View
84
Download
2
Category
Preview:
DESCRIPTION
askep dbd
Citation preview
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK GASTROENTERITIS
Disusun oleh Kelompok 8
Bayu Pratama Putri Tri Nopianti
Januari Ahmad Siti Julayha Desmayanti
Yayan Alpirido Yuni Sartika
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
PALEMBANG
TAHUN 2014/2015KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat yang dicurahkan-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat waktu yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada Anak dengan Gastroenteritis”. Terima kasih kepada dosen pembimbing, teman-teman, dan juga orang tua, atas dorongan yang telah diberikan kepada penulis sehingga askep ini dapat terbentuk.
Askep ini juga tidak luput dari kekurangan dan kekeliruan yang disebabkan oleh keterbatasan kemampuan dan literatur yang sangat kurang yang ada pada penulis, kepada dosen penulis mohon maaf. Penulis menyadari sepenuhnya askep ini masih jauh dari sempurna, segala sumbang saran, gagasan, pemikiran dan koreksi dari semua pihak yang dapat memperkaya, menambah kelengkapan tulisan ini sangat kami harapkan.
Semoga askep ini dapat bermanfaat bagi pembaca terutama bagi penulis sendiri, dan dapat berguna dimasa yang akan datang. Aamiin,,,
Palembang, 25 Juni 2015
penulis
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN
GASTROENTERITIS
BAB 1A. Defenisi
Suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak seperti biasanya, ditantai
dengan peningkatan volume, keenceran serta frekuensi lebih dari 3 kali dan pada
neonates lebih dari 4 kali sehari dengan atau tanpa lender darah.
Gasroenteritis adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan 3
kali pada anak konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur
lendir dan darah atau lendir saja.
Gastroenteritis adalah inflamasi lambung dan usus yang disebabkan oleh berbagai
bakteri, virus dan phatogen parasitik.
Salah satu komplikasi gastroenteritis adalah dehidrasi. Klasifikasi tingkat dehidrasi
menurut Hidayat adalah:
1. Dehidrasi ringan
Apabila kehilangan 2-5% berat badan atau rata-rata 25ml/kg BB dengan gambaran klinik
turgor kulit kurang elastic, suara serak, penderita belum jatuh pada keadaan syok .
2. Dehidrasi sedang
Apabila kehilang cairan 5-8%dari berat badan atau rata-rata 75ml/kg dengan gambaran
klinik turgor kulit jelek, suara jelek, penderita jatuh syok, denyut nadi cepat dan dalam.
3. Dehidrasi berat
Apabila kehilangan cairan 8-10% dari berat badan atau rata-rata 125ml/kgBB, pada
dehidrasi berat volime darah berkurang sehingga terjadi renjatan hipovolemik dengan
gejala denyut jantung cepat, nadi cepat dan kecil, tekanan darah menurun.
B. Etiologi
Fakror penyebab diare menurut Ngastiyah adalah:
1. Faktor Infeksi
Infeksi internal adalah infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab
utama gastroenteritis pada anak. Infeksi internal meliputi:
a. Infeksi bakteri, seperti Vibrio, E.coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia,
Aeromonas, dan sebadainya.
b. In.eksi Virus, yaitu Enterivirus(Virus ECHO, Coxsackie, Poliomyelitis, Adeno-virus,
Rotavirus, dan lain-lain.
c. Infeksi parasit: Cacing(Ascaris, Trichuris, Oxyuris, Strongyloides), protozoa(Entamoeba
histolytica, Giardia lambia, Trichomonas hominis) dan jamur (Candida albicans).
2. Infeksi parenteral
Infeksi parenteral ialah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti: otitis media
akut(OMA), tonsillitis/tonsilofaringitis, bronkopneumonia, ensefalitis, dan sebagainya.
3. Faktor malabsorpsi
Malabsorpsi karbihidrat, misalnya disakarida(intoleransi glukosa, fruktosa, dan
galaktosa); malabsorpsi lemak dan malabsorpsi protein.
4. Faktor makanan, yaitu makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan
5. Faktor psikologis, yaitu rasa takut dan cemas(jarang, tetapi dapat terjadi pada anak yang
lebih besar.
C. Patofisiologi
Gastroenteritis adalah peningkatan keenceran dan frekuensi tinja. Gastroeneteritis dapat
terjadi akibat adanya zat yang tidak dapat diserap oleh tinja, yang disebut diare osmotic,
atau karena iritasi adalah infeksi virus atau bakteri diusus hakus distal atau usus besar.
Gastroenteritis dapat ditularkan melalui rute rectal oral dari orang keorang beberapa
fasilitas keperawatan harian juga meningkatkan resiko diare. Transfort akibat rangsang
toksin bakteri terhadap elektrolit kedalam usus halus, sel mukosa intestinal mengalami
iritasi dan meningkatkan sekresi cairan dan elektrolt. Mikroorganisme yang masuk akan
merusak sel mukosa intestinal sehingga menurunkan area permukaan intestinal.
Iritasi oleh usus suatu pathogen mempengaruhi lapisan mukosa usus, sehingga terjadi
peningkatan produk-produk sekretorik, termasuk mucus. Iritasi oleh mikroba juga
mempengaruhi lapisan otot sehingga terjadi peningkatan motilitas. Peningkatan motilitas
mengakibatkan banyak air dan elektrolit terbuang karena waktu yang tersedia untuk
penyerepan zat-zat tersebut dikolon berkurang. Individu yang mengalami diare berat
dapat meninggal akibat syok hipovolemik dan kelainan elektrolit. Toksin colera yang
ditularkan melalui bakteri kolera adalah contoh dari bahan yang sangat merangsang
motilitas dan secara langsung dapat menyebabkan sekresi air dan elektrolit kedalam usus
besar sehingga unsure-unsur plasma yang penting ini terbuang dalam jumlah yang besar.
Gangguan absorpsi caiarn dan elektrolit dapat menyebabkan peradangan dan menurunkan
kemampuan intestinal. Meningkatnya motilitas dan cepatnya pengosongan pada intestinal
merupakan ganguan dari absorpsi dan sekresi cairan elektrolit yang berlebihan. Cairan
sodium potassium dan karbonat berpindah dari rongga ekstra seluler kadalam tinja
sehingga menyebabkan dehidrasi dengan empedu. Anus dan daerah sekitarnya timbul
lecet karena sering defekasi dan tinja makin lama makin asam semakin akibat banyak
asam laktat yang berasal dari laktosa yang tidak absorpsi oleh usus selama diare. Gejala
muntah dapat disebabkan Karena lambung turut meradang atau akibat gangguan
keseimbangan asam basa dan elektrolit, gejala dehidrasi mulai Nampak yaitu berat badan
turun, turgor berkurang, mata dan ubun-ubun besar dan cekung(pada bayi), selaput lendir
bibir dan mulut serta kulit Nampak kering.
D. Penatalaksanaan
Dasar pengobatan diare adalah:
1. Pemberian cairan(Rehidrasi)
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam rehidrasi adalah jenis cairan, cara pemberian
caiaran, dan jumlah pemberiannya. Cara memberikan cairan dalam terapi rehidrasi adalah
jika belum ada dehidrasi: anjurkan anak untuk minum(ad libitum) atau 1 gelas tiap
defekasi , Dehidrasi ringan: 1 jam pertama 25-50ml/kg BB per oral(intragastrik),
selanjutnya 125ml/kg hari ad libitum. Dehidrasi sedang: 1jam pertama 50-100ml/kg BB
per oral/ intragastrik selanjutnya 125ml/kg BB /hari ad libitum. Dehidrasi berat
dilakukan rehidrasi sesuai dengan umur dan berat badan pasien sebagai berikut:
a. Untuk anak 1bulan-2tahun berat badan sampai 3-10kg . 1jam petama=40ml/kg BB/jam
=10 tetes/kg BB/menit(set infus berukuran 1ml=15tetes). 7jam berikutnya=12ml/kg
BB/menit =3tetes/kg BB/menit(set infu 1ml= 15 tetes). 16 jam berikutnya 125 ml/kg BB
oralit peroral atau intragastrim bila anak tidak mau minum teruskan DG an intravena 2
tetes/ kg BB/menit (set infuse 1ml= 15 tetes)
b. Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15kg. 1jam pertama yaitu
30ml/kg BB/jam . 7 jam berikutnya yaitu 10ml/kg BB/jam atau 3 tetes /kg BBmenit (1
ml= 15 tetes). 16 jam berikutnya 125ml/kg BB oralit peroral atau intragastrik.
c. Untuk anak 5-10 tahun dengan berat badan 15-25 kg. 1jam pertama yaitu 20ml/kg
BB/jam atau 5 tetes/kg BB/menit(1ml=15 tetes). 7jam berikutnya yaitu 10 ml/kg BB/jam
atau 2 ½ tetes/kg BB/menit(1 ml=15 tetes). 16 jam yaitu 105 ml/kg BB oralit peroral atau
bila anak tidak mau minum dapat diberikan DG aa intavena 1 tetes/kg BB/menit(1 ml=
15 tetes) atau 1 ½ tetes/kg BB/menit(1ml=20 tetes).
d. Untuk bayi baru lahir(Neonatus) dengan berat badan 2-3 kg, kebutuhan cairannya yaitu
125 ml + 100 ml + 25 ml=250ml/kg BB/24 jam. Jenis cairan 4 : 1(4 bagian glukosa 5%
+ 1 bagian NaHCO3 1 ½ %). Kecepatan pemberian cairan yaitu 4 jam pertama= 25ml/kg
BB/jam atau 6 tetes/kg BB/menit(1 ml = 15 tetes) 8 tetes/kg BB/menit(1 ml= 20 tetes).
20 jam berikutnya yaitu 150 tetes/kg BB/20jam atau 2 tetes/kg BB/menit( 1 ml= 15
tetes).
e. Untuk dengan berat badan lahir rendah, dengan berat badan 2 kg. Kebutuhan cairannya
adalah 250ml/kg BB/24 jam. Jenis cairan yang diberikan yaitu caira 4 : 1(4 bagian
glukosa 10% = 1 bagian NaHCO3 1 ½ ). Kecepatan pamberian terapi rehidrasi sama
dengan bayi yang baru lahir.
2. Dietetic(cara pemberian makanan)
Tujuan Diit pada pasien gastroenteritis adalah memberikan makanan secukupnya untuk
memenuhi kebutuhan zat gizi tanpa memberatkan kerja usus, mencegah, dan mengurangi
resiko dehidrasi, mengupayakan anak agar segera mendapatkan makanan sesuai dengan
umur dan berat badannya.
Syarat Diit pada pasien gastroenteritis adalah tidak dipuasakan setelah terjadi
dehidrasi, diberikan makanan peroral dalam 24 jam pertama, pemberian asi diutamakan,
makanan cukup energy dan protein, makanan tidak merangsang saluran pencernaan yaitu
tidak mengandung bumbu tajam, tidak menimbulkan gas, makanan yang diberikan
bertahap, dari makanan ringan(makanan mudah dicerna), makanan diberikan dalam porsi
kecil dengan frekuensi ringan.
Jenis Diit untuk penderita gastroenteritis pada anak adalah susu LLM dan bubur
tempe. Susu LLM merupakan susu yang rendah laktosa sehingga sangat baik bagi anak
yang menderita gastroenteritis karena intoleransi laktosa. Manfaat dari bubr tempe adalah
memenuhi kebutuhan nutrisi. Keuntungan dari Diit bubur tempe adalah makanan mudah
dicerna dan diabsorpi dalam usus halus sehingga tidak memperberat kerja usus.
3. Obat-obatan
a. Obat anti sekresi. Asetosal. Dosis 25mg/tahun dengan dosis minimum 30mg
klorpomazin , dosis 0,5-1mg/kg bb/hari.
b. Obat spasmolitik dan lain-lainnya, umumnya obat spasmolitik seperti papaverin,
ekstrak beladona, opium loperamid, tidak digunakan untuk mengatasi diare akut lagi.
Obat pengeras tinja seperti kaolin, pectin, charcoal, tabonal, tidak ada manfaatnya
untuk mengatasi diare, sehingga tidak diberikan lagi.
c. Antibiotik. Umumnya antibiotic tidak diberikan bila tidak ada penyebab yang jelas.
Bila penyebabnya kolera, diberikan tetrasiklin 25-50mg/kg BB/hari. Antibiotik juga
diberikan bila terdapat penyakit penyerta, seperti: OMA,faringitis, bronchitis atau
bronkopneumonia.
E. Pemeriksaan Penunjang( Laboratorium)
1. Pemeriksaan feses
Tes tinja untuk mengetahui makroskopis dan mikroskopis, biakan kuman untuk
mengetahui kuman penyebab, tes retistensi terhadap berbagai natibiotik serta untuk
mengetahui pH dan kadar gula jika diduga ada intoleransi glukosa.
Karakteritis hasil pemeriksaan feses sebagai berikut:
Fases berwarna pekat/putih kemungkinan disebabkan karena adanya pigmen
empedu(obstruksi empedu)
Fases berwarna hitam disebabkan karena efek dari obat seperti Fe, diet tinggi
buah merah dan sayur hijau tua seperti bayam.
Fases berwarna pucat disebabkan karena malabsorbsi lemak, diet tinggi susu dan
produk susu
Fases berwarna orange atau hijau disebabkan karena infeksi usus. Feses cair dan
berlendir disebabkan karena diare yang penyebabnya bakteri.
Fases seperti tepung berwarna putih disebabkan karena diare yang
penyebabnya virus. Fases sepeti ampas disebabkan karena penyebabnya adalah
parasit. Fases yang didalamnya terdapat unsur pus atau mucus, disebabkan karena
bakteri, darah jika terjadi peradangan pada usus, terdapat lemak feses jika
desebabkan karena malabsorpsi lemak dalam usus halus.
2. Pemeriksaan Darah
Darah perifer lengkap, analis darah dan elektrolit(terutama Na, Ca, K dan P serum pada
diare yang disertai kejang), anemia(hipokronik kadang-kadang nikrosiotik) dan dapat
terjadi karena malnutrisi/malabsorpsi tekanan fungsi sum-sum tulang (proses inpalmansi
kronis) peningkatan sel-sel darah putih, pemeriksaan kadar ureum creatinin darah untuk
mengetahui faal ginjal.
3. Pemeriksaan Elektrolit Tubuh
Untuk mengetahui kadar Natrium, Kalium, Kalsium, Karbonat.
4. Doudenal intubation
Untuk mengetahui kuman secara kuantitatip dak kualitatif terutama pada kronik.
F. Pathway
Intoleransi laktosa Faktor infeksi Makanan basi/bercun Malabsopsi
Peningkatan enzim asam Masuk kesaluran Masuk kesaluran Tekanan osmotic dalam lumen
Laktat pencernaan pencernaan usus meningkat
Meningkatkan stimulus Bakteri mengeluarkan Makanan tidak Pergeseran air dan elektrolit
Sekresi getah lambung toksin dapat diabsorpsi kerongga usus
Kadar asam lambung Sekresi cairan dan elektrolit Hyperperistaltik
Meningkat dalam rongga usus meningkat Isi rongga usus
meningkat
Mengiritasi mukosa Kemampuan
absorpsi menurun
Lambung
Cairan dan elektrolit Gastroenteritis Feses bersifat asam Mengiritasi
Masuk kelumen usus rectal
Isi rongga usus Output meningkat Hospitalisasi Kurang
Meningkat dan absopsi menurun Informasi
Mual, muntah, dan Cemas
Nafsu makan menurun Dehidrasi Defisit
Prosedur invasi Pengetahuan
Perubahan nutrisi- Kekuranga volume-
Kurang dari kebutuhan cairan tubuh Kerusaka integritas kulit
tubuh
Merangsang pusat pengaturan Port de entre mikro
Suhu dihipotalamus Organisme patogen
Hipertermi Resiko Infeksi
BAB IITeori Askep(Nanda, Nic, Noc)
1. Diagnosa 1 : Diare
NOC : Eliminasi defekasi
Kriteria : Pola eliminasi dalam rentang yang diharapkan
Diare tidak ada
Darah dan lendir pada feses tidak ada
Nyeri kram tidak ada
Kembung tidak ada
NIC : Penatalaksanaan dieare
Aktivitas : Ajarkan pasien tentang penggunaan obat antidiare yang tepat
Anjurkan pasien/angggota keluarga untuk mencatat warna,
volume, frekuensi, dan konsistensi feses
Ajarkan pasien tentang teknik menurunkan stress, dengan cara
yang tepat
2. Diagnosa 2 : Kekurangan volume cairan
NOC : Keseimbangan elektrolit dan asam-basa
Kriteria : Frekuensi nadi dan irama dalam rentang diharapkan
Frekuensi dan irama napas dalam rentang yang diharapkan
Kewaspadaan mental dan orientasi kognitif tidak ada gangguan
Elektrolit serum (misalnya, natrium, kalium, kalsium, dan
magnesium) dalam batas normal
Serum dan pH urine dalam batas normal
NIC : Pengelolaan cairan
Aktivitas : Pantau status hidrasi (misalnya, kelembapan membran mukosa, keadekuatan nadi, dan tekanan darah ortostatik)Pantau hasil laboratorium yang relevan dengan keseimbangan cairan ( misalnya, kadar hematokrit, BUN, albumin, protein total, osmolaritas serum, dan berat jenis urine)Timbang berat badan dan pantau kemajuannyaHitung atau timbang popokPertahankan keakuratan catatan asupan dan haluaran
3. Diagnosa 3 : Perubahan nutrisi
NOC : Menunjukkan status gizi
Kriteria : Makanan oralPemberian makanan lewat selangNutrisi parenteral totalAsupan cairan oral atau IV
NIC : Pengelolaan nutrisi
Aktivitas :Anjurkan pasien untuk menggunakan gigi palsu atau perawatan gigi, Berikan pasien minuman dan camilan bergizi, tinggi protein, tinggi kalori yang siap dikonsumsi, bila memungkinkanAjarkan pasien bagaimana cara mencatat makanan harian, bila diperlukan
4. Diagnosa 4 : Membran mukosa mulut
NOC : Kesehatan mulut
Kriteria : Kebersihan mulut, gigi, gusi, lidah, gigi, atau peralatan gigiKelembapan mukosa mulut dan lidahWarna membrane mukosa (merah muda)Integritas mukosa mulut, lidah, gusi, dan gigiPernapasan bebas dari halitosis
NIC : Restorasi kesehatan mulut
Kriteria : Konsultasikan dengan dokter jika terdapat tanda dan gejala glositis
dan stomatis yang bertahan dan memburuk
Berikan anastesi topikal, pasta perlindungan mulut, dan topikal
Atau analgestik sistemik, sesuai dengan kebutuhan
5. Diagnosa 5 : Nyeri
NOC : Menunjukkan nyeri
Kriteria : Penurunan penampilan peran atau hubungan interpersonalGangguan kerja, kepuasan hidup atau kemampuan untuk mengendalikanPenurunan konsentrasiTerganggunya tidurPenurunan nafsu makan atau kesulitan menelan
NIC : Penatalaksanaan nyeri
Aktivitas : Libatkan pasien dalam modalitas pengurangan nyeri, jika mungkin
Kendalikan faktor lingkungan yang dapat memengaruhi respons pasien terhadap ketidaknyamanan (misalnya, suhu ruangan, cahaya, dan kegaduhan)
Pastikan pemberian analgesia prapenangan dan/atau strategi nonfarmakologis sebelum dilakukan prosedur yang menimbulkan nyeri
6. Diagnosa 6 : Persepsi/sensori
NOC : Menunjukkan kemampuan kognitif
Kriteria : Penuh perhatian, konsentrasi, dan orientasiMenunjukkan memori masa lalu, saat ini, dan jangka panjangMembuat keputusa yang tepatBerkomunikasi secara jelas dan tepat sesuai dengan usia dan kemampuan
NIC : Pengelolaan sensasi perifer
Aktivitas : Hindari atau pantau secara ketat penggunaan dingin dan panas,
Seperti bantalan pemanas, botol air panas, dan bungkusan panas
Ajarkan pasien untuk secara visual memantau posisi bagian tubuh,
jika terdapat kerusakan propriosepsi
7. Diagnosa 7 : Integritas kulit
NOC : Menunjukkan perfusi jaringan
Kriteria : Peningkatan pengisian kembali kapilerNadi distal dan proksimal kuat dan simetrisTingkat sensasi dan warna kulit normalSuhu ekstremitas hangatNyeri local ekstremitas tidak terjadi
NIC : Surveilans kulit
Aktivitas : Pantau kulit dari adanya ruam dan lecet, warna dan suhuKelembapan dan kekeringan yang berlebihanArea kemerahan dan rusak
BAB III
Kasus:
An Y dibawa oleh ibunya ke Rumah Sakit pada tanggal 2 Juni 2010, An Y menderita Diare. Ibu klien mengatakan sebelum An Y dibawa ke Rumah Sakit ±6 hari mencret dan dalam satu hari An Y Mencret lebih dari 10 kali cair dan muntah, sudah diperiksa oleh dokter spesialis anak akan tetapi tidak ada perubahan, lalu keluarga klien membawa An Y ke Rumah Sakit dan disarankan untuk rawat inap.
I. PENGKAJIAN1) Identitas pasien :
Nama : An Y
Umur : 1 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku Bangsa : Jawa, Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Pendidikan : Belum Sekolah
Alamat : Muara Enim
Tanggal Masuk : 02-06-2010
No. Register : 28.38.81
Diagnosa Medis : Gastroenteritis
Tanggal Pengkajian : 03-06-2010
2. Penanggung Jawab
Nama : Tn I
Umur : 28 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : S2
Pekerjaan : Dosen
Hubungan Dengan Pelatihan : Ayah
3. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Saat pengungkapan dilakukan pada tanggal 3-6-2010 ibu klien mengatakan
An Y BAB ± 6 hari, dalam satu hari BAB≥10 kali cair dan muntah.
2. Riwayat Penyakit SekarangIbu klien mengatakan sebelum dibawa kerumah sakit ±6 hari mencret dandalam satu hari An. Y mencret lebih dari 10 kali cair dan muntah. Sudahdiperiksakan kedokter spesialis anak tidak ada perubahan lalu keluargamembawa anak kerumah sakit roemani tanggal 04-06-2010, diperisa olehdokter dan disarankan untuk rawat inap Riwayat Perawatan dan Kesehatan
dahulu
3. Ibu klien mengatakan An. Y sebelumnya belum pernah menderita diareataupun gastroenteritis dan baru kali ini An. Y dirawat dirumah sakit.
4. Riwayat Kesehatan KeluargaSaat pengkajian diperoleh data bahwa anggota kleuarga klien tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit Gastroentritis atau infeksi usus.
5. Riwayat imunisasiKeluarga mengatakan anak sudah mendapat imunisasi BCG, DPT, Polio, Hepatitis. Sebenarnya pada bulan ini An. Y mendapat imunisasi Campak, karena kondisinya yang sakit maka imunisasinya ditunda sampai An. Y sembuh.
6. Riwayat kehamilan dan persalinana. Pre natal : saat hamil ibu sering memeriksakan kehamilannya pada
bidan mendapat imunisasi TT 1x, vitamin dan penambahan darah.b. Riwayat persalinan : An. Y lahir dengan BB 2900 gram, panjang
badan 48 cm lahir dengan normal dirumah bersalin dengan umur kehamilan 9 bulan.
c. Post natal : tidak ada kelainan pada An. Y setelah kelahiran, anggota tubuh lengkap, anus ada, genitalia ada.
7. Riwayat tumbuh kembangPertumbuhan: barat badan saat ini : 8.6 kg Gigi sudah tumbuh, Perkembangan : Umur 3 bulan anak sudah bisa mengangkat kepala memasukkan tangan kemulut. Umur 6 bulan anak sudah bisa duduk dengan kepala tegak, anak 8 bulan mulai merangkak. Umur 12 bulan pasien sudah bisa berdiri dan berjalan sendiri. Hospitalisasi: Anak takut apabila berpisah dengan orang tuanya.
4. Kesehatan Fungsional1. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Kelurga klien mengatakan bahwa kesehatan sangatlah penting khususnya An. Y karena masih balita, upaya keluarga untuk mempertahankan kesehatannya yaitu dengan memberikan makanan yang bergizi serta nutrisi tambahan bagi An.Y serta selalu menjaga lingkungan tempat tinggalnya dan peralatan bermain anaknya.
2. Pola Nurisi dan MetebolikSebelum sakit An.Y makan sesuai porsi yang diberikan ibunya 3x/hari dan terkadang lebih, jenisnya nasi yang dihaluskan, kuah sayuran, lauk dan susu. Selama sakit An. Y mengalami penurunan BB yang sebelunya 10 kg menjadi 8,6 kg nafsu makan An. Y juga menurun, pada saat makan disuapi ibunya An. Y selalu muntah.
3. Pola EliminasiSebelum sakit An. Y BAB secara normal dan tidak ada gangguan dalam satu hari ±1kali dengan konsistensi kuning kecoklatan lembek, selama sakit An. Y BAB lebih dari 10 kali dalam sehari dengan konsistensi cair. Untuk BAK an. Y tidak mengalami masalah, dalam satu hari ± 2 kali bak.
4. Pola Aktivitas dan LatihanSebelum sakit klien melakukan aktivitasnya tanpa ada masalah yaitu bermain-main dengan teman-temannya dan selama sakit klien banyak tiduran didampingi oleh ibunya, ketika jenuh An. Y minta untuk digendong untuk jalan-jalan keluar bangsal.
5. Pola Istirahat dan TidurSebelum sakit An. Y tidur selalu nyenyak tidak ada gangguan, selama sakit klien mengalami gangguan dalam tidurnya karena rewel selalu menangis dan dalam satu hari mencret lebih dari 10 kali.
6. Pola Persepsi dan KognitifKlien tidak ada keluhan yang berkenaan dengan kemampuan sensasi yaitu penglihatan, pendengaran, penghidu, pengecap maupun sensasi perubahan. Klien juga tidak menggunakan alat bantu pendengaran maupun alat bantu penglihatan.
7. Pola Hubungan dengan Orang LainKeluarga mengatakan An. Y tidak ada masalah dalam berhubungan dengan teman sebayanya, pada saat pengkajian An. Y tidak merasa takut dengan petugas perawat klien selalu tenang dan tidak menangis.
8. Pola Reproduksi dan SeksualAn. Y berjenis kelamin perempuan dengan umur 1 tahun, tidak ada gangguan diorgan reproduksinya.
9. Persepsi dan Konsep DiriAn. Y tidak mengalami ketakutan pada perawat ataupun petugas kesehatan lainnya, Setiap dilakukan tindakan keperawatan pada An. Y selalu tenang.
10. Pola Mekanisme KopingAn. Y ketika merasa takut hanya memandangi petugas perawat yang merawatnya sambil memegangi tangan ibunya.
11. Pola Nilai Kepercayaan / keyakinannya
Keluarga An. Y beragama islam dan Alhamdullilah dalam keluarga klien tidak ada keyakinan / kebudayaan yang bertentangan dengan kesehatan maupun dalam pengobatan yang dijalani.
5. Pengkajian Fisik1. Penampilan/ keadaan umum : Klien terlihat lemah2. Tingkat kesadaran :composmentis3. Tanda-tanda Vital
Suhu : 37,5 CRespirasi rate : 36x/menitNadi : 118x/menit
4. Pengukuran AutopometriBerat Badan : 8,6 kgTinggi Badan : 78 cmLingkar Lengan Atas :14 cm
5. Kepala : Bentuk mesochepal, tidak ada benjolan Rambut : Hitam, bersihMata : Cekung, konjungtiva anemis, ada sedikit sekretHidung : Tidak ada sekret, memakai selang oksigen,
Telinga : Kemampuan mendengar normal, simetris tubuh, tidak ada nyeri, tidak ada sekret Mulut : Selaput mukosa kering, kebersihan gigi bersih Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
Dada dan Thoraks : pergerakan dada dan thorak sama Abdomen :Kembung, tidak ada luka,bentuk simetris
Genital : tidak menggunakan kateter Anal : ada kemerahan dan lecet.
Ekstremitas : Kuku bersih, turgor jelek, capilary refill time > 3 detik, untuk mobilitas dan keamanan (koordinasi otot, pergerakan tubuh) di semul ekstremitas baik, terpasang infus RL di ekstremitas atas dekstra
II. ANALISA DATA
NO DATA MASALAH ETIOLOGI 1 Data Subjektif :
Ibu klien mengatakan An. Y mencret ±6 hari dan dalam satu hari mencretlebih dari 10 kali cair.
Data Obyektif :Abdomen kembungPeristaltik usus (≥ 30 kali/menit
Gangguaneliminasi BAB :diare
Peningakatanperistaltik usus
2 Data Subyektif :Ibu klien mengatakan An. Y mencret ±6 hari dan dalam satu hari mencretlebih dari 10 kali cair.
Data Obyektif :Turgor jelekMukosa bibir keringCRT > 3 detikSuhu : 37,5 oCNadi: 118 x/menit
Defisit volumeCairan
Kehilangan cairansekunder terhadapdiare.
3 Data Subyektif :Ibu klien mengatakan, An. Y sesaatsetelah disuapi makan olehnyalangsung muntah
Data Obyektif :BB sebelum sakit : 10 kgBB selama sakit : 8,6 kgLILA : 14 cmMual-muntahKonjungtiva anemis
Resikokekurangannutrisi
Mual muntah
4 Data Obyektif:Ibu mengatakan anak bab satu harilebih dari 10 kali cair, ibumengatakan anus anak kemerahan adalecet.
Data Subyektif :Area perianal an. Y kemerahan adalecet.
Gangguanintegritas kulit
Iritasi daerahperianal, seringnyadefekasi.
III. DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan sekunder terhadap diare2. Gangguan eliminasi diare berhubungan dengan proses inflamasi, peningkatan peristaltik usus3. Resiko kekurangan nutrisi berhubungan dengan mual muntah4. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi daerah perianal, seringnya defekasi
IV. INTERVENSINO
TANGGAL
NOC NIC AKTIVITAS
I
2
3
3-06-2010
3-06-2010
3-06-2010
Keseimbangan elektrolit dan asam-basa
Eliminasi defekasi
Menunjukkan status gizi
Pengelolaan cairan
Penatalaksanaan diare
Pengelolaan nutrisi
Pantau status hidrasi (misalnya, kelembapan membran mukosa, keadekuatan nadi, dan tekanan darah ortostatik)Pantau hasil laboratorium yang relevan dengan keseimbangan cairan ( misalnya, kadar hematokrit, BUN, albumin, protein total, osmolaritas serum, dan berat jenis urine)Timbang berat badan dan pantau kemajuannyaHitung atau timbang popokPertahankan keakuratan catatan asupan dan haluaran
Ajarkan pasien tentang penggunaan obat antidiare yang tepatAnjurkan pasien/angggota keluarga untuk mencatat warna, volume, frekuensi, dan konsistensi fesesAjarkan pasien tentang teknik menurunkan stress, dengan cara yang tepat
Anjurkan pasien untuk menggunakan gigi palsu atau perawatan gigiBerikan pasien minuman dan camilan bergizi, tinggi protein, tinggi kalori yang siap dikonsumsi, bila memungkinkanAjarkan pasien bagaimana cara
4 3-06-2010 Menunjukkan perfusi jaringan
Surveilans kulit
mencatat makanan harian, bila diperlukan
Pantau kulit dari adanya ruam dan lecet, warna dan suhuKelembapan dan kekeringan yang berlebihanArea kemerahan dan rusak
IV. IMPLEMENTASI
MASALAH WAKTU IMPLEMENTASI PARAF1. Gangguan eliminasi diare berhubungan dengan proses inflamasi, peningkatan peristaltik usus
03-06-2010
Pukul :15.00
TTDV
Suhu : 375 oC
Respirasi rate : 36 x /menit
Data Subyektif :Ibu klien mengatakan An. Y mencret ±6 hari dan dalam satu hari mencretlebih dari 10 kali cair.
Data Obyektif :Abdomen kembungPeristaltik usus (≥ 30 kali/menit)
Nadi : 118 x/menit
Berat Badan : 8,6 kg
Tinggi Badan : 78 cm
Lingkar Lengan Atas : 14 cm
2. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan sekunder terhadap diare
Data Subyektif :Ibu klien mengatakan An. Y mencret ±6 hari dan dalam satu hari mencretlebih dari 10 kali cair
Data Obyektif :Turgor jelekMukosa bibir keringCRT > 3 detikS : 375 oC
03-06-2010
Pukul :15.00
Suhu : 375 Oc
Respirasi rate : 36 x /menit
Nadi : 118 x/menit
Berat Badan : 8,6 kg
Tinggi Badan : 78 cm
Lingkar Lengan Atas : 14 cm
3. Resiko kekurangan nutrisi berhubungan dengan mual
03-06-2010
Pukul :15.00
Suhu : 375 oC
Respirasi rate : 36 x /menit
muntah
Data Subyektif :Ibu klien mengatakan, An. Y sesaatsetelah disuapi makan olehnyalangsung muntah
Data Obyektif :BB sebelum sakit : 10 kgBB selama sakit : 8,6 kgLILA : 14 cmMual-muntahKonjungtiva anemis
Nadi : 118 x/menit
Berat Badan : 8,6 kg
Tinggi Badan : 78 cm
Lingkar Lengan Atas : 14 cm
4. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi daerah perianal, seringnya defekasi
Data Obyektif:Ibu mengatakan anak bab satu harilebih daroi 10 kali cair, ibumengatakan anus anak kemerahan adalecet.
DataSubyektif :Area perianal an. Y kemerahan adalecet.
03-06-2010
Pukul :15.00
Suhu : 375 Oc
Respirasi rate : 36 x /menit
Nadi : 118 x/menit
Berat Badan : 8,6 kg
Tinggi Badan : 78 cm
Lingkar Lengan Atas : 14 cm
VI.EVALUASI
NO Dx TANGGAL CATATAN PERKEMBANGAN
TTD
I 04-06-2010
09.00
S : keluarga klien mengatakan anaknya bab sejak tadi malam sampaipagi ini ± 2x dan sudah berampas
O : klien tampak lebih tenang , feses sudah berampas sedikit.
A : masalah teratasiP : lanjutkan intervensi
Kaji frekuensi konsistensi bab, anjurkan keluarga memberi banyakminum setelah bab.
II
III
04-06-2010
10.40
04-06-2010
S : keluarga klien mengatakan anak sudah mau minum habis 2 gelasblimbing
O : turgor kulit normal S : 367 0C, N : 104x/menit, RR : 26x/menit.mukosa bibir lembab, tampak anak mau minum
A : masalah teratasi
P : pertahankan intervensi
Kaji keadaan umum klien, pertahankan cairan parenteral, timbangbb seriap hari.S :keluarga mengatakan anak sudah mau makan
14.30 O : porsi makan habis 1 porsi
A : masalah teratasi (BB : 9 kg)
P : pertahanka intervensiberikan anak makan sedikit tapi seringkaji masukan cairan peroraltimbang bb tiap hari.
IV 5-06-2010
16.20
S : ibu mengatakan daerah sekitar anus tidak lagi kemerahan, lecetberkurang
O : daerah sekitar anus tidak didapati kemerahan
A : masalah teratasi yaitu daerah perianal an. Y tidak kemerahan, lecetberkurang.
P : pertahankan intervensi : bersihkan daerah anal dengan air hangatlalu keringkan dan kemudian olesi minyak / salep.
DAFTAR PUSTAKACarpenito, Lynda Jual. 2001. Buku Saku Diagnosa Kperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC.Corwin, E, S. 2000. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC.Frida. 2008. Askep Gastrointestinal. http://alfreedr.blogspot.com/2010/06/askep-gastroenteritis.htmlGunawan. 2009. Asuhan Keperawatan Anak dengan Gastrointestinal. http://ilmukeperawatan.com/asuhan keperawatan diare.htmlHidayat, Alimul, Aziz, A. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Edisi 2. Jakarta : EGC.Robbins, dkk. 2007. Buku Ajar patofisiologi. Edisi 7. Volume 2. J akarta : Infomedika.
Suprianto. 2008. Asuhan Keperawatan Dengan Msalah Eliminasi Alvi. http://perawarsupri. Wordpress.com/2008/07/07asuhana-keperawata-dengan-masalah-eliminasi-alvi/Syai
Recommended