View
131
Download
3
Category
Preview:
DESCRIPTION
---
Citation preview
Modul xi (hormonal dan metabolisme)–skenario 5 January 14, 2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Ketika era globalisasi menyebabkan informasi semakin mudah diperoleh, negara
berkembang dapat segera meniru kebiasaan negara barat yang dianggap cermin pola
hidup modern. Sejumlah perilaku seperti mengkonsumsi makanan siap saji (fast food)
yang mengandung kadar lemak jenuh tinggi, kebiasaan merokok, minuman
beralkohol, kerja berlebihan, kurang berolah raga, dan stress, telah menjadi gaya
hidup manusia terutama di perkotaan. Kesemua perilaku tersebut dapat merupakan
faktor penyebab terjadinya penyakit degeneratif yang sekarang ini telah
menggantikan penyakit infeksi sebagai penyebab kematian utama di Indonesia.
Salah satu penyakit degeneratif yang menyebabkan masalah cukup besar adalah
penyakit kardiovaskuler (PKV). Penyebab utama PKV adalah adanya manifestasi
ateroklerosis di pembuluh darah koroner, dengan salah satu faktor risiko utamanya
adalah dislipidemia. Dislipidemia merupakan kelainan metabolisme lipid yang
ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total, LDL, dan trigliserida serta
penurunan kadar HDL dalam darah.
Peningkatan prevalensi dislipidemia, berdasarkan beberapa sumber, adalah
akibat dari peningkatan kemakmuran di negara bersangkutan yang diukur dari
pendapatan per kapita. Kenaikan prevalensi dislipidemia di Indonesia masih akan
terus meningkat yang disebabkan oleh karena faktor demografis (pertambahan jumlah
penduduk, usia lanjut yang bertambah), gaya hidup kebarat-baratan, penghasilan
perkapita yang tinggi, obesitas, perkembangan teknologi, berkurangnya penyakit
infeksi, dan meningkatnya layanan kesehatan. Faktor perilaku seperti yang disebutkan
di atas sangat berkaitan dengan meningkatnya prevalensi dislipidemia di negara
berkembang seperti Indonesia. Keadaan dislipidemia juga erat kaitannya dengan
kelainan metabolik lainnya seperti hipertensi, intoleransi glukosa, dan obesitas.
Small Group Discussion 19 1
January 14, 2012 Modul xi (hormonal dan metabolisme)–skenario 5
Menyadari bahaya keadaan dyslipidemia bagi tubuh manusia, maka sebagai
mahasiswa/i Fakultas Kedokteran, kami mencoba menyusun sebuah makalah yang
berjudul “Dislipidemia”. Hal tersebut menurut kami sangat penting untuk dibahas
dalam rangka agar dapat menciptakan dan mewujudkan suatu motivasi kedepan
bagi kita semua untuk menuju kehidupan yang bahagia.
Disamping itu didalam perkembangan ilmu kedokteran yang sangat dinamis
sehingga menuntut mahasiswa untuk terus belajar dan menggali ilmu tanpa mengenal
waktu, hal itu sangat diperlukan terhadap mahasiswa yang menjadi calon dokter masa
depan di negara Indonesia, jadi dengan konsep keilmuan yang baik maka lahirlah
seorang dokter yang kompeten dan dipercaya oleh masyarakat, itulah yang
merupakan salah satu latar belakang kami dalam penyusunan makalah ini.
1.2 Tujuan Pembahasan
Dalam penyusunan makalah ini tentunya memiliki tujuan yang diharapkan
berguna bagi para pembaca dan khususnya kepada penulis sendiri. Dimana tujuannya
dibagi menjadi dua macam yang pertama secara umum makalah ini bertujuan
menambah wawasan mahasiswa/i dalam menguraikan suatu persoalan secara holistik
dan tepat, dan melatih pemikiran ilmiah dari seorang mahasiswa/i fakultas
kedokteran, dimana pemikiran ilmiah tersebut sangat dibutuhkan bagi seorang dokter
agar mampu menganalisis suatu persoalan secara cepat dan tepat. Sedangkan secara
khusus tujuan penyusunan makalah ini ialah sebagai berikut:
1. Menambah pengetahuan para pembaca tentang dislipidemia.
2. Mengetahui etiologi dan patogenesis dislipidemia.
3. Mengetahui fungsi dan komposisi lipoprotein.
4. Memahami jalur metabolisme lipid.
5. Mengetahui metode pemeriksaan profil lipid.
6. Mengetahui penatalaksanaan untuk dislipidemia.
7. Menambah khasanah ilmu pengetahuan para pembaca dan penulis.
2 Small Group Discussion 19
Modul xi (hormonal dan metabolisme)–skenario 5 January 14, 2012
8. Melengkapi tugas small group discussion modul XI skenario 5 .
9. Sebagai bahan referensi mahasiswa/i fakultas kedokteran UISU semester tiga
dalam menghadapi ujian akhir modul.
Itulah yang merupakan tujuan kami dalam penyusunan makalah ini, dan juga
sangat diharapkan dapat berguna bagi setiap orang yang membaca makalah ini.
Semoga seluruh tujuan tersebut dapat tercapai dengan baik.
1.3 Pembatasan Masalah
Dalam penyusunan makalah ini kami dihadapkan pada suata sistem yaitu ada
suatu masalah yang harus disusun dalam suatu skema, dimana skema ini juga
sekaligus menjadi pembatasan masalah yang akan dibahas pada makalah ini, berikut
merupakan pembatasan masalah dari Modul XI skenario 5.
Small Group Discussion 19 3
Lipid
Lipoprotein
HDL
LDL
Dislipidemia
Definisi Etiologi Patogenesis Pemeriksaan Penatalaksanaan
Fisik Penunjang
January 14, 2012 Modul xi (hormonal dan metabolisme)–skenario 5
1.4 Metode dan Teknik
Dalam penyusunan makalah ini kami mengembangkan suatu metode yang sering
digunakan dalam pembahasan-pembahasan makalah sederhana, dimana kami
menggunakan metode dan teknik secara deskriftif dimana tim penyusun mencari
sumber data dan sumber informasi yang akurat lainnya setelah itu dianalisis
sehinggga diperoleh informasi tentang masalah yang akan dibahas setelah itu
berbagai referensi yang didapatkan dari berbagai sumber tersebut disimpulkan sesuai
dengan pembahasan yang akan dilakukan dan sesuai dengan judul makalah dan
dengan tujuan pembuatan makalah ini.
Itulah sekilas tentang metode dan teknik yang digunakan dalam penyusunan
makalah ini.
4 Small Group Discussion 19
Modul xi (hormonal dan metabolisme)–skenario 5 January 14, 2012
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Skenario
Dalam pembahasan pada makalah ini awalnya kami mulai dari sebuah skenario
yang diberikan yaitu :
MODUL XI (HORMON DAN METABOLISME)
SKENARIO-5
OBESITAS ABDOMEN
Seorang pasien laki-laki umur 43 thn datang ke praktek dokter dengan keluhan
sakit kepala, tengkuk tegang dan vertigo. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik
dijumpai tekanan darah: Hipertensi diastolik 135/110 mmHg, RR 24×/menit, pols
90×/menit, temperatur afebris. Bentuk tubuh dijumpai obesitas abdomen dan dari
hasil pemeriksaan profil lipid:
Cholesterol total: 256 mg/dl
Triglyceride: 347 mg/dl
HDL: 18 mg/dl
LDL: 169 mg/dl
Dari skenario diataslah kami menuju kepada suatu proses pembelajaran, dimana
awalnya dimulai dari penentuan keyword, dimana keyword ini berguna bagi kami
dalam menentukan dari permasalahan yang ada dalam skenario tersebut untuk
dibahas secara tepat.
Berikut akan dijelaskan beberapa Keyword, ini sangat penting karena dengan
memahami kata-kata kunci ini maka, penyusunan pada makalah akan sistematis.
2.1.1 Keyword
1. Vertigo
Small Group Discussion 19 5
January 14, 2012 Modul xi (hormonal dan metabolisme)–skenario 5
2. Kolesterol
3. Hipertensi diastolik
4. Temperatur afebris
5. Trygliseride
6. HDL
7. LDL
Dari berbagai kata kunci diatas maka kami akan membahas berbagai hal
mengenai permasalahan yang harus diterjemahkan kedalam bentuk pembahasan
secara tepat.
2.2 Learning Objective
Dan selanjutnya kami akan menuju kepada suatu proses pembelajaran, dimana
dengan mencari Learning Objective, yang berguna bagi kami dalam menentukan dari
permasalahan yang ada dalam skenario tersebut untuk dibahas secara tepat. Setelah
kami melakukan diskusi selama satu minggu dalam dua kali pertemuan kami dapat
menyimpulkan Learning Objectivenya adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui definisi dan klasifikasi lipid.
2. Mengetahui definisi, komposisi dan fungsi lipoprotein.
3. Mengetahui pembentukan HDL dan LDL.
4. Mengetahui definisi dislipidemia.
5. Mengetahui etiologi dislipidemia.
6. Mengetahui patogenesis dislipidemia.
7. Mengetahui pemeriksaan dislipidemia.
8. Mengetahui penatalaksanaan dislipidemia.
6 Small Group Discussion 19
Modul xi (hormonal dan metabolisme)–skenario 5 January 14, 2012
2.2.1 Mengetahui Definisi dan Klasifikasi Lipid
Lipid adalah sekelompok senyawa heterogen meliputi lemak,
minyak, steroid, wax, dan senyawa terkait yang berkaitan lebih karena
sifat fisiknya dari pada sifat kimianya.
Lipid ini meliputi; (1) lemak netral, yang dikenal juga sebagai
trigliserida; (2) fosfolipid; (3) kolesterol; dan (4) beberapa lipid lain yang
kurang penting. Secara kimia, sebagian lipid dasar dari trigliserida dan
fosfolipid adalah asam lemak, yang hanya merupakan asam organik
hidrokarbon rantai panjang. Rumus kimia asam lemak yang khas, yaitu
asam palmitat, adalah sebagai berikut: CH3(CH2)14COOH.
Walaupun kolesterol tidak mengandung asam lemak, inti sterolnya
disintesis dari gugus molekul asam lemak, sehingga kolesterol memiliki
banyak sifat fisik dan kimia dari zat lipid lainnya.
Trigliserida dipakai dalam tubuh terutama untuk menyediakan energi
bagi berbagai proses metabolik, suatu fungsi yang hampir sama dengan
fungsi karbohidrat. Akan tetapi, beberapa lipid, terutama kolesterol,
fosfolipid, dan sejumlah kecil trigliserida, dipakai untuk membentuk
semua membran sel dan untuk melakukan fungsi-fungsi sel yang lain.
2.2.2 Mengetahui Definisi, Komposisi dan Fungsi Lipoprotein
Karena sifat lipid yang susah larut dalam lemak, maka perlu dibuat
bentuk yang terlarut. Untuk itu dibutuhkan suatu zat pelarut yaitu suatu
protein yang disebut apolipoprotein atau apoprotein.
Lipoprotein merupakan partikel kecil-lebih kecil dari kilomikron
tetapi komposisinya secara kualitatif sama-mengandung trigliserida,
kolesterol, kolesterol, fosfolipid, dan apoprotein.
Lipoprotein berbentuk sferik dan mempunyai inti trigliserid dan
kolesterol ester dan dikelilingi oleh fosfolipid dan sedikit kolesterol
Small Group Discussion 19 7
January 14, 2012 Modul xi (hormonal dan metabolisme)–skenario 5
bebas. Apoprotein ditemukan pada permukaan lipoprotein. Setiap
lipoprotein berbeda dalam ukuran, densitas, komposisi lemak, dan
komposisi apoprotein. Jenis-jenis lipoprotein: High Density Lipoprotein
(HDL), Low Density Lipoprotein (LDL), Intermediate Density
Lipoprotein (IDL), Very Low Density Lipoprotein (VLDL), kilomikron,
dan lipoprotein a kecil [Lp (a)].
Fungsi utama lipoprotein adalah pengangkutan komponene lipidnya
di dalam darah. Lipoprotein yang berdensitas sangat rendah mengangkut
trigliserida yang disintesis di dalam hati terutama ke jaringan adipose,
sedangkan lipoprotein lainnya terutama penting dalam berbagai tahap
transport fosfolipid dan kolesterol dari hati ke jaringan perifer atau dari
jaringan perifer kembali ke hati.
2.2.3 Mengetahui Pembentukan HDL dan LDL
Metabolisme lipoprotein dapat dibagi atas tiga jalur utama yaitu:
A. Jalur metabolisme eksogen
B. Jalur metabolisme endogen
C. Jalur reverse cholesterol transport.
Kedua jalur pertama berhubungan dengan metabolisme kolesterol-LDL
dan trigliserid, sedang jalur yang ketiga khusus mengenai metabolisme
kolesterol-HDL.
A.Jalur metabolisme eksogen
Makanan berlemak yang kita makan terdiri atas trigliserid dan
kolesterol. Selain kolesterol yang berasal dari makanan, dalam usus juga
terdapat kolesterol dari hati yang diekskresi bersama empedu ke usus
halus. Baik lemak di usus halus yang berasal dari makanan maupun yang
berasal dari hati disebut lemak eksogen. Trigliserid dan kolesterol dalam
8 Small Group Discussion 19
Modul xi (hormonal dan metabolisme)–skenario 5 January 14, 2012
usus halus akan diserap ke dalam enterosit mukosa usus halus. Trigliserid
akan diserap sebagai asam lemak bebas sedang kolesterol sebagai
kolesterol. Di dalam usus halus asam lemak bebas akan dirubah lagi
menjadi trigliserid, sedang kolesterol akan mengalami esterifikasi
menjadi kolesterol ester dan keduanya bersama dengan fosfolipid dan
apolipoprotein akan membentuk lipoprotein yang dikenal dengan
kilomikron.
Kilomikron ini akan masuk ke saluran limfe dan
akhirnya melalui duktus torasikus akan masuk ke dalam
aliran darah. Trigliserid dalam kilomikron akan mengalami
hidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase yang berasal dari
endotel menjadi asam lemak bebas (free fatty acid). Asam
lemak bebas dapat disimpan sebagai trigliserid kembali di
jaringan lemak, tetapi bila terdapat dalam jumlah yang
banyak sebagian akan diambil oleh hati menjadi bahan
untuk pembentukan trigliserid hati. Kilomikron yang sudah
kehilangan sebagian besar trigliserid akan menjadi
kilomikron remnant yang mengandung kolesterol ester
dan akan dibawa ke hati.
Small Group Discussion 19 9
January 14, 2012 Modul xi (hormonal dan metabolisme)–skenario 5
Gambar 1. Jalur metabolisme eksogen.
B. Jalur metabolisme endogen.
Trigliserid dan kolesterol yang disintesis di hati dan
disekresi ke dalam sirkulasi sebagai lipoprotein VLDL.
Apoliproprotein yang terkandung dalam VLDL adalah
apolipoprotein B100. Dalam sirkulasi, trigliserid di VLDL
akan mengalami hidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase
(LPL), dan VLDL berubah menjadi IDL yang juga akan
mengalami hidrolisis dan berubah menjadi LDL. Sebagian
dari VLDL, IDL, dan LDL akan mengangkut kolesterol ester
kembali ke hati. LDL adalah lipoprotein yang paling
banyak mengandung kolesterol. Sebagian kolesterol di
LDL akan dibawa ke hati dan jaringan steroidogenik
lainnya seperti kelenjar adrenal, testis, dan ovarium yang
10 Small Group Discussion 19
Modul xi (hormonal dan metabolisme)–skenario 5 January 14, 2012
mempunyai reseptor untuk kolesterol-LDL. Sebagian lain
dari kolesterol-LDL akan mengalami oksidasi dan
ditangkap oleh reseptor scavenger-A (SR-A ) di makrofag
dan akan menjadi sel busa ( foam cell ). Makin banyak
kadar kolesterol-LDL dalam plasma makin banyak yang
akan mengalami oksidasi dan ditangkap oleh sel
makrofag. Jumlah kolesterol yang akan teroksidasi
tergantung dari kadar kolesterol yang terkandung di LDL.
Beberapa keadaaan mempengaruhi tingkat oksidasi
seperti:
Meningkatnya jumlah LDL kecil padat seperti pada
diabetes melitus dan sindroma metabolik.
Kadar kolesterol-HDL, makin tinggi kadar kolesterol-
HDL akan bersifat protektif terhadap oksidasi LDL.
Gambar 2. Jalur metabolism endogen.
Small Group Discussion 19 11
January 14, 2012 Modul xi (hormonal dan metabolisme)–skenario 5
C. Jalur reverse cholesterol transport
HDL dilepaskan sebagai partikel kecil miskin kolesterol
yang mengandung apolipoprotein (apo ) A,C,E dan disebut
HDL nascent. HDL nascent berasal dari usus halus dan
hati, mempunyai bentuk gepeng dan mengandung
apolipoprotein A1. HDL nascent akan mendekati makrofag
untuk mengambil kolesterol yang tersimpan di makrofag.
Setelah mengambil kolesterol dari makrofag, HDL nascent
berubah menjadi HDL dewasa yang berbentuk bulat. Agar
dapat diambil oleh HDL nascent, kolesterol ( kolesterol
bebas ) di bagian dalam dari makrofag harus dibawa ke
permukaan membran sel makrofag oleh suatu tranporter
yang disebut adenosin triphosphate-binding cassate
tranporter-1 atau disingkat ABC-1.
Setelah mengambil kolesterol bebas dari sel makrofag,
kolesterol bebas akan diesterifikasi menjadi kolesterol
ester oleh enzim lechitin cholesterol acyotranferase (LCAT
). Selanjutnya sebagian kolesterol ester yang dibawa oleh
HDL akan mengambil dua jalur. Jalur pertama ialah ke hati
dan ditangkap oleh scavenger reseptor class B type 1
dikenal dengan SR-B1. Jalur kedua adalah kolesterol ester
dalam HDL akan dipertukarkan dengan trigliserid dari
VLDL dan IDL dengan bantuan kolesterol ester transfer
protein ( CETP ). Dengan demikian fungsi HDL sebagai “
penyerap “ kolesterol dari makrofag mempunyai dua jalur
yaitu langsung ke hati dan jalur tidak langsung melalui
VLDL dan IDL untuk membawa kolesterol kembali ke hati.
12 Small Group Discussion 19
Modul xi (hormonal dan metabolisme)–skenario 5 January 14, 2012
Gambar 3. Jalur reverse cholesterol transport.
Gambar 4. Jalur metabolisme lipoprotein.
Small Group Discussion 19 13
January 14, 2012 Modul xi (hormonal dan metabolisme)–skenario 5
2.2.4 Mengetahui Definisi Dislipidemia
Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai
dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma.
Kelainan fraksi lipid yang paling utama adalah kenaikan kadar kolesterol
total, kolesterol LDL, kenaikan kadar trigliserida serta penurunan kadar
HDL. Dalam proses terjadinya aterosklerosis semuanya mempunyai
peran yang penting dan sangat kaitannya satu dengan yang lain, sehingga
tidak mungkin dibicarakan sendiri-sendiri. Ketiga-tiganya sekaligus
dikenal sebagai Triad Lipid.
2.2.5 Mengetahui Etiologi Dislipidemia
Dislipidemia diklasifikasikan:
~ Dislipidemia primer (tidak jelas penyebabnya)
~ Dislipidemia sekunder (mempunyai penyakit dasar
seperti sindroma nefrotik, DM, hipotiroidisme
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya kadar lipid :
• Genetik
• Obesitas
• Merokok
• Obat-obatan (kortikosteroid, retinoid, penghambat adrenegik beta
dosis tinggi)
• Kurang olahraga
2.2.6 Mengetahui Patogenesis Dislipidemia
Pada sindrom metabolik ditandai dengan peningkatan trigliserid dan
penurunan kadar HDL. Kadar kolesterol LDL biasanya normal, namun
mengalami perubahan struktur berupa peningkatan small dense LDL.
14 Small Group Discussion 19
Modul xi (hormonal dan metabolisme)–skenario 5 January 14, 2012
Peningkatan trigliserid plasma merupakan akibat peningkatan masukan
asam lemak bebas ke hati.
Penurunan HDL terjadi pada 2 kondisi berikut:
1. Disebabkan peningkatan tingliserid sehingga terjadi transfer
trigliserid ke HDL.
2. Pada subyek dengan resistensi insulin dan konsentrasi trigliserid
normal, kadar HDL dapat menurun. Terdapat suatu mekanisme
yang menyebabkan gangguan masukan lipid Post Prandial pada
resistensi insulin. Hal ini disebabkan oleh adanya gangguan
produksi Apoprotein A-1 oleh hati.
2.2.7 Mengetahui Pemeriksaan Dislipidemia
Pemeriksaan Fisik
o Tekanan Darah
o Lingkar pinggang
o Berat Badan
o Tinggi Badan
Pemeriksaan Laboratorium Pada pemeriksaan laboratorium memegang peranan penting
dalam menegakkan diagnosa. Parameter yang diperiksa: kadar
kolesterol total, kolesterol LDL, kolesterol HDL dan trigliserid.
a. Persiapan
• Sebaiknya subjek dalam keadaan metabolik stabil, tidak ada
perubahan berat badan, pola makan, kebiasaan merokok,
olahraga, minum kopi/alkohol dalam 2 minggu terahir
sebelum diperiksa, tidak ada sakit berat atau operasi dalam 2
bulan terakhir.
Small Group Discussion 19 15
January 14, 2012 Modul xi (hormonal dan metabolisme)–skenario 5
• Tidak mendapat obat yang mempengaruhi kadar lipid dalam
2 minggu terakhir. Bila hal tersebut tidak memungkinkan,
pemeriksaan tetap dilakukan tetapi, dengan disertai catatan.
b. Pengambilan bahan pemeriksaan
• Pengambilan bahan dilakukan setelah puasa 12-16 jam
(boleh minum air putih) . Sebelum bahan diambil subyek
duduk selama 5 menit.
• Pengambilan bahan dilakukan dengan melakukan
bendungan vena seminimal mungkin
• Bahan yang diambil adalah serum.
c. Analis
• Analis kolesterol total dan trigliserida dilakukan dengan
metode ensimatik
• Analis kolesterol HDL dan Kol-LDL dilakukan dengan
metode presipitasi dan ensimatik Kadar kolesterol LDL
sebaiknya diukur secara langsung, atau dapat juga dihitung
menggunakan rumus Friedewaid kalau kadar trigliserida
< 400 mg/d, sbb:
Kadar kol. LDL = Kol.Total – kol..HDL – 1/5 trigliserida
16 Small Group Discussion 19
Modul xi (hormonal dan metabolisme)–skenario 5 January 14, 2012
Tabel 1. Klasifikasi kolesterol total, kolesterol LDL, kolesterol
LDL, dan trigliserida menurut NCEP-APT III 2001
2.2.8 Mengetahui Penatalaksanaan Dislipidemia
1. Penatalaksanaan non farmakologis
a. Terapi nutrisi medis
Selalu merupakan tahap awal
penatalaksanaan dislipidemi, oleh karena itu
disarankan untuk berkonsultasi dengan ahli gizi.
Pada dasarnya adalah pembatasan jumlah kalori
dan jumlah lemak. Pasien dengan kadar kolesterol
LDL atau kolesterol total yang tinggi dianjurkan
untuk mengurangi asupan lemak jenuh dan
meningkatkan asupan lemak tidak jenuh rantai
tunggal dan ganda ( mono unsaturated fatty acid
Small Group Discussion 19 17
January 14, 2012 Modul xi (hormonal dan metabolisme)–skenario 5
= MUFA dan poly unsaturated fatty acid = PUFA).
Pada pasien dengan kadar trigliserida yang tinggi
perlu dikurangi asupan karbohidrat, alkohol dan
lemak.
Tabel 2. Komposisi makanan untuk hiperkolesterolemia
b. Aktivitas fisik
Pada prinsipnya pasien dianjurkan untuk
meningkatkan aktivitas fisik sesuai dengan
kondisi dan kemampuannya. Semua jenis
aktivitas fisik bermanfaat, seperti jalan kaki, naik
sepeda, berenang dll. Penting sekali diperhatikan
agar jenis olahraga disesuaikan dengan
kemampuan dan kesenangan pasien, selain itu
agar dilakukan secara terus menerus. Pasien DM
yang mempunyai BB berlebih sebaiknya
mendapat Terapi Nutrisi Medik dan meningkatkan
aktivitas fisik. The American Heart Association
merekomendasikan untuk pasien DM dengan
18 Small Group Discussion 19
Modul xi (hormonal dan metabolisme)–skenario 5 January 14, 2012
Penyakit Kardiovaskular bahwa Terapi Nutrisi
Medik maksimal dapat menurunkan kadar LDL
kolesterol sebesar 15 sampai 25 mg/dl. Jadi, bila
kadar LDL kolesterol mengalami peningkatan
lebih dari 25 mg/dl diatas kadar sasaran terapi,
hendaklah diputuskan untuk menambahkan terapi
farmakologik terutama terhadap pasien-pasien
dengan risiko tinggi (pasien DM dgn riwayat infark
miokard sebelumnya atau dengan kadar LDL
kolesterol tinggi (diatas 130 mg/dl).
2. Penatalaksanaan farmakologis
Pada saat ini dikenal sedikitnya 6 jenis obat yang
dapat memperbaiki propil lipid serum yaitu:
A. HMG-CoA reduktase inhibitor
B. Derivat asam fibrat
C. Sekuestran asam empedu
D. Asam nikotinat
E. Ezetimibe
F. Asam lemak omega-3
A. HMG-CoA reduktase inhibitor
Dalam 10 tahun terakhir ini di seluruh dunia,
HMG-CoA reduktase inhibitor yang biasa disebut
sebagai statin menjadi obat yang paling banyak
diresepkan sebagai obat penurun kadar lipid. Obat
golongan ini bekerja dengan cara menghambat
kerja enzim HMG-CoA reduktase yaitu suatu enzim
Small Group Discussion 19 19
January 14, 2012 Modul xi (hormonal dan metabolisme)–skenario 5
di hati yang berperan dalam pembentukan
kolesterol. Dengan menurunnya sintesis kolesterol
maka hati akan mengkompensasi dengan
meningkatkan reseptor LDL pada permukaan hati.
Dengan demikian kadar kolesterol LDL di dalam
darah akan ditarik ke hati, sehingga akan
menurunkan kadar kolesterol LDL dan juga VLDL.
Gambar 6. Mekanisme kerja HMG-CoA reductase
inhibitor
Mengenai dosis obat sangat individual sekali,
tergantung pada karakteristik pasien seperti target
terapi dan respon terhadap terapi yang diberikan.
Dibawah ini dapat dilihat dosis beberapa obat
golongan statin.
20 Small Group Discussion 19
Modul xi (hormonal dan metabolisme)–skenario 5 January 14, 2012
Tabel 3. Dosis-dosis obat golongan statin
Popularitas statin dipengaruhi oleh banyaknya
data uji klinik yang mengkonfirmasi bahwa
penurunan kadar lipid pada pasien yang diterapi
akan berakibat juga pada turunnya risiko penyakit
kardiovaskuler terutama pada penyakit jantung,
infark miokard, prosedur revaskularisasi dan
menurunnya angka kematian.
Efek samping pemakaian statin biasanya
terjadi peningkatan yang sifatnya minor pada
kadar enzim hati sering dijumpai pada 5 bulan
pertama terapi statin yang biasanya akan normal
kembali dengan sendirinya. Peningkatan yang
bermakna terjadi pada 2% pasien pada awal terapi
tergantung pada dosis statin yang digunakan, dan
akan normal kembali jika dosis statin diturunkan
atau dihentikan. Pemantauan enzim hati secara
teratur selama penggunaan statin, yaitu pada 1‐bulan, 3 bulan dan 6 bulan setelah terapi statin
dimulai, dan kemudian sekali setiap tahun.
Small Group Discussion 19 21
January 14, 2012 Modul xi (hormonal dan metabolisme)–skenario 5
Walaupun ada pembatasan penggunaan statin,
hanya ada sedikit bukti yang menunjukkan bahwa
statin berbahaya untuk pasien dengan penyakit
hati kronik seperti hepatitis B dan C atau
kholestasis.
Efek samping lain yang dijumpai pada 5%
pasien adalah miopati , muncul sebagai gejala
nyeri pada otot dan persendian tanpa adanya
perubahan kadar keratin kinase (CK). Miopati yang
parah (rhaddomiolisis fatal) dialami oleh 0,2%
pasien, disertai dengan peningkatan CK (10 kali
batas atas kadar normal, CK normal adalah 10‐
150 IU/L), dan dalam hal ini penggunaan statin
harus segera dihentikan. Jika CK berkisar antara 3‐
10 kali batas atas normal, statin tetap dilanjutkan
tetapi CK harus terus dipantau sampai diketahui
apakah keadaan membaik atau memburuk
(sehingga memerlukan penghentian statin). Jika
perlu dosis statin diturunkan untuk meredakan
efek samping tersebut. Gejala efek samping pada
otot ini bisanya lebih banyak terjadi pada pasien
yang menggunakan kombinasi obat penurun kadar
lipid, misalnya kombinasi statin dan fibrat atau
asam nikotinat.
B. Derivat Asam Fibrat
Obat antihiperlipidemik yang termasuk
golongan asam fibrat adalah: Gemfibrozil,
22 Small Group Discussion 19
Modul xi (hormonal dan metabolisme)–skenario 5 January 14, 2012
Fenofibrate, Ciprofibrate dan Bezafibrate. Obat ini
bekerja dengan cara meningkatkan oksidasi asam
lemak bebas di hati ataupun otot dan mengurangi
lipogenesis dihati sehingga sekresi dari VLDL dan
trigliserid hati menjadi menurun. Fibrat juga
mempunyai efek merubah struktur lipid melalui
aktivasi dari Peroxisome Proliferator Activated
receptor Type Alpha (PPARα). Aktivasi dari PPARα
meningkatkan lipolisis dan eliminasi aterogenik
yang banyak mengandung partikel trigliserida dari
plasma dengan mengaktifkan Lipoprotein lipase
dan mengurangi produksi apoprotein CIII (suatu
inhibitor dari aktivitas lipoprotein lipase). Aktivasi
PPARα juga memicu peningkatan sintesa
apoprotein AI and AII, yang dapat menimbulkan
berkurangnya kolesterol VLDL dan kolesterol LDL
yang berisi apoprotein B dan peningkatan
kolesterol HDL yang mengandung apoprotein AI
dan AII. Mengenai mekanisme kerja obat fibrat
untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di
bawah ini
Small Group Discussion 19 23
January 14, 2012 Modul xi (hormonal dan metabolisme)–skenario 5
Gambar 7. Mekanisme kerja fibrat
Fibrat di absorpsi dengan baik di saluran cerna,
kadar puncaknya di plasma dapat ditemukan 6
sampai 8 jam setelah di konsumsi. Setelah
diabsorpsi fibrat dieksresikan melalui urine dalam
bentuk metabolitnya, asam fibrat terkonjugasi.
Rata-rata 60% dosis di eksresikan melalui urine
dan 25 % nya di eksresikan melalui feses. Asam
fibrat di eliminasi dengan waktu paruh sekitar 20
jam, sehingga di berikan dengan dosis sekali
sehari . Fibrat meningkatkan kadar statin. Karena
itu dosis statin seharusnya lebih rendah jika di
berikan bersamaan dengan fibrat. Dosis fibrat
harusnya juga di kurangi pada pasien dengan
gagal ginjal sedang dan berat. Para ahli
merekomendasikan pemberian di pagi hari,
sedangkan statin di malam hari.
24 Small Group Discussion 19
Modul xi (hormonal dan metabolisme)–skenario 5 January 14, 2012
Efek samping yang paling sering dijumpai
adalah gangguan saluran cerna pada 5% pasien.
Seperti juga pada statin, peningkatan enzim hati
juga terjadi pada awal terapi tapi tidak berlanjut.
Miopati jarang dilaporkan jika fibrat digunakan
sebagai terapi tunggal. Harus dipertimbangkan
risiko dan manfaatnya sebelum memberikan fibrat
sebagai terapi kombinasi. Fibrat di
kontraindikaskan pada pasien – pasien yang
hipersensitif terhadap fibrat, pasien dengan
kerusakan ginjal yang berat, sirhosis bilier, dan
pasien dengan kerusakan fungsi hepar yang
persisten, serta penyakit kandung empedu.
C. Bile acid-sequetran [Sekuestran asam empedu
(Penangkap asam empedu)]
Terdapat tiga jenis Sekuestran asam empedu yaitu
cholestyramin, colestipol dan Colesevelam dengan dosis
masing-masing adalah 8-16 g/hari, 10-20 g/hari dan 6,5 g/hari.
Mekanisme kerjanya ada dua yaitu meningkatkan bersihan
(klirens) kolesterol dan menurunkan resirkulasi asam empedu.
Mula‐mula obat ini mengikat asam empedu pada usus halus
sehingga mencegah resirkulasinya ke dalam sistem
entrohepatik. Dengan demikian ekskresi asam empedu
meningkat hingga 10 kali lipat, dan karena asam empedu
berkurang, hati berespon meningkatkan produksi asam empedu
dengan cara memecah kolesterol. Selain itu reseptor LDL juga
Small Group Discussion 19 25
January 14, 2012 Modul xi (hormonal dan metabolisme)–skenario 5
meningkat untuk mengikat kolesterol, sehingga kadar kolesterol
yang ada dalam sirkulasi darah makin menurun.
Gambar 8. Mekanisme kerja sekuestran asam empedu
Sekuestran asam empedu menurunkan kolesterol LDL 15‐30%, dan meningkatkan HDL sampai 5%. Pada beberapa pasien
sekuestran asam empedu meningkatkan kadar trigliserida,
sehingga penggunaannya dihindari untuk pasien
hipertrigliseridemia atau hiperlipidemia campuran dengan
peningkatan kadar trigliserida yang signifikan. Sekuestran asam
empedu dapat menurunkan kejadian gangguan fungsi jantung
dan progresi aterosklerosis. Obat ini terutama berguna untuk
mengobati pasien yang mengalami peningkatan kolesterol LDL
saja atau sebagai obat tambahan jika monoterapi gagal mencai
target terapi.
26 Small Group Discussion 19
Modul xi (hormonal dan metabolisme)–skenario 5 January 14, 2012
Masalah utama pada terapi sekuestran asam empedu ini
adalah penerimaan pasien karena rasa obat yang tidak enak.
Biasanya obat diminum 4 kali sehari, dalam bentuk serbuk yang
dicampurkan ke dalam sejumlah besar air. Pada dosis
maksimum, golongan obat ini sering menimbulkan rasa tidak
nyaman pada abdomen, refluks esofagus dan konstipasi. Obat
ini juga dapat mengikat obat lain, misalnya digoksin,
levotiroksin, atau warfarin, sehingga harus diperhatikan agar
penggunaan antar obat-obat tersebut dengan sekuestran asam
empedu ini terpisah paling sedikit 4‐6 jam.
D. Asam Nikotinik
Asam nikotinik merupakan obat penurun lipid yang
pertama kali diperkenalkan. Oleh karena bentuk yang lama
yaitu asam nikotinik serap cepat mempunyai efek samping
cukup banyak, maka obat ini tidak banyak dipakai. Dengan
diperkenalkannya asam nikotinik yang lepas lambat (niaspan)
sehingga absorpsi di usus berjalan lambat, maka efek samping
menjadi lebih kurang Obat ini diduga menghambat enzim
hormone sensitive lipase di jaringan adiposa, dengan demikian
akan mengurangai asam lemak bebas. Diketahui bahwa asam
lemak bebas yang ada dalam darah sebagian akan ditangkap
oleh hati dan akan menjadi sumber pembentukan VLDL.
Dengan menurunnya sintesis VLDL dihati, akan mengakibatkan
penurunan kadar trigliserida dan juga kolesterol LDL plasma.
Pemberian asam nikotinik ternyata juga meningkatkan kadar
kolesterol HDL bahkan merupakan obat yang terbaik untuk
meningkatkan kolesterol HDL. Oleh karena menurunkan
Small Group Discussion 19 27
January 14, 2012 Modul xi (hormonal dan metabolisme)–skenario 5
trigliserida, menurunkan LDL dan meningkatkan kolesterol
HDL maka disebut juga sebagai broad spectrum lipid lowering
agent.
Gambar 9. Mekanisme kerja asam nikotinik
Efek samping yang paling sering terjadi adalah flushing
yaitu perasaan panas pada muka bahkan di badan. Untuk
mencegah hal tersebut, pada penggunaan asam nikotinik
sebaiknya dimulai dengan dosis rendah kemudian ditingkatkan,
misalnya selama satu minggu 375 mg/hari kemudian
ditingkatkan secara bertahap sampai dosis maksimal sekitar
1500- 2000 mg/hari. Dengan asam nikotinik yang baru yaitu
lepas lambat, efek samping sangat berkurang. Hasil yang sangat
baik didapatkan bila dikombinasikan dengan golongan HMG-
CoA reductase inhibitor.
E. Ezetimibe
Ezetimibe tergolong obat penurun lipid yang
baru, diperkenalkan di pasaran sejak tahun 2003.
Obat ini bekerja sebagai Karena jumlah kolesterol
yang masuk melalui usus halus turun, maka hati
meningkatkan asupan kolesterolnya dari sirkulasi
28 Small Group Discussion 19
Modul xi (hormonal dan metabolisme)–skenario 5 January 14, 2012
darah, sehingga kadar kolesterol serum akan
turun. Ezetimibe 10 mg/hari digunakan untuk
hiperkolesterolemia primer.
Sebagai terapi tunggal, efek utama ezetimibe
adalah menurunkan kadar kolesterol LDL sampai
18%,dengan sedikit efek pada trigliserida dan
HDL.Jika dikombinasi dengan statin, bisa
menghasilkan penurunan kadar LDL serum 20%
lagi dibanding statin saja, penurunan kadar
trigliserida 9%, dan peningkatan kolesterol HDL
3%.Saat ini ezetimibe digunakan jika terapi
tunggal statin gagal mencapai target terapi,atau
sebagai alternatif monoterapi jika pasien tidak
tahan statin. Efek samping yang yang sering
muncul pada pemakaian ezetimibe adalah
gangguan intestinal, sakit kepala dan mialgia.
F. Asam Lemak Omega-3
Bukti epidemiologi sejak lama menunjukkan
bahwa diet kaya asam lemak omega‐3 yang
diperoleh dari minyak ikan menurunkan resiko
kardiovaskuler. Asam lemak omega‐3,terutama
asam eikosapentanoat(EPA) dan asam
dokosaheksanoat (DHA) mempunyai beberapa
efek pada lipid dan metabolism lipid.
Asam lemak omega‐3 menurunkan kadar lipid
dengan cara menekan produksi trigliserida dan
VLDL di hati dan meningkatkan konversi VLDL
Small Group Discussion 19 29
January 14, 2012 Modul xi (hormonal dan metabolisme)–skenario 5
menjadi LDL. Kadar trigliserida menurun hingga
30% disertai sedikit peningkatan HDL. Suplemetasi
asam lemak omega‐3 4‐6 g/hari digunakan untuk
hiperkolestrolemia. Juga dapat ditambahkan pada
terapi statin atau fibrat untuk meningkatkan
efektivitas penurunan lipidnya. Dosis rendah 1
g/hari digunakan untuk menurunkan risiko
kardiovaskular dengan hasil penurunan mortalitas
infark miokard dan stroke 10%, dan kematian
jantung mendadak 44%. Efek samping utama
adalah pada saluran cerna, berupa diare.
Tabel 4. Obat penurun lipid, jenis, cara kerja, dosis, dan efek samping
Jenis Cara kerja Dosis Efek Samping
Bile acid-
sequestran
Menghambat sirkulasi
enterohepatik asam
empedu; ↑ Sintesis
asam empedu dan
reseptor LDL
Kolestiramin 8-12 g 2/3 ×
pemberian
Kolestipol 10-15 g 2/3 ×
pemberian
Obstipasi, mual, perut
tidak enak
HMG-CoA
reductase
inhibitors
↓ Sintesis kolesterol
↑ Reseptor LDL
Lovastatin 10-80 mg/dl
Pravastatin 10-40 mg/dl
Simvastatin 5-40 mg/dl
Fluvastatin 20-40 mg/dl
Atorvastatin 10-80 mg/dl
Rosuvastatin 10-20 mg
Gangguan fungsi hati,
miositis
Derivat asam
fibrat
↑ LPL dan ↑ hidrolisis
TG
Gemfibrozil 600-1200 mg
Fenofibrat 160 mg
Mual, gangguan
fungsi hati, miositis
Asam nikotinik ↓ Sintesis VLDL dan
LDL
Niasin 50-100 mg 3×
pemberian, kemudian
Flushing, takikardia,
gatal, mual, diare,
30 Small Group Discussion 19
Modul xi (hormonal dan metabolisme)–skenario 5 January 14, 2012
tingkatkan 1.0-2.5 g 3×
pemberian
hiperurisemia, ulkus
peptik, intoleransi
glukosa, gangguan
fungsi hati
Ezetimibe ↓ Absorpsi kolesterol
di usus halus
10 mg/hari Sakit kepala, nyeri
perut, dan diare
Asam lemak
omega 3
↓ Sintesis VLDL Tergantung jenis kombinasi
asam lemak
Mual
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari penyusunan makalah ini ditemukan beberapa kesimpulan yang berkaitan
dengan tujuan pembuatan dan judul dari makalah, berikut merupakan beberapa
kesimpulan yang dapat diambil :
1. Lipid adalah sekelompok senyawa heterogen meliputi lemak, minyak,
steroid, wax, dan senyawa terkait yang berkaitan lebih karena sifat fisiknya
dari pada sifat kimianya.
2. Lipid perlu berikatan dengan apoprotein untuk dapat beredar dalam sirkulasi.
Gabungan antara lipid dan apoprotein inilah yang disebut lipoprotein.
3. Jenis-jenis lipoprotein, yaitu: HDL, IDL, LDL, VLDL, kilomikron, dan Lp
(a).
4. Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan
peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma.
5. Untuk menegakkann diagnosis dyslipidemia diperlukan pemeriksaan
laboratorium, yang dikenal dengan istilah profil lipid. Parameter yang
Small Group Discussion 19 31
January 14, 2012 Modul xi (hormonal dan metabolisme)–skenario 5
diperiksa, yaitu: kadar kolesterol total, kolesterol LDL, kolesterol HDL, dan
trigliserid.
6. Terdapat 6 golongan obat penurun lipid, yaitu: Bile acid-sequestran, HMG-
CoA reductase inhibitors, Derivat asam fibrat, Asam nikotinik, Ezetimibe, dan
Asam lemak omega 3.
7. Dalam hal mengetahui lebih jauh tentang dislipidemia ini seorang
mahasiswa dituntut untuk memahami dengan baik definisi dislipidemia,
etiologi dan patogenesis dislipidemia, pemeriksaan profil lipid, serta
penatalaksanaan farmakologis dan non farmakologis.
3.2 Saran
Dalam penyelesaian makalah ini kami juga memberikan saran bagi para pembaca
dan mahasiswa yang akan melakukan pembuatan makalah berikutnya :
1. Kombinasikan metode pembuatan makalah berikutnya.
2. Pembahasan yang lebih mendalam disertai contoh hasil pemeriksaan profil
lipid.
3. Pembahasan secara langsung dengan mancari pasien untuk dilakukan suatu
penelitian.
Beberapa poin diatas merupakan saran yang kami berikan apabila ada pihak-
pihak yang ingin melanjutkan penelitian terhadap makalah ini, dan demikian makalah
ini disusun serta besar harapan nantinya makalah ini dapat berguna bagi pembaca
khususunya mahasiswa fakultas kedokteran UISU semester III/2012 dalam
penambahan wawasan dan ilmu pengetahuan.
32 Small Group Discussion 19
Modul xi (hormonal dan metabolisme)–skenario 5 January 14, 2012
DAFTAR PUSTAKA
Adam JMF. Dislipidemia. Dalam Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam. Editor Sudoyo AW dkk. Jilid III Edisi IV. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Jakarta.2006:1948-54
Anwar, Bahri. T. Dislipidemia Sebagai Faktor Resiko Penyakit Jantung
Koroner. Diakses dari http://library.usu.ac.id.
Guyton, Arthur. C. Hall, John. E. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC.
Small Group Discussion 19 33
Recommended