View
216
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
67
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2008:8), metode penelitian
kuantitatif diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada
filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data
bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan. Data yang diperoleh kemudian diolah, ditafsirkan, dan
disimpulkan. Dalam penelitian ini objek yang akan diteliti adalah siswa kelas
XII SMK Negeri 1 Salatiga. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan mengedarkan kuesioner, observasi, wawancara
terstruktur.
3.2. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah siswa kelas XII SMK Negeri I Salatiga.
3.3. Populasi Dan Sampel Penelitian
3.3.1. Populasi
Populasi penelitian adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto,
2002:108). Sedangkan menurut Sudjana (2004:6) yang dimaksud populasi
adalah totalitas semua nilai yang mungkin baik hasil menghitung ataupun
pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif dari karakteristik tertentu
68
mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari
sifat-sifatnya. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII SMK N
I Salatiga dengan jumlah siswa keseluruhan 375 siswa terbagi dalam 12
kelas.
Tabel 3.1. Daftar Populasi Penelitian
No Kelas Jumlah Siswa
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
XII Pemasaran
XII Akuntansi I
XII Akuntansi 2
XII Akuntansi 3
XII Perkantoran I
XII Perkantoran 2
XII Perkantoran 3
XII Tata Boga I
XII Tata Boga 2
XII Tata Kecantikan
XII Tata Busana I
XII Tata Busana 2
32 siswa
33 siswa
34 siswa
31 siswa
34 siswa
33 siswa
33 siswa
28 siswa
25 siswa
29 siswa
32 siswa
31 siswa
Jumlah 375 siswa
Sumber: Tata Usaha SMK Negeri I Salatiga
3.3.2. Sampel
Menurut Sugiyono (2010:118) menyatakan bahwa sampel
merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi
tersebut. Secara operasional merupakan bagian dari populasi untuk diteliti.
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini simple random
sampling. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Stratified Proportionate Random Sampling. Menurut Gulo (2010:90),
Stratified Proportionate Random Sampling digunakan untuk populasi
mempunyai anggota berstrata secara proporsional. Berdasarkan jumlah
populasi yang telah diketahui, penarikan sampel menggunakan rumus dari
69
Taro Yamane dalam Riduwan dan Akdon (2009:249) adalah sebagai
berikut :
=
=
= =
Keterangan :
= Jumlah sampel
= Jumlah populasi
= Presisi yang ditetapkan
Hasil perhitungan rumus di atas menunjukkan bahwa jumlah
sampel dari siswa kelas XII SMK Negeri I Salatiga sejumlah 79 siswa.
Pada tahap berikutnya sampel penelitian akan dibagi secara proporsional
sesuai strata dari jumlah populasi itu. Menurut Gulo (2010:90), pembagian
sampel secara proporsional dari populasi yang berstrata dapat dilakukan
dengan rumusan alokasi proporsional sebagai berikut :
Tabel 3.2. Pembagian Sampel Secara Proporsional
Strata Jumlah Anggota Banyaknya Sampel
I N1 n/N x N1
II N2 n/N x N2
II N3 n/N x N3
Jumlah n/N(N1 + N2 + N3) =n/N x N
70
Keterangan :
N = Besarnya populasi
N = Besarnya sampel yang ditarik dari populasi
n/N = Proporsi
Berdasarkan rumusan alokasi proporsional di atas, sampel
penelitian yang diambil dari siswa kelas XII SMK Negeri I Salatiga
jurusan pemasaran, akuntansi, perkantoran, tata boga, kecantikan, tata
busana adalah :
Tabel 3.3. Jumlah Sampel Siswa Kelas XII SMK Negeri I Salatiga
Strata Jumlah Anggota Banyaknya Sampel
Pemasaran N1 = 32 79/375 x 32 = 7
Akuntansi N2 = 98 79/375 x 98 = 21
Perkantoran N3 = 100 79/375 x 100 = 21
Tata Boga N4 = 53 79/375 x 53 = 11
Kecantikan N5 = 29 79/375 x 29 = 6
Tata Busana N6 = 63 79/375 x 63 = 13
Jumlah 375 79
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang
dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Mengumpulkan data
dari sampel penelitian, dilakukan dengan metode tertentu sesuai dengan
tujuannya (Gulo, 2010:115). Metode pengumpulan data ini adalah dengan
menggunakan metode Observasi, Kuesioner dan Wawancara.
71
1) Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang
spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan
kuesioner. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan untuk
penelitian yang berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-
gejala alam dan responden yang terlalu besar. Menurut Gulo (2010:116)
Observasi adalah metode pengumpulan data dimana peneliti atau
kolabolatornya mencatat informasi sebagaimana mereka saksikan selama
penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan datang ke obyek yang
diamati oleh peneliti yaitu SMK Negeri I Salatiga.
2) Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti, dan juga peneliti ingin mengetahui hal-
hal dari responden yang lebih mendalam. Wawancara pada penelitian ini
digunakan peneliti untuk mendapatkan informasi awal mengenai
berbagai isu atau permasalahan yang ada pada obyek. Dalam penelitian
ini wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak terstruktur.
Menurut Sugiyono (2008:140) wawancara tidak struktur adalah
wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman
wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk
pengumpulan datanya. Dalam peneliti ini, peneliti mengadakan
72
wawancara langsung dengan guru yang bersangkutan dengan penelitian
ini.
3) Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada respondenuntuk dijawabnya. Menurut Sugiyono (2008:142)
kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu
dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa di
harapkan dari responden. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini
berupa pernyataan tertutup yang diberikan kepada responden secara
langsung. Dengan adanya kontak langsung antara peneliti dengan
responden akan menciptakan kondisi yang cukup baik, sehingga
responden dengan sukarela akan memberikan data obyektif dan cepat.
Angket ini disusun berdasarkan skala likert dengan 5 kategori pilihan
jawaban, yaitu sangat setuju (SS), setuju (ST), ragu-ragu (RG), tidak
setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Selain itu, angket juga disusun
berdasarkan item favorable dan item unfavorable, berikut ini adalah
penilaian atas item favorable dan unfavorable,
Tabel 3.4. Alat Ukur Penelitian
Pernyataan favorable Pernyataan unfavorable
SS = 5 SS = 1
ST = 4 ST = 2
RG = 3 RG = 3
TS = 2 TS = 4
STS = 1 STS = 5
73
3.5. Definisi Operasional Variabel
Variabel adalah obyek penelitian atau yang menjadi titik perhatian
peneliti (Arikunto, 2002:96). Variabel yang akan diungkap dalam penelitian
ini adalah :
1. Gaya Mengajar (X1)
Gaya mengajar adalah bentuk penampilan guru saat proses belajar
mengajar baik yang bersifat kurikuler maupun psikologis di SMK Negeri I
Salatiga. Bersifat kurikuler adalah guru mengajar yang disesuaikan dengan
tujuan dan sifat mata pelajaran tertentu. Bersifat psikologis adalah guru
mengajar yang disesuaikan dengan motivasi siswa, pengelolaan kelas, dan
evaluasi hasil belajar mengajar. Gaya mengajar yang dimaksud ini adalah
sikap, perilaku dan metode dalam proses belajar pembelajaran di SMK
Negeri I Salatiga.
2. Kepemimpinan Guru (X2)
Kepemimpinan guru adalah kemampuan yang dimiliki oleh guru untuk
mempengaruhi, mendorong, mengerahkan dan menggerakkan siswanya
supaya mereka mau belajar dengan penuh semangat. Kepemimpinan guru
yang dimaksud ini adalah dimana seorang guru mampu memimpin,
mengelola, dan berinteraksi dengan siswa di SMK Negeri I Salatiga.
3. Motivasi belajar siswa (Y)
Motivasi belajar adalah segala keseluruhan daya penggerak dalam diri
siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan
dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga
74
tujuan yang dikehendaki dapat tercapai. Motivasi dalam hal ini adalah
adanya kemauan, minat dan ketekunan dalam belajar siswa di SMK
Negeri I Salatiga.
3.6. Instrumen Penelitian
Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap
fenomena sosial maupun alam. Meneliti dengan data yang sudah ada lebih
tepat kalau dinamakan membuat laporan daripada melakukan penelitian.
Namun demikian dalam skala yang paling rendah laporan juga dapat
dinyatakan sebagai bentuk penelitian (Emory, 1985). Penelitian pada dasarnya
adalah melakukan pengukuran, maka diperlukan alat ukur yang baik untuk
mengukur variabel-variabel penelitian. Instrumen penelitian adalah suatu alat
yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati,
secara spesifik semua fenomena tersebut disebut variabel penelitian
(Sugiyono, 2010:148). Instrumen penelitian yang akan digunakan untuk
melakukan pengukuran harus mempunyai skala. Skala pengukuran yang
digunakan pada penelitian ini adalah skala Likert, yaitu dengan memberikan
skor dari setiap jawaban responden. Item pertanyaan terdiri dari dua jenis,
yaitu item favorable dan item yang unfavorable, sehingga pemberian skor
ditentukan sebagai berikut: (1) jika jawaban sangat setuju (SS) diberi skor 5
untuk item favorable dan 1 untuk unfavorable; (2) jika jawaban setuju (ST)
diberi skor 4 untuk item favorable dan 2 untuk item unfavorable; (3) jika
jawaban ragu-ragu (RG) diberi skor 3 untuk item favorable maupun
unfavorable; (4) jika jawaban tidak setuju (TS) diberi skor 2 untuk item
75
favorable dan skor 4 untuk item unfavorable; (5) jika jawaban tidak sangat
setuju (STS) diberi skor 1 untuk item favorable dan skor 5 untuk item
unfavorable. Menurut Sugiyono (2010:134), skala Likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
tentang fenomena sosial.
Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner (angket). Menurut Sugiyono (2008:142), kuesioner (angket) adalah
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
Pertanyaan atau pernyataan yang digunakan berbentuk pertanyaan tertutup
karena akan membantu responden untuk menjawab dengan cepat dan
termasuk kuesioner (angket) langsung sehingga data yang diperoleh lebih
cepat dan obyektif. Penyusunan kisi-kisi instrumen penelitian didasarkan pada
variabel dan indikator penelitian yang ada. Kisi-kisi instrumen variabel gaya
mengajar (X1) terdiri dari tiga aspek yaitu Visual Teaching style, Auditory
Teaching Style dan Khinestetic Teaching Style. Sedangkan kisi-kisi instrumen
variabel kepemimpinan guru (X2) terdiri dari tiga aspek yaitu ketrampilan
teknis, ketrampilan manusiawi dan ketrampilan konseptual. Sedangkan kisi-
kisi instrumen variabel motivasi belajar siswa (Y) terdiri dari lima aspek yaitu
ketekunan dalam belajar, ulet dalam menghadapi kesulitan, minat dan
ketajaman perhatian dalam belajar, berprestasi dalam belajar, dan mandiri
dalam belajar.
76
Penyusunan kisi-kisi instrumen dari variabel gaya mengajar (X1),
peneliti lakukan dengan mengembangkan kisi-kisi instrumen penelitian yang
di susun oleh Agnes Sutanto (2008) pada penelitiannya tentang hubungan
gaya mengajar guru dan cara belajar siswa dengan hasil belajar siswa dalam
pelajaran matematika (studi kasus pada SMUK St. Augustinus Kediri Periode
tahun ajaran 2005-2007). Sedangkan menyusun kisi-kisi instrumen dari
variabel kepemimpinan guru (X2), bersumber dari Katz dalam Burhanudin
(1994:91) tentang keterampilan-keterampilan yang perlu dimiliki seorang
pemimpin. Untuk menyusunan kisi-kisi instrumen dari variabel motivasi
belajar (Y), bersumber dari Keke T. Aritonang (2008:14) tentang minat dan
motivasi dalam meningkatkan hasil belajar siswa. kisi-kisi instrumen pengaruh
gaya mengajar dan kepemimpinan guru terhadap motivasi belajar siswa kelas
XII SMK Negeri I Salatiga yang telah tersusun dalam seperangkat pernyataan
terstruktur sebagai berikut:
Tabel 3.5. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Variabel Definisi
Operasional Aspek Indikator
Butir
Soal
Gaya
Mengajar
Guru
Gaya mengajar
adalah bentuk
penampilan guru
saat proses belajar
mengajar baik
yang bersifat
kurikuler maupun
psikologis.
1. Visual
Teaching
style
a. Menggunakan media
sebagai bahan ajar
b. Bentuk penampilan guru
c. Cara menyampaikan materi
d. Respon guru
1,2,3,4,5,
6,7
2. Auditory
Teaching
Style
a. Teknik menjelaskan materi
pelajaran
b. Memberikan bimbingan
c. Bentuk vokal guru
8,9,10,11
,12,13
3. Khinestetic
Teaching
Style
a. Perilaku guru dalam
mengajar
b. Metode mengajar
c. Komunikasi
14,15,16,
17,19
18,20
77
3.7. Analisis Statistik
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
kuantitatif dengan persamaan regresi linier berganda. Analisis kuantitatif yaitu
suatu analisis yang dilakukan untuk menganalisa data yang diperoleh dari
pertanyaan yang memerlukan perhitungan statistik, sehingga analisis ini sering
disebut dengan analisis statistik.
Kepemimp
inan Guru
Kepemimpinan
guru adalah
kemampuan yang
dimiliki oleh guru
untuk
mempengaruhi,
mendorong,
mengerahkan dan
menggerakkan
siswanya supaya
mereka mau
belajar dengan
penuh semangat.
Ketrampilan
teknis
Kemampuan menggunakan
metode dan teknik
28,29,30,
33,34,35,
36
Ketrampilan
manusiawi
a. Kemampuan bekerjasama
dengan orang lain
b. Kemampuan untuk
berkomunikasi secara jelas
dan efektif
c. Kemampuan untuk
memahami isi hati, sikap dan
motif orang lain mengapa
mereka berkata dan
melakukan pekerjaan
22,23,24,
25,26,31,
32
Ketrampilan
konseptual
Kemampuan menganalisa dan
memecahkan masalah
21,27,37,
38
Motivasi
Belajar
Motivasi belajar
adalah segala
keseluruhan daya
penggerak dalam
diri siswa yang
menimbulkan
kegiatan belajar,
yang menjamin
kelangsungan dari
kegiatan belajar
dan memberikan
arah pada
kegiatan belajar
sehingga tujuan
yang dikehendaki
dapat tercapai.
1. Ketekunan
dalam
belajar
a. Kehadiran di sekolah
b. Mengikuti PBM di kelas
c. Belajar di rumah
39,40,44
2. Ulet dalam
menghada
pi
kesulitan
a. Sikap terhadap kesulitan
b. Usaha mengatasi kesulitan
43,46,49,
50
54,55,56
3. Minat dan
ketajaman
perhatian
dalam
belajar
a. Kebiasaan dalam mengikuti
pelajaran
b. Semangat dalam mengikuti
PBM
41,42,45,
47,48,51
4. Berprestasi
dalam
belajar
a. Keinginan untuk berprestasi
b. Kualifikasi hasil
57,58
5. Mandiri
dalam
belajar
a. Penyelesaian tugas/PR
b. Menggunakan kesempatan
di luar jam pelajaran
52,53
78
3.8. Uji Validitas dan Reliabilitas
3.8.1. Uji Validitas
Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang
terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti.
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan
data itu valid. Valid berarti istrumen tersebut dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrumen yang valid harus
mempunyai validitas internal dan eksternal. Instrumen yang mempunyai
validitas internal atau rasional, bila kriteria yang ada dalam instrumen secara
rasional (teoritis) telah mencerminkan apa yang diukur. Menurut Arikunto
(2002:144) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau
sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid
berarti memiliki validitas rendah.
Pengujian validitas tiap butir digunakan analisis item, yaitu
mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah tiap
skor butir. Dalam hal analisis item menurut Masrun (1979) dalam Sugiyono
(2010:188) menyatakan bahwa “teknik korelasi untuk menentukan validitas
item ini sampai sekarang merupakan teknik yang banyak digunakan”.
Selanjutnya dalam memberikan interpretasi terhadap koefisien korelasi,
Masrun menyatakan “item yang mempunyai korelasi positif dengan kriterium
(skor total) serta korelasi yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut
mempunyai validitas yang tinggi pula. Biasanya syarat minimum untuk
79
dianggap memenuhi syarat adalah kalau r = 0,3. Jadi kalau korelasi antara
butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka butir dalam instrumen tersebut
dikatakan tidak valid. Pengujian validitas instrumen pada penelitian ini
digunakan korelasi pearson product moment dengan rumus sebagai berikut :
xy =
Keterangan :
xy = koefisien korelasi
= jumlah responden
= skor item tertentu
= skor total (seluruh item)
Instrumen penelitian dianalisis melalui komputer dengan program
SPSS 16.0 for windows untuk menguji validitasnya. Jika nilai rhitung dari item
instrumen lebih besar dari nilai rtabel yang ditentukan (rhitung > rtabel), maka item
instrumen dinyatakan valid. Sedangkan untuk item instrumen yang memiliki r
hitung lebih kecil dari rtabel (rhitung < rtabel), maka item instrumen dinyatakan
tidak valid. Menurut Riduwan (2005:138), terdapat pedoman memberikan
interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut :
Tabel 3.6. Interpretasi koefisien korelasi nilai r
Interval koefisien Interpretasi
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Cukup kuat
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat kuat
80
Tabel 3.7. Rekapitulasi Uji Validitas Instrumen Gaya Mengajar
Item – Total Statistics
Item Corrected Item-Total
Correlation Keputusan
VAR00001 -.184 tidak valid.
VAR00002 -.160 tidak valid.
VAR00003 .456 valid.
VAR00004 -.047 tidak valid.
VAR00005 .455 valid.
VAR00006 .313 valid.
VAR00007 .479 valid.
VAR00008 .519 valid.
VAR00009 .467 valid.
VAR00010 -.026 tidak valid.
VAR00011 .061 tidak valid.
VAR00012 .496 valid.
VAR00013 .065 tidak valid.
VAR00014 .373 valid.
VAR00015 .485 valid.
VAR00016 .607 valid.
VAR00017 .473 valid.
VAR00018 -.067 tidak valid.
VAR00019 .355 . valid
VAR00020 .861 . valid
Berdasarkan tabel 3.7 dapat dilihat bahwa 13 item dari 20 item instrumen
variabel gaya mengajar dinyatakan valid. Sesuai ketentuan uji validitas di atas,
instrumen dapat dinyatakan valid jika item instrumen memiliki koefisien korelasi
di atas 0,3 (rhitung > rtabel), sedangkan item instrumen yang memiliki koefisien
korelasi di bawah 0,3 (rhitung < rtabel), maka item instrumen dinyatakan tidak valid.
Item instrumen yang tidak valid sejumlah 7 item yaitu 1,2,4,10,11,13,18. jadi item
instrumen dari variabel gaya mengajar (X1) yang dapat digunakan untuk
pengukuran dalam pengumpulan data sejumlah 13 item yaitu item
3,5,6,7,8,9,12,14,15,16,17,19,20.
81
Tabel 3.8. Rekapitulasi Uji Validitas Instrumen Kepemimpinan Guru
Item – Total Statistics
Item
Corrected
Item-Total
Correlation
Keputusan
VAR00001 .430 valid.
VAR00002 .573 valid.
VAR00003 .812 valid.
VAR00004 .794 valid.
VAR00005 .747 valid.
VAR00006 .741 valid.
VAR00007 .459 valid.
VAR00008 .654 valid.
VAR00009 .559 valid.
VAR00010 .289 tidak valid.
VAR00011 .643 valid.
VAR00012 .553 valid.
VAR00013 .634 valid.
VAR00014 .787 valid.
VAR00015 .483 valid.
VAR00016 .847 valid.
VAR00017 .668 valid.
VAR00018 .799 valid.
Berdasarkan tabel 3.8 dapat dilihat bahwa 17 item dari 18 item instrumen
variabel kepemimpinan guru dinyatakan valid. Sesuai ketentuan uji validitas di
atas, instrumen dapat dinyatakan valid jika item instrumen memiliki koefisien
korelasi di atas 0,3 (rhitung > rtabel), sedangkan item instrumen yang memiliki
koefisien korelasi di bawah 0,3 (rhitung < rtabel), maka item instrumen dinyatakan
tidak valid. Item instrumen yang tidak valid sejumlah 1 item yaitu 10. jadi item
instrumen dari variabel kepemimpinan guru (X2) yang dapat digunakan untuk
pengukuran dalam pengumpulan data sejumlah 17 item yaitu item
1,2,3,4,5,6,7,8,9,11,12,13,14,15,16,17,18.
82
Tabel 3.9. Rekapitulasi Uji Validitas Instrumen Motivasi Belajar
Item – Total Statistics
Item
Corrected
Item-Total
Correlation
Keputusan
VAR00001 .414 valid.
VAR00002 .471 valid.
VAR00003 .523 valid.
VAR00004 .377 valid.
VAR00005 .026 tidak valid.
VAR00006 .624 valid.
VAR00007 .628 valid.
VAR00008 .042 tidak valid.
VAR00009 .318 valid.
VAR00010 .622 valid.
VAR00011 .673 valid.
VAR00012 -.134 tidak valid.
VAR00013 .637 valid.
VAR00014 .589 valid.
VAR00015 .726 valid.
VAR00016 .427 valid.
VAR00017 .389 valid.
VAR00018 .121 tidak valid.
VAR00019 .351 valid.
VAR00020 .450 . valid
Berdasarkan tabel 3.9 dapat dilihat bahwa 16 item dari 20 item instrumen
variabel motivasi belajar dinyatakan valid. Sesuai ketentuan uji validitas di atas,
instrumen dapat dinyatakan valid jika item instrumen memiliki koefisien korelasi
di atas 0,3 (rhitung > rtabel), sedangkan item instrumen yang memiliki koefisien
korelasi di bawah 0,3 (rhitung < rtabel), maka item instrumen dinyatakan tidak valid.
Item instrumen yang tidak valid sejumlah 4 item yaitu 5,8,12,18. jadi item
instrumen dari variabel motivasi belajar (Y) yang dapat digunakan untuk
83
pengukuran dalam pengumpulan data sejumlah 16 item yaitu item
1,2,3,4,6,7,9,10,11,13,14,15,16,17,19,20.
3.8.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat
tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu.
Instrumen yang dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang
dapat dipercaya juga. Secara garis besar ada dua jenis reliabilitas, yaitu
reliabilitas eksternal dan reliabilitas internal. Jika ukuran berada di luar
instrumen maka dari hasil pengujian ini diperoleh reliabilitas eksternal.
Sebaliknya jika perhitungan dilakukan berdasarkan data dari instrumen
tersebut saja, akan menghasilkan reliabilitas internal (Arikunto, 2002:154).
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali
untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama
(Sugiyono, 2010:173). Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan
secara eksternal maupun internal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan
dengan test-retest (stability), equivalent, dan gabungan keduanya. Menurut
Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro (2008:221), teknik pengujian
reliabilitas instrumen menggunakan rumus alpha (α) yaitu :
84
11 = 1-
Keterangan :
11 = Reliabilitas instrumen
= Jumlah item dalam instrumen
= Jumlah varians butir
= Varians total
Pengujian reliabilitas instrumen menggunakan rumus Cronbach's
Alpha dilakukan melalui komputer dengan program SPSS 16.0 for windows
yang hasilnya akan dikonsultasikan dengan rtabel. Menurut Sugiyono
(2010:257), terdapat pedoman memberikan interpretasi koefisien korelasi
sebagai berikut :
Tabel 3.10. Intepretasi Reliabilitas
Besarnya Nilai 11 Interpretasi
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat kuat
Tabel 3.11. Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen Gaya Mengajar
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's Alpha
Based on
Standardized Items
N of Items
.848 .848 13
85
Tabel 3.11 di atas menunjukkan bahwa koefisien korelasi ( 11) dari instrumen
variabel gaya mengajar (X1) sebesar 0,848. Berdasarkan hasil uji reliabilitas di
atas, dapat dinyatakan bahwa instrumen variabel gaya mengajar adalah reliabel.
Hasil uji reliabilitas instrumen variabel gaya mengajar (X1) akan diukur tingkat
reliabilitasnya berdasarkan interpretasi reliabilitas yang telah ditentukan pada
tabel 3.10 dan diperoleh informasi bahwa koefisien korelasi instrumen dari
variabel gaya mengajar termasuk dalam kategori sangat kuat. Hal tersebut terlihat
dari koefisien korelasi sebesar 0,848 berada pada interval koefisien antara 0,80 –
1,000 artinya sangat kuat dan dapat digunakan untuk pengumpulan data
penelitian.
Tabel 3.12. Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen Kepemimpinan
Guru
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's Alpha
Based on
Standardized Items
N of Items
.932 .936 17
Tabel 3.12 di atas menunjukkan bahwa koefisien korelasi ( 11) dari instrumen
variabel kepemimpinan guru (X2) sebesar 0,932. Berdasarkan hasil uji reliabilitas
di atas, dapat dinyatakan bahwa instrumen variabel kepemimpinan guru adalah
reliabel. Hasil uji reliabilitas instrumen variabel kepemimpinan guru (X2) akan
diukur tingkat reliabilitasnya berdasarkan interpretasi reliabilitas yang telah
86
ditentukan pada tabel 3.10 dan diperoleh informasi bahwa koefisien korelasi
instrumen dari variabel kepemimpinan guru termasuk dalam kategori sangat kuat.
Hal tersebut terlihat dari koefisien korelasi sebesar 0,932 berada pada interval
koefisien antara 0,80 – 1,000 artinya sangat kuat dan dapat digunakan untuk
pengumpulan data penelitian.
Tabel 3.13. Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen Motivasi Belajar
Tabel 3.13 di atas menunjukkan bahwa koefisien korelasi ( 11) dari instrumen
variabel motivasi belajar (Y) sebesar 0,884. Berdasarkan hasil uji reliabilitas di
atas, dapat dinyatakan bahwa instrumen variabel motivasi belajar adalah reliabel.
Hasil uji reliabilitas instrumen variabel motivasi belajar (Y) akan diukur tingkat
reliabilitasnya berdasarkan interpretasi reliabilitas yang telah ditentukan pada
tabel 3.10 dan diperoleh informasi bahwa koefisien korelasi instrumen dari
variabel motivasi belajar termasuk dalam kategori sangat kuat. Hal tersebut
terlihat dari koefisien korelasi sebesar 0,884 berada pada interval koefisien antara
0,80 – 1,000 artinya sangat kuat dan dapat digunakan untuk pengumpulan data
penelitian.
3.9. Pengujian Asumsi Klasik
3.9.1. Uji Normalitas
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's Alpha
Based on
Standardized Items N of Items
.884 .889 16
87
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data
berdistribusi normal atau tidak. Uji ini digunakan untuk mengukur data
berskala ordinal, interval, ataupun rasio. Jika analisis menggunakan
metode parametrik, maka persyaratan normalitas harus terpenuhi yaitu
data berasal dari distribusi yang normal. Jika data tidak berdistribusi
normal, atau jumlah sampel sedikit dan jenis data adalah nominal atau
ordinal maka metode yang digunakan adalah statistik non parametrik.
Dalam pembahasan ini akan digunakan uji One Sample Kolmogorov-
Smirnov dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05. Data dinyatakan
berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 5% atau 0,05.
3.9.2. Uji Liniearitas
Uji linearitas dilakukan antara variabel bebas dan variabel terikat.
Analisis tersebut menggunakan Oneway ANOVA (analysis of variances)
dan uji signifikan linearitas ini dilakukan dengan uji F-test. Artinya, jika
diperoleh Fhitung dengan signifikansi lebih besar dari 0,05, maka garis
hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat linear. Sebaliknya
apabila lebih kecil dari 0,05, maka garis hubungan antara variabel bebas
dengan variabel terikat tidak linear.
3.10 . Analisis Data
a. Regresi Linear Berganda
Analisis data dilakukan dengan metode regresi berganda. Regresi
berganda ini dikembangkan untuk mengestimasi nilai variabel dependen
variabel Y dengan menggunakan lebih dari satu variabel (X1,X2,X3. . .Xn).
88
secara umum persamaan regresi berganda yang mempunyai variabel
dependen (Y) dengan dua atau lebih variabel indpendent (X1,X2,X3. . .Xn)
adalah sebagai berikut :
Untuk hipotesis pengaruh variabel gaya mengajar dan kepemimpinan
guru terhadap motivasi belajar siswa kelas XII SMK Negeri I Salatiga,
digunakan formula model sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2 + ɛ
Dimana :
Y = Motivasi Belajar
a = Bilangan Konstanta
b1,b2 = Koefisien regresi untuk variabel X1,X2
X1 = Gaya Mengajar
X2 = Kepemimpinan Guru
ε = faktor error
b. Pengujian Hipotesis
Dalam pengujian regresi berganda dapat digunakan uji statistik t. Uji t
pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen
secara individual dalam menerangkan variasi variabel.
Pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :
Ho diterima bila thitung dicapai pada tingkat p probabilitas < 0,05.
Ho ditolak bila thitung dicapai pada tingkat p probabilitas > 0,05.
c. Uji hipotesis distribusi t
89
Uji t digunakan untuk mengetahui seberapa satu variabel
penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
dependen yaitu X1 (gaya mengajar) terhadap Y (motivasi belajar) dan X2
(kepemimpinan guru) terhadap Y (motivasi belajar). Hipotesis nol (H0) yang
hendak diuji adalah apakah suatu parameter (bi) sama dengan nol, atau H0: bi
= 0, artinya apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang
signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (Ha)
pareameter suatu variabel tidak sama dengan nol, atau Ha: bi ≠ 0. Cara
melakukan uji t adalah sebagai berikut:
a. Quick look: bila jumlah degree of freedom adalah 20 atau lebih, dan
derajat kepercayaan sebesar 5%, maka H0 yang menyatakan bi = 0 dapat
ditolak bila nilai t lebih besar dari 2 (dalam nilai absolut). Dengan kata
lain menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa suatu
variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen.
b. Penghitungan harga thitung kemudian di konsultasikan dengan ttabel dalam
taraf signifikansi 5%. Apabila thitung lebih besar dari ttabel maka Ha
diterima. Sebaliknya jika thitung lebih kecil dari pada ttabel maka H0
diterima.
d. Uji hipotesis distribusi F
Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel bebas
yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel terikat yaitu X (gaya mengajar dan kepemimpinan guru) dan
Y (motivasi belajar). Dari perhitungan harga Fhitung kemudian dikonsultasikan
90
dengan harga Ftabel dalam taraf signifikan 5%. Apabila Fhitung lebih besar dari
Ftabel maka Ha diterima. Sebaliknya jika Fhitung lebih kecil dari pada Ftabel maka
H0 diterima.
b. Analisis Koefisien Determinasi (R square)
Koefisien determinasi (R square) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variabel dependen. Jika R square
yang diperoleh dari hasil perhitungan menunjukkan semakin besar (mendekati
angka 1), maka dapat dikatakan bahwa sumbangan dari variabel bebas
terhadap variasi variabel terikat semakin besar. Hal ini berarti model yang
digunakan semakin besar untuk menerangkan variabel berikutnya.
Sebaliknya jika R square menunjukkan semakin kecil, hal ini berarti
model yang digunakan semakin lemah untuk menerangkan variasi variabel
terikat. Secara umum dikatakan bahwa besarnya koefisien determinasi
berganda (R square) berada antara 0 dan 1 atau 0 ≤ 1 R square ≤ 1 atau 100%.
Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bisa
terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model.
Setiap tambahan satu variabel independen, maka R square pasti akan
meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependennya. Oleh karena itu banyak penelitian dianjurkan
untuk menggunakan R square Adjusted pada saat mengevaluasi mana model
regresi terbaik. Tidak seperti R square Adjusted dapat naik turun apabila satu
variabel independen ditambahkan ke dalam model.
Recommended