View
219
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
8/15/2019 Bab 1 Pendahuluan Rev 03
1/15
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN LAUT DI LOKASI SAKAM
KABUPATEN HALMAHERA TENGAH PROVINSI MALUKU UTARA
Bab 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Negara Republik Indonesia terdiri dari ribuan pulau dan banyak diantaranya merupakan daerah yang
terisolir, terpencil, tertinggal dan belum berkembang, serta belum terjangkau oleh sarana transportasi.
Transportasi laut sebagai bagian dari sistem transportasi nasional perlu dikembangkan dalam rangka
mewujudkan wawasan nusantara yang mempersatukan semua wilayah Indonesia, dimana transportasi
merupakan masalah yang vital dalam mendukung perekonomian suatu bangsa. Dengan semakin
meningkatnya kualitas sistem dan jaringan transportasi, akan meningkat pula interaksi antar pelaku
ekonomi di suatu wilayah yang pada kelanjutannya akan dapat meningkatkan perekonomian secara
keseluruhan.
Dari sisi legalitas, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2008 tentang Pelayaran
mengindikasikan perlunya penyediaan infrastruktur pelabuhan sebagai tempat perpindahan intra dan
antar moda transportasi. Pembangunan pelabuhan tersebut harus direncanakan secara tepat,
memenuhi persyaratan teknis kepelabuhan, kelestarian lingkungan, dan memperhatikan keterpaduan
intra dan antar moda transportasi.
Pembangunan pelabuhan dilaksanakan sebagai pengembangan dari fasilitas yang sudah ada untuk
mendukung perkembangan ekonomi setempat, maupun pada lokasi yang baru untuk membuka jalan
bagi kegiatan transportasi warga sehari-hari yang bersifat mendasar. Oleh karena itu, pembangunan
pelabuhan di Indonesia dalam lingkup Sub Sektor Perhubungan akan terus dilaksanakan dalam rangka
menunjang transportasi penumpang. Peti kemas, general cargo, dan barang curah (bulk ), dalam skema
pelayaran yang bersifat komersial maupun pelayaran perintis, pelayaran lokal, ataupun pelayaran
rakyat.
Dalam rangka menunjang kegiatan pembangunan pelabuhan, diperlukan sebuah aktivitas studi yang
mampu memberikan gambaran secara lebih komprehensif tentang kelayakan pada beberapa aspek yang
dianggap penting sebelum dimulainya pembangunan pelabuhan tersebut. Di samping itu, Peraturan
Menteri Perhubungan No. KM 31 tahun 2006 tentang Pedoman dan Proses Perencanaan di Lingkungan
Kementrian Perhubungan mengamanatkan adanya pelaksanaan Studi Kelayakan sebagai salah satu
syarat pembangunan suatu infrastruktur transportasi, termasuk dalam hal ini pelabuhan,.
LAPORAN PENDAHULUAN 1-1
8/15/2019 Bab 1 Pendahuluan Rev 03
2/15
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN LAUT DI LOKASI SAKAM
KABUPATEN HALMAHERA TENGAH PROVINSI MALUKU UTARA
Dalam rangka mempersiapkan pembangunan pelabuhan yang baik dan memenuhi syarat untuk
operasional kapal-kapal dengan selamat, aman, dan lancar, maka Direktorat Jenderal Pembangunan
Pelabuhan Laut Perhubungan Laut perlu mengadakan Studi Kelayakan Pembangunan Pelabuhan Laut.
1.2 Maksud dan Tujuan
Pekerjaan Studi Kelayakan Pembangunan Pelabuhan Laut bertujuan untuk mengetahui layak atau tidak
dibangunnya suatu pelabuhan laut di lokasi studi terpilih berdasarkan aspek tata ruang, sosial, ekonomi,
finansial, lingkungan, dan teknik pelabuhan. Kegiatan ini merupakan suatu penilaian (appraisal ) guna
mengetahui kelayakan suatu lokasi untuk dilaksanakan pembangunan fasilitas pelabuhan di atasnya.
Berdasarkan hasil Studi Kelayakan yang merupakan bagian dari tahap pra desain dalam studi
perencanaan, selanjutnya dapat disusun studi lanjutan berupa Rencana Induk Pelabuhan dan StudiLingkungan maupun dokumen-dokumen studi survei, investigasi, dan rancangan dasar maupun
rancangan rinci yang merupakan tahapan desain dalam pembangunan pelabuhan.
1.3 Sasaran
Hasil kegiatan ini pada prinsipnya untuk dijadikan acuan bagi para pelaksana studi lanjutan maupun
pelaksana pembangunan serta para pengambil kebijakan. Dalam skala yang lebih besar, kegiatan ini juga
dimaksudkan untuk melindungi masyarakat sekitar dan para pelaku usaha dari dampak yang mungkin
timbul dari pelaksanaan pembangunan suatu pelabuhan. Hal ini mengingat untuk dapat dianggap layak,
suatu lokasi pembangunan pelabuhan harus memenuhi kriteria pada aspek-aspek berikut ini :
a. aspek tata ruang,
b. kelayakan teknis,
c. kelayakan ekonomi,
d. kelayakan lingkungan,
e. pertumbuhan ekonomi dan perkembangan sosial daerah,
f. keterpaduan intra dan antar moda,
g. adanya aksesbilitas terhadap hinterland ,
h. keamanan dan keselamatan pelayaran, dani. pertahanan dan keamanan.
Keluaran dari Pekerjaan Studi Kelayakan Pembangunan Pelabuhan Laut berupa laporan yang berisi
penjelasan keseluruhan hasil studi berdasarkan analisis dari semua aspek terkait, tanggapan terhadap
hasil-hasil analisis, serta rekomendasi layak atau tidaknya dibangun pelabuhan laut di wilayah studi.
1.4 Lokasi Pekerjaan
Pelaksanaan Studi Kelayakan Pembangunan Pelabuhan Laut ini adalah berada di Desa Sakam,
Kecamatan Patani Utara, Kabupaten Halmahera Tengah, Provinsi Maluku Utara. Lokasi tersebut dapat
dilihat pada peta-peta dibawah ini.
LAPORAN PENDAHULUAN 1-2
8/15/2019 Bab 1 Pendahuluan Rev 03
3/15
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN LAUT DI LOKASI SAKAM
KABUPATEN HALMAHERA TENGAH PROVINSI MALUKU UTARA
Lokasi Studi
1)
Sumber : RTRW Kabupaten Halmahera Tengah 2012-2032
Gambar 1. 1 Peta administrasi Kabupaten Halmahera Tengah, Provinsi Maluku Utara.
LAPORAN PENDAHULUAN 1-3
8/15/2019 Bab 1 Pendahuluan Rev 03
4/15
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN LAUT DI LOKASI SAKAM
KABUPATEN HALMAHERA TENGAH PROVINSI MALUKU UTARA
Lokasi Studi
2)Sumber : Peta Dishidros
Gambar 1. 2 Peta lokasi Pelabuhan Sakam Halmahera Tengah, Provinsi Maluku Utara berdasarkan peta Dishidros.
LAPORAN PENDAHULUAN 1-4
8/15/2019 Bab 1 Pendahuluan Rev 03
5/15
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN LAUT DI LOKASI SAKAM
KABUPATEN HALMAHERA TENGAH PROVINSI MALUKU UTARA
Lokasi Studi
3)Sumber : Peta Navionics
Gambar 1. 3 Peta lokasi Pelabuhan Sakam Halmahera Tengah, Provinsi Maluku Utara berdasarkan peta Navionics.
LAPORAN PENDAHULUAN 1-5
8/15/2019 Bab 1 Pendahuluan Rev 03
6/15
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN LAUT DI LOKASI SAKAM
KABUPATEN HALMAHERA TENGAH PROVINSI MALUKU UTARA
4)Sumber : www.googleearth.com.
Gambar 1. 4 Peta lokasi studi kelayakan Pelabuhan Laut Sakam, Kabupaten Halmahera Tengah,
Provinsi Maluku Utara berdasarkan peta Google Earth.
1.5 Lingkup Pekerjaan5)
Ruang lingkup pekerjaan mencakup kegiatan Studi Penyusunan Kelayakan Pembangunan
Pelabuhan Laut di lokasi Sakam Kabupaten Halmahera Tengah Provinsi Maluku Utara yang
dibiayai dari dana APBN tahun anggaran 2016 dan dilaksanakan pada tahun anggaran 2016.
Pekerjaan dilaksanakan dalam beberapa tahapan, yaitu :
a. Persiapan.
Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, penyedia jasa konsultasi mempelajari secara
seksama Kerangka Acuan Kerja sebagai pedoman pekerjaan, dan selanjutnya menyusun
Rencana Kerja yang mencakup :
1) Penjabaran maksud dan tujuan pekerjaan secara lebih detail,
2) Penyusunan keterangan secara rinci mengenai metode pelaksanaan pekerjaan,
3) Pembuatan program kerja, meliputi, urutan kegiatan, jadwal pelaksanaan pekerjaan,
organisasi pelaksana pekerjaan, penyediaan tenaga ahli, penyediaan
perlengkapan/peralatan kerja,
5)
Sumber : Dokumen Pemilihan Nomor:001/FSPEL/SKM/XII/2015, tanggal 4 Desember 2015, halaman 6-71,untuk pengadaan jasa
konsultansi pekerjaan Studi Kelayakan Pembangunan Pelabuhan Laut di Lokasi Sakam Kabupaten Halmahera Tengah Provinsi Maluku
Utara, Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan, Kantor Pusat dan Satuan Kerja Sementara di Lingkungan Direktorat Jenderal
Perhubungan Laut, Direktorat Pelabuhan dan Pengerukan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan
LOKASI STUDI
LAPORAN PENDAHULUAN 1-6
8/15/2019 Bab 1 Pendahuluan Rev 03
7/15
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN LAUT DI LOKASI SAKAM
KABUPATEN HALMAHERA TENGAH PROVINSI MALUKU UTARA
4) Studi literatur /kepustakaan, dan
5) Penyusunan daftar kebutuhan data, rencana survei lapangan, dan formulir-formulir yang
diperlukan.
b. Analisa dan evaluasi kelayakan, meliputi :
1) Analisa aspek kesesuaian dengan tata ruang
Tata ruang merupakan suatu input utama timbulnya pergerakan. Perkembangan tata
ruang dapat menghasilkan pergerakan yang lebih besar, semakin besar intensitas
ekonomi suatu wilayah maka semakin besar pula bangkitan dan tarikan yang dihasilkan
oleh suatu wilayah. Bangkitan dan tarikan tersebut akan menghasilkan suatu distribusi
pergerakan ke wilayah-wilayah lain yang mempunyai hubungan ekonomi dengan wilayah
studi.
Hambatan ruang merupakan suatu masalah besar dalam menghubungkan ruang dan
aktifitas. Prasarana transportasi digunakan untuk mengatasinya. Perbedaan ruang,
hambatan antar ruang,perbedaan waktu dan jarak dapat diatasi dengan penyediaan
prasarana transportasi dengan jenis moda tertentu. Analisa struktur ruang pelabuhan itu
sendiri akan melihat pada struktur ruang pelabuhan, penataan ruang kawasan pelabuhan
akan lebih' diarahkan pada optimalisasi lahan. Fungsi kegiatan dan fungsi masing-masing
bagian yang mendukung kelancaran kegiatan pelabuhan perlu diperhitungkan sedemikian
rupa dan lebih diarahkan pada optimalisasi lahan.
Hasil analisis tata ruang wilayah studi dapat memberikan arahan terhadap pola penataan
pengembangan kawasan pelabuhan pada wilayah studi dengan tujuan meminimalisir
dampak lingkungan yang negatip seperti terhadap lingkungan fisik, sosial dan ekonomi.
Termasuk juga analisis terhadap kesesuaian peruntukan lokasi dengan tata ruang secara
nasional (mengacu pada Rencana Induk Pelabuhan Nasional – RIPN) dan tata ruang pada
wilayah studi (kabupaten/kota dan provinsi) serta kesiapan dan status lahan yang akan
dijadikan pelabuhan.2) Analisa kelayakan untuk mendukung kajian aspek teknis kepelabuhan berdasarkan hasil
survei topografi dan survei hidrografi berupa:
a. Membuat 1 (satu) buah Centerpoint (CP) dengan pipa PVC 12 di cor dan dicat warna
biru. Tinggi dari permukaan tanah 50cm ditanam minimal 60 cm dan dipasang telapak
agar tidak mudah hilang. Fungsinya sebagai benchmark dalam melaksanakan Survey
Batimetri.
b. Melaksanakan pemeruman pada ketiga lokasi alternative seluas 50 Ha dengan luas
pemeruman pada masing-masing lokasi disesuaikan dengan kebutuhan lapangan,
interval pemeruman 50m, kecuali pada spot yang dianggap penting untuk
LAPORAN PENDAHULUAN 1-7
8/15/2019 Bab 1 Pendahuluan Rev 03
8/15
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN LAUT DI LOKASI SAKAM
KABUPATEN HALMAHERA TENGAH PROVINSI MALUKU UTARA
diinformasikan, misal: dicurigai adanya rintangan navigasi berupa bangkai kapal yang
tenggelam dan atau karang dll, intervalnya dibuat lebih rapat.
c. Pengamatan pasang surut selama 15 hari piantan pada 3 (tiga) calon alternatif lokasi.
d. Pengukuran arus di 3 lokasi alternatif masing-masing 1 (satu) titik;
e. Pengukuran topografi seluas 3 Ha.
3) Analisa kelayakan ekonomi dan finansial
Analisis kelayakan ekonomi menitik beratkan pada manfaat ekonomi sekunder, meliputi
dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh kegiatan optimalisasi dan
pengembangan/pembangunan pelabuhan. Yang menjadi arah sasaran kajian analisis
ekonomi meliputi antara lain :
a) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
b) Pendapatan Asli Daerah
c) Terbukanya kesempatan berusaha
d) Berkembangnya sektor dan sub sektor ekonomi
e) Terbukanya pasar.
Kelayakan ekonomi dihitung minimal dengan metode Benefit-Cost Ratio (BCR) dengan
memperhitungkan multiplier effect keberadaan pelabuhan terhadap kegiatan ekonomi
wilayah. Sedangkan analisis kelayakan finansial diperlukan untuk melihat apakah rencana
investasi suatu proyek kawasan pelabuhan secara finansial cukup layak atau
menguntungkan. Kelayakan finansial ditentukan dengan sekurang-kurangnya
memperhitungkan Net Present Value (NPV) dan Financial Internal Rate of Return (IRR) dari
kebutuhan investasi pembangunan dan operasional pelabuhan dibandingkan pendapatan
(revenue) yang akan diperoleh.
Dari analisa yang dilakukan dapat diketahui tingkat kelayakan terhadap rencana
pembangunan pelabuhan.
4) Analisa kelayakan lingkunganAspek lingkungan harus memperhatikan daya dukung lokasi, zona pemanfaatan lahan dan
perairan (apakah rencana lokasi telah sesuai untuk pemanfaatannya), tidak berlokasi di
hutan lindung, daerah konservasi fauna dan flora, bukan merupakan zona perlindungan
pesisir dan laut yang terdiri dari:
a) Kawasan pelestarian alam (taman nasional dan taman wisata alam)
b) Kawasan suaka alam (cagar alam dan suaka margasatwa)
c) Kawasan perlindungan ekosistem pesisir dan pulau-pulau kecil (taman laut, kawasan
perlindungan bagi mamalia laut, suaka perikanan, daerah migrasi biota laut dan
LAPORAN PENDAHULUAN 1-8
8/15/2019 Bab 1 Pendahuluan Rev 03
9/15
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN LAUT DI LOKASI SAKAM
KABUPATEN HALMAHERA TENGAH PROVINSI MALUKU UTARA
daerah perlindungan laut, terumbu karang, kawasan pemilahan dan perlindungan
biota lainnya).
Komponen lingkungan yang perlu dipertimbangkan akan terkena dampak oleh kegiatan
kepelabuhanan antara lain: air dan kondisi dasar perairan, hidrologi pantai, topografi,
kualitas udara, kebisingan dan getaran, bau, fauna dan flora, pemandangan alam ( view ),
sampah dan limbah, sosial budaya, sosio-ekonomi masyarakat. Di samping itu, perlu dikaji
kemungkinan pemindahan (relokasi) penduduk terkait dengan pembebasan lahan
ataupun perlunya pengadaan lahan kompensasi untuk mengganti lahan konservasi yang
akan digunakan untuk aktivitas kepelabuhanan. Kajian terhadap aspek lingkungan dalam
Studi Kelayakan hanya bersifat indikatif dan tetap harus ditindaklanjuti dengan studi
lingkungan seperti AMDAL atau UKL/UPL sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan di bidang lingkungan hidup
5) Analisa pertumbuhan ekonomi dan perkembangan sosial daerah
Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan sosial yang berdampak pada peningkatan
aktifitas penumpang, barang dan hewan dari dan ke luar pelabuhan, serta hubungan
saling mendukung bagi pertumbuhan dan perkembangan kegiatan kepelabuhanan yang
telah berjalan di sekitarnya. Analisa ini juga memuat adanya potensi hinterland serta
potensi pergerakan (traffic forecasting).
6) Analisa keterpaduan intra dan antar moda
Keberadaan pelabuhan harus didukung keterpaduan dengan moda transportasi lainnya
seperti angkutan darat, kereta api, angkutan sungai dan sebagainya yang menghubungkan
pelabuhan dengan pusat-pusat distribusi dan konsumsi di sekitarnya.
7) Analisa adanya aksesbilitas terhadap hinterland
Adanya aksesibilitas terhadap hinterland, seperti ketersediaan jalan darat yang memadai
untuk kelancaran distribusi serta aksesibilitas dari dan menuju pelabuhan dari arah
perairan (alur pelayaran dan daya dukung alamiah mencukupi). Di samping itu,keberadaan industri di sekitar pelabuhan juga merupakan potensi yang harus
diperhitungkan untuk kebutuhan fasilitas pelabuhan.
8) Analisa keamanan dan keselamatan pelayaran
Keselamatan pelayaran pada pelabuhan merupakan aspek penting guna mewujudkan
terpenuhinya keselamatan pelayaran pada pelabuhan yang bersangkutan.
Lokasi pelabuhan harus dapat menjamin keamanan dan keselamatan pelayaran sehingga
kegiatan kepelabuhanan dapat berjalan dengan aman, nyaman, dan lancar. Setiap
halangan dan rintangan navigasi yang ada harus ditandai dengan sarana bantu navigasi
sesuai ketentuan yang berlaku secara nasional dan internasional.
LAPORAN PENDAHULUAN 1-9
8/15/2019 Bab 1 Pendahuluan Rev 03
10/15
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN LAUT DI LOKASI SAKAM
KABUPATEN HALMAHERA TENGAH PROVINSI MALUKU UTARA
9) Analisa pertahanan dan keamanan
Fasilitas pelabuhan dalam kondisi darurat dapat dimanfaatkan untuk pertahanan dan
keamanan Negara, dalam kondisi damai dapat dimanfaatkan untuk mendukung
kesejahteraan masyarakat sehingga keamanan dan pertahanan Negara senantiasa
terjamin.
1.6 Landasan Hukum
Landasan hukum pelaksanaan kegiatan penyusunan studi kelayakan dalam rangka pembangunan
pelabuhan laut ini adalah sebagai berikut :
1) Undang-Undang No. 17 tahun 2008 tentang Pelayaran;
2) Undang-Undang No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan LingkunganHidup;
3) Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana diperbaharui
melalui Undang-Undang No. 12 tahun 2008;
4) Undang-Undang No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
5) Undang-Undang No. 23 tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah;
6) Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 2012 tentang Izin Lingkungan;
7) Peraturan Pemerintah No. 61 tahun 2009 tentang Kepelabuhanan sebagaimana diperbaharui
melalui Peraturan Pemerintah No. 64 tahun 2015;
8) Peraturan Pemerintah No. 5 tahun 2010 tentang Kenavigasian;
9) Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan sebagaimana
diperbarui melalui Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2011;
10) Peraturan Pemerintah No. 21 tahun 2010 tentang Perlindungan Lingkungan Maritim;
11) Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup, diganti dengan PP 27 tahun 2012 pasal 50 tentang ijin lingkungan;
12) Peraturan Pemerintah No. 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara
Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten dan Kota;
13) Peraturan Pemerintah No. 26 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;
14) Peraturan Presiden No. 32 tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan
Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025;
15) Peraturan Presiden No. 70 tahun 2012 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah beserta
perubahannya;
16) Keputusan Presiden No. 17 tahun 1985 tentang Keselamatan Pelayaran;
LAPORAN PENDAHULUAN 1-10
8/15/2019 Bab 1 Pendahuluan Rev 03
11/15
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN LAUT DI LOKASI SAKAM
KABUPATEN HALMAHERA TENGAH PROVINSI MALUKU UTARA
17) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 86 tahun 2002 tentang Pedoman
Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan
Hidup;
18) Keputusan Menteri Perhubungan No. KM. 31 tahun 2006 tentang Pedoman Perencanaan di
Lingkungan Departemen Perhubungan;
19) Keputusan Menteri Perhubungan No. KM. 53 tahun 2002 tentang Tatanan Kepelabuhanan
Nasional;
20) Keputusan Menteri Perhubungan No. KP. 414 tahun 2013 tentang Penetapan Rencana Induk
Pelabuhan Nasional beserta perubahannya;
21) Keputusan Menteri Perhubungan No. KP. 725 tahun 2014 tentang Perubahan Atas Keputusan
Menteri Perhubungan Nomor KP 414 Tahun 2013 Tentang Penetapan Rencana Induk
Pelabuhan Nasional beserta perubahannya;
22) Peraturan Menteri Perhubungan No. PM. 25 tahun 2011 tentang Sarana Bantu Navigasi
Pelayaran;
23) Peraturan Menteri Perhubungan No. PM. 68 tahun 2011 tentang Alur Pelayaran di Laut;
24) Peraturan Menteri Perhubungan No. PM. 60 tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Perhubungan;
25) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 93 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan dan
Pengusahaan Angkutan Laut;
26) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 20 Tahun 2015 Tentang Standar Keselamatan
Pelayaran;
27) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan
Pelabuhan Laut;
28) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 57 Tahun 2015 Tentang Pemanduan dan
Penundaan Kapal;
29) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 119 Tahun 2015 Tentang Perubahan AtasPeraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 37 Tahun 2015 Tentang Standar Pelayanan
Penumpang Angkutan Laut;
30) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 136 Tahun 2015 Tentang Peraturan Kedua Atas
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 52 Tahun 2011 Tentang Pengerukan dan
Reklamasi;
31) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 44 Tahun 2011 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 62 Tahun 2010 Tentang Organisasi dan Tata
Kerja Organisasi dan Tata Kerja Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan;
LAPORAN PENDAHULUAN 1-11
8/15/2019 Bab 1 Pendahuluan Rev 03
12/15
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN LAUT DI LOKASI SAKAM
KABUPATEN HALMAHERA TENGAH PROVINSI MALUKU UTARA
32) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 37 Tahun 2015 Tentang Standar Pelayanan
Penumpang Angkutan Laut;
33) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 74 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 52 Tahun 2011 Tentang Pengerukan dan
Reklamasi;
34) Peraturan Menteri Negera Lingkungan Hidup No. PM. 5 tahun 2012 tentang Jenis Rencana
Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup;
35) Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2012
Tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup;
36) Berbagai konvensi internasional yang diterbitkan oleh International Maritime Organization
(IMO) dan beberapa peraturan pelaksanaan yang relevan.
1.7 Jangka Waktu Pelaksanaan Pekerjaan
Studi kelayakan dalam rangka pembangunan pelabuhan laut di Sakam Kabupaten Halmahera
Tengah Provinsi Maluku Utara penyelesaiannya memerlukan jangka waktu pelaksanaan selama
150 (seratus lima puluh) hari kalender sesuai dengan jadwal waktu terhitung sejak Surat Perintah
Mulai Kerja (SPMK) ditandatangani.
1.8 Produk yang Dihasilkan
Dokumen yang disusun dalam kegiatan Studi Kelayakan ini, meliputi :
a. Laporan Pendahuluan (10 eksemplar)
Tim pelaksana dalam tahap ini harus menyusun Laporan Pendahuluan sebanyak 10 (sepuluh)
eksemplar, yang diserahkan kepada pemberi tugas 21 hari setelah berlakunya SPMK untuk
pembahasan laporan pendahuluan dengan tim evaluasi.
Laporan Pendahuluan mencakup pemahaman konsultan tentang kerangka acuan yang
diberikan, tanggapan terhadap Kerangka Acuan Pekerjaan yang berisi masukan untuk
penyempurnaannya, metodologi pendekatan yang digunakan, produk akhir kegiatan, ruang
lingkup, jadwal rencana kegiatan maupun jadwal diskusi/ pembahasan dan koordinasi dengan
masyarakat dan pemerintah daerah serta tugas dan tanggung jawab tenaga ahli yang terlibat
dalam kegiatan. Laporan ini merupakan acuan dalam pengendalian kegiatan secara
keseluruhan. Selain itu, pada tahap ini diharapkan konsultan telah merumuskan informasi dan
data yang perlu diinventarisir serta konsep kuesioner yang akan digunakan dalam kegiatan
selanjutnya.
LAPORAN PENDAHULUAN 1-12
8/15/2019 Bab 1 Pendahuluan Rev 03
13/15
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN LAUT DI LOKASI SAKAM
KABUPATEN HALMAHERA TENGAH PROVINSI MALUKU UTARA
b. Laporan Antara (10 eksemplar)
Laporan ini diselesaikan sembilan puluh (90) hari kerja setelah berlakunya SPMK dan
diserahkan sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar.
Laporan antara memuat seluruh data sekunder dan informasi lainnya yang diperoleh dari hasil
kunjungan lapangan serta analisis sementara study kelayakan berdasarkan data yang
diperoleh terhadap alternative lokasi yang telah ditinjau. Laporan ini dilengkapi dengan sketsa
awal lokasi dan foto dokumentasi yang menggambarkan kondisi daratan dan perairan pada
seluruh alternatif lokasi (minimal 3 alternatif lokasi).
Didalam Laporan Antara juga telah dikeluarkan kesimpulan sementara tentang kelayakan
lokasi berdasarkan kajian matrik penilaian lokasi pelabuhan.
c. Laporan Semi Rampung (10 eksemplar)
Laporan ini diselesaikan 120 (seratus dua puluh hari) setelah berlakunya SPMK dan diserahkan
sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar. Konsep laporan akhir memuat hasil analisis, rangkuman
potensi permasalahan dan rancangan rekomendasi.
d. Laporan Akhir (10 eksemplar)
Laporan ini lebih bersifat penyempurnaan maupun pemantapan dari konsep laporan akhir.
Penyempurnaan laporan ini didasarkan pada beberapa masukan dari berbagai pihak di tingkat
pusat dan daerah, swasta maupun masyarakat yang telah dilibatkan dalam pembahasan
sebelumnya.
Laporan ini harus diselesaikan oleh Tim Konsultan dalam waktu 150 (seratus lima puluh) hari
kerja setelah berlakunya SPMK dengan jumlah Laporan Akhir yang harus diserahkan kepada
pemberi tugas sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar dan berisi:
1) Penjelasan keseluruhan hasil studi berdasarkan analisis gabungan dari aspek-aspek
kelayakan teknis, kelayakan ekonomi dan finansial, kelayakan lingkungan, pertumbuhan
ekonomi dan perkembangan soaial daerah, keterpaduan intra dan antarmoda,
aksesibilitas terhadap hinterland, keamanan dan keselamatan pelayaran, pertahanan dankeamanan, dan aspek tata ruang.
2) Tanggapan terhadap hasil-hasil analisis.
3) Rekomendasi layak atau tidaknya dibangun pelabuhan laut di wilayah studi.
Bersama Laporan Akhir, harus diserahkan juga :
• Ringkasan Eksekutif (Executive Summary ) (10 eksemplar)
• CD (Compact Disk ) berisikan soft copy seluruh laporan yang telah diselesaikan (1
keping)
LAPORAN PENDAHULUAN 1-13
8/15/2019 Bab 1 Pendahuluan Rev 03
14/15
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN LAUT DI LOKASI SAKAM
KABUPATEN HALMAHERA TENGAH PROVINSI MALUKU UTARA
1.9 Sistematika Penulisan Laporan
Sistematika penulisan Laporan Pendahuluan dibagi dalam beberapa bab, sebagai berikut.
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang, maksud dan tujuan, sasaran, lokasi pekerjaan,
lingkup pekerjaan dan lingkup tugas, landasan hukum, jangka waktu pelaksanaan pekerjaan, dan
produk yang dihasilkan dari kegiatan ini.
BAB 2 DESKRIPSI WILAYAH STUDI
Bab ini menggambarkan kondisi eksisting wilayah kajian yang meliputi kondisi hinterland yang
mempengaruhi pelabuhan, baik kondisi ekonomi, sosial, budaya, maupun sistem transportasi
secara umum, beserta rencana tata ruang wilayah studi.
BAB 3 TINJAUAN KEBIJAKAN
Bab ini berisi tentang tinjauan kebijakan yang berlaku pada lokasi pekerjaan sehingga dapat
dipakai sebagai acuan pada tahap pekerjaan selanjutnya. Hal ini dilakukan untuk mencegah
kesimpangsiuran kebijakan yang nantinya menjadi dasar pengambilan keputusan.
BAB 4 TANGGAPAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA
Bab ini berisi tanggapan dan pemahaman terhadap Kerangka Acuan Kerja yang telah diberikan
dalam rangka pelaksanaan pekerjaan ini.
BAB 5 METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
Bab ini menguraikan pendekatan dan metodologi pelaksanaan pekerjaan yang akan diterapkan
dalam kegiatan ini.
BAB 6 ANALISA AWAL MENGENAI KONDISI LOKASI DI DESA SAKAM
Bab ini menerangkan analisa awal mengenai kondisi lokasi pelabuhan di Desa Sakam berdasarkan
data sekunder yang ada. Hal ini dilakukan untuk perkiraan awal rencana pengerjaan studi ini.
BAB 7 RENCANA KERJA
Bab ini menerangkan jadwal pelaksanaan pekerjaan dan penjelasan hal-hal yang akan dikerjakan
selanjutnya.
BAB 8 ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN
Selain itu, bab ini juga menjabarkan tugas dan tanggung jawab tenaga ahli yang terlibat dalam
studi ini beserta struktur organisasi pelaksanaan pekerjaan.
LAPORAN PENDAHULUAN 1-14
8/15/2019 Bab 1 Pendahuluan Rev 03
15/15
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN LAUT DI LOKASI SAKAM
KABUPATEN HALMAHERA TENGAH PROVINSI MALUKU UTARA
Pendahuluan ................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................... 1
1.2 Maksud dan Tujuan ........................................................................................................... 2
1.3 Sasaran .............................................................................................................................. 2
1.4 Lokasi Pekerjaan ................................................................................................................ 2
1.5 Lingkup Pekerjaan5)
........................................................................................................... 6
1.6 Landasan Hukum ............................................................................................................. 10
1.7 Jangka Waktu Pelaksanaan Pekerjaan ............................................................................. 12
1.8 Produk yang Dihasilkan ................................................................................................... 12
1.9 Sistematika Penulisan Laporan ........................................................................................ 14
Gambar 1. 1 Peta administrasi Kabupaten Halmahera Tengah, Provinsi Maluku Utara. ................... 3
Gambar 1. 2 Peta lokasi Pelabuhan Sakam Halmahera Tengah, Provinsi Maluku Utara berdasarkan
peta Dishidros. .................................................................................................................................. 4
Gambar 1. 3 Peta lokasi Pelabuhan Sakam Halmahera Tengah, Provinsi Maluku Utara berdasarkan
peta Navionics. .................................................................................................................................. 5
Gambar 1. 4 Peta lokasi studi kelayakan Pelabuhan Laut Sakam, Kabupaten Halmahera
Tengah, Provinsi Maluku Utara berdasarkan peta Google Earth. ...................................................... 6
L P 15
Recommended