49
Universitas Sumatera Utara Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id Fakultas Keperawatan Kertas Karya Diploma 2017 Asuhan Keperawatan pada An. A dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Cairan dan Elektrolit: Gastroenteritis di RS. dr. Pirngadi Medan Sirait, Nio Bonita http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/2718 Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara

Asuhan Keperawatan pada An. A dengan Prioritas …Asuhan Keperawatan pada An. A Dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Cairan dan Elektrolit: Gastroenteritis di RS. dr. Pirngadi

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Asuhan Keperawatan pada An. A dengan Prioritas …Asuhan Keperawatan pada An. A Dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Cairan dan Elektrolit: Gastroenteritis di RS. dr. Pirngadi

Universitas Sumatera Utara

Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id

Fakultas Keperawatan Kertas Karya Diploma

2017

Asuhan Keperawatan pada An. A

dengan Prioritas Masalah Kebutuhan

Dasar Cairan dan Elektrolit:

Gastroenteritis di RS. dr. Pirngadi Medan

Sirait, Nio Bonita

http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/2718

Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara

Page 2: Asuhan Keperawatan pada An. A dengan Prioritas …Asuhan Keperawatan pada An. A Dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Cairan dan Elektrolit: Gastroenteritis di RS. dr. Pirngadi

Asuhan Keperawatan pada An. A Dengan Prioritas

Masalah Kebutuhan Dasar Cairan dan Elektrolit:

Gastroenteritis di RS. dr. Pirngadi Medan

Karya Tulis Ilmiah (KTI)

Disusun dalam rangka menyelesaikan

Program Studi DIII Keperawatan

Oleh

Nio Bonita Sirait

142500048

PROGRAM STUDI DIII

KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2017

Universitas Sumatera Utara

Page 3: Asuhan Keperawatan pada An. A dengan Prioritas …Asuhan Keperawatan pada An. A Dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Cairan dan Elektrolit: Gastroenteritis di RS. dr. Pirngadi

Universitas Sumatera Utara

Page 4: Asuhan Keperawatan pada An. A dengan Prioritas …Asuhan Keperawatan pada An. A Dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Cairan dan Elektrolit: Gastroenteritis di RS. dr. Pirngadi

i

Universitas Sumatera Utara

Page 5: Asuhan Keperawatan pada An. A dengan Prioritas …Asuhan Keperawatan pada An. A Dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Cairan dan Elektrolit: Gastroenteritis di RS. dr. Pirngadi

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa atas

segala berkat dan Karunia-Nya yang telah memberikan nafas kehidupan,

kesehatan dan kekuatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan pada An. A dengan Prioritas

Masalah Kebutuhan Dasar Cairan dan Elektrolit : Gastroenteritis di RSUD.

dr. Pirngadi Medan”. Disusun sebagai persyaratan dalam menyelesaikan

pendidikan diploma bagi mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas

keperawatan Universitas Sumatera Utara, Medan.

Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis telah banyak mendapat

bimbingan dan arahan, dukungan dan koreksi dari berbagai pihak. Untuk itu pada

kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa ucapan terimakasih kepada :

1. Bapak Setiawan, S.Kp, MNS, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M. Kep selaku Wakil Dekan I Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Cholina T. Siregar, S.Kep, Ns, M. Kep, Sp. KMB selaku wakil Dekan II

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Siti Saidah Nasution, S. Kp, M.Kep, Sp. Mat selaku Wakil Dekan III

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Mahnum Lailan Nasution, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku ketua Prodi D-III

Keperawatan, Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

6. Ibu Ellyta Aizar, S.Kp. M.Biomed selaku dosen penguji yang dengan sabar

telah menguji dan membimbing penulis.

7. Ibu Dewi Elizadiani Suza, S.Kp, MNS, Ph.D selaku Dosen Pembimbing

Akademik yang dengan sabar membimbing penulis dalam menyelesaikan

program pendidikan D-III Keperawatan.

8. Seluruh staf Dosen dan Pegawai Fakultas Keperawatan Sumatera Utara

Medan yang telah banyak memberi ilmu dan nasehat kepada penulis selama

di bangku perkuliahan.

Universitas Sumatera Utara

Page 6: Asuhan Keperawatan pada An. A dengan Prioritas …Asuhan Keperawatan pada An. A Dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Cairan dan Elektrolit: Gastroenteritis di RS. dr. Pirngadi

iii

9. Kepada Orang Tua tercinta, ayah M. Sirait dan Ibunda R. Simbolon yang

sudah memberikan motivasi, dukungan, semangat, perhatian, dan kasih

sayang serta mendoakan penulis sehingga dapat menyelesaikan karya Tulis

ilmiah ini dengan baik.

10. Seluruh teman-teman D-III Keperawatan stambuk 2014 terkhusus kepada

sahabat tercinta : Theresia, Hotnida, Yunita, Jelita, Putri, Winda, Mawar,

Lusia, Sofia yang membantu dalam menyelesaikan karya tulis ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang

telah banyak membantu dalam penulisan dan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

Semoga Tuhan yang Maha Kuasa memberikan rahmat dan Karunia-Nya bagi kita

semua.

Medan, Juli 2017

Penulis

(Nio Bonita Sirait)

Universitas Sumatera Utara

Page 7: Asuhan Keperawatan pada An. A dengan Prioritas …Asuhan Keperawatan pada An. A Dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Cairan dan Elektrolit: Gastroenteritis di RS. dr. Pirngadi

iv

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Sampul

Lembar Persetujuan ............................................................................... i

Kata Pengantar ....................................................................................... ii

Daftar Isi .................................................................................................. iv

Bab 1 Pendahuluan ................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1

1.2 Tujuan .................................................................................. 4

1.2.1 Tujuan Umum .......................................................... 4

1.2.2 Tujuan Khusus ......................................................... 4

1.3 Manfaat ................................................................................ 5

Bab 2 Pengelolaan Kasus ....................................................................... 6

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah

Kebutuhan Dasar Cairan Elektrolit ...................................... 17

1. Pengkajian ..................................................................... 18

2. Analisa Data .................................................................. 19

3. Rumusan Masalah ......................................................... 20

4. Perencanaan .................................................................. 20

5. Implementasi ................................................................. 20

6. Evaluasi ......................................................................... 20

B. Asuhan Keperawatan Kasus ................................................ 21

1. Pengkajian ..................................................................... 21

2. Analisa Data .................................................................. 32

3. Masalah Keperawatan ................................................... 33

4. Diagnosa Keperawatan Prioritas ................................... 33

5. Perencanaan Keperawatan dan Rasional ...................... 34

6. Pelaksanaan Keperawatan ............................................ 36

Bab 3 Kesimpulan dan Saran ................................................................ 39

A. Kesimpulan .......................................................................... 39

B. Saran .................................................................................... 39

Daftar Pustaka ......................................................................................... 40

Lampiran ................................................................................................. 41

1. Catatan Perkembangan

Universitas Sumatera Utara

Page 8: Asuhan Keperawatan pada An. A dengan Prioritas …Asuhan Keperawatan pada An. A Dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Cairan dan Elektrolit: Gastroenteritis di RS. dr. Pirngadi

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit gastroenteritis (diare akut) masih menjadi salah satu masalah

kesehatan masyarakat yang penting karena merupakan penyumbang utama angka

kesakitan dan kematian pada anak di berbagai negara termasuk Indonesia.

Gastroenteritis didefenisikan sebagai keadaan peningkatan dan perubahan tiba-

tiba frekuensi defekasi yang sering disebabkan oleh agens infeksius dalam traktus

GI. Diare akut biasanya sembuh sendiri (lamanya sakit kurang dari 14 hari) dan

akan mereda tanpa terapi yang spesifik jika dehidrasi tidak terjadi (Wong, 2008).

Diseluruh dunia terdapat kurang lebih 500 juta anak menderita diare setiap

tahunnya dan 20% dari seluruh kematian pada anak yang hidup di negara

berkembang berhubungan dengan diare serta dehidrasi (Wong, 2008).

Penyebab gastroenteritis terbesar adalah karena infeksi. Gastroenteritis

infeksi bisa disebabkan oleh organisme bakteri, virus, dan atau parasit.

Kebanyakan mikroorganisme patogen penyebab diare disebarluaskan lewat jalur

fekal-oral melalui makanan atau air yang terkontaminasi atau ditularkan antar-

manusia dengan kontak yang erat (mis, pada tempat penitipan anak). Kurangnya

air bersih, tinggal berdesakan, higiene yang buruk, kurang gizi dan sanitasi yang

jelek merupakan faktor risiko utama, khususnya untuk terjangkit infeksi bakteri

atau parasit yang patogen. Penigkatan insiden dan beratnya penyakit diare pada

bayi juga berhubungan dengan perubahan yang spesifik menurut usia pada

kerentanan terhadap mikroorganisme patogen (Wong, 2008)

Rotavirus merupakan agens palig penting yang menyebabkan diare disertai

dehidrasi pada anak kecil diseluruh dunia. Gejala dapat berkisar mulai dari

gambaran klinik tanpa manifestasi gejala hingga kematian akibat dehidrasi.

Infeksi rotavirus menyebabkan sebagian perawatan rumah sakit karena diare berat

pada anak-anak kecil dn merupakan infeksi nasokomial (infeksi yang didapat

dirumah sakit) yang signifikan oleh mikroorganisme patogen. Salmonella,

Shigella dan Campylobacter merupakan bakteri patogen yang paling sering

Universitas Sumatera Utara

Page 9: Asuhan Keperawatan pada An. A dengan Prioritas …Asuhan Keperawatan pada An. A Dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Cairan dan Elektrolit: Gastroenteritis di RS. dr. Pirngadi

2

diisolasi. Mikroorganisme Giardia lamblia dan Cyptosporidium merupakan

parasit paling sering menimbulkan diare infeksius akut.

Gastroenteritis saat ini masih menjadi salah satu masalah kesehatan, jutaan

kasus dilaporkan setiap tahun dan diperkirakan 4-5 juta orang meninggal karena

gastroenteritis akut. World health Organization (WHO) memperkirakan empat

milyar kasus terjadi didunia pada tahun 2000 dan 2,2 juta diantaranya meninggal,

sebagian besar anak-anak dibawah umur 5 tahun (Adisasmito,2007).

Indonesia mencatat angka kejadian gastroenteritis atau diare sekitar 120-

130 kejadian per 1000 penduduk, dan sekitar 60% kejadian tersebut terjadi pada

balita. Kejadian luar biasa setiap tahun terjadi sekitar 150 kejadian dengan jumlah

kasus sekitar 20.000 orang dan angka kematian sekitar 2% (Irianto et al, 1884).

Menurut data di Provinsi Sumatera Utara tahun 2005, penyakit diare

menyebabkan kematian pada saat terjadi Kejadian luar Biasa (KLB) di 6 (enam)

kabupaten yaitu, Kabupaten Deli Serdang dengan Attack Rate (AR) sebesar

0,82% dan Case Fatality Rate (CFR) sebesar 3,23%, Kabupaten Asahan dengan

AR sebesar 0,04% dan CFR sebesar 4%, Kabupaten Labuhan Batu dengan AR

sebesar 3,29% dan CFR sebesar 1,62%, Kabupaten Simalungan dengan AR

1,16% dan CFR sebesar 2,6%, Kabupaten Mandailing Natal dengan AR sebesar

1,45% dan CFR sebesar 1,25%, dan Kabupaten Serdang Bedagai dengan AR

sebesar 0,01% (Dinkes Provinsi Sumatera Utara, 2006). Berdasarkan data dinas

kesehatan Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2013 terdapat 203.371 kasus diare

disaana kesehatan dengan angka kematian sebanyak 12 kasus ( Dinkes Sumatera

Utara, 2014).

Medan salah satu kota di Sumatera Utara tidak terlepas dari masalah diare

karena penyakit ini sering terjadi pada iklim tropis. Dari data profil kesehatan

Kota Medan tahun 2005 dilaporkan proporsi penderita diare rawat jalan di

puskesmas sebesar 5,8% (45.141) dari 780.706 penderita berbagai penyakit

lainnya (Dinkes Kota Medan, 2006). Sejak januari 2013, Rumah Sakit Umum

(RSU) dr Pirngadi Medan telah menangani sebanyak 478 penderita diare dn 10

penderita dinyatakan meninggal dunia (Edison, Peranginangin, humas RSUD dr.

Pirngadi).

Universitas Sumatera Utara

Page 10: Asuhan Keperawatan pada An. A dengan Prioritas …Asuhan Keperawatan pada An. A Dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Cairan dan Elektrolit: Gastroenteritis di RS. dr. Pirngadi

3

Penyebab utama kematian yang disebabkan oleh diare adalah karena

dehidrasi sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit melalui feses. Dasar dari

semua diare adalah gangguan transportasi, larutan usus akibat perpindahan air

melalui membrane usus berlangsung pasif dan hal ini ditentukan oleh aliran dan

larutan secara aktif maupun pasif, terutama natrium klorida dan glukosa. Dalam

tubuh individu yang sehat sekitar 69% dari barat badannya terdiri dari air dan

secara umum dianggap terdapat dalam dua kompartemen utama yakni cairan

intraselular dan ekstraselular. Kompartemen cairan ekstraselular dapat dibagi lagi

menjadi cairan interstisial dan intravascular.

Cairan dan elektrolit sangat dibutuhkan dalam rangka menjaga kondisi

tubuh tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh adalah

merupakan salah satu bagian homeostasis keseimbangan cairan dan elektrolit

melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh, cairan tubuh adalah

larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektolit adalah

zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion

jika dalam larutan cairan dan elektrolit masuk kedalam tubuh melalui makanan

dan minuman dan cairan intravena (IV) dan distribusi kebagian seluruh tubuh.

Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti dari air tubuh total dan elektrolit

kedalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling

bergantung satu sama lainnya, jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh

dengan yang lainnya (Daniel, 2013).

Terapi pertama yang dilakukan bagi bayi dan anak-anak yang menderita

diare akut dan dehidrasi oral (oral dehydration therapy,ORT) atau pemberian

oralit. Pemakaian oralit merupakan salah satu kemajuan dalam bidang pelayanan

kesehatan di dunia selama dawarsa yang lalu. Cara ini dipandang lebih efektif,

lebih aman, tidak memberikan rasa nyeri, dan juga biasanya lebih murah

dibandingkan dengan terapi intravena (pemberian infus). Sebagai hasilnya,

American acade-my of pediatrics, World Health organization (WHO) dan

Cennters for disease Control and Prevention merekomendasikan penggunaan

oralit sebagai terapi pilihan bagi sebagian besar kasus dehidrasi karena diare

(American Academy of Pediatrics, 1996; Gastanadudy da Begue, 1999; Hugger,

Harkles dan Rentschler, 1998;lasche dan Duggan, 1999). Larutan oralit

Universitas Sumatera Utara

Page 11: Asuhan Keperawatan pada An. A dengan Prioritas …Asuhan Keperawatan pada An. A Dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Cairan dan Elektrolit: Gastroenteritis di RS. dr. Pirngadi

4

meningkatkan dan mempermudah reabsorbsi natrium serta air, dan sejumlah

penelitian menunjukkan bahwa larutan ini sangat mengurangi gejala muntah,

kehilangan cairan akibat diare dan lamanya sakit.

Ganguan volume cairan dan elektrolit merupakan salah satu kebutuhan

dasar manusia. Fisiologis yang harus dipenuhi apabila penderita telah banyak

mengalami kehilangan air dan elektrolit, maka terjadi gejala dehidrasi. Terutama

diare pada anak perlu mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat sehingga

tidak mempengaruhi tumbuh kembang anak (Soliki, 2011).

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk menyusun

karya tulis ilmiah tentang asuhan keperawatan dengan gangguan kebutuhan cairan

dan elektrolit pada An.A dengan Gastroenteritis di ruang Melati I RSUD dr.

Pirngadi.

1.2 Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Asuhan keperawatan pada anak dengan gangguan

kebutuhan dasar cairan dan elektrolit

2. Tujuan khusus

a. Mahasiswa mengetahui pengkajian keperawatan pasien pada gangguan

keseimbangan cairan dan elektrolit.

b. Mahasiswa mengetahui Analisa data asuhan keperawatan pasien pada

gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.

c. Mahasiswa mengetahui rumusan masalah asuhan keperawatan pasien

gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.

d. Mahasiswa mengetahui perencanaan asuhan keperawatan pasien dengan

gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.

e. Mahasiswa mengetahui implementasi asuhan keperawatan pasien dengan

gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.

f. Mahasiswa mengetahui kriteria hasil evaluasi asuhan keperawatan pasien

dengan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.

Universitas Sumatera Utara

Page 12: Asuhan Keperawatan pada An. A dengan Prioritas …Asuhan Keperawatan pada An. A Dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Cairan dan Elektrolit: Gastroenteritis di RS. dr. Pirngadi

5

1.3 Manfaat

1. Penulis

Dapat dijadikan sebagai sumber informasi untuk melakukan asuhan

keperawatan bagi pasien dengan gangguan kebutuhan dasar cairan dan

elektrolit.

2. Instansi kesehatan

Diharapkan hasil penulisan ini dapat bermanfaat bagi instansi kesehatan

dalam memberikan penyuluhan dan informasi atau masukan dalam

meningkatkan mutu asuhan keperawatan khususnya bagi pasien yang

mengalami gangguan kebutuhan dasar cairan dan elektrolit.

3. Instansi pendidikan

Diharapkan dapat mendapat menjadi bahan bacaan dan sumber informasi bagi

mahasiswa dan pendidik dalam melaksanakan program pendidikan.

Universitas Sumatera Utara

Page 13: Asuhan Keperawatan pada An. A dengan Prioritas …Asuhan Keperawatan pada An. A Dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Cairan dan Elektrolit: Gastroenteritis di RS. dr. Pirngadi

6

BAB 2

PENGELOLAAN KASUS

2.1 Konsep Dasar Cairan dan Elektrolit

2.1.1 Definisi

Air merupakan bagian terbesar pada tubuh manusia, persentasenya dapat

tergantung pada umur, jenis kelamin dan derajat obesitas seseorang. Pada bayi

usia < 1 tahun cairan tubuh adalah sekitar 80-85% berat badan dan pada bayi > 1

tahun mengandung air sebanyak 70-75%. seiring dengan pertumbuhan seseorang

persentase jumlah cairan terhadap berat badan berangsur-angsur turun yaitu pada

laki-laki dewasa 50-60% berat badan, sedangkan pada wanita dewasa 50% berat

badan (Vaughans, 2013).

Elektrolit adalah mineral bermuatan listrik yang ditemukan didalam sel dan

diluar tubuh. Mineral tersebut dimasukkan dalam cairan dan makanan dan

dikeluarkan utamanya melalui ginjal. Elektrolit juga dikeluarkan melalui hati,

kulit dan paru-paru (Kozier, 2010).

2.1.2 Volume dan Distribusi Cairan Tubuh

1. Volume cairan

Total body water (TBW) dapat ditentukan melalui beberapa

perhitungan yang menerapkan tehnik dilusi dengan menggunakan berbagai

zat seperti, deuterium, tritium dan antipirin. Penentuan jumlah cairan ekstrasel

biasanya diukur secara langsung akan tetapi lebih sulit dibandingkan

pengukuran air tubuh total. Hal ini disebabkan bahan yang digunakan dalam

proses dilusi harus hanya terdapat pada cairan ekstrasel dan tersebar pada

seluruh kompartemen ekstrasel (Tarwoto, 2006).

Beberapa cara mengukur kompartemen cairan tubuh, yaitu :

a. Pengukuran cairan kompartemen tubuh berdasarkan konsentrasi suatu zat

terlarut di dalam kompartemen.

Konsentrasi zat = jumlah zat yang disuntikan volume distribusi

b. Dalam melakukan pengukuran jumlah air dalam kompartemen, perlu

dilakukan perhitungan (koreksi) zat-zat yang diekskresikan dalam kurun

Universitas Sumatera Utara

Page 14: Asuhan Keperawatan pada An. A dengan Prioritas …Asuhan Keperawatan pada An. A Dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Cairan dan Elektrolit: Gastroenteritis di RS. dr. Pirngadi

7

waktu yang dibutuhkan oleh zat tersebut sejak disuntikkan dan

terdistribusi kedalam kompartemen.

Vd : jumlah zat disuntikan – jumlah dieksresikan konsentrasi setelah

ekuibilibrium

c. Untuk mengukur volume cairan kompartemen, diperhitungkan zat

tertentu yang terdistribusi dengan sendirinya di dalam kompartemen.

Sementara pengukuran volume kompartemen yang tidak mengandung zat

tertentu, dilakukan dengan melakukan pengurangan.

1) Untuk mengukur jumlah total air tubuh (total body water)

dibutuhkan zat deuterium atau disebut deuterated water (D2O),

tritium atau disebut tritiated water (THO). Dan antipirin.

2) Volume ekstraseluler (ekstracellular fluid volume, ECFV) diukur

dengan melakukan pemberian label dengan inulin, sukrosa, mannitol

dan sulfat.

3) Volume intraselular (intracelular fluid volume, ICFV) diukur dengan

melakukan substaksi

ICF = TBW – ECFV

Jumlah cairan tubuh total kurang lebih 55-60% dari berat badan dan

persentase ini berhubungan dengan jumlah lemak dalam tubuh, jenis kelamin,

dan umur. Pengaruh terbesar adalah jumlah lemak tubuh. Kandungan air di

dalam sel lemak lebih rendah dibandingkan kandungan air dalam sel otot.

Sehingga cairan tubuh total pada orang yang gemuk lebih rendah dari mereka

yang tidak gemuk. Pada bayi dan anak persentase cairan tubuh total lebih

besar dibandingkan dengan orang dewasa dan akan menurun sesuai dengan

pertambahan usia. Pada bayi prematur jumlah cairan tubuh total sebesar 70-

75% dari berat badan, sedangkan pada bayi normal dan pada orang dewasa

sebesar 55-60% dari berat badan.

Bila diperkirakan sekitar 55% berat tubuh merupakan air, maka

perhitungan cairan tubuh total menggunakan rumus :

Jumlah total air tubuh (L) = Berat badan (Kg) x 55%

Universitas Sumatera Utara

Page 15: Asuhan Keperawatan pada An. A dengan Prioritas …Asuhan Keperawatan pada An. A Dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Cairan dan Elektrolit: Gastroenteritis di RS. dr. Pirngadi

8

Perhitungan ini hanya berlaku untuk individu dalam keadaan

keseimbangan air tubuh normal. Pada keadaan dehidrasi berat, air tubuh total

berkurang sekitar 10% maka pada keadaan dehidrasi berat air tubuh total

dihitung

Jumlah air tubuh total (L) = 0,9 x Berat badan (Kg) x 55%

2. Distribusi cairan

Menurut Wong (2008), seluruh cairan tubuh didistribusikan ke dalam

kompartemen intraselular dan kompartemen ekstraselular. Lebih jauh

kompartemen ekstraselular dibagi menjadi cairan intravaskular dan intersisial.

a. Cairan intraselular

Cairan yang terkandung diantara sel disebut cairan intraselular. Cairan

intrasel (CIS) ditemukan berada didalam sel-sel tubuh. Pada orang

dewasa, sekitar duapertiga dari cairan dalam tubuhnya terdapat di

intraseluler (sekitar 27 liter rata-rata untuk orang dewasa laki-laki dengan

berat badan sekitar 70 Kg), sebaliknya pada bayi hanya setengah dari

berat badannya merupakan cairan intraselular

b. Cairan ekstraselular

Cairan yang berada diluar sel disebut cairan ekstraselular. Jumlah relatif

cairan ekstraselular berkurang seiring dengan usia. Pada bayi baru lahir,

sekitar setengah dari cairan tubuh terdapat dicairan ekstraselular. Setelah

usia 1 tahun, jumlah cairan ekstraselular menurun sampai dengan

sepertiga dari volume total. Ini sebanding dengan sekitar 15 liter pada

dewasa muda dengan berat badan rata-rata 70 Kg. Cairan ekstraseluler

dibagi menjadi :

1) Cairan interstitial

Cairan yang mengelilingi sel termasuk dalam cairan interstitial,

sekitar 11-12 liter pada orang dewasa. Cairan limfe termasuk dalam

volume interstitial. Relatif terhadap ukuran tubuh. Volume ISF

adalah sekitar 2 kali lipat pada bayi baru lahir dibandingkan orang

dewasa.

2) Cairan intravaskular

Merupakan cairan yang terkandung dalam pembuluh darah

(contohnya volume plasma). Rata-rata volume darah orang dewasa

Universitas Sumatera Utara

Page 16: Asuhan Keperawatan pada An. A dengan Prioritas …Asuhan Keperawatan pada An. A Dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Cairan dan Elektrolit: Gastroenteritis di RS. dr. Pirngadi

9

sekitar 5-6 L dimana liternya merupakan plasma, sisanya terdiri dari

sel darah merah, sel darah putih dan platelet.

3) Cairan transeluler

Merupakan cairan yang terkandung diantara rongga tubuh tertentu

seperti serebrospinal, perikardial, pleura, sendi sinovial, intraokular

dan sekresi saluran pencernaa. Pada keadaan sewaktu, volume cairan

transeluler adalah sekitar 1 L, tetapi cairan dalam jumlah banyak

dapat masuk dan keluar dari ruang transeluler.

Cairan ekstrasel berperan sebagai pengantar semua keperluan sel

(nutrien, oksigen, berbagai io, tracemierals dan regulator hormon/molekul).

3. Fungsi cairan

Menurut Tarwoto 2006, ada 5 fungsi cairan yaitu :

a. Sebuah medium untuk reaksi metabolik didalam sel.

b. Sebuah pengangkut gizi, produk sisa, dan zat lain ke sel.

c. Sebuah pelumas antar organ

d. Sebagai penyekat dan penyerap guncangan

e. Sebuah cara dalam mengatur dan mempertahankan suhu tubuh.

2.1.3 Konsentrasi Cairan Tubuh

1. Osmolaritas

Osmolalitas adalah konsentrasi larutan atau partikel terlarut per liter larutan,

osmolaritas ditentukan oleh konsentrasi zat terlarut total didalam

kompartemen cairan dan diukur sebagai bagian dari zat terlarut perkilogram

air. Dengan demikian osmolaritas menciptakan tekanan osmotic sehingga

mempengaruhi pergerakan cairan (Vaughans.2013)

2. Tonisitas

Tonisitas merupakan osmolalitas yang menyebabkan pergerakan air dari

kompartemen yang lain. Menurut Soegianto (2002) Beberapa istilah yang

terkait dengan tonisitas adalah sebagai berikut :

a. Larutan isotonik memiliki osmolalitas yang sama dengan cairan tubuh.

Salin normal, natrium klorida 0,9% yang merupakan sebuah larutan

isotonik.

Universitas Sumatera Utara

Page 17: Asuhan Keperawatan pada An. A dengan Prioritas …Asuhan Keperawatan pada An. A Dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Cairan dan Elektrolit: Gastroenteritis di RS. dr. Pirngadi

10

b. Larutan hipertonik memiliki osmolalitas yang lebih tinggi dibandingkan

cairan tubuh; natrium klorida 3% merupakan larutan hipertonik.

c. Larutan hipotonik seperti salin normal (nantrium klorida 0,45%),

sebaliknya.

2.1.4 Tekanan Cairan

Perbedaan lokasi antara di interstitial pada ruang vaskular menimbulkan

tekanan cairan yaitu tekanan hidrostatik dan tekanan onkotik atau osmotic koloid.

Tekanan hidrostatik adalah teakanan yang disebabkan karena volume cairan dalam

pembuluh darah akibat kerja dari organ tubuh. Tekanan onkotik merupakan

tekanan yang disebabkan karna protein (Tarwoto,2006).

2.1.5 Pergerakan Cairan dan Elektrolit Tubuh

Pergerakan cairan tubuh (hidrodinamik) mencakup penyerapan air di usus,

masuk kepembuluh darah dan beredar ke seluruh tubuh.

Menurut Hidayat (2012), Metode pergerakan elektrolit dan zat terlarut lain

adalah dengan cara osmosis, difusi,filtrasi dan transpor aktif:

1. Osmosis

Osmosis adalah pergerakan air menembus membran sel, dari larutan yang

berkonsentrasi tinggi, dengan kata lain, air bergerak menuju zat terlarut yang

berkonsentrasi lebih tinggi sebagai upaya untuk menyeimbangkan

konsentrasi.

2. Difusi

Difusi merupakan percampuran kontinu beberapa molekul di dalam cairan,

gas atau zat padat yang disebabkan oleh pergerakan molekul secara acak.

Kecepatan difusi zat bervariasi sesuai dengan ukuran molekul, konsentrasi

larutan, dan suhu larutan.

3. Filtrasi

Filtrasi merupakan sebuah proses pergerakan cairan dan zat terlarut secara

bersama menyembrangi sebuah membran dari satu kompartemen ke

kompartemen yang lain. Pergerakan terjadi dari area bertekanan tinggi ke area

bertekanan rendah.

Universitas Sumatera Utara

Page 18: Asuhan Keperawatan pada An. A dengan Prioritas …Asuhan Keperawatan pada An. A Dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Cairan dan Elektrolit: Gastroenteritis di RS. dr. Pirngadi

11

4. Transpor aktif

Zat dapat bergerak menyebrangi membran sel dari larutan berkonsentrasi

rendah ke larutan berkonsentrasi tinggi dengan sebuah transfor aktif. Proses

ini terutama penting dalam mempertahankan perbedaan konsentrasi ion

natrium dan kalium didalam CIS dan CES.

2.1.6 Keseimbangan Cairan

Keseimbangan cairan ditentukan oleh intake dan output. Pemasukan cairan

berasal dari minuman dan makanan. Kebutuhan cairan setiap hari antara 1800-

2500ml/hari. Sedangkan pengeluaran cairan melalui ginjal dalam bentuk urine

1200-1500ml/hari, feses 100ml, paru-paru 300-500ml, dan kulit 600-800ml

(Tarwoto, 2006).

2.1.7 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keseimbangan Cairan dan

Elektrolit

1. Usia

Bayi dan anak yang sedang tumbuh memiliki perpindahan cairan yang jauh

lebih besar dibandingkan orang dewasa karena laju metabolisme mereka lebih

tinggi meningkatkan kehilangan cairan

2. Jenis kelamin dan ukuran tubuh.

Air tubuh total dipengaruhi oleh jenis kelamin dan ukuran tubuh. Karena sel

lemak mengandung lebih sedikit atau sama sekali tidak mengandung air dan

jaringan tanpa lemak memiliki kandungan air lebih tinggi.

3. Temperatur lingkungan

Panas yang berlebihan menyebabkan berkeringat. Seseorang dapat kehilangan

NaCl melalui keringat sebanyak 15-30 gram/hari.

4. Gaya hidup

a. Diet : pada saat tubuh kekurangan nutrisi tubuh akan memecah cadangan

energi

b. Stress : dapat meningkatkan metabolisme selular, kadar konsentrasi

glukosa darah, dan kadar katekolamin, stress dapat meningkatkan

produksi ADH, yang pada gilirannya menurunkan produksi urin.

Universitas Sumatera Utara

Page 19: Asuhan Keperawatan pada An. A dengan Prioritas …Asuhan Keperawatan pada An. A Dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Cairan dan Elektrolit: Gastroenteritis di RS. dr. Pirngadi

12

5. Sakit

Keadaan pembedahan, trauma jaringan, kelainan ginjal, dan jantung,

gangguan hormon akan mengganggu keseimbangan (Vaughans, 2013)

2.1.8 Pengaturan Keseimbangan Cairan

1. Rasa dahaga

Mekanisme rasa dahaga :

a. Penurunan fungsi ginjal merangsang pelepasan renin, yang pada akhirnya

menimbulkan produksi angiostensin II yang dapat dapat merangsang

hipotalamus untuk melepaskan supstratneural yang bertanggung jawab

terhadap sensasi haus.

b. Osmoreseptor dihipotalamus mendeteksi peningkatan osmotic dan

mengantisivasi jaringan syaraf yang dapat mengakibatkan sensasi rasa

dahaga.

2. Antidiuretik hormon (ADH)

Hormon yang mengatur sekresi dari ginjal, disintesis dibagian anterior

hipotalamus dan bekerja pada duktus kolektivus nefron.

3. Aldosteron

Hormon ini disekresi oleh kelenjar adrenal yang bekerja pada tubulus ginjal

untuk meningkatkan absorbsi natrium. Pelepasan aldosteron dirangsang oleh

perubahan konsentrasi kalium, natrium serum, dan sistem renin-angiotensin

serta sangat efektif dalam mengendalikan hiperkalemia.

4. Prostaglain

Prostagladin adalah asam lemak alami yang terdapat dalam banyak jarigan

dan berfungsi dalam merespon radang, pengendalian tekanan darah, kontraksi

uterus dan mobilitas gastrointestinal. Dalam ginjal prostagladin berperan

mengatur sirkulasi ginjal, respon natrium, dan efek ginjal pada ADH

5. Glukokortikoid

Meningkatkan responsi natrium dan air, sehingga volume darah naik dan

terjadi retensi natrium. Perubahan kadar glukortikoid menyebabkan

perubahan pada keseimbangan olume darah (Kozier, 2010).

Universitas Sumatera Utara

Page 20: Asuhan Keperawatan pada An. A dengan Prioritas …Asuhan Keperawatan pada An. A Dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Cairan dan Elektrolit: Gastroenteritis di RS. dr. Pirngadi

13

2.1.9 Cara Pengeluaran Cairan

Menurut Tarwoto 2006, Pengeluaran cairan terjadi melalui organ-organ

seperti :

1. Ginjal

a. Merupakan pengatur utama keseimbangan cairan yang menerima 170

liter darah untuk disaring setiap hari.

b. Produksi urin untuk semua usia 1 ml/Kg/jam.

c. Jumlah urin yang diproduksi oleh ginjal dipengaruhi oleh ADH dan

aldosteron.

2. Kulit

a. Hilangnya cairan melalui kulit diatur oleh saraf simpatis yang

merangsang aktivitas kelenjar keringat.

b. Rangsangan kelenjar keringat dapat dihasilkan dari aktivitas otot,

temperatur lingkungan yang meningkat dan demam

c. Disebut juga isensibel water loss (IWL) sekitar 15-20ml/jam.

3. Paru-paru

a. Menghasilkan IWL sekitar 400 ml/hari

b. Meningkatkan cairan yang hilang sebagai respon terhadap perubahan

kecepatan dan kedalaman napas akibat pergerakan atau demam.

4. Gastrointestinal

a. Dalam kondisi normal cairan yang hilang dari gastrointestinal setiap hari

sekitar 100-200 ml.

b. Perhitungan IWL secara keseluruhan adalah 10-15 cc/Kg/BB/24 jam,

dengan kenaikan 10% dari IWL pada setiap kenaikan temperatur 1

derajat Celcius.

2.1.10 Pengaturan Elektrolit

1. Natrium (Na+)

a. Merupakan kation yang terbanyak dicairan ekstrasel dan merupakan

kontributor utama terhadap osmolalitas serum.

b. Na+

mempengaruhi keseimbangan air, hantaran impuls saraf, dan

kontraksi otot

Universitas Sumatera Utara

Page 21: Asuhan Keperawatan pada An. A dengan Prioritas …Asuhan Keperawatan pada An. A Dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Cairan dan Elektrolit: Gastroenteritis di RS. dr. Pirngadi

14

c. Sodium diatur oleh intake garam,aldosteron, dn pengeluaran urin.

Normalnya sekitar 135-148 mEq/liter.

2. Kalium (K+)

a. Kalium merupakan kation utama didalam intrasel.

b. Kalium sangat penting pengaturan elektrolit

c. Berfungsi sebagai eskatibilitas neorumuskular dan kontraksi otot.

d. Diperlukan untuk pembentukan glikogen, sintesis protein, pengaturan

keseimbangan asam basa, karena ion K+ dapat diubah menjadi ion

hidrogen. Nilai normalnya sekitar 3,5-5,5 mEq/liter

3. Kalsium

a. Sebagian besar kalium didalam tubuh berada didalam sistem rangka,

relatif sedikit berada di dalam cairan ekstrasel

b. Kalsium dalam cairan ekstrasel diatur oleh kelenjar paratiroid dan tiroid.

c. Hormon paratidroid mengabsorbsi kalsium melalui gastrointestinal,

sekresi melalui ginjal.

d. Hormon tirokkalsitonim menghambat penyerapan Ca+

4. Magnesium (Mg2+

)

a. Magnesium ditemukan didalam tulang rangka dan cairan intrasel

b. Magnesium berfungsi untuk metabolisme intrasel, yang terutama terlibat

dalam produksi dan penggunaan ATP.

5. Klorida (Cl-)

a. Klrorida merupakan anion utama dalam CES

b. Klorida merupakan komponen utama asam lambung sebagai asam

hidroklorida (HCl) dan terlibat dalam pengaturan keseimbangan asam

basa.

6. Fosfat PO4-

a. Merupakan anion utama dalam cairan intrasel

b. Terdapat dalam CE, tulang otot rangka dan jaringan saraf. Anak-anak

memiliki kadar fosfat yang lebih tinggi dibanding orang dewasa.

c. Berfungsi untuk meningkatkan kegiatan neuromuskular, metabolisme

karbohidrat, dan pengaturan asam basa

d. Pengaturan oleh hormon paratiroid.

Universitas Sumatera Utara

Page 22: Asuhan Keperawatan pada An. A dengan Prioritas …Asuhan Keperawatan pada An. A Dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Cairan dan Elektrolit: Gastroenteritis di RS. dr. Pirngadi

15

7. Bikarbonat HCO3-

a. Bikarbonat terdapat dalam cairan intrasel dan ekstrasel

b. Bikarbonat berfungsi untuk mengatur keseimbangan asam basa sebagai

komponen esensial dan sistem buffer asam karbonat dan bikarbonat,

kadar bikarbonat diatur oleh ginjal (Lowry, 2014).

2.1.11 Masalah Keseimbangan Cairan

1. Hipovolemia

Kondisi dimana kekurangan cairan tubuh yang disebabkan oleh asupan yang

tidak memadai atau kehilangan berlebihan. Kehilangan cairan berlebihan

dapat terjadi ketika muntah, diare, perdarahan, penggunaan diuretik berlebih,

trauma karena sakit ginjal, kekurangan aldostero dan melepuh akibat luka

bakar dan askites. Hipovolemia yang berlangsung lama dapat menimbulkan

gagal ginjal akut (Vaughans, 2013).

2. Hipervolemia

Kondisi dimana kelebihan cairan disebabkan oleh asupan berlebihan atau

berkurangnya ekskresi cairan. Kondisi yang menyebabkan menurunnya

eksresi cairn antara lain gagal jantung penyakit renal, kelainan endokrin, dan

terkadang kelainan sistem saraf pusat dan pulmonai (Tarwoto, 2006).

2.1.12 Ketidakseimbangan Asam Basa

Pada keadaan normal pH serum darah dipertahankan sekitar 7,35-7,45 agar

aktivitas sel dan reaksi kimia dapat berjalan secara optimal. Keseimbangan asam

basa ditentukan oleh adanya kadar ion hidrogen dalam cairan intrasel maupun

ekstrasel. Ion hidrogen adalah hasil akhir dari katabolisme karbohidrat, lemak, dan

protein serta penguraian dari asam karbonat (H2CO3) yang merupakan senyawa

CO2 dengan air. Jika kadar pH kurang dari 7,35 disebut asidosis, sedangkan, jika

pH lebih dari asam atau kekurangan bikarbonat dalam larutan tubuh

Universitas Sumatera Utara

Page 23: Asuhan Keperawatan pada An. A dengan Prioritas …Asuhan Keperawatan pada An. A Dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Cairan dan Elektrolit: Gastroenteritis di RS. dr. Pirngadi

16

Menurut Tarwoto 2006, Keseimbangan asam basa diklasifikasikan menjadi

asidosis metabolic, asidosis respiratorik, alkalosis respiratoric.

1. Asidosis respiratorik

Disebabkan karena kegagalan sistem pernapasan dalam membuang CO2 dari

cairan tubuh. Kerusakan pernapasan, peningkatan pCO2 arteri diatas 45mmHg

dengan penurunan pH<7,35

Penyebab : penyakit obstruksi, restriksi paru, polimielitis, penurunan aktivitas

pusat pernapasan (trauma kepala, perdarahan, narkotik, anastesi, dan lain-lain

2. Alkalosis respiratorik

Disebabkan karna kehilangan CO2 dari paru-paru pada kecepatan yang lebih

tinggi dalam produksinya dalam jaringan. Hal ini menimbulkan pCO2 arteri

<35 mmHg, pH7,45.

Penyebab : hiperventilasi alveolar, ansietas, demam, meningitis, keracunan

aspirin, pneumoni, dan emboli paru

3. Asidosis metabolik

Terjadi akibat akumulasi abnormal pixed acid atau kehilangan basa pH arteri

<7,35, HCO3 menurun dibawah 22 mEq/liter

Gejala : pernapasan kusmaul (dalam dan cepat), disorientasi dan koma.

4. Alkalosis metabolik

Disebabkan oleh kehilangan ion hidrogen atau penambahan rasa pada cairan

tubuh. Bikarbonat plasma meningkat >26 mEq/liter dan pH arteri > 7,45.

Penyebab ; mencerna sebagian besar basa (misalnya BaHCO3, antasida, soda

kue) untuk mengatasi ulkus peptikum atau rasa kembung.

2.1.13 Kelainan Elektrolit dan Metabolik

1. Muntah

Muntah adalah ejeksi kuat dari isi lambung, penyebab tersering adalah

gastroenteritis. Pada anak, pikirkan infeksi sistemik, ingesti toksik,

apendisitis, sindroma reye, dan pertusis. Jika muntah adalah gejala satu-

satunya, pikirkan peninggian tekanan intracranial.

Universitas Sumatera Utara

Page 24: Asuhan Keperawatan pada An. A dengan Prioritas …Asuhan Keperawatan pada An. A Dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Cairan dan Elektrolit: Gastroenteritis di RS. dr. Pirngadi

17

2. Diare

Banyak penyebab diare akut dan kronik. Penyebab infeksi mencakup virus

(rotavirus tersering), bakteri (salmonella,shigella, campylobakter tersering,

parasit (giardia, Csriptosporidium), infeksi terlokalisir ditempat lain, terkait

antibiotik dan keracunan makanan khususnya sari buah sindroma, susu iriatif,

intoleransi protein susu, intoleransi laktosa setelah diare infeksi dan radang

usus.

3. Dehidrasi

Prinsip umum untuk mengatasi dehidrasi

a. Timbang BB

b. Pastikan menambahkan kehilangan yang sedang berlangsung ke jumlah

rumatan+cairan dan elektrolit pengganti

c. Jika dehidrasi sedang atau berat, berikan bolus cairan awal 20 ml/kg RL

atau NS dalam 20 menit. Ulangi bolus jika respon tidak adekuat.

d. Pada dehidrasi hipotonik dan isotonic, hitung cairan dan elektrolit total

(rumatan+pengganti deficit) untuk 24 jam pertama, berikan separuhnya 8

jam pertama dan selebihnya dalam 16 jam berikutnya, pada dehidrasi

hipertonik, koreksi deficit cairan dan elektrolit perlahan-lahan dalam 48

jam.

e. Jangan tambahkan kalium ke infuse, keculi jika urine sudah ada.

Pengecualian adalah ketoasidosis diabetic, dimana koreksi

hiperglikemiadan asidosis cepat mengakibatkan hipokalemia.

f. Tambah cairan rumatan sebesar 12% untuk setiap derajat Celcius diatas

37 derajat Celsius.

Gejala : apatis, lemah, gangguan mental, kram, dan pusing.

Universitas Sumatera Utara

Page 25: Asuhan Keperawatan pada An. A dengan Prioritas …Asuhan Keperawatan pada An. A Dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Cairan dan Elektrolit: Gastroenteritis di RS. dr. Pirngadi

18

Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar

Cairan Elektrolit

1. Pengkajian

Ketepatan pengkajian yang dilakukan perawat sangat berpengaruh

terhadap kualitas asuhan keperawatan yang dilakukannya. Terkait dengan

gangguan kebutuhan cairan dan elektrolit, maka ada beberapa aspek yang

perlu dikaji oleh perawat antara lain :

a. Riwayat pengkajian.

1) Pemasukan dan pengeluaran cairan dam makanan (oral, parenteral)

2) Tanda umum masalah elektrolit

3) Tanda kekurangan dan kelebihan cairan.

4) Proses penyakit yang menyebabkan gangguan homeostasis cairan

dan elektrolit.

5) Pengobatan tertentu yang sedang dijalani dapat mengganggu status

cairan

6) Status perkembangan seperti usia atau situasi sosial

7) Faktor psikologis seperti perilaku emosional yang mengganggu

pengobatan.

b. Pengukuran klinik

1) Berat badan

Kehilangan atau bertambahnya berat badan menunjukkan adanya

masalah keseimbangan cairan :

1) Ringan : lebih kurang 2%

2) Sedang : lebih kurang 5%

3) Berat : lebih kurang 10%

Pengukuran berat badan dilakukan setiap hari pada waktu yang

sama.

2) Keadaaan umum

1) Pengukuran tanda vital seperti temperatur, tekanan darah, nadi,

dan pernapasan

2) Tingkat kesadaran

Universitas Sumatera Utara

Page 26: Asuhan Keperawatan pada An. A dengan Prioritas …Asuhan Keperawatan pada An. A Dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Cairan dan Elektrolit: Gastroenteritis di RS. dr. Pirngadi

19

3) Pengukuran pemasukan cairan

1) Cairan oral : NGT dan oral

2) Cairan parenterl termasuk obat-obatan IV

3) Makanan yang cenderung mengandung air

4) Irigasi kateter atau NGT

4) Pengukuran pengeluaran cairan

a) Urine : volume, kejernihan atau kepekatan

b) Feses : jumlah dan konsistensi

c) Muntah

d) Tube drainase

e) IWL

5) Ukuran keseimbangan cairan dengan akurat : normalnya sekitar

lebih kurang 200 cc

c. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik pada kebutuhan cairan dan elektrolit difokuskan pada :

1) Integument : keadaan turgor kulit, edema, kelelahan, kelemahan otot,

tetani, dan sensasi rasa

2) Kardivaskular : distensi vena jugularis, teakanan darah, hemoglobin,

dan bunyi jantung

3) Mata : cekung, air mata kering

4) Neurologi : reflex, gangguan motorik dan sensorik, tingkat

kesadaran

5) Gatrointestinal : keadaan mukosa mulut, mulut dan lidah, muntah-

muntah, bising usus.

d. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan elektrolit, darah lengkap, pH, berat, jenis urine, dan analisis

gas darah.

2. Analisa data

Data dasar adalah dasar untuk mengindividualiskan rencana asuhan

keperawatan, mengembangkan dan memperbaiki sepanjang waktu asuhan

perawat untuk klien. Pengumpulan data harus berhubungan dengan masalah

kesehatan tertentu, dengan kata lain pengkajian harus relevan. Perawat

Universitas Sumatera Utara

Page 27: Asuhan Keperawatan pada An. A dengan Prioritas …Asuhan Keperawatan pada An. A Dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Cairan dan Elektrolit: Gastroenteritis di RS. dr. Pirngadi

20

mengumpulkan data yang bersifat deskriptif, singkat dan lengkap (Potter dan

Perry, 2005).

Pengumpulan data yang tidak akurat, tidak lengkap, atau tidak sesuai

mengarah pada identifikasi kebutuhan keperawatan klien yang tidak tepat dan

akibatnya diagnosa keperawatan yang dibuat menjadi tidak akurat, tidak

lengkap atau tidak sesuai.data yang tidak akurat terjadi bila perawat tidak

berhasil mengumpulkan informasi yang relevan dengan area spesifik atau jika

perawat tidak tertur atau tidak terampildalam teknik pengkajian (Potter dan

Perry, 2005)

3. Rumusan masalah

Perumusan masalah keperawatan didasarkan pada identifikasi

kebutuhan klien. Bila data pengkajian mulai menunjukkan masalah, perawat

diarahkan pada pemilihan diagnosa keperawatan. Beberapa diagnosis

keperawatan akan tampak dengan jelas berdasarkan hasil pemeriksaan fisik

yang saksama. Diagnosis utama yang cocok untuk bayi atau anak diuraikan

dalam rencana asuhan keperawatan. Diagnosis lainnya akan terbukti

berdasarkan usia, kondisi, dan etiologi diare.

4. Perencanan

Fase ketiga dari proses keperawatan adalah perencanaan, selama fase

ini diagnosis diprioritaskan, tujuan dan kriteria hasil disusun, intervensi

diidentifikasi, dan sebuah rencana asuhan tertulis dikembangkan. Berikut ini

merupakan tujuan yang akan dicapai pada bayi atau anak yang mengalami

dehidrasi dan bagi keluarganya:

1. Bayi atau anak akan mempertahankan hidrasi yang memadai

2. Bayi atau anak akan mempertahankan status nutrisi yang tepat menurut

usia.

3. Keluarga akan mendapat dukungan dan penyuluhan yang tepat.

5. Implementasi

Merupakan fase proses keperawatan dimana rencana diterapkan dalam

tindakan. implementasi melibatkan penilaian yang berkesinambungan

mengenai situasi untuk memprioritaskan secara tepat dan membuat

modifikasi saat diperlukan. Penatalaksanaan sebagian besar kasus diare akut

dapat dilaksanakan dirumah dengan pemberian pendidikan yang benar kepada

Universitas Sumatera Utara

Page 28: Asuhan Keperawatan pada An. A dengan Prioritas …Asuhan Keperawatan pada An. A Dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Cairan dan Elektrolit: Gastroenteritis di RS. dr. Pirngadi

21

keluarga tentang penyebab diare, komplikasi yang potensial, dan terapi yang

tepat. Keluarga diajarkan untuk memantau tanda-tanda dehidrasi, khususnya

jumlah popok yang basah atau frekuensi berkemih; memantau cairan yang

masuk lewat mulut; dan menilai frekuensi defekasi serta jumlah cairan yang

hilang lewat feses. Jika anak diare akut dan dehidrasi di rumah sakit,

penimbangan berat badannya harus dikerjakan dengan akurat disamping

dilakukannya pemantauan asupan dan haluaran cairan yang cermat. Anak

dapat memperoleh terapi cairan parenteral tanpa pemberian apapun lewat

mulut (puasa) selama 12 sampai 48 jam. Pemantauan pemberian cairan infus

merupakan fungsi primer keperawatan, dan perawat harus yakin bahwa cairan

serta elektrolit yang diberikan lewat infus tersebut sudah memiliki

konsentrasi yang benar; kecepatan tetesan harus diatur untuk memberikan

cairan dengan colume yang dikehendaki dalam periode tertentu dan lokasi

pemberian infus harus dijaga (wong, 2008)

6. Evaluasi

Fase kelima dari proses keperawatan adalah evaluasi. Dalam proses

keperawatan, evaluasi umumnya merupakan penentuan dari efektivitas

rencana asuhan terhadap seorang pasien.

Evaluasi terhadap gangguan kebutuhan cairan dan elektrolit secara

umum dapat dinilai dari adanya kemampuan dalam mempertahankan

keseimbangan cairan dan elektrolit dengan ditunjukkan oleh adanya

keseimbangan antara jumlah asupan dan pengeluaran, nilai elektrolit dalam

batas normal, berat badn sesuai dengan tinggi badan atau tidak ada

penurunan, turgor kulit baik, tidak terjadi edema, dan lain sebagainya

(Hidayat, 2012).

Universitas Sumatera Utara

Page 29: Asuhan Keperawatan pada An. A dengan Prioritas …Asuhan Keperawatan pada An. A Dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Cairan dan Elektrolit: Gastroenteritis di RS. dr. Pirngadi

22

PROGRAM D-III KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN

Identitas pasien

Nama : An. A

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 5 tahun

Agama : Kristen Protestan

Pendidikan : -

Alamat : Jl. Tuama Gg. Kasan Medan

Tanggal Masuk RS : 11 Mei 2017

No. Register : 01. 02. 99. 41

Ruangan / kamar : Melati 1

Golongan darah : O

Tanggal pengkajian : 11 Mei 2017

Tanggal operasi : -

Diagnosa Medis : Gastroenteritis

I. KELUHAN UTAMA

Ny. M mengatakan An. A mengalami muntah dan mencret 1 hari yang lalu

yang disebabkan oleh An. A makan jajanan sembarangan yang dibelinya di

lingkungan tempat tinggalnya.

II. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG

A. Provocative/pallitive

1. Apa penyebabnya : Ny. M mengatakan An. A jajan sembarangan di

lingkungan rumahnya

2. Hal-hal yang mempengaruhi keadaan : Ny. M memberikan obat sakit

kepala dan obat sakit perut kepada An. A yang dibeli warung.

Universitas Sumatera Utara

Page 30: Asuhan Keperawatan pada An. A dengan Prioritas …Asuhan Keperawatan pada An. A Dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Cairan dan Elektrolit: Gastroenteritis di RS. dr. Pirngadi

23

B. Quantity/quality

1. Bagaimana dirasakan : klien lemas, dan nyeri dibagian abdomen.

2. Bagaimana dilihat : klien terlihat lemas, mukosa mulut dan bibir

kering, kulit klien tampak kering, turgor kembali agak lambat, terjadi

penurunan BB 1 Kg

C. Region

1. Dimana lokasinya : klien mengalami mual pada bagian abdomen

2. Apakah menyebar : klien mengatakan tidak menyebar

D. Severity

An. A mengalami diare dengan dehidrasi ringan ditandai turgor klien

masih baik, mukosa bibir dan mulut kering dan klien tidak mau minum

banyak, terpasang infus 60 tts/i.

E. Time

Muntah dan mencret dialami klien sejak 1 hari yang lalu

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

A. Penyakit yang pernah dialami :

Ny. M mengatakan An. A tidak pernah mengalami sakit seperti ini, tapi

An. A pernah step pada umur 1 tahun karena demam.

B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan

Ny. M mengatakan membawa An. A ke RSUD Dr. Pirngadi

C. Pernah dirawat/operasi

Ny. M mengatakan An. A Pernah dirawat di RSUD Dr. Pirngadi

D. Lama dirawat

Ny. M mengatakan An. A dirawat selama 3 bulan

E. Alergi

Ny. M mengatakan kalau An. A alergi telur

F. Imunisasi

Ny. M mengatakan imunisasi yang dilakukan pada An. A lengkap.

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

A. Orang Tua

Tn. S dan Ny. M tidak memiliki riwayat penyakit keturunan hingga

sekarang masih tetap sehat.

Universitas Sumatera Utara

Page 31: Asuhan Keperawatan pada An. A dengan Prioritas …Asuhan Keperawatan pada An. A Dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Cairan dan Elektrolit: Gastroenteritis di RS. dr. Pirngadi

24

B. Saudara kandung

Saudara kandung An. A tidak memiliki riwayat penyakit seperti An. A

C. Penyakit keturunan yang ada

Ny. M mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit keturunan baik dari

keluarga Tn. S ataupun Ny. M hanya saja, Ny. M mengatakan bahwa

keluarga dari pihak Tn. S dan Ny. M merupakan perokok aktif

D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

Ny. M mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami

gangguan jiwa

E. Anggota keluarga yang meninggal

Ny. M mengatakan nenek dan kakek dari klien sudah meninggal.

F. Penyebab meninggal

Ny. M mengatakan kakek dan nenek An. A meninggal karena gastritis

VI. RIWAYAT KESEHATAN PSIKOSOSIAL

A. Persepsi pasien tentang penyakitnya

Pasien ingin cepat sembuh

B. Keadaan emosi:

Keadaan emosi An. A baik

C. Hubungan sosial:

Orang yang berarti : Orang tua

Hubungan dengan keluarga : Baik

Hubungan dengan orang lain : Baik

Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : tidak ada, Ny. M

mengatakan tetangga datang ke RS menjenguk An. A

D. Spiritual:

Nilai dan keyakinan : An. A menganut agama Kristen Protestan

Kegiatan ibadah : Ny. M mengatakan selama dirawat di rumah sakit

An. A menyanyikan lagu rohani bersama kakak nya dan berdoa.

VII. STATUS MENTAL

Tingkat kesadaran : Compos mentis

Penampilan : Rapi

Pembicaraan : Lambat

Universitas Sumatera Utara

Page 32: Asuhan Keperawatan pada An. A dengan Prioritas …Asuhan Keperawatan pada An. A Dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Cairan dan Elektrolit: Gastroenteritis di RS. dr. Pirngadi

25

Alam perasaan : Lesu

Afek : Labil

VIII. PEMERIKSAAN FISIK

A. Keadaan umum

Kesadaran umum An. A compos mentis, seluruh anggota tubuh lengkap

dan berfungsi dengan baik, tidak ada cacat yang dibawa sejak lahir

B. Tanda-tanda vital

Suhu tubuh : 37,8 oC

Tekanan darah : 100/60 mmHg

Nadi : 90 x/i

Pernapasan : 23 x/i

Skala nyeri : -

TB : 100 cm

BB : 15 Kg

C. Pemeriksaan Head to toe

Kepala dan rambut

Bentuk : kepala bentuk oval

Kulit kepala : kulit kepala kuning langsat, bersih

Rambut

Penyebaran dam keadaan rambut: distribusi rambut merata

Bau : rambut tidak berbau

Warna kulit : warna kulit putuh

Wajah

Warna kulit : warna kulit An. A kuning langsat

Struktur wajah : wajah An. A terlihat simetris,

normal

Mata

Kelengkapan dan kesimetrisan : mata An. A lengkap dan simetris

Palpebra : normal dan tidak ada gangguan

Konjungtiva dan sklera : pucat dan tampak anemis

Pupil : refleks terhadap cahaya normal

Universitas Sumatera Utara

Page 33: Asuhan Keperawatan pada An. A dengan Prioritas …Asuhan Keperawatan pada An. A Dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Cairan dan Elektrolit: Gastroenteritis di RS. dr. Pirngadi

26

Cornea dan iris : transparan dan jernih

Visus : normal

Tekanan bola mata : cekung

Hidung

Tulang hidung dan posisi septum nasi : tulang hidung ada dan

septum nasi normal

Lubang hidung : normal

Cuping hidung : cuping hidung tidak ada

Telinga

Bentuk telinga : bentuk telinga normal

Ukuran telinga : normal

Lubang telinga : lengkap

Ketajaman pendengaran : baik

Mulut dan faring

Keadaan bibir : mukosa bibir An. A tampak

kering

Keadaan gusi dan gigi : keadaan gusi kering, tidak ada

lesi

Keadaan lidah : keadaan lidah An. A simetris

Orofaring : -

Leher

Posisi trachea : posisi trachea medial

Thypoid : tidak ada tanda massa

Suara : suara An.A tampak lemah

Kelenjar limfe : normal, tidak ada tanda edema

Vena jugularis : ada dan teraba

Denyut nadi karotis : ada dan teraba

Pemeriksaan integumen

Kebersihan : kulit An. A tampak bersih

Kehangatan : kulit terasa hangat ketika diraba

Warna : warna kulit An. A kuning langsat

Universitas Sumatera Utara

Page 34: Asuhan Keperawatan pada An. A dengan Prioritas …Asuhan Keperawatan pada An. A Dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Cairan dan Elektrolit: Gastroenteritis di RS. dr. Pirngadi

27

Turgor : turgor baik

Kelembaban : kulit An. A tampak kering

Kelainan pada kulit : tidak ada kelainan pada kulit An. A

Pemeriksaan payudara dan ketiak

Ukuran dan bentuk : ukuran dan bentuk payudara An. A

normal dan simetris

Warna payudara dan areola : warna coklet dan areola berwarna

hitam kecoklatan

Kondisi payudara dan puting : normal dan tidak ada

pembengkakan

Produksi asi : -

Aksila dan clavicula : normal dan simetris kiri dan kanan

Pemeriksaan thoraks/dada

Inspeksi thoraks (normal, burrel chest, funnel chest,pigeon chest,

flail chest, cifos coliasis) : normal

Pernapasan (frekuensi, irama) : frekuensi napas klien 23x/i

Tanda kesulitan bernapas : tidak ada

Pemeriksaan paru

Palpasi getaran suara : palpasi suara paru kiri dan kanan sama

Perkusi : resonan

Auskultasi (suara napas, suara ucapan,suara tambahan) : suara

napas vesikuler

Pemeriksaan jantung

Inspeksi : -

Palpasi : tidak ada pembengkakan

Perkusi : dullnes

Auskultasi :bunyi jantung normal lup dup

Pemeriksaan abdomen

Inspeksi (bentuk, benjolan) : simetris kiri dan kanan

Auskultasi : terdengar peristaltik

Universitas Sumatera Utara

Page 35: Asuhan Keperawatan pada An. A dengan Prioritas …Asuhan Keperawatan pada An. A Dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Cairan dan Elektrolit: Gastroenteritis di RS. dr. Pirngadi

28

Palpasi (tanda nyeri tekan, benjolan, ascites, hepar, klien) : nyeri

tekan(-), benjolan (-), ascites (-), hepar (-).

Perkusi (suara abdomen) : terdengar suara tympani

Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya

Genetalia (rambut pubis, lubang uretra): terdapat lubang uretra

Anus dan perineum (lubang anus, kelainan pada anus, perineum) :

lubang anus (+), kelainan pada anus (-)

Pemeriksaan muskuloskeletal/ekstremitas (kesimetrisan, kekuatan

otot, edema) :

Muskuloskeletal/ekstremitas simetris, kekuatan otot (+), edema (-).

Pemeriksaan neurologi (nervus cranialis)

Neurologi baik

Fungsi motorik

Selama sakit klien malas berjalan

Fungsi sensorik (identifikasi sentuhan, tes tajam tumpul, panas

dingin, getaran)

Fungsi sensorik normal

Refleks (bisep, trisep, brachioradialis, patelar, tendon achiles,

plentar)

Tidak dilakukan

IX. POLA KEHIDUPAN SEHARI-HARI

I. Pola makan dan minum

Frekuensi makan / hari : 3 x/hari

Nafsu/ selera makan : tidak selera

Nyeri ulu hati : tidak ada

Alergi : An. A alergi makan telur

Mual dan muntah : An. A mual dan muntah

Tampak makan memisahkan diri (pasien gangguan jiwa) : klien

normal

Waktu pemberian makan : makan pagi jam 07.00 WIB, makan siang

jam 12.00 WIB, makan malam jam 18.00 WIB

Jumah dan jenis makan : 1/3 dari porsi makanan

Universitas Sumatera Utara

Page 36: Asuhan Keperawatan pada An. A dengan Prioritas …Asuhan Keperawatan pada An. A Dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Cairan dan Elektrolit: Gastroenteritis di RS. dr. Pirngadi

29

Waktu pemberian cairan/ minum : waktu pemberian susu formula

dan air putih tidak dapat ditentukan

Masalah makan dan minum (kesulitan menelan, mengunyah)

Kesulitan makan (-), mengunyah (-)

II. Perawatan diri/personal hygiene

Kebersihan diri : An. A tampak bersih

Kebersihan gigi dan mulut : gigi dan mulut An. A tampak bersih

Kebersihan kuku kaki dan tangan : kuku kaki dan kuku tangan An. A

bersih

III. Pola kegiatan/ aktivitas

Uraian aktivitas pasien mandi, makan, eliminasi, ganti pakaian

dilakukan secara mandiri, sebahagian, atau total :

Klien masih dibantu oleh orang tua dalam melakukan aktivitas.

Uraikan aktivitas ibadah pasien selama dirawat/sakit :

Selama An. A sakit sering menynyikan lagu rohani dan berdoa

IV. Pola Eliminasi

a. BAB

Pola BAB : 3-6 x sehari

Karakter fes es : cair

Riwayat perdarahan : -

BAB terakhir : 11 Mei 2017 jam 14.00 WIB

Diare : An. A mengalami diare

Penggunaan laksatif : -

b. BAK

Pola BAK : 6 x

Karakter urine : bening

Nyeri/ rasa terbakar/kesulitan BAK : tidak ada

Riwayat penyakit ginjal/ kandung kemih : tidak ada

Penggunaan diuretik : tidak ada

Upaya mengatasi masalah : tidak ada

Universitas Sumatera Utara

Page 37: Asuhan Keperawatan pada An. A dengan Prioritas …Asuhan Keperawatan pada An. A Dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Cairan dan Elektrolit: Gastroenteritis di RS. dr. Pirngadi

30

Hasil Lab

Parameter Nilai Normal

WBC

RBC

HGB

ACT

MCV

MCH

MCHC

PLT

RNW-CV

RDW-SD

PDW

MPV

P-LCR

PCT

11,84

4,16

12,00

36,20

87,00

28,8

33,1

464

12,8

39,3

7,4

8,0

8,20

0,37

( 10 3

/uL )

(10-6

/uL)

(g/ dL)

(%)

(fL)

(Pg)

(g/dL)

(10 3

/uL)

(%)

(fL)

(fL)

(%)

(%)

(%)

4.0 – 11.0

4.00 – 5,40

12 – 16

36.0 – 48.0

80,0 – 97,0

27,0 – 33,7

31,5 - 35, 0

150 – 400

10,0 – 15,0

35 – 47

10,0 – 18,0

6,5 – 11,0

15,0 – 25,0

0,2 – 0,5

Pengukuran Balance Cairan

Tanggal Input Output Balance cairan

12/05/2017 Minum : 100 cc

Makan : 100 c

Infus : 1500 cc

+

1780 ml

Urine : 1000 cc

Feses : 600 cc

Muntah : 100 cc

IWL : 120 cc

+

1800 cc

Input – (Output+IWL)

1780 cc – 1800 cc

= (-) 20 cc

13/05/2017 Minum : 120 cc

Makan : 100 cc

Infus: 1500 cc

+

1720 cc

Urine : 1000 cc

Feses : 600 cc

Muntah : 100 cc

IWL : 120 cc

+

1800 cc

Input - (Output+IWL)

1720 cc – 1800 cc

= (-) 60 cc

14/05/2017 Minum : 100 cc

Makan : 120 cc

Infus : 1500 cc

+

1640 cc

Urine : 1000 cc

Feses : 500 cc

Muntah : 100 cc

IWL : 120 cc

+

1720 cc

Input - (Output + IWL)

1640 cc – 1720 cc

= (-) 80 cc

Universitas Sumatera Utara

Page 38: Asuhan Keperawatan pada An. A dengan Prioritas …Asuhan Keperawatan pada An. A Dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Cairan dan Elektrolit: Gastroenteritis di RS. dr. Pirngadi

31

Jenis Terapi

Jenis Terapi/Obat Dosis Fungsi Efek samping

Zinkid 20 gram 1x2 Zink dispersibel tablet

sebagai terapi pelengkap

diare pada anak-anak

yang digunakan bersama

ORS (Oral Rehydation

Salts)

Dosis tinggi zink

untuk periode lama

dapat

menyebabkan

penurunan

lipoprotein plasma

dan absorbsi

tembaga.

Pct 170 mg 3x1 Paracetamol adalah obat

yang digunakan Untuk

penanganan demam dan

nyeri sebagai antipiretik

dan analgesik

- Menghambat

sikloseginase

pusat

- Menghambat

sintesa

prostagladin

Metronidazol 3x1 Metronidazol adalah obat

yang digunakan untuk

mengobati bakteri yang

sudah terdeteksi

Metronidazol adalah

antimikoba yang

termasuk golongan

nitroimidazol.

Kadang-kadang

timbul rasa

mual,

anoreksia.

Nyeri pada

epigastrium.

Rasa tidak enak

dimulut,

penurunan

nafsu makan,

mual, muntah,

atau gangguan

pada saluran

cerna sering

dilaporkan.

IVFD Rl 60 gtt/i Ringer laktak berguna

untuk mengembalikan

keseimbangan elektrolit

pada dehidrasi

Panas, infeksi pada

tempat penyuntikan

Universitas Sumatera Utara

Page 39: Asuhan Keperawatan pada An. A dengan Prioritas …Asuhan Keperawatan pada An. A Dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Cairan dan Elektrolit: Gastroenteritis di RS. dr. Pirngadi

32

2. Analisa Data

No Data Etiologi Masalah

Keperawatan

1 DS:

Ny. M mengatakan An. A

muntah kurang lebih 10 kali,

BAB cair, sedikit ampas,

muntah jika diberi makan atau

susu terjadi sejak 1 hari yang

lalu.

Ny. M mengatakan An. A

tidak mau minum

Data objektif

Os BAB dengan konsistensi

cair dan sedikit ampas

BAB 3-6x

KU : kulit kering, mukosa

mulut dan bibir kering, mata

cekung, BAK 8-10 x perh

hari, BB turun 1 Kg, tidak

selera makan.

Bising usus 23 x/ i

TTV : suhu : 37,50C

HR : 90x/i

RR : 20 x/i

TD : 100/60 mmHg

Terpasang infus RL 60 gtt/i

Makanan dan minuman

yang terkontaminasi oleh

bakteri

Dikonsumsi oleh anak

Infeksi pada usus

(enteritis)

muntah dan mencret

Volume cairan kurang

dari kebutuhan tubuh

Diare dehidrasi ringan

Kekurangan

volume cairan

2 DS :

Ny. M mengatakan An. A

minum susu hanya sedikit, dan

jika dipaksa untuk minum dan

makan, maka An. A akan

muntah.

Ny. M mengatakan An. A

tidak selera makan

DO :

An. A tidak selera makan,

minum susu hanya sedikit, BB

turun 1 Kg.

An. A tidak menghabiskan

porsi makan yang disediakan

TD : 100/60 mmHg

Mual dan muntah

Motilitas usus meningkat

Sekresi asam lambung

menurun

Haus ingin minum

Rongga usus penuh

dengan air

Perut terasa penuh

Tidak selera makan

Nutrisi kurang

dari kebutuhan

tubuh

Universitas Sumatera Utara

Page 40: Asuhan Keperawatan pada An. A dengan Prioritas …Asuhan Keperawatan pada An. A Dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Cairan dan Elektrolit: Gastroenteritis di RS. dr. Pirngadi

33

3. Masalah Keperawatan

a. Gangguan volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan muntah dan mencret yang dialami An. A sejak 1 hari yang lalu

ditandai dengan mukosa bibir dan mulut kering, turgor kulit kembali

lambat, Mata Cekung.

b. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan muntah yang

dialami An. A ditandai dengan Ny. M mengatakan An. A nafsu

makannya berkurang, berat badan menurun, kulit kering.

c. Kurang pengetahuan keluarga berhubungan dengan proses penyakit

ditandai dengan Ny. M mengatakan tidak pernah mendapat informasi

tentang penyakit yang dialami anaknya

4. Diagnosa Keperawatan Prioritas

a. Gangguan volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan muntah yang dialami An. A sejak 1 hari yang lalu ditandai

dengan berat badan An. A turun 1 kg, terpasang infus dengan cairan RL

60 gtt/menit, mata An. A tampak cekung, mukosa bibir dan mulut kering.

KU : An. A tampak lemas,

kulit kering

Nutrisi kurang dari

kebutuhan

3 DS:

Ny. M mengatakan cemas

terhadap anaknya yang sedang

dirawat.

DO:

Orang tua klien tampak cemas

dan gelisah

Orang tua klien mengatakan

kurang tahu tentang penyakit

anaknya

Proses penyakit

Kurang terpajan

informasi tentang

penyakit

Kurang pengetahuan

Kurang

pengetahuan

Universitas Sumatera Utara

Page 41: Asuhan Keperawatan pada An. A dengan Prioritas …Asuhan Keperawatan pada An. A Dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Cairan dan Elektrolit: Gastroenteritis di RS. dr. Pirngadi

34

5. Perencanaan Keperawatan Dan Rasional

No. Dx Perencanaan

1. Gangguan

volume

cairan

kurang dari

kebutuhan

tubuh

berhubungan

dengan

muntah dan

mencret

yang dialami

An. A sejak

1 hari yang

lalu ditandai

dengan

mukosa bibir

dan mulut

kering,

turgor kulit

kembali

lambat, mata

cekung

Tujuan : pasien menunjukkan tanda-tanda rehidrasi dan

mempertahankan rehidrasi kuat

Kriteria hasil :

Anak menunjukkan tanda-tanda hidrasi yang adekuat

Rencana tindakan Rasional

1. Berikan cairan oral dan

parenteral sesuai dengan

program rehidrasi

2. Pantau intake dan out put

3. Timbang BB anak tiap

hari

4. Kaji warna kulit anak,

turgor kulit, tingkat

kesadaran, waktu

pengisian-ulang kapiler,

dan membran mukosa.

5. Kaji tanda vital,

tanda/gejala dehidrasi,

dan hasil pemeriksaan

laboratorium

1. Sebagai upaya rehidrasi

untuk mengganti cairan.

2. Asupan dan haluaran cairan

menentukan status hidrasi

anak dan menjadi pedoman

dalam terapi penggantian

cairan.

3. BB secara langsung

mengukur status hidrasi

4. Kulit pucat, turgor kulit

buruk, fontanel yang

melesak kedalam,

penurunan tingkat

kesadaran, peningkatan

waktu pengisian-ulang

kapiler, dan membran

mukosa kering

mengidentifikasikan

dehidrasi

5. Untuk menilai status

hidrasi,elektrolit dan

keseimbangan asam basa

2. Nutrisi

kurang dari

kebutuhan

tubuh

berhubungan

dengan

muntah yang

dialami An.

A ditandai

dengan Ny.

M

mengatakan

An. A nafsu

makannya

berkurang

Tujuan : setelah diberikan tindakan keperawatan berat badan

stabil dan meningkat.

Tujuan dan kriteria hasil : anak menunjukkan status nutrisi

yang baik dan menunjukkan penambahan berat badan.

Rencana tindakan Rasional

1. Timbang berat badan anak

setiap hari.

2. Jaga kebersihan mulut

pasien

3. Berikan makan sedikit

tapi sering setiap 2-3 jam.

4. Tingkatkan asupan cairan

dan nutrisi

5. Instruksikan keluarga

dalam memberikan diet

yang tepat

1. Memberikan informasi

perubahan berat badan.

2. Mulut yang bersih

meningkatkan nafsu makan

3. Untuk meningkatkan intake

makanan

4. Untuk memperbaiki status

nutrisi klien

5. meningkatkan kepatuhan

keluarga terhadap program

terapeutik.

Universitas Sumatera Utara

Page 42: Asuhan Keperawatan pada An. A dengan Prioritas …Asuhan Keperawatan pada An. A Dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Cairan dan Elektrolit: Gastroenteritis di RS. dr. Pirngadi

35

3. Kurang

pengetahuan

berhubungan

dengan

proses

penyakit

ditandai

dengan Ny.

M

mengatakan

tidak pernah

mendapat

informasi

tentang

penyakit

yang dialami

anaknya

Tujuan: keluarga memahami penyakit anak dan

pengobatannya serta mampu memberikan perawatan

Kriteria Hasil : keluarga mampu merawat anggota keluarga

yang sakit.

Tindakan Keperawatan Rasional

1. Berikan informasi kepada

keluarga tentang penyakit

anak dan tindakan

terapeutik.

2. Bantu keluarga dalam

memberikan rasa nyaman

dan dukungan pada anak

3. izinkan anggota keluarga

untuk berpartisipasi

dalam perawatan anak

sebanyak yang mereka

inginkan

4. Instruksikan keluarga

mengenai pencegahan

terhadap proses penyakit

5. Pendkes tentang

penggunaan obat Zink

1. Untuk mendorong

kepatuhan terhadap

program terapeutik,

khususnya jika berada di

rumah.

2. Untuk memberikan rasa

nyaman terhadap anak

3. Untuk memenuhi

kebutuhan anak dan

keluarga

4. Untuk mencegah

penyebaran penyakit

Universitas Sumatera Utara

Page 43: Asuhan Keperawatan pada An. A dengan Prioritas …Asuhan Keperawatan pada An. A Dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Cairan dan Elektrolit: Gastroenteritis di RS. dr. Pirngadi

36

6. Pelaksanaan Keperawatan

Hari/Tanggal No.

Dx Implementasi Evaluasi

Jumat/

12 Mei 2017

1 1. Memberikan cairan oral

dan parenteral sesuai

dengan rehidrasi

2. Memantau intake dan

outpu

3. Menimbang BB anak

tiap hari

4. Mengkaji warna kulit

anak, turgor kulit, tingkat

kesadaran, waktu

pengisian-ulang kapiler

dan membran mukosa

5. Mengkaji tanda-tanda

vital, tanda dan gejala

rehidrasi

S : -

O :

Anak tampak lemas,

mata cekung, mukosa

bibir dan mulut

kering, feses encer,

BB 15 Kg, kulit

kering

TTV : suhu 37,5 0C

A :

Kerurangan volume

cairan

P :

Intervensi dilanjutkan

2 1. Menimbang berat badan

anak setiap hari

2. mengkaji kebersihan

mulut pasien

3. Memberikan makan

sedikit tapi sering setiap

2-3 jam

4. Meningkatkan asupan

cairan dan nutrisi

5. Mengkaji intake dan

output klien

S :

Ny. M mengatakan

An. A tidak mau

makan, makanan yang

dimakan selalu

dimuntahkan

O :

An. A tampak lemah,

BB 15 Kg.

BAB 6x sehari

A :

Masalah belum

teratasi

P :

Intervensi dilanjutkan

3 1. Memberikan informasi

kepada keluarga tentang

penyakit anak dan

tindakan terapeutik.

2. Memantu keluarga dalam

memberikan rasa nyaman

dan dukungan pada anak

3. izinkan anggota keluarga

untuk berpartisipasi

dalam perawatan anak

sebanyak yang mereka

inginkan

4. instruksikan keluarga

mengenai pencegahan

terhadap proses penyakit

S :

Ny. M mengatakan

sudah mengerti

tentang proses

penyakit.

O :

Ny. M tampak tenang

A :

Masalah teratasi

sebagian

P :

Intervensi dilanjutkan

Universitas Sumatera Utara

Page 44: Asuhan Keperawatan pada An. A dengan Prioritas …Asuhan Keperawatan pada An. A Dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Cairan dan Elektrolit: Gastroenteritis di RS. dr. Pirngadi

37

5. Memberikan pendkes

tentang kegunaan obat

Zink

Sabtu/

13 Mei 2017

1 1. Memberikan cairan oral

dan parenteral sesuai

dengan rehidrasi

2. Memantau intake dan

output

3. Menimbang BB anak

tiap hari

4. Mengkaji warna kulit

anak, turgor kulit, tingkat

kesadaran, waktu

pengisian-ulang kapiler

dan membran mukosa

5. Mengkaji tanda-tanda

vital, tanda dan gejala

rehidrasi.

S : -

O :

mukosa bibir dan

mulut kering, feses

cair, BB 15,2 kg, kulit

tampak lembab

TTV : suhu 37,30C

A :

masalah teratasi

sebagian

P :

intervensi dilanjutkan

2 1. Menimbang berat badan

anak setiap hari

2. Menjaga kebersihan

mulut klien

3. Memberikan makan

sedikit tapi sering setiap

2-3 jam

4. Meningkatkan asupan

cairan dan nutrisi

5. Mengkaji intake dan

output klien

S :

Ny. M mengatakan

anak sudah mau

makan tapi masih

sedikit, muntah

berkurang

O :

An. A tampak segar,

BB 15,2 kg

A :

masalah tertasi

sebagian sebagian

P :

intervensi dilanjutka

3 1. Memberikan informasi

kepada keluarga tentang

penyakit anak dan

tindakan terapeutik.

2. Memantu keluarga dalam

memberikan rasa nyaman

dan dukungan pada anak

3. Izinkan anggota keluarga

untuk berpartisipasi

dalam perawatan anak

sebanyak yang mereka

inginkan

4. Instruksikan keluarga

mengenai pencegahan

terhadap proses penyakit

5. Memberikan Pendkes

S : Ny. M mengatakan

sudah mengerti

tentang proses

penyakit

Ny. M mengatakan

sudah mengerti cara

merawat klien

O :

Ny. M tampak tenang

A :

Masalah teratasi

P :

intervensi dihentikan

Universitas Sumatera Utara

Page 45: Asuhan Keperawatan pada An. A dengan Prioritas …Asuhan Keperawatan pada An. A Dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Cairan dan Elektrolit: Gastroenteritis di RS. dr. Pirngadi

38

tentang kegunaan obat

zink

Minggu/

14 Mei2017

1 1. Memberikan cairan oral

dan parenteral sesuai

dengan rehidrasi

2. Memantau intake dan

output

3. Menimbang BB anak

tiap hari

4. Mengkaji warna kulit

anak, turgor kulit, tingkat

kesadaran, waktu

pengisian-ulang kapiler

dan membran mukosa

5. Mengkaji tanda-tanda

vital, tanda dan gejala

rehidrasi.

S : -

O : mukosa bibir dan

mulut lembab,feses

sedikit cair banyak

ampas,BB 15,4 kg,

kulit lembab.

A : masalah teratasi

P : intervensi

dihentikan

2 1. Menimbang berat badan

anak setiap hari

2. Memberikan makan

sedikit tapi sering setiap

2-3 jam

3. Meningkatkan asupan

cairan dan nutrisi

4. Mengkaji intake dan

output klien

S :

Ny. M mengatakan

anak sudah mau

makan dan minum,

dan tidak muntah lagi

O :

BB : 15,4 Kg

Makan

A :

masalah teratasi

P :

intervensi dihentikan

Universitas Sumatera Utara

Page 46: Asuhan Keperawatan pada An. A dengan Prioritas …Asuhan Keperawatan pada An. A Dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Cairan dan Elektrolit: Gastroenteritis di RS. dr. Pirngadi

39

BAB 3

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

An. A mengalami gangguan kebutuhan dasar cairan dan elektrolit

berhubungan dengan mual dan muntah yang dialami An. A sejak 1 hari yang lalu

ditandai dengan output yang berlebihan, berat badan berkurang, kehilangan nafsu

makan. Pengkajian dilakukan pada tanggal 11 Mei 2017 sampai 14 Mei 2017, dan

ditemukan masalah gangguan volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan output yang berlebihan ditandai dengan An. A muntah dan

mencret sejak 1 hari yang lalu. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan muntah yang dialami An. A ditandai dengan Ny. M mengatakan An. A

nafsu makannya berkurang, mukosa bibir dan mulut kering, turgor kulit kembali

lambat, mata cekung. Kurang pengetahuan keluarga berhubungan dengan proses

penyakit ditandai dengan Ny. M mengatakan tidak pernah mendapat informai

tentang penyakit anaknya. Dilakukan implementasi berdasarkan intervensi selama

3 hari dan hasil evaluasi dari masalah yang dialami An. A yakni masalah teratasi.

3.2 Saran

1. Bagi Pelayanan Kesehatan

Diharapkan petugas kesehatan yang ada di rumah sakit khususnya perawat

yang ada diruangan lebih aktif dalam meningkatkan mutu asuhan

keperawatan pada pasien dengan masalah kebutuhan dasar cairan dan

elektrolit

2. Bagi Istitusi Penidikan

Diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan yang lebih berkualitas,

profesional, terampil, inovatif dan aktif. Sehingga mahasiswa mampu

menerapkan asuhan keperawatan yang berkualitas.

3. Bagi keluarga

Dengan adanya bimbingan yang dilakukan oleh perawat kepada keluarga

pasien, keluarga dapat mendukung pasien dan memberikan pertolongan

pertama bagi pasien dengan masalah kebutuhan dasar cairan dan elektrolit.

Universitas Sumatera Utara

Page 47: Asuhan Keperawatan pada An. A dengan Prioritas …Asuhan Keperawatan pada An. A Dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Cairan dan Elektrolit: Gastroenteritis di RS. dr. Pirngadi

40

DAFTAR PUSTAKA

Axton, S. (2014). Rencana Asuhan Keperawatan Pediatrik. Edisi Ketiga. Jakarta:

EGC.

Carpenito. (2006). Buku Saku Diagnosis Keperawatan, alih bahasa Yasmin Asih.

Edisi Kesepuluh. Jakarta: EGC

Hidayat, A. A. (2012). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia- Aplikasi Konsep

Dan Proses Keperawatan. Jakarta: Medika Salemba

Kozier, B. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan:Konsep, Proses, Dan

Praktik, alih bahasa Pamilih Eko Karyuni. Edisi Ketujuh. Jakarta: EGC.

Soegianto. (2002). Ilmu Penyakit Anak, Diagnosa &Penatalaksanaan. Edisi

Pertama. Jakarta: Salemba Medika.

Speer, K. M. (2007). Rencana Asuhan Keperawatan Pediatrik Dengan Clinikal

Pathway. Edisi ketiga. Jakarta : EGC.

Tarwoto. (2006). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Edisi

Ketiga. Jakarta: Salemba Medika

Vhaugans, B. W. (2011). Keperawatan Dasar. Edisi Pertama. Yogyakarta: Rapha

Publishing.

Wilkinson, J. M. (2011). Buku Saku Diagnosis Keperwatan: Diagnosis NANDA,

Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC. Edisi Kesembilan. Jakarta: EGC.

Wong. (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik, alih bahasa Andri Hartono,

dkk. Edisi Keenam. Jakarta : EGC

.

Universitas Sumatera Utara

Page 48: Asuhan Keperawatan pada An. A dengan Prioritas …Asuhan Keperawatan pada An. A Dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Cairan dan Elektrolit: Gastroenteritis di RS. dr. Pirngadi

41

Lampiran

CATATAN PERKEMBANGAN

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

No.

Dx

Hari/

Tanggal Pukul Imlpementasi Evaluasi

1 Senin/

15 Mei 2017

13.00

WIB

1. Memberikan

cairan oral dan

parenteral sesuai

dengan rehidrasi

2. Memantau intake

dan output

3. Menimbang BB

anak tiap hari

4. Mengkaji warna

kulit anak, turgor

kulit, tingkat

kesadaran, waktu

pengisian-ulang

kapiler dan

membran mukosa

5. Mengkaji tanda-

tanda vital, tanda

dan gejala

rehidrasi

S : -

O : mukosa bibir

dan mulut kering,

feses cair, BB 16

kg, kulit tampak

lembab

TTV :

suhu 37 0C

N : 90 x/i

RR : 23 x/i

TD : 100/60 mmHg

A :

masalah teratasi

sebagian

P :

intervensi

dilanjutkan

2 Senin/

15 Mei 2017

14.30

WIB

1. Menimbang berat

badan anak setiap

hari

2. Menjaga

kebersihan mulut

klien

3. Memberikan

makan sedikit tapi

sering setiap 2-3

jam

4. Meningkatkan

asupan cairan dan

nutrisi

5. Mengkaji intake

dan output klien

S :

Ny. M mengatakan

anak sudah mau

makan tapi masih

sedikit, muntah

berkurang

O :

An. A tampak segar,

BB 16 kg

A :

masalah teratasi

sebagian sebagian

P :

intervensi

dilanjutkan

Universitas Sumatera Utara

Page 49: Asuhan Keperawatan pada An. A dengan Prioritas …Asuhan Keperawatan pada An. A Dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Cairan dan Elektrolit: Gastroenteritis di RS. dr. Pirngadi

42

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

No.

Dx

Hari/

Tanggal

Pukul Imlpementasi Evaluasi

1 Selasa/

16 Mei 2017

16 M

e

i

2

0

1

7

15.00

WIB

1. Memberikan

cairan oral dan

parenteral sesuai

dengan rehidrasi

2. Memantau intake

dan output

3. Menimbang BB

anak tiap hari

4. Mengkaji warna

kulit anak, turgor

kulit, tingkat

kesadaran, waktu

pengisian-ulang

kapiler dan

membran mukosa

5. Mengkaji tanda-

tanda vital, tanda

dan gejala

rehidrasi

S: -

O:

mukosa bibir dan

mulut tampak

lembab, feses

sedikit cair dan

banyak ampas, kulit

tampak lembab,

suhu 37 o C, BB 16

A :

Masalah teratasi

P :

Intervensi

dihentikan

2 16.00

WIB

1. Menimbang berat

badan anak setiap

hari

2. Menjaga

kebersihan mulut

klien

3. Memberikan

makan sedikit tapi

sering setiap 2-3

jam

4. Meningkatkan

asupan cairan dan

nutrisi

5. Mengkaji intake

dan output klien

S :

Ny. M mengatakan

An. A sudah nafsu

makan.

O :

An. A

menghabiskan

porsi makan yang

disediakan, mukosa

bibir dan mulut

lembab, BB 16 kg

A :

Masalah teratasi

P :Intervensi

dihentikan

Universitas Sumatera Utara