View
73
Download
7
Category
Preview:
Citation preview
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan ke khadirat Allah SWT atas berkah dan rahmatnya
kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya.Dalam makalah ini kami membahas
“Peran, Fungsi dan Tugas Perawat dalam Pengembangan Pelayanan Kesehatan”.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan
(KDK) di program studi keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung.
Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Konsep Dasar
Keperawatan (KDK) yaitu ibu Dra.dan kepada segenap pihak yang telah memberikan
bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya.Oleh karena itu, kritikdan saran dari pembaca sangat kami
harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Bandung,7 September 2013
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model konsep dalam keperawatan, sehingga model keperawatan tersebut mengandung arti aplikasi dari struktur keperawatan itu sendiri yang memungkinkan perawat untuk mengaplikasikan ilmu yang pernah didapat ditempat mereka bekerja dalam batas kewenangan sebagai seorang perawat. Model konsep keperawatan ini digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan yang akan diterapkan sesuai kondisi dan situasi tempat perawat tersebut bekerja. Mengingat dalam model praktek keperawatan mengandung komponen dasar seperti adanya keyakinan dan nilai yang mendasari sebuah model, adanya tujuan praktek yang ingin dicapai dalam memberikan pelayanan ataupun asuhan keperawatan terhadap kebutuhan semua pasien, serta adanya pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan oleh perawat dalam mencapai tujuan yang ditetapkan sesuai kebutuhan pasien.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka perlunya mempelajari teori dan Model konsep keperawatan yang telah ada sebagai salah satu kunci dalam mengembangkan ilmu dan praktek, serta profesi keperawatan di Indonesia. Pada kesempatan kali ini saya mencoba memaparkan “Teori dan Model Konsep Keperawatan Jean Watson”.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut.a. Bagaimana filosofi keperawatan menurut Jean Watson.b. Bagaiman konsep-konsep utama Jean Watson.c. Bagaimana asumsi-asumsi utama keperawatan menurut Jean Watson.d. Bagaimana penegasan-penegasan teori Jean Watsone. Bagaimana penerimaan oleh komunitas keperawatan.
1.3 Tujuan Masalah
Adapun tujuan dari pembuatan maeri ini adalah sebagai berikut.a. Mengaetahui bagaimana filosofi keperawatan menurut Jean Watson.b. Mengetahui bagaimana konsep-konsep utama Jean Watson.c. Mengetahui bagaimana asumsi-asumsi utama keperawatan menurut Jean Watson. d. Untuk mengetahui bagaimana penegasan-penegasan teori penerimaan oleh komunitas keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengenalan Tokoh
Jean Watson lahir pada tahun 1940-an di West Virginia. Dia lulus Bachelor of
Science dalam Keperawatan di University of Colorado pada tahun 1964 dan serta
(keperawatan kesehatan jiwa-jiwa) Master dan PhD (psikologi pendidikan dan konseling)
pada tahun 1966 dan 1973 masing-masing.Dia bergabung dengan profesi mengajar dan
menjadi Profesor dibedakan dalam Keperawatan dan memegang Chair diberkahi dalam Sains
Caring di University of Colorado.Health.Sciences.Center.
Dia adalah pendiri dari Pusat asli untuk Caring Manusia di Colorado dan merupakan
Fellow dari American Academy of Nursing. Dia menjabat sebagai Dekan Keperawatan di
University Health Sciences Center dan menjadi Presiden
Liga.Nasional.untuk.Keperawatan.Penelitiannya telah di bidang kepedulian manusia dan
kerugian. Jadi dia mendirikan "Teori Caring" dalam keperawatan yang diterbitkan pada tahun
1979, dan direvisi pada tahun 1985 dan 1988. Teorinya menjabat sebagai panduan untuk inti
dari keperawatan.Teori Caring Watson memungkinkan kita untuk kembali ke akar
profesional dalam dan nilai-nilai.
Ini merupakan model asli dari seorang perawat yang ideal. Merawat mendukung
identitas profesional kami dalam konteks di mana nilai-nilai kemanusiaan yang terus-menerus
mempertanyakan dan menantang. Menjunjung tinggi nilai-nilai peduli dalam praktek sehari-
hari kita membantu melampaui perawat dari negara mana keperawatan dianggap sebagai
"hanya pekerjaan" itu dari.profesi.memuaskan.Menjunjung tinggi teori peduli Watson tidak
hanya memungkinkan perawat untuk berlatih seni peduli, untuk memberikan kasih sayang
untuk memudahkan pasien dan keluarga 'penderitaan, dan untuk mempromosikan
penyembuhan dan martabat mereka tetapi juga dapat berkontribusi untuk memperluas
aktualisasi sendiri perawat. Bahkan, Watson adalah salah satu dari teori keperawatan sedikit
yang mempertimbangkan tidak hanya peduli-tetapi juga untuk pengasuh.
Mempromosikan dan menerapkan nilai-nilai peduli dalam praktek kita tidak hanya
penting untuk kesehatan kita sendiri sebagai perawat, namun maknanya juga fundamental
sungai untuk menemukan makna dalam pekerjaan kami.
Pada tahun 2008 Dr Watson menciptakan sebuah yayasan non-profit: Watson Caring
Science Institute, untuk melanjutkan pekerjaan Peduli Ilmu di dunia.
2.2 Dasar Pemikiran
1. Filosofi / Keyakinan
Keperawatan menurut Jean Watson adalah “….Human science of person and human
health-illness experiences that are mediated by professional, personal, scientific, esthetic, and
ethical human are transaction..”
Keperawatan sebagai sains tentang human care didasarkan pada asumsi bahwa human
science and human care merupakan domain utama dan menyatukan tujuan keperawatan.
Sebagai human science keperawatan berupaya mengintegrasikan pengetahuan empiris dengan
estetika, humanities, dan kiat/art (Watson, 1985). Sebagai pengetahuan tentang human care
fokusnya untuk mengembangkan pengetahuan yang menjadi inti keperawatan, seperti yang
dinyatakan oleh Watson (1985) “human care is the heart of nursing”. Pandangan tentang
keperawatan sebagai science tentang human care adalah komprehensif. Ini termasuk
pengembangan pengetahuan sebagai basis dalam area:
1. Pengkajian terhadap kondisi manusia
2. Implikasi dari pengalaman manusia dan responnya terhadap kondisi sehat sakit.
3. Telaah terhadap pengelolaan kondisi-kondisi yang menyertainya
4. Deskripsi dari atribut-atribut caring relationship
5. Studi tentang sistem bagaimana human care harus diwujudkan.
Filosofi Jean Watson, yang pada akhirnya tarkenal dengan sebutan “J.W”, berupaya
untuk mendefinisikan hasil dari aktifitas keperawatan yang berhubungan dengan aspek
humanistik dari kehidupan. Watson, (1979). Tindakan Keperawatan yang mengacu langsung
pada pemahaman hubungan antara sehat, sakit dan perilaku manusia. Keperawatan
memperhatikan peningkatan dan mengembalikan kesehatan, serta pencegahan terjadinya
penyakit.
2. Asumsi Dasar
Asumsi dasar teori watson terletak pada 7 asumsi dasar yang menjadi kerangka kerja
dalam pengembangan teori, yaitu:
1) Caring dapat dilakukan dipraktekkan secara interpersonal
2) Caring meliputi faktor-faktor caratif yang dihasilkan dari kepuasan terhadap pemenuhan
kebutuhan dasar manusia.
3) Caring yang efektif akan menigkatkan status kesehatan dan perkembangan individu dan
keluarga.
4) Respon caring adalah menerima seseorang tidak hanya sebagai seseorang berdasarkan
saat ini tetapi seperti apa dia mungkin akan menjadi dimasa depannya.
5) Caring environment, menyediakan perkembangan potensi dan memberikan keluasan
memilih kegiatan yang terbaik bagi diri seseorang dalam waktu yang telah ditentukan.
6) Caring bersifat healthogenic” daripada sekedar curing. Praktek caring mengitegrasikan
pengetahuan biopisikal dan perilaku manusia untuk meningkatkan kesehatan. Dan untuk
membantu pasien yang sakit, dimana caring melengkapi curing.
7) Caring merupakan inti dari keperawatan.
Model Watson dibentuk melingkupi Proses Asuhan Keperawatan, Pemberian bantuan
kepada Klien dalam mencapai atau mempertahankan kesehatan dan atau mencapai kematian
yang damai. Intervensi keperawatan berkaitan dengan proses perawatan manusia. Proses
perawatan manusia membutuhkan Perawat yang mampu memahami perilaku dan respon
manusia terhadap masalah kesehatan yang aktual atau potensial, kebutuhan manusia, dan
bagaimana manusia merespon terhadap orang lain, dan kekurangan serta kelebihan klien dan
keluarganya, sekaligus pemahaman pada dirinya sendiri. Selain itu, perawat juga memberikan
kenyamanan dan perhatian, serta empati pada klien dan keluarganya. Asuhan perawatan
tergambar pada seluruh faktor-faktor yang digunakan oleh perawat dalam pemberian
pelayanan keperawatan pada klien dan keluarganya.
Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan, terkenal dengan teori
pengetahuan manusia dan merawat manusia. Tolak ukur pandangan Jean Watson ini didasari
pada unsur teori kemanusiaan. Teori Jean Watson ini memahami bahwa manusia memiliki
Empat cabang kebutuhan yang saling berhubungan, diantaranya:
2.3 Hubungan Teori Jean Watson dengan Konsep Utama Keperawatan
Jean Watson membagi konsep utama keperawatan dalam 4 (empat) bagian, yaitu:
1. Kemanusiaan (Human Beeing)
Menurut pandangan Watson orang yang bernilai nb agi dirinya atau orang lain dalam
memberikan pelayanan keperawatan harus dapat memelihara, menghargai, mengasuh,
mau mengerti dan membantu orang yang sedang sakit. Dalam pandangan filosofi umum,
manusia itu mempunyai fungsi yang kompleks yang terintegrasi dalam dirinya. Selain itu
manusia juga dinilai sempurna, karena bagian-bagian tubuhnya mempunyai fungsi yang
sempurna; tetapi dalam fungsi perkembangannya dia harus selalu beradaptasi dengan
lingkungan sosialnya. Jika adaptasi tersebut tidak berhasil, maka akan terjadi konflik
(terutama konflik psikososial), yang berdampak pada terjadinya krisis disepanjang
kehidupannya. Hal tersebut perlu mendapatkan asuhan, agar dapat ditanggulangi.
2. Kesehatan
Menurut WHO meliputi bagian positif dari fisik, mental , dan sosial yang baik. Akan
tetapi Watson juga mempercayai bahwa ada beberapa faktor lain yang dibutuhkan untuk
dimasukkan dalam definisi sehat ini, yaitu:
a. Fungsi manusia secara keseluruhan baik fungsi fisik, mental, dan sosial
seimbang/serasi.
b. Adaptasi secara umum terhadap pertahanan dirinya sehari-hari dengan
lingkungannya.
c. Tidak adanya penyakit.
Asuhan kesehatan yang benar fokusnya pada gaya hidup, kondisi sosial, dan lingkungan :
a. Kesehatan adalah hubungan yang harmonis antara pikiran, tubuh, dan jiwa.
b. Kesehatan juga dihubungkan dengan tingkat kesesuaian antara apa yang
dirasakan dengan apa yang dialami.
3. Lingkungan sosial
Salah satu variabel yang mempengaruhi masyarakat saat ini adalah lingkungan sosial.
Masyarakat memberikan nilai yang menentukan terhadap bagaimana seharusnya
berkelakuan, dan tujuan apa yang harus dicapai. Nilai -nilai tersebut dipengaruhi oleh
lingkungan sosial, kultural, dan spiritual.
Asuhan keperawatan telah ada dalam masyarakat, karena setiap masyarakat biasanya
mempunyai seseorang yang care terhadap orang lain. Watson menyatakan bahwa
merawat, dan keperawatan itu ternyata sangat dibutuhkan oleh setiap lingkungan sosial
yang mempunyai beberapa orang yang saling peduli dengan yang lainnya. Sikap
merawat tidak diturunkan dari generasi ke generasi, melalui gen, tetapi diturunkan dari
kebudayaan profesi sebagai suatu koping yang unik terhadap lingkungan.
4. Keperawatan
Menurut Watson keperawatan fokusnya lebih pada promosi kesehatan, pencegahan
penyakit, merawat yang sakit, dan pemulihan keadaan fisik. Keperawatan pada promosi
kesehatan awalnya sama dengan mengobati penyakit. Dia melihat keperawatan dapat
bergerak dari dua area, yaitu: masalah penanganan stres dan penanganan konflik. Hal
ini dapat menunjang tersedianya perawatan kesehatan yang holistik, yang dia percayai
dapat menjadi pusat dari praktik keperawatan. Salah satu asumsi Watson mengatakan
bahwa kondisi sosial, moral, dan ilmu pengetahuan sangat berkontribusi terhadap kondisi
kesehatan manusia dan masyarakat, sehingga perawat perlu berkomitmen terhadap
pemberian asuhan kesehatan yang ideal melalui kajian teori, praktek, dan riset
keperawatan.
Ada 10 faktor utama yang membentuk aktivitas perawatan, antara lain:
1) Membentuk sistem nilai “humanistic altruistic”.
2) Membangkitkan rasa percaya dan harapan.
3) Mengembangkan kepekaan kepada diri sendiri, maupun kepada orang lain.
4) Mengembangkan hubungan yang sesuai harapan pasien / “helping trust”.
5) Meningkatkan intuisi dan peka terhadap ekspresi perasaan baik positif maupun
negatif.
6) Menggunakan metoda ilmiah “problem solving” yang sistematik untuk
mengambil keputusan.
7) Meningkatkan hubungan interpersonal “teaching-learning”.
8) Memberi dukungan/support, melindungi, dan membantu memperbaiki kondisi
mental, fisik, sosial-kultural, serta spiritual.
9) Bantuan yang diberikan dapat memuaskan kebutuhan manusia.
10) Menghargai terhadap kekuatan yang dimiliki pasien.
2.4 Hubungan Teori Jean Watson dengan Proses Keperawatan
A. Sehat Dan Kesehatan
Watson (1985:48) menyatakan " sehat sebagai unity and harmony within the mind,body and soul. Its also associated with the degree of congruence between the self as perceived and the self as experienced, such a viewed of health focuses on the entire nature of the individual in his or her physical, social, esthetic and moral realms-instead of just certain aspects oh human behavior and physiology."
Definisi tersebut mengungkap bahwa sehat merupakan kondisi yang utuh dan selaras antara badan,pikiran dan jiwa; dan ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian antara diri yang dipersepsikan dan diri yang diwujudkan. Pandangan tentang kesehatan berfokus pada individu secara utuh meliputi hal-hal yang bersifat fisik,sosial,etis dan moral, tidak sekedar berfokus pada aspek-aspek perilaku dan fisiologi manusia semata.
Dari beberapa konsep sehat (dan sakit/illness) diatas dapat dikemukakan beberapa hal prinsip antara lain :
1) Sehat menggambarkan suatu keutuhan kondisi seseorang yang sifatnya multidimensional, yang dapat berfluktuasi tergantung dari interrelasi antara faktor-faktor yang mempengaruhi.2) Kondisi sehat dapat terwujud bila kebutuhan dasar manusiawinya terpenuhi.3) Kondisi sehat dapat dicapai karena adanya kemampuan seseorang untuk beradaptasi terhadap lingkungan baik internal maupun eksternal.4) Sehat tidak dapat dinyatakan sebagai suatu kondisi yang berhenti pada titik tertentu, tetapi berubah-ubah tergantung pada kapasitasnya untuk berfungsi pada lingkungan yang dinamis.5) Sehat sebagai suatu kondisi keseimbangan yang dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh (manusia) karena keberhasilannya menyesuaikan diri terhadap pengaruh-pengaruh yang dapat mengganggu (agent,environment).
B. Carrative Factor
Carative Factor menurut Watson adalah mencoba menghargai dimensi manusia dalam perawatan dan pengalaman-pengalaman subjektif dari orang yang kita rawat.
Elemen-elemen yang terdapat dalam carative faktor adalah :1. Nilai-nilai kemanusiaan dan altruistic (Humanistic-Altruistic System Values)2. Keyakinan dan harapan (Faith and Hope)3. Peka pada diri sendiri dan kepada orang lain (Sensitivity to self and others)4. Membantu menumbuhkan kepercayaan,membuat hubungan dalam perawatan secara manusiawi5. Pengekspresian perasaan positif dan negative6. Proses pemecahan masalah perawatan secara kreativ (creative problem-solving caring process)7. Pembelajaran secara transpersonal (transpersonal teaching learning)8. Dukungan,perlindungan,perbaikan fisik,mental,social dan spiritual9. Bantuan kepada kebutuhan manusia (Human needs assistance10. Eksistensi fenomena kekuatan spiritual.
Dari kesepuluh carrative faktors diatas, caring dalam keperawatan menyangkut upaya memperlakukan klien secara manusiawi dan utuh sebagai manusia yang berbeda dari manusia lainnya (Watson,1985). Ini berkenaan dengan proses yang humanitis dalam menentukan kondisi terpenuhi tidaknya kebutuhan dasar manusia dan melakukan upaya pemenuhannya melalui berbagai bentuk intervensi yang bukan hanya berupa kemampuan teknis tetapi disertai “warmth, kindness, compassion”.
C. Clinical Caritas Process
Watson kemudian memperkenalkan “Clinical Caritas Process” (CCP), untuk menempatkan carative faktor-nya,yang berasal dari bahasa yunani “cherish”,yang berarti memberi cinta dan perhatian khusus. Jadi Clinical Caritas Process adalah suatu praktek perawatan pasien dengan sepenuh hati kesadaran, dan cinta. Merawat pasien dengan penuh kesadaran,sepenuh hati dan cinta. hadir secara jiwa dan raga,supportif dan mampu mengekspresikan perasaan negative dan positif dari dasar-dasar nilai spiritual diri dalam
hubunganya dengan pasien sebagai one-being-cared-for. Budidaya nilai spiritual dan transpersonal,melampaui diri sendiri dan supaya lebih terbuka peka dan iba. kreatif menggunakan diri dan segala cara dalam proses perawatan,secara artistk,sebagai bagian dari caring-healing-practice. menciptakan lingkungan penyembuhan di semua level,f isik dan non fisik, dengan penuh kesadaran dan keseluruhan, yang memperhatikan keindahan, kenyamanan, kehormatan dan kedamaian. Terlibat dalam proses pengalaman belajar mengajar, yang dihadirkan sebagai kesatuan “menjadi dan berarti ”(being and meaning)”, dan mencoba melihat dan mengacu pada kerangka berfikir orang lain.
D. Transpersonal Caring Relationship
Menurut Watson (1999), Transpersonal Caring Relationship itu berkarakteriskkan hubungan khusus manusia yang tergantung pada: Moral perawat yang berkomitmen melindungi dan meningkatkan martabat manusia seperti dirinya atau lebih tinggi dari dirinya.
Perawat merawat dengan kesadaran yang dikomunikasikan untuk melestarikan dan menghargai spiritual ,oleh karena itu tidak memperlakukan seseorang sebagai sebuah objek. Perawatan berkesadaran bahwa mempunyai hubungan dan potensi untuk menyembuhkan sejak,hubungan,pengalaman dan persepsi sedang berlangsung. Hubungan ini menjelaskan bagaimana perawat telah melampaui penilain secara objektif,menunjukkan perhatian kepada subjektifitas seseorang, dan lebih mendalami situasi kesehatan diri mereka sendiri. Kesadaran perawat menjadi perhatian penting untuk keberlanjutan dan pemahaman terhadap persepsi orang lain.Pendekatan ini menyoroti keunikan dari kedua belah pihak,yaitu perawat dan pasien,dan juga hubungan saling mneguntungkan antara dua individu,yang menjadi dasar dari suatu hubungan. Oleh karena itu,yang merawat dan yang di rawat keduanya terhubung dalam mencari makna dan kesatuan,dan mungkin mampu merasakan penderitaan pasien. Istilah transpersonal berarti pergi keluar diri sendiri dan memungkinkan untuk menggapai kedalaman spiritual dalam meningkatkan kenyamanan dan penyembuhan pasien. Pada akhirnya,tujuan dari transpersonal caring relationship adalah berkaitan dengan melindungi,meningkatkan dan mempertahankan martabat ,kemanusiaan,kesatuan dan keselarasan batin.
E. Caring Occation Moment
Caring Occation Moment (tempat dan waktu) pada saat perawat dan orang lain datang pada saat human caring dilaksanakan , dan dari keduanya dengan fenomena tempat yang unik mempunyai kesempatan secara bersama datang dalam moment interaksi human to human.
Bagi Watson (1988 b, 1999) bidang yang luar biasa yang sesuai dengan kerangka refensi seseorang atau perasaan-perasaan yang dialami seseorang , sensasi tubuh, pikiran atau kepercayaan spiritual , tujuan-tujuan, harapan-harapan pertimbangan dari lingkungan, arti persepsi seseorang kesemuanya berdasar pada pengalaman hidup yang dialami seseorang, sekarang atau masa yang akan datang. Watson (1999) menekankan bahwa perawat dalam hal ini sebagai care giver juga perlu memahami kesadaran dan kehadiranya dalam moment merawat dengan pasienya , lebih lanjut dari kedua belah pihak perawat maupun yang dirawat dapat dipengaruhi oleh perawatan dan tindakan yang dilakukan keduanya , dengan demikian akan menjadi bagian dari pengalaman hidupnya sendiri. Caring occation bisa menjadi transpersonal bilamana memungkinkan adanya semangat dari keduanya (perawat dan pasien)
kemudian adanya kesempatan yang memungkinkan keterbukaan dan kemampuan –kemampuan untuk berkembang". (A.Aziz Alimul Hidayat 2002 hal. 116-117).
Watson merekomendasikan suatu pendekatan penelitian keperawatan yang lebih dalam,
agar menghasilkan suatu hubungan keperawatan yang baik dengan keb utuhan manusia. Agar
hasilnya sempurna, maka perawat perlu melakukan metoda pemecahan masalah secara
ilmiah. Watson juga menyatakan proses keperawatan terdiri atas langkah-langkah yang sama
dengan proses ilmiah. Watson kemudian mengkolaborasikannya dalam dokumentasi (tulisan
yang dicetak miring mengidikasikan adanya keterkaitan dengan adanya penelitian dalam
proses keperawatan).
1. Pengkajian
a. Pengkajian meliputi: tindakan pengamatan, melakukan identifikasi, dan menelaah
masalah yang muncul melalui pengaplikasian dari hasil studi literature.
b. Untuk dapat menelaah dan memprediksi suatu masalah dengan baik sesuai
kerangka kerja yang telah dibuat, maka perlu menggali lebih dalam pengetahuan
yang terkait secara konseptual.
c. Dalam pengkajian juga mencakup formulasi hipotesis mengenai hubungan dan
factor-faktor yang mempengaruhi masalah.
d. Selain itu juga dalam menilai situasi perlu mencantumkan definisi dari variable-
variable yang akan diperiksa dalam pemecahan masalah ini.
2. Perencanaan
a. Dengan perencanaan yang baik, maka akan membantu dalam menentukan bagaimana
variabel-variabel dapat diuji atau diukur.
b. Dalam merancang suatu pemecahan masalah yang mengacu pada rencana asuhan
keperawatan tetap melalui pendekatan konseptual.
c. Selain itu juga dalam perencanaan tercantum data-data yang telah dikumpulkan &
sesuai.
3. Intervensi
Merencanakan tindakan sesuai dengan masalah yang ditemukan.
4. Evaluasi
a. Evaluasi merupakan sebuah metoda dan proses untuk menganalisa hasil
pelaksanaan inter-vensi dari setiap masalah yang ada.
b. Disamping itu menurut Watson, evaluasi juga harus mampu memberikan generalisasi
terhadap hipotesa-hipotesa tambahan atau kejadian yang mungkin akan terjadi untuk
mendorong teori keperawatan secara umum didasarkan pada studi pemecahan
masalah.
2.5Hubungan dengan Ciri Teori
Menurut Watson, bahwa sebuah teori itu merupakan sebuah pengelompokkan dari
ide-ide, dan pengalaman yang memberikan penjelasan mengenai fenomena-fenomena. Dia
menolak konsep tradisional, dan moetodologi kuantitatif harus dikorbankan saat
mendapatkan pengetahuan baru dari tingkah laku manusia. Dia melihat bahwa keperawatan
dapat dikembangkan dengan melibatkan prosedur-prosedur, dan manipulasi variabel
sementara yang terbaik adalah dengan melakukan penelitian untuk melihat berbagai alternatif
dalam merawat manusia, baik sehat, maupun sakit, serta mendorong peningkatan kesehatan.
Karya Watson telah dikembangkan dalam konteks tradisional:
1) Teori-teori tersebut berhubungan dengan konsep seperti dalam membangun solusi
berbeda dalam melihat fenomena tertentu.
2) Teori harus logis secara alami.
3) Teori seharusnya sederhana sebelum digeneralisasikan.
4) Teori dapat didasarkan pada hipotesis yang dapat diuji
5) Teori berkontribusi dan membantu dalam pengembangan pengetahuan secara umum
sesuai disiplin ilmunya melalui penelitian untuk mencapai sesuatu yag valid.
6) Teori dapat digunakan oleh para praktisi untuk menjadi pedoman dan meningkatkan
mutu dari tindakan pelayanan ataupun asuhan keperawatan yang diberikan.
7) Teori tersebut harus konsisten dengan teori-teori lainnya, dengan hukum, dan prinsip-
prinsip lainnya; tetapi masih meninggalkan pertanyaan-pertanyaan yang tidak bisa
dijawab, kemudian diinvestigasi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Konsep utama teori Jean Watson adalah “ Human Science and Human Care ”,
yang fokus utamanya dalam keperawatan adalah careative factor, dimana dia
berasal dari humanisticperspective yang dikombinasikan dengan dasar ilmu
pengetahuan ilmiah.
Hubungan teori Jean Watson ini dengan konsep utama keperawatan, yaitu
adanya unsur teori kemanusiaan dalam pandangannya yang mengatakan
bahwa manusia adalah makhluk yang sempurna yang memiliki berbagai
ragam perbedaan. Sehingga dalam upaya mencapai kesehatan, manusia
seharusnya dalam keadaan sejahtera, baik fisik, mental dan spiritual. Karena
sejahtera merupakan keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa.
Hubungan dengan proses perawatan, Jean Watson menganjurkan supaya
penelitian- penelitian di bidang keperawatan dapat dihubungkan dengan
proses keperawatan, sebab di dalam proses keperawatan langkah-langkahnya
sama dengan proses ilmiah.
Hubungan dengan ciri-ciri teori, Jean Watson mengatakan bahwa sebuah teori
merupakan sebuah pengelompokan, ide-ide, pengalaman yang memberikan
penjelasan mengenai fenomena 40, dan dia menolak konsep tradisional.
Penerapan teori Jean Watson, terdiri dari: pengkajian, penentuan diagnosa
keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
3.2 Saran
Manusia hendaknya dapat beinteraksi atau berhubungan baik dengan manusia lainnya.
Dengan berinteraksi, segala kebutuhan manusia akan mudah terpenuhi. Untuk dapat
memenuhi kebutuhannya, manusia harus memilki pengetahuan manusia dan pemeliharaan /
perawatan manusia. Tanpa adanya ilmu pengetahuan manusia tidak dapat berinteraksi dan
bersosialisasi dengan baik di masyarakat. Tanpa adanya pemeliharaan / perawatan diri,
manusia juga akan sakit dan tidak akan dapat memenuhi kebutuhan. Maka dari itu, manusia
dituntut untuk menjaga kesehatan dan pencegahan segala penyakit dimanapun dan kapanpun.
Daftar Pustaka
Azis Alimul Hidayat, 2004 “Pengantar Konsep Dasar Keperawatan”, Salemba Medika
Asmadi.2005.konsep dasar keperawatan.Buku Kedokteran EGC
Tutiyani. (2000). Hubungan antara persepsi perawat dan gaya kepemimpinan terhadap
perilaku caring
George J. B. (1990). Nursing Theories. New Jersey: Apleton and Lange.
Hidayat Aziz Alimul A. (2009). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.
Soemantri I. (2006). Konsep Dasar Keperawatan. Bandung: Stikes A. Yani Press.
Potter & Perry. 2005 “Fundamental Keperawatan volume 1”, Buku Kedokteran. EGC.
Jakarta
http://ilper.wordpress.com/2012/04/19/keperawantan-jean-watson/
Recommended