View
7
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
41
BAB III
METODA PENELITIAN
3.1 Jenis dan Desain penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian Non
Experimental karena tidak ada intervensi atau rekayasa dari
peneliti. Desain yang digunakan adalah deskriptif
korelasional karena peneliti mencoba menggambarkan dan
mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel
indepeden dan variabel dependen (Notoatmodjo, 2002).
Pendekatan yang digunakan belah lintang (cross
sectional), karena data penelitian yaitu tentang penyakit dan
pola tidur diukur dalam waktu yang sama atau sesaat
(Notoatmodjo, 2002).
3.2 Variabel Penelitian
Variabel yang dikaji dalam penelitian ini adalah
variabel dependen (terikat) dan variabel independen
(bebas)
1. Variabel Dependen (terikat)
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Pola
Tidur Pasien Rawat Inap Tuberkulosis.
42
2. Variabel Independen (bebas)
Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini
adalah penyakit Tuberkulosis, lingkungan rawat inap,
dan stress dan emosi.
3.3 Populasi dan sampel
1. Populasi
Populasi adalah sekelompok orang, kejadian,
atau segala sesuatu yang memiliki karakteristik tertentu
(Indriantoro dan Supomo, 2002). Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh pasien tuberkulosis yang
dirawat di Instalasi rawat inap RS Paru dr Ario Wirawan
Salatiga pada tanggal 17 April s/d 15 Mei 2013 di
instalasi rawat inap RS Paru dr Ario Wirawan Salatiga
terkecuali ruang Intensif Care Unit dan ruang HCU
yang berjumlah 53 orang.
2. Sampel penelitian
Sampel adalah sebagian dari elemen-elemen
populasi (Indriantoro dan Supomo, 2002). Untuk
menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini
menggunakan rumus Slovin, berikut rumus
matematisnya : (Umar, 2003)
43
)(12
Ne
Nn
Keterangan:
n : Jumlah sampel
N : Jumlah populasi
e : Kelonggaran ketidak telitian karena
kesalahan pengambilan sampel dalam penelitian
ini adalah 10%
1 : angka konstan
Berdasarkan rumus tersebut diperoleh sampel
sebanyak 35 orang responden, berikut uraiannya :
2)1.0.(531
53
n 64,34 orang, dibulatkan 35
responden
Kemudian teknik pengambilan sampel yang
digunakan oleh peneliti untuk memperoleh sampel
sebanyak 35 orang tersebut adalah judgment sampling.
Judgment Sampling yaitu teknik penentuan sampel dari
anggota populasi yang dipilih sekehendak hati peneliti
(Supramono dan Sugiyarto, 1993). Alasan penggunaan
teknik tersebut karena peneliti benar-benar mengetahui
dengan pasti siapa-siapa saja yang layak untuk dipilih
menjadi responden dalam penelitian ini.
44
3.4 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah unsur penelitian yang
memberitahukan bagaimana caranya mengukur variabel
(Singarimbun dan Effendi, 2003). Dengan demikian definisi
operasional memberikan petunjuk pelaksanaan bagaimana
caranya mengukur suatu variabel.
Adapun definisi operasional dari masing-masing
konsep dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.1. Definisi Operasional
Variabel Definisi Operasional Alat Ukur & Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Pola Tidur pasien rawat inap Tuberkulosis
Ritme jadwal tidur dan bangun seorang pasien rawat inap tuberculosis di RSPAW Salatiga. Perubahan pola tidur ini dilihat dari segi kualitas dan kuantitas tidur. Kualitas tidur adalah nyenyak atau tidaknya tidur seorang pasien rawat inap tuberculosis di RSPAW Salatiga. Kuantitas tidur adalah lamanya seorang pasien rawat inap tuberculosis di RSPAW Salatiga untuk tidur selama 24 jam.
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa kuesioner. Kuesioner terdiri dari 7 item. Pemberian skor bergerak dari 4 sampai 1 untuk Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).
Untuk pengukuran hasil digunakan criteria sebagai berikut: (Riwidikdo, 2009) 1. Tidak baik, bila (X)>
mean+1SD 2. Kurang baik, bila mean-
1SD ≤ X ≤ mean+1SD 3. Cukup baik, bila (X) <
mean-1SD Cttn: Untuk pertanyaan unfavorable no. 2, 3, 4 skor bergerak dari 4 untuk STS, 3 untuk TS, 2 untuk S, dan 1 untuk SS, dan sebaliknya untuk pertanyaan favourable no. 1, 5, 6, 7 skor bergerak dari 4 untuk SS, 3 untuk S, 2 untuk TS, dan 1 untuk STS.
Ordinal
Penyakit Tuberkulosis Kondisi nyeri dada, batuk, sesak nafas, nyeri otot, keringat malam yang diderita pasien tuberculosis di instalasi ruang rawat inap RSPAW Salatiga.
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa kuesioner. Kuesioner terdiri dari 7 item. Pemberian skor bergerak dari 4 sampai 1 untuk Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).
Untuk pengukuran hasil digunakan criteria sebagai berikut: (Riwidikdo, 2009) 1. Sangat buruk, bila (X)>
mean+1SD 2. Buruk, bila mean-1SD ≤
X ≤ mean+1SD 3. Cukup Buruk, bila (X) <
mean-1SD
Ordinal
45
Lanjutan…………
Tabel 3.1. Definisi Operasional
Variabel Definisi Operasional Alat Ukur & Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Lingkungan ruang rawat inap pasien
Lingkungan rawat inap pasien tuberculosis di RSPAW Salatiga.
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa kuesioner. Kuesioner terdiri dari 6 item. Pemberian skor bergerak dari 4 sampai 1 untuk Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).
Untuk pengukuran hasil digunakan criteria sebagai berikut: (Riwidikdo, 2009) 1. Tidak kondusif, bila (X)>
mean+1SD 2. Kurang kondusif, bila
mean-1SD ≤ X ≤ mean+1SD
3. Cukup kondusif, bila (X) < mean-1SD
Ordinal
Stress & Emosi Depresi dan kecemasan yang dialami oleh penderita tuberculosis yang menjalani rawat inap di RSPAW Salatiga.
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa kuesioner. Kuesioner terdiri dari 7 item. Pemberian skor bergerak dari 4 sampai 1 untuk Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).
Untuk pengukuran hasil digunakan criteria sebagai berikut: (Riwidikdo, 2009) 1. Selalu, bila (X)>
mean+1SD 2. Sering, bila mean-1SD ≤
X ≤ mean+1SD 3. Kadang-kadang, bila (X)
< mean-1SD
Ordinal
3.5 Karakteristik Responden
Karakteristik yang dimiliki oleh responden dalam
penelitian ini sampel yang digunakan adalah pasien yang
dirawat di instalasi rawat inap Rumah Sakit Paru dr Ario
Wirawan Salatiga yang memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi sebagai berikut:
1. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi sampel penelitian ini adalah
a. Pasien tuberculosis paru rawat inap
b. Sudah dirawat instalasi rawat inap RS Paru dr Ario
Wirawan Salatiga minimal 2 malam
c. Umur 21 ke atas
d. Dapat membaca dan menulis
46
e. Bersedia menjadi responden
2. Kriteria eksklusi
Kriteria eksklusi sampel penelitian ini adalah
a. Pasien dalam keadaan kegawatan
b. Pihak keluarga yang melarang pasien untuk
berpartisipasi
c. Pasien dengan gangguan mental psikiatri
3.6 Waktu dan Lokasi penelitian
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 17 April s/d 15
Mei 2013 di instalasi rawat inap RS Paru dr Ario Wirawan
Salatiga terkecuali ruang Intensif Care Unit dan ruang HCU.
3.7 Instrumen Penelitian dan Cara Pengumpulan Data
1. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kuesioner. Kuesioner adalah daftar pernyataan
atau pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik,
sudah matang, dimana responden (dalam hal angket)
dan interviewer (dalam hal wawancara) tinggal
memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda-
tanda tertentu (Notoatmodjo, 2002). Dengan metode
47
tersebut maka akan diperoleh tanggapan responden
atas daftar pernyataan dalam kuesioner.
Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari tiga
bagian, bagian 1 terdiri dari data demografi responden
yang berisi tentang usia, tingkat pendidikan, jenis
kelamin responden penelitian, bagian 2. Untuk
mengetahui pola tidur Pasien Rawat Inap Tuberculosis,
bagian 3. Untuk mengetahui penyakit Tuberculosis,
lingkungan, dan stress dan emosi.
2. Cara Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti
dengan cara membagikan kuesioner kepada
responden melalui tahap-tahap sebagai berikut :
a. Peneliti menunjukkan surat ijin kepada fakultas
untuk melakukan penelitian. Setelah mendapatkan
ijin dari fakultas, peneliti mengajukan ijin penelitian
Direktur Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan
Salatiga.
b. Setelah mendapat ijin dari direktur RS Paru dr. Ario
Wirawan Salatiga melakukan koordinaasi dengan
Kepala Sub Bidang Keperawatan.
c. Sebelum melakukan penelitian, peneliti menjelaskan
tentang tujuan penelitian .
48
d. Setelah memahami tujuan penelitian responden
yang setuju diminta menandatangani surat
pernyataan kesediaan menjadi responden
penelitian.
e. Kemudian responden yang telah menyatakan setuju
diminta untuk mengisi seluruh pernyataan.
f. Setelah kuesioner diisi dan dikembalikan kepada
peneliti, peneliti memeriksa kelengkapan data di
tempat pengambilan data yang bertujuan agar bila
ada kekurangan dapat segera dilengkapi.
3.8 Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dan reliabilitas kuesioner penelitian ini
akan dilakukan di RSPAW Salatiga dengan mengambil
subyek 20 orang Pasien Tuberculosis Rawat Inap yang
tidak terpilih menjadi responden.
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah
atau valid tidaknya suatu kuesioner (Ghozali, 2004).
Untuk menentukan kevalidan dari masing-masing item
dalam angket dapat dilakukan dengan menggunakan
rumus korelasi Product Moment sebagai berikut
(Santoso, 2003):
49
2222..
)(
YYnXXn
YXXYnr
Keterangan :
r = koefisien korelasi antar variabel
X = variabel bebas
Y = variabel tidak bebas
n = sampel
Kesimpulan :
Jika r hitung > r tabel maka butir atau pernyataan atau
indikator tersebut dinyatakan valid (Ghozali, 2004).
Uji validitas yang dilakukan pada tanggal 17
April 2013 di Ruang Dahlia Atas dengan mengambil
responden sebanyak 20 orang diperoleh hasil sebagai
berikut:
Tabel 3.2. Hasil Uji Validitas
Variabel Pernyataan r-hitung r-tabel Keterangan
Penyakit (X1) 1 0.613 0.444 Valid
2 0.440 0.444 Gugur
3 0.039 0.444 Gugur
4 0.042 0.444 Gugur
5 0.668 0.444 Valid
6 0.504 0.444 Valid
7 0.642 0.444 Valid
8 0.608 0.444 Valid
9 0.676 0.444 Valid
10 0.392 0.444 Gugur
11 0.631 0.444 Valid
Sumber: Data Primer Yang Diolah, 2013
50
Lanjutan................
Tabel 3.2. Hasil Uji Validitas
Variabel Pernyataan r-hitung r-tabel Keterangan
Linngkungan 1 0.863 0.444 Valid
Rawat Inap 2 0.834 0.444 Valid
(X2) 3 0.771 0.444 Valid
4 0.779 0.444 Valid
5 0.580 0.444 Valid
6 0.658 0.444 Valid
7 0.589 0.444 Valid
Stress dan 1 0.940 0.444 Valid
Emosi (X3) 2 0.923 0.444 Valid
3 0.664 0.444 Valid
4 0.812 0.444 Valid
5 0.718 0.444 Valid
6 0.631 0.444 Valid
Pola Tidur 1 0.754 0.444 Valid
(Y) 2 0.765 0.444 Valid
3 0.765 0.444 Valid
4 0.793 0.444 Valid
5 0.870 0.444 Valid
6 0.870 0.444 Valid
7 0.783 0.444 Valid
Hasil uji validitas untuk indikator penyakit tidak semua
indikator masuk dalam kriteria penilaian valid, yaitu
indikator no. 2, 3, 4, 10 karena memiliki nilai r-hitung <
0,444. Kemudian untuk indikator lingkungan rawat
inap, stres dan emosi, dan pola tidur semua
indikatornya masuk dalam kriteria valid, ditunjukkan
51
nilai r-hitung masing-masing indikator berada pada
kisaran nilai 0,631 s/d 0,940 > r-tabel (0,444).
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan
sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau
dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh
mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap
sama bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih
terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat
ukur yang sama (Notoatmojo, 2002). Suatu kuesioner
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang
terhadap pernyataan dalam kuesioner adalah konsisten
atau stabil (Ghozali, 2004).
Untuk melakukan uji reliabilitas dalam penelitian
ini menggunakan uji statistik Cronbach Alpha (ά).
Secara matematis uji statistik Cronbach Alpha (ά) dapat
dilakukan dengan mengunakan rumus sebagai berikut :
(Santoso, 2003)
=
Keterangan :
= Koefisien reliabilitas Cronbach Alpha
k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya
1k
k
2
2
1st
si
52
soal
Si2 = Jumlah varians butir
St2 = Varians total
Kesimpulan :
Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika
memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Nunnally
dalam Ghozali, 2004).
Uji reliabilitas yang dilakukan pada tanggal 17
April 2013 di Ruang Dahlia Atas dengan mengambil
responden sebanyak 20 orang. Adapun untuk variabel
penyakit nilai cronbach alphanya = 0,8734, untuk
variabel lingkungan = 0,8353, untuk stres dan emosi =
0,8744, dan pola tidur = 0,9044. Dengan demikian nilai
cronbach alpha berada pada range 0,8353 s/d 0,9044 >
0,6, maka kuesioner dikatakan reliabel.
3.9 Metode Pengolahan dan Analisa Data
1. Pengolahan data
Pengolahan data adalah prosedur dalam
memperoleh data ringkasan atau angka ringkasan
dengan menggunakan cara-cara atau rumus-rumus
tertentu (Hasan, 2004). Pengolahan data meliputi
kegiatan berikut :
53
a. Editing, editing adalah pengecekan data yang telah
dikumpulkan karena kemungkinan data yang masuk
(raw data) tidak logis atau relevan.
b. Coding, coding adalah pemberian kode-kode pada
tiap-tiap data yang termasuk dalam kategori yang
sama. Kode adalah isyarat yang dibuat dalam
bentuk angka-angka atau huruf-huruf yang
memberikan petunjuk atau identitas pada suatu
informasi atau data yang akan dianalisis, contoh :
jenis kelamin laki-laki diberi coding 1.
c. Tabulating, tabulasi adalah membuat tabel-tabel
yang berisikan data yang telah diberi kode sesuai
dengan analisis yang dibutuhkan.
d. Entry data, entry data yaitu memasukkan data yang
diperoleh menggunakan fasilitas komputer dengan
menggunakan system komputerisasi.
2. Analisis data
a. Analisis Univariat
Analisis univariat yang dilakukan terhadap
tiap variabel dan hasil penelitian (Notoatmodjo,
2002). Dalam analisis ini hanya menghasilkan
distribusi dan presentase dari tiap variabel.
54
Untuk mengukur persentase dan distribusi
data karakteristik responden, yaitu : umur, jenis
kelamin, dan pendidikan responden digunakan
rumus sebagai berikut : (Sugiyono, 2006)
%100% xN
n
Keterangan :
n = Nilai yang diperoleh
N = Jumlah seluruh nilai
Sedang berkenaan dengan deskripsi data
penyakit, lingkungan, stres dan emosi, pola tidur,
pengukuran data dilakukan berdasarkan jumlah total
skor yang diperoleh masing-masing responden per
kelompok variabel penelitian, untuk keperluan
analisis deskripsi, maka total skor jawaban
responden dikategorikan berdasarkan nilai mean
dan standar deviasi (SD), sebagai berikut
(Riwidikdo, 2012) :
1) Penyakit Sangat Buruk (X)> mean+1SD >24,87
Buruk mean-1SD ≤ X ≤ mean+1SD
21,07-24,87
Cukup Buruk (X) < mean-1SD <21,07
2) Lingkungan Tidak Kondusif (X)> mean+1SD
>19,06
Kurang Kondusif
mean-1SD ≤ X ≤ mean+1SD 15,80-19,06
Cukup Kondusif
(X) < mean-1SD <15,80
55
3) Stres & Emosi Selalu
(X)> mean+1SD
>17,24
Sering
mean-1SD ≤ X ≤ mean+1SD 14,76-17,24
Kadang-kadang
(X) < mean-1SD <14,76
4) Pola Tidur Tidak Baik (X)> mean+1SD
>24,95
Kurang Baik
mean-1SD ≤ X ≤ mean+1SD 19,97-24,95
Cukup Baik
(X) < mean-1SD <19,97
Aturan normatif yang menggunakan mean dan
standar deviasi tersebut di atas hanya berlaku jika
terdapat tiga kategori dalam pembagian total skor
jawaban responden (Riwidikdo, 2012).
b. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui
hubungan satu variabel bebas dengan variabel
terikat (Notoatmodjo, 2002). Dalam penelitian ini
analisis bivariat digunakan untuk mengetahui
hubungan faktor penyakit, lingkungan ruang rawat
inap, stres dan emosi pasien rawat inap tuberculosis
dengan pola tidur pasien rawat inap tuberculosis di
Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga. Uji
statistik yang digunakan untuk analisis bivariat
dalam penelitian ini adalah Spearman Rank. Secara
matematis rumus korelasi Spearman Rank dapat
dijabarkan sebagai berikut : (Sugiyono, 2006)
56
)1(
61
2
2
nn
bi
Keterangan :
koefisien korelasi Spearman-Rank
bi = perbedaan setiap pasang rank
n = jumlah pasang rank (sampel)
Untuk memudahkan dalam menganalisis data,
peneliti menggunakan sistem SPSS 11.05.
Nilai koefisien korelasi (r) berkisar antasa -1
sampai +1, dengan penjabaran sebagaimana di
kutip dalam Hasan (2004), yaitu:
1) Jika r > 0, artinya telah terjadi hubungan yang
linier positif, yaitu semakin besar nilai variabel X
(independen), maka semakin besar pula nilai
variabel Y (dependen), dan sebaliknya.
2) Jika nilai r < 0, artinya telah terjasi hubungan
linier yang negatif, yaitu semakin kecil nilai
variabel X (independen), maka semakin besar
pula nilai variabel Y (dependen), dan
sebaliknya.
57
3) Jika nilai r = 0, artinya tidak ada hubungan
sama sekali antara variabel X (independen),
dengan variabel Y (dependen).
4) Jika nilai r = +1 atau r = -1, artinya telah terjadi
hubungan linier sempurna yang berupa garis
lurus.
Berdasarkan uji statistik tersebut, maka
dapat diputuskan sebagai berikut:
1) Ho diterima, jika diperoleh nilai p-value lebih
besar dari nilai alpha (0.05).
2) Ha diterima, jika diperoleh nilai p-value lebih
kecil atau sama dengan nilai alpha (0.05).
3.10 Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian peneliti perlu
mendapat adanya rekomendasi dari institusi atau pihak
lain dengan mengajukan permohonan ijin kepada
institusi atau lembaga terkait tempat penelitian. Setelah
mendapat persetujuan barulah melakukan penelitian
dengan menekankan masalah etika yang meliputi :
1. Lembar persetujuan menjadi responden (informed
consent)
58
Sebelum lembar persetujuan diberikan kepada
responden, terlebih dulu peneliti memberikan
penjelasan maksud dan tujuan penelitian yang akan
dilakukan serta dampak yang mungkin terjadi
selama dan sesudah pengumpulan data. Jika
responden bersedia diteliti maka diberi lembar
permohonan menjadi responden dan lembar
persetujuan menjadi responden yang harus
ditandatangani, tetapi jika responden menolak untuk
diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap
akan menghormati hak-haknya.
2. Tanpa nama (Anonymity)
Untuk menjaga kerahasiaan informasi dari
responden peneliti tidak akan mencantumkan nama
dari responden pada lembar pengunpul data, tetapi
dengan memberikan nomor kode pada masing-
masing lembar yang dilakukan oleh peneliti sebelum
lembar pengumpul data diberikan kepada
responden.
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh
responden dijamin oleh peneliti dengan cara bahwa
informasi tersebut hanya akan diketahui oleh peneliti
59
dan pembimbing atas persetujuan pembimbing dan
hanya kelompok data tertentu yang disajikan
sebagai hasil penelitian. Selanjutnya lembar
pengumpul data dimusnahkan dengan dibakar.
Recommended