View
222
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
LAKIP Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura TA. 2012
1
BAB I PENDAHULUAN
Berdasarkan TAP MPR Nomor XI Tahun 1998 dan Undang-Undang Nomor 28
Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari
KKN, serta Inpres No.7 Tahun 1999 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (SAKIP), Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura
memiliki kewajiban untuk membuat laporan pertanggungjawaban dalam
pengalokasian dana pembangunan melalui APBN dalam Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2012.
Metode penyusunan LAKIP telah diatur dalam Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No.29 Tahun 2010,
tanggal 31 Desember 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja
Instansi Pemerintah.
Struktur organisasi dan kepegawaian Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura telah diatur dalam Permentan No.56/Permentan/OT.140/9/2011
tanggal 28 September 2011 tentang rincian tugas pekerjaan Eselon I dan II
lingkup Direktorat Jenderal Hortikultura.
Berdasarkan Permentan tersebut tugas Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura yaitu memberikan pelayanan teknis dan administrasi kepada
seluruh unit organisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Hortikultura. Dalam
melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 377, Sekretariat
Direktorat Jenderal Hortikultura menyelenggarakan fungsi:
1. Koordinasi, dan penyusunan rencana dan program, anggaran, dan kerja
sama di bidang hortikultura,
2. Pengelolaan urusan keuangan dan perlengkapan,
3. Evaluasi dan penyempurnaan organisasi, tata laksana, pengelolaan urusan
kepegawaian, dan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan,
serta pelaksanaan hubungan masyarakat dan informasi publik,
4. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan di bidang hortikultura,
5. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Jenderal Hortikultura.
Dalam upaya mendukung tugas dan fungsi Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura dijabarkan menjadi unit-unit kerja Eselon III untuk menjalankan
tugas operasional. Susunan organisasi dan tata laksana unit kerja Eselon III
tersebut terdiri dari:
LAKIP Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura TA. 2012
2
1. Bagian Perencanaan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana
dan program, anggaran dan kerjasama di bidang hortikultura,
2. Bagian keuangan dan perlengkapan mempunyai tugas melaksanakan
urusan keuangan dan perlengkapan,
3. Bagian umum mempunyai tugas melaksanakan evaluasi dan
penyempurnaan organisasi, ketatalaksanaan, penyusunan rancangan
peraturan perundang-undangan, urusan kepegawaian, hubungan
masyarakat dan informasi publik, serta tata usaha dan rumah tangga,
4. Bagian Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas melaksanakan evaluasi
dan pelaporan pelaksanaan kegiatan di bidang hortikultura.
Sebagai institusi pelayanan maka sebagian besar kegiatan yang dilaksanakan
Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura bertujuan untuk mendukung
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Direktorat Jenderal Hortikultura, dan
memfasilitasi seluruh stakeholders dalam mengakses seluruh pelayanan yang
disediakan oleh Direktorat Jenderal Hortikultura.
LAKIP Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura TA. 2012
3
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) tersusun atas
beberapa komponen yang merupakan satu kesatuan. Komponen-komponen
tersebut antara lain; Perencanaan Kinerja, Pengukuran Kinerja, Pelaporan
Kinerja dan Evaluasi Kinerja. Komponen perencanaan kinerja meliputi;
a) Indikator Kinerja Utama (IKU), b) Rencana Strategis (Renstra), c) Rencana
Kinerja Tahunan (RKT), dan Penetapan Kinerja (PK) atau juga sering disebut
sebagai perjanjian kinerja.
2.1 Perencanaan kinerja
2.1.1 Indikator Kinerja Utama (IKU)
Indikator Kinerja Utama Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura telah ditetapkan dengan peraturan Menteri Pertanian
Nomor 49/Permentan/OT.140/8/2012 (Lampiran 1).
Indikator Kinerja Utama (IKU) Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 1. Indikator Kinerja Utama (IKU) Sekretariat
Direktorat Jenderal Hortikultura
No. Sasaran Indikator Kinerja
Utama Sumber Data
1. Meningkatnya
kapasitas
manajemen
administrasi,
sumberdaya
manusia sarana
dan prasarana
anggaran, serta
piranti lunak
organisasi
pengembangan
produksi
hortikultura
1. Pelayanan
Manajemen
Laporan dari
pegawai
melalui bagian
tata usaha
2. Pelaporan
Kinerja
Laporan dari
Sekretariat
Direktorat
Jenderal
Hortikultura,
Dinas Teknis
yang
membidangi
hortikultura di
tingkat propinsi
dan kab/kota
3. Dokumen
Manajemen
Laporan dari
Ditjen
Hortikultura,
Dinas teknis
LAKIP Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura TA. 2012
4
No. Sasaran Indikator Kinerja
Utama Sumber Data
yang
Membidangi
Hortikultura di
tingkat
propinsi,
Kab/Kota dan
instansi terkait
lainnya.
4. Lembaga
Pengembangan
Hortikultura
(PMD dan LM3)
Laporan dari
Sekretariat
Direktorat
Jenderal
Hortikultura.
Sumber: Kementerian Pertanian, 2012.
2.1.2 Rencana Strategis
Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Direktorat Jenderal
Hortikultura dan berpedoman pada PP RI No.5 Tahun 2010
tentang RPJMN 2010-2014 serta Rencana Strategis Kementerian
Pertanian 2010-2014, maka telah disusun Rencana Strategis
Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura tahun 2010-2014,
yang mencakup:
2.1.2.1 Visi dan Misi
Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura dalam
melaksanakan tugas dan fungsi telah berupaya dalam
mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance)
dan pemerintah yang bersih (clean government) dengan
menetapkan norma-norma pokok dalam kepemerintahan
yang baik. Disamping itu Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura dalam melakukan pembinaan dan
memberikan pelayanan teknis serta administratif
kepada semua unsur di lingkungan Direktorat Jenderal
Hortikultura telah menerapkan standar baku dalam
memberikan pelayanan yang mengacu pada tugas pokok
dan fungsi.
Kepedulian kepada masyarakat petani sebagai pelaku
pembangunan hortikultura merupakan prioritas utama
dalam melakukan pembangunan pertanian khususnya
hortikultura. Di samping itu, aparatur pembina selaku
fasilitator, regulator dan dinamisator pembangunan
dalam melaksanakan tugasnya harus dilandasi dengan
LAKIP Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura TA. 2012
5
ketulusan hati dan semangat pengabdian yang tinggi.
Oleh karena itu aparatur pembina hortikultura dalam
melaksanakan pembangunan dilandasi oleh ruh atau
nilai, berupa jiwa yang bersih, pikiran yang peduli dan
hati yang tulus.
Bersih berarti bebas dari KKN (Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme), amanah, transparan dan akuntabel. Peduli
berarti memberikan perhatian, fasilitasi, pelayanan,
perlindungan, pembelaan, pemberdayaan dan
keberpihakan terhadap kepentingan masyarakat/petani
hortikultura di atas kepentingan pribadi dan golongan
(demokratis) dan aspiratif. Tulus berarti ikhlas, penuh
pengabdian, jujur dan memiliki integritas.
Dengan memperhatikan prioritas pembangunan
hortikultura dan dinamika lingkungan strategis maka visi
Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura adalah ;
“Menjadi fasilitator yang handal menunjang
pengembangan usaha produksi hortikultura yang
berdaya saing, berkelanjutan dan mensejahterakan
masyarakat pertanian”.
Untuk mencapai visi yang telah ditetapkan tersebut
Direktorat Jenderal Hortikultura mengemban misi yang
harus dilaksanakan ;
a. Meningkatkan profesionalisme aparatur Direktorat
Jenderal Hortkultura;
b. Merumuskan kebijakan dan perencanaan program
pengembangan hortikultura yang operasional dan
efisien;
c. Meningkatkan dan melaksanakan sistem monitoring
dan evaluasi program pengembangan hortikultura
yang obyektif dan akuntabel;
d. Meningkatkan sarana dan prasarana Direktorat
Jenderal Hortikultura mendukung pengembangan
hortikultura;
e. Mengembangkan data dan informasi hortikultura;
f. Meningkatkan sistem dan penyebaran informasi
pembangunan hortikultura;
g. Merumuskan peraturan perundang-undangan bidang
pengembangan hortikultura dan pengembangan
kelembagaan.
LAKIP Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura TA. 2012
6
2.1.2.2 Tujuan dan Sasaran Strategis
Sesuai dengan visi dan misi, Sekretariat Ditjen Hortikultura mempunyai tujuan sebagai berikut :
a. Meningkatnya kemampuan dan keterampilan SDM
aparatur;
b. Meningkatnya perencanaan pengembangan
hortikultura;
c. Meningkatnya evaluasi dan pelaporan
pengembangan hortikultura;
d. Meningkatnya penyediaan dan kualitas data serta
informasi hortikultura;
e. Meningkatnya ketersediaan fasilitas/sarana
mendukung pengembangan agribisnis hortikultura;
f. Meningkatnya pemasyarakatan informasi hasil
pembangunan agribisnis hortikultura;
g. Meningkatnya peraturan perundang-undangan di
bidang hortikultura dan kelembagaan.
Sasaran yang ingin dicapai oleh Sekretariat Direktorat
Jenderal Hortikultura adalah sebagai berikut :
a. Terdidik dan terlatihnya SDM aparatur Ditjen
Hortikultura;
b. Tersedianya rumusan kebijakan dan program
pengembangan agribisnis hortikultura yang
operasional dan efisien;
c. Tersedianya laporan dan evaluasi program
pengembangan agribisnis hortikultura yang
meningkat kualitasnya (obyektif dan akuntabel);
d. Tersedianya data dan informasi hortikultura yang
meningkat kualitasnya (lengkap, akurat dan up to
date);
e. Tercukupinya fasilitas dan sarana pendukung
pengembangan agribisnis hortikultura;
f. Tersosialisasinya hasil-hasil pembangunan agribisnis
hortikultura;
g. Tersusunnya rancangan peraturan perundang-
undangan di bidang hortikultura.
LAKIP Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura TA. 2012
7
2.1.2.3 Arah Kebijakan, Strategi, Program dan Kegiatan
Keberhasilan pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran
dipengaruhi oleh peningkatan indikator; kualitas SDM
aparatur melalui Pendidikan dan Pelatihan (Diklat),
pelayanan/fasilitasi pengembangan hortikultura,
monitoring dan evaluasi, produk hukum di bidang
hortikultura, sosialisasi hasil pembangunan hortikultura,
Sistem Informasi Manajemen dan data hortikultura, dan
peningkatan sistem pengarsipan dan administrasi.
Strategi yang dirumuskan dalam rangka mewujudkan
visi dan misi Setditjen Hortikultura adalah sebagai
berikut ;
1. Peningkatan Kualitas SDM dan Optimalisasi Sarana
Kerja
Untuk dapat membina, sumberdaya manusia petani
pelaku usaha, pembina di Dinas Pertanian dalam
memanfaatkan ketersediaan teknologi, maka SDM
Ditjen Hortikultura harus ditingkatkan
kompetensinya, dibarengi pembinaan mental dan
moral agar memiliki kejujuran, kepedulian dan
ketulusan hati, integritas yang tinggi, untuk dapat
menjadi pembina dan pelaku usaha hortikultura
yang berhasil.
Oleh karena itu peningkatan kualitas SDM petugas di
bidang hortikultura menjadi hal yang sangat penting
untuk ditangani. Melalui kegiatan magang,
pelatihan, kursus, studi banding dan lain-lain yang
dilakukan di dalam dan di luar negeri diharapkan
mampu meningkatkan kualitas sumber daya
manusia sebagaimana yang diharapkan sehingga
mampu melaksanakan tugasnya dengan baik.
Kualitas SDM yang baik harus didukung dengan
ketersediaan sarana kerja yang memadai. Oleh
karena itu, fasilitasi sarana kerja dalam menunjang
pengembangan hortikultura akan mendapat
perhatian serius sejalan dengan pemanfaatan
sumberdaya manusia yang tersedia.
2. Pemasyarakatan Hasil Pembangunan Hortikultura
Pemasyarakatan hasil pembangunan hortikultura
dilakukan melalui peningkatan frekuensi promosi,
LAKIP Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura TA. 2012
8
kampanye, sosialisasi atau pemasyarakatan baik di
dalam maupun di luar negeri, melalui media cetak
maupun elektronik untuk menginformasikan dan
menanamkan rasa kecintaan dan kebanggaan
terhadap produk hortikultura nasional.
3. Sinkronisasi dan Koordinasi Perencanaan
Sinkronisasi dan koordinasi perencanaan merupakan
wadah yang tepat untuk menyatukan aspirasi
daerah yang beragam sejalan dengan program
pembangunan nasional. Upaya sinkronisasi dan
koordinasi perencanaan dilakukan melalui
penyusunan rencana kerja, pertemuan nasional,
pertemuan regional yang bersifat internal dan lintas
sub sektor-sektor, konsultasi, dan advokasi
perencana program.
4. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Pengembangan
Hortikultura
Pengelolaan sumberdaya yang bijaksana, efektif dan
efisien dilakukan melalui pengendalian teknis dan
administrasi pelaksanaan program, sosialisasi,
monitoring dan evaluasi, serta pelaporan yang
mengacu kepada prinsip-prinsip akuntabilitas.
5. Pengembangan Data Statistik Hortikultura
Pengembangan data dan informasi dilakukan melalui
penyempurnaan metode pengumpulan data dan
informasi hortikultura, pengembangan sistem
informasi manajemen, pelatihan petugas,
sinkronisasi data statistik hortikultura serta
penyediaan sarana prasarana yang memadai bagi
pengumpulan, pengolahan dan pengujian data.
6. Pemantapan Peraturan Perundangan
Peraturan perundangan dimaksudkan untuk
mendukung pengembangan agribisnis hortikultura
dengan melakukan perlindungan terhadap petani
produsen, pengusaha dan eksportir dalam
menciptakan / menghasilkan produk hortikultura
yang berdaya saing.
LAKIP Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura TA. 2012
9
2.1.3 Rencana Kinerja Tahunan
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura pada tahun 2012 telah disusun, dan sasaran strategis
yang akan dicapai pada tahun 2012 yang ditetapkan pada
Indikator Kinerja Utama (IKU) dan disesuaikan dengan sasaran
strategis pada Rencana Strategis 2010-2014. Dalam RKT telah
ditetapkan target-target yang akan dijadikan ukuran tingkat
keberhasilan/kegagalan pencapaiannya. Adapun target Rencana
Kinerja Tahunan 2012 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Sekditjen
Hortikultura Tahun 2012
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Satuan Target
Meningkatnya kapasitas manajemen
administrasi, sumberdaya
manusia, sarana dan prasarana anggaran serta
piranti lunak organisasi
pengembangan produksi hortikultura
1 Pelayanan Manajemen
Bulan 12
2 Pengelolaan laporan Laporan 7
3 Pengelolaan
dokumen
Dokumen 22
4 Pemberdayaan LM3 Lembaga 80
5 Pemberdayaan Konsorsium Hortikultura
Kelompok PMD
220
Sumber : Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura
Adapun dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2012 dapat dilihat pada Lampiran 2.
2.2 Perjanjian Kinerja
Perjanjian Kinerja merupakan dokumen kesepakatan antara Sekretaris
Direktorat Jenderal Hortikultura dengan Direktur Jenderal Hortikultura.
Dokumen Perjanjian Kinerja lebih dikenal dengan Penetapan Kinerja (PK)
yang secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut.
LAKIP Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura TA. 2012
10
Tabel 3. Penetapan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura Tahun 2012
Adapun dokumen Penetapan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura Tahun 2012 pada Lampiran 3.
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
Meningkatnya
kapasitas manajemen
administrasi,
sumberdaya manusia,
sarana dan prasarana
anggaran serta piranti
lunak organisasi
pengembangan
produksi hortikultura
1. Pelayanan Manajemen (bulan) 12
2. Pengelolaan laporan (laporan) 7
3. Pengelolaan dokumen
(dokumen)
22
4. Pemberdayaan LM3 (lembaga) 80
5. Pemberdayaan konsorsium
hortikultura (lembaga)
220
Sumber : Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura
LAKIP Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura TA. 2012
11
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
3.1. Pengukuran Kinerja
Untuk melihat realisasi pencapaian kinerja yang telah difasilitasi melalui
APBN maka harus dilakukan pengukuran target yang telah ditetapkan
dibandingkan dengan pencapaian realisasi targetnya. Secara rinci realisasi
pencapaian target penetapan kinerja tahun 2012 dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4. Pengukuran Kinerja Pembangunan Hortikultura Tahun 2012 Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura
3.2. Analisis Pencapaian Kinerja
Dana yang dialokasikan untuk mencapai sasaran strategis yang telah
ditetapkan dalam Penetapan Kinerja sebesar Rp. 133.125.582.000,-. Adapun
capaian strategis tersebut diindikasikan dengan:
3.2.1 Pelayanan Manajemen
Pelayanan manajemen merupakan komponen penting yang mendukung
pelaksanaan kegiatan utama yang telah diemban oleh petugas-petugas
di bagian umum. Berbagai output kerja meliputi; pembayaran gaji
pegawai, pembayaran honor, penyediaan ruang-ruang kerja yang
representatif, jamuan delegasi/tamu, keasrian dan kebersihan
lingkungan sarana dan prasarana, keamanan, fasilitasi listrik dan
penerangan, peringatan hari besar keagamaan/kerohanian, keperluan
Sasaran
Strategis Indikator Kinerja Target
Realisasi
%
Meningkatnya
kapasitas
manajemen
administrasi,
sumberdaya
manusia, sarana
dan prasarana
anggaran serta
piranti lunak
organisasi
pengembangan
produksi
hortikultura
1. Pelayanan
Manajemen (bulan)
12 12 100
2. Pengelolaan
laporan (laporan)
7 9 128,57
3. Pengelolaan
dokumen
(dokumen)
22 23 104,54
4. Pemberdayaan LM3
(lembaga)
80 79 98,75
5. Pemberdayaan
konsorsium
hortikultura
(Kelompok PMD)
220 220 100
LAKIP Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura TA. 2012
12
sehari-hari perkantoran, sarana olahraga dan ruang-ruang pertemuan
yang nyaman.
Berdasarkan penghitungan capaian kinerja pada aspek pelayanan
manajemen ini mencapai 100% artinya sepanjang 12 bulan Sekretariat
Direktorat Jenderal Hortikultura telah memberikan pelayanan yang
terbaik sepanjang tahun 2012. Hasil ini tentunya merupakan capaian
ketersediaan fasilitas pada tahun sebelumnya.
3.2.2 Pengelolaan Laporan
Pengelolaan laporan dilaksanakan oleh Bagian Evaluasi dan Pelaporan
serta Bagian Keuangan dan Perlengkapan. Output pengelolaan laporan
pada tahun 2012 telah tercapai lebih dari yang ditargetkan. Berdasarkan
hasil pengukuran kinerja dari 7 laporan yang direncanakan dikelola pada
tahun 2012 telah direalisasikan sebanyak 9 laporan. Ini berarti bahwa
presentasi realisasi melebihi dari target yang telah ditentukan yaitu
mencapai 128,57 %.
Beberapa jenis laporan yang dihasilkan secara rutin sebagai berikut :
SAI (Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) dan Sistem Informasi
Manajemen dan Akuntansi (SIMAK) Barang Milik Negara (BMN), Sistem
Monitoring dan Evaluasi (SIMONEV), Laporan Tahunan Satker, Laporan
Triwulan, Laporan Hasil Audit (LHA), Laporan Rapat Pimpinan (RAPIM),
Laporan RAKER DPR, RPSPH (Rekapitulasi Propinsi Statistik Produksi
Hortikultura) serta Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen
Hortikultura.
Gambar 1 . Workshop Penyusunan Laporan SAK dan SIMAK BMN Tahun 2012
LAKIP Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura TA. 2012
13
Laporan tersebut disusun sesuai dengan periode waktu yang telah
ditetapkan yaitu ada mingguan, bulanan, triwulan, tahunan dan
insidentil. Kewajiban membuat dan mengirimkan laporan merupakan
tanggung jawab pusat dan daerah.
Gambar 2. Sosialisasi SIMONEV Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Dalam pembuatan laporan dibutuhkan penyediaan bahan dan berbagai
sumber-sumber informasi terkini seputar hasil pelaksanaan kegiatan dan
perkembangan pembangunan hortikultura.
3.2.3 Pengelolaan Dokumen
Dokumen-dokumen yang dihasilkan oleh Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura selama tahun 2012 yaitu; Renstra Revisi Tahun 2010-2014,
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2012, Rencana Kerja
Kementerian Lembaga Tahun (Renja KL) Tahun 2012 , RKAKL Tahun
2012, Penetapan Kinerja (PK)Tahun 2012, DIPA, ROK/POK Tahun 2012,
DUK, Daftar Nominatif Pegawai, Kenaikan Gaji Berkala, DP3, Rekapitulasi
Absensi Kehadiran Kepegawaian, Dokumentasi Arsip, Dokumentasi
Aset, Dokumentasi PNBP, Permentan, Dokumentasi Perpustakaan Digital,
Surat Keputusan Dirjen (LM3 dan PMD), Dokumen Bendahara Gaji,
Dokumen Pengadaan Barang dan Jasa, Dokumen Promosi (Banner,
Leaflet, Spanduk), Pedoman (Pedoman Pelaksanaan PAH 2012, Pedum
Bansos, Pedum LM3, Pedum PMD), Dokumen Evaluasi Kegiatan
Strategis Ditjen Hortikultura (SPI).
Dokumen-dokumen tersebut seluruhnya telah direalisasikan dan
merupakan bagian dari proses perencanaan kinerja dan menjadi acuan
dan landasan kerja untuk pelaksanaan kegiatan pada tahun-tahun
berikutnya.
LAKIP Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura TA. 2012
14
Pada tahun 2012 Tim Satuan Pelaksana SPI Sekretariat Ditjen
Hortikultura telah bekerja dengan baik sehingga Sekretariat Direktorat
Jenderal Hortikultura mendapat penghargaan berupa sertifikat Wilayah
Bebas dari Korupsi.
Gambar 3. Sosialiasi Sistem Pengendalian Intern (SPI) Ditjen Hortikultura Tahun 2012
Terhitung dari 22 dokumen yang direncanakan hingga akhir tahun 2012
terwujud 23 dokumen atau pencapaiannya sebesar 104,54 %.
Pencapaian ini telah menunjukkan kinerja yang cukup baik khususnya
bagi para petugas di lingkup Sekditjen Hortikultura sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya.
Gambar 4. Sertifikat Menteri Pertanian Kepada Sekditjen
Hortikultura : Unit Kerja Berpredikat Wilayah Bebas
Dari Korupsi Tahun 2012
LAKIP Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura TA. 2012
15
3.2.4 Pemberdayaan LM3
Lembaga Mandiri dan Mengakar di Masyarakat (LM3) adalah lembaga
yang tumbuh di tengah masyarakat dan telah berperan dalam
pembinaan dan pengembangan sosial ekonomi masyarakat. Pada
awalnya bantuan LM3 hanya diberikan kepada pondok pesantren, namun
dalam perkembangannya mencakup juga lembaga-lembaga keagamaan
lainnya seperti seminari, paroki, gereja, pasraman, vihara, subak dan
lain-lain. Lembaga tersebut sebagian besar berada di daerah pedesaan
yang mempunyai basis utama perekonomian dalam bidang usaha
pertanian. Pada prinsipnya tujuan dari pelaksanaan LM3 adalah
memberikan penguatan modal bagi lembaga-lembaga keagamaan
tersebut.
Gambar 5. Workshop LM3 Direktorat Jenderal Hortikultura
Tahun 2012 Wilayah Barat
Pada tahun 2012 kegiatan pemberdayaan LM3 ditargetkan sebanyak 80
Lembaga sedangkan realisasinya hanya mencapai 79 lembaga atau
sebesar 98,75 %. Hal ini terjadi karena satu LM3 yang dimaksud
merupakan duplikasi penerima kelompok sasaran pada Eselon di
Kementerian Pertanian. Sesuai Pedoman LM3 Kementerian Pertanian
Tahun 2012 bahwa LM3 yang sudah mendapatkan dana bantuan sosial
dari salah satu Unit Eselon I di Kementerian Pertanian tidak
diperbolehkan mendapatkan alokasi anggaran LM3. Bantuan LM3
tersebut tersebar di 24 propinsi, 61 kabupaten/kota. Dana bantuan
sosial untuk setiap LM3 masing-masing mendapatkan Rp. 100.000.000,-
LAKIP Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura TA. 2012
16
Gambar 6. Workshop LM3 Direktorat Jenderal Hortikultura
Tahun 2012
Kegiatan ini sangat mendukung terwujudnya program Direktorat
Jenderal Hortikultura dalam pencapaian peningkatan produksi,
produktivitas dan mutu produk hortikultura berkelanjutan. Beberapa hal
yang terus ditekankan oleh instansi pengawas fungsional terkait dengan
pelaksanaan LM3 ini adalah transparansi dan objektifitas yang harus
mendapat rekomendasi dari petugas di daerah sehingga tidak ditemui
lagi adanya lembaga-lembaga yang tidak kompeten tetapi masuk dalam
proses seleksi.
3.2.5 Pemberdayaan Konsorsium Hortikultura
Permasalahan mendasar yang dihadapi petani adalah kurangnya akses
terhadap sumber permodalan dan lemahnya kelembagaan petani. Atas
dasar kondisi tersebut dan dalam rangka pemberdayaan kelembagaan
petani hortikultura, Direktorat Jenderal Hortikultura mengalokasikan
dana APBN untuk Kegiatan Penggerak Membangun Desa (PMD). Tujuan
dari Kegiatan PMD adalah meningkatkan peran tenaga penggerak
(champion) di kawasan hortikultura dalam mendukung pengembangan
agribisnis hortikultura dan memberdayakan kelembagaan petani menjadi
Badan Usaha Milik Petani.
Pemberdayaan konsorsium hortikultura telah dilaksanakan melalui PMD
direncanakan 220 kelompok dan terealisasi sebanyak 220 kelompok
(100 %). Pelaksanaan kegiatan PMD tersebut tersebar di 24 propinsi, 44
kabupaten/kota dengan 44 PMD. Setiap PMD membina 4-5 kelompok,
dimana setiap kelompok mendapatkan alokasi anggaran sebesar
Rp. 50.000.000,-.
LAKIP Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura TA. 2012
17
3.3 Analisis Pencapaian Keuangan
Analisis pencapaian keuangan dilakukan untuk melihat sejauh mana pencapaian
sasaran strategis yang telah tergambar di Penetapan Kinerja dapat dicapai
dengan ketersediaan anggaran.
Pagu awal sesuai penetapan kinerja (PK) sebesar Rp. 133.125.582.000,- dan
selanjutnya menjadi Rp. 126.135.722.000 karena adanya penghematan sebesar
Rp. 5.489.860.000,- dan pada saat yang sama mendapat tambahan anggaran
dana reward dari Kementerian Keuangan sebesar Rp. 1,5 M yang dimanfaatkan
untuk memperkuat pelaksanaan pengelolaan data dan informasi hortikultura
dengan melaksanakan kegiatan : Sinkronisasi Angka Hortikultura Utama di
5 Propinsi (Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sulawesi
Selatan).
Sampai dengan awal Januari 2013, realisasi Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura sebesar Rp. 121.482.257.000,- (96,31%). Serapan kinerja kegiatan
dukungan manajemen dan teknis lainnya mendukung pelaksanaan program
peningkatan produksi dan produktivitas serta mutu produk hortikultura
berkelanjutan secara umum sudah cukup baik namun perlu ada identifikasi
terhadap titik-titik kritis yang menyebabkan terjadinya hambatan penyerapan
anggaran yang sebagian besar dikarenakan:
a. Adanya proses revisi DIPA, karena terdapat banyak kegiatan yang
diblokir, sehingga memperlambat realisasi kegiatan;
b. Adanya revisi POK/ROK sehingga pelaksanaan kegiatan tidak sesuai dengan
jadwal palang yang telah ditetapkan pada awal penyusunan;
c. Beberapa kegiatan yang bersifat pengadaan sehingga membutuhkan proses
tender dan lelang yang panjang melalui ULP (Unit Layanan Pengadaan)
Ditjen Hortikultura (e-Procurement) ;
d. Beberapa kegiatan dukungan manajemen teknis lainnya pada Direktorat
Jenderal Hortikultura dan pemantauan serta monitoring di daerah tidak
terserap secara optimal.
3.4 Permasalahan Secara umum
Beberapa permasalahan dan hambatan yang ditemui dalam pelaksanaan
kegiatan Dukungan Manajemen dan Teknis lainnya pada Direktorat Jenderal
Hortikultura dalam pengembangan hortikultura antara lain :
a. SDM yang menangani kegiatan Dukungan Manajemen Teknis Lainnya pada
Direktorat Jenderal Hortikultura khususnya Dana Dekonsentrasi dan Tugas
Pembantuan masih terbatas;
b. Banyaknya jenis laporan yang harus dibuat oleh petugas evaluasi dan
pelaporan di daerah sementara petugas pelaporan jumlahnya masih
terbatas;
LAKIP Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura TA. 2012
18
c. Reward and Punishment belum diterapkan secara optimal;
d. Inventarisasi dan penilaian aset belum terlaksana secara baik dan
sistematis;
e. Sosialisasi peraturan perundang-undangan hortikultura perlu diintensifkan;
f. SDM petugas perencanaan, evaluasi, kehumasan dan umum dari aspek
kualitas masih perlu terus ditingkatkan,
g. Ketersediaan fasilitasi penunjang kegiatan di kas bendahara kesatkeran
dalam mendukung pelaksanaan kegiatan sering terlambat;
h. Reformasi birokrasi belum berjalan optimal, utamanya tingkat kedisiplinan
pegawai;
i. Koordinasi pada lingkup manajemen masih lemah; yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan.
3.5 Tindaklanjut
Beberapa upaya tindaklanjut yang telah dan akan dilakukan oleh Direktorat
Jenderal Hortikultura untuk perbaikan antara lain sebagai berikut.
a. Meningkatkan pelatihan-pelatihan kedinasan, baik untuk petugas perencana,
evaluasi pelaporan, pengelolaan keuangan, kehumasan maupun petugas
yang menangani kedinasan secara umum;
b. Petugas kesatkeran dan jajarannya berupaya mengantisipasi dinamisasi dan
kebutuhan penanggungjawab kegiatan dalam merealisasikan kegiatan sesuai
POK/ROK;
c. Perlu adanya penerapan reward dan punishment dalam mendukung dan
menegakkan reformasi birokrasi yang diyakini dapat meningkatkan kinerja
petugas dalam menjalankan tugas dan kewajibannya;
d. Menciptakan iklim kerja yang kondusif dalam mengedukasi prinsip-prinsip
koordinasi, kerjasama dan keterpaduan dalam bertugas;
e. Melakukan inventarisasi aset di lingkup kerja Direktorat Jenderal
Hortikultura;
f. Penegakan Sistem AKIP (Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) dan SPI
(Sistem Pengendalian Intern).
LAKIP Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura TA. 2012
19
BAB IV PENUTUP
Akselerasi program yang dilaksanakan pada Direktorat Jenderal Hortikultura
tahun 2010 yang hanya menjadi satu program pada tahun 2011, memberi
pengaruh positif terhadap cara dan strategi Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura dalam mempertajam visi dan misinya menjadi institusi pelayanan
yang handal dalam mendukung setiap pelaksanaan kegiatan pembangunan
hortikultura.
Hasil dan prestasi yang diraih oleh Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura
telah cukup banyak, salah satunya adalah keberhasilan dalam penerapan
Sistem Pengendalian Intern (SPI) lingkup Kementerian Pertanian yang telah
diapresiasi oleh Inspektorat Jenderal. Hal ini merupakan upaya serius dan
komitmen tinggi dari jajaran pimpinan di lingkup Sekretariat Direktorat
Jenderal Hortikultura dalam mewujudkan prinsip Akuntabilitas Kinerja.
Diharapkan LAKIP Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura ini juga menjadi
salah satu cerminan dari ketaatan dan transparansi dalam
mempertanggungjawabkan seluruh pengelolaan keuangan negara di tahun
2012.
Recommended