamatan Baroko
Kabupaten Enrekang
No. Nama
Responden
Luas Lahan
(Ha)
Produksi Kubis
(Kg)
Harga
(Rp/Kg)
Penerimaan
(Rp)
1 Kiraman 1.00 18,000 1,500 27,000,000
2 Sainal 0.50 9,000 1,500 13,500,000
3 Asing 0.75 13,500 2,000 27,000,000
4 Dicu 0.75 13,500 1,500 20,250,000
5 Ciman 0.65 10,500 1,700 17,850,000
6 Daru 1.00 18,000 1,500 27,000,000
7 Pata' 0.80 13,500 1,500 20,250,000
8 Ganing 1.00 18,000 1,500 27,000,000
9 Anto 0.55 9,000 1,500 13,500,000
10 Edi 0.90 16,500 1,700 28,050,000
11 Iqbal 0.35 6,000 1,000 6,000,000
12 Sabar 0.65 12,000 1,500 18,000,000
13 Tahir 0.50 9,000 1,500 13,500,000
14 Agu 0.30 4,500 1,500 6,750,000
15 Indi 0.65 10,500 1,000 10,500,000
16 Rusli 0.80 13,500 1,000 13,500,000
17 Yasir 0.65 12,000 1,500 18,000,000
18 Kadir 0.35 6,000 1,700 10,200,000
19 Saidir 0.35 6,000 1,700 10,200,000
20 Amir 1.00 18,000 1,500 27,000,000
21 Ari 0.85 15,000 1,000 15,000,000
22 Mariono 0.15 3,000 1,500 4,500,000
23 Kadang 0.35 6,000 1,500 9,000,000
24 Senjata 0.50 9,000 1,500 13,500,000
25 Tiar 0.85 15,000 2,000 30,000,000
26 Sain 0.35 6,000 1,500 9,000,000
27 Noling 0.35 6,000 1,500 9,000,000
28 Hasan 0.55 9,000 1,700 15,300,000
29 Lobo' 0.15 3,000 1,500 4,500,000
30 Kenden 0.35 6,000 1,500 9,000,000
31 Tahan 1.00 18,000 1,500 27,000,000
32 Onggo' 0.75 13,500 2,000 27,000,000
Jumlah 19.70 346,500 527,850,000
Rata-Rata 0.62 10,828 164,95312.5
Sumber : Data Primer Setelah diolah, 2020.
56
Lampiran 6 : Pendapatan Usahatani Kubis di Desa Tongko Kecamatan Baroko
Kabupaten Enrekang
No. Nama
Responden
Luas Lahan
(Ha)
Penerimaan
(Rp)
Biaya Total
(Rp)
Pendapatan
(Rp)
1 Kiraman 1.00 27,000,000 8,890,600 18,109,400
2 Sainal 0.50 13,500,000 4,248,700 9,251,300
3 Asing 0.75 27,000,000 6,929,900 20,070,100
4 Dicu 0.75 20,250,000 6,809,700 13,440,300
5 Ciman 0.65 17,850,000 5,550,800 12,299,200
6 Daru 1.00 27,000,000 9,932,300 17,067,700
7 Pata' 0.80 20,250,000 6,738,000 13,512,000
8 Ganing 1.00 27,000,000 10,259,100 16,740,900
9 Anto 0.55 13,500,000 5,262,100 8,237,900
10 Edi 0.90 28,050,000 7,470,000 20,580,000
11 Iqbal 0.35 6,000,000 3,025,300 2,974,700
12 Sabar 0.65 18,000,000 5,988,200 12,011,800
13 Tahir 0.50 13,500,000 4,481,700 9,018,300
14 Agu 0.30 6,750,000 3,054,900 3,695,100
15 Indi 0.65 10,500,000 5,614,700 4,885,300
16 Rusli 0.80 13,500,000 6,853,400 6,646,600
17 Yasir 0.65 18,000,000 5,307,400 12,692,600
18 Kadir 0.35 10,200,000 3,110,700 7,089,300
19 Saidir 0.35 10,200,000 3,060,100 7,139,900
20 Amir 1.00 27,000,000 10,597,900 16,402,100
21 Ari 0.85 15,000,000 8,406,800 6,593,200
22 Mariono 0.15 4,500,000 1,690,100 2,809,900
23 Kadang 0.35 9,000,000 3,048,200 5,951,800
24 Senjata 0.50 13,500,000 4,763,000 8,737,000
25 Tiar 0.85 30,000,000 8,063,100 21,936,900
26 Sain 0.35 9,000,000 3,427,000 5,573,000
27 Noling 0.35 9,000,000 2,682,700 6,317,300
28 Hasan 0.55 15,300,000 4,967,400 10,332,600
29 Lobo' 0.15 4,500,000 1,683,200 2,816,800
30 Kenden 0.35 9,000,000 2,904,100 6,095,900
31 Tahan 1.00 27,000,000 10,543,900 16,456,100
32 Onggo' 0.75 27,000,000 6,745,500 20,254,500
Jumlah 19.70 527,850,000 182,110,500 345,739,500
Rata-Rata 0.62 16,495,313 5,690,953 10,804,359
Sumber : Data Primer Setelah diolah, 2020.
57
Lampiran 7: Peta Administratif Kabupaten Enrekang
58
Lampiran 8 : Peta Administratif Kecamatan Baroko
59
Lampiran 9 :Dokumentasi Penelitain
Gambar 1 : Tanaman Kubis
Gambar 2 : Pengolahan Lahan
60
Gambar 3 : Penanaman
Gambar 4 : Bibit Kubis Saat Persemaian
61
Gambar 5 : Panen Kubis
Gambar 6 :Wawancara dengan Petani Kubis
62
63
64
65
RIWAYAT HIDUP
RISNAYANTI, lahir di Tongko tanggal 14 April 1998 dari
ayah Arifin R dan ibu Nurbaya. Penulis merupkan anak
kedua dari lima bersaudara. Pendidikan formal yang
dilalaui penulis adalah SDN 98 Tongko dan lulus tahun
2010, MTS Muhammadiyah Tongko dan lulus pada tahun
2013 kemudian melanjutkan pendidikan di SMAN 12 Makassar dan lulus pada
tahun 2016. Pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk program studi
Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.
Selama mengikuti perkulihan penulis pernah magang di UPT Balai Benih
Tanaman Pangan Kabupaten Maros, penulis juga ikut dalam organisasi Himpunan
mahasisiwa Agribisnis (HIMAGRI) dan Himpunan Pelajar Mahasisiwa
Massenrempulu (HPMM).
Berkat rahmat, doa serta Karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi Dengan karya yang berjudul “Analisis Produksi dan
Pendapatan Usahatani Kubis di Desa Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten
Enrekang”.
Recommended