View
0
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dukungan Keluarga
Keluarga didefinisikan sebagai kumpulan dua orang atau lebih yang hidup
bersama dengan keterikatan emosional dimana setiap individu mempunyai
peran masing-masing sebagai bagian dari keluarga (Friedman, Bowden, dan
Jones, 2010). Keluarga adalah setiap orang yang ada hubungan darah atau
perkawinan adalah ibu, bapak, dan anak-anaknya mencakup semua orang
berketurunan dari kakek-nenek yang sama keluarga masing-masing istri dan
suami (Hartini, 2011). Keluarga secara psikologis diartikan sebagai
sekumpulan orang yang hidup bersama dalam tempat tinggal bersama dan
masing-masing anggota merasakan adanya pertautan batin, sehingga terjadi
saling mempengaruhi, memperhatikan dan menyerahkan diri. Keluarga secara
biologis menunjukkan ikatan keluarga antara ibu, ayah, dan anak yang
berlangsung terus karena adanya hubungan darah yang tidak mungkin
terlepas (Shochib, 2010).
Friedman, Bowden, dan Jones (2010) menjelaskan bahwa terdapat
dukungan keluarga diantaranya :
1. Dukungan informasional merupakan dukungan yang berfungsi sebagai
pengumpul informasi tentang segala sesuatu untuk mengungkapkan suatu
masalah, terdiri dari aspek nasehat, usulan, petunjuk, dan pemberian
informasi. Dukungan informasional dalam keluarga seperti memberikan
13 Dukungan Keluarga Pada..., RIYAN SEPTIAN PRANDANU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
informasi pada lansia tentang pentingnya makan buah dan sayur bagi
kesehatan, menyarankan lansia untuk mengkonsumsi makanan yang
mengandung vitamin C dan melakukan olahraga teratur seperti senam
dan jalan kaki. Hasil penelitian Utari (2017) menunjukkan bahwa
sebagian besar dukungan informasional keluarga memberikan informasi
pada lansia tentang pentingnya makan buah dan sayur bagi kesehatan.
2. Dukungan penilaian atau penghargaan yaitu keluarga bertindak sebagai
umpan balik, membimbing, dan menangani masalah, serta sebagai
sumber dan validator identitas anggota keluarga. Dimensi berupa
sambutan yang positif dengan orang sekitarnya, dorongan atau
pernyataan setuju terhadap ide-ide atau perasaan individu. Dukungan
penilaian dalam keluarga seperti memberikan motivasi dan pujian untuk
patuh pada diet hipertensi, melibatkan dalam mengambil keputusan.
Hasil penelitian Utari (2017) menunjukkan bahwa sebagian besar
keluarga dalam dukungan penilaian yaitu memperhatikan pola makan
selama menjalani diet hipertensi dan memberikan nasehat ketika tidak
patuh pada diet hipertensi yang sudah didiskusikan.
3. Dukungan instrumental adalah dukungan yang memfokuskan keluarga
sebagai sebuah sumber pertolongan praktis dan konkrit berupa bantuan
langsung dari orang yang diandalkan seperti materi, tenaga, dan sarana.
Dimensi instrumental meliputi penyediaan sarana. Manfaat dukungan ini
adalah mengembalikan energi atau stamina dan semangat yang menurun
dan memberikan rasa perhatian dan kepedulian pada ibu hamil yang
Dukungan Keluarga Pada..., RIYAN SEPTIAN PRANDANU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
sedang mengimplementasikan pendidikan anak yang dikandungnya.
Dukungan instrumental dalam keluarga seperti melarang mengkonsumsi
makanan yang banyak mengandung lemak, membatasi pemakaian
garam, mengingatkan untuk tidak mengkonsumsi kopi, menyarankan
untuk mengkonsumsi teh secara teratur. Hasil penelitian Utari (2017)
menunjukkan bahwa sebagian besar dukungan instrumental keluarga
mengingatkan untuk tidak mengkonsumsi makanan asin atau
mengandung garam tinggi.
4. Dukungan emosional adalah dukungan yang menempatkan keluarga
sebagai tempat aman dan damai untuk istirahat dan dapat membantu
penguasaan terhadap emosi. Bentuk dukungan emosional berupa simpati,
empati, cinta, kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan didengarkan,
serta afektif (saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, mendukung, dan
menghargai antar anggota keluarga). Dukungan emosional dalam
keluarga seperti mengingatkan lansia agar patuh diet hipertensi, merawat
lansia dengan penuh kasih sayang selama menjalankan diet hipertensi,
mendengarkan keluhan-keluhan yang lansia rasakan. Hasil penelitian
Yenni (2011) menunjukkan bahwa sebagian besar keluarga telah
memahami bila lansia hipertensi harus diberikan perhatian dan kasih
sayang agar lansia tidak merasa sendiri dalam menghadapi masalah dan
merasa putus asa.
Dukungan Keluarga Pada..., RIYAN SEPTIAN PRANDANU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga adalah:
1. Faktor internal
a. Usia dalam pertumbuhan dan perkembangan mulai dari rentang usia
(bayi - lansia) yang memiliki pemahaman dan respon yang berbeda.
b. Pendidikan dan tingkat pengetahuan tercermin dari keyakinan
seseorang terhadap adanya dukungan terbentuk dari pengetahuan,
latar belakang pendidikan, pengalaman, dan kemampuan kognitif
yang akan membentuk cara berfikir seseorang.
c. Faktor emosional mempengaruhi keyakinan terhadap adanya
dukungan dan cara melaksanaknnya. Seseorang yang mengalami
respon stress dalam perubahan hidupnya cenderung berespon
terhadap berbagai tanda sakit, mungkin dilakukan dengan cara
mengkhawatirkan bahwa penyakit tersebut dapat mengancam
kehidupannya.
d. Spiritual dapat terlihat bagaimana seseorang menjalani
kehidupannya, menyangkut nilai dan keyakinan yang dilaksanakan,
berhubungan dengan keluarga atau teman, dan kemampuan mencari
harapan dan arti dalam hidup (Setiadi, 2012).
2. Faktor Eksternal
a. Keluarga merupakan support system utama bagi lansia dalam
mempertahankan kesehatan yang berperan merawat lansia hipertensi
untuk menjaga dan merawat kondisi fisik lansia, meningkatkan
status mental lansia, mengantisipasi adanya perubahan sosial dan
Dukungan Keluarga Pada..., RIYAN SEPTIAN PRANDANU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
ekonomi akibat penyakit, serta memberikan memotivasi dan
memfasilitasi lansia untuk memenuhi kebutuhan spiritualnya
(Maryam, 2008). Faktor keluarga seperti citra tubuh yang positif,
komunikasi keluarga efektif, dan harapan keluarga untuk pencapaian
keberhasilan terapi diet (Wong, 2004, dalam Nisfiani, 2014).
b. Faktor sosial ekonomi dapat meningkatkan pemahaman tentang
pentingnya pendidikan dan mempengaruhi cara seseorang
mendefinisikan dan bereaksi terhadap anggota keluarganya (Setiadi,
2012). Dukungan ekonomi berupa seluruh biaya terapi pengobatan
yang telah diprogramkan pada lansia ditanggung oleh keluarga
(Wong, 2004, dalam Nisfiani, 2014). Lansia yang memiliki
pendapatan rendah lebih patuh terhadap diet hipertensi dibandingkan
yang memiliki pendapatan lebih tinggi dan pendidikan
mempengaruhi kepatuhan diet hipertensi pada lansia (Priambodo,
2013).
c. Kebiasaan hidup buruk adalah merokok dan konsumsi alkohol yang
memiliki efek dari nikotin dapat meningkatkan penggumpalan darah
dalam pembuluh darah dan merangsang hipertensi karena adanya
peningkatan sintesis katekholamin (Setiawan, 2008).
Dukungan Keluarga Pada..., RIYAN SEPTIAN PRANDANU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
B. Hipertensi
Hipertensi secara umum dapat didefinisikan sebagai tekanan sistolik
lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg. Tekanan
darah manusia secara alami berfluktuasi sepanjang hari. Tekanan darah tinggi
menjadi masalah hanya bila tekanan darah tersebut persisten membuat sistem
sirkulasi dan organ yang mendapat suplai darah (termasuk jantung dan otak)
menjadi tegang (Palmer, 2009). Klasifikasi hipertensi menurut Joint National
Committe/JNC (2003) disajikan pada tabel 2.1 sebagai berikut :
Menurut Setiawan (2012), gejala-gejala seperti sakit kepala, mimisan,
pusing atau migren sering ditemukan sebagai gejala klinis hipertensi. Gejala-
gejala tersebut mulai dirasakan oleh penderita hipertensi dengan tekanan
darah lebih besar dari 140/90 mmHg. Gejala yang dirasakan menurut Sutanto
(2010), antara lain pusing, mudah marah, telinga berdengung, sukar tidur,
sesak nafas, rasa berat di tengkuk, mudah lelah, mata berkunang-kunang,
mimisan (jarang dilaporkan), muka pucat, suhu tubuh rendah. Tekanan darah
tinggi sering tidak dirasakan oleh penderitanya maka dianjurkan untuk
memeriksa tekanan darah secara teratur, setidaknya 3 bulan sekali.
Sutanto (2010), menyatakan bahwa menghindari tekanan darah tinggi
adalah dengan mengadopsi pola hidup sehat seperti aktif berolahraga,
mengatur diet atau pola makan seperti rendah garam, rendah kolesterol, dan
Dukungan Keluarga Pada..., RIYAN SEPTIAN PRANDANU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
lemak jenuh, meningkatkan konsumsi buah dan sayuran, serta tidak
mengonsumsi alkohol atau merokok. Menurut Setiawan (2012), tindakan
pencegahan bagi penderita hipertensi adalah :
1. Melakukan diet rendah lemak dengan mengurangi atau menghindari
makanan berminyak, seperti gorengan, daging yang berlemak, susu full
cream, dan kuning telur.
2. Melakukan diet rendah garam dengan membatasi pemakaian garam dan
makanan yang diasinkan, seperti cumi asin, ikan asin, telur asin, dan
kecap asin.
3. Hindari mengkonsumsi daging kambing, buah durian, dan minuman
beralkohol tinggi.
4. Melakukan olahraga secara teratur dan terkontrol, seperti jalan kaki
cepat, berlari, naik sepeda, dan berenang.
5. Berhenti merokok dan minum kopi.
6. Menurunkan berat badan bagi penderita obesitas.
7. Hindari stress dengan gaya dan sikap hidup yang lebih santai.
C. Diet Hipertensi
Diet merupakan salah satu metode pengendalian hipertensi secara
alami. Jika dibandingkan dengan obat penurun tekanan darah yang dapat
menimbulkan berbagai macam efek samping yang terjadi. Tujuan
dilakukannya diet hipertensi adalah untuk membantu menurunkan tekanan
darah, menurunkan kadar lemak kolesterol dan asam urat dalam darah.
Dukungan Keluarga Pada..., RIYAN SEPTIAN PRANDANU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
Banyak makanan kesukaan bisa masuk daftar terlarang, misalnya garam
penyedap, popcorn asin, keju, dan keripik kentang (Sustrani, 2005). Menurut
Sutanto (2010), menyatakan bahwa makanan yang dikonsumsi memiliki
peran terhadap tekanan darah, kriteria makanan yang dianjurkan untuk
dikonsumsi yaitu :
1. Makanan tinggi serat.Serat yang terkandung dalam sayur dan buah-
buahan dapat mempertahankan tekanan darah yang normal. Sayuran
banyak mengandung vitamin dan sayur seperti seledri, bawang, dan
sayuran hijau, serta buah-buahan secara teratur dapat menurunkan
tekanan darah.
2. Karbohidrat komplek seperti nasi, kentang, gandum lebih aman
dikonsumsi karena karbohidrat komplek memiliki proses metabolisme
yang panjang dalam tubuh.
3. Vitamin dan mineral. Tekanan darah tinggi lebih banyak terjadi pada
orang yang kekurangan vitamin C, sumber vitamin C adalah daun
singkong, mangga, jeruk, brokoli, sawi, dan jambu biji. Makanan yang
mengandung kalium tinggi untuk memelihara keseimbangan garam
(natrium) dan membantu mengontrol tekanan darah yang normal.
Makanan yang mengandung kalium antara lain kedelai, kacang hijau,
seledri, kacang tanah, bayam, dan pisang. Asupan kalium yang memadai
dapat mencegah naiknya tekanan darah sebagai efek dari kandungan
natrium.
Dukungan Keluarga Pada..., RIYAN SEPTIAN PRANDANU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
4. Antioksidan dengan mengonsumsi teh secara teratur dan seimbang dapat
menjaga pola hidup sehat.
5. Sumber lemak tidak jenuh dan omega 3 dari minyak zaitun sebagai
pelengkap diet dan dapat membantu menurunkan tekanan darah. Bahan
makanan yang mengandung asam lemak omega 3 antara lain berbagai
jenis ikan laut seperti teri dan tengiri serta minyak ikan.
6. Diet rendah garam. Menurut Dalimartha (2013), menyatakan bahwa
batasi penggunaan garam pada masakan jangan lebih dari satu sendok teh
(2400mg/hari) ada tiga macam diet rendah garam (sodium), yaitu : 1)
Diet ringan, dapat mengonsumsi 1,5 – 3 gram sodium per hari, senilai
dengan 3,75 – 7,5 gram garam dapur; 2) Diet menengah, dapat
mengonsumsi 0,5 – 1,5 gram sodium per hari, senilai dengan 1,25 – 3,75
gram garam dapur; 3) Diet berat, hanya dapat mengonsumsi kurang dari
0,5 gram sodium atau kurang dari 1,25 gram garam dapur per hari.
Menurut Sutanto (2010), menyatakan bahwa makanan yang tidak
dianjurkan untuk dikonsumsi yaitu : 1) Makanan yang berkadar lemak jenuh
tinggi, misalnya jeroan, minyak kelapa, dan santan. 2) Makananan yang
diolah menggunakan garam natrium, misalnya cracker, keripik, dan makanan
kering yang asin. 3) Makanan awetan seperti sarden, sosis, kornet, atau
minuman kaleng (soft drink). 4) Makanan yang diawetkan seperti asinan, ikan
asin, telur asin, selai kacang, dan pindang. 5) Susu full cream, mentega,
margarine, keju mayonise, serta sumber protein hewani yang mengandung
banyak kolesterol, seperti daging merah (baik sapi maupun kambing), kuning
Dukungan Keluarga Pada..., RIYAN SEPTIAN PRANDANU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
telur, dan kulit ayam. 6) Penyedap makanan terutama yang berbahan
monosodium glutamate (MSG) serta minuman beralkohol. 7) Kafein yang
terkandung di dalam kopi memiliki potensi terhadap terjadinya peningkatan
tekanan darah, terutama dalam keadaan stress.
Menurut Priambodo (2013), faktor-faktor yang mempengaruhi diet
hipertensi pada lansia, yaitu:
1. Usia mempengaruhi kepatuhan diet hipertensi pada lansia dimana
mayoritas responden patuh diet hipertensi berada pada usia 60-65 tahun.
2. Jenis kelamin mayoritas responden perempuan lebih patuh terhadap diet
hipertensi dibandingkan laki-laki.
3. Pendapatan rendah lebih patuh terhadap diet hipertensi dibandingkan
responden yang memiliki pendapatan yang lebih tinggi.
4. Pendidikan mempengaruhi kepatuhan diet hipertensi pada lansia.
5. Dukungan keluarga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
kepatuhan diet hipertensi pada lansia.
D. Kecukupan Energi
Kebutuhan energi pada lansia yang diperlukan tubuh diperoleh dari
karbohidrat, protein dan lemak. Karbohidrat sebagai penyumbang energi
terbesar karena dijadikan sebagai makanan pokok. Asupan energi yang
berlebihan akan mempengaruhi terjadinya penyakit degeneratif karena
kelebihan energi akan disimpan dalam bentuk jaringan lemak. Hal ini dapat
mengakibatkan berat badan lebih (Proverawati, 2010). Berdasarkan Widya
Dukungan Keluarga Pada..., RIYAN SEPTIAN PRANDANU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
Karya Nasional Pangan dan Gizi di Indonesia (2004), kecukupan yang
dianjurkan adalah 60 gram/hari untuk laki–laki dan 50 gram/hari untuk
perempuan usia 60 tahun ke atas dengan berat badan standar 60 dan 50 kg.
Kebutuhan protein untuk usia 40 tahun tidak berbeda dengan usia
sebelumnya. Bertambahnya usia, perlu pemilihan makanan yang
kandunganproteinnya bermutu tinggi dan mudah dicerna.
Antropometri merupakan salah satu metode penilaian status gizi
secara langsung untuk menilai ketidakseimbangan antara energi dan protein
(Supariasa, 2002). Tabel 2.2 Penilaian status gizi lansia (Depkes RI, 2005)
Angka kecukupan gizi adalah banyaknya zat gizi minimal yang
dibutuhkan seseorang untuk mempertahankan status gizi yang adekuat
(Almatsier, 2004). AKG dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, berat badan,
aktivitas fisik, dan keadaan fisiologis seperti hamil atau menyusui. Persentase
kebutuhan zat gizi makro untuk lansia adalah 20 – 25% protein, 20% lemak,
55 – 60% karbohidrat. Asupan makan diukur dengan food recall 24
jammeliputi asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat yang dikonsumsi
dalam waktu 24 jam terakhir. Hasil estimasi asupan makan dibandingkan
dengan nilai angka kecukupan gizi (AKG) rata – rata orang Indonesia yang
disesuaikan menurut kelompok umur (Fatmah, 2010) dan dikelompokan
Dukungan Keluarga Pada..., RIYAN SEPTIAN PRANDANU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
menjadi tiga, yaitu kurang ( bila<80% AKG), cukup (80 – 110% AKG), dan
lebih (>110%AKG) (Arifin, 2011).
E. Food Recall 24 Jam
Metode food recall 24 jam adalah metode pengukuran jumlah
konsumsi makanan dan minuman serta jumlah asupan makanan yang masuk
dalam tubuh seseorang dalam satu hari. Peningkatan jumlah hari dan waktu
pengukuran dapat diketahui pola makan secara kuantitatif yang dibutuhkan
berulang, bergantung pada jenis zat gizi yang akan dikaji dan variasi hari ke
hari dari asupan makan (Gibson, 2005, dalam Iqbal dan Puspaningtyas,
2018). Prinsip food recall 24 jam melalui pengukuran asupan makanan dan
minuman individu dalam 24 jam terakhir (dimulai waktu pelaksanaan
wawancara mundur ke belakang hingga 24 jam penuh) atau satu hari sebelum
wawancara (dimulai sejak bangun pagi hingga tidur malam dan waktu di
antara tidur malam hingga sebelum bangun pagi berikutnya). Pelaksanaan
metode food recall 24 jam pada anak-anak usia ≥ 8 tahun, remaja, dewasa,
dan lansia tanpa gangguan memori melalui wawancara langsung atau telepon
dengan menggunakan formulir terstruktur. Jenis metode food recall 24 jam
yaitu (Iqbal dan Puspaningtyas, 2018) :
1. Single 2-H recall adalah food recall 24 jam yang dilakukan dalam waktu
satu hari, hanya berperan mengukur asupan makan satu hari dari seorang
individu.
Dukungan Keluarga Pada..., RIYAN SEPTIAN PRANDANU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
2. Multiple 2-H recall adalah food recall 24 jam yang dilakukan pada
individu sama dengan beberapa hari pengulangan dengan pemilihan hari
tidak berturut-turut, berperan mengetahui asupan makanan (gambaran
pola atau kebiasaan makan) dari seseorang individu.
Langkah-langkah metode food recall 24 jam yaitu (Iqbal dan
Puspaningtyas, 2018) :
1. Lakukan wawancara mengenai asupan makanan dan minuman (utama,
selingan, jajanan pasar, yang dikonsumsi di luar rumah) yang dikonsumsi
sehari sebelum atau 24 jam sebelum pengukuran.
2. Responden dapat diingatkan dengan bantuan petugas gizi yang dapat
menanyakannya dengan menyejajarkan waktu-waktu kegiatan (bangun
tidur, setelah mandi, hendak berangkat kerja/sekolah, selama di
kantor/sekolah, ketika istirahat kerja/sekolah, setelah pulang dari
beristirahat.
3. Lakukan wawancara mengenai deskripsi detail dari masing-masing
makanan dan minuman yang dikonsumsi meliputi metode pemasakan
dan merk makanan (jika memungkinkan). Berbagai pertanyaan perlu
diajukan oleh petugas gizi untuk mendapatkan deskripsi detail dari setiap
makanan dan minuman.
4. Lakukan wawancara mengenai jumlah dari tiap-tiap makanan dan
minuman yang dikonsumsi. Estimasi jumlah yang dikonsumsi dengan
ukuran rumah tangga (URT). Untuk membantu responden dalam
mengingat jumlah yang dikonsumsi melalui alat bantu (foto/gambar
Dukungan Keluarga Pada..., RIYAN SEPTIAN PRANDANU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
makanan, URT terkalibrasi (gelas, sendok, cangkir), penggaris, atau food
model).
5. Ulangi kembali informasi yang sudah didapatkan kepada responden agar
informasi valid. Jangan lupa menanyakan penggunaan suplemen vitamin
dan mineral.
6. Petugas gizi melakukan konversi dari URT ke dalam ukuran berat (gram)
menggunakan alat bantu yang sudah digunakan atau menimbang
langsung makanan yang dimakan.
7. Asupan zat gizi dikalkulasikan menggunakan data komposisi makanan.
8. Petugas gizi membandingkan dengan standar kecukupan/kebutuhan
responden.
Kelebihan food recall 24 jam yaitu (Iqbal dan Puspaningtyas, 2018) :
1. Cepat, sehingga dapat mencakup subjek/responden dalam jumlah besar.
2. Mudah dilaksanakan dan tidak membebani subjek/responden.
3. Relatif tidak membutuhkan banyak biaya.
4. Relatif tidak memengaruhi atau mengubah pola makan subjek/responden.
5. Dapat digunakan untuk subjek/responden yang dapat dan tidak dapat
baca tulis.
6. Pengukuran asupan makan dengan multiple food recall 24 jam (beberapa
kali pengukuran) dapat menggambarkan pola makan subjek/responden.
Dukungan Keluarga Pada..., RIYAN SEPTIAN PRANDANU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
Kelemahan food recall 24 jam yaitu (Iqbal dan Puspaningtyas, 2018) :
1. Pengukuran asupan makan dengan single food recall 24 jam (hanya satu
kali pengukuran) memungkinkan tidak tersampaikannya
makanan/minuman yang sangat jarang dikonsumsi.
2. Bergantung pada daya ingat subjek/responden, kemampuan
subjek/responden untuk dapat mendeskripsikan estimasi ukuran porsi
sesungguhnya yang dikonsumsi, tingkat motivasi subjek/responden, dan
ketekunan pewawancara.
3. Asupan yang terlaporkan seringkali underreported (dibawah seharusnya).
4. Dapat terjadi the flat slope syndrom yaitu kecenderungan bagi
subjek/responden yang kurus untuk melaporkan konsumsinya lebih
banyak (over estimated) dan bagi subjek/responden yang gemuk untuk
melaporkan konsumsinya lebih sedikit (under estimated).
Tabel 2.3. Pengukuran food recall berdasarkan golongan usia, berat badan,
jenis kerja, dan energi
Golongan Usia (Tahun) Berat Badan (kg) Jenis Kerja Energi
Usia 0,5-1
1-3
4-6
7-9
Pria 10-12
13-15
16-19
20-59
Lebih 60
Wanita 10-12
13-15
16-19
8,0
11,5
16,5
13,0
30,0
40,0
53,0
55,0
55,0
32,00
42,00
45,00
Ringan
Sedang
Berat
870
1.210
1.600
1.900
1.950
2.100
2.500
2.380
2.650
3.200
2.100
1.750
1.900
1.950
Dukungan Keluarga Pada..., RIYAN SEPTIAN PRANDANU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
20-59
Lebih 60
47,00
47,00
Ringan
Sedang
Berat
1.800
2.150
2.600
1.710
Tambahan Untuk :
Wanita hamil
Wanita Menyusui Tahun I
Tahun II
+285
+500
+400
Sumber : (Suprisana, 2001)
Hasil survei gizi dari berbagai daerah menunjukkan bahwa meskipun
dijumpai konsumsi energi dibawah angka kecukupan, dalam kenyataannya
masih sanggup melakukan pekerjaan rumah tanga dan pekerjaan lain di sektor
pertanian. Berat badan relatif tetap mengambarkan bahwa konsumsi
energinya mencukupi kebutuhannya yaitu (Muhilal, 1985, dalam Suprisana,
2001) :
1. Pria Dewasa, berat badan 65 Kg, Bekerja sedang, perkiraan kecukupan
65/55 x 2.650 kalori = 3.132 Kalori dengan mempertimbangkan proporsi
dari kegiatan yang dilakukan setiap hari, seseorang dapat dikategorikan
bekerja ringan, sedang, atau berat.
2. Bekerja Ringan : 8 Jam tidur 7 jam bekerja di kantor, 2 jam pekerjaan
sedang di rumah tangga, 0,5 jam olahraga, dan 6,5 jam pekerjaan ringan
dan sangat ringan.
3. Bekerja Sedang : 8 jam tidur, 8 jam bekerja di industri perkebunan dan
lain-lain, 2 jam pekerjaan rumah tangga, 6 jam pekerjaan di rumah yang
ringan dan sangat ringan.
Dukungan Keluarga Pada..., RIYAN SEPTIAN PRANDANU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
4. Bekerja Berat : 8 jam tidur, 4 jam pekerjaan berat, 2 jam pekerjaan
sedang, 2 jam pekerjaan ringan, 8 jam pekerjaan ringan dan sangat ringan
Ukuran Rumah Tangga (URT) dalam memudahkan penggunaan URT
dengan menggunakan daftar (bh : buah; bj : biji; btg : batang; bks : bungkus;
pk : pak; kcl : kecil; btr : butir; bsr : besar; ptg : potong; sdm : sendok makan;
gls : gelas; ckr : cangkir; sdg : sedang; sdt : sendok teh). Kemudian
keterangan besar porsi yaitu :
a. 1 sdm gula pasir = 10 gr
b. 1 sdm tepung susu = 5 gr
c. sdm tepung beras, tepung sagu = 6 gr
d. sdm terigu, maizena, hunkwe = 5 gr
e. sdm minyak goreng, margarine = 10 gr
f. 1 sdm = 10 ml
g. 1 gls = 240 ml
h. 1 ckr = 240 ml
i. 1 gls nasi = 140 gr = 70 gr beras
j. 1 ptg pepaya (15x15 cm) = 100 gr
k. 1 ptg sdg pisang (3x15 cm) = 50 gr
l. 1 ptg sdg tempe (4x6x1 cm) = 25 gr
m. 1 ptg sdg daging (6x5x2 cm) = 50 gr
n. 1 ptg sdg ikan ( 6x5x2 cm) = 50 gr
o. 1 bj bsr tahu (6x6x2,5 cm) = 100 gr
Dukungan Keluarga Pada..., RIYAN SEPTIAN PRANDANU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
F. Kerangka Teori
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Sumber : Priambodo (2013); Friedman, Bowden, dan Jones, (2010)
G. Kerangka Konsep
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
Dimensi dukungan keluarga
1. Dukungan emosional
2. Dukungan informasional
3. Dukungan instrumental
4. Dukungan penilaian
4.
5.
Mengontrol diet
hipertensi
Variabel Bebas
Dukungan keluarga
7.
8.
Variabel Terikat
1. Diet hipertensi
2. Kecukupan Energi
Penurunan hipertensi
pada lansia
Dukungan keluarga
optimal
Masalah hipertensi sering dialami lansia kian meningkat jumlahnya
Pelaksanaan diet hipertensi pada lansia
Faktor-faktor yang mempengaruhi diet
hipertensi
1. Usia
2. Jenis Kelamin
3. Pendidikan
4. Pendapatan
5. Dukungan keluarga
1.
2.
Diet hipertensi
Food Recall 24 jam
Dukungan Keluarga Pada..., RIYAN SEPTIAN PRANDANU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
H. Hipotesis Penelitian
Ho : Tidak ada hubungan hubungan dukungan keluarga dengan perilaku diet
hipertensi pada lansia hipertensi melalui food recall 24 jam di Puskesmas
Salem Kabupaten Brebes.
Ha : Ada hubungan dukungan keluarga dengan perilaku diet hipertensi pada
lansia hipertensi melalui food recall 24 jam di Puskesmas Salem
Kabupaten Brebes.
Dukungan Keluarga Pada..., RIYAN SEPTIAN PRANDANU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
Recommended