View
228
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
ANALISIS KOMPARATIF KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI ASIA
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis untuk Memenuhi Syarat-SyaratGuna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
RILANDA ADZHANI
1112082000059
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1437 H / 2016
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Rilanda Adzhani
2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 14 April 1993
3. Alamat : Jl. Benda Barat 7c Blok D12 No.11,
Kel. Pondok Benda, Kec. Pamulang,
Kota Tangerang Selatan 15416
4. Telepon : 08561962060
5. Email : rilandaadzhani@gmail.com
II. PENDIDIKAN
1. SDIT As-Salaamah Tahun 1999-2005
2. SMP Negeri 1 Pamulang Tahun 2005-2008
3. SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan Tahun 2008-2011
4. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012-2016
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Teater SMA Negeri 3 Kota Tangerang (Teater Lingkar Detik) Selatan
Sebagai Anggota (2008-2009)
2. Tari Saman SMA N 3 Kota Tangerang (Slast) Selatan Sebagai Bendahara
(2009-2010)
3. Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi UIN Jakarta Sebagai Anggota
Divisi Seni dan Budaya (2012-2014)
vii
4. Tari Saman Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Jakarta (Seis Dance)
Sebagai Sekretaris (2014-2015)
IV. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Abdul Aziz Thojieb
2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 12 Juli 1956
3. Ibu : Achyanie
4. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 3 Juli 1967
5. Alamat : Jl. Benda Barat 7c Blok D12 No.11,
Kel. Pondok Benda, Kec. Pamulang,
Kota Tangerang Selatan 15416
viii
COMPARATIVE ANALYSIS OF THE PERFORMANCE OF ISLAMICBANKING IN ASIA
ABSTRACT
The purpose of this research was to determine whether there are differencesbetween the performance of Islamic banking in Indonesian with Islamic bankingin Malaysia, Iran, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait, dan Qatar, andanalyzing the performance comparison based on the concept of Maqasid al-Shari’ah using MI (Maqasid Index) value.
This research was using data from financial report and annual report whichwere provided by each Islamic bank sample. This research was using 3 samples ofIslamic banks for each country (Indonesia, Malaysia, Iran, Saudi Arabia, UnitedArab Emirates, Kuwait, and Qatar), so the total sample of Islamic banks were 21Islamic banks. The total observation were 63 during three years period (2013-2015). The Kolmogorov-Smirnov tests were used to test the normality of data andthe hypothesis testing was using Analysis of Variance (ANOVA).
The result of this research showed that MI value, second sharia objectivescalled establishing justice, and third sharia objectives called public interest inIslamic banking in Indonesia showed no significant difference with Islamicbanking in Malaysia, Iran, Saudi Arabia, United Arab Emirates, Kuwait, andQatar.
Keywords: the performance of Islamic banking, maqasid al-shari’ah, SimpleAdditive Weighting (SAW), Analysis of Variance (ANOVA), Asia.
ix
ANALISIS KOMPARATIF KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI ASIA
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kinerjaperbankan syariah di Indonesia dengan perbankan syariah di Malaysia, Iran, ArabSaudi, Uni Emirat Arab, Kuwait, dan Qatar, serta menganalisis perbandingankinerja perbankan syariah berdasarkan konsep Maqasid al-Shari’ah menggunakannilai Maqasid Index (MI).
Penelitian ini menggunakan data dari laporan keuangan dan laporan tahunanyang disediakan oleh masing-masing sampel bank syariah. Penelitian inimenggunakan sebanyak 3 sampel bank syariah untuk masing-masing negarasampel (Indonesia, Malaysia, Iran, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait, danQatar), jadi total sample bank syariah adalah 21 bank syariah. Total pengamatansejumlah 63 pengamatan selama periode tiga tahun (2013-2015). UjiKolmogorov-Smirnov digunakan untuk pengujian normalitas data dan pengujianhipotesis menggunakan Analysis of Variance (ANOVA).
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa nilai MI, tujuan syariah keduayaitu pembentukan keadilan, dan tujuan syariah ketiga yaitu kepentingan publikpada perbankan syariah di Indonesia menunjukkan tidak adanya perbedaan secarasignifikan dibandingkan dengan perbankan syariah di Malaysia, Iran, Arab Saudi,Uni Emirat Arab, Kuwait, dan Qatar.
Kata kunci: kinerja perbankan syariah, maqasid al-shari’ah, Simple AdditiveWeighting (SAW), Analysis of Variance (ANOVA), Asia.
x
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah
SWT atas nikmat iman, islam, dan karunia-Nya yang telah diberikan kemudahan
dan kelancaran bagi peneliti sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Analisis Komparatif Kinerja Perbankan Syariah di Asia”. Shalawat serta
salam semoga terus tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW, beserta
keluarga dan para sahabat. Penulis sangat bersyukur atas selesainya penyusunan
skripsi ini.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan
program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Selama proses penyusunan skripsi ini peneliti banyak mendapatkan
bimbingan, arahan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
dalam kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tuaku yang tercinta yang selalu memberikan limpahan kasih
sayang, perhatian, dan doa yang tak pernah putus-putusnya untuk penulis,
serta kadua kakakku dan seluruh keluarga yang telah menyemangati untuk
terus berusaha memberikan yang terbaik.
2. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA, selaku Ketua Prodi Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA, selaku Sekretaris Prodi
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
xi
5. Ibu Dr. Rini, Ak., CA, selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk memberi bimbingan, arahan, dan ilmu
pengetahuannya kepada peneliti selama penyusunan skripsi hingga akhirnya
skripsi ini dapat terselesaikan. Terima kasih atas segala masukan guna
penyelesaian skripsi ini serta semua motivasi dan nasihat yang telah diberikan
selama ini.
6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang
sangat luas kepada peneliti selama perkuliahan, semoga menjadi ilmu yang
bermanfaat dan menjadi amal kebaikan bagi kita semua.
7. Seluruh Staff Tata Usaha Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu peneliti dalam
mengurus segala kebutuhan administrasi dan lan-lain.
8. Teman-temanku tersayang Dita, Latul, Lia, Galih, Iyan Reza, Wahyu, Andri,
Neno, Reza, dan Nanda yang terus memberikan semangat dan doa dalam
menyelesaikan skripsi ini.
9. Wanita-wanitaku tersayang Fazla, Fanni, Isti, dan Cindy yang tidak ada
hentinya memberikan semangat dan motivasi selama kuliah dan proses
penyelesaian skripsi ini.
10. Teman-teman akuntansi angkatan 2012 yang tidak bisa disebutkan satu per
satu yang telah memberikan semangat dan motivasi dalam menyelesaikan
skripsi ini.
11. Teman-teman bank mini Priyo, Mas Aldi, Mas Yuda, Faiz, dan lainnya yang
tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah memberikan semangat dan doa
dalam menyelesaikan skripsi ini.
12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak
membantu dan memberi masukan dan inspirasi bagi peneliti, suatu
kebahagiaan telah dipertemukan dan diperkenalkan dengan kalian semua,
terima kasih banyak.
xii
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan dan keterbatasan, oleh karena itu kritik dan saran sangat peneliti
harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagai tambahan
informasi dan pengetahuan bagi semua pihak yang membutuhkan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 7 September 2016
Rilanda Adzhani
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI.................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI.................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH............................. v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP............................................................................. vi
ABSTRACT..........................................................................................................viii
ABSTRAK............................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR............................................................................................x
DAFTAR ISI....................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL............................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang Penelitian............................................................................... 1
B. Perumusan Masalah........................................................................................ 8
C. Tujuan Penelitian............................................................................................ 9
D. Manfaat Penelitian........................................................................................ 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................12
A. Landasan Teori..............................................................................................12
1. Bank Syariah........................................................................................... 12
a. Pengertian.............................................................................................12
b. Prinsip Bank Syariah............................................................................12
c. Tujuan Bank Syariah............................................................................14
d. Fungsi Bank Syariah............................................................................ 14
2. Sejarah Perbankan Syariah di Dunia.......................................................15
3. Perbankan Syariah di Indonesia..............................................................18
4. Perbankan Syariah di Malaysia...............................................................21
5. Perbankan Syariah di Iran....................................................................... 24
6. Perbankan Syariah di Arab Saudi........................................................... 25
xiv
7. Perbankan Syariah di Uni Emirat Arab...................................................27
8. Perbankan Syariah di Kuwait..................................................................29
9. Perbankan Syariah di Qatar.....................................................................30
10. Laporan Keuangan.................................................................................. 32
11. Kesehatan Perbankan Syariah.................................................................35
12. Pengukuran Kinerja Perbankan Syariah................................................. 38
13. Kinerja Perbankan Syariah dengan Maqasid Al-Shari’ah Framework.. 39
B. Penelitian-Penelitian Terdahulu....................................................................43
C. Kerangka Pemikiran......................................................................................50
D. Perumusan Hipotesis.....................................................................................51
BAB III METODE PENELITIAN..................................................................... 54
A. Ruang Lingkup Penelitian.............................................................................54
B. Metode Penentuan Sampel............................................................................54
C. Metode Pengumpulan Data...........................................................................56
D. Metode Analisis Data....................................................................................61
1. Menghitung Nilai Variabel Penelitian.................................................... 61
2. Statistik Deskriptif.................................................................................. 64
3. Uji Normalitas Data................................................................................ 65
4. Uji Hipotesis........................................................................................... 66
a. Homogeneity of Variance.................................................................... 67
b. Random Sampling................................................................................67
c. Multivariate Normality........................................................................ 67
d. Post Hoc Test....................................................................................... 68
e. Homogenus Sub................................................................................... 68
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN....................................................... 69
A. Rasio Kinerja Bank Syariah Berdasarkan Maqasid al-Shari’ah................... 69
B. Indikator Kinerja Bank Syariah.................................................................... 74
C. Maqasid Index (MI) Bank Syariah................................................................77
D. Pembahasan Uji ANOVA............................................................................. 78
1. Uji Normalitas Data................................................................................ 78
2. Uji Analisis Deskriptif............................................................................ 79
xv
3. Uji Hipotesis........................................................................................... 81
BAB V PENUTUP................................................................................................85
A. Kesimpulan................................................................................................... 85
B. Implikasi........................................................................................................86
C. Saran..............................................................................................................87
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................89
LAMPIRAN..........................................................................................................94
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Islamic Finance Country Index (IFCI) Ranks for 2011 - 2016...............5
Tabel 2. 1 Operasionalisasi Tujuan Perbankan Syariah.........................................41
Tabel 2. 2 Bobot Rata-Rata untuk Tiga Tujuan dan Sepuluh Elemen...................43
Tabel 2. 3 Ringkasan Penelitian-Penelitian Terdahulu..........................................47
Tabel 3. 1 Bobot Rata-Rata untuk Tiga Tujuan dan Sepuluh Elemen...................64
Tabel 4. 1 Rasio Kinerja Maqasid al-Shari’ah Tujuan Kedua.............................. 69
Tabel 4. 2 Rasio Kinerja Maqasid al-Shari’ah Tujuan Ketiga...............................72
Tabel 4. 3 Indikator Kinerja Maqasid al-Shari’ah Tujuan Kedua Periode 2013 -
2015........................................................................................................................75
Tabel 4. 4 Indikator Kinerja Maqasid al-Shari’ah Tujuan Ketiga Periode 2013 -
2015........................................................................................................................76
Tabel 4. 5 Maqasid Index Bank Syariah Periode 2013 – 2015..............................77
Tabel 4. 6 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test.............................................. 78
Tabel 4. 7 Descriptive Statistics.............................................................................79
Tabel 4. 8 Rata-Rata Kinerja di Setiap Negara......................................................81
Tabel 4. 9 Test of Homogeneity of Variance.........................................................82
Tabel 4. 10 ANOVA.............................................................................................. 83
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Skema Kerangka Pemikiran..............................................................50
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Bank merupakan lembaga keuangan terpenting dan sangat memengaruhi
perekonomian baik secara mikro maupun secara makro. Kita ketahui,
perbankan mempunyai pangsa pasar besar sekitar 80 persen dari keseluruhan
sistem keuangan yang ada. Lembaga perbankan merupakan salah satu tulang
punggung perekonomian suatu negara, karena memiliki fungsi intermediasi
atau sebagai perantara antara pemilik modal (fund supplier) dengan pengguna
dana (fund user) (Sudiyatno, 2010).
Industri perbankan syariah atau sering disebut islamic banking sudah ada
dan telah berkembang dengan pesat dan cepat dalam beberapa dekade akhir-
akhir ini seiring dengan pertumbuhan di dalam perekonomian global.
Pertumbuhan yang begitu signifikan kemungkinan dipengaruhi oleh banyak
faktor, yakni: ekonomi, politik, sosial, budaya, geografis, dan pertahanan
keamanan (Wibowo, 2015).
Model bank syariah yang komprehensif dan detail bermunculan di akhir
tahun 1960-an. Ahmad El Najjar, ekonom Mesir mengajak beberapa
pengusaha mendirikan bank syariah pertama di dunia modern, Mit Ghamr
Savings Bank pada tahun 1963. Bank swasta bebas-bunga, Dubai Islamic
Bank, juga berdiri pada tahun 1975 oleh sekelompok pebisnis dari beberapa
negara. Dua bank swasta lagi juga didirikan pada tahun 1977 di bawah nama
2
Faisal Islamic Bank di Mesir dan Sudan. Pada tahun yang sama pemerintah
Kuwait mendirikan Kuwait Finance House. Begitu pun seterusnya hingga baru
pada tahun 1992, bank syariah pertama di Indonesia lahir dengan nama Bank
Muamalat Indonesia (Reza, 2010).
Perbankan syariah memperoleh popularitas sejak awal tahun 1970 dan
terdaftar pertumbuhan yang cukup besar selama bertahun-tahun. Neraca
gabungan bank syariah tumbuh dari $ 150 juta pada tahun 1990 menjadi
sekitar $ 1 milyar pada tahun 2010 dengan lebih dari 300 lembaga syariah
yang beroperasi di 80 negara (Siraj and Pillai, 2012).
Tahun 2011 merupakan tahun yang luar biasa bagi pertumbuhan industri
jasa keuangan di dunia. Pada tahun ini industri keuangan syariah menembus
angka USD1.357 triliun. Penerbitan Sukuk tumbuh 77% atau senilai USD85
milyar. Sedangkan pertumbuhan perbankan syariah global tumbuh 16,04%.
Tentunya ini adalah yang menggembirakan bagi industri keuangan syariah
global. Berikut dijelaskan negara-negara yang mengalami pertumbuhan
menurut Islamic Finance Index Country (IFCI) adalah Iran, Malaysia, Arab
Saudi, Uni Emirat Arab, dan Indonesia.
Bank syariah mengalami ekspansi yang luar biasa. Bank syariah
memperoleh pangsa pasar yang cepat di negara-negara domestik mereka.
Tentunya, evaluasi kinerja bank syariah sangat penting karena efek globalisasi
(Mokni, 2014).
3
Perkembangan perbankan syariah di Indonesia merupakan suatu
perwujudan dari permintaan masyarakat yang membutuhkan suatu sistem
perbankan alternatif yang selain menyediakan jasa perbankan atau keuangan
yang sehat, juga memenuhi prinsip-prinsip syariah (Bank Indonesia, 2007).
Kini perkembangan perbankan syariah di Indonesia mengalami
pertumbuhan cukup baik. Hal tersebut didukung dengan perkembangan
jumlah perbankan syariah yang tercatat di Bank Indonesia (BI) menunjukkan
pertumbuhan yang positif. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya jumlah
bank umum syariah dan bank konvensional yang memiliki unit usaha syariah.
Berdasarkan statistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Desember 2015,
jumlah industri Bank Umum Syariah (BUS) tercatat sebanyak 12 bank, jumlah
Unit Usaha Syariah (UUS) sebanyak 22 bank, dan Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah (BPRS) sebanyak 160 bank.
Dalam cetak biru pengembangan perbankan syariah, saat ini perbankan
syariah nasional berada pada fase keempat (2013-2015) yaitu pencapaian
pangsa yang signifikan dalam kondisi mulai terbentuknya integrasi dengan
sektor keuangan syariah lainnya. Namun, dalam perkembangannya perbankan
syariah di Indonesia menunjukkan hasil yang tidak sesuai dengan target yang
diinginkan. Dalam Statistik Perbankan Indonesia per Mei 2016 total aset bank
umum syariah dan unit usaha syariah mencapai 211.352 (dalam miliar rupiah).
Jumlah ini masih relatif kecil jika dibandingkan dengan total aset perbankan
nasional secara umum yang mencapai 6.243.113 (dalam miliar rupiah).
4
Artinya pangsa pasar perbankan syariah masih sangat kecil hanya 3,39%,
padahal target pangsa pasar perbankan syariah adalah sebesar 15% pada akhir
tahun 2015. Hal ini tentunya mendorong bagi praktisi perbankan syariah agar
sesegera mungkin mencari strategi pengembangan perbankan syariah secara
lebih massif.
Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar, sudah selayaknya
Indonesia menjadi pelopor dan kiblat pengembangan keuangan syariah di
dunia. Hal ini bukan merupakan ‘impian yang mustahil’ karena potensi
Indonesia untuk menjadi global player keuangan syariah sangat besar,
diantaranya: (i) jumlah penduduk muslim yang besar menjadi potensi nasabah
industri keuangan syariah; (ii) prospek ekonomi yang cerah, tercermin dari
pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi (kisaran 6,0%-6,5%) yang ditopang
oleh fundamental ekonomi yang solid; (iii) peningkatan sovereign credit
rating Indonesia menjadi investment grade yang akan meningkatkan minat
investor untuk berinvestasi di sektor keuangan domestik, termasuk industri
keuangan syariah; dan (iv) memiliki sumber daya alam yang melimpah yang
dapat dijadikan sebagai underlying transaksi industri keuangan syariah
(Alamsyah, 2012).
Dalam penilaian Global Islamic Financial Report (GIFR) tahun 2016,
Indonesia menduduki urutan keenam negara yang memiliki potensi dan
kondusif dalam pengembangan industri keuangan syariah setelah Malaysia,
Iran, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Kuwait. Seperti yang disampaikan
5
dalam Ceramah Ilmiah Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI), dengan melihat
beberapa aspek dalam penghitungan indeks, seperti jumlah bank syariah,
jumlah lembaga keuangan non-bank syariah, maupun ukuran aset keuangan
syariah yang memiliki bobot terbesar, maka Indonesia diproyeksikan akan
menduduki peringkat pertama dalam beberapa tahun ke depan. Optimisme ini
sejalan dengan laju ekspansi kelembagaan dan akselerasi pertumbuhan aset
perbankan syariah yang sangat tinggi, ditambah dengan volume penerbitan
sukuk yang terus meningkat.
Tabel 1. 1 Islamic Finance Country Index (IFCI) Ranks for 2011 - 2016
Rank 2011 2012 2013 2014 2015 20161 Iran Iran Iran Iran Iran Malaysia2 Malaysia Malaysia Malaysia Malaysia Malaysia Iran
3 SaudiArabia
SaudiArabia
SaudiArabia
SaudiArabia
SaudiArabia
SaudiArabia
4 Indonesia Kuwait UAE Bahrain UAE UAE5 Kuwait UAE Indonesia Kuwait Kuwait Kuwait6 Pakistan Bahrain Bahrain UAE Bahrain Indonesia7 UAE Indonesia Kuwait Indonesia Indonesia Qatar8 Bahrain Pakistan Pakistan Sudan Qatar Bahrain9 Bangladesh Qatar Sudan Pakistan Sudan Pakistan
10 Sudan Sudan Bangladesh Qatar Pakistan BangladeshSource: Global Islamic Financial Report (GIFR) 2016
Keunggulan struktur pengembangan keuangan syariah di Indonesia
adalah regulatory regime yang dinilai lebih baik dibanding dengan negara lain.
Di Indonesia kewenangan mengeluarkan fatwa keuangan syariah bersifat
terpusat oleh Dewan Syariah Nasional (DSN) – Majelis Ulama Indonesia
(MUI) yang merupakan institusi yang independen. Sementara di negara lain,
fatwa dapat dikeluarkan oleh perorangan ulama sehingga peluang terjadinya
perbedaan sangat besar. Di Malaysia, struktur organisasi lembaga fatwa ini
6
berada di bawah Bank Negara Malaysia (BNM), tidak berdiri sendiri secara
independen (Alamsyah, 2012).
Indonesia menempati peringkat kesembilan negara dengan industri
keuangan syariah terbesar di dunia, dengan total aset mencapai US$35,63
milyar atau setara Rp420,43 triliun (Lavinda, 2014). Berdasarkan Laporan
Perkembangan Keuangan Syariah 2014, total aset keuangan syariah Indonesia
hanya 2,1% dari total aset finansial syariah di seluruh dunia yang tercatat
mencapai US$1,66 triliun.
Menurut Alamsyah (2012), bank syariah di Indonesia lebih profitable
dibanding dengan bank syariah di Malaysia maupun Kawasan Timur Tengah,
terlihat dari tingginya indikator ROA maupun ROE. Tak heran jika banyak
investor asing yang tertarik untuk mendirikan atau membeli bank syariah di
Indonesia. Profitabilitas yang tinggi ini tentunya akan mempercepat akselerasi
pertumbuhan aset bank syariah di Indonesia sehingga dapat mencapai skala
ekonomi yang efisien.
Sekarang ini, lingkungan internasional dan domestik dimana bank
syariah beroperasi akan menjadi lebih menantang. Karena situasi ini, penting
untuk lembaga perbankan syariah untuk memperkuat kinerja bisnis mereka
dalam rangka untuk menghadapi persaingan kuat dari bank domestik dan
asing (bank syariah maupun konvensional). Profitabilitas yang sehat dan
berkelanjutan sangat penting dalam menjaga stabilitas sistem perbankan (Idris,
2011).
7
Profitabilitas dan efisiensi juga menjadi salah satu tantangan yang
dihadapi oleh bank untuk memperkuat posisi keuangan mereka dalam rangka
untuk memenuhi risiko yang terkait dengan keterbukaan dan globalisasi
(Almazari, 2014).
Menurut Kasmir (2002), dalam melakukan kegiatan operasionalnya,
bank memiliki tujuan utama yaitu mencapai tingkat profitabilitas yang
maksimal. Profitabilitas merupakan kemampuan bank untuk menghasilkan
atau memperoleh laba secara efektif dan efisien. Secara garis besar, laba yang
dihasilkan perusahaan berasal dari penjualan dan pendapatan investasi yang
dilakukan oleh perusahaan.
Profitabilitas bank akan mampu menunjukkan pendapatan yang
dihasilkan oleh perusahaan dalam satu atau setiap periode. Profitabilitas tinggi
pada bank dapat menunjukkan bahwa mayoritas kinerja bank yang baik,
karena diasumsikan bahwa bank telah beroperasi secara efektif dan efisien,
serta sangat memungkinkan untuk mengembangkan usahanya. Intinya adalah
profitabilitas menunjukkan efisiensi perusahaan.
Evaluasi kinerja perbankan syariah saat ini cenderung memprioritaskan
aspek pencarian laba. Hal ini cenderung menepikan peran perbankan syariah
dalam fungsi sosialnya (Ashar dalam Imansari, 2015). Penilaian kinerja pada
perbankan konvensional maupun syariah biasanya hanya dilihat dari
pengukuran kinerja keuangan dengan menggunakan rasio CAMELS (Capital,
8
Asset, Management, Earning, Liquidity, Sensitivity of Market Risk) dan EVA
(Economic Value Added) (Antonio et al, 2012).
Apabila perbankan syariah hanya menggunakan pengukuran yang sama
dengan perbankan konvensional untuk mengukur kinerjanya, maka akan
terdapat ketidaksesuaian nilai dari penggunaan indikator kinerja perbankan
konvensional dengan objek yang lebih luas yang terdapat pada perbankan
syariah (Mohammed et al, 2008). Dan selama bank syariah menjalankan
peraturan konvensional untuk operasi mereka, maka mereka akan terlihat
memiliki penilaian kinerja yang kurang bagus dibanding bank konvensional
(Mohammed et al, 2015). Diperlukan pengembangan pengukuran fungsi sosial
dari perbankan syariah disamping hanya kinerja keuangan yang selama ini ada
(Ashar dalam Imansari, 2015).
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melihat
lebih mendalam tentang perbandingan kinerja perbankan syariah di asia
khususnya di kawasan Asia Tenggara dan kawasan Timur Tengah, di mana
terjadi pertumbuhan perbankan syariah yang luar biasa. Maka dari itu
penelitian ini diberi judul: ”Analisis Komparatif Kinerja Perbankan
Syariah di Asia”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
9
1. Apakah terdapat perbedaan kinerja yang signifikan berdasarkan nilai
indeks maqasid (Maqasid Index) antara perbankan syariah di Indonesia
dengan perbankan syariah di Malaysia, Iran, Arab Saudi, Uni Emirat Arab,
Kuwait, dan Qatar?
2. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai tujuan syariah
pembentukan keadilan pada perbankan syariah di Indonesia dengan
perbankan syariah di Malaysia, Iran, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait,
dan Qatar?
3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai tujuan syariah
kepentingan publik pada perbankan syariah di Indonesia dengan
perbankan syariah di Malaysia, Iran, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait,
dan Qatar?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian ini adalah
untuk:
a. Menguji apakah terdapat perbedaan kinerja yang signifikan berdasarkan
nilai indeks maqasid (Maqasid Index) dan membandingkannya antara
perbankan syariah di Indonesia dengan perbankan syariah di Malaysia,
Iran, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait, dan Qatar.
b. Menguji apakah terdapat perbedaan yang signifikan nilai tujuan syariah
kedua yaitu pembentukan keadilan dan membandingkannya antara
10
perbankan syariah di Indonesia dengan perbankan syariah di Malaysia,
Iran, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait, dan Qatar.
c. Menguji apakah terdapat perbedaan yang signifikan nilai tujuan syariah
ketiga yaitu kepentingan publik dan membandingkannya antara perbankan
syariah di Indonesia dengan perbankan syariah di Malaysia, Iran, Arab
Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait, dan Qatar.
D. Manfaat Penelitian
Sejalan dengan tujuan dari penelitian ini, maka hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
a. Manfaat Praktis
i. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan manajemen perbankan
sebagai acuan untuk meningkatkan kinerja bank sehingga dapat lebih
meningkatkan nilai perusahaan di mata dunia.
ii. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembuat kebijakan,
yaitu Bank Indonesia sebagai sarana evaluasi penetapan kebijakan bagi
bank syariah di masa depan.
iii. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi awal bagi penelitian
serupa di masa mendatang.
11
b. Manfaat Teoritis
i. Dapat mengaplikasikan dan mengembangkan pengetahuan peneliti
terhadap masalah yang diteliti.
ii. Dapat memberikan tambahan pengetahuan terutama yang berkaitan
dengan bidang perbankan. Selain itu juga menjadi tambahan
pengetahuan antara teori dengan terapan praktis dalam akuntansi
keuangan.
iii. Dapat memberikan tambahan pengetahuan mengenai perbankan luar
negeri, yaitu perbankan yang ada di luar Indonesia, khususnya di Asia.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Bank Syariah
a. Pengertian
Pengertian dari perbankan syariah menurut pasal 1 UU No. 21
Tahun 2008 adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank
Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan
usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.
Dalam UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, bank
syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan
prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah
dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Bank Umum Syariah adalah
bank syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran. Sedangkan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
adalah bank syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran.
b. Prinsip Bank Syariah
Pasal 22 UU Perbankan Syariah menjelaskan bahwa kegiatan
yang sesuai dengan prinsip syariah, antara lain adalah kegiatan usaha
13
yang tidak mengandung unsur riba, maisir, gharar, haram, dan zalim
(Hasan, 2009:31).
Penjelasan prinsip syariah dalam UU Perbankan Syariah agak
berbeda dengan yang diulas dalam Pasal 1 angka 13 UU No. 10 Tahun
1998 tentang Perbankan bahwa “Prinsip Syariah adalah aturan
perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dan pihak lain untuk
penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan
lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah, antara lain pembiayaan
berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan
prinsip penyertaan (musyarakah), prinsip jual beli barang dengan
memperoleh keuntungan (murabahah), atau pembiayaan barang modal
berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan
adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari
pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina)”.
Ini berarti, prinsip syariah dalam UU No. 10 Tahun 1998
menegaskan apa yang harus dilakukan perbankan syariah sehingga
terkesan memberi kerangkeng yang tidak boleh dilanggar. Sedangkan
prinsip syariah dalam UU Perbankan Syariah menegaskan apa yang
harus dihindari perbankan syariah ketika melakukan kegiatan ekonomi
apa saja serta memberikan ruang kepada fatwa ulama untuk
menentukan didalamnya (Hasan, 2009:33).
14
c. Tujuan Bank Syariah
Menurut Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 pasal 3, perbankan
syariah bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional
dalam rangka meningkatkan keadilan, kebersamaan, dan pemerataan
kesejahteraan rakyat.
Perbankan syariah berkaitan erat dengan penilaian kinerja.
Dengan melakukan penilaian kinerja, kita menjadi tahu apakah tujuan
dari perbankan syariah tersebut telah tercapai atau belum tercapai, atau
dapat menggambarkan sejauh mana pencapaian tujuan yang telah
dicapai oleh perbankan syariah.
d. Fungsi Bank Syariah
Menurut Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 pasal 4, fungsi
bank syariah adalah:
1) Bank Syariah dan UUS wajib menjalankan fungsi menghimpun
dan menyalurkan dana masyarakat.
2) Bank Syariah dan UUS dapat menjalankan fungsi sosial dalam
bentuk lembaga baitul mal, yaitu menerima dana yang berasal dari
zakat, infak, sedekah, hibah, atau dana sosial lainnya dan
menyalurkannya kepada organisasi pengelola zakat.
15
3) Bank Syariah dan UUS dapat menghimpun dana sosial yang
berasal dari wakaf uang dan menyalurkannya kepada pengelola
wakaf (nazhir) sesuai dengan kehendak pemberi wakaf (wakif).
4) Pelaksanaan fungsi sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan
ayat (3) sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
2. Sejarah Perbankan Syariah di Dunia
Meski Iran dinobatkan sebagai negara dengan aset keuangan syariah
terbesar di dunia, namun sebenarnya Iran bukanlah negara pelopor bagi
industri tersebut. Berdasarkan sejarah keuangan syariah di dunia, jauh
sebelum Iran melakukan revolusinya, negara-negara lain sudah berusaha
menciptakan sistem keuangan yang berdasarkan prinsip-prinsip syariah.
Meskipun beberapa di antaranya kemudian mengalami kegagalan atau
kemunduran dikarenakan kurangnya dukungan dari masyarakat dan
pemerintah (Reza, 2010).
a. Mesir
Literatur ekonomi islam, khususnya yang membahas sejarah
perbankan syariah, lebih banyak menuliskan bahwa eksperimen
perbankan syariah modern pertama kali dapat dilacak pada pendirian
Mit Ghamr Savings Bank pada tanggal 25 Juni 1963 di sebuah provinsi
pedesaan Delta Nil, Mesir (Lee dan Detta, 2007:2). Pada tahun 1971,
pemerintahan baru Anwar Sadat merevitalisasi konsep perbankan
bebas-bunga dan Nasser Social Bank milik pemerintah didirikan untuk
16
membawa bisnis yang didasari konsep syariah, diikuti Faisal Islamic
Bank of Egypt, Islamic International Bank for Investment and
Development, dan Egyptian Saudi Finance Bank (Lee dan Detta,
2007:6).
b. Pakistan
Pada tahun 1979, empat institusi keuangan (House Building
Finance Corporation, Investement Corporation of Pakistan, National
Investment Trust, dan Bankers Equity Limited) mulai menawarkan
fasilitas berdasarkan prinsip syariah. Pada bulan Juni 1980, Bank
Negara Pakistan mulai menggunakan metode profit-sharing (bagi hasil)
dan mark-up (marjin) untuk transaksi yang melibatkan government
bodies. Mulai Januari 1985, seluruh transaksi keuangan yang
melibatkan pemerintahan, perusahaan negara, dan perusahaan saham
menjadi bebas-bunga dan sejak 15 Juli 1985 seluruh tabungan yang
ditempatkan dalam lembaga keuangan menjadi bebas-bunga (Lee dan
Detta, 2007:8).
c. Sudan
Islamisasi sistem perbankan Sudan dilakukan pada tahun 1977
ketika Faisal Islamic Bank of Sudan didirikan di bawah FIBS Act of
the National People’s Council. Sesudah itu, lima bank syariah lain
(Tadamon Islamic Bank, the Sudanese Islamic Bank, the Islamic Co-
17
operative Bank, Al Baraka Bank of Sudan, dan Islamic Bank for
Western Sudan) didirikan (Lee dan Detta, 2007:8).
d. Malaysia
Bank Islam Malaysia Berhad didirikan pada tahun 1983 dan
terdaftar secara umum pada tanggal 17 Januari 1992. Undang-Undang
Perbankan Syariah 1983 mulai berlaku efektif pada tanggal 7 April
1983. Pada tanggal 1 Oktober 1999, bank syariah kedua, Bank
Muamalat Malaysia Berhad (BMMB) mulai beroperasi. Pendirian
BMMB merupakan dampak spin-off setelah terjadi merger antara Bank
Bumiputera Malaysia Berhad dan Bank of Commerce (Malaysia)
Berhad (Lee dan Detta, 2007:10).
e. Turki
Turki adalah satu-satunya negara muslim yang dengan
sepenuhnya sekular dalam sistem perbankannya. Akan tetapi, pada
bulan Desember 1983, undang-undang yang berkaitan dengan
perbankan syariah disahkan. Sebagai ganti perbankan syariah, Special
Finance House digunakan, seperti Albaraka Turkish Finance House
dan Faisal Finance Institution Incorporation yang menyediakan
fasilitas deposito dan pembiayaan (Lee dan Detta, 2007:9).
18
f. Eropa dan Amerika
Tahun 1983 berdiri The International Islamic Bank of Denmark
yang merupakan bank syariah pertama yang berdiri di kawasan Eropa.
Kemudian disusul dengan Citibank, ANZ Bank, Chase Manhattan
Bank, dan Jardine Fleming yang juga membuka jendela bank syariah
(Amin, 2009:69).
3. Perbankan Syariah di Indonesia
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki
beragam suku bangsa, bahasa, dan agama. Meskipun bukan negara Islam,
Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia
dengan jumlah penduduk beragama Islam sebanyak 88 persen, Kristen 5
persen, Katolik 3 persen, Hindu 2 persen, Budha 1 persen, dan lainnya 1
persen. Semakin majunya sistem keuangan dan perbankan serta semakin
meningkatnya kesejahteraan, kebutuhan masyarakat, khususnya muslim,
menyebabkan semakin besarnya kebutuhan terhadap layanan jasa
perbankan yang sesuai dengan prinsip syariah (Ascarya, 2006:201).
Berdasarkan statistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Desember
2015, jumlah industri Bank Umum Syariah (BUS) tercatat sebanyak 12
bank, jumlah Unit Usaha Syariah (UUS) sebanyak 22 bank, dan Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) sebanyak 160 bank.
Indonesia memiliki potensi tinggi dengan 14 juta populasi dari total
215 juta total penduduk telah menggunakan jasa perbankan syariah.
19
Namun perkembangan ini masih dianggap baru dalam jumlah institusi.
Indikasinya, pangsa pasar (market share) perbankan syariah di Indonesia
masih belum banyak berkembang. Dalam Statistik Perbankan Indonesia
per Mei 2016 total aset bank umum syariah dan unit usaha syariah
mencapai 211.352 (dalam miliar rupiah). Jumlah ini masih relatif kecil jika
dibandingkan dengan total aset perbankan nasional secara umum yang
mencapai 6.243.113 (dalam miliar rupiah). Artinya pangsa pasar
perbankan syariah masih sangat kecil hanya 3,39%, padahal target pangsa
pasar perbankan syariah adalah sebesar 15% pada akhir tahun 2015.
Indonesia juga merupakan negara penerbit sukuk terbesar ke-4 pada
tahun 2012 lalu. Sehingga pihak regulator di Indonesia saat ini sedang
bekerja keras untuk menarik perhatian perbankan dan industri keuangan
syariah dunia dengan meningkatkan sistem regulasi yang baik untuk
mengakomodasi perbankan dan keuangan syariah (Global Islamic
Financial Report, 2013).
Karakteristik perbankan syariah di Indonesia dapat dilihat melalui
beberapa hal, yaitu (Ascarya, 2006:202-205):
a. Sistem Keuangan dan Perbankan
Indonesia merupakan negara yang menganut sistem ekonomi
kapitalis. Mulai tahun 1992, dengan dikeluarkannya Undang-Undang
Perbankan No. 7 Tahun 1992, Indonesia mulai memperkenalkan
20
sistem keuangan dan perbankan ganda karena bank boleh beroperasi
dengan prinsip bagi hasil.
b. Aliran Pemikiran
Mayoritas penduduk muslim Indonesia menganut Mazhab Syafi’i.
Namun demikian, ulama Indonesia mengaplikasikan prinsip syariah
dalam dunia perbankan dengan hati-hati dan cenderung memiliki
pendapat yang sama dengan Ulama Timur Tengah.
c. Kedudukan Bank Syariah dalam Undang-Undang
Bank syariah di Indonesia baik yang berbentuk Bank Umum
Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS), maupun Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah (BPRS), berada di bawah Undang-Undang No. 21
Tahun 2008. Bank syariah di Indonesia dapat melakukan transaksi
berdasarkan titipan, pinjaman, bagi hasil, jual beli, sewa, serta prinsip
lain yang dibolehkan oleh syariah.
d. Kedudukan Dewan Syariah
Otoritas syariah tertinggi di Indonesia berada pada Dewan
Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia (DSN – MUI), yang
merupakan lembaga independen dalam mengeluarkan fatwa yang
berhubungan dengan semua masalah syariah agama Islam, baik
masalah ibadah maupun muamalah, termasuk masalah ekonomi,
keuangan, dan perbankan.
21
e. Strategi Pengembangan Perbankan Syariah dan Produknya
Dalam hal strategi pengembangan perbankan syariah dan
produknya, Indonesia memilih pendekatan yang bertahap dan
berkesinambungan yang sesuai syariah dan tidak mengadopsi akad-
akad yang kontroversial.
4. Perbankan Syariah di Malaysia
Malaysia adalah negara yang terdiri dari berbagai macam suku
bangsa dengan pemeluk agama yang beragam, terdiri dari Islam 58 persen,
Hindu 8 persen, Kristen 24 persen, dan lainnya 10 persen. Namun
demikian, agama resmi negara adalah Islam. Oleh karena itu, pemerintah
Malaysia mempunyai kewajiban untuk mengakomodasi pengembangan
lembaga keuangan syariah di Malaysia sesuai dengan agama Islam yang
dianut negara dan mayoritas rakyatnya. Atas dasar tersebut Malaysia mulai
menerapkan dual economic system dan mengembangkan sistem keuangan
dan perbankan syariah sejak 1983 (Ascarya, 2006:178).
Malaysia merupakan negara pertama yang memperkenalkan sistem
perbankan syariah di Asia Tenggara, yakni ketika beroperasinya Bank
Islam Malaysia Berhad pada 1983 setelah disahkannya Undang-Undang
Perbankan Islam Nomor 276 Tahun 1983 (Hasan dalam Syukron, 2013).
Dan pada tanggal 1 Oktober 1999, berdirilah bank syariah kedua, yaitu
Bank Muamalat Malaysia Berhad. Bank ini didirikan berdasarkan hasil
22
merger antara Bank Bumiputera Malaysia Berhad dan Bank of Commerce
(M) Berhad (Samad dan Hassan, 2000).
Perbankan syariah di Malaysia memiliki karakteristik yang unik,
beberapa diantaranya adalah (Ascarya, 2006:181-184):
a. Sistem Keuangan dan Perbankan
Malaysia adalah negara yang menerapkan sistem keuangan dan
perbankan ganda (dual financial and banking system) mulai tahun
1983 ketika dikeluarkannya undang-undang perbankan syariah pada
tahun 1983 dan undang-undang asuransi syariah pada tahun 1984.
b. Aliran Pemikiran
Mayoritas penduduk muslim Malaysia meganut Mazhab Syafi’i.
Meskipun memiliki mazhab yang sama dengan mayoritas muslim
Indonesia, aplikasi prinsip syariah dalam dunia perbankan dapat
berbeda, tergantung pada pemahaman dan pendapat ulamanya.
c. Kedudukan Bank Syariah dalam Undang-Undang
Bank syariah di Malaysia berada di bawah undang-undang yang
berbeda tergantung dari bentuk institusinya. Bank syariah penuh (full
fledged Islamic bank) berada di bawah undang-undang perbankan
syariah atau Islamic Banking Act yang diterbitkan pada tahun 1983.
Sementara itu, Islamic windows atau bank konvensional yang
23
menawarkan produk-produk bank syariah berada di bawah undang-
undang perbankan konvensional. Dengan perbedaan undang-undang
yang mengaturnya, operasi full fledged Islamic bank menjadi lebih
leluasa daripada Islamic windows terutama dalam penerapan
ketentuan-ketentuan syariah.
d. Kedudukan Dewan Syariah
Otoritas syariah tertinggi di Malaysia berada pada NSAC
(National Syariah Advisory Council on Islamic Banking and Takaful)
dan berada dalam struktur organisasi Bank Negara Malaysia (BNM).
NASC didirikan dengan tujuan untuk bertindak sebagai satu-satunya
badan otoritas yang memberikan saran kepada BNM berkaitan dengan
operasi perbankan dan asuransi syariah; mengkoordinasi isu-isu
syariah tentang keuangan dan perbankan syariah; serta menganalisis
dan mengevaluasi aspek-aspek syariah dari skim atau produk baru
yang diajukan oleh institusi perbankan dan perusahaan takaful.
e. Strategi Pengembangan Perbankan Syariah dan Produknya
Berbagai produk dan instrumen keuangan syariah di Malaysia
populer menggunakan akad atau mengandung unsur Bai’ Al-Inah dan
Bai’ Al-Dayn. Dengan menerapkan kedua akad ini, produk dan
instrumen keuangan syariah dapat menyerupai produk dan instrumen
keuangan konvensional. Apabila di perbankan konvensional ada kartu
kredit, maka di perbankan syariah ada kartu kredit syariah. Demikian
24
seterusnya, sehingga hampir semua produk dan instrumen keuangan
konvensional selalu ada padanannya pada produk dan instrumen
keuangan syariah.
5. Perbankan Syariah di Iran
Republik Islam Iran atau Iran adalah sebuah negara Timur Tengah
yang terletak di Asia Barat Daya. Sebagian besar penduduk Iran adalah
Muslim. Iran merupakan satu dari lima negara yang penduduk Muslim
mayoritasnya mengikuti ajaran Syi'ah, 90% dari jumlah penduduk adalah
penganut ajaran Syi'ah, sementara ajaran Sunni dianut oleh 8% dari
penduduknya, 2% lagi adalah penganut agama Baha'i, Mandean, Hindu,
Zoroastrianisme, Yahudi, dan Kristen.
Sistem perbankan Islam di Iran dilaksanakan secara bertahap.
Pelaksanaannya memakan waktu enam tahun agar sistem tersebut dapat
terlaksana secara penuh. Langkah pertama yang diambil setelah pendirian
sistem perbankan Islam adalah memperkenalkan biaya jasa (service
charge) ke dalam sistem perbankan di tahun 1981 untuk menggantikan
sistem riba. Pada saat yang sama, peraturan perundang-undangan yang
komprehensif untuk pengislamisasian seluruh sistem perbankan telah
disusun oleh sebuah komite yang terdiri atas para banker, para akademisi,
usahawan, dan ulama. Akhirnya pada bulan Maret 1982, komite tersebut
mengajukan usulan peraturan perundang-undangan kepada The Revolution
25
Council. Undang-undang tersebut diundangkan pada Agustus 1983
sebagai The Law for Usury-Free Banking (Haron dalam Syukron, 2013).
Sejak tanggal 21 Maret 1984, nasabah penyimpan tidak
diperbolehkan menempatkan uang mereka ke dalam rekening berunsur
riba dan bank-bank tidak diizinkan menyediakan fasilitas kredit
berdasarkan bunga. Mulai bulan Maret 1985, seluruh sistem perbankan di
Iran telah berubah sepenuhnya menjadi sistem perbankan Islam (Sjahdeini,
2010:80-81).
Hal ini bisa dilihat dalam penilaian Global Islamic Financial Report
(GIFR) tahun 2011 sampai 2015, Iran menduduki urutan teratas diikuti
Malaysia dan Arab Saudi diposisi kedua dan ketiga dari 42 negara yang
memiliki potensi dan kondusif dalam pengembangan industri keuangan
syariah. Menurut Syukron (2013), hal ini dikarenakan kepiawaian Iran
dalam berperan secara efektif di kawasan Teluk dan Asia Tengah. Selain
itu, Iran memiliki bank Islam terbesar di dunia, dan tentu saja terletak
lebih sentral ke dunia Islam, sehingga Iran mampu menarik investasi dari
kawasan Teluk seperti UEA dan Bahrain.
6. Perbankan Syariah di Arab Saudi
Penduduk Arab Saudi adalah mayoritas berasal dari kalangan bangsa
Arab sekalipun juga terdapat keturunan dari bangsa-bangsa lain serta
mayoritas beragama Islam.
26
Sejarah sistem perbankan di Arab Saudi dimulai dengan dibentuknya
Badan Moneter Arab Saudi atau Saudi Arabia Monetery Agency (SAMA)
pada Oktober 1952. Pada tahun 1957, Al-Rajhi Bank sebagai bank syariah
pertama yang didirikan di Arab Saudi. Saat ini Al-Rajhi Bank merupakan
bank syariah terbesar di dunia dalam hal kapitalisasi pasar dengan total
aset sebesar US$ 33 milyar dan kapitalisasi pasar sebesar US$ 4 milyar.
Setelah itu muncul bank-bank syariah lainnya seperti Bank Alinma, Bank
Aljazira, dan Bank Albilad (Alhozaimy, 2009).
Untuk memperkuat industri keuangannya, Arab Saudi memperkuat
kerja sama sesama negara teluk dengan berdirinya Gulf Cooperation
Council (GCC) pada 25 Mei 1981 yang terdiri dari Bahrain, Kuwait,
Oman, Qatar, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab. Salah satu tujuan
didirikannya GCC ini adalah untuk merumuskan peraturan yang sama di
berbagai bidang seperti ekonomi, keuangan, perdagangan, bea cukai,
pariwisata, hukum, dan administrasi (Syukron, 2013).
Untuk sektor perbankan, Arab Saudi memiliki proporsi tertinggi di
dunia dari aset perbakan syariah terhadap total aset perbankan melebihi
20%, karena semua bank disana memiliki operasional yang sesuai dengan
prinsip syariah, mulai dari yang sepenuhnya bank syariah sampai yang
baru membuka jendela bank syariah. Sektor perbankan Arab Saudi saat ini
terdiri dari 22 bank komersial, termasuk 12 bank lokal dan 10 cabang
Teluk dan bank asing. Dari 12 bank lokal, ada 4 bank (Al Rajhi, Aljazira,
27
Albilad, dan Alinma Bank) yang sudah menjadi Bank Umum Syariah
(Syukron, 2013).
Dengan potensi besar di bidang-bidang seperti real estate, equity,
infrastruktur dan pembiayaan proyek dan modal pertumbuhan pasar
melalui penerbitan sukuk, investasi prospek Kerajaan Arab Saudi untuk
keuangan Islam sangat positif. Dari sudut pandang hukum, dibandingkan
dengan lima anggota lainnya di GCC, Arab Saudi mungkin yang paling
terbuka untuk investasi asing, karena ada peraturan yang telah direvisi oleh
Saudi Arabian Monetary Authority dan Modal Otoritas Pasar untuk
membuka pasar dan mendorong investasi asing dan bakat ke dalam negara
(Hukmi, 2012).
7. Perbankan Syariah di Uni Emirat Arab
Uni Emirat Arab adalah sebuah negara federasi dari tujuh negara
bagian (emirat) yang kaya akan minyak bumi. Tujuh emirat tersebut
adalah Abu Dhabi, Ajman, Dubai, Fujairah, Ras al-Khaimah, Sharjah, dan
Umm al-Qaiwain. Kebanyakan masyarakatnya adalah keturunan Persia
dan mayoritas beragama Islam.
Uni Emirat Arab adalah pasar yang dinamis dan berkembang untuk
bisnis, khususnya di bidang jasa keuangan. Komunitas perbankan di Uni
Emirat Arab terdiri dari 46 bank, yang terbesar di Gulf Cooperation
Council (GCC) setelah Arab Saudi. Tahun 2003 merupakan tahun rekor
bagi bank-bank Uni Emirat Arab, dengan tingkat pertumbuhan rata-rata
28
laba bersih sekitar 16 persen. Menurut bank sentral, laba bersih agregat
dari 21 bank nasional dan 25 bank asing di Uni Emirat Arab sebesar DH
5,67 milyar ($ 1,54 milyar). Dari 21 bank nasional, 3 adalah lembaga
keuangan Islam dengan total aset gabungan DH 29,93 milyar ($ 8,14
milyar), yang setara dengan 9,5 persen dari total aset 46 bank yang
dimiliki oleh Uni Emirat Arab. Bank Umum Syariah pertama didirikan di
Dubai pada 1974 dan bank Islam multilateral menjalankan fungsinya pada
tahun 1976 yaitu Islamic Development Bank (Bley dan Kuehn, 2004).
Ada tiga jenis sistem keuangan negara-negara muslim. Yang pertama
adalah sistem keuangan Islam yang sepenuhnya (fully-fledged) seperti Iran,
Pakistan dan Sudan; negara-negara telah dikonversi sistem keuangan
mereka ke dalam sistem bebas bunga. Kedua, negara-negara yang
menggunakan sistem keuangan ganda (dual financial system) baik Islam
dan konvensional, seperti Bahrain dan Malaysia; mereka telah mendirikan
lembaga Islam untuk mengawasi dan mengatur kegiatan sistem keuangan
mereka berdampingan dengan lembaga biasa. Ketiga, sebagian besar
negara-negara muslim termasuk Uni Emirat Arab menggunakan sistem
keuangan konvensional; meskipun, mereka memiliki lembaga keuangan
Islam di sistem mereka, mereka masih memiliki sistem tradisional dan
tidak ada badan Islam khusus dalam sistem mereka (Schmith dalam
Alhozaimy, 2009).
29
8. Perbankan Syariah di Kuwait
Kuwait adalah negara monarki yang terletak di Semenanjung Arab di
Asia Barat Daya. Sebelum penemuan minyak di tahun 1930-an yang
membuatnya menjadi salah satu negara terkaya di dunia, Kuwait adalah
negara Arab miskin yang sedikit diketahui orang. Mayoritas penduduk
Kuwait adalah Muslim.
Kuwait juga merupakan salah satu negara-negara Islam yang telah
memperhatikan perbankan syariah. Pada dasarnya artikel kedua di dalam
Constitution of Kuwait telah menyatakan dengan jelas syariah adalah
sumber utama pembuatan hukum dan Islam adalah agama resmi negara.
Hal ini telah memengaruhi pembuatan hukum dalam kegiatan perbankan
sehingga apapun yang menerima atau membayar riba (bunga dalam
kontrak pinjaman) secara resmi dilarang menurut 305 dan 547 artikel
hukum dalam hukum perdata Kuwait. Tetapi terdapat hukum-hukum
lainnya yang diterima di Kuwait yang mengecualikan kegiatan ekonomi
dari artikel hukum yang terkait dengan pelarangan bunga. Oleh karena itu,
menerima dan membayar diperbolehkan dalam kegiatan komersial
(Ballantyne dalam Zanganeh, 2015).
Terjadi perubahan besar di industri perbankan Kuwait, yaitu industri
keuangan syariah telah mengambil alih perbankan di negara tersebut. Saat
ini terdapat lima lembaga perbankan syariah di Kuwait, yakni Kuwait
Finance House, Boubyan Bank, Al Ahli United Bank, Kuwait
30
International Bank, dan Warba Bank. Terakhir, Commercial Bank of
Kuwait (CBK) adalah salah satu bank konvensional yang mengubah diri
menjadi lembaga syariah. CBK mengumumkan perubahan itu pada Juli
setelah regulator menyetujui penerbitan obligasi senilai 120 juta dolar
Kuwait (425,16 juta dolar AS). Penerbitan ini dalam rangka proses transisi
CBK menjadi bank syariah (Alamsyah, 2014).
Perkembangan industri keuangan syariah di Kuwait berbanding
terbalik karena saat ini hanya ada empat bank konvensional di negara itu.
Secara umum, aset perbankan konvensional Kuwait tumbuh 8,7 persen
selama sembilan bulan pertama 2013. Angkanya saat ini mencapai 22,5
miliar dolar Kuwait (79,7 dolar AS). Sementara, pertumbuhan industri
keuangan syariah mencapai 11,2 persen hingga April periode tahun yang
sama sebesar 13,5 miliar dolar Kuwait (47,8 miliar dolar AS) (Alamsyah,
2014).
9. Perbankan Syariah di Qatar
Qatar adalah sebuah emirat di Timur Tengah yang terletak di sebuah
semenanjung kecil di Jazirah Arab. Kebanyakan penduduk Qatar
beragama Islam. Selain etnik Arab, Qatar juga terdiri dari banyak
ekspatriat yang bekerja di Qatar dalam industri minyak. Kebanyakan
ekspatriat berasal dari Asia Selatan, yaitu wilayah India, Pakistan, dan
Maladewa. Kebanyakan Muslim di Qatar mengikuti aliran Islam Sunnah,
31
sedangkan yang mengikuti Syi'ah hanya 3 %. Sedangkan penganut Kristen
kebanyakan berasal dari ekspatriat asal Eropa yang bekerja di Qatar.
Qatar merupakan negara Islam yang telah memperhatihan sektor
bisnisnya dalam dunia perbankan syariah. Lembaga keuangan syariah
pertama di Qatar adalah Qatar Islamic Bank (QIB) yang didirikan pada
tahun 1982. Sejak itu, QIB muncul sebagai kekuatan di pasar lokal dan
internasional. Saat ini, bank memainkan peran utama dalam
mengembangkan produk dan jasa keuangan yang kompetitif dan inovatif
berbasis syariah di seluruh dunia. QIB memegang pangsa pasar 19 persen
dari keseluruhan pasar perbankan Qatar. Hal ini membuat QIB sebagai
pelopor bank syariah di Qatar dan salah satu dari lima besar secara global
(Qommarria, 2013).
Laporan dari The Standard & Poor mencatat wilayah GCC memiliki
salah satu pasar perbankan syariah terbesar di dunia, dan menikmati metrik
kinerja yang sehat. Selain itu, dukungan pemerintah untuk sektor ini akan
membantu bank-bank syariah untuk terus memperluas pangsa pasar
mereka. Salah satunya adalah Qatar, bank-bank Islam di Qatar tumbuh
dalam neraca keseimbangan 28 persen antara tahun 2009 sampai 2013
ketika mereka memanfaatkan investasi besar pemerintah (Suharso, 2014).
Aset perbankan syariah Qatar diperkirakan tumbuh menjadi 100
miliar dolar AS pada 2017. Angka tersebut naik dari 54 miliar dolar AS
pada 2012 (Qommarria, 2013). Pertumbuhan bank syariah Qatar yang
32
telah melampaui bank-bank di negara-negara tetangga di GCC, karena
investasi infrastruktur yang besar di bidang ini dari pemerintah Qatar
selama beberapa tahun terakhir (Suharso, 2014).
Dari 15 bank syariah dunia, peringkat teratas dihuni oleh dua bank
asal Qatar sebagai bank syariah paling efisien di dunia. Negeri petrodollar
ini sendiri menyumbangkan empat nama, yaitu Masraf Al Rayan pada
peringkat pertama, Qatar International Islamic Bank pada peringkat kedua,
Qatar Islamic Bank pada peringkat keempat, dan Barwa Bank pada
peringkat dua belas (Dream, 2015).
10. Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah laporan periodik yang di susun menurut
prinsip-prinsip akuntansi yang di terima secara umum tentang status
keuangan dari individu, asosiasi, atau organisasi bisnis. Laporan keuangan
bertujuan untuk menyediakan informasi yang bermanfaat bagi pihak-pihak
yang berkepentingan (pengguna laporan keuangan) dalam pengambilan
keputusan ekonomi yang rasional (Al Arif dan Rahmawati, 2015).
Menurut Kasmir (2014), laporan keuangan bank menunjukkan
kondisi keuangan bank secara keseluruhan. Dari laporan ini akan terbaca
bagaimana kondisi bank yang sesungguhnya, termasuk kelemahan dan
kekuatan yang dimiliki. Laporan ini juga menunjukkan kinerja manajemen
bank selama satu periode. Keuntungan dengan membaca laporan ini pihak
33
manajemen dapat memperbaiki kelemahan yang ada serta
mempertahankan kekuatan yang dimilikinya.
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan
suatu entitas syariah yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi. Di samping itu, tujuan lainnya adalah
(Ihsan, 2013):
a. Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua
transaksi dan kegiatan usaha;
b. Informasi kepatuhan entitas syariah terhadap prinsip syariah, serta
informasi aset, kewajiban, pendapatan dan beban yang tidak sesuai
dengan prinsip syariah, bila ada, dan bagaimana perolehan dan
penggunaannya;
c. Informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan tanggung jawab
entitas syariah terhadap amanah dalam mengamankan dana,
menginvestasikannya pada tingkat keuntungan yang layak; dan
d. Informasi mengenai tingkat keuntungan investasi yang diperoleh
penanam modal dan pemilik dana syirkah temporer; dan informasi
mengenai pemenuhan kewajiban (obligation) fungsi sosial entitas
syariah, termasuk pengelolaan dan penyaluran zakat, infak, sedekah,
dan wakaf.
34
Laporan keuangan merupakan ikhtisar mengenai keadaan keuangan
suatu perusahaan pada suatu periode tertentu. Dalam rangka peningkatan
transparansi kondisi keuangan, berdasarkan Peraturan Bank Indonesia
Nomor 3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001, bank wajib menyusun
dan menyajikan laporan keuangan dalam bentuk dan cakupan yang terdiri
dari (Siamat, 2005):
a. Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Tahunan
Laporan tahunan adalah laporan lengkap mengenai kinerja suatu
bank dalam kurun waktu satu tahun.
Laporan keuangan tahunan adalah laporan keuangan akhir tahun
bank yang disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan yang
berlaku dan wajib diaudit oleh Akuntan Publik.
b. Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan
Laporan keuangan publikasi triwulanan adalah laporan keuangan
yang disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan yang berlaku
dan dipublikasikan setiap triwulan.
c. Laporan Keuangan Publikasi Bulanan
Laporan ini adalah laporan keuangan yang disusun berdasarkan
laporan bulanan bank umum yang disampaikan kepada Bank Indonesia
dan dipublikasikan setiap bulan.
35
d. Laporan Keuangan Konsolidasi
Bank yang merupakan bagian dari suatu kelompok usaha dan
atau memiliki anak perusahaan, wajib menyusun laporan keuangan
konsolidasi berdasarkan pernyataan standar akuntansi keuangan yang
berlaku serta menyampaikan laporan sebagaimana diatur dalam
Peraturan Bank Indonesia.
11. Kesehatan Perbankan Syariah
Tingkat kesehatan bank adalah bank yang dapat menjalankan fungsi-
fungsinya dengan baik, yang dapat menjaga dan memelihara kepercayaan
masyarakat, dapat menjalankan fungsi intermediasi, pemerintah dalam
melaksanakan berbagai kebijakan, terutama kebijakan moneter (Veithzal,
2007:118).
Dengan semakin meningkatnya kompleksitas usaha dan profil risiko,
bank perlu mengidentifikasi permasalahan yang mungkin timbul dari
operasional bank. Bagi perbankan, hasil akhir penilaian kondisi bank
tersebut dapat digunakan sebagai salah satu sarana dalam menetapkan
strategi usaha dimasa yang akan datang sedangkan bagi Bank Indonesia
antara lain digunakan sebagai sarana penetapan dan implementasi strategi
pengawasan bank oleh Bank Indonesia (Santoso dan Sigit Triandaru,
2006:51).
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah, bank wajib memelihara tingkat kesehatannya.
36
Kesehatan bank harus dipelihara dan/atau ditingkatkan agar kepercayaan
masyarakat terhadap bank dapat tetap terjaga. Selain itu, tingkat kesehatan
bank digunakan sebagai salah satu sarana dalam melakukan evaluasi
terhadap kondisi dan permasalahan yang dihadapi bank serta menentukan
tindak lanjut untuk mengatasi kelemahan atau permasalahan bank, baik
berupa corrective action oleh bank maupun supervisory action oleh
Otoritas Jasa Keuangan.
Menurut Pasal 1 angka 6 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK)
No. 8/POJK.03/2014 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum
Syariah dan Unit Usaha Syariah, tingkat kesehatan bank adalah hasil
penilaian kondisi bank yang dilakukan berdasarkan risiko termasuk risiko
terkait penerapan prinsip syariah dan kinerja bank atau disebut dengan
Risk-based Bank Rating.
Ketentuan tentang kesehatan bank (Bank Konvensional termasuk
UUS-nya serta Bank Syariah yang terdiri dari BUS dan BPRS),
dimaksudkan untuk dipergunakan: a. sebagai tolak ukur bagi manajemen
bank dalam menilai apakah pengelolaan bank telah dilakukan sesuai
dengan asas-asas perbankan yang sehat dan sesuai dengan ketetuan-
ketentuan yang berlaku; dan b. sebagai tolok ukur untuk menetapkan arah
pembinaan dan pengembangan bank, secara sendiri atau keseluruhan
(Widjanarto, 2003:126).
37
Menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 8/POJK.03/2014,
Bank Umum Syariah wajib melakukan penilaian sendiri (self assessment)
atas tingkat kesehatan bank baik secara individual maupun secara
konsolidasi. Penilaian sendiri (self assessment) tingkat kesehatan bank
dilakukan paling kurang setiap semester untuk posisi akhir bulan Juni dan
Desember. Penilaian tingkat kesehatan bank mencakup penilaian terhadap
faktor-faktor sebagai berikut:
a. Profil Risiko (Risk Profile)
Penilaian terhadap faktor profil risiko merupakan penilaian
terhadap risiko inhern dan kualitas penerapan manajemen risiko dalam
operasional Bank Umum Syariah yang dilakukan terhadap 10 risiko,
yaitu risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional,
risiko hukum, risiko stratejik, risiko kepatuhan, risiko reputasi, risiko
imbal hasil, dan risiko investasi.
b. Good Corporate Governance
Penilaian terhadap faktor Good Corporate Governance
merupakan penilaian terhadap manajemen Bank Umum Syariah atas
pelaksanaan prinsip-prinsip Good Corporate Governance.
c. Rentabilitas (Earnings)
38
Penilaian terhadap faktor rentabilitas meliputi penilaian terhadap
kinerja rentabilitas, sumber-sumber rentabilitas, dan stabilitas
rentabilitas (sustainability learnings) Bank Umum Syariah.
d. Permodalan (Capital)
Penilaian terhadap faktor permodalan meliputi penilaian terhadap
tingkat kecukupan permodalan dan pengelolaan permodalan Bank
Umum Syariah.
12. Pengukuran Kinerja Perbankan Syariah
Pengukuran kinerja adalah penentuan secara periodik tampilan
perusahaan yang berupa kegiatan operasional, struktur organisasi, dan
karyawan berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telah ditetapkan
sebelumnya (Mulyadi, 2000: 415). Pengukuran kinerja menurut Horngren
(1993: 372) mempunyai tujuan untuk mengukur kinerja bisnis dan
manajemen dibandingkan dengan goal atau sasaran perusahaan. Dengan
kata lain, pengukuran kinerja merupakan alat bagi manajemen untuk
mengendalikan bisnisnya.
Kinerja perusahaan dapat diukur dari laporan keuangan yang
dikeluarkan secara periodik. Laporan keuangan berupa neraca, laba-rugi,
arus kas, dan perubahan modal yang secara bersama-sama memberikan
suatu gambaran tentang posisi keuangan perusahaan. Informasi yang
terkandung dalam laporan keuangan digunakan investor untuk
39
memperoleh perkiraan tentang laba dan deviden di masa mendatang dan
resiko atas penilaian tersebut (Weston dan Brigham, 1993).
Pengukuran kinerja pada bank syariah kebanyakan masih
menggunakan pengukuran yang sama dengan pengukuran kinerja pada
bank konvensional yaitu dengan menghitung rasio CAMELS (Capital,
Asset, Management, Earning, Liquidity, Sensitivity of Market Risk). Jika
dilihat dari tujuan perbankan syariah, seharusnya pengukuran yang
digunakan untuk mengukur kinerja perbankan syariah lebih spesifik dan
diarahkan kepada tujuan yang ingin dicapai berdasarkan syariah, sehingga
dapat mencerminkan bagaimana tujuan-tujuan syariah terpenuhi.
13. Kinerja Perbankan Syariah dengan Maqasid Al-Shari’ah Framework
Maqasid al-Shari’ah framework adalah kerangka atau model
pengukuran kinerja perbankan syariah yang sesuai dengan tujuan dan
karakteristik perbankan syariah. Dalam penelitian ini, penulis
menggunakan konsep tujuan syariah berdasarkan Abu Zaharah (1997)
seperti beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Menurut
Abu Zahara (1997), secara spesifik perbankan syariah memiliki tiga tujuan
utama yang harus dipenuhi, yaitu:
a. Tahdhib al-Fard (Pendidikan Individu)
Tujuan pertama mengungkapkan tentang bagaimana seharusnya
perbankan syariah menyebarkan pengetahuan dan kemampuan serta
menanamkan nilai-nilai individu untuk perkembangan spiritualnya.
40
Dengan demikian, bank syariah harus merancang program pendidikan
dan pelatihan yang harus mengembangkan tenaga kerja yang
berpengetahuan dan terampil dengan nilai-nilai moral yang tepat.
Mereka juga harus menyebarkan informasi kepada stakeholder
mengenai produk mereka.
b. Iqamah al-’Adl (Pembentukan Keadilan)
Tujuan kedua yaitu perbankan syariah harus meyakinkan bahwa
setiap transaksi dalam aktivitas bisnis dilakukan secara adil termasuk
produk, harga, ketentuan, dan kondisi kontrak. Selain itu perbankan
syariah juga harus meyakinkan bahwa setiap bisnis perbankan bebas
dari elemen-elemen negatif yang dapat menciptakan ketidakadilan
seperti riba, kecurangan, dan korupsi. Secara tidak langsung, bank
harus bijak menggunakan keuntungan dan mengarahkan kegiatan ke
arah yang dapat membantu mengurangi ketidaksetaraan pendapatan
dan kekayaan.
c. Jalb al-Maslahah (Kepentingan Publik)
Tujuan ketiga yaitu perbankan syariah harus membuat prioritas
mengenai aktivitas bisnis mana yang memberikan manfaat yang lebih
besar bagi masyarakat. Tujuan ini termasuk kegiatan yang mencakup
kebutuhan dasar masyarkat seperti investasi di sektor-sektor vital,
pembiayaan proyek perumahan, dan lain sebagainya.
41
Konsep ini merupakan adaptasi dari konsep yang dikemukakan oleh
Abu Zahara (1997) dalam Mohammed et al (2008, 2015). Ketiga tujuan
diatas oleh Mohammed et al (2008, 2015) diturunkan menjadi beberapa
indikator pengukuran dengan menggunakan metode operasionalisasi
Sekaran. Hal ini dilakukan agar ketiga tujuan syariah diatas dapat secara
operasional diukur dan ditentukan nilainya. Dengan menggunakan metode
Sekaran, penilaian kinerja perbankan syariah berdasarkan konsep Maqasid
al-Shari’ah yang dirumuskan oleh para peneliti muslim adalah sebagai
berikut:
Tabel 2. 1 Operasionalisasi Tujuan Perbankan Syariah
Concepts(Objectives) Dimensions Elements Performance
RatiosSources of
Data1. EducatingIndividual
D1.Advancementof Knowledge
E1. EducationGrant
R1. EducationGrant orScholarship/Total Expenses
AnnualReport
E2. Research R2. ResearchExpenses/ TotalExpenses
AnnualReport
D2. InstillingNew Skills andImprovements
E3. Training R3. TrainingExpenses/ TotalExpenses
AnnualReport
D3. CreatingAwareness ofIslamicBanking
E4. Publicity R4. PublicityExpenses/ TotalExpenses
AnnualReport
2.EstablishingJustice
D4. FairReturns
E5. FairReturns
R5. ProfitEqualizationReserves (PER)/Net orInvestmentIncome
AnnualReport
42
Concepts(Objectives) Dimensions Elements Performance
RatiosSources of
DataD5. CheapProduct andServices
E6. FunctionalDistribution
R6. Mudharabahand MusharakahModes/ TotalInvestmentModes
AnnualReport
D6.Elimination ofNegativeElements thatBreedInjustices
E7. InterestFree Product
R7. Interest FreeIncome/ TotalIncome
AnnualReport
3. Maslahah D7.Profitability ofBank
E8. ProfitRatio
R8. Net Income/Total Assets
AnnualReport
D8.Redistributionof Income andWealth
E9. PersonalIncome
E9. Zakah Paid/Net Asset
AnnualReport
D9. Investmentin Vital RealSector
E10.InvestmentRatio in RealSector
R10. Investmentin RealEconomicSector/ TotalInvestment
AnnualReport
Sumber: Mohammed et al (2015)
Untuk mendapatkan hasil yang terbaik dari pengukuran di atas, maka
dilakukan verifikasi dari model dan pembobotan pada setiap konsep dan
elemen pengukuran melalui wawancara dengan 16 pakar syariah di
Malaysia dan Timur Tengah. Pembobotan tersebut berdasarkan hasil
penelitian dari Mohammed (2015). Bobot rata-rata yang diberikan adalah
sebagai berikut:
43
Tabel 2. 2 Bobot Rata-Rata untuk Tiga Tujuan dan Sepuluh Elemen
ObjectivesAverageWeight(Out of 1)
ElementsAverageWeight(Out of 1)
O1. Educating(Tahdhib al-Fard)
0,30 E1. Education Grant/Donations 0,24E2. Research 0,27E3. Training 0,26E4. Publicity 0,23Total 1
O2. Justice (Al-’Adl)
0,41 E5. Fair Returns 0,30E6. Fair Price 0,32E7. Interest Free Product 0,38Total 1
O3. Public Interest(Al-Maslahah)
0,29 E8. Bank’s Profit Ratios 0,33E9. Personal Income Transfers 0,30
E10. Investment Ratios in RealSector
0,37
Total 1 Total 1Sumber: Mohammed et al (2015)
B. Penelitian-Penelitian Terdahulu
Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang meneliti maqasid al-
shari’ah dari bank syariah di seluruh dunia. Salah satu penelitian awal
dilakukan oleh Mohammed et al (2008) berjudul The Performance Measures
of Islamic Banking Based on the Maqasid Framework. Penelitian ini pertama
kali disampaikan pada IIUM International Accounting Conference (INTAC IV)
pada tahun 2008. Penelitian ini bertujuan untuk mengajukan apa saja tujuan
dari perbankan syariah yang diturunkan dari teori Maqasid al-Shari’ah dan
membuat suatu model pengukuran kinerja perbankan syariah berdasarkan teori
tersebut. Sampel bank syariah yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 6
bank syariah di 6 negara. Hasil dari penelitian ini adalah peneliti
44
menggunakan metode baru dalam mengukur kinerja perbankan syariah yaitu
dengan metode Simple Additive Weighted (SAW) sekaligus merumuskan nilai
pembobotannya. Hasil lainnya menyatakan bahwa dari keenam sampel yang
diuji menggunakan maqasid index tidak terdapat satu bank pun yang dapat
mencapai nilai kinerja yang tinggi berdasarkan 7 dari 10 rasio yang digunakan.
Bedanya penelitian Mohammed et al (2008) dengan penelitian ini adalah
selain menggunakan metode SAW peneliti juga menggunakan uji ANOVA
untuk melihat apakah terdapat perbedaan antara tujuh negara sampel
(Indonesia, Malaysia, Iran, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait, dan Qatar).
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Antonio et al (2012). Penelitian ini
bertujuan untuk mengukur kinerja perbankan syariah di Indonesia dan
Jordania. Sampel bank syariah yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah
4 bank syariah, masing-masing negara mewakilkan 2 bank syariah terbesar di
negaranya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode SAW
dan MADM (Multiple Attribute Decision Making). Hasil dari penelitian ini
yaitu terdapat perbedaan kinerja perbankan syariah di Indonesia dan di
Jordania. Kesimpulan dari penelitian ini adalah belum adanya bank syariah
yang mampu mencapai nilai maqasid index yang tinggi dalam kinerjanya.
Bedanya penelitian Antonio (2012) dengan penelitian ini adalah selain
menggunakan metode SAW peneliti juga menggunakan uji ANOVA untuk
melihat apakah terdapat perbedaan antara negara sampel yang diteliti. Dan
juga penelitian ini tidak hanya meneliti dua negara saja, melainkan meneliti
45
tujuh negara di Asia (Indonesia, Malaysia, Iran, Arab Saudi, Uni Emirat Arab,
Kuwait, dan Qatar).
Penelitian berikutnya dilakukan oleh Mohammed et al (2015) dengan
judul Developing Islamic Banking Performance Measures Based on Maqasid
Al-Shari’ah Framework: Cases of 24 Selected Banks. Penelitian ini
merupakan pengembangan dari penelitian Mohammed sebelumnya pada tahun
2008 dan bertujuan untuk membandingkan hasil dari metode pengukuran
kinerja menggunakan maqasid al-shari’ah dengan pengukuran kinerja bank
konvensional antara perbankan syariah dan perbankan konvensional. Metode
yang digunakan adalah metode Simple Additive Weighted (SAW) dan Mann-
Whitney U-Test. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa adanya
ketidaksesuaian antara tujuan bank syariah dan tolok ukur konvensional yang
digunakan untuk mengukur kinerja bank-bank syariah. Selama bank syariah
menjalankan peraturan konvensional untuk operasi mereka, maka mereka akan
terlihat memiliki penilaian kinerja yang tidak bagus dibanding bank
konvensional. Bedanya penelitian Mohammed et al (2015) dengan penelitian
ini adalah peneliti tidak menggunakan Mann-Whitney U-Test untuk uji beda,
melainkan menggunakan uji ANOVA untuk melihat apakah terdapat
perbedaan antara tujuh negara sampel (Indonesia, Malaysia, Iran, Arab Saudi,
Uni Emirat Arab, Kuwait, dan Qatar).
Penelitian terbaru dilakukan oleh Wibowo (2015). Penelitian ini meneliti
mengenai perbandingan kinerja keuangan perbankan syariah dengan metode
46
CAMEL di ASEAN, yaitu Indonesia, Malaysia, dan Thailand dengan sampel
1 bank syariah di masing-masing negara. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode One-Way ANOVA (Analysis of Variance) untuk
melihat perbedaan antara ketiga negara. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
bahwa rasio dari semua indikator keuangan perbankan syariah di Indonesia
berbeda secara signifikan dengan di Malaysia dan Thailand, serta tidak ada
yang ditunjukkan secara signifikan. Rasio rata-rata perbankan syariah di
Indonesia yang lebih baik adalah ROA dan ROE. Yang baik adalah EEA,
LDR, serta AGR dibandingkan dengan dua negara ASEAN lainnya. Bedanya
penelitian Wibowo (2015) dengan penelitian ini adalah peneliti tidak
menggunakan metode CAMEL untuk mengukur kinerja perbankan syariah,
melainkan menggunakan maqasid al-shari’ah. Kemudian peneliti juga
menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW) selain menggunakan
uji ANOVA untuk uji beda antara tujuh negara sampel (Indonesia, Malaysia,
Iran, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait, dan Qatar).
47
Tabel 2. 3 Ringkasan Penelitian-Penelitian Terdahulu
No. Nama Peneliti Judul Penelitian Indikator Metode Penelitian Hasil Penelitian1 Mustafa Omar
Mohammed,DzuljastriAbdul Razak,dan Fauziah MdTaib (2008)
The PerformanceMeasures of IslamicBanking Based on theMaqasid Framework
1. Education2. Maslahah
1. Populasi:Bank-Bank syariah diAsia.
2. Sampel:6 bank syariah di 6negara (Malaysia,Bangladesh, Indonesia,Bahrain, Jordan, danSudan).
3. Metode Analisis Data:Simple AdditiveWeighted (SAW)Maqasid Index.
Terdapat variasi kinerjapada sampel perbankansyariah yang diteliti. Sertatidak ada satu bank punyang menunjukkan kinerjayang tinggi berdasarkanmaqasid syariah pada tujuhrasio yang digunakan.
2 Mustafa OmarMohammed danFauziah MdTaib (2015)
Developing IslamicBanking PerformanceMeasures Based onMaqasid Al-Shari’ahFramework: Cases of24 Selected Banks
1. Education2. Justice3. Maslahah4. Maqasid Index (MI)
5. ROA
6. NII
7. LIQ
1. Sampel:12 bank syariah dan 12bank konvensional.
2. Metode Analisis Data:Simple AdditiveWeighted (SAW) danMann-Whitney U-test.
Penelitian ini menunjukkanbahwa adanyaketidaksesuaian antaratujuan bank syariah dantolok ukur konvensionalyang digunakan untukmengukur kinerja bank-bank syariah. Selama banksyariah menjalankanperaturan konvensional
48
No. Nama Peneliti Judul Penelitian Indikator Metode Penelitian Hasil Penelitianuntuk operasi mereka,maka mereka akan terlihatmemiliki penilaian kinerjayang tidak bagus dibandingbank konvensional.
3 MuhammadSyafii Antonio,Yulizar D.Sanrego, danMuhammadTaufiq (2012)
An Analysis ofIslamic BankingPerformance:Maqashid IndexImplementation inIndonesia andJordania
1. Education2. Justice3. Maslahah
1. Populasi:Bank-bank syariah diIndonesia dan Jordania.
2. Sampel:2 bank syariah diIndonesia dan 2 banksyariah di Jordania.
3. Metode Analisis Data:Maqasid Index, SimpleAdditive Weighted(SAW) Method.
Terdapat perbedaan kinerjapada perbankan syariah diIndonesia dengan diJordania denganmenggunkan pendekatanmaqashid index.
49
No. Nama Peneliti Judul Penelitian Indikator Metode Penelitian Hasil Penelitian4 Susanto
Wibowo (2015)AnalisisPerbandingan KinerjaKeuangan PerbankanSyariah denganMetode CAMEL diASEAN (StudiKomparatif:Indonesia, Malaysia,Thailand)
1. Capital Risk2. Assets Quality3. Operating Efficiency4. Liquidity Risk5. Profitability6. Growth
1. Populasi:Seluruh bank syariah diASEAN.
2. Sampel:Indonesia (BankMuamalat Indonesia),Malaysia (Islamic Bankof Malaysia), danThailand (Islamic Bankof Thailand).
3. Teknik Sampling:Purposive sampling.
4. Metode Analisis Data:One-Way ANOVA(Analysis of Variance).
Rasio dari semua indikatorkeuangan perbankansyariah di Indonesiaberbeda secara signifikandengan di Malaysia danThailand, serta tidak adayang ditunjukkan secarasignifikan. Rasio rata-rataperbankan syariah diIndonesia yang lebih baikadalah ROA dan ROE.Yang baik adalah EEA,LDR, serta AGRdibandingkan dengan duanegara ASEAN lainnya.
50
C. Kerangka Pemikiran
Gambar di bawah ini menunjukkan kerangka pemikiran yang dibuat
dalam model penelitian mengenai “Analisis Komparatif Kinerja Perbankan
Syariah di Asia”.
Gambar 2.1
Kinerja Maqasid Al-Shari’ah PerbankanTahun 2013-2015
PembentukanKeadilan
Bank SyariahIndonesia
Bank SyariahMalaysia
IranArab Saudi
Uni Emirat ArabKuwaitQatar
Uji HipotesisANOVA
KepentinganPublik
1. Fair Returns2. Distribusi
Fungsional3. Produk Bebas
Bunga
1. Rasio Laba2. Pendapatan
Personal3. Rasio Investasi
pada Sektor Riil
Perbankan Syariah
Gambar 2. 1 Skema Kerangka Pemikiran
51
D. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan pada telaah teori dan penelitian sebelumnya bahwa
pengukuran kinerja perbankan syariah tidak hanya dapat diukur oleh rasio-
rasio keuangan saja, melainkan merupakan suatu konsep baru untuk mengukur
kinerja perbankan syariah yang dikembangkan oleh para peneliti muslim dari
seluruh dunia. Konsep pengukuran yang dirumuskan tersebut menggunakan
konsep Maqasid al-Shari’ah yang mencakup aspek ekonomi, lingkungan,
serta indikator sosial (Antonio, 2012). Pengukuran dengan maqasid index
syariah dapat digunakan untuk mengetahui sampai sejauh mana tingkat
pencapaian nilai-nilai syariah yang dijalankan pada perbankan syariah.
Perbankan syariah di Indonesia, Malaysia, Iran, Arab Saudi, Uni Emirat
Arab, Kuwait, dan Qatar merupakan negara-negara di dunia yang saat ini
sedang mengalami perkembangan pesat terhadap perbankan syariahnya.
Sebagai negara-negara yang sedang mengalami perkembangan, perbankan
syariah di ketujuh negara tersebut juga memiliki karakteristik yang berbeda
dalam interpretasi mazhab yang dianut oleh ketujuh negara tersebut. Hal ini
akan memengaruhi akad dan produk yang terdapat pada perbankan syariah di
ketujuh negara. Perbedaan ini juga akan memengaruhi nilai maqasid index
secara keseluruhan dan akan memengaruhi nilai tujuan pembentukan keadilan
secara khusus. Oleh karena itu, hipotesisnya adalah sebagai berikut:
52
H1: Terdapat perbedaan pada nilai Maqasid Index (MI) antara
perbankan syariah di Indonesia dengan perbankan syariah di
Malaysia, Iran, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait, dan Qatar.
Tujuan syariah pembentukan keadilan menggambarkan sampai sejauh
mana perbankan syariah Indonesia dengan perbankan syariah Malaysia, Iran,
Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait, dan Qatar mampu mencapai nilai
tujuan syariah berupa keadilan masing-masing stakeholder dapat tercapai.
Tujuan ini diturunkan menjadi tiga elemen yaitu fair return, distribusi
fungsional, dan produk bebas bunga. Perbankan syariah dari tujuh negara
tersebut memiliki karakteristik yang berbeda yang akan berimplikasi pada
akad dan produk yang terdapat pada perbankan syariah seperti akad bagi hasil
atau jual beli. Oleh karena itu, hipotesis kedua dirumuskan sebagai berikut:
H2: Terdapat perbedaan pada nilai tujuan pembentukan keadilan antara
perbankan syariah di Indonesia dengan perbankan syariah di
Malaysia, Iran, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait, dan Qatar.
Tujuan syariah kepentingan publik menggambarkan sampai sejauh mana
perbankan syariah di Indonesia dengan perbankan syariah di Malaysia, Iran,
Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait, dan Qatar mampu mencapai nilai
tujuan syariah berupa pemenuhan hak-hak bank syariah untuk kepentingan
bank itu sendiri maupun pemenuhan hak-hak masyarakat. Tujuan ini
diturunkan menjadi tiga elemen yaitu rasio laba, pendapatan personal, dan
rasio investasi pada sektor riil. Perbankan syariah dari tujuh negara tersebut
53
memiliki karakteristik yang berbeda yang akan memengaruhi penekanan
terhadap investasi, apakah perbankan syariah akan menekankan pada sektor
riil atau sektor moneter. Hal ini akan berimplikasi pada nilai yang membentuk
tujuan kepentingan publik. Dengan demikian, hipotesis ketiga dirumuskan
sebagai berikut:
H3: Terdapat perbedaan pada nilai tujuan kepentingan publik antara
perbankan syariah di Indonesia dengan perbankan syariah di
Malaysia, Iran, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait, dan Qatar.
54
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis perbandingan kinerja
perbankan syariah di Indonesia, Malaysia, Iran, Arab Saudi, Uni Emirat Arab,
Kuwait, dan Qatar.
Penelitian ini dilakukan berdasarkan Laporan Tahunan (Annual Report)
dan Laporan Keuangan Tahunan (Financial Report) yang diterbitkan dan
dipublikasi oleh Bank Syariah Mandiri, Bank Mega Syariah, dan BNI Syariah
untuk Indonesia; Bank Islam Malaysia Berhad, Bank Muamalat Malaysia
Berhad, dan CIMB Islamic Bank Berhad untuk Malaysia; Parsian Bank,
Tejarat Bank, dan Saman Bank untuk Iran; Al Rajhi Bank, Alinma Bank, dan
Bank AlJazira untuk Arab Saudi; Abu Dhabi Islamic Bank, Dubai Islamic
Bank, dan Emirates Islamic Bank untuk Uni Emirat Arab; Kuwait Finance
House, Ahli United Bank, dan Boubyan Bank untuk Kuwait; Qatar Islamic
Bank, Masraf Al Rayan, dan Barwa Bank untuk Qatar yang terdaftar di situs
resmi masing-masing bank selama tiga tahun berturut-turut dari periode tahun
2013 sampai dengan 2015.
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
55
2011:61). Populasi dalam penelitian ini adalah Bank Syariah yang ada di
Indonesia, Malaysia, Iran, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait, dan Qatar.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono, 2011:62). Teknik sampling adalah teknik pengambilan
sampel untuk menentukan sampel dalam penelitian. Teknik sampling yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Nonprobability Sampling yaitu teknik
pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi
setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel
(Sugiyono, 2011:66) dengan metode Purposive Sampling yaitu teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2011:68).
Adapun kriteria Bank Syariah yang dijadikan sampel adalah sebagai
berikut:
1. Bank Syariah yang beroperasi pada tahun 2013, 2014, dan 2015
2. Bank Syariah yang menyajikan data Laporan Tahunan atau Laporan
Keuangan Tahunan pada tahun 2013, 2014, dan 2015
Berdasarkan kriteria tersebut, maka sampel yang digunakan dalam
penelitian ini ada 3 (tiga) bank syariah Indonesia yaitu Bank Syariah Mandiri,
Bank Mega Syariah, dan BNI Syariah; 3 (tiga) bank syariah Malaysia yaitu
Bank Islam Malaysia Berhad, Bank Muamalat Malaysia Berhad, dan CIMB
Islamic Bank Berhad; 3 (tiga) bank syariah Iran yaitu Parsian Bank, Tejarat
Bank, dan Saman Bank; 3 (tiga) bank syariah Arab Saudi yaitu Al Rajhi Bank,
56
Alinma Bank, dan Bank AlJazira; 3 (tiga) bank syariah Uni Emirat Arab yaitu
Abu Dhabi Islamic Bank, Dubai Islamic Bank, dan Emirates Islamic Bank; 3
(tiga) bank syariah Kuwait yaitu Kuwait Finance House, Ahli United Bank,
dan Boubyan Bank; 3 (tiga) bank syariah Qatar yaitu Qatar Islamic Bank,
Masraf Al Rayan, dan Barwa Bank.
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu
data yang diperoleh atau dikumpulkan dan disatukan oleh studi-studi
sebelumnya atau yang diterbitkan oleh berbagai instansi lain, sehingga metode
pengumpulan data menggunakan cara non participant observation.
Data sekunder yang diperoleh meliputi Laporan Tahunan (Annual
Report) dan Laporan Keuangan Tahunan (Financial Report) yang diterbitkan
dan dipublikasikan dalam situs resmi oleh masing-masing bank syariah, serta
data dan informasi yang diperoleh melalui situs resmi Bank Indonesia.
Peneliti juga melakukan penelitian kepustakaan dengan mengumpulkan
data yang bersumber dari jurnal, buku-buku, dan hasil penelitian yang
diperoleh dari berbagai sumber.
Kemudian dari data-data sekunder yang berasal dari laporan tahunan dan
laporan keuangan tahunan, dibuatlah rasio-rasio yang sesuai dengan tujuan-
tujuan syariah berdasarkan maqasid al-shari’ah yang telah ditetapkan
sebelumnya yang pada akhirnya digunakan untuk analisis.
57
1. Tujuan Pembentukan Keadilan
Tujuan pembentukan keadilan merupakan upaya bank syariah dalam
memastikan kejujuran dan keadilan dalam semua transaksi, maupun
kegiatan usaha yang dapat menciptakan ketidakadilan seperti riba,
kecurangan, dan korupsi. Tujuan maqasid al-shari’ah kedua ini diturunkan
menjadi 3 elemen (fair returns, distribusi fungsional, dan produk bebas
bunga) dan dapat diukur dengan rasio-rasio berikut ini:
a. Fair returns digambarkan dengan seberapa besar persentase laba
dibagi dengan total pendapatan. Rasio ini merupakan satu-satunya
rasio yang memiliki nilai pengurang dalam pembobotan nilai maqasid
index. Semakin rendah laba atau keuntungan yang diterima oleh bank
dibandingkan dengan total pendapatan, maka bank syariah tersebut
dinilai semakin menerapkan tujuan pencapaian keadilan (Rusdiyana
dalam Imansari, 2015). Formula yang digunakan untuk rasio ini adalah
(Mohammed et al, 2008):
Fair Returns = Laba / Total Pendapatan
b. Distribusi fungsional adalah rasio investasi mudarabah dan
musharakah terhadap total investasi. Rasio ini menggambarkan
seberapa besar bank syariah mengalokasikan dana untuk aktivitas yang
berlandaskan keadilan berupa terpeliharanya hak antara nasabah
dengan bank syariah, yaitu akad mudarabah dan akad musharakah.
58
Kedua akad tersebut menggunakan sistem bagi hasil (profit sharing).
Semakin tinggi model pembiayaan bank syariah menggunakan
mudarabah dan musharakah, maka menunjukkan bahwa bank syariah
meningkatkan fungsinya untuk mewujudkan keadilan sosio-ekonomi
melalui sistem bagi hasil. Formula untuk rasio ini adalah (Mohammed
et al, 2015):
Distribusi Fungsional = Investasi Mudarabah dan
Musharakah / Total Investasi
c. Rasio pendapatan bebas bunga terhadap total pendapatan
menggambarkan bagaimana bank syariah dituntut untuk menjalankan
aktivitas perbankan khususnya investasi yang dilakukan terbebas dari
unsur riba (bunga). Semakin tinggi rasio pendapatan yang bebas bunga
terhadap total pendapatannya, maka akan berdampak positif terhadap
berkurangnya kesenjangan pendapatan dan kekayaan dalam kehidupan
bermasyarakat. Formula yang digunakan untuk rasio ini adalah
(Mohammed et al, 2015):
Produk Bebas Bunga = Pendapatan Bebas Bunga / Total
Pendapatan
2. Tujuan Kepentingan Publik
Tujuan syariah ketiga yaitu kepentingan publik (al-Maslahah)
merupakan upaya bank syariah dalam memberikan manfaat yang lebih
59
besar bagi masyarakat terhadap aktivitas bisnis yang dijalankannya.
Tujuan ini diturunkan menjadi 3 elemen (rasio laba, pendapatan personal,
dan rasio investasi pada sektor riil) dan dapat diukur dengan rasio-rasio
berikut ini:
a. Rasio laba atau profitabilitas merupakan kemampuan bank untuk
menghasilkan atau memperoleh laba secara efektif dan efisien. Secara
garis besar, laba yang dihasilkan perusahaan berasal dari penjualan dan
pendapatan investasi yang dilakukan oleh perusahaan (Kasmir, 2002).
Besarnya rasio ini dapat meggambarkan seberapa besar pencapaian
nilai maslahat bagi bank syariah itu sendiri (Antonio, 2012). Menurut
Mohammed et al (2015), semakin tinggi rasio menunjukkan
kemampuan bank yang lebih tinggi untuk berkontribusi pada anggaran
pemerintah dalam proyek-proyek pembangunan dan untuk pelayanan
sosial, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraaan
masyarakat. Formula yang digunakan untuk rasio ini adalah:
Rasio Laba = Laba Bersih / Total Aset
b. Elemen pendapatan personal dalam konsep maqasid al-shari’ah
menunjukkan seberapa besar bank syariah dalam menyalurkan
pendapatan dan kekayaannya kepada semua golongan. Hal ini dapat
dilakukan bank syariah melalui pendistribusian atau penyaluran dana
zakat yang dikeluarkan oleh bank syariah. Tingginya rasio zakat
terhadap laba bersih menunjukkan transfer pendapatan dan kekayaan
60
kepada orang yang tidak mampu dan yang membutuhkan, sehingga
membantu dalam menangani kesenjangan ketidaksetaraan. Formula
untuk rasio ini adalah (Mohammed et al, 2008):
Pendapatan Personal = Zakat / Laba Bersih
c. Rasio investasi pada sektor riil mengacu pada sejumlah sektor penting
di mana bank syariah berinvestasi didalamnya. Sektor penting ini
diberikan kepada sektor-sektor ekonomi riil yang memiliki implikasi
langsung terhadap populasi yang lebih luas, terutama di daerah
pedesaan. Sektor tersebut seperti pertanian, pertambangan, perikanan,
konstruksi, manufaktur, dan bisnis skala kecil dan menengah.
Tingginya rasio investasi pada sektor riil dapat menggambarkan
seberapa besar pencapaian nilai maslahat untuk masyarakat, sehingga
semakin tinggi nilai investasi untuk kegiatan pada sektor riil maka
semakin besar pula manfaatnya untuk kemajuan ekonomi seluruh
lapisan masyarakat. Formula yang digunakan untuk rasio ini adalah
(Mohammed et al, 2015):
Rasio Investasi pada Sektor Riil = Investasi pada Sektor
Ekonomi Riil / Total
Investasi
61
D. Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode Simple Additive
Weighting (SAW) seperti pada penelitian-penelitian sebelumnya. Metode ini
digunakan untuk melihat seberapa besar pencapaian maqasid index (MI) pada
perbankan syariah dengan melakukan penjumlahan masing-masing rasio yang
memiliki bobot nilai tertentu yang telah ditentukan oleh pakar syariah di dunia
(Antonio, 2012).
Setelah melakukan perhitungan nilai maqasid index dan nilai pertujuan
syariah di ketujuh negara, maka peneliti melakukan metode analisis data
kuantitatif yaitu Analysis of Variance (ANOVA), untuk membandingkan nilai
rata-rata tiga atau lebih sampel yang tidak berhubungan. Dalam hal ini
membandingkan rata-rata perbedaan kinerja secara keseluruhan berdasarkan
maqasid al-shari’ah dan perbedaan tujuan syariah antara perbankan syariah di
tujuh negara. Pengolahan data dalam penelitian ini akan menggunakan
program pengolah data statistik yang dikenal dengan SPSS (Statistic Product
and Service Solution), yaitu IBM SPSS Statistics Version 22. Setelah semua
data-data terkumpul maka selanjutnya data-data tersebut dianalisis dengan
statistik deskriptif, uji normalitas data, dan uji hipotesis agar hasil pengujian
dapat diinterpretasikan dengan tepat.
1. Menghitung Nilai Variabel Penelitian
Tahapan pertama yang harus dilakukan adalah menghitung dan
merata-rata nilai variabel penelitian di masing-masing perbankan syariah
62
di ketujuh negara. Tahap-tahap dalam perhitungan tersebut berdasarkan
penelitian-penelitian sebelumnya (Mohammed et al, 2008) adalah sebagai
berikut:
a. Menghitung rasio kinerja pada masing-masing bank syariah. Rasio-
rasionya adalah:
R5 = Laba / Total PendapatanR6 = Investasi Mudarabah dan Musharakah / Total InvestasiR7 = Pendapatan Bebas Bunga / Total PendapatanR8 = Laba Bersih / Total AsetR9 = Zakat / Laba BersihR10 = Investasi pada Sektor Ekonomi Riil / Total Investasi
Catatan: Empat rasio kinerja yang berkaitan dengan tujuan syariah
pertama yaitu pendidikan individu telah dihilangkan dari analisis ini
dikarenakan tidak tersedianya data yang memadai.
b. Melakukan pembobotan untuk masing-masing tujuan syariah sesuai
dengan bobot rasio yang ditentukan dengan rumus sebagai berikut:
IK12 = B2 x E5 x R5IK22 = B2 x E6 x R6IK32 = B2 x E7 x R7
IK13 = B3 x E8 x R8IK23 = B3 x E9 x R9IK33 = B3 x E10 x R10
Keterangan:
IKn = Indikator Kinerja ke-nBn = Bobot untuk tujuan ke-nEn = Bobot untuk elemen ke-nRn = Rasio ke-n
63
c. Menjumlahkan indikator kinerja masing-masing tujuan syariah untuk
mengetahui nilai tujuan-tujuan syariah ketujuh negara dengan rumus
sebagai berikut:
IK (T2) = -IK12 + IK22 + IK32IK (T3) = IK13 + IK23 + IK33
Keterangan:
IK (Tn) = Tujuan ke-nIKn = Indikator Kinerja ke-n
Catatan: IK12 yang merupakan indikator kinerja untuk rasio fair
returns memiliki nilai pengurang dalam penjumlahan tujuan
pembentukan keadilan (Rusdiyana dalam Imansari, 2015), sehingga
semakin rendah nilainya akan semakin baik nilai tujuan pembentukan
keadilannya.
d. Menjumlahkan nilai tujuan-tujuan untuk mengetahui nilai maqasid
index (MI) ketujuh negara dengan rumus sebagai berikut:
MI = IK (T2) + IK (T3)
Keterangan:
MI = Maqasid IndexIK (T2) = Tujuan Pembentukan KeadilanIK (T3) = Tujuan Kepentingan Publik
64
Peneliti menggunakan 2 rasio yang diambil dari Mohammed et al
(2008) dan 4 rasio dari pengembangan penelitian Mohammed et al (2015).
Tabel 3.1 di bawah ini menjabarkan secara lengkap bobot nilai dari
masing-masing variabel sebagai berikut:
Tabel 3. 1 Bobot Rata-Rata untuk Tiga Tujuan dan Sepuluh Elemen
TujuanBobot
Rata-Rata(Skala 1)
ElemenBobot
Rata-Rata(Skala 1)
T1. PendidikanIndividu
0,30 E1. Bantuan Pendidikan 0,24E2. Penelitian 0,27E3. Pelatihan 0,26E4. Publisitas 0,23Total 1
T2. PembentukanKeadilan
0,41 E5. Fair Returns 0,30E6. Distribusi Fungsional 0,32E7. Produk Bebas Bunga 0,38Total 1
T3. KepentinganPublik
0,29 E8. Rasio Laba 0,33E9. Pendapatan Personal 0,30E10. Rasio Investasi pada SektorRiil
0,37
Total 1 Total 1Sumber: Modifikasi dari penelitian Mohammed et al tahun 2008 dan 2015
Bank syariah yang memiliki hasil penjumlahan tertinggi akan
memiliki peringkat yang tinggi pula dalam pencapaian tujuannya. Setelah
semua nilai maqasid al-shari’ah diketahui pada masing-masing bank,
maka dilanjutkan dengan melakukan analisis deskriptif dan uji ANOVA.
2. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data
yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,
65
minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi)
(Ghozali, 2013:19). Standar deviasi, varian, maksimum, dan minimum
menunjukkan hasil analisis terhadap dispersi data. Sedangkan skewness
(kemencengan) dan kurtosis menunjukkan bagaimana data terdistribusi
(Ghozali, 2013:21).
3. Uji Normalitas Data
Screening terhadap normalitas data merupakan langkah awal yang
harus dilakukan untuk setiap analisis multivariate, khususnya jika
tujuannya adalah inferensi. Jika terdapat normalitas, maka residual akan
terdistribusi secara normal dan independen, yaitu perbedaan antara nilai
prediksi dengan skor yang sesungguhnya atau error akan terdistribusi
secara simetri disekitar nilai means sama dengan nol. Jadi salah satu cara
mendeteksi normalitas dalah lewat pengamatan nilai residu (Ghozali,
2013:29-30).
Jika variabel tidak terdistribusi secara normal (menceng ke kiri atau
menceng ke kanan) maka hasil uji statistik akan terdegradasi. Normalitas
suatu variabel umumnya dideteksi dengan grafik atau uji statistik
sedangkan normalitas nilai residu dideteksi dengan metode grafik (Ghozali,
2013:30).
Secara statistik ada dua komponen normalitas yaitu skewness dan
kurtosis. Skewness berhubungan dengan simetri distribusi. Skewed
variable (variabel menceng) adalah variabel yang nilai mean-nya tidak di
66
tengah-tengah distribusi. Sedangkan kurtosis berhubungan dengan puncak
dari suatu distribusi. Jika variabel terdistribusi secara normal maka nilai
skewness dan kurtosis sama dengan nol. Terdapat uji signifikansi
skewness dan kurtosis dengan cara sebagai berikut (Ghozali, 2013:30):
Zskewness =6/N
Skewness Zkurtosis =24/N
Kurtosis
Dimana N adalah jumlah sampel. Nilai Z ini kita bandingkan dengan
nilai kritisnya yaitu untuk alpha 0.01 nilai kritisnya ± 2.58 sedangkan
untuk alpha 0.05 nilai kritisnya ± 1.96 (Ghozali, 2013:30).
Uji statistik lain yang digunakan untuk mendeteksi normalitas data
adalah dengan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji K-S dilakukan dengan
membuat hipotesis pengujian (Ghozali, 2013:32):
H0 : Data terdistribusi secara normal
Ha : Data tidak terdistribusi secara normal
Normal tidaknya suatu data dapat dideteksi juga lewat plot grafik
histogram, hanya gambar grafik kadang-kadang dapat menyesatkan karena
kelihatan distribusinya normal tetapi secara statistik sebenarnya tidak
normal.
4. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan dengan analysis of variance (ANOVA) yang
digunakan untuk menguji apakah seluruh sampel mempunyai rata-rata
67
(mean) yang sama dengan hipotesis. Untuk dapat menggunakan uji
statistik ANOVA harus dipenuhi beberapa asumsi di bawah ini (Ghozali,
2013:70):
a. Homogeneity of Variance
Variabel dependen harus memiliki varian yang sama dalam
setiap kategori variabel independen. Jika terdapat lebih dari satu
variabel independen, maka harus ada homogeneity of variance di
dalam cell yang dibentuk oleh variabel independen kategorikal.
SPSS memberikan test ini dengan nama Levene’s test of
homogeneity of variance. Jika nilai Levene test signifikan
(probabilitas < 0.05) maka hipotesis nol akan ditolak bahwa grup
memiliki varian yang berbeda dan hal ini menyalahi asumsi. Jadi
yang dikehendaki adalah tidak dapat menolak hipotesis nol atau hasil
Levene test tidak signifikan (probabilitas > 0.05).
b. Random Sampling
Untuk tujuan uji signifikansi, maka subyek di dalam setiap
grup harus diambil secara random.
c. Multivariate Normality
Untuk tujuan uji signifikansi, maka variabel harus mengikuti
distribusi normal multivariate. Variabel dependen terdistribusi secara
normal dalam setiap kategori variabel independen. ANOVA masih
tetap robust walaupun terdapat penyimpangan asumsi multivariate
68
normality. SPSS memberikan uji Boxplot test of the normality
assumption.
ANOVA yang digunakan untuk membandingkan nilai rata-rata
tiga atau lebih sampel yang tidak berhubungan pada dasarnya adalah
menggunakan F test yaitu:
F =squares-meanatau varianceestimated groupsWithin squares-meanatau varianceestimated groupsBetween
d. Post Hoc Test
Digunakan untuk mencari mana saja region yang berbeda dan
mana saja region yang tidak berbeda. Analisis dilakukan dengan
melihat Tukey test dan Bonferroni test, dimana Tukey test untuk
sampel yang sama, sedangkan Bonferroni test untuk sampel yang
berbeda. Apa bila pada kolom mean difference terdapat tanda ”(*)”
maka terdapat perbedaan yang signifikan.
e. Homogenus Sub
Digunakan untuk mencari grup atau sub mana saja yang terlihat
bahwa keempat sampel berada dalam satu sub yang menandakan
tidak terdapat perbedaan dan jika ada perbedaan signifikan, maka
keempat sampel akan terkelompokkan ke dalam empat sub yang
berbeda.
69
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Rasio Kinerja Bank Syariah BerdasarkanMaqasid al-Shari’ah
Untuk mengetahui sampai sejauh mana sebuah bank syariah
melaksanakan setiap tujuan-tujuan maqasid al-shari’ah dapat diukur melalui
rasio kinerja maqasid al-shari’ah yang dibagi ke dalam tiga tujuan, yaitu
pendidikan individu, pembentukan keadilan, dan kepentingan publik. Empat
rasio kinerja yang berkaitan dengan tujuan syariah pertama yaitu pendidikan
individu telah dihilangkan dari analisis ini dikarenakan tidak tersedianya data
yang memadai untuk 21 sampel bank.
Berikut adalah rasio kinerja maqasid al-shari’ah 21 bank syariah di
Asia periode 2013 – 2015 untuk setiap tujuannya:
1. Tujuan Kedua: Pembentukan Keadilan (Iqamah al-’Adl)
Tabel 4. 1 Rasio KinerjaMaqasid al-Shari’ah Tujuan Kedua
Negara BankRK Tujuan Kedua
Rasio Rata-Rata (2013-2015)R5 R6 R7
IndonesiaBSM 0,0698 0,7898 0,1568BMS 0,0506 0,0939 0,2539BNIS 0,1153 0,5486 0,0644
MalaysiaBIMB 0,2840 0,2843 0,0689BMMB 0,3243 0,5780 0,0904CIMBI 0,5085 0,0953 0,0956
IranPB 0,3795 0,8092 0,2272SB 0,1361 0,7510 0,1079TB 0,0772 0,4936 0,2328
Arab Saudi ARB 0,5187 0,0000 0,2710
70
Negara BankRK Tujuan Kedua
Rasio Rata-Rata (2013-2015)R5 R6 R7
AB 0,4669 0,0000 0,1889BA 0,3499 0,0000 0,3010
Uni Emirat ArabADIB 0,3305 0,0284 0,2023DIB 0,5496 0,3235 0,1646EIB 0,6480 0,0654 0,1653
KuwaitKFH 0,4458 0,0000 0,1036BB 0,5583 0,0000 0,0994AUB 0,4724 0,0000 0,1160
QatarQIB 0,7022 0,0420 0,1260MAR 0,8160 0,1926 0,0659BwB 0,6341 0,0340 0,0850
Elemen kelima yaitu fair returns yang digambarkan melalui rasio
laba dibandingkan dengan total pendapatan. Semakin rendah laba atau
keuntungan yang diterima oleh bank dibandingkan dengan total
pendapatan, maka bank syariah tersebut dinilai semakin menerapkan
tujuan keadilan. Pada elemen kelima ini bank syariah Indonesia, yaitu
Bank Mega Syariah (BMS), memiliki rasio sebesar 0,0506 atau 5,06%
yang menunjukkan bahwa bank dinilai semakin menerapkan tujuan
pembentukan keadilan. Sebaliknya bank syariah Qatar, Masraf Al Rayan
(MAR), memiliki rasio sebesar 0,8160 atau 81,60% dikarenakan tingginya
laba terhadap total pendapatan. Hal ini menunjukkan kurang baiknya nilai
tujuan pembentukan keadilan pada Masraf Al Rayan (MAR).
Elemen keenam yaitu distribusi fungsional yang digambarkan oleh
rasio investasi dengan skim bagi hasil (mudarabah dan musharakah)
terhadap total investasi. Investasi dengan skim bagi hasil dianggap lebih
mencerminkan keadilan dikarenakan bank ikut merasakan kondisi di saat
71
untung maupun rugi. Pada elemen keenam ini Parsian Bank (PB), yaitu
bank syariah Iran, memiliki rasio paling tinggi sebesar 0,8092 atau 80,92%
dari total investasi yang menggunakan skim bagi hasil. Kemudian setelah
Parsian Bank (PB) diikuti oleh Bank Syariah Mandiri (BSM) dari
Indonesia dengan rasio sebesar 0,7898 atau 78,98%. Namun pada elemen
ini bank-bank syariah di Arab Saudi dan Kuwait tidak menunjukkan
adanya investasi dengan skim bagi hasil (mudarabah dan musharakah),
maka nilai rasionya adalah 0,0000.
Elemen ketujuh yaitu produk bebas bunga yang digambarkan melalui
rasio pendapatan bebas bunga dibandingkan dengan total pendapatan.
Bank AlJazira (BA) yaitu bank syariah dari Arab Saudi memiliki rasio
tertinggi sebesar 0,3010 atau 30,10% pada elemen ketujuh ini. Hal ini
menunjukkan bahwa pendapatan Bank AlJazira (BA) dari aktivitas yang
terbebas dari unsur riba (bunga) adalah 30,10% dari total pendapatannya.
Sebaliknya bank syariah Indonesia, BNI Syariah (BNIS), memiliki rasio
paling rendah sebesar 0,0644 atau 6,44% dikarenakan rendahnya
pendapatan bebas bunga terhadap total pendapatan. Semakin tinggi rasio
pendapatan yang bebas dari bunga terhadap total pendapatannya, maka
akan berdampak positif terhadap berkurangnya kesenjangan pendapatan
dan kekayaan dalam kehidupan bermasyarakat dan hal ini dinilai semakin
menerapkan tujuan pembentukan keadilan.
72
2. Tujuan Ketiga: Kepentingan Publik (Jalb al-Maslahah)
Tabel 4. 2 Rasio KinerjaMaqasid al-Shari’ah Tujuan Ketiga
Negara BankRK Tujuan Ketiga
Rasio Rata-Rata (2013-2015)R8 R9 R10
IndonesiaBSM 0,0045 0,2196 0,4575BMS 0,0070 0,1190 0,1039BNIS 0,0088 0,0628 0,1573
MalaysiaBIMB 0,0109 0,0227 0,1089BMMB 0,0040 0,0384 0,1213CIMBI 0,0075 0,0000 0,0000
IranPB 0,0116 0,0000 0,0000SB 0,0081 0,0000 0,0000TB 0,0067 0,0000 0,0000
Arab SaudiARB 0,0238 0,0529 0,3010AB 0,0161 0,2968 0,3597BA 0,0133 0,0250 0,4007
Uni Emirat ArabADIB 0,0153 0,0020 0,3036DIB 0,0211 0,0010 0,4461EIB 0,0080 0,0233 0,0000
KuwaitKFH 0,0101 0,0329 0,7703BB 0,0093 0,0102 0,0000AUB 0,0125 0,0105 0,0000
QatarQIB 0,0168 0,0000 0,2673MAR 0,0252 0,0000 0,0514BwB 0,0166 0,0000 0,4890
Elemen kedelapan yaitu rasio laba yang menunjukkan kemampuan
bank syariah untuk mengelola kekayaannya secara optimal dan bijaksana
untuk memperoleh laba yang tinggi. Pada elemen kedelapan ini bank
syariah Qatar, Masraf Al Rayan (MAR), memiliki rasio tertinggi sebesar
0,0252 atau 2,52%. Hal ini menunjukkan laba bersih yang diperoleh
Masraf Al Rayan adalah sebesar 2,52% dari total aset yang dimilikinya.
Setelah itu diikuti oleh Al Rajhi Bank (ARB) dari Arab Saudi yang
73
memiliki nilai rasio tidak jauh berbeda dari Masraf Al Rayan (MAR) yaitu
sebesar 0,0238 atau 2,38%. Sedangkan tiga sampel bank syariah Indonesia
dapat dikatakan masih rendah dalam kemampuan mengelola aset untuk
memperoleh laba tinggi. Laba bersih yang tinggi memungkinkan bank
syariah berkontribusi lebih terhadap anggaran pemerintah untuk proyek-
proyek pembangunan dan untuk pelayanan sosial, serta dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Elemen kesembilan yaitu pendapatan personal yang digambarkan
oleh rasio zakat yang dikeluarkan oleh bank syariah terhadap laba
bersihnya. CIMB Islamic Malaysia, tiga sampel bank syariah di Iran, dan
tiga sampel bank syariah di Qatar, tidak mempublikasikan di laporan
keuangan besarnya zakat yang dikeluarkan. Rasio paling tinggi pada
elemen kesembilan ini adalah Alinma Bank (AB) yaitu bank syariah dari
Arab Saudi dengan nilai sebesar 0,2968 atau 29,68%. Ini berarti besarnya
zakat yang dikeluarkan Alinma Bank (AB) setara dengan 29,68% dari laba
bersihnya. Selanjutnya diikuti oleh bank syariah dari Indonesia, Bank
Syariah Mandiri (BSM), zakat yang dikeluarkan setara dengan 21,96%
dari laba bersihnya. Tingginya rasio zakat terhadap laba bersih ini
menunjukkan transfer pendapatan dan kekayaan kepada orang yang tidak
mampu dan yang membutuhkan, sehingga membantu dalam menangani
kesenjangan pada masyarakat.
74
Elemen kesepuluh yaitu rasio investasi pada sektor riil yang
digambarkan oleh investasi bank syariah pada sektor ekonomi riil
dibandingkan dengan seluruh investasi bank syariah. Aktivitas investasi di
sektor ekonomi riil memberikan dampak langsung yang positif kepada
perekonomian masyarakat dibandingkan dengan aktivitas di sektor
keuangan. Bank syariah Kuwait yaitu Kuwait Finance House (KFH)
memiliki rasio paling tinggi sebesar 0,7703 yang menunjukkan 77,03%
dari total investasinya disalurkan untuk investasi di sektor ekonomi riil.
Setelah Kuwait Finance House (KFH) diikuti oleh Barwa Bank (BwB)
dari Qatar dan Bank Syariah Mandiri (BSM) dari Indonesia yang memiliki
nilai rasio tidak jauh berbeda yaitu sebesar 0,4890 dan 0,4575. Pada
elemen kesepuluh ini terdapat beberapa bank syariah yang tidak
menyalurkan investasinya pada sektor ekonomi riil atau tidak
mempublikasikan nominal investasinya pada sektor ekonomi riil di
laporan keuangan, maka nilai rasionya adalah 0,0000.
B. Indikator Kinerja Bank Syariah
Setelah diketahui hasil perhitungan rasio kinerja rata-rata, maka tahap
selanjutnya adalah menentukan peringkat kinerja dari setiap bank syariah,
yang dilihat melalui Indikator Kinerja (IK) dari setiap bank syariah. Proses
menentukan peringkat tersebut menggunakan metode Simple Additive
Weighting (SAW) dengan cara pembobotan, agregat, dan proses menentukan
peringkat (weighting, aggregating, and ranking processes).
75
Berikut adalah indikator kinerja maqasid al-shari’ah 21 bank syariah di
Asia periode 2013 – 2015 untuk setiap tujuannya:
1. Tujuan Kedua: Pembentukan Keadilan (Iqamah al-’Adl)
Tabel 4. 3 Indikator KinerjaMaqasid al-Shari’ah Tujuan Kedua Periode
2013 - 2015
Negara Bank IK untuk Tujuan KeduaIK12 IK22 IK32 Total2
IndonesiaBSM 0,00859 0,10363 0,02443 0,13664BMS 0,00622 0,01232 0,03956 0,05810BNIS 0,01419 0,07198 0,01003 0,09619
MalaysiaBIMB 0,03493 0,03731 0,01074 0,08298BMMB 0,03989 0,07583 0,01408 0,12981CIMBI 0,06254 0,01250 0,01489 0,08994
IranPB 0,04668 0,10616 0,03540 0,18824SB 0,01673 0,09854 0,01681 0,13208TB 0,00950 0,06476 0,03628 0,11054
Arab SaudiARB 0,06380 0,00000 0,04223 0,10603AB 0,05743 0,00000 0,02942 0,08685BA 0,04303 0,00000 0,04690 0,08993
Uni Emirat ArabADIB 0,04065 0,00372 0,03152 0,07590DIB 0,06760 0,04245 0,02565 0,13569EIB 0,07970 0,00858 0,02576 0,11404
KuwaitKFH 0,05483 0,00000 0,01613 0,07096BB 0,06867 0,00000 0,01548 0,08415AUB 0,05810 0,00000 0,01808 0,07618
QatarQIB 0,08637 0,00551 0,01963 0,11150MAR 0,10036 0,02527 0,01026 0,13589BwB 0,07799 0,00446 0,01325 0,09570
Dari tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa secara keseluruhan Parsian
Bank (PB) lebih baik dalam mencapai tujuan kedua (pembentukan keadilan)
dibandingkan dengan bank syariah lainnya. Keunggulan PB dalam mencapai
76
tujuan kedua disebabkan oleh tingginya investasi dengan sistem bagi hasil
yang disalurkan oleh PB selama periode 2013 – 2015.
2. Tujuan Ketiga: Kepentingan Publik (Jalb al-Maslahah)
Tabel 4. 4 Indikator KinerjaMaqasid al-Shari’ah Tujuan Ketiga Periode
2013 - 2015
Negara Bank IK untuk Tujuan KetigaIK13 IK23 IK33 Total3
IndonesiaBSM 0,00043 0,01910 0,04909 0,06863BMS 0,00067 0,01035 0,01115 0,02217BNIS 0,00084 0,00546 0,01687 0,02318
MalaysiaBIMB 0,00105 0,00198 0,01169 0,01471BMMB 0,00038 0,00334 0,01302 0,01674CIMBI 0,00072 0,00000 0,00000 0,00072
IranPB 0,00111 0,00000 0,00000 0,00111SB 0,00078 0,00000 0,00000 0,00078TB 0,00064 0,00000 0,00000 0,00064
Arab SaudiARB 0,00228 0,00460 0,03230 0,03918AB 0,00154 0,02582 0,03859 0,06595BA 0,00127 0,00218 0,04299 0,04644
Uni Emirat ArabADIB 0,00147 0,00018 0,03258 0,03423DIB 0,00202 0,00009 0,04787 0,04998EIB 0,00077 0,00203 0,00000 0,00279
KuwaitKFH 0,00097 0,00286 0,08265 0,08648BB 0,00089 0,00089 0,00000 0,00178AUB 0,00120 0,00091 0,00000 0,00211
QatarQIB 0,00161 0,00000 0,02868 0,03029MAR 0,00242 0,00000 0,00552 0,00793BwB 0,00159 0,00000 0,05247 0,05405
Dari tabel 4.3 di atas terlihat bahwa Masraf Al Rayan (MAR) unggul
pada indikator kinerja terkait profitabilitas bank. Sementara Alinma Bank (AB)
memiliki indikator kinerja zakat tertinggi dibandingkan dengan bank syariah
lainnya. Dan secara umum Kuwait Finance House (KFH) memperoleh nilai
77
tertinggi dalam mencapai tujuan ketiga (kepentingan publik). Hal ini
dikarenakan tingginya investasi KFH pada sektor ekonomi riil selama periode
2013 – 2015.
C. Maqasid Index (MI) Bank Syariah
Maqasid Index (MI) merupakan perhitungan secara keseluruhan dari
setiap indikator kinerja tiga tujuan syariah. Dalam penelitian ini merupakan
penjumlahan dari indikator kinerja tujuan kedua dan tujuan ketiga. Dan di
bawah ini adalah tabel maqasid index 21 bank syariah di Asia periode 2013 –
2015:
Tabel 4. 5Maqasid Index Bank Syariah Periode 2013 – 2015
Negara NamaBank IK (T2) IK (T3)
MIPeringkat[IK (T2) + IK
(T3)]
IndonesiaBSM 0,13664 0,06863 0,20527 1BMS 0,05810 0,02217 0,08027 20BNIS 0,09619 0,02318 0,11937 13
MalaysiaBIMB 0,08298 0,01471 0,09769 17BMMB 0,12981 0,01674 0,14655 7CIMBI 0,08994 0,00072 0,09066 18
IranPB 0,18824 0,00111 0,18935 2SB 0,13208 0,00078 0,13286 12TB 0,11054 0,00064 0,11117 15
Arab SaudiARB 0,10603 0,03918 0,14521 8AB 0,08685 0,06595 0,15280 5BA 0,08993 0,04644 0,13637 11
Uni EmiratArab
ADIB 0,07590 0,03423 0,11012 16DIB 0,13569 0,04998 0,18567 3EIB 0,11404 0,00279 0,11684 14
KuwaitKFH 0,07096 0,08648 0,15744 4BB 0,08415 0,00178 0,08593 19AUB 0,07618 0,00211 0,07829 21
QatarQIB 0,11150 0,03029 0,14179 10MAR 0,13589 0,00793 0,14383 9BwB 0,09570 0,05405 0,14975 6
78
Dari tabel 4.5 di atas terlihat bahwa pencapaian tujuan kedua yaitu
pembentukan keadilan dilakukan paling baik oleh Parsian Bank (PB), dan
pencapaian tujuan ketiga yaitu kepentingan publik diraih oleh Kuwait Finance
House (KFH). Tetapi untuk kinerja secara keseluruhan dilihat dari maqasid
index, Bank Syariah Mandiri (BSM) memiliki nilai tertinggi. Hal ini
dikarenakan BSM memiliki pencapaian yang cukup bagus di kedua tujuan,
tujuan pembentukan keadilan maupun tujuan kepentingan publik.
D. Pembahasan Uji ANOVA
Pada bagian ini akan dipaparkan pembahasan dari hasil uji ANOVA
kinerja perbankan syariah berdasarkan maqasid al-shari’ah. Uji ANOVA itu
sendiri digunakan untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang signifikan
dari kinerja 21 bank syariah di Indonesia, Malaysia, Iran, Arab Saudi, Uni
Emirat Arab, Kuwait, dan Qatar.
1. Uji Normalitas Data
Tabel 4. 6 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Keadilan MaslahahMaqasid
IndexN 21 21 21NormalParametersa,b
Mean ,105111 ,027138 ,132249Std.Deviation
,0301937 ,0263435 ,0356684
Most ExtremeDifferences
Absolute ,140 ,157 ,097Positive ,140 ,156 ,097Negative -,081 -,157 -,082
Test Statistic ,140 ,157 ,097Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d ,190c ,200c,d
79
Dalam menguji normalitas data, peneliti menggunakan Kolmogorov-
Smirnov Test untuk menguji apakah data penelitian yang dilakukan
memiliki distribusi yang normal atau tidak. Dari tabel di atas diperoleh
semua indikator dalam penelitian ini yaitu keadilan (tujuan kedua),
maslahah (tujuan ketiga), dan maqasid index menunjukkan data
terdistribusi normal. Diketahui nilai test statistic untuk keadilan 0,140
dengan probabilitas signifikansi 0,200 dan nilai α > 0,05, hal ini berarti
hipotesis nol tidak ditolak atau keadilan terdistribusi secara normal.
Sedangkan nilai test statistic untuk maslahah 0,157 dengan probabilitas
signifikansi 0,190 dan nilai α > 0,05, hal ini berarti hipotesis nol tidak
ditolak atau maslahah terdistribusi secara normal. Begitu juga dengan nilai
test statistic untuk maqasid index 0,097 dengan probabilitas signifikansi
0,200 dan nilai α > 0,05, hal ini berarti hipotesis nol tidak ditolak atau
maqasid index terdistribusi secara normal.
2. Uji Analisis Deskriptif
Tabel 4. 7 Descriptive Statistics
N Range MeanStd.
Deviation Variance
Statistic Statistic StatisticStd.Error Statistic Statistic
Keadilan 21 ,1301 ,105111 ,0065888 ,0301937 ,001Maslahah 21 ,0858 ,027138 ,0057486 ,0263435 ,001MaqasidIndex
21 ,1270 ,132249 ,0077835 ,0356684 ,001
Valid N(listwise)
21
80
Dari tabel statistik deskriptif di atas menunjukkan jumlah sampel (N)
ada 21, dari 21 sampel bank syariah rata-rata tujuan kedua yaitu
pembentukan keadilan adalah 0,105111 dengan standar deviasi sebesar
0,0301937, serta selisih nilai maksimum dan minimum (range) yaitu
sebesar 0,1301. Untuk tujuan ketiga yaitu kepentingan publik (al-
maslahah) dari 21 sampel bank syariah memiliki rata-rata 0,027138
dengan standar deviasi sebesar 0,0263435, dan nilai range sebesar 0,0858.
Sedangkan untuk maqasid index, rata-rata dari 21 sampel bank syariah
adalah 0,132249 dengan standar deviasi sebesar 0,0356684, dan nilai
range sebesar 0,1270.
Jika dilihat dari rata-rata per negara pada tabel di bawah ini,
perbankan syariah Indonesia lebih baik dari perbankan syariah Arab Saudi
dan Kuwait dalam mencapai tujuan kedua yaitu pembentukan keadilan,
tetapi tidak lebih baik dari Iran yang memiliki rata-rata tertinggi. Dalam
mencapai tujuan ketiga yaitu kepentingan publik, perbankan syariah
Indonesia lebih baik dari perbankan syariah Malaysia, Iran, Uni Emirat
Arab, Kuwait, dan Qatar, tetapi tidak lebih baik dari perbankan syariah
Arab Saudi yang memiliki rata-rata tertinggi dalam mencapai tujuan
kepentingan publik. Sedangkan untuk kinerja secara keseluruhan yang
dilihat dari maqasid index (MI), perbankan syariah Indonesia lebih baik
dari perbankan syariah Malaysia dan Kuwait, tetapi tidak lebih baik dari
Qatar yang memiliki rata-rata tertinggi untuk maqasid index.
81
Tabel 4. 8 Rata-Rata Kinerja di Setiap Negara
Negara Nama Bank IK (T2) IK (T3)MI
[IK (T2) +IK (T3)]
Indonesia
Bank Syariah Mandiri 0,13664 0,06863 0,20527Bank Mega Syariah 0,05810 0,02217 0,08027BNI Syariah 0,09619 0,02318 0,11937Rata-Rata 0,09698 0,03799 0,13497
Malaysia
Bank Islam Malaysia Berhad 0,08298 0,01471 0,09769Bank Muamalat Malaysia Berhad 0,12981 0,01674 0,14655CIMB Islamic Bank Berhad 0,08994 0,00072 0,09066Rata-Rata 0,10091 0,01073 0,11163
Iran
Parsian Bank 0,18824 0,00111 0,18935Saman Bank 0,13208 0,00078 0,13286Tejarat Bank 0,11054 0,00064 0,11117Rata-Rata 0,14362 0,00084 0,14446
ArabSaudi
Al Rajhi Bank 0,10603 0,03918 0,14521Alinma Bank 0,08685 0,06595 0,15280Bank AlJazira 0,08993 0,04644 0,13637Rata-Rata 0,09427 0,05052 0,14479
UniEmiratArab
Abu Dhabi Islamic Bank 0,07590 0,03423 0,11012Dubai Islamic Bank 0,13569 0,04998 0,18567Emirates Islamic Bank 0,11404 0,00279 0,11684Rata-Rata 0,10854 0,02900 0,13754
Kuwait
Kuwait Finance House 0,07096 0,08648 0,15744Boubyan Bank 0,08415 0,00178 0,08593Ahli United Bank 0,07618 0,00211 0,07829Rata-Rata 0,07710 0,03012 0,10722
Qatar
Qatar Islamic Bank 0,11150 0,03029 0,14179Masraf Al Rayan 0,13589 0,00793 0,14383Barwa Bank 0,09570 0,05405 0,14975Rata-Rata 0,11437 0,03076 0,14512
Keterangan: IK (T2) = Tujuan Pembentukan Keadilan, IK (T3) = TujuanKepentingan Publik, dan MI = Maqasid Index.
3. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis terhadap perbandingan kinerja perbankan syariah
antara Indonesia, Malaysia, Iran, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait,
dan Qatar dilakukan dengan menggunakan uji statistik One-Way Analysis
82
of Variance (ANOVA) dimana data sudah terdistribusi secara normal
sebagaimana yang sudah dipaparkan sebelumnya.
Untuk dapat menggunakan uji statistik ANOVA harus dipenuhi
asumsi homogeneity of variance. Levene’s test of homogeneity of variance
seperti tabel 4.9 di bawah ini dihitung oleh SPSS untuk menguji asumsi
ANOVA bahwa bank syariah di tujuh negara memiliki varians sama.
Tabel 4. 9 Test of Homogeneity of Variance
LeveneStatistic df1 df2 Sig.
Keadilan 1,524 6 14 ,241Maslahah 4,434 6 14 ,010MaqasidIndex
3,155 6 14 ,036
Hasil uji test of homogeneity of variance menunjukkan bahwa nilai
levene statistic untuk keadilan (tujuan kedua) sebesar 1,524 dan tidak
signifikan pada 0,05 (probabilitas > 0,05) yang berarti tidak dapat menolak
hipotesis nol yang menyatakan varians sama. Sedangkan untuk maslahah
(tujuan ketiga) dan maqasid index nilai levene statistic adalah sebesar
4,434 dan 3,155 dan keduanya signifikan pada 0,05 (probabilitas < 0,05)
yang berarti dapat menolak hipotesis nol yang menyatakan bahwa varians
tidak sama (berbeda), hal ini menurut Ghozali (2013) tidak fatal untuk
ANOVA dan analisis masih dapat diteruskan sepanjang grup memiliki
ukuran sampel yang sama (secara proporsional).
83
Selanjutnya untuk melihat apakah ada perbedaan kinerja dari ketujuh
negara dapat dilihat di tabel ANOVA di bawah ini:
Tabel 4. 10 ANOVA
Sum ofSquares df
MeanSquare F Sig.
Keadilan BetweenGroups
,008 6 ,001 1,706 ,192
Within Groups ,011 14 ,001Total ,018 20
Maslahah BetweenGroups
,005 6 ,001 1,295 ,321
Within Groups ,009 14 ,001Total ,014 20
MaqasidIndex
BetweenGroups
,005 6 ,001 ,526 ,780
Within Groups ,021 14 ,001Total ,025 20
Dari tabel di atas nilai F hitung keadilan (tujuan kedua) sebesar
1,706 dengan probabilitas 0,192 pada kolom Sig. yang berarti p > 0,05
maka ketujuh negara mempunyai rata-rata keadilan yang tidak berbeda
(signifikan), dengan demikian pada taraf nyata = 0,05 menolak hipotesis
dua (H2) sehingga kesimpulan yang didapatkan adalah tidak adanya
perbedaan yang signifikan dari tujuan syariah kedua (pembentukan
keadilan) antara perbankan syariah Indonesia dengan perbankan syariah di
Malaysia, Iran, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait, dan Qatar.
Sedangkan untuk F hitung maslahah (tujuan ketiga) sebesar 1,295
dengan probabilitas 0,321 yang berarti p > 0,05 maka ketujuh negara
84
mempunyai rata-rata maslahah yang tidak berbeda (signifikan), dengan
demikian pada taraf nyata = 0,05 menolak hipotesis tiga (H3) sehingga
kesimpulan yang didapatkan adalah tidak adanya perbedaan yang
signifikan dari tujuan syariah ketiga (kepentingan publik) antara
perbankan syariah Indonesia dengan perbankan syariah di Malaysia, Iran,
Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait, dan Qatar.
Begitu pula dengan maqasid index yang memiliki nilai F hitung
sebesar 0,526 dengan probabilitas 0,780 pada kolom Sig. yang berarti p >
0,05 maka ketujuh negara mempunyai rata-rata maqasid index yang tidak
berbeda (signifikan), dengan demikian pada taraf nyata = 0,05 menolak
hipotesis satu (H1) sehingga kesimpulan yang didapatkan adalah tidak
terdapat perbedaan yang signifikan dari maqasid index antara perbankan
syariah Indonesia dengan perbankan syariah di Malaysia, Iran, Arab Saudi,
Uni Emirat Arab, Kuwait, dan Qatar.
Karena hasil uji ANOVA menunjukkan tidak adanya perbedaan yang
signifikan dari maqasid index, tujuan pembentukan keadilan, dan tujuan
kepentingan publik yang diteliti antara ketujuh negara, maka uji lanjut post
hoc test tidak perlu dilakukan, karena post hoc test digunakan untuk
melihat berapa besarnya perbedaan masing-masing indikator di tujuh
negara. Namun apabila hasil uji ANOVA menunjukkan adanya perbedaan
yang signifikan, maka uji lanjut post hoc test harus dilakukan.
85
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini meneliti tentang perbandingan kinerja perbankan syariah
di Asia selama periode 2013 sampai dengan tahun 2015. Sampel bank syariah
yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 21 bank syariah dari 7 negara
di Asia yaitu Indonesia, Malaysia, Iran, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait,
dan Qatar. Analisis dilakukan dengan menggunakan metode Simple Additive
Weighting (SAW), analisis deskriptif, dan Analysis of Variance (ANOVA)
dengan program IBM SPSS Statistics Version 22.
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah disusun dan
dibahas pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil uji hipotesis maqasid index adalah menolak hipotesis satu (H1) yang
berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari kinerja perbankan
syariah secara keseluruhan antara perbankan syariah di Indonesia dengan
perbankan syariah di Malaysia, Iran, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait,
dan Qatar.
2. Hasil uji hipotesis tujuan syariah pembentukan keadilan (iqamah al-‘adl)
adalah menolak hipotesis dua (H2) yang berarti tidak terdapat perbedaan
yang signifikan dari tujuan syariah kedua (pembentukan keadilan) antara
86
perbankan syariah di Indonesia dengan perbankan syariah di Malaysia,
Iran, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait, dan Qatar.
3. Hasil uji hipotesis tujuan syariah kepentingan publik (jalb al-maslahah)
adalah menolak hipotesis tiga (H3) yang berarti tidak terdapat perbedaan
yang signifikan dari tujuan syariah ketiga (kepentingan publik) antara
perbankan syariah di Indonesia dengan perbankan syariah di Malaysia,
Iran, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait, dan Qatar.
B. Implikasi
1. Bank Syariah
Kinerja perbankan syariah di Indonesia masih berpeluang besar untuk
dapat berkembang di masa yang akan datang dan merupakan tantangan
besar bagi pihak manajemen perbankan syariah Indonesia untuk
mengembangkannya. Maka dari itu penelitian ini dapat memberikan
gambaran kepada bank-bank syariah di Indonesia bahwa mereka memiliki
peluang untuk mengembangkan perusahaannya. Bahkan tidak hanya
perbankan syariah di Indonesia, perbankan syariah di negara-negara lain
juga berpeluang besar untuk mengembangkannya di masa yang akan
datang agar perbankan syariah semakin dilirik di mata dunia.
2. Pembuat Kebijakan (Bank Indonesia)
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber referensi
dan informasi Bank Indonesia dalam memberlakukan kebijakan-kebijakan
bagi bank-bank syariah di Indonesia.
87
3. Akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan dan
ilmu pengetahuan mengenai perbandingan kinerja perbankan syariah di
Asia berdasarkan konsep maqasid al-shari’ah.
C. Saran
Setelah melakukan proses pengolahan data dan mendapatkan kesimpulan
dari penelitian ini, maka saran-saran yang dapat disampaikan oleh peneliti
adalah sebagai berikut:
1. Dari hasil uji deskriptif dan uji hipotesis dalam penelitian ini menunjukkan
bahwa perbankan syariah Indonesia harus lebih mengupayakan usahanya
dalam memastikan kejujuran dan keadilan dalam semua transaksi, maupun
kegiatan usaha yang dapat menciptakan ketidakadilan seperti riba,
kecurangan, dan korupsi. Hal ini semata-mata untuk pencapaian tujuan
syariah pembentukan keadilan yang lebih baik lagi karena perbankan
syariah Indonesia masih kalah dengan perbankan syariah di Malaysia, Iran,
Uni Emirat Arab, dan Qatar.
2. Tujuan kepentingan publik pada perbankan syariah Indonesia sudah bagus
dalam memberikan manfaat yang lebih bagi masyarakat terhadap aktivitas
bisnis yang dijalankannya, maka perbankan syariah Indonesia perlu untuk
mempertahankan dan meningkatkannya karena masih kurang baik bila
dibandingkan dengan perbankan syariah Arab Saudi.
88
3. Perlu adanya peningkatan kinerja secara keseluruhan pada perbankan
syariah Indonesia karena masih kurang baik bila dibandingkan dengan
perbankan syariah di Iran, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Qatar.
4. Perlu dilakukannya penelitian lanjutan dengan memperpanjang data
sampel lebih dari 3 tahun dan memperbanyak sampel bank syariah. Dan
tidak hanya pada kawasan Asia saja tetapi bisa lebih luas lagi cakupan
negara sampelnya misal di tingkat global.
5. Penelitian ini diharapkan akan menginspirasi para peneliti lain di bidang
akuntansi untuk membuktikan bahwa informasi akuntansi dalam bentuk
rasio memiliki konten atau isi ketika digunakan untuk mendeteksi kinerja
perbankan syariah.
89
DAFTAR PUSTAKA
Abu Zahara, Muhammad. 1997. Usul al-Fiqh. Cairo: Dar al-Fikr al-‘Arabi.
Al Arif, M. N. R & Yuke R. 2015. Manajemen Risiko Perbankan Syariah. Jakarta:UIN PRESS.
Alamsyah, Halim. 2012. Perkembangan dan Prospek Perbankan SyariahIndonesia: Tantangan Dalam Menyongsong MEA 2015. Milad ke-8 IkatanAhli Ekonomi Islam (IAEI).
Alamsyah, Ichsan Emrald. Syariah Dominasi Perbankan Kuwait.http://www.republika.co.id/berita/koran/syariah-koran/14/08/04/n9rwyl21-syariah-dominasi-perbankan-kuwait. Diakses pada 4 Agustus 2014.
Alhozaimy, Yousef. 2009. The Islamisation of Saudi Arabian Monetary Agency(SAMA) and the Financial System in the Kingdom of Saudi Arabia,Experience from Selected Muslim Countries. Bangor Business School,Bangor University, United Kingdom.
Almazari, Ahmad Aref. 2014. Impact of Internal Factors on Bank Profitability:Comparative Study between Saudi Arabia and Jordan. Journal of AppliedFinance and Banking, vol. 4, no. 1.
Amin, A. Riawan. 2009. Menata Perbankan Syariah di Indonesia. Jakarta: UINPress.
Antonio, Muhammad Syafii. 2012. An Analysis of Islamic Banking Performance:Maqashid Index Implementation in Indonesia and Jordania. Journal ofIslamic Finance, vol. 1, no. 1.
Ascarya. 2006. Akad dan Produk Bank Syariah: Konsep dan Praktek di BeberapaNegara. Jakarta: Bank Indonesia.
Bank Indonesia. 2007. Cetak Biru Pengembangan Perbankan Syariah diIndonesia. http://www.bi.go.id/id/ruang-media/siaran-pers/Documents/cetakbirups.pdf. Diakses pada 26 Juli 2016.
Bley, Jorg and Kermit Kuehn. 2004. Conventional Versus Islamic Finance:Student Knowledge and Perception in the United Arab Emirates.International Journal of Islamic Financial Services, vol. 5, no. 4.
Dream. 15 Bank Syariah Paling Pandai Cari Uang di Dunia.http://www.dream.co.id/dinar/15-bank-syariah-paling-pandai-cari-uang-di-dunia-151023z.html. Diakses pada 23 Oktober 2015.
90
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS21. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Global Islamic Financial Report (GIFR). 2016. Islamic Finance Country Index –IFCI 2016. Islamic Financial Policy.
Global Islamic Financial Report (GIFR) 2013
Hasan, Zubairi. 2009. Undang-undang Perbankan Syariah: Titik Temu HukumIslam dan Hukum Nasional. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Horngren, Charles T. & Gary L. Sundem. 1993. Introduction to ManagementAccounting. New Jersey: Prentice Hall.
Hukmi, Puri. Saudi Arabia Berpotensi Menyalip Malaysia Sebagai PenerbitSukuk Global Terbesar dalam Waktu Dekat.http://www.ekonomisyariah.org/?page=newsview&command=detail&sheet=1&id1=587. Diakses pada 26 September 2012.
Ibrahim, Mukdad. 2015. Measuring the Financial Performance of Islamic Banks.Journal of Applied Finance & Banking, vol. 5, no. 3.
Idris, Asma’ Rashidah. 2011. Determinant of Islamic Banking Institutions’Profitability in Malaysia. World Applied Sciences Journal 12 (Special Issueon Bolstering Economic Sustainability).
Ihsan, Dwi Nur’aini. 2013. Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah.Jakarta: UIN Jakarta Press.
Imansari, Anisa Dyah. 2015. Analisis Perbandingan Kinerja Perbankan SyariahBerdasarkan Konsep Al-Maqashid Al-Syariah di Indonesia dan Malaysia.Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro.
Kasmir. 2002. Dasar-dasar Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Kasmir. 2014. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Lavinda. Indonesia Duduki Peringkat 9 Negara Beraset Syariah Terbesar Dunia.http://syariah.bisnis.com/read/20140904/86/255136/indonesia-duduki-peringkat-9-negara-beraset-syariah-terbesar-dunia. Diakses pada 4September 2014.
Lee, Mei Pheng dan Ivan Jeron Detta. 2007. Islamic Banking & Finance Law.Kuala Lumpur: Pearson Malaysia.
Mohammed, Mustafa Omar. 2008. The Performance Measures of Islamic BankingBased on the Maqasid Framework. IIUM International AccountingConference (INTAC IV).
91
Mohammed, Mustafa Omar dan Fauziah Md Taib. 2015. Developing IslamicBanking Performance Measures Based on Maqasid Al-Shari’ah Framework:Cases of 24 Selected Banks. Journal of Islamic Monetary Economics andFinance.
Mokni, Rim Ben Selma. 2014. Assessing the Bank Profitability in the MENAregion: A Comparative Analysis between Conventional and Islamic Bank.International Journal of Islamic and Middle Eastern Finance andManagement, vol. 7, no. 3.
Mulyadi. 2000. Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat dan Rekayasa.Yogyakarta: Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.
Nazir, Moh. 2009. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Otoritas Jasa Keuangan. 2014. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.8/POJK.03/2014 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariahdan Unit Usaha Syariah.http://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/regulasi/peraturan-ojk-terkait-syariah/Pages/39peraturan-otoritas-jasa-keuangan-tentang-penilaian-tingkat-kesehatan-bank-umum-syariah-dan-unit-usaha-syariah.aspx. Diakses pada 6April 2016.
Otoritas Jasa Keuangan. 2016. Statistik Perbankan Indonesia – Vol. 14, No. 6,Mei 2016. http://www.ojk.go.id/id/kanal/perbankan/data-dan-statistik/statistik-perbankan-indonesia/Pages/Statistik-Perbankan-Indonesia---Mei-2016.aspx. Diakses pada 5 Agustus 2016.
Reza, Ali. 2010. Perbandingan Kondisi Perbankan Syariah di Republik IslamIran dan Indonesia. Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta.
Rostanti, Qommarria. Aset Perbankan Syariah Qatar Diprediksi Capai 100 MiliarDolar AS. http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/syariah-ekonomi/13/09/20/mten2r-aset-perbankan-syariah-qatar-diprediksi-capai-100-miliar-dolar-as. Diakses pada 20 September 2013.
Rostanti, Qommarria. Dua Bank Syariah Qatar Jalin Kerja Sama Murabahah.http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/syariah-ekonomi/13/06/12/mo9pc9-dua-bank-syariah-qatar-jalin-kerja-sama-murabahah. Diakses pada 12 Juni 2013.
Samad, Abdus & M. Kabir Hassan. 2000. The Performance of Malaysian IslamicBank During 1984-1997: An Explanatory Study. International Journal ofIslamic Financial Services, vol. 1, no. 3.
Santoso, Totok Budi dan Sigit Triandaru. 2006. Bank dan Lembaga KeuanganLain. Jakarta: Salemba Empat.
92
Siamat, Dahlan. 2005. Manajemen Lembaga Keuangan Edisi Kelima. Jakarta:Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Siraj, K.K and P. Sudarsanan Pillai. 2012. Comparative Study on Performance ofIslamic Banks and Conventional Banks in GCC region. Journal of AppliedFinance and Banking, vol. 2, no. 3.
Sjahdeini, Sutan Remy. 2010. Perbankan Syariah. Jakarta: Jayakarta AgungOffset.
Sudiyatno, Bambang, Jati Suroso. 2010. Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga,BOPO, CAR, dan LDR terhadap Kinerja Keuangan pada Sektor Perbankanyang Go Public di Bursa Efek Indonesia (BEI) (Periode 2005-2008).Dinamika Keuangan dan Perbankan: Semarang.
Sugiyono. 2011. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Suharso, Yudi. Industri Bank Syariah di Qatar Terus Bertumbuh Lebih Cepat.http://mysharing.co/industri-bank-syariah-di-qatar-terus-bertumbuh-lebih-cepat/. Diakses pada 20 Oktober 2014.
Syukron, Ali. 2013. Dinamika Perkembangan Perbankan Syariah di Indoneia.Economic: Jurnal ekonomi dan Hukum Islam, vol. 3, no. 2.
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998
Veithzal, Rivai. 2007. Bank and Financial Institution Management. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.
Weston, J. Fred & Eugene F. Brigham. 1993. Manajemen Keuangan. Jakarta:Salemba Empat.
Wibowo, Susanto. 2015. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan PerbankanSyariah dengan Metode CAMEL di ASEAN (Studi Komparatif: Indonesia,Malaysia, Thailand). Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen, vol. 15, no. 1.
Widjanarto. 2003. Hukum dan Ketentuan Perbankan di Indonesia Edisi IV.Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti.
Zanganeh, Mohsen. 2015. Supervising Islamic Financial Institution: IslamicBanking in the Countries Compared. Economic: Jurnal Ekonomi danHukum Islam, vol. 5, no. 1.
https://www.syariahmandiri.co.id/category/investor-relation/laporan-tahunan/
http://www.megasyariah.co.id/#article5
93
http://www.bnisyariah.co.id/category/investor-relations/laporan-tahunan
http://www.bankislam.com.my/home/corporate-info/annual-reports/
http://www.muamalat.com.my/corporate-overview/financials/2015.html
http://www.cimbislamic.com/en/investor-relations.html
http://www.parsian-bank.ir/portal/Home/Default.aspx?CategoryID=c83b4f52-4518-479e-afe1-468da5b9a878
http://www.sb24.com/En/footer/about-us/annual-reports.html
http://www.tejaratbank.ir/financial/1602716-Annual-Report-2014-2015.html
http://www.alrajhibank.com.sa/en/investor-relations/pages/financial-results.aspx
http://www.alinma.com.sa/wps/portal/alinma/Alinma/MenuPages/FinancialReports/AnnualReports
http://www.baj.com.sa/about-us.aspx?page=financial-report&id=142
http://www.adib.ae/en/Pages/Personal_Investors_Relations_Financial_Result.aspx
http://www.dib.ae/investor-relations/financial-information/financial-reports
https://emiratesislamic.ae/eng/about-us/annual-reports/
http://www.kfh.com/en/about/annual-report/index.aspx
http://www.ahliunited.com.kw/en/about/investors/index.html
http://www.bankboubyan.com/en/about/reports/?cID=235
http://www.qib.com.qa/en/investor-relations/financial-reports.aspx
http://www.alrayan.com/en/Annual-Reports
http://www.barwabank.com/investor-relations/financial-information/
94
LAMPIRAN
Hasil Olah Rasio Fair Returns
Tahun Indonesia MalaysiaBSM BMS BNIS BIMB BMMB CIMBI
2013 0,1366 0,1225 0,1216 0,3044 0,3980 0,49202014 0,0171 0,0174 0,1035 0,2884 0,3404 0,51872015 0,0557 0,0120 0,1209 0,2593 0,2346 0,5147Total 0,2094 0,1518 0,3460 0,8520 0,9730 1,5255R5 0,0698 0,0506 0,1153 0,2840 0,3243 0,5085
0,0786 0,3723
Tahun Iran Saudi ArabiaPB SB TB ARB AB BA
2013 0,6254 0,2944 0,3190 0,5372 0,4454 0,35452014 0,4108 0,3064 0,2461 0,5002 0,4721 0,25562015 0,1023 0,1306 0,1983 0,5187 0,4832 0,4394Total 1,1385 0,7314 0,7634 1,5561 1,4007 1,0496R5 0,3795 0,2438 0,2545 0,5187 0,4669 0,3499
0,2926 0,4452
Tahun Uni Emirat Arab Kuwait QatarADIB DIB EIB KFH BB AUB QIB MAR BwB
2013 0,3176 0,5179 0,6523 0,3283 0,5522 0,4545 0,6749 0,8221 0,58612014 0,3366 0,5657 0,6484 0,4880 0,5513 0,4851 0,6991 0,8265 0,64832015 0,3373 0,5652 0,6433 0,5209 0,5714 0,4775 0,7325 0,7992 0,6678Total 0,9916 1,6488 1,9439 1,3373 1,6749 1,4172 2,1066 2,4479 1,9022R5 0,3305 0,5496 0,6480 0,4458 0,5583 0,4724 0,7022 0,8160 0,6341
0,5094 0,4922 0,7174
95
Hasil Olah Rasio Distribusi Fungsional
Tahun Indonesia MalaysiaBSM BMS BNIS BIMB BMMB CIMBI
2013 0,8812 0,0850 0,4787 0,6307 0,7646 0,20872014 0,8527 0,0818 0,5675 0,2005 0,7165 0,06392015 0,6356 0,1149 0,5997 0,0218 0,2529 0,0134Total 2,3695 0,2817 1,6459 0,8530 1,7340 0,2859R6 0,7898 0,0939 0,5486 0,2843 0,5780 0,0953
0,4775 0,3192
Tahun Iran Saudi ArabiaPB SB TB ARB AB BA
2013 0,8316 0,7247 0,5029 0,0000 0,0000 0,00002014 0,7752 0,7584 0,4565 0,0000 0,0000 0,00002015 0,8207 0,7700 0,5214 0,0000 0,0000 0,0000Total 2,4275 2,2531 1,4809 0,0000 0,0000 0,0000R6 0,8092 0,7510 0,4936 0,0000 0,0000 0,0000
0,6846 0,0000
Tahun Uni Emirat Arab KuwaitADIB DIB EIB KFH BB AUB
2013 0,0400 0,3152 0,0945 0,0000 0,0000 0,00002014 0,0258 0,2916 0,0505 0,0000 0,0000 0,00002015 0,0193 0,3637 0,0512 0,0000 0,0000 0,0000Total 0,0851 0,9706 0,1963 0,0000 0,0000 0,0000R6 0,0284 0,3235 0,0654 0,0000 0,0000 0,0000
0,1391 0,0000
Tahun QatarQIB MAR BwB
2013 0,0375 0,0314 0,07262014 0,0353 0,2442 0,01792015 0,0531 0,3022 0,0116Total 0,1259 0,5778 0,1021R6 0,0420 0,1926 0,0340
0,0895
96
Hasil Olah Rasio Produk Bebas Bunga
Tahun Indonesia MalaysiaBSM BMS BNIS BIMB BMMB CIMBI
2013 0,1799 0,1946 0,0993 0,0722 0,0776 0,06712014 0,1544 0,1341 0,0470 0,0687 0,1031 0,10262015 0,1361 0,4331 0,0467 0,0659 0,0904 0,1170Total 0,4704 0,7618 0,1931 0,2067 0,2711 0,2867R7 0,1568 0,2539 0,0644 0,0689 0,0904 0,0956
0,1584 0,0849
Tahun Iran Saudi ArabiaPB SB TB ARB AB BA
2013 0,2282 0,2377 0,2613 0,2767 0,1457 0,30292014 0,2458 0,1253 0,2074 0,2669 0,1809 0,35132015 0,2076 0,1429 0,2299 0,2695 0,2400 0,2488Total 0,6816 0,5059 0,6985 0,8131 0,5666 0,9030R7 0,2272 0,1686 0,2328 0,2710 0,1889 0,3010
0,2096 0,2536
Tahun Uni Emirat Arab KuwaitADIB DIB EIB KFH BB AUB
2013 0,1761 0,1534 0,1297 0,0803 0,0746 0,12122014 0,2051 0,1688 0,1771 0,1184 0,1026 0,11882015 0,2257 0,1716 0,1891 0,1120 0,1209 0,1081Total 0,6070 0,4938 0,4960 0,3107 0,2981 0,3481R7 0,2023 0,1646 0,1653 0,1036 0,0994 0,1160
0,1774 0,1063
Tahun QatarQIB MAR BwB
2013 0,1158 0,0552 0,08052014 0,1321 0,0705 0,08902015 0,1300 0,0719 0,0855Total 0,3779 0,1976 0,2551R7 0,1260 0,0659 0,0850
0,0923
97
Hasil Olah Rasio Profit
Tahun Indonesia MalaysiaBSM BMS BNIS BIMB BMMB CIMBI
2013 0,0102 0,0164 0,0080 0,0115 0,0080 0,00742014 -0,0007 0,0023 0,0084 0,0111 0.0076 0,00782015 0,0041 0,0022 0,0100 0,0102 0,0040 0,0074Total 0,0136 0,0209 0,0264 0,0328 0,0120 0,0226R8 0,0045 0,0070 0,0088 0,0109 0,0040 0,0075
0,0068 0,0075
Tahun Iran Saudi ArabiaPB SB TB ARB AB BA
2013 0,0216 0,0097 0,0100 0,0266 0,0160 0,01092014 0,0115 0,0102 0,0048 0,0222 0,0156 0,00862015 0,0018 0,0044 0,0052 0,0226 0,0166 0,0203Total 0,0349 0,0243 0,0200 0,0714 0,0482 0,0398R8 0,0116 0,0081 0,0067 0,0238 0,0161 0,0133
0,0088 0,0177
Tahun Uni Emirat Arab KuwaitADIB DIB EIB KFH BB AUB
2013 0,0141 0,0152 0,0035 0,0096 0,0058 0,01342014 0,0156 0,0226 0,0085 0,0093 0,0108 0,01312015 0,0163 0,0256 0,0120 0,0115 0,0112 0,0110Total 0,0460 0,0634 0,0240 0,0304 0,0278 0,0375R8 0,0153 0,0211 0,0080 0,0101 0,0093 0,0125
0,0148 0,0106
Tahun QatarQIB MAR BwB
2013 0,0171 0,0261 0,01502014 0,0174 0,0252 0,01872015 0,0160 0,0244 0,0161Total 0,0505 0,0757 0,0498R8 0,0168 0,0252 0,0166
0,0196
98
Hasil Olah Rasio Pendapatan Personal
Tahun Indonesia MalaysiaBSM BMS BNIS BIMB BMMB CIMBI
2013 0,0373 0,0306 0,0656 0,0186 0,0184 0,00002014 0,5134 0,2444 0,0667 0,0244 0,0386 0,00002015 0,1080 0,0819 0,0560 0,0252 0,0583 0,0000Total 0,6587 0,3569 0,1883 0,0682 0,1153 0,0000R9 0,2196 0,1190 0,0628 0,0227 0,0384 0,0000
0,1338 0,0204
Tahun Iran Saudi ArabiaPB SB TB ARB AB BA
2013 0,0000 0,0000 0,0000 0,1008 0,0995 0,02692014 0,0000 0,0000 0,0000 0,0378 0,0554 0,02402015 0,0000 0,0000 0,0000 0,0201 0,7355 0,0241Total 0,0000 0,0000 0,0000 0,1587 0,8903 0,0750R9 0,0000 0,0000 0,0000 0,0529 0,2968 0,0250
0,0000 0,1249
Tahun Uni Emirat Arab KuwaitADIB DIB EIB KFH BB AUB
2013 0,0008 0,0016 0,0236 0,0276 0,0105 0,01062014 0,0020 0,0010 0,0200 0,0376 0,0101 0,01052015 0,0033 0,0004 0,0263 0,0333 0,0101 0,0105Total 0,0061 0,0030 0,0699 0,0986 0,0307 0,0315R9 0,0020 0,0010 0,0233 0,0329 0,0102 0,0105
0,0088 0,0179
Tahun QatarQIB MAR BwB
2013 0,0000 0,0000 0,00002014 0,0000 0,0000 0,00002015 0,0000 0,0000 0,0000Total 0,0000 0,0000 0,0000R9 0,0000 0,0000 0,0000
0,0000
99
Hasil Olah Rasio Investasi di Sektor Riil
Tahun Indonesia MalaysiaBSM BMS BNIS BIMB BMMB CIMBI
2013 0,5847 0,0928 0,0893 0,0785 0,1167 0,00002014 0,3454 0,0891 0,1643 0,1207 0,1258 0,00002015 0,4425 0,1298 0,2182 0,1276 0,1214 0,0000Total 1,3725 0,3117 0,4718 0,3268 0,3639 0,0000R10 0,4575 0,1039 0,1573 0,1089 0,1213 0,0000
0,2396 0,0767
Tahun Iran Saudi ArabiaPB SB TB ARB AB BA
2013 0,0000 0,0000 0,0000 0,3650 0,4575 0,42362014 0,0000 0,0000 0,0000 0,2650 0,3169 0,38192015 0,0000 0,0000 0,0000 0,2731 0,3045 0,3966Total 0,0000 0,0000 0,0000 0,9031 1,0790 1,2021R10 0,0000 0,0000 0,0000 0,3010 0,3597 0,4007
0,0000 0,3538
Tahun Uni Emirat Arab KuwaitADIB DIB EIB KFH BB AUB
2013 0,2950 0,4027 0,0000 0,7429 0,0000 0,00002014 0,3485 0,3542 0,0000 0,7641 0,0000 0,00002015 0,2674 0,5814 0,0000 0,8039 0,0000 0,0000Total 0,9109 1,3383 0,0000 2,3109 0,0000 0,0000R10 0,3036 0,4461 0,0000 0,7703 0,0000 0,0000
0,2499 0,2568
Tahun QatarQIB MAR BwB
2013 0,2407 0,0394 0,79342014 0,2633 0,0550 0,26342015 0,2979 0,0599 0,4101Total 0,8019 0,1543 1,4669R10 0,2673 0,0514 0,4890
0,2692
100
Rasio Kinerja (RK)Maqasid al-Shari’ah untuk Dua Tujuan Syariah
Negara BankRK Tujuan Kedua RK Tujuan Ketiga
Rasio Rata-Rata (2013-2015) Rasio Rata-Rata (2013-2015)R5 R6 R7 R8 R9 R10
IndonesiaBSM 0,0698 0,7898 0,1568 0,0045 0,2196 0,4575BMS 0,0506 0,0939 0,2539 0,0070 0,1190 0,1039BNIS 0,1153 0,5486 0,0644 0,0088 0,0628 0,1573
MalaysiaBIMB 0,2840 0,2843 0,0689 0,0109 0,0227 0,1089BMMB 0,3243 0,5780 0,0904 0,0040 0,0384 0,1213CIMBI 0,5085 0,0953 0,0956 0,0075 0,0000 0,0000
IranPB 0,3795 0,8092 0,2272 0,0116 0,0000 0,0000SB 0,1361 0,7510 0,1079 0,0081 0,0000 0,0000TB 0,0772 0,4936 0,2328 0,0067 0,0000 0,0000
Arab SaudiARB 0,5187 0,0000 0,2710 0,0238 0,0529 0,3010AB 0,4669 0,0000 0,1889 0,0161 0,2968 0,3597BA 0,3499 0,0000 0,3010 0,0133 0,0250 0,4007
Uni Emirat ArabADIB 0,3305 0,0284 0,2023 0,0153 0,0020 0,3036DIB 0,5496 0,3235 0,1646 0,0211 0,0010 0,4461EIB 0,6480 0,0654 0,1653 0,0080 0,0233 0,0000
KuwaitKFH 0,4458 0,0000 0,1036 0,0101 0,0329 0,7703BB 0,5583 0,0000 0,0994 0,0093 0,0102 0,0000AUB 0,4724 0,0000 0,1160 0,0125 0,0105 0,0000
QatarQIB 0,7022 0,0420 0,1260 0,0168 0,0000 0,2673MAR 0,8160 0,1926 0,0659 0,0252 0,0000 0,0514BwB 0,6341 0,0340 0,0850 0,0166 0,0000 0,4890
101
Indikator Kinerja (IK)Maqasid al-Shari’ah untuk Dua Tujuan Syariah Periode 2013-2015
Negara Bank IK untuk Tujuan Kedua IK untuk Tujuan KetigaIK12 IK22 IK32 Total2 IK13 IK23 IK33 Total3
IndonesiaBSM 0,00859 0,10363 0,02443 0,13664 0,00043 0,01910 0,04909 0,06863BMS 0,00622 0,01232 0,03956 0,05810 0,00067 0,01035 0,01115 0,02217BNIS 0,01419 0,07198 0,01003 0,09619 0,00084 0,00546 0,01687 0,02318
MalaysiaBIMB 0,03493 0,03731 0,01074 0,08298 0,00105 0,00198 0,01169 0,01471BMMB 0,03989 0,07583 0,01408 0,12981 0,00038 0,00334 0,01302 0,01674CIMBI 0,06254 0,01250 0,01489 0,08994 0,00072 0,00000 0,00000 0,00072
IranPB 0,04668 0,10616 0,03540 0,18824 0,00111 0,00000 0,00000 0,00111SB 0,01673 0,09854 0,01681 0,13208 0,00078 0,00000 0,00000 0,00078TB 0,00950 0,06476 0,03628 0,11054 0,00064 0,00000 0,00000 0,00064
Arab SaudiARB 0,06380 0,00000 0,04223 0,10603 0,00228 0,00460 0,03230 0,03918AB 0,05743 0,00000 0,02942 0,08685 0,00154 0,02582 0,03859 0,06595BA 0,04303 0,00000 0,04690 0,08993 0,00127 0,00218 0,04299 0,04644
Uni Emirat ArabADIB 0,04065 0,00372 0,03152 0,07590 0,00147 0,00018 0,03258 0,03423DIB 0,06760 0,04245 0,02565 0,13569 0,00202 0,00009 0,04787 0,04998EIB 0,07970 0,00858 0,02576 0,11404 0,00077 0,00203 0,00000 0,00279
KuwaitKFH 0,05483 0,00000 0,01613 0,07096 0,00097 0,00286 0,08265 0,08648BB 0,06867 0,00000 0,01548 0,08415 0,00089 0,00089 0,00000 0,00178AUB 0,05810 0,00000 0,01808 0,07618 0,00120 0,00091 0,00000 0,00211
QatarQIB 0,08637 0,00551 0,01963 0,11150 0,00161 0,00000 0,02868 0,03029MAR 0,10036 0,02527 0,01026 0,13589 0,00242 0,00000 0,00552 0,00793BwB 0,07799 0,00446 0,01325 0,09570 0,00159 0,00000 0,05247 0,05405
102
Maqasid Index (MI) Bank Syariah Periode 2013-2015
Negara Nama Bank IK (T2) IK (T3) MI Peringkat[IK (T2) + IK (T3)]
IndonesiaBank Syariah Mandiri 0,13664 0,06863 0,20527 1Bank Mega Syariah 0,05810 0,02217 0,08027 20BNI Syariah 0,09619 0,02318 0,11937 13
MalaysiaBank Islam Malaysia Berhad 0,08298 0,01471 0,09769 17Bank Muamalat Malaysia Berhad 0,12981 0,01674 0,14655 7CIMB Islamic Bank Berhad 0,08994 0,00072 0,09066 18
IranParsian Bank 0,18824 0,00111 0,18935 2Saman Bank 0,13208 0,00078 0,13286 12Tejarat Bank 0,11054 0,00064 0,11117 15
Arab SaudiAl Rajhi Bank 0,10603 0,03918 0,14521 8Alinma Bank 0,08685 0,06595 0,15280 5Bank AlJazira 0,08993 0,04644 0,13637 11
Uni Emirat ArabAbu Dhabi Islamic Bank 0,07590 0,03423 0,11012 16Dubai Islamic Bank 0,13569 0,04998 0,18567 3Emirates Islamic Bank 0,11404 0,00279 0,11684 14
KuwaitKuwait Finance House 0,07096 0,08648 0,15744 4Boubyan Bank 0,08415 0,00178 0,08593 19Ahli United Bank 0,07618 0,00211 0,07829 21
QatarQatar Islamic Bank 0,11150 0,03029 0,14179 10Masraf Al Rayan 0,13589 0,00793 0,14383 9Barwa Bank 0,09570 0,05405 0,14975 6
103
Rata-Rata Kinerja di Setiap Negara
Negara Nama Bank IK (T2) IK (T3)
MI
Rank[IK (T2)+ IK(T3)]
Indonesia
Bank Syariah Mandiri 0,13664 0,06863 0,20527Bank Mega Syariah 0,05810 0,02217 0,08027BNI Syariah 0,09619 0,02318 0,11937Rata-Rata 0,09698 0,03799 0,13497 5
Malaysia
Bank Islam Malaysia Berhad 0,08298 0,01471 0,09769Bank Muamalat Malaysia Berhad 0,12981 0,01674 0,14655CIMB Islamic Bank Berhad 0,08994 0,00072 0,09066Rata-Rata 0,10091 0,01073 0,11163 6
Iran
Parsian Bank 0,18824 0,00111 0,18935Saman Bank 0,13208 0,00078 0,13286Tejarat Bank 0,11054 0,00064 0,11117Rata-Rata 0,14362 0,00084 0,14446 3
Arab Saudi
Al Rajhi Bank 0,10603 0,03918 0,14521Alinma Bank 0,08685 0,06595 0,15280Bank AlJazira 0,08993 0,04644 0,13637Rata-Rata 0,09427 0,05052 0,14479 2
Uni EmiratArab
Abu Dhabi Islamic Bank 0,07590 0,03423 0,11012Dubai Islamic Bank 0,13569 0,04998 0,18567Emirates Islamic Bank 0,11404 0,00279 0,11684Rata-Rata 0,10854 0,02900 0,13754 4
Kuwait
Kuwait Finance House 0,07096 0,08648 0,15744Boubyan Bank 0,08415 0,00178 0,08593Ahli United Bank 0,07618 0,00211 0,07829Rata-Rata 0,07710 0,03012 0,10722 7
Qatar
Qatar Islamic Bank 0,11150 0,03029 0,14179Masraf Al Rayan 0,13589 0,00793 0,14383Barwa Bank 0,09570 0,05405 0,14975Rata-Rata 0,11437 0,03076 0,14512 1
104
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Keadilan Maslahah Maqasid Index
N 21 21 21
Normal Parametersa,b Mean ,105111 ,027138 ,132249
Std. Deviation ,0301937 ,0263435 ,0356684
Most Extreme Differences Absolute ,140 ,157 ,097
Positive ,140 ,156 ,097
Negative -,081 -,157 -,082
Test Statistic ,140 ,157 ,097
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d ,190c ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Descriptive Statistics
N Range Mean Std. Deviation Variance
Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Statistic
Keadilan 21 ,1301 ,105111 ,0065888 ,0301937 ,001
Maslahah 21 ,0858 ,027138 ,0057486 ,0263435 ,001
Maqasid Index 21 ,1270 ,132249 ,0077835 ,0356684 ,001
Valid N (listwise) 21
105
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
Keadilan 1,524 6 14 ,241
Maslahah 4,434 6 14 ,010
Maqasid Index 3,155 6 14 ,036
ANOVA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Keadilan Between Groups ,008 6 ,001 1,706 ,192
Within Groups ,011 14 ,001
Total ,018 20
Maslahah Between Groups ,005 6 ,001 1,295 ,321
Within Groups ,009 14 ,001
Total ,014 20
Maqasid Index Between Groups ,005 6 ,001 ,526 ,780
Within Groups ,021 14 ,001
Total ,025 20
Recommended