View
227
Download
3
Category
Preview:
Citation preview
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Perkembangan Personal Sosial
a. Perkembangan (Development).
Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang
lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan
bahasa serta sosialisasi dan kemandirian (Depkes RI, 2005).
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur
dan dapat diramalkan, sebagai hasil proses pematangan. Menyangkut
adanya proses deferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ
dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-
masing dapat memenuhi fingsinya, termasuk perkembangan
emosi,intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan
lingkungannya (Soetjiningsih,2002}.
Perkembangan adalah perubahan psikologis sebagai hasil proses
pemotongan fungsi psikis dan fisik pada diri anak yang ditunjang oleh
faktor lingkungan dan proses belajar dalam kurun waktu tertentu menuju
kedewasaan (Suherman, 2002).
Menurut Harlimsyah (2007) perkembangan anak adalah segala
perubahan yang terjadi pada diri anak dilihat dari aspek antara lain aspek
fisik (motorik), emosi, kognitif dan personal sosial (bagaimana anak
8
9
berinteraksi dengan lingkungan ). Aspek yang diketahui oleh orang tua
yaitu: perkembangan fisik, perkembangan emosi, perkembangan kognitif
dan perkembangan personal sosial.
Perkembangan personal sosial dimulai pada awal kehidupan bayi.
Tersenyum dapat dianggap sebagai respon sosial. Pertama kali senyum
timbul sebagai respon terhadap orang asing juga terhadap wajah yang
dikenal. Peningkatan pertukaran sosial terjadi secara cepat ketika anak
mulai bicara (Sacharin,1996,). Umur 6 bulan senyuman menjadi lebih
sedikit terutama terhadap ibu, ayah dan saudara kandung . Anak akan malu
terhadap orang asing antara usia 2-3 tahun. Anak menunjukkan minat yang
nyata untuk melihat anak lain dan berusaha mengadakan kontak sosial
(Hurlock, 1998). Peran orang tua adalah memberi stimulasi dengan
mengajarkan cara beradaptasi dengan lingkungan. Hambatan
perkembangan sosial membuat anak mengalami kecemasan, sulit
berinteraksi dengan orang lain yang baru dikenal, bisa juga jadi pemalu
(Harlimsyah, 2007).
Perkembangan personal sosial anak adalah suatu proses perubahan
yang berlangsung secara terus menerus menuju kedewasaan anak yang
merupakan manusia yang tumbuh dan berkembang yang akan hidup di
tengah-tengah masyarakat. Masa anak-anak merupakan awal kehidupan
sosial yang berpengaruh bagi anak dengan ciri perkembangan yaitu belajar
mengenal dan menyukai orang lain melalui aktifitas sosial (Morgan, 1996).
10
Apabila pada masa pre school ini anak mampu melakukan hubungan
sosial ini dengan baik maka akan memudahkan bagi anak dalam
melakukan penyesuaian sosial dengan baik dan anak akan mudah diterima
ssebagai anggota kelompok sosial di tempat mereka mengembangkan diri.
(Hurlock, 1998 ). .
b. Perkembangan Personal Sosial Anak
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1997) menyatakan bahwa
perkembangan sosial anak adalah proses perubahan yang berlangsung
secara terus menerus menuju kedewasaan yang memerlukan adanya
komunikasi dengan masyarakat. Perkembangan sosial bagi anak sangat
diperlukan karena anak merupakan manusia yang tumbuh dan berkembang
yang akan hidup di tingah –tengah masyarakat.
Pada masa anak-anak merupakan awal kehidupan sosial yang
berpengaruh bagi anak, dimana anak akan belajar mengenal dan menyukai
orang lain melalui aktifitas sosial. Apabila pada masa kanak-kanak ini
anak mampu melakukan penyesuaian sosial dengan baik dan anak akan
mudah diterima sebagai anggota kelompok sosial ditempat mereka
mengembangkan diri. Perkembangan sosial anak adalah tahapan
kemampuan anak dalam berperilaku sesuai dengan harapan lingkungan
(Hurlock,1998).
Melalui Denver Development Screening Test (DDST) mengemukakan
untuk parameter perkembangan anak salah satunya adalah personal sosial (
11
kepribadian / tingkah laku sosial ) yang berhubungan dengan kemampuan
mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial anak.
Secara umum ada 2 faktor utama yang mempengaruhi terhadap
tumbuh kembang anak menurut (Soetjinignsih, 1995) yaitu :
1) Faktor dalam (internal)
Merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh
kembang anak. Terdapat beberapa faktor yaitu :
a) Genetika
Faktor genetik akan mempengaruhi kecepatan pertumbuhan dan
kematangan tulang, alat seksual, serta syaraf, sehingga modal
dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang
yaitu:
b) Perbedaan ras, etnis, atau bangsa
Tinggi badan orang Eropa akan berbeda dengan orang
Indonesia atau bangsa lainnya, dengan demikian postur tubuh
tiap bangsa berlainan.
c) Keluarga
Ada keluarga yang cenderung mempunyai tubuh gemuk atau
perawakan pendek.
12
d) Umur
Masa prenatal, masa bayi, dan masa remaja merupakan tahap
yang mengalami pertumbuhan cepat dibandingkan dengan masa
lainnya.
e) Jenis kelamin
Wanita akan mengalami masa pra pubertas lebih dahulu
dibandingkan dengan laki-laki.
f) Kelainan kromosom
Dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan misalnya Sindrom
Down.
2) Faktor lingkungan (Eksternal)
a) Faktor Pranatal
Berpengaruh terhadap tumbuh kembang janin mulai dari
konsepsi sampai lahir, antara lain:
1) Gizi ibu hamil
Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir
kehamilan akan mempengaruhi pertumbuhan janin.
2) Mekanisme
Posisi janin yang abnormal dalam kandungan dapat
menyebabkan kelainan kongenital, misalnya club foot,
talipes, dislokasi panggul, tortikolis kongenital, palsi
fasialis, atau kranio tabes.
13
3) Toksin/zat kimia
Beberapa obat-obatan seperti aminopterin, thalidomide
dapat menyebabkan kelainan kongenital seperti palato
skisis. Keracunan logam berat pada ibu hamil, misalnya
makan ikan yang terkontaminasi merkuri dapat
menyebabkan mikrosefali dan palsi serebralis, seperti di
Jepang dikenal dengan nama Minamata.
4) Endokrin
Diabetes Mellitus dapat menyebabkan makrosomia,
kardiomegali, hyperplasia adrenal.
5) Radiasi
Paparan radium dan sinar Rontgen dapat mengakibatkan
kelainan pada janin seperti mikrosefali, spina bifida,
retardasi mental, deformitas anggota gerak, kelainan
kongenital mata, kelainan jantung.
6) Infeksi
Infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH
(Toksoplasma, Rubella, Sitomegalo Virus, Herpes
Simpleks) dapat menyebabkan kelainan ada janin:
katarak, bisu tuli, mikrosefali, retardasi mental, dan
kelainan jantung kongenital.
14
7) Kelainan imunologi
Eritobaltosis fetalis timbul atas dasar perbedaan golongan
darah antara janin ibu sehingga ibu membentuk antibody
terhadap sel darah merah janin, kemudian melalui
plasenta masuk dalam peredaran darah janin dan akan
menyebabkan hemolisis yang selanjutnya mengakibatkan
hiperbilirubinemia dan kem icterus yang akan
menyebabkan kerusakan jaringan otak.
8) Anoksia Embrio
Anoksia embrio yang disebabkan oleh gangguan fungsi
plasenta menyebabkan pertumbuhan terganggu.
9) Psikologi Ibu
Kehamilan yang tidak diingankan, perlakuan
salah/kekerasan mental pada ibu hamil dapat
menyebabkan cacat bawaan, kelainan jiwa dan lain-lain.
b) Faktor Kelahiran
Riwayat kelahiran dengan vakum ekstraksi atau forceps dapat
menyebabkan trauma kepala pada bayi sehingga berisiko
terjadinya kerusakan jaringan otak.
c) Faktor Postnatal
Menurut (Soetjinigsih, 1995) faktor postnatal meliputi:
1) Lingkungan biologis yang meliputi: ras/suku bangsa, jenis
kelamin, umur, gizi, perawatan kesehatan, kepekaan
15
terbadap penyakit, penyakit kronis (TBC, anemia, kelainan
jantung bawaan mengakibatkan retardasi pertumbuhan
jasmani), fungsi metabolisme, hormon.
2) Faktor fisik (lingkungan rumah) meliputi: cuaca, musim,
keadaan geografis, sanitasi, keadaan rumah, radiasi.
3) Faktor psikososial meliputi: stimulasi, motivasi belajar,
hukuman yang wajar, kelompok sebaya, stress, sekolah,
cinta dan kasih saying, kualitas interaksi anak-orang tua.
4) Faktor keluarga meliputi: pendapatan keluarga, pendidikan
ayah/ibu, jumlah saudara, jenis kelamin dalam keluarga,
stabilitas keluarga, kepribadian ibu/ayah, adat-istiadat,
agama, urbanisasi, kehidupan politik dalam masyarakat
d. Tugas perkembangan anak
Development Task adalah tugas-tugas yang harus diselesaikan dan
dipecahkan oleh setiap individu pada setiap periode perkembangannya.
Tugas-tugas perkembangan anak yang berhubungan dengan
pendidikan yaitu mengerti dengan tugas-tugas perkembangan itu,
manusia dapat merumuskan tujuan hidupnya. Menurut Havighurst
tugas-tugas perkembangan adalah tujuan sementara pendidikan /
segala sesuatu yang harus dipecahkan dan dipelajari atau dicapai oleh
anak ( individu) dalam proses perkembangan hidupnya (Didik, 2006).
16
e. Perkembangan prilaku pribadi dan sosial anak pre shcool.
Anak usia 3-5 tahun (pre shcool) menurut Munandar (1992)
merupakan masa-masa untuk bermain dan mulai memasuki taman
kanak-kanak. Waktu bermain merupakan sarana untuk tumbuh dalam
lingkungan dan kesiapannya dalam belajar formal ataupun informal
(Gunarsa, 2004).
Pada tahap perkembangan usia pra sekolah ini anak mulai
memiliki rasa percaya diri untuk mengeksplorasi kemandiriannya
(Hurlock, 1997). Pada usia pra sekolah perkembangan psikososial
berada pada tern intiative versus guilt, yaitu pada umur ini sangat
aktive dan banyak bergerak dimana anak mulai aktif bermasyarakat.
Anak berinisiatif dalam merencanakan permainan dan melakukan
bersama teman-temannya, tetapi akan timbul rasa bersalah (feeling of
guilt), cemas dan takut saat anak dibatasi aktifitasnya.
Soetjiningsih (1998) menyebutkan bahwa perkembangan perilaku
pribadi dan sosial anak usia 3-5 tahun adalah:
1) Umur 3 tahun : memasang sepatu, melepas kancing, makan sendiri
dengan baik , mengerti gilirannya.
2) Umur 4 tahun : mencuci dan mengeringkan wajahnya, menggosok
gigi, bermain asosiatif atau bersama ( bermain dengan anak lain).
3) Umur 5 tahun : berpakaian atau melepas pakaian sendiri, menulis
beberapa huruf, bermain permainan (latihan kompetitif).
17
f. Ciri-Ciri Perkembangan Sosial anak usia 3-5 tahun.
Ciri-ciri perkembangan sosial anak umur 4 tahun yang seharusnya
adalah:
a) Sangat antusias.
b) Lebih menyukai bekerja dengan 2 atau 3 teman yang dipilih.
c) Suka memakai baju orang tua / orang lain.Dapat membereskan
alat permainannya.
d) Tidak menyukai bila dipegang tangannya.
e) Menarik perhatian karena dipuji.
Ciri-ciri perkembangan sosial anak usia 5 tahun yang seharusnya
adalah :
a) Senang di rumah dekat dengan ibu.
b) Ingin disuruh, penurut, suka membantu.
c) Senang pergi ke sekolah.
d) Gembira bila berangkat dan pulang sekolah.
e) Kadang-kadang malu dan sukar untuk bicara.
f) Bermain dengan kelompok 2 atau 5 orang.
g) Bekerjanya terpacu dengan anak lain.
g. Pengukuran Perkembangan Personal Sosial.
Perkembangan sosial anak berupa belajar secara bertahap guna
meningkatkan kemampuan untuk mandiri,bekerja sama dengan orang
lain dan bertanggung jawab terhadap kelompoknya dapat diukur
dengan Denver development Screening Test.
18
Tabel 2.1 Beberapa teori perkembangan pada masa pre school
Sumber: Hurlock E. dalam Nursalam, 2005.
h. Kebutuhan Dasar untuk tumbuh kembang anak.
Menurut (Nursalam, 2005) kebutuhan dasar pada anak ada 3 yaitu:
1). ASUH
Berhubungan dengan jasmani, misalnya pangan, papan sandang.
Yang termasuk kebutuhan asuh yaitu:
a). Nutrisi yang mencukupi dan seimbang
b). Perawatan kesehatan dasar
c). Perumahan
d). Higiene diri dan lingkungan
e). Kesegaran jasmani dan rohani.
2). Kebutuhan kasih sayang “ASIH”
Berhubungan dengan rohani, misal : kasih sayang. Kebutuhan
asih meliputi:
a). Kasih sayang orang tua
b). Rasa aman
c). Harga diri
Macam teori Prasekolah awal Prasekolah akhir Psikososial (E.Erikson)
Otonomi VS ragu-ragu/malu
Inisiatif VS rasa bersalah
Psikoseksual (Sigmund Freud)
Fase Anal Fase phalik
Perkembangan kognitif (Jean Peaget)
Praoperasional Praoperasional
19
d). Dukungan /dorongan
e). Mandiri
f). Rasa memiliki
g). Kebutuhan akan sukses mendapatkan kesempatan dan
pengalaman
3). Kebutuhan akan stimulasi mental “ASAH” (kebutuhan stimulasi)
Stimulasi adalah adanya perangsangan dari lingkungan
luar anak yang berupa latihan atau bermain. Anak yang
mendapatkan stimulasi yang terarah akan cepat berkembang
dibandingkan dengan anak yang kurang mendapatkan stimulasi.
Pemberian stimilasi ini sudah dapat dilakukan sejak masa pranatal
dan setelah lahir dengan cara menetekkan bayi pada ibunya sedini
mungkin. Asah merupakan kebutuhan untuk perkembangan
mental psikososial anak yang dapat dilakukan dengan pendidikan
dan pelatihan.
i. Aspek - Aspek Perkembangan Yang Dipantau.
Menurut (Nursalam, 2005) ada 4 aspek yang dilihat yaitu :gerak
kasar atau motorik kasar, gerak halus atau motorik halus, kemampuan
bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian.
Aspek sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang
berhubungan dengan kemampuan mandiri anak (makan sendiri,
membereskan maianan selesai bermain), berpisah dengan ibu /
20
pengasuh anak, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya,
dan sebagainya.
j. Tahapan Perkembangan Anak Menurut Umur 36-60 bulan. Adapun
tahap-tahap perkembangan anak menurut (IDAI, 2005) antara lain:
1). Umur 36 – 48 bulan
a) Mencuci dan mengeringkan tangan sendiri.
b) Bermain bersama teman, mengikuti aturan permainan.
c) Mengenakan sepatu sendiri.
d) Mengenakan celana panjang, kemeja, baju.
2). Umur 48-60 bulan
a) Mengancing baju atau pakaian boneka.
b) Menyebut nama lengkap tanpa dibantu.
c) Senang menyebut kata-kata baru.
d) Senang bertanya tentang sesuatu.
e) Menjawab pertanyaan dengan kata-kata yang benar.
f) Bicaranya mudah dimengerti.
g) Bisa membandingkan/membedakan sesuatu dari ukuran dan
bentuknya.
h) Menyebut angka dan menghitung jari.
i) Menyebut nama-nama hari.
j) Berpakaian sendiri tanpa dibantu.
k) Menggosok gigi tanpa dibantu.
l) Bereaksi tenang dan tidak rewel ketika ditinggal ibu.
21
2. Stimulasi
a. Pengertian
Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar umur 0-6
tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal (IDAI, 2005).
Menurut (Soetjiningsih, 1995) stimulasi adalah perangsangan yang
datangnya dari lingkungan luar invidu anak. Stimulasi tumbuh
kembang adalah kegiatan untuk merangsang kemampuan dan tumbuh
kembang anak yang dilakukan oleh ibu dan keluarga untuk membantu
anak tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya (Harnawati,
2008). Stimulasi tumbuh kembang anak dapat dilakukan oleh
pengganti ibu/pengasuh anak, anggota keluarga lain dan kelompok
masyarakat di lingkungan rumah tangga masing-masing dan dalam
kehidupan sehari-hari. Kurangnya stimulasi dapat menyebabkan
penyimpangan tumbuh kembang anak bahkan gangguan yang
menetap. Anak yang mendapat stimulasi yang terarah akan lebih cepat
berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang atau bahkan tidak
mendapat stimulasi (Soetjiningsih, 1995).
b. Jenis stimulasi yang diberikan pada anak adalah visual, verbal, auditif,
dan taktil. Dalam (Suradi, 2008) menyebutkan jenis stimulasi yang
diberikan antara lain:
1) Stimulasi aspek fisik (taktil).
Rangsangan untuk fisik bayi dan balita amat diperlukan, karena
pada usia mereka perkembangan syaraf-syaraf motorik sangat
22
pesat. Melakukan gerakan-gerakan sederhana seperti berlari,
berjalan, menari akan sangat membantu perkembangan mereka.
2) Stimulasi aspek emosi.
Kenalkan mereka dengan bentuk emosi dasar, bahagia dan sedih.
Dengan menghiburnya saat menangis karena mainannya rusak.
Ajari pula mereka untuk berbagi dengan teman sebayanya,
misalnya dengan berbagi mainan, sehingga dapat menimbulkan
kepekaan untuk bertoleransi dan berperilaku menyenangkan.
3) Stimulasi aspek spiritual.
Ajarilah anak untuk berdoa dengan menggunakan kata-kata yang
sederhana, mengucapkan terimakasih kepada Tuhan atas makanan,
hari yang indah, dan meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan
hari itu akan membuat anak semakin peka. Ajak juga mereka ke
tempat ibadah, dan membacakan dongeng dan kisah-kisah para
nabi juga akan membantu meningkatkan moral.
4) Stimulasi aspek intelektual.
Rangsangan intelektual dapat dilakukan dengan sering
memberikan buku bacaan, mengajak anak melakukan permainan,
dan rekreasi bersama, dan juga dengan rajin menjawab
keingintahuan anak. Jadi sebagai orang tua juga harus rajin belajar
agar sanggup memenuhi dan menjawab keingintahuan anak dengan
baik dan benar. Perkembangan intelektual Otak 0-4 tahun = 50%,
4-8 tahun = 80%, 8-18tahun=100%
23
Tabel 2.2
Perbedaan antara otak kanan dan kiri
Belahan Otak Kiri Belahan Otak Kanan
Tata Irama
Logika Musik
Angka Warna
Daya Ingat Imajinasi
Rasional Lamunan
Analisis Dimensi
Sumber: Agusminto, 2008
5) Stimulasi aspek sosial.
Anak pun harus diajari untuk peka terhadap lingkungan sekitarnya.
Membantu menjaga adik, membantu orang tua yang sedang sibuk,
akan merangsang kepekaan alaminya. Agar stimulasi ini dapat
menunjukkan hasil yang baik, kita tidak boleh melupakan istirahat
yang cukup dan asupan nutrisinya. Gizi yang baik amat sangat
dibutuhkan oleh anak karena mereka sedang berada dalam masa
pertumbuhan. Jadi asupan nutrisi tentunya amat dibutuhkan untuk
perkembangan fisik, daya tahan tubuh, pencernaan, dan juga
tentunya untuk perkembangan otak mereka.
c. Beberapa tahapan kegunaan dari proses stimulasi pada anak ketika
pertama kali dilahirkan menurut (Agustminto, 2008) adalah:
1) Pada usia bayi 0-6 bulan, penyesuaian dan persepsi ibu dapat
terbentuk melalui proses stimulasi.
2) Pada usia 0-36 bulan intelektual dan perilaku mulai terbentuk.
3) Pada usia 0-48 bulan, kognitif .
24
4) Pada usia 0-60 bulan keahlian membaca dan menulis perlu
dirangsang
d. Cara yang digunakan untuk menstimulasi anak menurut
(Hadrianto,2008) dan (Soetjingsih,1995) adalah:
1) Alat Permainan Edukasi (APE)
Yang dimaksud dengan APE adalah alat permainan yang dapat
mengoptimalkan perkembangan anak, disesuaikan dengan usianya
dan tingkat perkembangannya serta berguna untuk:
a) Pengembangan aspek fisik, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat
menunjang atau merangsang pertumbuhan fisik anak.
b) Pengembangan bahasa, dengan melatih bicara menggunakan
kalimat yang benar.
c) Pengembangan aspek kognitif, yaitu dengan pengenalan suara,
ukuran, bentuk, warna dll.
d) Pengembangan aspek sosial, khususnya dalam hubungannya
dengan interaksi antara ibu dan anak, keluarga, dan masyarakat.
Syarat APE yang baik adalah aman, desain harus jelas,
mempunyai aspek pengembangan, ukuran dan berat APE harus
sesuai dengan usia anak. Contoh APE antara lain bola, sepeda roda
dua/tiga, mainan yang ditarik atau didorong, tali (menstimulasi
motorik kasar), pensil, gunting, bola, balok, lilin (motorik halus),
puzzle dan buku gambar, boneka, radio, pensil warna (kecerdasan
kognitif), buku gambar, buku cerita, majalah, radio, TV, tape
25
(menstimulasi bahasa). Peran orang tua sangat besar dalam tumbuh
kembang anak baik stimulasinya maupun pengawasannya.
2) Bermain
a) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam aktivitas bermain:
(1) Ekstra energi
Untuk bermain diperlukan ekstra energi. Anak yang sakit,
kecil keinginannya untuk bermain.
(2) Waktu
Anak harus mempunyai cukup waktu untuk bermain.
(3) Alat permainan
Untuk bermain diperlukan alat permainan yang sesuai
dengan umur dan taraf perkembangannya
Ruangan untuk bermain
Ruangan tidak harus terlalu lebar dan tidak perlu ruangan
khusus untuk bermain. Anak bisa bermain di ruang tamu,
halaman, bahkan di ruang tidurnya.
(4) Pengetahuan cara bermain
Anak belajar bermain melalui mencoba-coba sendiri,
meniru teman-temannya atau diberi tahu caranya oleh orang
lain. Cara yang terakhir adalah yang terbaik, karena anak
tidak terbatas pengetahuannya dalam menggunakan alat
permainannya dan anak mendapat keuntungan lain lebih
banyak.
26
(5) Teman bermain
Anak harus merasa yakin bahwa dia mempunyai teman
bermain kalau dia memerlukan, apakah itu saudaranya,
orang tuanya atau temannya. Karena kalau anak bermain
sendiri, maka dia akan kehilangan kesempatan belajar dari
teman-temannya. Sebaliknya kalau terlalu banyak bermain
dengan anak lain, maka dapat mengakibatkan anak tidak
mempunyai kesempatan yang cukup untuk menghibur diri
sendiri dan menemukan kebutuhannya sendiri. Bila
kegiatan bermain dilakukan bersama dengan orang tuanya,
maka hubungan orang tua dengan anak menjadi akrab, dan
ibu/ayah akan segera mengetahui setiap kelainan yang
terjadi pada anak mereka secara dini.
b) Variasi dan keseimbangan dalam aktivitas bermain
(1) Bermain aktif
(a) Bermain mengamati/menyelidiki (Exploratory play)
Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah
memeriksa alat permainan tersebut. Anak
memperhatikan alat permainan, mengocok-ngocok
apakah ada bunyi, mencium, meraba, menekan, dan
kadang-kadang berusaha membongkar.
(b) Bermain konstruksi (Construction play)
Pada anak umur 3 tahun, misalnya dengan menyusun
27
balok-balok menjadi rumah-rumahan dan lain-lain.
(c) Bermain drama
Misalnya main sandiwara boneka, main rumah-
rumahan dengan saudara-saudaranya atau dengan
teman-temannya.
(d) Bermain bola, tali dan sebagainya.
(2) Bermain pasif
Dalam hal ini anak berperan aktif antara lain dengan
melihat dan/mendengar. Bermain pasif ini adalah ideal,
apabila anak sudah lelah bermain aktif dan membutuhkan
sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya.
Contohnya:
(a) Melihat gambar-gambar di buku-buku/majalah.
(b) Mendengarkan cerita atau musik.
(c) Menonton TV dan lain sebagainya.
c) Keuntungan bermain
(1) Membuang ekstra energi.
(2) Mengoptimalkan pertumbuhan seluruh bagian tubuh,
seperti tulang, otot dan organ-organ.
(3) Aktivitas yang dilakukaan dapat meningkatkan nafsu
makan anak.
(4) Anak belajar mengontrol diri.
(5) Berkembangnya berbagai ketrampilan yang akan berguna
28
sepanjang hidupnya.
(6) Meningkatkan daya kreativitas.
(7) Mendapatkan kesempatan menemukan arti dari benda-
benda yang ada disekitar anak.
(8) Merupakan cara untuk mengatasi kemarahan,
kekhawatiran, iri hati dan kedukaan.
(9) Kesempatan untuk belajar bergaul dengan anak yang lain.
(10) Kesempatan untuk menjadi pihak yang kalah atau menang.
(11) Kesempatan untuk belajar mengikuti aturan-aturan.
(12) Dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya.
Pada anak yang sehat, perkembangan intelektualnya anak
dipengaruhi selain oleh stimulasi, juga gizi yang baik.
Kekurangan gizi yang diderita sejak masa janin sampai
masa balita dapat mempengaruhi pertumbuhan otak anak,
yang akan berdampak pada kemampuan intelektualnya.
Sedangkan menurut (Oktaria, 2008) Kemampuan dasar anak yang
dirangsang dengan stimulasi terarah meliputi setiap aspek
perkembangan, yaitu:
1) Kemampuan motorik / gerak kasar
2) Kemampuan motorik / gerak halus
3) Kemampuan bicara dan bahasa, serta
4) Kemampuan sosialisasi dan kemandirian
29
c. Beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan dalam melakukan
stimulasi perkembangan anak menurut (IDAI, 2005), yaitu:
1) Stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dan kasih sayang.
2) Selalu tunjukkan sikap dan perilaku yang baik karena anak akan
meniru tingkah laku orang-orang yang terdekat dengannya.
3) Berikan stimulasi sesuai dengan kelompok umur anak.
4) Lakukan stimulasi dengan cara mengajak anak bermain, bernyanyi,
bervariasi, menyenangkan, tanpa paksaan dan tidak ada hukuman.
5) Lakukan stimulasi secara bertahap dan berkelanjutan sesuai umur
anak, terhadap keempat aspek kemampuan dasar anak.
6) Gunakan alat bantu / permainan yang sederhana, aman yang ada di
sekitar anak.
7) Berikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan
perempuan.
8) Anak Selalu diberi pujian, bila perlu diberi hadiah atas
keberhasilannya.
e. Macam stimulasi perkembangan personal sosial kelompok umur 3-5
tahun dalam (IDAI, 2005) yaitu:
1) Umur 24-36 bulan
Melatih anak buang air kecil dan buang air besar di kamar
mandi / WC, berdandan, berpakaian.
30
2) Umur 36-48 bulan
Mengancingkan kancing baju, makan memakai sendok garpu,
memasak, mencuci tangan dan kaki, menentukan batasan (
aturan anak), ajak anak agar mau mengerjakan pekerjaan
rumah, bermain ke tempat lain seperti taman, pantai, kebun
binatang dll.
3) Umur 48-60 bulan
Memberi kesempatan pada anak untuk berkunjung pada
tetangga dekat, teman atau saudara tanpa ditemani, membuat
album foto, membuat boneka, menggambar orang, mengikuti
aturan permainan / petunjuk, bermain kreatif dengan teman-
temannya, bermain berjualan atau berbelanja di toko.
3. Karakteristik Ibu
a. Usia
Ibu yang semakin bertambah usia akan memiliki kematangan
kepribadian dibanding dengan ibu yang berusia lebih muda,sehingga
dalam hal pengasuhan anak serta pemberian stimulasi untuk
perkembangan personal sosial anaknya akan semakin baik dibanding
dengan usia lebih muda.
b. Pendidikan
Pendidikan adalah proses perubahan sikap dan tata laku
seseorang atau kelompok orang dengan usaha mendewasakan manusia
31
melalui upaya pengajaran, penelitian, proses, cara dan perbuatan
mendidik (Poerwadarminta, 2003).
Crow (dalam Supriyatno, 2001) mengatakan bahwa pendidikan
diinterpretasikan dengan makna untuk mempertahankan individu
dengan kebutuhan-kebutuhan yang senantiasa bertambah dan
merupakan suatu harapan untuk dapat mengembangkan diri agar
berhasil serta untuk memperluas, mengintensifkan ilmu pengetahuan
dan memahami elemen-elemen yang ada disekitarnya. Pendidikan juga
mencakup segala perubahan yang terjadi sebagai akibat dari partisipasi
individu dalam pengalaman-pengalaman dan belajar.
Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang
direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok
atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan
oleh pelaku pendidikan (Notoatmodjo, 2003).
1) Tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan menurut Hartato (2008) memuat gambaran
tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar, dan indah untuk
kehidupan. Pendidikan memiliki dua fungsi yaitu memberikan arah
kepada segenap kegiatan pendidikan dan merupakan sesuatu yang
ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan (Putra, 2008).
2) Jenjang pendidikan menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20
tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional adalah :
32
a) Pendidikan dasar
Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan awal
selama 9 (sembilan) tahun pertama masa sekolah anak-anak yang
melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar adalah
pendidikan yang memberikan pengetahuan dan ketrampilan,
menumbuhkan sikap dasar yang diperlukan masyarakat serta
mempersiapkannya untuk mengikuti pendidikan menengah.
Merupakan bekal dasar bagi perkembangan kehidupan baik pribadi
maupun masyarakat, oleh karena itu warga negara diberi
kesempatan memperoleh pendidikan dasar. Terdiri dari SD dan
SMP.
b) Pendidikan menengah
Pendidikan menengah adalah pendidikan yang
mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang
memiliki kemampuan mengadakan hubungan timbal balik dengan
lingkungan sosial budaya dengan alam sekitar serta dapat
mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja atau
perguruan tinggi. Pendidikan menengah merupakan jenjang
pendidikan lanjutan pendidikan dasar. yang harus dilaksanakan
minimal 9 tahun. Terdiri dari pendidikan menengah umum dan
kejuruan.
33
c) Pendidikan tinggi
Perguruan tinggi adalah pendidikan yang mempersiapkan
peserta didik untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki
kemampuan tingkat tinggi yang bersifat akademik atau profesional
sehingga dapat menerapkan, mengembangkan, menciptakan ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam pembangunan nasional serta
meningkatkan kesejahteraan manusia. Pendidikan tinggi adalah
jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup
program pendidikan diploma, sarjana, magister, doktor, dan
spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Mata
pelajaran pada perguruan tinggi merupakan penjurusan dari SMA,
akan tetapi semestinya tidak boleh terlepas dari pelajaran SMA.
c. Pengasuhan
Zainudin (2002) menyatakan bahwa pengasuhan anak yang paling
utama adalah ibu, hal ini dikarenakan adanya hubungan batin yang
sangat erat, kenyamanan, perhatian penghargaan serta menolong anak
dengan sikap menerima apapun kondisinya. Hal ini akan membuat
anak lebih nyaman untuk tumbuh dan berkembang dengan pengasuhan
oleh ibu kandungnya sendiri.
1) Pengasuhan oleh ibu
Adalah pengasuhan yang dilakukan oleh ibu kandung sendiri (ibu
biologis)
34
2) Pengasuhan selain ibu
Adalah pengasuhan yang dilakukan oleh selain ibu kandung
misalnya oleh ibu angkat, ibu tiri, bibi, kakek/nenek,baby sister,dll.
d. Status Nikah
Menurut Purwodarminta (1995) nikah adalah perjanjian antara
laki-laki dan perempuan utuk bersuami istri. Pengertian menikah
sendiri menurut UU Perkawinan No. 1/1974 adalah ikatan lahir batin
antara manusia laki-laki sebagai suami dan perempuan sebagai istri
dengan tujuan membentuk rumah tangga yang kekal berdasarkan ke
Tuhanan Yang Maha Esa. Walgito (1990) pengertian tersebut
mengandung makna menikah merupakan ikatan antara laki-laki dan
perempuan dalan rumah tangga yang bertujuan membentuk keluarga
yang bahagia dan ikatan tersebut sudah menurut hukum tuhan.
Ibu dengan anak yang lahir di luar nikah akan mendapatkan status
yang tidak baik di masyarakatkarena hal ini tidak sesuai dengan
norma-norma yang ada di masyarakat ,sehingga jika hal ini terjadi
akan mempengaruhi kehidupan seorang ibu yang akan berdampak
padaperkembangan personal sosial anak di masyarakat , begitu juga
sebaliknya status ibu yang menikah resmi akan hidup lebih tenang dan
nyaman dibandingkan dengan status menikah siri ataupun status tidak
menikah.
35
a) Nikah Resmi
Adalah ikatan perkawinan yang diyakini telah sah baik oleh
pemerintah maupun agama dan telah sesuai dengan norma di
masyarakat.
b) Nikah Siri
Adalah ikatan perkawinan yang diyakini sah hanya oleh agama
yang di anutnya.
c) Tidak Nikah
Tidak melakukan ikatan perkawinan, baik nikah resmi maupun
nikah siri.
36
B. Kerangka Teori
Faktor yang mempengaruhi perkembangan anak
`
Gambar 2.1
Sumber: (Soetjiningsih,1995) dan (Sujiono dan Yuliani, 2005)
Faktor internal: 1. Perbedaan ras 2. Umur 3. Jenis kelamin 4. Genetik 5. Keluarga 6. Kelainan kromosom 7. Hormon
Faktor Eksternal 1. Faktor prenatal
Gizi Mekanisme Kelainan imunologi Psikologi ibu Infeksi TORCH Endokrin Radiasi Toksin Zat kimia
2. Faktor persalinan: Trauma kepala, asfiksia
3. Faktor pasca natal: Gizi Penyakit kronis Lingkungan fisis & kimia Psikologi Endokrin Sosio-ekonomi Lingkungan pengasuhan Pendidikan ibu Stimulasi
Perkembangan Anak : - Perkembangan motorik
halus. - Perkembangan motorik
kasar - Perkembangan berbicara
(bahasa) - Perkembangan
personal sosial
37
C. Kerangka Konsep
Variable Independent Variabel Dependent
Gambar 2.2
D. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari :
1. Variabel independent (variabel bebas / variabel sebab)
Variabel independen dalam penelitian ini adalah pendidikan orang tua
dan stimulasi .
2. Variabel dependent (variabel tergantung / variabel akibat)
Variabel dependennya dalam penelitian ini adalah perkembangan
personal sosial anak usia 3-5 tahun di PAUD Anak Ceria Pedurungan
Lor Semarang
Stimulasi
Pendidikan Ibu
Perkembangan Personal
Sosial Anak
38
E. Hipotesa
Hipotesa penelitian adalah jawaban sementara penelitian, patokan duga
atau dari sementara yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian
tersebut (Notoatmodjo, 2002). Dalam penelitian ini terdapat hipotesa yaitu :
Hipotesa alternatif (Ha) :
1. Terdapat hubungan antara usia ibu dengan perkembangan personal sosial
anak usia 3-5 tahun di PAUD Anak Ceria Pedurungan Lor Semarang.
2. Terdapat hubungan antara stimulasi dengan perkembangan personal
sosial anak usia 3-5 tahun di PAUD Anak Ceria Pedurungan Lor
Semarang.
3. Terdapat hubungan antara pendidikan orang tua dengan perkembangan
personal sosial anak usia 3-5 tahun di PAUD Anak Ceria Pedurungan
Lor Semarang.
Recommended