View
249
Download
11
Category
Preview:
Citation preview
BAB 1
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG Permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan kemampuan daya saing global,
mutu SDM, mutu pendidikan dan mutu guru dan tenaga kependidikan Indonesia serta kaitannya
satu sama lain akan dibahas dalam bab ini. Bab ini juga akan membahas mutu pendidikan
propinsi Kalimantan Selatan khususnya mutu pendidikan di Kabupaten Kotabaru dan usaha-
usaha pemerintah dalam rangka peningkatan mutu pendidikan. Sebagai tambahan juga akan
dibahas isi undang-undang guru dan dosen serta peraturan pemerintah tentang standar nasional
pendidikan.
Sebelum membahasa lebih jauh kita menyamakan pemahaman kita kaitan antara daya
saing global, mutu SDM, mutu pendidikan dan mutu guru dan tenaga kependidikan Indonesia.
Faktor yang menentukan kemampuan daya saing suatu bangsa terletak pada mutu sumber daya
manusianya (SDM). Mutu SDM ditentukan oleh mutu pendidikan. Mutu pendidikan ditentukan
oleh mutu proses pembelajaran di kelas dan mutu proses pembelajaran di kelas ditentukan oleh
mutu guru. Gurulah yang menjadi kuncinya.
Kemampuan Daya Saing Global Hasil Survei yang dilakukan oleh The World Competitifness SCOREBOARD 2005
dalam The World Competitiveness Year Book 2005 tentang kemampuan daya saing global,
Indonesia menempati urutan 59 dari 60 negara.. Data ini menunjukkan bahwa Indonesia sangat
lemah kemampuanya dalam bersaing dengan negara-negara lain. Tabel 1.1 memperlihatkan
urutan kemampuan bersaing Indonesia hampir paling bawah yakni urutan 59 dari 60 negara.
Meskipun memiliki kekayaan alam yang berlimpah, Indonesia kalah dalam banyak hal bila
bersaing dengan negera-negara lain. Berbeda dengan Negara Singapura, meskipun miskin
sumber daya alam namun kemampuannya dalam bersaing dengan negara-negara lain cukup
tinggi yakni menempati uruan ke 3 dari 60 negara. Dengan keterbatasan kekayaan alam,
Singapura tidak mengandalkan kekayaan alamnya akan tetapi menekankan kemampuan Sumber
Daya Manusianya. Kuncinya mutu SDM.
1
Tabel 1.1 Dafar Daya Saing Negera-Negara di Dunia(Sumber : The World Competitifness SCOREBOARD 2005)
2
Posisi Indoenesia
Mutu SDMMenurut laporan UNDP tentang indek pembangunan manusia (HDI) tahun 2005,
pada table1. 2 memperlihatkan bahwa mutu SDM Indonesia menempati peringkat 110 di dunia
dan di Asiapun Indonesia keinggalan dari negara-negara tetangga kita, Singapore, Brunei,
Malaysia, Thailand, Phillippine, dan Vietnam. Padahal Vietnam baru saja merdeka namun sudah
memiliki mutu SDM yang mampu mengalahkan Indonesia. Akibat rendahnya mutu SDM kita,
tidak sedikit tenaga ahli dari manca negara seperti Amerika, Australia, Jepang, Singapura bekerja
di Indonesia dengan gaji yang tinggi. Meskipun Indonesia kaya sumber daya alam, misalnya
minyak dan emas, sayangnya kita sangat tergantung pada pihak asing untuk mengolah sumber
daya alam kita sendiri, karena kita tidak punya tenaga ahli yang mampu mengolahnya.
Sebaliknya, Jepang menjadi negara maju karena memiliki SDM yang bermutu meskipun Jepang
tidak memiliki sumber daya alam. Dengan demikian betapa pentingnya peran SDM dalam
membangun sebuah negara. Mutu SDM terkait erat dengan mutu pendidikan. Kuncinya mutu
pendidikan.
Tabel 1.2 Indek Pembangunan Manusia(Sumber: UNDP-Human Development Report 2005)
4
Human Development Indexin ASEAN + 3 Countries
1082,4906490.370.5VIETNAM
852811133130129110
8473613325
HDI Rank
5,0036990.971.6CHINA17,9719397.977.0KOREA, REP. OF27,96784-82.0JAPAN1,7596168.754.7LAO PDR2,0785973.656.2CAMBODIA1,0274889.760.2MYANMAR3,3616687.966.8INDONESIA
4,3218292.670.4PHILIPPINES7,5957392.670.0THAILAND9,5127188.773.2MALAYSIA19,2107492.776.4BRUNEI DARUSSALAM24,4818792.578.7SINGAPORE
GDP Per capita
(PPP US$)
Gross enrolment ratio (%)
Adult literacy rate
(%)
Life expectancy
(years)Country
Source: UNDP - Human Development Report 2005
3
Mutu PendidikanMutu pendidikan Indonesia dapat dilihat dari hasil Tes Internasional yang
komprehensip pada tahun 2003 yang dilakukan oleh Organization for Economic Cooperation and
Development (OECD) yang dikenal dengan nama PISA (Programme for International Student
Assessment). Lihat table perbandingan Internasional Literasi Membaca, Literasi Matematika dan
Literasi IPA berikut ini!
4
NO Negara Rata-Rata Nilai
1 Jepang 5502 Hongkong-China 5413 Finlandia 5384 Inggris 5325 Canada 5296 Selandia Baru 5287 Australia 5288 Korea 5259 Austria 519
10 Irlandia 51311 Norwegia 51212 Ceko 51113 Perancis 50014 Norwegia 50015 Amerika Serikat 49916 Swiss 49617 Belgia 49618 Islandia 49619 Hungaria 49620 Spanyol 49121 Jerman 48722 Polandia 48323 Denmark 48124 Italia 47825 Lithuania 47626 Greece 46127 Rusia 46028 Latvia 46029 Portugal 45930 Bulgaria 44831 Luxembourg 44332 Thailand 43633 Israel 43434 Mexico 42235 Chili 41536 Macedonia 40137 Argentina 39638 Indonesia 39339 Albania 37640 Brazilia 37541 Peru 333
Perbandingan Internasional Literasi Membaca Perband. Internasional Literasi Metematika Perbandingan Internasional Literasi IPA
NO Negara Rata-Rata Nilai
1 Hongkong-China 5602 Jepang 5573 Korea 5474 Selandia Baru 5375 Finlandia 5366 Canada 5337 Australia 5338 Inggris 5299 Swiss 529
10 Belgia 52011 Perancis 51712 Austria 51513 Islandia 51414 Denmark 51415 Lithuania 51416 Swedia 51017 Irlandia 50318 Norwegia 49919 Ceko 49820 Amerika Serikat 49321 Jerman 49022 Hungaria 48823 Rusia 47824 Spanyol 47625 Polandia 47026 Latvia 46327 Italia 45728 Portugal 45429 Greece 44730 Luxembourg 44631 Israel 43332 Thailand 43233 Bulgaria 43034 Argentina 38835 Mexico 38736 Chili 38437 Macedonia 38138 Albania 38139 Indonesia 36740 Brazilia 33441 Peru 292
Tabel di atas menunjukkan bahwa prestasi siswa Indonesia dibidang Literasi Membaca
menempati rangking 39 dari 41 negara. Artinya kemampuan membaca siswa kita rendah sekali
dibandingkan dengan kemampuan membaca siswa dari negara-negara lain. Sementara
kemampuan membaca siswa terbaik dipegang oleh negara Finlandia. Prestasi siswa kita dibidang
Matematika menempati rangking 39 dari 41 negara. Artinya kemampuan metamatika siswa kita
juga rendah sekali. Sementara rangking sau kemampuan matematika dipegang oleh Hongkong-
China. Sedangkan prestasi siswa kita dibidang IPA menempati rangking 38 dari 41 negara.
Kemampuan IPA siswa sangat rendah juga dibandingkan dengan kemampuan IPA siswa-siswa
dari negara lain. Sementara kemampuan IPA terbaik dikuasai Jepang. Data ini menunjukan hasil
pendidikan kita belum bermutu sehingga belum mampu bersaing dengan manca negara. Apa
yang salah dengan sistem pengelolaan pendidikan kita selama ini? Bagaimana sistem
pengelolaan pendidikan di negara Finlandia, Hongkong, dan Jepang sehingga mereka mampu
melahirkan mutu pendidikan terbaik di dunia?
5
NO Negara Rata-Rata Nilai
1 Finlandia 5462 Canada 5343 Selandia Baru 5294 Australia 5285 Irlandia 5276 Hongkong-China 5257 Korea 5258 Inggris 5239 Jepang 522
10 Swedia 51611 Austria 50712 Belgia 50713 Islandia 50714 Norwegia 50515 Perancis 50516 Amerika Serikat 50417 Denmark 49718 Swiss 49419 Spanyol 49320 Ceko 49221 Italia 48722 Jerman 48423 Lithuania 48324 Hungaria 48025 Polandia 47926 Greece 47427 Portugal 47028 Rusia 46229 Latvia 45830 Israel 45231 Luxembourg 44132 Thailand 43133 Bulgaria 43034 Mexico 42235 Argentina 41836 Chili 41037 Brazilia 39638 Macedonia 37339 Indonesia 37140 Albania 34941 Peru 327
Mutu pendidikan propinsi Kalimantan Selatan dibandingkan dengan mutu pendidikan
propinsi lain dapat dilihat pada Hasil Ujian Nasional tahun 200 dan 2005. Rata-rata nilai Ujian
Nasional SMP tahun 2004 adalah 5,37 menempati urutan ke 12 dari 31 propinsi. Sedangkan
rata-rata nilau Ujian Nasional SMP tahun 2005 adalah 5,96 rangking 20 dari 31 propinsi. Data
ini menunjukkan bahwa mutu pendidikan propinsi Kalimantan Selatan masih kalah bersaing
dengan propinsi lain. Meskipun nilai rata-rata UN naik dari 5,37 pada tahun 2004 menjadi 5,96
pada tahun 2005, namum dilihat dari peringkat mutunya turun dari peringkat 12 menjadi
peringkat 20. Sementara rata-rata nilai ujian nasional Bahasa Inggris SMA UN jurusan IPA
tahun 2004 adalah 4,99 rangking 22 dari 31 propinsi. Sedangkan rata-rata nilai ujian nasional
Bahasa Inggris tahun 2005 adalah 5,41 rangking 29 dari 31 propinsi. Data ini menunjukkan
bahwa mutu pendidikan propinsi Kalimantan Selatan masih kalah bersaing dengan propinsi lain.
Meskipun nilai rata-rata UN naik dari 4,99 pada tahun 2004 menjadi 5,41 pada tahun 2005,
namum dilihat dari peringkat mutunya turun dari peringkat 22 menjadi peringkat 29. Apa yang
salah dengan sistem pengelolaan pendidikan di propinsi Kalimantan Selatan? Apa yang salah
dengan proses belajar mengajar yang terjadi di kelas-kelas sehari-hari di Kalimantan Selatan?
Mutu pendidikan Kabupaten Kotabaru dibandingakan dengan mutu pendidikan
pendidikan Kabupaten/Kota lain di Propinsi Kalimantan Selatan. Prosentase yang lulus dan tidak
lulus tiap jenjang dan jenis dapat dilihat pada tebel berikut ini:
UJIAN NASIONAL KOTABARU TAHUN 2005
JENJANG PESERTA LULUS % TIDAK LULUS % Rangking
SMA 1,003 57757.53
426 42.47%5
SMK 133 96 72.18 % 37 27.82% 4SMP/MTs 2,426 2,078 85.66 % 348 14.34% 2
TOTAL3,562 2751 77.23 % 811 22.77% 2
Data dalam tebel menunjukkan bahwa mutu pendidikan SMA kabupaten Kotabru menempati
rangking 5 dari 13 kabupaten/kota, mutu pendidikan SMK menempati rangking 4 dari 13
kabupaten/kota, dan mutu pendidikan SMP/MTs menempati rangking 2 dari 13 kabupten/kota.
Mutu pendidikan SMP cukup baik dilihat dari rangking. Namum dilihat jumlah siswa yang tidak
lulus nampak cukup tinggi yakni 42.47 % untuk SMA, 27.82 % untuk SMK, dan 14.34 % untuk
SMP. Bila harapannya 10 % sampai dengan 0% ketidak lulusan siswa, maka masih perlu kerja
keras lagi untuk memperbaiki mutu pendidikan di kabupaten Kotabaru. Tentu rendahnya mutu
6
pendidikan ini dipengaruhi oleh mutu proses kegiatan belajar mengajar yang berlangsung sehari-
hari di sekolah. Kuncinya adalah mutu proses pembelajaran.
Mutu Proses PembelajaranMutu proses pembelajaran di sekolah berdasarkan hasil peneliian Balitbang Depdiknas
pusat menunjukkan bahwa siswa lebih banyak mendengarkan ceramah guru dari pada aktif
memecahkan mesalah untuk menemukan solusi
sendiri. Proses pembelajaran lebih focus pada
hafalan yakni siswa lebih banyak mendengarkan
ceramah guru kemudian dilanjukan dengan drill
soal-soal. Proses pembelajaran seperti ini kering
dan membosankan serta kurang mengembangkan
daya kreatifitas siswa. Meskipun kurikulum
mengalami perubahan terus menerus akibat
tuntutan zaman, namun pola pembelajaran di
sekolah tidak mengalami perubahan. Berkenaan
dengan suasana pembelajaran di sekolah yang
kering dan membosankan disebabkan tiga kemungkinan:
1. Guru tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai baik berkenaan
dengan materi ajar maupun dengan metode pembelajaran.
2. Guru tidak termotivasi untuk menggunakan kemampuannya untuk anak didik
3. Iklim dan kultur sekolah yang menghalangi kreatifitas guru untuk anak didiknya.
Masalah proses pembelajaran yang kering dan membosankan mamang masalah yang komplek.
Meskipun guru tahu materi dan terampil menggunakan berbagai metode akan tetapi kalau ia
tidak termotivasi untuk melaksanakan di kelas, pembelajaran tetap kering dan membosankan.
Meskipun guru tahu materi dan terampil menggunakan berbagai metode serta termotivasi untuk
melaksanakan di kelas akan tetapi kalau iklim dan kultur sekolah tidak mendukung,
pembelajaran tetap kering dan membosankan. Faktor motivasi guru dan iklim dan kultur sekolah
merupakan hal yang rumit dan saling kait mengkait. Ini merupakan wilayah manajemen dan
leadership kepala sekolah. Dengan kata lain variabel yang menentukan mutu proses
pembelajaran adalah mutu guru dan mutu kepala sekolah.
7
Poret situasi proses pembelajaran sehari-hari di sekolah yakni mendengarkan ceramah guru, Drill Soal, Kegiatan hanya mengingat, Membosankan, Kreatifitas tidak berkembang, Daya saing global rendah
Mutu GuruMenurut UU nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen bahwa guru harus memiliki
kualifikasi dan kompetensi. Kualifikasi yang dimaksud adalah S1 atau D-IV. Sedangkan
kompetensi yang dimaksud meliputi kompetensi pedagogi, kompetensi professional, kompetensi
kepribadian dan kompetensi sosial. Kaitan dengan guru harus memiliki kualifikasi S1 dan D-IV,
bagi guru yang belum memiliki S1 pendidikan atau D-IV dikategorikan guru yang belum layak
mengajar. Begitu pula bagi guru yang tidak memiliki kompetensi pedagogi (cara mengajar),
kompetensi professional (penguasaan materi, kompetensi kepribadian (memberikan teladan), dan
kompetensi sosial (bekerjasama) dikategorikan sebagai guru yang belum layak mengajar.
Kualifikasi Guru
Data kualifikasi guru-guru kabupaten Kotabaru sebagai berikut:
KUALIFIKASI / TINGKAT PENDIDIKAN GURU KAB. KOTABARU
SLTA D-1 D-2 D-3 S-1 S-2 S-3
1.282 26 1006 65 908 15 -
Jumlah guru adalah 3.302. Dari jumlah guru ini yang layak kualifikasinya hanya 923 guru.
Sedangkan sisanya 2.379 guru belum layak yakni belum memiliki S-1 atau D-IV.
Kompetensi Guru
Selanjutnya data yang berkenaan dengan kompetensi professional guru dapat dilihat hasil tes
kognitif 879 guru SD se Kotabaru tahun 2007 dengan materi wawasan pendidikan, Bahasa
Indonesia, Matematika, IPA, PKn, dan IPS. Adapun kualifikasi peserta tes terdiri dari SLTA:153
oang; D-1: 2, D-2:647 orang, D-3:4, S-1:67, tidak mengisi: 11 orang. Nilai hasil tes adalah
sebagai berikut:
WawasanPendidikan B.Indonesia Matematika IPA PKn IPS
38,05 35,28 39,43 39,99 54,69 54,09
Data ini menunjukkan bahwa rata-rata nilai hasil tes kognitif guru SD Kotabaru tidak mencapai
angka standar minimal 60,00 dari enam jenis pengetahuan yang diujikan. Dengan kata lain, rata-
rata kompetensi guru professional guru SD belum layak.
Hubungan antara data kualifikasi dan data nilai hasil tes kognitif guru SD ini ada hal
yang menarik yang dapat dipelajari. Lihat tebel berikut ini!
Kualifikasi W.Pend. B. Ind. Mat. IPA PKn IPS NilaiRata-Rata
SLTA 36.26 32.71 36.67 36.00 52.29 51.26 40.68
8
D-2 38.03 35.75 39.83 40.32 55.03 54.43 43.50S-1 42.98 37.65 43.21 47.33 58.89 59.06 47.78
Bandingkan antara kolom Kualifikasi dan nilai masing-masing mata pelajaran! Bandingkan juga
kolom kualifikasi dan nilai rata-rata! Dari data pada tebel menunjukkan bahwa semakin tinggi
kuafikasi pendidikan guru semakin tinggi nalai tes kognitif. Kesimpulan ini membuktikan bahwa
tingkat pendidikan (kualifikasi) mempengaruhi kompetensi guru. Kelompok S-1 memperoleh
skor tertinggi. Apakah mereka sarjana mata pelajaran yang diujikan dalam tes? Lihat tabel
berikut ini!
BK PGSD IPS Matematika Agama B.Inggris FISP Adm Niaga
27 16 4 1 3 1 1 1
Data data pada table menunjukkan bahwa 50% (27 guru) kelompok S-1 terdiri dari sarjana
bimbingan konseling. Sisanya umum. Sarjana yang memiliki latar belakang bidang studi cuma 2
yakni matematika 1 orang dan IPS 1 orang. Namum mereka semuanya memperoleh nilai paling
tinggi pada mata pelajaran IPA dan bahasa Indonesia padahal tidak ada satupun yang memiliki
latar belakang IPA dan bahasa Indonesia. Kualifikasi berpengaruh positip terhadap kompetensi.
Korelasi data-data di atas dapat disimpulkan bahwa kelompok guru yang sudah sarjana
memiliki kebiasaan belajar lebih baik dibandingkan dengan guru yang belum sarjana. Oleh
karena itu program-program yang mendorong guru untuk meningkatkan kualifikasinya ke S-1
akan meningkatkan kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran di sekolah. Bila guru
bermutu, maka proses pembelajaran sehari-hari di kelas akan bermutu dan bila proses
pembelajaran bermutu, maka output pendidikan juga akan bermutu. Tentu kualifikasi S-1 saja
tidak cukup untuk bisa bersaing dengan propinsi lain apalagi bersaing dengan negara lain.
Setelah S-1 yang lebih penting lagi adalah meningkatkan kompetensinya menuju standar
nasional bahkan standar internasional.
Untuk mengatasi rendahnya kompetensi guru diharapkan disamping peran kepala sekolah dan
pengawas perlu dioptimalkan, peran kegiatan KKG juga perlu dihidupkan. Kegiatan KKG yang
membantu guru memperbaiki profesi secara terus menerus perlu diperbaiki atau revutalisasi.
Kegiatan KKG selama ini kebanyakan tidak efektif, membosankan karena kurang sesuai dengan
kebutuhan profesional guru.
Mutu Kepala Sekolah
9
Salah satu tugas kepala sekolah adalah menciptakan iklim sekolah yang kondusif. Memfasilitasi
guru sehingga guru menjadi lebih mudah mengembangkan kretifitas profesionalnya. Sebagai
pemimpin kepala sekolah harus sering memotivasi guru untuk mengembangkan kreatifitas
profesionalnya sehingga mutu proses pembelajaran menjadi lebih baik. Namun kenyaataan di
lapangan tindakan kepala sekolah sering kontraproduktif. Hasil wawancara dengan guru-guru
peserta diklat dan hasil evaluasi dampak diklat menunjuukan bahwa sebagian kepala sekolah:
Tidak transparan terhadap guru-guru
Jadwal supervisi kelas ada tetapi jarang dilaksanakan
Kalaupun melaksanakan supervisi hanya menanyakan perlengkapan administrasi saja
jarang mengamati proses pembelajran dan diskusi perbaikan metode guru
Jarang mengajak diskusi dengan guru-guru untuk kemajuan anak didik
Tidak melibatkan guru-guru dalam menyusun RAPBS
Tidak pemahaman dengan komponen-komponen mutu pendidikan terutama indikator-
indikator mutu pendidikan dan hubungan variabel mutu pendidikan. Yang ia tahu hanya
nilai ujian dan drill soal tidak sampai pada bagaimana mengembangkan daya nalar siswa.
SK dan jadwal mengajar ada tetapi jarang melaksnakan
Lebih banyaknya mengurusi fisik sekolah daripada mutu sekolah
Mutu Pengawas Pemahaman pendidikan, hubungan variabel mutu pendidikan, hub atasan bawahan,
hanya menyalahkan tp tidak memberikan jalan keluar, supervisi hanya menanyakan
perlengkapan
– Keluhan Guru dan Kepsek bahwa pengawas hanya menyalahkan tapi tidak memberikan jalan
keluar.
Untuk mewujudkan keinginan bersama ini Kabupaten Kotabru telah memiliki tekat yang
tertuang dalam visi Kotabaru
–
Kegiatan pelatihan di KKG belum terbina secara efektif dan sistemik
3. Sebagian besar guru belum menggunakan PAKEM
4. SD Inti belum sebagai pusat database gugus
10
5. Belum adanya TIM pengembang kurikulum dan penilaian yang efektif
6. Sebagian kecil SD memiliki KIT IPA SEQIP dan KIT Matematika MEQIP
7. Sebagian kecil SD Inti memiliki komputer, handycame, foto digital dan alat komunikasi
Visi Kabupaten Kobabaru Terwujudnya Pembangunan Kotabaru yang Demokratis, Efisien dan berkeadilan melalui
paradigma baru.
Visi Pendidikan Kotabaru Terwujudnya SDM Kabupaten Kotabaru yang beriman dan bertaqwa, mandiri, berkompetensi,
sehat jasmani dan rohani, kreatif, produktif, inovatif, berwawasan lingkungan dan sadar hukum.
Misi Pendidikan Kotabru • Mengembangkan lembaga pendidikan yang inovatif, representatif dan akomodatif
terhadap hal-hal yang baru dan bermanfaat dibidangnya.
• Miningkatkan kuantitas dan kualitas tenaga kependidikan yang profesional pada
bidangnya agar mampu menciptakan hasil pembelajaran pada setiap jenis dan jenjang
pendidikan
• Memperluas akses pendidikan dengan membuka jaringan pendidikan.
• Meningkatkan kualitas guru dan mutu lulusan melalui peningkatan mutu guru dan siswa
• Mengadakan dan mengoptimalkan pemeliharaan/pemanfaatan sarana dan prasarana
pendidikan serta efisiensi penggunaan dana.
• Mengoptimalkan dan meningkatkan pembinaan pendidikan luar sekolah, kepemudaan
dan keolahragaan
Untuk mengatasi rendahnnya mutu pendidikan dan mewujudkan pendidikan di Kabupaten
Kotabaru yang berkualitas dan kompetetif diperlukan sebuah terobasan besar. Salah satu
terobosan yang dapat membantu mengatasi masalah rendahnya mutu pendidikan dan
mewujudkan visi kabupeten Kotabaru khususnya pendidikan, diperlukan grand design. Grand
design dapat menjadi kerangka kerja untuk menyusun program kegiatan dalam rangka
mempecepat peningkatan mutu pendidikan di kabupten Kotabaru.
11
Judul lengkapnya
“GRAND DESIGN PERCEPATAN PENINGKTAN MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN
KOTABARU”.
DASAR HUKUM
o UU no. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
o UU no 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
o PP no 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
o Permendagri no. 13 tahun 2006 tetang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
o Permendiknas no 12 tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah
o Permendiknas no 13 tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah
o Permendiknas no 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru
o Permendiknas no 18 tahun 2007 tentang Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan
o Permendiknas no 20 tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan
o Permendiknas no 22 tahun 2006 tentang Standar Isi
o Permendiknas no 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan
o Permendiknas no 24 tahun 2006 tentang Pelaksanaan Permendiknas no 22 tahun 2006 dan
Permendiknas no 23 tahun 2006
TUJUAN
o Merumuskan perangkat sistem penjaminan mutu pendidikan
o Merumuskan perangkat sistem kendali mutu pendidikan
o Memetakan kompetensi guru pendidikan dasar dan menengah
o Menyeleksi dan meningkatkan mutu pemandu bidang studi dan guru inti dikdasmen
berdasarkan hasil pemetaan
o Memfalitasi PBS, guru inti, KKG dan MGMP dalam meningkatkan mutu guru
o Mengembangkan perangkat sistem insentif berbasis kinerja
o Merumuskan sistem pembinaan kepala sekolah yang efektif
o Merumuskan sistem pembinaan pengawas yang efektif
12
o HASIL YANG DIHARAPKAN
o Tersusunnya Grand Design Percepatan Peningkatan Mutu Pendidikan Kotabaru
13
BAB II
RANCANGANPERCEPATAN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
Belajar dari Negara Lain
Telah diyakini bahwa kemampuan daya saing suatu bangsa ditentukan oleh mutu SDM.
Mutu SDM ditentukan oleh mutu pendidikan dan mutu pendidikan ditentukan oleh mutu proses
kegiatan belajar mengajar yang terjadi sehari-hari di sekolah. Mutu proses pembelajaran
ditentukan mutu guru dan mutu kepala sekolah.
Di perusahaan-perusahaan, mutu SDM menjadi perhatian khusus. Salah satu faktor yang
penting dalam upaya peningkatan kualitas produk adalah sumber daya manusia. Keterlibatan
dan pemberdayaan sumber daya manusia secara optimal dapat mengurangi biaya dan
meningkatkan hasil produksi. Dunia usaha/industri berkepentingan dalam memenuhi kepuasan
pelanggan, menghasilkan keuntungan, serta efisiensi dan keefektifan. Hal ini dapat dicapai
apabila ditempatkan “the right people in the right place at the righttime” (Torrington dan Huat,
1994).
Asumsi yang diyakini bahwa upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia yang
paling efektif adalah melalui pendidikan, pelatihan dan pengembangan. Nadler (1982)
mendefinisikan pendidikan (education) sebagai pembelajaran yang berkaitan dengan pekerjaan
tertentu masa datang bagi individu yang dipersiapkan; pelatihan (training) adalah pembelajaran
yang berhubungan dengan pekerjaan seseorang yang sekarang atau segera dilaksanakan,
sedangkan pengembangan (development) merupakan pembelajaran untuk pertumbuhan umum
bagi individu dan/atau organisasi.
Peningkatan keterlibatan pekerja berarti memberikan tanggung jawab yang lebih besar,
yang pada gilirannya mensyaratkan tingkat kemampuan dan keterampilan yang lebih tinggi. Hal
ini dapat dicapai melalui pelatihan. Ross (1995) memberi contoh bahwa Motorola
mengalokasikan sekitar 2,5% dari biaya atau 120 juta dolar per tahun untuk kegiatan pelatihan,
40% dari jumlah tersebut dianggarkan untuk pelatihan mutu. Perusahaan ini memperkirakan
keuntungan akibat dari pelatihan (training return) sebesar 29 dolar tiap satu dolar yang
diinvestasikan untuk pelatihan. Keuntungan lain meliputi : (1) peningkatan komunikasi, (2)
perubahan budaya perusahaan (corporate culture), dan (3) unjuk komitmen manajemen terhadap
kualitas.
14
Menyimak penjelasan di atas menunjukkan betapa pentingnya mutu SDM bagi hidup
matinya sebuah perusahaan. Berkenaan dengan upaya peningkaan mutu kabupeten Kotabaru
perlu mempelajari bagaimana negara-negara lain mengelolan pendidikan. Beberapa refensi
dijadikan bahan acuan untuk mengembangkan rancangan percepatan peningkatan mutu
pendidikan di kabupten kotabaru. Refensi ini diambil dari model-model sistem pengelolan
pendidikan dari manca negara yang sudah membuktikan hasilnya bekualitas dan terbaik di dunia.
Negara Finlandia, Singapura, Inggris dan Autralia termasuk lima besar terbaik mutu
pendidikannya yang dapat dilihat pada hasil Tes Internasional yang komprehensip pada tahun
2003 yang dilakukan oleh Organization for Economic Cooperation and Development (OECD)
yang dikenal dengan nama PISA (Programme for International Student Assessment) dalam
Literasi Membaca, Literasi Matematika dan Literasi IPA.
Di Finlandia
1. Guru-guru Finlandia dari guru-guru dengan kualitas terbaik dan dengan pelatihan terbaik.
Lulusan sekolah menegah terbaik kebanyakan mendaftar ke perguruan tinggi keguruan
(LPTK, di Indonesia IKIP) dan hanya 1 dari 7 pelamar bisa diterima, lebih ketat
persaingannya ketimbang masuk ke fakultas bergensi lainnya seperti fakultas hukum dan
kedokteran.
2. Profesi guru di Finlandia adalah profesi yang sangat dihargai, meski gaji mereka tidaklah
fantastik.
3. Guru-guru percaya bahwa ujian dan testing menghancurkan tujuan belajar siswa. Guru-
guru di Finlandia yakin bahwa terlalu banyak testing membuat guru-guru cenderung
mengajar siswa untuk lolos ujian. Sundstrom, seorang kepala SD di Poikkilaakso,
Finlandia mengatakan bahwa banyak aspek dalam pendidikan yang tidak bisa diukur
dengan ujian. Siswa diajar untuk mengevaluasi dirinya, bahkan sejak pra TK. Kegiatan
ini membantu siswa belajar bertanggung jawab atas pekerjaan mereka sendiri. Kalau
mereka bertanggung jawab mereka akan bekerja lebih bebas. Guru tidak harus selalu
mengontrol siswa. Siswa didorong untuk bekerja secara independent dengan berusaha
mencari sendiri informasi yang mereka butuhkan. Siswa belajar lebih banyak jika mereka
mencari sendiri infromasi yang mereka butuhkan. Toumas Siltala, salah seorang siswa
sekolah menengah di Finlandia mengatakan bahwa kita tidak belajar apa-apa kalau kita
15
tinggal menuliskan apa yang dikatakan oleh guru. Di sini guru tidak mengajar dengan
metode ceramah. Suasana sekolah sangat santai dan fleksibel. Terlalu banyak komando
hanya akan menghasilkan rasa tertekan dan belajar menjadi tidak menyenangkan.
4. Berdasarkan penemua PISA, sekolah-sekolah Finlandia sangat kecil perbedaan antara
siswa yang berprestasi baik dengan yang buruk. Kondisi ini merupakan yang terbaik
menurut OECD. Remedial tidaklah dianggap kegagalan tapi sebagai kesempatan untuk
memperbaiki. Kalau mendapat PR siswa bahkan tidak perlu untuk menjawab dengan
benar, yang penting mereka berusaha. Para guru menghindari kritik terhadap pekerjaan
siswa mereka. Jika siswa dikatakan “kamu salah” siswa akan malu. Jika siswa malu maka
ini akan menghambat mereka belajar. Siswa diperbolehkan melakukan kesalahan. Siswa
hanya diminta membandingkan hasil mereka dengan nilai sebelumnya dan tidak dengan
siswa lainnya. Jadi tidak ada sistem rangking-rangkingan. Rangking-rangkingan hanya
membuat guru fokus pada segelintir siswa tertentu yang dianggap terbaik di kelasnya
saja. Setiap siswa diharapkan agar bangga terhadap dirinya masing-masing.
Di Inggris
Para pendidik dan pengelolan pendidikan di Inggris yakin bahwa kunci untuk membuka
seluruh potensi anak di sekolah mereka terletak pada keahlian para guru dan kepala
sekolah. Hasil penelitian dan inspeksi terhadap mutu sekolah menunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang kuat antara kualitas pengajaran dan prestasi siswa, dan antara
kualitas kepemimpinan dan kualitas pengajaran. Inilah inti dari program pemerintah
untuk perbaikan sekolah. Hal ini dapat dijelaskan bahwa mutu hasil belajar siswa
tergantung mutu proses pembelajaran yang dikelola oleh guru. Kemampuan guru untuk
mengembangkan kretifitasnya dalam mengelola proses pembelajaran yang efektif
tergantung dari kepala sekolah. Di Inggris, kepala sekolah yang paling menentukan mutu
sekolah. Oleh karenanya seleksi untuk menjadi kepala sekolah sangat ketat. Karena
kepala sekolah merupakan orang yang terbaik sehingga gajinyapun cukup fantastik yakni
mencapai 75.000 pound.
Di Vectoria Australia
1. Peningkatan mutu seleksi calon kepala sekolah
2. Pendampingan (mentoring) bagi kepala sekolah baru (program kemitraan)
3. Program pengembangan (beasiswa program master) bagi calon kepala sekolah sangat
berpotensi
16
4. Pelatihan (coaching) bagi kepala sekolah yang tengah bertugas
5. Program Pengembangan bagi kepala sekolah yang berprestasi
6. Penilaian dan pengembangan kinerja kepala sekolah
Di Singapura
1. Perbaikan berkelanjutan dengan menggunakan kerangka acuan model sekolah unggul.
2. Penilaian kinerja dari pihak luar
3. Tim penilai terdiri dari lembaga penilai sekolah, supervisor, spesialis pendidikan, penilai
eksternal yang ditetapkan pemerintah.
Apakah besarnya dana pendidikan sangat menentukan mutu pendidikan?
Tidak bisa dipungkiri tanpa dana tidak mungkin mutu pendidikan dapat dicapai secara
optimal. Namun, dana bukanlah segala-galanya. Dana bukanlah faktor satu-satunya yang paling
menentukan mutu. Banyak varibel lain yang ikut menentukan mutu pendidikan. Untuk lebih
jelasnya simak perbandingan biaya di Amerika dan Jepang serta perbandingan mutu pendidikan
antara keduanya.
Perbandingan biaya tiap siswa di US dari $ 4.012 di Arizona s.d $ 9.318 New Jersey.
Rata-rata $ 5.768. Namun skor hasil tes matematika dan sain siswa tingkat internasional, US
menunjukkan jauh lebih rendah dibandingkan dengan nagara-negara industri lainnya yang biaya
persiswa lebih rendah. Misal di Jepang biaya persiswa $ 3,960, lebih rendah daripada biaya
persiswa di US. Namun skor hasil tes prestasi siswa tingkat internasional lebih tinggi daripada
skor di US. Kenapa Amerika mengalami kepurukan dalam prestasi akademik siswa tingkat
internasional? Menurut Lunerburg, Profesor Universitas Sam Houston dan Orstein, Profesor
Universitas Layola Chicago (2000), prestasi akademik siswa yang rendah disebabkan oleh
beberapa hal: (1) pertumbuhan msayarakat kelas menengah ke bawah dan resiko populasi siswa
(± 40% dari seluruh siswa gratis makan siang; kasus siswa ketagihan obat; kenakalan siswa;
kegiatan preman (gang); kehamilan anak remaja lebih tinggi dibandingkan dengan nagara-
negara industri lainnya); (2) kehancuran rumahtangga (lebih dari 50% siswa Amerika hidup
dengan satu orangtua / a single head of household); (3) pengaruh TV (siswa Amerika rata-rata
3,4 jam tiap hari nonton TV); (4) Siswa Eropa dan Asia memiliki jumlah jam belajar tiap hari
lebih lama yakni 6 jam. Sementara di Amerika 5,2 jam per hari. Jumlah hari belajar lebih banyak
yakni 200 hingga 225 hari pertahun dibandingkan di Amerika hanya 178 hari; (5) Persentasi guru
17
yang keluar dari profesinya terutama di kota-kota ± 50% lima tahun pertama, sehingga guru-guru
di negara industri lainnya rata-rata lebih berpengalaman daripada di Amerika.
Data di ini menunjukkan bahwa uang bukan satu-satunya faktor yang menentukan mutu
pendidikan. Lunenberg dan Orstein (2000) dalam bukunya Educational Administration
menyatakan bahwa kebanyakan hasil penelitian menunjukkan keefektifan sekolah tidak
berhubungan dengan biaya, akan tetapi berhubungan dengan iklim dan kulur organisasi sekolah
Dari pengalaman dari negara-negara tersebut dapat disimpulkan bahwa kunci mutu
pendidikan terletak pada:
1. Mutu Guru yang berdampak pada mutu proses pembelajaran dan hasil belajar
2. Mutu Kepala Sekolah yang berdampak pada iklim dan kultur kerja di sekolah yang
mendorong kreatifitas guru untuk mengembangkan cara mengajar yang terbaik.
3. Mutu pengawas yang berdampak pada efektifitas program binaan terhadap guru dan
kepala sekolah sehingga kompetensi mereka mengalami peningkatan secara terus
menerus.
4. Mutu sistem pembinaan guru dan kepala sekolah dalam rangka peningkatan mutu proses
pembelajaran sehari-hari di sekolah
5. Penilaian kinerja guru dan kepala sekolah yang berdampak pada besarnya insentif dan
promosi.
Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah pada Lampiran A.VII bagian Program Peningkatan Mutu Pendidik dan
Tenaga Kepndidikan halaman 29.
1. Pelaksanaan sertifikasi pendidik
2. Pelaksanaan uji kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan
3. Pelatihan pendidik untuk memenuhi standar komptensi
4. Pembinaan Kelompok Kerja Guru (KKG)
5. Pembinaan Lemabaga penjaminan Mutu (LPMP)
6. Pembinaan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Guru (PPPG)
7. Pendidikan lanjutan bagi pendidik untuk memenuhi Standar Kualifikasi
8. Pengembangan mutu dan kualitas program pendidikan dan pelatihan bagi pendidik dan
tenaga kependidikan
9. Pengembangan sistem pendataan dan pemetaan pendidik dan tenaga kependidikan
10. Pengembangan sistem penghargaan dan perlindungan terhadap profesi pendidik
18
11. Pengembangan sistem perencanaan dan pengendalian program profesi pendidik dan
tenaga kependidikan
12. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
Pengaitan Kegiatan Pokok Bidang Tendik Dinas Pendidikan Kotabaru dengan Program
Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan dalam Permendagri no. 13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
Program pada Permendagri
no. 13 tahun 2006 tentang PPKD
Program Bidang Tendik Disdik Kotabaru
1. Pelaksanaan sertifikasi pendidik Seminar permasalahan perlengakapan dan
penyususan portofolio
Diklat berjenjang penyusunan portofolio sertifikasi
pendidik
Fasilitasi kegiatan kelompok kerja guru (KKG)
dalam mendukung program sertifikasi pendidik
2. Pelaksanaan uji kompetensi
pendidik dan tenaga kependidikan
Uji kompetensi guru SD, SMP, SMA dan SMK
Uji kompetensi kepsek SD, SMP, SMA dan SMK
Uji kompetensi TU, Pustakawan, dan Laboran
Uji kompetensi pengawas sekolah
3. Pelatihan pendidik untuk memenuhi standar komptensi
Pelatihan PBS dan guru Inti
Pelatihan guru di KKG dan MGMP
Pelatihan guru di sekolah
4. Pembinaan Kelompok Kerja Guru (KKG)
Menyusun standar kegiatan dan hasil KKG
Menyusun indikator kinerja dan instrumen penilaian
kinerja KKG
Pelatihan kepala sekolah dan pengawas untuk
Supervisi kegiatan KKG
Monitoring dan evaluasi kinerja PBS dalam
memandu kegiatan KKG dan kinerja kepala sekolah
dan pengawas dalam supervisi kegiatan KKG
Penerapan insentif berbasis kinerja
5. Pembinaan Lembaga penjaminan Mensinergikan program peningkatan mutu pendidik
19
Mutu (LPMP) dan tenaga kependidikan tingkat dasar dan lanjut
Pengembangan program diklat tingkat dasar dan
tingkat lanjut bagi PBS dan guru inti
13. Pembinaan Pusat Pendidikan dan
Pelatihan Guru (PPPG)
Mensinergikan program peningkatan mutu pendidik
dan tenaga kependidikan tingkat dasar dan tingkat
lanjut
Pengembangan program diklat tingkat menengah
dan tingkat tinggi bagi PBS dan guru inti
14. Pendidikan lanjutan bagi pendidik
untuk memenuhi Standar
Kualifikasi
Program penyetaraan S1 bagi guru yang belum S1
(diprioritaskan PBS dab guru inti)
Program penyetaraan S1 bagi Kepsek yg belum S1
Program S2 bagi PBS dan guru inti yang mencapai
nilai kinerja amat baik
15. Pengembangan mutu dan kualitas
program pendidikan dan pelatihan
bagi pendidik dan tenaga
kependidikan
Pengembangan standar kurikulum diklat tingkat
dasar, lanjut, menengah dan tinggi
Pengembangan standar kompetensi lulusan diklat
tingkat dasar, lanjut, menengah dan tinggi
Pengembangan standar instruktur diklat tingkat
dasar, lanjut, menengah dan tinggi
Pengembangan standar sarana dan prasarana diklat
tingkat dasar, lanjut, menengah dan tinggi
Pengembangan standar manajemen diklat tingkat
dasar, lanjut, menengah dan tinggi
Pengembangan standar pembiayaan diklat tingkat
dasar, lanjut, menengah dan tinggi
Pengembangan instrumen penilaian penyelenggaraan
dan hasil diklat
16. Pengembangan sistem pendataan
dan pemetaan pendidik dan
tenaga kependidikan
Pengembangan sarana database online
Pengembangan ICT dalam rangka pengelolaan
sistem informasi (termasuk perpustakaan digital)
Penyajian dan penyebarluasan informasi mutu
pendidikan (termasuk sosialisasi kebijakan dan
20
peraturan perundang-undangan terkait PTK)
Pengkajian hasil pemetaan mutu pendidikan
Analisis data dan informasi mutu pendidikan
Penyiapan dan pengembangan bahan standarisasi
mutu
Publikasi dan pendokumentasian informasi mutu
pendidikan
Menyusun program pemetaan mutu pendidikan
berdasarkan SNP
Memetakan mutu guru
Memetakan mutu tenaga kependidikan
Memetakan mutu kelayakan program sekolah
Melaksanakan verifikasi, pengolahan data dan
informasi tentang SNP
Memetakan mutu kelompok-kelompok kerja
(KKG/MGMP, KKKS/MKKS, KKPS/MKPS)
Proyeksi pemenuhan kebutuhan guru dan tenaga
kependidikan
Mendampingi sekolah dalam pengolahan dan analisa
data
Menganalisis Hasil Ujian Nasional dan Ujian
Sekolah
Menyusun rekomendasi perbaikan mutu
17. Pengembangan sistem
penghargaan dan perlindungan
terhadap profesi pendidik
Pengahragaan terhadap PBS dan Guru Inti yang
berprestasi
Penghargaan terhadap Kepala sekolah yang
berprestasi
Pengahargaan terhadap guru yang berprestasi
Pengahargaan terhdapa pengawas yang berprestasi
18. Pengembangan sistem
perencanaan dan pengendalian
program profesi pendidik dan
Mengembangkan prosedur perencanaan program
peningkatan profesi pendidik dan tenaga
kependidikan
21
tenaga kependidikan Mengembangkan sistem kendali mutu program
peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan
19. Monitoring, Evaluasi dan
Pelaporan
Mengembangkan standar mutu kegiatan dan hasil
Mengembangkan indikator mutu kegiatan dan hasil
Mengembangkan instrumen minitoring dan evaluasi
kegiatan dan hasil
Menyusun laporan hasil monitoring dan evalausi
Rancangan Percepatan Peningkatan Mutu Pendidikan
o Peningkatan Mutu Proses Pembelajaran
Diharapkan proses pembelajaran di sekolah
lebih mengembangankan daya nalar siswa
daripada hapalan. Konsekuensinya metode
yang digunakan guru harus lebih benyak
interaktif, mengaktifkan, mendorong
kreatifitas siswa sehingga potensi-potensi
yang dimiliki siswa dapat berkembang.
Pembelajaran yang aktif, kretif, efektif dan
menyenangkan dapat menghasilkan lulusan
siswa yang cerdas dan kompetetif. Cerdas
yang dimaksud meliputi cerdas akalnya,
cerdas budinya, cerdas emosinya, dan cerdas spritualnya.
Untuk menjamin proses pembelajaran terpantau dan meningkat mutunya secara
berkerlanjutan diperlukan superivisi oleh pengawas yang terprogram dan frekuensi
kunjungannya ditambah. Tiap mata pelajaran terutama yang diujikan tingkat nasional perlu
dibina satu bulan sekali. Untuk itu pengawas perlu menjadwalkan sebagai berikut, hari:
1. Senen, pengawas mensupervisi KBM IPA, Matematika dan Bahasa Indonesia kelas IV.
2. Selasa, pengawas mensupervisi KBM IPA, Matematika dan Bahasa Indonesia kelas V.
3. Rabu, pengawas mensupervisi KBM IPA, Matematika dan Bahasa Indonesia kelas VI.
4. Kamis, pengawas mensupervisi manajerial kepala sekolah kaitan dengan program
peningkatan mutu proses pembelajaran dan mengelolaan sekolah.
22
Foto ini menunjukkan Rasa ingin tahu siswa berkembang, Menyenangkan, Kerjasama, Pengalaman langsung, Mudah
dipahami, Keterampilan memecahkan masalah, Kreatifitas berkembang,Keterampilan penelitian sederhana.
5. Jum’at, seluruh pengawas melakukan konsolidasi dari hasil-hasil supervisi dan menyusun
program perbaikan tindak lanjut.
6. Sabtu, pengawas melatih guru-guru dan kepala sekolah untuk meningkatkan
kompetensinya sekaligus menyusun persiapan pembelajaran dan manajemen sekolah
minggu yang akan datang.
Bila tiap proses pembelajaran dari tiga mapel disupervis tiap bulan maka tiap pengawas
membina sekolah maksimal 4 sekolah. Oleh karenanya diperlukan 3 pengawas tiap 4
sekolah. Sehingga jumlahnya mencapai 176 orang untuk SD.
o Peningkatan Mutu Guru
Guru diharapkan memiliki kualifikasi dan kompetensi sesuai dengan standar nasional
pendidikan.. Kualifikasi yang dimaksud S1 dan Diploma IV. Oleh karenanya diperlukan
program studi lanjut bagi guru-guru yang belum sarjana. Disamping itu, guru diharapkan
memiliki kompetensi sebagai guru yakni kompetensi pedagogi, professional, social dan
kepribadian. Untuk meningkatkan komptensi guru diperlukan program diklat baik sistem in
service maupun on service training.
Model pelatihan guru yang efektif dan murah menggunakan sistem diklat berjenjang.
Mengadaptasi dari keberhasilan penerapan model pembinaan guru di Kota Banjarbaru, dinas
pendidikan kabupaten kotabaru telah memulai dengan seleksi PBS SD dilaksanakan tahun
2007. PBS terbaik tiap gugus ini akan menjadi pelatih guru baik di KKG maupun di sekolah.
Sebelum melatih, PBS dilatih untuk menjadi pelatih (Training of Trainer) di LPMP selama
10 hari. Setelah cukup bekal, PBS diberi SK sebagai PBS dan diberi dana block grant untuk
melatih guru di KKG dan pendampingan guru di sekolah. Selama PBS melatih guru di KKG
dan di sekolah, mereka dipantau dan dievaluasi kinerjanya untuk menjamin terlaksananya
pembinaan guru se kabupaten kotabaru. PBS diberi insentif berdasarkan hasil kinerjanya.
Bagi PBS yang berhasil membina guru sehigga pola pembelajaran di sekolah mengalami
perubahan yang lebih baik, mereka akan dipromosikan sebagai pengawas. Pengawas yang
berasal dari PBS yang berhasil akan mampu mengubah image nagatif kelompok pengawas.
Image negatif ini disebabkan oleh prilaku beberapa pengawas yang hanya menyalahkan
tanpa memberikan solusi yang baik. Image pengawas ke depan akan menjadi positip karena
lebih fokus membantu mengatasi kesulitan guru dan kepala sekolah. Kehadirannya akan
23
ditunggu-tunggu. Lebih jelasnya siklus kegiatan pembinaan guru melalui KKG secara rinci
adalah sebagai berikut
SIKLUS PEMBINAAN PBS TERHADAP GURU
IDENTIFIKASIMASALAH
ANALISISPENYEBAB
IDE-IDESOLUSI
MENYUSUNRENCANA KBM
UJI COBA RENC.(PEER TEACHING)
PERBAIKANRENCANA
IMPLEMENTASIRENCANA
(REAL TEACHING)
Siklus ini yang menjamin peningkatan profesionalisme guru akan terjadi secara terus
menerus. Kegiatannya dimulai dari identifikasi masalah pembelajaran minggu yang lalu
kemudian dianalisis penyebabnya dan diskusi solusinya. Solusi yang disepakati ini menjadi
bahan untuk memperbaiki rancangan pembelajaran (RPP) minggu yang akan datang. RPP ini
diujicoba dulu sebelum digunakan di sekolah. Bila ada tahapan-tahapan yang masih belum
sempurna akan disempurnakan. RPP yang sudah diperbaiki ini kemudian dilaksanakan oleh
guru di sekolah dan dalam pelaksanaanya di sekolah, guru didampingi oleh PBS dan
pengawas. Program pendampingan ini untuk menjamin hasil pelatihan guru di KKG
dilaksanakan di sekolah. Disamping itu untuk mengetahui tingkat efektifitas RPP kemudian
dianalisis masalahnya dan diperbaiki lagi di KKG. Inilah siklus peningkatan mutu guru.
Siklus ini dilaksanakan tiap minggu sekali sehingga tidak satupun tatap muka antara
guru dan siswa yang tidak mengalami perbaikan prosesnya. Adapun tahapan karir guru
menjadi PBS kemudian menjadi pengawas atau kepala sekolah dapat digambarkan sebagai
berikut:
24
GURU PAHAM &TERAMPIL
PERUBAHANPOLA PEMBELAJARANDI SEKOLAH
SECARAMASAL
DUKUNGANKEPSEK INTI
DUKUNGANKEPSEK IMBAS
GURU MAU
DIKLAT CALON PBS
PBS TERPILIH, TERLATIH & KUAT
BLOCKGRANT 12JT
MENGAJARDI SEKOLAH
PENILAIANPENGAWAS
12
5
10
4
KAMIS
SABTU
JUM’AT
SENEN,SELASA,RABU
PENINGKATAN MUTU PROSES KBMMELALUI SISTEM PEMBINAAN GURUSECARA TERPADU TAHAP RINTISAN
PENINGKATAN MUTU PROSES KBMMELALUI SISTEM PEMBINAAN GURUSECARA TERPADU TAHAP RINTISAN
PELATIH MENDAMPINGIPBS
2007 s.d 2009
PERBAIKANKEGIATAN KKG &PENDAMPINGAN
DIKLAT GURUDI KKG
PBS & PS MENDAMPINGI
GURU DI SEKOLAHMEMFASILITASI
SK PBS
UJI KOMPETENSI
TERBAIKSEGUGUS
PBS DI SD INTI
12 KBM DI SEKOLAH14 MEMBINA GURU
Skema ini menunjukkan bahwa tahun 2007 sampai dengan tahun 2009, PBS masih
berperan sebagai guru di sekolahnya dan sebagai pelatih guru di KKG dan di sekolah.
Disamping itu selama tahun itu melalui penilaian kinerja akan diketahui bibit-bibit unggul
untuk dipromosikan menjadi pengawas atau kepala sekolah. Indikator keberhasilan PBS
membina guru adalah aktifitas kegiatan KKG dan perubahan cara guru mengajar di sekolah
ke arah yang lebih baik.
Dari skema di atas tahapan untuk mengatasi masalah pola pembelajaran yang kering dan
membosankan menuju pola pembelajaran yang menyenangkan dan penuh makna. Skema ini
merupakan desain sistem perbaikan proses pembelajaran melalui revitalisasi KKG dan
pendampingan guru di sekolah yang telah teruji keberasilannya di Kota Banjarbaru sejak
tahun 2006. Permasalahan pola pembelajaran yang tidak pernah berubah meskipun
kurikulum mengalami perubahan terus menerus sudah ditemukan solusinya di Banjarbaru.
Perubahan kurikulum hanya sebatas pada perubahan dokumen administrasi saja dan belum
menyentuh pada intinya yakni proses pembelajaran sehari-hari di sekolah. Padahal faktor
25
yang menentukan mutu pendidikan terletak pada mutu proses pembelajaran, bukan pada
dokumen administrasi. Bukan berarti guru tidak perlu membuat administrasi. Dengan guru
memperbaiki pola pembelajaran terus menerus di KKG yang efektif dan pendampingan di
sekolah terbukti dokumen administrasi guru-gurupun juga lengkap. Tapi kalau titik beratnya
hanya pada kelengkapan administrasi belum tetentu pola pembelajarannya berubah kearah
lebih baik.
Solusi supaya pola pembelajaran mengalami perubahan seiring dengan perubahan
kurikulum dimulai dari revitalisasi KKG. KKG yang selama ini hanya fokus pada
kelengkapan administrasi saja akan diperbaiki dengan fokus pada peningkatan keterampilan
cara mengajar dan pendalaman materi ajar.
Alasan KKG sebagai andalan pusat peningkatan mutu guru karena beberapa kelebihan.
Kelebihan pelatihan guru di KKG adalah
o Lebih murah
o Lebih akrab
o Lebih menyentuh kebutuhan guru
o Pebaikan terus menerus secara periodik tiap minggu
o Dekat dengan sekolah
o Kepala sekolah dan pengawas lebih mudah membina
Prinsip Pembinaan KKG
o Untuk menjamin efektifitas pelatihan tingkat sekolah dan kecamatan diperlukan
pemandu/instruktur yang kompeten
o Untuk mendapatkan pemandu/instruktur guru diperlukan data hasil pemetaan guru
o Data hasil pemetaan diperoleh dari hasil uji kompetensi
Revitalisasi KKG dapat berhasil bila terpenuhi lima hal. Pertama tersedianya guru pemandu
bidang studi yang kompeten, kedua terlaksananya kegiatan mingguan KKG yang efektif dan
fokus pada perbaikan proses pembelajaran, ketiga monitoring dan evaluasi internal serta
pembinaan oleh pengawas dan kepada SD, keempat terlaksananya kegiatan mingguan di
beberapa kecematan terdekat dan pertemuan bulanan kelompok kerja guru pemandu bidang
studi yang efektif di tingkat kabupaten dan pertemuan tiap semester di tingkat propinsi, dan
kelima hasil inovasi pembelajaran oleh guru dan keberhasilan pengelolaan KKG dilombakan
melalui forum ilmiah guru baik ditingkat kabupaten maupun ditingkat nasional.
26
Tersedianya guru pemandu bidang studi yang kompeten yang dimaksud meliputi
kemampuan dalam menerapkan prinsip-prinsip pedagogi dalam mengembangkan model-
model pembelajaran yang efektif berorientasi pada kurikulum berbasis kompetensi sehingga
dapat menjadi contoh dan rujukan bagu guru-guru di SD imbas. Berikutnya guru pemandu
bidang studi memiliki kemampuan sebagai pelatih yang efektif yakni mampu menerapkan
prinsip-prinsip andragogi dalam pelatihan guru-guru imbas. Terakhir guru pemandu bidang
studi memiliki kemampuan sebagai pemimpin dan manajer KKG yang efektif antara lain
mampu memotivasi, memfasilitasi kebutuhan guru, membangun iklim sharing ide,
pengalaman dan feedback yang konstruktif antar guru. Untuk menjadi guru pemandu bidang
studi harus melalui seleksi dan pelatihan yanh efektif.
Terlaksananya kegiatan mingguan KKG yang efektif yang dimaksud guru dapat
menyampaikan masalahnya kaitannya dengan pembelajaran minggu yang lalu di kelas,
sharing pengalaman dan ide antar temanya untuk memberikan solusi, merancang
pembelajaran yang aktif, efektif, kreatif, dan menyenangkan untuk minggu yang akan datang
kemudian guru diberi kesempatan untuk mengujicobakan rancangannya dan mendiskusikan
hasilnya dalam iklim yang menyenangkan dan saling membantu.
Monitoring dan evaluasi internal serta pembinaan oleh pengawas dan kepada SD
untuk mendapatkan informasi kaitan antara variable-variabel keberhasilan kegiatan di KKG
dan variabel-variabel keberhasilan kegiatan belajar mengajar di kelas kemudian
mendiskusikan hasilnya dengan guru pemandu bidang studi pada pertemuan bulanan di
tingkat kecamaan dan pertemuan semesteran di tingkat kabupaten. Dengan demikian antara
guru pemandu bidang studi, kepala sekolah dan pengawas menjadi teamwork yang baik.
Terlaksananya kegiatan mingguan kelompok kerja guru pemandu bidang studi yang
efektif di tingkat rayon dan pertemuan KKPBS tiap bulanb di tingkat kabupaten adalah
sebagai media bagi para guru pemandu bidang studi untuk mengidentifikasi masalah
ditemukan selama mengelola KKG dan diskusikan solusinya serta sharing pengalaman yang
berhasil sementara pertemuan tiap semester di tingkat propinsi sebagai koodinasi antar
pemandu bidang studi, koordinator kepala sekolah dan pengawas untuk menyamakan
persepsi tentang kualitas pembelajaran di kelas dan kualitas kegiatan KKG serta instrumen
monitoring dan evaluasi.
27
Hasil inovasi pembelajaran oleh guru dan keberhasilan pengelolaan KKG
dilombakan melalui forum ilmiah guru baik ditingkat kabupaten maupun ditingkat nasional.
Inovasi pembelajaran terjadi bila sering mencoba ide-idenya dan mendapat feedback yang
konstruktif dari temen-temennya kemudian dicobanya lagi di kelas beneran. Setelah guru
mengalami inovasi lebih mudah mereka untuk menuliskannya sebagai karya tulis ilmiah
yang kemudain dilombakan dalam forum ilmiah guru di tingkatt kabupaten. Begitu juga
inovasi kegiatan KKG yang menarik dan efektif dapat lebih mudah dituliskan sebagai karya
tulis ilmiah. Bagi pemenang akan diberi bekal dan dimantapkan di LPMP untuk mengikuti
forum ilmiah guru tingkat nasional.
28
SD Inti
SD Imbas
SD Imbas
SD Imbas
SD Imbas
SD Imbas
Ruang KKG
SD Imbas
SD ImbasSD Imbas
GURU PAHAM,TERAMPIL & KOMP. TERPETAKAN
PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARANDIPERCEPAT
SECARAMASAL
GURU TERMOTIVASIMENGGUNAKAN PAKEM & KINERJA TERPETAKAN
BLOCKGRANT 20 JUTABLOCKGRANT 20 JUTA
SELASA, RABU & KAMIS
SABTU
JUM’AT
PENINGKATAN MUTU PROSES KBMMELALUI SISTEM PEMBINAAN GURU
SECARA TERPADU TAHAP PERMANEN
PENINGKATAN MUTU PROSES KBMMELALUI SISTEM PEMBINAAN GURU
SECARA TERPADU TAHAP PERMANEN
EVALUASI & PERBAIKANPELATIHAN GURUDI KKG & SEKOLAH
MELATIH & MENILAI GURU & KEPSEK
DI KKG
MELATIH & MENILAIGURU & KEPSEK
DI SEKOLAH
KEPSEK TERMOTIVASI MENERAPKAN MBS:
MEMFALISITASI, SUPERVISI GURU &
KINERJA TERPETAKAN
SUPERVISI MANAJERIALKEPSEK DI SEKOLAH
SENEN
PBS BERHASILMENGELOLA
KKG & PENDAMP
PBS BERHASILMENGELOLA
KKG & PENDAMP
SK PENGAWASSK PENGAWAS
DIKLAT SUPERVISIAKADEMIK &MANAJERIAL
DIKLAT SUPERVISIAKADEMIK &MANAJERIAL
Tahun 2012
Setelah dilaksanakan penilaian kinerja PBS dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2009
akan diketahui PBS yang sudah berhasil dan yang belum berhasil. Bagi PBS yang sudah
berhasil membina guru akan dipromosikan sebagai pengawas. Pengawas kedepan berasal
dari PBS yang sudah menguasai teknik supervisi akademik dalam rangka meningkatkan
profesionalisme guru. Pengawas tidak lagi hanya bisa menilai saja akan tetapi lebih dari itu ia
bisa menjadi pelatih sekaligus untuk meningkatkan mutu guru. Kesulitan-kesulitan yang
dialami guru dalam meningkatkan mutu proses pembelajaran akan teratasi lebih efektif
dengan adanya pengawas yang profesional. Kehadiran pengawas yang selama ini
menakutkan akan berubah menjadi yang orang ditunggu-tunggu oleh guru.
Sebelum calon pengawas ini diberi SK sebagai pengawas sebaiknya mereka dilatih dulu
tentang supervisi manajerial. Dengan demikian pengawas akan memiliki bekal yang utuh
untuk memperbaiki pendidikan dari semua aspek. Tidak hanya perbaikan gurunya tetapi juga
perbaikan kepala sekolahnya. Disamping itu pengawas juga akan mendapat tugas lebih berat
29
yakni menjamin sistem pembinaan karir guru berjalan secara konsisten dan efektif. Sistem
pembinan karir guru dapat dilihat skema berikut ini:
BERHASILMENGELOLA
KKG & PENDAMP
BERHASILMENGELOLA
KKG & PENDAMP
YAYA
TIDAKTIDAK
PENGAWASPENGAWAS
KEPALASEKOLAHKEPALA
SEKOLAH
BiasiswaS1,S2,S3BiasiswaS1,S2,S3Model Sistem Pembinaan
Karir Guru Kabupaten KotabaruModel Sistem PembinaanKarir Guru Kabupaten Kotabaru
SELAMA 2 SEMESTER
PENGEMBANG KUR & PENILAIANPENGEMBANG
KUR & PENILAIAN
DIKLAT MANAJERIAL CAKEP & MAGANG
UJI KOMPETENSI
UJI KOMPETENSI
TERBAIK DI GUGUSTERBAIK DI GUGUS
GURUIMBASGURUIMBAS
YAYA
TIDAKTIDAK
PEMBINAAN DI KKG
PEMBINAAN DI KKG
SK PEMANDU BIDANG STUDISK PEMANDU BIDANG STUDI
DIKLAT SUPERVISIAKADEMIK &MANAJERIAL
UJI PUBLIK
Model Sisem Pembinaan karir ini sangat jelas yang dapat memberikan motivasi guru
untuk membantu mengembangkan karirnya secera terbuka dan adil. Untuk menjamin sistem
pembinaan karir guru berjalan secara adil dan konsisten diperlukan kepastian kriteria setiap
jenjang yakni kriteria PBS, kriteria pengawas dan kriteria kepala sekolah.
Kriteria PBS.
Guru-guru diberi kesempatan meningkatkan dirinya di KKG dan diakhiri dengan uji
kompetensi tiap akhir semester. Bila hasilnya terbaik di gugus akan dipromosikan sebagai
PBS. Tugas PBS kemudian membina guru-guru di KKG. Bila berhasil meningkatkan
keterampilan cara guru mengajar yang berdampak pada perobahan pola guru mengajar akan
dipromosikan menjadi calon pengawas.
Krieria Pengawas
PBS yang berhasil membina guru dipromosikan menjadi calon pengawas. Calon pengawas
akan mengikui diklat sekaligus dievaluasi perkembangannya selama diklat dan diakhiri
30
dengan uji komptensi dimensi supervisi manejerial. Bila selama diklat menunjukkan jiwa
yang ulet, punya integritas tinggi dan lulus uji kompetensi dimensi supervisi akademis dan
supervisi menajerial serta terampil mengguanakan program aplikasi office, ia akan
dinyakatan lulus dan akan mendapat SK sebagai pengawas. Untuk menjalankan tugasnya
supervisi guru dan kepala sekolah, pengawas akan diberi fasilitas transportasi yang sesuai
dengan medan binaannya. Selain itu pengawas akan difasilitasi laptop untuk merekap data
guna pemetaan mutu pendidikan. Laptop juga diperlukan pengawas untuk mempresentasikan
kepada semua pihak yang berkepentingan tentang hasil pemetaan mutu pendidikan dan
program perbaikan sebagai tindak lanjut.
Kriteria Kepala Sekolah
Setelah kuota pengawas terpenuhi, promisi guru akan diarah ke kepala sekolah. Kriteria
untuk menjadi kepala sekolah harus dari PBS yang telah membuktikan keberhasilannya
membina guru dalam memperbaiki pola pembelajaran sehari-hari di sekolah. Sebelum
ditetapkan sebagai kepala sekolah, ia harus mengkuti uji publik tentang mutu program dan
kemampuan menjawab dari pertanyaan-pertanyan audience serta kesiapan menerima
konsekuensi bila program yang dibuat tidak berjalan dengan baik dikemudian hari.
o Peningkatan Mutu Kepala Sekolah
Sergiovanni (1987) seorang senat Amerika yang tidak puas dengan mutu pendidikan di
Amerika yang terus merosot mengatakan:
”Tidak ada siswa yang tidak dapat dididik, yang ada adalah guru yang tidak berhasil
mendidik.”
” Tidak ada guru yang tidak berhasil mendidik, yang ada adalah kepala sekolah yang tidak
mampu membuat guru berhasil mendidik,”
Ibrahim Bafadol (2007) mengembangkan kerangka konseptual sistem pengembangan mutu
kepala sekolah
31
KEPALA SEKOLAH EFEKTIF
Sekelsi Admin.Seleksi Akedemik
Diklat CalonKep. Sek.
GURU (Calon Kep. Sek)
KEPALA SEKOLAH
UjiKompetensi
PembinaanKesejahteraan
Penghargaan & Perlindungan
Penilaian danSanksi
PembinaanProfesi & Karir
UjiPublik
UjiKompetensi
Program Penyegaran
+
-
+
+
+
STANDAR KOMPETENSI
KERANGKA KONSEPTUAL SISTEMIK PENGEMBANGAN MUTU KEPALA SEKOLAH
TUPOKSI
Mengadaptasi dari sistem pembiaan di beberapa manca negara dan kerangka konseptual
versi Ibrahim Bafadol dapat dijelaskan sebagai berikut. Kepala sekolah yang sudah definitif akan
akan dilakukan pembinaan melalui program kemitraan (program magang) antara sekolah maju
dan sekolah tertinggal. Tujuan program kemitraan ini untuk mempercepat transfer budaya mutu
dari sekolah maju ke sekolah tertinggal. Sekolah tertinggal yang dibina disebut sekolah imbas
dan sekolah maju yang membina disebut sekolah pengimbas. Syarat kepala sekolah yang akan
melakasankan program kemitraan bila sekolahnya sebagai berikut:
Hasil akreditasi kinerja sekolah minimal B.
Memiliki keunggulan dalam sistem pembelajaran, manajemen sekolah dan atau
pemberdayaan masyarakat
Memiliki jumlah guru yang proporsional dan profrsional
Mempunyai sarana dan prasarana yang memadai
Persentasi eklulusan minimal 75% pada tiga tahun terakhir
32
Subtansi program kemitraan secara garis besar meliputi sistem pembelajaran, sistem
manajemen sekolah, dan sistem pemberdayaan masyarakat.
Strategi Program
Program kemitraan kepala sekolah dilaksanakan 2 bulan, dengan tahapan kegiatan terdiri atas
1. workshop pembekalan materi bagi kepala sekolah imbas dan penyusunan rencana tindak
program peningkatan mutu pendidikan di sekolah imbas. Workshop dilaksanakan 1
minggu di LPMP
2. Benchmarking yang dilanjutkan dengan penyusunan rencana tindak di sekolah imbas
akan dilakukan selama 2 minggu di sekolah pengimbas.
3. Implementasi rencana tindak program kemitraan berupa penerapan program-program
peningkatan mutu di sekolah imbas selaman 2 bulan. Kegiatan ini didampingi oleh
sekolah pengimbas selama 20 hari. Pembinaan dan pengendalian program dilakukan oleh
TIM monitoring dan evaluasi program
4. Untuk mendukung implementasi rencana tindak diberikan dana block grant kepada
sekolah imbas
5. Workshop dan seminar hasil implementasi sebagai tahap akhir program kemitraan
dilaksanakan di LPMP. Kegiatan ini merupakan evaluasi akhir implementasi rencana
tindak yang sekaligus menilai ketercapaian, keberhasilan dan keberlanjutan program
kemitraan kepala sekolah.
Peningkatan Mutu Pengawas
Disamping harus menguasai berbagai teknik supervisi akademik dan manjerial, pengawas
juga harus menguasai teknik evaluasi, penelitian, statistik dan ICT. Untuk mengembangkan
kemampuan pengawas yang optimal diperlukan program diklat:
1. Teknik menyusun instrumen supervisi akademik dan manajerial
2. Teknik menggunakan berbagai metode analisis statisti hasil supervisi
3. Teknik pemetaan mutu dan penyajian dengan berbagai bentuk visual
4. Teknik publikasi hasil pemetaan dan program-program tindak lanjut dengan
memanfaatkan kecanggihan ICT
5. Melanjutkan ke jenjang S2 bahkan S3
33
Gambaran tugas pengawas sekolah
TUGAS & TANGGUNGJAWAB KOMPETENSI
SupervisorPendidikan
Melaporkan & Menindaklanjuti
Membina & Mengembangkan
Menilai
Memantau
Supervisi Manajerial
Supervisi Akademik
Ujian
LingkunganPendidikan
Siswa
TenagaKependidikan
SaranaPrasarana
PengelolaanSekolah
KurikulumSekolah
Visi, Misi dan TujuanSekolah
Hasil Belajar
Penilaian
Media & Alat
Bimbingan
ProsesPembelajaran
KurikulumMata Pelajaran
•Pribadi
•SupervisiManajerial
•SupervisiAkademik
•EvaluasiPendidikan
•Penelitian-Pengembangan
•Sosial
PARADIGMA PENYUSUNAN KOMPETENSI PENGAWAS
NANA SUDJANA 2006
KondisiIdeal
Pengawas
Melaporkan & Menindaklanjuti
Membina & Mengembangkan
Menilai
Memantau
Peningkatan Mutu Tim Pengembang Kurikulum dan Penilaian
Guru, PBS/guru inti, dan Pengawas dalam menjalankan tugasnya terikat dengan kegiatan
rutin sehingga tidak punya waktu untuk mengembangkan kurikulum dan sitem penilaian lebih
jauh. Oleh karenanya diperlukan tim khusus yang tugasnya berfikir mengembangkan kurikulum
implementatif sesuai dengan tuntutan global dan lokal. Disamping itu pengembangan sistem
penilain bukan hal yang mudah, diperlukan ahli dan waku khusus untuk mengembangkannya
sehingga pemetaan mutu pendidikan yang sebenarnya dapat dicapai.
Program peningkatan mutu Tim pengembang Kurikulum dan Penilaian akan
dikembangkan bekerjasama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen
Pendidikan Nasional di Jakarta. Tim ini mempunyai beban tugas sama dengan guru yakni 24
jam. Sebanyak 4 jam di sekolah dan 20 jam mengembangkan kurikulum dan penilaian
34
Penjaminan Mutu Pendidikan
Untuk menjamin program-program di atas terlaksana tepat sasaran dan efisien serta hasilnya
dapat dipertanggungjawabkan diperlukan siklus penjaminan. Siklus penjaminan mutu meliputi:
1. pemetaan mutu pendidikan mengacu pada standar nasional
2. mengembangkan dan mengelola sistem data dan informasi mutu pendidikan
3. mengembangkan program percepatan mutu pendidikan
4. melakukan supervisi dan pendampingan pelaksanaan program sekolah
5. Melakukan fasilitasi sumberdaya pendidikan
6. Melakukan monitoring dan evaluasi
35
BAB III
TARGET DAN TAHAPAN PROGRAM KEGIATAN
UNTUK MENCAPAI TARGET
Sistem Penjaminan Mutu
1. Pemetaan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
2. Mengembangkan sistem data dan informasi mutu
3. Program Percepatan peningkatan mutu
4. Monitoring dan Evaluasi
5. Pelaporan pencapaian kinerja
Target Kondisi Tahun 2012Satuan pendidikan ibarat pabrik perlu diperbaiki kinerjanya bila menginginkan produk prabrik
berkualitas. Output pendidikan tidak dapat meningkat secara optimal bila kinerja sekolah tidak
diperbaiki. Kinerja sekolah miliputi kinerja guru yang mengolah bahan mentah menjadi bahan
jadi, kepala sekolah mengelola sekolah dengan memberikan iklim kerja yang memungkinkan
guru-guru berkreasi. Sedangkan pengawas memantau, menilai, dan memperbaiki kinerja sekolah.
Nilai Ujian Sekolah dan Ujian Nasional hanyalah efek dari penyebab.
SD
1. Tersedianya 176 pengawas SD Terpilih, terlatih & terbukti berhasil membina guru,
menjadi penilai dan pelatih seluruh guru SD dari 3 bidang studi yang di UNkan.
2. KKG sebagai pusat pelatihan guru dan kepala sekolah yang efektif dan berbasis ICT
3. SD Inti sebagai pusat database gugus
4. Semua SD memiliki KIT IPA SEQIP dan KIT Matematika MEQIP
5. Semua SD Inti memiliki komputer, handycame, foto digital dan alat komunikasi (telpon
kabel dan faximail)
6. SD-SD satu halaman dijadikan satu (regrouping)
36
7. Adanya 16 SD berstandar Nasional
8. Adanya 4 SD bertaraf Internasional
9. Adanya 32 ruang KKG
10. Adanya 4 ruang pusat pelatihan guru dari beberapa kecamatan
11. Adanya 10 S2 guru IPA, 10 S2 Matematika, 10 S2 Bahasa Indonesia, 5 S2 ICT dan 5 S2
Bahasa Inggris
12. Adanya 5 S2 penelitian dan evaluasi, 5 S2 Pskometri, 5 S2 Kurikulum, dan 5 S2
Manajemen Pendidikan SD
SMP
13. Adanya 20 pengawas bidang studi SMP yang terpilih dan terlatih
14. Tersedianya 4 ruang MGMP dilengkapi dengan 4 ruang Lab IPA dan isinya, 4 Lab
Matematika dan isinya dan 4 Lab komputer dan isinya.
15. Terlaksananya kegiatan MGMP berbasis ICT
16. Adanya 5 S2 guru IPA, 5 S2 Matematika, 5 S2 Bahasa Indonesia, 5 S2 Bahasa Inggris, 5
S2 ICT, dan 5 S2 guru IPS
17. Adanya 2 S2 penelitian dan evaluasi, 2 S2 Pskometri, 2 S2 Kurikulum, dan 2 S2
Manajemen Pendidikan SMP
18. Terwujudnya 10 SMP berstandar Nasional
19. Terwujudnya 2 SMP bertaraf internasional
SMA
20. Adanya 18 pengawas bidang studi SMA yang terpilih dan terlatih
21. Tersedianya 1 ruang MGMP dilengkapi dengan 1 ruang Lab Fisika, Kimia, Biologi, dan
isinya, dan 1 Lab komputer dan isinya.
22. Terlaksananya kegiatan MGMP berbasis ICT
23. Adanya 3 S2 guru Fisika, 3 S2 Kimia, 3 S2 Biologi, 3 S2 Ekonomi, 3 S2 Geografi, 3 S2
Sosiologi, S2 Matematika, 3 S2 Bahasa Indonesia, 3 S2 ICT dan 3 S2 Bahasa Inggris
24. Adanya 2 S2 penelitian dan evaluasi, 2 S2 Pskometri, 2 S2 Kurikulum, dan 2 S2
Manajemen Pendidikan SMA
25. Terwujudnya 5 SMA berstandar Nasional
26. Terwujudnya 1 SMA bertaraf internasional
37
SEMUA JENJANG
27. Semua guru menggunakan PAKEM
28. Semua guru terampil mengembangkan Karya Tulis Ilmiah sehingga dapat naik pangkat
ke IV/b dan lulus sertifikasi guru
29. Semua Kepala sekolah menggunakan MBS
30. 100 % guru memiliki kualifikasi S1
31. Semua kepala sekolah memiliki serifikat kompetensi kepala sekolah
32. Semua pengawas memiliki sertifikat kompetensi pengawas
33. Peta kinerja guru, kepek, TU, Pustakawan, Laboran mudah diakses dalam database
34. Terlaksananya insentif berbasis kinerja
35. Adanya satu Balai Diklat Pendidik dan Tenaga Kependidikan tingkat Kabupaten
Kotabaru
36. Berkembangnya TIM pengembang kurikulum dan penilaian
38
TAHAPAN PROGRAM KEGIATAN UNTUK MENCAPAI TARGET
Program Kegiatan Tahun 2007
1. Uji kompetensi 1000 guru SD dan penetapan calon PBS (IPA, Mat & B. Ind)
2. Diklat 64 Calon PBS IPA sebagai calon pelatih guru IPA SD Tingkat Dasar
3. SK Bupati/Kepala Disdik sebagai PBS IPA
4. Penetapan SD Inti tiap gugus
Program Kegiatan Tahun 2008
1. Diklat Guru IPA SD tingkat dasar di 32 gugus
2. Pemberian blockgrant KKG IPA untuk 32 gugus
3. Pelaksanaan KKG IPA dan pendampingan dengan model Lesson Study
4. Workshop pengawas dan kepsek dalam penyusunan instrumen dan pelaksanaan supervisi
kegiatan KKG dan pembelajaran IPA di sekolah
5. Evaluasi kinerja PBS
6. Pemberian insentif PBS berbasis kinerja
7. Monitoring dan evaluasi program
8. Diklat PBS IPA sebagai pelatih guru IPA SD tingkat Lanjut
9. Diklat Calon PBS Matematika sebagai calon pelatih guru matematika SD tingkat dasar
10. SK Bupati/Kepala Disdik sebagai PBS Matematika
11. Biasiswa ke S-1 bagi 400 guru (diutamakan ke jurusan IPA, Mat,B.Ind, dan IPS)
12. Pengadaan Balai Pelatihan Guru tingkat Kabupaten
13. Pengadaan komputer, handycame, kamera digital, dan jaringan internet Speedy untuk
setiap SD Inti
14. Pemasangan jaringan telpon kabel dan faximail untuk 234 SD
15. Sertifikasi bagi PBS yang berhasil, S1, gol III-c dan 8 tahun jadi guru.
16. Diklat Penelitian Tindakan Kelas bagi guru
17. Diklat Karya Tulis Ilmiah Online
18. Pengadaan alat KIT IPA SEQIP untuk 234 SD dan 32 KKG
19. Pengadaan alat KIT Matematika MEQIP 234 SD dan 32 KKG
20. Pengadaan 32 ruang KKG.
21. Uji kompetensi 1000 guru SMP, SMA & SMK dan penetapan calon guru Inti
39
22. Diklat calon guru inti SMP dan SMA MIPA dan Bahasa Inggris tingkat dasar
23. SK Bupati/kadisdik sebagai guru inti MIPA dan Bahasa Inggris
24. Penerbitan buletin pendidikan
25. Diklat ICT bagi guru, kepala sekolah dan pengawas
26. Pembekalan guru berprestasi ke tinggkat propinsi
Program Kegiatan Tahun 2009
1. Diklat guru matematika SD tingkat dasar di 32 gugus
2. Diklat guru IPA SD tingkat lanjut di 32 gugus
3. Pemberian blockgrant KKG IPA dan Matematika SD
4. Pelaksanaan KKG IPA dan Matematika serta pendampingan dengan model Lesson Study
5. Workshop pengawas dan kepsek dalam penyusunan instrumen dan pelaksanaan supervisi
kegiatan KKG dan pembelajaran IPA dan Matrmatika di sekolah
6. Evaluasi kinerja PBS dan pemberian insentif berbasis kinerja
7. Monitoring dan evaluasi program
8. Diklat PBS IPA sebagai pelatih guru IPA SD tingkat menengah di P4TK Bandung
9. Biasiswa S2 pendidikan IPA SD bagi 10 PBS IPA terbaik di UPI
10. Diklat Asisten PBS IPA tingkat dasar
11. Diklat PBS Matematika sebagai pelatih guru matematika SD tingkat lanjut
12. Biasiswa S2 pendidikan Matematika SD bagi 10 PBS Matematika terbaik
13. Diklat calon PBS Bahasa Indonesia tingkat dasar
14. SK Bupati/Kepala Disdik sbg PBS Bahasa Indonesia
15. Usulan pengadaan alat KIT Bahasa Indonesia untuk 32 KKG dan 234 SD
16. Sertifikasi bagi PBS yang berhasil, S1, gol III-c dan 8 tahun jadi guru
17. Rekrutmen pengawas dari PBS IPA yang memiliki sertifikat guru
18. Rekrutmen anggota Tim Pengembang kurikulum, model-model pembelajaran dan
penilaian IPA SD
19. Diklat sertifikasi kompetensi supervisi akademik dan majerial pengawas IPA tingkat
dasar
20. Biasiswa 400 guru ke S1 (diutamakan jurusan IPA, Matematika, Bhs Indonesia, dan IPS
untuk SD)
21. Diklat TOT bagi guru inti SMP dan SMA tingkat lanjut MIPA dan Bahasa Inggris
40
22. Diklat in service training bagi guru MIPA dan Bahasa Inggris SMP dan SMA
23. Blockgrant MGMP SMP dan SMA MIPA dan Bahasa Inggris
24. Pelaksanaan MGMP MIPA dan Bahasa Inggris dan pendampingan
25. Workshop pengawas dan kepsek dalam penyusunan instrumen dan pelaksanaan supervisi
kegiatan MGMP dan pembelajaran MIPA dan B. Inggris di sekolah.
26. Monitoring dan evaluasi pragram (dokumen, pelakasaan dan hasil)
27. Evaluasi kinerja guru inti dan Pemberian insentif guru inti berdasarkan kinerja
28. Biasiswa S2 MIPA, Bahasa Inggris, Teknologi pembelajaran, Evaluasi, Pskometri,
kurikulum dan manajemen pendidikan
29. Pembinaan program olimpiade MIPA
30. Mengembangkan buletin pendidikan
31. Diklat ICT bagi guru, kepala sekolah dan pengawas
32. Pembekalan guru berprestasi ke tinggkat propinsi
Program Kegiatan Tahun 2010
1. Diklat Guru Bahasa Indonesia SD tingkat dasar
2. Diklat Guru Matematikan SD tingkat lanjut
3. Diklat Guru IPA SD tingkat menengah
4. Pemberian blockgrant KKG IPA, Matematika dan Bahasa Indonesia SD
5. Pelaksanaan KKG IPA, Matematika dan B. Indenesia serta pendampingan
6. Workshop pengawas dan kepsek dalam penyusunan instrumen dan pelaksanaan supervisi
kegiatan KKG dan KBM IPA, Matematika dan Bahasa Indonesia
7. Evaluasi kinerja PBS IPA, Mat dan B.Ind dan pemberian insentif berbasis kinerja
8. Monitoring dan evaluasi program
9. Diklat PBS IPA sebagai pelaigu guru IPA SD tingkat tinggi
10. Diklat Asisten PBS IPA sebagai pelatih Guru IPA SD tingkat dasar
11. Diklat PBS Matematika sebagai pelatih guru matematika SD tingkat menengah
12. Diklat asisten PBS Matematika sebagai pelatih guru matematika SD tingkat dasar
13. Diklat PBS B Indonedia sebagai pelatih guru Bahasas Indeonsia SD tingkat lanjut
14. Rekrutmen pengawas dari PBS Matematika yang berhasil
15. Rekrutmen anggota Tim Pengembang kurikulum, model-model pembelajaran dan
penilaian Matematika
41
16. Beasiswa 10 guru S2 Bahasa Indonesia SD dan 5 guru S2 ICT.
17. Diklat supervisi akademik dan manajerial bagi pengawas IPA tingkat lanjut
18. Diklat supervisi akaemik dan manajerial bagi pengawas Matematika tingkat dasar
19. Sertifikasi bagi asisten PBS yang berhasil, S1, gol III-c dan 8 tahun jadi guru
20. Rekrutmen kepala sekolah dari Asisten PBS IPA yang berhasil
21. Program kemitraan tingkat dasar kepala sekolah baru dengan SD yang maju
22. Biasiswa 400 guru ke S1 (diutamakan jurusan IPA, Matematika, Bhs Indonesia, dan IPS
untuk SD)
23. Diklat guru inti SMP dan SMA tingkat lanjut semua mapel yang di UN-kan
24. SK Bupati/kadisdik sebagai guru inti
25. Blockgrant MGMP SMP dan SMP Mapel yg di UN-kan
26. Pelaksanaan MGMP semua mapel yang di UN-kan dan pendampingan
27. Workshop pengawas dan kepsek dalam penyusunan instrumen dan pelaksanaan supervisi
kegiatan MGMP dan KBM semua Mapel yg di UN-kan.
28. Monitoring dan evaluasi thd guru, PBS, kepsek dan pengawas
29. Evaluasi kinerja guru inti dan pemberian insentif guru inti berdasarkan kinerja
30. Biasiswa S2 Bahasa Indonesia, Fisika, Kimia, Biologi, Matematika, Bahasa Inggris,
Ekonomi, Geografi, Sejarah, Teknologi pembelajaran, Evaluasi, Pskometri, kurikulum
dan manajemen pendidikan
31. Pembinaan program olimpiade MIPA
32. Mengembangkan buletin pendidikan
33. Diklat ICT bagi guru, kepala sekolah dan pengawas
34. Pembekalan guru berprestasi ke tinggkat propinsi
Program Kegiatan Tahun 2011
1. Diklat Guru Bahasa Indonesia SD tingkat lanjut
2. Diklat Guru Matematikan SD tingkat menengah
3. Diklat Guru IPA SD tingkat tinggi
4. Pemberian blockgrant KKG IPA, Matematika dan Bahasa Indonesia SD
5. Pelaksanaan KKG IPA, Matematika dan B. Indenesia serta pendampingan
6. Workshop pengawas dan kepsek dalam penyusunan instrumen dan pelaksanaan supervisi
kegiatan KKG dan KBM IPA, Matematika dan B. Indonesia
42
7. Evaluasi kinerja PBS dan pemberian insentif berbasis kinerja
8. Monitoring dan evaluasi program
9. Pemberian insentif PBS IPA, Matematika dan B. Indonesia berdasarkan kinerja
10. Diklat PBS IPA sebagai pelatih guru IPA SD tingkat tinggi
11. Diklat Asisten PBS IPA sebagai pelatih guru IPA tingkat dasar
12. Diklat PBS Matematika sebagai pelatih guru matemaika SD tingkat tinggi
13. Diklat asisten PBS Matematika sebagai pelatih guru matematika SD tingkat dasar
14. Diklat PBS Bhs Indonedia sebagai pelatih guru bhs indonesia SD tingkat lanjut
15. Rekrutmen pengawas dari PBS Bahasa Indonesia yang berhasil
16. Diklat supervisi akademik dan manjerial pengawas IPA tingkat menengah
17. Diklat supervisi akademik dan manjerial pengawas Matematika tingkat lanjut
18. Diklat supervisi akademik dan manjerial pengawas Bahasa Indonesia tingkat dasar
19. Sertifikasi bagi asisten PBS yang berhasil, S1, gol III-c dan 8 tahun jadi guru
20. Rekrutmen kepala sekolah dari Asisten PBS IPA yang berhasil
21. Rekrutmen kepala sekolah dari Asisten PBS Matematika yang berhasil
22. Program kemitraan tingkat dasar dan lanjut kepala sekolah baru dengan SD yang maju
23. Biasiswa 400 guru ke S1 (diutamakan jurusan IPA, Matematika, Bhs Indonesia, dan IPS
untuk SD)
24. Diklat guru inti SMP dan SMA tingkat lanjut mapel yg di UNkan
25. SK Bupati/kadisdik sebagai guru inti
26. Blockgrant MGMP SMP dan SMP Mapel yg di UNkan
27. Pelaksanaan MGMP semua mapel yg di UNkan dan pendampingan
28. Workshop pengawas dan kepsek dalam penyusunan instrumen dan pelaksanaan supervisi
kegiatan MGMP dan KBM semua Mapel yg di UNkan.
29. Monitoring dan evaluasi program pembinaan guru dan kepsek SMP dan SMA
30. Pemberian insentif guru inti semua mapel yg di UNkan berdasarkan kinerja
31. Pembinaan program olimpiade MIPA
32. Mengembangkan buletin pendidikan
33. Diklat ICT bagi guru, kepala sekolah dan pengawas
34. Pembekalan guru berprestasi ke tingkat propinsi
43
Program Kegiatan Tahun 2012
1. Diklat Guru Bahasa Indonesia SD tingkat menengah
2. Diklat Guru Matematikan SD tingkat tinggi
3. Diklat Guru IPA SD pengembangan model-model pembelajaran dan penilaian
4. Pemberian blockgrant KKG IPA, Matematika dan Bahasa Indonesia SD
5. Pelaksanaan KKG IPA, Matematika dan Bahasa Indenesia serta pendampingan dengan
model Lesson Study
6. Workshop pengawas dan kepsek dalam penyusunan instrumen dan pelaksanaan supervisi
kegiatan KKG dan pembelaranIPA, Matematika dan B. Indonesia SD
7. Evaluasi kinerja PBS dan pemberian insentif berbasis kinerja
8. Monitoring dan evaluasi program (dokumen, pelaksanaan, hasil)
9. Diklat PBS IPA sebagai pelatih guru IPA SD tingkat tinggi
10. Diklat Asisten PBS IPA sebagai pelatih guru IPA SD tingkat dasar
11. Diklat PBS Matematika sebagai pelatih guru matematika SD tingkat tinggi
12. Diklat asisten PBS Matematika sebagai pelatih guru matematika SD tingkat dasar
13. Diklat PBS Bhs. Indonedia sebagai pelatih guru Bhs Indonesia SD tingkat lanjut
14. Rekrutmen pengawas dari PBS Bahasa Indonesia yg berhasil
15. Diklat supervisi akademik dan manjerial pengawas IPA tingkat tinggi
16. Diklat supervisi akademik dan manjerial pengawas Matematika tingkat menengah
17. Diklat supervisi akademik dan manjerial pengawas Bahasa Indonesia tingkat lanjut
18. Sertifikasi bagi asisten PBS yang berhasil, S1, gol III-c dan 8 tahun jadi guru
19. Rekrutmen kepala sekolah dari Asisten PBS IPA yang berhasil
20. Rekrutmen kepala sekolah dari Asisten PBS Matematika yang berhasil
21. Rekrutmen kepala sekolah dari asisten PBS Bahasa Indonesia yang berhasil
22. Program kemitraan tingkat dasar dan lanjut kepala sekolah baru dengan SD yang maju
23. Biasiswa 400 guru ke S1 (diutamakan jurusan IPA, Matematika, Bhs Indonesia, dan IPS
untuk SD)
24. Diklat guru inti SMP dan SMA tingkat lanjut mapel yang di UN-kan
25. SK Bupati/kadisdik sebagai guru inti
26. Blockgrant MGMP SMP dan SMA Mapel yang di UN-kan
27. Pelaksanaan MGMP SMP, SMA, SMK dengan model Lesson Study
44
28. Workshop pengawas dan kepsek dalam penyusunan instrumen dan pelaksanaan supervisi
kegiatan MGMP dan pembelajaran di sekolah Mapel yang di UN-kan.
29. Monitoring dan evaluasi program pembinaan guru, kepala sekolah, dan pengawas SMP
dan SMA.
30. Evaluasi kinerja guru inti dan pemberian insentif guru inti berdasarkan kinerja
31. Pembinaan program olimpiade MIPA SMP dan SMA
32. Mengembangkan buletin pendidikan
33. Diklat ICT bagi guru, kepala sekolah , pengawas, TU, Pustakawan, dan Laboran
34. Pembekalan guru berprestasi ke tingkat propinsi
45
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Contoh Standar Kegiatan KKG dan MGMP
No Komponen Subkomponen Indikator Ada
ya tdk
1. Standar Isi 1.1 Frekuensi,
durasi dan
jadwal
Jumlah pertemuan KKG min 12 kali
Pertemuan KKG dari jam 08.00-14.00
Tiap PBS mendampingi guru di sekolah min 16 kali tiap semester
Jumlah pertemuan KKPBS min 16 kali
Pertemuan KKPBS dari jam 08.00-11.00
1.2 Struktur
Kegiatan KKG
Idenifikasi dan mamecahkan masalah KBM minggu yang lalu serta sharing keberhasilan
Merancang KBM minggu yang akan datang:
o Membaca buku IPA guru
o Kerja praktek
o Memperbaiki Silabus dan RPP
Peer Teaching (memodelkan KBM)
Refleksi dari yang peer teaching
Feedback dari teman sejawat
Perbaikan Rancangan KBM
Mengatur peminjaman alat dan bahan praktek
Mendiskusikan padanan alat/pengganti alat yang tidak ada/yang sulit diadakan
1.3 Sruktur
Kegiatan
Pendampingan
KBM
Diskusi pra observasi KBM
Observasi KBM dgn lembar observasi
Refleksi guru imbas selama KBM
Feed back dari PBS berdasarkan hasil isian lembar observasi
Feed back dari pengawas
Feed back dari teman sejawat
Diskusi pemecahan masalah perbaikan rencana pelaksanaan KBM berikutnya
1.4 Struktur Laporan hasil pendampingan (berdasarkan hasil observasi KBM)
46
No Komponen Subkomponen Indikator Ada
ya tdk
Kegiatan
KKPBS
Identifikasi masalah kompetensi guru
Analisis faktor-faktor penyebab
Diskusi solusi
Membuat rumusan masalah (mengandung hubungan antara variabel-variabel tindakan dan efek dari tindakan)
Memperbaiki rencana kegiatan pertemuan KKG berikutnya
Memperbaiki rencana kegiatan pendampingan terhadap guru berikutnya
2 Standar
Proses
2.1 PBS
memberikan
keteladanan
PBS memberikan contoh/model KBM dalam bentuk peer teaching
PBS memberikan contoh/model KBM dalam bentuk real teaching
PBS hadir tepat waktu/sebelum jadwal
2.2 Iklim kerjasama Tiap guru menyampaikan sesuatu secara bebas, tanpa merasa tertekan (dipotong)
Tiap guru merasa terbantu oleh teman sejawat
Tiap guru siap mengritik/
Tiap guru siap dikritik
Tukar menukar informasi,pengalaman atau ide-ide/ saling pinjam bahan ajar
Saling memotivasi untuk meningkatkan kompetensi
Tiap PBS mengembangkan kerjasama denga pengawas dan kepala SD inti
2.3 Monioring dan
Evaluasi
Pengawas memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan KKG dan KKPBS
Kepala SD Inti memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan KKG dan KKPBS
Kepala SD imbas memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan KKG
Dinas pendidikan kota memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan KKG
LPMP memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan KKG, pendampingan dan KKPBS
3 Standar Hasil 3.1 Keterampilan
ilmiah
90 % guru terampil menggunakan alat dan bahan praktek
90 % guru dapat membedakan antara fakta dan opini
47
No Komponen Subkomponen Indikator Ada
ya tdk
90% guru dapat membuat kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan/praktek
90 % guru dapat merekam hasil pengamatan dengan lengkap dan akurat
90 % guru dapat mengaitkan hasil kesimpulan dengan fenomena sehari-hari
3.2 Sikap ilmiah semua guru memiliki rasa ingin tahu
semua guru mengkomunikasikan pengalaman dan ide-ide
semua guru bersedia diamati dlm KBM
semua guru percaya diri dapat menggunkan inkuiri ilmiah
semua guru bersikap objektif / apa adanya dalam menyampaikan sesuatu
3.3 Keterampilan
mengelola KBM
Minimal 70 % dari 19 item lembar observasi KBM terpenuhi saat peer teaching
Minimal 75 % dari 19 item lembar observasi KBM terpenuhi saat real teaching
4 Standar
Kompetensi
PBS
4.1 Kinerja KBM Minimal 90 % dari 19 item lembar observasi KBM terpenuhi
4.2 Leadership Mampu mendorong interaksi
Mampu memberikan kegiatan yang menantang
Mampu melayani kebutuhan guru
Mampu mendorong guru untuk menyampaikan ide/pengalaman
Mampu memadukan ide-ide menjadi kesimpulan/rekomendasi
Mampu mendorong guru untuk membuat aturan main/tatatertib/kesepakatan
5 Standar
Manajemen
5.1 Koordinasi Saat penyusunan program kegiatan KKG melibatkan semua anggota KKG
Saat penyusunan program kegiatan KKG melibatkan semua kepala SD Imbas
Saat penyusunan program kegiatan KKG melibatkan Kepala SD Inti
Saat penyusunan program kegiatan KKG melibatkan pengawas
Saat penyusunan program kegiatan KKG membahas penggunaan keuangan KKG secara terbuka
Adanya tatatertib/aturan main / kesepakan-kesepakatan untuk
48
No Komponen Subkomponen Indikator Ada
ya tdk
meningktakan mutu kegiatan KKG Adanya tatatertib/aturan main /
kesepakan-kesepakatan untuk meningktakan mutu kegiatan pendampingan guru imbas dalam KBM
Adanya tatatertib/aturan main / kesepakan-kesepakatan untuk meningktakan mutu kegiatan KKPBS
5.2 Administrasi Ada daftar hadir anggota KKG
Struktur organisasi KKG
SK dari Dinas Pendidikan
Ada catatan pendampingan Pengawas
Ada catatan pendampingan Ka SD Inti
Adaa catatan pendampingan Kep SD Imbas
Adanya buku tamu/nara sumber
Tersedia jadwal pendampingan KBM
Hasil pengamatan real teaching guru dan dukumen pendampingan dalam ordner khusus
Hasil pengamatan peer teaching dan dukumen KKG dalam ordner khusus
Adanya ordner khusus untuk kumpulan administrasi umum
Hasil refleksi dan feedback real teaching terdokumen
Adanya dokumen hasil identifikasi masalah dan solusi KBM minggu yg lalu
Adanya dokumen hasil perencanaan KBM minggu yang akan datang
Hasil refleksi dan feedback peer teaching terdokumen
Adanya foto kegiatan KKG
Adanya dokumen hasil perbaikan perenc. KBM minggu yg akan datang
Adanya dokumen plan dlm lesson study
Adanya dokumen do dlm lesson study
Adanya dokumen reflection dlm lesson study
Adanya foto kegiatan KKPBS
Adanya foto pendampingan guru
Adanya foto peer teaching
49
No Komponen Subkomponen Indikator Ada
ya tdk
Adanya foto plan dalam lesson study
Adanya foto do dalam lesson study
Adanya foto reflection dlm lesson study
Adanya VCD real teaching
Adanya VCD peer teaching
Tersedia dafar hadir guru
Adanya VCD Lesson Study
6 Standar
Sarana dan
Prasarana
6.1 Alat Praktek Tersedia KIT IPA SD untuk murid
KIT IPA SD murid lengkap
Tersedia KIT IPA Guru
KIT IPA Guru lengkap
Tersedia KIT lain yang menunjang
6.2 Buku Tiap guru memiliki buku IPA Guru
Tersedia buku IPA lain yang menunjang
Tiap guru memiliki buku siswa
Adanya buku petunjuk perawatan alat
Adanya buku percobaan siswa
Adanya buku miskonsepsi IPA
6.3 Ruangan dan
mebeler
Tersedia ruangan khusus kegiaan KKG
Tersedia meja dan kursi untuk guru yang memadai
Tersedia almari untuk arsip dan dukumen KKG
6.4 Multi Media dan
Teknologi
Informasi
Tersedia Foto digital
Tersedia Handycame/ video recorder
Tersedia voice recorder
Tersedia VCD player
Tersedia TV
Tersedia VCD pembelajaran
Tersedia OHP
Tersedia LCD
Tersedia Komputer
Tersedia koneksi Internet
50
No Komponen Subkomponen Indikator Ada
ya tdk
7 Standar
Penilaian
7.1 Nilai Unjuk
Kerja
Adanya nilai inkuiri ilmiah real teaching tiap guru 2 kali tiap semester
7.2 Nilai IPA Adanya nilai praktek tiap guru (dengan soal UAS yg sudah diujikan) 1x tiap sem
Adanya nilai teori tiap guru (degan soal UAS yg sudah diujikan) 1x tiap semester
7.3 Nilai Motivasi
Berprestasi
Adanya nilai motivasi berprestasi selama kegiaan KKG dan pendampingan
8 Lesson Study 8.1 Frekuensi PBS sbg model dalam Lesson Study minimal 2 kali tiap semester
Guru sebagai Model dalam Lesson Study minimal 2 kali tiap semester
8.2 Plan Penyusunan RPP dilakukan bersama anggota KKG, Widyaiswara/Dosen, Pengawas dan Kep SD Inti
RPP diujicobakan dengan Peer Teaching
Feedback penampilan peer teaching
8.3 Do Pengamat yang hadir semua anggota KKG, Pengawas, KS Inti, KS Imbas, dan atau widyaiswara/dosen
Pengamat mencatat kapan siswa belajar
Pengamat mencatat kapan siswa merasa Bosan belajar
Pengamat mencatat apa yang dapat dipelajari dari pengamatan aktifitas siswa dan refleksi
8.4 Reflection Semua pengamat menyampaikan hasil pengamatannya kapan siswa belajar baik tertulis maupun lisan
Pengamat menyampaikan hasil pengamatannya kapan siswa merasa Bosan belajar
Pengamat menyampaikan hasil pengamatannya apa yang dapat dipelajari dari pengamatan aktifitas siswa dan refleksi
9 Penelitian
Tindakan
kelas
9.1 Target 80 % PBS melaksanakan peneliian tindakan kelas dengan memanfaatkan kegiatan lesson study
10 Pelaporan 10.1 Laporan
kemajuan
Melaporkan kemajuan hasil kegiatan KKG ke Kasi Fasilitasi SDP
Melaporkan kemajuan hasil kegiatan
51
No Komponen Subkomponen Indikator Ada
ya tdk
pendampingan ke Kasi Fasilitasi SDP 10.2 Laporan
Kegiatan
Melaporkan hasil kegiatan kepada Ketua KKG kepala SD inti dan pengawas
10.3 Laporan
Akuntabilitas
Melaporkan semua kegiatan beserta bukti fisik
10.4 Desiminasi /
seminar hasil
KKG
Rekap Masalah KBM
Analisis Penyebab
Solusi
Rekomendasi
Hasil pendampingan
Hasil KKG
Hasil Lesson Study
Hasil Kemitraan dengan pengawas
11
Publikasi
11.1 Jenis Buletin/majalah Jurnal Koran
11.2 Isi Memuat info kegiatan KKG dan MGMP
Memuat info kegiatan pendampingan
Memuat info kegiatan Lesson Study
Memuat info kegiatan KKKS dan MKKS
Memuat info kegiatan KKPS dan MKPS
Memuat info inovasi Pembelajaran Guru
Memuat info hasil UAS / UN
Memuat info nilai kinerja guru
Memuat info motivasi berpretasi individual guru
11.3 Waktu
penerbitan
3 bulan 6 bulan 1 tahun
11.4 Pendistribusian Guru
Sekolah
Gugus
Disdik
BKD
Walikota
52
No Komponen Subkomponen Indikator Ada
ya tdk
DPRD
BAPPEDA
12 Lomba 12.1 Lomba Guru Lomba Sains Guru
Lomba Inovasi Pembelajaran Guru12.2 Lomba siswa Lomba Sains Siswa
Persiapan Olimpiade Sains tiap gugus
Persiapan Olimpiade Sains tingkat kabupaten
13 Capacity
building
13.1 Penguatan PBS Belajar ICT Pendalaman Materi PBS
Indikator Prestasi PBS adalah:
1. Terjadinya perubahan cara guru mengajar sesuai dengan pendekatan inkuiri2. Terjadinya pingkatan motivasi berpretasi guru3. Terjadinya peningkatan nilai IPA guru4. Terjadinya perubahan sikap siswa terhadap IPA yakni semakin senang, aktif ,paham
dan kreatif.5. Adanya kader guru imbas yang memiliki kompetensi sebagai PBS.
Catatan: Observasi KBM = Pendampingan PBS terhadap guru saat KBM
53
Contoh MoU antara Walikota banjarbaru dan LPMP
Pada hari ini, Senin tanggal Tiga bulan September tahun Dua Ribu Tujuh, dilaksanakan penandatanganan naskah kerjasama peningkatan mutu pendidikan Kota Banjarbaru, dengan ketentuan sebagai berikut:
Bab IKETENTUAN UMUM
Pasal 1Kerjasama bidang pendidikan ini dilaksanakan antara Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Kalimanatan Selatan (PIHAK I) dengan Walikota Banjarbaru (PIHAK II), Kepala Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru (PIHAK III), Pengawas Sekolah (PIHAK IV), dan Kepala Sekolah Dasar (PIHAK V) mengenai PROGRAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR.
Bab IITUJUAN
Pasal 2Tujuan dilaksanakan kerjasama ini adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Sekolah Dasar Kota Banjarbaru.
Bab IIITUGAS DAN KEWENANGAN
Pasal 3Tugas LPMP Provinsi Kalimantan Selatan
Sebagai PIHAK PERTAMA, LPMP Provinsi Kalimantan Selatan akan memberikan berbagai fasilitas, seperti berikut:1. Memberikan bantuan dana block grant untuk KKG, MGMP SMP dan SMA, KKKS, MKKS, KKPS, MKPS,
subsidi pengawas, dan honor guru bantu.2. Menyediakan instrumen monitoring dan evaluasi. 3. Membina Kepala Sekolah dan PBS IPA yang memperoleh nilai C dan D bersama dengan Dinas Pendidikan
Kota Banjarbaru.4. Melaksanakan monitoring dan evaluasi bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Banjarbaru5. Menyerahkan hasil monitoring dan evaluasi terhadap kepala sekolah, pengawas dan PBS IPA kepada Walikota
dan Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru.6. Membuat dan menyerahkan sertifikat bagi kepala sekolah dan PBS IPA yang memperoleh nilai A kepada
Walikota untuk pengesahan.
Pasal 4Tugas Walikota
1. Memerintahkan Dinas Pendidikan bekerjasama dengan LPMP untuk memonitor dan mengevaluasi kinerja Kepala Sekolah dan PBS IPA dan hasilnya diserahkan ke Walikota.
2. Memberikan Reward kepada Kepala Sekolah dan PBS IPA yang memperoleh nilai A. 3. Meminta laporan hasil binaan Dinas Pendidikan bagi Kepala Sekolah dan PBS IPA yang nilainya C dan D.
Pasal 5Tugas Dinas Pendidikan
1. Bekerjasama dengan LPMP untuk melaksanakan monitoring dan evaluasi kinerja kepala sekolah dan PBS IPA.2. Membina Kepala Sekolah dan PBS IPA yang memperoleh nilai C dan D bersama dengan LPMP Provinsi
Kalimanatan Selatan.3. Menyiapkan calon-calon kepala sekolah.
Pasal 6Tugas Pengawas
1. Menyusun kriteria dan indikator keberhasilan pendidikan dan pembelajaran di sekolah.2. Membimbing guru dalam menentukan aspek-aspek yang penting dinilai dalam pembelajaran mata pelajaran
IPA di SD.
54
3. Menilai kinerja PBS IPA dalam membimbing guru di KKG dan mendampingi guru di sekolah untuk meningkatkan mutu proses pembelajaran di SD/MI
4. Menilai kinerja Kepala Sekolah dalam melaksanankan supervisi kegiatan KKG IPA dan proses pembelajaran untuk meningkatkan mutu guru dan pembelajaran IPA.
5. Memantau pelaksanaan pembelajaran dan hasil belajar siswa serta menganalisisnya untuk perbaikan mutu pembelajaran.
Pasal 7Tugas Kepala Sekolah
1. Melaksanakan supervisi kegiatan KKG IPA minimal 3 kali tiap semester 2. Melaksanakan secara penuh setiap kali pelaksanaan supervisi kegiatan KKG IPA. 3. Memberikan masukan-masukan yang berguna untuk peningkatan mutu profesionalisme guru setiap kali datang
di KKG. 4. Menugaskan guru untuk mengikuti kegiatan KKG secara penuh. 5. Melaksanakan supervisi proses pembelajaran IPA di sekolah minimal 3 kali tiap semester dan hasilnya
diserahkan ke pengawas.Bab IV
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABANPasal 8
1. Laporan pertanggungjawaban kegiatan yang dilaksanakan sebagai akibat dari kerjasama ini dilaksanakan sesuai dengan fungsi setiap pihak yang terlibat.
2. LPMP Provinsi Kalimantan Selatan membuat laporan pertanggungjawaban kegiatan yang meliputi hasil-hasil monitoring dan evaluasi dalam satu periode kegiatan.
3. Dinas Pendidikan membuat laporan pertanggungjawaban kegiatan yang meliputi hasil-hasil pembinaan terhadap kinerja kepala sekolah.
4. Pengawas membuat laporan pertanggungjawaban kegiatan yang meliputi hasil-hasil supervisi dan penilanan kepala sekolah.
Bab VLAIN-LAIN
Pasal 9Segala sesuatu yang belum diatur dalam kerjasama ini atau perubahan-perubahan yang dipandang perlu akan diatur lebih lanjut dalam Surat Kerjasama Tambahan (addendum) yang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari Surat Kerjasama ini.
Bab VIPENUTUP
Pasal 10Naskah kerjasama ini dibuat rangkap 5 (lima) dan merupakan jaminan bagi kepentingan semua pihak yang menandatangai kerjasama ini.
PIHAK I PIHAK II KEPALA LPMP PROV. KALSEL
DRS. H. SAID ABUBAKAR
PIHAK IIIKEPALA DINAS PENDIDIKAN
DRS. H. SAMLAN ARPAN
55
PIDATO WALIKOTA BANJARBARUPADA ACARA PENANDATANGAN NOTA MoU PEMKO BANJRABARU DENGAN LPMP KALSEL
SENIN, 3 SEPTEMBER 2007 DI GEDUNG DPRD KOTA BANJARBARUYth.: ...
Pada hari ini, Senin 3 September 2007, akan ditandatangi MOU peningkatan ker jasama dalam upaya peningkatan mutu pendidikan Banjarbaru antara Pemko Banjarbaru ---melalui D in as Pe n d id i k a n - - - d en g an L e mb ag a P en ja m in Mu tu Pendidikan (LPMP) Kalimantan Selatan. Sebenarnya, kerjasama sudah sejak beberapa tahun terakhir di lakukan. LPMP adalah lembaga formal jajaran Depdiknas di daerah (Kal imantan Selatan) yang khusus menangani penjaminan mutu pendidikan. Fungsi dan peran LPMP tersebutlah yang dimaksimalkan dalam kerja sama dengan Pemko Banjarbaru, khusunya dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan.Secara khusus MOU kali ini dalam rangka untuk mebina kinerja pegawas dan kepala Sekolah dasar seuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 12 tahun 2007 tentang Standar Pengawas dan Permen Nomor 13 tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah.Keseluruhan pembinaan disajikan dalam kategor hasil dalam bentuk kategori penilaian: {A (amat baik), B (baik), C (cukup), dan D (kurang)} yang langsung dilaporkan kepada Walikota. Bagi kepala sekolah yang mencapai nilai A (amat baik) diberi Reward dan bagi kepala sekolah yang mendapat nilai C dan D akan dibina oleh LPMP-Dinas Pendidikan. Tahun 2008, bagi kepala sekolah yang masih tetap memiliki nilai C dan D akan dikembalikan ke habitatnya menjadi guru.Visi Banjarbaru adalah sebagai kota pendidikan dapat terwujud bila pendidikan di Banjarbaru unggul di segala bidang. Indikator yang mudah dilihat adalah unggul dibidang prestasi siswa antara lain Ujian nasional, Olimpiade Sains, Lomba kreatifitas siswa serta lomba-lomba Iainya minimal terbaik se propinsi Kalimantan Selatan.Untuk mencapai keunggulan tersebut setiap sekolah harus memacu dirinya untuk melakukan penjaminan mutu agar memenuhi atau melampaui mutu standar nasional pendidikan sebagaimana diatur dalam PP 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.Berkaitan dengan harapan ini, Banjarbaru akan segera mewujudkan sekolah berstandar nasional dan internasional. Program ini dimulai dari 9 SD inti menjadi Sekolah Standar Nasional dan 4 diantaranya dipersiapkan menjadi Sekolah Bertaraf Internasional. Kemudian disiapkan 2 SMP da n me mp er k ua t 1 SM A be r t a ra f I n t e rn a s ion a l . Un tu k mempermudah pembinaan, 9 SD inti diharapkan menjadi pusat data base mutu SD segugus.Untuk mewujudkan program strategis ini diperlukan kerja k e r a s u n t u k m e m p e r b a i k i k i n e r j a d a r i s e m u a p e l a k u pendidikan. Bekerja keras yang dimaksud tidak hanya fokus pada guru saja sebagai ujung tombak pendidikan tetapi juga k e p a l a s e k o l a h d a n p e n g a w a s b a h k a n p e r s o n i l d i n a s pendidikan sendiri.Model sistem pembinaan profesionalisme guru melalui 18 PBS IPA dan KKG IPA telah dikembangkan bekerjasama d e n g a n L P M P d a n h a s i l n y a t e l a h t e r j a d i p e n i n g k a t a n keterampilan guru dalam menggunakan metode eksperimen. Terbukti sangat berpengaruh terhadap peningkatan nilai ujian sekolah terutama nilai praktik secara signifikan. Disamping itu, hasil wawancara terhadap sampel siswa tiap gugus pada bulan Maret dan April 2007 menunjukkan hampir 100% siswa sekarang senang belajar IPA dan mudah memahaminya.Sistem pembinaan berikutnya difokuskan pada seluruh kepala SD dan pengawas. Peningkatan mutu kepala sekolah mengacu pada permen 13 tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah . Pembinaan kepa la seko lah harus d imu la i dar i pengembangan sistem penilaian kinerja kepala sekolah.Secara rinci dan detail saat ini sedang direncanakan 20 pengembangan program peningkatan peningkatan kualitas pendidikan.Mu da h- mu da ha n de n ga n k e r j a s am a y a n g t e r j a l i n harmonis dan konstruktif langkah kita mewujudkan Banjarbaru Kota pendidikan akan menampakkan wujud lebih nyata.Banjarmabru, 3 September 2007
Walikota BanjarbaruRudy Resnawan
56
Contoh Penilaian Kinerja Kepala SD Inti Hasil MoU dengan Walikota dan LPMP
INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA KEPALA SD INTI
NO PERNYATAAN BOBOT SKOR NILAI
1 Mematuhi SK Walikota nomor 182 tahun 2006 tentang jam mengajar dan membina guru oleh PBS IPA
10 1 10
2 Tidak membebani PBS dg tugas tambahan yang mengganggu jadwal pembinaan terhadap guru
3 3 9
3 Menyusun jadwal pelaksanaan supervisi kepala sekolah terhadap KKG IPA bekerjasama dg PBS
2 3 6
4 Mengecek kehadiran kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi kegiatan KKG
2 3 6
5 Menyimpan daftar hadir kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi kegiatan KKG
2 3 6
6 Melaksanakan rapat koordinasi program kegiatan KKG 3 1 3
7 Merekap nilai UAS semua SD segugus secara digital setiap tahun sejak th pelajaran 2005/2006
2 3 6
8 Merekap data kondisi sarana dan prasarana segugus secara digital sejak th pelajaran 2007/2008
2 3 6
9 Melaksanakan tes penguasaan praktek dan teori IPA guru segugus 2 kali setiap semester sejak tahun pelajaran 2007/2008
3 3 9
10 Merekap nilai kompetensi guru segugus sejak tahun pelajaran 2007/2008 3 3 9
11 Menilai keterampilan inkuiri ilmiah PBS dalam proses KBM di kelas 2 kali tiap semester sejak tahun pelajaran 2007/2008
2 3 6
12 Melaksanakan supervisi guru dalam proses pembelajaran Matematika dan Bahasa Indoensia
1 3 3
13 Melaksanakan pembinaan 5 siswa tiap kelas 4,5 dan 6 khusus persiapan olimpiade IPA sejak tahun pelajaran 2007/2008
1 3 3
14 Melibatkan seluruh warga sekolah dalam menyusun RPS 1 3 3
15 Melibatkan seluruh warga sekolah dalam menyusun RAPBS 2 3 6
16 Memajang RAPBS di dinding / di tempat yang strategis sekolah untuk diketahui umum
3 3 9
Memimpin pelaksanaan Lesson Study
NILAI TOTAL 100
Keterangan:
90 – 100 = A (Amat Baik) 70 - 79 = C (Cukup)
80 - 89 = B (Baik) ≤ 69 = GAGAL
Contoh Penilain Kinerja Kepala SD Imbas hasil MoU antara Walikota Banjarbaru dan LPMPJADWAL KEPALA SD DALAM SUPERVISI KKG
GUGUS : ..................NO NAMA KEPALA SEKOLAH SEPTEMBER OKOBER NOPEMBER DESEMBER
57
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 412345678
MENGESAHKAN BANJARBARU, ........................2007PENGAWAS KEPALA SD INTI
(....................................) (....................................) NIP NIP
INSTRUMEN MONITORING KEPALA SDDIMENSI KOMPETENSI SUPERVISI KEGIATAN KKG
Nama gugus: …………………………………Pertemuan KKG ke: ....................................Tanggal:....................................................
LEMBAR PENGAMATAN TERHADAP KEPALA SEKOLAH TIAP SABTU
NO NAMA KEPSEK SD(1) (2) (3)
Hadir dalam
kegiatan KKG IPA
Hadir mulai jam
s.d jam
Memberikan masukan dan
semangat yang berguna bagi guru
1 A. Ya
B. Tidak
Mulai jam….....
s.d jam….........
A. Ya
B. Tidak
2 A. Ya
B. Tidak
Mulai jam….....
s.d jam….........
A. Ya
B. Tidak
3 A. Ya
B. Tidak
Mulai jam….....
s.d jam….........
A. Ya
B. Tidak
4 A. Ya
B. Tidak
Mulai jam….....
s.d jam….........
A. Ya
B. Tidak
5 A. Ya
B. Tidak
Mulai jam….....
s.d jam….. .....
A. Ya
B. Tidak
Point ke 2 Bila datang jam 8.00 keluar jam 9 dan masuk lagi jam 11 pulang jam 14, tulis apa adanya.
58
Contoh (4)
PEMERINTAH KOTA BANJARBARUDINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH DASAR NEGERI BANJARBARU UTARA 3NIS : 11001006
ALAMAT : JL. PANGLIMA BATUR TIMUR BANJARBARU KODE POS 70711
SURAT TUGAS
Nomor : ................................
Berdasarkan isi MoU yang telah disepakati pada hari Senin, 3 Sepember 2007 antara Walikota Banjarbaru, LPMP
propinsi Kalimantan Selatan, Dinas Pendidikan, pengawas SD dan Kepala SD kota Banjarbaru pasal 7 ayat 4 maka
kami kepala sekolah menugaskan kepada:
Nama : SYARIFAH NUR, S.Pd
NIP : ....................................................
Pangkat / Golongan : ...................................................
Sekolah : SD NEGERI BANJARBARU UTARA 3
Tugas di Sekolah sebagai : guru kelas / guru bidang studi
Mengajar Kelas : ...............................................
Untuk mengikuti diklat peningkatan profesionalisme guru dan peningkatan mutu pembelajaran IPA di KKG secara
penuh setiap hari Sabtu mulai jam 8.00 s.d 14.00 sebanyak 12 kali pertemuan dari bulan September s.d Desember
2007. Yang bersangkutan agar melaporkan hasil pertemuan kepada kepala sekolah setelah setiap kali selesai
mengikuti KKG.
Demikian surat tugas ini dibuat, agar dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.
Banjarbaru, 6 September 2007
Kepala SD
(...................................................)
NIP ...............................................
Catatan: Surat tugas dibuat sekali dalam satu semester dan dibuat sebelum KKG dimulai
GRAND DESIGN PERCEPATAN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN KOTABARU 59
WAWANCARA DENGAN GURU IMBAS PADA AKHIR KEGIATAN KKG
GUGUS : ................................
No Nama Guru
5 6Kepsek mengamati anda saat mengajar IPA di sekolah
Kepsek melemahkan semangat ( intimidasi) anda sbg guru
Jumlah Setiap kali penuh (Ya/tidak)
Ya/tidak
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Banjarbaru, ....................2007Kepala SD Inti
(..........................................................)NIP ...................................................
GRAND DESIGN PERCEPATAN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN KOTABARU 60
REKAP MONITORING
GUGUS: ................................
NO NAMA KEPSEK
1 2 3 4 5 6
Minimal3 kali
Minimal27 jam (@=35’)
Minimal3 kali
Harus ada
Minimal3 kali
Harus tidak ada
∑ YA ∑jam ∑ya Ya/tidak ∑ya Ada/tidak1
2
3
4
5
6
7
8
SKOR
3x =32x =21x =10x =0
27-30=322-26=216-21=1 0-15=0
3x =32x =21x =10x =0
Ada =3
Tdk ada=0
3x =32x =21x =10x =0
Ada=0
Tdk ada=2
Banjarbaru ,.........................2007Pengawas
(.................................................)NIP ...........................................
Keterangan:
Poin 2 minimal 27 jam untuk 3 kali kehadiran. Tiap kehadiran minimal 9 jam (@=35’)
GRAND DESIGN PERCEPATAN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN KOTABARU 61
NILAI KOMPETENSI KEPALA SD DALAM SUPERVISISEMESTER 1 TAHUN 2007/2008
NO UNSUR YANG DINILAI
BOBOT SKOR /
FREKUENSI
NILAI
(bobotxskor)
1 HADIR DALAM KEGIATAN DI KKG 5 0 s.d 3 0 s.d 15
2 KEHADIRAN DI KKG DILAKSANAKAN SECARA PENUH 5 0 s.d 3 0 s.d 15
3 MEMBERIKAN MASUKAN YG BERGUNA SECARA LISAN DI KKG 5 0 s.d 3 0 s.d 15
4 MENUGASKAN GURU UNTUK MENGIKUTI KEG.KKG SEC. PENUH 5 0 atau 3 0 atau 15
5 MENGAMATI GURU SAAT MENGAJAR IPA DI SEKOLAH SEC. PENUH 5 0 s.d 3 0 s.d 15
6 MEMBERIKAN MASUKAN YG BERGUNA BAGI GURU DI SEKOLAH 5 0 s.d 3 0 s.d 15
7 TIDAK PERNAH MELEMAHKAN SEMANGAT / INTIMIDASI GURU 5 0 atau 2 0 atau 10
JUMLAH NILAI 0 s.d 100
Keterangan:
90 – 100 = A (Amat Baik) artinya sangat kompeten dalam melaksanakan tugas supervisi
76 – 89 = B (Baik) artinya memiliki kompetensi dalam melaksanakan tugas supervisi
60 – 75 = C (Cukup) artinya cukup kompeten dalam melaksanakan tugas supervisi
≤ 59 = D (Kurang) artinya kurang kompeten dalam melaksanakan tugas supervisi
REKAP NILAI KOMPETENSI SUPERVISI KEPALA SD TIAP GUGUS
TAHUN PELAJARAN 2007/2008 SEMESTER 1
GUGUS: ....................
NO NAMA KEPALA SD SD NILAI KATEGORI KETERANGAN
1
2
3
4
5
6
7
8
MENGETAHUI BANJARBARU, .............................2007
KEPALA LPMP PENGAWAS
(...............................................................) (...............................................................)
NIP ...................................................... NIP ......................................................
GRAND DESIGN PERCEPATAN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN KOTABARU 62
REKAP NILAI KOMPETENSI SUPERVISI KEPALA SD SE-KOTA BANJABARU
TAHUN PELAJARAN 2007/2008 SEMESTER 1
NO NAMA KEPALA SD SD GUGUS NILAI KATEGORI KETERANGAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
GRAND DESIGN PERCEPATAN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN KOTABARU 63
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
MENGETAHUI BANJARBARU, .............................2007KEPALA DINAS PENDIDIKAN KEPALA LPMP PROP. KALSELKOTA BANJARBARU
(...............................................................) (...............................................................)
NIP ...................................................... NIP .....................................
GRAND DESIGN PERCEPATAN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN KOTABARU 64
Recommended