View
1
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
5
BAB II
PENELITIAN TERDAHULU DAN KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Swandewi et al. (2014), tentang Analisis
biaya diferensial dalam pengambilan keputusan membeli atau memproduksi
sendiri toga pada penjahit mulia singaraja tahun 2013. Penelitiannya
menggunakan analisis biaya diferensial hasil yang ditunjukkan yaitu keputusan
untuk pesanan baju toga S1 diproduksi sendiri merupakan keputusan yang tepat
karena hasil perhitungan contribution margin dengan memproduksi sendiri
lebih besar Rp 11.100.000,00 dibandingkan dengan alternatif membeli dari
pihak lain. Untuk keputusan pesanan baju toga S2 diproduksi sendiri
merupakan keputusan yang belum tepat karena hasil perhitungan contribution
margin dengan membeli dari pihak lain lebih besar Rp 4.050.000,00
dibandingkan dengan memproduksi sendiri.
Penelitian yang dilakukan oleh Krisnayanti dan Sanjaya (2016), tentang
Analisis pengambilan keputusan memproduksi sendiri atau membeli produk
garment dari pihak ketiga pada CV. Madin Pratama. Dalam penelitiannya
menunjukkan dengan menggunakan analisis biaya diferensial hasil yang
ditunjukan yaitu selisih laba dari memproduksi sendiri pesanan dan membeli
kepada pihak ketiga yang diperoleh perusahaan adalah sebesar Rp219.652.610
CV. Madin Pratama akan mengambil keputusan untuk memproduksi sendiri
pesanan tersebut.
6
Penelitian yang dilakukan oleh Antou et al. (2015), tentang Analisis
Penerapan Biaya diferensial dalam Pengambilan Keputusan Membeli atau
memproduksi sendiri ikan mujair pada UD. Sederhana Decky. Penelitian
tersebut menunjukkan hasil analisis biaya diferensial menunjukan keputusan
yang tepat yang diambil oleh UD yaitu memproduksi sendiri karena dapat
menghemat biaya dan mendapatkan laba diferensial yang lebih tinggi
dibandingkan membeli dari luar.
Penelitian yang dilakukan oleh Rantung (2014), tentang penerapan
biaya diferensial dalam pengambilan keputusan membeli atau memproduksi
sendiri pada RM. Pangsit Tompaso. Penelitian tersebut menunjukan bahwa
keputusan yang tepat dengan menggunakan biaya differensial adalah
memproduksi sendiri karena mendapatkan laba differensial yang lebih tinggi
dibandingkan membeli dari luar. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan
sebaiknya usaha rumah makan pangsit Tompaso, memproduksi sendiri mie
karena dapat menghemat biaya dan juga lebih menguntungkan.
Penelitian yang dilakukan oleh Rumopa et al. (2016), tentang Penerapan
biaya relevan dalam pengambilan keputusan membuat sendiri atau membeli
“KALENG” pada PT.DEHO BITUNG. Penelitian tersebut menghasilkan
analisis biaya diferensial yang menunjukkan keputusan yang tepat yang diambil
oleh PT Deho Bitung yaitu membeli kaleng dari luar karena lebih efesien dan
dapat mempersempit biaya dari pada memproduksi sendiri kaleng.
7
B. Teori dan Kajian Pustaka
1. Akuntansi Manajemen
Akuntansi manajemen merupakan bidang akutansi yang berfokus
pada penyediaan, termasuk pengembangan dan penafsiran informasi
akuntansi bagi para manajer untuk digunakan sebagai bahan perencanaan,
pengendalian operasi dan dalam pengambilan keputusan. Sesuai dengan
definisi tersebut, maka akuntansi manajemen memiliki fungsi sebagai
pendukung pelaksanaan manajemen dalam bidang riset dan pengembangan,
produksi, pemasaran, distribusi, dan logistic serta pelayanan pelanggan
(Samryn, 2012 ).
Menurut bahasa, akuntansi manajemen terdiri dari dua kata yaitu
akuntansi dan manajemen, akuntansi sendiri berarti proses pengukuran,
analisis, pencatatan dan pelaporan terhadap seluruh kejadian ekonomi.
Sedangkan manajemen lebih diartiakan pada proses manajemen yang terdiri
dari aktivitas perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan yang
dilakukan oleh internal organisasi yaitu manajer dan pegawai yang diberi
wewenang dalam mengelolah usahanya.
Pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam proses memasok
informasi yang relevan kepada para manajer dan tenaga kerja, baik
informasi keuangan maupun non keuangan, untuk pengambilan keputusan,
pengalokasian sumber daya, dan pemonitoran, pengevaluasian, dan
pemberian imbalan terhadap kinerja dibutuhkan adanya akuntansi
manajemen (Samryn, 2012 ).
8
2. Akuntansi Diferensial
Dikutip dari Rantung (2014), Akuntansi diferensial adalah
Informasi yang relevan untuk pengambilan keputusan, baik yang bersifat
kuantitatif maupun non kuantitatif. Informasi akuntansi sebagai informasi
yang bersifat kuantitatif sangat membantu dalam pengambilan keputusan
bisnis. Informasi dalam Pengambilan keputusan harus mempunyai
karakteristik yaitu selalu berhubungan dengan kegiatan untuk masa yang
akan datang dan berbeda diantara alternatif yang tersedia disebut informasi
akuntansi diferensial. Informasi ini diperlukan oleh manajemen untuk
membantu menganalisis tiap - tiap alternatif yang dihadapi dalam
pengambilan keputusan, sehingga akan diperoleh pengambilan keputusan
dengan alternatif yang baik.
3. Pengambilan Keputusan Khusus
Menurut Syamsi dikutip dari Rumopa et al. (2016), mendefinisikan
pengambilan keputusan sebagai tindakan manajer dalam memilih satu
diantara alternatif-alternatif yang dimungkinkan untuk memecahkan
masalah yang dihadapi dalam organisasi yang dipimpinnya.
Salah satu tugas pokok manajer adalah membuat keputusan yang
terdiri dari keputusan rutin dan keputusan khusus berdasarkan informasi
akuntansi yang relevan. Keputusan itu Keputusan rutin adalah keputusan
operasi sehari-hari sesuai dengan fungsi-fungsi manajemen (pemasaran,
produksi, dan keuangan).
9
Pengambilan keputusan rutin pada umumnya terjadi dan berkaitan
dengan pelaksanaan kegiatan operasi perusahaan yang bersifat teratur dan
rutin. Pengambilan keputusan khusus disebut juga keputusan taktis, yang
bersifat tidak rutin dan tidak teratur waktu terjadinya dibandingkan dengan
keputusan operasi perusahaan secara periodik, bersifat khusus bahkan luar
biasa. Keputusan ini juga bersifat segera atau terbatas ruang lingkupnya dan
biasanya bersifat jangka pendek. Meskipun berjangka pendek, keputusan
taktis memberikan pengaruh dalam jangka panjang pada perusahaan.
Menurut Darsono Prawironegoro dikutip dari Rumopa et al. (2016),
menyatakan beberapa keputusan khusus yang diambil manajer antara lain
adalah :
1. Menolak atau menerima order khusus
2. Menutup divisi atau mengembangkan
3. Membuat sendiri atau membeli produk
4. Menjual atau memproses lebih lanjut suatu produk
5. Menyewakan atau menjual fasilitas perusahaan
4. Konsep biaya
Menurut Mursyidi dikutip dari Rantung (2014), mengartikan biaya
sebagai suatu pengorbanan atau pengeluaran yang dapat mengurangi kas
perusahaan atau harta lainnya untuk dapat mencapai tujuan, baik yang dapat
dibebankan pada saat ini maupun pada saat yang akan datang.
10
5. Biaya relevan
Suatu data diartikan sebagai data relevan jika data tersebut
memberikan pengaruh berbeda dalam setiap alternatif keputusan. Oleh
karena itu, harus digunakan pendekatan dari katakteristik konsep biaya atau
pendapatannya (Samryn, 2012 ) .
Menurut Samryn (2012 ), biaya relevan adalah suatu konsep biaya
yang dapat digunakan sebagai pengambilan keputusan tertentu yang
berhubungan dengan alternatif yang akan dipilih. Dua kateria biaya relevan
adalah :
1. Berhubungan dengan yang akan terjadi pada masa yang datang. Dari
sisi pandang ini biaya relevan merupakan biaya-biaya taksiran.
2. Berbeda di antara berbagai alternatif yang dipertimbangkan. Suatu biaya
dapat dikategorikan sebagai biaya relevan jika sudah menjadi unsur
masuk dalam sebagai item yang diperbandingkan di antara alternatif
yang tersedia.
6. Sunk cost
Sunk cost adalah pengeluaran biaya yang sudah dikeluarkan, dan
tidak relevan lagi untuk memperhitungkan biaya maupun imbalan yang
didapat. Logika dari definisi biaya ini adalah segala sesuatu yang dianggap
sebagai alternatif keputusan yang dibuat untuk melapisi pengeluaran yang
ada, pengeluaran tersebut akan tetap ada (Riyadi, 2017)
11
7. Penggunaan biaya relevan dalam pengambilan beberapa keputusan
Menurut mulyadi dikutip dari Wibowo dan Purwanugraha (2013),
Penerapan analisa biaya relevan mempunyai manfaat bagi manajemen
dalam pengambilan keputusan. Berikut adalah jenis-jenis keputusan dengan
menggunakan analisis biaya relevan :
a. Keputusan membeli atau membuat sendiri
Keputusan membeli atau membuat sendiri menjadi salah satu
keputusan yang akan dihadapi oleh manajemen terutama dalam
perusahaan yang memiliki berbagai jenis produk. Tidak selamanya
produksi sendiri oleh perusahaan merupakan keputusan yang tepat, jika
memang pemasok luar dapat memasok komponen tersebut dengan harga
yang lebih murah daripada biaya untuk memproduksi sendiri komponen
tersebut (Wibowo dan Purwanugraha, 2013).
Contoh:
Penjahit Manjala ingin membuat baju toga S1 sesuai kebutuhan
sebanyak 1000 baju, harga yang ditawarkan oleh pasar sebesar
Rp 150.000/baju. Data biaya produksi dan perbandingan dengan harga
jika membeli produk sebagai berikut:
12
Table 1.1 Informasi Akuntansi Untuk Keputusan
Sumber: Data Diolah (2019)
Kesimpulan:
Terdapat selisih biaya sebesar Rp 11.500.000 sehingga keputusan tepat
perusahaan yaitu memproduksi sendiri untuk mendapatkan biaya yang
lebih rendah.
b. Keputusan meneruskan atau menghentikan
Pertimbangan keputusan menghentikan atau tetap melanjutkan
produksi produk atau kegiatan usaha merupakan kondisi bagi
perusahaan yang menghadapi salah satu departemennya mengalami
kerugian usaha yang diperkirakan akan berlangsung terus. (Wibowo dan
Purwanugraha, 2013) .
PT. WIRAJAYA
Laporan Laba-rugi Per Lini Produk
Periode Semester I Tahun 2009
Tabel 2.2
Keterangan Produk A Produk B Produk C
Penjualan 1.000.000.000 500.000.000 500.000.000
Biaya Variabel 520.000.000 210.000.000 230.000.000
Laba Kontribusi 480.000.000 290.000.000 270.000.000
Keterangan Total Biaya
Komponen Biaya:
§ Bahan baku 100.000.000
§ Tenaga kerja (v) 18.500.000
§ Biaya overhead pabrik (v) 20.000.000
Total Biaya Produksi 138.500.000
Harga jika membeli produk(Rp 150.000*1000) 150.000.000
Selisih Biaya yang terjadi 11.500.000
13
Lanjutan Tabel 2.2
Biaya tetap
terhindarkan
240.000.000 160.000.000 220.000.000
Biaya tetap tak
terhindar
60.000.000 60.000.000 60.000.000
Total biaya tetap 300.000.000 220.000.000 280.000.000
Laba bersih 90.000.000 70.000.000 (10.000.000)
Sumber: Data Diolah (2019)
Total Laba bersih dari PT. Wiarayuda (A + B + C) adalah Rp 150.000.000
Table 1.2 Informasi Akuntansi Untuk Produk “C”
Keterangan Jumlah
Manfaat Biaya:
Biaya variabel 230.000.000
Biaya tetap yang terhindarkan 220.000.000
Total manfaat 450.000.000
Pengorbanan (pendapatan yg hilang) 500.000.000
Manfaat bersih (50.000.000)
Sumber: Data Diolah (2019)
Kesimpulan:
Jika produk “C” dihentikan, potensi rugi akan bertambah sebesar
Rp 50.000.000 karena perusahaan telah kehilangan potensi laba yang
disumbangkan oleh produk “C” melalui laba kontribusi sebesar Rp
50.000.000.
Alternatif yang disodorkan adalah perlunya mengatur pembebanan
biaya tetap ke masing masing lini produk bukan atas dasar nilai omzet
penjualan, tetapi menggu nakan alokasi atas dasar kemampuan dari
masing masing produk yang tercermin melalui perolehan laba kontribusi
14
yang disumbangkan oleh masing masing lini produk tersebut, sehingga
perhitungan laba-rugi dari semua lini menjadi tidak rugi.
c. Keputusan pesanan khusus
Keputusan menerima pesanan khusus dialami oleh perusahaan
memiliki kapasitas yang menganggur, yang sering sekali mendorong
manajemen puncak untuk mempertimbangakan penetapan harga jual
dibawah harga jual normal. Tentu saja penetapan harga jual yang
demikian hanya diterapkan pada pesanan khusus yang tidak berdampak
terhadap penjualan yang reguler (Wibowo dan Purwanugraha, 2013).
Contoh :
Misalnya, perhitungan rugi-laba perusahaan sebelum pengerjaan
pesanan khusus adalah sebagai berikut :
Hasil Penjualan
1.000 x Rp 4.000,00 = Rp 4.000.000,00
Biaya produksi:
Variabel
1.000 x Rp 2.400,00 = Rp 2.400.000,00
Tetap 600.000,00
Rp 3.000.000,00
Laba Kotor Rp 1.000.000,00
BiayaUsaha 300.000,00
Laba Bersih Rp 700.000,00
Hasil penjualan dan biaya produksi yang bersifat variabel
merupakan informasi yang relevan, karena jumlahnya akan berada
dalam pemilihan alternatif tersebut, yaitu sebagai berikut :
15
Table 1.3 Contoh Pesanan Khusus
Tanpa Pesanan
Khusus
Dengan
Pesanan Khusus Perbedaan
Hasil penjualan:
1.000 x Rp 4.000,00
1.100 x Rp 4.000,00
Biaya Produksi
Variabel
1.000 x Rp 2.400,00
1.100 x Rp 2.400,00
Rp 4.000.000
-
Rp 2.400.000
-
Rp 4.400.000
-
Rp 2.640.000
-
Rp 400.000
-
Rp 240.000
Margin Kontribusi *) Rp 1.600.000 Rp 1.760.000 Rp 160.000
Sumber: Data Diolah (2020)
Kesimpulan: Pesanan khusus diterima, karena memberi kontribusi
margin sebesar Rp 160.000 yaitu selisih dari tambahan pendapatan dan
tambahan biaya yang muncul karena ke putusan yang harus diambil
d. Keputusan Menjual Atau Memproses Lebih Lanjut
Keputusan menjual atau memproses lebih lanjut dihadapkan
pada perusahaan dengan pilihan menjual produk tertentu pada
kondisinya sekarang atau memprosesnya lebih lanjut menjadi produk
lain yang lebih tinggi harga jualnya. Dalam pengambilan keputusan
semacam ini, informasi akuntansi diferensial yang diperlukan oleh
manajemen adalah pendapatan diferensial dengan biaya diferensial jika
alternatif memproses lebih lanjut dipilih.
16
Table 1.4 Informasi Biaya Differensial Untuk Produk “A”
Keterangan Tarif Total Biaya
§ Bahan baku 4.000 40.000.000
§ Tenaga kerja (v) 2.000 20.000.000
§ Biaya overhead pabrik (v) 3.000 30.000.000
§ Biaya overhead pabrik (T) 2.600 26.000.000
§ Biaya administrasi & umum (T) 1.000 10.000.000
§ Biaya pemasaran (T) 1.500 15.000.000
Total Biaya Penuh Produk
“A”
14.100 141.000.000
Sumber: Data Diolah (2019)
Data tambahan saat ini:
Unit terjual sekarang 10.000 unit, dengan harga Rp 20.000/unit
Total kos yang diperhitungkan Rp 141.000.000
Laba bersih yang diperhitungkan Rp 59.000.000
Diproses menjadi Produk “A-1” tidak memerlukan investasi
baru, tambahan biaya Rp 10.000/unit dengan harga jual baru Rp 37.000
Table 1.5 Informasi Akuntansi Untuk Keputusan
Keterangan Jumlah
Pendapatan Differensial
(Rp 37.000 – Rp 20.000) x 10.000 unit 170.000.000
Biaya Differensial
(Rp 10.000 x 10.000 unit) 100.000.000
Laba Differensial ( dari produk “A menjadi A-1” 70.000.000
Sumber: Data Diolah (2019)
Kesimpulan:
Memproses lebih lanjut dari produk A menjadi produk “A-1” lebih
menguntungkan, karena mampu menyumbangkan tambahan laba
sebesar Rp 70.000.000 yang diperoleh melalui selisih dari tambahan
17
pendapantan sebesar Rp 170.000.000 dan tambahan biaya sebesar Rp
100.000.000
8. Langkah Langkah Penerapan Biaya Relevan Dalam Pengambilan
Keputusan
Menurut Samryn (2012 ), berikut adalah langkah-langkah untuk
mengidentifikasi biaya-biaya yang dapat dihindarkan:
1. Kumpulkan setiap biaya yang berhubungan dengan tiap alternatif yang
sedang dipertimbangkan.
2. Eliminasi biaya-biaya yang merupakan biaya tenggelam
3. Eliminasi biaya-biaya yang tidak berbeda di antara berbagai alternatif
4. Buat keputusan berdasarkan biaya-biaya yang tersisa. Biaya-biaya ini
akan menjadi biaya diferensial, oleh karena itu relevan dipertimbangkan
dalam pembuatan keputusan yang akan diambil.
9. Analisis biaya relevan
Menurut Samryn (2012 ), termasuk dalam biaya relevan adalah
biaya diferensial, biaya tambahan, biaya kesempatan, pendapatan
diferensial dan biaya terhindarkan. Konsep dasarnya adalah biaya yang
berbeda untuk tujuan yang berbeda.
Biaya diferensial adalah biaya yang terjadi saat membandingkan
dua alternatif atau lebih yang menjadi perbedaan biaya atau selisih.
Misalnya, apabila PT X membeli alat baru, maka akan menghemat biaya
tenaga kerja RP 200,- untuk tiap unit produk. Karena penghematan ini tidak
18
terjadi bila mempertahankan alat lama, maka biaya tenaga kerja menjadi
difrensial dalam keputusan membeli alat baru atau tidak.
Biaya tambahan (incremental cost) adalah penambahan atau
kenaikan biaya yang akan terjadi disaat memutuskan memilih suatu
alternatif.” Misalnya PT X memproduksi produk dengan harga per unit Rp
400.000, PT X mendapat pesanan khusus 100 unit. Dengan pesanan tersebut
PT X harus menanggung biaya tambahan 100 unit x Rp 400.000,
Pendapatan diferensial yaitu pendapatan yang terjadi saat
membandingkan dua alternatif atau lebih yang menjadi perbedaan biaya
atau selisih.. Kebalikan dari konsep biaya tambahan. Misalnya PT X
merakit dan menjual sepeda mini dengan harga Rp 20.000,- per unit dengan
pesanan tersebut PT X akan memperoleh incremental revenue 10 x Rp
20.000,- = Rp 200.000,-
Biaya kesempatan yaitu peluang memperoleh keuntungan berupa
pendapatan atau penghematan biaya yang hilang Karena memilih suatu
alternatif. Misalnya
PT X memiliki ruko, kalau ruko digunakan sendiri untuk berdagang,
maka dari penggunaan akan diperoleh laba Rp 200.000,- per hari. Jika
menyewakan ruko Rp 150.000,- per hari, maka PT X akan kehilangan
pendapatan sebesar Rp 50.000,- sebagai biaya kesempatan.
Biaya terhindarkan menurut L.M Syamryn, yaitu suatu biaya yang
muncul sebagai akibat dari pemilihan satu alternatif dalam suatu
pengambilan keputusa dapat dihilangkan seluruhnya atau sebagian. Biaya
19
terhindarkan bisa terjadi karena hilangnya aktivitas atau segmen yang
menyebabkan terjadinya biaya yang bersangkutan. Kebalikannya adalah
biaya yang tidak dapat dihilangkan karena memilih alternative yang lain
disebut biaya tidak terhindarkan.
Misalnya, bila membeli mobil bekas PT X akan menanggung biaya
perbaikan Rp 1.000.000,- per tahun. Kalau membeli mobil baru, maka
selama 5 tahun pertama akan bebas dari biaya perbaikan. Dapat
disimpulkan, biaya perbaikan mobil menjadi biaya terhindarkan bagi PT X
bila membeli mobil baru. Sebaliknya, biaya tak terhindarkan terdari dari (1)
biaya tenggelam dan (2) biaya masa yang akan datang yang tidak berbeda
diatara berbagai alternatif.
Konsep konsep biaya tersebut dalam penerapannya dapat digunakan
sebagai dasar analisis keputusan khusus seperti keputusan membeli atau
membuat sendiri, memenuhi atau menolak pesanan khusus,
mempertahankan atau menutup segmen usaha dan lain sebagainya.
Recommended