View
219
Download
2
Category
Preview:
Citation preview
34
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
Pengkajian dilakukakan pada tanggal 28 April 2011
1. Biodata
a. Identitas pasien
Nama : Tn. P
Umur : 25 th
Jenis kelamin : Laki-laki
Suku / Bangsa : Jawa / WNI
Agama : Islam
Status perkawinan : Belum kawin
Pendidikan : STM
Pekarjaan : Swasta
Alamat : Krobokan, Semarang
No. Register : 25.50.81
Diagnosa : Tuberkulosis Paru
b. Penanggung jawab
Nama : Ny. P
Umur : 47 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : Tidak sekolah
35
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Hubungan dengan pasien : Ibu pasien
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Pasien mengeluh batuk berdahak sudah lama ± 2 tahun namun
tidak kunjung sembuh.
b. Riwayat Penyakir Sekarang
Pasien mengeluh mual, muntah tiap kali makan, batuk terus
menerus serta nyeri perut, kemudian pasien dibawa ke Rumah Sakit
Roemani untuk diperiksa dan dokter meminta pasien untuk dirawat
namun pasien menolak. Seminggu kemudian pasien datang ke
Rumah Sakit Tugurejo dengan keluhan yang sama akhirnya pasien
mau untuk dirawat inap.
c. Riwayat Perawatan dan Kesehatan Dahulu
Pasien belum pernah dirawat sebelumnya di Rumah sakit. Pasien
hanya memeriksakan diri ke dokter praktek dekat rumah pasien
apabila memiliki gangguan dengan kesehatannya. Keluhan yang
biasanya diderita pasien sebelum dirawat adalah batuk berdahak,
nyeri perut, mual. Pasien mengatakan bahwa dulu saat periksa ke
dokter, dokter mengatakan bahwa pasien menderita gastritis. Pasien
memiliki kebiasaan merokok sejak pasien sekolah, pasien belum
pernah menjalani pengobatan TB sebelumnya.
36
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Dalam keluarga pasien, ibu pasien juga memiliki sakit yang sama
dengan pasien dan pernah dirawat di Rumah Sakit. Sampai
sekarang gejala batuk masih dialami ibu pasien walaupun sudah
agak berkurang. Ibu pasien masih berobat sampai saat ini. Namun
ibu pasien tidak mengetahui bahwa beliau menderita penyakit TB
Paru, yang diketahui hanyalah terapat gangguan pada paru – paru
beliau. Ibu pasien juga tidak mengetahui cara penularan, dan
pencegahan peyakit TB paru itu sendiri.
3. Pola Kesehatan Fungsional (data fokus)
a. Pola Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan
Pasien mengerti tentang pentingnya kesehatan diri, upaya yang
dilakukan dalam memperhatikan kesehatan adalah memperiksakan
diri ke dokter prktek terdekat. Pasien kurang begitu mengerti
tentang penyakit yang diderita. Ibu pasien mengatakan pasien
hampir lupa meminum obat OATnya. Pasien memiliki kebiasaan
merokok sudah lama sejak pasien sekolah.
b. Pola Nutrisi dan Metabolik
Pola makan pasien sebelum sakit 3 kali sehari dengan porsi
banyak. Namun setelah menderita batuk yang tak kunjung sembuh,
pasien mengalami penurunan nafsu makan. Pasien hanya makan 1
– 2 kali sehari dengan porsi sedang. Dan saat dirawat ini pasien
makan makanan yang didiitkan rumah sakit, yaitu bubur halus
37
namun juga tidak pernah habis satu porsi. Pasien hanya makan 1 –
2 sendok bubur saja. Berat badan pasien saat ini 38 kg dan tinggi
badan 163 cm. Sedangkan berat badan pasien sebelum sakit sekitar
42 kg, pasien mengalami penurunan berat badan sebanyak 6 kg.
IMT 14, 28 % termasuk dalam kategori underwight. Pasien
mengeluh mual dan badan terasa lemas. Sedangkan pola minum
pasien sebelum sakit ± 1500 cc air putih, pasien juga memiliki
kebiasaan minum kopi. Saat dirawat pasien minum banyak ± 1,5
liter aqua dalam sehari. Pasien terpasang infus NaCl 20 tpm. Pasien
mengeluh demam naik turun, badan teraba panas. Suhu tubuh 39,20
C.
c. Pola Eliminasi
1) Pola Eliminasi Feses
Pasien memiliki kebiasaan BAB 1 – 2 kali sehari dengan
konsistensi lembek. Tidak ada keluhan terhadap pola BAB
pasien saat ini.
2) Pola Eliminasi Urine
Pola BAK pasien dalam sehari 4 – 5 kali sehari denga
warna kuning jernih. Tidak gangguan dalam pola BAK
pasien. Pasien tidak terpasang kateter.
d. Pola Aktifitas dan Latihan
Pasien adalah seorang karyawan ditempat persewaan mobil. Pasien
tidak memiliki kebiasaan olahraga. Saat ini pasien mengeluh
38
lemas, aktivitas pasien sebagian dibantu oleh ibu pasien. Pasien
terdengar serak ketika berbicara. Pasien mengatakan dahak tidak
bisa keluar.
e. Pola Istirahat dan Tidur
Pasien memiliki kebiasaan tidur selama 5 – 6 jam. Pasien
mengatakan terkadang terbangun karena terganggu dengan
batuknya. Saat dirawat pasien juga mengatakan sering terbangun
karena batuk, pasien tidur selama 8 – 10 jam sehari dikarena saat
dirawat pasien tidak memiliki kegiatan apa-apa sehingga waktunya
dihabiskan untuk beristirahat.
f. Pola Persepsi Sensori dan Kognitif
Kemampuan penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan,
dan sensori perabaan baik. Pasien tidak menggunakan alat bantu
kacamata maupun alat bantu dengar. Kemampuan mengingat
masih baik. Kemampuan bicara, memahami pesan dan mengambil
keputusan juga masih baik. Tidak ada penurunan terhadap
rangsang nyeri dan sensitifitas terhadap rangsang panas atau
dingin. Pengetahuan pasien tentang penyakitnya kurang. Pasien
mengatakan tidak mengerti tentang penyakitnya, cara penularan,
serta pencegahannya.
g. Pola Hubungan dengan Orang Lain
Hubungan dengan kelurga baik. Kemampuan pasien dalam
berkomunikasi masih baik. Orang terdekat pasien yang sangat
39
berpengaruh bagi pasien saat ini adalah ibu pasien. Kepada
keluargalah pasien meminta bantuan apabila menghadapi masalah.
h. Pola Reproduksi dan Seksual
Pasien paham terhadap fungsi seksual. Pasien berusia 25 tahun dan
belum menikah.
i. Persepsi Diri dan Konsep Diri
Harapan pasien saat ini adalah ingin segera sembuh dan pulang
serta dapat bekerja kembali seperti biasanya. Tidak ada gangguan
atau perubahan dalam perilaku nonverbal pasien.
Konsep Diri :
1) Citra tubuh : Tidak ada masalah dengan body image,
pasien menerima keadaan tubuhnya saat
ini.
2) Identitas : Sebelum sakit pasien dapat bekerja dan
beraktifitas dengan baik serta dapat
berkumpul dengan keluarga, namun saat
sakit aktifitas pasien harus dibatasi karena
kondisi kesehatan yang menurun.
3) Peran : Ada perubahan peran saat sakit, elama
dirawat pasien tidaj dapat bekerja dan
tidak memiliki penghasilan. Pasien hanya
tergantung pada keluarganya.
4) Ideal diri : Harapan pasien adalah ingin sembuh,
40
pulang dan dapat bekerja kembali.
5) Harga Diri : Tidak ada gangguan dalam harga diri
pasien.
j. Pola Mekanisme Koping
Dalam mengambil keputusan pasien dibantu oleh keluarga. Yang
dilakukan pasien apabila menghadapi masalah adalah meminta
bantuan kepada keluarga serta teman terdekat pasien.
k. Pola Nilai Kepercayaan / Keyakinan
Sumber kekuatan pasien adalah Tuhan YME, pasien tidak
menjalankan ibadah selama dirawat di Rumah Sakit.
4. Pengkajian Fisik
a. Penampilan / keadaaan umum : Tampak lemah
b. Tingkat kesadaran : Sadar penuh / composmentis
c. Tanda – tanda vital
1) Suhu tubuh : 39,2º C
2) Tekanan darah : 110/70 mmHg
3) Respiratori rate : 22 x/mnt
4) Nadi : 94 x/mnt
d. Pengukuran antropometri
1) Tinggi badan : 163 cm
2) Berat badan : 38 kg
3) IMT :14,28 termasuk dalam kategori
underweight
41
e. Kepala : bentuk mesochepale, tidak ada luka
1) Rambut : hitam, tebal, bersih
2) Mata : kemapuan penglihatan baik, konjungtiva
tidak anemis, sklera tidak ikterik, tidak ada
sekret.
3) Hidung : bersih tidak ada sekret, tidak ada polip,
tidak ada septum deviasi, tidak ada nafas
cuping hidung
4) Telinga : tidak ada gangguan pendengaran, tidak ada
nyeri telinga, tidak ada penggunaan alat
bantu dengar.
5) Mulut : selaput mukosa lembab, gigi utuh, bersih,
keadaan bibir lembab
f. Leher dan tenggorok : deviasi trakea simetis, tidak ada
nyeri telan, tidak pembesaran tonsil,
tidak terdapat pemasangan
trakeostomi.
g. Dada dan thorax : bentuk dada simetris, tidak ada lua,
terdapat retraksi dada saat bernafas.
1) Paru :
a) Inspeksi : simertis ka/ki
b) Palpasi : iktus cordis teraba sama, tidak ada nyeri
tekan
42
c) Perkusi : redup pada paru kiri bawah
d) Auskultasi : terdengar suara ronkhi pada paru kanan
2) Jantung
a) Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
b) Palpasi :
c) Perkusi : redup, konfigurasi jantung dengan bunyi
normal
d) Auskultasi : bunyi jantung I dan II terdengar tunggal,
tidak ada gallop
3) Abdomen
a) Inspeksi : datar, supel, lien tidak teraba,tidak ada
asites
b) Palpasi : tidak ada pembesaran hepar, tidak ada
nyeri tekan
c) Perkusi : suara tympani
d) Auskultasi : terdengar bising usus
h. Genital : bersih, tidak terdapat luka, tidak terpasang
kateter.
i. Ekstremitas : kuku bersih, turgor cukup, capillary refill
time < 2 detik, kemampuan mobilitas baik,
tangan kiri terpasang infus NaCl 0,9 20
tpm, keadaan luka tusukan infus kurang
baik. Infus hari ke lima, ada nyeri tekan.
43
j. Kulit : tidak ada lesi, turgor kulit baik, warna kulit
sawo matang, tiadak ada sianosis.
5. Data Penunjang
a. Hasil Pemeriksaan Radiologi
Tanggal 26 April 2011
Foto thorax :
1) Cor : bentuk dan letak jantung normal
2) Pulmo : corakan bronkovaskuler meningkat
Tampak corakan pada kedua lapang paru terutama
lapang bawah paru.
Kesan : Cor tidak membesar, normal
Pulmo : TB paru lama aktif
b. Hasil pemeriksaan USG
Tanggal 26 April 2011
Kesan : Effusi Pleura Sinistra
c. Hasil Pemeriksaan Dahak
Tanggal 29 Aril 2011
1) Sewaktu : negatif
2) Pagi : positif 1
3) Sewaktu : positif 1
44
d. Hasil Pemeriksaan labatorium
Tanggal 25 April 2011
Tabel 3.1
Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Tn.P dengan Tuberkulosis
Nama Pemeriksaan Hasil Satuan Hasil
Darah Rutin
Lekosit
Eritrosit
Hemoglobin
Hematokrit
MCV
MCH
MCHC
Trombosit
RDN
Diff Count
Eosinofil Absoulute
Basofil Absoulute
Netrofil Absoulute
Limfosit Absoulute
Monosit Absoulute
Eosinofil
Basofil
Neutrofil
Limfosit
Monosit
Kimia Klinik
Glukosa Sewaktu
19,4
5,1
13,0
39,8
77,9
25,4
32,7
362
15,2
Negatif
0,03
Negatif
1,95
1,66
Negatif
0,2
Negatif
10,0
8,6
92
10^3/ul
10^6/ul
g/dl
%
fL
pg
g/dl
10^3/ul
%
10^3/ul
10^3/ul
10^3/ul
%
%
%
mg/dl
3,8 - 10,6
4,4 – 5,9
13,2 – 17,3
40 – 52
80 – 100
26 – 34
32 – 36
150 – 440
11,5 – 14,5
0,045 – 0,44
0 – 0,2
1,8 – 8
0,9 – 5,2
0,16 – 1
2 – 4
0 – 1
50 – 70
25 – 40
2 – 8
< 125
45
SGOT
SGPT
Kalium
Natrium
Chlorida
61
46
3,5
126
95
u/L
u/L
mmoL/L
mmoL/L
mmoL/L
0 – 35
0 – 35
3,5 – 5,0
135 – 147
95,0 – 105
e. Diit yang diperoleh
Diit lunak ( bubur alus )
f. Therapi
Tanggal 28 April 2011
1) Parenteral : Infus NaCl 0,9 selang seling Amino Hepar
20 tpm
2) Injeksi :
a) Ranitidin 50 mg/12 jam/intravena
b) Cefotaxim 1 g/8 jam/intravena
3) Peroral :
a) OAT 3 tablet/24 jam/peroral, tiap 1 tablet terdiri
dari :
i. Rifampisin 150 mg
ii. Isoniazid 75 mg
iii. Pyrazinamid 400 g
iv. Ethambutol Hcl 275 mg
b) Curcuma 50 mg/8 jam/peroral
c) Diazepam 2 mg/8 jam/peroral
46
d) Antasyd 500 mg/8 jam/peroral
e) Buscopan 500 mg/8 jam/ peroral
f) Paracetamol 500 mg/tiap panas/peroral
B. Analisa Data
Tabel 3.2
Analisa Data
Asuhan Keperawatan Tn. P dengan Tuberkulosis Paru
Hari /
Tanggal
Data (DS dan DO ) Masalah Etiologi
Kamis,
28 April 2011
DS :
Pasien mengatakan
badan panas naik
turun
Pasien mengatakan
badan terasa lemas
DO :
Pasien tampak lemah
Badan teraba panas
Suhu tubuh 39,2º C
Nadi 94 x/mnt
Lekosit : 19,4
BTA positif
Pemeriksaan
penunjang :
Foto thorax :
Pulmo : Tampak
bercak paa kedua
lapang paru terutama
Peningkatan
suhu tubuh
Proses
peradangan
47
lapang bawah paru
Kesan : TB paru
lama aktif
Kamis,
28 April 2011
DS :
Pasien mengatakan
batuk berdahak ± 2
tahun tak kunjung
sembuh
Pasien mengatakan
batuk berdahak
Pasien mengatakan
dahak tidak bisa
keluar
DO :
Pasien tampak batuk
Suara terdengar
serak
Auskultasi paru :
Terdengar suara
ronkhi pada paru
kanan
Pemeriksaan foto
thorax :
Kesan : Gambaran
TB paru lama aktif
Bersihan jalan
nafas tidak
efektif
Adanya
penumpukan
sekret
Kamis,
28 April 2011
DS :
Pasien mengatakan
nafsu makan
menurun
Perubahan
nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh
Anoreksia
48
Pasien mengeluh
mual
Pasien mengatakan
badan terasa lemas
Pasien mengatakan
makan tidak pernah
habis 1 porsi
Pasien mengatakan
hanya makan 1 – 2
sendok bubur saja
DO :
BB sekarang : 38 kg
BB sebelum sakit :
42 kg
TB : 163 cm
IMT : 14,28 %
termasuk dalam
kategori
underweight
Pasien mengalami
penurunn berat
badan ± 6 kg
Limfosit : 10,0 %
Pasien tampak lemah
Pasien terpasang
infus NaCl 0,9 % 20
tpm
Makanan tampak
tidak habis 1 porsi
Diit lunak (bubur
49
halus 3 x sehari porsi
sedang)
Kamis,
28 April 2011
DS :
Pasien mengatakan
kurang begitu
mengerti tentang
penykit yang diderita
Pasien mengatakan
tidak mengetahui
tentang cara
penularan serta
pencegahan penyakit
TB paru
Pasien mengatakan
belum pernah
menjalani pngobatan
TB sebelumnya
Pasien tidak
mengetahui tentang
prinsip pengobatan
Ibu pasien
mengatakan tidak
mengetahui bahwa
dirinya menderita
TB, yang diketahui
hanya sakit paru –
paru saja
Ibu pasien
mengatakan, pasien
hampir lupa
Kurang
pengetahuan
Kurang
informasi
50
meminum obat
OATnya
DO : -
C. Pathway Kasus
Mycobacterium Tuberculosis
Airbone / inhalasi droplet
Saluran Pernafasan
Saluran Pernafasan Atas Saluran Pernafasan Bawah
Bakteri yang besar bertahan di bronkus Paru – Paru
Peradangan bronkus Alveolus
Penumpukan Sekret Terjadi Perdarahan
Tidak EfektifPenyebaran bakteri
Secara limfa hematogenSekret sulit dikeluarkan
DemamBersihan jalan Nafas
Tidak Efektif
Peningkatan Suhu Tubuh
Perubahan nutrisi kurang darikebutuhan
Malaese, mual,muntah
51
D. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan danya
penumpukan sekret
2. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses peradangan
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan anoreksia
4. Kurang pengeahuan berhubungan dengan kurang informasi
52
E. Intervensi Keperawatan
Tabel 3.3
Intervensi Keperawatan Tn.P dengan Tuberkulosis Paru
No.
Dx
Waktu Tujuan dan
Kriteria Hasil
Rencana Rasional
1 Kamis,
28 April
2011
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 1 x 24
jam diharapkan
bersihan jalan
nafas dengan
kriteria hasil :
Pasien dapat
mempertahankan
jalan nafas,
pasien dapat
mengeluarkan
sekret tanpa
bantuan, pasien
ikut bertisipasi
dalam program
pengbatan
a. Kaji fungsi
pernapasan (bunyi
napas, kecepatan,
irama, kedalaman,
dan penggunaan otot
bantu aksesori)
b. Catat kemampuan
pasien untuk
mengeluarkan
dahak, catat
karakter, jumlah
dahak, adanya
hemoptisis
c. Berikan klien
posisi semi atau
fowler tinggi. Bantu
pasien untuk dan
latihan nafas dalam
d. Anjurkan klien
untuk banyak
minum air
sedikitnya 2500 ml
per hari
a. Ronki, mengi
menunjukkan
akumulasi
sekret/ketidakmamp
uan untuk
membersihkan jalan
napas
b. Pengeluaran sulit
bila sekret sangat
tebal sputum
berdarah kental /
darah cerah (misal
efek infeksi, atau
tidak kuatnya
hidrasi).
c. Posisi membantu
memaksimalkan
ekspansi paru dan
mekan upaya
pernafasan.
d. Pemasukan tinggi
cairan membantu
untuk mengencerkan
sekret, membantu
53
e.Kolaborasi
pemberian terapi
OAT 3 tablet per
hari dan injeksi
cefotaxim 1 gram
untuk mudah
dikeluarkan.
e. Antibiotik spektrum
luas,membunuh kuman
tbc.
2 Kamis,28 April
2011
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 1 x 24
jam diharapkan
suhu tubuh
kembali normal
dengan kriteria
hasil :
Suhu tubuh
dalam rentang
normal ( 36º C -
37º C )
a.Pantau suhu tubuh
b. Anjurkan untuk
banyak minum air
putih untuk
mencegah dehidrasi
c. Berikan kompres
hangat pada lipatan
ketiak dan femur
d. Anjurkan pasien
untuk memakai
pakaian yang
menyerap keringat
e.Kolaborasi
pemberian
paracetamol 500 mg
a. Sebagai indikator
untuk mengetahui
status hipertermi
b. Dalam kondisi
demam terjadi
peningkatan evaporasi
yang memicu
timbulnya dehidrasi
c. Mengurangi suhu
tubuh dan
memberikan
kenyamanan pada
pasien dengan faktor
konduksi.
d. Untuk
meningkatkan
pengeluaran panas
melalui radiasi
e. Mengurangi panas
dengan farmakologis
54
3 Kamis,28 April
2011
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 3 x 24
jam diharapkan
kebutuhan ntrisi
terpenuhi
dengan kriteria
hasil :
Menunjukkan
peningkatan
berat badan dan
melakukan
perubahan pola
makan
a.Catat status nutrisi
pasien dari turgor
kulit dan berat
badan
b. Kaji adanya
anoreksia, mual,
muntah dan catat
kemungkinan
hubunngan dengan
obat
c.Motivasi pasien
untuk makan sedikit
tapi sering
d.Dorong pasien
untik sering
beristirahat
e.Kolabrasi
pemberian injeksi
ranitidin 50 mg,
antasid 500 mg dan
curcuma 50 mg.
a.Berguna dalam
mendevinisikan derajat
/luasnya masalah dan
pilihan intervensi yang
tepat
b. Dapat
mempengaruhi pilihan
diet dan
mengidentifikasi area
pemecahan masalah
untuk meningkatkan
pemasukan.
c.Menurunkan iritasi
gaster dan meningktkan
status nutris
d.Membantu
menghemat energi
e.Membantu
mengurangi mual dan
menambah nafsu
makan secara
farmakologis.
55
4 Kamis,28 April
2011
Setelah dilkukan
tindakan
keperawatan
selama 1 x 24
jam diharapkan
pasien
mengetahui
pengetahuan
imformasi
tentang
penyakitnya,
dengan kriteria
hasil :
Klien
memperlihatkan
peningkatan
tingkah
pengetahuan
mengenai
perawatan diri.
a. Kaji kemampuan
klien untuk belajar
mengetahui
masalah, kelemahan,
lingkungan, media
yang terbaik bagi
klien.
b.Identifikasi gejala
yang harus
dilaporkan
keperawatan, contoh
hemoptisis, nyeri
dada, demam,
kesulitan bernafas.
c.Jelaskan dosis
obat, frekuensi
pemberian, kerja
yang diharapkan dan
alasan pengobatan
lama,kaji potensial
interaksi dengan
obat lain.
d.Kaji potensial efek
samping pengobatan
dan pemecahan
masalah.
e.Dorong klien atau
a.Belajar tergantung
pada emosi dan
kesiapan fisik dan
ditingkatkan pada
tahapan individu.
b.Dapat menunjukkan
kemajuan atau
pengaktifan ulang
penyakit atau efek obat
yang memerlukan
evaluasi lanjut.
c.Meningkatkan
kerjasama dalam
program pengobatan
dan mencegah
penghentian obat sesuai
perbaikan kondisi
klien.
d.Mencegah dan
menurunkan
ketidaknyamanan
sehubungan dengan
terapi dan
meningkatkan
kerjasama dalam
program.
e.Memberikan
56
orang terdekat untuk
menyatakan takut
atau masalah, jawab
pertanyaan secara
nyata.
f.Berikan intruksi
dan imformasi
tertulis khusus pada
klien untuk rujukan
contoh jadwal obat.
kesempatan untuk
memperbaiki kesalahan
konsepsi / peningkatan
ansietas.
f.Informasi tertulis
menurunkan hambatan
klien untuk mengingat
sejumlah besar
informasi. Pengulangan
penguatkan belajar.
57
F. Tindakan Keperawatan
Tabel 3.3
Tindakan Keperawatan pada Tn. P dengan Tuberkulosis paru
No.
Dx
Waktu Tindakan Keperawatan Respon Pasien TT
1
1
2
Kamis,
28 April
2011
16.00
WIB
17.00
16.15
a. Mencatat kemampuan pasien
untuk mengeluarkan dahak
b. Memberikan posisi semi
fowler
c. Memantau suhu tubuh
pasien
a.DS :
Pasien mengatakan
dahak dapat keluar
Pasien mengatakan
dahak bercampur
darah sejak siang tadi
DO :
Pasien tampak batuk
dan mengeluarkan
dahak
Dahak dapat keluar
Dahak bercampur
darah
b.DS :
Pasien mengtakan
lebih nyaman
DO :
Pasien tampak lebih
nyaman
c.DS:
Pasien mengatakan
badannya panas
DO :
Suhu : 39,2º C
58
2
2
2
3
16.30
16.35
16.50
19.00
d.Memberikan obat
paracetamol 1 tablet peroral
e.Menganjurkan pasien untuk
banyak minum air putih
f. Memantau suhu tubuh pasien
kembali
h. Menganjurkan pasien untu
makan sedikit tapi sering
KU : pasien tampak
lemah
d.DS : -
DO :
Pasien tampak minum
obat
e.DS :
Pasien mengatakan
sudah banyak minum
DO :
Pasien tampak
menunjukkan botol
aqua habis 1,5 liter
dalam sehari
f.DS :
Pasien mengatakan
panas sudah turun
DO :
Suhu tubuh : 37º C
Pasien tampak
berkeringat
h.DS :
Pasien mengtakan
“ ya “
DO :
Pasien tampak
memakan makanan
dari rumah askit
59
1
1
3
3
Jumat
29 April
2011
09.00
09.10
10.00
10.30
a.Mengajarkan pasien
mengeluarkan dahak dengan
teknik batuk efektif
b.Mengkaji kembali karakter
sputum ( dahak ) yang pasien
keluarkan
c.Mencatat status nutrisi pasien
dari turgor kulit dan berat
badan
d.Menanyakan adakah
anoreksia, mual, dan muntah
a.DS :
Pasien mengatakan
mengerti tentang cara
batuk efektif
DO :
Pasien tampak
mempraktekkan cara
yang sudah diajarkan
b.DS :
Pasien mengatakan
sudah tidak batuk
darah
Pasien mengatakan
dahak bisa keluar
DO :
Dahak tampak keluar
c.DS :
Pasien mengataan
tidak nafsu makan
Pasien mengeluh
mual
DO :
BB : 38 kg
Turgor kulit baik
d.DS :
Pasien mengataan
tidak nafsu makan
Pasien mengeluh
mual
DO :
60
3
1
3
2
11.00
12.00
12.10
13.15
e.Menganjurkan pasien untuk
banyak istirahat
f. Memberikkan injeksi
intravena, cefotaxim 1 gram
g. Menganjurkan pasien untuk
makan sedikit tapi sering
h. Mengukur suhu tubuh
Makanan tampak
tidak habis 1 porsi
e.DS :
Pasien mengatakan
mengerti
DO :
Pasien tampak
beristirahat ditempat
tidur
f.DS :
DO :
Pasien tampak
beristirahat
g.DS :
Pasien mengatakan “
iya “
DO :
Pasien tampak makan
makanan dari rumah
sakit
h.DS :
Ibu pasien
mengatakan badan
pasien panas kembali
DO :
Suhu: 40,2º C
Pasien tampak lemah
61
2 13.30 i. Memberikan obat
paracetamol 1 tablet peroral
i.DS :
Pasien mengtakan
badannya masih
lemas
DO :
Pasien tampak minum
obat
4
2
2
Sabtu
30 april
2011
10.00
11.00
12.00
a.Memberikan pendidikan
kesehatan tentang pengertian,
penyebab, pencegahan, serta
pengobatan penyakit TB Paru
b.Memantau suhu pasien
kembali
c.Memberikan injeksi
intravena, cefotaxim 1 gram
dan ranitidin 50 mg
a.DS :
Pasien mengatakan
sudah mengerti
tentang penyakit TB
Paru
DO :
Pasien dan ibu pasien
tampak
memperhatikan
b.DS :
Pasien mengatakan
badannya sudah tidak
panas lagi
DO:
Suhu : 36,5º C
c.DS :
Pasien mengatakan
badan tidak panas lagi
DO :
Pasien tampak
beristirahat
62
G. Catatan Perkembangan
Tabel 3.4
Catatan Perkembangan Tn. P dengan Tuberkulosis Paru
No.Dx Waktu Evaluasi TT
1 Sabtu,
30 April
2011
13.00
S: - Pasien mengatakan masih batuk, dahak
mudah keluar setelah diajarkan batuk
efektif, pasien sudah tidak batuk darah
O : - Pasien tampak tenang, pasien tampak
dapat mempraktekkan cara batuk efektif,
dahak dapat keluar, auskultasi bunyi paru
terdengar suara rokhi
A : Masalah teratasi sebagian
P : Pertahankan intervensi
Menganjurkan pasien untuk
mengeluarkan dahak dengan batuk
efektif
Memberikan posisi semi fowler
Menganjurkan untuk minum air hangat
sebelum tidur
2 Sabtu,
30 April
2011
13.15
S : - Pasien mengatakan badannya sudah
tidak panas lagi, pasien juga mengatakan
lemas mulai berkurang
O : suhu : 36,5º C, nadi 98 x/mnt, RR 24
x/mnt
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
63
3 Sabtu,
30 April
2011
13.30
S : - Pasien mengatakan mual berkurang,
nafsu makan mulai bertambah, pasien juga
mengatakan lemas sudah mulai berkurang
O : - Makanan tampak habis ¾ porsi, turgor
kulit baik, BB : 38 kg, TB : 163 cm
A : Masalah teratasi sebagian
P : Pertahankan intervensi
Memotivasi pasien untuk makan
seikit tapi sering
Menganjurkan pasien sering istirahat
4 Sabtu,
30 April
2011
13.45
S : Pasien mengatakan sudah mengerti
tentang penyakit TB Paru
O : Pasien dan ibu pasien tampak menjawab
pertanyaan dengan benar tentang
pencegahan penyakit TB Paru, pasien
tambak menutup mulut saat batuk.
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
Recommended