View
216
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 LANDASAN TEORI
2.1.1 Pengertian Koperasi
Menurut Subandi (2011) Koperasi berasal dari bahasa Inggris
co-operation yang berarti usaha bersama. Dengan kata lain berarti
segala pekerjaan yang dilakukan secara bersama-sama sebenarnya dapat
disebut sebagai koperasi. Namun demikian yang di maksud dengan
Koperasi di sini adalah suatu bentuk peraturan dan tujuan tertentu pula,
perusahaan yang didirikan oleh orang orang tertentu, untuk melakukan
kegiatan- kegiatan tertentu. Koperasi merupakan salah satu badan usaha
yang berbadan hukum dengan usaha yang beranggotakan orang-seorang
yang berorientasi menghasilkan nilai tambah yang dapat dimanfaatkan
bagi peningkatan kesejahteraan anggotanya.
Dasar hukum keberadaan koperasi di Indonesia adalah pasal 33
UUD 1945 dan UU No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian. Dalam
penjelasan pasal 33 ayat (1) UUD 1945 antara lain dikemukakan bahwa
“Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan”, dan ayat (4) dikemukakan bahwa “Perekonomian
nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan
prinsip kebersamaan, efisiensi, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan
lingkungan, kemandirian, serta menjaga keseimbangan”, sedangkan
Analisis Kinerja Keuangan..., Widya Nurmansyah, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
9
menurut pasal 1 UU No. 25/1992, yang dimaksud dengan koperasi di
Indonesia adalah “Badan Usaha yang beranggotakan orang- seseorang
atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat
yang berdasar atas asas kekluargaan”.
2.1.2 Landasan Koperasi
Menurut Subandi (2011) Landasan koperasi Indonesia
merupakan pedoman dalam menentukan arah, tujuan, peran serta
kedudukan koperasi terhadap pelaku-pelaku ekonomi lainnya di dalam
sistem perekonomian Indonesia. Dalam UU No.25/1992 tentang pokok-
pokok perkoperasian, koperasi Indonesia mempunyai landasan sebagai
berikut. (a) Landasan Idiil, sesuai dengan bab II UU No. 25/1992,
landasan Idiil koperasi Indonesia adalah Pancasila; dan (b) Landasan
Struktural, ialah Undang-Undang Dasar 1945.
2.1.3 Asas Koperasi
Berdasarkan pasal 2 UU No. 25/1992, ditetapkan sebagai asas
koperasi adalah kekeluargaan. Asas ini mengandung makna adanya
kesadaran dari hati nurani setiap anggota untuk mengerjakan segala
sesuatu dalam koperasi yang berguna untuk semua anggota koperasi
itu. Jadi bukan untuk diri sendiri maupun beberapa anggota saja dan
juga bukan dari satu anggotamelainkan mencakuo semuanya. Dengan
asas yang bersifat seperti ini maka semua anggota akan mempunyai hak
dan kewajiban yang sama.
Analisis Kinerja Keuangan..., Widya Nurmansyah, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
10
2.1.4 Tujuan Koperasi
Tujuan koperasi dapat ditemukan dalam pasal 3 UU No.
25/1992, yang berbunyi: “Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut
membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan
masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan
UUD 1945”.
Berdasarkan pasal tersebut, tujuan koperasi pada garis besarnya
meliputi 3 hal yaitu :
1) Memajukan kesejahteraan anggotanya.
2) Memajukan kesejahteraan masyarakat.
3) Ikut serta membangun tatanan perekonomian nasional.
2.1.5 Prinsip- prinsip Koperasi Indonesia
Menurut Subandi (2011) Prinsip koperasi atau juga disebut
sebagai sendi-sendi dasar koperasi adalah pedoman pokok yang
menjiwai setiap gerak langkah pengelolaan dan usaha koperasi. Prinsip-
prinsip ini juga mempunyai peranan penting di dalam menentukan pola
pengelolaan usaha koperasi. Peran tersebut pada garis besarnya adalah:
1) Sebagai pedoman pelaksanaan usaha koperasi dalam mencapai
tujuan.
2) Sebagai ciri-ciri khas koperasi yang membedakannya dengan bentuk
badan lainnya.
Analisis Kinerja Keuangan..., Widya Nurmansyah, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
11
Sebagaimana dinyatakan dalam pasal 15 ayat 1 UU No 25/1992,
Koperasi Indonesia melaksanakan prinsip- prinsip koperasi sebagai
berikut :
1) Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.
2) Pengelolan dilakukan secara demokratis.
3) Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan
besarnya jasa usaha masing- masing anggota.
4) Pembagian balas jasa yang terbatas pada modal.
5) Kemandirian.
2.1.6 Ciri- Ciri Koperasi
Menurut Subandi (2011) Dalam penyelenggaraan kegiatan
koperasi hampir tidak dapat dibedakan dengan penyelenggaraan
kegiatan bentuk-bentuk perusahaan lainnya. Namun bila dicermati lebih
teliti, akan tampak adanya perubahan yang cukup mendasar antara
koperasi dengan bentuk-bentuk perusahaan lainnya. Perbedaan itulah
yang disebut sebagai ciri- ciri koperasi.
Berikut adalah ciri-ciri koperasi yang ditinjau dari segi
pelakunya, tujuan usahanya, dan hubungan dengan negara:
1) Dilihat dari segi pelakunya.
Koperasi adalah organisasi ekonomi yang beranggotakan orang-
orang yang pada umumnya memiliki kemampuan ekonomi yang
terbatas, yang secara sukarela menyatukan dirinya di dalam koperasi.
Dengan latar belakang seperti itu, maka koperasi pada dasarnya
Analisis Kinerja Keuangan..., Widya Nurmansyah, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
12
adalah suatu bentuk perusahaan alternatif, yang didirikan warga
masyarakat berekonomi lemah, yang karena keterbatasan
ekonominya, tidak mampu melibatkan diri dalam kerjasama
ekonomi melalui bentuk-bentuk perusahaan selain koperasi.
Koperasi didirikan juga sebagai media untuk menjalin kerjasama
ekonomi oleh orang-orang yang memiliki kemampuan ekonomi
terbatas, dengan pelaku ekonomi lain yang lebih kuat. Dengan
demikian, memiliki kecenderungan yang sangat kuat untuk menjadi
bentuk perusahaan yang tumbuh dan mengakar pada masyarakat
lapisan bawah.
2) Dilihat dari tujuan usahanya.
Tujuan usaha koperasi pada dasarnya ialah untuk
memperjuangkan kepentingan dan meningkatkan kesejahteraan
ekonomi para anggotanya. Karena anggota koperasi secara
keseluruhan terdiri dari kelompok masyarakat yang berbeda-beda,
maka tujuan usaha koperasi secara khusus akan ditentukan oleh
permasalahan ekonomi yang dihadapi oleh para anggotanya.
Tujuan koperasi misalnya adalah untuk menyediakan kebutuhan
pokok para anggotanya. Para anggota secara sadar menyatukan diri
agar dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan harga
terjangkau.
Analisis Kinerja Keuangan..., Widya Nurmansyah, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
13
3) Dilihat dari segi hubungan negara.
Sebagai salah satu pelaku ekonomi, peran koperasi dalam
perekonomian suatu negara akan sangat ditentukan oleh sistem
perekonomian dan sistem politik yang dianut oleh negara yang
bersangkutan. Perkembangan koperasi dibanyak negara dapat kita
lihat bahwa keberadaan koperasi pada umumnya sangat besar
manfaatnya bagi perkembangan perekonomian negara tersebut. Hal
ini ditinjau dari segi historis maupun segi ekonomis. Dari segi
historis koperasi merupakan organisasi ekonomi yang mengakar
pada masyarakat lapisan bawah. Dari segi ekonomi, keberadaan
koperasi akan sangat membantu pemerintah dalam usaha
mewujudkan perekonomian yang lebih adil. Dan pada umunya
koperasi sangat didukung oleh pemerintah.
2.1.7 Penilaian Kesehatan Koperasi
Menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah Republik Indonesia No. 14/Per/M.KUKM/XII/2009 tentang
Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan pinjam dan unit
Simpan pinjam Koperasi. Penilaian kesehatan merupakan hasil
penilaian kuantitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap
kondisi suatu koperasi. Melalui penilaian aspek permodalan, kualitas
aktiva produktif, manajemen, efisiensi, kemandirian dan pertumbuhan,
likuiditas dan jatidiri koperasi.
Analisis Kinerja Keuangan..., Widya Nurmansyah, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
14
Dari aspek-aspek tersebut diatas diberikan penilaian sesuai
dengan besarnya pengaruh terhadap kesehatan koperasi. Untuk
penetapan kesehatan usaha simpan pinjam dilakukan setelah
perhitungan penilaian, sehingga diperoleh skor secara keseluruhan.
Skor dimaksud dipergunakan untuk menetapkan predikat tingkat
kesehatan Koperasi Simpan Pinjam yang dibagi dalam lima golongan
yaitu sehat, cukup sehat, kurang sehat, tidak sehat, dan sangat tidak
sehat.
Tabel 2.1 predikat penilaian kesehatan koperasi dapat dilihat pada tabelberikut ini :
Skor Predikat80 – 100 Sehat60 – 80 Cukup Sehat40 – 60 Kurang Sehat20 – 40 Tidak Sehat≤ 20 Sangat Tidak Sehat
Sumber : Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecildan Menengah Republik Indonesia No. 14/Per/M.KUKM/XII/2009.
2.1.8 Aspek-aspek yang dinilai dalam penilaian kesehatan koperasi
menurut Kep Men No. 14/Per/M.KUKM/XII/2009 adalah :
a. Aspek Permodalan.
Modal adalah perbandingan antara modal sendiri terhadap total
asset. Modal sendiri atau modal yang menanggung risiko atau yang
disebut modal ekuiti terdiri dari :
1) Simpanan Pokok, adalah sejumlah uang yang sama banyaknya
yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada saat
masuk menjadi anggota. Simpanan Pokok tidak dapat diambil
kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota.
Analisis Kinerja Keuangan..., Widya Nurmansyah, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
15
2) Simpanan Wajib, adalah jumlah simpanan tertentu yang tidak
harus sama yang wajib dibayar oleh anggota kepada koperasi
dalam waktu dan kesempatan tertentu. Simpanan Wajib tidak
dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi
anggota.
3) Dana Cadangan, adalah sejumlah uang yang diperoleh dan
penyisihan sisa hasil usaha yang digunakan untuk memupuk
modal sendiri dan untuk menutup kerugian koperasim bila
diperlukan.
4) Hibah, adalah sejumlah uang yang diberikan dari suatu badan atau
orang perorangan kepada Koperasi Simpan Pinjam.
b. Aspek Kualitas Aktiva Produktif.
Aktiva produktif sering juga disebut earning asset atau aktiva
yang, karena penempatan dana tersebut untuk mencapai tingkat
penghasilan yang diharapkan. Aktiva produktif adalah kekayaan
koperasi yang mendatangkan penghasilan bagi koperasi yang
bersangkutan. Kualitas produktif dinilai atas dasar penggolongan
kolektibilitas yang terdiri atas pinjaman lancar, kurang lancar,
diragukan dan macet.
Pinjaman bermasalah terdiri dari pinjaman kurang lancar,
diragukan dan pinjaman macet.
1) Pinjaman digolongkan kurang lancar apabila memenuhi kriteria
sebagai berikut :
Analisis Kinerja Keuangan..., Widya Nurmansyah, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
16
a) Pengembalian pinjaman dilakukan dengan angsuran yaitu
terdapat tunggakan angsuran pokok dan terdapat tunggakan
bunga.
b) Pengembalian pinjaman tanpa angsuran yaitu pinjaman belum
jatuh tempo dan pinjaman telah jatuh tempo.
2) Pinjaman yang digolongkan diragukan apabila pinjaman yang
bersangkutan tidak memenuhi kriteria kurang lancar tetapi
berdasarkan penilaian dapat disimpulkan bahwa :
a) Pinjaman masih dapat diselamatkan dan agunannya bernilai
sekurang-kurangnya 75% dari hutang peminjam termasuk
bunganya.
b) Pinjaman tidak dapat diselamatkan tetapi agunannya masih
bernilai sekurang-kurangnya 100% dari hutang peminjam
termasuk bunganya.
3) Pinjaman digolongkan macet apabila :
a) Tidak memenuhi kriteria kurang lancar dan diragukan.
b) Memenuhi kriteria diragukan tetapi dalam jangka waktu 12
bulan sejak digolongkan diragukan belum ada pelunasan.
c) Pinjaman tersebut penyelesaiannya telah diserahkan kepada
Pengadilan Negeri atau telah diajukan penggantian kepada
perusahaan asuransi pinjaman.
Analisis Kinerja Keuangan..., Widya Nurmansyah, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
17
c. Aspek Manajemen.
Pada dasarnya manajemen koperasi tidak jauh berbeda dengan
manajemen perusahaan industri manufaktur, perdagangan, dan
perusahaan non bank yang lain. Fungsi manajemen perusahaan
berikut juga diterapkan dalam manajemen koperasi, termasuk untuk
unit simpan pinjamnya :
1) Menyusun rencana kerja jangka pendek dan panjang termasuk
menentukan sasaran usaha yang ingin dicapai pada masa yang
akan datang.
2) Menyusun struktur organisasi yang efektif dan efisien.
3) Mengawasi pelaksanaan kegiatan bisnis.
Secara ringkas ketiga fungsi manajemen diatas disebut kegiatan
perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan (Planning,
Organizing, and controlling). Pada manajemen Unit simpan pinjam,
pengelolaan Unit Simpan Pinjam harus dilakukan secara professional
dengan prinsip pengelolaan yang sehat dan prinsip kehati-hatian.
Pengelolaan kegiatan USP dapat dilakukan oleh pengurus atau
pengelola, Pengelola diangkat oleh pengurus dan bertanggung jawab
kepada pengurus. Pengelola dapat perorangan atau badan usaha,
termasuk yang berbentuk badan usaha, termasuk badan hukum
dengan sistem kerja keterkaitan dalam kontrak kerja.
Analisis Kinerja Keuangan..., Widya Nurmansyah, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
18
d. Aspek Efisiensi.
Rasio ini menggambarkan sampai seberapa besar KSP/USP
koperasi mampu memberikan pelayanan yang efisien kepada
anggotanya dari penggunaan asset yang dimilikinya. Penilaian
efisiensi KSP/USP koperasi didasarkan pada 3 (tiga) rasio, yaitu :
1) Rasio biaya operasional terhadap partisipasi bruto.
2) Rasio beban usaha terhadap SHU kotor.
3) Rasio efisiensi pelayanan.
e. Aspek Likuiditas.
Masalah likuiditas adalah berhubungan dengan masalah
kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban
finansialnya yang segera harus dipenuhi. Dalam hal ini adalah
kemampuan koperasi untuk memenuhi kewajiban jangka pendek.
Jumlah alat-alat pembayaran (alat-alat likuid) yang dimiliki suatu
perusahaan pada suatu saat tertentu merupakan kekuatan membayar
dari perusahaan yang bersangkutan.
f. Kemandirian dan Pertumbuhan
Aspek ini didasarkan pada rentabilitas aset, rentabilitas ekuitas
dan kemandirian operasional. Dalam hal penilaian tingkat kesehatan
Unit Simpan Pinjam yang digunakan untuk menghitung kemandirian
dan pertumbuhan adalah :
1) Rasio rentabilitas aset.
Analisis Kinerja Keuangan..., Widya Nurmansyah, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
19
Rasio rentabilitas aset yaitu SHU sebelum pajak dibandingkan
dengan total aset.
2) Rasio rentabilitas modal sendiri.
Rasio rentabilitas ekuitas yaitu SHU bagian anggota
dibandingkan total modal sendiri.
3) Rasio kemandirian operasional pelayanan.
Rasio kemandirian operasional yaitu partisipasi neto
dibandingkan dengan biaya beban. usaha ditambah dengan
beban perkoperasian.
g. Jatidiri Koperasi
Jatidiri koperasi adalah penilaian untuk mengukur keberhasilan
koperasi dalam mencapai tujuannya yaitu mempromosikan ekonomi
anggota. Dalam hal penilaian tingkat kesehatan Unit Simpan Pinjam
yang digunakan untuk menghitung rentabilitas adalah :
1) Rasio partisipasi bruto.
Rasio partisipasi bruto adalah tingkat kemampuan koperasi dalam
melayani anggota, semakin tinggi/besar persentasenya semakin
baik. Partisipasi bruto adalah kontribusi anggota kepada koperasi
sebagai imbalan penyerahan jasa pada anggota yang mencakup
beban pokok dan partisipasi bruto.
2) Rasio promosi ekonomi anggota.
Rasio ini mengukur kemampuan koperasi memberikan manfaat
efisiensi partisipasi dan manfaat efisiensi biaya koperasi dengan
Analisis Kinerja Keuangan..., Widya Nurmansyah, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
20
simpanan pokok dan simpanan wajib, semakin tinggi
persentasenya semakin baik.
2.2 KERANGKA PEMIKIRAN
2.2.1 Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian yang pernah dilakukan mengenai analisis
tingkat kesehatan koperasi dan digunakan sebagai referensi serta
pembanding dalam penelitian ini adalah :
1) Novita Lukhita Wardhani (2012) telah melakukan penelitian dengan
judul “Analisis Kinerja Keuangan Unit Simpan Pinjam Koperasi
Pegawai Republik Indonesia Universitas Brawijaya”. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesehatan USP KPRI UB
pada tahun 2009, 2010, dan 2012 mendapat predikat sebagai
koperasi “CUKUP SEHAT”, sedangkan pada tahun 2011 mendapat
predikat “SEHAT”.
2) Mustakim (2012) telah melakukan penelitian dengan judul “Analisis
Penilaian Kesehatan Koperasi pada KPRI Jujur Pemkab Bintan di
Tanjungpinang”. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat
kesehatan koperasi termasuk pada kategori “Cukup Sehat”.
3) Budiyanto Albert (2013) telah melakukan penelitian dengan judul
“Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi Kartika Kuwera Jaya dengan
Menggunakan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil
dan Menengah Republik Indonesia Nomor :14/PER/M.KUKM/
Analisis Kinerja Keuangan..., Widya Nurmansyah, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
21
2009”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesehatan
koperasi termasuk pada kategori “Cukup sehat”.
4) Ulin Ni’mah (2011) telah melakukan penelitian dengan judul
“Analisis Kinerja Keuangan pada Koperasi BMT BINA USAHA
Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Analisis Likuiditas, Analisis Solvabilitas, dan
Analisis Rentabilitas menunjukkan angka yang cukup baik.
5) Widya Karni (2011) telah melakukan penelitian dengan judul
“Analisis Kinerja Koperasi Unit Desa (KUD) Setia Nagari Selayo
Kecamatan Kubung Kabupaten Solok”. Hasil penelitian menunjukan
keadaan KUD tersebut cukup baik.
6) Ismi Handayani (2009) telah melakukan penilitian dengan judul
“Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi pada Koperasi Simpan Pinjam
BMT AKBAR”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keadaan
kesehatan koperasi tersebut baik.
Laporan keuangan merupakan laporan hasil kegiatan selama
satu periode yang menggambarkan posisi keuangan, hasil usaha yang
dilakukan, program-program yang sudah terlaksana dan arus kas
perusahaan secara keseluruhan untuk dipertanggungjawabkan.
Penilaian kinerja keuangan koperasi yang dilihat dari
tingkat kesehatan koperasi diperoleh berdasarkan perhitungan rasio
dan melakukan bobot penilaian di masing-masing aspeknya. Aspek
tersebut terdiri dari aspek permodalan, aspek kualitas aktiva
Analisis Kinerja Keuangan..., Widya Nurmansyah, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
22
produktif, aspek manajemen, aspek efisiensi, aspek likuiditas, aspek
kemandirian dan pertumbuhan, dan aspek jatidiri koperasi.
Berdasarkan penjelasan tersebut penulis menggambarkan kerangka
teoritis sebagai berikut :
2.3 HIPOTESIS
Hipotesis merupakan suatu kesimpulan awal yang sifatnya
sementara dari penelitian yang masih harus diuji kebenarannya. Untuk
Laporan Keuangan UnitSimpan Pinjam KPRI
Banyumas Th. 2009 s.d2013
Pengukuran Kinerja :a. Aspek Permodalanb. Aspek Kualitas Aktiva Produktifc. Aspek Manajemend. Aspek Efisiensie. Aspek Likuiditasf. Aspek Kemandirian dan Pertumbuhang. Aspek Jatidiri Koperasi
Laporan Keuangan UnitSimpan Pinjam KPRI
Banyumas Th 2009 s.d 2013masuk dalam predikat :1. Sehat2. Cukup Sehat3. Kurang Sehat4. Tidak Sehat5. Sangat Tidak Sehat
Analisis Kinerja Keuangan..., Widya Nurmansyah, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
23
itu berdasarkan penjabaran diatas, hipotesis yang diajukan dalam studi
ini adalah :
- H1 : Kinerja keuangan Koperasi Pegawai Republik Indonesia
wilayah Banyumas yang dilihat dari aspek permodalan pada tahun
2009 sampai dengan tahun 2013 mendapat bobot skor rata-rata yang
tinggi.
- H2 : Kinerja keuangan Koperasi Pegawai Republik Indonesia
wilayah Banyumas yang dilihat dari aspek kualitas aktiva produktif
pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 mendapat bobot skor
rata-rata yang tinggi.
- H3 : Kinerja keuangan Koperasi Pegawai Republik Indonesia
(KPRI) wilayah Banyumas yang dilihat dari aspek manajemen pada
tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 mendapat bobot skor rata-rata
yang tinggi.
- H4 : Kinerja keuangan Koperasi Pegawai Republik Indonesia
wilayah Banyumas yang dilihat dari aspek efisiensi pada tahun 2009
sampai dengan tahun 2013 mendapat bobot skor rata-rata yang
tinggi.
- H5 : Kinerja keuangan Koperasi Pegawai Republik Indonesia
wilayah Banyumas yang dilihat dari aspek likuiditas pada tahun
2009 sampai dengan tahun 2013 mendapat bobot skor rata-rata yang
tinggi.
Analisis Kinerja Keuangan..., Widya Nurmansyah, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
24
- H6 : Kinerja keuangan Koperasi Pegawai Republik Indonesia
wilayah Banyumas yang dilihat dari aspek kemandirian dan
pertumbuhan pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 mendapat
bobot skor rata-rata yang tinggi.
- H7 : Kinerja keuangan Koperasi Pegawai Republik Indonesia
wilayah Banyumas yang dilihat dari aspek jatidiri koperasi pada
tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 mendapat bobot skor rata-rata
yang tinggi.
- H8 : Kinerja keuangan Koperasi Pegawai Republik Indonesia
wilayah Banyumas yang dilihat dari predikat kesehatan koperasi
pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 mendapat predikat
“SEHAT”.
Analisis Kinerja Keuangan..., Widya Nurmansyah, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
Recommended