View
271
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
DOKTER OH… DOKTER
PEMICU 2
AHMAD FATONI
PRINSIP – PRINSIP KAIDAH BIOETIKA
KELAHIRAN BIOETIKA
• Kelahiran bioetika (1960-an) disebabkan ok perubahan besar pada th 1950-an:– Perubahan lingkungan umum global– Perubahan lingkungan khusus kesehatan
• Definisi bioetika (F. Abel):– Studi interdisipliner tentang problem² yg ditimbulkan
o/ perkembangan di bidang biologi & ilmu kedokteran baik pada skala mikro maupun pada skala makro, lagipula tentang dampaknya atas masyarakat luas serta sistem nilai-nya, kini & di masa mendaatan
Perubahan Lingkungan Umum Global Perubahan Lingkungan Khusus Kesehatan
Perombakan tatanan duniaSosial, budaya, eko, pendidikan, negara merdeka baru pasca Perang Dunia 2Pendidikan ↑ p’mbicaraan & tuntutan hak ↑Ekonomi dilakukan global & menjadi no1
Perkembangan biologi baru (New Biology)Sdh banyak cabang ilmu mikro, bio seluler & molekuler, patologi molekuler, fisiologi, patologi, morfogenesis, ekologi, genetika, dll
Ilmu – teknologi & bisnis globalIlmu & teknologi ↑ mulai banyak disertai dg motivasi bisnis & keuntungan
Perkembangan Ilmu Kedokteran BaruDipengaruhi new biology ketakutan dehumanisasi o/ dokter
Komunikasi – Informasi – TransportasiKemudahan transportasi, ↑teknologi informasi yg menghub seluruh dunia
Perkembangan teknologi alat2 medisDiawali dr teknologi2 pasca perang dunia yg menjadi dasar
Revolusi demografi & Degenerasi LingkunganPopulasi ↑↑ namun sumber daya ↓
Perkembangan bioteknologiCth: vaksin, imunodx, cek DNA, th gen, teknik reproduksi, biofarmasi (hormon, enzim, vitamin, protein, Ab, zat pelarut, dll)
Krisis moral & konflik (negri, antarbangsa), dominasi budaya
Perkembangan profesi dokterPs sudah (-) anggap dr sbg “dewa”, dr sudah (-) bs anggap org sekitarnya sbg bawahan, tp sebagai mitra kerja sederajat
Perubahan lingkungan khusus kesehatan lainnya Biaya kesehatan ↑ (org miskin smakin sulit), peran swasta (dg orientasi laba), riset yg melibatkan manusia
Menurut.. Definisi Bioetika
W.T. Reich Studi sistematik ttg perilaku manusia dalam lapangan ilmu2 ttg kehidupan (life sciences) & pemeliharaan kesehatan (health care), dikaji dari aspek nilai2 & asas2 moral
S. Gorovitch (1977)
Penyelidikan kritis ttg dimensi2 moral dari pengambilan keputusan dalam konteks yg melibatkan ilmu2 biologis
Shannon Menyelidiki dimensi etis dari masalah2 teknologi, ilmu kedokteran & biologi sejauh diterapkan dalam kehidupan
F.J.E Basterra Bukan hanya berurusan dg hub dokter-pasien dari sudut pandang moral, tapi jgua ikut perduli dg profesi2 terkait, seperti kesehatan mental
International Association of Bioethics
Studi ttg isu2 etis, sosial, hukum & isu2 lain yg timbul dalam pelayanan kesehatan & ilmu2 biologi
PENDEKATAN BIOETIKA• Pendekatan akademis “bertanya & mencari jawaban”
– Orientasi empiris• Hal2 baru didunia kedok. Yg sudah dialami o/ masyarakat (cth:
transplantasi) isu2 yg timbul dr sini m.p pertanyaan
– Orientasi asas (asas2 etika)• Mencari jawaban memuaskan (baik dari ahli/akademisi) u/ pertanyaan2
yg timbul dari orientasi empiris diatas yg disesuaikan dg etika tradisional & kontemporer
• Pendekatan berdasarkan asas Asas Principlism (o/Beauchamp)
• Pendekatan pengaturan kodifikasi & pengawasan” oleh:– Komite etika (misalnya di RS), asosiasi profesi, lembaga2 (Pusat
Kajian Bioetika, Lembaga Ilmu Pengetahuan, Komite Etika Penelitian, & juga badan2 pemerintah)
MORAL DAN ETIKA
Kode etik profesi
Aturan –aturan etika
Asas-asas etika
Teori-teori etika
Falsafah moralMoral
Ajaran moral
* Makin keatas posisi dalam model ini makin luas wilayah cakupannya
Seperangkat aturan etika yg khusus berlaku untuk semua anggota asosiasi profesi teretentu
Seperangkat norma atau pedoman untuk mengatur perbuatan
Asas yg diturunkan dari teori2 etika sebagai kaidah dasar moral
Kerangka utk berpikir yg disusun utk memberi pembenaran dr falsafah moral
Falsafah yg mencari mengapa perbuatan tertentu dinilai baik/benar/pantas atau
tidak
Sistem nilai ttg perbuatan mana yg dianggap baik dan perbuatan lain yg
dianggap tercela
Ajaran ttg bagaimana manusia harus hidup dan bertindak agar menjadi manusia g baik
Asas- Asas Etika Medis
Asas etika medis
Etika medis tradisional Beneficence
Non maleficence
Etika medis kontemporer
Asas menghormati
otonomi pasien
Asas keadilan (justice)
Kaidah – Kaidah dasar Moral
Etika Medis Tradisional
• Etika medis tradisional dibangun di atas landasan teori etika klasik dan asas-asas etika yg sekarang dinamakan tradisional.
• Teori etika klasik:1. Teori utilitarinisme yang dipentingkan adalah konsekensi
(hasil) suatu tindakan berupa kebaikan terbesar untuk jumlah terbesar tadi itu.
2. Teori deontologi hubungan dengan orang lain harus didasari pada penghargaan dan kewajiban terhadap sesama manusia sebagai sesama agen moral. “lakukanlah terhadap org lain sebagaimana yg anda inginkan mereka berbuat terhadap anda. Tidak usah liat hasilnya”
3. Teori hukum kodrat berlakulah baik, dan hindarilah hal-hal yg jahat
Asas-asas Etika Medis Tradisional1. Asas benefience
– Kewajiban mencegah hal yg buruk atau cedera– kewajiban menghilangkan hal yg buruk atau cidera– kewajiban meningkatkan yg baik pada pasien
2. Asas non maleficience kewajiban tidak melakukan hal yg buruk atau merugikan terhadap manusia.
Turunan dari kedua asas diatas adalah :a. Asas menghormati hidup manusiab. Asas menjaga rahasiac. Asas kejujurand. Asas tidak mementingkan diri sendirie. Asas budi pekerti dan tingkah laku luhur
Etika Medis Kontemporer
Teori-teori etika kontemporer• Hadirnya teori etika kontemporer akibat dari kenyataan
teori klasik tidak memberi jalan keluar untuk memecahkan secara praktis dilema etika pelayanan kesehatan.
1. Teori Budi pekerti luhur2. Teori etika mengasuh3. Teori penalaran praktis4. Pancasila sebagai falsafah moral dan teori etika
Teori budi pekerti luhur(Virtue Ethics, Character Etics, Value- based
Ethics)• Setiap orang harusnya hidup secara luhur dalam kehidupan
pribadi, kehidupan sosial dan kehidupan profesi• Beauchamp dan Childress, seorang profesional kesehatan
baru dapat dikatakan berbudi dan berkarakter luhur, jika ia memiliki semua dr 4 sifat pokok ini:1. Compassion: ikut merasakan penderitaan orang lain, dan ingin
berbuat baik u/ me- penderitaan 2. Discerment: punya pandangan dan pikiran yg tajam, shg mampu
menilai suatu keadaan dng tepat, lalu berani mengambil keputusan tanpa terpengaruh oleh pertimbangan2 yg tidak relevan
3. Dapat dipercaya4. Berintegritas moral yg tinggi
Teori etika mengasuh( The Ethics og Caring, Relation-based
Theory)
• Berwujud interaksi antara pemberi asuhan dng manusia lain sbg penerima asuhan itu
• Interaksi keprofesian ini seringkali tdk direncanakan ,akrab, dan umum nya 2 pihak yg tidak setara
• Seorang pemberi asuhan, d samping berpekerti luhur, jg bersifat hangat, dekat, mengasihim bersimpatim dan ramah
• Ibarat seorang ibu dng bayi yg diasuhnya
Teori penalaran praktis(Teori Etika Kasuistik, Case-Based Theory)
a. Pd tiap kasus klinis memperhitungkan hal2 khusus yg relevan dng pasien: indikasi medis, manfaat medis, prefernsi pasien scr individual dr alternatif tindakan yg disarankan dokter, mutu hidup, ekonomi keluarga, sosial, budaya
b. Memperhatikan pengalaman2 dokter lain sebelum nya dng kasus klinis yg serupa
Pancasila sebagai Falsafah Moral dan Teori Etika
• Bagi Indonesia, pancasila adalah falsafah moral
• Dalam bab pebutupan buku KODEKI, pengalaman Pancasila , butir 12 naskah sumpah Dokter Indonesia berbunyi, “ saya akan menaati dan mengamalkan Kode Etik Kedokteran Indoneia yg berdasarkan Pancasila.”
Asas Etika Medis Kontemporer
1. Asas menghormati otonomi pasien– Otonomi = hak utk memutuskan sendii dalam hal-hal yg
menyangkut diri sendiri.– Hak otonomi pasien = hak pasien utk mengambil keputusan
danmenetukan sendiri ttg kesehatannya, kehidupan dan malahan secara ekstrim tenteng kematiannya.
2. Asas keadilan(justice)– Perlakuan yg sama pada kasus yg sama, tanpa melihat latar
belakang seseorang.– Keadilan juga berarti keadilan distributif keadilan dalam
distributif sumberdaya kesehatan antara satu daerah dan daerah lainnya.
3. Asas berkata benar (veracity)
BENEFICENCE• Pengertian ”berbuat baik” diartikan bersikap ramah atau
menolong, lebih dari sekedar memenuhi kewajiban• Ciri² beneficence:
– Mengutamakan Altruisme.– Memandang pasien atau keluarga bukanlah suatu tindakan yg hanya
menguntungkan seorang dokter– Mengusahakan kebaikan / manfaat > dari keburukannya– Menjamin kehidupan baik-minimal manusia– Memaksimalisasi pemuasan kebahagiaan/preferensi pasien– Menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan– Menerapkan golden Rule Principle, yaitu melakukan hal yang baik
seperti yang orang lain inginkan– Memberikan suatu resep obat .
Contoh Skenario Beneficence
• Contoh skenario:• ”Dr.Tenar masih sanggup bekerja pada hari libur demi
kebaikan pasien-pasien”.
• “Merasa tidak yakin dengan kemungkinan sakit maag yang diderita Ibu, maka dr.Tenar melakukan pemeriksaan EKG karena kecurigaan terjadi penyempitan pembuluh darah.”
• “Memberikan surat rujukan kepada pasien untuk pemeriksaan lab”.
NON-MALEFICENCE
• “first, do not harm”. “primum non nocere” jangan menyakiti
• Ciri² non maleficence:– Menolong pasien emergensi, mengobati ps yg luka– Tidak membunuh pasien, (-) membahayakan ps krn kelalaian,
mencegah bahaya / kehilangan– Tidak memandang pasien sebagai objek– Manfaat pasien lebih banyak dari pada kerugian dokter– Tidak melakukan White Collar Crime dlm kesehatan– Pengobatan dg risiko > kecil, minimalisasi akibat buruk,
pengobatan efektif
Contoh Skenario Non-Maleficence
• “Ibu Menor tak sempat dilakukan pengukuran tekanan darahnya ,langsung diberikan resep sakit kencing yang sudah langganan ia derita 5 tahun ini. Dr.tenar hanya memeriksa sekilas dan menyalin resep dari catatan medis yang disodorkan zoster.– Dalam hal ini Dr. Tenar memandang pasiennya hanya
sebagai objek , dr.Tenar dapat dikatakan melakukan pelanggaran atau penyimpangan prinsip Non-Maleficence.
• “Ia menolong Malthus dulu selama 45 menit sementara Rana terpana sendirian karena Zoster juga sibuk membantu dr. Tenar mengatasi pendarahan si Malthus di ruang sekat kiri”.– Dalam hal ini Dr.Tenar mencegah pasien dari bahaya.
AUTONOMY
• Bermaksud menghendaki, menyetujui, membenarkan,membela, dan membiarkan pasien demi dirinya sendiri (sbg makhluk bermartabat)– Pertama, setiap individu (pasien) harus diperlakukan sebagai
manusia yang memiliki otonomi (hak untuk menentukan nasib diri sendiri)
– kedua, setiap manusia yang otonominya berkurang atau hilang perlu mendapatkan perlindungan
• Ciri² autonomy:– Menghargai hak menentukan nasib sendiri– Berterus terang, menghargai privasi– Menjaga rahasia ps– Melaksanakan informed consent
Contoh Skenario Autonomy
• “Garputala adalah hansip setempat yang merasa tak afdol kalau belum “dipegang” dr. Tenar.”– Dr.Tenar menghargai hak autonomy pasiennya.
JUSTICE
• Sikap dkter terhadap ps (-) boleh berubah ok:– Perbedaan kedudukan sosial, ekonomi, pandangan
politik, agama, faham kepercayaan, kebangsaan, kewarganegaraan, status perkawinan, gender
• Tidak ada pertimbangan lain selain kesehatan pasien yang menjadi perhatian utama dokter.
• Ciri² justice:– Memberi perlakuan sama u/ semua org– Treat similar cases in similar way– Menghargai hak sehat & hak hukum pasien
Contoh Skenario Justice
• “Dr.Tenar memeriksa pasien sesuai dengan nomor urut pendaftaran”’.– Dalam hal ini Dr. Tenar berlaku adil terhadap ke
semua pasiennya.
PRINSIP – PRINSIP PRIMAFACIE
Prima Facie• Merupakan bahasa Latin untuk: at first appearance
atau at first sight• Pada ilmu filsafat dipakai sebagai, antara lain, dasar
teori etika oleh W.D. Ross yang berarti mempunyai obligasi
• Pemakaian dalam konteks modern menggunakan istilah “pro tanto obligation” yang berarti sebuah obligasi yang dapat di overrule oleh obligasi lain yang lebih penting dan berlaku hanya sementara
• Sebagai dokter kita mempunyai kewajiban prima facie yang terdiri atas empat kaida dasar moral
Konsil Kedokteran Indonesia, dengan mengadopsi prinsip etika kedokteran barat, menetapkan bahwa praktik kedokteran Indonesia mengacu kepada 4 kaidah dasar moral (sering disebut kaidah dasar etika kedokteran atau bioetika), juga prima facie dalam penerapan praktiknya secara skematis dalam gambar berikut:
Beneficence
Non-maleficence
Autonomy
Justice
Prima Facie
Gambar. empat kaidah dasar etika dalam praktik kedokteran, dengan prima facie sebagai judge; penentu kaidah dasar mana yang dipilih ketika berada dalam konteks tertentu (‘ilat) yang relevan.
PRIMA FACIE• Dalam kondisi atau konteks tertentu, seorang dokter
harus melakukan pemilihan 1 kaidah dasar etik ter-”absah” sesuai konteksnya berdasarkan data atau situasi konkrit terabsah
28
BENEFICENCEKriteria
1. Mengutamakan altruism (menolong tanpa pamrih, rela berkorban untuk kepentingan orang lain)
2. Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia
3. Memandang pasien/keluarga sebagai sesuatu yang tak hanya menguntungkan dokter
4. Mengusahakan agar kebaikan lebih banyak dibandingkan keburukannya
5. Paternalisme bertanggungjawab/berkasih sayang
6. Menjamin kehidupan baik minimal manusia
7. Pembatasan goal based (sesuai tujuan/kebutuhan pasien)
8. Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/preferensi pasien
9. Minimalisasi akibat buruk
10. Kewajiban menolong pasien gawat darurat
11. Menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan
12. Tidak menarik honorarium di luar kewajaran
13. Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan
14. Mengembangkan profesi secara terus menerus
15. Memberikan obat berkhasiat namun murah
16. Menerapkan golden rule principle
NONMALEFICENCE
Kriteria1. Menolong pasien emergensi :
Dengan gambaran sbb : - pasien dalam keadaan sangat berbahaya (darurat) / berisiko kehilangan sesuatu yang penting (gawat) - dokter sanggup mencegah bahaya/kehilangan tersebut - tindakan kedokteran tadi terbukti efektif - manfaat bagi pasien > kerugian dokter
2. Mengobati pasien yang luka3. Tidak membunuh pasien ( euthanasia )4. Tidak menghina/mencaci maki/ memanfaatkan pasien5. Tidak memandang pasien hanya sebagai objek6. Mengobati secara proporsional7. Mencegah pasien dari bahaya8. Menghindari misrepresentasi dari pasien9. Tidak membahayakan pasien karena kelalaian10. Memberikan semangat hidup11. Melindungi pasien dari serangan12. Tidak melakukan white collar crime dalam bidang kesehatan
AUTONOMYKriteria
1. Menghargai hak menentukan nasib sendiri, menghargai martabat pasien
2. Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan (kondisi elektif)
3. Berterus terang
4. Menghargai privasi
5. Menjaga rahasia pasien
6. Menghargai rasionalitas pasien
7. Melaksanakan informed consent
8. Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan sendiri
9. Tidak mengintervensi atau menghalangi otonomi pasien
10. Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam mengambil keputusan termasuk keluarga pasien sendiri
11. Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus non emergensi
12. Tidak berbohong ke pasien meskipun demi kebaikan pasien
13. Menjaga hubungan (kontrak)
JUSTICEKriteria1. Memberlakukan sesuatu secara universal2. Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan3. Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang sama4. Menghargai hak sehat pasien5. Menghargai hak hukum pasien6. Menghargai hak orang lain7. Menjaga kelompok yang rentan8. Tidak melakukan penyalahgunaan9. Bijak dalam makro alokasi10. Memberikan kontribusi yang relative sama dengan kebutuhan pasien11. Meminta partisipasi pasien sesuai kemampuannya12. Kewajiban mendistribusikan keuntungan dan kerugian (biaya, beban, sanksi)
secara adil
13. Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat dan kompeten14. Tidak member beban berat secara tidak merata tanpa alas an tepat/sah15. Menghormati hak populasi yang sama-sama rentan penyakit/gangguan
kesehatan
16. Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, status social, dsb
KAIDAH DASAR BIOETIKA YANG TERKANDUNG DALAM KODEKI
Pasal Isi Kodeki Bioetik
Pasal 1 Setiap dokter harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah dokter.
Semua asas
Pasal 2 Seorang dokter harus senantiasa berupaya melaksanakan profesinya sesuai dengan standar profesi yang tertinggi.
BeneficenceNon-maleficence
Pasal 3 Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh dipengaruhi oleh sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi.
Justice
Pasal 4 Setiap dokter harus menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji diri.
Pasal 5 Tiap perbuatan atau nasehat yang mungkin melemahkan daya tahan psikis maupun fisik hanya diberikan untuk kepentingan dan kebaikan pasien, setelah memperoleh persetujuan pasien.
BeneficenceOtonomi
Pasal 6 Setiap dokter harus senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan dan menerapkan setiap penemuan teknik atau pengobatan baru yang belum diuji kebenarannya dan hal-hal yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat.
BeneficenceNon-maleficence
Pasal Isi Kodeki Bioetik
Pasal 7 Seorang dokter hanya memberi surat keterangan dan pendapat yang telah diperiksa sendiri kebenarannya
BeneficenceNon-maleficence
Pasal 7a Seorang dokter harus, dalam setiap praktik medisnya, memberikan pelayanan medis yang kompeten dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnya, disertai rasa kasih sayang (compassion) dan penghormatan atas martabat manusia
BeneficenceNon-maleficence
Pasal 7b Seorang dokter harus bersikap jujur dalam berhubungan dengan pasien dan sejawatnya, dan berupaya untuk mengingatkan sejawatnya yang dia ketahui memiliki kekurangan dalam karakter atau kompetensi, atau yang melakukan penipuan atau penggelapan, dalam menangani pasien
BeneficenceNon-maleficence
Pasal 7c Seorang dokter harus menghormati hak-hak pasien, hak-hak sejawatnya, dan hak tenaga kesehatan lainnya, dan harus menjaga kepercayaan pasien
Otonom
Pasal 7d Setiap dokter harus senantiasa mengingat akan kewajiban melindungi hidup makhluk insani.
BeneficenceNon-maleficence
Pasal Isi Kodeki Bioetik
Pasal 8 Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter harus memperhatikan kepentingan masyarakat dan memperhatikan semua aspek pelayanan kesehatan yang menyeluruh (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif), baik fisik maupun psiko-sosial, serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi masyarakat yang sebenar-benarnya.
BeneficenceNon-maleficenceJustice
Pasal 9 Setiap dokter dalam bekerja sama dengan para pejabat di bidang kesehatan dan bidang lainnya serta masyarakat, harus saling menghormati.
Pasal 10 Setiap dokten wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan ketrampilannya untuk kepentingan pasien. Dalam hal ini ia tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan, maka atas persetujuan pasien,ia wajib merujuk pasien kepada dokter yang mempunyai keahlian dalam penyakit tersebut.
BeneficenceNon-maleficenceOtonom
Pasal 11 Setiap dokter harus memberikan kesempatan kepada pasien agar senantiasa dapat berhubungan dengan keluarga dan penasehatnya dalam beribadat dan atau dalam masalah lainnya.
Otonom
Pasal Isi Kodeki Bioetik
Pasal 12 Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia
BeneficenceNon-maleficenceOtonom
Pasal 13 Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia dan mampu memberikannya.
BeneficenceNon-maleficence
Pasal 14 Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan.
Pasal 15 Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dan teman sejawat, kecuali dengan persetujuan atau berdasarkan prosedur yang etis.
Pasal 16 Setiap dokter harus memelihara kesehatannya, supaya dapat bekerja dengan baik.
Pasal 17 Setiap dokter harus senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran/kesehatan.
REKAM MEDIS
REKAM MEDIS• Dalam penjelasan Pasal 46 ayat (1) UU Praktik Kedokteran,
Rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
• Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 749a/Menkes/Per/XII/1989 tentang Rekam Medis, rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan.
MANFAAT REKAM MEDIS
A. Pengobatan Pasien– Sebagai dasar dan petunjuk untuk merencanakan dan menganalisis
penyakit serta merencanakan pengobatan, perawatan dan tindakan medis yang harus diberikan kepada pasien.
B. Peningkatan Kualitas Pelayanan– Meningkatkan kualitas pelayanan untuk melindungi tenaga medis
dan untuk pencapaian kesehatan masyarakat yang optimal.
C. Pendidikan dan Penelitian– Informasi perkembangan kronologis penyakit, pelayanan medis,
pengobatan dan tindakan medis, bermanfaat untuk bahan informasi bagi perkembangan pengajaran dan penelitian di bidang profesi kedokteran dan kedokteran gigi.
D. Pembiayaan– Berkas rekam medis dapat dijadikan petunjuk dan bahan
untuk menetapkan pembiayaan dalam pelayanan kesehatan pada sarana kesehatan. Catatan tersebut dapat dipakai sebagai bukti pembiayaan kepada pasien.
E. Statistik Kesehatan– Rekam medis dapat digunakan sebagai bahan statistik
kesehatan, khususnya untuk mempelajari perkembangan kesehatan masyarakat dan untuk menentukan jumlah penderita pada penyakit-penyakit tertentu.
F. Pembuktian Masalah Hukum, Disiplin dan Etik– Rekam medis merupakan alat bukti tertulis utama,
sehingga bermanfaat dalam penyelesaian masalah hukum, disiplin dan etik.
ISI REKAM MEDISA. Rekam Medis Pasien Rawat Jalan• Isi rekam medis sekurang-kurangnya memuat catatan/dokumen tentang:
- identitas pasien;- pemeriksaan fisik;- diagnosis/masalah;- tindakan/pengobatan;- pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
B. Rekam Medis Pasien Rawat Inap• Rekam medis untuk pasien rawat inap sekurang-kurangnya memuat:
- identitas pasien;- pemeriksaan;- diagnosis/masalah;- persetujuan tindakan medis (bila ada);- tindakan/pengobatan;- pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
C. Pendelegasian Membuat Rekam Medis• Selain dokter dan dokter gigi yang membuat/mengisi rekam medis, tenaga kesehatan lain
yang memberikan pelayanan langsung kepada pasien dapat membuat/mengisi rekam medis atas perintah/ pendelegasian secara tertulis dari dokter dan dokter gigi yang menjalankan praktik kedokteran.
KEGUNAAN REKAM MEDIS
• Aspek administrasi• Aspek Medis• Aspek Hukum• Aspek Keuangan• Aspek Penelitian• Aspek Pendidikan• Aspek Dokumentasi
KEPEMILIKAN REKAM MEDIS1. Milik rumah sakit atau tenaga kesehatan:
a. Sebagai penanggungjawab integritas dan kesinambungan pelayanan. b. Sebagai tanda bukti rumah sakit terhadap segala upaya dalam
penyembuhan pasien c. Rumah sakit memegang berkas rekam medis asli.
Direktur RS bertanggungjawab atas: a. Hilangnya, rusak, atau pemalsuan rekam medis b. Penggunaan oleh badan atau orang yang tidak berhak .
2. Milik pasien, pasien memiliki hak legal maupun moral atas isi rekam medis. Rekam medis adalah milik pasien yang harus dijaga kerahasiaannya.
3. “Milik umum”, pihak ketiga boleh memiliki (asuransi, pengadilan, dsb) .
YANG BERKEWAJIBAN MEMBUAT REKAM MEDIS
1. Tenaga medis meliputi dokter dan dokter gigi.2. Tenaga keperawatan meliputi perawat dan bidan.3. Tenaga kefarmasian meliputi apoteker, analis farmasi dan asisten
apoteker.4. Tenaga kesehatan masyarakat meliputi epidemiolog kesehatan,
entomolog kesehatan, mikrobiologi kesehatan, penyuluh kesehatan, administrator kesehatan dan sanitarian.
5. Tenaga gizi meliputi nutrisionis dan dietisien.6. Tenaga keterapian fisik meliputi fisioterapis, okupasiterapis dan
terapis wicara.7. Tenaga keteknisian medis meliputi radiografer, radioterapis, teknisi
gigi, teknisi elektromedis, analisi kesehatan, refraksionis optisien, othotik prostetik, teknisi tranfusi dan perekam medis.
DASAR HUKUMPeraturan pemerintah No. 10 Tahun 1966 tentang Wajib
Simpan Rahasia Kedokteran.Peraturan pemerintah No. 32 Tahun 1996 tentang Tenga
Kesehatan.Keputusan menteri kesehatan No. 034 / Birhub / 1972
tentang Perencanaan dan Pemeliharaan Rumah Sakit di mana rumah sakit diwajibkan: Mempunyai dan merawat statistik yang up to date. Membina rekam medis yang berdasarkan ketentuan yang telah
ditetapkan.Peraturan menteri kesehatan No. 749a / Menkes / Per / xii
/ 89 tentang Rekam Medis
Aspek hukum, disiplin, etik dan kerahasiaan rekam medis
A. Rekam medis sebagai alat bukti• Dpt digunakan sbg salah satu alat bukti tertulis di pengadilan
B. Kerahasiaan rekam medis• Rahasia kedokteran tsb dpt dibuka hanya utk kepentingan ps
u/ memenuhi permintaan aparat penegak hukum ( hakim majelis), permintaan ps sendiri atau berdasarkan ketentuan undang2 yg berlaku
C. Sanksi hukum• Psl 79 UU Praktik Kedokteran mengatur bahwa setiap dokter
atau dokter gigi dng sengaja tdk membuat rekam medis dpt dipidana dng pidana kurungan plg lama 1 tahun / denda plg byk 50 juta
• Juga dpt dikenakan sanksi secara perdata
D. Sanksi disiplin dan etik• Dokter dan dokter gigi yg tidak membuat rekam
medis selain mendapat sanksi hukum jg dpt dikenakan sanksi disiplin dan etik sesuai dng UU Praktik Kedokteran, Peraturan KKI, KODEKI, KODEKGI
• Dalam peraturan KKI Nomor 16/KKI/PER/VIII/2006 tntg Tata Cara Penanganan Kasus Dugaan Pelanggaran Disiplin MKDKI dan MKDKIP, ada 3 alternatif sanksi disiplin:
a) Pemberian peringatan tertulisb) Rekomendasi pencabutan STR atau surat izin praktikc) Kewajiban mengikuti pendidikan atau pelatihan di
institusi pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi
PENYIMPANAN REKAM MEDIS
Berdasarkan peraturan Menkes RI No.269/Menkes/Per/III/2008 tetang rekam medis
Pasal 8• Rekam medis pasien rawat inap dirumah sakit wajib disimpan
sekurang-kurangnya untuk jangka waktu 5 tahun, terhitung dari tgl terakhir pasien berobat atau dipulangkan
Pasal 9• Rekam medis pada sarana pelayanan kesehatan non rumah
sakit wajib disimpan sekurang-kurangnya untuk jangka 2 tahun, terhitung dari tgl terakhir pasien berobat
JENIS REKAM MEDIS
a. Rekam medis konvensionalb. Rekam medis elektronik
REKAM MEDIK DI RAK: tidak lengkap, sulit diakses
KARTU REGISTER REKAM MEDIK: perlu waktu lama, sulit dikelola
ISI REKAM MEDIK ELEKTRONIK• Teks (kode, narasi, report)• Gambar (komputer grafik, gambar yang di-scan,
hasil foto rontgen digital)• Suara (suara jantung, suara paru)• Video (proses operasi)
51
KELEMAHAN
Rekam Medis Elektronik• Kepercayaan terhadap komputer:
keterandalan, privasi, keamanan• Pemanfaatan untuk keperluan klinik
sehari-hari (perlu waktu untuk analisis)• Technophobia: sikap negatif atau gagap
teknologi terhadap komputer di tempat kerja
52
Rekam Medis Konvensional• Isi: sulit menemukan data• Fragmentasi: jika masing-masing unit atau instalasi menyimpan rekam medik berbeda untuk orang yang sama• Untuk mengirimkan informasi: data perlu disalin• Tidak bisa mengintegrasikan sistem pendukung keputusan klinik dengan informasi pasien yang telah dikumpulkan
HAK DAN KEWAJIBANHak dan Kewajiban Pasien• Hak : Pasien berhak penuh atas keterangan tentang dirinya yang tertulis dalam RM
dan petugas kesehatan tanpa persetujuan pasien tidak dibenarkan sama sekali menyebarluaskan keterangan tersebut.
• Kewajiban : Pasien wajib memberikan keterangan yang benar dan lengkap tentang identitas, berbagai latar belakang serta masalah kesehatan yang dihadapinya.
Hak dan Kewajiban Petugas Kesehatan• Hak : Petugas kesehatan berhak memperoleh keterangan benar dan lengkap.• Kewajiban :
– Petugas kesehatan wajib menjaga kerahasiaan ini RM dan tidak dibenarkan memberitahukan isi RM tersebut, termasuk juga kepada badan asuransi kesehatan, apabila sebelumnya tidak mendapat persetujuan dari pasien yang bersangkutan.
– Bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kelengkapan penulisan isi RM tersebut.
HAK DAN KEWAJIBANHak dan Kewajiban Sarana Pelayanan Kesehatan • Hak : Hak dari sarana pelayanan kesehatan, misal Klinik Dokter Keluarga, adalah
memiliki RM yang dipergunakan. RM sebagai berkas adalah milik dan inventaris sarana pelayanan kesehatan, tetapi isinya adalah milik pasien.
• Kewajiban : Sarana pelayanan kesehatan bertanggung jawab mnyelenggarakan pelayanan RM yang baik, termasuk bertanggung jawab pula menyediakan berbagai tenaga, sarana, prasarana yang diperlukan
Recommended