View
226
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
34
BAB IV
ANALISIS DATA
Data yang diteliti difokuskan pada tuturan Pernyataan-Pernyataan Jokowi
selaku Kepala Pemerintahan DKI Jakarta yang disingkat menjadi PJSKPDKI.
Tuturan yang digunakan Jokowi bervariasi sehingga masyarakat yang mendengar
tuturan tersebut dapat memahami apa yang dimaksudkan. PJSKPDKI akan dikaji
dan dianalisis menggunakan teori pragmatik. Data dipilih kemudian
dikelompokkan berdasar teori-teori yang digunakan. Peneliti memilih tuturan
Jokowi sebagai objek penelitian dikarenakan belum ada peneliti lain yang meneliti
dan objek yang dikaji bisa dikatakan masih segar dan baru, mengingat Jokowi
menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta pada Senin 15 Oktober 2012.
Sesuai rumusan masalah, analisis penelitian ini dibagi dalam 2 (dua) sub
pokok bahasan yaitu: (1) jenis tindak tutur perlokusi dalam PJSKPDKI dan (2)
dampak atau efek perlokusi dalam PJSKPDKI.
A. Jenis tindak tutur perlokusi dalam PJSKPDKI
Merujuk pada jenis tindak tutur yang diungkapkan oleh Seacle (dalam
Leech. 1993: 164-165) dan Fraser (dalam Nadar, 2009: 16-17), peneliti
menemukan empat jenis tindak tutur yang direalisasikan dalam pernyataan Jokowi
selaku Kepala Pemerintah DKI Jakarta. Berikut dipaparkan jenis-jenis tindak tutur
tersebut.
63
a. Tindak Tutur Perlokusi Asertif
Tindak tutur asertif atau representative merupakan tindak tutur yang
mengikat penuturnya akan kebenaran pada proposisi yang diungkapkannya.
Tindak tutur asertif meliputi tindak tutur menjelaskan, memberitahu,
menegaskan,. Di bawah ini adalah hasil analisis yang ditemukan dalam
pernyataan Jokowi sebagai Kepala Pemerintah DKI Jakarta.
1. Tindak tutur Asertif Menjelaskan
Menjelaskan adalah menerangkan atau mengurai sesuatu secara terang
tentang sesuatu (KBBI, 2011 : 574 ). Tindak tutur menjelaskan diungkap penutur
kepada mitra tutur dengan tujuan menerangkan tentang sesuatu. Berikut data-data
yang termasuk dalam tindak tutur menjelaskan.
(1) Konteks tuturan :
Dalam berita tentang program visi, misi Jokowi sebagai Kepala
Pemerintah dan tujuan Jokowi setelah dilantik. Konteks dalam tuturan ini
yaitu program yang lebih dulu akan dikerjakan Jokowi setelah dilantik.
Bentuk tuturan :
“Ya untuk menunjukkan (program) mana yang harus didahulukan,
daerah mana saja. program apa saja. intinya jalan-jalan saja”.
(Det/29/09/2012/1)
64
Pada data (1) tersebut merupakan jenis tindak tutur perlokusi asertif
menjelaskan. Tuturan pada data di atas bermaksud untuk menjelaskan kepada
mitra tuturnya program mana yang didahulukan penutur dalam menjalankan
tugasnya sebagai kepala pemerintah. Penutur ingin menjelaskan kepada
masyarakat bahwa secara umum persiapan dalam melaksanakan program yang
lebih dulu dikerjakan. Ciri kontek yang melekat pada tuturan tersebut jatuh pada
kalimat “menunjukkan (program) mana yang harus didahulukan”. Tuturan di atas
akan memberikan dampak bagi mitra tuturnya, dan dampak atau efek perlokusi
bagi mitra tutur yaitu membuat mitra tutur tahu bahwa program yang akan
dikerjakan Jokowi lebih dulu sebagai Kepala Pemerintah DKI Jakarta.
(2) Kontek tuturan :
Dalam berita hasil survey LIPI yang memberitakan bahwa Jokowi akan
mencalonkan capres di pemilu yang akan datang. Pernyataan Jokowi
mengenai hasil survey yang mana Jokowi tidak pernah memikirkan untuk
jadi presiden. Kontek dalam tuturan ini yaitu Jokowi mengatakan bahwa
survei didapat dari pendapat masyarakat..
Bentuk tuturan :
“Hasil survei itu cerminan dari keinginan masyrakat. Tapi kewenangan
dan yang memutuskan dari PDIP di ibu ketua umum”.
(Det/27/06/2013/19)
65
Pada data 2 terdapat tuturan jenis tindak tutur perlokusi asertif
menjelaskan. Tuturan tersebut bermaksud bahwa penutur menjelaskan mengenai
survey LIPI pada Jokowi merupakan pendapat dari masyarakat sendiri. Ciri
konteknya disampaikan pada kalimat “cerminan dari keinginan masyarakat”.
Dampak atau efek perlokusi dari tuturan tersebut yaitu membuat mitra tutur tahu
bahwa hasil survey LIPI merupakan hasil yang didapat dari pendapat masyarakat
Indonesia sendiri.
(3) Konteks tuturan :
Dalam berita besarnya anggaran taktis untuk Lurah dan Camat. Pernyataan
Jokowi mengenai tidak menjadikan masalah berapapun biaya yang
dikeluarkan dengan alasan pasti dan benar apa yang dikerjakan. Kontek
dalam tuturan ini yaitu Jokowi mengatakan tidak menjadi masalah asalkan
kerjanya sesuai.
Bentuk tututan :
“Yah nggak masalah asal mereka sudah melakukan dengan benar.
(Det/27/06/2013/21)
Pada data 3 terdapat tuturan jenis tindak tutur perlokusi asertif
menjelaskan. Tuturan tersebut bermaksud bahwa penutur menjelaskan pada mitra
tuturnya bahwa apa yang dilakukan asal benar tidak menjadikan sebuah masalah.
Ciri konteksnya ditegaskan pada kalimat “nggak masalah asal melakukan dengan
66
benar”. Dampak atau efek perlokusi dari tuturan tersebut yaitu membuat mitra
tutur tahu bahwa penutur memberi penjelaskan bahwa tindakan apa yang
dikerjakan tidak menjadi masalah asal apa yang sudah dikerjakan harus dengan
benar.
(4) Kontek tuturan:
Dalam berita besarnya anggaran taktis untuk Lurah dan Camat. Pernyataan
mengenai tugas-tugas apa saja yang akan dikerjakan Jokowi. Konteks
dalam tuturan ini yaitu Jokowi mengatakan tugas pemerintah harus
dikerjaan bersama-sama.
Bentuk tuturan :
“Kita akan delegasikan wewenang yang ada di kita. Ke Lurah, Camat,
dan Walikota, ngapain kita pegang sendiri? Pusing sendi nanti, iyakan?
“(Det/27/06/2013/22)
Pada data 4 terdapat tuturan jenis tindak tutur perlokusi asertif
menjelaskan. Tuturan tersebut bermaksud bahwa penutur menjelaskan pada mitra
tuturnya bahwa dalam bekerja di instandi pemerintahan banyak yang bekerjasama
dengan kita, jadi dalam bekerja kita tidak harus bekerja sendiri. Banyak lembaga
yang bias membantu dalam menyelesaikan pekerjaan kita. Salah satunya Lurah,
Camat, dan Walikota. Ciri konteknya ditegaskan pada kalimat “ngapain kita
pegang sendiri”. Dampak atau efek perlokusi dari tuturan tersebut yaitu membuat
67
mitra tutur tahu bahwa dalam bekerja banyak orang yang bisa diajak kerjasama
dengan kita.
2. Tindak Tutur Asertif Memberitahu
Memberitahu adalah menyampaikan (kabar dan sebagainya) supaya
diketahui. (KBBI, 2011 :179). Tindak tutur memberitahu diungkap penutur
kepada mitra tutur dengan tujuan menyampaikan sesuatu agar diketahui. Berikut
data-data yang termasuk dalam tindak tutur memberitahu sebagai berikut.
(5) Konteks tuturan :
Dalam berita di mana keluarga Jokowi akan tinggal. Pernyataan Jokowi
mengenai kemanakah keluarga Jokowi akan tinggal, apa ikut ke Jakarta
atau masih tinggal di Solo. Konteks dalam tuturan ini yaitu Jokowi
memberitahukan bahwa keluarganya akan diboyong ke Jakarta.
Bentuk tuturan :
“Keluarga diboyong ke Jakarta, masa ditinggal “(Det/29/10/ 2012/9)
Dari data (5) tuturan tersebut termasuk jenis tindak tutur perlokusi asertif
memberitahu, Tuturan tersebut bermaksud memberitahu bahwa keluarga akan
tinggal di Jakarta ikut bersama Jokowi. Ciri konteksnya disampaikan pada kalimat
diboyong ke Jakarta. Dampak atau efek dari tuturan tersebut yaitu membuat mitra
68
tutur tahu bahwa Jokowi akan memboyong keluarganya ke Jakarta setelah dilantik
jadi Kepala Pemerintah DKI Jakarta.
(6) Konteks tuturan :
Dalam berita Persiapan Jokowi ketika akan tinggal di Jakarta seusai
dilantik jadi Gubernur. Pernyataan mengenai hal apa saja yang akan
dilakukan sebelum tinggal di Jakarta. Konteks dalam tuturan ini yaitu
menunjukkan harga baju di solo murah.
Bentuk tuturan :
“Ya nanti, beli baju satu, dua kandi Solo murah-murah”
(Det/29/09/2012/2)
Pada data (6) terdapat jenis tindak tutur perlokusinya berupa asertif
memberitahu. Maksud dari tuturan tersebutpenutur memberikan informasi kepada
Mitra tutur bahwa harga baju di Solo murah-murah. Ciri konteks diatas di
sampaikan pada kalimat “di Solo kan murah-murah”. Dan dampak atau efek dari
tuturan tersebut yaitu membuat mitra tutur tahu bahwa harga baju di Solo murah-
murah.
(7) Kontek tuturan :
Dalam berita Jokowi Targetkan Pembangunan Waduk Selesai dalam
Setahun. Pernyataan Jokowi mengenai banyaknya sampah dan tanaman-
69
tanaman yang mengganggu di waduk Pluit. Konteks dalam tuturan ini
yaitu Jokowi mengatakan bahwa dulu Waduk Pluit penuh enceng gondok.
Bentuk tuturan :
“Ini dulu penuh eceng gondok, bahkan bisa main sepakbola”.
(Det/21/11/2013/26).
Dari data (7) terdapat tuturan jenis tindak tutur perlokusi asertif
memberitahu. Tuturan tersebut bermaksud bahwa penutur memberitahu pada
mitra tutur bahwa dulu tempat tersebut penuh dengan enceng gondok. Ciri
konteknya ditegaskan pada kalimat “ini dulu penuh eceng gondok”. Dampak atau
efek perlokusi dari tuturan tersebut yaitu membuat mitra tutur tahu bahwa waduk
Pluit dulu dipenuhi dengan enceng gondok.
(8) Kontek tuturan :
Dalam berita Ternyata Jakarta tak Siap Hadapi Banjir. Konteks tuturan
dalam tuturan ini yaitu masalah banjir dalam Jakarta terlihat tidak sulit
bagi Jokowi.
Bentuk tuturan :
“Kelihatannya nggak sulit-sulit amat. Hahaha, menurut pengalaman
yang saya punyai di sini”. (Det/23/01/2014/30)
70
Dari data (8) terdapat tuturan jenis tindak tutur perlokusi asertif
memberitahu. Tuturan tersebut bermaksud bahwa penutur memberitahu pada
mitra tuturnya bahwa dengan pengalaman yang dimiliki penutur, penutur merasa
masalahnya tidak begitu sulit, beginya masalah bisa diatasi. Ciri konteknya
ditegaskan pada kalimat “nggak sulit-sulit amat”. Dampak atau efek perlokusi
dari tuturan tersebut yaitu membuat mitra tutur berfikir tentang masalah yang
dihadapi penutur dapat diselesaikan.
(9) Kontek tuturan :
Dalam berita ternyata Jakarta tak Siap Hadapi Banjir. Pernyataan
mengenai kesiapan antisipasi banjir di Jakarta lewat program normalisasi
waduk, sungai, dan pembangunan sumur resapan belum terealisasi
seluruhnya. Konteks dalam tuturan ini yaitu Jokowi mengatakan
kenyataan dalam kerjanya.
Bentuk tuturan :
“Ini kan kita sudah muter-muter, sudah kita keruk, tapi memang belum
rampung semuanya. Kita ngomong apa adanya saja.” (Det/9/1/2014/32)
Dari data (9) tersebut terdapat tuturan jenis tindak tutur perlokusi asertif
memberitahu. Tuturan tersebut bermaksud bahwa penutur memberitahu pada
mitra tuturnya bahwa usaha pengerukan pada waduk sudah dikerjakan namun
masih ada banjir. Ciri konteknya ditegaskan pada kalimat “kita ngomong apa
71
adanya saja”. Dampak atau efek perlokusi dari tuturan tersebut yaitu membuat
mitra tutur berfikir tentang usaha yang sudah dilakukan penutur meskipun masih
terjadi banjir.
3. Tindak Tutur Asertif Menegaskan
Menegaskan adalah menerangkan dengan tegas (pasti, tentu, tidak ragu-
ragu), membenarkan dan memastikan sesuatu (KBBI, 2011 :1418). Tindak tutur
menegaskan diungkap penutur kepada mitra tutur dengan tujuan memberikan
kepastian atau ketegasan tentang sesuatu. Berikut data-data yang termasuk dalam
tindak tutur menegaskan.
(10). Konteks tuturan :
Dalam berita ini jawaban Jokowi terkait pernyataan Foke‟Yang Lebih Tua
Siapa?‟. Pernyataan mengenai Foke yang menggelar acara halal bihalal di
rumahnya. Banyak orang hadir, termasuk Rhoma Irama. Saat disinggung
soal silaturahmi dengan Jokowi, Jokowi mengaku tidak diundang dan
tidak mengetahui acara tersebut. Konteks dalam tuturan ini yaitu Jokowi
mengatakan tidak tau perihal undangan Foke.
Bentuk tuturan :
“Nggak tahu, saya nggak tahu.” (Det/26/08/2013/16)
72
Pada data 10 terdapat jenis tindak tutur perlokusi asertif menegaskan.
Tuturan tersebut bermaksud bahwa penutur menegaskan perihal ketidak tahuan
bliau tentang undangan dari pak Fauzi Bowo. Ciri konteksnya disampaikan pada
kalimat “saya nggak tahu”. Dampak atau efek perlokusi dari tuturan tersebut
yaitu membuat mitra tutur tahu bahwa penutur benar-benar tidak tahu mengenai
undangan Fauzi Bowo.
(11). Konteks tuturan :
Dalam berita dimana Jokowi akan tinggal setelah dilantik sebagai
Gubernur. Dalam pernyataan Jokowi mengenai tinggal dimana setelah
sampai di Jakarta. Konteks dalam tuturan ini yaitu jokowi menunjukkan
akan tinggal di rumah dinas.
Bentuk tuturan :
“Tinggal di rumah dinaslah” (Det/29/09/2012/3)
Pada data (11) Tuturan di atas merupakan jenis tindak tutur asertif
menegaskan. Tuturan tersebut bermaksud menegaskan bahwa Jokowi akan tiggal
dirumah dinas. Ciri konteksnya disampaikan pada kalimat “di rumah dinaslah”.
Dampak atau efek dari tuturan tersebut yaitu membuat mitra tutur tahu bahwa
Jokowi akan tinggal di rumah dinas setelah dilantik jadi Kepala Pemerintah DKI
Jakarta.
73
(12). Konteks tuturan :
Dalam berita “ini jawaban Jokowi terkait pernyataan Foke‟Yang Lebih
Tua Siapa?‟. Pernyataan mengenai Foke yang menggelar acara halal
bihalal di rumahnya. Konteks dalam tuturan ini yaitu Jokowi mengatakan
akan datang bila diundang
Bentuk tuturan :
“Oh datang. Pasti datang.” (Det/26/08/2013/17)
Pada data 12 terdapat jenis tindak tutur perlokusi asertif menegaskan.
Tuturan tersebut bermaksud bahwa penutur memberi kepastian pada mitra
tuturnya bahwa Jokowi akan datang apabila Pak Fauzi Bowo mengundangnya.
Ciri konteksnya disampaikan pada kalimat “pasti datang”. Dampak atau efek
perlokusi dari tuturan tersebut yaitu membuat mitra tutur tahu bahwa penutur akan
datang bila benar-benar diundang.
(13). Konteks tuturan :
Dalam berita hasil survey LIPI yang memberitakan bahwa Jokowi akan
mencalonkan capres di pemilu yang akan datang. Pernyataan Jokowi yang
membantah bahwa dirinya akan menjadi capres, karena pusat pikiran
Jokowi saat ini terpusat pada permasalahan Jakarta. Konteks dalam tuturan
ini yaitu Jokowi mengatakan bahwa Jokowi tidak mau di pengaruhi.
74
Bentuk tuturan :
“Sekarang ini saya tidak mau digosok-gosok, tidak mau digoda-goda,
tidak mau dipanas-panasi, tidak mau dikompor-kompori, tidak mau
dibisik-bisikin. Konsentrasi saya masih tetap sama macet, rusun, banjir.
Lelang jabatan. “(Det/27/06/2013/20)
Pada data 13 terdapat tindak tutur perlokusi asertif menegaskan. Tuturan
tersebut bermaksud bahwa penutur menegaskan bahwa beliau tidak mau
terpengaruh dengan survey LIPI karena penutur ingin focus pada masalah yang
ada. Ciri konteksnya disampaikan pada kalimat “saya tidak mau digosok-gosok,
tidak mau digoda-goda, tidak mau dipanas-panasi, tidak mau dikompor-kompori,
tidak mau dibisik-bisikin”. Dampak atau efek perlokusi dari tuturan tersebut yaitu
membuat mitra tutur tahu bahwa penutur tidak mau terpengaruh pada hasil survey
dan penutur ingin fokus pada masalah yang ada.
(14). Konteks tuturan :
Dalam berita Sabet Award Tokoh Pluralisme 2013, Jokowi Cerita tentang
Lurah Cantik Susan. Konteks dalam tuturan ini yaitu Jokowi mengatakan
tidak menanggapi masalah warga yang menolak Lurah seorang
perempuan.
Bentuk tuturan :
75
“Pertama, ada kelompok saat itu datang ke saya dari warga yang
menyampaikan menolak Lurah Susan karena masalahnya di Lenteng
Agung itu mayoritas muslim. Nah saya sudah bilang, di hari pertama
tidak. Datang lagi, saya sampaikan tidak”. (Det/30/12/2013/28).
Dari data (14) terdapat tuturan jenis tindak tutur perlokusi asertif
menegaskan. Tuturan tersebut bermaksud bahwa penutur menegaskan pada mitra
tutur bahwa penutur tidak setuju dengan penolakan masyarakat mengenai
ponolakannya adanya Lurah perempuan. Ciri konteksnya ditegaskan pada kalimat
“Nah saya sudah bilang, di hari pertama tidak. Datang lagi, saya sampaikan
tidak”. Dampak atau efek perlokusi dari tuturan tersebut yaitu membuat mitra
tutur tahu bahwa pemimpin desa seorang perempuan itu tidak menjadi masalah
asalkan kerjanya baik.
(15). Konteks tuturan :
Dalam berita Ternyata Jakarta tak Siap Hadapi Banjir. Konteks dalam
tuturan ini yaitu Jokowi menegaskan banjir yang terjadi karena masalah
hujan.
Bentuk tuturan :
“Memang terjadi hujan deras di sekitar Pulogadung dan robnya naik.
Problemnya ada di situ”.(Det/20/01/2014/29)
76
Dari data 15 terdapat tuturan jenis tindak tutur perlokusi asertif
menegaskan. Tuturan tersebut bermaksud bahwa penutur menegaskan pada mitra
tutur bahwa masalah banjir yang terjadi dikarenakan terjadi hujan deras di
Pulogadung. Ciri konteksnya ditegaskan pada kalimat “problemnya ada disitu”.
Dampak atau efek perlokusi dari tuturan tersebut yaitu membuat mitra tutur
berfikir bahwa banjir yang terjadi karena adanya hujan deras di Pulogadung.
(16). Kontek tuturan :
Dalam berita Jokowi tak mau tanggapi pernyataan Prabowo soal capres.
Dalam pernyataannya mengenai Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra
Prabowo Subianto mengaku siap bersaing dengan Jokowi dalam Pilpres
2014 nanti. Selain itu, Prabowo juga menyarankan agar namaJokowi tidak
terus dimunculkan di media karena menurutnya masih banyak calon-calon
lain. Konteks dalam tuturan ini yaitu Jokowi mengatakan bahwa ia tidak
pernah memikirkan tentang popularitas dan survei mengenai capres.
Bentuk tuturan :
“Saya gak ngurus itu. Saya gak pernah ngurus popularitas dan gak
pernah ngurus elektabilitas. Gak pernah ngurus capres. Gak pernah juga
ngurus survei.” (Det/30 /9/2013/23)
Pada data 16 terdapat tuturan jenis tindak tutur perlokusi asertif
menegaskan. Tuturan tersebut bermaksud bahwa penutur menegaskan pada mitra
77
tuturnya bahwa penutur tidak pernah memikirkan mengenai popularitas,
elektabilitas, capres dan survey. Ciri konteksnya ditegaskan pada kalimat
“sayagak ngurus itu”. Dampak atau efek perlokusi dari tuturan tersebut yaitu
membuat mitra tutur tahu bahwa penutur memang benar-benar tidak memikirkan
tentang popularitas, elektabilitas, capres dan survey mengenai penuturnya.
4. Tindak Tutur Asertif Menanyakan
Menanyakan adalah bertanya sesuatu atau meminta keterangan tentang
sesuatu (KBBI, 2011: 1401). Tindak tutur menanyakan diungkap penutur kepada
mitra tutur dengan tujuan meminta keterangan tentang sesuatu. Berikut data-data
yang termasuk dalam tindak tutur „menanyakan‟.
(17). Konteks tuturan :
Dalam berita tariff MRT Rp 15.000 per orang dikemukakan oleh Direksi
PT MRT. Pernyataan Jokowi mengenai tarif MRT yang terlalu sedikit
belum bisa menutupi subsidi yang besar dari pemerintah. Konteks tuturan
ini yaitu Jokowi mengatakan bahwa dalam jangka berapa tahun bisa
menutupi subsidi bila tarifnya terlalu sedikit.
Bentuk tuturan :
“Soal tarif, misalnya, jika tarifnya Rp 15.000 per orang, subsidinya
berapa. Berapa tahun bisa seperti itu. Saya perlu menanyakan kepada
78
Direksi PT MRT sebab investasinya besar, triliunan rupiah”.( Det/30/11/
2012/35)
Dari data 17 terdapat tuturan diatas terdapat jenis tindak tutur perlokusi
asertif menanyakan. Maksud tuturan itu penutur menanyakan pada mitra tuturnya
khususnya pada Direksi PT MRT dengan subsidi dan tarif yang ada berapa tahun
bisa menutupi subsidi pemerintah yang ada. Ciri konteksnya ditunjukkan pada
kalimat “subsidinya berapa. Berapa tahun bisa seperti itu”. Dampak atau efek
perlokusi dari tuturan tersebut yaitu membuat mitra tutur berfikir tentang tarif
MRT dan subsidi pemerintah tindak seimbang.
(18). Konteks tuturan
Dalam berita Jokowi Bagi-bagi Buku dan Tas Sekolah di Rusun Pluit.
Pernyataan Jokowi mengenai tujuannya membagikan alat-alat sekolah
pada warga Rusun Pluit. Konteks dalam tuturan ini yaitu Jokowi
menawarkan pada warga yang ingin tas dan buku lagi.
Bentuk tuturan :
” Ini siapa mau? tas, buku!.” (Det/02/02/2013/15)
Dari data 18 terdapat tuturan jenis tindak tutur perlokusi asertif
menanyakan. Maksud tuturan ini Jokowi menanyakan siapa lagi yang mau dapat
buku dan tas untuk sekolah. Ciri konteksnya ditunjukkan pada kalimat “ini siapa
79
mau?”. Dampak atau efek perlokusi dari tuturan tersebut yaitu membuat mitra
tutur senang, senang dengan pemberian Penutur pada mitra tutur.
b. Tindak Tutur Perlokusi direktif
Tindak tutur direktif dimaksudkan penuturnya agar mitra tutur melakukan
tindakan yang disebutkan dalam tuturan itu. Dalam penelitian ini ditemukan
tindak tutur direktif meliputi tindak tutur direktif melarang, mengharuskan,
memerintah, mengajak, mengingatkan. Berikut ini hasil analisis tuturan yang
mengandung tindak tutur direktif.
1. Tindak Tutur Direktif Memerintah
Memerintah adalah memberi perintah atau menyuruh melakukan sesuatu.
(KBBI, 2011 :1057). Tindak tutur memerintah diungkap penutur kepada mitra
tutur dengan tujuan menyuruh untuk melakukan sesuatu. Berikut data-data yang
termasuk dalam tindak tutur memerintah.
(19). Konteks tuturan :
Dalam berita relokasi warga di sekitar pesisir waduk Pluit. Pernyataan
Jokowi mengenai warga yang tetap ingin tinggal di sekitar waduk dan
tidak mau pindah. Konteks dalam tuturan ini yaitu Jokowi meminta warga
untuk pindah dari tempat tinggalnya.
Bentuk tuturan :
80
“Diminta Ngungsi kok Dadah”(Det/23/01/2013/11).
Pada data ke 19 termasuk tuturan jenis tindak tutur perlokusi direktif
memerintah, Tuturan tersebut bermaksud memerintah pada warga Pluit untuk
pindah atau mengungsi kerumah susun. Ciri konteksnya disampaikan pada
kalimat “diminta ngungsi”. Dampak atau efek dari tuturan tersebut yaitu
membuat mitra tutur untuk melakukan sesuatu yaitu untuk segera mengungsi.
(20). Konteks tuturan :
Dalam berita pelantikan Jokowi setelah jadi gubernur. Pernyataan Jokowi
mengenai bentuk dan upaya seperti apa dalam pelantikannya sebagai
Gubernur DKI. Konteks tuturan ini yaitu menyuruh untuk diadakan
pelantikan yang sederhana.
Bentuk tuturan :
“Saya hanya minta agar sesederhana mungkin, seminim mungkin
pelantikannya.Yang penting bukan seremoninya, yang penting setelah
dilantik mau kerja apa? Ya kerja saya dimulai dengan penghematan
seperti itu”. (Det/29/10/ 2012/10)
Dari data 20 tuturan diatas terdapat jenis tindak tutur perlokusi direktif
memerintah. Maksud tuturan itu penutur memerintah pada mitra tuturnya untuk
melaksanakan pelantikan dengan sederhana, karena yang terpenting bukan
81
pelantikan melainkan kerjanya. Ciri konteksnya ditunjukkan pada kalimat “saya
hanya minta agar sesederhana mungkin”. Dampak atau efek perlokusi dari
tuturan tersebut yaitu membuat mitra tutur melakukan sesuatu yaitu mengadakan
pelantikan pada jabatan apapun dengan sederhana karena yang penting buka
pelantikan tapi kerjanya.
2. Tindak Tutur Direktif Mengharuskan
Mengharuskan adalah mewajibkan; memandang perlu atau patut (KBBI
2011: 486).Tindak tutur mengharuskan diungkap penutur kepada mitra tutur
dengan tujuan harus atau wajib untuk melakukan sesuatu. Berikut data-data yang
termasuk dalam tindak tutur mengharuskan.
(21). Kontek tuturan :
Dalam berita relokasi warga di sekitar pesisir waduk Pluit. Pernyataan
Jokowi mengenai warga yang tetap ingin tinggal di sekitar waduk dan
tidak mau pindah. Kontek dalam tuturan ini yaitu Jokowi meminta warga
untuk pindah dari tempat tinggalnya.
Bentuk tuturan :
“Iya karena sudah merasakan dan kita harus tegas untuk pindah,
geser.” (Det/23/01/2013/12).
82
Pada data ke 21 tuturan tersebut termasuk jenis tindak tutur perlokusi
direktif mengharuskan, Tuturan tersebut bermaksud bahwa mitra tutur harus
mematuhi apa yang disuruh penutur. Ciri konteksnya disampaikan pada kalimat
“tegas untuk pindah”. Dampak atau efek perlokusi dari tuturan tersebut yaitu
membuat mitra tutur untuk melakukan sesuatu yaitu untuk segera pindah dari
tempat yang dilarang Jokowi.
(22). Kontek tuturan :
Dalam berita ternyata Jakarta tak Siap Hadapi Banjir. Pernyataan Jokowi
mengenai adanya kemauan untuk menggunakan anggaran pemprov DKI
Jakarta mengatasi hal tersebut. Konteks dalam tuturan ini yaitu Jokowi
mengatakan bahwa dalam waktu tiga tahun masalah harus selesai.
Bentuk tuturan:
"(Anggaran DKI Jakarta) gede sekali. Satu periode bisa sampai Rp135
triliun. Itu gede sekali. Harusnya rampung semua itu. Tiga tahun harus
rampung semua. Jadi tinggal eksekusi. Duit dari APBD cukup. Kalau tak
cukup, investor saya kira ngantre (Det/23/01/2014/31)
Dari data 22 terdapat tuturan jenis tindak tutur perlokusi direktif
mengharuskan. Tuturan tersebut bermaksud bahwa penutur mengharuskan pada
mitra tuturnya untuk merampungkan atau menyelesaikan pekerjaannya dalam
jangka waktu yang sudah ditenukan yaitu tiga tahun. Ciri konteksnya ditegaskan
83
pada kalimat “tiga tahun harus rampung semua”. Dampak atau efek perlokusi
dari tuturan tersebut yaitu membuat mitra tutur melakukan sesuatu, yaitu
melakukan pekerjaan dalam jangka waktu yang sudah ditentukan harus segera
selesai.
(23). Konteks tuturan :
Dalam berita pengelolaan kampung kumuh. Pernyataan Jokowi mengenai
pengelolaan tempat kumuh dari mulai pasar sampai dengan tempet tinggal
warga. Konteks dalam tuturan ini Jokowi meminta untuk pasar dijadikan
bersih.
Bentuk tuturan :
“Intinya pasar harus bersih, tertata rapi, ada tempat parkirnya, di
dalamn kondisinya seperti minimarket”. (Det/25/10 /2012/34).
Dari tuturan 23 terdapat jenis tindak tutur perlokusi direktif
mengharuskan. Maksud tuturan itu penutur meminta pada mitra tuturnya untuk
membuat pasar yang bersih dan rapi sesuai keinginan penutur. Ciri konteksnya
ditunjukkan pada kalimat “intinya pasar harus bersih”. Dampak atau efek
perlokusi dari tuturan tersebut yaitu membuat mitra tutur melakukan sesuatu, yaitu
membuat pasar yang bersih dan rapi seperti minimarket.
3. Tindak Tutur Direktif Mengingatkan
84
Mengingatkan adalah mengingat akan sesuatu menjadikan ingat terhadap
sesuatu (KBBI 2011: 535). Tindak tutur mengingatkan diungkap penutur kepada
mitra tutur dengan tujuan agar mitra tutur ingat dengan sesuatu hal atau mengingat
akan hal yang dikatakan penutur. Berikut data-data yang termasuk dalam tindak
tutur mengingatkan.
(24). Kontek tuturan
Dalam berita relokasi warga di sekitar pesisir waduk Pluit. Pernyataan
mengenai tempat-tempat kumuh baik pasar maupun tempat jualan yang
lain. Tempat berjualan yang tadinya kumuh akan dipintah ketempat yang
lebih bersih. Konteks dalam tuturan ini yaitu Jokowi memberitahukan agar
warga tidak berjualan di sembarang tempat lagi.
Bentuk tuturan :
“Ya setujulah, bukan setuju lagi, bagus sekali kok, biar jualan nggak
sembarangan lagi” (Det/23/01/2013/14).
Dari data 24 terdapat tuturan jenis tindak tutur perlokusi direktif
mengingatkan. Tuturan tersebut bermaksud penutur meningkatkan pada mitra
tutur untuk tidak berjualan sembarangan lagi. Ciri konteksnya disampaikan pada
kalimat “jualan nggak sembarangan lagi”. Dampak atau efek perlokusi dari
tuturan tersebut yaitu membuat mitra tutur untuk melakukan sesuatu yaitu untuk
tidak berjualan secara sembarangan lagi.
85
4. Tindak Tutur Direktif Menyarankan
Menyarankan adalah memberikan saran/anjuran atau menganjurkan
sesuatu (KBBI 2011: 1226). Tindak tutur menyarankan diungkap penutur kepada
mitra tutur dengan tujuan memberi saran pada mitra tutur untuk melakukan
sesuatu. Berikut data-data yang termasuk dalam tindak tutur menyarankan.
(25). Konteks tuturan :
Dalam berita Jokowi Targetkan Pembangunan Waduk Selesai dalam
Setahun. Pernyataan Jokowi mengenai permasalahan yang ada di waduk
banyaknya sampah dan tanaman-tanaman yang mengganggu di waduk
Pluit. Konteks dalam tuturan ini yaitu Jokowi menunjukkan dengan kerja
lapangan bisa tahu masalah yang muncul.
Bentuk tuturan :
“Kalau sudah di lapangan seperti ini terus, jadi ngerti ada problem apa
saja”. (Det/21/11/2013/25).
Pada 25 terdapat tuturan jenis tindak tutur perlokusi direktif menyarankan.
Tuturan tersebut bermaksud bahwa penutur memberi saran pada mitra tuturnya
agar bekerja juga dilapangan karena dengan bekerja dilapangan juga kita bisa tahu
masalah apa yang muncul. Ciri konteknya ditegaskan pada kalimat “kalau sudah
di lapangan”. Dampak atau efek perlokusi dari tuturan tersebut yaitu membuat
mitra tutur melakukan sesuatu yaitu dengan melakukan kerja lapangan juga selain
dikantor agar mengetahui masalah yang ada di lapangan.
86
c. Tindak Tutur Perlokusi Ekspresif
Tindak tutur ekspresif merupakan tindak tutur yang mengungkapkan atau
mengutarakan sikap psikologis penutur terhadap keadaan yang tersirat dalam
ilokusi. Tindak tutur ekspresif meliputi tindak tutur memuji dan menyindir.
Berikut ini uraian tindak tutur ekspresif.
1. Tindak Tutur Ekspresif memuji
Memuji adalah melahirkan kekaguman dan penghargaan kepada sesuatu
yg dianggap baik, indah, gagah berani (KBBI 2011: 1112). Tindak tutur memuji
diungkap pn kepada mt dengan tujuan memberi pujian atau menunjukkan
kekaguman pn kepada mt. Berikut data-data yang termasuk dalam tindak tutur
memuji.
(26). Konteks tuturan:
Dalam berita penetapan Jokowi sebagai gubernur DKI. Mengenai
pernyataan Jokowi tentang tanggapan dari Pak fauzi Bowo perihal
pengangkatannya sebagai Gubernur DKI. Konteks dalam tuturan ini yaitu
Jokowi memberitahu bahwa pak Fauzi Bowo orang yang sportif dan
negarawan.
Bentuk tuturan :
“Mudah-mudahan tidak ada. Saya lihat Pak Fauzi Bowo sportif dan
sangat negarawan.” (Det/29/09/2012/5)
87
Pada data 26 terdapat tuturan jenis tindak tutur perlokusi ekspresif
memuji. Tuturan tersebut bermaksud penutur memuji pada pak Fauzi Bowo
bahwa beliau orang yang sportif dan negarawan. Ciri konteknya disampaikan
pada kalimat “saya lihat pak Fauzi Bowo sportif dan negarawan”. Dampak atau
efek perlokusi dari tuturan tersebut yaitu membuat mitra tutur untuk berfikir
tentang bapak Fauzi Bowo orang yang sportif dan negarawan.
2. Tindak Tutur Ekspresif Menyindir
Menyindir mengkritik atau mencela, mengejek seseorang secara tidak
langsung atau tidak terus terang (KBBI 20011: 1311). Tindak tutur menyindir
diungkap pn kepada mt dengan tujuan menyindir atau mencela seseorang agar
seseorang itu merasa malu atau sadar. Berikut data-data yang termasuk dalam
tindak tutur menyindir.
(27). Konteks tuturan :
Dalam berita Peluncuran kartu sehat dan kartu pintar bagi masyarakat
tidak mampu. Pernyataan Jokowi mengenai pemberlakuan kartu sehat dan
kartu pintar bagi warga kurang mampu. Kontek dalam tuturan ini yaitu
Jokowi mengatakan apabila orang kaya tidak malu menggunakan kartu
sehat silahkan saja.
Bentuk tuturan :
88
“Kalau orang kaya mau pakai kartu itu juga tidak apa- apa, asal tidak
malu.” (Det/27/10/ 2012/33).
Dari data 27 terdapat tuturan jenis tindak tutur perlokusi ekspresif
menyindir. Maksud tuturan itu penutur menyindir pada orang kaya yang mau
menggunakan kartu sehat dan kartu pintar. Ciri konteksnya ditunjukkan pada
kalimat “asal tidak malu”. Dampak atau efek perlokusi dari tuturan tersebut yaitu
membuat mitra tutur malu, khususnya pada orang kaya yang menggunakan kartu
sehat dan kartu pintar.
Tuturan tersebut maksudnya bukan hanya seperti apa yang tersurat pada
kata-kata yang digunakan dalam tuturan tersebut. Akan tetapi Pn mempunyai
maksud yang tersirat di balik tuturan tersebut. Tuturan tersebut dimaksudkan
untuk menyindir secara halus kepada orang kaya yang menggunakan kartu sehat
untuk berobat, hal tersebut dilakukan Pn agar orang kaya tidak menggunakan
kartu sehat agar anggaran untuk kesehatan di DKI Jakarta tidak membengkak
mengingat orang kaya pasti mampu berobat tanpa menggunakan kartu sehat.
d. Tindak Tutur Perlokusi Deklaratif
Tindak tutur deklaratif merupakan tindak tutur yang mengungkapkan
adanya antara isi proposisi dengan realitas. Berikut merupakan hasil analisis
dengan tindak tutur deklaratif.
1. Tindak Tutur Deklaratif Mengizinkan
89
Mengizinkan adalah memberi izin, mengabulkan, membolehkan atau tidak
melarang seseorang untuk melakukan sesuatu (KBBI 2011: 553). Tindak tutur
mengizinkan diungkap pn kepada mt dengan tujuan memberi izin kepada mt
untuk melakukan sesuatu asalkan yang di lakukan itu benar.
(28). Konteks tuturan :
Dalam berita PM Belanda Ingin Keliling Kampung Kumuh dengan
Jokowi. Pernyataan Jokowi mengenai, PM Belanda Mark Rutte dan
Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menyambangi perkampungan kumuh
di Muara Baru, Jakarta Utara. Mereka juga meninjau lokasi pembangunan
rumah pompa di lokasi tersebut. Konteks dalam tuturan ini yaitu Jokowi
menunjukkan lokasi-lokasi pada PM Belanda.
Bentuk tuturan :
“Dia (PM Belanda) pengen sekali lihat di sini, jadi mutar, ya saya antar”.
(Det/21/11/2013/24)
Dari data 28 ini terdapat jenis tindak tutur perlokusi deklaratif
mengizinkan. Tuturan tersebut bermaksud bahwa penutur mengizinkan pada PM
Belanda untuk berkeliling melihat kampong kumuh yang ada di Jakarta Utara.
Ciri konteknya ditegaskan pada kalimat “ya saya antar”. Dampak atau efek
perlokusi dari tuturan tersebut yaitu membuat mitra tutur tahu bahwa PM Belanda
ingin melihat lokasi kampong kumuh yang ada di Jakarta Utara.
90
B. Efek Perlokusi bagi mitra tutur.
Dari analisis diatas terdapat beberapa dampak perlokusi bagi mitra
tuturnya. Dampak perlokusi itu terbagi atas
a. Efek perlokusi „membuat mitra tutur tahu bahwa….dari efek perlokusi ini
terdapat 13 analisis yaitu data analisis pada nomor
(1,2,3,4,5,6,7,10,11,12,13,14,16, dan 28).
b. Efek perlokusi „membuat mitra tutur berfikir tentang….. dari efek
perlokusi ini terdapat 5 analisis yaitu data analisis pada nomor (8, 9, 15,
17, dan 26)
c. Efek perlokusi „membuat mitra tutur melakukan sesuatu….dari efek
perlokusi ini terdapat 7 analisis yaitu data analisis pada nomor (19, 20, 21,
22, 23, 24, dan 25).
d. Efek perlokusi „membuat mitra tutur senang‟dari efek perlokusi ini
terdapat 1 analisis yaitu data analisis pada nomor (18).
e. Efek perlokusi „membuat mitra tutur malu‟ dari efek perlokusi ini terdapat
1 analisis juga yaitu pada noomor (27).
91
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Dalam penelitian ini dapat disimpulkan dua hal yang merupakan jawaban
dari perumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya. Simpulan dari
penelitian ini dapat dilihat pada uraian berikut
1. Dalam analisis yang dilakukan pada pernyataan-pernyataan Jokowi selaku
Kepala Pemerintah DKI Jakarta dalam detik.com, terdapat jenis tuturan
perlokusi, tuturan perlokusi tersebut diantarnya tindak tutur perlokusi
asertif: meliputi menjelaskan, memberitahu, menegaskan, dan
menanyakan. Kedua tindak tutur perlokusi direktif :
memerintah,mengharuskan, mengingatkan, dan menyarankan, ketiga
tindak tutur perlokusi ekspresif : memuji dan menyindir, dan yang terakhir
atau keempat tindak tutur perlokusi deklaratif dari tindak tutur perlokusi
deklaratif ini terdapat satu jenis yaitu: mengizinkan.
2. Dalam analisis pernyataan-pernyataan Jokowi selaku Kepala Pemerintah
DKI Jakarta dalam detik.com, terdapat efek perlokusi. Efek perlokusi
bagi mitra tutur pada pernyataan Jokowi selaku Kepala Pemerintah DKI
Jakarta dalam surat kabar online detik.com terdapat 5 efek perlokusi bagi
mitra tuturnya. Efek tersebut diantaranya: pertama efek perlokusi
„membuat mitra tutur tahu bahwa…‟ dari efek ini ditemukan sebanyak
65
14 data yang terdapat pada nomor data 1, 2, 3, 9, 16, 17, 19, 20, 21, 23,
24, 26, dan 28. Kedua efek perlokusi „membuat mitra tutur berfikir
tentang…‟ dari efek ini ditemukan sebanyak 5 data yang terdapat pada
nomor data 5, 29, 30, 32, dan 35. Ketiga efek perlokusi „membuat mitra
tutur senang‟ terdapat pada nomor data 15. Yang keempat efek perlokusi
„membuat mitra tutur melakukan sesuatu‟ pada efek yang keempat
terdapat 7 data yang nomor datanya 10, 11, 12, 14, 25, 31, dan 34. Efek
perlokusi yang terakhir atau kelima yaitu efek perlokusi „membuat mitra
tutur malu‟ dari efek ini terdapat satu data yang menunjukkan efek
membuat malu yaitu terdapat pada nomor data 33.
B. Saran
Dalam penelitian ini, penulis membahas Tindak Tutur perlokusi dalam
pernyataan-pernyatan Jokowi selaku Kepala Pemerintah DKI Jakarta dalam Surat
Kabar Detik.Com. Perlokusi yang dibahas meliputi jenis tindak tutur perlokusi
dan efek perlokusi bagi mitra tuturnya beserta konteks. Pembahasan dalam
penelitian ini, masih terbatas pada tindak tutur dan efek perlokusi menurut Leech.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini merupakan penelitian tahap awal,
sehingga masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Penulis berharap,
dalam penelitian selanjutnya dapat meneliti lebih baik daripada penelitian-
penelitian sebelumnya.
66
DAFTAR PUSTAKA
Austin, J. L.1962. How to Do Things with Words. Oxford: oxford University
Press.
Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 1995. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal.
Jakarta: Rineka Cipta.
Depdiknas, 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Umum.
I Dewa Putu Wijana. 1996. Dasar-Dasar Pragmatik. Yogyakarta: Andi Offset.
Keraf, Gorys, 1997. Komposisi : Sebuah Pengantar Kemahiran Berbahasa. Ende
Nusa Indah.
Kridalaksana, Harimurti 1992. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Leech, Geoffrey. 1993. Prinsip-Prinsip Pragmatik. Jakarta: penerbit Universitas
Indonesia (UI-Press).
Lyons, John. 1997. Semantics. Cambridge: Cambridge University Press.
Moelino, Anton. M (Penyunting). 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
Nababan, PTJ. 1993. Sosiolinguistik Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Gramedia.
Rahardi, Kunjana. 2005. Pragmatik: Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia.
Jakarta: Erlangga.
Rohmadi, Muhammad. 2004. Pragmatik: Teori dan analisis. Yogyakarta: Lingkar
Media.
Rustono, 1999. Pokok-Pokok Pragmatik. Semarang: CV. IKIP Semarang Press.
Subroto, Edi. 2007. Pengantar Metode Penelitian Linguistik Struktural. Surakarta:
UNS Press.
Sudaryanto. 1992. Metode Linguistik: Pengantar Penanganan Bahasa Secara
Ilmu Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.
Suwandi, Sarwiji. 2008. Serbalinguistik: Mengupas Pelbagai Praktik Bahasa.
Solo: UNS Press.
Ullmann, Stephen. 2007. Pengantar Semantik, Terj. Sumarsono. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Verhaar, J.W.M. 1985. Pengantar linguistik. Yogyakarta: Andi Offset.
Wijana, I Dewa Putu dan Muhammad Rohmadi. 2011. Analisis Wacana
Pragmatik: Kajian Teori dan Analisis. Surakarta: Yuma Pustaka.
Yule, George. Indah Fajar Wahyuni dan Rome Mustajab (penerjemah). 2006.
Pragmatik. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Sumber Internet
Hanifah, Nurul. 2012. Nilai Karakter pada Tindak Tutur Lokusi, Ilokusi, dan
Perlokusi dalam Novel Astral Astria Karya Fira Basuki. Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Universitas Pendidikan Ganesha.
http://www//ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPBS (diakses pada
tanggal 5 desember 2015).
68
Hidlir, Lalu Muhammad; Suandi dan Putra yasa. 2013. Tindak Tutur Pengawas
dalam Kegiatan Supervisi Akademik pada Guru SMA di Kabupaten
Lombok Timur Tahun 2012/201. e-Journal Program Pasca sarjana
Universitas Pendidikan Ganesha. Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia. Volume 2 Tahun 2013. (diakses pada tanggal 22 desember
2015).
Nafianti, Dewi. 2012. Tindak Tutur Perlokusi dalam Dakwah Ustad Maulana
pada Acara Islam Itu Indah di Trans TV. Surakarta: UMS. Skripsi Jurusan
Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2012.
http://eprints.ums.ac.id/19586/1. (diakses pada tanggal 22 desember 2015).
Pratiwi, Dita Nidya. 2013. Penerapan Tindak Tutur Lokusi, Ilokusi, dan Perlokusi
Ustad Nur Maulana pada Tayangan Islam Itu Indah di Trans TV.
SkriptoriumVol.1No.1.Yogyakarta:UNY.
http://adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/519/gdlhub-gdl-s1-2013-pratiwidit.(
diakses pada tanggal 22 desember 2015).
Pringganti, Agustina. 2013. “Analisis Tindak TuturI lokusi pada Cerpen “Ilona”
Karya Leila S. Chudori. Jurnal program studi Inggris. Fakultas Ilmu
Pengetahuan Budaya. Jakarta: Universitas Indonesia.
https://www.academia.edu.( diakses pada tanggal 23 desember 2015).
Siagian, Novalina. 2013. Analisis Tindak Tutur Mario Teguh dalam Acara Golden
Ways di Metro TV. Universitas Negeri Medan. Skripsi fakultas Bahasa dan
Seni. Universitas Negeri Medan. http://library.unimed.ac.id/(diakses pada
tanggal 23 desember 2015).
silvia Sari, Septy. 2012. Analisis Tindak Tutur Penjual dan Pembeli di Pasar
Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta.
Skripsi Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Yogyakarta.
https://eprints.uny.ac.id (lumbung pustaka Universitas Negeri Yogyakarta)
(diakses pada tanggal 23 desember 2015).
Sumber Internet Lain
<http://detik.com/read> Usai ditetapkan jadi pemenang Pilgub DKI Jokowi akan
keliling Jakarta (diakses tanggal 29 september 2012).
<http://www.detik.com> Banjir jakarta jokowi sebut bukan dewa (diakses tanggal
19 november 2012).
<http://detik.com/read> Reaksi jokowi hadapi warga Jakarta yang bandel
(diakses tanggal 23 januari 201).
<http://detik.com/read> relokasi warga di sekitar pesisir waduk Pluit (diakses
tanggal 23 januari 2013).
<http://detik.com/read>Jokowi setelah normalisasi kali rampung jangan coba
coba bangun apa pun?( diakses tanggal 23 januari 2013).
<http://detik.com/read> Jokowi jangan sampai kita kesulitan cari batu pasir
lagi? (diakses tanggal 23 januari 2013).
69
<http://detik.com/read> Jokowi bagi-bagi buku dan tas sekolah di rusun pluit?
(diakses tanggal 2 februari 2013).
<http://www.detik.com> politik jokowi tak mau tanggapi pernyataan prabowo
soal capres. (diakses tanggal 1 juni 2013).
<http://detik.com/read> Jokowi didesak nyatakan sikap tegas soal bursa capres
(diakses tanggal 1 juni 2013).
<http://detik.com/read> Ini jawaban Jokowi terkait pernyataan foke yang lebih
tua siapa (diakses tanggal 26 agustus 2013 ).
<http://detik.com/read> pm belanda ingin keliling kampong kumuh dengan
jokowi. (diakses tanggal 21 november 2013).
<http://detik.com/read> Sabet award tokoh pluralisme 2013 jokowi cerita tentang
lurah cantik susan? (diakses tanggal 30 desember 2013).
<http://detik.com/read> di depan ribuan slankers jokowi bacakan pernyataan
terbuka slank (diakses tanggal 13 desember 2013).
<http://detik.com/read> kisruh taman burung pluit jokowi masa minta miliaran
yang benar saja? (diakses tanggal 20 desember 2013).
<http://detik.com/read> Jokowi targetkan pembangunan waduk marunda selesai
dalam setahun. (11 februari 2014).
<http://detik.com/read> setelah dievaluasi 1 camat dan 5 lurah hasil lelang
jabatan diganti?. (diakses tanggal 21 maret 2014).
<http://www.detik.com/read/index>Ternyata Jakarta tak Siap Hadapi Banjir.
(diakses tanggal 9 juli 2014).
70
LAMPIRAN DATA
1. Kontek Tuturan :
Dalam berita tentang program visi, misi Jokowi selaku Kepala Pemerintah
dan tujuan Jokowi setelah dilantik. Kontek dalam tuturan ini yaitu Jokowi
memberikan pernyataan program yang lebih dulu akan dikerjakan setelah
dilantik.
Bentuk tuturan :
“Ya untuk menunjukkan (program) mana yang harus didahulukan,
daerah mana saja. program apa saja. intinya jalan-jalan saja”.
(Det/29/09/2012/1)
2. Konteks tuturan :
Dalam berita Persiapan Jokowi ketika akan tinggal di Jakarta seusai
dilantik jadi Gubernur. Pernyataan mengenai hal apa saja yang akan
dilakukan sebelum tinggal di Jakarta. Kontek dalam tuturan ini yaitu
menunjukkan harga baju di solo murah.
Bentuk tuturan :
“Ya nanti, beli baju satu, dua kan di Solo murah-murah.”
(Det/29/09/2012/2)
3. Konteks tuturan :
Dalam berita dimana Jokowi akan tinggal setelah dilantik sebagai
Gubernur. Dalam pernyataan Jokowi mengenai tinggal dimana setelah
sampai di Jakarta. Kontek dalam tuturan ini yaitu jokowi menunjukkan
akan tinggal di rumah dinas.
71
Bentuk tuturan :
“Tinggal di rumah dinaslah”
(Det/29/09/2012/3)
4. Konteks tuturan :
Dalam berita dimana Jokowi akan tinggal setelah dilantik sebagai
Gubernur. Dalam pernyataan Jokowi mengenai kendaraan yang diberikan
pada Gubernur baru. Kontek dalam tuturan ini yaitu jokowi mengatakn
bahwa ia akan menggunakan mobil dinas.
Bentuk tuturan :
“Saya nggak mau menerima, mobil dinas kan banyak. Kalau nanya mobil
itu di mana sekarang, bisa Tanya ke yang ngasihnya”
(Det/29/09/2012/4)
5. Konteks tuturan :
Dalam beritapenetapan Jokowi sebagai gubernur DKI.mengenai
pernyataan Jokowi tentang tanggapan dari Pak fauzi Bowo perihal
pengangkatannya sebagai Gubernur DKI. Kontek dalam tuturan ini yaitu
Jokowi memberitahu bahwa pak Fauzi Bowo orang yang sportif dan
negarawan.
Bentuk tuturan :
“Mudah-mudahan tidak ada. Saya lihat Pak Fauzi Bowo sportif dan
sangat negarawan”.
(Det/29/09/2012/5)
6. Konteks tuturan :
72
Dalam berita rencana Jokowi sesampainya di Jakarta. Mengenai
pernyataan Jokowi perihal rencana dan hal apa saja yang pertama beliau
akan kerjakan sesampainya di Jakarta nanti. Kontek dalam tuturan ini yaitu
Jokowi memberitahu bahwa pertama kali yang akan dilakukan setelah
dilantik akan mengurus KTP DKI.
Bentuk tuturan :
“Setelah pelantikan nanti saya mau urus KTP DKI.”
(Det/29/09/2012/6)
7. Konteks tuturan :
Dalam berita Rencana Jokowi sesampainya di Jakarta. Pernyataan Jokowi
mengenai rencana setelah jadi Gubernur dan kemana saja tujuannya yang
akan di datangi. Kontek dalam tuturan ini yaitu Jokowi ingin mengenal
pegawai yang bekerja di instansi pemerintah yang ada di DKI Jakarta.
Bentuk tuturan :
“Saya pokoknya gini, setelah pelantikan mau kenal Sekda, Walikota,
Kepala Dinas, Lurah, RW”(Det/29/09/2012/7)
8. Konteks tuturan :
Dalam berita Rencana Jokowi sesampainya di Jakarta. Pernyataan Jokowi
mengenai sistem pemerintahan mana yang akan dirombak dan
diperbaharui. Kontek pada tuturan ini yaitu Jokowi mengatakan bahwa ia
tidak akan mengubah sistem pemerintahan langsung.
Bentuk tuturan :
“Kenal dulu kok udah rombak-rombak”
(Det/29/09/2012/8)
9. Konteks tuturan :
73
Dalam berita Dimana keluarga Jokowi akan tinggal. Pernyataan Jokowi
mengenai kemanakah keluarga Jokowi akan tinggal, apa ikut ke Jakarta
atau masih tinggal di Solo. Kontek dalam tuturan ini yaitu Jokowi
memebritahukan bahwa keluarganya akan diboyong ke Jakarta.
Bentuk tuturan :
“Keluarga diboyong ke Jakarta, masa ditinggal”
(Det/29/10/ 2012/9)
10. Konteks tuturan :
Dalam berita pelantikan Jokowi setelah jadi gubernur. Pernyataan Jokowi
mengenai bentuk dan upaya seperti apa dalam pelantikannya sebagai
Gubernur DKI. Kontek tuturan ini yaitu menyuruh untuk diadakan
pelantikan yang sederhana.
Bentuk tuturan :
“Saya hanya minta agar sesederhana mungkin, seminim mungkin
pelantikannya. Yang penting bukan seremoninya, yang penting setelah
dilantik mau kerja apa?ya kerja saya dimulai dengan penghematan seperti
itu,”
(Det/29/10/ 2012/10)
11. Konteks tuturan :
Dalam berita relokasi warga di sekitar pesisir waduk Pluit. Pernyataan
Jokowi mengenai reaksi warga Jakarta yang terkena korban banjir yang
semakin tinggi. Kontek dalam tuturan ini yaitu Jokowi mengatakan bahwa
warga harus ngungsi.
Bentuk tuturan :
“Diminta Ngungsi kok Dadah “
74
(Det/23/01/2013/11)
12. Konteks tuturan :
Dalam berita relokasi warga di sekitar pesisir waduk Pluit. Pernyataan
Jokowi mengenai warga yang tetap ingin tinggal di sekitar waduk dan
tidak mau pindah. Kontek dalam tuturan ini yaitu Jokowi meminta warga
untuk pindah dari tempat tinggalnya.
Bentuk tuturan :
“Iya karena sudah merasakan dan kita harus tegas untuk pindah, geser.”
(Det/23/01/2013/12)
13. Konteks tuturan :
Dalam berita relokasi warga di sekitar pesisir waduk Pluit. Pernyataan
Jokowi mengenai usahanya untuk bisa memindahkan warga ketempat
yang lebih baik yaitu dari bantaran pesisir waduk ke rumah rusun yang
bersih. Kontek dalam tuturan ini yaitu Jokowi optimis dalam tujuannya.
Bentuk tuturan :
“Optimis. Moso kerja nggak optimis”
(Det/23/01/2013/13)
14. Konteks tuturan :
Dalam berita relokasi warga di sekitar pesisir waduk Pluit. Pernyataan
mengenai tempat-tempat kumuh baik pasar maupun tempat jualan yang
lain. Tempat berjualan yang tadinya kumuh akan dipintah ketempat yang
lebih bersih. Kontek dalam tuturan ini yaitu Jokowi memberitahukan agar
warga tidak berjualan di sembarang tempat lagi.
Bentuk tuturan :
75
“Ya setujulah, bukan setuju lagi, bagus sekali kok, biar jualan nggak
sembarangan lagi.”
(Det/23/01/2013/14)
15. Konteks tuturan:
Dalam berita Jokowi Bagi-bagi Buku dan Tas Sekolah di Rusun Pluit.
Pernyataan Jokowi mengenai tujuannya membagikan alat-alat sekolah
pada warga Rusun Pluit. Kontek dalam tuturan ini yaitu Jokowi
menawarkan pada warga yang ingin tas dan buku lagi.
Bentuk tuturan :
“Ini siapa mau, tas, buku.”
(Det/02/02/2013/15)
16. Konteks tuturan :
Dalam berita ini jawaban Jokowi terkait pernyataan Foke‟Yang Lebih Tua
Siapa?‟. Pernyataan mengenai Foke yang menggelar acara halal bihalal di
rumahnya. Banyak orang hadir, termasuk Rhoma Irama. Saat disinggung
soal silaturahmi dengan Jokowi, Jokowi mengaku tidak diundang dan
tidak mengetahui acara tersebut. Kontek dalam tuturan ini yaitu Jokowi
mengatakan tidak tau perihal undangan Foke.
Bentuk tuturan :
“Nggak tahu, saya nggak tahu”
(Det/26/08/2013/16)
17. Konteks tuturan :
Dalam berita ini jawaban Jokowi terkait pernyataan Foke‟Yang Lebih Tua
Siapa?‟. Pernyataan mengenai Foke yang menggelar acara halal bihalal di
rumahnya. Kontek dalam tuturan ini yaitu Jokowi mengatakan akan dating
bila diungang.
76
Bentuk tuturan :
“ Oh datang. Pasti datang”
(Det/26/08/2013/17)
18. Konteks tuturan :
Dalam berita warga cengkareng jual ginjal untuk anaknya. Pernyataan
Jokowi mengenai ajakannya menemui warga cengkareng yang menjual
ginjal. Kontek dalam tuturan ini yaitu Jokowi mengatakan bahwa siapa
yang menjual ginjal untuk menemui Jokowi.
Bentuk tuturan :
“Saya nggak tahu. Suruh ke saya saja langsung.”
(Det/26/08/2013/18)
19. Konteks tuturan :
Dalam berita hasil survey LIPI yang memberitakan bahwa Jokowi akan
mencalonkan capres di pemilu yang akan datang. Pernyataan Jokowi
mengenai hasil survey yang mana Jokowi tidak pernah memikirkan untuk
jadi presiden. Kontek dalam tuturan ini yaitu Jokowi mengatakan bahwa
survei didapat dari pendapat masyarakat.
Bentuk tuturan :
“Hasil survei itu cerminan dari keinginan masyarakat. Tapi kewenangan
dan yang memutuskan dari PDIP di ibu ketua umum.”
(Det/27/06/2013/19)
20. Konteks tuturan :
Dalam berita hasil survey LIPI yang memberitakan bahwa Jokowi akan
mencalonkan capres di pemilu yang akan datang. Pernyataan Jokowi yang
membantah bahwa dirinya akan menjadi capres, karena pusat pikiran
77
Jokowi saat ini terpusat pada permasalahan Jakarta. Kontek dalam tuturan
ini yaitu Jokowi mengatakan bahwa Jokowi tidak mau di pengaruhi.
Bentuk tuturan :
“Sekarang ini saya tidak mau digosok-gosok, tidak mau digoda-goda,
tidak mau dipanas-panasi, tidak mau dikompor-kompori, tidak mau
dibisik-bisikin. Konsentrasi saya masih tetap sama macet, rusun, banjir.
Lelang jabatan.”
(Det/27/06/2013/20)
21. Konteks tuturan :
Dalam berita besarnya anggaran taktis untuk Lurah dan Camat. Pernyataan
Jokowi mengenai tidak menjadikan masalah berapapun biaya yang
dikeluarkan dengan alasan pasti dan benar apa yang dikerjakan. Kontek
dalam tuturan ini yaitu Jokowi mengatakan tidak menjadi masalah asalkan
kerjanya sesuai.
Bentuk tuturan :
“Yah nggak masalahasal mereka sudahmelakukan dengan benar.”
(Det/27/06/2013/21)
22. Konteks tuturan :
Dalam berita besarnya anggaran taktis untuk Lurah dan Camat. Pernyataan
mengenai tugas-tugas apa saja yang akan dikerjakan Jokowi. Kontek
dalam tuturan ini yaitu Jokowi mengatakan tugas pemerintah harus
dikerjaan bersama-sama.
Bentuk tuturan :
78
“Kita akan delegasikan wewenang yang ada di kita. Ke Lurah, Camat,
dan Walikota, ngapain kita pegang sendiri? Pusing sendiri nanti,
iyakan?”
(Det/27/06/2013/22)
23. Konteks tuturan :
Dalam berita Jokowi tak mau tanggapi pernyataan Prabowo soal capres.
Dalam pernyataannya mengenai Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra
Prabowo Subianto mengaku siap bersaing dengan Jokowi dalam Pilpres
2014 nanti. Selain itu, Prabowo juga menyarankan agar namaJokowi tidak
terus dimunculkan di media karena menurutnya masih banyak calon-calon
lain. Kontek dalam tuturan ini yaitu Jokowi mengatakan bahwa ia tidak
pernah memikirkan tentang popularitas dan survei mengenai capres.
Bentuk tuturan :
”Saya gak ngurus itu. Saya gak pernah ngurus popularitas dan gak
pernah ngurus elektabilitas. Gak pernah ngurus capres. Gak pernah juga
ngurus survei.”
(Det/30 /9/2013/23)
24. Konteks tuturan :
Dalam berita PM Belanda Ingin Keliling Kampung Kumuh dengan
Jokowi. Pernyataan Jokowi mengenai, PM Belanda Mark Rutte dan
Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menyambangi perkampungan kumuh
di Muara Baru, Jakarta Utara. Mereka juga meninjau lokasi pembangunan
rumah pompa di lokasi tersebut. Kontek dalam tuturan ini yaitu Jokowi
menunjukkan lokasi-lokasi pada PM Belanda.
Bentuk tuturan :
“Dia (PM Belanda) pengen sekali lihat di sini, jadi mutar, ya saya antar.”
(Det/21/11/2013/24)
79
25. Konteks tuturan :
Dalam berita Jokowi Targetkan Pembangunan Waduk Selesai dalam
Setahun. Pernyataan Jokowi mengenai permasalahan yang ada di waduk
banyaknya sampah dan tanaman-tanaman yang mengganggu di waduk
Pluit. Kontek dalam tuturan ini yaitu Jokowi menunjukkan dengan kerja
lapangan bisa tahu masalah yang muncul.
Bentuk tuturan :
“Kalau sudah di lapangan seperti ini terus, jadi ngerti ada problem apa
saja.”
(Det/21/11/2013/25)
26. Konteks tuturan:
Dalam berita Jokowi Targetkan Pembangunan Waduk Selesai dalam
Setahun. Pernyataan Jokowi mengenai banyaknya sampah dan tanaman-
tanaman yang mengganggu di waduk Pluit. Kontek dalam tuturan ini yaitu
Jokowi mengatakan bahwa dulu Waduk Pluit penuh enceng gondok.
Bentuk tuturan:
“Ini dulu penuh eceng gondok, bahkan bisa main sepakbola.”
(Det/21/11/2013/26)
27. Konteks tuturan:
Dalam berita Di Depan Ribuan Slankers, Jokowi Bacakan Pernyataan
Terbuka Slank .pernyataan Jokowi mengenai Manifesto (pernyataan
terbuka) Slank. Kontek dalam tuturan ini yaitu Jokowi mengatakan harus
berfikir kritis, berjiwa sosial, solidaritas tinggi, setia, sederhana, cinta
alam, punya rasa manusiawi, berani, bersahabat, angan tinggi, menjadi diri
sendiri, membuka hati dan otak.
Bentuk tuturan:
35
1. Kita harus kritis
2. Berjiwa sosial
3. Penuh solidaritas
4. Saling setia
5. Selalu merdeka
6. Hidup sederhana
7. Mencintaialam
8. Manusiawi
9. Berani untuk beda
10. Menjunjung persahabatan
11. Punya angan yang tinggi
12. Menjadi diri sendiri
13. Membukaotak dan hati kita
28. konteks tuturan :
Dalam berita Sabet Award Tokoh Pluralisme 2013, Jokowi Cerita tentang
Lurah Cantik Susan. Kontek dalam tuturan ini yaitu Jokowi mengatakan
tidak menanggapi masalah warga yang menolak Lurah seorang
perempuan.
Bentuk tuturan :
“Pertama, ada kelompok saat itu datang ke saya dari warga yang
menyampaikan menolak Lurah Susan karena masalahnya di Lenteng
Agung itu mayoritas muslim. Nah saya sudah bilang, di hari pertama
tidak. Datang lagi, saya sampaikan tidak.”
(Det/30/12/2013/28)
29. Konteks tuturan :
Dalam berita Ternyata Jakarta tak Siap Hadapi Banjir.Kontek dalam
tuturan ini yaitu Jokowi menegaskan banjir yang terjadi karena masalah
hujan.
78
36
Bentuk tuturan :
“Memang terjadi hujan deras di sekitar Pulogadung dan robnya naik.
Problemnya ada di situ.”
(Det/20/01/2014/29)
30. konteks tuturan:
Dalam berita Ternyata Jakarta tak Siap Hadapi Banjir.Kontek tuturan
dalam tuturan ini yaitu masalah banjir dalam Jakarta terlihat tidak sulit
bagi Jokowi.
Bentuk tuturan:
“Kelihatannyanggaksulit-sulit amat. Hahaha, menurut pengalaman yang
saya punya di sini.”
(Det/23/01/2014/30)
31. Konteks tuturan :
Dalam berita ternyata Jakarta tak Siap Hadapi Banjir. Pernyataan Jokowi
mengenai adanya kemauan untuk menggunakan anggaran pemprov DKI
Jakarta mengatasi hal tersebut. Kontek dalam tuturan ini yaitu Jokowi
mengatakan bahwa dalam waktu tiga tahun masalah harus selesai.
Bentuk tuturan :
"(Anggaran DKI Jakarta) gede sekali. Satu periode bisa sampai Rp135
triliun. Itu gede sekali. Harusnya rampung semua itu. Tiga tahun harus
rampung semua. Jadi tinggal eksekusi. Duit dari APBD cukup. Kalau tak
cukup, investor saya kira ngantre.”
(Det/23/01/2014/31)
79
37
32. Konteks tuturan:
Dalam berita ternyata Jakarta tak Siap Hadapi Banjir. Pernyataan
mengenai kesiapan antisipasi banjir di Jakarta lewat program normalisasi
waduk, sungai, dan pembangunan sumur resapan belum terealisasi
seluruhnya. Kontek dalam tuturan ini yaitu Jokowi mengatakan kenyataan
dalam kerjanya.
Bentuk tuturan:
“Ini kan kita sudah muter-muter, sudah kita keruk, tapi memang belum
rampung semuanya. Kita ngomong apa adanya saja.”
(Det/9/1/2014/32)
33. konteks tuturan:
Dalam berita Peluncuran kartu sehat dan kartu pintar bagi masyarakat
tidak mampu. Pernyataan Jokowi mengenai pemberlakuan kartu sehat dan
kartu pintar bagi warga kurang mampu. Kontek dalam tuturan ini yaitu
Jokowi mengatakan apabila orang kaya tidak malu menggunakan kartu
sehat silahkan saja.
Bentuk tuturan :
“Kalau orang kaya mau pakai kartu itu juga tidak apa-apa, asal tidak
malu.”
(Det/27/10/2012/33).
34. konteks tuturan :
Dalam berita pengelolaan kampung kumuh. Pernyataan Jokowi mengenai
pengelolaan tempat kumuh dari mulai pasar sampai dengan tempat tinggal
warga. Kontek dalam tuturan ini Jokowi meminta untuk pasar dijadikan
bersih.
80
38
Bentuk tuturan :
“Intinya pasar harus bersih, tertata rapi, ada tempat parkirnya, di
dalamnya kondisinya seperti minimarket”.
(Det/25/10/2012/34)
35. kontek tuturan :
Dalam berita tariff MRT Rp 15.000 per orang dikemukakan oleh Direksi
PT MRT. Pernyataan Jokowi mengenai tarif MRT yang terlalu sedikit
belum bisa menutupi subsidi yang besar dari pemerintah. Kontek tuturan
ini yaitu Jokowi mengatakan bahwa dalam jangka berapa tahun bisa
menutupi subsidi bila tarifnya terlalu sedikit.
Bentuk tuturan :
“Soal tarif, misalnya, jika tarifnya Rp 15.000 per orang, subsidinya
berapa. Berapa tahun bisa seperti itu. Saya perlu menanyakan kepada
Direksi PT MRT sebab investasinya besar, triliunan rupiah”.
(Det/30/11/ 2012/35).
81
Recommended