View
2
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum dengan Perawatan Tali Pusat
1. Pengkajian
Tujuan anamnesa adalah kumpulan beberapa informasi subjektif
yang diperoleh dari apa yang telah dipaparkan oleh pasien terkait dengan
masalah kesehatan yang menyebabkan pasien melakukan kunjungan ke
palayanan kesehatan pasien (Niman, 2013).
Hal-hal yang perlu dikaji riwayat ibu nifasyaitu:Data umum klien
a) Riwayat kesehatan
Bertujuan untuk mendapatkan dan mengenal tentang psikososial, suku,
dan latar belakang budaya yang berpengaruh terhadap kondisi
kesehatan pasien (Niman, 2013).
b) Genogram.
c) Riwayat kehamilan dan persalinan.
d) Riwayat kehamilan saat ini.
e) Riwayat persalinan.
f) Riwayat ginekologi.
g) Masalah ginekologi.
h) Riwayat KB.
i) Pola Psikososial
PENERAPAN PENDIDIKAN KESEHATAN..., Nahdah Dyah Nadilla, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
8
j) Pola pikir dan persepsi.
k) Suasana hati.
l) Hubungan/ komunikasi.
m) Kebiasaan seksual.
n) Pertahanan koping.
o) Sistem nilai dan kepercayaan.
p) Tingkat perkembangan.
a. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik merupakan bagian dari proses assessment yang
dilakukan oleh perawat untuk mendapatkan informasi mengenai
gambaran lengkap tentang keadaan fungsi fisiologis (Nimman, 2013).
Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada ibu post partum meliputi:
1) Status obstertik
G.P
2) Keadaan umum
3) Tanda-tanda vital
tekanan darah, suhu, respirasi, nadi.
4) Kepala-leher
Kepala, mata, hidung, mulut, telinga, leher.
5) Masalah khusus
Dada, jantung, paru, payudara, putting susu, pembesaran putting
susu (menonjol atau mendatar, adakah bendungan, adakah nyeri,
PENERAPAN PENDIDIKAN KESEHATAN..., Nahdah Dyah Nadilla, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
9
adakah lecet pada aerola, ASI atau kolostrum sudah keluar atau
belum, adakah radang atau benjolan abnormal, adakah
pembengkakan).
6) Abdomen
Involusi uterus, fundus uterus, kandung kemih, fungsi pencernaan.
7) Perineum dan genital
Vagina, integritas kulit, edema, memar, hematom, perineum
(kemerahan, bengkak, echimosis, discharge, approxiamate),
kebersihan.
8) Lochea(jumlah, jenis warna, bau, konsistensi, hemorrhoid)
9) Ekstremitas
Atas (edema, kesemutan, baal), bawah (edema, varises,reflek
patela).
10) Eliminasi
Urin (kebiasaan BAK), BAB (kebiasaan BAB).
11) Istirahat dan Kenyamanan
Pola tidur, keluhan ketidaknyamanan.
12) Mobilisasi dan latihan
Tingkat mobilisasi, latihan/senam
13) Nutrisi/cairan
Asupan nutrisi, asupan cairan.
14) Keadaan mental
PENERAPAN PENDIDIKAN KESEHATAN..., Nahdah Dyah Nadilla, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
10
Adaptasi psikologis, penerimaan terhadap bayi.
15) Kemampuan menyusui
16) Terapi
17) Hasil pemeriksaan penunjang
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnose keperawatan adalah pertanyaan yang menggambarkan
respon manusia (keadaan sehat atau perubahan pola actual/potensial) dari
individu atau kelompok tempat perawat secara legal mengidentifikasi dan
perawat dapat memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status
kesehatan untuk mengurangi, atau mencegah perubahan (Rohman dkk,
2014).
Panduan Diagnosa NANDA Edisi 10
a. Defisiensi pengetahuan b.d kurang sumber pengetahuan.
b. Ansietas b.d. Perubahan besar (fungsi peran, status peran).
3. Perencanaan Keperawatan
Intervensi keperawatan adalah fase proses keperawatan yang penuh
pertimbangan dan sistematis dan mencakup pembuatan keputusan dan
penyelesaian masalah. Dalam proses menyusun rencana asuhan klien
perawat melakukan aktifitas sebagai berikut: menetapkan prioritas,
menetapkan tujuan atau hasil yang diharapkan pasien, memilih intervensi
keperawatan, menulis program keperawatan (Kozier, 2011).
PENERAPAN PENDIDIKAN KESEHATAN..., Nahdah Dyah Nadilla, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
11
a. Defisiensi pengetahuan b.d kurang sumber pengetahuan
NOC. (2015). Nursing Outcome Clasification
Domain IV- Pengetahuan tentang keselamatan dan perilaku
Kelas S- pengetahuan tentang kesehatan
Outcomes 1819- Pengetahuan : Perawatan Bayi
1) Tujuan dan kriteria hasil
Setelah dilakukan tindakan keperawatan pendidikan kesehatan
diharapkan pengetahuan klien tentang perawatan bayi (tali pusat)
akan meningkat dengan kriteria hasil:
a) Mampu menjelaskan kembali tentang perawatan bayi (tali
pusat).
b) Mampu menerapkan tentang perawatan bayi (tali pusat).
No. Skala Outcome Awal Akhir
1. Perawatan tal pusat 1 3
Tabel 2.1 Nursing Outcome Clasification Defisiensi
2) Intervensi
NIC. (2015). Nursing Intervetion Clasification
Domain III-Perilaku
Kelas R-Bantuan Koping
Intervensi 5568-Pendidikan Orangtua : Bayi
Pendidikan Kesehatan Orangtua: Bayi
PENERAPAN PENDIDIKAN KESEHATAN..., Nahdah Dyah Nadilla, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
12
a) Tentukan pengetahuan, kesiapan dan kemampuan orangtua
dalam belajar mengenai perawatan bayi.
b) Ajarkan orangtua keterampilan dalam merawat (tali pusat)
bayi baru lahir.
c) Sediakan materi tertulis bagi orangtua yang sesuai dengan
identifikasi kebutuhan pengetahuan.
d) Jelaskan dan demonstrasikan kepada orangtua mengenai
pentingnya perawatan bayi (tali pusat).
e) Berikan dukungan ketia orangtua belajar keterampilan
perawatan bayi (tali pusat).
b. Ansietas b.d. Perubahan besar (fungsi peran, status peran).
NOC. (2015). Nursing Outcome Clasification
Domain III-Kesehatan Psikososial
Kelas M-Kesejahteraan Psikologis
Outcomes 1211-Tingkat Kecemasan
1) Tujuan dan kriteria hasil
Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 1x 45 menit
diharapkan pasien mampu menontrol kecemasan, dengan kriteria
hasil:
Ibu mampu mengekspresikan sikap tenang setelah diberikan
pendidikan kesehatan.
PENERAPAN PENDIDIKAN KESEHATAN..., Nahdah Dyah Nadilla, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
13
No. Skala Outcome Awal Akhir
1. Perasaan gelisah 1 3
2. Masalah perilaku 1 3
3. Serangan panik 1 3
4. Rasa takut yang disampaikan secara
lisan
1 3
Tabel 2.2 Nursing Intervetion Clasification Ansietas
2) Intervensi
NIC. (2015). Nursing Intervetion Clasification
Domain III- Perilaku
Kelas R-Bantuan Koping
Intervensi 5370-Peningkatan Peran
a) Bantu pasien untuk mengidentifikasi perilaku-perilaku yang
diperlukan untuk mengembangkan peran.
b) Dukung pasien untuk mengidentifikasi gambaran realistik dari
adanya perubahan peran.
c) Bantu pasien untuk mengidentifikasi strategi-strategi positif
untuk memanajemen perubahan-perubahan peran.
PENERAPAN PENDIDIKAN KESEHATAN..., Nahdah Dyah Nadilla, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
14
4. Implementasi keperawatan
Implementasi adalah penatalaksanaan rencana keperawatan oleh
perawat dan klien fokus utama dari komponen implementasi adalah
pemberian asuhan keperawatan yang aman dan individual dengan
pendekatan multifocal. Fase implementasi terjadi dalam tida fase:
persiapan, implementasi, pasca-implementasi (Christensen & Kenney,
2009).
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah aktifitas yang direncanakan, berkelanjutan dan
terarah ketika klien dan professional kesehatan menentukan kemajuan
klien menuju pencapaian tujuan atau hasil dan keefektifan rencana asuhan
keperawatan. Evaluasi adalah aspek penting proses keperawatan karena
kesimpulan yang ditarik dari evaluasi menentukan apakah intervensi
keperawatan harus diakhiri, dilanjutkan, atau diubah (Kozier, 2011).
B. Definisi Penerapan Pendidikan Kesehatan Perawatan Tali Pusat pada
IbuNifas Primipara
1. Pengertian Ibu nifas
Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta
keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan
semula (sebelum hamil). Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6
minggu. Masa ini merupakan masa yang cukup penting bagi tenaga
kesehatan untuk selalu melakukan pemantauan karena pelaksanaan yang
PENERAPAN PENDIDIKAN KESEHATAN..., Nahdah Dyah Nadilla, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
15
kurang maksimal dapat menyebabkan ibu mengalami berbagai masalah
(Sulistyawati, 2009).
Menurut Maritalia (2012). Masa nifas atau puerperium adalah masa
setelah persalinan selesai sampai 6 minggu atau 24 hari. Selama masa
nifas, organ reproduksi secara perlahan akan mengalami perubahan seperti
keadaan sebelum hamil. Perubahan organ reproduksi disebut involusi.
2. Pengertian Ibu Primipara
Ibu nifas primipara yaitu, seorang wanita yang belum pernah
melahirkan bayi viable untuk pertama kali pengetahuan ibu nifas primipara
dalam merawat bayinya adalah sangat penting karena dengan pengetahuan
yang cukup, maka ibu nifas mampu melakukan perawatan bayinya dengan
benar (Wiknjosastro, 2007).
3. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan atau
kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam bentuk tindakan
seseorang. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga Menurut
(Notoatmodjo, 2010), pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif
mempunyai enam tingkatan, yaitu:
PENERAPAN PENDIDIKAN KESEHATAN..., Nahdah Dyah Nadilla, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
16
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali
(recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu
merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah untuk mengukur
bahwa seseorang, tahu tentang apa yang dipelajari antara lain
menyebutkan, menguraikan, menyatakan, dan sebagainya.
b. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan
materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek
atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,
menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang
dipelajari.
c. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya, aplikasi
disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum –
hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau
situasi yang lain.
PENERAPAN PENDIDIKAN KESEHATAN..., Nahdah Dyah Nadilla, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
17
d. Analisis (Analisys)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek ke dalam komponen – komponen tetapi masih dalam suatu
struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu samalain.
Kemampuan analisis dapat dilihat dari penggunaan kata kerja dapat
menggambarkan, membedakan, mengelompoka, dan seperti
sebagainya.Analisis merupakan kemampuan untuk mengidentifikasi,
mengidentifikasi, memisahkan dan sebagainya.
e. Sintesis (Synthesis)
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menggabungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru dengan kata lain suntesis adalah suatu kemampuan untuk
menyusun formasi baru dari informasi-informasi yang ada misalnya
dapat menyusun, dapat menggunakan, dapat meringkaskan, dapat
menyesuaikan terhadap teori atau rumusan yang telah ada.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian itu
berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan
kriteria yang telah ada.
PENERAPAN PENDIDIKAN KESEHATAN..., Nahdah Dyah Nadilla, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
18
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Mubarak (2007), ada beberapa faktor yang mempengaruhi
pengetahuan seseorang, yaitu:
a. Pendidikan
Pendidikan adalah bimbingan yang diberikan seseorang pada orang
lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Makin tinggi
pendidikan seseorang semakin mudah pula pengetahuan yang
dimilikinya. Sebaliknya jika seseorang tingkat pendidikannya rendah
akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap
penerimaan dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan.
b. Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh
pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara
tidak langsung.
c. Umur
Umur merupakan rentang waktu seseorang yang dimulai sejak
dilahirkan hingga berulang tahun. Bertambahnya umur seseorang akan
terjadi perubahan aspek pada aspek fisik dan psikologis (mental).
d. Minat
Suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu
minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal
dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.
PENERAPAN PENDIDIKAN KESEHATAN..., Nahdah Dyah Nadilla, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
19
e. Pengalaman
Suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi
dengan lingkungannya. Ada kecenderungan pengalaman yang kurang
baik seseorang akan berusaha untuk melupakan. Namun jika
pengalaman terhadap objek tersebut menyenangkan maka secara
psikologis akan timbul kesan yang sangat mendalam dan membekas
dalam emosi kejiwaanya, dan akhirnya dapat pula membentuk sikap
positif dalam kehidupannya.
f. Kebudayaan lingkungan
Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh
besar terhadap pembentukkan sikap kita.Apabila dalam suatu wilayah
mempunyai budaya untuk menjaga kebersihan lingkungan maka
sangat mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai sikap untuk selalu
menjaga kebersihan lingkungan, karena lingkungan sangat
berpengaruh dalam pembentukan sikap pribadi atau sikap seseorang.
g. Informasi
Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu
mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru.
5. Cara Mengukur Pengetahuan
Menurut Notoadmodjo (2010), pengukuran pengetahuan dapat
dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi
materi yang akan diukur dari subyek penelitian atau responden kedalam
PENERAPAN PENDIDIKAN KESEHATAN..., Nahdah Dyah Nadilla, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
20
pengetahuan yang ingin kita ukur atau kita ketahui dapat kita sesuaikan
dengan tingkatan-tingkatannya.
6. Pendidikan kesehatan
Pendidikan kesehatan merupakan suatu cara penunjang program-
program kesehatan yang dapat menghasilkan perubahan dan peningkatan
pengetahuan dalam waktu yang pendek. Konsep pendidikan kesehatan
merupakan proses belajar pada individu, kelompok atau masyarakat dari
tidak tahu tentang nilai-nilai kesehatan menjadi tahu, dari tidak mampu
mengatasi masalah kesehatan menjadi mampu (Notoatmodjo, 2007).
Pendidikan kesehatan dapat berperan untuk merubah perilaku
individu, kelompok dan masyarakat sesuai dengan nilai-nilai kesehatan.
Perubahan perilaku yang diharapkan adalah dapat memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah resiko terjadinya sakit, melindungi diri
dari ancaman penyakit, serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan
masyarakat sehingga perubahan perilaku merupakan hasil dari pendidikan
kesehatan (Notoatmodjo, 2007).
7. Pengertian Tali pusat
Tali pusat atau dalam istilah medis dikenal dengan umbilical cords.
Merupakan sebuah saluran kehidupan bagi janin selama dalam kandungan,
tali pusat memiliki peran penting dalam pertumbuhan dan perkembangan
janin. Melalui tali pusat inilah makanan, oksigen, serta nutrisi lain yang
dibutuhkan oleh bayi disalurkan dari peredaran darah ibu(Riksani, 2012).
PENERAPAN PENDIDIKAN KESEHATAN..., Nahdah Dyah Nadilla, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
21
Diameter tali pusat antara 1cm-2,5cm, dengan rentang panjang antara
30-100 cm, rata-rata 55 cm. Setelah tali pusat lahir akan segera berhenti
berdenyut, pembuluh darah tali pusat akan menyempit tetapi belum
obliterasi, karena itu tali pusat harus segera dipotong dan diikat kuat-kuat
supaya pembuluh darah tersebut oklusi serta tidak terjadi perdarahan
(Retniati, 2010;9).
8. Pengertian Perawatan Tali pusat
Perawatan tali pusat adalah merawat tali pusat dalam keadaan steril,
bersih, kering, agar terhindar dari infeksi tali pusat (Irawan,2011).
Perawatan tali pusat adalah perawatan atau pemeliharaan tali pusat
bayi setelah tali pusat dipotong atau sebelum puput. Perawatan tali pusat
tidak diperhatikan betul, menyebabkan daerah ini mudah sekali terserang
infeksi (Riskani, 2012).
Perawatan tali pusat yang tidak baik menyebabkan tali pusat menjadi
lama lepas. Resiko bila tali pusat lama lepas adalah terjadinya infeksi tali
pusat dan Tetanus Neonatus (Saifuddin, 2008). Spora kuman Clostridium
tetani masuk ke dalam tubuh bayi melalui pintu masuk satu-satunya, yaitu
tali pusat yang dapat terjadi pada saat pemotongan tali pusat ketika bayi
lahir maupun pada saat perawatannya sebelum puput (terlepasnya tali
pusat) (Saifuddin, 2008).
PENERAPAN PENDIDIKAN KESEHATAN..., Nahdah Dyah Nadilla, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
22
9. Tujuan Perawatan Tali Pusat
Saifuddin (2011) menyatakan bahwa tujuan merawat tali pusat adalah
untuk mencegah terjadinya penyakit tetanus pada bayi baru lahir, sehingga
tali pusat tetap bersih, kuman-kuman tidak masuk sehingga tidak terjadi
infeksi pada tali pusat bayi.Penyakit tetanus ini disebabkan oleh
Clostridium tetani yaitu kuman yang mengeluarkan toksin (racun), yang
masuk melalui luka tali pusat karena perawatan atau tindakan yang kurang
bersih.
Tujuan perawatan tali pusat adalah untuk mencegah terjadinya
penyakit tetanus pada bayi baru lahir yang disebabkan karena masuknya
spora kuman tetanus ke dalam tubuh melalui tali pusat baik dari alat
pemakaian obat-obatan, bubuk atau daun yang ditaburkan ke tali pusat
sehingga dapat mengakibatkan infeksi (Sodikin, 2009).
Perawatan tali pusat secara umum bertujuan untuk mencegah
terjadinya infeksi dan mempercepat putusnya tali pusat. Infeksi tali pusat
pada dasarnya dapat dicegah dengan melakukan perawatan tali pusat yang
baik dan benar, yaitu dengan prinsip perawatan kering dan bersih. Banyak
pendapat tentang cara terbaik untuk merawat tali pusat (Permanasari,
2009).
10. Prinsip Perawatan Tali Pusat
Perawatan tali pusat menurut JNPK-KR Depkes dan Kemenkes RI
(2008). Sebagai berikut:
PENERAPAN PENDIDIKAN KESEHATAN..., Nahdah Dyah Nadilla, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
23
a. Jangan membungkus puntung tali pusat atau mengoleskan cairan/bahan
apapun ke tali pusat.
b. Mengoleskan alkohol atau povidon iodine masih diperkenankan, tetapi
tidak dikompreskan karena menyebabkan tali pusat basah/lembab.
c. Lipat popok dibawah putung tali pusat.
d. Jika punting tali pusat kotor, bersihkan (hati-hati) dengan air DTT dan
sabun dan segera keringkan secara seksama dengan menggunakan kain
bersih.
e. Jelaskan pada ibu bahwa ia harus mencari bantuan ke petugas kesehatan,
jika tali pusat berdarah, menjadi merah, bernanah dan berbau.
11. Cara Perawatan Tali Pusat
Cara perawatan tali pusat dan punting tali pusat pada masa segera
setelah persalinan berbeda-beda, bergantung pada faktor sosial, budaya,
dan geografis. Kebersihan tali pusat sangat penting dengan cara mencuci
tangan perlu dilakukan sebelum dan setelah merawat tali pusat. Tidak ada
perawatan khusus untuk dilakukan, meskipun banyak variasi cara yang
dilakukan untuk mempermudah pemisahan lebih awal. Membersihkan
dengan air biasa dan menjaga tali pusat tetap kering terbukti mempercepat
pemisahan (Fraser & Cooper, 2009).
Disarankan untuk memastikan tali pusat tidak tertutup popok karena
kontaminasi oleh urine dan feses dapat terjadi (Nursalam, 2008).
Menurut prosedur (Panduan APN, 2010), yaitu:
PENERAPAN PENDIDIKAN KESEHATAN..., Nahdah Dyah Nadilla, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
24
a. Persiapan alat
1) Kassa steril
2) Bengkok/ tempat sampah
3) Perlak/ pengalas
4) 2 Air Hangat 1 untuk membasahi dan 1 untuk membilas
5) 1 set pakaian bayi
b. Tindakan
1) Cuci tangan.
2) Dekatkan alat.
3) Siapkan 1 set baju bayi Buka bedong bayi.
4) Pasang perlak/ pengalas
5) Lepas bungkus tali pusat
6) Bersihkan tali pusat dengan cara:
a. Pegang bagian ujung atau pangkal tali pusat.
b. Basahi dengan washlap dari ujung melingkar ke batang
tali pusat.
c. Basahi pada bagian pusat dan pangkal.
d. Bersihkan sampai sisa kotoran menghilang.
e. Keringkan sisa air dengan kassa steril.
f. Pakaikan popok, ujung atas popok dibawah tali pusat,
dan talikan dipinggir. Keuntungan: tali pusat tidak
PENERAPAN PENDIDIKAN KESEHATAN..., Nahdah Dyah Nadilla, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
25
lembab, jika pipis tidak langsung mengenai tali pusat,
tetapi ke bagian popok terlebih dahulu.
7) Bereskan alat.
8) Pakaikan baju bayi bersih yang sudah disiapkan.
9) Cuci tangan.
12. Akibat Perawatan Tali Pusat tidak Steril
Menurut Riksani (2012), perawatan tali pusat tidak steril dapat
mengakibatkan gangguan kesehatan bayi, diantaranya:
a. Tetanus Neonaturum
Tetanus Neonaturum adalah suatu penyakit pada bayi baru lahir yang
disebabkan oleh spora yang disebut Clostridium tetani yang masuk
melalui tali pusat.Hal tersebut disebabkan akibat perawatan atau
tindakan yang tidak memenuhi syarat kebersihan. Misalnya,
pemotongan tali pusat dengan menggunakan bambu atau gunting,
dibubuhi dengan berbagai benda yang tidak seharusnya atau tidak
steril.Tetanus Neonaturum(tetanus pada bayi baru lahir) ini terjadi
berawal dari pemotongan atau perawatan tali pusat yang tidak
memperhatikan prinsip kesterilan alat yang digunakan saat merawat
tali pusat. Gejala yang jelas terlihat adalah adanya mulut mencucu
seperti ikan, mudah dan sering kejang disertai sianosis pucat, suhu
meningkat, kaku kuduk hingga kejang. Oleh karena itu, sangatlah
penting untuk memastikan bahwa peralatan yang digunakan oleh
PENERAPAN PENDIDIKAN KESEHATAN..., Nahdah Dyah Nadilla, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
26
tenaga kesehatan untuk membantu proses persalinan adalah alat-alat
yang steril.
b. Omfalitis / infeksi tali pusat
Penyebab infeksi ini adalah bakteri seperti stapilokokus streptokokus,
atau bakteri lainnya. Bila infeksi tidak segera diobati ketika tanda-
tanda infeksi ini ditemukan, akan terjadi penyebaran ke darah sekitar
tali pusat sehingga menyebabkan kemerahan dan bengkak pada daerah
tali vena pusat. Pada keadaan lebih lanjut infeksi dapat menyebar ke
bagian dalam tubuh di sepanjang umbilicus dan akan menyebabkan
trombosis vena atau penyumbatan vena. Oleh sebab itu, penting
dilakukan perawatan tali pusat dengan rutin dan cermat.
13. Tanda dan Gejala Infeksi Tali Pusat
Tanda dan gejala infeksi tali pusat menurut Riksani (2012) adalah
a. Bayi terlihat gelisah dan rewel.
b. Terlihat adanya kemerahan di sekitar pangkal tali pusat dan perut bayi.
c. Daerah sekitar tali pusat tercium aroma bau dan mengeluarkan nanah
(nanah merupakan salah satu indikasi terjadinya infeksi).
d. Suhu tubuh bayi melebihi 38ºC.Bengkak pada tali pusat.
14. Cara Penanggulangan atau Pencegahan Infeksi Pada Tali Pusat
Menurut Arin dan Akbar (2009), cara penanggulangan atau pencegahan
infeksi tali pusat, yaitu:
a. Penyuluhan bagi ibu paska melahirkan tentang merawat tali pusat.
PENERAPAN PENDIDIKAN KESEHATAN..., Nahdah Dyah Nadilla, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
27
b. Memberikan latihan tentang perawatan tali pusat pada ibu paska
persalinan.
c. Instruksikan ibu untuk selalu memantau keadaan bayinya.
d. Lakukan perawatan tali pusat setiap hari dan saat tali pusat basah atau
kotor.
Infeksi tali pusat pada dasarnya dapat dicegah dengan
melakukan perawatan tali pusat yang baik dan benar, yaitu dengan
prinsip perawatan kering dan bersih. Pemakaian antimikroba topikal
pada perawatan tali pusat dapat mempengaruhi waktu pelepasan tali
pusat, yaitu merusak flora normal sekitar tali pusat sehingga
memperlambat pelepasan tali pusat (Retniati, 2010).Pemberian
antiseptik pada tali pusat tidak diperlukan, karena resiko terjadinya
kontaminasi adalah kecil, yang penting terjaga kebersihannya. Berbeda
dengan bayi yang dirawat di rumah sakit, penggunaan antiseptik
mungkin diperlukan untuk mengurangi terjadinya infeksi pada tali
pusat (Ratri Wijaya, 2006;12).
Hal ini sesuai dengan anjuran Kemenkes RI (2011) bahwa tindakan
pada bayi baru lahir meliputi:
1) Jaga kebersihan selama persalinan.
2) Cegah infeksi kuman pada bayi. Begitu bayi lahir, beri salep antibiotik
pada mata bayi.
PENERAPAN PENDIDIKAN KESEHATAN..., Nahdah Dyah Nadilla, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
28
3) Jaga tali pusat selalu bersih, kering, dan biarkan terbuka (jangan
dibungkus).
4) Jangan diberi ramuan apapun. Jika kotor, bersihkan dengan kain bersih
dan air matang.
PENERAPAN PENDIDIKAN KESEHATAN..., Nahdah Dyah Nadilla, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
29
15. Kerangka Teori
Gambar 2.1
Modifikasi Notoatmodjo (2012), dan Riksani (2012)
Faktor yang mempengaruhi
pengetahuan:
1. Pendidikan
2. Pekerjaan
3. Umur
4. Minat
5. Pengalaman
6. Kebudayaan
Lingkungan
7. Informasi
Pengetahuan
Ibu NIfas
Perawatan Tali Pusat :
1. Pengertian Tali
Pusat
2. Tujuan
Perawatan Tali
Pusat
3. Prinsip
Perawatan Tali
Pusat
4. Cara Perawatan
Tali Pusat
5. Akibat
Perawatan Tali
Pusat tidak steril
6. Tanda dan
Gejala Infeksi
Tali Pusat
7. Cara
Pencegahan
Infeksi Tali
Pusat
PENERAPAN PENDIDIKAN KESEHATAN..., Nahdah Dyah Nadilla, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
Recommended