View
750
Download
5
Category
Preview:
Citation preview
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. B
DENGAN POST OPERASI PROSTATEKTOMI HARI KE-1
DI RUANG MAWAR III
RSUD DR.MOEWARDI SURAKARTA
Disusun Oleh :
Mustika P 27220010 106
Narita Aprilia Eka Putri P 27220010 107
Noora Chumairoh P 27220010 108
Oktaviani Kathelia Pradesta P 27220010 109
D III BERLANJUT D IV KEPERAWATAN KRITIS
POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
2012
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. B
DENGAN POST OPERASI PROSTATEKTOMI HARI KE-1
DI RUANG MAWAR III
RSUD DR.MOEWARDI SURAKARTA
A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada hari Senin, 11 Juni 2011 pukul 16.00 WIB
dengan anamnesa langsung pada pasien dan keluarga, pemeriksaan fisik serta
catatan status kesehatan pasien di Ruang Mawar III kamar 11A RSUD DR.
Moewardi Surakarta
1. Biodata
a. Identitas Pasien
Nama : Tn. B
Umur : 66 tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : swasta
Alamat : Mangkubumen RT 03/12, Surakarta
Tgl Masuk RS : 30 Mei 2012
No RM : 011119354
Tgl Operasi : 11 Juni 2012
Diagnosa Pre Op : BPH Grade III
Diagnosa Post Op : Post Prostatektomi BPH Grade III
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. D
Umur : 57 tahun
Jenis Kelamin : perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Mangkubumen RT 03/12, Surakarta
Hubungan Dengan Klien : istri
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri pada luka post op di bagian supra
pubik, rasanya nyut-nyutan,kemeng dan njarem dengan skala nyeri 6.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan sekitar 2 tahun yang lalu mengeluh sulit
BAK. Urin keluar sedikit-sedikit (tidak lancar) dan pasien merasa
kandung kencingnya masih terasa penuh. Kemudian pasien hanya
berobat rawat jalan di RS PKU Muhammadiyah Surakarta dan
dipasang kateter untuk mengeluarkan urinnya. Pada pertengahan bulan
Mei, pasien mengeluh tidak bisa BAK selama 2 hari,demam, nyeri
pada area supra pubis,pasien merasa kandung kemihnya
penuh/terdapat retensi urin sehingga pasien dibawa ke RS DKT
(Slamet Riyadi surakarta), selama di RS DKT pasien diberi tindakan
biopsi dan hasilnya pasien didiagnosa BPH. Namun setelah 1 minggu
tidak ada perkembangan kemudian pasien dirujuk ke RSUD Dr.
Moewardi untuk operasi prostatektomy. Operasi dilakukan pada
tanggal 11 Juni 2012 pukul 08.00 WIB.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya,
namun sudah sekitar 5 tahun ini pasien menderita tekanan darah
tinggi.1 tahun yang lalu pasien penah menjalani operasi hernia repair
di RSDM.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien merupakan anak ke tiga dari 4 bersaudara, orang tua
pasien sudah meninggal dunia, kakak pertama pasien telah meninggal
dunia karena stroke dan hipertensi. Istri pasien merupakan anak
pertama dari empat bersaudara,orang tuanya sudah meninggal dunia.
Pasien dan istrinya memiliki anak satu dan memiliki cucu tiga orang,
mereka sekarang sudah punya rumah sendiri. Sedangkan pasien di
rumah bersama istrinya. Pasien mengatakan anggota keluarganya tidak
ada yang menderita penyakit seperti pasien.
Genogram:
Keterangan:
= perempuan
= laki-laki
= saudara laki-laki yang memiliki hipertensi dan stroke
= laki-laki yang sudah meninggal
= perempuan yang sudah meninggal
= pasien
3. Pola Fungsional
a. Pola Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan
Pasien dan keluarga sering bertanya mengenai kondisi pasien,
keluarga pasien sangat memperhatikan kesehatan pasien dengan
membawa pasien ke dokter terdekat bila sakit.
b. Pola Nutrisi dan Metabolik
Sebelum sakit : Pasien makan 3x sehari dengan komposisi nasi, sayur,
lauk, dan habis satu porsi, pasien minum 1800cc/ hari.
Selama sakit : Pasien makan 3x sehari dengan diet lunak dari RS,
setelah operasi pasien dipuasakan selama 24 jam.
Pengkajian nutrisi:
1) Antropometri
BB awal = 52 kg
BB selama sakit = 50 kg
TB = 155cm
BB ideal = (155-100)±10%= 49,5-60,5 kg
2) Biocemical
Hb = 12,6 g/dl
Leu= 14,5 ribu/ul
Erit= 4,07 juta/ul
Hct=30
3) Clinical Sign
Konjungtiva pucat,mukosa bibir lembab
4) Dietary History
Pasien suka makan tengkleng daging kambing
c. Pola Eliminasi
Sebelum sakit : Pasien BAB 1 kali sehari dengan karakteristik:
konsistensi padat, warna kuning jernih, bau khas, pasien biasa BAK 5-
7x/hari @ 150 ccwarna kuning, bau khas.
Selama sakit : Pasien belum BAB sejak post operasi, BAK terpasang
triway cateter (setelah operasi) dengan spooling drainase NaCl lost
clam, urine bag kemerahan isi kurang lebih 3000 cc/hari (ganti 5-6 x
urine bag).
d. Pola aktivitas dan latihan
Sebelum sakit : Pasien bisa melakukan aktivitasnya dengan mandiri.
Selama sakit :Pasien mengatakan aktivitasnya terganggu dengan
dipasangnya selang kateter disaluran kencing dan terasa menjalar
sampai kepinggang.
Pasien mengatakan miring kanan dan kiri terasa sakit, sehingga pasien
hanya tiduran diatas tempat tidur. Dalam pemenuhan kebutuhan pasien
dibantu oleh keluarga seperti mandi/sibin, makan dan minum, ganti
pakaian.
Kemampuan Perawatan Diri
0 1 2 34
Toileting √
Bathing √
Feeding √
Dressing √
Activity √
ROM √
e. Pola Istirahat dan Tidur
Sebelum sakit : Pasien dapat tidur nyenyak dengan waktu 1-2 jam pada
siang hari dan malam hari 6-7jam.
Selama sakit : Pasien tidur dengan waktu 1 jam pada siang hari dan
pada malam hari 7-8 jam.
f. Pola Persepsi dan Kognitif
Pasien mengalami gangguan pada persepsi nyeri, dan dapat dilihat
dengan pendekatan PQRST.
P: Paliatif/provokatif : luka post operasi
Q: qualitas : nyut-nyutan, njarem
R: Regio : dibagian suprapubik
Keterangan:
0 = Mandiri
1 = Alat bantu
2 = Dibantu orang lain
3 = Dibantu orang lain
dengan alat
4 = Tergantung total
S: skala : skala nyeri 6
T: time : hilang timbul, durasa ±1-2 menit, terutama
saat bergerak.
h. Pola persepsi diri dan konsep diri
1) Persepsi diri: pasien ingin cepat sembuh, dengan dilakukannya
perawatan selama di Rumah Sakit sehingga bisa berkumpul dengan
keluarganya.
2) Status emosi: pasien termasuk orang yang sabar.
3) Konsep diri:
a) Citra diri : pasien mengatakan bahwa dirinya adalah laki-laki.
b) Identitas : pasien mengatakan usianya 66 tahun, pekerjaan
seorang petani
c) Peran : pasien adalah seorang suami dan ayah yang baik serta
keluarga yang menafkahi keluarganya.
d) Ideal diri : pasien beranggapan bahwa penyakitnya akan sembuh
bila dirawat di Rumah Sakit.
e) Harga diri : pasien mengatakan tidak malu dengan keadaannya
sekarang.
i. Pola Peran Hubungan
Hubungan pasien dengan keluarga dan lingkungan sekitar cukup
baik. Hal ini terbukti saat pasien sakit banyak keluarga yang menunggu
dan banyak kerabat yang menjenguk.
j. Pola Mekanisme Koping
Dalam menghadapi masalah saat ini, pasien berserah diri kepada
Allah dan selalu berdoa serta menjalani pengobatan sesuai dengan
prosedur yang telah dianjurkan oleh tim medis.
k. Pola Nilai Kepercayaan/Keyakinan
Pasien beragama islam dan taat beribadah. Pasian sholat 5
waktu, selama sakit pasien tidak melaksanakan sholat, karena merasa
nyeri. Keluarga yakin bahwa melalui pengobatan ini pasien dapat cepat
sembuh.
4. Pemeriksaan Fisik Per Sistem (tanggal 11 Juni 2012)
a. Keadaan Umum : Lemah
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda – tanda Vital
TD : 150/90 mmHg
N : 92 x/ menit
S : 36,5 oC
R : 20 x/menit
d. Sistem Pernafasan
DS :
1) Pasien mengatakan tidak sesak nafas
2) Pasien mengatakan lingkungan tempat tinggalnya tidak dekat
dengan daerah berpolusi udara
3) Pasien mengatakan bukan perokok
4) Pasien tidak memakai alat bantu pernafasan
DO :
1) Frekuensi pernafasan : 20 x/menit
2) Irama nafas : regular
3) Tidak terdapat nafas cuping hidung
4) Inspeksi dada : pengembangan dada simetris, tidak terdapat
luka/memar, tidak sianosis
5) Perkusi dada : sonor
6) Palpasi dada : taktil fremitus terasa simetris kanan dan kiri
7) Auskultasi : suara nafas paru vesikuler
e. Sistem Kardiovaskuler
DS :
1) Pasien mengatakan mempunyai riwayat hipertensi sejak ±5
tahun yang lalu
2) Pasien mengatakan suka makan tengkleng (daging kambing)
3) Pasien mengatakan jarang minum obat penurun tensi kecuali
jika tekanan darahnya diatas 160/100 mmHg
4) Pasien mengatakan belum pernah mengalami nyeri dada
5) Kakak pertama pasien telah meninggal dunia karena hipertensi
dan stroke
6) Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit paru,
diabetes mellitus
DO :
1) TD : 150/90 mmHg
2) Denyut Nadi/Pulsasi (arteri radialis) : 92 x/menit
3) Tekanan Vena Jugularis : tidak ada
4) Bunyi jantung S1 dan S2, terdengar regular
5) Capillary refill 2 detik
6) Tidak terdapat varises, phlebitis, maupun oedem pada
ekstremitas
7) Tidak terdapat sianosis dan clubbing finger pada kuku
f. Sistem Persarafan
DS :
1) Pasien mengatakan belum pernah mengalami kecelakaan,
jatuh/trauma.
2) Pasien mengatakan jika tekanan darahnya tinggi (biasanya
diatas 160/100 mmHg) pasien merasa pusing
3) Pasien mengatakan jarang sekali merasakan kesemutan/kebas
(jimpe)
DO :
1) Kesadaran : Compos Mentis
2) GCS : E4V5M6
3) Wajah : Simetris
4) Pupil : isokor
5) Pasien tampak kooperatif
6) Orientasi TWO (tempat, waktu, orang) : baik
7) Fungsi Saraf Kranial/Nervus Cranial (NC)
a) NC I (Olfaktorius), sensorik :
penciuman pasien baik
b) NC II (Optikus), sensorik :
pasien masih bias membaca
tulisan pada jarak ±1 meter
c) NC III (Okulomotorius), motoric :
arah pandang pasien focus pada
penguji, reflex pupil +/+
d) NC IV (Troklearis),
motoric : pasien mampu
menggerakan bola mata ke atas-
bawah dengan bebas
e) NC V (Trigeminus), sensorik dan
motoric : reflex kornea + ketika tangan
penguji didekatkan pada mata pasien,
pasien merasakan sensasi ringan pada
wajah ketika diberikan sentuhan lembut
f) NC VI (Abdusens),
motoric : pasien mampu melirik
kanan-kiri dengan baik
g) NC VII (fasialis), sensorik dan
motoric : wajah pasien tampak simetris
saat tersenyum, menaik-turunkan alis,
pasien mampu merasakan rasa manis,
pahit, manis maupun asam
h) NC VIII (auditorius),
sensorik : pasien mampu
mendengarkan suara dengan
baik, tetapi pendengaran pasien
sedikit berkurang jika
pembicara berbicara pelan
i) NC IX (Vagus), sensorik dan
motoric : pasien tidak memiliki
gangguan menelan
j) NC X (Vagus), sensorik dan
motoric : gerakan palatum dan
gerakan faring baik ketika
pasien berkata “ah”
k) NC XI (Aksesoris spinal), motoric :
gerakan bahu dan kepala baik
l) NC XII (Hiplogosum),
motoric : lidah pasien dapat
bergerak dari samping
kesamping
8) Fungsi saraf motoric
a) Pergerakan sendi : fleksi-ekstensi leher 45o, rotasi leher 180o.
ekstremitas atas pasien (siku) mampu fleksi dan ekstensi 150o,
pronasi-supinasi lengan bawah 90o, pergelangan tangan fleksi-
ekstensi 90o, mengenggam 90o. ekstremitas bawah: fleksi-
ekstensi tungkai 60o, fleksi-ekstensi jari kaki 45o
b) Tonus otot : tidak nampak
c) Kekuatan otot : 5 5
5 5
d) Kemampuan mobilisasi : pasien masih berbaring ditempat tidur
e) Deformitas : -
f) Pembengkakan sendi : -
g) Kontraktur : -
h) Penggunaan alat bantu jalan : -
9) Reflex tendon
a) Biseps : +
b) Trisep : +
c) Tanda rangsang meningen: kaku kuduk: -
d) Babinsky : -
g. Sistem Integumen
DS :
1) Pasien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit/gangguan
kulit
2) Pasien mengatakan kulit didaerah luka post-op terasa cekit-
cekit
DO :
1) Kulit : kuning langsat, turgor kulit 2 detik, S:36,5 oC
2) Rambut : hitam, dominan putih, persebaran tidak merata
3) Kuku : tidak sianosis, tidak terdapat clubbing finger
e. Sistem Perkemihan
DS :
1) Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat gangguan ginjal
2) Pasien mengatakan sejak ±2 tahun yang lalu mengalami sulit
BAK (buang air kecil sedikit-sedikit, tidak tuntas)
3) Pasien mengatakan belum pernah menggunakan obat diuretic
4) Pasien mengatakan BAK 5-7 x/hari dengan jumlah urin
±150/BAK
5) Pasien mengatakan lebih sering merasakan BAK ketika malam
hari (2-3x BAK)
DO :
1) Retensi Urin karena adanya kloting (post-op)
2) Karakteristik urin pasien (pasien terpasang DC, terhubung
dengan urine bag) : warna kemerahan (bercampur darah),
jumlah dalam 1 hari ±1000ml, terdapat bekuan darah
3) Terpasang drainase di bawah umbilikus sebelah kanan, cairan
yang keluar darah ±100 cc
f. Sistem Gastrointestinal
DS :
1) Pasien mengatakan tidak mempunyai pantangan makanan
apapun
2) Pasien biasa makan 3x/hari dengan nasi, sayur, lauk pauk,
minum air putih 1800 cc/hari
3) Selama sakit pasien tidak kehilangan nafsu makan
4) Pasien tidak merasakan mual, muntah ataupun nyeri perut
5) Pasien BAB 1x/hari konsistensi lembek, namun selama di
pasien belum bisa BAB sejak post op
DO :
1) BB pasien: awal 52 kg. selama sakit 50 kg, TB 155cm
2) Pasien tidak halitosis (bau mulut)
3) Kondisi mulut: gigi: premolar atas sudah tanggal 2, tidak ada
karies. Tonsil: tidak ada pembengkakan. Bibir: agak kering,
tidak terdapat stomatitis, mukosa lembab.
4) Pemeriksaan abdomen
Inspeksi : bentuk simetris, tidak ascites, terdapat luka jahit
prostatectomy di area supra pubic (kuadran VIII) dan
terdapat bekas luka operasi hernia repair inguinalis sinistra
sepanjang 6 cm
Auskultasi : peristaltik usus 10 x/menit
Perkusi : Thympani
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan
5) Anus: tidak terdapat hemorrhoid
g. Sistem penginderaan
DS :
1) Pasien tidak mempunyai riwayat infeksi mata/telinga
2) Pasien tidak mempunyai riwayat trauma mata/telinga
3) Pasien tidak mempunyai riwayat penyakit mata/ telinga seperti
katarak, glaucoma, otitis media, tinnitus, dsb
4) Pasien mengatakan jika penglihatannya sekarang berkurang
karena factor usia
5) Pasien juga mengatakan pendengarannya mulai berkurang jika
orang berbicara pelan dan jaraknya jauh
DO :
1) Pemeriksaan Mata
konjungtiva pucat, sklera putih, pupil isokor, tidak terdapat
oedem palpebra, tidak memakai alat bantu penglihatan,
gerakan ekstraokuler/gerakan mata +/+
2) Pemeriksaan Telinga
telinga simetris kanan kiri, tidak terdapat luka, tidak terdapat
serumen, tidak terdapat nyeri tekan
3) Pemeriksaan Hidung
Simetris, mancung, tidak terdapat nafas cuping hidung, bersih,
tidak keluar cairan maupun epistaksis, tidak terpasang canul
O2
h. Sistem Endokrin
DS :
1) Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat DM
2) Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat gangguan
pertumbuhan
DO :
1) Pasien bertubuh proporsional sesuai jenis kelamin dan usianya
2) Struktur, bentuk dan ekspresi pasien normal, tidak ditemukan
adanya kelainan
3) Tidak terdapat hiperpigmentasi kulit
4) Terdapat jakun pada leher pasien
5) Tidak terdapat pertumbuhan rambut yang berlebih pada tubuh
pasien
6) Tidak terdapat pembesaran payudara
7) Tidak terdapat pembesaran abdomen karena lemak
8) Pasien tidak tremor
9) Tidak terdapat pembesaran kelenjar thyroid
10) Tidak ditemukan suara bruit pada leher
11) GDS 95 mg/dl
i. Sistem Cairan dan elektrolit
DS :
1) Pasien mengatakan hanya minum 5-6 gelas air
putih/hari ,@250 cc
2) Pasien mengatakan badannya tidak lemas
3) Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat kejang
DO :
1) Intake cairan :2000 ml
2) Output cairan : BAB+BAK+IWL : 100+1400+450=1950cc
3) Balance cairan:intake –output = 50cc
4) Pasien tidak diare atau muntah
5) Turgor kulit 1 detik
6) Tekstur kulit agak lembab
7) Tidak terdapat oedem
8) Suhu tubuh 36,5 oC
9) Terpasang infus KaEn 20 tpm
j. Sistem Imunitas
DS :
1) Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi
2) Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit hubungan
seksual
3) Pasien mengatakan pernah melakukan transfusi darah (2 colf) 2
hari pre operasi prostatektomy
4) Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit infeksi
kronis
5) Pasien pernah menjalani operasi repair hernia inguinalis di
RSDM pada tanggal 23 januari 2011
6) Pasien tidak mengkonsumsi obat-obatan steroid
DO :
1) Tidak terdapat lesi, erythema maupun purpura pada kulit pasien
2) Tidak terdapat dermatitis
3) Tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe (servikal, aksilaris,
inguinalis)
4) Tidak terdapat nyeri tekan pada kelenjar limfe (servikal,
aksilaris, inguinalis)
k. Sistem Reproduksi
DS :
Pasien berumur 66 tahun, menikah pada usia 24 tahun dengan
istrinya sampai sekarang. Sejak 15 tahun yang lalu pasien sudah tidak
berhubungan suami istri lagi dengan istrinya, karena istrinya sudah
menopause. Pasien dikaruniai 1 orang putri yang sudah memberi 3
orang cucu. Pasien tidak mempunyai riwayat penyakit reproduksi.
Pasien mengatakan tidak pernah memeriksa testis sendiri.
DO :
Pasien mengalami pembesaran prostat sejak 2 tahun yang
lalu. Kini pasien terdiagnosa Benigna Prostat Hiperplasia Grade III.
5. Data Penunjang
a. Serologi tanggal 5 Juni 2012-06-15
tumor marker : PSA (prostat) : 26,25 ng/ml (00,00-4,50)
b. Laboratorium
Tanggal 13 Juni 2012
Pemeriksaan Hasil Rujukan
Hb 12,6 g/dl 13,5 – 17,5
Ht 37 % 33 – 45
Leu 14,5 ribu/ul 4,5 – 11,0
Tromb 250 ribu/ul 150 – 450
Erit 4,07juta/ul 4,50 – 5,90
c. Patologi Anatomi
Pemeriksaan tanggal : 13 Juni 2012
Asal Jaringan : Prostat
Diagnosa Klinik : Benigna Prostat Hiperplasia Grade III
- Makros : Diterima jaringan 2 buah 90 gram, kenyal, coklat, 2
coupe.
- Mikros : Jaringan prostat dengan hiperplasia kelenjar dan stroma
fibromuskular. Tidak didapat tanda-tanda ganas.
- Kesimpulan :Hiperplasia Prostat Benigna.
d. Terapi
1) Infus KaEn 20 tpm
2) Infus NaCl 0,9% 20 tpm
3) Ceftriaxon 2 x 1gr
4) Kalnex 3 x 500mg
5) Ketorolax 2 x 80mg
6) Dexametason 2 x 5 mg
7) Ranitidin 2 x 50 mg
8) Irigasi NaCl
e. Laporan Operasi (tanggal 11 Juni 2012 jam 08.00)
Diagnosa Pre- Operasi : BPH
Tindakan Operasi : Prostatektomy
Hemoglobin : 11, 7 g%
Golongan Darah : B
Induksi : Butain
Jenis Anastesi : Regional Anestesi
Jenis Operasi : Besar
Prostatectomy :
1) Pasien tidur telentang di meja operasi dengan spinal anestesi .
2) Desinfeksi area operasi, tutup duk steril
3) Insisi medial infra umbilikal 15cm
4) Perdalam insisi sampai vesica urinaria
5) Buli (+) dibuka, pengambilan prostat ke arah buli
6) Dilakukan prostatektomi trans vesikamassa kesan vesika ± 40gr
7) Jahit leher buli dengan savyl 2 – 0
8) Perdarahan berhenti, pasang kateter 3 way 22F
9) Kembangkan balon 40cc
10) Tutup buli, bocor (-)
11) Tutup luka operasi lapis demi lapis dengan meninggalkan drain
12) Operasi selesai.
B. Data Fokus
DS :
- Pasien mengatakan nyeri pada luka post op.
- Pasien mengatakan tidak leluasa/kesulitan dalam beraktivitas karena takut
nyeri.
- P : luka post operasi
Q : nyut-nyutan, njarem,kemeng
R : di bagian supra pubik
S : skala nyeri 6
T : hilang timbul durasi ±1-2 menit terutama saat bergerak
- Klien mengatakan belum bisa turun dari tempat tidur.
- Klien mengatakan kalau untuk duduk luka operasinya masih sakit
DO :
- Pasien tampak lemah
- Pasien tampak meringis kesakitan.
- TTV
TD : 150/90 mmHg
S : 36,5 oC
N : 92 x/ menit
R : 20 x/menit
- Pasien tampak tidur terlentang
- Pasien nampak memegangi perutnya saat bergerak
- Terpasang infus NaCl 20 tpm pada ekstremitas kanan atas
- Terdapat luka jahitan prostatectomy pada daerah suprapubic ± 7 cm
- Terpasang DC dan irigasi , urine keluar berwarna merah ± 1000
cc,terpasang drainase di bawah umbilikus sebelah kanan, cairan yang
keluar darah ±100 cc.
- Hasil Lab. Hb 12,6 gr/dl, Leu 14,5 ribu/ul, Erit 4,07 juta/ul
- Terdapat gumpalan darah di tepi dalam selang cateter
- Aktivitas pasien dibantu oleh keluarga
ADL :
Kemampuan Perawatan Diri
0 1 2 3 4
Toileting √
Bathing √
Feeding √
Dressing √
Activity √
ROM √
- Pasien tampak hati-hati ketika bergerak
C. Analisa Data
No Data Fokus Masalah Etiologi
1. DS :
- Pasien mengatakan nyeri
pada luka post op
- P : luka post operasi
Q : nyut-nyutan, njarem
R : di bagian supra pubik
S : skala nyeri 6
T : hilang timbul durasi
±1-2 menit terutama saat
bergerak
Gangguan rasa
nyaman nyeri
terputusnya
kontinuitas
jaringan
(tindakan
pembedahan post
operasi BPH)
Keterangan:
0 = Mandiri
1 = Alat bantu
2 = Dibantu orang lain
3 = Dibantu orang lain
dengan alat
4 = Tergantung total
DO : - Pasien tampak meringis
kesakitan.
- TTV
TD : 150/90 mmHg
S : 36,5 oC
N : 92 x/ menit
R : 20 x/menit
- Pasien nampak
memegangi perutnya saat
bergerak
- Pasien nampak tidur
terlentang
2. DS:-
DO:
- Terpasang DC dan drainase
, urine keluar berwarna merah
± 1000 cc
- Terdapat gumpalan darah di
tepi dalam selang cateter
Resiko retensi
urin
Obstruksi
gumpalan
darah/kloting
3. DS : -
DO :
- Pasien terpasang infus
NaCl 20 tpm pada
ekstremitas kiri atas
- Terdapat luka jahitan
prostatectomy pada
daerah suprapubic ± 7
cm
- Terpasang DC dan
Resiko infeksi Tindakan
pembedahan dan
tindakan invasive
irigasi,urine berwarna
merah, jumlah cairan
1500cc diganti 5x sehari)
- Terpasang irigasi di
bawah umbilicus, cairan
darah 100 cc
- Hb 12,6 gr/dl
- Leukosit 14,5 ribu/ul
- Eritrosit 4,07 juta/ul
4. DS :
- Pasien mengatakan tidak
leluasa/kesulitan dalam
beraktivitas karena takut
nyeri.
- Klien mengatakan
belum bisa turun dari
tempat tidur.
- Klien mengatakan kalau
untuk duduk luka
operasinya masih sakit
DO :- Pasien tampak lemah
- Pasien tampak tidur
terlentang
- Pasien tampak hati-hati
ketika bergerak
- Pasien dibantu keluarga
dalam pemenuhan ADL
Aktivitas pasien dibantu
oleh keluarga
Kemampuan 0 1 2 3 4
Gangguan
mobilisasi
Nyeri post op
Perawatan
Diri
Toileting √
Bathing √
Feeding √
Dressing √
Activity √
ROM √
D. Diagnosa Keperawatan Post Operasi
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas
jaringan (tindakan pembedahan post operasi BPH)
2. Resiko retensi urin berhubungan dengan obstruksi gumpalan darah/kloting
3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan Tindakan pembedahan dan
tindakan invasive.
4. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri post op.
E. Intervensi
No Intervensi
Keterangan:
0 = Mandiri
1 = Alat bantu
2 = Dibantu orang lain
3 = Dibantu orang lain
dengan alat
4 = Tergantung total
Dx RasionalisasiTujuan dan KH Tindakan
1 setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 3x24 jam Nyeri
berkurang atau hilang.
- Klien mengatakan
nyeri berkurang /
hilang.skala 3-4
- Ekspresi wajah klien
tenang.
- Tanda – tanda vital
dalam batas normal.
S = 36-370C
T=
N = 60-100 x/mnt
R = 16-20 x/mnt
1. kaji skala nyeri
klien
2. Ajarkan teknik
relaksasi napas
dalam bila bergerak
saat nyeri muncul
3. Berikan posisi
yang nyaman
4. Anjurkan pada
klien untuk tidak
duduk dalam waktu
yang lama sesudah
tindakan TUR-P.
5. Jagalah selang
drainase urine tetap
aman dipaha untuk
mencegah
peningkatan
tekanan pada
kandung kemih.
Irigasi kateter jika
terlihat bekuan pada
selang.
6. Laksanakan
terapi pemberian
analgetik
1.Mengetahui
perkembangan lebih
lanjut, agar dapat
menetukan intervensi
yang tepat
2.Menurunkan
tegangan otot,
memfokuskan
kembali perhatian dan
dapat meningkatkan
kemampuan koping.
3.Melancarkan
sirkulasi dan
mengurangi nyeri
4.Mengurangi tekanan
pada luka insisi
5.Sumbatan pada
selang kateter oleh
bekuan darah dapat
menyebabkan distensi
kandung kemih
dengan peningkatan
spasme.
6.memblok lintasan
nyeri
2 Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 1x24 jam tidak
terjadi retensi
urin,dengan kriteria hasil:
1. pantau jumlah
dan cairan yang
keluar dari selang
cateter
2.kaji respon pasien
1.adanya perubahan
warna dan jumlah
mungkin ada
masalah dalam
bladder
- Warna urin dan
cairan merah jernih
- Tidak terdapat
gumpalan darah
dalam selang
- Cairan irigasi lancar
- Jumlah cairan yang
terdapat di urine bag
± 200 cc/jam
3.lakukan bladder
spooling
4. berikan cairan per
oral dan parenteral
5.fiksasi selag
cateter pada paha
pasien,usahakan
urine bag berada
lebih rendah dari
tubuh pasien
2. respon pasien
menandakan adanya
masalah dalam
bladdernya
3.meghindari kloting
secara dini
4.memperbanyak
produksi urin
5.agar aliran cairan
bisa maksimal
sehingga tidak
terjadi cloting pada
selang
3 setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 2x24 jam Tidak
terjadi infeksi
- Klien tidak
mengalami infeksi.
- Dapat mencapai
waktu penyembuhan.
- Tanda – tanda vital
dalam batas normal dan
tidak ada tanda – tanda
infeksi (kalor, dolor,
rubor,
tumor,fungsiolesa)
- Leukosit, eritrosit,Hb
dbn
1. Observasi tanda –
tanda vital, laporkan
tanda – tanda infeksi.
2. Pertahankan sistem
kateter steril, berikan
perawatan kateter
dengan steril.
3. Anjurkan intake
cairan yang cukup
(2500 – 3000 ml)
sehingga dapat
menurunkan
potensial infeksi.
4. Lakukan medikasi
dengan prinsip steril
5. Jaga kebersihan luka
6. Pertahankan posisi
urobag dibawah.
7. Kolaborasi dengan
1Mencegah sebelum
terjadi infeksi.
2Mencegah
pemasukan bakteri
dan infeksi
3Meningkatkan
output urine
sehingga resiko
terjadi ISK
dikurangi dan
mempertahankan
fungsi ginjal.
4Memutus
penyebaran
mikroorganisme
5Menjaga agar
keadaan baik dan
terhinda dari
perkembangbiakan
dokter untuk
memberi obat
antibiotik.
kuman
6Menghindari refleks
balik urine yang
dapat memasukkan
bakteri ke kandung
kemih.
7Untuk. mencegah
infeksi dan
membantu proses
penyembuhan
4 Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 3x24 jam
diharapkan gangguan
mobilitas fisik dapat
teratasi dengan kriteria
hasil:
- pasien dapat melakukan
mobilisasi secara
bertahap
- Pasien dapat
memenuhi AL nya
secara bertahap atau
dibantu sebagian
1. kaji kemampuan
mobilisasi pasien
2.bantu pasien
melakukan aktivitasnya
secara bertahap
3.Libatkan anggota
keluarga dalam
pemenuhan ADL pasien
4.anjurkan pasien
menggunakan teknik
relaksasi sebelum dan
sesudah memulai
aktifitas
1. dari pengakjian
dapat ditentukan
intrvensi keperawatan
selanjutnya
2.3 membantu
pemenuhan ADL
pasien
4.mengurangi nyeri
saat beraktifitas
F. Implementasi
Tgl/Jam No Tindakan Respon Pasien
Dx
11 Juni
2012
16.25
1 Memberi posisi nyaman,semi
fowler
S: pasien mengatakan lebih nyaman
O: pasien nampak lebih nyaman
16.30 1,2 Memberi injeksi
- Dexametason 5 mg
- Ceftriaxon 1gr
S:pasien mengatakanbersedia untuk
disuntik.
O:obat masuk lewat IV intra
selang, tidak terdapat tanda-tanda
flebitis
19.00 1 Mengkaji ulang nyeri S: pasien mengatakan nyeri pada
bagian bekas jahitan,apalagi bila
digunakan bergerak
P:luka pos op
Q:nyeri sengkrang-sengkrang
R: bagian jahitan dan luka
pembedahan
S: skala 6
T: hilang timbul
19.10 1 Menganjurka nafas dalam bila nyeri
muncul
S:pasien mau melakukan nafas
dalam
O: pasien dapat melakuan nafas
dalam
20.00 2 Memeriksa cairan irigasi S:-
O:-cairan irirgasi 1300 cc,warna
kemerahan,terdapat gumpalan
dipinggir selang, aliran lancar
20.00 3 Memeriksa cairan drainase S:-
O:-cairan darah,jumlah 100 cc
24.00 1,3 Memberikan injeksi S: pasien mengatakan bersedia
- Kalnex 500mg
- Ketorolax 80mg
disuntik
O: obat masuk melalui iv intra
selang
-tidak ada tanda-tanda flebitis
12 Juni
2012
08.30
1,3 Memberikan injeksi
- Ceftriaxon 1gr
- Dexametason 5mg
S: pasien mengatakan bersedia
disuntik
O: obat masuk melalui iv intra
selang
-tidak ada tanda-tanda flebitis
09.00 1 Mengukur TTV dan memeriksa
KU
S: pasien mengatakan pusing dan
lemas
O: -pasien nampak lemah
TTV
T: 140/90
N:88x/menit
R:20x/menit
S:36,70C
10.00 4 Membantu pasien berpakaian S: pasien mengucapkan terima
kasih
D: pasien nampak menyeringai saat
bergerak memakai baju
10.05 4 Melibatkan istri pasien dalam
memakaikan baju
S:-
O: pasien agak kesulitan dalam
memakai baju
13 Juni
2012
09.00
3 Melakukan perawatan luka post op S: pasien mengatakan nyeri saat
luka dibuka
O: nampak luka bersih, terdapat 7
jahitan, tidak terdapat pus, tidak
kemerahan
10.00 2 Memeriksa cairan irigasi S: pasien mengatakan bahwa tadi
sudah diganti 2x sejak tadi malam
O: cairan berwarna merah bening,
jumlah 500cc, terdapat gumpalan
darah dipinggir selang bagian
dalam
16.00 1 Mengkaji ulang nyeri S: pasien mengatakan lebih nyaman
setelah dimedikasi tadi
P:luka post op
Q:nyut-nyutan
R:bagian luka post op
S: skala 5
T: hilang timbul
19.00 2 Melakukan bladder spooling S: pasien mengatakan nyeri pada
bladdernya
O: terdapat stolsel diameter ±3
cm,cairan NaCl yang masuk 100
ml
G. Evaluasi
Tgl/jamNo
DxEvaluasi
14 Juni
2012
09.00
1 S: - pasien mengatakan nyeri berkurang,skala 5
-Pasien mengatakan sudah bisa mengontrol nyerinya
O: - pasien nampak lebih tenang
-TTV:
TD: 140/90 mmHg
N: 85x/menit
R:19x/menit
T:36,70C
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
- Memberikan posisi nyaman pasien
- Menganjurkan nafas dalam
- Memberikan injeksi ketorolac 80 mg
10.00 2 S:
O:- cairan yang keluar berwarna kemerahan jernih,tidak terdapat stolsel
-Jumlah cairan 1500cc
-Cairan irigasi lancar
A: Masalah teratasi
P: Lanjutkan intervensi : pantau jumlah dan warna cairan yang keluar
09.00 3 S: pasien mengatakan tidak terasa panas pada luka post op
O:- tidak terdapat tanda-tanda flebitis
-Luka bersih,tidak ada pus maupun kemerahan
A: Masalah teratasi
P: Lanjutkan intervensi
- Lakukan medikasi dengan tekik aseptik
- Jaga kebersihan luka
12.00 4 S: -pasien mengatakan sudah mampu bergerak dan berani untuk
bergerak
-pasien mengatakan sudah mampu beraktifitas sebagian dan bertahap
O: - pasien mampu memenuhi ADL nya sebagian
-pemenuhan ADL pasien sebagian masi dibantu istrinya
A: Masalah teratasi
P: Lanjutkan intervensi : libatkan anggota keluarga dalam pemenuhan
ADL pasien
Recommended