View
225
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Tindakan
4.1.1 Gambaran Umum SD Negeri Sunggingsari
SD Negeri Sunggingsari terletak di Desa Sunggingsari Kecamatan Parakan
Kabupaten Temanggung. Berdiri pada tahun 1951. Jumlah peserta didik SD
Negeri Sunggingsari sebanyak 203 peserta didik. Sedangkan jumlah peserta
didik kelas V yang menjadi sempel atau obyek penelitian adalah sebanyak 30
peseta didik.
Agar supaya program pendidikan dapat mencapai tujuan yang diharapkan
harus didukung oleh sarana-sarana yang memadai. Sarana yang ikut mendukung
di dalam kegiatan proses belajar mengajar di SD Negeri Sungingsari diantaranya
sebagai berikut:
Tabel 4.1
Sarana SD Negeri Sunggingsari
No Jenis Sarana dan Prasarana JumlahKondisi
Baik Rusak Ringan Rusak Berat
1. Ruang Kelas 6 V - -
2. Ruang Guru 1 V - -
3. Ruang Perpustakaan 1 - V -
4. Ruang UKS 1 - V -
5. Ruang Pertemuan 1 - V -
6. MCK Guru 1 - V -
7. MCK Siswa 4 - V -
8. Lapangan Volly 1 V - -
6. Peralatan Olahraga 5 set V - -
7. Komputer 2 V - -
8. Peraga Matematika 3 set V - -
Peraga IPA 2 set - V -
Peraga IPS 2 set V - -
9. CD Pembelajaran 3 set V - -
39
SDN Sunggingsari mempunyai guru dan staf pengajar sebanyak 11 orang,
terdiri dari 8 orang guru PNS dan 3 orang guru wiyata Bhakti.
4.2 Hasil Penelitian
Sebelum pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, guru melakukan proses
belajar mengajar dengan model konvensional yaitu ceramah. Dengan model
konvensional ini siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru kemudian
mengerjakan evaluasi yang diberikan oleh guru. Hasilnya KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan oleh sekolah sebesar ≥ 70 hanya 40%
siswa yang dapat mencapai KKM. Selanjutnya peneliti dan guru kelas
berkolaborasi mencari masalah yang menyebabkan 60% siswa nilainya masih
dibawah KKM. Masalah tersebut adalah tingkat penguasaan materi oleh siswa
terhadap materi pembelajaran yang masih rendah. Dari 30 siswa yang
mendengarkan penjelasan guru hanya 5 siswa yang berani bertanya tentang materi
yang disampaikan, pembelajaran berpusat pada guru karena pembelajaran yang
didominasi oleh guru dengan cara ceramah pada siswa. Maka peneliti dan guru
mengambil kesimpulan untuk mengaktifkan siswa dalam pembelajaran yaitu
dengan model pembelajaran tipe NHT.
4.2.1 Deskripsi Kondisi Awal
Kondisi awal merupakan keadaan siswa sebelum Penelitian Tindakan
Kelas dilaksanakan. Data yang diperoleh dari guru kolaborasi (Bu Nana) yang
kebetulan Guru Kelas V SDN Sunggingsari saat peneliti mengobservasi.
1. Motivasi Belajar
Pada awal sebelum diadakan tindakan penelitian motivasi belajar siswa
sangat rendah. Hal ini dapat dilihat dalam tabel 4.2 berikut:
40
Tabel 4.2
Motivasi Belajar Siswa Sebelum Diadakan Tindakan
Berdasarkan tabel diatas terdapat 3 siswa (10%) yang motivasinya
masih rendah, 19 siswa (63,333) yang motivasinya sedang, dan 8 siswa
(26,666) motivasinya tinggi. Berdasarkan tabel diatas dapat digambarkan
dalam diagram lingkaran pada gambar 4.1.
Gambar 4.1Diagram Lingkaran Motivasi Belajar Mata Pelajaran PKn
Siswa Kelas V SDN Sunggingsari
Tahun Pelajaran 2011/2012
No Skor Sebelum Tindakan KeteranganJumlah Siswa (%)1 25 – 40 Sangat Rendah2 41 – 55 3 10 Rendah3 56 – 70 19 63,333 Sedang4 71 - 85 8 26,666 Tinggi5 86 – 100 Sangat Tinggi
Jumlah 30 100Jumlah skor 1625
Skor Tertinggi 80Skor Terendah 30
41
2. Hasil Belajar
Pada awal sebelum diadakan tindakan penelitian ketuntasaan belajar siswa
dari 30 siswa terdapat 12 siswa yang berhasil memenuhi KKM dan 18 siswa
yang belum memenuhi KKM. Hal ini dapat dilihat dalam nilai sebelum
diadakan penelitian, rata-rata nilai siswa pada materi yaitu tentang bentuk-
bentuk keputusan bersama dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.3
Nilai Tes Hasil Belajar Mata Pelajaran PKn Pra Siklus
Siswa Kelas V SDN Sunggingsari
Tahun Pelajaran 2011/2012
Dilihat dari tabel hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan belum maksimal, hal ini ditunjukkan dari banyaknya
siswa yang belum tuntas dalam belajarnya sesuai dengan Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM=70). Diketahui untuk skor < 70 sebanyak 18
siswa, dan ≥ 70 sebanyak 12 siswa. Sehingga peneliti merasa perlu
mengadakan tindakan pembelajaran demi membantu meningkatkan
motivasi dan hasil belajar siswa, khususnya siswa kelas V Sekolah Dasar
Negeri Sunggingsari Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung pada
mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Berdasarkan tabel diatas
dapat digambarkan dalam diagram lingkaran pada gambar 4.2.
Skor Frekuesi Persentase (%) Keterangan
< 70 18 60 Belum Tuntas
≥ 70 12 40 Tuntas
Jumlah 30 100
Nilai Rata-rata 66,13333
Nilai Tertinggi 80
Nilai Terendah 44
42
Gambar 4.2Diagram Lingkaran Nilai Tes Hasil Belajar Mata Pelajaran PKn
Siswa Kelas V SDN Sunggingsari
Tahun Pelajaran 2011/2012
Pra Siklus
Dilihat dari diagram lingkaran gambar 4.2 terlihat jelas bahwa
masih banyak siswa yang belum tuntas. Siswa yang belum tuntas adalah
60% dan siswa yang sudah tuntas adalah 40%.
4.2.2 Deskripsi Siklus I
Praktik pembelajaran pertama dilaksanakan dengan pokok bahasan
Bentuk-bentuk Keputusan Bersama. Dalam siklus I ini dilakukan melalui tiga
kali pertemuan dengan rinciannya sebagai berikut :
A. Perencanaan Tindakan
Setelah mendapat izin dari kepala sekolah, peneliti merancang siklus I
yang terdiri dari 3 pertemuan, setiap pertemuan berlangsung selama 70 menit
(dua jam pelajaran). Persiapan yang dilakukan oleh peneliti pada siklus I
adalah:
1. Mengidentifikasi kebutuhan siswa
2. Menyiapkan materi pelajaran yang kan disampaikan
3. Mempersiapkan alat peraga untuk pembelajaran bentuk-bentuk
keputusan bersama
4. Membuat kelompok berdasarkan nilai pre-tes
5. Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran
43
6. Membuat lembar observasi/pengamatan siswa untuk melihat
bagaimana kondisi pembelajaran di kelas
7. Membuat lembar kerja kelompok dan tes evaluasi untuk melihat hasil
yang telah dilakukan
8. Membuat lembar analisis nilai
B. Pelaksanaan Tindakan
1. Pertemuan Pertama
Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 13 Maret 2012. Tindakan
dilakukan sesuai dengan rencana yang sudah disiapkan sebelum
melakukan tindakan pembelajaran siklus I. Pada kegiatan pendahuluan
guru membuat pelajaran dengan mengucapkan salam, mengatur suasana
kelas dan menanyakan keadaan siswa dalam kegiatan apersepsi guru
bercerita tentang pengambilan keputusan bersama yang biasa nya ada di
lingkungan sekitar. kemudian guru melakukan tanya jawab kepada siswa
tentang apa itu musyawarah?
Kegiatan inti pada pertemuan I, diawali kegiatan guru menjelaskan
mengenai pengertian keputusan bersama, bentuk-bentuk keputusan
bersama, dan musyawarah untuk mufakat. Siswa dan guru membuat
generalisasi definisi keputusan bersama berdasarkan definisi yang telah
dibuat oleh tiap siswa. Siswa menyebutkan jenis-jenis keputusan bersama,
dan guru menuliskannya di papan tulis. Kemudian Guru membagi
kelompok berdasarkan nilai pre-tes, sesuai dengan model Numbered
Heads Together maka setiap terdiri dari 6 siswa dan dalam pembentukan
kelompok tersebut dilakukan berdasarkan heterogenitas. Hal tersebut
dilakukan agar setiap kelompok dapat bekerjasama dengan baik dan tidak
ada kelompok yang terlalu dominan.
Setelah membagi kelompok, guru memberikan kartu soal untuk
dikerjakan oleh setiap kelompok. Setiap kelompok mendapat 6 kartu soal
dan setiap anak mengerjakan 1 kartu soal. Ketika semua kelompok sedang
mengerjakan soal tersebut, guru mengawasi dan membimbing kegiatan
44
diskusi. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan, guru memanggil
kepala nomor (Heads Numberes). Nomor yang ditunjuk guru membacakan
jawabanya didepan kelas sebagai perwakilan dari kelompok.
Guru membahas apa yang sudah dibacakan siswa di depan kelas.
Sebelum membahas guru bertanya pada siswa apa ada jawaban yang
berbeda dengan jawaban yang dibacakan oleh temanya?. Jika ada guru
menyuruh siswa membacakan jawabannya di depan kelas. Kemudian guru
menjelaskan dari kedua jawaban tersebut.
2. Pertemuan Kedua
Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 17 Maret 2011 dilakukan
sesuai rencana yang sudah disiapkan. Pada kegiatan awal pembelajaran
diantaranya adalah apersepsi siswa diajak bermain peran dalam
bermusyawarah, mereview pembelajaran sebelumnya.
Kegiatan Inti guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang
pelajaran pertemuan sebelumnya. Guru memberikan soal cerita tentang
bermusyawarah. Salah satu siswa disuruh menjawab soal yanga ada pada
cerita tersebut. Siswa bersama-sama mengoreksi jawaban dari setiap siswa
yang maju lalu guru menjelaskan jawaban yang benar dari soal cerita
tersebut. Guru membentuk kelompok Numbered Head Together yang
heterogen sesuai kelompok mingggu lalu sesuai dengan model Numbered
Head Together maka setiap terdiri dari 6 siswa dan dalam pembentukamn
kelompok tersebut dilakukan berdasarkan heterogenitas. Hal tersebut
dilakukan agar setiap kelompok dapat bekerjasama dengan baik dan tidak
ada kelompok yang terlalu dominan.
Setelah membagi kelompok, guru memberikan kartu soal untuk
dikerjakan oleh setiap kelompok. Setiap kelompok mendapat 6 kartu soal
dan setiap anak mengerjakan 1 kartu soal. Ketika semua kelompok sedang
mengerjakan soal tersebut, guru mengawasi dan membimbing kegiatan
diskusi. Setelah semua kelompok selesai mengerjakna, guru memanggil
kepala nomor (Heads Numberes). Nomor yang ditunjuk guru membacakan
jawabanya didepan kelas sebagai perwakilan dari kelompok.
45
Guru membahas apa yang sudah dikerjakan siswa didepan kelas.
Guru menberikan kesimpulan atau jawaban akhir dari semua pertanyaan.
Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai pembelajaran yang
belum dipahami
Kegiatan Penutup Guru mengarahkan siswa untuk mengambil
kesimpulan materi pembelajaran. Kemudian memberikan tindak lanjut.
3. Pertemuan Ketiga
Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 20 Maret 2011 melalui
beberapa kegiatan. Kegiatan Awal pembelajaran diantaranya adalah
apersepsi bermain dengan “finger game”, membentuk kelas ke dalam
kelompok-kelompok kecil, tanya jawab materi yang disampaikan
sebelumnya. Kemudian guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang
materi bentuk-bentuk keputusan bersama dan Guru menuliskan isi tentang
pasal 28E ayat 3 UUD 1945 yang berhubungan dengan berani
berpendapat. Siswa disuruh membacakan kembali isi pasal 28E ayat 3
UUD 1945
Guru membagi kelompok berdasarkan nilai pretes, sesuai dengan
model NHT maka setiap terdiri dari 6 siswa dan dalam pembentukamn
kelompok tersebut dilakukan berdasarkan heterogenitas. Hal tersebut
dilakukan agar setiap kelompok dapat bekerjasama dengan baik dan tidak
ada kelompok yang terlalu dominan.
Setelah membagi kelompok, guru memberikan kartu soal untuk
dikerjakan oleh setiap kelompok. Setiap kelompok mendapat 6 kartu soal
dan setiap anak mengerjakan 1 kartu soal. Ketika semua kelompok sedang
mengerjakan soal tersebut, guru mengawasi dan membimbing kegiatan
diskusi. Setelah semua kelompok selesai mengerjakna, guru memanggil
kepala nomor (Heads Numberes). Nomor yang ditunjuk guru membacakan
jawabanya didepan kelas sebagai petrwakilan dari kelompok.
Pada kegiatan Penutup guru mengarahkan siswa untuk membuat
kesimpulan materi pembelajaran.
46
C. Hasil Tindakan dan Observasi
Penelitian terhadap siklus I dilakukan selama proses kegiatan berlangsung.
Observer, Kepala Sekolah SD Negeri Sunggingsari Kecamatan Parakan
Kabupaten Temanggung, mengikuti keseluruhan proses tindakan yang
dilaksanakan di kelas V SD Negeri Sunggingsari Kecamatan Parakan
Kabupaten Temanggung.
1. Hasil Observasi
Hasil observasi kinerja guru Siklus I, pada perencanaan pembelajaran guru
menggunakan RPP, kegiatan pembelajaran menggambarkan pembelajaran
siswa aktif, pada strategi pembelajaran guru menyampaikan tujuan
pembelajaran, apersepsi, memberikan kesempatan siswa mengungkapkan
pendapatnya, pada manajemen kelas guru melaksanakan tata tertib kelas,
mengelola waktu pembelajaran, pada penilaian guru melakukan penilaian pada
siswa, memberikan umpan balik, dan memberikan pujian. Namun masih ada
kekurangan guru yang perlu diperbaiki misalnya saat guru ketika memberikan
bimbingan pada siswa dalam pelaksanaan kerja kelompok, penilaian pada
setiap siswa.
Di bawah ini merupakan rekapan dari hasil observasi dalam proses belajar
mengajar berlangsung. Hasil observasi pengamatan guru dapat dilihat pada
tabel 4.4.
47
Tabel 4.4
Hasil Pengamatan pada Guru
No Deskriptor
Tingkat Kemampuan
Pertemuan
I
Pertemuan
II
Pertemuan
III
1Mengemukakan tujuan
pembelajaran2 2 3
2 Melakukan apersepsi 2 3 3
3Membimbing siswa merumuskan
masalah2 3 3
4Membimbing siswa dalam
Pembentukan Kelompok3 3 3
5Membimbing siswa dalam
berdiskusi/ kerja kelompok2 3 3
6Membimbing siswa dalam
melaporkan hasil diskusi2 3 3
7Melaksanakan model pembelajaran
tipe NHT2 3 4
8Menggunakan media secara efektif
dan efisien.2 3 3
9 Mengelola waktu secara efisien 2 3 3
10 Melakukan refleksi 3 3 3
Jumlah 22 29 31
Kategori B B A
Keterangan :
1. Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh guru dalam kategori kurang
2. Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh guru dalam kategori cukup
3. Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh guru dalam kategori baik
4. Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh guru dalam kategori sangat baik
48
Dari hasil observasi di atas, pada pertemuan ini pembelajaran PKn
menggunakan model NHT masih kurang efektif. Tetapi pada pertemuan
pertama guru masih kurang membimbing siswa dalam berdiskusi/ kerja
kelompok dengan menggunakan moedel NHT guru belum mengelola waktu
secara efisien. Pada pertemuan kedua pembelajaran PKn menggunakan model
NHT guru sudah mulai membimbing dengan memperhatikan kodisi siswa.
Adapun hal yang perlu dilaksanakan pada pertemuan kedua ini adalah guru
membimbing siswa dalam diskusi kelompok, guru juga harus membatasi waktu
diskusi kelompok, dan mempergunakan waktu secara efisien. Pada pertemuan
ketiga pembelajaran PKn menggunakan model NHT berlangsung dengan baik
dan sesuai dengan teori yang digunakan.
Dari tabel diatas strategi pembelajaran sudah baik untuk membuat siswa
aktif, tata tertib kelas sudah dilaksanakan baik, penggunaan model NHT sudah
memotivasi siswa dalam bekerja kelompok.
Tabel 4.5
Hasil Peningkatan Pengamatan pada Siswa
Berdasarkan tabel diatas pertemuan pertama terlihat pada kesiapan siswa
dalam belajar 63%, menjawab pertanyaan 53%, merumuskan masalah
sementara 53%, aktif dalam diskusi kelompok 55%, kedisiplinan siswa dalam
pembelajaran 62%, melaksanakan diskusi 58%, menyimpulkan hasil diskusi
58%, dan mengajukan pertanyaan 61%. Pertemuan Kedua kesiapan siswa
dalam belajar 64%, menjawab pertanyaan 53%, merumuskan masalah
Pertemuan
ke-
Kesiapan
dalam
belajar
Menjawab
pertanyaan
Merumus
kan
masalah
sementar
a
Aktif
dalam
diskusi
kelompo
k
Kedisiplina
n siswa
dalam
pembelajar
an
Melaksan
akan
diskusi
Menyimp
ulkan
hasil
diskusi
Mengajuk
an
pertanyaan
Pertama 63% 53% 53% 55% 62% 58% 58% 61%
Kedua 64% 53% 54% 56% 63% 58% 59% 62%
Ketiga 69% 59% 55% 61% 73% 61% 60% 63%
49
sementara 54%, aktif dalam diskusi kelompok 56%, kedisiplinan siswa dalam
pembelajaran 63%, melaksanakan diskusi 58%, menyimpulkan hasil diskusi
59%, dan mengajukan pertanyaan 62%. Pertemuan Ketiga kesiapan siswa
dalam belajar 69%, menjawab pertanyaan 59%, merumuskan masalah
sementara 55%, aktif dalam diskusi kelompok 61%, kedisiplinan siswa dalam
pembelajaran 73%, melaksanakan diskusi 61%, menyimpulkan hasil diskusi
60%, dan mengajukan pertanyaan 63%. Berdasarkan tabel diatas dapat
digambarkan dalam diagram lingkaran pada gambar 4.3.
Gambar 4.3
Diagram Hasil Peningkatan Pengamatan Siklus I pertemuan 1,
pertemuan 2 dan pertemuan 3
Dari tabel diatas maka guru perlu melakukan peningkatan keaktifan siswa
ketika pembelajaran seperti lakukan tanya jawab untuk mengarahkan siswa
untuk merumuskan masalah sementara. Siswa perlu lebih aktif dalam
pembelajaran dan libatkan semua siswa dalam menyimpulkan hasil diskusi.
50
2. Hasil Tindakan
a. Hasil Belajar Siswa
Berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan pada Siklus I siswa yang telah
mencapai KKM 70 ada 28 siswa (93,333%), sedangkan yang belum mencapai
KKM 70 sebanyak 2 siswa (6,666%). Berikut ini tabel perolehan nilai siklus
I. Hasil yang diperoleh siswa pada siklus I mengalami peningkatan, dari
jumlah 30 siswa terdapat 28 siswa siswa mencapai ketuntasan yang
ditetapkan yaitu 70. Hasil belajar siswa pada siklus 1 dapat dilihat pada tabel
4.6.
Tabel 4.6
Nilai Tes Hasil Belajar Mata Pelajaran PKn Siklus I
Siswa kelas V SD N sunggungsari
Tahun pelajaran 2011/2012
Skor Frekuensi Persentase (%) Keterangan
< 70 2 6,666 Belum Tuntas
≥ 70 28 93,333 Tuntas
Jumlah 30 100
Nilai Rata-rata 78
Nilai Tertinggi 95
Nilai Terendah 65
Dari analisis nilai tersebut dapat diketahui bahwa yang sudah tuntas
dengan nilai di atas KKM ada 28 siswa dan yang belum tuntas atau masih
dibawah KKM ada 2 siswa. Dengan nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 65.
Dari analisa hasil tes pada tabel di atas dapat dibuat diagram lingkaran
seperti berikut:
51
Gambar 4.4 Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I
Berdasarkan hasil analisis yang digambarkan dalam bentuk diagram
lingkaran terlihat jelas perbandingan bahwa pada diagram di atas
menunjukkan bahwa jumlah siswa yang tuntas belajar sebesar 93,333%.
Sedangkan siswa yang belum tuntas belajar sebesar 6,666%. Berdasarkan
gambar 4.4 dievaluasikan langkah-langkah yang telah diprogramkan dan
dilaksanakan pada siklus I, belum sepenuhnya mencapai tujuan yang
diharapkan oleh peneliti, maka peneliti perlu mengadakan revisi-revisi
mengenai langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian terutama
menentukan perbaikan dalam mengoptimalkan model yang dipakai, sehingga
ditemukan variasi yang tepat untuk mencapai tujuan. Kemudian peneliti
ditemukan variasi yang tepat untuk mencapai tujuan. Kemudian peneliti
melanjutkan pada program silkus II yang direncanakan dengan berbagai revisi
yaitu peneliti membimbing jalannya diskusi dalam masing-masing kelompok.
52
b. Hasil Motivasi Belajar Siswa
Tabel 4.7
Hasil Motivasi Belajar Siswa Siklus I
Berdasarkan tabel diatas terdapat 2 siswa (6,666%) yang motivasinya
sedang, 3 siswa (10%) yang motivasinya tinggi, dan 25 siswa (83,333%) yang
motivasinya sangat tinggi. Berdasarkan tabel diatas dapat digambarkan dalam
diagram lingkaran pada gambar 4.5.
Gambar 4.5Diagram Lingkaran Motivasi Belajar Siklus I Mata Pelajaran PKn
Siswa Kelas V SDN Sunggingsari
Tahun Pelajaran 2011/2012
No Skor Siklus I KeteranganJumlah Siswa (%)1 25 – 40 Sangat Rendah2 41 – 55 Rendah3 56 – 70 2 6,666 Sedang4 71 - 85 3 10 Tinggi5 86 – 100 25 83,333 Sangat Tinggi
Jumlah 30 100Jumlah skor 2394
Skor Tertinggi 98Skor Terendah 62
53
D. Evaluasi dan Refleksi
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dari pertemuan
I, II dan III maka selanjutnya diadakan refleksi dalam bentuk diskusi atas
segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Diskusi ini dilakukan oleh guru
kelas, guru observer, peneliti, dan perwakilan dari beberapa siswa kelas V.
Dalam diskusi berisi tentang evaluasi bagaimana pembelajaran PKn melalui
model pembelajaran tipe NHT bagi guru kelas, guru observer, siswa, dan
peneliti. Dari diskusi ini didapatkan bahwa guru kelas dengan menerapkan
model pembelajaran tipe NHT mendapat pengalaman dan wawasan baru
dalam pembelajaran serta guru merasa lebih mudah dalam mengajar, bagi
siswa pembelajaran dirasa mudah diterima dan dipahami serta siswa yang
berkemampuan rendah merasa terbantu oleh temannya tentang hal-hal yang
belum dimengerti.
Berdasarkan pengamatan dari observer pada siklus I maka secara
keseluruhan hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus I
adalah sebagai berikut:
1. Kelebihan
a. Rancangan pembelajaran sudah terprogram
b. Siswa lebih tertarik pada pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran tipe NHT
c. Kegiatan pembelajaran nampak lebih hidup, perhatian, antusias
siswa lebih meningkat, karena mereka belajar tanpa tekanan.
d. Antara rencana pembelajaran dengan proses pembelajaran sudah
sesuai
e. Siswa terlibat aktif didalam proses pembelajaran.
f. Keberanian siswa sudah tumbuh dalam mengeluarkan pendapat atau
dalam menjawab pertanyaan.
g. Siswa yang berkemampuan rendah dalam belajar dapat terbantu oleh
teman dalam kelompoknya.
54
2. Kekurangan
a. Hambatan
1. Penerapan model pembelajaran tipe NHT belum terbiasa
dilaksanakan siswa dalam kegiatan pembelajaran sehingga
keterampilan kerjasama siswa masih sedikit peningkatan.
2. Guru terkadang masih kurang memberikan bimbingan pada
siswa dan kelompok siswa yang mengalami kesulitan dalam
belajar.
3. Penyampaian materi pembelajaran jangan terlalu cepat.
4. Pengelolaan waktu yang kurang dalam proses kegiatan belajar
mengajar.
5. Adanya siswa yang belum menghargai pendapat siswa lain.
b. Penyelesaian
1. Pada tahap persiapan guru akan mengidentifikasi kebutuhan
belajar siswa sebelum melaksanakn pembelajaran dalam model
Numbered Head Together
2. Pada kegiatan inti pembelajaran guru akan membimbing siswa
diskusi setiap kelompok
3. Guru membatasi waktu diskusi kelompok, supaya waktu untuk
avaluasi tidak terlalu sedikit
4. Guru memberi motivasi kepada siswa, agar siswa lebih aktif
ketika menjawab pertanyaan guru dan melakukan diskusi
kelompok.
55
4.2.3 Diskripsi Siklus II
A. Perencanaan tindakan
Seperti halnya siklus I, siklus II juga terdiri dari 3 pertemuan , setiap
pertemuan berlansung selama 70 menit (dua jam pelajaran). Persiapan yang
dilakukan oleh peneliti pada siklus II adalah:
1. Mengidentifikasi kebutuhan siswa
2. Menyiapkan materi pelajaran yang akan disampaikan
3. Mempersiapkan alat peraga untuk pembelajaran menerima dan
mematuhi keputusan bersama
4. Membuat kelompok berdasarkan nilai tes evaluasi siklus I
5. Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran
6. Membuat lembar observasi siswa untuk melihat bagaimana kondisi
pembelajaran di kelas
7. Membuat lembar kerja siswa dan tes evaluasi siklus II untuk melihat
hasil yang telah dilakukan
B. Pelaksanaan Tindakan
1. Pertemuan Pertama
Tindakan dilaksanakan sesuai dengan rencana yang sudah
disiapkan sebelum melakukan tindakan pembelajaran siklus II. Kegiatan
pendahuluan di awali dengan guru mengucapkan salam untuk memulai
pelajaran. Guru mengatur suasana kelas agar siswa siap melakukan kegiatan
belajar mengajar. Kemudian guru melakukan tindakan apersepsi.
Pada awal kegiatan guru melakukan tanya jawab tentang materi
yang lalu. Guru meminta siswa berkonsentrasi mendengarkan cerita/contoh
kasus yang akan dibacakan oleh guru. Guru mengarahkan siswa lain
menanggapi jawaban teman mereka, mengoreksi benar salah, memberikan
masukan/saran tentang cara bersikap, serta memberikan persetujuan
terhadap sikap yang dipilih teman, atau memuji keputusan teman dalam
menanggapi kasus yang diceritakan guru. Kemudian Guru membagi
kelompok berdasarkan nilai tes evaluasi siklus I, sesuai dengan model
Numbered Head Together maka setiap terdiri dari 6 siswa dan dalam
56
pembentukan kelompok tersebut dilakukan berdasarkan heterogenitas. Hal
tersebut dilakukan agar setiap kelompok dapat bekerjasama dengan baik dan
tidak ada kelompok yang terlalu dominan.
Setelah membagi kelompok, guru memberikan kartu soal untuk
dikerjakan oleh setiap kelompok. Setiap kelompok mendapat 6 kartu soal
dan setiap anak mengerjakan 1 kartu soal. Ketika semua kelompok sedang
mengerjakan soal tersebut, guru mengawasi dan membimbing kegiatan
diskusi. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan, guru memanggil
kepala nomor (Heads Numberes). Nomor yang ditunjuk guru membacakan
jawabanya didepan kelas sebagai perwakilan dari kelompok. Guru
memberikan kesimpulan atau jawaban akhir dari semua pertanyaan dan
memberikan penghargaan berupa kata-kata pujian kepada siswa.
Kegiatan akhir Guru memberikan tindak lanjut dan menutup
pembelajaran dengan memberi pesan positif kepada siswa.
2. Pertemuan kedua
Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 27 Maret 2011 dilakukan
sesuai rencana yang sudah disiapkan. Pada kegiatan awal pembelajaran
diantaranya adalah apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang
manfaat penggunaan asas kekeluargaan dalam melaksanakan keputusan
bersama. Siswa menuliskan pemahamannya tentang manfaat penggunaan
asas kekeluargaan dalam melaksanakan keputusan bersama pada selembar
kertas, lalu mengumpulkannya kepada guru. Salah satu siswa membacakan
semua definisi yang ditulis teman, lalu semua siswa membahasnya bersama
guru.
Guru membentuk kelompok Numbered Head Together yang
heterogen sesuai kelompok mingggu lalu sesuai dengan model Numbered
Head Together maka setiap terdiri dari 6 siswa dan dalam pembentukamn
kelompok tersebut dilakukan berdasarkan heterogenitas. Hal tersebut
dilakukan agar setiap kelompok dapat bekerjasama dengan baik dan tidak
ada kelompok yang terlalu dominan.
57
Setelah membagi kelompok, guru memberikan kartu soal untuk
dikerjakan oleh setiap kelompok. Setiap kelompok mendapat 6 kartu soal
dan setiap anak mengerjakan 1 kartu soal. Ketika semua kelompok sedang
mengerjakan soal tersebut, guru mengawasi dan membimbing kegiatan
diskusi. Setelah semua kelompok selesai mengerjakna, guru memanggil
kepala nomor (Heads Numberes). Nomor yang ditunjuk guru membacakan
jawabanya didepan kelas sebagai perwakilan dari kelompok.
Guru membahas apa yang sudah dikerjakan siswa didepan kelas.
Guru menberikan kesimpulan atau jawaban akhir dari semua pertanyaan.
Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai pembelajaran yang
belum dipahami
Kegiatan Penutup Guru mengarahkan siswa untuk mengambil
kesimpulan materi pembelajaran. kemudian memberikan tindak lanjut.
3. Pertemuan Ketiga
Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 31 Maret 2011 melalui
beberapa kegiatan. Kegiatan Awal pembelajaran diantaranya adalah
apersepsi bermain dengan sambil mengajukan pertanyaan singkat kepada
siswa, tidak lupa guru juga menyampaikan tujuan pembelajaran.
Pada kegiatan Inti Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang
nilai-nilai yang ada di pancasilai terutama sila ke-4 SiSwa diminta maju
kedepan kelas untuk membacakan pancasila sila ke-4.
Guru membentuk kelompok Numbered Heads Together yang
heterogen sesuai kelompok mingggu lalu sesuai dengan model Numbered
Heads Together maka setiap terdiri dari 6 siswa dan dalam pembentukamn
kelompok tersebut dilakukan berdasarkan heterogenitas. Hal tersebut
dilakukan agar setiap kelompok dapat bekerjasama dengan baik dan tidak
ada kelompok yang terlalu dominan.
Setelah membagi kelompok, guru memberikan kartu soal untuk
dikerjakan oleh setiap kelompok. Setiap kelompok mendapat 6 kartu soal
dan setiap anak mengerjakan 1 kartu soal. Ketika semua kelompok sedang
mengerjakan soal tersebut, guru mengawasi dan membimbing kegiatan
58
diskusi. Setelah semua kelompok selesai mengerjakna, guru memanggil
kepala nomor (Heads Numberes). Nomor yang ditunjuk guru membacakan
jawabanya didepan kelas sebagai perwakilan dari kelompok. Guru
menyuruh siswa kembali ketempat duduk masing-masing. Kemudian guru
memberikan soal evaluasi yang dikerjakan secara individu.
Guru memberikan kesimpulan atau jawaban akhir dari semua
pertanyaan. Guru memberikan skor kepada kelompok yang dapat menjawab
dengan benar Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai
pembelajaran yang belum dipahami. Guru memberikan tindak lanjut. Guru
menutup pembelajaran dengan memberi pesan positif kepada siswa.
Sekilas gambaran proses pembelajaran pada siklus II, guru tidak
lagi mendominasi dengan metode ceramah. Siswa tampak aktif dan senang
dalam pembelajaran. Suasana pembelajaran menjadi lebih menyenangkan.
C. Hasil Tindakan dan Observasi
Penelitian terhadap siklus II dilakukan selama proses kegiatan
berlangsung. Observer, Kepala Sekolah V SDN Sunggingsari Kecamatan
Parakan Kabupaten Temanggung, mengikuti keseluruhan proses tindakan yang
dilaksanakan di kelas V SDN Sunggingsari Kecamatan Parakan Kabupaten
Temanggung.
1. Hasil Observasi
Hasil observasi kinerja guru Siklus II, pada perencanaan
pembelajaran guru menggunakan RPP, kegiatan pembelajaran
menggambarkan pembelajaran siswa aktif, pada strategi pembelajaran guru
menyampaikan tujuan pembelajaran, apersepsi, memberikan kesempatan
siswa mengungkapkan pendapatnya, pada manajemen kelas guru
melaksanakan tata tertib kelas, mengelola waktu pembelajaran, pada
penilaian guru melakukan penilaian pada siswa, memberikan umpan balik,
dan memberikan pujian. Namun masih ada kekurangan guru yang perlu
diperbaiki misalnya guru ketika memberikan bimbingan pada siswa dalam
pelaksanaan kerja kelompok, penilaian pada setiap siswa.
59
Di bawah ini merupakan rekapan dari hasil observasi dalam proses
belajar mengajar berlangsung. Hasil observasi pengamatan guru dapat
dilihat pada tabel 4.8.
Tabel 4.8
Hasil Pengamatan pada Guru
No Deskriptor
Tingkat Kemampuan
Pertemuan
I
Pertemuan
II
Pertemuan
III
1 Mengemukakan tujuan pembelajaran 4 4 4
2 Melakukan apersepsi 3 3 4
3Membimbing siswa merumuskan
masalah3 4 4
4Membimbing siswa dalam
Pembentukan Kelompok4 3 3
5Membimbing siswa dalam
berdiskusi/ kerja kelompok3 3 3
6Membimbing siswa dalam
melaporkan hasil diskusi3 3 4
7Melaksanakan model pembelajaran
tipe NHT4 4 4
8Menggunakan media secara efektif
dan efisien.3 4 4
9 Mengelola waktu secara efisien 4 4 4
10 Melakukan refleksi 3 4 4
Jumlah 34 36 38
Kategori A A A
Keterangan :
1. Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh guru dalam kategori kurang
2. Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh guru dalam kategori cukup
3. Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh guru dalam kategori baik
4. Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh guru dalam kategori sangat baik
60
Dari hasil observasi di atas, pada pertemuan ini pembelajaran PKn
menggunakan model NHT berlangsung dengan baik dan sesuai dengan
teori yang digunakan. Tetapi pada pertemuan pertama guru sudah
membimbing siswa dengan memberikan saran dan berdiskusi dan bekerja
kelompok. Pada pertemuan kedua pembelajaran PKn menggunakan model
NHT berlangsung dengan baik dan sudah membimbing dengan sangat
efektif saat berdiskusi/ kerja kelompok. Adapun hal yang perlu
dilaksanakan pada pertemuan kedua ini adalah guru membimbing siswa
dalam diskusi kelompok secara efektif. Pada pertemuan ketiga
pembelajaran PKn menggunakan model NHT berlangsung dengan baik
dan sudah membimbing dengan sangat efektif saat berdiskusi/ kerja
kelompok.
Dari tabel diatas strategi pembelajaran sudah baik untuk membuat
siswa aktif, tata tertib kelas sudah dilaksanakan baik, penghargaan
terhadap siswa yang menjawab pertanyaan benar maupun salah perlu
ditingkatkan, serta pengelolaan waktu perlu dtingkatkan. Penggunaan
model NHT sudah berlangsung dengan sangat efektif.
Tabel 4.9
Hasil Peningkatan Pengamatan pada Siswa
Berdasarkan tabel diatas pertemuan pertama terlihat pada kesiapan
siswa dalam belajar 74%, menjawab pertanyaan 71%, merumuskan
masalah sementara 71%, aktif dalam diskusi kelompok 70%, kedisiplinan
siswa dalam pembelajaran 75%, melaksanakan diskusi 67%,
menyimpulkan hasil diskusi 63%, dan mengajukan pertanyaan 66%.
Pertemuan
ke-
Kesiapan
dalam
belajar
Menjawab
pertanyaan
Merumus
kan
masalah
sementar
a
Aktif
dalam
diskusi
kelompo
k
Kedisiplina
n siswa
dalam
pembelajar
an
Melaksan
akan
diskusi
Menyimp
ulkan
hasil
diskusi
Mengajuk
an
pertanyaan
Pertama 74% 71% 71% 70% 75% 67% 63% 66%
Kedua 79% 74% 76% 74% 79% 72% 70% 59%
Ketiga 83% 81% 82% 76% 85% 79% 76% 78%
61
Pertemuan Kedua kesiapan siswa dalam belajar 79%, menjawab
pertanyaan 74%, merumuskan masalah sementara 76%, aktif dalam
diskusi kelompok 74%, kedisiplinan siswa dalam pembelajaran 79%,
melaksanakan diskusi 72%, menyimpulkan hasil diskusi 70%, dan
mengajukan pertanyaan 59%. Pertemuan Ketiga kesiapan siswa dalam
belajar 83%, menjawab pertanyaan 81%, merumuskan masalah sementara
82%, aktif dalam diskusi kelompok 76%, kedisiplinan siswa dalam
pembelajaran 85%, melaksanakan diskusi 79%, menyimpulkan hasil
diskusi 76%, dan mengajukan pertanyaan 78%. Berdasarkan tabel diatas
dapat digambarkan dalam diagram lingkaran pada gambar 4.6.
Gambar 4.6
Diagram Hasil Peningkatan Pengamatan Siswa Siklus II pertemuan 1,
pertemuan 2 dan pertemuan 3
Dari tabel diatas maka guru perlu melakukan peningkatan keaktifan
siswa ketika pembelajaran seperti lakukan tanya jawab untuk
mengarahkan siswa pada pembelajaran. Siswa perlu lebih aktif dalam
pembelajaran dan libatkan semua siswa dalam menyimpulkan hasil
diskusi.
62
2. Hasil Tindakan
a. Hasil Belajar Siswa
Berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan pada Siklus II siswa yang
telah mencapai KKM 70 ada 30 siswa (100%). Hasil yang diperoleh
siswa pada siklus II mengalami peningkatan, dari jumlah 30 siswa
terdapat 30 siswa siswa mencapai ketuntasan yang ditetapkan yaitu 70.
Hasil belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.10.
Tabel 4.10
Nilai Tes Hasil Belajar Mata Pelajaran PKn Siklus II
Siswa kelas V SD N Sunggungsari
Tahun pelajaran 2011/2012
Skor Frekuensi Persentase Keterangan
< 70 0 0 Belum Tuntas
≥ 70 30 100 Tuntas
Jumlah 30 100
Nilai Rata-rata 81,166
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 70
Dari analisis nilai tersebut dapat diketahui bahwa yang sudah
tuntas dengan nilai di atas KKM ada 30 siswa dan yang belum tuntas
atau masih dibawah KKM ada 0 siswa. Dengan nilai tertinggi 100 dan
nilai terendah 70.
Dari analisa hasil tes pada tabel di atas dapat dibuat diagram
lingkaran seperti berikut:
63
Gambar 4.7 Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II
Berdasarkan hasil analisis yang digambarkan dalam bentuk
diagram lingkaran terlihat jelas perbandingan bahwa pada diagram di
atas menunjukkan bahwa jumlah siswa yang tuntas belajar sebesar
100%. Sedangkan siswa yang belum tuntas belajar sebesar 0%.
berdasarkan gambar 4.7.
b. Hasil Motivasi Belajar Siswa
Tabel 4.11
Hasil Motivasi Belajar Siswa Siklus II
Berdasarkan tabel diatas terdapat 1 siswa (3,333%) yang
motivasinya sedang, 2 siswa (6,666%) yang motivasinya tinggi, dan 27
siswa (90%) yang motivasinya sangat tinggi. Berdasarkan tabel diatas
dapat digambarkan dalam diagram lingkaran pada gambar 4.8.
No Skor Siklus II KeteranganJumlah Siswa (%)1 25 – 40 Sangat Rendah2 41 – 55 Rendah3 56 – 70 1 3,333 Sedang4 71 – 85 2 6,666 Tinggi5 86 – 100 27 90 Sangat Tinggi
Jumlah 30 100Jumlah skor 2525
Skor Tertinggi 99Skor Terendah 60
64
Gambar 4.8Diagram Lingkaran Motivasi Belajar Siklus II Mata Pelajaran PKn
Siswa Kelas V SDN Sunggingsari
Tahun Pelajaran 2011/2012
C. Evaluasi dan refleksi
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II dari pertemuan
I, II dan III maka selanjutnya diadakan refleksi dalam bentuk diskusi atas
segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Diskusi ini dilakukan oleh guru
kelas, guru observer, peneliti, dan perwakilan dari beberapa siswa kelas V.
Dalam diskusi berisi tentang evaluasi bagaimana pembelajaran PKn melalui
model pembelajaran tipe NHT bagi guru kelas, guru observer, siswa, dan
peneliti. Dari diskusi ini didapatkan bahwa guru kelas dengan menerapkan
model pembelajaran tipe NHT mendapat pengalaman dan wawasan baru
dalam pembelajaran serta guru merasa lebih mudah dalam mengajar, bagi
siswa pembelajaran dirasa mudah diterima dan dipahami serta siswa yang
berkemampuan rendah merasa terbantu oleh temannya tentang hal-hal yang
belum dimengerti.
Berdasarkan pengamatan dari observer pada siklus II maka secara
keseluruhan hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus II
adalah sebagai berikut:
65
A. Kelebihan
1. Rancangan pembelajaran sudah terprogram
2. Siswa lebih tertarik pada pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran tipe NHT
3. Kegiatan pembelajaran nampak lebih hidup, perhatian, antusias
siswa lebih meningkat, karena mereka belajar tanpa tekanan.
4. Antara rencana pembelajaran dengan proses pembelajaran sudah
sesuai.
5. Siswa terlibat aktif didalam proses pembelajaran.
6. Keberanian siswa sudah tumbuh dalam mengeluarkan pendapat
7. Siswa yang berkemampuan rendah dalam belajar dapat terbantu
oleh teman dalam kelompoknya.
B. Kekurangan
1. Hambatan
a. Penerapan model pembelajaran tipe NHT belum terbiasa
dilaksanakan siswa dalam kegiatan pembelajaran sehingga
keterampilan kerjasama siswa masih sedikit peningkatan.
b. Pengelolaan waktu yang belum tepat yang dilakukan oleh
guru.
2. Penyelesaian
a. Pada tahap persiapan guru akan mengidentifikasi kebutuhan
belajar siswa sebelum melaksanaakn pembelajaran PKn
dalam pemanfaatan power point dan kartu soal
b. Pada kegiatan inti pembelajaran guru akan membimbing
siswa diskusi setiap kelompok
c. Guru membatasi waktu diskusi kelompok, supaya waktu
untuk evaluasi tidak terlalu sedikit
d. Guru memberi motivasi kepada siswa, agar siswa lebih aktif
ketika menjawab pertanyaan guru dan melakukan diskusi
kelompok.
66
4.3 Hasil Analisis Data
A. Rekapitulasi Nilai Pra Siklus, Siklus I, Siklus II
Berdasarkan hasil tindakan dapat diketahui telah terjadi keberhasilan
dalam menggunakan model Numbered Head Together pada mata pelajaran PKn
khususnya materi Bentuk-bentuk Keputusan Bersama dan Menerima dan
Mematuhi Keputusan Bersama di kelas V SD Negeri Sunggingsari Kecamatan
Parakan Kabupaten Temanggung Tahun Ajaran 2011/2012. Keberhasilan
tersebut dapat dilihat pada tabel nilai Pra Siklus, Siklus I, Siklus II dibawah ini.
Tabel 4.12
Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Pra siklus, Siklus I, dan Siklus II
Kelas V Semester II SD N Sunggingsari
Tahun Pelajaran 2011/2012
Dari tabel nilai tes hasil belajar pada tabel 4.12 dapat dilihat adanya
peningkatan jumlah siswa yang tuntas dalam mata pelajaran PKn terbukti untuk
klasifikasi tuntas, pada hasil belajar pra siklus ada 12 siswa yang tuntas
mencapai KKM, siklus I ada 28 siswa yang tuntas, siklus II ada 30 siswa yang
tuntas. Sedangkan pada klasifikasi tidak tuntas , pra siklus ada 18 siswa yang
tidak tuntas mencapai KKM, pada siklus I ada 2 siswa yang tidak tuntas
mencapai KKM, dan pada siklus II ada 0 siswa yang tidak tuntas mencapai
KKM. Ini membuktikan bahwa pembelajaran menggunakan model Numbered
Heads Together dapat meningkatkan hasil belajar. Hal ini dapat dilihat pada
diagram 4.9 dan grafik 4.1.
SkorFrekuensi Persentase
Pra Siklus Siklus I Siklus II Pra Siklus Siklus I Siklus II
< 70 18 2 0 60 6,666 0
≥ 70 12 28 30 40 93,333 100
67
Gambar 4.9 Diagram Batang Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Pra
Siklus, Siklus I, Siklus II
Gambar 4.1 Grafik Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Pra Siklus,
Siklus I, Siklus II
Pada diagram 4.9 dan grafik 4.1 menunjukkan pembelajaran dengan model
Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan jumlah siswa yang tuntas
dalam belajar.
68
B. Rekapitulasi Hasil Motivasi Belajar
Tabel 4.13
Rekapitulasi Hasil Motivasi Belajar Pra siklus, Siklus I, dan Siklus II
Kelas V Semester II SD N Sunggingsari
Tahun Pelajaran 2011/2012
Dari tabel hasil motivasi belajar pada tabel 4.13 dapat dilihat adanya
peningkatan jumlah siswa yang termotivasi dalam mata pelajaran PKn, pada pra
siklus 3 siswa (10%) dengan motivasi rendah , 19 siswa (63,333%) dengan
motivasi sedang, 8 siswa (26,666%) dengan motivasi tinggi. Pada siklus I
terdapat 2 siswa (6,666%)dengan motivasi sedang, 3 siswa (10%) dengan
motivasi tinggi, 25 siswa (83,333%) dengan motivasi sangat tinggi. Pada siklus
II terdapat 1 siswa (3,333%) dengan motivasi sedang, 2 siswa (6,666%) dengan
motivasi tinggi, 27 siswa (90%) dengan motivasi sangat tinggi. Ini membuktikan
bahwa pembelajaran PKn menggunakan model Numbered Head Together dapat
meningkatkan motivasi belajar. Hal ini dapat dilihat pada diagram 4.10.
Skor
Frekuensi Persentase (%)
KeteranganPra
Siklus
Siklus
I
Siklus
II
Pra
Siklus
Siklus
I
Siklus
II
25 – 40 0 0 0 0 0 0 Sangat Rendah
41 – 55 3 0 0 10 0 0 Rendah
56 – 70 19 2 1 63,333 6,666 3,333 Sedang
71 – 85 8 3 2 26,666 10 6,666 Tinggi
86 – 100 0 25 27 0 83,333 90 Sangat Tinggi
69
Gambar 4.10 Diagram Batang Rekapitulasi Hasil Motivasi Belajar Siswa
Kelas V
4.4 Pembahasan
1. Siklus I
Berdasarkan hasil analisis data, kegiatan pembelajaran di kelas V
Sekolah Dasar Negeri Sunggingsari Kecamatan Parakan Kabupaten
Temanggung terlihat bahwa ada peningkatan nilai siswa setelah diadakan
pembelajaran dengan pembelajaran tipe NHT, dengan nilai rata-rata 66,133
sebelum diadakan penelitian dan setelah diadakan penelitian pada siklus I
nilai rata-rata menjadi 78. Berarti pembelajaran telah berhasil baik dengan
nilai KKM ≥70 dengan indikator keberhasilan 80% dari jumlah siswa
sebanyak 30 siswa, dan pada siklus I ini sudah tercapai hasil belajar, tetapi
masih ada yang belum tuntas dengan persentase 6,666%. Hal tersebut
dikarenakan siswa belum terlihat antusias dalam kegiatan pembelajaran dan
siswa di dalam proses pembelajaran juga belum termotivasi dalam
pembelajaran PKn, hal ini terlihat pada 2 siswa (6,666%) dengan motivasi
sedang, yang kurang antusias dan kurang aktif dalam bekerjasama dengan
anggota kelompok juga kurang aktif dalam bertanya dan menjawab
pertanyaan dari guru. Penelitian ini tidak sepenuhnya dilaksanakan sesuai
dengan apa yang telah direncanaan, ada beberapa kendala yang
mempengaruhi penelitian sehingga penelitian ini belum maksimal. Misalnya
adanya siswa yang bercanda disaat kerja kelompok dan terkadang
penjelasan dan perintah guru kurang di dengar siswa karena banyaknya
70
siswa yang bicara dengan teman yang lain disaat guru memberi perintah
atau penjelasan kepada siswa.
2. Siklus II
Kekurangan yang ada pada siklus I diperbaiki pada siklus II masih
sama dengan pertemuan sebelumnya yaitu pada siklus I. Siswa sudah
termotivasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Dapat dilihat dari Hasil
belajar siklus II, siswa mengalami peningkatan ketuntasan nilai pada mata
pelajaran PKn yaitu 100% siswa telah tuntas dengan indikator keberhasilan
80%. Pada siklus II rata-rata kelas menjadi 81,166 dengan nilai tertinggi
100 dan nilai terendah 70.
Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran
partisipasi siswa dalam pembelajaran cukup besar. Siswa lebih aktif
mengikuti proses pembelajaran dan lebih aktif menjawab pertanyaan dari
guru dan lebih berani mengemukakan pendapat. Dengan penggunaan model
pembelajaran tipe NHT ternyata sudah memberikan motivasi besar kepada
siswa didalam menyampaikan materi pada pembelajaran PKn. Hal ini
terlihat bahwa pembelajaran PKn menggunakan model NHT terdapat
peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa. Peningkatan motivasi terlihat
dari siklus I yang tadinya 25 siswa (83,33%) dengan motivasi sangat tinggi,
pada siklus II terjadi peningkatan 27 siswa (90%) dengan motivasi sangat
tinggi.
Recommended