View
228
Download
5
Category
Preview:
Citation preview
7
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori yang Berkaitan dengan Database
2.1.1 Basis Data
Pengertian Data
Data merupakan komponen terpenting dari DBMS. Data
bertindak sebagai jembatan yang menghubungkan komponen mesin
dan komponen manusia. (Connolly and Begg, 2005:20).
Data merupakan fakta atau observasi mentah yang biasanya
mengenai fenomena fisik atau transaksi bisnis. (Indrajani, 2009:2).
Pengertian Basis Data
Basis Data adalah sekumpulan data maupun deskripsi tentang
data yang secara logis saling berhubungan untuk digunakan bersama
dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi dari suatu organisasi.
(Connolly and Begg, 2005:15).
Basis Data adalah kumpulan data yang berhubungan secara
logis dan deskripsi data tersebut, yang dirancang untuk memenuhi
informasi yang dibutuhkan oleh suatu organisasi. Artinya, basis data
merupakan tempat penyimpanan data besar yang dapat digunakan
oleh banyak pengguna. Seluruh item basis data tidak lagi dimiliki oleh
satu departemen, tetapi menjadi sumber daya perusahaan yang dapat
digunakan bersama. (Indrajani, 2009:2).
Struktur File Database
Database memiliki struktur file dalam pengaturan data yaitu :
1. Data, adalah satuan informasi yang akan diolah, dimana sebelum
diolah dikumpulkan di dalam suatu file database. Pengumpulan
data dilakukan secara sistematis menurut struktur file database
tersebut.
8
2. Record, adalah sebuah data yang isinya merupakan suatu
kesatuan, setiap keterangan yang mencakup kesatuan tersebut
dinamakan satu record. Dan setiap record diberi nomor urut yang
disebut nomor record. Ukuran suatu file database ditentukan oleh
jumlah record yang tersimpan di dalamnya.
3. Field, merupakan kesatuan terkecil dari informasi dalam sebuah
database. Sekumpulan field yang saling berkaitan akan
membentuk record.
Keuntungan Database
Keuntungan database yang dapat dari penggunaan database, antara
lain :
a. Salah satu komponen penting dalam sistem informasi, karena
merupakan dasar dalam menyediakan informasi.
b. Mengurangi duplikasi data (data redundancy).
c. Hubungan data dapat ditingkatkan (data relationability).
d. Mengurangi pemborosan tempat simpanan luar.
e. Meningkatkan kualitas informasi yang akurat, efektif dan relevan
sehingga informasi yang diberikan lebih bernilai.
Kerugian Database
Database juga tetap memiliki kelemahan dalam penggunaannya,
antara lain :
a. Teknologi database membutuhkan biaya investasi yang cukup
besar.
b. Tempat penyimpanan yang dibutuhkan besar.
c. Lebih kompleks dari teknologi file.
d. Kerusakan pada database dapat mempengaruhi departemen lain
yang terkait.
9
2.1.2 Database Management System (DBMS)
DBMS adalah sistem perangkat lunak yang diberikan untuk
membuat, memelihara dan memberikan kontrol akses kepada
pengguna basis data. (Connolly and Begg, 2005:6).
2.1.2.1 Komponen DBMS
Terdapat komponen utama dalam DBMS yaitu :
Gambar 2.1 Komponen Utama DBMS
(Sumber : Connoly and Begg, 2005:19)
1. Hardware
DBMS dan aplikasi membutuhkan perangkat keras untuk dapat
beroperasi. Perangkat keras tersebut dapat berupa personal
computer, mainframe, sampai dengan jaringan komputer.
Perangkat keras yang digunakan tergantung pada kebutuhan
organisasi dan DBMS yang digunakan.
2. Software
Software merupakan perangkat lunak DBMS itu sendiri dan
program aplikasi, sistem operasim termasuk perangkat lunak
jaringan apabila DBMS digunakan dalam jaringan.
3. Data
Komponen yang paling penting dari lingkungan DBMS dari sudut
pandang pengguna akhir adalah data. Data berperan sebagai
jembatan antara komponen mesin dan kompenen manusia.
4. Procedures
Procedures merupakan instruksi dan aturan yang mengatur
perancangan dan penggunaan basis data. Penggunaa sistem dan
staff yang mengatur basis data yang memerlukan prosedur-
10
prosedur yang telah didokumentasikan pada bagaimana
menggunakan atau menjalankan sistem.
5. People
People merupakan orang yang terlibat dengan sistem tersebut,
komponen ini memiliki lima peran yaitu :
a. Data Administrator (DA)
Berperan dalam pengaturan sumber daya data termasuk
perencanaan basis data, pengembangan dan pemeliharaan
standar, kebijakan dan prosedur dan perancangan basis data
konseptual maupun logikal.
b. Database Administrator (DBA)
Bertanggung jawab atas relasi fisik dari basis data, termasuk
perancangan basis data fisikal dan implementasi, keamanan,
integritas pengendalian, perawatan sistem operasional dan
meyakinkan kinerja aplikasi yang memuaskan untuk
pengguna.
c. Logical Database Designer
Terkait dengan identifikasi data (seperti entitas dan atribut),
relationship antara data dan batasan data yang disimpan
dalam basis data.
d. Physical Database Designer
Memutuskan bagaimana perancangan basis data logikal yang
direalisasikan secara spesifik.
e. Application Developer
Bertanggung jawab setelah basis data yang
diimplementasikan, program aplikasi yang menyediakan
fungsionalitas yang diperlukan untuk end-user harus
diimplementasikan.
f. End-User
Adalah klien untuk basis data yang telah dirancang dan
diimplementasikan untuk melayani kebutuhan informasi
mereka.
11
2.1.2.2 Fasilitas DBMS
Menurut Connolly and Begg (2005:16), fasilitas-fasilitas
yang disediakan oleh DBMS antara lain :
a. Data Definition Language (DDL) : Memungkinkan pengguna
untuk menspesifikasikan tipe-tipe data, struktur-struktur serta
batasan-batasan data untuk disimpan dalam database.
b. Data Manipulation Language (DML) : Memungkinkan pengguna
untuk melakukan operasi insert, update, delete, dan retreive data
dari database.
c. Kontrol akses terhadap database meliputi :
1. Security system untuk mencegah pengguna yang tidak
memiliki hak akses ke dalam database.
2. Integrity system untuk memelihara konsistensi dari data yang
tersimpan.
3. Concurrency control system yang memungkinkan pengaksesan
menyebar dari database.
4. Recovery control system untuk melakukan panggilan kembali
menjadi basis data semula ketika terjadi kesalahan pada
hardware atau software.
5. User-accesible catalog berfungsi untuk mendeskripsikan data
pada basis data.
2.1.2.3 Kelebihan DBMS
Menurut Connolly and Begg (2005:26) keuntungan DBMS
antara lain :
a. Mengontrol redundansi data.
b. Konsistensi data
c. Informasi yang lebih dari sejumlah data yang sama
d. Pemakaian data bersama
e. Meningkatkan integritas data
f. Meningkatkan keamanan database
g. Meningkatkan standarisasi
h. Meningkatkan skala ekonomi
12
i. Keseimbangan konflik kebutuhan
j. Meningkatkan akses data dan tanggapan
k. Meningkatkan produktivitas
l. Meningkatkan pemeliharaan
m. Meningkatkan konkurensi
n. Meningkatkan service backup dan recovery
2.1.2.4 Kekurangan DBMS
Menurut Connolly and Begg (2005:29) kekurangan DBMS
antara lain :
a. Harga DBMS mahal
b. Ukuran
c. Kompleksitas
d. Penambahan biaya Hardware
e. Adanya biaya konversi
f. Kinerja
g. Dampak yang lebih tinggi pada suatu kegagalan.
2.1.3 Relational Model
Pengertian Relational Model
Relational model memainkan peranan yang sangat penting
dalam berbagai perancangan database. Dapat diartikan bahwa
relational model merupakan suatu bentuk relational sistem model
data yang didasarkan pada konsep matematika, dimana secara fisik
direpresentasikan sebagai sebuah table. (Connolly and Begg,
2005:71). Ada tiga alasan mengapa model relasi mempunyai peranan
penting dalam perancangan database, yaitu :
a. Mempunyai piranti komunikasi yang baik antar User dan
Designer, artinya relasi mempresentasikan struktur data yang
dapat dimengerti oleh user maupun designer.
b. Model relasional mendefinisikan salah satu kriteria
perancangan bisnis data yang paling penting, yaitu relasi
bentuk normal.
13
c. Struktur data yang dipresentasikan oleh relasi dapat segera
dikonversikan dan diimplementasikan ke dalam RDBMS.
Relational Data Structure
Relational
Relational adalah tabel yang berisi kolom dan baris
Attribute
Attribute adalah nama kolom dari sebuah relasi. Dalam relational
model, relational digunakan untuk mendapatkan informasi tentang
objek yang direpresentasikan dalam database. Sebuah relasi
dipresentasikan sebagai tabel dua dimensi, dimana baris pada tabel
menyerupai record dan kolom pada tabel menyerupai atribut.
Domain
Domain adalah himpunan dari nilai yang diperbolehkan satu atau
lebih atribut.
Tupple
Tupple adalah baris dari sebuah relasi.
Degree
Degree dari sebuah relasi adalah jumlah atribut yang terkandung.
Relasi yang hanya memiliki satu atribut disebut unary atau one-
tupple. Relasi dengan dua atribut disebut binary. Relasi dengan tiga
atribut disebut ternary.
Cardinality
Cardinality dalam sebuah relasi adalah jumlah baris yang terkandung.
Relational Database
Relational database adalah kumpulan dari relasi yang telah
ternormalisasi dengan nama relasi yang berbeda.
14
Relational Key
Relational key adalah indetifikasi secara unik setiap baris dalam
sebuah relasi.
1. Super Key
Super key adalah sebuah atribut atau himpunan atribut yang
mengindentifikasi sebuah baris secara unik dalam sebuah
relasi.
2. Candidate Key
Candidate key adalah jumlah minimal atribut-atribut yang
dapat mengidentifikasi setiap record secara unik.
3. Composite Key
Saat suatu candidate key memiliki lebih dari 1 atribut
4. Primary Key
Primary key adalah Candidate key yang terpilih untuk
mengidentifikasikan baris secara unik dalam sebuah relasi.
Selama sebuah relasi tidak mempunyai duplikasi baris, ada
kemungkinan untuk mengidentifikasi baris secara unik. Hal ini
menandakan bahwa sebuah relasi selalu memiliki primary key,
candidate key yang tidak terpilih menjadi primary key disebut
Alternate key.
5. Foreign Key
Foreign key adalah atibut atau himpunan atribut dalam sebuah
relasi yang dibandingkan dengan candidate key yang beberapa
relasi.
6. Alternate Key
Candidate key yang tidak terpilih sebagai primary key.
2.1.4 Entity Relationship Modelling
2.1.4.1 Tipe Entitas
Entity adalah kumpulan objek dengan sifat-sifat sama yang
diidentifikasikan oleh perusahaan dan mempunyai keberadaannya
sendiri. Entity dilambangkan dengan sebuah kotak yang diberi nama
entity didalamnya. Ada dua jenis entity :
15
1. Strong entity yaitu suatu jenis entitas yang tidak bergantung pada
keberadaan entitas lain. (Connolly and Begg, 2005:354)
Karakteristik dari strong entity yakni setiap entitas diidentifikasi
secara unik mengunakan atribut primary key dari tipe entitas.
2. Weak entity yaitu jenis entitas yang keberadaannya bergantung
pada tipe entitas lain. (Connolly and Begg, 2005:355)
Karakteristik dari weak entity yakni setiap entitas tidak dapat
diidentifikasi secara unik hanya menggunakan atribut yang terkait
dengan tipe entitas.
States►
Gambar 2.2 Strong entity dan Weak entity
(Sumber : Connoly and Begg, 2005:355)
Structural Constraints
Multiplicity adalah jumlah kemunculan yang mungkin dari sebuah
tipe entitas yang berhubung dengan kemunculan tunggal dari sebuah
tipe entitas yang berhubungan melalui relasi tertentu. (Connolly and
Begg, 2005:356). Seperti yang telah dijalankan sebelumnya, tingkat
derajat yang umum adalah binary. Relasi binary yang umumnya
terjadi yaitu:
1. One to One (1:1) Relationship
Relasi dimana setiap entitas yang ada hanya dapat mempunyai
maksimal satu relasi dengan entitas lain.
Strong entity
Client
clientNo {PK} name
fName lName telpNo
Preference
prefType maxRent
Weak entity
16
Gambar 2.3 Contoh Relasi 1 : 1
(Sumber : Connoly and Begg, 2005:357)
2. One to Many (1:*) Relationship
Relasi dimana entitas dapat mempunyai satu atau lebih dari satu
relasi dengan entitas lain.
Gambar 2.4 Contoh Relasi 1 : *
(Sumber : Connoly and Begg, 2005:358)
3. Many to Many (*:*) Relationship
Relasi dimana setiap entitas dapat mempunyai lebih dari satu relasi
dengan entitas lain.
Gambar 2.5 Contoh Relasi * : *
(Sumber : Connoly and Begg, 2005:360)
17
4. Cadinality dan Participation Constraints
Cardinality menggambarkan jumlah maksimum relasi yang
mungkin terjadi dari sebuah entitas yang berpatisipasi dalam tipe
relasi. (Connolly and Begg, 2005:363). Yang termasuk cardinality
dari relasi binary antara lain: one to one (1:1), one to many (1:*),
many to many (*:*).
Participation menentukan apakah semua atau hanya sebagian
entitas yang berpatisipasi dalam sebuah relasi. (Connolly and Begg,
2005:363).
Cardinality
Manages►
1..1 0..1
Participation
Gambar 2.6 Cardinality dan Participation
(Sumber : Connoly and Begg, 2005:363)
‘One branch is managed by one member of staff’
‘One member of staff manages one branch’
Staff
staffNo
Branch
branchNo
‘All brancies are managed’ (mandatory participation for branch)
‘’Not all staff manage branches’ (Optional participation for
18
2.1.4.2 Tipe Relasi
Relationship type adalah sekumpulan hubungan antar tipe
entitas yang memiliki makna antara tipe-tipe. (Connolly and Begg,
2005:346). Sedangkan relation occurrence adalah sebuah hubungan
yang dapat diidentifikasi secara unik, yang meliputi sebuah kejadian
dari setiap entitas dari sebuah relasi.
◄Has
Gambar 2.7 Tipe Relasi
(Sumber : Connoly and Begg, 2005:347)
Setiap relasi direpresentasikan dengan garis yang
menghubungkan tipe entitas yang saling berhubungan. Garis tersebut
diberi nama sesuai dengan nama hubungannya. Biasanya nama relasi
yang digunakan merupakan kata kerja dan huruf pertama dari nama
relasi dapat ditulis dalam huruf besar. Setelah menentukan nama
relasi, tanda panah diletakkan disamping nama relasi yang
mengidentifikasikan arah bagi pembaca untuk mengartikan nama dari
sebuah relasi.
Relationship name
Staff Branch
19
2.1.4.2.1 Derajat Tipe Relasi
Derajat tipe relasi adalah jumlah tipe entitas yang berpartipasi
dalam suatu relasi. (Connolly and Begg, 2005:347). Derajat dari relasi
diindentifikasikan dengan jumlah tipe entitas yang terdapat dalam
sebuah relasi. Sebuah relasi yang memiliki derajat dua disebut binary,
sedangkan relasi yang memiliki derajat tiga disebut ternary dan
sebuah relasi yang memiliki derajat empat disebut quarternary.
(Connolly and Begg, 2005:348).
‘Private owner owns property for rent’
POwns►
Gambar 2.8 Contoh Binary Relationship
(Sumber : Connoly and Begg, 2005:348)
‘Staff regiters a client at a branch’
Gambar 2.9 Contoh Ternary Relationship
(Sumber : Connoly and Begg, 2005:348)
Gambar 2.10 Contoh Quaternary Relationship
(Sumber : Connoly and Begg, 2005:349)
PrivateOwner PropertyForRent
Staff Branch Register
Client
Buyer Arranges Financial Institution
Bid
Solicitor
20
2.1.4.2.2 Relasi Rekursif
Relasi rekursif adalah tipe relasi dimana satu entitas yang
sama dengan satu atau lebih dalam peran yang berbeda. (Connolly and
Begg, 2005:369).
Relationship dapat diberikan role name untuk mengidentifikasikan
tujuan dari setiap entitas di dalam relationship.
◄Supervise
\ Supervisor
Supervisee
Gambar 2.11 Contoh Relasi Rekursif
(Sumber : Connoly and Begg, 2005:349)
Manager Branch Office
Manages►
◄Has
Member Of Staff Branch Office
Gambar 2.12 Contoh Entities dengan 2 Relationship
(Sumber : Connoly and Begg, 2005:350)
Staff Role name
Role name
Staff Branch
Role name
Role name
21
2.1.5 Atribut
Atribut adalah properti dari sebuah entity atau relationship.
(Connolly and Begg, 2005:356).
Atribut Domain adalah himpunan nilai yang diperbolehkan
untuk satu atau lebih atribut. Atribut dapat diklasifikasikan menjadi
empat tipe yaitu :
2.1.5.1 Simple and Composite atribut
Simple atribut adalah atribut yang terdiri dari satu komponen
tunggal dengan keberadaan yang independen dari tidak dapat dibagi
menjadi bagian yang lebih kecil. (Connolly and Begg, 2005:351).
Composite atribut adalah atribut yang terdiri dari beberapa
komponen, dimana masing-masing komponen memiliki keberadaan
independen yang kecil. (Connolly and Begg, 2005:351).
2.1.5.2 Single-Valued and Multi-Valued atribut
Single-valued adalah atribut yang mempunyai nilai tunggal
untuk setiap kemunculan suatu entity. (Connolly and Begg,
2005:351).
Multi-valued adalah atribut yang mempunyai nilai ganda
untuk setiap kemunculan suatu entity. (Connolly and Begg,
2005:351).
2.1.5.3 Derived atribut
Derived atribut adalah atribut yang memiliki nilai yang
dihasilkan dari satu atau beberapa atribut yang tidak diperlukan dalam
entitas yang sejenis. (Connolly and Begg, 2005:352).
22
2.1.6 Key
1. Candidate Key
Candidate key adalah jumlah minimal atribut-atribut yang dapat
mengidentifikasi setiap record secara unik.
2. Composite Key
Saat suatu candidate key memiliki lebih dari 1 atribut
3. Primary Key
Primary key adalah Candidate key yang terpilih untuk
mengidentifikasikan baris secara unik dalam sebuah relasi.
Manages►
◄ Has
Gambar 2.13 Contoh ERD Staff dan Branch Entities dengan attributes
(Sumber : Connoly and Begg, 2005:354)
Staff
staffNo {PK} name
position salary
totalStaff
Primary Key
Branch
branchNo {PK} address street city
postcode telpNo[1..3]
Derived attribute Area to list
attribute
Composite attribute
Multi-valued attribute
23
2.1.7 Normalisasi
Pengertian Normalisasi
Normalisasi adalah Suatu teknik dengan pendekatan bottom
up yang digunakan untuk membantu mengidentifikasikan hubungan,
dimulai dari menguji hubungan functional dependencies antara
atribut. Pengertian lainnya adalah Suatu teknik yang menghasilkan
sekumpulan hubungan dengan sifat-sifat yang diinginkan dan
memenuhi kebutuhan pada perusahaan (Indrajani, 2008:109).
2.1.7.1 Tujuan Normalisasi
Tujuan utama normalisasi adalah mengidentifikasi kesesuaian
hubungan yang mendukung data untuk memenuhi kebutuhan
perusahaan. Adapun karakteristik hubungan tersebut mencakup :
1. Jumlah atribut minimal yang diperlukan untuk mendukung
kebutuhan perusahaan.
2. Atribut dengan hubungan logika yang menjelaskan functional
dependency.Duplikasi minimal untuk setiap atribut.
2.1.7.2 Proses Normalisasi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses normalisasi adalah
a. Suatu teknik formal untuk menganalisis relasi berdasarkan
primary key dan functional dependency antar atribut.
b. Dieksekusi dalam beberapa langkah. Setiap langkah mengacu ke
bentuk normal tertentu, sesuai dengan sifat yang dimilikinya.
c. Setelah normalisasi diproses, relasi secara bertahap menjadi lebih
terbatas atau kuat bentuk formatnya dan juga mengurangi tindakan
update yang anomali.
2.1.7.3 Unnormalized Form (UNF)
Merupakan suatu tabel yang berisikan satu atau lebih grup
yang berulang. Membuat tabel yang unnormalized adalah dengan
memindahkan data dari sumber informasi.
24
2.1.7.4 First Normal Form (1NF)
Mengidentifikasi dan menghilangkan atribut yang berulang
dan memiliki nilai lebih dari satu. Suatu relasi telah melalui tahap ini
jika :
a. Atribut bernilai tunggal
b. Primary Key sudah ditentukan
c. Atribut multi-valued telah dihapus.
2.1.7.5 Second Normal Form (2NF)
Pada tahapan ini, setiap atribut yang memiliki ketergantungan
parsial harus dipisahkan ke relasi atau tabel yang baru dengan
mengikutsertakan determinannya. Suatu relasi telah melalui tahap ini
jika atribut yang bukan bagian dari primary key suatu tabel merupakan
functional dependency dari primari key tabel tersebut.
2.1.7.6 Third Normal Form (3NF)
Pada tahapan ini, setiap atribut yang memiliki ketergantungan
transitif harus dipisahkan ke relasi atau tabel yang baru dengan
mengikutsertakan determinannya. Suatu relasi telah melalui tahap ini
jika atribut yang bukan bagian dari primary key suatu tabel merupakan
transitive dependency dari atribut bukan primary key tabel tersebut.
2.1.7.7 Boyce-Codd Normal Form (BCNF)
Tahap ini dilakukan bila terdapat kondisi dimana relasi
memiliki dua atau lebih composite key dimana candidate key nya
saling melengkapi yang sedikitnya memiliki satu atribut pada
umumnya. Sebuah relasi dikatakan BCNF, jika dan hanya setiap
determinan adalah candidate key.
25
2.1.7.8 Fourth Normal Form (4NF)
Sebuah relasi dikatakan memiliki multi-valued dependency
apabila terdapat dua atau lebih, one to many relationship saling bebas
terdapat pada relasi tersebut. Multi-valued dependency dapat
dihilangkan dengan memisahkan setiap relasi one to many menjadi
sebuah tabel baru dengan mengikutsertakan determinannya. Bentuk
4NF diperoleh apabila relasi tersebut telah BCNF dan tidak terdapat
multi-valued dependency.
2.1.7.9 Fifth Normal Form (5NF)
Relasi dikatakan telah 5NF bila relasi tersebut tidak memiliki
joint dependency.
2.1.8 Database Life Cycle (DBLC)
Langkah-Langkah Database Life Cycle
Sebuah sistem database merupakan komponen dasar sistem
informasi yang lebih besar. Oleh karena itu siklus hidup aplikasi
database berhubungan dengan siklus hidup sistem informasi.
26
Gambar 2.14 Database Life Cycle
(Sumber : Connolly dan Begg, 2005:284)
27
2.1.8.1 Perencanaan Database (Database Planning)
Perencanaan database adalah kegiatan pengaturan yang
memungkinkan tahap-tahap dalam siklus hidup aplikasi database
dapat diwujudkan se-efisien dan se-efektif mungkin. (Connolly and
Begg, 2005:285).
Ada tiga masalah pokok yang baru diperhatikan dalam
merumuskan strategi sistem informasi. (Connolly and Begg,
2005:285).
1. Mengidentifikasikan rencana dan tujuan perusahaan dengan
menentukan sistem informasi yang diperlukan
2. Mengevaluasi sistem informasi yang ada untuk melihat kelebihan
dan kekurangannya
3. Penilaian mengenai peluang IT yang mungkin dapat
menghasilkan keuntungan yang kompetitif.
Tahap perencanaan database juga harus menjelaskan :
a. Mission statement merupakan sasaran utama sistem database.
Mission statement ini menjelaskan tujuan sistem database dan
menyediakan maksud yang lebih jelas dalam pembuatan
aplikasi database se-efektif dan se-efisien mungkin. (Connolly
and Begg, 2005:286).
b. Mision objectives merumuskan tujuan dari sebuah proyek
database, harus diperhatikan juga mengenai tugas yang harus
didukung oleh database dengan asumsi jika database
mendukung mission objectives, maka mission statement nya
juga akan sesuai. (Connoly and Begg, 2005:286).
Database planning juga harus menyertakan pengembangan
standar-standar yang menentukan :
a. Bagaimana data akan dikumpulkan
b. Bagaimana menspesifikasikan format/ bentuk data
c. Dokumentasi penting apakah yang akan diperlukan
d. Bagaimana desain dan implementasi harus dilakukan
28
2.1.8.2 Definisi Sistem (System Definition)
Definisi sistem menjelaskan batasan dan ruang lingkup
aplikasi database dan user view. (Connolly and Begg, 2005:286).
User view mendefinisikan apa yang diperlukan sistem
database dari sudut pandang peran pekerjaan tertentu atau aplikasi
perusahaan pada bidang tertentu. (Connolly and Begg, 2005:287).
2.1.8.3 Pengumpulan dan Analisis Kebutuhan (Requirement
Collection and Analysis)
Pengumpulan dan analisis kebutuhan merupakan proses
pengumpulan dan analisis informasi mengenai bagian dari organisasi
yang didukung sistem database dan menggunakan informasi ini untuk
mengidentifikasikan kebutuhan untuk sistem baru. (Connolly and
Begg, 2005: 288).
Informasi yang dikumpulkan mencakup :
a. Deskripsi tentang data yang digunakan
b. Keterangan secara lengkap bagaimana data tersebut digunakan
c. Kebutuhan tambahan lainnya untuk aplikasi data yang baru
Ada tiga pendekatan utama untuk memenuhi kebutuhan
informasi dari aplikasi sistem database yaitu:
1. Terpusat
Kebutuhan dari setiap pemakai digabung ke dalam satu sel kebutuhan
untuk aplikasi database.
2. Tinjauan terintegrasi
Kebutuhan dari setiap pemakai akan digunakan untuk membangun
model data yang terpisah untuk merepresentasikan pandangan dari
pemakai. Hasil dari data model kemudian dapat digabungkan pada
tahap perancangan database.
3. Kombinasi dari dua pendekatan
Dalam hal ini ada beberapa teknik untuk mendapatkan analisis
informasi yang dinamakan fact finding techniques
29
Terdapat lima teknik fact finding yang umum digunakan yaitu:
a. Pemeriksaan dokumentasi
b. Wawancara
c. Observasi
d. Penelitian
e. Kuesioner
2.1.8.4 Desain Database (Database Design)
Desain database merupakan proses menciptakan desain yang
akan mendukung tujuan dan objektif perusahaan untuk kebutuhan
sistem database. (Connolly and Begg, 2005:291).
Ada empat pendekatan perancangan database yaitu :
1. Bottom-up
Pendekatan ini dimulai dari tingkat paling dasar dari atribut
(yakni property dari entitas dan hubungan relational) dimana
melalui analisis gabungan antar atribut, dikelompokkan ke dalam
relasi yang mempresentasikan tipe entitas dan hubungan antar
entitas. Pendekatan ini lebih cocok untuk perancangan database
yang sederhana dengan jumkah atribut yang relative.
2. Top-down
Pendekatan ini dimulai dari pengembangan model data yang
terdiri dari beberapa entitas tingkat tinggi dan hubungannya.
3. Inside-out
Hampir sama dengan bottom-up tetapi berbeda pada saat
identifikasi himpunan entitas utama dan kemudian menyebar
untuk mempertimbangkan entitas yang lain, hubungan dan
himpunan atribut dengan identifikasi pertama.
4. Mixed
Strategi ini menggunakan kedua pendekatan terdahulu yakni
bottom-up dan top-down untuk bermacam-macam bagian model
sebelum digabungkan dengan semuanya.
30
2.1.8.4.1 Desain Konseptual Database (Conceptual Database
Design)
Langkah awal dalam conceptual database design adalah
dengan membuat model data secara konseptual dari perusahaan yang
bersangkutan. Model data dibangun berdasarkan dokumen informasi
yang merupakan spesifikasi kebutuhan pengguna. Dalam menentukan
model data secara konseptual, data yang digunakan tidak termasuk
dalam target DBMS, program aplikasi, bahasa pemrograman dan
pertimbangan fisikal. Dalam conceptual database design data yang
ada dikembangkan dengan representasi secara konseptual yang
mencakup identifikasi entitas, hubungan dan atribut yang sangat
penting dalam perancangan database tersebut. Desain konseptual
bertujuan untuk merepresentasikan kebutuhan informasi, deskripsi
lengkap, namun tidak bergantung pada kriteria DBMS.
Langkah-langkah dalam perancangan basis data konseptual
adalah sebagai berikut :
Langkah 1: Membangun Conceptual Data Model
a. Langkah 1.1 Mengidentifikasi entity type
b. Langkah 1.2 Mengidentifikasi relationship type
c. Langkah 1.3 Mengidentifikasi dan menghubungkan atribut-atribut
dengan entity atau relationship type.
d. Langkah 1.4 Menentukan atribut domain.
e. Langkah 1.5 Menentukan atribut-atribut candidate, primary dan
alternate key.
f. Langkah 1.6 Mempertimbangkan penggunaan enhanced modeling
concept (pilihan)
g. Langkah 1.7 Memeriksa model dari redundancy
h. Langkah 1.8 Menvalidasi conceptual data model terhadap
transaksi user..
i. Langkah 1.9 Meninjau kembali conceptual data model terhadap
user.
31
2.1.8.4.2 Desain Logikal Database (Logical Database Design)
Logical design merupakan proses membangun model dari
data yang digunakan perusahaan berdasarkan spesifikasi data model,
tetapi terbebas dari DBMS tertentu dan pertimbangan fisikal yang lain
dinamakan logical database design. (Connolly and Begg, 2005:294).
Dalam Logical database design, model data yang telah
diperoleh dalam conceptual database design diubah dalam bentuk
logical model dimana data yang ada dipengaruhi oleh model data
yang menjadi tujuan database. Hal ini dilakukan untuk
menerjemahkan representasi konseptual ke dalam bentuk struktur
logikal dalam database. Logical data model merupakan sumber
informasi dalam merancang physical database. Logical database
design, data memberikan sarana yang membantu para perancang
physical database.
Langkah-langkah dalam perancangan basis data logikal
adalah sebagai berikut :
Langkah 2 : Membangun dan Memvalidasi Logical data Model
a. Langkah 2.1 Menentukan relasi untuk logical data model
b. Langkah 2.2 Memvalidasi relasi dengan menggunakan normalisasi
c. Langkah 2.3 Memvalidasi relasi terhadap transaksi user
d. Langkah 2.4 Memeriksa integrity constraint
e. Langkah 2.5 Meninjau kembali logical data model terhadap user.
f. Langkah 2.6 Menggabungkan beberapa logical data model
menjadi model global (pilihan)
g. Langkah 2.7 Memeriksa kemungkinan perkembangan dimasa
yang akan datang.
32
2.1.8.4.3 Desain Fisikal Database (Physical Database Design)
Proses menghasilkan sebuah gambaran dari implementasi
database pada media penyimpanan, menggambarkan hubungan
utama, organisasi file dan indeks yang digunakan untuk mencapai
efisiensi akses ke dalam data dari hubungan integrity constraint dan
keamanan. (Connolly and Begg, 2005:294).
Physical database design dilakukan untuk memutuskan
struktur logikal secara fisik yang diimplementasikan ke dalam tujuan
Database Management System (DBMS), para perancang juga harus
membuat keputusan mengenai bagaimana database tersebut dapat
diimplementasikan atau diterapkan dalam perusahaan. Oleh karena
itu, physical database design harus disesuaikan dengan DBMS yang
spesifik.
Langkah-langkah dalam perancangan basis data fisikal adalah
sebagai berikut :
Langkah 3 : Menerjemahkan Logical data model menjadi target
DBMS
a. Langkah 3.1 Merancang base relation
b. Langkah 3.2 Merancang representasi dari derived data
c. Langkah 3.3 Merancang batasan perusahaan
Langkah 4 : Merancang pengaturan file dan indeks
a. Langkah 4.1 Menganalisis transaksi
b. Langkah 4.2 Memilih organisasi file.
c. Langkah 4.3 Pemilihan indeks
d. Langkah 4.4 Memperkirakan kebutuhan ruang penyimpanan
Langkah 5 : Perancangan user view
Langkah 6 : Perancangan mekanisme keamanan
Langkah 7 : Mempertimbangkan pengenalan pengontrolan
redudancy
Langkah 8 : Memantau dan merubah sistem operasional
33
2.1.8.5 Pemilihan DBMS (DBMS Selection)
Seleksi DBMS yang sesuai untuk mendukung sistem
database. (Connolly and Begg, 2005:295). Berikut ini adalah langkah-
langkah utama dalam memilih DBMS :
1. Mendefinisikan syarat sebagai referensi
Dimulai dengan membuat tujuan dan batasan pembelajaran dan
tugas yang akan dikerjakan, penjelasan kriteria yang kemudian
dapat digunakan untuk evaluasi produk DBMS, daftar produk-
produk yang mungkin, semua batasan dan skala waktu untuk
pembelajaran.
2. Membandingkan dua sampai tiga produk
Kriteria yang dianggap penting untuk keberhasilan implementasi
yang dapat digunakan untuk membuat daftar produk-produk
DBMS untuk dievaluasi.
3. Mengevaluasi produk
Evaluasi produk DBMS dikelompokkan dalam definisi data,
definisi fisik, kemampuan akses, penanganan transaksi,
pengembangan dan fitur lainnya.
4. Memberikan rekomendasi pemilihan dan membuat laporan
Langkah terakhir dalam pemilihan DBMS adalah
mendokumentasikan proses, memberikan pernyataan dan
rekomendasi atas produk DBMS tertentu.
2.1.8.6 Desain Aplikasi (Application Design)
Mendesain antarmuka pengguna dan aplikasi program yang
menggunakan dan memproses database. (Connolly and Begg,
2005:299).
a. Desain Transaksi
Sebuah aksi atau serangkain aksi, yang dilakukan oleh pengguna
tunggal atau aplikasi program yang mempunyai akses untuk
merubah isi database. (Connolly and Begg, 2005:300). Ada tiga
tipe transaksi yaitu :
34
1. Retrieval transactions
Digunakan untuk mendapatkan data dari tampilan pada layar atau
laporan.
2. Update transactions
Digunakan untuk meng-insert data baru, menghapus data lama
dan memodifikasi data yang telah ada dalam database.
3. Mixed transactions
Melibatkan kedua tipe transaksi sebelumnya. Contoh operasi
untuk mencari detail data, menampilkan, kemudian
memperbaharuinya.
4. Panduan desain antarmuka pengguna.
2.1.8.7 Prototyping
Prototyping adalah proses membangun model kerja untuk
sistem database. (Connolly and Begg, 2005:304). Tujuan utama dari
tahapan ini adalah
1. Untuk mengidentifikasi fitur sistem yang sedang berjalan
2. Untuk memberikan perbaikan atau penambahan baru
3. Untuk klarifikasi kebutuhan user
4. Untuk evaluasi kelayakan dan kemungkinan apa yang terjadi dari
desain sistem.
Terdapat 2 macam prototipe yang digunakan saat ini yaitu :
a. Requirements prototyping
Menggunakan prototipe untuk menentukan kebutuhan dari
aplikasi basis data yang diinginkan dan ketika kebutuhan tersebut
terpenuhi makan prototipe akan dibuang.
b. Evolutionary prototyping
Digunakan untuk tujuan yang sama. Perbedaannya adalah
prototipe ini tidak dibuang, tetapi dikembangkan lebih lanjut
menjadi aplikasi basis data yang digunakan.
35
2.1.8.8 Implementasi (Implementation)
Implementasi adalah perwujudan fisik dari database dan
desain aplikasi. (Connolly and Begg, 2005:304). Pengendalian
keamanan integritas untuk aplikasi juga dapat diterapkan,
implementasi dapat dicapai dengan menggunakan :
a. Data Definition Language (DDL) dari DBMS yang terpilih
atau dengan Graphical User Interface (GUI).
b. DDL untuk membuat skema basis data dan database files yang
kosong.
c. DDL untuk membuat user view yang diinginkan.
2.1.8.9 Data Conversion and Loading
Konversi data dan loading adalah perubahan data yang ada ke
dalam database yang baru dan konversi aplikasi yang ada untuk
berjalan pada database yang baru. (Connolly and Begg, 2005:305).
Tahapan ini diperlukan ketika suatu sistem database baru sedang
menggantikan suatu sistem database yang lama.
2.1.8.10 Testing
Testing adalah proses yang berjalan pada sistem basis data
yang bertujuan untuk menemukan error atau kesalahan. (Connolly
and Begg, 2005:305). Sebelum diterapkan dalam suatu sistem,
database harus dilakukan testing terlebih dahulu.
Keuntungan Testing
1. Dapat mengungkapkan kesalahan atau error pada program
aplikasi atau pada struktur database. (Connolly and Begg,
2005:305).
2. Mendemonstrasikan database dan program aplikasi yang berjalan
sesuai dengan spesifikasi dari kebutuhan kinerja yang diterapkan.
(Connolly and Begg, 2005:305).
36
Kriteria Testing
Kriteria yang dapat digunakan untuk melakukan testing antara lain :
a. Learnability berapa lama pengguna baru dapat menggunakan
sistem
b. Performance seberapa baik respon sistem bisa cocok dengan
permintaan
c. Robusiness bagaimana toleransi yang diberikan sistem terhadap
kesalahan pengguna.
d. Recoverability seberapa baik sistem dapat memperbaiki kesalahan
pengguna.
e. Adaptability seberapa dekat sistem dapat beradaptasi terhadap
suatu model kerja.
2.1.8.11 Operational Maintenance
Merupakan suatu proses mengawasi dan memelihara sistem
database setelah instalasi. (Connolly and Begg, 2005:306). Yang
termasuk dalam operational maintenance yaitu :
a. Mengawasi kinerja sistem. Jika kinerja turun, diperlukan
perbaikan atau pengaturan ulang basis data.
b. Memelihara dan meng-update sistem database
c. Penggabungan kebutuhan baru ke dalam aplikasi basis data.
37
2.1.9 Web Database
Web database merupakan aplikasi penggunaan web sebagai
platform yang menghubungkan pengguna dengan antarmuka satu atau
lebih basis data.
Web memampukan organisasi untuk menyediakan jasa baru
dan mencapai konsumen baru melalui aplikasi yang dapatdiakses
secara global.
Menurut Conolly and Begg (2010:1036), Keuntungan dari
penggunaan web database adalah sebagai berikut:
1. Kesederhanaan (Simplicity)
2. Platform Independen
3. Grafis antarmuka pengguna
4. Standarisasi
Menurut Conolly and Begg (2010:1038), web database
memilikii beberapa kelemahan sebagai berikut:
1. Kehandalan (Reliability)
2. Keamanan (Security)
3. Biaya (Cost)
4. Skalabilitas (Scalability)
5. Bandwidth
6. Kinerja (Performance)
38
2.1.10 Unified Modelling Language (UML)
Menurut Whitten et al. (2004:430), UML adalah sekumpulan
konvensi tentang pemodelan yang digunakan untuk menspesifikasi
atau menggambarkan sistem.
2.1.10.1 Use Case Diagram
Menurut Whitten et al. (2004:271), Use case diagram
menggambarkan interaksi antara sistem, external sistem dan user.
Dengan kata lain , diagram ini menjelaskan yang akan menggunakan
sistem tersebut dan bagaimana cara user tersebut berinteraksi dengan
sistem.
2.1.10.2 Activity Diagram
Menurut Whitten et al. (2004:442), Activity diagram
menggambarkan alur aktivitas dari proses bisnis dari sebuah use case
yang secara berurutan. Diagram ini juga digunakan untuk
menggambarkan action yang akan dieksekusi ketika suatu proses
sedang berjalan dan beserta hasil dari proses eksekusi.
2.1.10.3 Sequence Diagram
Menurut Whitten et al. (2004:441), Sequence diagram
menggambarkan bagaimana objek berinteraksi antara satu dengan
yang lain melalu message dalam eksekusi dari sebuah use case atau
sebuah operasi. Diagram ini menggambarkan message dikirim dan
diterima antar objek dan urutannya.
Pada sequence diagram, objek disusun dari kiri ke kanan
actor melalui suatu interaksi yang biasanya ditempatkan disisi kiri.
Dimensi (ditunjukkan dalam bentuk kotak) yang vertical
menunjukkan waktu. Bagian atas dari diagram merupakan titik awal
dan waktu untuk melaksanakan tugas tersebut digambarkan secara
menurun. Garis titik-titik yang digambarkan secara vertical atau
disebut lifeline dihubungkan dengan setiap objek atau actor. Lifeline
menjadi suatu kotak yang disebut activation selama suatu periode
39
waktu dimana objek tersebut melakukan perhitungan. Objek dikatakan
memiliki life activation selama waktu tersebut.
2.1.11 Interaksi Manusia dan Komputer
Menurut Shneiderman & Plaisant (2010:22), interaksi
manusia dan komputer adalah ilmu yang berhubungan dengan
perancangan, evaluasi dan implementasi suatu sistem komputer yang
interaktif yang dapat digunakan oleh manusia. Demi tercapainya
tujuan dari IMK, maka dalam perancangan interface sebaiknya tidak
lupa mengikut sertakan evaluasi terhadap lima faktor terukur dari
manusia sebagai berikut (Shneiderman & Plaisant, 2010:32) :
1. Waktu Pembelajaran
2. Kecepatan Kinerja
3. Tingkat kesalahan yang dibuat User
4. Daya Ingat
5. Tingkat Kepuasan
2.1.12 Delapan Aturan Emas Perancangan
Menurut Shneiderman & Plaisant (2010:88), Dalam IMK
terdapat delapan aturan emas (eight golden rules) yang digunakan
dalam perancangan antarmuka pemakai yaitu:
1. Konsistensi
2. Memungkinkan adanya shortcut
3. Umpan balik yang informatif
4. Merancang dialog untuk menghasilkan keadaan akhir
5. Menyediakan pencegahan dan penanganan kesalahan yang
sederhana
6. Mengijinkan pembalikan aksi
7. Mendukung pusat kendali internal
8. Mengurangi beban ingatan jangka pendek
40
2.2 Teori yang terkait tema penelitian (tematik)
2.2.1 Registrasi dan Pelayanan pada divisi Poliklinik Restitusi
Kesehatan Berbasis Web Database pada PT. PLN (Persero)
Gambir
Perusahaan Listrik Nasional atau yang disingkat menjadi PT.
PLN (Persero) Gambir adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
yang membidangi urusan kelistrikan di Indonesia. Selain itu terdapat
juga suatu divisi yang menangani masalah kesehatan kesejahteraan
para karyawan dan keluarga yang ingin konsultasi atau berobat ke
rumah sakit atau klinik di Jakarta.
Untuk itu, tugas perusahaan disini melakukan pelayanan
terhadap para karyawan dan keluarga bagi yang ingin berobat. Dengan
cara karyawan harus melakukan registrasi, seperti meminta dan
mengambil formulir permohonan restitusi kesehatan kepada
supervisor di setiap kantor cabang atau pusat untuk diisi dan harus
melampirkan beberapa data kuitansi pembayaran asli yang diberikan
oleh pihak rumah sakit.
Pada awalnya sistem registrasi dan pelayanan ini masih
berjalan manual di setiap kantor cabang PT PLN (Persero) hingga
pusat. Maka dari itu pada skripsi ini akan dibuat sebuah aplikasi
berbasis web database dengan mengintegrasikan database MySQL
dengan penggunaan bahasa pemrograman PHP yang diharapkan
dapat membantu PT. PLN (Persero) Gambir dalam melaksanakan
registrasi dan pelayanan pada divisi Poliklinik.
Restitusi kesehatan pada divisi Poliklinik PT. PLN (Persero)
bertujuan untuk penentuan penggantian biaya restitusi kesehatan
kepada para pegawai dan keluarga, baik pegawai aktif maupun
pegawai yang sudah pensiun.
41
2.2.2 PHP dan MySQL
Aplikasi registrasi dan pelayanan restitusi kesehatan berbasis
web database ini dirancang bahasa pemrograman PHP dan
mengintegrasikan database dengan MySQL.
Menurut Kasiman Peranginangin (2006:2), PHP digunakan
sebagai bahasa script server side dalam pengembangan web yang
disisipkan pada dokumen HTML. Penggunaan PHP memungkinkan
web dapat dibuat dinamis sehingga maintenance situs web menjadi
lebih mudah dan efisien. PHP digunakan sebagai alternatif karena
lebih cepat dalam pengkodean dan lebih cepat untuk dieksekusi. PHP
code dapat digunakan pada berbagai macam web server dan sistem
operasi. PHP dapat beroperasi di Linux, Unix, Windows dan MacOS
X. PHP di desain untuk integrasi dengan Apache Web Server.
phpMyAdmin adalah perangkat lunak bebas yang ditulis
dalam bahasa pemrograman PHP yang digunakan untuk menangani
administrasi MySQL melalui Jejaring Jagat Jembar (World Wide
Web). phpMyAdmin mendukung berbagai operasi MySQL,
diantaranya (mengelola basis data, tabel-tabel, bidang (fields), relasi
(relations), indeks, pengguna (users), perijinan (permissions), dan
lain-lain).
Saat ini banyak sekali perangkat lunak yang dapat
dimanfaatkan untuk mengelola basis data dalam MySQL, salah
satunya adalah phpMyAdmin. Dengan phpMyAdmin, seseorang dapat
membuat database, membuat tabel, mengisi data, dan lain-lain dengan
mudah, tanpa harus menghafal baris perintahnya.
Selain itu terdapat juga web server nya yaitu dengan
menggunakan XAMPP. XAMPP adalah perangkat lunak bebas, yang
mendukung banyak sistem operasi, merupakan kompilasi dari
beberapa program.
Fungsinya adalah sebagai server yang berdiri sendiri
(localhost), yang terdiri atas program Apache HTTP Server, MySQL
database, dan penerjemah bahasa yang ditulis dengan bahasa
pemrograman PHP dan Perl.
42
2.2.3 Registrasi dan Pelayanan
Registrasi adalah pencatatan atau pendaftaran (Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 2008:1185). Registrasi adalah upaya pencatatan
atau pengumpulan data berdasarkan dengan maksud dan tujuan
tertentu.
Pelayanan adalah perihal atau cara melayani (Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 2008:826). Pelayanan adalah suatu tindakan dengan
tujuan untuk memenuhi kebutuhan perseorangan atau kelompok yang
berhubungan dengan suatu kegiatan tertentu.
2.2.4 Black Box Testing
Menurut Black (2007:45), black box testing adalah melakukan
pengujian terhadap apa yang dilakukan oleh sistem, khususnya
perilaku dan juga masalah bisnis. Pengujian ini biasanya dilakukan
oleh pihak penguji pada tahap integration test dan acceptance test,
tetapi juga berguna untuk tahap yang lebih awal untuk membantu
membangun unit test case yang lebih baik. Pengujian terhadap proses
bisnis yang dilakukan oleh sistem dimana penguji membutuhkan
informasi mengenai data input dan output yang diamati tetapi tidak
perlu mengetahui struktur internal dari sistem tersebut.
2.2.5 Unit Testing
Unit testing merupakan pengujian fitur atau modul yang
merupakan bagian terkecil dari sistem yang diuji secara terpisah untuk
memastikan fitur dapat berfungsi dengan baik dan benar.
43
2.2.6 Integration Testing
Integration testing merupakan pengujian yang dilakukan
dengan meletakan komponen – komponen yang berhubungan untuk
memastikan fitur – fitur dan antarmuka dalam suatu aplikasi saling
berinteraksi satu sama lain dengan baik dan benar.
2.2.7 User Acceptance Testing
User acceptance testing adalah pengujian yang dilakukan
oleh pengguna dari sistem tersebut untuk memastikan fungsi-fungsi
yang ada pada sistem tersebut telah berjalan dengan baik dan sesuai
dengan kebutuhan pengguna.
2.3 Hasil Penelitian atau Produk Sebelumnya
Hasil penelitian skripsi sebelumnya yang hampir sama
dengan penelitian skripsi ini yang berkaitan dengan registrasi dan
pelayanan yaitu terdapat sebuah skripsi mahasiswa universitas Bina
Nusantara tahun 2012 dengan judul “Aplikasi Registrasi Lembaga
Kesejahteraan Sosial Anak pada Kementerian Sosial Republik
Indonesia” yang ditulis oleh Ahmad Hani Mustafa (1200971811),
Prineza Andanarie (1200982090), Cakra Wibi Sasmito (1201002261).
Berikut abstrak uraian isi penelitiannya :
Tujuan dari pembuatan skripsi tersebut adalah untuk
menciptakan sebuah sistem berbasis web yang dapat memudahkan
untuk pendataan anak jalanan, karyawan panti, dan juga panti – panti
yang bernaung di bawah Kementerian Sosial. Metodologi penelitian
meliputi dua tahapan, yaitu Metode analisis dan Metode perancangan.
Analisa sistem dilakukan melalui dua tahapan yaitu pengumpulan data
dan analisa terhadap hasil diskusi serta wawancara. Metodologi
perancangan digunakan untuk merancang dan mengimplementasikan
sistem ini, dan menggunakan pendekatan Agile khususnya Extereme
Programming. Alasan digunakannya metode ini ialah lebih
terciptanya komunikasi dengan pihak Kementerian Sosial sehingga
setiap feedback dapat langsung ditanggapi dan juga kesederhanaan
44
dalam pengkodean karena dilakukan secara permodul. Hasil yang
dicapai dalam pembuatan web tersebut adalah aplikasi website yang
terstruktur untuk pendataan anak jalanan, karyawan panti, dan juga
panti – panti yang bernaung di bawah Kementerian Sosial. Website
ini juga mempermudah Kementerian Sosial dalam penghitungan
subsidi ke Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) dan membuat
pengkonfirmasian proposal dari LKSA sampai ke pusat (Kementerian
Sosial) lebih efisien dan efektif.
Recommended