View
89
Download
1
Category
Preview:
Citation preview
Penyebab banjir adalah hujan, anggapan ini sudah umum dipahami oleh
seluruh masyarakat indonesia bahkan dikota kota besar yang sering
dilanda banjir dikatakan hujan adalah musibah , padahal hujan itu
rahmat, seperti firman Allah dalam Al’Quran yang akan saya
informasikan di slide dibawah ini ada 67 ayat tentang hujan
Hujan salah satu penyebab banjir karena selama ini belum memahami
siklus hidrologi yang telah difirmankan Allah tersebut sehingga pengelolaan
hujan sangat bertentangan dengan firman Allah, diturunkannya hujan dari
air asin atau air laut menjadi air tawar untuk sumber kehidupan makluk di
Bumi, karena ulah manusia daerah resapan dirusak dan pembangunan
menutup resapan tanpa ada pengganti resapan, akirnya air hujan menjadi
limpasan semua yang harusnya menyerap ke daerah resapan dan akan
mengalir sebagai aliran bawah tanah yang mengisi sungai sungai pada
waktu musim kemarau. Ingat di indonesia musim hujan hanya sekitar 4 bulan
dari 12 bulan, harusnya selama 4 bulan itu air hujan dikelola sesuai firman
Allah. Kita semua tahu pada musim kemarau banyak terjadi kekeringan
dan pada waktu musim hujan air dibuang kelaut padahal awalnya dari
laut. Menurut firman Allah hujan itu : Rahmat ; sebagai sumber sumber air di
bumi ; untuk air minum ; yang banyak manfaatnya ; air hujan itu sangat
bersih,untuk perkebunan dan pertanian sebagai rezeki ; sumber kehidupan
di bumi ; dan lainnya silahkan di renungkan Firman Allah tersebut.
As. Wr. Wb Saudaraku se Iman di Indonesia sedikit informasi dariku tentang
hujan sesuai dengan firman Allah S.W.T , wass.
Dia lah yang meniupkan angin
(sebagai) pembawa kabar gembira
dekat sebelum kedatangan rahmat-
nya (hujan); dan Kami turunkan dari langit air yang amat bersih, Al Furqaan :
48
Dia lah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar
gembira dekat sebelum kedatangan rahmat-nya (hujan);
dan Kami turunkan dari langit air yang amat bersih, Al Furqaan : 48 dan Al A`raaf : 57
Dia lah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar
gembira dekat sebelum kedatangan rahmat-nya (hujan); dan Kami turunkan dari langit air yang amat bersih, / Q.S Al Furqaan
: 48
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Furqaan 48 ماء ماء طهورا دي رحمته وأنزلنا من الس ن اح بشرا ب ( 48)وهو الذي أرسل الر
Tanda kekuasaan Allah yang ketiga ialah Dialah yang meniupkan
angin sebagai pembawa kabar gembira terutama bagi para
petani bahwa sudah dekat datangnya hujan yang merupakan
rahmat dari Allah SWT, dan Dialah yang menurunkan air hujan yang
amat bersih, membersihkan badan dan pakaian terutama untuk minuman dan keperluan lainnya.
Hujan itu rahmat
“Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat,
maka tidak ada seorangpun yang dapat menahannya; dan apa saja
yang ditahan oleh Allah maka tidak seorangpun yang sanggup
melepaskannya sesudah itu. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.” (QS. Fathir: 2).
Keimanan yang mesti diyakini seorang muslim tentang hujan
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Faathir 2
مسك فل مرسل له من بعده وهو ال اس من رحمة فل ممسك لها وما للن فتح للا عز ما ( 2)ز الح
Pada ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa pemberian atau penahanan suatu
rahmat, semuanya itu kekuasaan-Nya di tangan Dia, Apabila Dia menganugerahkan
suatu rahmat kepada manusia, tidak seorangpun yang dapat menahan dun
menghalangi-Nya Begitu pula sebaliknya, apabila Dia menahan dan menutup sesuatu
rahmat dan belum diberikan kepada siapa yang dikehendaki-Nya, maka tiada
seorangpun yang bisa membuka dan memberikannya, karena semua urusan di tangan
Dia. Dia Maha Perkasa berbuat menurut kehendak dan kebijaksanaan-Nya. Oleh
karena itu, kita harus selalu menghadap Allah SWT melalui ibadah mencapai cita-cita
kita, senantiasa dengan bertawakkal kepada-Nya, begitu pula di dalam berusaha
mencapai tujuan dan maksud yang diridai-Nya.
Tidak ada yang mampu menurunkan hujan melainkan Allah SWT
Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan
tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan
mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun
yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan
diusahakannya besok 1188 . Dan tiada seorangpun yang dapat
mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. / Q.S Lukman : 34
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Luqman 34
عل ما ف الرحا وما تدري نفس ماذا ت ث و ل الغ نز اعة و عنده عل الس س إن للا دا وما تدري نفس ب
عل خبر 34)بأي أرض تموت إن للا )
Pada ayat ini Allah SWT menerangkan lima perkara gaib yang hanya Allah
sendirilah yang mengetahui perkara itu yaitu:
1. Hanya Allah sajalah yang mengetahui kapan datangnya Hari Kiamat,
tidak seorangpun yang mengetahui selain Dia, kendatipun malaikat,
sedang malaikat itu adalah makhluk yang paling dekat dengan-Nya, dan
tidak pula diketahui oleh para Nabi yang diutus.
Allah SWT berfirman:
ال جلها لوقتها إال هو
Artinya:
Tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain
Dia. (Q.S. Al A'raf: 187)
Keimanan yang mesti diyakini seorang muslim tentang hujan
Diturunkannya hujan termasuk kunci ilmu ghoib dan hanya
Allah yang tahu kapan turunnya.
2. Allah sendirilah yang menurunkan hujan, Dialah yang menetapkan kapan, di
mana dan berapa banyak yang akan dicurahkan-Nya, maka ketetapan-Nya itu
tidak seorangpun yang dapat mengetahuinya. Para ahli astronomi dan ahli
meteorologi (ilmu cuaca), dapat meramalkan terjadinya gerhana matahari atau
gerhana bulan, dan kapan serta di mana hujan akan turun, berdasarkan ilmu
hisab dan tanda-tanda. Akan tetapi itu adalah perhitungan dan perkiraan manusia
yang tidak mengakibatkan pengertian yang meyakinkan, hanyalah bersifat
ramalan, mereka tidak dapat memastikan.
3. Hanya Allah saja yang dapat mengetahui dengan pasti apa yang ada dalam
suatu kandungan, apakah cacat atau sempurna, dan kapan ia akan dilahirkan.
4. Hanya Dia pula yang mengetahui dengan pasti apa yang akan dikerjakan oleh
seseorang esok harinya. Sekalipun manusia dapat merencanakan apa yang akan
dikerjakannya itu, namun semuanya itu hanyalah bersifat rencana saja. Jika Allah
menghendaki terlaksananya, terlaksanalah dia, dalam pada itu tidak sukar bagi
Allah untuk menghalangi terlaksananya.
5. Seseorang tidak mengetahui di mana ia akan meninggal dunia nanti. Apakah di
daratan atau di lautan ataupun di udara, apakah di negeri ini, atau di negeri itu.
Hanya Allah saja yang dapat mengetahuinya dengan pasti.
Diriwayatkan dari Ibnu Munzir dari Ikrimah, bahwa seorang laki-laki bernama Al
Waris bin `Amri bin Harisah datang kepada Nabi saw, ia bertanya "Ya Muhammad,
kapan akan datang hari kiamat? Bumi kita telah kering, kapan akan menjadi
subur? Sesungguhnya aku meninggalkan isteriku dalam keadaan hamil, kapan ia
akan melahirkan? Aku mengetahui apa yang aku kerjakan sekarang, maka
apakah yang akan aku kerjakan esok harinya? Aku mengetahui tempat aku
dilahirkan, maka di tempat manakah aku akan meninggal ? Sebagai jawaban
turunlah ayat ini.
Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah saw
bersabda:
وما تدري نفس ماذا تسب دا وما , ونزل الغث وعل ما ف الرحا , إن للا عنده عل الساعة: مفاتح الغب خمس
تدري نفس بأي أرض تموت إن للا عل خبر
Artinya:
Kunci yang gaib itu ada lima perkara: "Sesungguhnya hanya pada Allah sajalah
pengetahuan tentang Hari Kiamat. Dialah yang menurunkan hujan, Dia
mengetahui apa yang dalam rahim, seseorang tidak mengetahui apa yang akan
dikerjakannya esok harinya, dan ia juga tidak mengetahui di bumi mana ia akan
meninggal dunia. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal".
Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat,/ Q.S Nuh : 11
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Nuh 11 - 12
مدرارا ماء عل أنهارا ( 11)رسل الس جعل ل جنات و جعل ل بأموال وبنن و مدد ( 12)و
Dalam ayat ini, diterangkan bahwa Nuh A.S. telah menyampaikan kepada
kaumnya janji Allah seandainya mereka beriman kepada-Nya, yaitu:
1. Dia akan menurunkan hujan yang lebat, yang dapat menyuburkan tanah-
tanah mereka, sehingga menghasilkan tanaman-tanaman dan buah-
buahan yang mereka perlukan serta mendatangkan kebahagiaan kepada
mereka.
2. Dia akan menganugerahkan kepada mereka harta kekayaan yang
banyak, yang beraneka rupa dan ragamnya.
3. Dia akan menganugerahkan anak-anak yang akan melanjutkan
keturunan mereka, sehingga mereka tidak punah.
maka aku katakan kepada mereka:` Mohonlah ampun kepada
Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun,(QS. 71:10)
Keimanan yang mesti diyakini seorang muslim tentang hujan
Ucapan istighfar dapat menyebabkan turunnya hujan
4. Dia akan menyuburkan tanah-tanah mereka, sehingga kebun-kebun
menjadi dan dapat memberi manfaat kepada mereka.
5. Dia akan mengadakan sungai-sungai yang mengalir, yang dengan mudah
mengairi kebun-kebun mereka, sehingga tanam-tanaman hidup subur dan
menghijau.
Janji Allah SWT yang diberikan-Nya kepada kaum Nuh, seandainya mereka
beriman adalah janji yang sesuai dengan keadaan kaum Nuh waktu itu. Kaum
Nuh adalah kaum yang termasuk cikal bakal umat manusia sekarang ini.
Perkembangan kebudayaan mereka masih taraf permulaan belum
berkembang seperti yang sekarang ini. Tetapi janji itu tidak menarik hati
mereka sedikit pun. Hal ini menunjukkan keingkaran mereka yang sangat
dalam memperkenankan seruan Nuh A.S.
Dalam janji itu terkandung sesuatu pengertian bahwa Allah SWT., menyuruh
mereka mempergunakan akal pikiran mereka. Mereka seakan-akan disuruh
memikirkan faedah hujan bagi mereka. Hujan akan menyuburkan bumi tempat
mereka berdiam, menghasilkan tanam-tanaman dan buah-buahan yang mereka
perlukan. Sebagian hasil pertanian mereka jual dan sebagian mereka makan
sendiri, sehingga menambah kekayaan mereka. Hujan akan mengalirkan air di
sungai-sungai, yang bermanfaat bagi mereka. Jika mereka mau menggunakan
pikiran mereka dengan cara yang demikian. tentulah mereka akan sampai
kepada kesimpulan tentang siapa yang menurunkan hujan itu, sehingga bumi
menjadi subur dan siapa yang menyuburkan bumi sehingga menghasilkan
keperluan-keperluan hidup mereka. Akhirnya. mereka sampai kepada suatu
kesimpulan yang sama dengan seruan yang disampaikan Nuh A.S. kepada
mereka, yaitu beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa yang menciptakan semua
keperluan-keperluan mereka itu.
Allah, Dialah yang mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan awan
dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya,
dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat hujan keluar dari
celah-celahnya, maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hamba-Nya yang dikehendakiNya, tiba-tiba mereka menjadi gembira. / Q.S Ar
Ruum : 48
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ar Ruum 48
اح رسل الذي للا بسطه سحابا فتثر الر ماء ف ف ف الس شاء جعله سفا و خرج الودق فترى فإذا خلله من
شاء من به أصاب ستبشرون ه إذا عباده من (48)
Ayat ini menegaskan ayat yang sebelumnya tentang kegembiraan manusia, jika
mereka melihat tanda-tanda akan turunnya hujan yang akan membawa rahmat
bagi mereka. Allah SWT yang menghembuskan angin dan menghalaukan awan,
hingga awan itu berkumpul dan bergumpal-gumpal di langit. kemudian dari
celah-celah awan itu turun hujan. Jika hujan itu menimpa orang-orang yang
selalu mengharapkannya maka mereka itupun bergembira karenanya.
Penjelasan proses siklus Hidrologi
Dan Dialah Yang menurunkan hujan sesudah mereka berputus asa
dan menyebarkan rahmat-Nya. Dan Dialah Yang Maha Pelindung lagi Maha Terpuji. / Q.S Asy Syuura : 28
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Asy Syuura 28
الحمد نشر رحمته وهو الول ث من بعد ما قنطوا و ل الغ نز ( 28)وهو الذي
Dalam ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa Dia lah yang menurunkan hujan
dari langit, membantu mereka yang telah berputus asa karena air yang
diharapkan datang dari langit tak kunjung datang, dan Dia lah yang memberkahi
hujan itu dan mendatangkan manfaat yang banyak serta menjadikan tanah
subur. Dia lah yang menguasai urusan hamba Nya, memberikan mereka
maslahat. Dia lah yang wajib dipuji atas rahmat yang telah dikaruniakan kepada
mereka.
Berkata Qatadah: "Dikatakan kepada kita bahwa seorang laki-laki berkata
kepada Umar bin Khattab ra : "Hujan tidak turun, manusia sudah putus asa
wahai Amirul Mukminin. Sayyidina Umar menjawab: "Engkau sekalian akan
dikaruniai hujan", lalu beliau membaca ayat ini.
Hikmah Diturunkannya Hujan
Hujan Bukti nyata Rahmat Allah untuk seluruh makhluk di bumi
Dan di langit terdapat rezkimu dan terdapat (pula) apa yang
dijanjikan kepadamu.” )QS. Adz Dzariyat: 22).
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Adz Dzaariyaat 22 وما توعدون ماء رزق ( 22)وف الس
Ayat ini menjelaskan bahwa di langit terdapat sebab-sebab rezeki bagi
manusia seperti turunnya hujan yang menyebabkan datangnya
kesuburan tanah pertanian dan perkebunan yang menghasilkan
berbagai hasil bumi dan buah-buahan sebagai rezeki bagi manusia
dan ternak piaraannya, dan terdapat pula apa yang dijanjikan Allah
untuk manusia yaitu takdir penetapan Allah terhadap manusia itu
masing-masing yang ditulis di Lohmahfuz.
Hikmah Diturunkannya Hujan
Hujan adalah Rizki bagi seluruh makhluk di Bumi
(Ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai
suatu penenteraman daripada-Nya, dan Allah menurunkan
kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan
hujan itu dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan
syaitan dan untuk menguatkan hatimu dan mesmperteguh dengannya telapak kaki(mu) / Q.S Al Anfaal : 11
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Anfaal 11
ذهب عن به و ر طه ماء ماء ل من الس ل عل نز عاس أمنة منه و الن غش ربط على إذ طان ول رجز الش
ثبت به القدا و ( 11)قلوب
Sesudah itu Allah swt. menjelaskan kepada kaum Muslimin bahwa di
samping Allah memberikan bantuan berupa malaikat yang datang secara
berturut-turut, juga memberikan bantuan yang lain berupa situasi dan
kondisi yang menguntungkan bagi kaum Muslimin. Pertolongan Allah itu
ialah pada saat kaum Muslimin berada dalam ketakutan menghadapi
musuh, mereka diserang oleh rasa kantuk sehingga mereka tidak dapat
merasakan ketakutan lagi. Ketakutan itu ialah karena mereka melihat jumlah
bala tentara musuh yang banyak dan persiapannya yang lengkap. Maka
dengan adanya rasa kantuk itu, hilanglah rasa takut mereka dan kembali
mereka menjadi tenteram.
Hikmah Diturunkannya Hujan
Hujan memberi pertolongan untuk para wali Allah ; sebagai alat
untuk bersuci hamba - hamba Allah
Dan Allah menurunkan dari langit air (hujan) dan dengan air itu
dihidupkan-Nya bumi sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang mendengarkan (pelajaran). / Q.S An Nahl :
65 Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 65
سمع ة لقو ا به الرض بعد موتها إن ف ذلك ل ماء ماء فأح أنزل من الس ( 65) ون وللا
Allah SWT mengajak para hamba-Nya untuk memperhatikan dalil-dalil yang menunjukkan
kebenaran bahwa Allah SWT itu Maha Esa dan Dialah yang berhak dipertuhan dan yang pantas
disembah.
Dalam hal ini Allah menjelaskan bahwa yang berhak disembah ialah yang menurunkan hujan
dari langit, yang karenanya tumbuhlah berbagai macam tanam-tanaman di permukaan bumi.
Andaikan tidak ada hujan, tentulah bumi itu menjadi kering dan tandus tak mungkin ditumbuhi
oleh tanam-tanaman dan rerumputan.
Hal itu menunjukkan bahwa Allah berkuasa menghidupkan bumi itu dan menyuburnya setelah
tidak ada kemungkinan adanya tanda-tanda kehidupan. Orang-orang yang memperhatikan
kejadian itu tentulah akan melihat adanya dalil yang jelas dan tanda yang pasti tentang keesaan
Allah Yang Maha Mengetahui dan Maha Kuasa. Hal ini hanyalah dapat dilihat oleh orang-orang
yang mempunyai akal dan memperhatikan kejadian itu dengan perhatian yang mendalam.
Di dalam ayat ini disebutkan bahwa turunnya hujan dari langit yang dapat menyuburkan bumi
sesudah tandus sebagai tanda bagi orang-orang yang mendengarkan tanda-tanda kebenaran.
Maksudnya ialah orang yang mau memperhatikan dan memikirkan tanda-tanda keesaan Tuhan
itu adakalanya dengan jalan melakukan penelitian secara langsung atau mendengarkan
pengalaman-pengalaman atau hasil penelitian orang lain dan orang itu dapat memahaminya
sebaik-baiknya.
Hikmah Diturunkannya Hujan
Hujan sebagai pemisalan akan kekuasaan Allah menghidupkan
kembali makhluk kelak pada hari kiamat
Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita
gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila
angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu
daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, maka
Kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-
buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran. / Q.S Al
A`raaf : 57
Hikmah Diturunkannya Hujan
Hujan sebagai pemisalan akan kekuasaan Allah menghidupkan
kembali makhluk kelak pada hari kiamat
Memang tidak semua negeri yang mendapat limpahan rahmat itu, tetapi ada
pula beberapa tempat di muka bumi yang tidak dicurahi hujan yang banyak,
bahkan ada pula beberapa daerah dicurahi hujan tetapi tanah di daerah itu
hilang sia-sia tidak ada manfaatnya sedikit pun.
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al A'raaf 57 - 58
دي رحمته حتى إذا أقلت سحابا ثقاال سقناه لبل ن اح بشرا ب رسل الر ل د وهو الذي ت فأنزلنا به الماء فأخرجنا به من م
رون تذ ذلك نخرج الموتى لعل مرات ذلك ( 57)الث دا خرج إال ن ه والذي خبث ال خرج نباته بإذن رب ب والبلد الط
رون ش ات لقو ف ال ( 58)نصر
Dengan kedua ayat ini Allah menegaskan bahwa salah satu karunia besar yang
dilimpahkan-Nya kepada hamba-Nya ialah menggerakkan angin sebagai tanda bagi
kedatangan nikmat-Nya yaitu angin yang membawa awan tebal yang dihalaunya ke
negeri yang kering yang telah rusak tanamannya karena ketiadaan air, kering
sumurnya karena tak ada hujan dan penduduknya menderita karena haus dan lapar.
Lalu Dia menurunkan di negeri itu hujan yang lebat sehingga negeri yang hampir
mati itu menjadi subur kembali dan sumur-sumurnya penuh berisi air dengan
demikian hiduplah penduduknya dengan serba kecukupan dari hasil tanaman-
tanaman itu yang berlimpah-ruah.
Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian
mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya
bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-
celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit,
(yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung- gunung, maka
ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-
Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan. / Q.S An Nuur : 43
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nuur 43
خرج من اما فترى الودق جعله ر نه ث ؤلف ب زج سحابا ث صب خ أل تر أن للا ماء من جبال فها من برد ف ل من الس نز لله و
ذهب بالبصار اد سنا برقه شاء صرفه عن من شاء و ( 43)به من
Pada ayat ini Allah mengarahkan pula perhatian Nabi saw dan manusia agar merenungkan
bagaimana Dia menghalau awan dengan kekuasaan Nya dari suatu tempat ke tempat yang
lain kemudian mengumpulkan awan-awan yang berarak itu pada suatu daerah, sehingga
terjadilah tumpukan awan yang berat berwarna hitam, seakan-akan awan itu gunung-gunung
besar yang berjalan di angkasa. Dengan demikian turunlah hujan lebat di daerah itu dun
kadang-kadang hujan itu bercampur dengan es. Bagi kita di bumi ini jarang sekali melihat awan
tebal yang berarak seperti gunung-gunung, tetapi bila kita naik kapal udara akan terlihatlah di
bawah awan-awan yang bergerak pelan-pelan itu memang seperti gunung-gunung yang
menjulang di sana sini dan bila awan itu menurunkan hujan nampak pula dengan jelas
sebagaimana air itu turun ke bumi.
Hikmah Diturunkannya Hujan
Hujan sebagai pemisalan akan kekuasaan Allah menghidupkan
kembali makhluk kelak pada hari kiamat
Dengan hujun lebat itu kadang-kadang manusia di bumi mendapat rahmat dan
keuntungan yang besar, karena sawah dan ladang yang sudah kering akibat
musim kemarau, menjadi subur kembali dun tumbuhlah berbagai macam
tanaman dengan suburnya sehingga manusia dapat memetik hasilnya dengan
senang dan gembira.
Tetapi ada pula hujan yang lebat dan terus menerus turunnya dan menyebabkan terjadinya
banjir di mana-mana sehingga terendamlah sawah ladang itu bahkan terendamlah suatu
kampung seluruhnya, maka hujan lebat itu menjadi malapetaka bagi orang yang ditimpanya
bukan sebagai rahmat yang menguntungkan. Semua itu terjadi adalah menurut iradah dan
kehendak Nya, dan sampai sekarang belum ada suatu ilmupun yang dapat mengatur
perkisaran angin dan perjalanan awan sehingga tidak akan terjadi banjir dan malapetaka itu.
Di mana-mana terjadi topan dan hujan lebat yang membahayakan tetapi para ahli ilmu
pengetahuan tetap mengangkat bahu karena tidak dapat mengatasinya. Semua ini
menunjukkan kekuasaan Allah, ditimpakan rahmat dan nikmat kepada siapa yang
dikehendaki Nya, dan ditimpakan Nya musibah dan malapetaka kepada siapa yang
dikehendaki Nya.
Di antara keanehan alam yang dapat dilihat manusia ialah terjadinya kilat yang sambung-
bersambung di waktu langit mendung dan dekat dengan turunnya hujan, kejadiannya guruh
dan petir yang dahsyat dan bergemuruh. Meskipun ahli ilmu pengetahuan dapat menganalisa
sebab musababnya kejadian itu, tetapi mereka tidak dapat menguasai dan
mengendalikannya. Bukahkah ini suatu bukti pula bagi kekuasaan Allah.
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya
malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang
berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit
berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati
(kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan
pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan
bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan. / Q.S Al Baqarah : 164
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Baqarah 164
هار والفلك الت تجري ف البحر بم ل والن ماوات والرض واختلف الل من ا إن ف خلق الس الناس وما أنزل للا نف
اح وا ة وتصرف الر ل داب ا به الرض بعد موتها وبث فها من ماء من ماء فأح ماء لس الس ن الس ر ب حاب المسخ
عقلون ات لقو 164)والرض ل )
Dialah yang menciptakan langit dan bumi untuk keperluan manusia, maka
seharusnyalah manusia memperhatikan dan merenungkan rahmat Allah Yang Maha
Suci itu karena dengan memperhatikan isi semuanya akan bertambah yakinlah dia
pada keesaan dan kekuasaan-Nya, akan bertambah luas pulalah ilmu
pengetahuannya mengenai alam ciptaan-Nya dan dapat pula dimanfaatkannya ilmu
pengetahuan itu sebagaimana yang dikehendaki oleh Allah Yang Maha Mengetahui.
Hendaklah selalu diperhatikan dan diselidiki apa yang tersebut dalam ayat ini, yaitu:
Hikmah Diturunkannya Hujan
Hujan sebagai pemisalan akan kekuasaan Allah menghidupkan
kembali makhluk kelak pada hari kiamat
2.Langit dengan planet dan bintang-bintangnya yang semua berjalan dan bergerak menurut
tata tertib dan aturan Ilahi. Tidak ada yang menyimpang dari aturan-aturan itu, karena
apabila terjadi penyimpangan akan terjadilah tabrakan antara yang satu dengan yang lain
dan akan binasalah alam ini seluruhnya. Hal ini tidak akan terjadi kecuali bila penciptanya
sendiri yaitu Allah Yang Maha Kuasa telah menghendaki yang demikian itu.
3.Pertukaran malam dan siang dan perbedaan panjang dan pendeknya pada beberapa
negeri karena perbedaan letaknya, kesemuanya itu membawa faedah dan manfaat yang
amat besar bagi manusia. Walaupun sebab-sebabnya telah diketahui dengan perantaraan
ilmu falak tetapi penyelidikan manusia dalam hal ini harus dipergiat dan diperdalam lagi
sehingga dengan pengetahuan itu manusia dapat lebih maju lagi dalam memanfaatkan
rahmat Tuhan itu.
4.Bahtera yang berlayar di lautan untuk membawa manusia dari satu negeri ke negeri lain
dan untuk membawa barang-barang perniagaan untuk memajukan perekonomian. Bagi
orang yang belum mengalami berlayar di tengah-tengah samudera yang luas mungkin hal
ini tidak akan menarik perhatian, tetapi bagi pelaut-pelaut yang selalu mengarungi lautan
yang mengalami bagaimana hebatnya serangan ombak dan badai apalagi bila dalam
keadaan gelap gulita di malam hari hal ini pasti akan membawa kepada keinsafan bahwa
memang segala sesuatu itu dikendalikan dan berada di bawah inayat Allah Yang Maha
Kuasa dan Maha Perkasa.
1.Bumi yang didiami manusia ini dan apa yang tersimpan di dalamnya berupa
perbendaharaan dan kekayaan yang tidak akan habis-habisnya baik di darat
maupun di laut
5.Allah swt. menurunkan hujan dari langit sehingga dengan air hujan itu bumi yang
telah mati atau lekang dapat menjadi hidup dan subur, dan segala macam hewan
dapat pula melangsungkan hidupnya dengan adanya air tersebut. Dapat
digambarkan, bagaimana jika hujan tiada turun dari langit, semua daratan akan
menjadi gurun sahara, semua makhluk yang hidup akan mati dan musnah
kekeringan.
6.Pengendalian dan pengisaran angin dari suatu tempat ke tempat yang lain suatu
tanda dan bukti bagi kekuasaan Allah dan kebesaran rahmat-Nya bagi manusia.
Dahulu, sebelum adanya kapal api kapal-kapal layarlah yang dipakai mengarungi
lautan yang luas dan bila tidak ada angin tentulah kapal itu akan tenang saja dan
tidak dapat bergerak ke tempat yang dituju. Di antara angin itu ada yang
menghalau awan ke tempat-tempat yang dikehendaki Allah, bahkan ada pula yang
mengawinkan sari tumbuhan dan banyak lagi rahasia-rahasia yang terpendam
yang belum dapat diselidiki dan diketahui oleh manusia.
7.Demikian pula harus dipikirkan dan diperhatikan kebesaran nikmat Allah kepada
manusia dengan bertumpuk-tumpuknya awan antara langit dan bumi. Ringkasnya
semua rahmat yang diciptakan Allah termasuk apa yang tersebut dalam ayat 164
ini patut dipikirkan dan direnungkan bahkan dibahas dan diteliti, untuk meresapkan
keimanan yang mendalam dalam kalbu, dan untuk memajukan ilmu pengetahuan
yang juga membawa kepada pengakuan akan keesaan dan kebesaran Allah.
Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air
(hujan) yang Kami turunkan dan langit, lalu tumbuhlah dengan
suburnya karena air itu tanam-tanaman bumi, di antaranya ada yang
dimakan manusia dan binatang ternak. Hingga apabila bumi itu telah
sempurna keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya 683 , dan
pemilik-permliknya mengira bahwa mereka pasti menguasasinya 684 ,
tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam atau siang,
lalu Kami jadikan (tanam-tanamannya) laksana tanam-tanaman yang
sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin.
Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) kepada orang-orang berfikir./ Q.S Yunus : 24
Selanjutnya Allah SWT menjelaskan bahwa di akhirat nanti ada azab keras
yang terus-menerus disediakan bagi orang-orang yang sangat mencintai dunia,
meninggalkan amal-amal saleh, dan melibatkan dirinya ke dalam kemusyrikan
dan penyembahan berhala.
Hikmah Diturunkannya Hujan
Hujan sebagai pemisalan akan kekuasaan Allah menghidupkan
kembali makhluk kelak pada hari kiamat
Di samping itu ada ampunan dari Allah dan keridaan dari pada Nya
dianugerahkan kepada orang-orang yang menyucikan dirinya dari dosa dan
maksiat, merendahkan diri kepada Allah dan kembali kepada Nya, taat dan
patuh pada segenap perintah dan larangan Nya.
Ayat 20 ini, ditutup dengan satu ketegasan bahwa kehidupan dunia itu,
hanyalah kesenangan yang akan lenyap dan hilang serta menipu. Orang-orang
yang condong kepada dunia akan tertipu dan terpedaya Mereka menyangka
bahwa kehidupan itu, hanyalah di dunia ini, dan tidak ada lagi kehidupan
sesudahnya.
Dan difirmankan: "Hai bumi telanlah airmu, dan hai langit (hujan)
berhentilah," dan airpun disurutkan, perintahpun
diselesaikan 720 dan bahtera itupun berlabuh di atas bukit
Judi 721 , dan dikatakan: "Binasalah orang-orang yang zalim ./ Q.S Huud : 44
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 44
المر واستوت على الجودي ض الماء وقض ا سماء أقلع و ا أرض ابلع ماءك و المن و وقل قل بعدا للقو الظ
(44 )
Pada ayat ini diterangkan bahwa air bah (topan) melanda permukaan bumi yang
memancarkan mata-mata air yang meluap-luap ditambah dengan curahan air
hujan yang berlimpah-limpah. sehingga bumi tenggelam dan bahtera Nuh a.s. itu
berlayar mengarungi lautan yang bergejolak dengan dahsyatnya dan belum
diketahui kapan hal itu akan berakhir. Kemudian tibalah saatnya, Allah pun
memerintahkan bumi supaya menelan air yang dipancarkannya dan
memerintahkan langit supaya menghentikan curahan hujannya sehingga air pun
surut dan perintah Allah diselesaikan dengan sempurna, dan orang-orang kafir pun
dari kaum Nuh a.s. itu tenggelam semuanya. Kemudian bahtera itu pun berlabuh di
atas bukit Judiy yang disebut namanya dalam Kitab Kejadian dalam Perjanjian
Lama pasal 8 ayat 4 dengan nama "Gunung Arerat". Kemudian pada akhir ayat ini
Allah mengutuk orang-orang kafir dengan firman-Nya: "Binasalah orang-orang
yang lalim". Maksudnya: Peristiwa topan itu adalah untuk membinasakan orang-
orang lalim (kafir) yang jauh dari rahmat Allah karena kelaliman mereka dan karena
tidak mau bertobat dan kembali kepada jalan yang benar.
Hikmah Diturunkannya Hujan
Hujan sebagai Azab atas pelaku maksiat
Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air
hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu
berbagai buah-buahan menjadi rezki untukmu; dan Dia telah
menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu, berlayar di lautan
dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai./ Q.S Ibrahim : 32 Amatlah banyak nikmat yang telah dilimpahkan Allah SWT. kepada hamba-Nya. Di antara nikmat yang
banyak itu ialah:
Allah SWT. Yang Maha Agung yang ilmu-Nya meliputi segala sesuatu yang ada menerangkan bahwa
yang telah menciptakan langit dan bumi yang kejadiannya jauh lebih besar dan lebih sulit dari kejadian
manusia, yang selalu disaksikan dan diperhatikan manusia pada keduanya terdapat pelajaran dan
manfaat. Langit berupa ruang angkasa yang tidak terhingga luas dan besarnya; di dalamnya terdapat
benda-benda angkasa berupa planet-planet yang tidak terhitung jumlahnya; masing-masing berjalan
menurut garis edar yang telah ditentukan, mengikuti hukum-hukum yang ditetapkan Allah SWT. Tidak
ada satu pun dari planet-planet itu yang tidak mengikuti hukum itu karena tidak mengikuti hukum-hukum
yang telah ditetapkan itu berarti kehancuran bagi seluruh planet-planet itu. Jika direnungkan, diperhatikan
dan dipelajari tata ruang angkasa yang rapi dan teratur itu akan terasalah ketidak adanya arti manusia
dan semakin terasa pula keagungan dan kebesaran Penciptanya.
Demikian pula Allah swt. yang menciptakan bumi yang merupakan salah satu dari planet-planet ruang
angkasa tempat manusia hidup dan berdiam, tempat mempersiapkan diri sebelum mengalami hidup
yang sebenarnya di akhirat nanti. Permukaan bumi ditumbuhi tumbuh-tumbuhan yang beraneka ragam
dengan buahnya yang beraneka ragam pula yang berguna dan bermanfaat bagi manusia. Di dalam perut
bumi terdapat barang tambang yang beraneka ragam. Semuanya itu diciptakan Allah swt. untuk manusia.
Dialah yang menurunkan hujan yang berasal dari uap air dan menjadi awan. Awan itu dihalaunya dengan
angin ke tempat tertentu hingga menjadi mendung yang hitam pekat kemudian berubah dan jatuh sebagai
hujan menyirami permukaan bumi. Dengan siraman hujan itu tumbuh dan suburlah tumbuh-tumbuhan
kemudian menjadi besar, berbunga dan berbuah sebagaimana firman Allah swt.:
ها أنزلنا فإذا هامدة الرض وترى ت الماء عل ل من وأنبتت وربت اهتز بهج زوج
Artinya:
Dan kamu lihat bumi ini kering kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya hiduplah bumi itu dan
suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.
(Q.S Al Hajj: 5)
Dan firman Allah SWT.:
جعل الذي وسلك مهدا الرض ل ماء من وأنزل سبل فها ل (53) شتى نبات من أزواجا به فأخرجنا ماء الس
Artinya:
Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan Yang telah menjadikan bagimu di bumi itu
jalan-jalan dan menurunkan dari langit air hujan. Maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis
dari tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam.
(Q.S Taha: 53)
Allah SWT. menjelaskan yang demikian itu agar manusia mengetahui betapa besar kekuasaan-Nya dalam
mengatur hidup dan kehidupan di permukaan bumi ini dan betapa besar nikmat yang telah dilimpahkan-Nya
kepada manusia. Bagi manusia yang suka memperhatikan kejadian hujan, tumbuhnya tumbuh-tumbuhan
serta proses kehidupan di permukaan bumi ini akan mengetahui betapa tingginya nilai hukum Allah dan
betapa luas ilmu-Nya yang berlaku secara tetap, tiada henti-hentinya sampai kepada waktu yang
ditentukan-Nya. Dan Allah memerintahkan manusia memperhatikan air yang diminumnya itu agar mereka
bersyukur
sebagaimana firman-Nya:
ت رون فلوال أجاجا جعلناه نشاء لو (69) المنزلون نحن أ المزن من أنزلتموه أأنت (68) تشربون الذي الماء أفرأ (70) تش
Artinya:
Maka terangkanlah kepadaku tentang air yang kamu minum. Kamukah yang menurunkannya dari awan
ataukah Kami yang menurunkannya? Kalau Kami kehendaki niscaya Kami jadikan dia asin, maka
mengapakah kamu tidak bersyukur?"
(Q.S Al Waqi'ah: 68-70)
Allah SWT. menaklukkan bahtera bagi manusia ialah memberikan kemampuan kepada manusia membuat
bahtera itu, menjadikan bahtera itu dapat mengapung di permukaan air dan dapat berlayar ke tempat yang
dikehendakinya membawanya ke segenap penjuru dunia. Dan Allah SWT. menaklukkan lautan bagi
manusia sehingga laut itu dapat dilayari kapal-kapal yang mengangkut segala keperluan mereka
sebagaimana firman Allah SWT.:
ة ا له وآ ته حملنا أن بون ما مثله من له وخلقنا (41) المشحون الفلك ف ذر ر (42)
Artinya:
Dan suatu tanda (kebesaran Allah yang besar) bagi mereka adalah bahwa Kami angkut keturunan mereka
dalam bahtera yang penuh muatan, dan Kami ciptakan untuk mereka yang akan mereka kendarai seperti
bahtera itu.
(Q.S Yasin: 41-42)
Dengan bahtera itu pula manusia bersenang-senang berlayar dengan hembusan angin yang sepoi basah.
Dengan kapal itu pula mereka mencari nafkah, menangkap ikan yang tidak terhingga banyaknya, mencari
hasil-hasil lautan, mencari barang tambang yang tidak ternilai harganya. Semuanya itu merupakan nikmat
Allah kepada manusia.
Allah menundukkan sungai-sungai bagi manusia, seperti memberi kemampuan untuk membendungnya
dan mengalirkannya untuk kepentingan pertanian, merubah arus air yang deras itu menjadi sumber tenaga
yang bermanfaat, seperti kincir air, arus listrik. Sungai dapat juga berfungsi jalan raya yang dilalui kapal-
kapal dan merupakan urat nadi perdagangan. Untuk memperpendek lalu-lintas sungai maka manusia
membuat terusan-terusan yang menghubungkan antara sungai yang satu dengan sungai yang lain, antara
lautan yang satu dengan lautan yang lain. Air sungai yang kotor dapat dibersihkan sehingga dapat menjadi
air minum yang sangat diperlukan.
Demi langit yang mengandung hujan/ Q.S Ath Thaariq : 11
Hydrology cycle,
Maka Kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air hujan
yang tercurah. / Q.S Al Qamar : 11 Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Qamar 11
ماء بماء منهمر ( 11)ففتحنا أبواب الس
Ayat ini menerangkan bahwa Allah telah mencurahkan air yang banyak dari
langit sesuai dengan permintaan mereka yang bertahun-tahun. Ayat ini
mengisahkan bahwa Allah telah memperkenankan doa Nabi Nuh as.
Dan Kami turunkan dari awan air hujan yang banyak tercurah,/ Q.S
An Naba : 14
Dan Kami turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya lalu Kami
tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang
diketam,/ Q.S Qaaf : 9
Dan awan yang mengandung hujan,/ Q,S Adz Dzariyaat : 2
Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Adz Dzaariyaat 2
( 2)فالحاملت وقرا
(Dan demi awan yang mengandung) awan yang membawa air (hujan) yakni
beban berupa air hujan, berkedudukan menjadi Maf'ul dari lafal Al Haamiaat.
Dan Kami jadikan padanya gunung-gunung yang tinggi, dan Kami
beri minum kamu dengan air tawar? / Q.S Al Mursalaat : 27 Yang kedua dalam ayat ini Allah mengarahkan perhatian manusia kepada penciptaan
gunung, untuk apa dia jadikan? Gunung yang menjulang tinggi dari permukaan bumi,
gunung itu dikatakan sebagai pasak bumi dan dengan demikian manusia merasa
tenteram tinggal di bumi, artinya gunung itulah yang bertugas sebagai pasak tiang
untuk menjaga keseimbangan bumi tersebut. Terkadang sebagian badan gunung-
gunung itu terbenam dalam tanah atau dalam laut maupun sungai-sungai.
Yang ketiga Tuhan mengajak manusia memikirkan tentang air tawar yang diminum
setiap hari, sebagai anugerah dari Allah. Dialah yang menurut ayat ini memberikan
minum. Terkadang air itu tercurah dari langit yang dibawa hujan yang berasal dari
gumpalan awan atau dari salju mencair dan adakalanya pula mengalir dari anak-anak
sungai atau memancar dari mata air, di bawah celah-celah gunung maupun di pinggir
kali, dan sebagainya.
Dan Allah, Dialah Yang mengirimkan angin; lalu angin itu menggerak-
kan awan, maka Kami halau awan itu kesuatu negeri yang mati lalu
Kami hidupkan bumi setelah matinya dengan hujan itu. Demikianlah kebangkitan itu. / Q.S Faathir : 9 Pada ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa
Dia-lah Yang menciptakan angin kemudian angin itulah yang menggerakkan awan yang
tebal yang mengandung air kemudian membawanya ke bumi yang tandus, dan
menurunkan hujan. Dengan turunnya air hujan ke bumi yang mati itu yang tidak ada
pepohonan sedikitpun di atasnya, beralihlah ia menjadi subur. Juga menumbuhkan
buah-buahan yang bermacam-macam dan beraneka ragam cita rasanya. Demikianlah
Allah SWT menghidupkan bumi sesudah mati dengan hujan yang turun dari awan.
Kalau manusia man mempergunakan akalnya dan memikirkan sungguh-sungguh tanda
kekuasaan Allah SWT seperti kejadian yang tersebut di atas, tentu ia akan sampai
kepada suatu kesimpulan bahwa Allah SWT yang berkuasa menghidupkan tanah yang
mati, tentunya kuasa pula menghidupkan manusia yang sudah mati sekalipun telah
hancur, tulang-belulangnya berserakan.
Diriwayatkan dari Abu Zarrin bahwa ia bertanya kepada Rasulullah saw tentang
bagaimana caranya Allah SWT menghidupkan orang mati dan apa tanda-tanda pada
makhluknya. Rasulullah saw menjawab, wahai Abu Zarrin pernahkah engkau melalui
suatu lembah kaummu yang gersang kemudian engkau melaluinya lagi dengan keadaan
subur menghijau. Berkata Abu Zarrin: "Pernah". Berkata Rasulullah saw: "Begitulah
Allah SWT menghidupkan orang yang sudah mati".
Sumber kehidupan
Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya
karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka,
seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram
oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali
lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun
memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat./ Q.S Al Baqarah : 265 Pada ayat ini, Allah swt. memberikan perumpamaan lain bagi infak yang
dilakukan semata-mata karena mengharapkan keridaan Allah swt. dan menambah keteguhan
iman dan kekuatan jiwa untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang baik.
Infak itu dalam ayat ini diumpamakan sebagai sebidang kebun yang mendapat siraman cukup dari
air hujan, sehingga kebun itu memberikan hasil dua kali lipat dari hasil yang biasa. Dan andai kata
hujan itu tidak lebat, maka hujan gerimis saja pun cukup, karena kebun tersebut terletak di tanah
yang tinggi, mendapatkan sinar yang cukup serta hawa yang baik, dan tanahnya pun subur.
Dapat pula dikatakan, bahwa yang diumpamakan dengan kebun itu adalah orang yang
menafkahkan hartanya itu. Karena ia menginsafi, bahwa ia telah menerima rahmat yang banyak
dari Allah swt., maka Ia bersedia untuk memberikan infak yang banyak dan walaupun suatu ketika
ia memperoleh rahmat yang sedikit, namun ia tetap memberikan infak.
Membelanjakan harta di jalan Allah atau berinfak, benar-benar dapat memperteguh jiwa. Sebab
cinta kepada harta benda telah menjadi tabiat manusia, sehingga karena sangat cintanya kepada
harta benda itu terasa berat baginya untuk membelanjakannya, apalagi untuk kepentingan orang
lain. Maka jika kita bersedekah misalnya, hal itu merupakan perbuatan yang dapat meneguhkan
hati untuk berbuat kebaikan, serta menghilangkan pengaruh harta yang melekat pada jiwa.
Ayat ini ditutup dengan firman-Nya "Wallaahu bimaa ta`maluuna bashiir" (Allah senantiasa melihat
apa-apa yang kamu kerjakan). Ini berarti bahwa Allah selalu mengetahui kebaikan-kebaikan yang
dilakukan hamba-Nya, antara lain berinfak dengan niat yang ikhlas, maka Dia akan memberikan
pahalanya. Sebaliknya, Allah juga mengetahui semua perbuatan-perbuatan yang tidak baik, maka
Dia akan membalasnya dengan azab.
Dan pada pergantian malam dan siang dan hujan yang diturunkan
Allah dari langit lalu dihidupkan-Nya dengan air hujan itu bumi sesudah
matinya; dan pada perkisaran angin terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berakal./ Q.S Al Jaatsiyah : 5
Dalam ayat ini, Allah SWT mengingatkan manusia akan tanda-tanda kebesaran dan
kekuasaan-Nya yang terdapat pada pergantian siang dan malam. Pergantian siang dan
malam ini dapat dilihat dari dua segi yaitu suasana dan dari segi panjang pendeknya.
Dari segi suasananya, orang dapat menyaksikan sejak matahari terbit di kaki langit
sebelah timur hingga terbenam di kaki langit sebelah barat. Di siang hari, orang tidak
menyaksikan apa pun di langit, terkecuali matahari yang bersinar dengan terangnya.
Pada waktu .itu, kebanyakan manusia bekerja dan berusaha mencari nafkah, memenuhi
kebutuhan hidupnya.
Matahari bergerak meninggalkan ufuk sebelah timur makin lama makin meninggi.
Kemudian ia terlihat di meridian. Sesudah itu, makin menurun menuju ufuk langit
sebelah barat. Akhirnya ia tenggelam di ufuk sebelah barat. Sejak itu, hari berangsur-
angsur gelap, kadang-kadang terlihat awan kemerah merahan, lalu mulailah
bermunculan bintang-bintang satu demi satu, dari bintang yang paling terang cahayanya
sampai kepada bintang yang bercahaya redup. Setelah gelap menyelubungi permukaan
bumi seluruhnya, bertambah jelaslah nampak bintang-bintang bertaburan di angkasa
raya, berbagai macam rasi dan aneka warna cahayanya. Pada penghujung malam,
mulailah kelihatan fajar menyingsing di ufuk timur, sebagai tanda.tidak lama lagi
matahari akan terbit kembali. Sejak itulah; cahaya bintang mulai redup kembali karena
cahayanya mulai dikalahkan oleh cahaya matahari.
Begitulah seterusnya orang dapat menyaksikan keadaan itu berulang-ulang.
Suasana yang seperti itu terjadi di negeri-negeri yang berada di daerah
khatulistiwa, sedangkan belahan bumi bahagian selatan dan utara akan
mengalami keadaan siang lebih panjang atau lebih pendek dari malam, sesuai
dengan lintang dan deklinasi matahari;
Dari segi panjang pendeknya malam dan siang, orang yang berada di
khatulistiwa selamanya akan menyaksikan panjang pendeknya siang malam
yang hampir sama. Daerah yang berada di selatan khatulistiwa akan mengalami
siang lebih panjang apabila matahari berada di sebelah selatan, tetapi akan
mengalami siang lebih pendek apabila matahari berada di sebelah utara
khatlistiwa. Demikian pula orang yang berada di sebelah utara khatulistiwa akan
mengalami siang yang lebih panjang apabila matahari berada di sebelah
selatan. Makin jauh suatu tempat baik ke utara maupun selatan khatulistiwa
makin jauh pula perbedaan panjang pendek waktu antara malam dan siang.
Bagi orang yang berada di kutub utara dan kutub selatan, dalam satu tahun ada
masa malam yang terus menerus dan ada pula masa siang yang terus menerus.
Pada masa siang terus menerus matahari selalu berada di atas cakrawala,
selalu kelihatan tidak pernah masuk ke bawah kaki langit, sedangkan pada masa
malam terus menerus, matahari selalu berada di bawah kaki langit, tidak pernah
kelihatan dan tidak pernah melewati kaki langit ke atas.
Dengan memperhatikan pergantian siang dan malam, baik suasana maupun
panjang pendeknya yang selalu berubah-ubah sepanjang tahun, akan terlihat
tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran Allah, serta akan nampak adanya hukum-
hukum yang mengaturnya dengan sangat rapi, tidak pernah menyimpang dari
ketentuan-ketentuan yang telah ditentukan. Kemudian Allah SWT menunjukkan
tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran-Nya yang terlihat pada turunnya hujan dari
langit. Karena panas matahari, airpun menguap ke atas. Angin yang selalu bertiup
mempercepat proses penguapan itu dan menghalaunya ke suatu tempat dan lama-
kelamaan terkumpullah uap air itu di angkasa sebagai awan. Apabila awan yang
berarak dihalau angin itu tertahan oleh gunung, maka terkumpullah ia di sana,
semakin lama semakin tebal. Warnanya yang semula keputih-putihan berubah
menjadi hitam. Dan apabila suhu udara telah mencapai kedinginan sedemikian
rupa, turunlah uap air itu sebagai hujan yang menyirami permukaan bumi. Karena
air hujan itu tumbuhlah beraneka macam tumbuh-tumbuhan, dan karena air hujan
itu pula binatng dan manusia dapat hidup. Manusia dengan hasil pemikirannya
dapat mengatur aliran air itu sehingga tidak mengalir seluruhnya ke laut.
Sebahagian dimanfaatkan dan sebagian lagi dapat digunakan pada musim
kemarau. Pada tiap daerah, di permukaan bumi, curah hujan tidak sama;
bergantung kepada faktor faktor yang menentukan. Ada daerah yang curah
hujannya sangat lebat dan ada pula yang sangat tipis dan ada yang sedang.
Dengan memperhatikan turunnya hujan itu dan manfaatnya bagi kehidupan
makhluk, orang dapat mengetahui betapa luasnya kekuasaan penciptanya.
Sesudah itu Allah menunjukkan pula tanda-tanda kekuasaan-Nya yang dapat dilihat pada
perkisaran tiupan angin yaitu perkisaran angin daratan angin laut yang selalu berhembus
berganti arah. Telah menjadi hukum alam bahwa daratan lebih cepat menjadi panas bila
ditimpa sinar matahari dibandingkan dengan lautan yang lambat menjadi panas bila ditimpa
matahari. Sebaliknya, daratan lebih cepat pula melepaskan panas di malam hari, pada waktu
panas matahari tidak ada lagi dibandingkan dengan lautan yang lambat melepasnya. Dengan
demikian, terdapatlah daerah maksimum dan minimum udaranya. pada siang hari daratan
lebih panas dari lautan sehingga udaranya menjadi minimum, sedangkan lautan kurang
panas udaranya dibandingkan dengan daratan sehingga udaranya menjadi maksimum.
Udara mengalir dari daerah maksimum ke daerah minimum, maka bertiuplah pada siang hari
angin laut menuju daratan Akan tetapi, di waktu malam, terjadi kebalikannya: daratan menjadi
maksimum dan lautan menjadi minumum karena daratan lebih cepat menjadi dingin daripada
lautan sehingga bertiuplah angin dari daratan menuju lautan.
Keadaan yang demikian menguntungkan para nelayan. Mereka berangkat pada waktu
malam, berlayar ke tengah lautan mengikuti arah hembusan angin laut. Di samping itu,
perubahan letak matahari berada di lintang balik utara belahan bumi bahagian selatan.
Karena itu, udara maksimum di belahan bumi bahagian selatan. Maka bertiuplah angin dari
belahan bumi selatan ke belahan bumi bagian utara. Waktu itu di Indonesia mengalami
musim kemarau. Akan tetapi, bila matahari berada pada lintang balik selatan, belahan bumi
bagian selatan menerima panas lebih banyak dari bagian bumi sebelah utara. Karena itu,
udara maksimum di bagian utara, maka bertiuplah angin dari utara ke selatan. Untuk
Indonesia, angin bertiup dari Padang Pasir Gobi di Tiongkok, menyusur semenanjung
Malaysia karena pengaruh perputaran bumi membelok ke timur, ke Indonesia, menuju
Padang Pasir Victoria di Australia. Pada saat itu, di Indonesia mengalami musim hujan.
Di samping itu, terdapat angin yang bertiup dari kutub utara dan kutub selatan secara
tetap. karena daerah kutub selalu mengalami udara yang lebih dingin dari pada
khatulistiwa maka daerah-daerah kutub udaranya selalu maksimum. Akan tetapi karena
perputaran bumi pada porosnya dari barat ke timur, maka angin yang bertiup dari kutub itu
mengalami pembelokan ke barat. Itulah sebabnya angin itu di Indonesia bertiup dari
tenggara. Untuk daerah-daerah kutub sendiri, bertiuplah selalu angin barat yang tetap
sepanjang masa.
Dari perkisaran angin itu, orang akan mengetahui betapa Maha Bijaksana dan Maha
Perkasa-Nya Allah yang menciptakan alam semesta ini.
Itulah sebabnya pada bahagian akhir surah ini, Allah SWT menegaskan bahwa tanda-
tanda kekuasaan-Nya yang dapat dilihat jagat raya, pada diri manusia, pada perkisaran
angin, pada turunnya hujan, dan sebagainya menjadi bukti kekuasaan-Nya bagi orang
yang mempergunakan akalnya dan bagi orang yang benar-benar mau mencari kebenaran.
Dengan bermacam-macam himbauan itulah, Allah SWT menunjukkan tanda-tanda
kekuasaan-Nya agar manusia meyakini ke Maha Esaan dan ke Maha Kuasaan-Nya.
Dengan mengetahui semuanya itu dengan benar, niscaya bertambah mantaplah iman
mereka dan bertambah pulalah gairahnya untuk memanfaatkan pengetahuannya itu bagi
kemaslahatan umat manusia.
Dari keterangan di atas, dipahami pula amat banyak yang dapat dijadikan bukti bahwa
Allah Maujud, Maha Kuasa dan Maha Bijaksana, asal saja orang mau mengikuti cara
berpikir yang digariskan Allah dalam Alquran. hal ini juga berarti bahwa sebenarnya,
semakin tinggi ilmu seseorang semakin banyak ia mempunyai bukti-bukti itu. Jika ada
seorang yang berilmu yang tidak mempercayai adanya Tuhan, berarti ia belum lagi
mempergunakan ilmunya itu menurut yang semestinya.
Dia-lah, Yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu,
sebahagiannya menjadi minuman dan sebahagiannya
(menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu. / Q.S An Nahl : 10
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 10
منه شراب ومنه شجر فه تسمون ماء ماء ل ( 10)هو الذي أنزل من الس
Setelah Allah SWT menyebutkan nikmat Nya yang dapat dirasakan oleh manusia di
permukaan bumi yaitu nikmat yang mereka peroleh dari binatang yang dapat
mencukupkan keperluan hidup manusia, maka Allah SWT menyebutkan pula nikmat
yang diperoleh manusia dari langit secara langsung atau tidak langsung.
Nikmat Allah yang mereka peroleh secara langsung adalah hujan yang diturunkan dari
langit, air hujan dapat dijadikan air minum dan keperluan lainnya dalam kehidupan
mereka sehari-hari, seperti mandi, mencuci pakaian dan lain sebagainya. Dan karena
air hujan, udara yang panas menjadi sejuk menyegarkan badan.
Sedang nikmat Allah yang diperoleh secara tidak langsung dari air hujan itu adalah, air
hujan itu dapat mengairi segala macam tumbuh-tumbuhan, pohon-pohonan dan
rerumputan. Di padang rumput ini manusia menggembalakan binatang ternak mereka.
Sumber kehidupan
Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-
tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan. / Q.S An Nahl : 11
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 11
نبت رع به ل تون الز مرات ل ومن والعناب والنخل والز ة ذلك ف إن الث رون لقو ل تف (11)
Dan karena hujan itu pulalah Allah SWT menumbuhkan tanam-tanaman
yang buahnya dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka dari jenis rumput
rumputan, manusia dapat memperoleh bahan makanan dan zaitun mereka
dapat memperoleh rempah-rempah, dan dari kurma dan anggur mereka
dapat memperoleh buah-buahan sebagai penambah lezatnya makanan
mereka.
Kemudian disebut pula segala macam buah-buahan, agar manusia dapat
mengetahui kekuasaan Nya yang tidak terbatas, yaitu dari air yang sama
Allah SWT berkuasa menumbuhkan tanam-tanaman yang beraneka
ragam dan mengeluarkan buah-buahan yang beraneka ragam bentuk.
Warna dan rasanya. Segala macam tumbuh-tumbuhan yang menghasilkan
bahan pemenuhan kebutuhan hidup mereka, adalah nikmat yang diberikan
oleh Allah dan sekaligus sebagai bukti keesaan Tuhan bagi orang yang
mengingkari Nya.
Pada akhir ayat Allah SWT menandaskan bahwa segala macam nikmat yang
diturunkan baik secara langsung ataupun tidak langsung adalah merupakan bukti-
bukti kebenaran bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan kecuali Allah. Bukti-bukti
itu dapat diketahui oleh orang-orang yang memperhatikan dan memikirkan tanda-
tanda kekuasaan Tuhan serta memikirkan hukum-hukum yang berlaku di
dalamnya. Bukti-bukti kekuasaan Tuhan yang terdapat di kolong langit ini cukup
memberikan kepuasan pada orang yang benar-benar memperhatikan kekuasaan
Nya dan cukup kuat untuk mempercayai keesaan Nya. Sebagai contoh misalnya
orang yang memperhatikan biji-bijian, baik biji tunggal ataupun yang berkeping
dua, yang terletak di permukaan tanah yang dibasahi oleh embun, lama kelamaan
merkahlah biji itu dan keluarlah akarnya menembus permukaan bumi. Kemudian
tumbuh batang dan dedaunan. Dan kemudian berkembang menjadi besar
berbunga dan berbuah. Satu hal yang menarik perhatian ialah biji-bijian yang
hampir sama menghasilkan tumbuh-tumbuhan yang beraneka ragam dan
menghasilkan buah-buahan yang bermacam-macam bentuk warna dan rasanya.
Orang yang demikian tentunya akan melihat bahwa pencipta dari segala macam
tumbuh-tumbuhan itu ialah Zat Yang Maha Sempurna yang tidak bisa disaingi oleh
zat-zat yang lain. Dialah yang berhak dipertuhan dan berhak disembah.
Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah
menurunkan air dari langit, maka diaturnya menjadi sumber-sumber
air di bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-
tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu menjadi kering
lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya
hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang
mempunyai akal. / Q.S Az Zumar : 21
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Az Zumar 21
خرج به زرعا مخ ف الرض ث ناب ه ماء ماء فسل أنزل من الس جعله تل أل تر أن للا ا ث هج فتراه مصفر فا ألوانه ث
رى لول اللباب ( 21)حطاما إن ف ذلك لذ
Pada ayat ini Allah SWT memerintahkan manusia memikirkan salah satu dari suatu
proses kejadian di alam ini. yaitu proses turunnya hujan dan tumbuhnya tanam-tanaman
di permukaan bumi ini. Kalau diperhatikan seakan-akan kejadian itu merupakan suatu
siklus yang dimulai pada suatu titik-titik dalam suatu lingkaran, dimulai dari adanya
sesuatu, kemudian berkembang menjadi besar, kemudian tua, kemudian meninggal atau
tiada. kemudian mulai pula suatu kejadian yang baru lagi dan begitulah seterusnya
sampai kepada suatu masa yang ditentukan Allah, yaitu masa berakhirnya kejadian alam
ini.
Contohnya ialah air hujan yang turun dari langit menyirami permukaan bumi, sehingga
bumi yang semulanya tandus dan kering, menjadi basah dan berair. Air hujan itu
sebagian disimpan di dalam bumi dengan adanya akar pohon-pohonan yang ada di
hutan-hutan kemudian meresap ke dalam bumi, merupakan persediaan air bagi manusia,
binatang, tumbuh-tumbuhan dan makhluk Tuhan yang lain di masa musim kemarau
nanti.
Pada bumi yang gundul dan tandus, sebahagian besar dari air hujan itu tidak dapat ditahan
oleh bumi. Air itu langsung mengalir ke laut yang kadang-kadang berupa banjir besar yang
menjadi malapetaka bagi manusia. Adakalanya air itu langsung dimanfaatkan oleh manusia,
binatang dan tumbuh-tumbuhan. Maka tumbuhlah tumbuh-tumbuhan, sejak dari benih
kemudian menjadi besar, berbunga yang beraneka warna, berbuah, kemudian mati, untuk
tumbuh lagi. Buahnya bermanfaat bagi manusia, binatang dan tumbuh-tumbuhan. Ada yang
dimakan, ada pula yang diolah untuk keperluan-keperluan lain. Daun tumbuh-tumbuhan
yang gugur kemudian menjadi hancur bersama tanah dapat menjadi pupuk bagi bagi
tanam-tanaman yang lain.
Demikianlah, dari turunnya hujan, tumbuhlah tumbuh-tumbuhan dan berkembang-biaknya
binatang ternak dan sebagainya, manusia memperoleh nikmat yang tiada taranya, sejak
dari nikmat berupa makanan dan minuman, juga nikmat yang berupa perasaan, seperti
perasaan senang dan gembira melihat pemandangan yang indah di pegunungan yang
diliputi oleh pohon-pohonan, perasaan senang melihat bunga yang sedang mekar, air yang
mengalir di sungai, bunyi burung yang merdu diselingi dengan bunyi tetesan air yang jatuh
dari atas tebing batu, binatang ternak yang makan di padang rumput yang sedang
menghijau.
Jika dilihat proses air yang mengalir ke laut, maka air itu menguap oleh terik panas
matahari, kemudian menjadi awan yang bergumpal, dihalau kembali oleh angin ke suatu
tempat sehingga menurunkan hujan.
Proses kejadian yang demikian itu menjadi bahan renungan bagi orang yang mau
menggunakan pikirannya. Tentu ada Zat Yang Maha Kuasa Yang mengatur semuanya itu,
sehingga segala sesuatu terjadi dengan teratur dan rapi. Tidak mungkin manusia yang
melakukannya. Yang melakukan semua itu tentulah zat Yang berhak disembah dan ditaati
segala perintah-Nya.
Sumber kehidupan
Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan
dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan maka Kami keluarkan
dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan
dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang
korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun
anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan
yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah
dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang
demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang
yang beriman/ Q.S Al An`am : 99
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al An'aam 99
ء فأخرجنا منه خضرا نخرج م ل ش ماء ماء فأخرجنا به نبات با ومن ن وهو الذي أنزل من الس ا مترا ه حب
ر مت ان مشتبها و م تون والر ة وجنات من أعناب والز به انظروا إلى ثمره إذا شاالنخل من طلعها قنوان دان
ؤمنون ات لقو ل نعه إن ف ذل ( 99)أثمر و
Sesudah itu Allah swt. menjelaskan kejadian hal-hal yang menjadi kebutuhan
manusia sehari-hari, agar mereka secara mudah dapat memahami
kekuasaan, kebijaksanaan, serta pengetahuan Allah. Allah swt. menjelaskan
bahwa Allah lah yang menurunkan hujan dari langit, yang menyebabkan
tumbuhnya berbagai jenis tumbuh-tumbuhan yang terdiri dari berbagai ragam
bentuk, macam dan rasa.
Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan Yang
telah menjadikan bagimu di bumi itu jalan-jalan,dan menurunkan dari
langit air hujan. Maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam. / Q.S Thahaa :
53
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Thaahaa 53
ماء ماء فأخرجنا به أ فها سبل وأنزل من الس الرض مهدا وسلك ل اجا من نبات شتى زو الذي جعل ل
(53 )
Untuk memperkuat bahwa Allah itu tidak akan salah dan lupa dan untuk
menolak kemungkinan timbulnya sangkaan bahwa catatan yang ada di
"Lohmahfuz" itu bisa salah dan ada yang tidak tercatat karena lupa, maka
pada ayat ini ditegaskan bahwa Tuhan yang menguasai pencatatan itu,
ialah Tuhan Yang menjadikan bumi ini sebagai hamparan bagi manusia
yang terbentang luas untuk dipergunakan sebagai tempat tinggal, bangun,
tidur, bepergian dengan bebas ke mana-mana
Kemudian setelah itu akan datang tahun yang padanya manusia
diberi hujan (dengan cukup) dan dimasa itu mereka memeras anggur." / Q.S Yusuf : 49
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yusuf 49
عصرون غاث الناس وفه أت من بعد ذلك عا فه ( 49)ث
Kemudian sesudah berlalu masa kesulitan dan kesengsaraan itu, maka
datanglah masa hidup makmur, aman dan sentosa. Di masa itu bumi menjadi
subur, hujan turun sangat lebatnya, manusia kelihatan beramai-ramai
memeras anggur dengan aman dan gembira. Mereka telah duduk bersantai
menikmati buah-buahan hasil kebunnya bersama anak-anak dan
keluarganya. Itulah takbir mimpi raja itu saya sampaikan kepadamu untuk
saudara sampaikan kepada raja dan pembesar-pembesarnya.
Sumber kehidupan
Dan apakah mereka tidak memperhatikan, bahwasanya Kami
menghalau (awan yang mengandung) air ke bumi yang tandus, lalu
Kami tumbuhkan dengan air hujan itu tanaman yang daripadanya
makan hewan ternak mereka dan mereka sendiri. Maka apakah mereka tidak memperhatikan? / Q.S As Sajdah : 27
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah As Sajdah 27
ل منه أنعامه وأ ا نسوق الماء إلى الرض الجرز فنخرج به زرعا تأ روا أن بصرون نف أول ( 27)سه أفل
Apakah orang-orang kafir itu buta, sehingga tidak dapat melihat bukti-bukti
kebesaran dan kekuasaan Allah? Di antaranya ialah: Allah menghalau awan ke
tempat yang kering dan tandus yang tidak mempunyai tumbuh-tumbuhan di
tempat itu. Awan itu berubah menjadi air hujan yang menimpa tanah itu yang
memungkinkan manusia mengalirkan air ke tanah-tanah yang kering,
kemudian tanah itu menjadi subur dan ditumbuhi oleh bermacam-macam
tumbuh-tumbuhan dan tanam-tanaman, sebagian tanaman itu dimakan oleh
manusia dan sebagian lagi oleh binatang ternak piaraan mereka.
Apakah mereka tidak melihat bukti-bukti yang demikian itu sehingga mereka
dapat mengakui kebesaran dan kekuasaan Allah, menghidupkan manusia yang
telah mati dan membangkitkan mereka dari kuburnya? Jika mereka mau
memperhatikan tentulah mereka akan sampai kepada keyakinan bahwa Allah
Maha Kuasa, tidak ada yang sukar bagi-Nya. Jika Dia menghendaki cukuplah
Dia mengatakan "kun" (jadilah), maka jadilah yang dikehendaki-Nya itu.
Kalau Kami kehendaki, niscaya Kami jadikan dia asin, maka
mengapakah kamu tidak bersyukur? / Q.S Al Waaqi`ah : 70
Kamukah yang menurunkannya atau Kamikah yang
menurunkannya?/ Q.S Al Waaqi`ah: 69
Maka terangkanlah kepadaku tentang air yang kamu minum./ Q.S Al
Waaqi`ah: 68
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Waaqi'ah 68 - 70
ت الماء الذي تشربون رون ( 69)أأنت أنزلتموه من المزن أ نحن المنزلون ( 68)أفرأ 70)لو نشاء جعلناه أجاجا فلوال تش )
Dalam ayat-ayat ini, kembali Allah SWT mengungkapkan salah satu dari pada nikmat Nya yang agung,
untuk direnungkan dan dipikirkan oleh manusia apakah mereka mengetahui tentang fungsi air yang mereka
minum.
Apakah mereka yang menurunkan air itu dari langit yaitu air hujan ataukah Allah SWT yang
menurunkannya.
Air hujan itu manakala direnungkan oleh manusia, tahulah mereka bahwa ia berasal dari uap air yang
terkena panas matahari. Setelah menjadi awan dan kemudian menjadi mendung yang sangat hitam
bergumpal-gumpal, maka turunlah uap air itu sebagai air hujan yang sejuk dan tawar, tidak asin seperti air
laut. Air tawar tersebut menyegarkan badan serta menghilangkan haus.
Bila tak ada hujan, pasti tak ada sungai yang mengalir, tak akan ada mata air dan berapa meter pun
dalamnya orang menggali sumur, niscaya tak akan keluar airnya. Dan bila tak ada air, rumputpun tidak akan
tumbuh, apalagi tanaman yang ditanam orang.
Apabila tidak ada hujan, pasti tidak ada air yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Kalau tanaman dan
tumbuh-tumbuhan tidak tumbuh, maka binatang ternakpun tak ada. Tak akan ada ayam, tak akan ada
kerbau dan sapi, tak akan ada kambing dan domba. Sebab hidup memerlukan makan dan minum. Kalau tak
ada yang dimakan, dan tak ada yang diminum, bagaimana bisa hidup? Dan kalau tak ada tanaman dan
tumbuh-tumbuhan, dan tak ada air tawar untuk diminum, bagaimana manusia bisa hidup? Apakah mesti
makan tanah? Dan apakah yang akan diminum? Kalau ada air, jika air tersebut dijadikan Tuhan asin
rasanya, pasti tidak bisa menghilangkan haus dan tak dapat dipergunakan untuk menyiram atau mengairi
tanaman.
Dan siapakah yang menurunkan hujan tersebut? Bukankah hanya Allah SWT saja yang
dapat menurunkan hujan sehingga mengalir dan sumur dapat mengeluarkan air?
Mengapakah manusia tidak bersyukur kepada Allah? Padahal Dialah yang menurunkan
hujan yang demikian banyak manfaatnya sebagaimana firman-Nya:
هو الذي أنزل من السماء ماء ل منه شراب ومنه شجر فه تسمون نبت ل به الزرع والزتون والنخل والعناب ومن ل
الثمرات إن ف ذلك لة لقو تفرون
Artinya:
Dialah yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebahagiannya menjadi
minuman dan sebahagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat
tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu. Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air
hujan itu tanam-tanaman zaitun, kurma, anggur, dan segala macam buah-buahan.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum
yang memikirkan.
(Q.S. An Nahl: 10, 11)
Dalam hubungan ini terdapat hadis yang berbunyi:
الحمد هلل الذي سقانا عذبا فراتا برحمته ول جعله ملحا أجاجا بذنوبنا: إن النب صلى للا عله وسل ا إذا شرب الماء قال
Artinya:
Sesungguhnya Nabi saw apabila beliau selesai minum air, beliau mengucapkan: "Segala puji
adalah bagi Allah yang telah memberikan minuman kepada kita air tawar yang menyegarkan
dengan rahmat-Nya dan tidak dijadikannya air asin disebabkan dosa-dosa kita".
(H.R. Ibnu Abi Hatim dari Abu Ja'far)
Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-
tumbuhan) dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum
kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya. / Q.S Al Hijr : 22 Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hijr 22
موه وما أنت له بخازنن نا ماء ماء فأسق اح لواقح فأنزلنا من الس ( 22)وأرسلنا الر
Pada ayat ini menjelaskan sebagian nikmat yang ada di dalam perbendaharaan
Nya, yaitu Dia telah menghembuskan angin untuk menyuburkan,
mengembangkan dan mengawinkan tumbuh-tumbuhan. Tumbuh, berkembang
dan kawinnya tumbuh-tumbuhan dengan perantaraan angin itu, ialah:
1. Allah SWT menghembuskan angin yang membawa awan yang mengandung
hujan. Semakin lama angin yang dihembuskan itu, menjadi semakin berat dan
semakin hitam, hingga berubah menjadi mendung hitam pekat. Kemudian
turunlah dari mendung itu hujan yang membasahi permukaan bumi, maka
suburlah tanah yang semula kering, tumbuh dan berkembanglah tumbuh-
tumbuhan dan tanam-tanaman, kemudian berbunga, berputik dan berbuah.
Sebagian buahnya hanya dapat dimanfaatkan dan manusia dan binatang,
sedang sebagian yang lain tumbuh dan berkembang lagi untuk melanjutkan
keturunan dan untuk mempertahankan jenisnya dari kepunahan. Sebagian
tumbuh-tumbuhan ada yang berkembang dengan menanam bagian batangnya.
Dengan siraman air hujan, maka batang yang ditanam ini akan tumbuh dan
berkembang. Proses angin menghembus awan, hingga menjadi hujan yang
membasahi bumi, menghidupkan tanah yang mat
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hijr 22
اح وأرسلنا ماء من فأنزلنا لواقح الر موه ماء الس نا (22) بخازنن له أنت وما فأسق
Pada ayat ini menjelaskan sebagian nikmat yang ada di dalam perbendaharaan Nya, yaitu Dia
telah menghembuskan angin untuk menyuburkan, mengembangkan dan mengawinkan
tumbuh-tumbuhan. Tumbuh, berkembang dan kawinnya tumbuh-tumbuhan dengan
perantaraan angin itu, ialah:
1. Allah SWT menghembuskan angin yang membawa awan yang mengandung hujan.
Semakin lama angin yang dihembuskan itu, menjadi semakin berat dan semakin hitam,
hingga berubah menjadi mendung hitam pekat. Kemudian turunlah dari mendung itu hujan
yang membasahi permukaan bumi, maka suburlah tanah yang semula kering, tumbuh dan
berkembanglah tumbuh-tumbuhan dan tanam-tanaman, kemudian berbunga, berputik dan
berbuah. Sebagian buahnya hanya dapat dimanfaatkan dan manusia dan binatang, sedang
sebagian yang lain tumbuh dan berkembang lagi untuk melanjutkan keturunan dan untuk
mempertahankan jenisnya dari kepunahan. Sebagian tumbuh-tumbuhan ada yang
berkembang dengan menanam bagian batangnya. Dengan siraman air hujan, maka batang
yang ditanam ini akan tumbuh dan berkembang
Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-
tumbuhan) dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum
kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya. / Q.S Al Hijr : 22
Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan Dia
meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu
tidak menggoyangkan kamu; dan memperkembang biakkan
padanya segala macam jenis binatang. Dan Kami turunkan air hujan
dari langit, lalu Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik./ Q.S Lukman : 10
Sumber kehidupan
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Luqman 10
وبث فها من أن تمد ب ر عمد ترونها وألقى ف الرض رواس ماوات بغ ماء ماء ل خلق الس ة وأنزلنا من الس داب
ر ل زوج ( 10)فأنبتنا فها من
Ayat ini menerangkan beberapa tanda dan bukti kekuasaan Allah yang terdapat di
alam ini, yaitu:
1. Menciptakan alam semesta dengan segala macam isinya, berupa planet-plenet
yang tidak terhitung jumlahnya. Planet-planet yang banyak itu merupakan bola-
bola besar yang terapung di angkasa luas. Dalam ayat ini disebutkan "tanpa tiang
yang kamu melihatnya". Dari perkataan ini dapat dipahami bahwa langit itu
mempunyai tiang, yakni ada suatu kekuatan yang menopangnya yang berfungsi
sebagai tiang, sehingga planet-planet itu tidak jatuh berserakan. Hanya orang-
orang yang berilmulah yang dapat melihat tiang-tiang yang kokoh itu.
2. Allah menciptakan gunung-gunung di permukaan bumi agar bumi itu stabil, tidak
bergoncang, sehingga manusia, binatang dan tumbuh-tumbuhan dapat hidup
tenang di atasnya, seakan-akan gunung itu merupakan. pasak yang dapat
mengokohkan permukaan bumi seperti halnya tiang-tiang kapal yang menjulang,
yang dapat menstabilkan kapal itu berlayar dan berlabuh di tengah lautan,
sehingga ia tidak oleng. Di samping itu gunung juga mempunyai manfaat lain bagi
manusia, di antaranya untuk mengatur pembagian dan penyaluran air hujan yang
dicurahkan dari langit, sehingga air itu tetap ada di permukaan bumi sampai musim
kemarau. Banyak lagi manfaat-manfaat gunung bagi manusia dan makhluk Allan
yang lain.
3. Allah menciptakan di permukaan bumi itu binatang-binatang yang tidak dapat
dihitung jumlahnya dan jenisnya, bentuk dan warnanya, sejak dari yang besar
sampai kepada yang kecil yang tidak kelihatan oleh mata. Semua binatang yang
diciptakan itu ada manfaat dan faedahnya. Kadang-kadang manusia, karena tidak
mengetahui faedah dan guna binatang-binatang itu, mereka membunuh dan
menumpasnya, sehingga tanpa mereka sadari timbullah kerusakan dan kekotoran
di alam ini. Tetapi Allah mengetahui dengan pasti jumlah, jenis, warna, kegunaan
dan faedah semua binatang-binatang yang diciptakan-Nya itu.
4. Allah SWT menurunkan hujan dari langit. Hujan itu berasal dari awan yang
dihalau Nya ke suatu tempat tertentu, kemudian berubah menjadi hujan yang
membasahi permukaan bumi. Dengan air hujan itu tumbuhlah segala macam
tumbuh-tumbuhan yang beraneka ragam, dengan warna yang indah dan manfaat
yang banyak
Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan dari
langit lalu Kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang
beraneka macam jenisnya. Dan di antara gunung-gunung itu ada
garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat. / Q.S Faathir : 27
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Faathir 27
ماء ماء فأخرجنا به ثمرات مختلفا ألوانها ومن الجب أنزل من الس جدد بض وحمر مختلف ال أل تر أن للا
رابب سود ( 27)ألوانها و
Pada ayat ini Allah SWT menguraikan beberapa hal yang menunjukkan
kesempurnaan dan kekuasaan Nya yang oleh kaum musyrikin dapat dilihat
setiap waktu yang kalau mereka menyadari dan menginsafi semuanya itu
tentunya mereka akan menyadari pula keesaan dan kekuasaan Allah Yang
Maha Sempurna itu. Allah SWT menjadikan sesuatu yang beraneka ragam
macamnya yang bersumber dari yang satu. Allah menurunkan hujan dari
langit, karenanya tumbuhlah tumbuh-tumbuhan yang mengeluarkan buah-
buahan yang beraneka ragam warna, rasa dan baunya, sebagaimana yang
kita saksikan. Buah-buahan itu warnanya ada yang kuning, ada yang
merah, ada yang hijan dan sebagainya.
Peringatan
Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit
sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia
menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki
untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah 30 , padahal kamu mengetahui. / Q.S Al Baqarah : 22
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Baqarah 22
مر ماء ماء فأخرج به من الث ماء بناء وأنزل من الس الرض فراشا والس فل ات الذي جعل ل رزقا ل
أندادا وأنت تعلمون ( 22)تجعلوا هلل
Allah swt. menerangkan bahwa Dia menciptakan bumi sebagai hamparan
dan langit sebagai atap, menurunkan air hujan. menumbuhkan tumbuh-
tumbuhan dan menjadikan tumbuh-tumbuhan itu berbuah. Semuanya
diciptakan Allah swt. untuk manusia, agar manusia memperhatikan proses
penciptaan itu, merenungkan, mempelajari dan mengolahnya sehingga
bermanfaat bagi manusia dan kemanusiaan sesuai dengan yang telah
diturunkan Allah. Karena Dia yang memberikan nikmat-nikmat itu, maka
manusia wajib menyembah Allah swt. saja.
Allah memberikan semua nikmat itu agar manusia bertakwa dan
melaksanakan tugas-tugasnya sebagai seorang hamba Allah swt.
Peringatan
Apakah mereka tidak memperhatikan berapa banyak generasi yang
telah Kami binasakan sebelum mereka, padahal (generasi itu) telah
Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, yaitu keteguhan
yang belum pernah Kami berikan kepadamu, dan Kami curahkan
hujan yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai-sungai
mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka
karena dosa mereka sendiri, dan Kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain./ Q.S Al An`am : 6
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al An'aam 6
وأرسلن ن ل اه ف الرض ما ل نم ن نا من قبله من قرن م أهل روا ه مدرارا وجعلنا النهار تجري من تحته ا أل ماء عل الس
ناه بذنوبه وأنشأنا من بعده قرنا آخرن ( 6)فأهل
Kemudian Allah swt. memperingatkan dalam ayat ini bukankah orang orang kafir itu sudah
mengetahui berapa banyak generasi-generasi dari umat zaman dahulu yang telah dimusnahkan
Allah seperti kaum Nuh, Ad, Samud dan lain-lain. Padahal mereka termasuk generasi-generasi
umat yang telah diberi Allah kekuatan, keteguhan, kemerdekaan di bumi yang belum pernah
diberikan Allah kepada orang Arab yang musyrik itu. Bumi mereka senantiasa mendapat siraman
air hujan yang deras menimbulkan kemakmuran dan kesuburan. Sungai-sungai mengalir di bawah
kebun-kebun tanaman tanaman mereka, menambah indah dan makmur bumi mereka. Segala
nikmat dan karunia Tuhan tersebut yang telah diberikan kepada umat dahulu itu tidaklah dapat
menghalangi azab Allah disebabkan dosa yang mereka perbuat. Dua macam dosa yang mereka
lakukan yang mengakibatkan kebinasaan mereka. Pertama dosa menentang Rasul-rasul dan
mengingkari ajaran-ajaran mereka serta memperolok-olokkannya. Kedua: dosa kafir nikmat yaitu
mereka mempergunakan nikmat-nikmat itu ke jalan yang berlawanan dengan petunjuk Allah.
Banyak ayat Allah dalam Alquran yang menceritakan tentang sebab-sebab kehancuran mereka.
Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah
permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-
megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang
banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya
mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering
dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di
akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta
keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. / Q.S Al Hadiid : 20
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hadiid 20
اثر ف الموال وال وت ن ا لعب ولهو وزنة وتفاخر ب ن اة الد ما الح ون و اعلموا أن ا ث هج فتراه مصفر فار نباته ث ث أعجب ال مثل الد
ا إال متاع ال ن اة الد ورضوان وما الح ( 20)رور غ حطاما وف الخرة عذاب شدد ومغفرة من للا
Pada ayat ini Allah SWT menjelaskan kepada manusia bahwa kehidupan dan kesenangan dunia itu,
hanyalah seperti mainan dan sesuatu yang lucu, menjadi bahan kelakar antara mereka, serta
perhiasan melengkapi dandanan mereka. Mereka berbangga-bangga dengan harta dan keturunan
yang dianugerahkan kepada mereka.
Dunia yang sifatnya sementara, hanya beberapa waktu adanya lalu hilang lenyap dan berakhirlah
wujudnya, tidak bedanya dengan bumi yang kena hujan lebat lalu menumbuhkan tanaman-tanaman
yang mengagumkan para petani, menyebabkan mereka riang bermuka cerah dan merasa gembira.
Di dalam keadaan demikian tiba-tiba berubah menjadi kering dan layu, hancur berguguran
diterbangkan angin.
Sejalan dengan keadaan seperti tersebut di atas firman Allah SWT: (Q.S. al-Kahfi: 45)
Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia), kehidupan
dunia sebagai air hujan yang Kami turunkan dari langit, maka menjadi
subur karenanya tumbuh-tumbuhan di muka bumi, kemudian tumbuh-
tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. Dan adalah Allah, Maha Kuasa atas segala sesuatu. / Q.S Al Kahfi : 45
Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia), kehidupan dunia
adalah sebagai air hujan yang Kami turunkan dari langit; maka menjadi subur
karenanya tumbuh-tumbuhan di muka bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan itu
menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. Dan adalah Allah Maha Kuasa
atas segala sesuatunya.
Peringatan
Dan Sesungguhnya sebelum hujan diturunkan kepada mereka, mereka benar-benar telah berputus asa./ Q.S Ar Ruum : 49
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ar Ruum 49
ه من قبله لمبلسن ل عل نز انوا من قبل أن ( 49)وإن
Ayat ini menerangkan keadaan orang-orang yang sedang mengharap-
harapkan turunnya hujan. Kemarau panjang telah menimpa negeri mereka,
sumur-sumur telah mengering, apalagi sawah dan ladang mereka. Sukar
mencari air yang mereka minum, apalagi air untuk membersihkan diri dan
pakaian mereka. Tanam-tanaman yang mereka tanam telah mati kekeringan,
binatang ternak mereka telah mati kehausan. Di segala tempat telah
diusahakan pencaharian sumber-sumber air, namun usaha itu masih belum
berhasil. Karena telah berputus asa mencari air itu. Satu-satunya harapan
hanyalah kepada Yang Maha Kuasa, Pencipta Semesta Alam, agar Dia
menurunkan hujan. Di saat itu datanglah angin yang menghembuskan awan
yang datang bergumpal-gumpal, semakin lama awan itu semakin hitam dan
berat. Setiap insan yang melihatnya tentulah berpendapat bahwa hujan akan
turun sebentar lagi. Jika hujan itu telah turun merekapun bergembira ria dan
timbullah harapan dan cita-cita.
Atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit
disertai gelap gulita, guruh dan kilat; mereka menyumbat telinganya
dengan anak jarinya, karena (mendengar suara) petir,sebab takut akan mati 28 . Dan Allah meliputi orang-orang yang kafir 29 ./ Q.S Al
Baqarah : 19
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Baqarah 19
واعق ح جعلون أصابعه ف آذانه من الص ماء فه ظلمات ورعد وبرق ب من الس ص ذ أو ر الموت وللا
افرن ( 19)محط بال
Dalam ayat yang lalu Allah memberikan perumpamaan atas orang-orang
munafik dari ahli kitab, maka dalam ayat ini Allah memberikan perumpamaan
yang lain tentang hal ihwal orang-orang munafik itu. Mereka diumpamakan
seperti keadaan orang-orang yang ditimpa hujan lebat dalam gelap gulita,
penuh dengan suara guruh gemuruh yang menakutkan dan kadang-kadang
cahaya kilat menyambar sehingga mereka menutup telinga karena takut
binasa.
Demikian halnya orang-orang munafik itu selalu dalam keragu-raguan dan
kecemasan dalam menghadapi cahaya Islam. Menurut anggapan mereka
Islam itu hanya membawa kemelaratan, kesengsaraan dan penderitaan.
Kadangkala pikiran mereka menyebabkan mereka tidak dapat melihat apa
yang ada di balik hujan lebat itu (Islam), yaitu unsur yang membawa
kehidupan di atas bumi.
Dan (dia berkata): "Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu
lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang
sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada
kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa." / Q.S Huud : 52
Peringatan
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 52
ة إ قو زد مدرارا و ماء عل رسل الس ه ث توبوا إل ا قو استغفروا رب وال تتولوا مجرمن لىو ت ( 52)قو
Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa Hud a.s. setelah mengajak kaumnya menyembah Tuhan
Yang Maha Esa dan melarang mereka menyekutukan-Nya dengan beribadah kepada berhala-
berhala, lalu menyuruh mereka meminta ampun kepada Allah yang kemudian bertobat dengan
penuh keikhlasan. Selanjutnya Hud a.s. menjelaskan apabila mereka berbuat seperti yang telan
dinasihatkan itu, niscaya Allah akan menurunkan hujan lebat yang sangat besar manfaatnya bagi
mereka sebagai bangsa yang banyak mempunyai tanam-tanaman dan kebun-kebun, juga Allah
akan menambah kekuatan dan kemuliaan mereka sebagai yang diimpikan, di samping yang sudah
mereka miliki. Oleh karena itu Nabi Hud a.s. memperingatkan kaumnya supaya jangan berpaling
dari kebenaran yang telah dinasihatkan kepada mereka dan jangan meneruskan kesalahan-
kesalahan besar yang sudah biasa mereka lakukan yaitu menyembah berhala-berhala, patung-
patung dan terjerumus pada perbuatan jahat lainnya. kaum Hud a.s. itu yang disebut bangsa `Ad
atau kabilah `Ad atau kaum Ad di samping terkenal sebagai bangsa yang kaya raya di bidang
pertanian, mereka terkenal pula sebagai orang-orang kuat yang bertubuh kekar yang menyebabkan
mereka bertambah sombong dan takabur
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan
(pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti
(perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya
karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan
hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di
atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu
menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai
sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir/ Q.S Al Baqarah : 264
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Baqarah 264
نفق ماله رئاء الناس الذي بالمن والذى ها الذن آمنوا ال تبطلوا صدقات ا أ ه تراب فأصابه وابل و مثل صفوان عل و الخر فمثله وال ؤمن باهلل ال
افرن هدي القو ال ال سبوا وللا ا ء مم قدرون على ش ه صلدا ال 264)فتر )
Dalam ayat ini Allah menujukan firman-Nya kepada orang-orang yang beriman agar mereka jangan sampai
melenyapkan pahala infak mereka lantaran menyertainya dengan kata-kata yang menyakitkan hati atau
dengan menyebut-nyebut infak yang telah diberikan itu.
Infak bertujuan untuk menghibur dan meringankan penderitaan fakir miskin dan untuk meningkatkan
kesejahteraan umat. Itulah sebabnya, maka sedekah itu tidak boleh disebut-sebut, atau disertai kata-kata
yang menyakitkan hati si penerimanya.
Apabila infak tersebut disertai kata-kata semacam itu, maka tujuan utama dari infak tersebut, yaitu untuk
menghibur dan meringankan penderitaan tidak akan tercapai. Sebab itu Allah swt. melarangnya, dan
menegaskan bahwa infak semacam itu hapus pahalanya.
Orang yang berinfak karena riya sama halnya dengan orang yang melakukan ibadah lainnya dengan riya,
salatnya itu batal pahalanya dan tidak mencapai tujuan yang dimaksud. Sebab tujuan salat adalah
menghadapkan segenap hati dan jiwa kepada Allah swt. serta meresapkan kebesaran dan kekuasaan-Nya,
dan memanjatkan syukur atas segala rahmat-Nya. Sedang orang yang salat karena riya, perhatiannya bukan
tertuju kepada Allah, melainkan kepada orang yang diharapkannya untuk memuji dan menyanjungnya.
kebencian masyarakat kepadanya.
Sifat riya adalah suatu tabiat yang tidak baik. Sebagian orang ingin dipuji dan
disanjung atas suatu kebajikan yang dilakukannya. Orang yang bersedekah yang
mengharapkan pujian dan terima kasih dari yang menerima sedekah itu, bila pada
suatu ketika ia merasa kurang dipuji dan kurang ucapan terima kasih kepadanya
dari si penerima atau kurang penghargaan si penerima terhadap sedekahnya itu,
dia akan merasa sangat kecewa. Dalam keadaan demikian, sangat besar
kemungkinan ia akan mengucapkan kata-kata yang menyinggung perasaan si
penerima sehingga sedekahnya itu tidak akan mendatangkan pahala di sisi Allah.
Dan orang yang bertabiat semacam ini, sesungguhnya tidaklah beriman kepada
Allah dan hari akhirat. Sedekah semacam itu adalah seperti debu di atas batu
yang licin, apabila datang hujan lebat maka debu itu hilang lenyap.
Demikian pulalah halnya sedekah yang diberikan karena riya, tidak akan
mendatangkan pahala apa pun di akhirat nanti sebab amalan itu tidak dilakukan
untuk mencapai rida Allah melainkan karena mengharapkan pujian manusia
semata-mata. Dengan demikian ia tidak memperoleh hasil apa pun, baik di dunia
maupun di akhirat. Di dunia la tidak mendapatkan hasil apa-apa dari sedekahnya
itu karena sedekahnya yang disertai rasa riya atau perkataan yang menyakitkan
hati hanyalah akan menimbulkan kebencian masyarakat kepadanya.
Sedang di akhirat, ia tidak memperoleh pahala dari sisi Allah, karena riya dan kata-kata yang
tidak menyenangkan itu telah menghapuskan pahala amalnya. Dan Allah swt. memberikan
pahala hanya kepada orang-orang yang beramal dengan ikhlas, ingin mensucikan diri dan
memperbaiki keadaan mereka, dan mengharapkan rida-Nya semata-mata.
Pada akhir ayat ini Allah swt. menegaskan bahwa Dia tidak memberikan petunjuk kepada
orang-orang yang kafir karena petunjuk itu berdasarkan iman. Iman itulah yang membimbing
seseorang kepada keikhlasan beramal dan menjaga diri dari perbuatan dan ucapan yang
dapat merusak amalnya serta melenyapkan pahalanya. Maka dalam ayat ini terdapat
sindirian bahwa sifat riya dan kata-kata yang tidak menyenangkan itu adalah sebagian dari
sifat-sifat dan perbuatan orang-orang kafir dan harus dijauhi oleh orang-orang yang mukmin.
Banyak hadis-hadis Rasulullah saw. yang mencela sedekah yang disertai dengan ucapan
yang menyakitkan hati. Imam Muslim meriwayatkan hadis berikut dari Abu Zar. Rasulullah
saw. bersabda:
المنان بما أعط و المسبل إزاره و المنفق سلعته بالحلف : ثلثة ال لمه للا و القامة وال نظر إله وال زه وله عذاب أل
الاذب
Artinya:
Ada tiga macam orang yang pada hari kiamat nanti Allah swt. tidak akan berbicara dengan
mereka dan tidak akan memandang kepada mereka dan tidak akan mensucikan mereka dari
dosa dan akan mendapat azab yang pedih. Yaitu orang yang suka menyebut-nyebut
pemberiannya apabila ia memberikan sesuatu, dan orang yang suka memakai sarungnya
terlalu dalam sampai menyapu tanah karena congkaknya dan orang yang berusaha
melariskan dagangannya dengan sumpah yang bohong
Peringatan
Maka tatkala mereka melihat azab itu berupa awan yang menuju
ke lembah-lembah mereka, berkatalah mereka: "Inilah awan yang
akan menurunkan hujan kepada kami". (Bukan!) bahkan itulah azab
yang kamu minta supaya datang dengan segera (yaitu) angin yang mengandung azab yang pedih,/Q.S Al Ahqaaf : 24
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Ahqaaf 24
ته قالوا هذا عارض ممطرنا بل هو ما استعجلت به ر ا رأوه عارضا مستقبل أود ( 24) فها عذاب أل ح فلم
Segala macam usaha telah dilakukan Nabi Hud a.s. untuk mengajak kaumnya menganut agama yang
benar. Bahkan dalam ayat-ayat yang lain diterangkan bahwa Nabi Hud a.s. menantang kaumnya agar
semua mereka dan dewa-dewa mereka itu bersama-sama melawan dun membunuh dirinya.Namun
tantangan itu tidak mereka hiraukan, karena itu Allah SWT. memutuskan untuk. menimpakan azab
kepada mereka.
Azab itu dimulai dengan datangnya musim kemarau yang panjang menimpa negeri mereka Dalam
keadaan demikian itu, kelihatan oleh mereka awan hitam melintang di atas langit dun bergerak
menuju negeri merek! Mereka semua bergembira menyambut kedatangan awan itu menurut mereka,
awan itu adalah sebagai tanda akan kedatangan hujan dalam waktu yang dekat, yang selama ini
sangat mereka harapkan. Mereka mengatakan, "Ini adalah awan yang membawa `! hujan". Lalu Nabi
Hud a.s. menatap awan itu dan memperhatikannya dengan seksama, kemudian berkatalah beliau,
"Awan yang datang bergumpal-gumpa itu bukanlah sebagai tanda akan kedatangan hujan
sebagaimana yang kamu sangka itu, tetapi awan itu sebagai tanda datangnya azab yang kamu
inginkan dun kamu tunggu-tunggu. Azab yang akan datang untuk menghancurkan kamu itu berupa
angin kencang yang akan membinasakan kamu dan semua yang dilandanya. Dia akan
membinasakan kamu dan semua hartamu dan akan menghancurkan pula seluruh kekuatan dewa-
dewa yang selalu kamu bangga sesuai dengan tugas yang diperintahkan Tuhan kepadanya.
Dalam ayat yang lain diterangkan bentuk azab yang ditimpakan kepada kaum `Ad itu.
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia memperlihatkan
kepadamu kilat untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan Dia
menurunkan hujan dari langit, lalu menghidupkan bumi dengan air itu
sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mempergunakan akalnya. / Q.S Ar Ruum : 24
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ar Ruum 24
به الرض بعد موت ح ماء ماء ف ل من الس نز البرق خوفا وطمعا و ر اته ات لقو ه ومن آ ا إن ف ذلك ل
عقلون (24 )
Ayat ini menerangkan tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran Allah yang lain,
yaitu adanya kilat. Kilat adalah suatu fenomena (gejala) alam yang dapat
disaksikan oleh pancaindera dan dapat pula diterangkan secara ilmiah. Kilat
timbul dari bunga api listrik yang terjadi di kala bersatunya listrik positif yang
berada di kelompok awan yang mengandung air dengan listrik negatif yang
berada di bumi, sewaktu keduanya sedang berdekatan, umpamanya di waktu
awan itu sedang berada di puncak gunung. Dari persatuan kedua macam listrik
itu timbullah pengosongan udara yang mengakibatkan kilat, lalu diikuti oleh petir,
kemudian diikuti pula oleh turunnya hujan. Jadi penyebab terjadinya kilat itu,
suatu yang jelas ialah dia merupakan suatu fenomena (gejala) alam yang timbul
dari aturan yang diciptakan Tuhan untuk mengatur alam ini.
Alquran cocok dengan keadaannya sebagai buku dakwah, maka dia tidak
memperinci hakikat fenomena-fenomena alam itu serta tidak menerangkan sebab-
sebabnya. Alquran hanya menyebutkan hal itu sebagai alat untuk
menghubungkan hati manusia dengan alam dan Penciptanya. Karena itu di sini
dia menetapkan salah satu tanda adanya Allah, yaitu dengan memperlihatkan
keadaan kilat yang menimbulkan takut dan harapan. Kedua perasaan naluri itu
datang silih berganti pada jiwa manusia dalam menghadapi fenomena itu.
Perasaan takut di kala melihat kilat itu ialah karena kilat itu akan diikuti oleh petir,
sedang petir ini kalau menyambar sesuatu akan binasalah dia. Bila manusia
disambarnya akan mati terbakarlah manusia itu. Bila metal (logam) yang
disambarnya akan cair dan meleburlah dia. Bila batu dan bangunan yang
disambarnya, akan hancur dan berderai-derailah dia. Atau ketakutan yang samar-
samar ketika melihat kilat itu, dan perasaan yang ditimbulkan oleh kekuatan yang
mengendalikan alam semesta ini. Dan perasaan harapan pada harta benda
dengan akan turunnya hujan yang biasa menemani kilat itu. Sesudah kata-kata
takut dan harapan, ayat ini dilanjutkan dengan "Dia menurunkan air hujan dari
langit, lalu menghidupkan bumi dengan air itu sesudah matinya".
Ungkapan hidup dan mati itu jika dibandingkan dengan tanah adalah suatu
ungkapan yang menggambarkan bahwa tanah itu merupakan benda hidup, yang
dapat pula hidup dan dapat pula mati. Begitulah hakikat yang digambarkan
Alquran. Alam ini adalah makhluk hidup, yang tunduk dan patuh kepada Tuhan,
mengerjakan perintah-Nya dengan bertasbih dan beribadat kepada-Nya. Manusia
yang hidup di atas bumi adalah salah satu dari makhluk-makhluk Allah itu. Mereka
ikut beserta makhluk-makhluk itu dalam satu parade (pawai) besar menghadap
Allah Tuhan semesta alam.
Di samping itu air apabila menyirami tanah, dia akan menyuburkannya. Kemudian
tumbuhlah tumbuh-tumbuhan yang hidup. Daun-daunnya berkembang begitu pula
halnya dengan hewan dan manusia. Air itu merupakan Rasul dan pembawa
kehidupan. Di mana ada air disitu ada kehidupan.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi
kaum yang mempergunakan akalnya. Ayat ini diakhiri dengan kata "akal", sebagai
media untuk berpikir dan menyelidik.
Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya, maka arus itu membawa buih yang mengambang. Dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buihnya
seperti buih arus itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan (bagi) yang benar dan yang bathil. Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya; adapun yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan 770 . 770 . Allah mengumpamakan yang benar dan yang bathil dengan air dan buih atau dengan logam yang mencair dan buihnya. Yang benar sama dengan air atau logam murni yang bathil sama dengan buih air atau tahi logam yang akan
lenyap dan tidak ada gunanya bagi manusia. /Q.S Ar Ra`d : 17
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ar Ra'd 17
وقدون ع ا ا ومم ل زبدا راب ة بقدرها فاحتمل الس ماء ماء فسالت أود ذلك ل أنزل من الس ة أو متاع زبد مثله ار ابتغاء حل ه ف الن
ث ف ال م اس ف الن نف ا ما ذهب جفاء وأم بد ف ا الز الحق والباطل فأم ضرب للا المثال ضرب للا ذلك ( 17)رض
Allah menurunkan air hujan dari langit yang mengandung awan, lalu mengalirkan air
hujan itu di berbagai lembah yang lebar dan yang sempit sesuai dengan ukurannya.
Arus itu akan menimbulkan banyak buih di permukaannya yang merupakan
gumpalan buih yang ikut bergerak dengan arus air dan banyak pula yang berserak-
serak di sampingnya, sehingga bila ada angin kencang yang meniup, maka buih itu
akan segera lenyap dari pandangan mata. Itulah perumpamaan yang pertama yang
dikemukakan oleh Allah swt. tentang kebenaran dan kebatilan dan tentang keimanan
dan kekafiran.
Dan dari berbagai logam seperti emas, perak, besi, perunggu dan timah ada yang
oleh seorang ahli perhiasan dan pandai besi dilebur dalam api untuk membuat
perhiasan dan alat-alat keperluan rumah tangga, pertanian, pertukangan dan
perindustrian. Inilah perumpamaan yang kedua.
Demikianlah Allah membuat perumpamaan bagi yang benar dan yang
batil. Kebenaran dan kebatilan itu bila bercampuran, misalnya seperti
arus air yang campur dengan buih itu, atau seperti logam yang dibakar
yang sama-sama juga mengeluarkan buih berupa kotoran atau karat
yang semula melekat pada logam itu, kemudian terpisah karena
pengaruh api yang membakarnya. Maka sebagaimana buih yang
berada di atas arus air akan lenyap setelah ada tiupan angin, dan buih
yang berada di atas logam yang sedang dibakar akan hilang pula
karena terbakar api, maka demikian pula perkara yang batil akan hilang
musnah bilamana datang hak dan kebenaran yang menimpa
kepadanya. Adapun buih itu akan hilang di pinggir lembah, atau
tersangkut pada pohon atau ditiup angin. Demikian pula kotoran atau
karat yang semula melekat pada logam itu akan habis terbakar, dan
yang tinggal tetap di bumi hanya yang memberi manfaat saja kepada
manusia, yaitu airnya yang dapat diminum, digunakan untuk mengairi
tanaman yang bermanfaat bagi manusia dan binatang. Emasnya
digunakan untuk perhiasan dan logam-logam yang lainnya untuk alat
rumah tangga, pertanian dan sebagainya. dengan hak dan kebenaran
Dari kedua perumpamaan itu dapat diambil pengertian, bahwa Allah
swt. telah menurunkan Alquran kepada Nabi Muhammad saw. kemudian
disampaikan ke dalam hati manusia yang semuanya tidak sama
keadaan dan persiapannya untuk menerima ayat-ayat Alquran itu.
Masing-masing mempunyai ukurannya tentang bacaannya,
pengertiannya, hafalannya, pengamalannya, yang ayat Alquran itu
menjadi unsur kehidupan kerohanian dan kebahagiaan hidup
sebagaimana air menjadi sebab hidupnya semua makhluk.
Di antara tanah yang ditimpa hujan itu ada yang tandus tidak dapat
menumbuhkan tanam-tanaman, hanya sekadar menyimpan air saja,
yang dapat dijadikan sumber penampungan air jernih. Ada pula tanah
yang subur yang setelah disiram dengan air hujan itu dapat menghasilkan
bermacam-macam hasil bumi. Itulah air yang manfaat bagi manusia dan
binatang-binatang. Di antara logam yang dilebur dalam api seperti emas
dan perak, tembaga, perunggu dan timah ada yang dijadikan alat
rumah tangga, pertukangan, perindustrian dan sebagainya. Orang
mukmin diumpamakan seperti air dan logam yang dimanfaatkan oleh
manusia dan binatang-binatang, dan buih semula bercampur kemudian
lenyap dengan tiupan angin dan buih logam yang habis pula dibakar
dengan api adalah tamsil bagi kekafiran dan kebatilan yang akhirnya
mesti hancur bila berhadapan dengan hak dan kebenaran
Dan sesungguhnya Kami telah mempergilirkan hujan itu diantara
manusia supaya mereka mengambil pelajaran (dari padanya); maka kebanyakan manusia itu tidak mau kecuali mengingkari (ni'mat). / Q.S Al
Furqaan : 50
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Furqaan 50
فورا اس إال ثر الن روا فأبى أ ذ نه ل فناه ب ( 50)ولقد صر
Sesungguhnya Allah telah mengatur turunnya hujan secara bergiliran di antara manusia. Kadang-
kadang turun siang atau malam, kadang-kadang ditujukan untuk menyirami tanah satu kaum
yang baru melaksanakan salat Istisqa, kadang-kadang dipalingkan dari kaum yang banyak
melakukan kedurhakaan dan kemaksiatan, agar manusia mengambil pelajaran dari nya, dan agar
mereka mengerti, bahwa Tuhanlah yang mengatur giliran hujan itu seperti mengatur peredaran
bintang-bintang dan planet di angkasa luas. Air hujan itu bukan hanya diatur turunnya saja
dengan bergiliran, akan tetapi diatur pula bentuk dan keadaannya. Kadang-kadang merupakan
benda seperti batu, yaitu jika suhunya jauh di bawah nol dan merupakan es batu. Kemudian jika
dipanaskan berubah menjadi cairan, dan jika tambah dipanaskan lagi berubah menjadi uap
seperti gas atau angin, dan air itu terdapat pula sebagai unsur hidup di udara. di sungai, di lautan,
dalam tumbuh-tumbuhan, binatang dan manusia, patut sekali jika air itu dijadikan unsur dalam
segala sesuatu yang hidup seperti dalam firman Allah:
وجعلنا من الماء ل شء ح
Artinya:
"Dan dari pada air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup". (Q.S. Al Anbiya: 30)
Semuanya ini harus jadi bahan pemikiran bagi manusia agar dapat mensyukuri nikmat Allah,
tetapi kebanyakan manusia itu enggan kecuali mengingkari nikmat-nikmat itu. Kemudian Allah
menerangkan bahwa nikmat-Nya besar sekali dilimpahkan kepada Nabi Muhammad saw dengan
meletakkan beban kerasulan yang berat sekali di atas pundaknya, agar supaya beliau bertambah
tinggi derajat dan kemuliaannya.
Maka tatkala mereka melihat azab itu berupa awan yang menuju ke lembah-
lembah mereka, berkatalah mereka: “Inilah awan yang akan menurunkan hujan
kepada kami”. (Bukan!) bahkan itulah azab yang kamu minta supaya datang
dengan segera (yaitu) angin yang mengandung azab yang pedih, yang
menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Tuhannya, maka jadilah mereka
tidak ada yang kelihatan lagi kecuali (bekas-bekas) tempat tinggal mereka.
Demikianlah Kami memberi balasan kepada kaum yang berdosa.” )QS. Al Ahqaf:
24-25)
“Maka aku katakan kepada mereka: „Mohonlah ampun kepada Tuhanmu,
sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan
hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan
mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya)
untukmu sungai-sungai.” )QS. Nuh: 10-12)
Djoko suryanto,
Hp : 08129526683
Recommended