View
221
Download
1
Category
Preview:
Citation preview
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
i
GAMBARAN PEMENUHAN AKTIVITAS ISTIRAHAT PADA ANAK
USIA 3-5 TAHUN YANG DIRAWAT DI RSUD PANEMBAHAN
SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan
STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
Disusun Oleh :
ANDI TIERE EFFENDI
3209103
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDRAL ACHMAD YANI
2014
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
ii
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
iii
GAMBARAN PEMENUHAN AKTIVITAS ISTIRAHAT PADA ANAK
USIA 3-5 TAHUN YANG DIRAWAT DI RSUD PANEMBAHAN
SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA
Andi Tiere Effendi1, Atik Badi’ah
2, Masta Hutasoit
3
INTISARI
Latar Belakang: Pemenuhan aktivitas istirahat dan tidur sangat penting bagi anak
usia prasekolah yang sedang sakit agar lebih cepat sembuh, memperbaiki
kerusakan pada sel. Apabila aktivitas istirahat tidur tersebut cukup maka jumlah
energi yang diharapkan dapat memulihkan status kesehatan dan mempertahankan
kegiatan dalam kehidupan sehari-hari terpenuhi. Kurang tidur menyebabkan anak
lebih rentan lagi terhadap sakit fisik, dan akan mengurangi keeratan pertalian dan
interaksi orang tua dengan anak di kemudian hari dan mungkin juga
mempengaruhi harga diri anak
Tujuan: Untuk mengetahui gambaran pemenuhan aktivitas istirahat pada anak
usia 3-5 tahun yang dirawat di RSUD Panembahan Senopati Bantul
Metode: Penelitian ini dilakukan secara deskriptif dengan pendekatan cross
sectional. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh anak usia
3-5 tahun yang dirawat di Ruang Anggrek RSUD Panembahan Senopati Bantul
dengan jumlah sampel sebanyak 40 responden. Analisa data yang digunakan
adalah analisa univariat.
Hasil: Sebagian besar memiliki kebiasaan membawa guling pada saat tertidur
yaitu sebanyak 20%, sebagian besar memiliki kebiasaan didampingi oleh orang
tua sebelum tidur yaitu 57.5%, sebagian besar anak terbangun karena gaduh, haus
dan mengompol yaitu masing-masing sebanyak 25%, sebagian besar memiliki
kebiasaan tertidur dengan kondisi lampu gelap yaitu 57,5%.
Kesimpulan: Aktivitas istirahat pada anak usia 3-5 tahun yang dirawat di RSUD
Panembahan Senopati Bantul sebagian besar telah terpenuhi sesuai anjuran yaitu
65%.
Kata Kunci: Pemenuhan Aktivitas Istirahat Pada Anak Usia 3-5 Tahun.
1 Mahasiswa Program Studi Ilmu keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani
Yogyakarta 2 Dosen POLTEKES KEMENKES Yogyakarta 3 Dosen Program Studi Ilmu keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani
Yogyakarta
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
iv
OVERVIEW OF COMPLIANCE THE ACTIVITY OF RECESS ON
CHILDREN AGED 3-5 YEARS TREATED IN RSUD
PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL
YOGYAKARTA
ABSTRACT
Andi Tiere Effendi1, Atik Badi’ah
2, Masta Hutasoit
3
Background: The fulfillment of the activity of rest and sleeping very important
for children aged a preschool was ill, so as to heal faster repairing the damage on
a cell.If the activity break sleep was quite so the amount of energy is expected to
restore the status of health and maintain activity in daily life have been met.Sleep
deprivation causes the child more susceptible to physical pain, and will reduce the
close related by and the interaction of old man with a child in the future and
perhaps also affect self-esteem child.
Objective: to know picture fulfillment activity breaks on children aged 3-5 years
treated in rsud panembahan senopati bantul
Method: this research done in descriptive by approach cross sectional.Population
used in this research is all children age 3-5 year hospitalized space anggrek rsud
panembahan senopati bantul by the number of samples 40 respondents.Data
analysis used is analysis univariat.
Result: Mostly having the habit of bring a bolster at the time fell asleep that is as
much as 20 %, mostly having the habit of accompanied by parents are 57.5 %,
before bedtime most of children wake up, because of a rowdy thirst and
incontinent namely each as much as 25 %, mostly having the habit of asleep with
the condition of a lamp dark namely 57,5 %.
Conclusion: The activity of recess on children aged 3-5 years treated in rsud
panembahan senopati bantul largely been fulfilled according to forego are 65 %
Keywords: fulfillment activity breaks on children aged 3-5 years treated.
1
Undergraduate Nursing Student, STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2 Lecturer Of Nursing Departement, Poltekes Kemenkes Yogyakarta
3 Lecturer Of Nursing DepartementSTIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
v
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
viii
KATA PENGANTAR
Assalammu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Puji Syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT dengan segala
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan judul “Gambaran pemenuhan aktivitas istirahat pada anak usia 3-5 tahun
yang dirawat di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta”
Skripsi ini disusun untuk memenuhi ketentuan dalam melakukan kegiatan
penyusunan skripsi sebagai persyaratan mencapai derajat Strata 1 Keperawatan
Jurusan Keperawatan. Selama proses penyusunan skripsi ini tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu perkenankan penulis menyampaikan
ucapan terima kasih yang tulus kepada yang terhormat :
1. dr. I. Edy Purwoko., Sp.B. selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Jendral Achmad Yani Yogyakarta.
2. Dewi Retno Pamungkas., S.Kep.,Ns.,MNG selaku Ketua Prodi Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Jendral Achmad Yani Yogyakarta.
3. Atik Badi’ah, S.Pd., S.Kp., M.Kes selaku pembimbing I skripsi yang telah
berkenan memberikan arahan dan membimbing penyusunan skripsi ini.
4. Masta Hutasoit, S.Kep., Ns, selaku pembimbing II skripsi yang telah
berkenan memberikan arahan dan membimbing penyusunan skripsi ini.
5. Falasifah Ani Yuniarti, S.Kep., Ns MAN, selaku penguji skripsi yang telah
berkenan memberikan arahan, saran, pendapat yang sangat berguna.
6. Kepala RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta yang telah
memberikan izin untuk melakukan penelitian skripsi ini.
7. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
dapat disebutkan satu-persatu.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
ix
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam skripsi ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun.
Wassalammu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.
Yogyakarta, Agustus 2014
Penulis
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................... ii
INTISARI.......................................................................................................... iii
ABSTRACT ....................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ....................................................................................... v
DAFTAR ISI ..................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 5
E. Keaslian Penelitian ........................................................................ 6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Istirahat dan Tidur ......................................................................... 8
B. Anak usia 3-5 tahun ...................................................................... 20
C. Peran Perawat ............................................................................... 25
D. Kerangka Teori ............................................................................. 27
E. Kerangka Konsep .......................................................................... 28
F. Pertanyaan Penelitian .................................................................... 28
BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian ..................................................... 29
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................... 29
C. Populasi dan Sampel ..................................................................... 29
D. Variabel Penelitian ........................................................................ 30
E. Definisi Operasional Variabel ....................................................... 31
F. Alat dan Metode Pengumpulan Data ............................................. 31
G. Uji Validitas dan Reliabilitas ......................................................... 32
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data .......................................... 33
I. Etika Penelitian ............................................................................. 37
J. Jalannya Penelitian ........................................................................ 38
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
xi
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ............................................................................. 40
B. Pembahasan .................................................................................. 43
C. Keterbatasan Penelitian ................................................................. 50
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ................................................................................... 51
B. Saran ............................................................................................. 51
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Definisi Operasional .......................................................................... 31
Tabel 4.1. Distribusi frekuensi aktivitas istirahat pada anak usia 3-5 tahun
di RSUD Panembahan Senopati Bantul ............................................. 41
Tabel 4.2. Barang yang diperlukananak sebelum tidur pada anak usia 3-5
tahun di RSUD Panembahan Senopati Bantul .................................... 41
Tabel 4.3. Kebiasaan yang dilakukan anak sebelum tidur pada anak
usia 3-5 tahun di RSUD Panembahan Senopati Bantul....................... 42
Tabel 4.4. Faktor yang sering membuat anak terbangun saat tidur pada anak
usia 3-5 tahun di RSUD Panembahan Senopati Bantul ...................... 42
Tabel 4.5. Kondisi penerangan yang memudahkan anak tertidur pada anak
usia 3-5tahun yang dirawat di RSUD Panembahan Senopati
Bantul ............................................................................................... 43
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Kerangka Teori ................................................................................ 27
Gambar 2.2. Kerangka Konsep ............................................................................ 28
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal penyusunan skripsi
Lampiran 2. Surat Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Surat Ijin Penelitian
Lampiran 4. Surat Pernyataan Kesedian Menjadi Responden
Lampiran 5. Lembar Identitas dan Pernyataan Kebiasaan Responden Sebelum
Tidur
Lampiran 6. Lembar Cheklist
Lampiran 7. Tabel SPSS
Lampiran 8. Tabulasi Frekuensi
Lampiran 9. Lembar Bimbingan Skripsi
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan anak penting sekali artinya bagi keluarga, ibaratnya
kesehatan anak merupakan kebahagiaan bagi orang tua. Jika anak sakit hal ini
akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Kesehatan anak
menentukan kualitas anak dikemudian hari, karena keberhasilan anak dimasa
yang akan datang akan tergantung dari bagaimana anak menjalani tahap awal
kehidupannya yaitu usia bayi, toddler, prasekolah dan sekolah (Krisanti,
2008).
Anak adalah individu yang masih bergantung pada orang dewasa dan
lingkungannya, artinya membutuhkan lingkungan yang dapat memfasilitasi
dalam pemenuhan aktivitas anak untuk pertumbuhan dan perkembangan
anak. Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak diantaranya
pemberian nutrisi yang adekuat, memfasilitasi kegiatan bermain, dan
melakukan upaya pemeliharaan kesehatan untuk pencegahan penyakit. Salah
satu upaya pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit adalah dengan
pemberian imunisasi. Dimana imunisasi merupakan upaya yang dilakukan
dengan sengaja, memberikan kekebalan pada anak sehingga terhindar dari
penyakit. Masalah kesehatan yang sering dijumpai pada anak diantaranya
adalah infeksi (Supartini,2004).
Saat anak dirawat di rumah sakit, kondisi ini memaksa anak untuk
berpisah dari lingkungan rumah yang dirasakannya aman, penuh kasih
sayang, dan menyenangkan serta hilangnya waktu bermain bersama teman-
teman sepermainannya. Adapun reaksi terhadap perpisahan yang ditunjukkan
anak usia prasekolah selama dirawat di rumah sakit adalah dengan menolak
makan, sering bertanya kepada orang tuanya tentang hal-hal yang tidak
dipahaminya, menangis, tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan, dan
susah tidur (Alfiah, 2013).
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
2
Tidur merupakan salah satu cara untuk melepaskan kelelahan jasmani
dan kelelahan mental. Dengan tidur semua keluhan hilang atau berkurang
dan akan kembali mendapatkan tenaga serta semangat untuk menyelesaikan
persoalan yang dihadapi. Tidur yang cukup dapat memainkan peranan dalam
membantu tubuh kita untuk pulih dari penyakit atau luka (Nancy W, 2006).
Tidur bermanfaat untuk menjaga keseimbangan mental, emosional
dan kesehatan. Selain itu stress pada paru-paru, sistem kardiovaskuler,
endokrin dan lain-lainnya juga menurun aktivitasnya. Energi yang tersimpan
selama tidur diarahkan untuk fungsi-fungsi seluler yang penting. Secara
umum terdapat dua efek fisiologis tidur, pertama efek pada sistem saraf yang
diperkirakan dapat memulihkan kepekaan normal dan keseimbangan di antara
berbagai susunan saraf. Kedua, efek pada struktur tubuh yang dapat
memulihkan kesegaran dan fungsi organ dalam tubuh, karena selama tidur
telah terjadi penurunan aktivitas organ-organ tersebut (Uliyah, 2011).
Tiap individu membutuhkan jumlah yang berbeda untuk istirahat dan
tidur. Kesehatan fisik dan emosi tergantung pada kemampuan untuk
memenuhi aktivitas dasar manusia. Tanpa jumlah istirahat dan tidur yang
cukup, kemampuan untuk berkonsentrasi membuat keputusan dan
berpartisipasi dalam aktivitas harian akan menurun dan meningkatkan
iritabilitas (Potter dan Perry, 2005).
Pemenuhanaktivitas istirahat dan tidur terutama sangat penting bagi
anak usia prasekolah yang sedang sakit agar lebih cepat sembuh,
memperbaiki kerusakan pada sel. Apabila aktivitas istirahat tidur tersebut
cukup maka jumlah energi yang diharapkan dapat memulihkan status
kesehatan dan mempertahankan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari
terpenuhi. Selain itu,anak yang mengalami kelelahan juga memerlukan
istirahat dan tidur lebih dari biasanya. Lingkungan institusi Rumah Sakit atau
fasilitas perawatan jangka panjang dan aktivitas petugas pelayanan kesehatan
dapat menyebabkan sulit tidur.
Besaran jumlah tidur anak, disesuaikan dengan tingkat umurnya.
Aktivitas tidur untukbayi baru lahir lama tidur 14-18 jam per hari. Bayi usia
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
3
sampai 1 tahun siklus tidur rata-rata 12-14 jam per hari dengan tidur
sepanjang malam, anak usia toddler lama tidur 11-12 jam per hari dengan
tidur sepanjang malam ditambah tidur siang, usia prasekolah 11 jam per hari.
Sedangkan usia Sekolah kurang lebih 10 jam per hari. Adolescent kurang
lebih 8,5 jam per hari, dewasa muda 7-8 jam per hari, dewasa menengah
kurang lebih 7 jam per hari dan sering sulit tidur sedangkan dewasa tua
kurang lebih 6 jam per hari dan sering sulit tidur (Tasya, 2011).
Kurang tidur menyebabkan anak lebih rentan lagi terhadap sakit fisik,
dan akan mengurangi keeratan pertalian dan interaksi orang tua dengan anak
di kemudian hari dan mungkin juga mempengaruhi harga diri anak. Anak
yang agak besar yang mengalami gangguan tidur, dibandingkan dengan anak
seusia yang tidurnya normal, biasanya lebih menampakkan emosi negatif,
seperti capai di siang hari, tensi naik, kurang bergairah dan tertekan. Anak
yang tidurnya tidak cukup atau terganggu sering mudah marah, kurang
perhatian, suka melawan dan tampak hiperaktif (Alfiah, 2013).
Menurut survey American National Sleep Foundation (2006) dalam
Frost (2009) menyatakan bahwa selama menjalani hospitalisasi sebanyak
40% orang tua dan perawat anak yang ikut dalam survey tersebut menyatakan
bahwa bayi dan batita mereka tidur kurang dari 12-15 jam/hari seperti yang
direkomendasikan oleh para dokter spesialis anak yang khusus menangani
masalah tidur. Anak-anak mereka mengalami masalah tidur setiap malam
dikeluhkan oleh orang tua anak sebanyak 40% dan sebanyak 64%
mengatakan bahwa bayi dan anak usia prasekolah mereka sulit tidur
sedikitnya beberapa kali dalam satu minggu sehingga mereka tidak dapat
mencapai kuota tidur seperti yang direkomendasikan. Disamping itu, 25%
orang tua dan perawat anak yang disurvey mengatakan bahwa bayi, batita,
dan anak usia prasekolah mereka tampak mengantuk atau lelah pada siang
hari serta 34% orang tua percaya bahwa pola tidur seorang anak bisa
membawa dampak dan mengganggu seluruh keluarga.
Penelitian yang dilakukan oleh Langgene (2013) dengan judul
penelitian gambaran faktor dalam pemenuhan aktivitas tidur pada anak usia
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
4
prasekolah menyatakan bahwa seorang anak yang aktivitas tidurnya tidak
terpenuhi akan mengalami beberapa gangguan seperti mudah marah dan sulit
untuk berkonsentrasi.
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Rumah Sakit Panembahan
Senopati Bantuldi bangsal anggrek, didapatkan data anak yang dirawat
sebanyak 13 orang anak, 7 orang anak (53,8%) memiliki aktivitas istirahat
yang masih tidak sesuai dengan yang direkomendasikan oleh dokter, pasien
anak hanya tidur kurang dari 12 jam perhari. Menurut orang tua anak yang
dirawat di Bangsal Anggrek, anak dengan pemenuhan tidur yang tidak sesuai
menjadi mudah marah dan sering mudah menangis pada saat bangun,
sedangkan 6 lainnya (46,2%) melakukan aktivitas istirahat yang sudah sesuai
dengan yang direkomendasikan yaitu 11-12 jam perhari dan menurut orang
tua, anak yang dirawat dan pemenuhan aktivitas tidurnya terpenuhi tidak
mudah marah dan menangis pada saat terbangun.
Berdasarkan latar belakang permasalah yang terjadi di Rumah Sakit
Panembahan Senopati Bantul, maka penulis ingin meneliti mengenai
gambaran pemenuhan aktivitas istirahat pada anak yang dirawat di RSUD
Panembahan Senopati Bantul.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka pada penelitian ini
dirumuskan suatu masalah yaitu gambaran pemenuhan aktivitas istirahat
pada anak usia 3-5 tahun yang dirawat di RSUD Panembahan Senopati
Bantul?.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahuinya gambaran pemenuhan aktivitas istirahat pada anak
usia 3-5 tahun yang dirawat di RSUD Panembahan Senopati Bantul.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
5
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya distribusi frekuensi aktivitas istirahat pada anak usia 3-
5 tahun yang dirawat di RSUD Panembahan Senopati Bantul.
b. Diketahuinya barang yang diperlukan anak sebelum tidur pada anak
usia 3-5 tahun di RSUD Panembahan Senopati Bantul.
c. Diketahuinya yang dilakukan anak sebelum tidur pada anak usia 3-5
tahun di RSUD Panembahan Senopati Bantul.
d. Diketahuinya faktor yang sering membuat anak terbangun saat
tidurpada anak usia 3-5 tahun di RSUD Panembahan Senopati
Bantul.
e. Diketahuinyakondisi penerangan yang memudahkan anak
tertidurpada anak usia 3-5 tahun di RSUD Panembahan Senopati
Bantul.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul: Hasil penelitian ini
dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan
pelayanan kesehatan rumah sakit sehingga pasien khususnya pasien
anak dapat lebih nyaman saat berada dalam masa hospitalisasi.
b. Bagi Institusi Pendidikan STIKES Jenderal Achmad Yani: Penelitian
ini dapat menjadi tambahan kepustakaan tentang pola aktivitas
istirahat bagi anak.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Orang Tua Pasien Anak Usia 3-5 tahun: Penelitian ini
diharapkan menjadi informasi bagi orang tua anak yang dirawat
sehingga dapat memberikan pengetahuan tentang pola istirahat pada
anak.
b. Bagi Perawat : Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
bahan informasi bagi mahasiswa keperawatan untuk meningkatkan
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
6
kemampuan, pengetahuan dan sikap dalam berkomunikasi dengan
anak.
c. Bagi Peneliti : Dapat memperkaya ilmu keperawatan khususnya
tentang pemenuhan aktivitas istirahat pada anak yang dirawat agar
dapat diterapkan dengan baik dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien anak di rumah sakit.
E. Keaslian Penelitian
1. Lisnawati (2013), dengan judul “Hubungan Antara Durasi Tidur Dengan
Durasi Kejadian Temper Tantrum Pada Anak”. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif korelasi dengan rancangan cross
sectional. Sampel yang digunakan sebanyak 94 orang responden dengan
menggunakan Random Sampling. Hasil penelitian yang didapatkan adalah
terdapat hubungan antara durasi tidur dengan durasi kejadian temper
tantrum pada anak. Persamaan penelitian ini adalah pada variabel pola
tidur (istirahat) anak, sedangkan perbedaannya terletak pada variabel pola
temper tantrum, rancangan penelitian menggunakan, metode penelitian
deskriptif, lokasi penelitian dan waktu penelitian.
2. Langgene (2013) dengan judul “Gambaran Beberapa Faktor Dalam
Pemenuhan Aktivitas Tidur Pada Anak Usia Prasekolah Yang Dirawat Di
Ruang Perawatan AnakKelas II dan III RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe
Kota Gorontalo”. Penelitian ini menggunakan metode survey deskriptif
dengan tekhnik sampel porvosive sampling dan rancangan yang digunakan
adalah cross sectional. Hasil penelitian yang diperoleh adalah faktor
depresi dan stess pada anak menimbulkan pola tidur anak tidak terpenuhi.
Perbedaan penelitian ini yaitu terletak pada metode penelitian, lokasi
penelitian dan sampel penelitian. Persamaannya adalah sama-sama
meneliti tentang pemenuhan istirahat atau tidur pada anak yang dirawat.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
7
3. Vera (2013) dengan judul “Aktivitas Istirahat Dan Tidur Pada Anak Usia
Sekolah”. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan
rancangan cross sectional. Tekhnik sampel yang digunakan adalah total
sampling. Hasil penelitian yang diperoleh adalah seorang anak minimal
harus memenuhi aktivitas tidur minimal 8 jam per hari. Perbedaan
penelitian ini adalah terletak pada jumlah sampel, lokasi penelitian.
Persamaannya dalah penelitian ini menggunakan metode cross sectional,
dan membahas mengenai aktivitas istirahat dan tidur pada anak sekolah.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Lokasi Penelitian
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Panembahan Senopati
merupakan Satuan Kerja Organisasi Perangkat Daerah (SKPD) di
lingkungan Pemerintah Kabupaten Bantul yang berlokasi di Jl. Dr.
Wahidin Sudirohusodo Bantul 55714. Rumah Sakit Umum Daerah
Panembahan Senopati berdiri sejak tahun 1953 sebagai Rumah Sakit
hongeroedem (HO). Perubahan nama menjadi RSUD Panembahan
Senopati Bantul dilaksanakan pada Tanggal 29 Maret 2003. Sesuai SK
Menkes No. 142/Menkes/SK/I/2007 Tanggal 31 Januari 2007 tentang
Peningkatan Kelas RSUD Panembahan Senopati Bantul dari Type C
menjadi Kelas B Non Pendidikan. RSUD panembahan Senopati Bantul di
dalam bangsal Anggrek memiliki fasilitas berupa 1 ruang HC, 10 ruang
rawat inap, 17 perawat dan 3 dokter.
RSUD Panembahan Senopati Bantul telah diresmikan menjadi
“Rumah Sakit Ramah Anak”.RSUD Panembahan Senopati turut
mendukung program Kabupaten Bantul sebagai kabupaten layak
anak.Untuk mendukung RSUD Panembahan Senopati sebagai Rumah
Sakit Ramah Anak, pihak Rumah Sakit telah menyiapkan ruang bermain
dan sebuah perpustakaam di bangsal Anggrek yang merupakan bangsal
khusus anak-anak. Untuk koleksi bukunya, pihak Rumah Sakit telah
bekerja sama dengan Perpustakaan Umum Daerah (Perpusda) Kabupaten
Bantul. Tujuan dari Rumah Sakit Ramah Anak ini adalah agar anak-anak
dapat memperoleh pelayanan yang menyenangkan bagi mereka.Ruang
bermain dan juga perpustakaan diharapkan dapat menghilangkan rasa
jenuh anak saat dirawat di Rumah Sakit.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
41
2. Distribusi frekuensi aktivitas istirahat pada anak usia 3-5 tahun yang
dirawat di RSUD Panembahan Senopati Bantul
Penjelasan yang membahas mengenai distribusi frekuensi aktivitas
istirahat pada anak usia 3-5 tahun disajikan pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi aktivitas istirahat pada anak usia 3-5
tahun yang dirawat di RSUD Panembahan Senopati Bantul
No Pemenuhan Istirahat f %
1 Memenuhi 26 65
2 Tidak Memenuhi 14 35
Total 40 100
Hasil tabel 4.1 menunjukan bahwa yang terbanyak aktivitas
istirahat anak usia 3-5 tahun telah terpenuhi sesuai anjuran yaitu sebanyak
26 responden (65%).
3. Barang yang diperlukan anak sebelum tidur pada anak usia 3-5 tahun
yang dirawat di RSUD Panembahan Senopati Bantul
Penjelasan yang membahas mengenai barang yang diperlukan anak
sebelum tidur pada anak usia 3-5 tahun disajikan pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Barang yang diperlukan anak sebelum tidur pada anak usia 3-
5 tahun di RSUD Panembahan Senopati Bantul
No Barang f %
1 Bantal dan Guling 8 20
2 Bantal dan Boneka 1 2.5
3 Bantal dan Susu 1 2.5
4 Bola 1 2.5
5 Boneka 8 20
6 Boneka dan Guling 1 2.5
7 Boneka, Bantal dan Susu 1 2.5
8 Botol Susu 1 2.5
9 Mobil-mobilan 4 10
10 Mobil-mobilan dan Boneka 1 2.5
11 Selimut 3 7.5
12 Susu 1 2.5
13 Susu dan Kain Jarit 1 2.5
14 Tidak Ada 8 20
Total 40 100
Hasil tabel 4.2 menunjukan bahwa anak usia 3-5 tahun memiliki
kebiasaan terbanyak adalah membawa bantal dan guling, boneka dan tidak
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
42
ada yang memiliki kebiasaan membawa barang pada saat tertidur yaitu
masing-masing sebanyak 8 responden (20%).
4. Kebiasaan yang dilakukan anak sebelum tidur pada anak usia 3-5
tahun yang dirawat di RSUD Panembahan Senopati Bantul
Penjelasan yang membahas mengenai kebiasaan yang dilakukan
anak sebelum tidurpada anak usia 3-5 tahun disajikan pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Kebiasaan yang dilakukan anak sebelum tidurpada anak usia
3-5 tahun di RSUD Panembahan Senopati Bantul
No Kebiasaan f %
1 Didampingi 23 57.5
2 Tidak Ada 17 42.5
Total 40 100
Hasil tabel 4.3 menunjukan bahwa anak usia 3-5 tahun yang
terbanyak memiliki kebiasaan didampingi oleh orang tua sebelum tidur
yaitu sebanyak 23 responden (57.5%).
5. Faktor yang sering membuat anak terbangun saat tidur pada anak
usia 3-5 tahun yang dirawat di RSUD Panembahan Senopati Bantul
Penjelasan yang membahas mengenai faktor yang sering membuat
anak terbangun saat tidurpada anak usia 3-5 tahun disajikan pada tabel 4.4.
Tabel 4.4 Faktor yang sering membuat anak terbangun saat tidurpada
anak usia 3-5 tahun di RSUD Panembahan Senopati Bantul
No Penyabab Bangun f %
1 Gaduh 10 25
2 Gaduh dan Haus 10 25
3 Haus 7 17.5
4 Haus dan Ngompol 2 5
5 Ngompol 10 25
6 Tidak Ada 1 2.5
Total 40 100
Hasil tabel 4.4 menunjukan bahwa yang terbanyak anak usia 3-5
tahun terbangun karena gaduh, haus dan mengompol yaitu masing-masing
sebanyak 10 responden (25%).
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
43
6. Kondisi penerangan yang memudahkan anak tertidur pada anak usia
3-5 tahun yang dirawat di RSUD Panembahan Senopati Bantul
Penjelasan yang membahas mengenai kondisi penerangan yang
memudahkan anak tertidurpada anak usia 3-5 tahun disajikan pada tabel
4.5
Tabel 4.5 Kondisi penerangan yang memudahkan anak tertidurpada
anak usia 3-5 tahun di RSUD Panembahan Senopati Bantul
No Penerangan f %
1 Gelap 23 57.5
2 Terang 17 42.5
Total 40 100
Hasil tabel 4.5 menunjukan bahwa anak usia 3-5 tahun yang
terbanyak memiliki kebiasaan tertidur dengan kondisi lampu gelap yaitu
sebanyak 23 responden (57,5%).
B. Pembahasan
1. Aktivitas istirahat pada anak usia 3-5 tahun yang dirawat di RSUD
Panembahan Senopati Bantul
Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar aktivitas
istirahat anak usia 3-5 tahun telah terpenuhi sesuai anjuran yaitu sebanyak
26 responden (65%). Hal ini dikarenakan anak kebiasaan tidur anak yang
mendukung anak tertidur nyenyak selama dirawat dirumah sakit,
contohnya anak dapat tertidur dengan barang-barang yang biasa
dibawanya sehingga ketika anak tertidur akan merasa nyaman.
Anak usia 3-5 tahun yang dirawat biasanya harus menyesuaikan
diri dengan lingkungan rumah sakit, anak yang dirawat dirumah sakit akan
mengalami kesulitan untuk tidur, keadaan ini berbeda dengan ketika anak
berada dirumah orang tua mengatakan bahwa anak bisa langsung tertidur
dalam waktu minimal 5 menit. Sedangkan pada waktu dirawat di rumah
sakit, akan mulai tertidur dalam waktu yang cukup lama yaitu sekitar
minimal 10 menit. Hal ini menyebabkan oang tua harus selalu menunggu
dan berada di dekat anaknya untuk memastikan bahwa anak telah tertidur.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
44
Pada usia preschool lbiasanya memerlukan waktu tidur 11 – 12
jam semalam. Kebanyakan pada usia ini tidak menyukai waktu tidur. Bisa
jadi anak usia3 – 5 mengalami kurang istirahat tidur dan mudah sakit jika
kebutuhan tidurnya tidak terpenuhi.Sekitar 20 % tidurnya adalah tidur
REM (Asmadi, 2008).
Anak yang dirawat dirumah sakit, biasanya kebutuhan tidur tidak
selalu terpenuhi karena beberapa faktor seperti kegaduhan yang terjadi di
ruangan bangsal, kondisi anak yang tidak sehat, kondisi penerangan di
bangsal yang seluruh ruangan dinyalakan, dan keterbatasan gerak anak
untuk bermain karena di rumah sakit kondisi lingkungan tidak sebebas
ketika berada dirumah. Beberapa anak yang dirawat tidak terpenuhi
kebutuhan tidurnya dan hanya tertidur selama 7 jam sehingga kebutuhan
tidurnya tidak terpenuhi sesuai anjuran dokter. Lain halnya ketika anak
tertidur di rumah, biasanya kebutuhan tidur anak akan terpenuhi karena
anak berada dilingkungannya sendiri sehingga kebutuhan tidur dapat
mencapai 11-12 jam sesuai anjuran dari dokter.
Tidur merupakan suatu keadaan berubahnyakesadaran, dimana
dengan adanya berbagai derajat stimulus dapatmenimbulkan suatu
keadaan yang benar - benar terjaga (Taylor, 2007). Tidur merupakan
aktivitas yg melibatkan susunan sarafpusat, saraf perifer, endokrin, KV,
Respirasi, dan muskulosekeltal. Tidur dikarakteristikkan dengan aktifitas
fisik yang minimal, tingkatkesadaran yang bervariasi,perubahan proses
fsiologis tubuh,danpenurunan respons terhadap stimulus eksternal. Hampir
sepertiga dari waktu kita, kita gunakan untuk tidur. Hal tersebut
didasarkan pada keyakinan bahwa tidur dapat memulihkan atau
mengistirahatkan fisik setelah seharian beraktivitas,mengurangi stress dan
kecemasan,serta dapat meningkatkan kemampuan dan konsenterasi saat
hendak melakukan aktivitas sehari-hari.
Istirahat dan tidur sangat penting bagi kesehatan. Jika seseorang
yang sedang sakit memerlukan lebih banyak istirahat dan tidur
dibandingkan pada umumnya. Seringkali, seseorang lemah karena
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
45
menggunakan energi secara berlebihan dalam melakukan aktivitas
kehidupannya sehari-hari.Istirahat dapat memulihkan kembali energi
seseorang, membiarkan individu untuk mulai berfungsi lagi secara
optimal. Ketika seseorang kurang istirahat, mereka mudah marah, tertekan,
dan lelah, serta mereka kesusahan untuk mengendalikan emosi mereka
(Kozier, 2004).
Tercukupinya kebutuhan tidur bisa membuat seseorang aktif dan
fresh dalam menjalankan aktivitasnya. Tercukupi disini lebih pada
persoalan kualitas daripada kuantitas. Artinya, orang yang tidur lima jam
tapi kualitasnya bagus, lebih baik daripada orang yang tidurnya tujuh jam
tapi kualitasnya jelek. Kebutuhan tidur sangat tergantung usia, aktivitas,
dan pekerjaan seseorang (Aman, 2005).
Tidur nampaknya diperlukan untuk memperbaiki proses biologis
secara rutin. Selama tidur gelombang rendah yang dalam (NREM tahap 4),
tubuh melepaskan hormon pertumbuhan manusia untuk memperbaiki dan
memperbaharui sel epitel dan khusus seperti sel otak (Tarwoto &
Wartonah, 2004).
Potter & Perry (2005) berpendapat bahwa, selama tidur NREM
bermanfaat dalam memelihara fungsi jantung dan selama tidur gelombang
rendah yang dalam (NREM tahap IV) tubuh melepaskan hormon
pertumbuhan manusia untuk memperbaiki dan memperbaharui sel epitel
dan khusus seperti sel otak. Selain itu, tubuh menyimpan energi selama
tidur dan penurunan laju metabolik basal menyimpan persediaan energi
tubuh.
Selama tidur semua fungsi-fungsi tubuh terisi diperbaharui
lagi.Istirahat tidak hanya mencakup tidur, tetapi juga bersantai, perubahan
dalam aktifitas, menghilangkan segala tekanan-tekanan kerja atau
masalah-masalah lainnya (Dian, 2006).
Menurut Aman (2005), tidur memang sangat penting bagi tubuh
manusia untuk jaringan otak dan fungsi organ-organ tubuh manusia karena
dapat memulihkan tenaga dan berpengaruh terhadap metabolisme tubuh.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
46
Selain itu juga bisa merangsang daya asimilasi karena tidur terlalu lama
justru bisa menimbulkan hal yang tidak sehat dikarenakan tubuh menyerap
atau mengasimilasi sisa metabolisme yang berakibat tubuh menjadi loyo
dan tidak bersemangat saat bangun tidur. Sehingga tidur berfungsi untuk
mengembalikan tenaga untuk beraktifitas sehari-hari, memperbaiki kondisi
yang sedang sakit, tubuh menyimpan energi selama tidur dan penurunan
laju metabolik basal menyimpan persediaan energi tubuh.
Tidur adalah waktu perbaikan dan persiapan untuk periode terjaga
berikutnya. Selama tidur NREM, fungsi biologis menurun.Laju denyut
jantung normal pada orang dewasa sehat sepanjang hari rata-rata 70
hingga 80 denyut per menit atau lebih rendah jika individu berada pada
kondisi fisik yang sempurna.Akan tetapi, selama tidurlaju denyut jantung
turun sampai 60 denyut per menit atau lebih rendah. Hal ini berarti bahwa
denyut jantung 10 hingga 20 kali lebih sedikit dalam setiap menit selama
tidur atau 60 hingga 120 kali lebih sedikit dalam setiap jam. Secara jelas,
tidur yang nyenyak bermanfaat dalam memelihara fungsi jantung (Potter
& Perry, 2005).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Lindawati (2012) dengan judul gambaran pola tidur anak yang dirawat di
Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung dengan hasi penelitian diperoleh
bahwa sebagian besar responden mengalami pola tidur yang baik yaitu 12
jam.
2. Barang yang diperlukan anak sebelum tidur pada anak usia 3-5 tahun
yang dirawat di RSUD Panembahan Senopati Bantul
Hasil penelitian menunjukan jika sebagian besar anak usia 3-5
tahun memiliki kebiasaan membawa bantal dan guling, boneka dan tidak
ada yang memiliki kebiasaan membawa barang pada saat tertidur yaitu
masing-masing sebanyak 8 responden (20%). Hal ini terjadi karena pada
anak balita barang-barang yang membuat mereka nyaman harus meraka
bawa kemana-mana.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
47
Seorang anak biasanya mempunyai barang kesayangan, pada
pasien anak yang dirawat di rumah sakit biasanya barang kesayangannya
harus dibawa agar pasien tetap merasakan kenyamanan seperti berada di
rumah sendiri karena keadaan di rumah sakit akan sangat berbeda dengan
keadaaan di rumah.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan
Atmadja (2009) yang menyatakan bahwa sebagian besar anak yang
menjalani hospitalisasi harus membawa barang yang mereka sayangi
untuk menemani tidur mereka sehingga kebiasaan ini tidak dilarang oleh
orang tua anak karena apabila barang yang mereka sayangi tidak diberikan
maka anak akan marah dan menangis.
Kebiasaan anak sebenarnya merupakan bagian dari tahap
pertumbuhannya. Biasanya anak-anak melakukan sebuah kebiasaan itu
untuk membuat dirinya nyaman.Hanya saja beberapa kebiasaan itu
bertahan dan menjadi sesuatu yang tidak baik pada akhirnya.Maka saat
itulah dia harus segera dihentikan (Fitri, 2014).
Sebagian orang tua membiarkan saja perilaku anak dengan
kebiasaan seperti di atas.Tidak melarangnya hingga itu benar-benar
menjadi kebiasaan yang sulit untuk ditinggalkan si anak. Hasilnya orang
tua akan katakan “tidak bisa dihentikan” (Fitri, 2014).
3. Kebiasaan yang dilakukan anak sebelum tidur pada anak usia 3-5
tahun yang dirawat di RSUD Panembahan Senopati Bantul
Hasil penelitian menunjukan jika anak usia 3-5 tahun sebagian
besar memiliki kebiasaan didampingi oleh orang tua sebelum tidur yaitu
sebanyak 23 responden (57.5%). Anak-anak sering memiliki kebiasaan
tidur yang agak merepotkan, misalnya harus dengan selimut atau bantal
kesayangan.Masalah yang paling merepotkan adalah jika anak tidak bisa
tidur jika tidak ditemani ibunya. Mengatasi anak yang memiliki kebiasaan
seperti ini dapat dilakukan dengan mengenalkan bedtime routine sedini
mungkin.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
48
Bagai anak usia 3-5 tahun, masih sangat bergantung kepada kedua
orang tuanya, anak yang dirawat di rumah sakit biasanya tidak akan bisa
menyesuaikan diri dengan lingkungan rumah sakit apabila tidak
didampingi oleh kedua orang tuanya. Begitupun jika anak akan tertidur,
bagi sebagian anak suasana rumah sakit tidak membuat nyaman karena
anak tersebut tidak tidur di kamarnya sendiri, sehingga dengan didampingi
orang tua maka rasa ketidaknyamanan tersebut akan sedikit terobati.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Atmadja (2009) yang mendapatkan hasil bahwa anak pada saat dilakukan
hospitalisasi akan merasakan ketidaknyamanan pada saat tidur, oleh
kerena itu anak yang dilakukan hospitalisasi harus didampingi oleh
keluarga terutama ibu agar mereka merasa nyaman pada saat tertidur.
Menurut Pramudiarja, (2014) bedtime routine penting dikenalkan
agar anak memiliki pola tidur yang baik. Berbagai masalah tidur pada
anak, mulai dari susah tidur, sering terbangun, hingga cepat letih sebagai
akibat kurang tidur, bisa diatasi dengan membiasakan hal tersebut.
Bedtime routine yang dianjurkan para pakar kesehatan anak meliputi 3
tahap. Tahap pertama adalah mempersiapkan anak secara fisik dengan
mandi yang bersih, lalu diikuti dari terapi pijat sebagai persiapan fisik
sekaligus emosional karena bisa meningkatkan bonding atau ikatan dengan
orang tua.Tahap ketiga yang tidak kalah penting adalah dengan
menciptakan suasana tenang, baik dengan nyanyian atau cerita pengantar
tidur.
Tahapan ini membuat anak dan orang tua sama-sama tenang secara
emosional dan tidur pun menjadi lebih berkualitas. Di samping 3 tahapan
tersebut, disarankan pula untuk membiasakan tidur pada jam-jam tertentu
secara teratur. Sebisa mungkin, anak sudah harus tidur sebelum pukul 9
malam. Mengubah-ubah waktu tidur setiap hari akan mempersulit
terbentuknya bedtime routine yang baik (Pramudiarja, 2014).
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
49
4. Faktor yang sering membuat anak terbangun saat tidur pada anak
usia 3-5 tahun yang dirawat di RSUD Panembahan Senopati Bantul
Hasil penelitian menunjukan jika sebagian besar anak usia 3-5
tahun terbangun karena gaduh, haus dan mengompol yaitu masing-masing
sebanyak 10 responden (25%). Hal ini kemungkinan dikarenakan Rumah
Sakit merupakan tempat yang ramai sehingga ketika anak sedang tidur
keramai ini membuat anak terbangun dari tidurnya.Selain itu ketika
seorang sedang tertidur terjadi pengeluaran keringat dan mudah dehidrasi
sehingga anak mudah haus dan mudah terbangun. Pada saat anak tertidur
biasanya terjadi anak mengompol, keadaan ini dimungkinkan karena anak
sebelum tidur tidak membuang air kecil terlebih dahulu (Soetjiningsih,
2007).
Keadaan rumah sakit yang tidak kondusif dan terkadang bising
merupakan hal yang mengganggu anak ketika akan istirahat, jam besuk
pasien yang biasanya didatangi oleh banyak orang menyebabkan suasana
di ruangan menjadi gaduh dan ribut, selain itu adanya beberapa pasien
anak yang sudah sembuh dan bermain di ruangan sehingga cukup
mengganggu pasien anak yang diharuskan istirahat pada siang hari.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Atmadja (2009) yang
menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi anak terbangun
pada saat hospitalisasi adalah kegaduhan di Rumah Sakit yang merawat
mereka, orang tua menyatakan jika anaknya akan terbangun dengan suara
pasien lain yang mengobrol atau pasien anak lain yang menangis.
5. Kondisi penerangan yang memudahkan anak tertidur pada anak usia
3-5 tahun yang dirawat di RSUD Panembahan Senopati Bantul
Hasil penelitian menunjukan bahwa anak usia 3-5 tahun sebagian
besar memiliki kebiasaan tertidur dengan kondisi lampu gelap yaitu
sebanyak 23 responden (57,5%). Hal ini dikarenakan pada anak yang
dirawat di RSUD Panembahan Senopati Bantul sebagian besar telah
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
50
dibiasakan oleh orang tua untuk tertidur dengan keadaan lampu gelap
karena menyebabkan tidur anak menjadi nyenyak (Soetjiningsih, 2007).
Beberapa orang akan merasakan nyaman ketika tertidur dalam
keadaan penerangan gelap dan ada juga yang penerangannya terang, ahli
kesehatan menyarankan agar ketika tertidur lampu harus dimatikan dan
dalam keadaan gelap, akan tetapi beberapa pasien anak merasakan takut
kegelapan sehingga pada pasien anak yang ruangannya gelap tidak dapat
tidur dengan nyenyak, hal ini dilakukan antisipasi oleh pihak rumah sakit
dengan cara meremangkan lampu apabila sudah waktunya anak tidur
malam.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Atmadja (2009) yang menyatakan bahwa kondisi penerangan sangat
mendukung kualitas dan kuantitas tidur anak, hal ini dapat diketahui
karena sebagian besar responden anak yang menjalani hospitalisasi
sebagian besar dapat tertidur dengan keadaan lampu harus gelap.
Tidur dengan kondisi banyak cahaya memang tidak dianjurkan,
meski memang tidak dilarang. Tidak ada ukuran pasti tentang penerangan
yang ideal, namun pada umumnya suasana redup lebih disarankan karena
berhubungan dengan jam biologis yang dipengaruhi siklus gelap-terang
(Fitri, 2014).
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan antara lain pada saat dilakukan
penelitian terdapat beberapa anak yang mudah menangis, sehingga peneliti
cukup kesulitan bertanya pada orang tua responden, selain itu terdapat
beberapa hal yang berkaitan dengan aktivitas tidur anak, namun belum
dimasukan sebagai variabel penelitian. Hal tersebut antara lain: lama anak
tertidur, rutinitas yang dilakukan anak sebelum tidur, jam mulainya anak
tertidur dan kebiasaan anak terbangun pada malam hari.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
51
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Aktivitas istirahat pada anak usia 3-5 tahun yang dirawat di RSUD
Panembahan Senopati Bantul aktivitas istirahat anak usia 3-5 tahun telah
terpenuhi sesuai anjuran yaitu 65%.
2. Barang terbanyak yang diperlukan anak sebelum tidur pada anak usia 3-5
tahun di RSUD Panembahan Senopati Bantul adalah guling sebesar20%.
3. Kebiasaan yang dilakukan anak sebelum tidur pada anak usia 3-5 tahun di
RSUD Panembahan Senopati Bantul sebagian besar anak (57.5%)
memiliki kebiasaan didampingi orang tua saat tidur.
4. Faktor yang sering membuat anak terbangun saat tidur pada anak usia 3-5
tahun di RSUD Panembahan Senopati Bantul adalah karena gaduh, haus
dan mengompol yaitu masing-masing 25%.
5. Kondisi penerangan yang memudahkan anak tertidur pada anak usia 3-5
tahun di RSUD Panembahan Senopati Bantul sebagian besar memiliki
kebiasaan tertidur dengan kondisi lampu gelap yaitu 57,5%.
B. Saran
1. Bagi Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul.
Perlu dilakukannya pemantauan dan penerapan pola aktivitas itirahat
kepada pasien anak serta perlunya memberikan saran yang sesuai dengan
masa anak-anak sehingga dapat memberikan kenyamanan kepada pasien
anak ketika dirawat di Rumah Sakit. Perlunya memperbaiki penerangan
yang ada di Bangsal Anggrek dengan memberikan lampu tidur pada setiap
masing-masing ruangan mengingat tidak semua pasien bisa tidur dalam
keadaan lampu menyala, selain itu perlunya membatasi jumlah pembesuk
agar pasien anak tidak terganggu pada saat istirahat.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
52
2. Bagi Institusi Pendidikan (STIKES Jenderal Achmad Yani).
Perlunya menambah referensi kepustakaan terutama mengenai aktifitas
istirahat pada anak sehingga mahasiswa yang melakukan penelitian akan
lebih mudah mendapatkan sumber informasi dari perpustakaan.
3. Bagi Orang Tua Pasien anak usia 3-5 tahun yang dirawat di Rumah Sakit
Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul.
a. Perlunya menambah pengetahuan dan informasi bagi orang tua anak
usia 3-5 tahun yang dirawat sehingga dapat memahami lebih dalam
tentang pola istirahat pada anak.
b. Perlu memperhatikan kebiasaan anak membawa barang yang
disukainya agar anak dapat tertidur dengan nyaman.
c. Perlu dijaganya kondisi ruangan.
d. Perlunya membatasi jumlah pembesuk.
e. Perlunya menjaga ketenangan pada saat jam istirahat.
4. Bagi Perawat Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul.
a. Perlunya perawat memberikan ijin orang tua untuk membawa barang
yang disukai anak atau pasien.
b. Perlunya menegakkan aturan jam besuk.
c. Perlunya membatasi jumlah pembesuk.
d. Perlunya memberikan lingkungan yang nyaman.
5. Bagi Peneliti Lainnya.
Selain itu perlu dilakukannya penelitian lebih lanjut mengenai pemenuhan
aktivitas istirahat dan menambah variabel penelitian yang kemungkinan
dapat mempengaruhi kualitas tidur anak, sehingga dapat memberikan
gambaran penelitian anak selama dirumah sakit.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
53
DAFTAR PUSTAKA
Alfiah Noor. (2013). Kebutuhan Bagi Anak Usia Prasekolah. Jakarta: Salemba
Empat.
Alimul. H. Aziz. (2005).Pengantar KDM dan Proses Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Aman, Ruli. (2005). Pemenuhan Kebutuhan
Tidur.http://www.republika.com.diambil pada tanggal 27 Januari 2014
_________________. 2005. http:google.com (Diakeses pada bulan Juli, 2014)
Anch. (2008). Keperawatan Anak. Jakarta. Arcan.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik.Jakarta. Asdi Mahasatya.
Alawiyah. (2009). Gambaran Gangguan Pola Tidur Dan Pola Pemenuhan
Istirahat Pada Perawat Di Rsud Hasan Sadikin Bandung Tahun
2009.Skripsi.Mahasiswa Universitas Sumatra Utara.
Asmadi. (2008).Prosedural Keperawatan, Konsep dan Aplikasi KDM. Jakarta:
Salemba Medika.
______.(2008).Teknik Prosedural Keperawatan.Konsep dan Aplikasi Kebutuhan
Dasar Klien.Jakarta. Salemba Medika
Atmadja.(2009). Analisa Fakto-faktor yang Mepengaruhi Pola Tidur Anak yang
Menjalani Hospitalisasi di Rumah Sakit Holistic Purwakarta Jawa
Barat.Jurnal Kesehatan.
Dian. (2006). Istirahat yang sehat.http://www.dianweb.org. Diunduh pada tanggal
27 Januari 2014
Fitri. (2012). Menyiapkan Anak Sehat dan Berkualitas Sejak Dini. Artikel
Kesehatan. Ilmu Kesehatan Anak.Fakultas kedokteran UI.
_____. (2014). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tidur Anak.Jurnal Kesehatan.
Handayani dan Riyadi. (2011).Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah Bidang
Kesehatan.Yogyakarta: Samodra Ilmu Press
Hidayat, Aziz. (2007). Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisa
Data. Jakarta: Salemba Medika
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
54
Kozier, B., Erb, G., Berman, A., Snyder, S. (2004).Fundamentals of Nursing,
Concept, Process, and Practice (7th ed). New Jersey: Pearson Education.
_______________________________.(2004). Fundamental Of
Nursing.Redwood city California. Adison Wisley.
Krisanti Anni. (2008). Buku Pintar Kesehatan dan Tumbuh kembang Anak.
Jakarta: Araska Printika.
Langgene. (2013).Gambaran beberapa faktor dalam pemenuhan kebutuhan tidur
pada anak usia prasekolah yang dirawat di ruang perawatan anakkelas II
dan III RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo. Jurnal.
Lisnawati. (2013).Hubungan antara durasi tidur dengan durasi kejadian temper
tantrum pada anak. Jurnal
Machfoedz. (2010). Metodologi Penelitian Kuantitatif & Kualitatif.Yogyakarta:
Fitramaya
Moersintowarti. (2008). Buku Ajar II Tumbuh Kembang Anak Remaja.Jakarta:
Sagung Seto
Mubarak, Wahid Iqbal. (2006). Ilmu Keperawatan Komunitas.Jakarta: CV Sagung
Seto
Nancy, W. (2006).Outcomes of child sleep problems over the school-transition
period: Australian population longitudinal study.
http://pediatrics.aappublications.org/content/123/5/1287.full.html.
Notoatmodjo, S. (2010).Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Nursalam. (2003). Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
________. (2005). Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
________. (2008). Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan Edisi Revisi. Jakarta: Salemba Medika.
Potter, P.A. & Perry, A.G. (2005).Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,
Proses, dan Praktik. Jakarta: EGC.
Pramudiarja. (2014). Kebiasaan Anak Yang Penting Dihindari.Http:
Talentacenter.com (Diakses pada bulan Juli 2014).
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
55
Riyanto. (2008). Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: Penerbit
GPFE
Salamah, Ummi. (2009). Riset Kebidanan Metodologi & Aplikasi. Yogyakarta:
Mitra Cendikia Press
Saryono. (2010). Metodologi Penelitian kebidanan. Jakarta: Nuha Medika.
Slepin. (2006).Menghadapi dan Mengatasi Anak yang Sulit Tidur. Jakarta:
Gramedia
Soetjiningsih. (2007). Tumbuh Kembang Anak.Jakarta; EGC.
Sugiyono. (2011). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta
Supartini, Yupi. (2004). Buku Ajar Konsep Dasar KeperawatanAnak.Jakarta :
EGC
Tarwoto & Wartonah. (2004). Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan
edisi pertama. Jakarta: Salemba Medika
Tasya. (2011). Pemenuhan kebutuhan Istirahat dan Tidur. Available at
Http:ifptasya.wordpress.com
Taylor. (2009).Psikologi Sosial. Jakarta: Kencana Perdana Melia.
Uliyah. (2011).Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kemampuan Ibu dalam
Mengatasi Perilaku Temper Tantrum pada Anak Usia Balita di Kelurahan
Delima Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru. Pekanbaru: PSIK UNRI.
Vera. (2013). Kebutuhan istirahat dan tidur pada anak usia sekolah. Jurnal
Recommended