View
278
Download
8
Category
Preview:
Citation preview
7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja
1/219
ANALISIS TINGKAT RISIKO KESELAMATAN KERJA
PADA PROSES PEMINTALAN(SPINNING) DI BAGIAN PRODUKSI
PT UNITEX TBK TAHUN 2010
(STUDI KUALITATIF)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)
OLEH :
WIWIN LISTYOWATI
NIM : 106101003362
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010
7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja
2/219
i
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satupersyaratan memperoleh gelar strata 1 di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuaidengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarata.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya ataumerupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yangberlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 25 Agustus 2010
Wiwin Listyowati
7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja
3/219
ii
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANPROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJASkripsi, September 2010
Wiwin Listyowati, NIM : 106101003362
ANALISIS TINGKAT RISIKO KESELAMATAN KERJA PADA PROSES
PEMINTALAN(SPINNING) DI BAGIAN PRODUKSI PT UNITEX Tbk TAHUN 2010
(STUDI KUALITATIF)
xix + 195 halaman, 38 tabel ,12 gambar, 5 diagram , lampiran.
ABSTRAKSI
PT Unitex Tbk terletak di jalan raya Tajur No.1 Desa Sindang Rasa Kecamatan Ciawi,
Bogor Jawa Barat. PT Unitex Tbk merupakan salah satu Industri tekstil yang terdiri dari empatbagian yaitu Spinning, Wieving, Dyeing dan Utility. PT Unitex Tbk memproduksi barang
terutama kain jadi untuk kalangan menengah ke atas. Barang hasil produksi yang dihasilkanberupa benang tenun, kain mentah dan kain jadi.
Bagianspinningmenyimpan risiko keselamatan kerja yang besar, hal ini disebabkan lebihberagamnya proses kerja yang terjadi di bagian spinning. Salah satu proses kerja yang
mempunyai risiko keselamatan kerja terbesar di bagian spinningadalah proses winding, karenapada proses spinning menggunakan bejana tekan atau heat setter yang bersuhu 150 celcius.
Risiko yang terbesar dalam tahap ini adalah peledakan yang dapat menyebabkan disaster. Didepartemen spinning sendiri, tahap proses kerjanya terdiri dari blowing,carding, pre drawing,
lap former, combing, drawing 1st, 2
nd, 3
rd, simplex frame, ring spinningdan winding.
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat risiko keselamatan kerja pada
proses spinning di bagian produksi PT. Unitex Tbk, Bogor Jawa Barat. Sedangkan tujuankhususnya adalah untuk mengetahui tahapan pekerjaan proses spinning, risiko keselamatan, dan
faktor tingkat risiko yang terdiri dari konsekuensi, paparan, dan kemungkinan serta tingkatrisiko.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan melakukan observasi langsung dan
wawancara dengan supervisor departemen, operator mesin di bagian pemintalan/spinning, P2K3departemen spnning dan petugas klinik perusahaan(dokter perusahaan) yang ada didalamnyadengan menggunakan instrumen observasi (kamera digital) dan panduan wawancara. Setelah itu
dilakukan penilaian risiko dengan menggunakan metode analisis semi kuantitatif.
Daftar bacaan : 36 (1982 - 2010)
7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja
4/219
iii
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES
DEPARTMENT OF PUBLIC HEALTH
MAJOR OF OCCUPATIONAL SAFETY AND HEALTH
Thesis, September 2010
Wiwin Listyowati, NIM : 106101003362
Analysis of the level of occupational safety risk in the spinning process of the production
section PT Unitex Tbk Year 2010
(qualitative studies)
xxiii+ 195 pages, 38 tables, 12 pictures, 5 diagram, attachments
ABSTRACT
PT Unitex Tbk is located in Tajur Street No.1 Sindang Rasa, Ciawi, Bogor West Java. PT UnitexTbk is one of the textile companies that consist of four parts, such as spinning, wieving, dyieing
and utility. PT Unitex Tbk produced things especially yarn finished for the middle class. Theproduced good is yarn, yarn dyeing and yarn finished.
The spinning department saved a big safety occupational risk, it was caused by more typesof working process have been done in spinning department. One of work process which has a
biggest safety occupational risk in spinning department is winding process, because of windingprocess using a pressure vessel or heat setter with temperature more than 150
0Celsius. The
biggest risk in this process is blasting that can cause of disaster. Spinning department itself,working process such as blowing, carding, pre drawing, lap former, combing, drawing 1
st, 2
nd,
3rd, simplex frame, ring spinningand winding.
General purpose of this study was to determine the level of safety risk in spinningdepartment of the production section PT Unitex Tbk Bogor West Java. While the aim particularis to know the stages of the process of spinning, safety risk and factors comprising the level of
risk consist of consequences, exposure and level of risk.This research is a qualitative research which doing direct observation and interview with
supervisor department, machine operator in spinning, P2K3 spinning department and companydoctor which inside by observation instrument(digital camera ) and interview guide and then it
was done risk assessment through semi quantitative analyze method.
References: 36 (1982 - 2010)
7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja
5/219
iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Skripsi Dengan Judul
ANALISIS TINGKAT RISIKO KESELAMATAN KERJA
PADA PROSES PEMINTALAN (SPINNING)DI BAGIAN PRODUKSI
PT. UNITEX TBK TAHUN 2010
(STUDI KUALITATIF)
Telah disetujui, diperiksa dan dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi
Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Jakarta, 28 September 2010
Riastuti Kusuma Wardani, SKM, MKM
Pembimbing Skripsi I
Drs.M.Farid Hamzens.M.si
Pembimbing Skripsi II
7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja
6/219
v
PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Jakarta, 28 September 2010
Riastuti Kusuma Wardani, SKM, MKM
Ketua
Drs.M.Farid Hamzens.M.siAnggota I
(Rulyenzi Rasyid.MKKK)Anggota II
7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja
7/219
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Di dalam Daftar Riwayat Hidup ini menerangkan bahwa :
Nama : Wiwin Listyowati
No. KTP : 32.77.02.2008/03763/02013288
Tempat/Tgl. Lahir : Lampung, 25 Agustus 1987
Umur : 23 Tahun
Agama : Islam
Status Pernikahan : Belum Menikah
Status Kewarganegaraan : WNI
Alamat : Jl. Mangga No. 68 Komplek Taman Serua, Kecamatan
Sawangan, Kabupaten Depok, Jawa Barat
No.Telp : 081386050638/081906078957
Email/blog : wiwinlistio@yahoo.com
PENDIDIKAN FORMALNo Lembaga Jurusan Tahun
1
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Fakultas Kedokteran dan IlmuKesehatan
K3 (Keselamatan
dan Kesehatan
Kerja) Kesehatan
Masyarakat
2006 - Sekarang
2 SMAN 1 Lampung - Lulus tahun 2006
3 MTS Darul Huda. Lampung - Lulus tahun 2003
4 MI Darul Huda. Lampung - Lulus tahun 2000
SERTIFIKASI DAN SEMINARNo Lembaga Tahun
1Survey Kematian Ibu dan Bayi di Kabupaten Tangerang
tahun 20092009
2 Training Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 ; 2004 2008
2 Training Sistem Manajemen K3 OSHA 18001 ; 2007 2008
3 Debat Refleksi Kesehatan Masyarakat Indonesia 2008
4 Seminar Kesehatan Pencegahan Dini terhadap 2008
7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja
8/219
vii
Osteoporosis
5 Seminar Populer Move Your Body, Your Hearts Healthy 2008
6Training Jurnalistik Televisi Mempersiapkan Jurnalis
Handal dan Professional Menuju Era Informasi Global2008
7
Sarasehan Mahasiswa Lintas Agama dan Peringatan Hari
Perempuan Internasional Kerukunan Umat Beragama
Menuju NKRI dan Kekerasan Terhadap Perempuan,
Kesehatan Reproduksi, dan Trafficking Dalam Prespektif
Gender
2007
8Menjawab Tantangan Masa Depan Melalui Upaya
Peningkatan Derajat Kesehatan2007
9Seminar Kesehatan Tahukah Anda Kolesterol dan
Resikonya?2006
ORGANISASINo Lembaga Tahun
1Ketua Organisasi Seni dan Olah Raga(OSERA)
MTS Darul Huda. Lampung2000 2001
2 Ketua OSIS MTS Darul Huda. Lampung 2002 2003
5 Ketua PMR SMAN I Lampung 2003 2004
6 Angota Seni Tari Daerah SMAN I Lampung 2003 2004
3 Ketua OSIS SMAN I Lampung 2004 2005
4Ketua KIR(Karya Ilmiah Remaja) SMAN I
Lampung2004 2006
7 PASKIBRAKA SMAN I Lampung 2004
8Anggota Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat
Indonesia Pergerakan Anggota Muda IAKMI2008
9Dewan Perwakilan Mahasiswa Kesehatan
Masyarakat2008 2009
10
Panitia Penyelenggara Kegiatan Pengalaman
Belajar Lapangan (PBL) I dan II DI Kecamatan
Curug Kabupaten Tangerang
2008 2009
11Panitia Penyelenggara Seminar Pengembangan
Profesi Kesmas Pro Kontra PLTN di Indonesia2009
12Anggota Paduan Suara Fakultas Kedokteran Dan
Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah2008 sekarang
7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja
9/219
viii
LEMBAR PERSEMBAHAN
Di langitSore makin menuaCahayanya terus melinsirMenyisakan lembayung pucat di ujung hariSenja meluruh dalam bisuDan pertempuran kehidupanBaru saja akan di mulaiBersama doa - doa yang berpendarDari mentari yang bersinar esok pagi
Dedicated to Ayah dan Ibu, kedua kakak dan ketiga adik ku,Mas Alif,Guru-guru ku serta sahabat dekat dan semua yang telah mendukungdalam menempuh studi
7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja
10/219
ix
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji bagi Allah SWT yang menciptkan dunia dan seisinya dengan beraneka
ragam, dan menjadikan perbedaan sebagai rahmat-NYA, syukur tak pernah henti penulis
ucapkan atas ridho-NYA akhirnya laporan magang yang berjudul ANALISIS TINGKAT
RISIKO KESELAMATAN KERJA PADA PROSES PEMINTALAN (SPINNING) DI
BAGIAN PRODUKSI PT. UNITEX TBK TAHUN 2010 (STUDI KUALITATIF) telah
penulis selesaikan, shalawat beserta salam tak lupa penulis sampaikan kepada baginda Rasulallah
SAW yang membawa umatnya dari jaman gelap gulita ke jaman terang benderang.
Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis mendapatkan banyak bantuan, bimbingan,
petunjuk dan motivasi dari banyak orang, dan tanpa bantuannya penulis belum tentu bisa
menyelesaikannya.
Dengan kerendahan hati penulis memberikan rasa hormat dan ucapan terimakasih
sebanyak - banyaknya kepada:
1.
Kedua orang tua penulis tercinta, Ayah juara satu seluruh dunia Bapak Suyitno Sumarjodan Dewi Sri ku, Bunda Sriatin yang selalu memberikan motivasi dan inventarisasi baik
moril maupun materil dari lahir sampai sekarang, selalu mebimbing penulis untuk tetap
kuat dan tegar dimanapun dan kapanpun. Kakak-kakakku tersayang Marheni Widiasih
dan Darsono.MS, Tutut Marheni Famularsih S.Pd dan Wawan Setiawan.SIP. Adik-
adikku tercinta, pembangkit semangat dan perjuangan ku Laily Ramadhani, Syaira Afifah
Salsabilla, El-Zerrina Ayla Varda dan si Bontot Jagoan ku Arya Pramodya al-Ghifari
yang selalu membuat hari- hari ceria tetap semangat. Perjuangan Kakak untuk kalian
adik-adikku.
2. Orang tua kedua ku,Dosen pribadi ku, Ir. Suwadi Darmatyas Adipranoto dan SitiMasykuriyah S.ag yang telah memberikan dorongan baik moril dan materil bagi penulis.
Serta keponakan ku yang lucu Elmerelllia balqis safira maharsiwi dan Irvan Haq
7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja
11/219
7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja
12/219
xi
13.Mas Alif yang selalu mensupport dan menemani penulis dalam susah dan senang,terakhir selalu terurai doa yang tulus untuk Alm.Yardiyansyah Kusuma semoga Allah
memberikan tempat yang indah di Surga. Miss u always... ever and forever.
Terakhir dengan memanjatkan doa kepada Allah SWT semoga semua amal kebaikan
semua pihak dibalas oleh Allah SWT amin. dan semoga laporan magang ini dapat menambah
khazanah pengetahuan penulis khususnya dan pembaca umumnya.
Jakarta, 28 September 2010
Penulis
7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja
13/219
xii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Perumusan masalah........................................................................... 6
1.3 Pertanyaan penelitian ........................................................................ 6
1.4 Tujuan penelitian ............................................................................. 7
1.4.1 Tujuan Umum ....................................................................... 7
1.4.2 Tujuan Khusus ...................................................................... 7
1.5 Manfaat ......................................................................................... 8
1.5.1 Bagi peneliti ................................................................................... 8
1.5.2 Bagi prodi kesmas.......................................................................... 8
1.5.3 Bagi perusahaan ............................................................................. 9
1.6 Ruang Lingkup penelitian .............................................................. 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Analisis Risiko ............................................................................. 11
2.2 manajemen risiko .......................................................................... 12
2.3 Proses manajemen risiko Risiko ................................................... 16
2.4 Pemintalan(spinning) ................................................................... 31
7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja
14/219
xiii
BAB III KERANGKA BERFIKIR DAN DEFINISI ISTILAH
3. 1 Kerangka berfikir ............................................................................ 39
3.2. Definisi istilah ................................................................................ 41
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Desain penelitian ............................................................................ 46
4.2 Lokasi dan waktu penelitian ............................................................. 46
4.3 Informan .......................................................................................... 46
4.4 Instrumen penelitian......................................................................... 47
4.5 Teknik pengumpulan data ................................................................ 47
4.6 Pengolahan data .............................................................................. 51
4.7 Teknik analisis data.......................................................................... 52
4.8 Validitas data ................................................................................... 52
BAB V HASIL
5.1 Gambaran Umum Perusahaan .......................................................... 53
5.2 Gambaran tahapan pekerjaan proses pemintalan (spinning) di bagian
produksi PT Unitex Tbk................................ ................................ ... 62
5.3 Identifikasi risiko pada setiap tahapan proses kerja pemintalan (spinning)
di bagian produksi PT Unitex Tbk..................................................... 64
5.4 Analisis risiko pada setiap tahapan pekerjaan proses pemintalan
(spinning) di bagian produksi PT Unitex Tbk................................... 96
5.5 Evaluasi risiko pada setiap tahapan pekerjaan proses pemintalan
(spinning) di bagian produksi PT Unitex Tbk..................................129
7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja
15/219
xiv
BAB VI PEMBAHASAN
6.1 Keterbatasan Penelitian ...................................................................144
6.2 Pembahasan Hasil Identifikasi Risiko Pada Setiap Tahapan Pekerjaan
Proses Pemintalan/ Spinningdi Departemen SpinningBagian Produksi PT Unitex
Tbk .................................................................................................144
6.3 Pembahasan Hasil Analisis Risiko Pada Setiap Tahapan Pekerjaan Proses
Pemintalan/ Spinningdi Departemen SpinningBagian Produksi PT Unitex Tbk
.......................................................................................................145
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan ..........................................................................................187
7.2 Saran................................................................................................188
7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja
16/219
xv
DAFTAR TABEL
Nomor Tabel Halaman
2.1 Tingkat Konsekuensi Metode Analisis Semi Kuantitatif................... 23
2.1 Tingkat Paparan Metode Analisis Semi Kuantitatif .......................... 25
2.3 Tingkat Kemungkinan Metode Analisis Semi Kuantitatif................. 26
2.4 Tingkat Risiko Metode Analisis Semi Kuantitatif............................. 27
2.5 Perbandingan Metode Analisis Risiko.............................................. 28
3.1 Tingkat Konsekuensi Metode Analisis Semi Kuantitatif................... 42
3.2 Tingkat Paparan Metode Analisis Semi Kuantitatif .......................... 43
3.3 Tingkat Kemungkinan Metode Analisis Semi Kuantitatif................. 44
3.4 Tingkat RisikoMetode Analisis Semi Kuantitatif............................. 45
4.1 Tabel Pengumpulan Data Primer...................................................... 48
5.1 Jumlah Sumber Daya Manusia Di PT Unitex Tbk. .......................... 56
5.2 Hasil identifikasi risiko pada tahap blowingdi departemenspinningPT
Unitex Tbk tahun 2010...................................................................... 68
5.3 Hasil identifikasi risiko pada tahap carding di departemenspinningPT
Unitex Tbk tahun 2010...................................................................... 71
5.4 Hasil identifikasi risiko pada tahappre drawingdi departemenspinning
PT Unitex Tbk tahun 2010 ............................................................... 74
5.5 Hasil identifikasi risiko pada tahap Lap former di departemenspinning
PT Unitex Tbk tahun 2010 .............................................................. 77
5.6 Hasil identifikasi risiko pada tahap Combingdi departemenspinningPT
7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja
17/219
xvi
Unitex Tbk tahun 2010...................................................................... 80
5.7 Hasil identifikasi risiko pada tahap drawing 1st, 2
nd, 3
rd di departemen
spinningPT Unitex Tbk tahun 2010 ................................................. 83
5.8 Hasil identifikasi risiko pada tahap Simplex frame di departemenspinning
PT Unitex Tbk tahun 2010 ................................................................ 87
5.9 Hasil identifikasi risiko pada tahap ring spinning di departemen
spinning PT Unitex Tbk tahun 2010................................................ 90
5.10 Hasil identifikasi risiko pada tahap windingdi departemenspinningPT
Unitex Tbk tahun 2010.................................................................... 94
5.11 Hasil analisis risiko pada tahap blowingdi departemenspinningPT
Unitex Tbk Tahun 2010 .................................................................. 99
5.12 Hasil analisis risiko pada tahap Cardingdi departemenspinningPT
Unitex Tbk Tahun 2010 .................................................................102
5.13 Hasil analisis risiko pada tahappre drawingdi departemenspinningPT
Unitex Tbk Tahun 2010 ................................................................105
5.14 Hasil analisis risiko pada tahap lap formerdi departemenspinningPT
Unitex Tbk Tahun 2010 ................................................................109
5.15 Hasil analisis risiko pada tahap combingdi departemenspinningPT
Unitex Tbk Tahun 2010 ................................................................111
5.16 Hasil analisis risiko pada tahapDrawing 1st, 2
nd, 3
rddi departemen
spinningPT Unitex Tbk Tahun 2010.............................................114
5.17 Hasil analisis risiko pada tahap Simplex frame departemenspinningPT
Unitex Tbk Tahun 2010 ................................................................119
5.18 Hasil analisis risiko pada tahapRing spinningdepartemenspinningPT
7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja
18/219
xvii
Unitex Tbk Tahun 2010 .................................................................124
5.19 Hasil analisis risiko pada tahap WindingdepartemenspinningPT
Unitex Tbk Tahun 2010 .................................................................128
5.20 Hasil Evaluasi Risiko TahapBlowingPada Proses Spinningdi Bagian
Produksi PT. Unitex Tbk Tahun 2010 ............................................130
5.21 Hasil Evaluasi Risiko Tahap CardingPada Proses Spinningdi Bagian
Produksi PT. Unitex Tbk Tahun 2010 ............................................132
5.22 Hasil Evaluasi Risiko Tahappre drawingPada Proses Spinningdi
Bagian Produksi PT. Unitex Tbk Tahun 2010 .................................133
5.23 Hasil Evaluasi Risiko Tahap lap formerPada Proses Spinningdi Bagian
Produksi PT. Unitex Tbk Tahun 2010 ............................................135
5.24 Hasil Evaluasi Risiko Tahap CombingPada Proses Spinningdi Bagian
Produksi PT. Unitex Tbk Tahun 2010 ............................................136
5,25 Hasil Evaluasi Risiko TahapDrawing 1st, 2
nd, 3
rdPada Proses Spinning
di Bagian Produksi PT. Unitex Tbk Tahun 2010 ............................138
5.26 Hasil Evaluasi Risiko Tahapsimplex frame Pada Proses Spinningdi
Bagian Produksi PT. Unitex Tbk Tahun 2010 ................................139
5.27 Hasil Evaluasi Risiko TahapRing SpinningPada Proses Spinningdi
Bagian Produksi PT. Unitex Tbk Tahun 2010 .................................141
5.28 Hasil Evaluasi Risiko Tahap WindingPada Proses Spinningdi Bagian
Produksi PT. Unitex Tbk Tahun 2010 .............................................143
7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja
19/219
xviii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Gambar Halaman
2.1 Tahapan Manajemen Risiko MenurutAS / NZS4360 : 1999............. 13
2.2 Rincian tahapan manajemen risiko menurutAS / NZS4360 : 2004... 15
3.1 Kerangka Berfikir ............................................................................ 40
5.1 Mesin Blowing................................................................................ 67
5.2 Mesin Carding................................................................................ 70
5.3 mesinpre drawing........................................................................... 73
5.4 MesinLap former............................................................................ 76
5.5 Mesin Combing................................................................................ 79
5.6 MesinDrawing 1st, 2
nd, 3
rd.............................................................. 83
5.7 Mesinsimplex frame ........................................................................ 86
5.8 Mesin ring spinning......................................................................... 89
5.9 Mesin Winding................................................................................. 94
7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja
20/219
xix
DAFTAR DIAGRAM
Nomor Diagram Halaman
5.1 Struktur Organisasi PT. Unitex. Tbk ................................................ 55
5.2 Struktur organisasi bagianspinning.................................................. 57
5.3 Struktur organisasi bagian Wieving g................................................ 57
5.4 Struktur organisasi departemenDyeing ........................................... 58
5.5 Alur Proses produksi bagian pemintalan/spinning ........................... 63
7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja
21/219
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Keselamatan kerja merupakan faktor yang sangat diperhatikan dalam dunia
industri modern terutama bagi mereka yang berstandar internasional. Berdasarkan
penelitian Calvin dan Joseph (2006) dinyatakan bahwa sistem kerja di industri garmen
mempunyai risiko keselamatan kerja yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja,
meliputi kecelakaan pada jari tangan (terjepit), terbakar, peledakan, dan lainnya.
Menurut Cross (1998), risiko adalah kemungkinan suatu kejadian yang akan
menimbulkan dampak pada suatu objek. Risiko merupakan suatu ukuran yang meliputi
kemungkinan suatu kejadian dan akibat yang terjadi.
ILO memperkirakan kerugian yang dialami sebagai akibat kecelakaan-
kecelakaan dan penyakit- penyakit akibat kerja setiap tahun lebih dari US$1.25 triliun
atau sama dengan 4% dari Produk Domestik Bruto (GDP). Tingkat kecelakaan-
kecelakaan fatal di negara-negara berkembang empat kali lebih tinggi dibanding negara-
negara industri. Di negara-negara berkembang, kebanyakan kecelakaan dan penyakit
akibat kerja terjadi di bidang-bidang pertanian, perikanan dan perkayuan, pertambangan
dan konstruksi.( ILO, 2004).
Sektor tekstil Eropa dan Amerika merupakan produsen terbesar yang memenuhi
pangsa pasar dunia, dimana omset yang diperoleh lebih dari EUR 200 miliar. Sektor
7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja
22/219
2
tekstil dan pakaian di Eropa dan Amerika berubah sebagai hasil dari pengembangan
teknologi dan kondisi ekonomi, dengan restrukturisasi usaha, modernisasi serta
beradaptasi dengan perubahan teknologi. Ada kecenderungan bergerak pada produksi
massal produk sederhana menuju produk yang lebih luas. Berbagai produk yang
dihasilkan bernilai tambah yang tinggi. Teknis dan industri khususnya produk subsektor
adalah wilayah di mana produsen Eropa mampu memimpin pangsa pasar dunia.
Perkembangan ini juga berdampak pada kerja di sektor ini, dengan perubahan model
kerja (misalnya subkontrak), dan sebagai hasil dari teknik yang terlibat, dilakukan
penilaian tentang bahaya dan risiko yang mungkin terjadi pada pekerja yang terkena
paparan bahan baku untuk mencegah terjadinya kecelakaan.(OSHA Team.europa, 2007)
Berdasarkan ketentuan yang dikeluarkan Badan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Eropa tentang Keselamatan dan kesehatan kerja di sektor tekstil, mencakup semua
bahaya dan risiko di seluruh bagian sektor tekstil, tetapi menyoroti beberapa isu kunci
yang terjadi pada pekerja dan bagaimana keselamatan dan kesehatan pekerja dapat
dikelola. Untuk itu dilakukan pendekatan untuk pencegahan yaitu dengan penilaian
risiko yang diikuti dengan langkah-langkah pencegahan berdasarkan prinsip-prinsip
umum pencegahan, diantaranya mengidentifikasi bahaya dan mereka yang beresiko,
mengevaluasi dan memprioritaskan risiko, mengambil tindakan, monitoring dan
meninjau. (OSHA Team.europa, 2007)
Di Asia, khususnya Asia Selatan pernah terjadi kecelakaan di industry tekstil dan
garmen. Kejadian kecelakaan di perusahaan textil atau garmen terjadi di Bangladesh
yaitu kebakaran pabrik pada tanggal 24 Februari 2006 yang menyebabkan 51 pekerja
tewas dan ratusan lainnya mengalami cedera serius. Kejadian tersebut diakibatkan oleh
7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja
23/219
3
buruknya standar keamanan yang menyebabkan sering terjadi kecelakaan di pabrik-
pabrik garmen (Deutsche, 2009).
Di Indonesia Kejadian kebakaran di pabrik garmen juga banyak terjadi, seperti
contoh kejadian kebakaran di gudang kapas pabrik garmen PT. Bintara Bandung pada
tanggal 2 September 2008. Kebakaran ini menyebabkan satu orang terluka, pemicu
kebakaran disebabkan oleh ledakan tabung gas yang terdapat pada gudang tersebut
(Ramdani,Tempo, 2009).
Di Jawa Barat, kejadian kecelakaan di pabrik tekstil juga beberapa kali terjadi,
pertama yaitu pada tanggal 11 februari 2009, Pabrik tekstil PT Politek di kawasan
Batujajar, Bandung, Jawa Barat hangus terbakar.( Santoso, Liputan6, 2009). Kedua,
terbakarnya gudang penyimpanan benang ekspor yang letaknya persis disebelah gedung
spinning milik sebuah pabrik tekstil di Sumedang, Jawa Barat pada 12 februari 2010,
hingga menimbulkan ledakan.( Anita, MetroTVNews, 2010). Terakhir pada 6 April
2010 kecelakaan kerja terjadi di Pabrik tekstil PT Ever Fhinetex di Cibinong, Bogor,
Jawa Barat hingga terjadi peledakan yang menyebabkan delapan karyawan terluka,
selain itu ledakan itu merusak bangunan di sekitar pabrik.( Santoso,Liputan6, 2010)
Upaya pencegahan kecelakaan akibat kerja dapat direncanakan,dilakukan dan
dipantau dengan melakukan studi karakteristik tentang kecelakaan agar upaya
pencegahan dan penananggulanganya dapat dipilih melalui pendekatan yang paling
tepat. Analisa tentang kecelakaan dan resikonya dilakukan atas dasar pengenalan atau
identifikasi bahaya di lingkungan kerja dan pengukuran bahaya di tempat kerja. Secara
garis besar ada empat faktor utama yang mempengaruhi kecelakaan yaitu faktor
manusia, alat atau mesin, material dan lingkungan.(Sumamur, 1985)
7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja
24/219
4
Proses identifikasi bahaya merupakan salah satu bagian dari manajemen resiko.
Penilaiaan resiko merupakan proses untuk menentukan prioritas pengendalian terhadap
tingkat resiko kecelakaan atau penyakit akibat kerja. Proses idenfikasi bahaya bisa
dimulai berdasarkan kelompok, seperti: kegiatan, lokasi, aturan-aturan, dan fungsi atau
proses produksi. Ada berbagai cara yang dapat dilakukan guna mengidentifikasi bahaya
di lingkungan kerja, misalnya melalui inspeksi, informasi mengenai data kecelakaan
kerja, penyakit dan absensi, laporan dari tim K3, P2K3, supervisor dan keluhan pekerja,
pengetahuan tentang industri, lembar data keselamatan bahan dan lain-lain.(Depnaker,
1991)
PT Unitex Tbk merupakan perusahaan besar pengekspor tektil yang telah
disertifikasi oleh ISO 9001:2000, sehingga di akui di pasar internasional dan
memberikan jaminan bahwa produk yang di keluarkan telah memenuhi persyaratan yang
ditetapkan. PT Unitex Tbk dapat di bagi menjadi dua bagian, yaitu bagian Produksi yang
terdiri darispinning, wievingdan dyeingserta bagian non produksi yaitu utility. (Annual
report PT Unitex Tbk.2008)
Disamping itu, dalam kurun waktu tiga tahun terakhir laporan P2K3 mencatat
kejadian kecelakaan di departemen spinning yang diketahui dari tahun 2007 jumlah
kejadian kecelakaan mulai dari departemenspinningberjumlah 2 kasus, wieving2 kasus
dan dyeing 4 kasus. Tahun berikutnya, yaitu tahun 2008 jumlah kejadian kecelakaan
mulai dari departemenspinningberjumlah 1 kasus, wieving4 kasus dan dyeing2 kasus.
Terakhir tahun 2009, jumlah kejadian kecelakaan yang tercatat mulai dari departemen
spinningberjumlah 2 kasus, wieving4 kasus dan dyeing tidak terdapat kasus kecelakaan
atau 0 (Nol) kasus. Secara rinci terdapat dalam table sebagai berikut:
7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja
25/219
5
Table 1.1 Data kejadian kecelakaan PT Unitex Tbk tahun 2007 s/d 2009
*sumber: lap P2K3 PT Unitex Tbk.2009
Dari penjelasan di atas, riwayat kejadian kecelakaan di bagian produksi PT
Unitex Tbk menunjukkan fluktuasi jumlah kecelakaan kerja. Dari keempat department
tersebut, departemen spinning adalah satu-satunya department yang mengalami
peningkatan pada tahun terakhir. Meskipun wieving tercatat mengalami kasus
kecelakaan lebih besar dari spinning namun tidak menjadi prioritas, karena jumlah
pekerja di wieving tiga kali lipat lebih banyak dibanding spinning. Dalam persentase
dapat digambarkan jumlah kasus di wieving0.85% sedangkan spinning1.05%. Hal itu
mengindikasikan adanya risiko keselamatan kerja di pemintalan(spinning) lebih besar di
banding wieving. Meskipun PT Unitex Tbk memiliki program K3 yang di sebut KYT
(Kiken Yochi Training) dimana program ini identifikasi bahaya di lakukan setiap
departemen dan terfokus setelah terjadi kecelakaan kerja dalam bentuk pelatihan untuk
melakukan identifikasi bahaya, namun program tersebut belum dapat mewakili aspek-
aspek dalam melakukan identifikasi bahaya dan melihat beberapa bahaya dari tiap
masing-masing tahapan proses kerja. Untuk itu, diperlukan analisis risiko keselamatan
7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja
26/219
6
kerja untuk mengetahui tingkat risiko keselamatan kerja pada proses
pemintalan(spinning) di bagian produksi PT Unitex Tbk tahun 2010.
1.2 PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan penelitian Calvin dan Joseph (2006) dinyatakan bahwa sistem kerja
di industri garmen/tekstil mempunyai risiko keselamatan kerja yang dapat menimbulkan
kecelakaan kerja. Kecelakan tersebut di antaranya kecelakaan pada jari tangan (terjepit),
terbakar, peledakan, dan lainnya.
Meskipun telah menganut prinsip Zero Accident, Berdasarkan laporan
kecelakaan pada jam kerja yang tercatat oleh P2K3 PT Unitex Tbk, periode bulan
Januari 2009 - Desember 2009 tercatat masih terjadi 8 kasus kecelakaan kerja dan 1
kasus kebakaran yang tejadi di ruangRing Spinning. Dari ketiga department yang ada di
bagian produksi PT Unitex departement spinning adalah department yang mengalami
peningkatan kejadian kecelakaan dari 1 kasus menjadi 2 kasus kecelakaan ditambah
dengan 1 kasus kebakaran di ringspinning.
Spinning merupakan permulaan atau awal dari rangkaian proses produksi,
kecelakaan yang terjadi bisa berdampak pada penurunan produktivitas kerja dan
menyebabkan keterlambatan proses produksi di departemen selanjutnya yaitu wieving
dan dyeing yang akhirnya menyebabkan kerugian bagi perusahaan. Adanya kasus
kecelakaan kerja tersebut juga menunjukkan perlu adanya perlindungan yang lebih
serius terhadap pekerja. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis risiko keselamatan
kerjadengan terlebih dahulu melihat dan menilai proses kerja, jenis risiko,konsekuensi,
paparan dan kemungkinan sehingga diketahui tingkat risiko keselamatan kerja pada
proses pemintalan(spinning) di bagian produksi PT Unitex Tbk tahun 2010.
7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja
27/219
7
1.3 PERTANYAAN PENELITIAN
1. Bagaimana gambaran struktur organisasi dan tahapan proses kerja didepartemenspinningbagian produksi PT Unitex Tbk tahun 2010?
2. Bagaimana gambaran identifikasi risiko keselamatan kerja (meliputi kejadiankecelakaan yang pernah terjadi dan yang berpotensi untuk terjadi kecelakaan),
penyebab dan upaya pengendalian yang terdapat pada setiap tahapan
pekerjaan proses pemintalan(spinning) di bagian produksi PT Unitex Tbk
tahun 2010?
3. Bagaimana gambaran konsekuensi (consequence), paparan (exposure),kemungkinan (likelihood) keselamatan kerja yang terdapat pada setiap
tahapan pekerjaan proses pemintalan(spinning) di bagian produksi PT Unitex
Tbk tahun 2010?
4. Bagaimana gambaran evaluasi risiko keselamatan kerja pada setiap tahapanpekerjaan proses pemintalan(spinning) di bagian produksi PT Unitex Tbk
tahun 2010?
5. Bagaimana gambaran tingkat risiko keselamatan kerja pada setiap tahapanpekerjaan proses pemintalan(spinning) di bagian produksi PT Unitex Tbk
tahun 2010?
1.4 TUJUAN PENELITIAN
1.4.1 TUJUAN UMUM
Diketahuinya tingkat risiko keselamatan kerja pada proses
pemintalan(spinning) di bagian produksi PT Unitex Tbk tahun 2010.
7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja
28/219
8
1.4.2 TUJUAN KHUSUS
1. Diketahuinya gambaran struktur organisasi dan tahapan proses kerja didepartemenspinningbagian produksi PT Unitex Tbk tahun 2010.
2. Diketahuinya gambaran identifikasi risiko keselamatan kerja (meliputikejadian kecelakaan yang pernah terjadi dan yang berpotensi untuk terjadi
kecelakaan), penyebab dan upaya pengendalian yang terdapat pada setiap
tahapan pekerjaan proses pemintalan(spinning) di bagian produksi PT
Unitex Tbk tahun 2010.
3. Diketahuinya gambaran konsekuensi (consequence), paparan (exposure),kemungkinan (likelihood) keselamatan kerja yang terdapat pada setiap
tahapan pekerjaan proses pemintalan(spinning) di bagian produksi PT
Unitex Tbk tahun 2010.
4. Diketahuinya gambaran evaluasi risiko keselamatan kerja pada setiaptahapan pekerjaan proses pemintalan(spinning) di bagian produksi PT
Unitex Tbk tahun 2010.
5. Diketahuinya gambaran tingkat risiko keselamatan kerja pada setiaptahapan pekerjaan proses pemintalan(spinning) di bagian produksi PT
Unitex Tbk tahun 2010.
1.5 MANFAAT PENELITIAN
1.5.1 BAGI PENELITI
Memberikan manfaat bagi peneliti untuk memperdalam pengetahuan
tentang analisis risiko. Terutama mengenai analisis risiko keselamatan kerja pada
tahapan pekerjaan prosesspinningdi bagian produksi perusahaan tekstil.
7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja
29/219
9
1.5.2 BAGI PRODI KESMAS
Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi tambahan
bagi civitas akademik Prodi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Terutama mengenai analisis risiko keselamatan kerja pada setiap tahapan
pekerjaan prosesspinningdi bagian produksi perusahaan tekstil.
1.5.3 BAGI PERUSAHAAN
Penelitian tentang kaitan analisis risiko dengan tingkat risiko ini dapat
menjadi bahan pertimbangan atas masukan-masukan tentang potensi bahaya
yang terdapat di departemenspinningdan cara pengendalianya.
1.6 RUANG LINGKUP PENELITIAN
Penelitian ini berjudul Analisis risiko keselamatan kerja pada proses spinning
di bagian produksi PT Unitex Tbk Bogor Jawa Barat tahun 2010. Penelitian ini di
lakukan di PT Unitex Tbk Jl Raya Tajur No.1, Bogor Jawa Barat khususnya di
departemen spinning, bagian produksi pada bulan Agustus - September 2010 karena di
departmentspinning, data kecelakaan menunjukkan adanya peningkatan dari tahun 2008
terjadi 1 kasus kemudian tahun 2009 terjadi 2 kasus kecelakaan di bagianspinning, hal
itu tidak menutup kemungkinan bahwa bagian spinning juga mengandung risiko
keselamatan kerja. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan sasaran pekerja
departemenspnningPT Unitex Tbk.
Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis semi kuantitatif untuk
mengetahui tingkat konsekuensi, paparan, dan kemungkinan risiko keselamatan pada
7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja
30/219
10
proses spinning untuk mengetahui tingkat risiko keselamatan kerja berdasarkan
Australian Standard / New Zealand Standard4360 : 1999. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data primer dan sekunder, data sekunder dengan telaah dokumen
yang ada di P2K3 perusahaan dan data primer dilakukan dengan wawancara kepada
manajemen departemen(manager departemen), supervisor departemen, operator mesin di
bagian pemintalan/spinning, P2K3 departemen spinning dan petugas klinik
perusahaan(dokter perusahaan).
Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa semester VIII peminatan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja, Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja
31/219
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 ANALISIS RISIKO
2.1.1 PENGERTIAN RISIKO
Risiko adalah kemungkinan terjadinya kerugian atau keuntungan. Juga,
suatu takaran dari potensi kerugian yang mempertimbangkan besarnya kerugian
dan kemungkinan terjadinya.(Bird.1996)
MenurutAustralian Standard / New Zealand Standard4360 : 2004, risiko
adalah kemungkinan atau peluang terjadinya sesuatu yang dapat menimbulkan
suatu dampak dari suatu sasaran, risiko diukur berdasarkan adanya kemungkinan
terjadinya suatu kasus atau konsekuensi yang dapat ditimbulkannya. Menurut
Kolluru (1996) ada 5 macam tipe risiko, yaitu :
1. Risiko KeselamatanRisiko keselamatan memiliki probabilitas rendah, tingkat paparan dan
konsekuensi tinggi, bersifat akut, dan jika terjadi kontak akan langsung
terlihat efeknya. Penyebab risiko keselamatan lebih dapat diketahui serta
lebih berfokus pada keselamatan manusia dan pencegahan kecelakaan di
tempat kerja.
2. Risiko Kesehatan
7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja
32/219
12
Risiko kesehatan memiliki probabilitas tinggi, tingkat paparan dan
konsekuensi rendah, dan bersifat kronis. Penyebab risiko kesehatan sulit
diketahui serta lebih berfokus pada kesehatan manusia.
3. Risiko Lingkungan dan EkologiRisiko lingkungan dan ekologi melibatkan interaksi yang beragam
antara populasi, komunitas. Fokus risiko lingkungan dan ekologi lebih
kepada dampak yang ditimbulkan terhadap habitat dan ekosistem yang jauh
dari sumber risiko.
4. Risiko FinansialRisiko finansial memiliki risiko jangka panjang dan jangka pendek
dari kerugian properti terkait dengan perhitungan asuransi dan pengembalian
asuransi. Fokus risiko finansial lebih kepada kemudahan pengoperasian dan
aspek keuangan.
5. Risiko Terhadap MasyarakatRisiko terhadap masyarakat memperhatikan pandangan masyarakat
terhadap kinerja organisasi dan produksi, semua hal pada risiko terhadap
masyarakat terfokus pada penilaian dan persepsi masyarakat.
2.2 MANAJEMEN RISIKO
Menurut Australian Standard / New Zealand Standard4360 : 1999, manajemen
risiko adalah pemeliharaan, proses, dan struktur yang mengacu langsung pada
pengetahuan efektif terhadap kesempatan potensial dan efek yang merugikan.
7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja
33/219
13
Menurut Kolluru (1996), manajemen risiko merupakan sebuah proses evaluasi
dan jika dibutuhkan dapat digunakan untuk mengendalikan sumber paparan dan risiko.
Manajemen risiko adalah pendeskripsian sejumlah prosedur yang berhubungan dengan
identifikasi risiko, penilaian risiko, upaya pengendalian, dan peninjauan kembali hasil
pengendalian.
Gambar 2.1
Tahapan Manajemen Risiko MenurutAS / NZS4360 : 1999
Beberapa tahapan dalam melaksanakan manajemen risiko menurut Australian
Standard / New Zealand Standard4360 : 1999, yaitu :
1. Menetapkan tujuan dan lingkup pelaksanaan manajemen risiko.2. Melaksanakan identifikasi risiko.3. Melakukan analisis risiko untuk menetapkan kemungkinan dan konsekuensi
yang akan terjadi serta menetapkan tingkat risiko.
4. Menetapkan evaluasi untuk menetapkan skala prioritas dan membandingkandengan kriteria yang ada.
ESTABLISH CONTEXT
IDENTIFY RISKS
ANALYSE RISKS
EVALUATE RISKS
TREAT RISKSCOMMUNICATEANDCONSUL
MONITORANDREVIEW
RISKSASSESMENT
7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja
34/219
14
5. Melakukan pengendalian risiko yang tidak dapat diterima.6. Melakukan pemantauan dan tinjauan ulang program manajemen risiko yang telah
dilaksanakan.
7. Komunikasi dan konsultasi yang dilakukan dalam proses manajemen risiko yangmelibatkan pihak internal dan eksternal.
2.2.1 Tujuan Manajemen Risiko
Tujuan manajemen risiko menurut Australian Standard / New Zealand
Standard4360 : 1999, yaitu :
1. Membantu meminimalisasi meluasnya efek yang tidak diinginkan terjadi.2. Memaksimalkan pencapaian tujuan organisasi dengan meminimalkan
kerugian.
3. Melaksanakan program manajemen secara efisien sehingga memberikankeuntungan bukan kerugian.
4. Melakukan peningkatan pengambilan keputusan pada semua level.5. Menyusun program yang tepat untuk meminimalisasi kerugian pada saat
terjadi kegagalan.
6. Menciptakan manajemen yang bersifat proaktif bukan bersifat reaktif.
7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja
35/219
15
Analyse riskDetermine exizting controls
No
Yes
Establish context
The strategic context The organizational context Develop criteria
Comm
unicateandconsult
Mon
itorandreview
Accept
risks
Evaluate risks
Compare against criteria Set risk properties
Determine
conse uences
Determine
likelihood
Treat risks Identify treatment options Evaluate treatment options Select treatment options Prepare treatment plans
Identify Risk
How can happen? How can it happen?
Estimate level of
Gambar 2.2 rincian tahapan manajemen risiko berdasarkan AS/NZS 4369/2004
7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja
36/219
16
2.2.2 Manfaat Manajemen Risiko
Manfaat manajemen risiko menurut Australian Standard / New
Zealand Standard4360 : 2004, yaitu :
1. Memperkecil kemungkinan suatu kejadian yang tidak diinginkan danmengurangi efek yang ditimbulkan dari kemungkinan tersebut.
2. Meningkatkan produktivitas kerja.3. Membantu meningkatkan perencanaan kerja perusahaan yang efektif,
lingkungan kerja, produksi, dan mencapai performa perusahaan yang
lebih baik.
4. Mendapat keuntungan dari segi ekonomi dan kemudahan untukmemenuhi target perusahaan dan perlindungan aset.
5. Meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan karyawan.
2.3 PROSES MANAJEMEN RISIKO
2.3.1 Identifikasi Risiko
Sebelum identifikasi resiko terlebih dahulu dilakukan penentuan ruang
lingkup merupakan parameter dasar proses manajemen risiko. Ruang lingkup
tersebut mencakup 3 komponen, yaitu ruang lingkup eksternal, internal, dan
manajemen risiko di mana proses manajemen risiko akan diterapkan (AS / NZS
4360 : 1999).
Identifikasi risiko merupakan suatu tahapan yang dilakukan dengan cara
mengidentifikasi hal-hal tertentu (hazard) dalam pekerjaan yang dapat
menyebabkan sebuah risiko terjadi (Kolluru, 1996). Menurut Australian
7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja
37/219
17
Standard / New Zealand Standard4360 : 2004, identifikasi risiko adalah langkah
dalam proses manajemen risiko untuk mengidentifikasi apa penyebab atau
kemungkinan terjadinya kegagalan dan bagaimana skenario dari kegagalan
tersebut terjadi.
Identifikasi risiko dimulai dengan melakukan identifikasi semua sumber
bahaya pada area konsekuensi atau dampak. Dalam melakukan sebuah
identifikasi dibutuhkan metode yang logis dan terstruktur untuk memastikan
bahwa tidak ada area lain yang terlewatkan. Struktur tersebut dijadikan sebagai
dasar untuk menanyakan pertanyaan dengan cara yang imajinatif tentang apa
yang mungkin terjadi dan bagaimana hal itu dapat terjadi (Cross, 1998).
Berdasarkan menurut PERMENAKER No: PER.05/ MEN/ 1996 standar
tentang identifikasi resiko, antara lain:
Identifikasi kondisi yang ada dibandingkan dengan ketentuan pedoman ini.
Identifikasi sumber bahaya yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan.
Penilaian tingkat pengetahuan, pemenuhan peraturan perundangan danstandar K3.
Meninjau sebab dan akibat kejadian yang membahayakan, kompensasi dangangguan serta hasil penilaian sebelumnya yang berkaitan dengan K3.
Beberapa contoh metode identifikasi tersebut, yaitu :
1. Preliminary Hazard Analysis (PHA)Preliminary Hazard Analysis adalah suatu metode yang dilakukan
sebagai analisis awal (Budiono, 2003). Preliminary Hazard Analysis
dilakukan jika tidak ada suatu informasi mengenai sistem (Colling, 1990).
7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja
38/219
18
2. Hazard and Operability Study (HAZOPS)Hazard and Operability Study adalah suatu metode analisis yang
lebih detail pada desain dan operasi (Budiono, 2003). Hazard and
Operability Study digunakan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi
proses yang berhubungan dengan safety dan bahaya pada lingkungan, serta
memproses masalah yang dapat berdampak pada efisisensi operasi (Kolluru,
1996).
3. Failure Modes and Effects Analysis (FMEA)Failure Modes and Effects Analysis adalah suatu metode analisis yang
mendalam sebagai akibat kegagalan peralatan dan pengaruhnya (Budiono,
2003). Failure Modes and Effects Analysis secara sistematis menilai
komponen dari suatu sistem tentang bagaimana sistem tersebut dapat
mengalami kegagalan, kemudian mengevaluasi efek yang terjadi dari
kegagalan tersebut dan tingkat bahaya yang dihasilkan akibat kegagalan
sistem, serta bagaimana kegagalan tersebut dapat dicegah atau diminimalisasi
(Colling, 1990).
4. Fault Tree Analysis (FTA)Fault Tree Analysis adalah suatu model analisis desain, prosedur, dan
kesalahan pada faktor manusia (Budiono, 2003). Fault Tree Analysis dapat
digunakan untuk memprediksi dan mencegah terjadinya kecelakaan atau alat
investigasi setelah terjadinya kecelakaan (Geotsch, 1996).
7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja
39/219
19
5. JobSafetyAnalysis (JSA)Menurut Soeripto (1997), JobSafetyAnalysis adalah suatu cara yang
digunakan untuk memeriksa metode kerja dan menentukan bahaya yang
sebelumnya telah diabaikan dalam merencanakan pabrik atau gedung dan di
dalam rancang bangun masin-mesin, alat-alat kerja, material, lingkungan
tempat kerja, dan proses kerja. Terdapat 4 langkah dalam membuat Job
SafetyAnalysis :
a. Memilih (menyeleksi) pekerjaan yang akan dianalisa. Pekerjaan tidakdapat dipilih secara acak, pekerjaan dengan pengalaman kecelakaan
terburuk seharusnya di analisis terlebih dahulu. Dalam memilih pekerjaan
untuk di analisis dan dalam menyusun tata cara analisis, pengawasan
utama yang harus diikuti adalah :
Banyaknya kecelakaan yang terjadi dalam sebuah pekerjaan.
Kecelakaan yang menghasilkan luka berat.
Kecelakaan yang menghasilkan luka cacat. Pekerjaan baru dengan perubahan di dalam peralatan kerja atau proses.b. Membagi pekerjaan ke dalam beberapa langkah atau kegiatan. Sebelum
penelitian terhadap bahaya dimulai, pekerjaan harus di bagi ke dalam
beberapa langkah yang menggambarkan apa yang telah selesai
dikerjakan. Untuk menghindari 2 kesalahan umum, yaitu :
Membagi pekerjaan menjadi terlalu rinci yang seharusnya tidak perlumenghasilkan sejumlah banyak langkah.
7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja
40/219
20
Membuat rincian kerja yang terlalu umum, sehingga langkah dasar tidaktertulis.
c.
Melakukan identifikasi terhadap bahaya dan kecelakaan yang potensial.
d. Mengembangkan prosedur kerja yang aman untuk menghilangkan bahayadan mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan. Mengembangkan
suatu prosedur kerja yang aman untuk :
Mencegah timbulnya kecelakaan. Mencari data baru untuk melakukan pekerjaan itu. Merubah kondisi fisik yang menimbulkan risiko. Mehilangkan bahaya yang masih ada dan mengganti prosedur. Mengurangi frekuensi melaksanakan tugas.
Menurut Diberardinis (1999), beberapa keuntungan yang dapat
diperoleh dengan menggunakan metodeJobSafetyAnalysis adalah :
a. Pendekatan Job Safety Analysis sangat mudah dipahami dan tidakmembutuhkan suatu tahapan training, serta dapat dengan cepat
disesuaikan dengan pandangan individu yang berpengalaman.
b. Proses pada Job SafetyAnalysis dapat memberikan kesempatan padaindividu untuk mengenali atau memberikan pengetahuan mengenai
operasi.
c. Hasil dari analisis dapat digunakan untuk dokumentasi yang dapatdigunakan untuk melatih pekerja baru.
d. Dokumentasi Job SafetyAnalysis juga dapat digunakan sebagai bahanaudit.
7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja
41/219
21
Menurut Colling (1990), Job SafetyAnalysis berisikan beberapa
informasi yang berkaitan dengan suatu proses pekerjaan, yaitu :
a.
Job (Pekerjaan), berisikan mengenai jenis pekerjaan yang dilakukan
dalam unit produksi untuk diidentifikasi risikonya.
b. Task(Rincian Kegiatan), berisikan penjelasan mengenai rincian kegiatanyang dilakukan untuk masing-masing tahapan kegiatan yang dapat
menggambarkan faktor-faktor terjadinya dampak.
c. Hazard(Bahaya), untuk mengetahui jenis bahaya apa yang ditimbulkandari kegiatan pekerjaan.
d. Probability (Kemungkinan), berisikan tentang kemungkinan pekerjauntuk terkena cidera dari bahaya yang ditimbulkan oleh kegiatan
pekerjaan.
e. Consequency (Konsekuensi), berisikan penjelasan mengenai dampakyang ditimbulkan dari setiap kegiatan kerja.
2.3.2 Proses Analisis Risiko
Analisis resiko adalah mengidentifikasi bahaya yang dapat
mempengaruhi durasi atau sumber daya pembiayaan pengembangan tersebut.
Yang dikatakan bahaya disini adalah suatu keadaan yang dapat dan akan terjadi ,
dan jika keadaan muncul, dapat menciptakan suatu problem terhadap
keberhasilan penyelesaian pengembangan.(SI.ITS.2008)
Analisis risiko adalah sebuah bentuk sistematika dalam penggunaan
informasi yang telah tersedia untuk mengidentifikasi bahaya (hazard) dan untuk
7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja
42/219
22
memperkirakan suatu risiko terhadap individu, populasi, bangunan, dan
lingkungan (Kolluru, 1996)
Tujuan melakukan analisis risiko adalah untuk membedakan antara risiko
kecil dengan risiko besar dan menyediakan data untuk membantu evaluasi dan
penanganan risiko. Terdapat 3 metode dalam melakukan analisis risiko, yaitu :
1. Analisis KualitatifAnalisis kualitatif menggunakan bentuk kata atau skala deskriptif
untuk menjelaskan seberapa besar kondisi potensial dari kemungkinan
yang akan di ukur. Pada umumnya analisis kualitatif digunakan untuk
menentukan prioritas tingkat risiko yang lebih dahulu harus diselesaikan
(AS / NZS4360 : 1999).
2. Analisis KuantitatifAnalisis kuantitatif menggunakan hasil perhitungan numerik
untuk tiap konsekuensi dan tingkat probabilitas dengan menggunakan
data variasi, seperti catatan kejadian, literatur, dan eksperimen. Dengan
adanya sumber data tersebut, hasil analisis memiliki keakuratan lebih
tinggi dibandingkan dengan analisis risiko yang lain (Kolluru, 1996).
3. Analisis Semi KuantitatifAnalisis semi kuantitatif bukan bagian dari analisis kuantitatif
maupun analisis kualitatif. Analisis semi kuantitatif menghasilkan
prioritas yang lebih rinci dibandingkan dengan analisis kualitatif karena
risiko di bagi menjadi beberapa kategori.
7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja
43/219
23
Metode ini pada prinsipnya hampir sama dengan metode analisis
kualitatif, perbedannya terletak pada uraian atau deskripsi dari parameter
yang ada pada analisis semi kuantitatif dinyatakan dengan nilai atau skor
tertentu. Menurut Australian Standard / New Zealand Standard 4360 :
1999, analisis semi kuantitatif mempertimbangkan kemungkinan untuk
menggabungkan 2 elemen, yaitu probabilitas (likelihood) dan paparan
(exposure) sebagai frekuensi. Terdapat hubungan yang sangat kuat antara
frekuensi dari paparan dengan probabilitas terjadinya risiko.
Dalam metode analisis semi kuantitatif terdapat 3 unsur yang
dijadikan pertimbangan, yaitu :
a. Konsekuensi (Consequence)Konsekuensi adalah nilai yang menggambarkan suatu
keparahan dari efek yang ditimbulkan oleh sumber risiko pada setiap
tahapan pekerjaan. Tingkat konsekuensi metode analisis semi
kuantitatif dibagi ke dalam beberapa kategori, yaitu : Catastropic,
Disaster, Very Serious, Serious,Important, dan Noticeable (AS / NZS
4360 : 1999).
Dibawah ini merupakan table penentuan konsekuensi dengan
metode semi kuantitatif.
Table.2.1 Tingkat Konsekuensi Metode Analisis Semi Kuantitatif
Kategori Deskripsi Rating
Catastropic Kerusakan yang sangat parah, terhentinya aktifitas,
kerusakan besar, dan menetap terhadap lingkungan.
100
7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja
44/219
24
Disaster Kematian, kerusakan setempat, dan menetap
terhadap lingkungan.
50
Very
Serious
Cacat atau penyakit yang menetap dan kerusakan
sementara terhadap lingkungan.
25
Serious Cedera atau penyakit yang serius tetapi sementara
dan efeknya merugikan terhadap lingkungan.
15
Important Butuh penanganan medis & efek tidak terlalu
merugikan.
5
Noticeable Luka ringan, memar, atau penyakit yang ringan dan
kerugian setempat yang sangat kecil dengan efek
yang juga setempat.
1
Sumber : Risk Management AS / NZS 4360 : 1999 (Modifikasi)
b. Paparan (Exposure)Paparan menggambarkan tingkat frekuensi interaksi antara
sumber risiko yang terdapat di tempat kerja dengan pekerja dan
menggambarkan kesempatan yang terjadi ketika sumber risiko ada
yang akan diikuti oleh dampak atau konsekuensi yang akan
ditimbulkan. Tingkat frekuensi tersebut akan ditentukan ke dalam
kategori tingkat paparan yang mempunyai nilai rating yang berbeda,
yaitu : Continously, Frequently, Occasionally, Infrequent, Rare, dan
Very Rare (AS / NZS 4360 : 1999). Dibawah ini merupakan table
penentuan tingkat paparan dengan metode semi kuantitatif:
7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja
45/219
25
Tabel 2.2
Tingkat Paparan Metode Analisis Semi Kuantitatif
Kategori Deskripsi Rating
Continously Terjadi secara terus menerus setiap hari. 10
Frequently Terjadi sekali setiap hari. 6
Occasionally Terjadi sekali seminggu sampai dengan
sekali sebulan.
3
Infrequent Terjadi sekali sebulan sampai dengan
sekali setahun.
2
Rare Pernah terjadi tetapi jarang, diketahui
kapan terjadinya.
1
Very Rare Sangat jarang, tidak diketahui kapan
terjadinya.
0,5
Sumber : Risk Management AS / NZS 4360 : 1999
c. Kemungkinan (Likelihood)Kemungkinan adalah nilai yang menggambarkan
kecenderungan terjadinya konsekuensi dari sumber risiko pada setiap
tahapan pekerjaan. Kemungkinan tersebut akan ditentukan ke dalam
kategori tingkat kemungkinan yang mempunyai nilai rating yang
berbeda, yaitu : Almost Certain, Likely, Unusual, Remotely Possible,
Conceivable, danPractically Impossible (AS / NZS4360 : 1999).
7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja
46/219
26
Table 2.3
Tingkat Kemungkinan Metode Analisis Semi Kuantitatif
Kategori Deskripsi Rating
Almost
Certain
Akibat yang paling mungkin timbul
apabila kejadian tersebut terjadi.
10
Likely Kemungkinan terjadi 50 50. 6
Unusual Mungkin saja terjadi tetapi jarang. 3
Remotely
Possible
Kejadian yang sangat kecil
kemungkinannya untuk terjadi. 1
Conceivable Mungkin saja terjadi, tetapi tidak pernah
terjadi meskipun dengan paparan yang
bertahun tahun.
0,5
Practically
Impossible
Tidak mungkin terjadi atau sangat tidak
mungkin terjadi
0,1
Sumber : Risk Management AS / NZS 4360 : 1999
Tingkat risiko pada analisis semi kuantitatif merupakan hasil
perkalian nilai variabel konsekuensi, paparan, dan kemungkinan dari
risiko-risiko keselamatan kerja yang terdapat pada setiap tahapan
pekerjaan. Tingkat risiko metode analisis semi kuantitatif dibagi ke
dalam beberapa kategori, yaitu : Very High, Priority 1, Substansial,
Priority 3, dan Acceptable (AS / NZS4360 : 1999).
7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja
47/219
27
Tabel 2.4
Tingkat RisikoMetode Analisis Semi Kuantitatif
Tingkat
Risiko
Kategori Tindakan
> 350 Very High Aktifitas dihentikan sampai risiko bisa
dikurangi hingga mencapai batas yang
dibolehkan atau diterima.
180
350
Priority 1
Perlu pengendalian sesegera mungkin.
70
180
Substansial Mengharuskan adanya perbaikan secara
teknis.
20 70 Priority 3 Perlu diawasi dan diperhatikan secara
berkesinambungan.
< 20 Acceptable Intensitas yang menimbulkan risiko
dikurangi seminimal mungkin.
Sumber : Risk Management AS / NZS 4360 : 1999
Menurut Cross (1998) masing-masing metode analisis risiko
yang telah dijelaskan di atas mempunyai beberapa kelebihan dan
kekurangan di antara satu sama lain. Berikut tabel perbandingan
antara 3 metode analisis tersebut :
7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja
48/219
28
Tabel 2.5
Perbandingan Metode Analisis Risiko
(Menurut Cross, 1998)
No Metode
Analisis
Kelebihan Kekurangan
1. Kualitatif Lebih MudahLebih Cepat
Hasil analisis Kurang
akurat jika dibanding
dengan hasil analisis
metode yang lain.
2. Kuantitatif
Lebih Akurat
dibandingkan
Analisis lainnya
Waktu Lebih LamaLebih SulitSumber Data harus
Representatif
3. Semi
Kuantitatif
Lebih Akuratdibanding
Analisis
Kualitatif
Lebih Mudah& Lebih
Cepat
dibanding
Analisis
Kurang Akuratdibanding Analisis
Kuantitatif
Skala yang dipakaiharus tepat untuk
menentukan tingkat
risiko
7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja
49/219
29
Kuantitatif
Sumber : Risk Management AS / NZS 4360 : 1999
2.3.3 Evaluasi Risiko
Menurut Australian Standard / New Zealand Standard 4360 : 2004,
evaluasi risiko merupakan suatu proses membandingkan estimasi nilai risiko
dengan kriteria yang telah disusun terlebih dahulu dan mempertimbangkan
keseimbangan antara manfaat potensial dan hasil yang tidak menguntungkan.
Selanjutnya akan dilakukan proses menilai dan menentukan prioritas
pengendalian risiko berdasarkan kriteria yang ditetapkan mengenai batasan risiko
mana yang bisa diterima, risiko mana yang harus dikurangi, atau risiko mana
yang bisa dikendalikan dengan cara yang lain.
2.3.4 Pengendalian Risiko
Menurut PERMENAKER No. 05 / MEN / 1996, pengendalian risiko
kecelakaan dan penyakit akibat kerja dilakukan dengan berbagai macam metode,
yaitu :
a. Pengendalian teknis atau rekayasa yang meliputi eliminasi, subtitusi,isolasi, ventilasi, higiene, dan sanitasi (engineering control).
b. Pendidikan dan pelatihan.c. Pembangunan kesadaran dan motivasi yang meliputi sistem bonus,
insentif, penghargaan, dan motivasi diri.
d. Evaluasi melalui internal audit, penyelidikan dan etiologi.e. Penegakan hukum.
7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja
50/219
30
Menurut Suardi (2005), dalam melakukan langkah-langkah untuk
mengatasi risiko yang timbul, dibutuhkan suatu skala prioritas yang dapat
membantu dalam pemilihan pengendalian yang disebut dengan hierarki
pengendalian. Urutan prioritas atau hierarki tersebut, yaitu :
a. Eliminasi adalah langkah ideal yang dapat dilakukan dan harus menjadipilihan pertama dalam melakukan pengendalian risiko. Eliminasi berarti
menghilangkan peralatan yang dapat menimbulkan bahaya.
b. Substitusi, prinsip dari alat kendali ini adalah mengendalikan sumberrisiko dengan sarana atau peralatan lain yang tingkat risikonya lebih
rendah atau tidak ada.
c. Rekayasa Engineeringdilakukan dengan mengubah desain tempat kerja,peralatan, atau proses kerja untuk mengurangi tingkat risiko. Ciri khusus
dari tahap ini adalah melibatkan pemikiran yang lebih mendalam
bagaimana membuat lokasi kerja yang lebih aman dengan melakukan
pengaturan ulang lokasi kerja, memodifikasi peralatan, melakukan
kombinasi kegiatan, perubahan prosedur, dan mengurangi frekuensi
dalam melakukan kegiatan berbahaya.
d. Pengendalian Administrasi, dalam tahap ini menggunakan prosedur,standar operasi kerja, atau panduan sebagai langkah untuk mengurangi
risiko. Akan tetapi banyak kasus yang ada, pengendalian administrasi
tetap membutuhkan sarana pengendalian risiko lainnya.
e. Alat Pelindung Diri (APD) adalah pilihan terakhir yang dapat dilakukanuntuk mencegah paparan bahaya pada pekerja. Penggunaan APD ini
7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja
51/219
31
disarankan hanya digunakan bersamaan dengan penggunaan alat
pengendali lainnya. Dengan demikian perlindungan keamanan dan
kesehatan personel akan lebih efektif.
2.3.5 Pemantauan dan Tinjauan Ulang
Menurut Mulya (2008), pemantauan bertujuan untuk melakukan survey
rutin terhadap hasil yang dicapai, kemudian dibandingkan dengan hasil yang
diharapkan atau target yang telah di buat. Sedangkan tinjauan ulang bertujuan
melakukan investigasi secara berkala terhadap situasi terkini. Menurut Australian
Standard / New Zealand Standard4360 : 2004, pemantauan dan tinjauan ulang
perlu dilakukan untuk memonitor efektifitas seluruh tahapan proses manajemen
risiko. Hal ini penting untuk perbaikan berkelanjutan. Risiko dan efektifitas
pengendalian risiko perlu dimonitor untuk meyakinkan bahwa perubahan situasi
tidak mengubah prioritas risiko.
2.4 PEMINTALAN(SPINNING)
2.4.1 Pengertian Pemintalan
Industri Spinning (pemintalan) termasuk sebagai industri intermediate
dari industri tekstil. Industri spinning adalah memproses bahan baku berupa
kapas, rayonfiber, acrylic danpolyesterstaplefibermenjadi benang.
Industrispinningmenghasilkan out putberupa benang yang berbeda-beda
jenisnya berdasarkan bahan bakunya. Output berupa benang dikonsumsi oleh
industri weaving untuk ditenun menjadi kain (facbric) dan ada juga yang
dikonsumsi oleh industri knittinguntuk dirajut menjadi kain rajut.
7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja
52/219
32
Pada industri spinning terdapat beberapa mesin yang melakukan proses
pemintalan yaitu blowing, carding, pre drawing, lap former, combing, drawing,
speed, ring spinning, winding.
a.Blowingdan Carding
Merupakan proses dalam pembuatan benang, dimana bahan baku kapas atau
polyester dimasukkan dalam mesin Blowing untuk diuraikan gumpalan-
gumpalan seratnya, dibersihkan kotoran-kotorannya, dan diaduk sehingga terjadi
pencampuran yang merata antara beberapa jenis kapas. Dari proses ini dihasilkan
Lap yang selanjutnya diproses dalam mesin Carding dan menghasilkan
"Sliver".
b. Combing, Drawing dan Finishing
Proses ini merupakan kelanjutan dari proses blowingdan cardingyang berfungsi
meluruskan dan mensejajarkan serat, memperbaiki kerataan serat dan membuat
sliver dengan berat persatuan panjang tertentu. Tugas seksi ini juga membuat
campuran antarapolyesterdengan kapas melalui prosesDrawing.
c.Ring Spinningdan Finishing
Bagian ini menyiapkan benang dari hasil pemintalan dalam bentuk "Cones"
dengan mesinMach Conner. (ICN, 2009).
2.4.2 HAZARD DALAM INDUSTRI TEKSTIL
Frekuensi klaim terbanyak dalam industri tekstil berasal dari proses
produksi yang sering menimbulkan kerugian berupa kebakaran.
7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja
53/219
33
Disamping prosesnya, material dan cairan yang digunakan
bersifat combustible seperti dyes, coating,glues, danfilms. Serat tekstil sebagai
bahan baku sangat mudah terbakar dan juga sangat mudah rusak karena air.
Terlebih lagi proses produksi tekstil menghasilkan sisa kain atau bahan yang
terakumulasi selama proses yang bersifat combustible atau mudah terbakar. Stok
bahan baku dan bahan jadi seharusnya disimpan dengan sebaik-baiknya terpisah
dari aktifitas atau operasi yang bisa membuat stok tersebut terbakar.
Secara umum, kondisi instalasi kabel (wiring) harus diperhatikan karena
pada umumnya pabrik tekstil menggunakan beban tenaga listrik yang tinggi yang
tentunya kabel akan dialiri arus listrik yang tinggi. Bila keadaan kabel kurang
baik karena sudah tua atau kabel yang dipakai tidak layak, risiko kebakaran akan
sangat tinggi karena akan timbul akumulasi panas pada kabel yang ditimbulkan
oleh arus listrik tadi yang akan memicu kebakaran jika didekatnya terdapat bahan
yang mudah terbakar.
2.4.2.1Hazardpada proses spinning
Tahapan produksi yang sangat berisiko adalah proses pemintalan
(spinning), khususnya untuk bahan kapas (cotton). Serat kapas sangat
mudah dan cepat terbakar. Debu yang berasal dari proses pemintalan bisa
menjadi bahan risiko kebakaran yang sangat tinggi bila terkonsentrasi
pada tingkat tertentu. Kebakaran dapat diawali oleh kesalahan sistem
kelistrikan, kerusakan mekanik mesin, atau percik api yang timbul karena
adanya benda asing dalamfibre conveying system. Risiko kerusakan pada
sistem kelistrikan secara umum yaitu berupa kerusakan pada motor,
7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja
54/219
34
masalah pada kabel, lampu, dan kotak saklar. Potensi kebakaran bisa
ditimbulkan juga pada proses pemintalan dimana benang-benang tersebut
diputar pada kecepatan yang lumayan tinggi yang bisa menyebabkan
sumbu pemutarnya panas.( lippo insurance. 2009)
2.4.2.2 Proses Pemintalan
Pada permulaannya, spinning muncul dengan memintal serat
menggunakan tangan. Sekarang kayu yang dipanggil spindle digunakan
untuk mencampurkan pintalan dan memegang serat yang dipintal. Pada
kebiasaannya lingkaran atau berat menstabilkan spindle. Spindle ialah
span dan memusingkan serat sehingga serat menjadi seutas benang
(yarn). Spindle boleh mengantung dan membantu. Kemudian spinning
wheelberkembang dimana yarn dihasilkan secara cepat dan berterusan.
Spinning wheel berkemungkinan menggunakan kaki, tangan dan kuasa
elektrik. Spinning wheelmenggunakan tangan dipanggil charkha tersebar
luas di India dan digunakan oleh Gandhi dan pengikut-pengikutnya.
2.4.2.3 Perkembangan Industri Tekstil
Bidang tekstil sering dikatakan sebagai sunset industry, terutama
di masa-masa terjadinya kenaikan cost, seperti cost tenaga dan biaya
tenaga kerja. Faktanya, costtenaga industri tekstil sekarang ini hanyalah
sebahagian kecil dari jumlah cost produksi. Begitu juga dengan cost
tenaga kerjanya tidak lebih 10% dari jumlah costproduksi. Maksudnya
bukan disebabkan komponen-komponen tersebut industri ini jatuh.
Kenaikan harga minyak dan kenaikan upah buruh untuk industri tekstil
7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja
55/219
35
berlaku di seluruh dunia di sepanjang 12 bulan akhir-akhir ini. Semua
negara penghasil tekstil di Asia berhadapan dengan masalah yang sama,
termasuk negara-negara penghasil utama, seperti Republik Rakyat Cina
(RRC), Indonesia, Vietnam, India, dan Bangladesh.
Kilang kapas pertama di Amerika Syarikat telah dibina di
Beverly, Massachusetts pada 1787 oleh seorang usahawan John Cabot
bersaudara dan pelabur-pelabur Amerika di kilang kain yaitu Thomas
Somers dan James Leonard. Kilang ini berlainan dengan kilang lain
kerana menggunakan kuasa kuda (horse power). Pembangunan komersial
cotton-spinning pertama berjaya dengan sebuah kilang yang
menggunakan sistem jentera kuasa air sepenuhnya di Amerika Syarikat
pada 1790 oleh Samuel Slater di Blackstone River, Pawtucket, Rhode
Island. Pada 1813, Boston Manufacturing Company telah dibina di
Charles River di Waltham, Massachusetts The Boston Associates.
Pemiliknya ialah Francis Cabot Lowell, yang mengkaji sistem kilang dan
pembinaan di Manchester, England.
Pusat perindustrian di Lowell, Massachusetts di Merrimack -
Manchester, New Hampshire digabungkan pada 1831 dengan Amoskeag
Manufacturing Company, yang wujud sepanjang abad ke-19 menjadi
kilang tekstil (kapas) terbesar di dunia, dengan 30 kilang-kilang dan
sehingga 17,000 pekerja-pekerja.
Sejak dahulu, pembatasan kuota akan dihapuskan mulai 1 Januari
2005. Semua berpendapat bahawa persaingan akan semakin ketat. Namun
7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja
56/219
7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja
57/219
37
2.4.2.5 Cara Pemprosesan Benang
a. Bales ke lap
Kapas mentah yang dihantar ke kilang biasanya dalam bentuk
bales. Bales tersebut akan dihantar ke mesin blendomet untuk proses
pembuangan kotoran atau bendasing yang terdapat pada kapas-kapas
tersebut. Kapas mungkin tidak konsisten dalam kualitas dari bales dan
contoh bagi setiap bales akan diambil.
Pada bahagian ini kapas akan dicampurkan dan dibersihkan dari
kotoran seperti habuk, kapas dalam bentuk bales juga akan dibuka
kepada bentuk lapisan. Kemudian akan disedut oleh mesin Blendomet
BDT 019. Setelah kapas yang berbeda kualitasnya akan dicampurkan
dalam mesinMultipel MixerMM6 235. Seterusnya akan dihantar kepada
mesin cardingmelalui saluran perpipaan bumbung udara ( SPBU ). (ICN,
2009).
b.Lap keSliver Terdapat dua proses yiaitu CardingdanDrawing
CardingKapas yang telah dibersihkan akan dihantar ke mesin carding melalui
aliran angin, ini dinamakan chute feeding yiaitu penyambungan terus
saluran dari proses blowingke carding. Di cardingproses membuat spun
yarn (sliver) apabila serat-serat pendek atau staple yarn di buka dan
dibersihkan serta diselarikan kepada benang berterusan yang tidak
berpintal disebut sliver. Prinsip carding ialah memisah, membuka dan
7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja
58/219
38
menyusun serat-serat pendek menjadi selari. Ia juga memindahkan serat
dari satu permukaan kepada permukaan lain.
Drawing
Prinsip drawing ialah penggabungan beberapa serat sliver yang
menyerupai ukuran dan berat per unit asal. Percampuran berlaku semasa
jumlah sliveryarn digandakan dan dimasukkan serentak pada mesin
seterusnya.
c. SliverkeRoving
Proses roving (simplex) ialah proses mengurangkan saiz berat per
unit panjangsliver. Selepas draftingutas-utas rovingakan menjadi lemah
dan lembut. Oleh itu, sedikit twist diperlukan untuk menahan tekanan
pada proses seterusnya. Mesin yang biasa digunakan ialah Simplex
Frame, Speed Frame dan Roving Frame.
d. Rovingke Yarn (Spinning)
Proses spinningadalah untuk menguatkan yarn dengan memberi
twistserat-serat yang telah didrafpada rollerhadapan serta melilit yarn
pada bobbin menghasilkan cop yang bersesuaian untuk penyimpanan,
penghantaran dan proses penyimpanan.
e. Winding
Proses winding ialah untuk memeriksa yarn dan membuang
kecacatan-kecacatan yang terdapat pada yarn seperti bahagian nipis,
bahagian tebal, bulu dan neps. (ICN, 2009).
7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja
59/219
39
BAB III
KERANGKA BERFIKIR DAN DEFINISI ISTILAH
3.1 KERANGKA BERFIKIR
Kerangka konsep ini berdasarkan kepada teori tahapan manajemen risiko yang
ditetapkan Australian Standard / New Zealand Standard 4360 : 1999. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis tingkat risiko pada proses pemintalan di departemen
spinningbagian produksi PT Unitex Tbk. Kerangka berpikir tersebut di gambarkan pada
table 3.1. Peneliti ini dimulai dengan melakukan wawancara dengan informan
bersangkutan untuk menentukan batasan ruang lingkup dan tahapan proses kerja yang
ada di departemen spinning. Kemudian di lanjutkan dengan identifikasi risiko pada
setiap tahapan prosesspinning. Setelah itu baru dilakukan analisis risiko dengan menilai
konsekuensi, paparan dan kemungkinan berdasarkan standar yang ditetapkanAustralian
Standard / New Zealand Standard4360 : 1999. Selanjutnya mengevaluasi hasil analisis
tersebut dengan membandingkan estimasi nilai risiko dengan kriteria yang terdapat
dalam standar. Dari tahap tersebut di dapat kategori tingkat risiko dari setiap tahapan
pekerjaan di departemen spinning dan dilakukan kajian mendalam mengenai tingkat
risiko kecelakaan kerja secara kualitatif.
7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja
60/219
40
Gambar 3.1
Kerangka Berfikir
Menentukan Ruang Lingkup
Struktur Organisasi dan Tahapan Pekerjaan
pada proses pemintalan(spinning) di bagian
produksi PT Unitex Tbk Bogor Jawa Barat
Identifikasi Risiko
Job Safety Analysis
(Risiko, Penyebab, dan Upaya Pengendalian) pada tahapan
proses pemintalan di deptspinning
Analisis Risiko
Konsekuensi(Concequency) Paparan (Exposure) Kemungkinan (Likelihood)
Evaluasi Risiko
Nilai Risiko = Konsekuensi x Paparan x Kemungkinan
Tingkat Risiko
7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja
61/219
41
3.2 DEFINISI ISTILAH
1. Menentukan Ruang LingkupMerupakan sebuah proses penentuan ruang lingkup internal, ruang lingkup
eksternal, dan ruang lingkup manajemen risiko di mana proses manajemen risiko
akan diterapkan(AS / NZS4360 : 1999).
Cara ukur : Wawancara dan observasi.
Alat ukur : Pedoman wawancara, lembar observasi dan kamera
Hasil ukur : Struktur organisasi dan tahapan pekerjaan proses
pemintalan(spinning) di bagian produksi PT Unitex Tbk Bogor
Jawa Barat.
2. Identifikasi RisikoMerupakan kegiatan dengan melakukan identifikasi terhadap setiap tahapan
pekerjaan dengan mencari risiko baik yang berpotensi untuk terjadinya
kecelakaan dan yang pernah terjadi kecelakaan, penyebab, dan upaya
pengendalian yang telah dilakukan pada proses pemintalan(spinning) di bagian
produksi.(AS / NZS4360 : 1999).
Cara Ukur : Wawancara dan observasi.
Alat ukur : Tabel identifikasi risikoJob Safety Analysis(JSA), lembar
Observasi dan kamera
Hasil Ukur : Diketahuinya Risiko yang telah terjadi dan berpotensi terjadi
kecelakaan, Penyebab, dan Upaya Pengendalian yang
telah dilakukan pada setiap tahapan pekerjaan proses
pemintalan(spinning) di bagian produksi.
7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja
62/219
42
3. Analisis RisikoMerupakan suatu proses ilmiah untuk menentukan tingkat konsekuensi, paparan,
dan kemungkinandari risiko-risiko keselamatan kerja secara sistematik dengan
menggunakan informasi seberapa sering suatu kejadian dapat terjadi dan
besarnya tingkat kerugian yang dihasilkan, bertujuan untuk memisahkan risiko
yang dapat diterima dan risiko yang memerlukan penanganan yang terdapat di
setiap tahapan pekerjaan proses pemintalan(spinning) di bagian produksi. Pada
penelitian ini analisis risiko yang dilakukan menggunakan metode semi
kuantitatif berdasarkan AS / NZS4360 : 1999.
a. Konsekuensi (Consequence)Konsekuensi adalah nilai yang menggambarkan suatu keparahan dari efek
suatu kejadian yang dapat menimbulkan kerugian, injury, atau keadaan yang
merugikan yang ditimbulkan oleh risiko pada setiap tahapan pekerjaan proses
pemintalan(spinning) di bagian produksi.
Cara Ukur : Wawancara dan Observasi.
Alat ukur : Pedoman wawancara, lembar observasi dan kamera
Hasil Ukur : Berbagai kategori dan rating tingkat konsekuensi pada
table 3.1
Tabel 3.1
Tingkat Konsekuensi Metode Analisis Semi Kuantitatif
Kategori Deskripsi Rating
Catastropic Kerusakan yang sangat parah, terhentinyaaktifitas, kerusakan besar, dan menetap
terhadap lingkungan.100
Disaster Kematian, kerusakan setempat, dan
menetap terhadap lingkungan.50
Very Serious Cacat atau penyakit yang menetap dan
kerusakan sementara terhadap lingkungan.25
7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja
63/219
43
Serious Cedera atau penyakit yang serius tetapi
sementara dan efeknya merugikan terhadaplingkungan.
15
Important Butuh penanganan medis & efek tidak
terlalu merugikan.
5
Noticeable Luka ringan, memar, atau penyakit yangringan dan kerugian setempat yang sangat
kecil dengan efek yang juga setempat.
1
Sumber : Risk Management AS / NZS 4360 : 1999 (Modifikasi)
b. Paparan (Exposure)Paparan menggambarkan tingkat frekuensi yang merupakan pengukuran
kemungkinan kejadian dari suatu peristiwa yang digunakan sebagai jumlah
kejadian yang terjadi suatu waktu karena adanya interaksi antara risiko yang
terdapat di tempat kerja dengan pekerja proses pemintalan(spinning) di
bagian produksi.
Cara Ukur : Wawancara dan Observasi.
Alat ukur : Pedoman wawancara, lembar observasi dan kamera
Hasil Ukur : Berbagai kategori dan rating tingkat konsekuensi pada
table 3.2
Tabel 3.2
Tingkat Paparan Metode Analisis Semi Kuantitatif
Kategori Deskripsi Rating
Continously Terjadi secara terus menerus setiap hari. 10Frequently Terjadi sekali setiap hari. 6
Occasionally Terjadi sekali seminggu sampai dengan sekalisebulan. 3
Infrequent Terjadi sekali sebulan sampai dengan sekali
setahun.2
Rare Pernah terjadi tetapi jarang, diketahui kapan
terjadinya.1
Very Rare Sangat jarang, tidak diketahui kapan terjadinya. 0,5
Sumber : Risk Management AS / NZS 4360 : 1999
7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja
64/219
44
c Kemungkinan (Likelihood)Kemungkinan terjadinya suatu kejadian yang spesifik atau outcome yang
diukur dengan rasio dari suatu kejadian dan jumlah total kemungkinan
terjadinya suatu kejadian pada setiap tahapan pekerjaan proses
pemintalan(spinning) di bagian produksi.
Cara Ukur : Wawancara dan Observasi.
Alat ukur : Pedoman wawancara, lembar observasi dan kamera
Hasil Ukur : Berbagai kategori dan rating tingkat konsekuensi pada
table 3.3
Tabel 3.3
Tingkat Kemungkinan Metode Analisis Semi Kuantitatif
Kategori Deskripsi Rating
Almost Certain Akibat yang paling mungkin timbul apabilakejadian tersebut terjadi.
10
Likely Kemungkinan terjadi 50 50. 6
Unusual Mungkin saja terjadi tetapi jarang. 3
Remotely
Possible
Kejadian yang sangat kecil kemungkinannya
untuk terjadi.
1
Conceivable Mungkin saja terjadi, tetapi tidak pernah terjadimeskipun dengan paparan yang bertahun tahun.
0,5
PracticallyImpossible
Tidak mungkin terjadi atau sangat tidak mungkinterjadi
0,1
Sumber : Risk Management AS / NZS 4360 : 1999
4. Evaluasi RisikoEvaluasi risiko yaitu membandingkan nilai risiko yang di temukan selama proses
analisis dengan kriteria risiko yang telah di tentukan untuk menilai dan
menentukan prioritas pengendalian risiko berdasarkan kriteria yang ditetapkan
mengenai batasan risiko mana yang bisa diterima, risiko mana yang harus
dikurangi atau dikendalikan dengan cara yang lain(AS / NZS4360 : 1999).
7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja
65/219
45
a. Nilai RisikoNilai risiko adalah hasil perkalian nilai variabel konsekuensi, paparan, dan
likelihood dari risiko-risiko keselamatan kerja yang terdapat pada setiap
tahapan pekerjaan proses proses pemintalan(spinning) di bagian produksi
dengan menggunakan rumus berdasarkanAS / NZS4360 : 1999.
Cara Ukur : Nilai Risiko = Konsekuensi x Paparan x Kemungkinan.
Alat ukur : Tabel analisis risiko
Hasil Ukur : Nilai Risiko
b. Tingkat RisikoKategori tingkat risiko ditentukan berdasarkan hasil perhitungan nilai risiko
pada tahapan pekerjaan proses pemintalan(spinning) di bagian produksi.
Cara Ukur : Membandingkan Nilai Risiko dengan Tingkat Risiko.
Alat ukur : Tabel kategori tingkat risiko
Hasil Ukur : Berbagai kategori dan rating tingkat konsekuensi pada
table 3.4
Tabel 3.4
Tingkat RisikoMetode Analisis Semi Kuantitatif
Tingkat Risiko Kategori Tindakan
> 350 Very High Aktifitas dihentikan sampai risiko bisadikurangi hingga mencapai batas yang
dibolehkan atau diterima.180 350 Priority 1 Perlu pengendalian sesegera mungkin.
70 180 Substansial Mengharuskan adanya perbaikan secarateknis.
20 70 Priority 3 Perlu diawasi dan diperhatikan secaraberkesinambungan.
< 20 Acceptable Intensitas yang menimbulkan risikodikurangi seminimal mungkin.
Sumber : Risk Management AS / NZS 4360 : 1999
7/27/2019 Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja
66/219
46
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 DESAIN PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Pengamatan diawali
dengan mendefinisikan ruang lingkup untuk membatasi sejauh mana penelitian
dilakukan dilanjutkan dengan mengidentifikasi risiko pada proses kerja pemintalan
sehingga di dapatkan rincian pekerjaan, bahaya, risiko dan pengendalian yang dilakukan,
kemudian dilanjutkan dengan analisis risiko untuk mengetahui konsekuensi, paparan dan
kemungkinan, selanjutnya evaluasi dengan menghitung nilai risiko sehingga di dapat
tingkat risiko yang ada di tempat penelitian dan membandingk
Recommended