View
219
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Hakikat Pembelajaran
Pembelajaran adalah upaya yang dilakukan seseorang (guru) untuk
membelajarkan siswa (Djauhar, dkk. 2009:9), sedangkan pembelajaran menurut
Prawiradilagan (2007:136) adalah suatu sistem yang terdiri atas tujuan
pembelajaran, materi ajar, strategi pembelajaran (metode, media, waktu, system
penyampaian), serta asesmen belajar. Kedua pendapat diatas dapat disimpulkan,
bahwa pembelajaran adalah suatu kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya
memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai positif dengan
memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar.
Menurut Mudhofir (dalam Djauhar, dkk. 2009:9) ada empat pola
pembelajaran. Pertama, pola pembelajaran guru dengan siswa tanpa menggunakan
alat bantu/bahan pembelajaran dalam bentuk alat peraga. Pola pembelajaran ini
sangat tergantung pada kemampuan guru dalam mengingat bahan pembelajaran dan
menyampaikan bahan tersebut secara lisan kepada siswa. Kedua, pola (guru dan
alat bantu) dengan siswa. Pada pola pembelajaran ini guru sudah dibantu oleh
berbagai bahan pembelajaran yang disebut alat peraga pembelajaran dalam
menjelaskan dan meragakan suatu pesan yang bersifat abstrak. Ketiga, pola guru
ditambah media dengan siswa. Pola pembelajaran ini sudah mempertimbangkan
keterbatasan guru, yang tidak mungkin menjadi satu-satunya sumber belajar. Guru
dapat memanfaatkan berbagai media pembelajaran sebagai sumber belajar yang
9
10
dapat menggantikan guru dalam pembelajaran. Jadi pola ini adalah pola
pembelajaran bergantian anatar guru dan media dalam berinteraksi dengan siswa.
Berdasarkan pola-pola pembelajaran di atas maka membelajarkan itu tidak
hanya sekedar mengajar (seperti pola satu), karena pembelajaran yang berhasil
secar baik harus memberikan banyak perlakuan kepada siswa. Peran guru dalam
pembelajaran lebih dari sebagai pengajar belaka, akan tetapi guru harus memiliki
multi peran dalam pembelajaran. Supaya pola pembelajaran yang diterapkan juga
dapat bervariasi, maka bahan pembelajarannya harus dipersiapkan secara bervariasi
juga.
a. Hakikat Pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Dasar
Mata pelajaran bahasa Inggris secara resmi bisa diajarkan di sekolah dasar
sejak tahun ajaran 1994 sebagai muatan lokal. Menurut Kasihani (2010:2) terdapat
kebijakan mengenai mata pelajaran muatan lokal di sekolah dasar yaitu Kebijakan
Depdikbud Republik Indonesia Nomor 0487/14/1992 Bab VIII yang menyatakan
bahwa sekolah dasar dapat menambah mata pelajaran dalam kurikulumnya, dengan
syarat pelajaran itu tidak bertentangan dengan tujuan pendidikan nasional. Mata
pelajaran muatan local sangat bervariasi dari satu daerah dengan daerah lain. Hal
ini terlihat dari adanya mata pelajaran bahasa daerah dan mata pelajaran kesenian.
Terdapat kebijakan lain yang perlu dipahami adanya pengelompokkan mata
pelajaran, khususnya pada tingkat pendidikan dasar dan menengah. Adanya
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, perlu mengetahui bagaimana posisi mata pelajaran bahasa
Inggris di sekolah dasar. Dari Kerangka Dasar dan Standar Kurikulum yan ada saat
ini dapat dilihat pada Pasal 7 ayat 7 bahwa mata pelajaran bahasa Inggris di SD/MI
11
termasuk kelompok mata pelajaran estetika. Mata pelajaran bahasa Inggris yang
termasuk mata pelajaran muatan local merupakan kegiatan bahasa yang relevan
dengan tingkat pembelajarannya.
Kebijakan tahun 2006 yang perlu kita ketahui berkaitan dengan mata
pelajaran muatan lokal adalah Peraturan Pemerintah Menteri Nomor 22 Tahun 2006
tanggal 23 Mei 2006. Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk
mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah,
termasuk keunggulan daerah yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam
mata pelajaran yang ada.
Kebijakan berikutnya adalah Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 23 Tahun 2006, yaitu tentang standar kompetensi lulusan untuk satuan
pendidikan dasar dan menengah Standar Kompetemsi Lulusan Satuan Pendidikan
(SKLSP) dikembangkan berdasarkan tujuan setiap satuan pendidikan. Dalam kajian
mata pelajaran bahasa Inggris SD terdapat empat kompetensi yaitu mendengarkan,
berbicara, membaca, dan menulis.
1. Tujuan Pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Dasar
Depdiknas 2006 menyatakan bahwa tujuan pembelajaran bahasa Inggris di
SD/MI adalah sebagai berikut:
1. Mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan secara
terbatas untuk mengiringi tindakan (language accompanying action) dalam
konteks sekolah dasar.
2. Memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa Inggris untuk
meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global.
12
b. Pembelajaran English For Young Learner (EYL)
Pembelajaran English For Young Learner (EYL) menurut Musthafa
(2010:120) adalah pembelajaran yang mengharuskan guru untuk mengerti hakikat
anak, mengetahui bagaimana anak belajar, mengetahui bagaimana anak Indonesia
belajar bahasa Inggris, serta mampu memfasilitasi siswa yang belajar bahasa
Inggris. Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dijelaskan pada
Permendikbud Nomor 54 Tahun 2013 yang terbagi menjadi tiga dimensi sikap,
dimensi pengetahuan, dan dimensi keterampilan. Pembelajaran kurikulum 2013
harus mencapai tiga Standar Kompetensi Kelulusan yang telah ditentukan
Kualifikasi kemampuan yang harus dicapai oleh siswa dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 2.1 Kompetensi Lulusan SD/MI/SDLB/Paket A
Kompetensi Lulusan SD/Mi/SDLB/Paket A
Dimensi Kualifikasi Kemampuan
Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak
mulia, berilmu, percaya diri dan bertanggung jawab dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam di lingkungan rumah,
sekolah, dan tempat bermain.
Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual dan konseptual berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dalam
wawancara kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait fenomena dan kejaidan dilingkungan rumah, sekolah, dan tempat
bermain.
Keterampilan Memiliki kemmapuan piker dan tindak yang produktif dan kreatif dalam
ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang ditugaskan kepadanya.
(Sumber : Permendikbud Nomor 54 Tahun 2013)
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.23 Tahun 2006 Standar
Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKLSP) untuk Bahasa Inggris sebagai
muatan di SD/MI sebagai berikut: (1) memahami instruksi, informasi dan cerita
13
sangan sederhana yang disampaikan secara lisan dalam konteks kelas, sekolah dan
lingkungan sekitar, (2) berbicara mengugkapkan makna secara lisan dalam wacana
intrapersonal dan transaksional sangat sederhana dalam bentuk instruksi dan
informasi dalam konteks, (3) membaca nyaring dan memahami makna dalam
instruksi, informasi, teks fungsional pendek, dan teks deskriptif bergambar sangat
sederhana yang disampaikan secara tertulis dalam konteks kelas, sekolah dan
lingkungan sekitar, (4) menulis kata ungkapan dan teks fungsional sangat sederhana
dengan ejaan dan tanda baca yang tepat.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, bahasa Inggris di SD/MI bertujuan
agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: (1) mengenalkan bahasa Inggris
sebagai bahasa komunikasi internasional, (2) membekali siswa untuk menghadapi
tuntutan dalam rangka menyongsong era globalisasi, (3) mengembangkan
kompetensi komunikasi dalam bentuk lisan secara terbatas untuk mengiringi
tindakan (language accompanying action) dalam konteks sekolah, (4) memiliki
kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa Inggris untuk meningkatkan daya
saing bangsa dalam masyarakat global.
Ruang lingkup bahasa Inggris di SD mencakup kemampuan komunikasi
secara lisan terbatas dalam konteks sekolah, yang meliputi aspek keterampilan
mendengarkan, berbicara dan menulis, agar dapat mencapai keterampilan tersebut
ditetapkan standar kompetensi bahasa Inggris SD/MI sebagai muatan lokal.
Kompetensi tersebut merupakan kemampuan yang bermanfaat dalam menyiapkan
lulusan untuk belajar bahasa Inggris di tingkat SMP. Kemampuan yang dimaksud
adalah kemampuan berinteraksi dalam bahasa Inggris untuk menunjang kegiatan di
kelas dan sekolah.
14
2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Bahasa Inggris
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang dicapai siswa kelas III
pembelajaran bahasa Inggris adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Bahasa Inggris
3. Materi Bahasa Inggris Kelas III
Tema traffic jam yang dibahas dalam penelitian ini telah disesuaikan dengan
jadwal pembelajarannya. Media yang digunakan pada penelitian ini adalah media
Card English Vocabulary dengan aktifitas dalam traffic jam. Adapun materi
sebagai berikut:
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
MENDENGARKAN
5. Memahami instruksi sangat
sederhana dengan tindakan dalam
konteks kelas
5.1 Merespon dengan melakukan tindakan sesuai
instruksi secara berterima dalam konteks kelas
5.2 Merespon instruksi sangat sederhana secara
verbal
BERBICARA 6. Mengungkapkan instruksi dan
informasi sangat sederhana dalam
konteks kelas
6.1 Bercakap-cakap untuk menyertai tindakan secara
berterima yang melibatkan tindak tutur :
memberi contoh melakukan sesuatu, memberi
aba-aba dan memberi petunjuk
6.2 Bercakap-cakap untuk meminta/ memberi jasa /
barang secara berterima yang melibatkan tindak
tutur : memberi contoh melakukan sesuatu
MEMBACA
7. Memahami tulisan Bahasa Inggris
dan teks deskriptif bergambar sangat
sederhana
7.1 Membaca nyaring dengan ucapan, tekanan dan
intonasi secara tepat dan berterima yang
melibatkan : kata, frase dan kalimat sederhana
7.2 Memahami kalimat, pesan, tertulis dan teks
deskriptif bergambar secara tepat dan berterima
MENULIS
8. Mengeja dan menyalin tulisan
bahasa Inggris sangat sederhana
dalam tulisan dalam konteks sekolah
8.1 Mengeja kalimat sederhana secara tepat dan
berterima
8.2 Menyalin dan menulis kalimat sederhana secara
tepat dan berterima
15
Simbol Uraian
Merah melambangkan berhenti (stop)
atau dilarang berjalan.
Kuning melambangkan tanda bersiap-
siap.
Hijau melambangkan jalan terus.
Menentukan kosakata tentang Traffic Jam
- Lampu lalu lintas : Traffic light
- Jalan lurus : Go straight
- Perempatan : Crossroad
- Jalan : Road/streed
- Kemacetan lalu lintas : Traffic jam
- Tempat menyebrang : Zebracross
- Pertigaan : T-junction
- Belok kiri : Turn left
- Belok kanan : Turn right
- Kendaraan : Vehicles
4. Pembelajaran Kosakata Bahasa Inggris
Kosakata Bahasa Inggris adalah salah satu komponen bahasa yang harus
dikuasai oleh siswa dalam belajar Bahasa Inggris, melalui penguasaan kosakata
16
Bahasa Inggris siswa mampu memahami makna pemikiran Bahasa Inggris baik
secara lisan maupun tulisan. Vocabulary sangat penting pada aspek pembelajaran
Bahasa Inggris, karena ketika siswa belajar Bahasa Inggris aspek yang pertama
harus dikuasai adalah kosakata Bahasa Inggris. Siswa akan merasa kesulitan ketika
tidak mampu mengasai cukup kosakata Bahasa Inggris (Agustin, 2010:1).
Pendapat Suroso (2009:73) mengenai penguasaan kosakata sangat penting,
karena dengan penguasaan kosakata yang baik, akan terbentuk keterampilan
berbahasa Inggris yang baik pula. Peranan Bahasa Inggris menurut Yanti (2012:1)
dapat dibuktikan dengan melihat kenyataan bahwa Bahasa Inggris dianjurkan dari
Sekolah Dasar sampai perguruan tinggi, oleh karena itu sebagai bahasa asing,
Bahasa Inggris perlu dipelajari dan dikuasai. Empat keterampilan Bahasa Inggris
yang perlu dikuasai adalah membaca, berbicara, menulis dan mendengar. Keempat
keterampilan tersebut tergantung kepada salah satu komponen bahasa yaitu
kosakata yang dibutuhkan dalam menguasai keempat keterampilan.
Pembelajaran kosakata Bahasa Inggris pada tingkat Sekolah Dasar memiliki
pengaruh yang sangat besar pada jenjang pendidikan selanjutnya, siswa akan
mampu memahami Bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari dalam kegiatan
mendengar, berbicara, membaca dan menulis. Pembelajaran kosakata Bahasa
Inggris pada siswa memiliki peran yang sangat penting, karena guru harus tahu
bagaimana cara membelajarkan Bahasa Inggris secara tepat, sehingga siswa mampu
menerima maeri yang disampaikan dengan mudah (Agustin, 2010:1-4).
Ketika seseorang memiliki tingkat penguasaan kosakata Bahasa Inggris
yang rendah, maka kemampuannya dalam menggunakan Bahasa Inggris juga akan
mengalami hambatan. Banyak faktor penyebab kesulitan siswa untuk menguasai
17
kosakata Bahasa Inggris (vocabulary), salah satunya dan yang menjadi penyebab
utama adalah kurangnya minat baca oleh siswa. Faktor tersebut paling mendesak,
karena berhubungan dengan karakter siswa yang sejak dini tidak dibiasakan untuk
membaca (Tungka, 2010:51-52).
Salah satu alasan mengapa guru membelajarkan kosakata adalah untuk
memfasilitasi siswa dalam meningkatkan pemahaman terhadap bacaan (Pikulski &
Templeton, 2004: 5). Pengetahuan tentang kosakata adalah pusat keahlian dalam
berbahasa. Oleh karena itu, pembelajaran kosakata merupakan sesuatu yang sangat
penting. Dalam pembelajaran kosakata diperlukan adanya prosedur dan
pendekatan. Pembelajaran kosakata dalam hal ini menyangkut mengajar dan belajar
kosakata.
5. Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa latin medius yang secara bahasa berarti perantara
atau pengantar (Arsyad, 2014:3). Media pembelajaran sebuah alat yang berfungsi
dan dapat digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran
adalah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar, dan bahan ajar (Hujair AH,
2013:3)
Sementara itu, Gagne’ dan Briggs (1975) (dalam Arsyad, 2014:4) secara
implisit mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik
digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain
buku, tape recorder, kaset, video, camera, video recorder, film, slide (gambar
bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan computer. National Education
Association memberikan definisi media sebagai bentuk-bentuk komunikasi baik
18
tercetak maupun audio-visual dan peralatannya, dengan demikian media dapat
dimanipulasi, dilihat, didengar, atau dibaca.
Berdasarkan uraian beberapa batasan tentang media di atas, dikemukakan
ciri-ciri umum yang terkandung pada setiap batasan, yaitu:
1) Media pendidikan pengertian memiliki fisik yang dikenal sebagai hardware
(perangkat keras), yaitu sesuatu benda yang dapat dilihat, didengar, atau diraba
dengan panca indera.
2) Media pendidikan memiliki pengertian nonfisik yang dikenal sebagai software
(perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras
yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa.
3) Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan audio.
4) Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik di
dalam maupun di luar kelas.
5) Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan
siswa dalam proses pembelajaran.
6) Media pendidikan dapat digunakan secara massal (misalnya: radio, televisi),
kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya: film, slide, video, OHP), atau
perorangan (misalnya: modul, computer, radio tape/kaset, video recorder).
7) Sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan managemen yang berhubungan
dengan penerapan suatu ilmu.
6. Fungsi Media
Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan
sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dalam penyampaian pesan dan
19
isi pelajaran saat itu. Menurut Hamalik (dalam Arsyad, 2014:19-20)
mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar
mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan
motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-
pengaruh psikologis terhadap anak.
Pengaruh media pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses
belajar pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran saat itu. Selain
membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat
membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data, dan memadatkan
informasi. Sehingga dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama dari media
pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang diturut mempengaruhin
iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diiptakan oleh guru.
Levia & Lentz (dalam Arsyad, 2014:20-21) mengemukakan empat fungsi
media pembelajaran, khususnya media visual yaitu:
(1) Fungsi Atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa
untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan
atau menyertai teks materi pelajaran. (2) fungsi Afektif media visual dapat dilihat dari tingkat
kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang
visual dapat menggugah emosi atau sikap siswa. (3) fungsi Kognitif media visual terlihat dari
temuan-temuan peneliti yang mengungkapkan bahwa lambing visual atau gambar memperlancar
pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam
gambar. (4) fungsi Kompensatoris media pembelajaran terlihat dari penelitian bahwa media
visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam
membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali. Dengan
kata lain media pembelajaran berfungsi untuk mengkondisikan siswa yang lemah dan lambat
menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.
Media berfungsi untuk tujuan instruksi dimana informasi yang terdapat
dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak atau mental maupun
dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi. Materi
harus dirancang secara sistematis dan psikologis dilihat dari segi prinsip-prinsip
20
belajar agar dapat menyiapkan instruksi yang efektif. Disamping menyenangkan,
media pembelajaran harus dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan dan
memenuhi kebutuhan perorangan siswa (Arsyad, 2014:25).
7. Media English Card Vocabulary
Media English Card Vocabulary adalah suatu media yang berbentuk kartu
bergambar yang dilengkapi dengan kata-kata.. Kartu kata tersebut berisi tentang
kosakata dalam bahasa Inggris dengan tema Traffic Jam. Media English Card
Vocabulary didesain sangat menarik dengan gambar dan warna-warna yang
mencolok akan disukai anak-anak sehingga guru bisa mengajak mereka
bergembira, bermain, dan belajar. Media English Card Vocabulary dimainkan
dengan cara menjodohkan kartu satu dengan kartu lainnya. Selain bermain kartu
media ini didukung dengan adanya papan Mapping atau papan tentang peta lalu
lintas. Papan Mapping adalah papan yang terbuat dari triplek dan kayu kemudian
ditempelkan tentang peta lalu lintas. Kemudian media English Card Vocabulary
ditempelkan pada papan Map dengan menggunakan stik eskrim yang telah
dilengkapi dengan magnet.
a. Fungsi Media English Card Vocabulary
Adapun fungsi media English Card Vocabulary adalah melatih kemampuan
otak kanan untuk mengingat gambar dan kata-kata, sehingga perbendaharaan kata
dan kemampuan membaca anak bisa dilatih dan ditingkatkan sejak usia dini. Media
English Card atau kartu belajar ini merupakan terobosan baru di bidang metode
pengajaran membaca dengan mendayagunakan kemampuan otak kanan untuk
menginga. Adapun fungsi media English Card Vocabulary antara lain:
21
1) Memperkenalkan dan memantapkan siswa tentang konsep yang dipelajari
2) Menarik perhatian siswa dengan gambar yang menarik
3) Memberikan variasi kepada siswa dalam proses pembelajaran, sehingga tidak
membosankan.
4) Memudahkan guru dalam memberikan pemahaman kepada siswa
5) Siswa akan lebih mudah untuk mengingat karena sambil melihat gambar
6) Merangsang siswa untuk memberikan respon yang diinginkan, misalnya dalam
latihan memperlancar bacaan-bacaan dalam shalat
7) Melatih siswa untuk memperkenalkan kosa kata baru dan informasi baru
8) Bisa menciptakan memory games, review quizzes (pengulangan pelajaran di
sekolah), guessing games (tebak-tebakan).
b. Cara Penggunaan Media English Card Vocabulary
Pembelajaran kosakata bahasa Inggris dengan menggunakan Media English
Card Vocabulary sebagai berikut :
1) Guru mempersiapkan Media English Card Vocabulary yang akan digunakan
dalam pembelajaran
2) Satu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok
3) Tiap kelompok terdiri dari 8 siswa atau lebih sesuai kebutuhan.
4) Semua kartu berwarna orange diletakkan berbaris satu per satu (tidak ditumpuk)
di depan pemain.
5) Kartu berwarna hijau diacak.
6) Kartu hijau yang sudah di acak dibagikan kepada kedua regu sampai habis.
Masing-masing kelompok memperoleh sama banyak kartu hijau.
22
7) Kartu hijau yang diperoleh masing-masing kelompok harus dijodohkan dengan
gambar yang sesuai dengan kartu orange.
8) Kartu hijau diletakkan dibawah kartu orange yang sesuai dengan pasangannya.
9) Setelah menjodohkan media kartu, siswa bermain “map”
10) Ambillah salah satu soal yang telah disediakan
11) Jawablah dengan benar, setelah menjawab pertanyaan siswa mengambil
petunjuk “Sign” kemudian menempelkannya sesuai dengan petunjuk arah yang
diperlukan
12) Ambilah arti petunjuk tersebut pada kartu yang telah disediakan, kemudian
tempelkan dibelakangnya.
c. Kelebihan Media English Card Vocabulary
Media English Card Vocabulary tergolong dalam media berbasis visual
(gambar atau perumpamaan). Media berbasis visual memegang peranan sangat
penting dalam proses pembelajaran. Susilana dan Riyana (2008:96) menyebutkan
beberapa kelebihan, antara lain:
1) Mudah dibawa-bawa: yakni dengan ukuran yang kecil media Card dapat
disimpan di tas, sehingga tidak membutuhkan ruang yang luas.
2) Praktis: cara pembuatan dan penggunaannya, media Card ini sangat praktis
karena dalam menggunakan media ini guru tidak perlu memiliki keahlian
khusus da media ini tidak perlu menggunakan listrik.
3) Mudah diingat: yakni pokok-pokok pembiacaraannya mudah diingat karena di
sajikan dalam bentuk gambar yang dirangkai berurutan.
23
4) Menyenangkan: media Card dal penggunaannya bisa melalui permainan dan
berkelompok.
d. Kelemahan Media English Card Vocabulary
Kelemahan dari media English Card Vocabulary ini yaitu:
1) Jika tidak dirawat dan disimpan dengan baik media akan cepat mudah rusak
karena media terbuat dari kertas Ivory biasa.
2) Kadang-kadang terlampau kecil untuk ditunjukkan kelas yang besar
3) Tidak dapat memberikan kesan yang berhubungan dengan gerak, emosi,
maupun suara
B. Kajian Penelitian Yang Relevan
Tabel 2.3 Kajian Penelitian yang Relevan
No. Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
1. Empit Hotimah
(2010)
Penggunaan Flash Card
Dalam Meningkatkan
Kemampuan Siswa Pada
Pembelajaran Kosakata
Bahasa Inggris Kelas II
MI Ar-Rochman
Semarang Garut
Hasil yang didapat dari penelitian ini
adalah pada siklus I adalah 68, dengan
ketuntasan belajar sekitar 72%. Dengan
melihat Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yang telah ditentukan di MI Ar-
Rochman yaitu 65, ada 13 orang yang
mencapai kriteria tuntas, artinya hanya
72% sedangkan menurut KTSP suatu
pembelajaran dikatakan tuntas apabila
nilai ketuntasan yang didapat siswa ≤
75% dari jumlah siswa. Adapun pada
siklus II mengalami peningkatan dengan
nilai rata-rata yang didapat siswa pada
siklus II adalah 84, dengan ketuntasan
belajar sekitar 100%. 2. Erlinda Pambudi
(2012)
Keefektifan Penggunaan
Media Kartu Gambar
dalam Pembelajaran
Kosakata Bahasa Jerman
Peserta Didik SMAN1
Pakem
Hasil penelitian menunjukan bahwa t
hitung 5,000 lebih besar daripada t tabel
1,667dengan taraf signifikansi α = 0,05
df= 74. Rerata kelompok eksperimen
36,18 lebih tinggi daripada kelompok
kontrol 33,13. Hal ini berarti
pembelajaran kosakata bahasa Jerman
dengan menggunakan media kartu
gambar lebih efektif daripada yang
menggunakan media konvensional.
24
Pada penelitian relevan yang pertama yang telah dilakukan adalah penelitian
ini mempunyai perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu
terletak pada jenis penelitian dan subjek penelitian. Penelitian relevan tersebut
merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan subjek siswa kelas II MI,
persamaannya yaitu menggunakan media Card dalam pembelajaran kosakata
bahasa Inggris.
Pada penelitian relevan yang kedua yang telah dilakukan adalah penelitian
ini mempunyai perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu
terletak pada jenis penelitian dan subjek penelitian. Penelitian relevan tersebut
menggunakan jenis penelitian. Penelitian relevan tersebut merupakan penelitian
dengan quasi eksperimen dengan subjek siswa SMA. Persamaannya yaitu
menggunakan media kartu untuk belajar kosakata bahasa.
C. Kerangka Berpikir
Kerangka konsep penelitian merupakan penjelasan permasalahan yang
terjadi dan bagaimana cara mengatasi dengan permasalahan serta dengan apa cara
mengatasi permasalahan tersebut. Kerangka pikir ini digunakan untuk memperjelas
alur yang akan dilakukan dalam penelitian pengembangan ini, sehingga tidak terjadi
kesalahan dalam pelaksanaannya. Berikut adalah kerangka pikir penelitian yang
dilakukan.
25
Gambar 2.1 Konsep Kerangka Pikir
Permasalahan yang ada di Sekolah :
1. Terbatasnya penggunaan media
pembelajaran
2. Siswa kurang dilibatkan dalam
proses pembelajaran, sehingga
mengakibatkan siswa bosan dan
kurang aktif
3. Aktivitas belajar siswa yang
rendah yaitu ditandai siswa
cenderung pasif
4. Guru cenderung menggunakan
metode ceramah
Solusi yang diberikan dalam
mengatasi masalah
Pengembangan media English Card
Vovcabulary dalam Pembelajaran
Kosakata Bahasa Inggris untuk
Siswa Kelas III SDN Dinoyo 3
Malang
Mengembangkan desain media pembelajaran
dan membuat produk
Validasi desain produk terhadap 1 ahli media
dan 1 ahli materi
Mengembangkan desain media pembelajaran dan
membuat produk
Perbaikan desain produk
Uji coba produk
Revisi produk
Hasil produk
Recommended