View
3
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
9
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu
Skripsi yang berjudul “Stimulus Tari Lingga Paksi Melalui Metode Bermain
untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Di TK Al Munajah Kota Bandung” karya
Latifah yang ditulis tahun 2016 adalah salah satu acuan dari penelitian ini. Dalam
karyanya ini, Latifah membahas tentang tari lingga sebagai media untuk
meningkatkan kreativitas siswa melalui metode bermain. Sama halnya dengan
penelitian ini, Latifah menggunakan tarian sebagai media untuk meningkatkan
kreativitas anak. Hanya saja ia menggunakan metode bermain sedangkan penelitian
ini akan menggunakan beberapa metode seperti demonstrasi dan proyek. Demonstrasi
digunakan untuk mencontohkan atau merangsang kreativitas anak untuk menciptakan
sebuah tarian kreatif. Anak usia dini dan siswa TK menjadi sasaran dalam penelitian
kedua karya ini.
“Model Non Directive Learning Pada Pembelajaran Seni Tari Berbasis
Kurikulum 2013 Untuk Membentuk Siswa Berkarakter (Studi Eksperimen Melalui
Kritik Tari Pada Siswa Kelas XI SMA PGRI Subang)” adalah judul skripsi yang
dibuat oleh Nisa tahun 2015 yang juga menjadi salah satu sumber acuan penelitian
ini. Dalam karyanya ini, Nisa menggunakan non direcvie learning sebagai model
pembelajarannya. Sama halnya dengan penelitian ini, tujuan dari pembelajaran
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
10
tersebut yaitu untuk membentuk siswa berkarakter. Hanya saja dalam karya ini proses
yang akan dilalui untuk mencapai tujuan tersebut menggunakan media lagu anak.
B. Konsep Teori
1. Tari Anak Usia Dini
Anak usia dini adalah anak yang baru dilahirkan sampai usia 6 tahun yang
merupakan usia yang sangat meentukan dalam pembentukan karakter, kepribadian
anak dan ketika anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang peat serta
usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar dalam sepanjang
rentang pertumbuhan serta perkembangan kehidupan manusia.
Pengetahuan tentang kemampuan dasar anak usia dini dari aspek intelektual,
emosional, perseptual, fisik, estetik, dan kreatif sangat penting bagi guru sebagai
dasar menentukan materi pembelajaran tari. Kemampuan dasar intelektual anak usia
dini dapat dikenali dari kemampuannya mengungkapkan konsep warna, ukuran,
bentuk, arah, besaran dan fungsi dalam gerak tari.
Kemampuan dasar perseptual anak usia dini dapat dikenali dari
kemampuannya dalam memahami dan menanggapi hal-hal yang mereka lihat, dengar,
dan rasakan dalam wujud gerak tari. Kemampuan dasar fisik anak usia dini dapat
dikenali dari kemampuannya melakukan gerakan keseimbangan, lokomotor,
kecepatan, perubahan, ekspresi, teknik, mengendalikan tubuh, gerak energik dan
koordinasi anggota tubuh.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
11
Kemampuan dasar esetik anak usia dini terlihat dari kemampuannya
mengungkapkan keindahan tari baik dalam kegiatan penciptaan tari maupun dalam
kegiatan menari. Kemampuan dasar tari kreatif anak usia dini dapat dikenali dari
kemampuannya membuat gerak-gerak unik, berbeda dengan teman-temannya, bahkan
kemampuannya membuat gerak baru, serta kecepatannya menyesuaikan diri dengan
teman-temannya, apabila melakukan kesalahan pada waktu menari. Retno (2016:2)
menyatakan bahwa:
“Kemampuan dalam seni tari anak usia dini dapat dilihat dasar
fisik dan kemampuan dasar estetik. Kemampuan dasar fisik dapat
diidentifikasi dari kemampuannya melakukan gerakan keseimbangan,
lokomotor, kecepatan, gerak yang energik dan koordinasi anggot
tubuh. Kemampuan estetik terlihat dari kemampuannya
mengungkapkan keindahan tari baik dalam kegiatan penciptaan tari
maupun dalam kegiatan menari”.
Kegiatan menari pada anak usia dini yakni dilakukan sehingga anak dapat
menari tanpa merasa takut, anak usia dini belum dapat dituntut untuk melakukan
gerakan-gerakan dengan sempurna sehingga gerak-gerak dan tema tariannya pun
dilakukan sambal bermain sesuai keinginan anak.
Indralaya (2016:91) juga mengemukakan bahwa tari untuk anak usia dini
adalah bentuk tarian kreatif yang diciptakan seorang guru dengan gerak yang
sederhana dan dapat diikuti oleh anak dan tema dalam tarian untuk anak usia dini pun
diambil dari permainan, alam, dan binatang.
Karakteristik adalah kualitas tertentu atau sifat dari seseorang atau tertentu.
Karakteristik bisa didefinisikan sebagai ciri khas yang mencolok dari seseorang atau
benda tertentu. Tak bisa dipungkiri, gerak tari anak usia dini pun memiliki
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
12
karakteristik yang berbeda dari tarian orang dewasa atau lainnya. Menyesuaikan
dengan kemampuan dan tumbuh kembang anak, gerak tari anak usia dini memiliki
karakteristik yang cukup sederhana.
Menurut Purwatiningsih (1999:21) ciri-ciri gerak anak meliputi :
a. Peniruan atau imitasi
Meniru merupakan suatu cara anak untuk memahami realita. Aktivitas meniru
ada dua macam, yakni menirukan aktivitas manusia atau menirukan binatang.
b. Arah gerak lebih mengarah pada garis lurus
c. Menari secara berkelompok
Sedangkan menurut Kamtini (2005:80), karakteristik gerak tari anak usia dini
adalah :
a. Bersifat sederhana
b. Bersifat maknawi dan bertema, artinya tiap gerak mengandung makna
tertentu
c. Gerak anak menirukan gerak keseharian orang tua atau orang yang berada
disekitarnya.
d. Menirukan gerak binatang
Dari pendapat kedua ahli tersebut karakteristik atau ciri-ciri gerak tari anak
usia dini lebih bersifat sederhana dari pada tari pada umumnya. Karakteristik gerak
tari anak usia dini lebih mementingkan makna disetiap gerakan karena anak usia dini
lebih mudah dalam meniru gerak sehari-hari ataupun gerakan binatang yang sering
mereka amati serta mudah diingat.
Menurut Mulyani (2016:68) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk
dapat memberikan tari yang sesuai dengan karakteristik anak usia dini, yaitu tema,
bentuk gerak, dan bentuk iringan. Pada umumnya anak akan menirukan gerak-gerak
yang sesuai dengan apa yang dilihatnya, maka tema yang biasa diambil untuk tari
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
13
anak usia dini dari gerak-gerak yang pernah dilihat dan diamati oleh anak. Lalu
bentuk gerak, gerak yang dilakukan tidak terlalu sulit dan sederhana. Pada dasarnya
imajinasi anak usia dini tinggi dan mempunyai daya kreatif yang tinggi. Serta anak
biasanya menyukai musik iringan yang menggambarkan kesenangan dan
kegembiraan serta musik yang mudah diingat.
2. Karakteristik Anak Usia Dini
Menurut Permendikbud Nomor 20 Tahun 2018 Tentang Pendidikan Karakter
Pada Satuan Pendidikan Formal, dinyatakan bahwa Penguatan Pendidikan Karakter
(PPK) adalah gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk
memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah
piker, dan olah raga dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan,
keluarga, dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental
(GNRM).
Selain itu, terdapat pula Implementasi PPK yang berbunyi PPK dilaksanakan
dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan karakter terutama meliputi
nilai-nilai religious, jujur, toleran, disiplin, bekerja keras, kreatif, mandiri,
demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai
prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial,
dan bertanggungjawab.
Anak usia dini adalah anak yang sedang dalam tahap pertumbuhan dan
perkembangan, baik fisik maupun mental. Anak usia dini memiliki pertumbuhan dan
perkembangan yang luar biasa sehingga muncul keunikan pada dirinya. Usia dini
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
14
merupakan masa perkembangan yang menentukan perkembangan masa selanjutnya.
Berbagai studi yang dilakukan para ahli menyimpulkan bahwa pendidikan anak usia
dini dapat memperbaiki prestasi dan meningkatkan produktivitas kerja masa
dewasanya.
Pendidikan adalah sebagai alternatif yang bersifat preventif, karena
pendidikan membangun generasi baru bangsa yang lebih baik. Sebagai alternatif yang
bersifat preventif, pendidikan diharapkan dapat mengembangkan kualitas generasi
muda bangsa dalam berbagai aspek yang dapat memperkecil dan mengurangi
penyebab berbagai masalah budaya dan karakter bangsa.
Masa usia dini merupakan masa ketika anak memiliki bebagai khasan dalam
bertingkah laku. Sebagai orang tua dan pendidik wajib mengerti karakteristik-
karakteristik anak usia dini, supaya segala bentuk perkembangan anak dapat terpantau
dengan baik. Dalam jurnal “Psikologi Anak” yang ditulis Savitra (2017), ada
beberapa karakteristik anak usia dini yang perlu diketahui oleh orang tua maupun
peserta didik disajikan dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 2.1 Karakteristik Anak Usia Dini (Musik)
Karakter Uraian
Memiliki rasa
keingintahuan yang besar
Anak-anak pada kategori usia dini benar-benar
memiliki keingintahuan yang besar pada dunia yang
ada disekitarnya. Pada masa bayi, rasa
keingintahuan dari mereka ditunjukkan dengan cara
senang meraih benda yang bisa dijangkaunya dan
memasukkan kedalam mulut. Pada usia 3-4 tahun,
buasanya anak akan sering membongkar pasang
segala hal yang ada disekitarnya untuk bisa
memenuhi rasa keingintahuannya yang besar. Tak
hanya itu saja, anak akan gemar bertanya pada orang
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
15
lain meskipun masih menggunakan Bahasa yang
sederhana
Senang berfantasi dan
berimajinasi
Fantasi merupakan sebuah kemampuan membentuk
sebuah tanggapan baru dengan tanggapan yang
sudah ada, sedangkan berimajinasi merupakan
kemampuan anak dalam menciptakan objek ataupun
kejadian namun tidak didukung dengan data-data
yang nyata. Anak usia dini senang sekali
membayangkan serta mengembangkan berbagai hal
yang jauh dari kondisi nyatanya. Bahkan terkadang
hingga menciptakan teman-teman imajiner. Teman
imajiner tersebut bisa dalam bentuk orang, hewan,
hingga benda
Mempunyai semangat
belajar yang tinggi
Ketika anak-anak memiliki keinginan yang
menyenangkan serta menarik perhatian mereka tentu
saja membuat anak akan berusaha untuk terus
mencari cara agar dapat memahami hal-hal yang
mereka sangat inginkan.
(sumber : Savitra, jurnal Psikologi Anak, 2017)
Sebagaimana yang telah disajikan dalam tabel diatas, anak usia dini memiliki
karakteristik yang sangat bagus bila dituntun kearah yang baik. Anak-anak sudah
memiliki karakteristik bawaan yang bila dituntun kearah yang baik akan menonjolkan
sifat yang positif. Mempunyai rasa keingintahuan yang besar merupakan salah satu
poin utama yang dimiliki setiap anak. Karakteristik diatas bisa saja mendukung
pembelajaran seni yang akan kita ajarkan kepada anak-anak. Ketika anak mendengar
dan mengamati sebuah lagu yang menyenangkan dan menarik perhatian mereka,
maka peserta didik pun akan lebih bersemangat dalam belajar. Dan anak akan
berimajinasi dalam memaknai lagu tersebut.
Ada pula beberapa karakteristik anak yang menonjol terutama dalam gerak
motorik anak. Berikut disajikan dalam tabel seperti dibawah ini :
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
16
Tabel 2.2 Karakteristik Anak Usia Dini (Gerak)
Karakter Uraian
Aktif dan energik Ketika anak mulai berkembang, biasanya mereka
akan senang melakukan berbagai aktivitas. Mereka
seolah-olah tidak pernah merasa lelah, bosan,
bahkan juga tidak pernah ingin berhenti untuk
melakukan aktifitas terkecuali saat mereka sedang
tidur
Berjiwa berpetualang Seperti yang dijelaskan sebelumnya, anak usia dini
memiliki rasa keingin tahuan yang besar dan kuat.
Rasa keingin tahuan ini biasanya akan disertai
dengan menjelajahi sesuatu hal serta memiliki jiwa
petualang. Misalnya saja, anak-anak senang sekali
berjalan kesana kemari, membongkar hal-hal
disekitarnya, mencoret-coret dinding, dan lainnya
Banyak belajar
menggunakan tubuh
Anak-anak pada usia dini memang menjadi usia
dimana dirinya senang mempelajari hal-hal baru.
Mereka akan mulai banyak belajar dengan
menggunakan seluruh anggota tubuh mereka, mulai
dari merasakan, bergerak, menyentuh, membaui,
menjelajah, mengamati, mengira-ngira, dan lainnya
Bagian dari makhluk sosial Anak akan senang jika bisa diterima serta berada
dalam lingkungan teman-teman sebayanya. Mereka
senang melakukan kerja sama serta saling
memberikan semangat pada teman-teman lainnya.
Anak membangun konsep pada dirinya melalui
interaksi sosial yang terjadi di sekolah. Dirinya akan
membangun kepuasan melalui sebuah penghargaan
diri saat diberikan sebuah kesempatan untuk bisa
bekerja sama dengan teman-temannya. Untuk itu
sebuah pembelajaran dilakukan agar dapat
membantu anak didalam perkembangan perhargaan
diri. Hal ini dilakukan melalui penyatuan strategi
pembelajaran sosial.
(sumber : Savitra, jurnal Psikologi Anak, 2017)
Karakeristik khususnya dalam gerak motorik anak sangat berpengaruh dalam
perkembangan sikap anak pada masa depannya. Keaktifan seorang anak sangat
terlihat dari gerak-gerik anak dalam menyikapi sesuatu ataupun dalam bermain. Anak
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
17
yang terbiasa dengan gerak cekatan dan energik menggambarkan anak yang cerdas.
Ataupun anak yang mudah akrab dalam berteman adalah suatu tanda positif dalam
karakter anak usia dini. Anak usia dini banyak belajar dari hal sekitarmya, tak
termasuk menggunakan tubuhnya. Anak di usia dini diajarkan nama-nama bagian
tubuhnya, dan juga fungsi dari masing-masing bagian tubuh. Maka tak heran jika
anak sering belajar dengan menyentuh tubuh seperti bagian kepala, perut, kaki, dan
lainnya.
Tak hanya itu saja, penjelasan dari Savitra (2017) pada diri anak usia dini
terdapat pula karakter positif dan karakter negatif. Hal ini juga harus dipahami dan
dibantu pengontrolannya oleh orang tua ataupun pendidik. Anak harus benar-benar di
beri arahan agar karakteristik positif lebih menonjol dari pada karakteristik
negatifnya. Berikut tabel karakteristik sikap pada anak usia dini :
Tabel 2.3 Karakteristik Anak Usia Dini (Positif dan Negatif)
Karakter Uraian
Memiliki pribadi yang unik Meskipun memiliki kesamaan umum pada
perkembangan anak usia dini, namun tetap saja
setiap memiliki ciri khas tersendiri pada minat,
bakat, gaya belajar, dan lainnya. Keunikan-keunikan
inilah yang merupakan keturunan genetis hingga
faktor lingkungan. Untuk itu, dalam hal mendidik
anak, tentu perlu diterapkan pendekatan secara
individual ketika menangani anak usia dini.
Berfikir konkrit Yang dimaksud adalah berfikir berdasarkan pada
makna sebenarnya. Bagi anak-anak di usia dini,
segala hal yang mereka lihat dan ketahui akan
terlihat asli.
Egosentris
Karakteristik ini tentu dimiliki oleh setiap anak, hal
ini bisa dibuktikan dengan adanya sikap anak yang
cenderung memperhatikan serta memahami segala
hal hanya dari sisi sudut pandangnya sendiri atau
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
18
kepentingan sendiri saja. Hal ini dapat dilihat dari
sikapnya yang seringkali masih berebut sesuatu,
marah, atau menangis bila keinginannya tidak
dikehendaki dan memaksakan kehendak
Memiliki daya konsentrasi
yang pendek
Anak-anak pada usia dini memang rentan fokus dan
perhaian yang sangat pendek dibandingkan remaja
atau ornag dewasa. Perhatian anak-anak usia dini
akan mudah sekali teralihkan pada hal lainnya,
khususnya yang dapat menarik perhatiannya.
Sehingga bagi pendidik, baik guru maupun orang
tua penting sekali untuk memperhatikan hal ini
dalam menyampaikan sebuah pembelajaran penting.
Spontan Karakteristik lainnya yang dimiliki anak-anak usia
dini adalah sifat spontan. Prilaku serta sikap yang
biasanya dilakukan pada anak-anak umumnya
merupakan sikap asli yang dimiliki mereka tanpa
adanya rekayasa. Hal ini dapat terlihat dari anak-
anak yang seringkali berbicara ceplas-ceplos tanpa
ada sesuatu yang ditutupi. Selain itu, apapun yang
diperbuat dan dikatakan anak merupakan refleksi
dari apa yang ada di dalam hati serta fikirannya.
Kurangnya pertimbangan Anak-anak pada usia dini biasanya kurang dalam
mempertimbangkan hal-hal yang akan mereka
lakukan kedepannya. Mereka belum mengetahui
apakah hal yang dilakukannya tersebut berdampak
bahaya atau tidak bagi dirinya.
Masa belajar yang paling
potensial
Masa-masa anak usia dini dapat dikatakan segabai
Golden Age. Pada periode ini hampir segala potensi
yang dimiliki anak akan mengalami masa peka
untuk segala tumbuh kembang yang cepat dan
hebat.oleh sebab itu, pada masa-masa ini, anak
benar-benar membutuhkan stimulasi dari lingkungan
sekitarnya.pembelajaran dalam mas-masa ini
emmang menjadi wahana yang memfasilitasi
tumbuh kembang anak untuk dapat mencapai
tahapan yang memang sesuai tugas
perkembangannya.
Mudah sekali frustasi Rasa keingin tahuannya yang besar dan belebihan
terkadang membuat anak mudah sekali merasa
frustasi apabila keingin tahuannya tersebut tidak
segera dituruti. Sikap yang seringkali ditunjukkan
saat dirinya merasa frustasi biasanya diungkapkan
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
19
dalam bentuk marah, menangis, berteriak, dan
lainnya.
(Sumber : Savitra, jurnal Psikologi Anak, 2017)
Hasil kajian analisis jurnal yang ditulis Savitra (2017), dengan mempelajari
setiap karakter anak, sebagai orang tua maupun pendidik akan lebih mudah mengatasi
karakter anak yang cenderung negatif serta mengoptimalkannya dalam sisi positif.
Selain dari tujuan kegiatan karakteristik anak juga ikut menentukan pemilihan
metode. Adahal yang perlu diingat oleh guru bahwa anak TK pada umumnya adalah
anak yang selalu bergerak, mempunyai rasa ingin tahu yang kuat, senang
berekperimen dan menguji, mampu mengekspresikan diri secara kreatif, mempunyai
imajinasi, dan senang berbicara.
Ada beberapa macam metode pembelajaran anak usia dini. Namun sesuai
pemaparan diatas, tak semua metode pembelajaran cocok bagi anak-anak. Berikut
merupakan metode-metode pembelajaran untuk anak usia dini menurut
Moeslichateon (2004:24) :
a Bermain
Bermain merupakan kegiatan yang memberi kesenangan dan dilaksanakan untuk
kegiatan itu sendiri, yang ditekankan pada caranya dari pada hasil yang diperoleh
dari kegiatan itu
b Karyawisata
Bagi anak-anak, karyawisata berarti memperoleh kesempatan untuk
mengobservasi, memperoleh informasi, atau mengkaji segala sesuatu secara
langsung. Karyawisata juga berarti membawa anak ke objek-objek tertentu
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
20
sebagai pengayaan pengajaran, pemberian pengalaman belajar yang tidak hanya
dapat diperoleh siswa didalam kelas. (Mallon dalam Moeslichateon, 2004:25).
c Bercakap-cakap
Bercakap-cakap menurut Hilderbrand berarti saling mengkomunikasikan pikiran
dan perasaan secara verbal atau mewujudkan kemampuan Bahasa reeptif, Bahasa
ekspresif.
d Demonstrasi
Demonstrasi berarti menunjukkan, mengerjakan, menjelaskan. Jadi dalam
demonstrasi kita menunjukkan dan menjelaskan cara-cara mengerjakan sesuatu.
Melalui demonstrasi diharapkan anak dapat mengenal langkah-langkah
pelaksanaan. (Moeslichateon, 2004: 27)
e Proyek
Metode proyek adalah salah satu metode yang digunakan untuk melatih
kemampuan anak memecahkan masalah yang dialami anak dalam kehidupan
sehari-hari. Cara ini juga dapat menggerakkan anak untuk melakukan kerjasama
sepenuh hati.
f Pemberian Tugas
Pemberian tugas merupakan pekerjaan tertentu yang dengan sengaja harus
dikerjakan oleh anak yang mendapatkan tugas. Dengan pemberian tugas, anak
dapat melaksanakan kegiatan secara nyata dan menyelesaikannya sampai tuntas.
(Moeslichateon, 2004:28)
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
21
Metode pembelajaran pada anak usia dini seperti diketahui ada beberapa
macam, metode-metode tersebut dapat dipilih dan digunakan oleh guru sesuai dengan
tujuan dalam pembelajaran.
3. Pembelajaran Tari Kreatif
Aspek kreativitas dalam seni tari yang diutamakan adalah kemampuan anak
dalam suatu proses atau cara berfikir yang menghasilkan sesuat yang baru dan
berbeda. Karena dalam hal ini adalah belajar seni tari, maka sesi kreativitasnya adalah
bagaimana anak menemukan atau menciptakan gerakan-gerakan yang baru tentang
sesuatu, yang sesuai dengan apa yang mereka pikirkan dan rasakan.
Tentunya, dalam pembelajaran tari kreatif ini, anak adalah aktor utama yang
menciptakan gerakan baru. Anak diberi ruang kebebasan seluas-luasnya untuk
berfikir dan menciptakan gerakan sendiri. Adapun peran dari seorang guru adalah
membangkitkan motivasi dan memberi arahan kepada anak secara individu, karena
setiap anak mempunyai tingkat kreativitas yang berbeda. Seperti yang disampaikan
Alexy dalam Mulyani (2013:52) “Sumber kreativitas gerakan tari yang baik adalah
dari, oleh, dan untuk anak itu sendiri. Oleh karena itu, unsur yang terpenting dalam
suatu kegiatan eksplorisasi gerak adalah adanya komunikasi yang baik antara guru
dan anak untuk menciptakan konsep tari yang diinginkan bersama”.
Menurut Eko Purnomo dalam Mulyani (2013:52) :
“Pembelajaran tari kreatif dalam seni tari setidaknya mencakup
aspek ; eksplorasi, improvisasi, inkubasi, dan hasil. Eksplorasi
merupakan proses “pencarian” berbagai macam gerak. Didalam
ekplorasi ini, anak berusaha menemukan pengetahuan gerak. Kemudian
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
22
dilanjutkan dengan proses improvisasi diperoleh melalui hitung-
hitungan angka atau dengan ritme, untuk kemudian diendapkan melalui
proses inkubasi. Dalam proses inkubasi, anak mulai menetapkan gerak-
gerak yang akan dipakai sebagai sebuah tarian yang utuh”.
Dari ketiga proses tersebut, kemudian muncul sebuah karya tari yang benar-
benar baru, atau merupakan kombinasi dari gerakan tari yang sudah ada sebelumnya.
Produk atau hasil merupakan titik tertinggi atas pencapaian dari proses kreatif anak-
anak. Pengembangan model pembelajaran tari kreatif ini merupakan elaborasi dari
pengembangan pembelajaran konvesional dengan menggunakan berbagai macam
pendekatan.
Jika dalam pembelajaran tari konvesional anak hanya dituntut untuk
menghafal semua gerakan tari semata dan mengikuti gerakan yang dicontohkan oleh
guru, dalam pembelajaran tai kreatif ini tujuannya lebih luas dari pada itu. Jadi tidak
hanya sekedar menghafal tarian, tetapi juga merupakan media untuk mengembangkan
kreativitas anak-anak.
Untuk mendapatkan gerak tari terbaik, dalam hal ini tntu dituntut peran dari
seorang guru sebagai fasilitator dan motivator anak. Karena bagaimanapun anak
membutuhkan arahan, rangsangan, dan motivasi dalam menciptakan gerak baru dan
merangkai gerakan-gerakan tersebut agar menjadi sebuah tarian yang utuh.
Komunikasi yang intens antar guru dan anak menjadi unsur utama yang paling
penting dalam hal ini.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
23
4. Lagu Anak Gembala Karya AT. Mahmud
Lahir di Kampung 5 Ulu Kedukan Anyar, Palembang, Sumatera Selatan, 3
Februari 1930, A.T Mahmud adalah seorang pencipta lagu anak. Ia adalah anak
kelima dari sepuluh bersaudara. Ibunya bernama Masayu Aisyah dan ayahnya
bernama Masagus Mahmud.
Di rumah, kampung dan teman sekolah, ia dikenal dengan nama panggilan
Totong. AT. Mahmud yang memiliki nama asli Masagus Abdullah Mahmud. Dia
dikenal luas oleh masyarakat melalui lagu anak-anak ciptaannya. Sangat banyak lagu
hasil dari karyanya yang dikenal dan di pakai untuk media pembelajaran di sekolah
terutama PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), TK (Taman Kanak-kanak), maupun
SD (Sekolah Dasar). Lagu “Aku Anak Gembala” merupakan salah satu karya beliau
yang cukup dikenal luas oleh banyak orang. Namun, tak sedikit pula anak-anak acuh
tak acuh terhadap lagu anak dikarenakan perkembangan teknologi zaman kini yang
menurut anak-anak lebih menarik meskipun tidak sesuai dengan usia mereka dari
pada lagu anak.
Masyarakat menerima lagu ciptaan AT Mahmud karena mendidik dan sesuai
dengan psikologi anak. atas jasanya dibidang pendidikan dan lagu anak-anak, ia
mendapatkan penghargaan Bintang Budaya Paramata Dharma dari Pemerintah RI. Di
hari tuanya, ia aktif memberi penyuluhan kepada guru-guru TK tentang pentingnya
lagu anak untuk pendidikan, dalam tulisan 1001 Indonesia.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
24
Berikut partitur lagu anak gembala yang akan menjadi media dalam penelitian
ini:
Gambar 2.1 Partitur Lagu Anak Gembala
(Sumber : blog senibudayasia)
Lagu ini bercerita tentang aktivitas seorang anak gembala yang hidup di
pedesaan. Anak dari seorang penggembala yang semangat ikut membantu ayahnya
menggembala hewan ternaknya. Setiap harinya sang anak membawa ternak ke
padang rumput tanpa kenal lelah. Dari lirik lagu tersebut, terdapat pesan yang
sederhana bagi peserta didik. Pendidik dapat menyampaikan pesan moral berupa
semangat dan motivasi peserta didik agar selalu semangat dan tak malas dalam
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
25
belajar seperti sang anak penggembala yang tak pernah malas atau pun lelah dalam
mengerjakan sesuatu. Dan turut membantu orang tua semampu dan sebisanya. Seperti
analisa menurut Anton (2019) :
“Lagu Anak Gembala ciptaan The Legend Bapak AT. Mahmud
sungguh menggambarkan hati anak Indonesia yang masih murni,
sederhana, dan penuh ceria. Sungguh senang mendengar lagu ini.
Menggambarkan seorang anak gembala yang membantu orang tua
menggembalakan ternak dengan rajin dan riang gembira. Penggambaran
yang mengedukasi supaya setiap anak Indonesia senantiasa ceria dan
rajin, baik dalam belajar maupun membantu orang tua”.
Selama masa hidupnya, AT Mahmud sangat memperhatikan tumbuh
kembang anak-anak. Misalnya saat anak-anak dan cucu-cucunya sedang
menonton televise bersamanya ia tiba-tiba mematikan TV saat melihat anak-
anak menyanyikan lagu cinta. Hal itu dilakukan AT Mahmud karena miris dan
tersayat hatinya. Ia berharap anak-anak tumbuh secara alami dengan lagu anak-
anak, bukan dengan lagu cinta dewasa. Menurut Ruri Mahmud, anak sulung
dari AT Mahmud, itu salah satu alasan ayahnya tidak berhenti berkarya
menciptakan lagu anak-anak.
Bahkan sebelum meninggal, dia ingin lagu-lagu karyanya terus
dinyanyikan anak-anak Indonesia sebagai aset. “Dia sudah menganggap, lagu-
lagu ini sebagai warisan untuk anak dan cucu” kata Ruri. Sayangnya, semasa
hidup beliau tidak banyak royaliti yang diterimanya. Namun hal itu tidak
diambil pusing bahkan AT Mahmud hampir tidak pernah mengeluh. Baginya,
asal karya-maryanya masih dinyanyikan anak-anak Indonesia, sudah lebih dari
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
26
cukup. “Saya tidak masalah dengan uang, yang penting lagu saya didengar
anak-anak” kata Ruri menirukan pernyataan sang ayah.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
Recommended