View
218
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
10
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan
tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang
lain maupun lingkungan (Townsend, 2008).
Perilaku kekerasan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang
bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikoligis (Keliat, 2006).
Amuk atau kekerasan adalah perasaan marah dan bermusuhan yang kuat
disertai kehilangan control diri. Individu dapat merusak diri sendiri, orang lain
dan lingkungan (Stuart, 2009).
Dari beberapa pengertian diatas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa
perilaku kekerasan atau tindak kekerasan merupakan ungkapan perasaan marah
dan bermusuhan sebagai respon terhadap kecemasan atau kebutuhan yang tidak
terpenuhi yang mengakibatkan hilangnya control diri dimana individu biasa
berperilaku menyerang atau melakukan suatu tindakan yang dapat
membahayakan diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
11
B. Proses Terjadinya
Perilaku kekerasan atau amuk dapat disebabkan karena frustasi, takut
,manipulasi atau intimidasi. Perilaku kekerasan merupakan hasil konflik
emosional yang belum dapat diselesaikan. Perilaku kekerasan juga
menggambarkan rasa tidak aman kebutuhan akan perhatian dan ketergantungan
pada orang lain.
Proses trjadinya perilaku kekerasan (Stuart, 2009)
personality Cognitions
Loss Life events
Behavioral learning
Constructive
Genetics Object loss
Destructive
Roles
Biochemistry
Physiology
Social support Economics Sense of
Adaptive responses Maladaptive responses
PREDISPOSING FACTORS
PRECIPITATING STRESSORS
APPRAISAL OF STRESSOR
COPING RESOURCES
COPING MECHANISMS
CONTINUUM OF EMOTIONAL RESPONSES
12
Pada klien gangguan jiwa, perilaku kekerasan biasa disebabkan adanya
perubahan perilaku harga diri rendah yaitu mengkritik diri sendiri, merasa
bersalah dan khawatir, menghukum atau menolak diri sendiri, sulit bergaul,
perasaan tidak mampu dan penurunan produktifitas.
C. Rentang Respon Marah
Respon kemarahan dapat berfluktuasi dalam rentang adaptif mal adaptif.
Rentang respon kemarahan (Stuart, 2009).
Respon adaptif Respon maladaptif
.
Asertif Frustasi Pasif Agresif Amuk
Skema 1. Rentang respon kemarahan (Stuart, 2009)
Dari rentang marah dapat berbentuk adaptif dan maladaptif yang meliputi:
1. Asertif
Kemarahan yang diungkapkan pada orang lain dengan kata-kata yang tidak
menyinggung sehingga memberikan kelegaan dan tidak menimbulkan
masalah baru.
2. Frustasi
Respon yang terjadi akibat individu gagal mencapai tujuan karena tujuan yang
tidak realistis atau hambatan dalam proses pencapaian tujuan.
13
3. Pasif
Merupakan perilaku dimana seseorang merasa tidak mampu untuk
mengungkap perasaannya sebagai usaha untuk mempertahankan hak-haknya.
4. Agresif
Perilaku yang menyertai rasa marah dan merupakan dorongan mental untuk
bertindak (dapat konstruktif dan destruktif) dan masih terkontrol. Perilaku
yang tampak dapat berupa : muka masam, bicara kasar, menuntut, kasar
disertai kekerasan.
5. Amuk
Merupakan respon terhadap kemarahan yang maladaptif ditandai dengan
perasaan marah yang meluap-luap dan hostilitas yang kuat disertai dengan
hilangnya kontrol diri yang dapat merusak diri, orang lain dan lingkungan.
D. Etiologi
1. Faktor predisposisi (Stuart, 2009)
a. Faktor biologis
Respon fisiologis karena kegiatan sistem saraf otonom bereaksi terhadap
sekresi epineprin sehingga tekanan darah meningkat, takikardia, wajah
merah, pupil membesar dan frekuensi pengeluaran urin meningkat.
Kewaspadaan, ketegangan otot seperti rahang terkatup, tangan dikepal,
tubuh kaku, dan reflek cepat. Hal ini disebabkan karena energi yang
dikeluarkan saat marah. Disamping itu ada individu yang tidak menyukai
14
atau marah terhadap bagian tertentu dari tubuhnya seperti perut buncit,
betis terlalu besar, tubuh pendek, sehingga dapat memotivasi individu
untuk mengubah sikap terhadap aspek dirinya.
1) Teori dorongan naluri (instinctual drive theory)
Perilaku agresif disebabkan oleh dorongan kebutuhan dasar yang kuat.
Contoh: marah, karena tidak dipenuhi kebutuhan seks.
2) Teori psikosomatik (psychosomatic theory)
Pengalaman rasa marah adalah sebagai akibat dari respon psikologi
terhadap stimulus eksternal, internal dan lingkungan. Contoh stress
pada masa lampau, cemas dan kecewa.
b. Faktor psikologis
1) Teori agresi dan frustasi (frustaction aggression theory)
Frustasi terjadi bila keinginan individu untuk mencapai sesuatu gagal
sehingga akan menyebabkan suatu keadaan yang akan mendorong
individu untuk berlaku agresif. Contoh kehilangan pekerjaan.
2) Teori perilaku (Behavioral theory)
Kemarahan adalah respon belajar dan hal tesebut dapat dicapai bila
ada fasilitas atau situasi yang mendukung. Contoh perasaan jengkel,
perasaan tidak senang.
15
3) Teori eksistensi (Existential theory)
Berperilaku adalah kebutuhan manusia. Bila kebutuhan tersebut tidak
dipenuhi lewat hal yang positif, maka individu akan melakukan hal
negatif. Contoh : bertindak mengamuk, kekerasan.
c. Faktor sosial kultural
1) Teori lingkungan sosial (Social environment theory)
Lingkungan sosial akan mempengaruhi sikap individu dalam
mengekspresikan marah. Norma kebudayaan dapat mendukung
individu untuk berespon asertif/kasar (agresif). Contoh: menarik diri.
2) Teori belajar sosial (Social learning theory)
Perilaku agresif dapat dipelajari secara langsung maupun imitasi dari
proses sosialisasi. Contoh: bertindak kekerasan, mengejek, berdebat.
2. Faktor presipitasi
a. Kehilangan keterkaitan yang nyata atau yang dibayangkan, termasuk
kehilangan cinta seseorang, fungsi fisik, kedudukan atau harga diri.
b. Peristiwa besar dalam kehidupan.
c. Peran dan ketegangan peran.
d. Perubahan fisiologik diakibatkan oleh obat – obatan atau berbagai
penyakit fisik.
e. Sumber – sumber koping meliputi status sosial ekonomi, keluarga,
jaringan interpersonal dan organisasi yang dinaungi oleh lingkungan sosial
yang lebih luas.
16
E. Manifestasi Klinis
Menurut stuart, 2009 meliputi lima aspek:
1. Fisik: muka merah, pandangan tajam, nafas pendek, berkeringat, sakit fisik,
penyalah gunaan zat, tekanan darah meningkat.
2. Verbal: suara keras, mengancam, rasa terganggu, tidak mampu berkomunikasi
dengan jelas.
3. Intelektual: meliputi mendominasi, bawel, berdebat, meremehkan.
4. Sosial: meliputi menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan,
humor.
5. Spiritual: meliputi keraguan, kebijakan atau keberanian diri, tidak bermoral,
kreatifitas terhambat.
F. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Menurut Keliat, 2006 data yang perlu dikaji pada pasien dengan
perilaku kekerasan adalah :
a. Faktor predisposisi
Tanyakan pada klien/keluarga apakah klien pernah mengalami gangguan
jiwa dimasa lalu, tanyakan klien/keluarga bagaimana pengobatan
sebelumnya, tanyakan kepada klien apakah pernah melakukan, mengalami
dan menyaksikan penganiayaan fisik, penolakan dari lingkungan,
kekerasan dalam keluarga dan tindakan kriminal.
17
b. Status mental
Hal-hal yang dikaji adalah :
1) Aktifitas motorik
a) Lesu, tegang, gelisah yang tampak jelas.
b) Agitasi yaitu gerkan motorik yang menunjukan kegelisahan.
c) Tik yaitu gerkan-gerakan kecil yang tidak terkontrol pada otot
muka.
d) Grimasen yaitu gerakan otot yang berubah-ubah dan tidak dapat
dikontrol oleh klien.
e) Tremor yaitu jari-jari tampak gemetar ketika klien mengulurkan
tangan dan merentangkan jari-jari.
f) Kompulsif yaitu kegiatan yang dilakukan berulang-ulang.
2) Interaksi selama wawancara
Hal-hal yang perlu dikaji adalah :
a) Bermusuhan, tidak kooperatif dan mudah tersinggung tampak
jelas.
b) Kontak mata kurang, tidak mau menatap lawan bicara.
c) Defensive yaitu selalu berusaha mempertahankan pendapat dan
kebenaran dirinya.
d) Curiga yaitu menunjukan sikap atau perasaan tidak percaya kepada
orang lain.
18
3) Pembicaraan
Amati pembicaraan klien cepat, keras, gagap, membisu, apatis, lambat
atau inkoheren: berpindah-pindah dari satu kalimat ke kalimat lain
yang tidak ada kaitannya.
4) Alam perasaan
Observasi keadaan penampiln klien apakah sedih, khawatir, ketakutan,
gembira berlebihan, atau putus asa.
c. Pengkajian psikososial
Hal-hal yang perlu dikaji adalah :
1) Konsep diri
a) Citra diri
Tanyakan persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian tubuh yang
disukai dan tidak disukai.
b) Identitas diri
Tanyakan status dan posisi klien sebelum dirawat, kepuasan klien
terhadap status dan posisinya sebagai seorang laki-laki atau
perempuan, kepuasan klien terhadap status dan posisinya
disekolah, tempat kerja dan masyarakat.
c) Peran
Tanyakan tugas atau peran yang di emban dalam keluarga,
kelompok, atau masyarakat, kemampuan klien dalam
melaksanakan tugas atau peran tersebut.
19
d) Ideal diri
Tanyakan harapan klien terhadap tubuh, posisi, status, tugas atau
peran, harapan klien terhadap lingkungan atau harapan klien
terhadap penyakitnya.
e) Harga diri
Tanyakan tentang penilaian terhadap diri sendiri dan penghargaan
orang lain terhadap diri dan kehidupannya.
d. Mekanisme koping
Hal-hal yang perlu dikaji adalah :
1) Mekanisme koping adaptif
Berbicara dengan orang lain, mampu menyelesaikan masalah, teknik
relokasi, aktifitas konstruktif, olahraga.
2) Mekanisme koping maladaptif
Minum alkohol, reaksi lambat, bekerja berlebihan, menghindar,
mencederai diri.
20
2. Masalah keperawatan
Analisa data
no Data fokus problem
1. S : klien mengatakan jengkel dengan orang lain,
mengungkapkan rasa permusuhan yang
mengancam, klien merasa tidak nyaman, klien
merasa tidak berdaya, ingin berkelahi, dendam.
O : tangan dikepal, tubuh kaku, ketegangan otot
seperti rahang terkatup, nada suara tinggi, waspada,
pandangan tajam, reflek cepat, aktifitas motor
meningkat, mondar-mandir, merusak secara
langsung benda-benda yang berada didalam
lingkungan, menolak, muka merah, napas pendek.
Resiko
perilaku
kekerasan
2. S : Mengkritik diri sendiri dan orang lain, perasaan
tidak mampu, klien merasa bersalah, klien merasa
malu.
O : Gangguan dalam berhubungan, menarik diri
dari realitas, khawatir, menarik diri secara 20ocial,
mengurung diri, mudah tersinggung atau marah,
pesimis terhadap kehidupan, sikap negative
terhadap diri sendiri.
Harga diri
rendah
3. S : Klien menyalahkan, sering mengamuk, klien
mengatakan tidak puas bila tidak memecahkan
barang, mengungkapkan mengancam orang.
O : Ekspresi wajah klien tegang, muka merah,
Resiko
mencederai
diri sendiri,
orang lain
21
tangan meremas-remas, sikap yang kaku, klien
tampak agresif, berjalan berbolak-balik, bertindak
melampaui batas.
dan
lingkungan.
3. Pohon masalah
Menurut Keliat, dkk 2006 pohon masalah perilaku kekerasan adalah sebagai
berikut :
Perilaku kekerasan
Harga diri rendah
4. Diagnosa keperawatan
a. Resiko perilaku kekerasan
b. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
c. Gangguan konsep diri : harga diri rendah
Resiko perilaku
kekerasan Masalah utama
22
G. RENCANA KEPERAWATAN (Keliat, dkk 2006).
N
o
Dx.
Kep
PerencanaanIntervensi Rasional
Tujuan Kriteria Hasil
1 Resi-koPeri-lakukeke-rasan.
TUM: Klientidakmencederaidanmelakukanmanajemenperilakukekerasan.TUK 1:Klien dapatmembinahubungansalingpercaya.
1.1 Klien maumembalassalam, mauberjabattangan,menyebutnama,tersenyum, adakontak mata,mengetahuinama perawatmenyediakanwaktu kontrak.
1.1.1 Beri salam /panggil klien.
1.1.2 Menyebutkannama sambilberjabat tangan.
1.1.3 Jelaskan maksudkontrak yangakan dibuat.
1.1.4 Beri rasa amandan sikap empati.
1.1.5 Lakukan kontraksingkat tapisering.
1.1.1.1 Hubungansalingpercayamerupakanlandasanutamahubunganselanjutnya.
TUK 2:Klien dapatmengidenti-fikasipenyebabperilakukekerasan.
2.1 Klienmengungkap-kanperasaannya.
2.2 Klien dapatmengungkap-kan penyebabperasaan kesal(dari dirisendirilingkungan /orang lain).
2.1.1Beri kesempatanuntukmengungkapkanperasaannya.
2.2.1 Bantu klien untukmengungkapkanpenyebabperasaan kesal.
2.1.1.1 Berikesempatanuntukmengungkap-kanperasaannyadapatmembantumengurangistres danpenyebab rasajengkel / kesaldapatdiketahui.
TUK 3:Klien dapatmengidenti-fikasi tanda-tandaperilakukekerasan.
3.1 Klien dapatmengungkapkanperasaan saatmarah.
3.2 Klien dapatmenyimpulkantanda-tanda
3.1.1 Anjurkan klienmengungkapkanyang dialami dandirasakan saatjengkel.
3.1.2 Observasi tandaperilaku
3.1.1.1 Untukmengetahuihal yangdialami dandirasakansaat jengkel.
23
jengkel yangdialami.
kekerasan padaklien.
3.1.3 Simpulkanbersama klientanda-tandajengkel yangdialami klien.
3.1.1.2 Untukmengetahuitanda- tandaklien jengkel/ kesal.
3.1.1.3 Menarikkesimpulanbersamaklien supayaklienmengetahuisecara garisbesar tanda –tanda marah /kesal.
TUK 4:Klien dapatmengidenti-fikasiperilakukekerasanyang biasadilakukan.
4.1 Klien dapatmengungkap-kan perilakukekerasan yangbisa dilakukan.
4.2 Klien dapatbermain perandenganperilakukekerasan yangbiasadilakukan.
4.3 Klien dapatmelakukan carayang biasadapatmernyelesaikanmasalah / tidak.
4.1.1 Anjurkan klienuntukmengungkapkankekerasan yangbiasa dilakukan.
4.2.1 Bantu klienbermain peransesuai denganperilakukekerasan yangbiasa dilakukan.
4.3.1Bicarakan denganklien, apakah carayang klienlakukanmasalahnyateratasi.
4.1.1.1Mengeksplorasi perasaanklien terhadapperilakukekerasanyang biasadilakukan.
4.1.1.2 Untukmengetahuiperilakukekerasanyang biasadilakukandan denganbantuanperawat bisamembedakanperilakukonstruktifdandestruktif.
4.1.1.3Dapatmembantuklienmenemukancara yangdapatmenyelesai-kan masalah.
TUK 5: 5.1Klien dapat 5.1.1 Bicarakan akibat /
24
Klien dapatmengidenti-fikai akibatperilakukekerasan.
menjelaskanakibat dari carayang dilakukandan digunakanklien.
kerugian dari carayang dilakukanklien.
5.1.2 Bersama klienmenyimpulkanakibat cara yangdigunakan olehklien.
5.1.3 Tanyakan padaklien apa klieningin mempelajaricara baru yangsehat.
5.1.11 Membantu klienuntuk menilaiperilakukekerasanyangdilakukan.
5.1.1.2 Denganmengetahuiakibat perilakukekerasandiharapkanklien dapatmerubahperilakudestruktifyangdilakukanmenjadiperilakukonstruktif.
TUK 6:Klien dapatmengidenti-fikasikancarakonstruktifdalamberesponterhadapkemarahan.
6.1 Klien dapatmelakukan caraberesponterhadapkemarahansecarakonstruktifdengan caratarik nafasdalam / pukulbantal danmendemonstrasikan.
6.1.1 Tanyakan padaklien “apakah iaingin mempelajaricara baru yangsehat”.
6.1.2 Berikan pujianjika klienmengetahui caralain yang sehat.
6.1.3 Diskusikandengan klien caralain yang sehat:Secara fisik tariknafas dalam /pukul bantal.
6.1.1.1 Denganmengidentifikasi carayangkonstuktifdalammeresponterhadapkemarahandapatmembantuklienmenemukancara yangbaik untukmengurangikejengkelannya sehinggaklien tidakdapat streslagi.
6.1.1.2 Reinforce-ment positifdapatmemotivasiklien danmeningkatkan hargadirinya.
25
TUK 7:Klien dapatmendemons-trasi-kancaramengontrolmarah sosialasertif.
7.1 Klien dapatmendemons-trasikan caramengontrolperilakukekerasan : Secara sosial :
lakukan dalamkelompokcara-caramarah yangsehat.
Verbal:mengatakansecaralangsungbahwa andasedang kesal.
7.1.1 Bantu klienmemilih carayang palingtepat untukklien.
7.1.2 Bantu klienmengidentifi-kasi manfaatcara yang telahdipilih.
7.1.1.1 Berikanstimulasikepada klienuntuk menilairesponperilakukekerasansecara tepat.
7.1.1.2 Membantuklien dalammembuatkeputusanterhadap carayang telahdipilihdenganmelihatmanfaatnya.
TUK 8:Klien dapatmelakukancaramengontrolmarahdengan caraspiritual.
8.1 Diskusikandengan kliencaramengontrolmarah denganberdoa /sembahyang.
8.1.1 Anjurkan klienuntuk berdoa /sembahyang saatterjadi perasaaanjengkel.
TUK 9:Klien dapatmengguna-kan obatyang benar(sesuaiprogrampengobatan).
9.1 Klien dapatmenyebutkanobat-obat yangdiminum dankegunaannya(jenis, waktu,dosis, danefek).
9.2 Klien dapatminum obatsesuaiprogrampengobatan.
9.1.1 Jelaskan jenisobat yangdiminum klien.
9.1.2 Diskusikanmanfaat minumobat tanpa seizindokter.
9.1.3 Jelaskan prinsipbenar minum obat(baca nama yangtertera padatempat obat, dosisobat, waktu dancara minum.
9.1.4 Jelaskan manfaatminum obat danefek obat yangperludiperhatikan.
9.1.5 Anjurkan klienmeminta obat dan
9.1.1.1 Klien dapatmengetahuinama – namaobat yangdiminumoleh klien.
9.1.1.2 Klien dapatmengetahuikegunaanobat yangdikonsumsi.
9.1.1.3 Klienmengetahuiprinsip benaragar tidakterjadikesalahandalam
26
minum tepatwaktu.
9.1.6 Anjurkan klienmelaporkan padaperawat / dokterjika merasakanefek yang tidakmenyenangkan.
9.1.7 Beri pujian jikaklien minum obatyang benar.
mengkonsumsi obat.
9.1.1.4 Klien dapatmemilikikesadaranakanpentingnyaminum obatdan bersediaminum obatdengankesadaransendiri.
9.1.1.5 Mengetahuiefek sampingsedinimungkinsehinggatindakandapatdilakukansesegeramungkinuntukmenghindarikomplikasi
9.1.1.6 Reinforcementpositif dapatmemotivasiklien sertadapatmeningkat-kan hargadiri.
TUK 10 :Klienmendapatdukungankeluargadalammengontrolperilakukekerasan/
10.1 Keluarga klien:menyebutkancara merawatklien.
10.2 Mengungkap-kan rasa puasdalammerawatklien.
10.1.1 Identifikasikemampuankeluarga dalammerawat klien.
10.1.2 Jelaskan peranserta keluargadalam merawatklien.
10.1.3 Jelaskan cara –cara merawatklien:
a. Terkait denganmengontrolperilaku
10.1.1.1Kemampuankeluargadalammengidenti-fikasi akanmemungkin-kan keluargauntukmelakukanpenilaianterhadapperilaku
27
kekerasan.b. Sikap tenang,
bicara jelas.c. Membantu
klien mengenalpenyebabperilakukekerasan.
10.1.4 Bantu keluargadalammendemonstrarikan caramerawat klien
10.2.1 Bantu keluargamengungkapkan perasaansetelahdemontrasi
kekerasan.
10.1.1.2.Meningkatkanpengetahuankeluargatentangmerawatkliensehinggakeluargaterlibat dalamperawatanklien.
10.1.1.4Agar keluargamengetahuicara merawatklien melaluidemonstrasiyang dilihatkeluargasecaralangsung.
10.2.1.1Mengekspresi-kan perasaaankeluargasetelahmelakukandemonstrasi.
TUK 11 :Klienmendapat-kanperlindungandarilingkunganuntukmengontrolperilakukekerasan.
11.1.1 Bicara tenang,gerakan tidakterburu – buru,nada suararendah, tunjukkepedulian.
11.1.2 Lindungi agarklien tidakmencederaiorang lain.
11.1.3 Jika tidak dapatdiatasi lakukanpembatasangerak.
2 Gang-guankon-sepdiri :
TUM:Klien dapatberhubungandenganorang lain
28
hargadiriren-dah
secaraoptimal.TUK 1:Klien dapatmembinahubungansalingpercaya.
1.1 Klien maumembalassalam, mauberjabattangan,menyebutnama,tersenyum,ada kontakmata,mengetahuinama perawatmenyediakanwaktukontrak,ekspresi wajahbersahabat.
1.1.2 Sapa klien denganramah baik verbalmaupun nonverbal.
1.1.3 Perkenalkan diridengan sopan.
1.1.4 Tanyakan namalengkap klien dannama panggilanyang disukaiklien.
1.1.5 Jelaskan tujuanpertemuan.
1.1.6 Tunjukkan sikapempati danmenerima klienapa adanya.
1.1.7 Beri perhatian danperhatikankebutuhan dasarklien.
1.1.2.1Hubungansaling percayaadalah dasaruntukkelancaranhubunganinteraksiselanjutnya.
TUK 2:Klien dapatmengidenti-fikasikemampuandan aspekpositif yangdimiliki.
2.1 Klienmengidentifi-kasikemampuandan aspekpositif yangdimiliki : Kemampu-
an yangdimilikiklien.
Aspekpositifkeluarga.
Aspekpositiflingkunganyangdimilikiklien.
2.1.1 Diskusikankemampuandan aspekpositif yangdimiliki klien.
2.1.2 Setiap bertemuklien hindaridari memberinilai negatif.
2.1.3 Utamakanmemberi pujianyang realistis.
2.1.1.1 Diskusikantingkatkemampuanklien menilairealitas,kontrol diriatauintegritas egodiperlukansebagai dasarasuhankeperawatan.
2.1.1.1 Reinforce-ment positifakanmeningkat-kan hargadiri.
TUK 3:Klien dapatmenilaikemampuanyangdigunakan.
3.1 Klien menilaikemampuanyang dapatdigunakan.
3.1.1 Diskusikandengan klienkemampuan yangmasih dapatdigunakan selamasakit.
3.1.1.1 Keterbukaandanpengertiantentangkemampuan
29
yang dimilikiadalahprasaratuntukberubah.
TUK 4:Klien dapat(menetapka)merencana-kan kegiatansesuaidengankemampuanyangdimiliki.
4.1 Klien membuatrencanakegiatanharian.
4.1.1 Diskusikankemampuan yangdapat dilanjutkanpenggunaan.
4.1.2 Rencanakanbersama klienaktifitas yangdapat dilakukansetiap hari sesuaikemampuan :
Kegiatan sendiri. Kegiatan dengan
bantuan sebagian. Kegiatan yang
membutuhkanbantuan total.
4.1.3 Tingkatkankegiatan yangsesuai dengantoleransi kondisiklien.
4.1.4 Beri contoh carapelaksanaankegiatan yangboleh klienlakukan.
4.1.1.1 Klien adalahindividu yangbertanggungjawabterhadap dirisendiri.
4.1.1.2 Klien perlubertindaksecara realitisdalamkehidupan-nya.
4.1.1.3 Contoh peranyang dilihatklien akanmemotivasiuntukmelaksana-kan kegiatan.
TUK 5:Klien dapatmelakukankegiatansesuaikondisi sakitdankemampuan-nya.
5.1 Klien dapatmelakukankegiatan sesuaikondisi dankemampuan-nya.
5.1.1 Berikankesempatan padaklien untukmencoba kegiatanyang telahdirencanakan.
5.1.2 Beri pujian ataskeberhasilanklien.
5.1.3 Diskusikankemungkinanpelaksanaandirumah.
5.1.1.1 Memberikankesempatankepada klienmandiri dirumah.
5.1.1.2 Reinforcementpositif akanmeningkatkanharga diri
5.1.1.3 Memberikankesempatankepada klienuntuk tetapmelakukankegiatan yangbiasa dilakukan.
TUK 6:Klien dapat
6.1 Klienmemanfaatkan
6.1.1 Beri pendidikankesehatan pada 6.1.1.1 Mendorong
30
meningkat-kan sistempendukungyang ada.
sistempendukungyang adadikeluarga.
keluarga tentangcara merawatklien denganharga diri rendah.
6.1.2 Bantu keluargamemberidukungan selamaklien dirawat.
keluarga untukmampu merawatklien mandiri dirumah.
6.1.1.2 Support sistemkeluarga akansangatberpengaruhdalam prosespenyembuhan.
6.1.1.3Meningkatkanperan sertakeluarga dalammerawat klien dirumah.
Recommended