View
8
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
7
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH HUBUNGAN FREKUENSI ANC… SKRIPSI
BAB 2
TUJUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Kehamilan
2.1.1 Pengertian Kehamilan
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Kehamilan
terbagi dalam tiga trimester, dimana trimester pertama 12 minggu, trimester kedua
15 minggu (minggu ke-13 sampai 27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-
28 sampai 40) (Saiful and Fatmawati, 2019). Masa kehamilan dimulai dari konsepsi
sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9
bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Gustom and Hutabarat, 2020).
2.1.2 Adaptasi Fisiologis pada Ibu Hamil
Menurut Wagiyo dan Putrono pada ibu hamil terjadi perubahan fisiologis
pada beberapa sistem tubuh (Wagiyo and Putrono, 2016), yaitu:
1. Perubahan pada sistem reproduksi
Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama di bawah pengaruh
estrogen dan progesteron yang kadarnya meningkat. Berat uterus itu normal lebih
kurang 30 gram. Pada akhir kehamilan (40 minggu), berat uterus itu menjadi 1.000
gram. Pembuluh darah vagina bertambah hingga warna selaput lendirnya membiru
(tanda Chadwick), kekenyalan (elastis). Vagina bertambah berarti daya renggang
bertambah sebagai persiapan persalinan (Fatimah and Nuryaningsih, 2017).
2. Perubahan pada sistem kardiovaskuler
Volume darah maternal mulai meningkat pada awal masa kehamilan
sebagai akibat dari perubahan osmoregulasi dan sistem renin-angiotensin yang
8
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI ANC… ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH
menyebabkan terjadinya retensi sodium dan peningkatan dari total body water
menjadi 8,5 liter. Pada masanya, volume darah meningkat sampai 45% dengan
peningkatan volume sel darah merah hanya sampai 30%. Perbedaan peningkatan
ini dapat menyebabkan terjadinya anemia fisiologis dalam kehamilan dengan
hemoglobin rata-rata 11,6 gr/dl dan hematocrit 35,5%. Bagaimanapun transportasi
oksigen tidak terganggu oleh anemia relatif karena tubuh sang ibu memberikan
kompensasi dengan cara meningkatkan curah jantung, peningkatan PaO2, dan
pergeseran ke kanan dari kurva disosiasi oxyhemoglobin. Kehamilan sering
diasosiasikan dengan keadaan hiperkoagulasi yang memberikan keuntungan dalam
membatasi terjadinya perdarahan saat proses persalinan. Fibrinolisis secara cepat
dapat diobservasi pada trimester ketiga (Nani, 2018).
3. Perubahan pada sistem pernapasan
Ibu hamil akan bernapas lebih dalam sekitar 20-25% dari biasanya sebagai
kompensasi untuk dapat memenuhi kebutuhan oksigen karena desakan diafragma
akibat dorongan rahim yang membesar pada umur hamil 32 minggu, sehingga
banyak ibu hamil yang mengeluh sesak napas pada kehamilan trimester ketiga.
Volume tidal meningkat dari 500 ml menjadi 700 ml dan kapasitas vital juga
meningkat 100-200 ml. 60-70% gravida yang sehat dan normal tanpa riwayat
penyakit jantung dan pernapasan mengeluh mengalami dispnea selama masa
kehamilan. Selama kehamilan terjadi perubahan fisiologi sistem pernapasan yang
disebabkan oleh perubahan hormonal dan faktor mekanik. Perubahan-perubahan ini
diperlukan untuk mencukupi peningkatan kebutuhan metabolik dan sirkulasi untuk
pertumbuhan janin, plasenta, dan uterus (Ulum and Khotimah, 2017).
9
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI ANC… ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH
4. Perubahan pada sistem gastrointestinal
Perubahan yang nyata akan terjadi pada hipersalivasi sering terjadi sebagai
kompensasi dari mual dan muntah yang sering terjadi pada kehamilan. Konstipasi
karena pengaruh progesterone yang meningkat. Perut kembung karena tekanan
uterus yang membesar dalam perut (Suryati, 2014).
5. Perubahan pada sistem renal
Meningkatnya aliran darah ke ginjal (Renal Blood Flow/RBF) sehingga
besarnya RBF adalah 200-250 ml/menit. Keadaan ini menyebabkan
meningkatmnya Laju Filtarsi Glomerulus (LFG) sebesar 30-50% atau sama dengan
150-200 ml/menit. Peningkatan LFG ini disebabkan pengaruh lactogen plasenta
yang menurut para ahli endokrin mempunyai kesamaan dengan Growht Hormone.
Akibat adanya peningkatan Renal Plasma Flow (RPF), unsur nitrogen darah Blood
Urea Nitrogen (BUN) dan kreatinin dalam darah menurun selama kehamilan yang
masing-masing menjadi 6-8 mg/100 ml dan 0,4-0,6 mg/ml (Maryani, 2020).
6. Perubahan pada sistem endokrin
Korpus luteum mulai menghasilkan estrogen dan progesterone. Estrogen
(menstimulasi pertumbuhan otot-otot uterus dan membuat sensitif terhadap
oksitosin, menstimulasi pertumbuhan duktus-duktus payudara, pertumbuhan puting
susu, hiperpigmentasi). Progesteron (mempengaruhi jaringan-jaringan yang di
pengaruhi estrogen, proliferasi dan meningkatkan vaskularisasi desidua, relaksasi
miometrium). BMR meningkat 20% dan kelenjar thyroid membesar. Perasaan
lemah dan letih sebagian besar disebabkan peningkatan aktivitas metabolik
keseimbangan asam-basa. Sekitar minggu ke-10 gestasi terjadi penurunan tekanan
10
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI ANC… ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH
CO2 sekitar 5 mmHg. Progesteron dapat meningkatkan sensitivitas reseptor pusat
napas sehingga volume tidal meningkat, PCO2 menurun, kelebihan basa (HCO3
atau bikarbonat) menurun dan pH meningkat (menjadi lebih basa) (Wahyuntari,
Listyaningrum and Istiyati, 2018).
7. Perubahan pada sistem integumen
Perubahan keseimbangan hormon dan peregangan mekanis menyebabkan
timbulnya beberapa perubahan dalam sistem integumen dalam masa kehamilan.
Kloasma adalah bercak hiperpigmentasi kecoklatan pada kulit di daerah tonjolan
maksila dan dahi, khususnya pada wanita hamil berkulit hitam. Kloasma yang
timbul pada wanita hamil biasanya hilang setelah melahirkan. Linea nigra adalah
garis pigmentasi dari simfisis pubis sampai ke bagian atas fundus garis tengah
tubuh. Garis ini dikenal sebagai linea alba sebelum hiperpigmentasi di induksi
hormon timbul. Linea nigra timbul pada semua wanita hamil dan hal ini merupakan
sesuatu yang fisiologis (Antari, 2018).
8. Perubahan pada sistem metabolic
Metabolisme basal naik sebesar 15% sampai 20% dari semula pada
trimester ketiga. Keseimbangan asam basa mengalami penurunan dari 155 mEq per
liter menjadi 145 mEq perliter disebabkan oleh hemodilusi darah dan kebutuhan
mineral yang dibutuhkan janin. Kebutuhan protein wanita hamil makin tinggi untuk
pertumbuhan dan perkembangan janin, perkembangan organ kehamilan persiapan
laktasi. Dalam makanan diperlukan protein tinggi sekitar ½ gram/kg BB atau
sebutir telur ayam sehari. Kebutuhan kalori didapat dari karbohidrat, lemak dan
protein. Kebutuhan zat mineral untuk ibu hamil yaitu kalsium 1,5 gram setiap hari,
11
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI ANC… ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH
30-40 gram untuk pembentukan tulang janin; fosfor rata-rata 2 gram dalam sehari;
air, ibu hamil memerlukan air cukup banyak dan dapat terjadi retansi air (Manuaba,
IBG, 2014).
9. Kenaikan berat badan ibu
Kehamilan menyebabkan banyak perubahan pada tubuh ibu. Perubahan-
perubahan itu untuk menyesuaikan tubuh ibu pada keadaan kehamilannya,
termasuk perubahan berat badan. Penggunaan zat-zat makanan oleh tubuh menurun
pada 4 bulan pertama kehamilan sehingga kebutuhan tubuh akan makanan juga
berkurang pada beberapa bulan pertama kehamilan. Peningkatan berat badan
selama hamil sangat bervariasi mulai dari 9 sampai 13 kg dengan peningkatan berat
badan paling cepat biasanya terjadi pada minggu 24 dan 32. Rahim, janin, plasenta
dan cairan yang ada di dalamnya akan menyebabkan berat badan meningkat lebih
dari separuh total berat badan (Silalahi, 2018).
2.1.3 Tanda-tanda Kehamilan
Tanda-tanda kehamilan yaitu tanda dugaan kehamilan meliputi amenorea
(haid tidak datang), morning sickness (mual dan muntah di pagi hari), mengidam
(ingin makanan khusus), anoreksi (tidak selera makan), mamae menjadi tegang dan
membesar, sering buang air kecil, konstipasi atau obstipasi, pigmentasi (perubahan
warna kulit), epulis, dan varises; tanda kemungkinan kehamilan meliputi
pembesaran rahim dan perut, tanda hegar, tanda chadwik, tanda piscasek, tanda
braxton hicks teraba ballottement, dan reaksi pemeriksaan kehamilan positif; dan
tanda pasti kehamilan meliputi gerakan dapat dilihat, dirasa atau diraba bagian-
12
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI ANC… ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH
bagian janinnya, terdengar denyut jantung janin, dan terlihat tulang-tulang janin
dalam fotorontgen (Manuaba, IBG, 2014).
2.1.4 Ketidaknyamanan pada Masa Kehamilan
Ketidaknyamanan pada masa kehamilan pada setiap trimesternya yaitu
ketidaknyamanan pada trimester I (mual dan muntah, hipersaliva, pusing, mudah
lelah, peningkatan frekuensi berkemih, konstipasi, dan hearthburn),
ketidaknyamanan pada trimester II (pusing, sering berkemih, nyeri perut bawah,
nyeri punggung, flek kehitaman pada wajah dan ketiak, secret vagina berlebih,
konstipasi, penambahan berat badan, pergerakan janin, dan perubahan psikologis),
dan ketidaknyamanan pada trimester III (sering BAK, pegal-pegal, hemoroid, kram
dan nyeri pada kaki, gangguan pernapasan, edema, dan perubahan libido) (Irianti,
2013).
2.2 Konsep Dasar Anemia pada Ibu Hamil
2.2.1 Pengertian Anemia pada Ibu Hamil
Anemia atau sering disebut kurang darah adalah keadaan dimana sel darah
merah atau kadar hemoglobin (Hb) kurang dari normal. Anemia pada ibu hamil
adalah keadaan dimana seorang ibu hamil mengalami defisiensi zat besi dalam
darahnya. WHO menetapkan kejadian anemia pada kehamilan dengan menentukan
Hb 11 gr% sebagai dasarnya (Rismawati and Rohmatin, 2018). Berikut kriteria
anemia pada ibu hamil, yaitu:
13
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI ANC… ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH
Tabel 2. 1 Kriteria Anemia Berdasarkan Rata-rata Kadar Hemoglobin Normal pada
Ibu Hamil
Usia Kehamilan Hb Normal Anemia jika Hb kurang dari (g/dl)
Trimester I: 0-12 minggu 11,0-14,0 11,0 (Ht 33%)
Trimester II: 13-28 minggu 10,5-14,0 10,5 (Ht 31%)
Trimester III: 29-melahirkan 11,0-14,0 11,0 (Ht 33%)
Sumber: WHO, Clinical Use of Blood
Kriteria anemia berdasarkan rata-rata kadar hemoglobin normal pada ibu
hamil yaitu trimester I (0-12 minggu) dikatakan anemia apabila Hb <11 gr/dl dan
Ht 33% (Hb normal 11-14 gr/dl), trimester II (13-28 minggu) dikatakan anemia
apabila Hb <10,5 gr/dl dan Ht 31% (Hb normal 10,5-14 gr/dl), dan trimester III (29
minggu-melahirkan) dikatakan anemia apabila Hb <11 gr/dl dan Ht 33% (Hb
normal 11-14 gr/dl).
2.2.2 Anatomi dan Fisiologi
Bagian-bagian darah terdiri dari air sebesar 91%, protein sebesar 35%
(albumin, globulin, protombin, dan fibrinogen), mineral sebesar 0,9% (natrium
klorida, natrium bikarbonat, garam fosfat, magnesium, kalsium, dan zat besi), dan
bahan organik sebesar 0,1% (glukosa, lemak, asam urat, kreatinin, kolesterol, dan
asam amino). Sel-sel darah merah ada 3 macam, yaitu eritrosit (sel darah merah),
leukosit (sel darah putih), dan trombosit/platelet (sel pembeku darah). Darah
manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah mengangkut
oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh, menyuplai jaringan tubuh
dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai
bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai
penyakit. Hormon-hormon dari sistem endokrin juga diedarkan melalui darah.
Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai
14
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI ANC… ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH
merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh
hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi dalam
bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.
Manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berarti darah mengalir
dalam pembuluh darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh
jantung menuju paru-paru untuk melepaskan sisa metabolisme berupa
karbondioksida dan menyerap oksigen melalui pembuluh darah aorta. Darah
mengedarkan oksigen melalui pembuluh darah pulmonalis lalu dibawa lagi ke
jantung melalui vena pulmonalis. Darah juga mengangkut bahan-bahan sisa
metabolisme obat-obatan dan bahan kimia asing ke hati untuk dibuang urine (Putri
and Hastina, 2020).
2.2.3 Etiologi Anemia pada Ibu Hamil
Anemia dalam kehamilan sebagian besar disebabkan oleh kekurangan besi
(anemia defisiensi besi) yang dikarenakan kurangnya masukan unsur besi dalam
makanan, gangguan reabsorbsi, gangguan penggunaan, atau karena terlampau
banyaknya zat besi keluar dari badan, misalnya pada perdarahan. Selain disebabkan
oleh defisiensi besi, kemungkinan dasar penyebab anemia di antaranya adalah
penghancuran sel darah merah yang berlebihan dalam tubuh sebelum waktunya
(hemolysis), kehilangan darah atau perdarahan kronik, produksi sel darah merah
yang tidak optimal, gizi yang buruk misalnya gangguan penyerapan protein dan zat
besi oleh usus, gangguan pembentukan eritrosit oleh sumsum tulang belakang
(Astutik and Ertiana, 2018).
15
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI ANC… ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH
2.2.4 Patofisiologi Anemia pada Kehamilan
Darah akan bertambah saat proses kehamilan disebut hidremia atau
hypovolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel darah merah kurang dibandingkan
dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah. Perbandingan
tersebut adalah plasma 30%, sel darah merah 18%, dan hemoglobin 19%.
Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah dimulai sejak kehamilan 10 minggu
dan mencapai puncaknya dalam kehamilan antara 32 minggu dan 36 minggu.
Secara fisiologis, pengenceran darah ini untuk membantu meringankan kerja
jantung yang semakin berat dengan adanya kehamilan. Perubahan hematologi pada
kehamilan disebabkan oleh perubahan sirkulasi yang makin meningkat terhadap
plasenta dan pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat 45-65% dimulai
pada trimester 2 kehamilan dan maksimum terjadi pada bulan ke-9 dan
meningkatnya sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterm serta kembali
normal 3 bulan setelah partus (Prawiroharjo, 2013).
2.2.5 Faktor-faktor yang Memengaruhi Anemia pada Kehamilan
Anemia pada kehamilan terjadi pada trimester pertama sampai ketiga dapat
dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:
1. Usia ibu hamil
Usia ibu mempengaruhi kematangan organ reproduksi saat kehamilan.
Wanita yang hamil dengan usia <20 tahun meiliki risiko tinggi terjadinya gangguan
pada janin karena belum matangnya organ reproduksi sehingga dapat menyebabkan
gangguan selama masa kehamilan. Sedangkan wanita yang hamil dengan usia >35
tahun, berisiko terjadinya perdarahan ketika persalinan pada usia tersebut karena
16
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI ANC… ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH
organ reproduksi sudah mengalami penurunan fungsi. Perdarahan yang terjadi pada
saat persalinan jika tidak ditangani secara baik maka akan menyebabkan anemia
(Kondi, Berkanis and Febriyanti, 2017).
2. Umur kehamilan
Ibu hamil pada trimester pertama dua kali lebih mungkin untuk mengalami
anemia dibandingkan pada trimester kedua. Demikian pula ibu hamil di trimester
ketiga hampir tiga kali lipat cenderung mengalami anemia dibandingkan pada
trimester kedua. Anemia pada trimester pertama bisa disebabkan karena kehilangan
nafsu makan, morning sickness, dan dimulainya hemodilusi pada kehamilan 8
minggu. Sementara di trimester ketiga bisa disebabkan karena kebutuhan nutrisi
tinggi untuk pertumbuhan janin dan berbagai zat besi dalam darah ke janin yang
akan mengurangi cadangan zat besi ibu (Putri and Hastina, 2020).
3. Paritas
Secara fisiologis ibu dengan paritas atau riwayat kelahiran yang terlalu
sering akan mengalami peningkatan volume plasma darah yang lebih besar
sehingga menyebabkan hemodilusi yang lebih besar pula. Ibu yang telah
melahirkan lebih dari 3 kali berisiko mengalami komplikasi serius seperti
perdarahan, hal ini dipengaruhi keadaan anemia selama kehamilan. Di samping itu
pendarahan yang terjadi mengakibatkan ibu banyak kehilangan hemoglobin dan
cadangan zat besi menurun sehingga kehamilan berikutnya menjadi lebih berisiko
untuk mengalami anemia lagi (Hidayati and Andyarini, 2018).
17
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI ANC… ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH
4. Status KEK (Kekurangan Energi Kronis)
Ibu hamil mengalami KEK karena disebabkan kurangnya asupan nutrisi
yang mengandung gizi seimbang. Pada trimester I biasanya ibu hamil mengalami
nausea (mual) ataupun emesis (muntah) yang menyebabkan ibu kurang
mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi seimbang atau bervariasi, sehingga
absorbsi makanan di dalam tubuh tidak berlangsung dengan baik yang dapat
mempengaruhi dampak kesehatan ibu dan janin. Pada awal trimester I hendaknya
ibu hamil mengonsumsi makanan dengan porsi sedikit tapi sering, dengan banyak
mengonsumsi buah-buahan/sayur-sayuran dan menghindari makanan yang dapat
merangsang mual dan muntah agar absorbsi makanan yang dikonsumsi diserap
dengan baik oleh tubuh. Selama kehamilan ibu hamil harus menjaga dan
meningkatkan pasokan gizi yang diperlukan oleh ibu dan janin, dan peningkatan
jumlah konsumsi makan perlu ditambah terutama konsumsi pangan sumber energi
untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin (Aminin, Wulandari and Lestari, 2014).
5. Tingkat pendidikan
Anemia cenderung terjadi pada kelompok penduduk dengan tingkat
pendidikan yang rendah, karena berbagai sebab. Pada kelompok penduduk
berpendidikan rendah pada umumnya kurang mempunyai akses informasi tentang
anemia dan penanggulangannya, kurang memahami akibat anemia, kurang dapat
memilih bahan makanan bergizi khususnya yang mengandung zat besi tinggi, serta
kurang dapat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang tersedia. Sebaliknya dengan
pendidikan yang berpendidikan tinggi, mempunyai pengetahuan dan akses
informasi yang cukup tentang berbagai hal termasuk terhadap masalah-masalah
18
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI ANC… ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH
kesehatan utamanya masalah gizi (anemia) dan cara penanggulangannya (D.
Puspitaningrum, 2013).
6. Kepatuhan minum tablet Fe
Efektivitas upaya pemberian tablet Fe bergantung pada kepatuhan ibu hamil
dalam mengkonsumsi tablet besi yang diberikan. Cakupan pemberian tablet Fe
yang tinggi dapat tidak berdampak pada penurunan anemia besi jika kepatuhan ibu
hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe masih rendah (Sarah and Irianto, 2018).
7. Keteraturan melakukan pemeriksaan kehamilan
Pemeriksaan kehamilan dianjurkan minimal 4 kali dalam kondisi kehamilan
normal. Pemeriksaan kehamilan secara teratur merupakan upaya untuk mendeteksi
lebih dini bahaya atau komplikasi yang bisa terjadi dalam kehamilan seperti anemia
defisiensi besi pada ibu hamil (Putri, Sulistiyono and Mahmudah, 2015)
2.2.6 Bahaya Anemia pada Ibu Hamil
Berikut bahaya anemia yang mungkin muncul pada ibu hamil, yaitu anemia
ringan (10-10,9 g/dl) akan berdampak terhadap penurunan kemampuan kerja;
anemia sedang (7-9,9 g/dl) ibu hamil akan kesulitan melakukan pekerjaan termasuk
pada pekerjaan rumah dan mengurus anak, tingkat morbiditas akan lebih tinggi,
prematur, BBLR, dan pada proses persalinan kemungkinan akan kehilangan darah
lebih banyak, infeksi post partum, dan risiko kematian ibu dapat terjadi pada ibu
hamil dengan anemia sedang; dan anemia berat (<7g/dl) ibu hamil akan mengalami
risiko kematian lebih tinggi baik ibu dan janin, kegagalan jantung, palpitasi dan
gangguan pernapasan akan terjadi, edema pulmonary, syok, dan kematian
(Sulistianingsih and Saputri, 2020).
19
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI ANC… ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH
2.2.7 Tanda dan gejala Anemia pada Ibu Hamil
Sindrom anemia secara umum meliputi rasa lemah, lesu, cepat lelah, telinga
berdenging, mata berkunang-kunang, kaki terasa dingin, dan sesak napas. Gejala
anemia pada ibu hamil meliputi cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang,
lidah luka, nafsu makan turun, konsentrasi hilang, napas pendek, keluhan mual
muntah lebih hebat pada kehamilan muda. Sedangkan tanda-tanda anemia pada ibu
hamil antara lain terjadinya peningkatan kecepatan denyut jantung karena tubuh
berusaha memberikan oksigen lebih banyak ke jaringan, adanya peningkatan
kecepatan pernapasan karena tubuh berusahan menyediakan lebih banyak oksigen
pada darah, pusing akibat kurangnya darah ke otak, terasa lelah karena
meningkatnya oksigenasi berbagai organ termasuk otot jantung dan rangka, kulit
pucat karena berkurangnya oksigenasi, mual akibat penurunan aliran darah saluran
cerna dan susunan saraf pusat, dan penurunan kualitas rambut dan kulit (Astutik
and Ertiana, 2018).
2.2.8 Pemeriksaan untuk Menentukan Anemia pada Ibu Hamil
Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menentukan apakah ibu hamil
termasuk anemia atau tidak, yaitu anamnesa (keluhan cepat lelah, sering pusing,
mata berkunang-kunang, keluhan mual muntah, lebih berat pada hamil muda, bila
terdapat keluhan lemah, nampak pucat, mudah pingsan sementara tensi dalam batas
normal, maka perlu dicurigai anemia defisiensi besi); pemeriksaan fisik (tampak
lemah, kulit pucat, mudah pingsan, sementara tensi masih dalam batas normal,
pucat pada membran mukosa dan konjuntiva karena kurangnya sel darah merah
pada pembuluh kapiler dan pucat pada kuku serta jari), pemeriksaan darah minimal
20
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI ANC… ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH
2 kali selama kehamilan yaitu pada trimester I dan III. Dengan melihat hasil
anamnesa dan pemeriksaan fisik maka diagnosa dapat dipastikan dengan
pemeriksaan kadar Hb (Takdir, 2017).
2.2.9 Penatalaksanaan Anemia pada Ibu Hamil
Terapi oral dengan memberikan preparat zat besi yaitu fero sulfat, fero
glukonat, dan fero fumarat. Pemberian preparat 60 mg/ hari dapat menaikkan kadar
Hb sebanyak 1gr/dL/bulan. Pemberian terapi zat besi oral tidak boleh dihentikan
setelah hemoglobin mencapai nilai normal, tetapi harus dilanjutkan selama 2-3
bulan lagi untuk memperbaiki cadangan zat besi. Sebelum pemberian tablet Fe,
dikalkulasikan terlebih dahulu jumlah zat besi yang dibutuhkan. Misalnya Hb
sebelumnya 6 gr% maka kekurangannya adalah 12-6= 6 gr% sehingga kebutuhan
zat besi adalah 6 x 200 mg. Kebutuhan zat besi untuk mengisi cadangan adalah 500
fig, maka dosis Fe secara keseluruhan adalah 1200+500= 1700 mg. Hasil yag
diharapkan Hb meningkat 0,3 gr-1 gr per minggu. Efek samping pemberian Fe yaitu
konstipasi, berak hitam, mual dan muntah (Handayani, 2014).
2.2.10 Pencegahan Anemia pada Ibu Hamil
Beberapa upaya pencegahan anemia pada ibu hamil dapat dilakukan, yaitu:
1. Makan makanan yang tinggi kandungan zat besi (Anggraini, Purnomo and
Trijanto, 2018).
2. Mengurangi konsumsi makanan yang bisa menghambat penyerapan zat besi
seperti: fitat, fosfat, tannin (Triharini, 2019).
3. Suplemen tablet zat besi yang diberikan minimal 90 tablet diminum secara
tepat (Nurmasari and Sumarmi, 2019).
21
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI ANC… ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH
4. Dukungan dari suami atau keluarga selalu mengingatkan ibu untuk selalu
mengkonsumsi tablet Fe agar ibu tersebut merasa dicintai dan diperhatikan
oleh anggota keluarganya (Nurzia, 2016).
5. Tenaga kesehatan memiliki peran sebagai komunikator dengan memberikan
informasi tentang anemia, sebagai motivator untuk patuh mengonsumsi tablet
Fe, sebagai fasilitator dengan memberikan tablet Fe pada ibu hamil dengan
anemia, dan sebagai konselor dengan mengarahkan perilaku sehat pada ibu
hamil (Handayani, 2013).
2.3 Konsep Dasar Antenatal Care (ANC)
2.3.1 Pengertian ANC
Antenatal Care (ANC) adalah suatu program yang terencana berupa
observasi, edukasi, dan penanganan medik pada ibu hamil untuk memperoleh suatu
proses kehamilan dan persiapan persalinan yang aman dan memuaskan agar dapat
menghadapi risiko komplikasi yang bisa mengancam kehamilan (Ekasari and
Natalia, 2019).
2.3.2 Tujuan ANC
Tujuan Antenatal Care (ANC) antara lain memantau kemajuan kehamilan
untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi; meningkatkan secara
dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil,
termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan, dan pembedahan;
mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun
bayinya dengan trauma seminimal mungkin; mempersiapkan ibu agar masa nifas
berjalan normal dan pemberian ASI ekslusif; mempersiapkan peran dan ibu dan
22
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI ANC… ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH
keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara
normal (Jayanti, 2019).
2.3.3 Jadwal Kunjungan ANC
Jadwal kunjungan antenatal care berdasarkan kesepakatan antara pasien
dan bidan, dimaksudkan agar pasien memiliki tanggung jawab terhadap kesehatan
dirinya. Adapun jadwal pemeriksaan kehamilan menurut WHO yaitu minimal 4
kali, yaitu kunjungan I dilakukan sebelum minggu ke-14 (pada TM 1), kunjungan
II dilakukan sebelum minggu ke-28 (pada TM II), kunjungan III dilakukan sebelum
minggu ke-28-36 (pada TM III), dan kunjungan IV dilakukan sebelum minggu ke-
36 (pada TM III) (Khairoh, Rosyariah and Ummah, 2019). Dari kunjungan satu ke
kunjungan berikutnya sebaiknya dilakukan pencatatan keluhan yang dirasakan ibu
hamil dan hasil pemeriksaan setiap kunjungan seperti umum (tekanan darah,
respirasi, nadi, temperatur tubuh/suhu); abdomen (tinggi fundus uteri/TFU, letak
janin setelah 34 minggu, presentasi janin, denyut jantung janin /DJJ), pemeriksaan
tambahan (proteinuria, glukosuria, keton) (Saiful and Fatmawati, 2019).
2.3.4 Standar Pemeriksaan ANC
Pelayanan kesehatan ibu hamil diberikan kepada ibu hamil yang dilakukan
oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan. Proses ini dilakukan selama
rentang usia kehamilan ibu yang dikelompokkan sesuai usia kehamilan menjadi
trimester pertama, trimester kedua, dan trimester ketiga. Pelayanan kesehatan ibu
hamil diupayakan agar memenuhi standar kualitas, yaitu:
1. Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan.
2. Pengukuran tekanan darah.
23
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI ANC… ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH
3. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA).
4. Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri).
5. Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus toxoid
sesuai status imunisasi.
6. Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan.
7. Penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ).
8. Pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan konseling
termasuk Keluarga Berencana).
9. Pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin darah (Hb),
pemeriksaan protein urin, dan pemeriksaan golongan darah (bila belum pernah
dilakukan sebelumnya).
10. Tatalaksana kasus.
Selain elemen tindakan yang harus dipenuhi, pelayanan kesehatan ibu hamil
juga harus memenuhi frekuensi minimal di tiap trimester, yaitu satu kali pada
trimester pertama (usia kehamilan 0-12 minggu), satu kali pada trimester kedua
(usia kehamilan 12-24 minggu), dan dua kali pada trimester ketiga (usia kehamilan
24 minggu sampai persalinan). Standar waktu pelayanan tersebut dianjurkan untuk
menjamin perlindungan terhadap ibu hamil dan atau janin berupa deteksi dini faktor
risiko, pencegahan, dan penanganan dini komplikasi kehamilan (Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Tengah, 2017).
2.3.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi ANC
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi antenatal care, antara lain:
24
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI ANC… ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH
1. Pengetahuan
Ketidaktahuan ibu dan keluarga terhadap pentingnya pemeriksaan
kehamilan berdampak pada ibu hamil tidak memeriksakan kehamilannya pada
petugas kesehatan (Suarayasa, 2020).
2. Sosial dan ekonomi
Keadaan sosial ekonomi sangat mempengaruhi kehamilan ibu karena
berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan ibu selama kehamilan,
antara lain makanan sehat, bahan persiapan kelahiran, obat-obatan, tenaga
kesehatan, dan transportasi atau sarana angkutan. Kehamilan membutuhkan
anggaran khusus seperti biaya antenatal care, makanan bergizi untuk ibu dan janin,
pakaian hamil, biaya persalinan dan kebutuhan bayi setelah lahir. Rendahnya
penghasilan keluarga meningkatkan hambatan untuk mendapatkan prioritas
kesehatan dalam urutan lebih tinggi daripada prioritas kebutuhan pokok, sehingga
memperlambat atau menyebabkan terabaikannya frekuensi Antenatal Care (ANC)
(Lumempouw, Kundre and Bataha, 2016).
3. Sikap dan dukungan
Ibu yang mendapat dukungan suami karena suami telah mengetahui manfaat
dari ANC yang dimanifestasikan ke dalam prilaku memberikan dukungan secara
emosional dengan cara memotivasi ibu melakukan kunjungan ANC, memberikan
dukungan fisik dengan mengantar ibu melakukan kunjungan ANC, memberikan
dukungan informasi dengan cara mencarikan ibu informasi tentang manfaat, waktu
dan kerugian jika tidak melakukan ANC serta memberikan dukungan penghargaan
jika ibu teratur melakukan kunjungan Antenatal Care (Evayanti, 2015).
25
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI ANC… ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH
2.4 Pedoman Pemeriksaan Kehamilan di Era Pandemi Covid-19
2.4.1 Upaya Pencegahan Umum yang Dapat Dilakukan oleh Ibu Hamil
Berikut upaya pencegahan umum yang dapat dilakukan oleh ibu hamil di
Era Pandemi Covid-19 menurut Pedoman bagi Ibu Hamil, Bersalin, Nifas, dan Bayi
Baru Lahir (Direktorat Kesehatan Keluarga, 2020), yaitu:
1. Pemeriksaan kehamilan pertama kali dibutuhkan untuk skrining faktor risiko
(termasuk Program Pencegahan Penularan HIV, Sifilis dan Hepatitis B dari ibu
ke anak/ PPIA). Oleh karena itu, dianjurkan pemeriksaannya dilakukan oleh
dokter di fasilitas pelayanan kesehatan dengan perjanjian agar ibu tidak
menunggu lama. Apabila ibu hamil datang ke bidan tetap dilakukan pelayanan
ANC, kemudian ibu hamil dirujuk untuk pemeriksaan oleh dokter.
2. Dilakukan anamnesis dan pemeriksaan skrining kemungkinan ibu menderita
Tuberculosis.
3. Pada daerah endemis malaria, seluruh ibu hamil pada pemeriksaan pertama
dilakukan pemeriksaan RDT malaria dan diberikan kelambu berinsektisida.
4. Jika ada komplikasi atau penyulit maka ibu hamil dirujuk untuk pemeriksaan
dan tata laksana lebih lanjut.
5. Pemeriksaan rutin (USG) untuk sementara dapat ditunda pada ibu dengan PDP
atau terkonfirmasi Covid-19 sampai ada rekomendasi dari episode isolasinya
berakhir. Pemantauan selanjutnya dianggap sebagai kasus risiko tinggi.
6. Ibu hamil diminta mempelajari buku KIA untuk diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari termasuk mengenali tanda bahaya pada kehamilan. Jika ada keluhan
atau tanda bahaya, ibu hamil harus segera memeriksakan diri ke fasyankes.
26
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI ANC… ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH
7. Pengisian stiker P4K dipandu bidan/perawat/dokter melalui media komunikasi.
8. Kelas Ibu Hamil ditunda pelaksanaannya di masa pandemi Covid-19 atau dapat
mengikuti kelas ibu secara online.
9. Tunda pemeriksaan pada kehamilan trimester kedua. Atau pemeriksaan
antenatal dapat dilakukan melalui tele-konsultasi klinis, kecuali dijumpai
keluhan atau tanda bahaya.
10. Ibu hamil yang pada kunjungan pertama terdeteksi memiliki faktor risiko atau
penyulit harus memeriksakan kehamilannya pada trimester kedua. Jika Ibu
tidak datang ke fasyankes, maka tenaga kesehatan melakukan kunjungan
rumah untuk melakukan pemeriksaan ANC, pemantauan dan tataksana faktor
penyulit. Jika diperlukan lakukan rujukan ibu hamil ke fasyankes untuk
mendapatkan pemeriksaan dan tatalaksana lebih lanjut, termasuk pada ibu
hamil dengan HIV, Sifilis dan Hepatitis B.
11. Pemeriksaan kehamilan trimester ketiga harus dilakukan dengan tujuan utama
untuk menyiapkan proses persalinan. Dilaksanakan 1 bulan sebelum taksiran
persalinan.
12. Ibu hamil harus memeriksa kondisi dirinya sendiri dan gerakan janinnya. Jika
terdapat risiko/tanda bahaya (tercantum dalam buku KIA), seperti mual muntah
hebat, perdarahan banyak, gerakan janin berkurang, ketuban pecah, nyeri
kepala hebat, tekanan darah tinggi, kontraksi berulang, dan kejang. Ibu hamil
dengan penyakit diabetes mellitus gestasional, pre eklampsia berat,
pertumbuhan janin terhambat, dan ibu hamil dengan penyakit penyerta lainnya
atau riwayat obstetri buruk maka periksakan diri ke tenaga kesehatan.
27
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI ANC… ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH
13. Pastikan gerak janin dirasakan mulai usia kehamilan 20 minggu. Setelah usia
kehamilan 28 minggu, hitunglah gerakan janin secara mandiri (minimal 10
gerakan per 2 jam).
14. Ibu hamil diharapkan senantiasa menjaga kesehatan dengan mengonsumsi
makanan bergizi seimbang, menjaga kebersihan diri dan tetap mempraktikan
aktivitas fisik berupa senam ibu hamil/yoga/pilates/peregangan secara mandiri
di rumah agar ibu tetap bugar dan sehat.
15. Ibu hamil tetap minum tablet tambah darah sesuai dosis yang diberikan oleh
tenaga kesehatan.
16. Ibu hamil dengan status PDP atau terkonfirmasi positif Covid-19 tidak
diberikan tablet Fe karena akan memperburuk komplikasi yang diakibatkan
kondisi Covid-19.
17. Antenatal care untuk wanita hamil yang terkonfirmasi Covid-19 pasca
perawatan, kunjungan antenatal selanjutnya dilakukan 14 hari setelah periode
penyakit akut berakhir. Periode 14 hari ini dapat dikurangi apabila pasien
dinyatakan sembuh. Direkomendasikan dilakukan USG antenatal untuk
pengawasan pertumbuhan janin, 14 hari setelah resolusi penyakit akut.
Meskipun tidak ada bukti bahwa gangguan pertumbuhan janin (IUGR) akibat
Covid-19, didapatkan bahwa duapertiga kehamilan dengan SARS disertai oleh
IUGR dan solusio plasenta terjadi pada kasus MERS, sehingga tindak lanjut
ultrasonografi diperlukan.
18. Jika ibu hamil datang di rumah sakit dengan gejala memburuk dan
diduga/dikonfirmasi terinfeksi Covid-19, berlaku beberapa rekomendasi
28
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI ANC… ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH
berikut: Pembentukan tim multi-disiplin idealnya melibatkan konsultan dokter
spesialis penyakit infeksi jika tersedia, dokter kandungan, bidan yang bertugas
dan dokter anestesi yang bertanggung jawab untuk perawatan pasien sesegera
mungkin setelah masuk. Diskusi dan kesimpulannya harus didiskusikan
dengan ibu dan keluarga tersebut.
19. Konseling perjalanan untuk ibu hamil. Ibu hamil sebaiknya tidak melakukan
perjalanan ke luar negeri dengan mengikuti anjuran perjalanan (travel
advisory) yang dikeluarkan pemerintah. Dokter harus menanyakan riwayat
perjalanan terutama dalam 14 hari terakhir dari daerah dengan penyebaran luas
Covid-19.
2.4.2 Panduan Layanan Pemeriksaan Kehamilan (ANC)
Berikut panduan layanan pemeriksaan kehamilan (ANC) menurut Petunjuk
Praktis Layanan Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir selama Pandemi Covid-19
(Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, 2020), yaitu:
1. Ibu hamil tanpa demam dan gejala influenza like illnesses dan tidak ada riwayat
kontak erat atau tidak ada riwayat perjalanan dari daerah yang telah terjadi
transmisi lokal, serta hasil rapid test negatif (jika mungkin dilakukan), dapat
dilayani di FKTP oleh bidan/dokter yang wajib menggunakan APD level-1.
2. Ibu hamil dengan status ODP dapat dilayani di FKTP, sedangkan PDP harus
dirujuk ke FKRTL. Beri keterangan yang jelas pada surat rujukan bahwa
diagnosa PDP dan permintaan untuk dilakukan pemeriksaan PCR serta
penanganan selanjutnya oleh dokter spesialis.
29
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI ANC… ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH
3. Ibu Hamil mendapatkan jenis layanan ANC sama dengan situasi normal (sesuai
SOP), kecuali pemeriksaan USG untuk sementara ditunda pada ibu dengan
PDP atau terkonfirmasi Covid-19 sampai ada rekomendasi bahwa episode
isolasinya berakhir. Pemantauan selanjutnya, ibu dianggap sebagai kasus risiko
tinggi.
4. Konsultasi kehamilan dilakukan sesuai rekomendasi WHO.
5. Ibu hamil diminta untuk kunjungan wajib pertama dilakukan pada trimester
direkomendasikan oleh dokter untuk dilakukan skrining faktor risiko (HIV,
sifilis, Hepatitis B). Jika kunjungan pertama ke bidan, maka setelah ANC
dilakukan maka ibu hamil kemudian diberi rujukan untuk pemeriksaan oleh
dokter. Kunjungan wajib kedua dilakukan pada trimester 3 (satu bulan sebelum
taksiran persalinan) harus oleh dokter untuk persiapan persalinan. Kunjungan
selebihnya dapat dilakukan atas nasihat tenaga kesehatan dan didahului dengan
perjanjian untuk bertemu. Ibu hamil diminta mempelajari Buku KIA. Jika
memungkinkan, konsultasi kehamilan dan edukasi kelas ibu hamil dapat
menggunakan aplikasi Telemedicine (misalnya Sehati tele-CTG, Halodoc,
Alodoc, teman bumil dll) dan edukasi berkelanjutan melalui SMSBunda.
2.5 Konsep Dasar Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe
2.5.1 Pengertian Kepatuhan
Istilah kepatuhan pertama kali diperkenalkan dalam bidang kedokteran pada
tahun 1976. Sackett dan Haymes mendefinisikan kepatuhan sebagai suatu tingkatan
perilaku seseorang (melakukan pengobatan, mengikuti rekomendasi diet atau
melaksanakan perubahan gaya hidup) yang sesuai dengan anjuran medis atau
30
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI ANC… ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH
kesehatan. Kepatuhan juga berkenaan dengan hasil dari interaksi antara pasien
dengan petugas kesehatan. Perilaku seseorang pada dasarnya merupakan refleksi
dari berbagai gejala kejiwaan, seperti pengetahuan, keinginan, kehendak, minat,
motivasi, persepsi, sikap, dan sebagainya. Gejala kejiwaan tersebut dipengaruhi
oleh berbagai faktor lain, diantaranya faktor pengalaman, keyakinan, sarana fisik,
sosio-budaya masyarakat, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2012b).
2.5.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan
Segala sesuatu yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan pengobatan,
salah satunya adalah kepatuhan minum obat. Hal ini merupakan syarat utama
tercapainya keberhasilan pengobatan yang dilakukan. Kepatuhan adalah sejauh
mana perilaku pasien sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh professional
kesehatan seperti dalam Teori Perilaku Preced Proceed Lawrence Green (1980).
Teori ini berdasarkan tindakan seseorang yang mempengaruhi perilaku yang
berhubungan dengan kepatuhan minum obat dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu:
1. Faktor predisposisi (predisposing factors), faktor yang mendahului perilaku
seseorang yang akan mendorong untuk berperilaku yaitu pengetahuan, sikap,
kepercayaan, keyakinan, nilai dan persepsi yang mendorong seseorang atau
kelompok untuk melakukan tindakan.
2. Faktor pendukung atau pendorong (enabling factors), faktor yang memotivasi
individu atau kelompok untuk melakukan tindakan yang berwujud lingkungan
fisik, tersedianya fasilitas dan sarana kesehatan, kemudahan mencapai sarana
kesehatan, waktu pelayanan, dan kemudahan transportasi.
31
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI ANC… ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH
3. Faktor penguat (reinforce factors), mencakup sikap dan dukungan keluarga,
teman, guru, tenaga kesehatan, penyedia layanan kesehatan, pemimpin serta
pengambil keputusan. (Wulandari, 2015).
2.5.3 Tablet Besi (Fe)
Tablet Besi (Fe) merupakan tablet mineral yang diperlukan oleh tubuh
untuk pembentukan sel darah merah atau hemoglobin. Tablet Fe sangat dibutuhkan
oleh wanita hamil, sehingga ibu hamil diharuskan untuk mengonsumsi tablet Fe
(Kemenkes RI, 2018). Pemberian tablet Fe secara rutin pada ibu hamil sebagai
profilaksis dengan jumlah minimal 90 hari kehamilan. Dosis yang diberikan yaitu
60 miligram elemen besi dan 0,25 miligram asam folat per hari. Pada ibu hamil
anemia diterapkan dosis yang berbeda yaitu dosis besi 180 miligram atau tiga kali
sehari sampai kadar hemoglobin normal dan dilanjutkan dosis besi 60 miligram
untuk pencegahan (Sulistianingsih, 2020). Manfaat konsumsi tablet Fe secara
teratur antara lain ibu hamil dapat memenuhi kebutuhan besinya setiap hari dan
mencegah risiko anemia; meningkatkan Hb sebesar 0,07-0,14% g/dL; dapat
meningkatkan pertumbuhan janin; dan mencegah terjadinya prematur
(Sulistianingsih and Saputri, 2020). Efek samping pemberian zat besi secara oral
antara lain gangguan pada gastrointestinal pada sebagian orang, misalnya rasa tidak
enak di ulu hati, diare, dan mual. Efek samping tersebut berkaitan dengan dosis zat
besi dan tidak tergantung pada senyawa zat besi yang digunakan (Sudargo,
Aristasari and ’afifah, 2018).
Efek samping tablet Fe menyebabkan ketidakpatuhan sebesar 23,8%.
Sejumlah literatur dari berbagai negara menyatakan bahwa ketidakpatuhan ibu
32
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI ANC… ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH
hamil merupakan faktor yang signifikan dari kegagalan program suplementasi
tablet Fe. Kepatuhan sebagai upaya keterlibatan aktif, sadar, dan kolaboratif dari
pasien terhadap perilaku yang mendukung kesembuhan agar menjadi biasa dalam
perubahan (Amanah, 2019). Sedangkan menurut Kozier (2010) kepatuhan adalah
perilaku individu (misalnya: minum obat, mematuhi diet, atau melakukan
perubahan gaya hidup) sesuai anjuran terapi dan kesehatan. Hasil saat
pendampingan menemukan bahwa pengetahuan memegang peranan penting
(predisposing factors) dalam menentukan kepatuhan dalam mengonsumsi tablet
Fe, terutama pengetahuan yang berkaitan dengan manfaat dan dampak yang
mungkin terjadi bila ibu hamil mengalami anemia zat besi. Kepatuhan konsumsi
tablet Fe meningkat ketika mahasiswa memberikan penjelasan tentang manfaat
tablet Fe kepada ibu hamil. Peran serta keluarga, baik suami maupun orang tua serta
pihak lainnya (petugas kesehatan ataupun pendamping) untuk memberikan
dukungan dan selalu mengingatkan ibu hamil untuk mengonsumsi tablet Fe
merupakan faktor penguat (reinforcing factors). Kepedulian dalam memperhatikan
dan memonitor konsumsi tablet Fe setiap hari meningkatkan kepatuhan ibu hamil
dalam mengonsumsi tablet Fe (Suarayasa, 2020).
2.6 Konsep Dasar Pengetahuan
2.6.1 Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu
seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga,
dan sebagainya). Pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian
dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh
33
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI ANC… ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH
melalui indra pendengaran (telinga) dan indra penglihatan (mata). Pengetahuan
seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda.
Setiap manusia memiliki tingkat pengetahuan yang berbeda-beda. Semakin tinggi
tingkat pengetahuan seseorang maka semakin tinggi pula kemampuan individu
tersebut di dalam melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam tindakan
seseorang (over behavior). Pengetahuan juga diartikan sebagai informasi yang
secara terus menerus diperlukan oleh seseorang untuk memahami pengalaman
(Notoatmodjo, 2012b).
Pengetahuan mempunyai tingkatan sebagai berikut:
1. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya, termasuk di dalamnya mengingat kembali suatu yang spesifik dari
seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Tahu merupakan
tingkat pengetahuan yang paling rendah.
2. Memahami (Comprehension)
Suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang
diketahui, dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
3. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi dan kondisi real (sebenarnya).
4. Analisis (Analysis)
34
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI ANC… ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH
Kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam
komponen-komponen. Tetapi masih ada dalam suatu organisasi tersebut, dan masih
ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis dapat dilihat dari penggunaan
kata kerja seperti membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.
5. Sintesis (Synthesis)
Kemampuan meletakkan atau mcnghubungkan bagian-bagian di dalam
suatu bentuk keseluruhan yang baru atau kemampuan untuk menyusun informasi
dari informasi yang ada.
6. Evaluasi (Evaluation)
Kemampuan untuk melakukan penelitian terhadap suatu materi atau objek.
2.6.2 Cara Memperoleh Pengetahuan
Menurut (Notoatmodjo, 2012b), ada beberapa cara untuk memperoleh
pengetahuan, antara lain yaitu:
1. Cara coba-salah (Trial and error)
Cara ini digunakan dengan menggunakan kemungkinan dalam
memecahkan masalah, dan ketika kemungkinan tersebut tidak berhasil maka akan
dicoba menggunakan kemungkinan yang lain. Jika kemungkinan kedua gagal, akan
dicoba kemungkinan ketiga, begitu seterusnya sampai tercapai pemecahan suatu
masalah.
2. Cara kekuasaan atau otoritas
Kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan manusia biasanya diwariskan turun-
temurun, dengan kata lain pengetahuan tersebut didapatkan berdasarkan pada
otoritas atau kekuasaan. Prinsip ini adalah orang lain menerima pendapat yang
35
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI ANC… ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH
dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dulu menguji
atau membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris maupun
berdasarkan penalarannya.
3. Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman merupakan sumber pengetahuan. Pengalaman merupakan
salah satu untuk memperoleh pengetahuan.
4. Melalui jalan pikiran
Manusia mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh
pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan
manusia telah menggunakan jalan pikirannya.
5. Cara modern dalam memperoleh pengetahuan
Cara baru dalam memperoleh pengetahuan pada masa kini lebih sistematis,
logis, dan ilmiah. Cara ini disebut "metode penelitian ilmiah", atau lebih popular
disebut metodologi penelitian.
2.6.3 Proses Adaptasi Perilaku
Penelitian Rogers (1974) dalam (Notoatmodjo, 2012b), mengungkapkan
bahwa sebelum orang menghadapi perilaku baru di dalam diri orang tersebut terjadi
proses yang berurutan, yakni:
1. Kesadaran (Awareness), dimana orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (obyek).
2. Merasa tertarik (Interest) terhadap stimulus atau obyek tersebut. Disini sikap
subyek sudah mulai timbul.
36
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI ANC… ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH
3. Menimbang-nimbang (Evaluation) terhadap baik dan tidaknya stimulus terbaik
bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah baik lagi.
4. Mencoba (Trial), dimana subyek mulai mencoba melakukan sesuatu dengan
apa yang dikehendaki oleh stimulus.
5. Menyesuaikan (Adoption), dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan
pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.
2.6.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan, antara lain yaitu:
1. Pendidikan
Pengetahuan yang kurang dapat dipengaruhi oleh pendidikan, rendahnya
pendidikan akan berpengaruh terhadap daya serap atau penerimaan informasi yang
masuk apagi informasi yang besifat baru dikenal responden termasuk tentang tablet
Fe, selain itu tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi pandangan
terhadap sesuatu yang datang dari luar. Orang yang mempunyai pendidikan tinggi
akan memberikan tanggapan yang lebih rasional dibandingkan dengan orang yang
berpendidikan rendah atau tidak sama sekali. Informasi dapat diperoleh dari bangku
sekolah dan lingkungan sekitar semakin banyak informasi yang diperoleh ibu hamil
tentang anemia maka pengetahuan yang dimiliki akan semakin meningkat
(Wulandini and Triska, 2020).
2. Pekerjaan dan pendapatan
Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi
ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga. Tingkat
37
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI ANC… ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH
pengetahuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup juga tergantung dengan
hasil pendapatan (Notoatmodjo, 2012b).
3. Umur
Usia ibu untuk masa kehamilan dan bersalinan yang baik pada usia 20-35
tahun. Ibu hamil memiliki risiko atau tidak dalam kehamilan dengan cara jika ibu
hamil mengandung di usia < 20 tahun dan > 35 tahun termasuk dalam usia berisiko
tinggi ketika melahirkan, sedangkan usia tidak berisiko jika ibu hamil rentang usia
20-35 tahun. Ibu hamil yang memiliki usia lebih tua belum tentu memiliki tingkat
konsumsi tablet tinggi, begitu pula sebaliknya ibu hamil yang berusia lebih muda
belum tentu memiliki tingkat konsumsi tablet yang rendah (Itsnaini, Denok and Sri,
2018).
4. Pengalaman
Perilaku individu terhadap suatu objek dipengaruhi oleh pengetahuan
individu tentang kegawatan objek, kerentanan, faktor sosio psikologi, faktor sosio
demografi, pengaruh media massa, anjuran orang lain serta perhitungan untung rugi
dari praktiknya tersebut. Perilaku ini dibentuk oleh faktor predisposing, enabling,
dan reinforcing pengalaman interaksi individu dengan lingkungan, khususnya yang
menyangkut pengetahuan dan sikapnya terhadap suatu objek. Salah satu bentuk
objek kesehatan dapat dijabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh dari
pengalaman sendiri (Maulida and Darmawati, 2018).
5. Informasi
38
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI ANC… ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH
Pengetahuan tentang anemia dan gizi ibu hamil pada ibu hamil
merupakan suatu informasi yang disimpan dalam ingatan belum tentu
dipraktikkan dalam tindakan (Lestari and Prameswari, 2017).
6. Sosial-budaya
Budaya pantangan makan juga mempengaruhi terjadinya kejadian anemia.
Ibu hamil yang memiliki budaya yang buruk lebih tinggi beresiko menderita
penyakit anemia, sedangkan yang memiliki budaya yang baik lebih rendah
berisiko terkena penyakit anemia. Namun tidak semua budaya ibu hamil yang
buruk mengalami anemia karena masih banyak faktor lain yang
mempengaruhi terjadinya penyakit anemia pada ibu hamil seperti sosial
ekonomi, pendidikan, dll (Suhartatik, Fatmawati and Kasim, 2019).
2.7 Teori “Precede-Proceed Model” Lawrence Green (1980)
Skema 3 faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan (L. Green, 1980),
sebagai berikut:
Gambar 2. 1 Preceed-Proceed Model for Health Promotion Planning and Evaluation
39
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI ANC… ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH
Teori ini dikembangkan oleh Lawrence Green dari teorinya tahun 1980.
Lawrence Green mencoba menganalisa perilaku manusia dari tingkat kesehatan,
dimana kesehatan seorang atau masyarakat dipegaruhi oleh faktor perilaku dan
faktor di luar perilaku. PRECED adalah akronim dari 3 faktor yang mempengaruhi
perilaku yaitu Predisposing, Enabling, dan Reinforsing Causes in Educational
Diagnosis and Evaluation. Menurut Lawrence Green (1980). Faktor-faktor yang
menentukan perilaku sehingga menimbulkan perilaku yang positif adalah:
1. Faktor predisposisi (Predisposing factors)
Faktor predisposisi merupakan faktor antesenden terhadap perilaku yang
menjadi dasar atau motivasi bagi perilaku. Faktor ini adalah umur, paritas,
pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, sikap (kepatuhan konsumsi tablet Fe),
frekuensi ANC (Anggraini, 2018).
2. Faktor pemungkin atau pendukung (Enabling factors)
Faktor pemungkin adalah faktor anteseden terhadap perilaku yang
memungkinkan suatu motivasi atau inspirasi terlaksana. Faktor
pemungkin/pendukung meliputi ketersediaan, aksesibilitas, keterjangkauan
layanan kesehatan, dan sumber daya masyarakat (Rahmawati, 2019).
3. Faktor Penguat (Reinforsing factors)
Faktor ini adalah merupakan faktor penyerta atau yang datang sesudah
perilaku itu ada. Ibu hamil akan selalu melakukan pemeriksaan kehamilannya di
sarana kesehatan atau pada petugas kesehatan apabila dia didukung oleh atau selalu
diingatkan oleh orang di sekitarnya seperti suami, orang tua, teman. Yang termasuk
pada faktor ini adalah keluarga, teman, suami, petugas kesehatan (Irwan, 2018).
40
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI ANC… ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH
2.8 Hubungan Frekuensi ANC dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil
Asuhan antenatal yang efektif menyediakan landasan utama bagi tenaga
kesehatan untuk pertama kali mengkaji kebutuhan ibu dan keluarga. Asuhan
tersebut membantu ibu dan profesional kesehatan lain merencanakan dan
menentukan asuhan yang holistik selama periode kehamilan. Asuhan antenatal
yang efektif mendorong terbinanya hubungan positif antara ibu dan profesional
kesehatan lain, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang seimbang bagi
perawatan ibu dan calon bayinya. Ibu hamil yang rutin memeriksakan
kehamilannya akan mendapat konseling tentang kehamilan dan mendapatkan
pemberian tablet Fe sehingga dilakukan ANC secara teratur dengan ketaatan
konsumsi tablet Fe pada akhirnya akan mencegah terjadinya anemia. Jadwal
melakukan pemeriksaan antenatal care sebanyak 12 sampai 13 kali selama hamil.
Di negara berkembang, pemeriksaan ANC dilakukan sebanyak empat kali sudah
cukup sebagai kasus tercatat. Keuntungan ANC sangat besar karena dapat
mengetahui berbagai risiko dan komplikasi hamil sehingga ibu hamil dapat
diarahkan untuk melakukan rujukan ke rumah sakit. Untuk evaluasi keadaan dan
kemajuan inpartu dipergunakan partograf menurut WHO, sehingga pada saat
mencapai garis waspada penderita sudah dapat dirujuk ke rumah sakit. Dengan
demikian, diharapkan angka kematian ibu dan perinatal yang sebagian besar terjadi
pada saat pertolongan pertama dapat diturunkan (Antono, 2017).
41
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI ANC… ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH
2.9 Hubungan Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe dengan Kejadian Anemia pada
Ibu Hamil
Upaya pemerintah dalam mengatasi anemia defisiensi besi ibu hamil yaitu
terfokus pada pemberian tablet Fe pada ibu hamil. Departemen Kesehatan masih
terus melaksanakan progam penanggulangan anemia defisiensi besi pada ibu hamil
dengan membagikan tablet besi atau tablet tambah darah kepada ibu hamil
sebanyak satu tablet setiap satu hari berturut-turut selama 90 hari selama masa
kehamilan. Salah satu upaya untuk pencegahan dan pengobatan anemia adalah
dengan konsumsi zat besi yang banyak terkandung dalam tablet Fe merupakan
mikro elemen essensial bagi tubuh yang diperlukan dalam sintesa hemoglobin.
Konsumsi tablet Fe sangat berkaitan dengan kadar hemoglobin pada ibu hamil.
Anemia defesiensi zat besi yang banyak dialami ibu hamil disebabkan oleh
kepatuhan mengonsumsi tablet Fe yang tidak baik ataupun cara mengonsumsi yang
salah sehingga menyebabkan kurangnya penyerapan zat besi pada tubuh ibu
(Millah, 2019).
2.10 Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil dengan Kejadian Anemia pada Ibu
Hamil
Hasil Penelitian oleh Kartikasari menunjukkan bahwa ada hubungan antara
pengetahuan dan sikap ibu hamil dengan perilaku keteraturan mengkonsumsi tablet
Fe (Noviyana and Kurniati, 2018). Pengetahuan adalah salah satu pemikiran untuk
memahami predisposisi yang penting terhadap perilaku kesehatan. Apabila seorang
ibu hamil telah memahami pengetahuan tentang anemia dalam kehamilan, maka
ibu hamil kemungkinan besar akan melakukan pencegahan, untuk menghindari atau
42
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI ANC… ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH
menyelesaikan masalah anemia dalam kehamilan, dan nantinya ibu hamil akan
memiliki kesadaran sendiri untuk memeriksakan kehamilannya kepada tenaga
kesehatan, sehingga apabila terjadi anemia dalam kehamilan diantaranya minimnya
pengetahuan tentang pentingnya pencegahan anemia dalam kehamilan tersebut
dapat ditangani secara dini dan tepat oleh tenaga kesehatan (Ratika, 2019).
2.11 Keaslian Penulisan
Tabel 2. 2 Keaslian Penulisan
No Judul Karya Ilmiah
dan Penulis
Metode Jenis
Penelitian
Hasil
1. Hubungan Pengetahuan
dan Sikap Ibu Hamil
Trimester III
dalam Konsumsi Tablet
Fe dengan Terjadinya
Anemia di BPM Mardiani
Ilyas Aceh
Tahun 2018 (Putri, 2019)
D: Cross sectional
S: Total sampling
V:
Independen:
Pengetahuan, sikap
Dependen: Anemia
I: Kuesioner dan
catatan data
A: Chi square
Survey analitik
cross sectional
Ada hubungan pengetahuan
ibu hamil trimester III dengan
terjadinya anemia, nilai
probabilitasnya 0,000 < 0,05.
Ada hubungan sikap Ibu hamil
trimester III dengan terjadinya
anemia, nilai probabilitasnya
0,000 < 0,05. Pengetahuan ibu
kurang karena ibu merasa
bahwa pengetahuan itu hanya
didapat dijenjang pendidikan
saja sehingga ibu memiliki
pengetahuannya terbatas, pada
kenyataannya pengetahuan
tidak hanya didapatkan dari
jenjang pendidikan saja
2. Hubungan Pengetahuan
Ibu Hamil Tentang
Anemia dengan
Kepatuhan
Mengkonsumsi Tablet Fe
di Wilayah Puskesmas Ri
Karya Wanita Pekanbaru
(Wulandini and Triska,
2020)
D: Cross sectional
S: Random sampling
V:
Independen:
Pengetahuan
Dependen: Kepatuhan
I: Kuesioner
A: Chi square
Korelation 56,1% responden
berpengetahuan buruk dan
terdapat 50% responden patuh.
Uji statistik menggunakan uji
chi-square didapatkan p-
Value= 0,181 (p>0,05).
3. Hubungan Pengetahuan
Ibu Hamil tentang Tablet
Fe dengan Kejadian
Anemia (Eza Fitria,
2018)
D: Cross sectional
S: Total sampling
V:
Independen:
Pengetahuan
Dependen: Anemia
I: Kuesioner
A: Chi square
Analitik
pendekatan
cross sectional
30 responden tergolong
kurang berpengetahuan
(36,7%) dan lebih dari
setengah ibu hamil (63,3%)
menderita anemia. Hasil
analisis bivariate dengan
tingkat kepercayaan 0,05
menunjukkan adanya
hubungan yang signifikan
43
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI ANC… ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH
No Judul Karya Ilmiah
dan Penulis
Metode Jenis
Penelitian
Hasil
antara adanya Pengetahuan
Tentang Tablet Fe Hamil
dengan Anemia Genesis
dimana nilai p = 0,002 (p =
<0,05)
4. Hubungan Antara
Pengetahuan, Status Gizi
dan Kepatuhan
Mengkonsumsi Tablet Fe
Dengan Kejadian Anemia
Pada Ibu Hamiltrimester
III di Wilayah Kerja
UPTD Puskesmas
Salagedang Kabupaten
Majalengka Tahun 2016
(Laelasari and Natalia,
2016)
D: Cross sectional
S: Total sampling
V:
Independen:
Pengetahuan, Status
Gizi, Kepatuhan
Dependen: Anemia
I: Kuesioner
A: Chi square
Cross sectional Ada hubungan antara
pengetahuan dengan kejadian
anemia pada ibu hamil
trimester III (p=0,037). Tidak
ada hubungan antara status
gizi dengan kejadian anemia
pada ibu hamil trimester III
(p=0,065). Ada hubungan
antara kepatuhan
mengkonsumsi tablet Fe
dengan kejadian anemia pada
ibu hamil trimester III di
wilayah kerja UPTD
Puskesmas Salagedang
Kabupaten Majalengka Tahun
2016, dengan nilai p=0,013
5. Prevalence and Factors
Associated with
Anemia among Pregnant
Women Attending
Antenatal Clinic at
St. Paul’s Hospital
Millennium Medical
College,
Addis Ababa, Ethiopia
(Gebreweld and Tsegaye,
2018)
D: Cross sectional
S: Single population
proportion
V:
Independen:
Prevalensi, Faktor
terkait anemia
Dependen: Anemia
I: Kuesioner
A: Binary logistic
regression analysis
Cross sectional Prevalensi anemia ditemukan
11,6% (95% CI; 7,8% -
14,8%). Wanita hamil di
kedua [AOR (95% CI), 6.72
(1,17-38,45), dan P = 0,03]
dan trimester ketiga [AOR
(95% CI), 8,31 (1,24-55,45),
dan P = 0,029] lebih
cenderung menjadi anemia
ketika dibandingkan dengan
wanita hamil di trimester
pertama. Wanita hamil yang
tidak menerima suplementasi
zat besi / asam folat [AOR
(95% CI), 4.03 (1.49-10.92),
dan P = 0.01] lebih mungkin
mengalami anemia jika
dibandingkan dengan wanita
hamil yang menggunakan
suplemen.
Gestasional usia (trimester)
dan suplementasi zat besi /
asam folat secara statistik
berhubungan dengan anemia.
6. Hubungan Keteraturan
Kunjungan Antenatal
Care dan Kepatuhan
Konsumsi Tablet Fe
D: Case Control
S: Simple Random
Sampling
V:
Observasional
analitik
Terdapat hubungan antara
keteraturan kunjungan
Antenatal Care (ANC)
(p=0,001; OR=4) dan
44
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI ANC… ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH
No Judul Karya Ilmiah
dan Penulis
Metode Jenis
Penelitian
Hasil
dengan Kejadian
Anemia pada Ibu
Hamil Trimester III di
Kecamatan Maron
Probolinggo
(Nurmasari and
Sumarmi, 2019)
Independen: ANC,
Kepatuhan
Konsumsi Tablet Fe
Dependen: Anemia
I: Kuesionoer
A: Uji Chi Square
kepatuhan konsumsi tablet
Fe (p=0,001; OR=3,46)
dengan kejadian anemia.
Ibu hamil yang tidak teratur
melakukan kunjungan ANC
memiliki risiko 4 kali lebih
besar untuk mengalami
anemia, sedangkan ibu
hamil yang tidak patuh
mengonsumsi tablet Fe
berisiko 3,46 kali lebih
besar untuk mengalami
anemia.
7. Hubungan Frekuensi
Antenatal Care dengan
Kejadian Anemia Pada
Ibu Hamil Trimester III
Di RSUD Nganjuk
Tahun 2017 (Antono,
2017)
D: Case Control
S: Dispropotionate
stratified random
sampling
V:
Independen: ANC
Dependen: Anemia
I: Kuesionoer
A: Uji Chi Square
Survey
analitik
pendekatan
retrospective
Terdapat hubungan
frekuensi Antenatal Care
dengan kejadian Anemia
pada ibu hamil Trimester
III.
8. Hubungan Kepatuhan
Minum Tablet Fe Pada
Ibu Primigravida
Dengan Kejadian
Anemia Di Puskesmas
Tegalrejo Tahun 2016
(VARINA and
Suharni, 2016)
D: Cross sectional
S: Non Probability
Sampling
V:
Independen:
Kepatuhan Minum
Tablet Fe
Dependen: Anemia
I: Kuesionoer
A: Kendall Tau
Observasional
analitik
Data dikumpulkan secara
langsung dari responden
sebanyak 52 responden
selama 8 hari dengan
menggunakan kuesioner
kepatuhan yang telah diuji
validitas dengan korelasi
produk moment dan
reliabilitas dengan nilai
koefesien alpha 0,396. Dan
pemeriksaan Hb secara
langsung terhadap
responden. Dari hasil
analisis didapatkan bahwa
nilai significancy p sebesar
0,027 karena nilai p < 0,05
sehingga dapat disimpulkan
bahwa terdapat hubungan
yang bermakna antara
kepatuhan minum tablet Fe
pada ibu primigravida
dengan kejadian anemia di
Puskesmas Tegalrejo. Nilai
45
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI ANC… ULFA NAFI’ATUZZAKIYAH
No Judul Karya Ilmiah
dan Penulis
Metode Jenis
Penelitian
Hasil
koefesien korelasi sebesar
0,294 yang bermakna
rendah
9. Hubungan Kepatuhan
Mengkonsumsi Tablet
Fe Dengan Kejadian
Anemia Pada Ibu
Hamil Trimester III Di
Puskesmas Mlati 1
Sleman Yogyakarta
(Septadara, 2017)
D: Cross sectional
S: Purposive
Sampling
V:
Independen:
Kepatuhan Minum
Tablet Fe
Dependen: Anemia
I: Kuesionoer
A: Uji Chi Square
Analitik
korelational
Ibu hamil yang patuh
mengkonsumsi tablet Fe
sebanyak 24 responden
(55,8%) dan ibu hamil yang
tidak patuh sebanyak 19
responden (44,2%),
sedangkan ibu hamil yang
mengalami anemia
sebanyak 26 responden
(60,5%), ibu hamil yang
mengalami tidak anemia
sebanyak 17 responden
(39,5%). Hasil uji statistik
chi square nilai p value =
0,001 dengan p value <
0,05. Maka ada hubungan
kepatuhan mengkonsumsi
tablet Fe dengan kejadian
anemia pada ibu hamil
trimester III di Puskesmas
Mlati 1 Sleman
Yogyakarta.
10. Hubungan Kepatuhan
Mengonsumsi Tablet
Fe Dan Keteraturan
Kunjungan ANC
Dengan Kejadian
Anemia Pada Ibu
Hamil (Dolang, 2020)
D: Cross sectional
S: Total Sampling
V:
Independen:
Kepatuhan Minum
Tablet Fe, ANC
Dependen: Anemia
I: Kuesionoer
A: Yates Correction
dan Fisher Exact
Test
Analitik
observasional
Cross
sectional
Terdapat hubungan antara
partisipasi dalam
mengkonsumsi Fe
tablet (p = 0,000) dan
keteraturan kunjungan
ANC (p = 0,021) dengan
kejadian
anemia pada ibu hamil di
Puskesmas Passo Kota
Ambon
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa ada/tidak adanya hubungan frekuensi
ANC, kepatuhan konsumsi tablet Fe, dan pengetahuan ibu hamil dengan kejadian
anemia pada ibu hamil.
Recommended