Askep Diare Pada Anak

Preview:

DESCRIPTION

diare merupakan suatu penyakit atau gejala yang ditandai dengan buang air besar lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi cair

Citation preview

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN DIARE(GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT)

Tim Keperawatan AnakProgram Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Definisi• Diare adalah buang .air besar (defikasi) -dengan tinja

berbentuk -cairan atau setengah cairan, sehingga kandungan air pada tinja lebih banyak dari keadaan normal, yaitu 100 - 200 ml sekali defikasi (Hendarwanto, 1999)

• Diare adalah defikasi encer lebih dari 3 kali sehari tanpa/ dengan daerah/ sendiri didaJam tinja (WHO, 1980)

• Diare adalah keadaan frekuensi buang air bssar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak dengan konsistensi faeces encer, dapat berwama hijau atau bercampur lendir dan darah (Ngastiah, 1999)

Etiologi

• Faktor infeksi• Faktor Malabsorpsi • Faktor makanan• Lain-lain

a. Imunodefisiensib. Gangguan psikologis (cemas dan takut)c. Faktor-faktor langsung:

- KKP (Kurang Kalori Protein)- Kesehatan pribadi dan lingkungan- Sosioekonomi

GEJALA KLINIS

mula‑mula bayi dan anak menjadi cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat kemudian timbul diare

tinja cair, mungkin disertai lendir atau darah, warna tinja makin lama berubah menjadi kehijauan karena bercampur dengan empedu

anus dan sekitarnya lecet karena seringnya defekasi dan tinja yang asam

Tanda-tanda dehidrasi, syok

Patofisiologi

Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare:

1. Diare osmotik :

akibat adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap usus

menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meningkat

menyerap air dan elektrolit kedalam rongga usus

terjadi diare

2. Diare sekresi :

akibat rangsangan tertentu (toksin) pada dinding usus

terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus

terjadi diare

3. Gangguan motilitas usus

hiperperistaltik penyerapan makanan < diare

hypoperistaltik overgrowth bakteri diare

Komplikasi1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik,

isotonik/ hipertonik)2. Renjatan hipovolemik3. Hipokalemia/ dengan gejala meteorismus,

hipotoni otot, lemah, takikardia,perubahan EKG)

4. Hipoglikemia5. Intoleransi sekunder akibat kerusakan vili

mukosa usus dan defisiensi enzim laktosa6. Kejang, pada dehidrasi hipertonik7. Malnutrisi energi protein (muntah dan mual

bila lama/ kronik)

Derajat Dehidrasi• Kehilangan BB1. Tidak ada dehidrasi : menurun BB < 2 %2. Dehidrasi ringan : menurun BB 2 - 5%3. Dehidrasi sedang : menurun BB 5 - 10%4. Dehidrasi berat : menurun BB 10%

• Meurice King

Perlu diperhatikan 4 J pd pemberian cairan, yaitu :a. Jenis cairanb. Jalan pemberianc. Jumlah cairand. Jadwal (kecepatan) pemberian cairan

PENATALAKSANAAN NDasar penatalaksanaan diare adalah :

a. Pemberian cairan

b. Dietetik (pemberian makanan)

c. Obat-obatan

d. Obat penyakit penyerta

PEMBERIAN CAIRAN

Tujuan / terapi rehidrasi yang disebabkan diare :

1. Mengoreksi kekurangan cairan dan elektrolit secara cepat (terapi rehidrasi)

2. Mengganti cairan yang hilang sampai diare berhenti (terapi rumatan)

Kehilangan cairan dan elektrolit ini dapat diganti baik secara oral maupun intravena

Rehidrasi intravena biasanya untuk rehidrasi penderita dehidrasi berat

TERAPI REHIDRASI

* Natrium bikarbonat 2,5 g – bikarbonat 30 mmol/L

Komposisi cairan oralit yang dianjurkan WHO / UNICEF

Kandungan Jumlahg/l

Ion Konsentrasi mmol/l

Natrium klorida

Trinatrium sitrat, dihidrat

Kalium clorida

Glukosa (anhidrous)

3,5

2,9

1,5

20,0

Natirum

Sitrat

Kalium clorida

Glukosa

90

10*

80

111

JUMLAH ORALIT YANG HARUS DIBERIKAN PADA PENDERITA DIARE :

1. DIARE TANPA DEHIDRASI

Berikan oralit dosis pemeliharaan seperti dibawah ini

(untuk mencegah dehidrasi), sampai diare berhenti

UmurJumlah oralit yang diberikan tiap b.a.b.

ml Gelas

Dibawah 1 thn 50 – 100 ml ½ gelas

1 – 4 thn 100 – 200 ml 1 gelas

5 – 12 thn 200 – 300 ml 1 ½ gelas

Dewasa 300 – 400 ml 2 gelas

b. Terapi rumatan = lihat tabel diatas

Pemberian oralit sebaiknya menggunakan sendok

2. DIARE DENGAN DEHIDRASI RINGAN-SEDANG

Berikan oralit seperti dibawah ini, untuk mencegah dehidrasi :

1. a. Terapi dehidrasi : BB x 75 ml, habiskan 3 jam

b. Terapi rumatan : BB x 10 ml, setiap anak b.a.b.,

berikan terus sampai diare berhenti2. a. Terapi dehidrasi

UmurJumlah oralit yang diberikan dlm 3 jam

ml Gelas

Dibawah 1 thn 300 ml 1 ½ gelas1 – 4 thn 600 ml 3 gelas5 – 12 thn 1200 ml 6 gelasDewasa 2400 ml 12 gelas

PEMBERIAN CAIRAN PADA NEONATUS :Macam cairan :

NaCl 0,18% = ¼ IVFD : Glucosa 10%

Glucosa NSD : Glucosa 5%

Bila ada acidosis ……….NaBic 2%.....8 cc/kgBB/hariBila ada hipokalemia …..KCl 15%…..1 cc/kgBB/hari

Oral KCl 3%…..2,5 cc/kgBB/hari

REHIDRASI INTRA VENA :

DEHIDRASI BERAT : 2 jam pertama 5 tetes/kgBB/menit I.V.(Bila ada shock, darah 10 cc/kgBB dalam spluit)

22 jam berikutnya 3 tetes/kgBB/menit …….. I.V.

DEHIDRASI SEDANG : 3 tetes/kgBB/menit ……….. I.V./NSDmerata dalam 24 jam

DEHIDRASI RINGAN : 2 tetes/kgBB/menit ……………. NSDmerata dalam 24 jam, atau

150 cc/kgBB/hari ………………. Oral

Bila masih shockDARAH : 10 cc/kgBB (spuit)

PEMBERIAN CAIRAN PADA ANAK DENGAN DEHYDRASI BERAT

Zone dehydrasi berat :

Umur diatas 3 bulan Kurang dari 3 bulanCairan I

30 cc/kgBB/menit10 tts/kgBB/menit

Cairan IIIatau RL + Glukosa 5% aa30 cc/kgBB/2 jam5 tts/kgBB/menit

OBSERVASI KETAT

Zone dehydrasi sedang :Sesudah 1 – 2 jam

Cairan III.V. : Cairan III

70 cc/kgBB/7 jam3 tts/kgBB/menit

N.S. : Cairain II70 cc/kgBB/6 jam3 tts/kgBB/menit

Mulai realimentasi per-oralBila tak mungkin, tetap I.V./N.S.

Zone dehydrasi ringan :

Sesudah8 jam Cairan II

Boleh tetap I.V. atau N.S./oral 150 cc/kgBB/24 jam 2 tts/kgBB/menit

I.V. : Cairan III N.S. : Cairan II 150 cc/kgBB/24 jam 2 tts/kgBB/menit

Zone reconvalescen :

Keesokan hari

MACAM CAIRAN :

Cairan I : Ringer lactate (R.L.)

Garam faali (P.Z.) Cairan II : P.Z. + Gluc. 5% 1 : 4 + Bic (30 meq/L) + KCl (20 meq/L)

Cairan III : P.Z. + Gluc. 10% = 1 : 4 +

Bic (15 meq/L) + KCl

(10 meq/L)

1. Pemeriksaan tinjamakroskopik dan mikroskopikpH, dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet clinitest, bila diduga terdapat intoleransi laktosabila pedu dilakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi (culture dan sensitivity test)

2. Pemeriksaan analisa gas darah3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui

faal ginjal4. Pemeriksaan serum elektrolit terutama kadar natrium,

kalium, calsium dan fosfor (terutama pada penderita diare yang disertai kejang)

5. Pemeriksaan kadar glukosa darah bila terdapat tanda-tanda hipoglikemia

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Asuhan Kperawatan

PengkajianRiwayat• Diare : sejak kapan, frekuensi, konsistensi,

warna,bau,ada/tdk lendir, anggota klg lain diare• Muntah : frekuensi, jumlah• Kencing• Penyakit lain yg menyertai misal batuk pilek, otitis media,

campak• Makan minum sebelum & selama diare• Tindakan yg telah dilakukan ibu selama anak diare• Riwayat imunisasi

Pemeriksaan fisik• Periksa apakah ada tanda-tanda

dehidrasi• Tentukan apakah diare tanpa

dehidrasi, dehidrasi ringan,sedang atau berat

• Periksa apakah ada penyakit lain• Perika & tentukan status gizinya

Diagnosa Keperawatan

• Kekurangan volume cairan b/d kehilangan kelebihan melalui faeces dan . muntah serta intake terbatas (mual).

• Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan absorbsi nutrien dan peningkatan peristaltik usus.ii

• Nyeri (akut) b/d hiperperistaltik, iritasi fisura perektal• Resiko gg integiritas kulit b/d seringnya buang air

besar• Kecemasan anak/ orang tua b/d perubahan status,

kesehatan anaknya• Kurang pengetahuan tentang penyakit

References

• Buediarso, Aswhita, Halimun dan Suharyonc,. (1999). Gastroenterologi-Anak Praktis, Balai Penerbitan FKUI, Jakarta.

• Ngasiiyah (1997), Perawatan Ariak Sakit, EGC, Jakarta, • Price dan Wilson (1995), Patoftsiologl Konsep Klinis, Proses Penyakit, Buku I,

Edisi 4, EGC, Jakarta.• Santoso, N. Budi, Diare Pada Bayi Dan Anak, Lab/SMF. Ilmu Kesehatan Anak

FK. Unibraw/RSU Dr. Saiful Anwar Malang• Soetjiningsih (1988), TumbuH Kembang Anak, EGC, Jakarta, • Soeparman dan Waspadji (1990), llmu Penyakit Datam, Jilid I, Edisi ke 3,

Balai Penerbitan FKUI, Jakarta. • Sariadi dan Yuliani, Rita (2001), Asuhan Keperawatan

www.hc-sc.gc.ca-fnihb-ons-nursing-resources/pedriatic_guidelines• www.icondata.com/health/pedbase• www.nlm.nih.gov/medlineplus• http://www.emedicine.com/emerg/topic376.htm