View
215
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Teori Keagenan
Hubungan keangenan adalah sebuah kontrak antara manajer (agent)
dengan investor (principal). Principal adalah pemegang saham,
sedangkan yang dimaksud dengan agen adalah manajemen yang
mengelola perusahaan. inti dari hubungan keagenan adalah adanya
pemisahan antara kepemilikan (principal/investor) dan pengendalian
(agent/manajer) Sukirni (2012).
Jensen dan Meckling menjelaskan bahwa pemisahan antara
kepemilikan dan pengelolaan perusahaan akan selalu diikuti oleh
munculnya biaya akibat tidak sinkronnya kepentingan antara pemilik dan
pengelola (Prasetyantoko, 2008). Biaya tersebut dinamakan agency cost.
Salah satu implikasi penting dari masalah agensi ini menyangkut
kebijakan keuangan perusahaan, terutama terhadap dua pilihan apakah
akan menggunakan utang atau modal sendiri untuk membiayai kegiatan
usaha.
Hubungan keagenan atau agency relationship muncul ketika satu
atau lebih individu menggaji individu lain (agen atau karyawan) untuk
menjalankan aktivitas perusahaan (Atmaja, 2008). Di dalam teori
keagenan, yang dimaksud dengan principal adalah pemegang saham,
Keputusan Investasi, Pendanaan…, Lidiya Afrida Putri, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
11
sedangkan agen adalah manajemen yang mengelola harta pemilik. Agen
sebagai pengelola berkewajiban untuk mengelola perusahaan
sebagaimana dipercayakan pemegang saham yaitu untuk memaksimalkan
kemakmuran pemegang saham.
Teori keagenan memprediksi jika manajer memperoleh keuntungan
pribadi yang melebihi biaya, maka manajer akan melakukan strategi
diverivikasi meskipun kepentingan manajer sejalan dengan kepentingan
pemilik, sehingga kepemilikan orang dalam akan berhubungan negatif
dengan strategi diverifikasi (Yuliani, 2013).
Masalah keagenan yang timbul antara pemegang saham (pemilik
perusahaan) dengan manajer potensial terjadi bila manajemen tidak
memliki saham mayoritas perusahaan. Pemegang saham tentu
menginginkan manajer bekerja dengan tujuan memaksimumkan
kemakmuran pemegang saham. Sebaliknya, manajer perusahaan bisa saja
bertindak tidak untuk memaksimumkan kemakmuran pemegang saham,
tetapi memaksimumkan kemakmuran mereka sendiri sehingga terjadilah
conflict of interest. Untuk meyakinkan bahwa manajer bekerja sungguh-
sungguh untuk kepentingan saham, pemegang saham harus mengeluarkan
biaya yang disebut agency cost yang meliputi antara lain pengeluaran
untuk memonitor kegiatan manajer, pengeluaran untuk membuat suatu
struktur organisasi yang meminimalkan tindakan-tindakan manajer yang
tidak diinginkan, serta opportunity cost yang timbul akibat kondisi
Keputusan Investasi, Pendanaan…, Lidiya Afrida Putri, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
12
dimana manajer tidak dapat segera mengambil keputusan tanpa
persetujuan pemegang saham (Atmaja, 2008).
Dalam perspektif teori keagenan, agen yang risk adverse dan yang
cenderung mementingkan dirinya sendiri akan mengalokasikan resources
(berinvestasi) yang tidak meningkatkan nilai perusahaan. permasalahan
agensi ini akan mengindikasikan bahwa nilai perusahaan akan naik
apabila pemilik perusahaan bisa mengendalikan perilaku manajemen agar
tidak menghamburkan resources perusahaan, baik dalam bentuk investasi
yang layak, maupun dalam bentuk shirking (Siallagan dan Machfoedz,
2006).
Keputusan manajer terhadap kebijakan pendanaan dipengaruhi oleh
proporsi kepemilikan manajerial atas saham perusahaan. Masalah
keagenan yang potensial terjadi bila proporsi kepemilikan manajerial
kurang dari seratus persen sehingga manajer cenderung bertindak untuk
mengejar kepentingan dirinya sendiri dan bukan memaksimumkan nilai
perusahaan dalam pengambilan keputusan pendanaan. Konflik
manajemen dan prinsipal juga bisa muncul pada keputusan pendanaan.
Kondisi ini terjadi karena adanya pemisahan antara fungsi pengambilan
keputusan dan fungsi penanggung resiko. Manajer yang bertanggung
jawab atas keputusan pendanaan tidak mampu melakukan diversifikasi
investasi pada human capital. Di pihak lain pemegang saham pada
umumnya hanya mempertimbangkan resiko sistematis atas saham
perusahaan. Hal ini terjadi karena pemegang saham melakukan investasi
Keputusan Investasi, Pendanaan…, Lidiya Afrida Putri, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
13
pada portofolio yang terdiversifikasi secara baik. Sebaliknya manajer
lebih suka mempertimbangkan resiko perusahaan secara keseluruhan.
Dividen yang diperoleh dari suatu perusahaan dapat digunakan
untuk mengurangi equility agency cost yang timbul dari adanya perbedaan
kepentingan di dalam perusahaan. Perbedaan kepentingan di dalam
perusahaan yang dimaksud adalah perbedaan kepentingan antara manajer
sebagai pengelola perusahaan (agent) dengan pemegang saham sebagai
pemilik (owners). Tidak jarang pihak manajemen perusahaan mempunyai
tujuan lain yang bertentangan dengan tujuan utama perusahaan.
Perbedaan tersebut terjadi karena manajer mengutamakan kepentingan
pribadi, sebaliknya pemegang saham tidak menyukai kepentingan pribadi
dari manajer karena apa yang dilakukan manajer tersebut akan menambah
biaya bagi perusahaan sehingga menyebabkan penurunan keuntungan
perusahaan dan dividen yang akan diterima pemegang saham. Pengaruh
dari konflik ini akan menyebabkan menurunnya nilai perusahaan,
kerugian inilah yang merupakan agency cost equity bagi perusahaan
(Atmaja, 2008).
2. Keputusan investasi
Investasi dapat didefinisikan sebagai bentuk pengelolaan dana guna
memberikan keuntungan dengan cara menempatkan dana tersebut pada
alokasi yang diperkirakan akan memberikan tambahan keuntungan
(Fahmi dan Hadi, 2009). Keputusan investasi adalah keputusan keuangan
(financial decision) tentang aktiva mana yang harus dibeli perusahaan
Keputusan Investasi, Pendanaan…, Lidiya Afrida Putri, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
14
(Atmaja, 2008). Aktiva tersebut berupa aktiva riil (real asset) seperti
mesin, gedung, perlengkapan, atau berupa aktiva tidak nyata (intangible
asset) seperti paten, hak cipta, merk.
Untuk mencapai suatu efektifitas dan efisiensi dalam keputusan
maka diperlukan ketegasan akan tujuan yang diharapkan. Begitu pula
halnya dalam bidang investasi maka perlu ditetapkan tujuan yang hendak
dicapai yaitu (Fahmi dan Hadi, 2009):
a. Terciptanya keberlanjutan (continuity) dalam investasi tersebut.
b. Terciptanya profit yang maksimum atau keuntungan yang diharapkan
(profit actual).
c. Terciptanya kemakmuran bagi pemegang saham.
d. Turut memberikan andil bagi pembangunan bangsa.
Dalam investasi pada umumnya dikenal dua bentuk (Fahmi dan
Hadi, 2009) yaitu:
a. Real investment
Investasi nyata (real investment) secara umum melibatkan asset
berwujud, seperti tanah, mesin-mesin atau pabrik.
b. Financial investment
Investasi keuangan (financial investment) melibatkan kontrak tertulis,
seperti saham biasa (common stock) dan obligasi (bond).
Menurut Fahmi dan Hadi (2009) investasi dapat dibagi menjadi dua
yaitu investasi langsung dan investasi tidak langsung.
Keputusan Investasi, Pendanaan…, Lidiya Afrida Putri, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
15
a. Direct investment
Direct investment (investasi langsung) adalah mereka yang
memiliki dana dapat langsung berinvestasi dengan membeli secara
langsung suatu aktiva keuangan dari suatu perusahaan yang dapat
dilakukan baik melalui para perantara atau berbagai cara lainnya.
Investasi langsung ada beberapa macam yaitu:
1) Investasi langsung yang tidak dapat diperjualbelikan
a) Tabungan
b) Deposito
2) Investasi langsung dapat diperjualbelikan
a) Investasi langsung di pasar uang
b) Investasi langsung di pasar modal
c) Investasi langsung di pasar turunan
b. Indirect investment
Indirect investment (investasi tidak langsung) adalah mereka
yang memiliki kelebihan dana dapat melakukan keputusan investasi
dengan tidak terlibat secara langsung atau pembelian aktiva keuangan
cukup hanya dengan memegang dalam bentuk saham atau obligasi
saja. Mereka yang melakukan kebijakan indirect investment
umumnya cenderung tidak terlibat dalam pengambilan keputusan
penting pada suatu perusahaan.
Investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli saham dari
perusahaan investasi yang mempunyai portofolio aktiva-aktiva
Keputusan Investasi, Pendanaan…, Lidiya Afrida Putri, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
16
keuangan dari perusahaan-perusahaan lain. Perusahaan investasi
adalah perusahaan yang menyediakan jasa keuangan dengan cara
menjual sahamnya ke public dan menggunakan dana yang diperoleh
untuk diinvestasikan ke dalam portofolionya.
Setiap melakukan keputusan investasi perusahaan selalu
memerlukan proses agar dapat memberikan gambaran setiap tahap
yang akan ditempuh oleh perusahaan. Secara umum proses
manajemen investasi meliputi lima langkah (Fahmi dan Hadi, 2009):
a. Menetapkan sasaran investasi
Penetapan sasaran artinya melakukan keputusan yang bersifat
fokus atau menempatkan taget sasaran terhadap yang akan
diinvestasikan. Jika sasaran investasi dalam bentuk penyaluran kredit
maka berarti investasi tersebut dalam bentuk perbankan, leasing, bank
perkreditan dan sejenisnya yang bertugas menghimpun dana dari
masyarakat dan menyalurkannya kepada publik yang mengalami
kekurangan dana.
b. Membuat kebijakan investasi
Tahap ini menyangkut bagaimana perusahaan mengelola dana
yang berasal dari stock, bond dan lainnya untuk kemudian
didistribusikan ke tempat-tempat yang dibutuhkan.
c. Memilih strategi portofolio
Tahap ini menyangkut peranan yang akan diambil oleh pihak
perusahaan yaitu apakah bersifat aktif atau pasif saja. Investasi aktif
akan selalu mencari informasi yang tersedia dan kemudian mencari
Keputusan Investasi, Pendanaan…, Lidiya Afrida Putri, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
17
kombinasi portofolio yang paling tepat untuk dilaksanakan. Sedangkan
secara pasif hanya dapat dilihat pada indeks rata-rata saja atau dengan
kata lain berdasarkan pada reaksi pasar saja tanpa ada sikap atraktif.
d. Memilih asset
Tahap ini perusahaan memilih asset investasi yang nantinya akan
memberi return yang tinggi (maximal return). Return dilihat sebagai
keuntungan yang akan mampu diperoleh.
e. Mengukur dan mengevaluasi kinerja
Tahap ini adalah tahap reevaluasi bagi perusahaan untuk melihat
kembali apa yang telah dilakukan selama ini dan apakah tindakan yang
telah dilakukan selama ini telah betul-betul maksimal atau belum.
3. Pendanaan
Keputusan pendanaan menyangkut keputusan tentang berapa
banyak hutang akan digunakan, dalam bentuk apa hutang dan modal
sendiri akan ditarik, dan kapan akan memperoleh dana-dana tersebut
(Husnan dan Pudjiastuti, 2015). Apabila pasar modal efisien, sulit bagi
perusahaan untuk memperoleh dana murah karena semua sekuritas akan
dinilai wajar (fairly priced). Pasar modal yang efisien adalah pasar modal
yang harga sekuritasnya mencerminkan semua informasi yang relevan.
Pembiayaan pada dasarnya diberikan atas dasar kepercayaan.
Dengan demikian, pemberian pembiayaan adalah pemberian
kepercayaan. Hal ini berarti prestasi yang diberikan benar-benar harus
diyakini dapat dikembalikan oleh penerima pembiayaan sesuai dengan
waktu dan syarat-syarat yang disepakati bersama.
Keputusan Investasi, Pendanaan…, Lidiya Afrida Putri, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
18
a. Unsur-unsur Pembiayaan
Berdasarkan hal ini unsur-unsur dalam pembiayaan yaitu
meliputi (Ali, 2008):
1) Adanya dua pihak, yaitu pemberi pembiayaan dan penerima
pembiyaan.
2) Kepercayaan, yaitu keyakinan dari si pemberi pinjaman bahwa si
penerima pinjaman akan mengembalikan pinjaman yang
diterimanya sesuai dengan jangka waktu dan syarat-syarat yang
disetujui oleh kedua belah pihak.
3) Kesepakatan, yaitu kesepakatan antara si pemberi pembiayaan
dengan penerima pembiyaan
4) Jangka waktu, yaitu masa pengembalian pinjaman yang telah
disepakati.
5) Risiko, yaitu adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan
menyebabkan suatu risiko tidak tertagihnya pembiayaan (non
performing loan).
6) Balas jasa, merupakan keuntungan atas pemberian suatu pinjaman,
jasa tersebut yang biasa kita kenal dengan bagi hasil atau margin.
b. Tujuan Pembiayaan
Tujuan utama dari pemberian pinjaman pembiayaan antara lain:
1) Mencari keuntungan (profitability) yaitu dengan tujuan untuk
memperoleh hasil dari pembiayaan yang disalurkan berupa
Keputusan Investasi, Pendanaan…, Lidiya Afrida Putri, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
19
keuntungan yang diraih dari bagi hasil yang diperoleh dari usaha
yang dikelola nasabah.
2) Safety atau keamanan yaitu keamanan dari prestasi atau fasilitas
yang diberikan harus benar-benar terjamin sehingga tujuan
profitability dapat benar-benar tercapai tanpa hambatan yang
berarti.
3) Membantu usaha nasabah, yaitu membantu usaha nasabah yang
memerlukan dana, baik dana investasi ataupun dalam bentuk
pembiayaan.
4) Membantu pemerintah, yaitu semakin banyak pembiayaan yang
disalurkan bank maka semakin banyak peningkatan pembangunan
diberbagai sektor.
c. Jenis-Jenis Pembiayaan
Secara umum jenis-jenis pembiayaan dapat dilihat dari berbagai
segi, diantaranya (Kasmir, 2002):
1) Jenis Pembiayaan Dilihat dari Segi Kegunaan
a) Pembiayaan Investasi adalah pembiayaan yang biasanya
digunakan untuk perluasan usaha atau membangun
proyek/pabrik atau untuk keperluan rehabilitasi.
b) Pembiayaan Modal Kerja adalah pembiayaan yang biasanya
digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam
oprasionalnya.
Keputusan Investasi, Pendanaan…, Lidiya Afrida Putri, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
20
2) Jenis Pembiayaan Dilihat dari Tujuan
a) Pembiayaan Konsumtif, bertujuan untuk memperoleh barang-
barang atau kebutuhan-kebutuhan lainnya guna memenuhi
keputusan dalam konsumsi.
b) Pembiayaan Produktif, bertujuan untuk memungkinkan
penerima pembiayaan dapat mencapai tujuannya yang apabila
tanpa pembiayaan tersebut tidak mungkin dapat diwujudkan.
c) Pembiayaan Perdagangan, Pembiayaan ini digunakan untuk
perdagangan, biasanya digunakan untuk membeli barang
dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan
barang dagangan tersebut.
3) Jenis Pembiayaan Dilihat dari Jangka Waktu
a) Short Term (Pembiayaan Jangka Pendek), yaitu suatu bentuk
pembiayaan yang berjangka waktu maksimum 1 (satu) tahun.
b) Intermediate Term (Pembiayaan Jangka Waktu Menengah)
adalah suatu bentuk pembiayaan yang berjangka waktu lebih
dari satu tahun sampai tiga tahun.
c) Long Term (Pembiayaan Jangka Panjang), yaitu suatu bentuk
pembiayaan yang berjangka waktu lebih dari tiga tahun.
d) Demand Loan atau Call Loan adalah suatu bentuk pembiayaan
yang setiap waktu dapat diminta kembali.
4) Jenis Pembiayaan Dilihat dari Segi Jaminan
a) Pembiayaan Dengan Jaminan, yaitu pembiayaan yang diberikan
dengan suatu jaminan, jaminan tersebut dapat berbentuk barang
berwujud atau tidak berwujud atau jaminan orang.
Keputusan Investasi, Pendanaan…, Lidiya Afrida Putri, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
21
b) Pembiayaan Tanpa Jaminan, yaitu pembiayaan yang diberikan
tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Pembiayaan ini
diberikan dengan melihat prospek usaha dan karakter serta
loyalitas atau nama baik calon peminjam selama ini.
4. Dividen
Kebijakan dividen menyangkut tentang penggunaan laba yang
menjadi hak para pemegang saham (Husnan dan Pudjianti, 2015). Laba
tersebut dapat dibagi menjadi dividen atau ditahan untuk diinvestasikan
kembali. Kebijakan dividen merupakan pembagian laba kepada
pemegang saham berdasarkan banyaknya saham yang dimiliki.
Pembagian ini akan mengurangi laba ditahan dan kas yang tersedia bagi
perusahaan, tapi distribusi keuntungan kepada para pemilik memang
adalah tujuan utama suatu bisnis. Rudianto (2009) menyatakan dividen
adalah bagian dari laba yang diperoleh perusahaan dan diberikan oleh
perusahaan kepada pemegang saham sebagai imbalan atas kesediaannya
menanamkan hartanya didalam perusahaan, sedangkan menurut Mehrani
et al. (2011) selain dapat meningkatkan kesejahteraan pemilik
perusahaan, pembayaran dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan,
oleh karena itu memiliki posisi yang spesial bagi para pemegang saham.
Besarnya dividen yang dibagikan oleh perusahaan dapat
mempengaruhi harga saham karena investor lebih menyukai
pengembalian yang berasal dari dividen dibandingkan dengan capital
gain atau dengan kata lain investor lebih menyukai keuntungan dalam
Keputusan Investasi, Pendanaan…, Lidiya Afrida Putri, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
22
bentuk dividen dari pada keuntungan yang diharapkan dari kenaikan
nilai modal. Teori bird in the hand menyatakan bahwa pemegang saham
lebih menyukai dividen yang tinggi karena memiliki kepastian yang
tinggi dibandingkan capital gain.
Rasio pembayaran dividen (Dividen Pay out Ratio) menentukan
jumlah laba yang di bagi dalam bentuk dividen kas dan laba yang
ditahan sebagai sumber pendanaan. Rasio ini menunjukkan presentase
laba perusahaan yang dibayarkan kepada pemegang saham biasa
perusahaan berupa dividen kas. Laba perusahaan yang akan dibayarkan
sebagai dividen menjadi lebih kecil. Aspek penting dari kebijakan
dividen adalah menentukan alokasi laba yang sesuai diantara
pembayaran laba sebagai dividen dengan laba yang ditahan perusahaan.
Kebijakan dividen adalah suatu hal yang penting dalam
mempengaruhi nilai perusahaan. Ada berbagai pendapat atau teori
tentang kebijakan dividen (Atmaja, 2008) antara lain:
a. Teori Dividen Tidak Relevan dari Modigliani dan Miller
Menurut Modigliani dan Miller (MM), nilai suatu perusahaan tidak
ditentukan oleh besar kecilnya DPR tetapi ditentukan oleh laba bersih
sebelum pajak dan kelas risiko perusahaan. Jadi menurut MM dividen
adalah tidak relevan.
b. Teori The Bird in the Hand
Gordon dan Lintner menyatakan bahwa biaya modal sendiri
perusahaan akan naik jika DPR rendah karena investor lebih
menyukai menerima dividen daripada capital gains.
Keputusan Investasi, Pendanaan…, Lidiya Afrida Putri, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
23
c. Teori Perbedaan Pajak
Teori ini diajukan oleh Litzenberger dan Ramaswamy yang
menyatakan bahwa karena adanya pajak terhadap keuntungan dividen
dan capital gains para investor lebih menyukai capital gains karena
dapat menunda pembayaran pajak.
d. Teori Signalling Hypothesis
Perubahan dividen mengandung beberapa informasi tapi sulit
dikatakan apakah kenaikan atau penurunan harga setelah adanya
kenaikan dan penurunan dividen semata-mata disebabkan oleh efek
“sinyal” atau disebabkan efek “sinyal” dan preferensi terhadap
dividen.
e. Teori Clientele Effect
Teori ini menyatakan bahwa kelompok (clientele) pemegang saham
yang berbeda akan memiliki preferensi yang berbeda terhadap
kebijakan dividen perusahaan.
Ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi manajemen dalam
menentukan kebijakan dividen (Atmaja, 2008) antara lain:
a. Perjanjian hutang
Pada umumnya perjanjian hutang antara perusahaan dengan kreditor
membatasi pembayaran dividen. Misalnya dividen hanya dapat
diberikan jika kewajiban hutang telah dipenuhi perusahaan dan atau
rasio-rasio keuangan menunjukkan bank dalam kondisi sehat.
Keputusan Investasi, Pendanaan…, Lidiya Afrida Putri, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
24
b. Pembatasan dari saham preferen
Tidak ada pembayaran dividen untuk saham biasa jika dividen saham
preferen belum dibayar.
c. Tersedianya kas
Dividen berupa uang tunai hanya dapat dibayar jika tersedia uang
tunai yang cukup. Jika likuiditas baik, perusahaan dapat membayar
dividen.
d. Pengendalian
Jika manajemen ingin mempertahankan kontrol terhadap perusahaan,
ia cenderung untuk segan menjual saham baru sehingga lebih suka
menahan laba guna memenuhi kebutuhan dana/ baru. Akibatnya
dividen yang dibayar menjadi kecil. Faktor ini menjadi penting pada
perusahaan yang relatif kecil.
e. Kebutuhan dana untuk investasi
Perusahaan pada proyek-proyek yang berkembang selalu
membutuhkan dana baru untuk diinvestasikan pada proyek-proyek
yang menguntungkan. Sumber dana baru yang merupakan modal
sendiri (equity) dapat berupa penjualan saham baru dan laba ditahan.
Manajemen cenderung memanfaatkan laba ditahan karena penjualan
saham baru menimbulkan biaya peluncuran saham (floating cost).
Oleh karena itu semakin besar kebutuhan dana investasi semakin
kecil dividen payout ratio.
Keputusan Investasi, Pendanaan…, Lidiya Afrida Putri, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
25
f. Fluktuasi laba
Jika laba perusahaan cenderung stabil, perusahaan dapat membagikan
dividen yang relatif besar tanpa takut menurunkan dividen jika laba
tiba-tiba merosot. Sebaliknya jika laba perusahaan berfluktuasi,
dividen sebaiknya kecil agar kestabilannya terjaga.
5. Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan adalah sebuah nilai yang dapat mengukur
seberapa besar tingkat kepentingan sebuah perusahaan dimata
pelanggannya. Tujuan umum perusahaan dapat bersifat ekonomis dan
nonekonomis (Hanafi & Halim, 2009). Tujuan ekonomis adalah
memperoleh keuntungan, untuk mencapai keuntungan tersebut maka
harus menggunakan strategi yang berbeda-beda disesuaikan dengan
fungsi-fungsi perusahaan baik pada fungsi produksi, pemasaran,
keuangan dan sumberdaya manusia. Tujuan manajemen keuangan
adalah memaksimumkan kemakmuran pemegang saham (maximization
wealth of stockholders) melalui maksimisasi nilai perusahaan (Sartono,
2011).
Dalam penilaian perusahaan terkandung unsur proyeksi,
asuransi,perkiraan, dan judgment. Ada beberapa konsep dasar penilaian
yaitu : nilai ditentukan untuk suatu waktu atau periode tertentu, nilai
harus ditentukan pada harga yang wajar, penilaian tidak dipengaruhi
oleh kelompok pembeli tertentu. Secara umum banyak metode dan
Keputusan Investasi, Pendanaan…, Lidiya Afrida Putri, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
26
teknik yang telah dikembangkan dalam penilaian perusahaan, di
antaranya adalah :
a. Pendekatan laba antara lain metode rasio tingkat laba atau price
earning ratio, metode kapitalisasi proyeksi laba;
b. Pendekatan arus kas antara lain metode diskonto arus kas;
c. Pendekatan dividen antara lain metode pertumbuhan dividen;
d. Pendekatan aktiva antara lain metode penilaian aktiva;
e. Pendekatan harga saham;
f. Pendekatan economic value added (Suharli, 2006).
Nilai perusahaan dapat dilihat melalui nilai pasar atau nilai
buku perusahaan dari ekuitasnya. Dalam neraca keuangan, ekuitas
menggambarkan total modal perusahaan. Selain itu, nilai pasar bisa
menjadi ukuran nilai perusahaan. Penilaian terhadap perusahaan tidak
hanya mengacu pada nilai nominal. Menurutnya kondisi perusahaan
mengalami banyak perubahan setiap waktu secara signifikan.
Sebelum krisis nilai perusahaan dan nominalnya cukup tinggi.
Tapi setelah krisis kondisi perusahaan merosot sementara nilai
nominalnya tetap. Suatu perusahaan dikatakan mempunyai nilai yang
baik jika kinerja perusahaan juga baik. Nilai perusahaan dapat tercermin
dari harga sahamnya. Jika nilai sahamnya tinggi bisa dikatakan nilai
perusahaannya juga baik.
Keputusan Investasi, Pendanaan…, Lidiya Afrida Putri, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
27
6. Risiko bisnis
Risiko adalah probabilitas obyektif bahwa outcome yang
diharapkan actual dari suatu kejadian akan berbeda dari outcome yang
diharapkan (Darmawi, 2006). Menurut Sartono (2010) risiko merupakan
suatu probabilitas tidak dicapainya tingkat keuntungan yang diharapkan
atau kemungkinan return yang diterima menyimpang dari return yang
diharapkan. Secara umum, setiap investor akan mempertimbangkan
hubungan efek perusahaan dan risiko bisnis yang terkait dengan
perusahaan sebelum memilih untuk berinvestasi dalam masa depan
perusahaan. meskipun ada unsur risiko bisnis yang terkait dengan
operasi perusahaan, manajemen yang tepat akan menghasilkan dan
menciptakan keseimbangan antara aset dan efek yang akan membuat
tingkat risiko bisnis rendah sehingga menarik entitas investor untuk
mempertimbangkan investasi dana dalam operasi perusahaan. Risiko
bisnis adalah suatu keadaan atau faktor yang mungkin memiliki dampak
negatif pada operasi atau profitabilitas suatu perusahaan.
Menurut Brigham & Houston (2004) bahwa risiko dibedakan
menjadi risiko bisnis (business risk) dan risiko keuangan (financial risk).
Risiko bisnis menggambarkan tingkat risiko dari aktiva tetap jika tidak
menggunakan hutang, sedangkan risiko keuangan menyangkut risiko
tambahan bagi pemegang saham biasa akibat penambahan hutang.
Menurut Fahmi dan Hadi (2009) perhitungan risiko dalam suatu
investasi menyangkut dengan perhitungan return yang diterapkan dari
Keputusan Investasi, Pendanaan…, Lidiya Afrida Putri, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
28
suatu investasi atau apa yang disebut dengan return on investment
(ROI). Rasio ini digunakan untuk mengukur kekuatan penghasilan atas
aktiva. Rasio tersebut menyatakan kemampuan perusahaan dalam
memperoleh penghasilan terhadap operasi bisnis dan menjadi ukuran
keaktifan manajemen karena bagi seorang investor memperhatikan
risiko dan pengembalian (risk and return) adalah penting.
Keputusan investor dalam mengambil keputusan adalah sangat
dipengaruhi oleh perilaku pasar yang terjadi serta karakteristik
psikologis yang dimiliki oleh investor tersebut. Markowitsz memberi
suatu bahan masukan kepada investment untuk menghindari risiko dan
memberikan keuntungan yang maksimal pada setiap keputusan investasi
(Fahmi dan Hadi, 2009). Investasi yang terbaik adalah investasi yang
jauh dari risiko.
Penelitian mengenai faktor risiko terhadap nilai perusahaan telah
banyak dilakukan. Namun, penelitian tentang risiko sebagai dampak dari
keputusan investasi masih relatif sedikit.
Penelitian yang dilakukan oleh Yuliani (2013) menemukan bahwa
Keputusan investasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Sedangkan
pendanaan dan dividen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Risiko bisnis tidak berperan sebagai mediasi pengaruh keputusan
investasi dan dividen namun berperan sebagai mediasi pengaruh
keputusan pendanaan.
Keputusan Investasi, Pendanaan…, Lidiya Afrida Putri, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
29
Efni (2012) menyimpulkan bahwa faktor risiko dapat menurunkan
nilai perusahaan. Temuan penelitian ini mengindikasikan bahwa
semakin tinggi risiko yang dihadapi maka nilai perusahaan akan
mengalami penurunan.
Menurut Fahmi dan Hadi (2009) risiko dapat dikelola dengan
empat cara yaitu:
a. Memperkecil risiko
Keputusan untuk memperkecil risiko adalah dengan cara tidak
memperbesar setiap keputusan yang mengandung risiko tinggi tapi
membatasinya bahkan meminimalisirnya guna agar risiko tersebut
tidak menambah menjadi besar di luar dari control pihak manajemen
perusahaan. Karena mengambil keputusan di luar dari pemahaman
manajemen perusahaan maka itu sama artinya dengan melakukan
keputusan yang sifatnya spekulasi.
b. Mengalihkan risiko
Keputusan mengalihkan risiko adalah dengan cara risiko yang
diterima dialihkan ke tempat lain sebagian, seperti dengan keputusan
mengasuransikan bisnis guna menghindari terjadinya risiko yang
sifatnya tidak diketahui kapan waktunya.
c. Mengontrol risiko
Keputusan mengontrol risiko adalah dengan cara melakukan
kebijakan mengantisipasi terhadap timbulnya risiko sebelum risiko
itu terjadi.
Keputusan Investasi, Pendanaan…, Lidiya Afrida Putri, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
30
d. Pendanaan risiko
Keputusan pendanaan risko adalah menyangkut dengan menyediakan
sejumlah dana sebagai cadangan guna mengantisipasi timbulnya
risiko di kemudian hari.
B. Hasil Penelitian Terdahulu
Berikut ini adalah hasil penelitian terdahulu yang berhubungan
dengan keputusan investasi, pendanaan, dividen, nilai perusahaan dan risiko
bisnis dapat dilihat pada tabel 2.1 sebagai berikut:
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Judul
Penelitian Peneliti Variabel Hasil Penelitian
1 Keputusan
investasi,
pendanaan,
dan dividen
terhadap nilai
perusahaan
dengan risiko
bisnis sebagai
variabel
mediasi.
Yuliani
(2013)
Variabel
dependen (Y)
= Nilai
perusahaan,
Risiko bisnis.
Variabel
Independen
(X) =
Keputusan
investasi,
pendanaan,
dan dividen.
a. Keputusan investasi
berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
b. Keputusan pendanaan tidak
berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
c. Keputusan dividen tidak
berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
d. Risiko bisnis tidak berperan
sebagai mediasi pengaruh
keputusan investasi
e. Risiko bisnis berperan sebagai
mediasi pengaruh keputusan
pendanaan
f. Risiko bisnis tidak berperan
sebagai mediasi pengaruh
keputusan dividen
2 Pengaruh
Keputusan
Investasi,
Keputusan
Pendanaan,
Kebijakan
Dividen dan
Kinerja
Achmad
dan
Amanah
(2014)
Variabel
dependen (Y)
= Nilai
perusahaan.
Variabel
Independen
(X) =
a. Keputusan Investasi
berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap Nilai
Perusahaan.
b. Keputusan Pendanaan
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Nilai
Perusahaan.
Keputusan Investasi, Pendanaan…, Lidiya Afrida Putri, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
31
No Judul
Penelitian Peneliti Variabel Hasil Penelitian
Keuangan
Terhadap Nilai
Perusahaan
keputusan
investasi,
keputusan
pendanaan,
kebijakan
dividen, dan
kinerja
keuangan
c. Kebijakan Deviden
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Nilai
Perusahaan.
d. Kinerja Keuangan
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Nilai
Perusahaan
3 Pengaruh
profitabilitas
terhadap nilai
perusahaan
(kebijakan
dividen dan
kesempatan
investasi
sebagai
variabel
mediasi).
Wijaya
dan
Sedana
(2015)
Variabel
dependen (Y)
= Nilai
perusahaan,
kebijakan
dividen,
kesempatan
investasi
Variabel (X)
=Pengaruh
Profitabilitas
a. profitabilitas berpengaruh
positif terhadap kebijakan
dividen.
b. Profitabilitas berpengaruh
positif terhadap kesempatan
investasi.
c. profitabilitas berpengaruh
positif terhadap nilai
perusahaan.
d. Kebijakan dividen berpengaruh
positif terhadap nilai
perusahaan.
e. Kesempatan investasi
berpengaruh positif terhadap
nilai perusahaan.
f. Kebijakan dividen memperkuat
pengaruh profitabilitas
terhadap nilai perusahaan.
g. Kesempatan investasi
memperkuat pengaruh
profitabilitas terhadap nilai
perusahaan.
4 Kajian empiris
keputusan
investasi,
pendanaan,
dan dividen
terhadap nilai
perusahaan
dengan risiko
bisnis sebagai
variabel
mediasi di
Bursa Efek
Indonesia
(BEI) tahun
periode 2013
Isnurhadi
dkk
(2013)
Variabel
dependen (Y)
= Nilai
perusahaan,
risiko bisnis.
Variabel
independen
(X) =
keputusan
investasi,
pendanaan,
dan dividen.
a. Keputusan investasi signifikan
berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
b. Risiko bisnis bukan mediasi
pengaruh keputusan investasi
terhadap nilai perusahaan.
c. Keputusan pendanaan tidak
signifikan terhadap nilai
Perusahaan.
d. Risiko bisnis sebagai full
mediation pengaruh keputusan
pendanaan terhadap nilai
perusahaan,.
e. Keputusan dividen tidak
berpengaruh terhadap nilai
Perusahaan.
f. Risiko bisnis bukan mediasi
Keputusan Investasi, Pendanaan…, Lidiya Afrida Putri, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
32
No Judul
Penelitian Peneliti Variabel Hasil Penelitian
pengaruh keputusan dividen
terhadap nilai Perusahaan.
g. Risiko bisnis dapat
meningkatkan nilai
perusahaan
5 Pengaruh
Keputusan
Investasi,
Pendanaan dan
Kebijakan
Dividen
Terhadap Nilai
Perusahaan
Rahmadh
ana dan
Yendrawa
ti (2012)
Variabel
dependen (Y)
= Nilai
perusahaan.
Variabel
independen
(X) =
keputusan
investasi,
pendanaan,
dan dividen.
a. Keputusan investasi
berpengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI.
b. Keputusan pendanaan
berpengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI.
c. Kebijakan dividen
berpengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI.
6
7
Pengaruh
Keputusan
Pendanaan
dan Kebijakan
Deviden yang
Dimediasi
Resiko
Keuangan
Terhadap Nilai
Perusahaan
pada
Perusahaan
Manufaktur
Sektor Aneka
Industri yang
Terdaftar di
Bursa Efek
Indonesia
(BEI) Priode
2008-2012
Pengaruh
Keputusan
Investasi,
Pendanaan,
dan Dividen
Ayuni
(2014)
Sari dan
Wijayanto
(2015)
Variabel
dependen (Y)
= Nilai
perusahaan,
risiko bisnis.
Variabel
independen
(X) =
keputusan
investasi,
pendanaan,
dan dividen.
Variabel
dependen (Y)
= Nilai
Perusahaan,
Risiko.
keputusan pendanaan dan
kebijakan deviden tidak
berpengaruh signifikan terhadap
nilai perusahaan,dan keputusan
pendanan dan kebijakan deviden
tidak berpengaruh terhadap
risiko keuangan tetapi risiko
keuangan berpengaruh
signifikan terhadap nilai
prusahaan.
a.Semakin besar keputusan
investasi yang dikeluarkan
semakin tinggi nilai
perusahaannya.
Keputusan Investasi, Pendanaan…, Lidiya Afrida Putri, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
33
No Judul
Penelitian Peneliti Variabel Hasil Penelitian
terhadap Nilai
Perusahaann
dengan Risiko
sebagai
Variabel
Mediasi
Variabel
independen
(X) =
Pengaruh
Keputusan
Investasi,
Pendanaan,
Dividen
b.Semakin besar keputusan
pendanaan yang dikeluarkan
semakin tinggi nilai
perusahaannya.
c.Semakin besar kebijakan
dividen yang dikeluarkan
semakin besar tinggi nilai
perusahaannya.
d.Varibel risiko memediasi
pengaruh keputusan investasi
terhadap nilai perusahaan.
e.Variabel risiko memediasi
pengaruh keputusan pendanaan
terhadap nilai perusahaan.
f.Variabel risiko memediasi
kebijakan dividen terhadap nilai
perusahaan.
g.Semakin tinggi risiko semakin
rendah nilai perusahaannya.
C. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan landasan teori dan penelitian terdahulu yang telah
dipaparkan, penelitian ini menggunakan variabel independen keputusan
investasi, pendanaan dan dividen, sedangkan variabel dependen dalam
penelitian ini adalah nilai perusahaan dan risiko bisnis sebagai variabel
mediasi. Berdasarkan hubungan diantara variabel tersebut dapat dimasukan
dalam kerangka pemikiran berikut :
1. Pengaruh keputusan investasi terhadap risiko bisnis
Keputusan investasi adalah kombinasi antara nilai aktiva riil dengan
pilihan investasi di masa yang akan datang (Yunitasari, 2014).
Keputusan Investasi, Pendanaan…, Lidiya Afrida Putri, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
34
Pertumbuhan perusahaan adalah faktor yang diharapkan oleh investor
sehingga perusahaan tersebut dapat memberikan imbal hasil yang
diharapkan. Pertumbuhan perusahaan yang selalu meningkat dan
bertambahnya nilai aset diharapkan dapat mendorong ekspektasi bagi
investor karena kesempatan investasi dengan keuntungan yang diharapkan
dapat tercapai.
Kesalahan dalam penetapan keputusan investasi dapat menimbulkan
risiko bagi perusahaan. Perusahaan harus lebih berhati-hati dalam
pembiayaan investasi sehingga berdampak pada risiko yang timbul bagi
perusahaan. Dalam berinvestasi perusahaan harus mempertimbangkan
pendapatan yang diterima (return) dari investasi dan risiko yang
ditanggung akibat berinvestasi. Investor akan mengharapkan return yang
lebih tinggi dari investasi yang dilakukannya dibandingkan risiko yang
akan ditanggungnya. Temuan penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Efni (2012).
2. Pengaruh pendanaan terhadap risiko bisnis
Keputusan pendanaan merupakan keputusan yang menyangkut
investasi dalam menentukan sumber dan bentuk dana untuk pembiayaan
(Yunitasari, 2014). Risiko bisnis merupakan ketidakpastian mengenai
proyeksi pengembalian atas aktiva di masa mendatang. Nilai perusahaan
yang memiliki risiko bisnis yang tinggi karena keputusan pendanaan yang
dipilihnya, akan turun di mata investor ketika terjadi risiko kebangkrutan.
Konsekuensinya, kebanyakan asset perusahaan akan dijual untuk melunasi
Keputusan Investasi, Pendanaan…, Lidiya Afrida Putri, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
35
hutang yang jumlahnya besar dibandingkan untuk mengembalikan nilai
saham yang ditanamkan investor. Perusahaan yang memiliki banyak hutang
akan mengakibatkan meningkatnya risiko kebangkrutan yang dihadapi
karena semakin banyak pula kewajiban yang harus dipenuhinya. Temuan
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Efni (2012).
3. Pengaruh dividen terhadap risiko bisnis
Nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham
apabila perusahaan memiliki kas yang benar-benar bebas, yang dapat
dibagikan kepada pemilik saham sebagai dividen (Yunitasari, 2014).
Semakin tinggi nilai kesehatan suatu perusahaan akan memberikan
keyakinan kepada pemegang saham untuk memperoleh pendapatan
(dividen atau capital gain) dimasa yang akan datang. Menurut Efni (2012)
kebijakan dividen perusahaan akan berdampak terhadap risiko perusahaan.
Pada kebijakan dividen yang dibayar tinggi dapat mengurangi
ketidakpastian yang artinya juga akan mengurangi risiko. Temuan hasil
penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Gordon (1961).
4. Pengaruh keputusan investasi terhadap nilai perusahaan
Keputusan investasi merupakan faktor penting dalam fungsi
keuangan perusahaan. Fama dalam Yuliani (2013) menyatakan bahwa nilai
perusahaan semata-mata ditentukan oleh keputusan investasi. Pendapat
tersebut dapat diartikan bahwa keputusan investasi itu penting karena untuk
mencapai tujuan perusahaan yaitu memaksimumkan kemakmuran
pemegang saham hanya akan dihasilkan melalui kegiatan investasi
Keputusan Investasi, Pendanaan…, Lidiya Afrida Putri, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
36
perusahaan. Dengan kata lain bila dalam berinvestasi perusahaan mampu
menghasilkan keuntungan dengan menggunakan sumber daya perusahaan
secara efisien, maka perusahaan akan memperoleh kepercayaan dari calon
investor untuk membeli sahamnya. Dengan demikian, semakin tinggi
keuntungan perusahaan semakin tinggi nilai perusahaan. Penelitian yang
dilakukan oleh Yuliani (2013) menunjukkan bahwa keputusan investasi
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian Yuliani
(2013) sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari dan Wijayanto
(2015), Isnurhadi dkk (2013), Rahmadhana dan Yendrawati (2012) dan Efni
(2012).
5. Pengaruh pendanaan terhadap nilai perusahaan
Keputusan pendanaan menggambarkan perusahaan dalam membuat
keputusan pendanaan apakah menggunakan hutang jangka pendek, jangka
panjang atau ekuitas. Pendanaan mencakup dana jangka pendek dan jangka
panjang, dimana jangka pendek didefinisikan sebagai pendanaan yang
kurang dari satu tahun atau kurang dari satu siklus bisnis, sedangkan jangka
panjang lebih dari satu periode bisnis. Keputusan pendanaan memiliki
peran strategis bagi kesejahteraan pemilik dan kelangsungan hidup
perusahaan. Perusahaan dalam menetapkan struktur pendanaan tergantung
pada perimbangan antara beban dan manfaat, keseimbangan informasi dan
insentif pengendalian perusahaan. Pada penelitian yang dilakukan Yuliani
(2013) menunjukkan bahwa keputusan pendanaan tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian Yuliani (2013) sejalan dengan
Keputusan Investasi, Pendanaan…, Lidiya Afrida Putri, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
37
penelitian yang dilakukan oleh Efni (2012), Isnurhadi dkk (2013). Namun
penelitian yang dilakukan oleh Achmad dan Amanah (2014), Rahmadhana
dan Yendrawati (2012) menunjukkan bahwa keputusan pendanaan
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
6. Pengaruh dividen terhadap nilai perusahaan
Kebijakan dividen merupakan suatu kebijakan penting dan harus
dipertimbangkan matang oleh menajemen perusahaan karena kebijakan
dividen akan melibatkan kepentingan saham dengan dividennya dan
kepentingan perusahaan dengan laba ditahannya. Kebijakan dividen akan
menentukan banyaknya laba yang diperoleh yang akan dibagikan kepada
pemegang saham sebagai dividen dan banyaknya laba yang akan ditahan
untuk berinvestasi. Jika perusahaan memilih akan membagikan sebagian
besar laba bersihnya sebagai dividen maka laba yang akan ditahan akan
kecil sehingga pembentukan dana intern juga akan kecil, hal ini akan
menghambat pertumbuhan pendapatan dan harga saham. Sebaliknya jika
perusahaan memilih untuk menahan sebagian besar labanya maka laba
yang akan dibagikan sebagai dividen akan kecil (Yuliani, 2013). Oleh
karenanya, perusahaan dalam membuat keputusan harus dapat
menyeimbangkan antara pertumbuhan perusahaan dan pemegang saham.
Penelitian dilakukan oleh Yuliani (2013) menunjukkan bahwa dividen tidak
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian Yuliani
(2013) sejalan dengan penelitian Efni (2012), Isnurhadi dkk (2013).
Sedangkan penelitian Achmad dan Amanah (2014), Wijaya dan Sedana (2015),
Keputusan Investasi, Pendanaan…, Lidiya Afrida Putri, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
38
Rahmadhana dan Yendrawati (2012) dan Siregar (2014) menyatakan bahwa
dividen berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
7. Pengaruh risiko bisnis terhadap nilai perusahaan
Risiko merupakan penyimpangan hasil yang diperoleh dari rencana
hasil yang diharapkan. Risiko terjadi karena keadaan waktu yang akan
datang penuh ketidakpastian. Menurut Brigham & Houston (2004) bahwa
risiko dibedakan menjadi risiko bisnis dan risiko keuangan. Risiko bisnis
menggambarkan tingkat risiko dari aktiva tetap jika tidak menggunakan
hutang, sedangkan risiko keuangan menyangkut risiko tambahan bagi
pemegang saham biasa akibat penambahan hutang. Risiko perusahaan dan
return yang diharapkan secara langsung memengaruhi harga saham
(Gitman, 2003). Risiko dan return adalah dua kunci yang menentukan nilai
perusahaan. Oleh karena itu, manajer keuangan bertanggung jawab untuk
menilai risiko dan return dari semua keputusan utama secara hati-hati agar
dapat meyakinkan bahwa return yang diharapkan sesuai dengan risiko
tertentu.
Penelitian Yuliani (2013) pada hasil temuan menunjukkan bahwa
risiko bisnis secara langsung berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Temuan Efni (2012) terhadap perusahaan sektor properti dan real estate
bahwa risiko perusahaan berpengaruh signifikan dan negatif terhadap nilai
perusahaan. Namun, dalam penelitian Sari dan Wijayanto (2015) menunjukkan
bahwa risiko bisnis tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Keputusan Investasi, Pendanaan…, Lidiya Afrida Putri, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
39
8. Pengaruh risiko bisnis sebagai mediasi pengaruh keputusan investasi
terhadap nilai perusahaan
Tujuan keputusan investasi adalah memperoleh tingkat keuntungan
tertentu. Keuntungan yang tinggi disertai dengan risiko yang bisa dikelola,
diharapkan akan menaikkan nilai perusahaan, yang berarti meningkatkan
kemakmuran pemegang saham. Pada penelitian yang dilakukan oleh
Wasnieski (2008) menyatakan bahwa semakin tinggi risiko bisnis yang
dihadapi maka nilai perusahaan akan mengalami penurunan. Sehingga alur
pemikiran bahwa keputusan investasi yang efektif harus memperhatikan
risiko bisnis sebagai akibat dampak sebuah keputusan yang telah diambil
pada akhirnya mempengaruhi nilai perusahaan. Pada penelitian yang
dilakukan Jacob dan Pettit (1998) menyatakan bahwa risiko bisnis
berperan sebagai variabel mediasi pengaruh keputusan investasi terhadap
nilai perusahaan.
Penelitian ini menggunakan variabel risiko sebagai variabel mediasi
antara keputusan investasi dan nilai perusahaaan. Hal ini dikarenakan setiap
keputusan investasi yang berkaitan dengan pengalokasian dana untuk
pembelian aktiva dengan harapan memperoleh keuntungan di masa depan.
Adanya keputusan investasi dapat menimbulkan dapat menimbulkan
terjadinya ketidakpastian apakah keputusan investasi bisa menimbulkan
keuntungan atau kerugian, ketidakpastian tersebut memicu terjadinya risiko
akibat dari keputusan investasi yang diambil.
Keputusan Investasi, Pendanaan…, Lidiya Afrida Putri, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
40
9. Pengaruh risiko bisnis sebagai mediasi pengaruh pendanaan terhadap nilai
perusahaan
Keputusan pendanaan menggambarkan perusahaan dalam membuat
keputusan pendanaan apakah menggunakan hutang jangka pendek, jangka
panjang atau ekuitas. Pendanaan mencakup dana jangka pendek dan jangka
panjang dimana jangka pendek didefinisikan sebagai pendanaan yang
kurang dari satu tahun atau kurang dari satu siklus bisnis, sedangkan jangka
panjang lebih dari satu periode bisnis. Risiko bisnis yang dipertimbangkan
dengan tepat akan menghindari perusahaan dari kemungkinan
kebangkrutan. Hal ini karena semakin tinggi hutang semakin besar bunga
yang dibayarkan maka kemungkinan tidak membayar bunga yang tinggi
akan semakin besar. Pemberi pinjaman (kreditur) dapat membuat
perusahaan mengalami kebangkrutan jika tidak membayar hutang sehingga
semakin tinggi risiko bisnis yang dihadapi maka nilai perusahaan akan
semakin turun (Yuliani, 2013). Pada penelitian yang dilakukan Yuliani
(2013), Isnurhadi dkk (2013) dan Efni (2012) menyatakan bahwa risiko
bisnis berperan sebagai variabel mediasi pengaruh keputusan pendanaan
terhadap nilai perusahaan.
10. Pengaruh risiko bisnis sebagai mediasi pengaruh dividen terhadap nilai
perusahaan
Pembayaran dividen yang tinggi dapat mengurangi risiko
ketidakpastian yang selanjutnya akan mengurangi tingkat keuntungan yang
diisyaratkan pemegang saham. Hal ini dikarenakan faktor ketidakpastian
Keputusan Investasi, Pendanaan…, Lidiya Afrida Putri, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
41
itu berkurang maka investor mau membayar harga yang tinggi untuk saham
dengan dividen yang tinggi (Yuliani, 2013). Faktor ketidakpastian yang
dihadapi menimbulkan risiko bisnis bagi perusahaan karena kemampuan
membayar dividen menjadi sorotan investor. Risiko bisnis yang dihadapi
perusahaan dalam keputusan dividen akan mempengaruhi nilai perusahaan
karena investor akan percaya dan merasa aman untuk menginvestasikan
dana dalam suatu perusahaan. Pada penelitian yang dilakukan Gordon
(1961) menyatakan bahwa risiko bisnis berperan sebagai variabel mediasi
pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan.
Gambar 2.1. Model Penelitian
D. Hipotesis
H1 : Keputusan investasi berpengaruh signifikan terhadap risiko bisnis.
H2 : Pendanaan berpengaruh signifikan terhadap risiko bisnis.
H3 : Dividen berpengaruh signifikan terhadap risiko bisnis.
H4 : Keputusan investasi berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
H5 : Pendanaan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
H6 : Dividen berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
H7 : Risiko bisnis berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Keputusan
Investasi
Pendanaan
Dividen
Nilai
Perusahaan
Risiko
Bisnis
H1
H2
H3
H4
H5
H6
H8
H9
H10 H7
Keputusan Investasi, Pendanaan…, Lidiya Afrida Putri, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
42
H8 : Keputusan investasi berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan
setelah dimediasi variabel risiko bisnis.
H9 : Keputusan pendanaan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan
setelah dimediasi variabel risiko bisnis.
H10 : Dividen berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan setelah
dimediasi variabel risiko bisnis.
Keputusan Investasi, Pendanaan…, Lidiya Afrida Putri, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
Recommended