33
38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Gambaran Umum SD Negeri Sunggingsari SD Negeri Sunggingsari terletak di Desa Sunggingsari Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung. Berdiri pada tahun 1951. Jumlah peserta didik SD Negeri Sunggingsari sebanyak 203 peserta didik. Sedangkan jumlah peserta didik kelas V yang menjadi sempel atau obyek penelitian adalah sebanyak 30 peseta didik. Agar supaya program pendidikan dapat mencapai tujuan yang diharapkan harus didukung oleh sarana-sarana yang memadai. Sarana yang ikut mendukung di dalam kegiatan proses belajar mengajar di SD Negeri Sungingsari diantaranya sebagai berikut: Tabel 4.1 Sarana SD Negeri Sunggingsari No Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah Kondisi Baik Rusak Ringan Rusak Berat 1. Ruang Kelas 6 V - - 2. Ruang Guru 1 V - - 3. Ruang Perpustakaan 1 - V - 4. Ruang UKS 1 - V - 5. Ruang Pertemuan 1 - V - 6. MCK Guru 1 - V - 7. MCK Siswa 4 - V - 8. Lapangan Volly 1 V - - 6. Peralatan Olahraga 5 set V - - 7. Komputer 2 V - - 8. Peraga Matematika 3 set V - - Peraga IPA 2 set - V - Peraga IPS 2 set V - - 9. CD Pembelajaran 3 set V - -

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/883/5/T1_292008136_BAB IV.pdf · Ruang UKS 1 - V - 5. Ruang Pertemuan 1 - V - 6. MCK Guru 1 - V - 7

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/883/5/T1_292008136_BAB IV.pdf · Ruang UKS 1 - V - 5. Ruang Pertemuan 1 - V - 6. MCK Guru 1 - V - 7

38

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Tindakan

4.1.1 Gambaran Umum SD Negeri Sunggingsari

SD Negeri Sunggingsari terletak di Desa Sunggingsari Kecamatan Parakan

Kabupaten Temanggung. Berdiri pada tahun 1951. Jumlah peserta didik SD

Negeri Sunggingsari sebanyak 203 peserta didik. Sedangkan jumlah peserta

didik kelas V yang menjadi sempel atau obyek penelitian adalah sebanyak 30

peseta didik.

Agar supaya program pendidikan dapat mencapai tujuan yang diharapkan

harus didukung oleh sarana-sarana yang memadai. Sarana yang ikut mendukung

di dalam kegiatan proses belajar mengajar di SD Negeri Sungingsari diantaranya

sebagai berikut:

Tabel 4.1

Sarana SD Negeri Sunggingsari

No Jenis Sarana dan Prasarana JumlahKondisi

Baik Rusak Ringan Rusak Berat

1. Ruang Kelas 6 V - -

2. Ruang Guru 1 V - -

3. Ruang Perpustakaan 1 - V -

4. Ruang UKS 1 - V -

5. Ruang Pertemuan 1 - V -

6. MCK Guru 1 - V -

7. MCK Siswa 4 - V -

8. Lapangan Volly 1 V - -

6. Peralatan Olahraga 5 set V - -

7. Komputer 2 V - -

8. Peraga Matematika 3 set V - -

Peraga IPA 2 set - V -

Peraga IPS 2 set V - -

9. CD Pembelajaran 3 set V - -

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/883/5/T1_292008136_BAB IV.pdf · Ruang UKS 1 - V - 5. Ruang Pertemuan 1 - V - 6. MCK Guru 1 - V - 7

39

SDN Sunggingsari mempunyai guru dan staf pengajar sebanyak 11 orang,

terdiri dari 8 orang guru PNS dan 3 orang guru wiyata Bhakti.

4.2 Hasil Penelitian

Sebelum pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, guru melakukan proses

belajar mengajar dengan model konvensional yaitu ceramah. Dengan model

konvensional ini siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru kemudian

mengerjakan evaluasi yang diberikan oleh guru. Hasilnya KKM (Kriteria

Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan oleh sekolah sebesar ≥ 70 hanya 40%

siswa yang dapat mencapai KKM. Selanjutnya peneliti dan guru kelas

berkolaborasi mencari masalah yang menyebabkan 60% siswa nilainya masih

dibawah KKM. Masalah tersebut adalah tingkat penguasaan materi oleh siswa

terhadap materi pembelajaran yang masih rendah. Dari 30 siswa yang

mendengarkan penjelasan guru hanya 5 siswa yang berani bertanya tentang materi

yang disampaikan, pembelajaran berpusat pada guru karena pembelajaran yang

didominasi oleh guru dengan cara ceramah pada siswa. Maka peneliti dan guru

mengambil kesimpulan untuk mengaktifkan siswa dalam pembelajaran yaitu

dengan model pembelajaran tipe NHT.

4.2.1 Deskripsi Kondisi Awal

Kondisi awal merupakan keadaan siswa sebelum Penelitian Tindakan

Kelas dilaksanakan. Data yang diperoleh dari guru kolaborasi (Bu Nana) yang

kebetulan Guru Kelas V SDN Sunggingsari saat peneliti mengobservasi.

1. Motivasi Belajar

Pada awal sebelum diadakan tindakan penelitian motivasi belajar siswa

sangat rendah. Hal ini dapat dilihat dalam tabel 4.2 berikut:

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/883/5/T1_292008136_BAB IV.pdf · Ruang UKS 1 - V - 5. Ruang Pertemuan 1 - V - 6. MCK Guru 1 - V - 7

40

Tabel 4.2

Motivasi Belajar Siswa Sebelum Diadakan Tindakan

Berdasarkan tabel diatas terdapat 3 siswa (10%) yang motivasinya

masih rendah, 19 siswa (63,333) yang motivasinya sedang, dan 8 siswa

(26,666) motivasinya tinggi. Berdasarkan tabel diatas dapat digambarkan

dalam diagram lingkaran pada gambar 4.1.

Gambar 4.1Diagram Lingkaran Motivasi Belajar Mata Pelajaran PKn

Siswa Kelas V SDN Sunggingsari

Tahun Pelajaran 2011/2012

No Skor Sebelum Tindakan KeteranganJumlah Siswa (%)1 25 – 40 Sangat Rendah2 41 – 55 3 10 Rendah3 56 – 70 19 63,333 Sedang4 71 - 85 8 26,666 Tinggi5 86 – 100 Sangat Tinggi

Jumlah 30 100Jumlah skor 1625

Skor Tertinggi 80Skor Terendah 30

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/883/5/T1_292008136_BAB IV.pdf · Ruang UKS 1 - V - 5. Ruang Pertemuan 1 - V - 6. MCK Guru 1 - V - 7

41

2. Hasil Belajar

Pada awal sebelum diadakan tindakan penelitian ketuntasaan belajar siswa

dari 30 siswa terdapat 12 siswa yang berhasil memenuhi KKM dan 18 siswa

yang belum memenuhi KKM. Hal ini dapat dilihat dalam nilai sebelum

diadakan penelitian, rata-rata nilai siswa pada materi yaitu tentang bentuk-

bentuk keputusan bersama dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.3

Nilai Tes Hasil Belajar Mata Pelajaran PKn Pra Siklus

Siswa Kelas V SDN Sunggingsari

Tahun Pelajaran 2011/2012

Dilihat dari tabel hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan belum maksimal, hal ini ditunjukkan dari banyaknya

siswa yang belum tuntas dalam belajarnya sesuai dengan Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM=70). Diketahui untuk skor < 70 sebanyak 18

siswa, dan ≥ 70 sebanyak 12 siswa. Sehingga peneliti merasa perlu

mengadakan tindakan pembelajaran demi membantu meningkatkan

motivasi dan hasil belajar siswa, khususnya siswa kelas V Sekolah Dasar

Negeri Sunggingsari Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung pada

mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Berdasarkan tabel diatas

dapat digambarkan dalam diagram lingkaran pada gambar 4.2.

Skor Frekuesi Persentase (%) Keterangan

< 70 18 60 Belum Tuntas

≥ 70 12 40 Tuntas

Jumlah 30 100

Nilai Rata-rata 66,13333

Nilai Tertinggi 80

Nilai Terendah 44

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/883/5/T1_292008136_BAB IV.pdf · Ruang UKS 1 - V - 5. Ruang Pertemuan 1 - V - 6. MCK Guru 1 - V - 7

42

Gambar 4.2Diagram Lingkaran Nilai Tes Hasil Belajar Mata Pelajaran PKn

Siswa Kelas V SDN Sunggingsari

Tahun Pelajaran 2011/2012

Pra Siklus

Dilihat dari diagram lingkaran gambar 4.2 terlihat jelas bahwa

masih banyak siswa yang belum tuntas. Siswa yang belum tuntas adalah

60% dan siswa yang sudah tuntas adalah 40%.

4.2.2 Deskripsi Siklus I

Praktik pembelajaran pertama dilaksanakan dengan pokok bahasan

Bentuk-bentuk Keputusan Bersama. Dalam siklus I ini dilakukan melalui tiga

kali pertemuan dengan rinciannya sebagai berikut :

A. Perencanaan Tindakan

Setelah mendapat izin dari kepala sekolah, peneliti merancang siklus I

yang terdiri dari 3 pertemuan, setiap pertemuan berlangsung selama 70 menit

(dua jam pelajaran). Persiapan yang dilakukan oleh peneliti pada siklus I

adalah:

1. Mengidentifikasi kebutuhan siswa

2. Menyiapkan materi pelajaran yang kan disampaikan

3. Mempersiapkan alat peraga untuk pembelajaran bentuk-bentuk

keputusan bersama

4. Membuat kelompok berdasarkan nilai pre-tes

5. Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/883/5/T1_292008136_BAB IV.pdf · Ruang UKS 1 - V - 5. Ruang Pertemuan 1 - V - 6. MCK Guru 1 - V - 7

43

6. Membuat lembar observasi/pengamatan siswa untuk melihat

bagaimana kondisi pembelajaran di kelas

7. Membuat lembar kerja kelompok dan tes evaluasi untuk melihat hasil

yang telah dilakukan

8. Membuat lembar analisis nilai

B. Pelaksanaan Tindakan

1. Pertemuan Pertama

Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 13 Maret 2012. Tindakan

dilakukan sesuai dengan rencana yang sudah disiapkan sebelum

melakukan tindakan pembelajaran siklus I. Pada kegiatan pendahuluan

guru membuat pelajaran dengan mengucapkan salam, mengatur suasana

kelas dan menanyakan keadaan siswa dalam kegiatan apersepsi guru

bercerita tentang pengambilan keputusan bersama yang biasa nya ada di

lingkungan sekitar. kemudian guru melakukan tanya jawab kepada siswa

tentang apa itu musyawarah?

Kegiatan inti pada pertemuan I, diawali kegiatan guru menjelaskan

mengenai pengertian keputusan bersama, bentuk-bentuk keputusan

bersama, dan musyawarah untuk mufakat. Siswa dan guru membuat

generalisasi definisi keputusan bersama berdasarkan definisi yang telah

dibuat oleh tiap siswa. Siswa menyebutkan jenis-jenis keputusan bersama,

dan guru menuliskannya di papan tulis. Kemudian Guru membagi

kelompok berdasarkan nilai pre-tes, sesuai dengan model Numbered

Heads Together maka setiap terdiri dari 6 siswa dan dalam pembentukan

kelompok tersebut dilakukan berdasarkan heterogenitas. Hal tersebut

dilakukan agar setiap kelompok dapat bekerjasama dengan baik dan tidak

ada kelompok yang terlalu dominan.

Setelah membagi kelompok, guru memberikan kartu soal untuk

dikerjakan oleh setiap kelompok. Setiap kelompok mendapat 6 kartu soal

dan setiap anak mengerjakan 1 kartu soal. Ketika semua kelompok sedang

mengerjakan soal tersebut, guru mengawasi dan membimbing kegiatan

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/883/5/T1_292008136_BAB IV.pdf · Ruang UKS 1 - V - 5. Ruang Pertemuan 1 - V - 6. MCK Guru 1 - V - 7

44

diskusi. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan, guru memanggil

kepala nomor (Heads Numberes). Nomor yang ditunjuk guru membacakan

jawabanya didepan kelas sebagai perwakilan dari kelompok.

Guru membahas apa yang sudah dibacakan siswa di depan kelas.

Sebelum membahas guru bertanya pada siswa apa ada jawaban yang

berbeda dengan jawaban yang dibacakan oleh temanya?. Jika ada guru

menyuruh siswa membacakan jawabannya di depan kelas. Kemudian guru

menjelaskan dari kedua jawaban tersebut.

2. Pertemuan Kedua

Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 17 Maret 2011 dilakukan

sesuai rencana yang sudah disiapkan. Pada kegiatan awal pembelajaran

diantaranya adalah apersepsi siswa diajak bermain peran dalam

bermusyawarah, mereview pembelajaran sebelumnya.

Kegiatan Inti guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang

pelajaran pertemuan sebelumnya. Guru memberikan soal cerita tentang

bermusyawarah. Salah satu siswa disuruh menjawab soal yanga ada pada

cerita tersebut. Siswa bersama-sama mengoreksi jawaban dari setiap siswa

yang maju lalu guru menjelaskan jawaban yang benar dari soal cerita

tersebut. Guru membentuk kelompok Numbered Head Together yang

heterogen sesuai kelompok mingggu lalu sesuai dengan model Numbered

Head Together maka setiap terdiri dari 6 siswa dan dalam pembentukamn

kelompok tersebut dilakukan berdasarkan heterogenitas. Hal tersebut

dilakukan agar setiap kelompok dapat bekerjasama dengan baik dan tidak

ada kelompok yang terlalu dominan.

Setelah membagi kelompok, guru memberikan kartu soal untuk

dikerjakan oleh setiap kelompok. Setiap kelompok mendapat 6 kartu soal

dan setiap anak mengerjakan 1 kartu soal. Ketika semua kelompok sedang

mengerjakan soal tersebut, guru mengawasi dan membimbing kegiatan

diskusi. Setelah semua kelompok selesai mengerjakna, guru memanggil

kepala nomor (Heads Numberes). Nomor yang ditunjuk guru membacakan

jawabanya didepan kelas sebagai perwakilan dari kelompok.

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/883/5/T1_292008136_BAB IV.pdf · Ruang UKS 1 - V - 5. Ruang Pertemuan 1 - V - 6. MCK Guru 1 - V - 7

45

Guru membahas apa yang sudah dikerjakan siswa didepan kelas.

Guru menberikan kesimpulan atau jawaban akhir dari semua pertanyaan.

Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai pembelajaran yang

belum dipahami

Kegiatan Penutup Guru mengarahkan siswa untuk mengambil

kesimpulan materi pembelajaran. Kemudian memberikan tindak lanjut.

3. Pertemuan Ketiga

Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 20 Maret 2011 melalui

beberapa kegiatan. Kegiatan Awal pembelajaran diantaranya adalah

apersepsi bermain dengan “finger game”, membentuk kelas ke dalam

kelompok-kelompok kecil, tanya jawab materi yang disampaikan

sebelumnya. Kemudian guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang

materi bentuk-bentuk keputusan bersama dan Guru menuliskan isi tentang

pasal 28E ayat 3 UUD 1945 yang berhubungan dengan berani

berpendapat. Siswa disuruh membacakan kembali isi pasal 28E ayat 3

UUD 1945

Guru membagi kelompok berdasarkan nilai pretes, sesuai dengan

model NHT maka setiap terdiri dari 6 siswa dan dalam pembentukamn

kelompok tersebut dilakukan berdasarkan heterogenitas. Hal tersebut

dilakukan agar setiap kelompok dapat bekerjasama dengan baik dan tidak

ada kelompok yang terlalu dominan.

Setelah membagi kelompok, guru memberikan kartu soal untuk

dikerjakan oleh setiap kelompok. Setiap kelompok mendapat 6 kartu soal

dan setiap anak mengerjakan 1 kartu soal. Ketika semua kelompok sedang

mengerjakan soal tersebut, guru mengawasi dan membimbing kegiatan

diskusi. Setelah semua kelompok selesai mengerjakna, guru memanggil

kepala nomor (Heads Numberes). Nomor yang ditunjuk guru membacakan

jawabanya didepan kelas sebagai petrwakilan dari kelompok.

Pada kegiatan Penutup guru mengarahkan siswa untuk membuat

kesimpulan materi pembelajaran.

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/883/5/T1_292008136_BAB IV.pdf · Ruang UKS 1 - V - 5. Ruang Pertemuan 1 - V - 6. MCK Guru 1 - V - 7

46

C. Hasil Tindakan dan Observasi

Penelitian terhadap siklus I dilakukan selama proses kegiatan berlangsung.

Observer, Kepala Sekolah SD Negeri Sunggingsari Kecamatan Parakan

Kabupaten Temanggung, mengikuti keseluruhan proses tindakan yang

dilaksanakan di kelas V SD Negeri Sunggingsari Kecamatan Parakan

Kabupaten Temanggung.

1. Hasil Observasi

Hasil observasi kinerja guru Siklus I, pada perencanaan pembelajaran guru

menggunakan RPP, kegiatan pembelajaran menggambarkan pembelajaran

siswa aktif, pada strategi pembelajaran guru menyampaikan tujuan

pembelajaran, apersepsi, memberikan kesempatan siswa mengungkapkan

pendapatnya, pada manajemen kelas guru melaksanakan tata tertib kelas,

mengelola waktu pembelajaran, pada penilaian guru melakukan penilaian pada

siswa, memberikan umpan balik, dan memberikan pujian. Namun masih ada

kekurangan guru yang perlu diperbaiki misalnya saat guru ketika memberikan

bimbingan pada siswa dalam pelaksanaan kerja kelompok, penilaian pada

setiap siswa.

Di bawah ini merupakan rekapan dari hasil observasi dalam proses belajar

mengajar berlangsung. Hasil observasi pengamatan guru dapat dilihat pada

tabel 4.4.

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/883/5/T1_292008136_BAB IV.pdf · Ruang UKS 1 - V - 5. Ruang Pertemuan 1 - V - 6. MCK Guru 1 - V - 7

47

Tabel 4.4

Hasil Pengamatan pada Guru

No Deskriptor

Tingkat Kemampuan

Pertemuan

I

Pertemuan

II

Pertemuan

III

1Mengemukakan tujuan

pembelajaran2 2 3

2 Melakukan apersepsi 2 3 3

3Membimbing siswa merumuskan

masalah2 3 3

4Membimbing siswa dalam

Pembentukan Kelompok3 3 3

5Membimbing siswa dalam

berdiskusi/ kerja kelompok2 3 3

6Membimbing siswa dalam

melaporkan hasil diskusi2 3 3

7Melaksanakan model pembelajaran

tipe NHT2 3 4

8Menggunakan media secara efektif

dan efisien.2 3 3

9 Mengelola waktu secara efisien 2 3 3

10 Melakukan refleksi 3 3 3

Jumlah 22 29 31

Kategori B B A

Keterangan :

1. Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh guru dalam kategori kurang

2. Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh guru dalam kategori cukup

3. Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh guru dalam kategori baik

4. Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh guru dalam kategori sangat baik

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/883/5/T1_292008136_BAB IV.pdf · Ruang UKS 1 - V - 5. Ruang Pertemuan 1 - V - 6. MCK Guru 1 - V - 7

48

Dari hasil observasi di atas, pada pertemuan ini pembelajaran PKn

menggunakan model NHT masih kurang efektif. Tetapi pada pertemuan

pertama guru masih kurang membimbing siswa dalam berdiskusi/ kerja

kelompok dengan menggunakan moedel NHT guru belum mengelola waktu

secara efisien. Pada pertemuan kedua pembelajaran PKn menggunakan model

NHT guru sudah mulai membimbing dengan memperhatikan kodisi siswa.

Adapun hal yang perlu dilaksanakan pada pertemuan kedua ini adalah guru

membimbing siswa dalam diskusi kelompok, guru juga harus membatasi waktu

diskusi kelompok, dan mempergunakan waktu secara efisien. Pada pertemuan

ketiga pembelajaran PKn menggunakan model NHT berlangsung dengan baik

dan sesuai dengan teori yang digunakan.

Dari tabel diatas strategi pembelajaran sudah baik untuk membuat siswa

aktif, tata tertib kelas sudah dilaksanakan baik, penggunaan model NHT sudah

memotivasi siswa dalam bekerja kelompok.

Tabel 4.5

Hasil Peningkatan Pengamatan pada Siswa

Berdasarkan tabel diatas pertemuan pertama terlihat pada kesiapan siswa

dalam belajar 63%, menjawab pertanyaan 53%, merumuskan masalah

sementara 53%, aktif dalam diskusi kelompok 55%, kedisiplinan siswa dalam

pembelajaran 62%, melaksanakan diskusi 58%, menyimpulkan hasil diskusi

58%, dan mengajukan pertanyaan 61%. Pertemuan Kedua kesiapan siswa

dalam belajar 64%, menjawab pertanyaan 53%, merumuskan masalah

Pertemuan

ke-

Kesiapan

dalam

belajar

Menjawab

pertanyaan

Merumus

kan

masalah

sementar

a

Aktif

dalam

diskusi

kelompo

k

Kedisiplina

n siswa

dalam

pembelajar

an

Melaksan

akan

diskusi

Menyimp

ulkan

hasil

diskusi

Mengajuk

an

pertanyaan

Pertama 63% 53% 53% 55% 62% 58% 58% 61%

Kedua 64% 53% 54% 56% 63% 58% 59% 62%

Ketiga 69% 59% 55% 61% 73% 61% 60% 63%

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/883/5/T1_292008136_BAB IV.pdf · Ruang UKS 1 - V - 5. Ruang Pertemuan 1 - V - 6. MCK Guru 1 - V - 7

49

sementara 54%, aktif dalam diskusi kelompok 56%, kedisiplinan siswa dalam

pembelajaran 63%, melaksanakan diskusi 58%, menyimpulkan hasil diskusi

59%, dan mengajukan pertanyaan 62%. Pertemuan Ketiga kesiapan siswa

dalam belajar 69%, menjawab pertanyaan 59%, merumuskan masalah

sementara 55%, aktif dalam diskusi kelompok 61%, kedisiplinan siswa dalam

pembelajaran 73%, melaksanakan diskusi 61%, menyimpulkan hasil diskusi

60%, dan mengajukan pertanyaan 63%. Berdasarkan tabel diatas dapat

digambarkan dalam diagram lingkaran pada gambar 4.3.

Gambar 4.3

Diagram Hasil Peningkatan Pengamatan Siklus I pertemuan 1,

pertemuan 2 dan pertemuan 3

Dari tabel diatas maka guru perlu melakukan peningkatan keaktifan siswa

ketika pembelajaran seperti lakukan tanya jawab untuk mengarahkan siswa

untuk merumuskan masalah sementara. Siswa perlu lebih aktif dalam

pembelajaran dan libatkan semua siswa dalam menyimpulkan hasil diskusi.

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/883/5/T1_292008136_BAB IV.pdf · Ruang UKS 1 - V - 5. Ruang Pertemuan 1 - V - 6. MCK Guru 1 - V - 7

50

2. Hasil Tindakan

a. Hasil Belajar Siswa

Berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan pada Siklus I siswa yang telah

mencapai KKM 70 ada 28 siswa (93,333%), sedangkan yang belum mencapai

KKM 70 sebanyak 2 siswa (6,666%). Berikut ini tabel perolehan nilai siklus

I. Hasil yang diperoleh siswa pada siklus I mengalami peningkatan, dari

jumlah 30 siswa terdapat 28 siswa siswa mencapai ketuntasan yang

ditetapkan yaitu 70. Hasil belajar siswa pada siklus 1 dapat dilihat pada tabel

4.6.

Tabel 4.6

Nilai Tes Hasil Belajar Mata Pelajaran PKn Siklus I

Siswa kelas V SD N sunggungsari

Tahun pelajaran 2011/2012

Skor Frekuensi Persentase (%) Keterangan

< 70 2 6,666 Belum Tuntas

≥ 70 28 93,333 Tuntas

Jumlah 30 100

Nilai Rata-rata 78

Nilai Tertinggi 95

Nilai Terendah 65

Dari analisis nilai tersebut dapat diketahui bahwa yang sudah tuntas

dengan nilai di atas KKM ada 28 siswa dan yang belum tuntas atau masih

dibawah KKM ada 2 siswa. Dengan nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 65.

Dari analisa hasil tes pada tabel di atas dapat dibuat diagram lingkaran

seperti berikut:

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/883/5/T1_292008136_BAB IV.pdf · Ruang UKS 1 - V - 5. Ruang Pertemuan 1 - V - 6. MCK Guru 1 - V - 7

51

Gambar 4.4 Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I

Berdasarkan hasil analisis yang digambarkan dalam bentuk diagram

lingkaran terlihat jelas perbandingan bahwa pada diagram di atas

menunjukkan bahwa jumlah siswa yang tuntas belajar sebesar 93,333%.

Sedangkan siswa yang belum tuntas belajar sebesar 6,666%. Berdasarkan

gambar 4.4 dievaluasikan langkah-langkah yang telah diprogramkan dan

dilaksanakan pada siklus I, belum sepenuhnya mencapai tujuan yang

diharapkan oleh peneliti, maka peneliti perlu mengadakan revisi-revisi

mengenai langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian terutama

menentukan perbaikan dalam mengoptimalkan model yang dipakai, sehingga

ditemukan variasi yang tepat untuk mencapai tujuan. Kemudian peneliti

ditemukan variasi yang tepat untuk mencapai tujuan. Kemudian peneliti

melanjutkan pada program silkus II yang direncanakan dengan berbagai revisi

yaitu peneliti membimbing jalannya diskusi dalam masing-masing kelompok.

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/883/5/T1_292008136_BAB IV.pdf · Ruang UKS 1 - V - 5. Ruang Pertemuan 1 - V - 6. MCK Guru 1 - V - 7

52

b. Hasil Motivasi Belajar Siswa

Tabel 4.7

Hasil Motivasi Belajar Siswa Siklus I

Berdasarkan tabel diatas terdapat 2 siswa (6,666%) yang motivasinya

sedang, 3 siswa (10%) yang motivasinya tinggi, dan 25 siswa (83,333%) yang

motivasinya sangat tinggi. Berdasarkan tabel diatas dapat digambarkan dalam

diagram lingkaran pada gambar 4.5.

Gambar 4.5Diagram Lingkaran Motivasi Belajar Siklus I Mata Pelajaran PKn

Siswa Kelas V SDN Sunggingsari

Tahun Pelajaran 2011/2012

No Skor Siklus I KeteranganJumlah Siswa (%)1 25 – 40 Sangat Rendah2 41 – 55 Rendah3 56 – 70 2 6,666 Sedang4 71 - 85 3 10 Tinggi5 86 – 100 25 83,333 Sangat Tinggi

Jumlah 30 100Jumlah skor 2394

Skor Tertinggi 98Skor Terendah 62

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/883/5/T1_292008136_BAB IV.pdf · Ruang UKS 1 - V - 5. Ruang Pertemuan 1 - V - 6. MCK Guru 1 - V - 7

53

D. Evaluasi dan Refleksi

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dari pertemuan

I, II dan III maka selanjutnya diadakan refleksi dalam bentuk diskusi atas

segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Diskusi ini dilakukan oleh guru

kelas, guru observer, peneliti, dan perwakilan dari beberapa siswa kelas V.

Dalam diskusi berisi tentang evaluasi bagaimana pembelajaran PKn melalui

model pembelajaran tipe NHT bagi guru kelas, guru observer, siswa, dan

peneliti. Dari diskusi ini didapatkan bahwa guru kelas dengan menerapkan

model pembelajaran tipe NHT mendapat pengalaman dan wawasan baru

dalam pembelajaran serta guru merasa lebih mudah dalam mengajar, bagi

siswa pembelajaran dirasa mudah diterima dan dipahami serta siswa yang

berkemampuan rendah merasa terbantu oleh temannya tentang hal-hal yang

belum dimengerti.

Berdasarkan pengamatan dari observer pada siklus I maka secara

keseluruhan hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus I

adalah sebagai berikut:

1. Kelebihan

a. Rancangan pembelajaran sudah terprogram

b. Siswa lebih tertarik pada pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran tipe NHT

c. Kegiatan pembelajaran nampak lebih hidup, perhatian, antusias

siswa lebih meningkat, karena mereka belajar tanpa tekanan.

d. Antara rencana pembelajaran dengan proses pembelajaran sudah

sesuai

e. Siswa terlibat aktif didalam proses pembelajaran.

f. Keberanian siswa sudah tumbuh dalam mengeluarkan pendapat atau

dalam menjawab pertanyaan.

g. Siswa yang berkemampuan rendah dalam belajar dapat terbantu oleh

teman dalam kelompoknya.

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/883/5/T1_292008136_BAB IV.pdf · Ruang UKS 1 - V - 5. Ruang Pertemuan 1 - V - 6. MCK Guru 1 - V - 7

54

2. Kekurangan

a. Hambatan

1. Penerapan model pembelajaran tipe NHT belum terbiasa

dilaksanakan siswa dalam kegiatan pembelajaran sehingga

keterampilan kerjasama siswa masih sedikit peningkatan.

2. Guru terkadang masih kurang memberikan bimbingan pada

siswa dan kelompok siswa yang mengalami kesulitan dalam

belajar.

3. Penyampaian materi pembelajaran jangan terlalu cepat.

4. Pengelolaan waktu yang kurang dalam proses kegiatan belajar

mengajar.

5. Adanya siswa yang belum menghargai pendapat siswa lain.

b. Penyelesaian

1. Pada tahap persiapan guru akan mengidentifikasi kebutuhan

belajar siswa sebelum melaksanakn pembelajaran dalam model

Numbered Head Together

2. Pada kegiatan inti pembelajaran guru akan membimbing siswa

diskusi setiap kelompok

3. Guru membatasi waktu diskusi kelompok, supaya waktu untuk

avaluasi tidak terlalu sedikit

4. Guru memberi motivasi kepada siswa, agar siswa lebih aktif

ketika menjawab pertanyaan guru dan melakukan diskusi

kelompok.

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/883/5/T1_292008136_BAB IV.pdf · Ruang UKS 1 - V - 5. Ruang Pertemuan 1 - V - 6. MCK Guru 1 - V - 7

55

4.2.3 Diskripsi Siklus II

A. Perencanaan tindakan

Seperti halnya siklus I, siklus II juga terdiri dari 3 pertemuan , setiap

pertemuan berlansung selama 70 menit (dua jam pelajaran). Persiapan yang

dilakukan oleh peneliti pada siklus II adalah:

1. Mengidentifikasi kebutuhan siswa

2. Menyiapkan materi pelajaran yang akan disampaikan

3. Mempersiapkan alat peraga untuk pembelajaran menerima dan

mematuhi keputusan bersama

4. Membuat kelompok berdasarkan nilai tes evaluasi siklus I

5. Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran

6. Membuat lembar observasi siswa untuk melihat bagaimana kondisi

pembelajaran di kelas

7. Membuat lembar kerja siswa dan tes evaluasi siklus II untuk melihat

hasil yang telah dilakukan

B. Pelaksanaan Tindakan

1. Pertemuan Pertama

Tindakan dilaksanakan sesuai dengan rencana yang sudah

disiapkan sebelum melakukan tindakan pembelajaran siklus II. Kegiatan

pendahuluan di awali dengan guru mengucapkan salam untuk memulai

pelajaran. Guru mengatur suasana kelas agar siswa siap melakukan kegiatan

belajar mengajar. Kemudian guru melakukan tindakan apersepsi.

Pada awal kegiatan guru melakukan tanya jawab tentang materi

yang lalu. Guru meminta siswa berkonsentrasi mendengarkan cerita/contoh

kasus yang akan dibacakan oleh guru. Guru mengarahkan siswa lain

menanggapi jawaban teman mereka, mengoreksi benar salah, memberikan

masukan/saran tentang cara bersikap, serta memberikan persetujuan

terhadap sikap yang dipilih teman, atau memuji keputusan teman dalam

menanggapi kasus yang diceritakan guru. Kemudian Guru membagi

kelompok berdasarkan nilai tes evaluasi siklus I, sesuai dengan model

Numbered Head Together maka setiap terdiri dari 6 siswa dan dalam

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/883/5/T1_292008136_BAB IV.pdf · Ruang UKS 1 - V - 5. Ruang Pertemuan 1 - V - 6. MCK Guru 1 - V - 7

56

pembentukan kelompok tersebut dilakukan berdasarkan heterogenitas. Hal

tersebut dilakukan agar setiap kelompok dapat bekerjasama dengan baik dan

tidak ada kelompok yang terlalu dominan.

Setelah membagi kelompok, guru memberikan kartu soal untuk

dikerjakan oleh setiap kelompok. Setiap kelompok mendapat 6 kartu soal

dan setiap anak mengerjakan 1 kartu soal. Ketika semua kelompok sedang

mengerjakan soal tersebut, guru mengawasi dan membimbing kegiatan

diskusi. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan, guru memanggil

kepala nomor (Heads Numberes). Nomor yang ditunjuk guru membacakan

jawabanya didepan kelas sebagai perwakilan dari kelompok. Guru

memberikan kesimpulan atau jawaban akhir dari semua pertanyaan dan

memberikan penghargaan berupa kata-kata pujian kepada siswa.

Kegiatan akhir Guru memberikan tindak lanjut dan menutup

pembelajaran dengan memberi pesan positif kepada siswa.

2. Pertemuan kedua

Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 27 Maret 2011 dilakukan

sesuai rencana yang sudah disiapkan. Pada kegiatan awal pembelajaran

diantaranya adalah apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran.

Kegiatan Inti siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang

manfaat penggunaan asas kekeluargaan dalam melaksanakan keputusan

bersama. Siswa menuliskan pemahamannya tentang manfaat penggunaan

asas kekeluargaan dalam melaksanakan keputusan bersama pada selembar

kertas, lalu mengumpulkannya kepada guru. Salah satu siswa membacakan

semua definisi yang ditulis teman, lalu semua siswa membahasnya bersama

guru.

Guru membentuk kelompok Numbered Head Together yang

heterogen sesuai kelompok mingggu lalu sesuai dengan model Numbered

Head Together maka setiap terdiri dari 6 siswa dan dalam pembentukamn

kelompok tersebut dilakukan berdasarkan heterogenitas. Hal tersebut

dilakukan agar setiap kelompok dapat bekerjasama dengan baik dan tidak

ada kelompok yang terlalu dominan.

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/883/5/T1_292008136_BAB IV.pdf · Ruang UKS 1 - V - 5. Ruang Pertemuan 1 - V - 6. MCK Guru 1 - V - 7

57

Setelah membagi kelompok, guru memberikan kartu soal untuk

dikerjakan oleh setiap kelompok. Setiap kelompok mendapat 6 kartu soal

dan setiap anak mengerjakan 1 kartu soal. Ketika semua kelompok sedang

mengerjakan soal tersebut, guru mengawasi dan membimbing kegiatan

diskusi. Setelah semua kelompok selesai mengerjakna, guru memanggil

kepala nomor (Heads Numberes). Nomor yang ditunjuk guru membacakan

jawabanya didepan kelas sebagai perwakilan dari kelompok.

Guru membahas apa yang sudah dikerjakan siswa didepan kelas.

Guru menberikan kesimpulan atau jawaban akhir dari semua pertanyaan.

Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai pembelajaran yang

belum dipahami

Kegiatan Penutup Guru mengarahkan siswa untuk mengambil

kesimpulan materi pembelajaran. kemudian memberikan tindak lanjut.

3. Pertemuan Ketiga

Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 31 Maret 2011 melalui

beberapa kegiatan. Kegiatan Awal pembelajaran diantaranya adalah

apersepsi bermain dengan sambil mengajukan pertanyaan singkat kepada

siswa, tidak lupa guru juga menyampaikan tujuan pembelajaran.

Pada kegiatan Inti Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang

nilai-nilai yang ada di pancasilai terutama sila ke-4 SiSwa diminta maju

kedepan kelas untuk membacakan pancasila sila ke-4.

Guru membentuk kelompok Numbered Heads Together yang

heterogen sesuai kelompok mingggu lalu sesuai dengan model Numbered

Heads Together maka setiap terdiri dari 6 siswa dan dalam pembentukamn

kelompok tersebut dilakukan berdasarkan heterogenitas. Hal tersebut

dilakukan agar setiap kelompok dapat bekerjasama dengan baik dan tidak

ada kelompok yang terlalu dominan.

Setelah membagi kelompok, guru memberikan kartu soal untuk

dikerjakan oleh setiap kelompok. Setiap kelompok mendapat 6 kartu soal

dan setiap anak mengerjakan 1 kartu soal. Ketika semua kelompok sedang

mengerjakan soal tersebut, guru mengawasi dan membimbing kegiatan

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/883/5/T1_292008136_BAB IV.pdf · Ruang UKS 1 - V - 5. Ruang Pertemuan 1 - V - 6. MCK Guru 1 - V - 7

58

diskusi. Setelah semua kelompok selesai mengerjakna, guru memanggil

kepala nomor (Heads Numberes). Nomor yang ditunjuk guru membacakan

jawabanya didepan kelas sebagai perwakilan dari kelompok. Guru

menyuruh siswa kembali ketempat duduk masing-masing. Kemudian guru

memberikan soal evaluasi yang dikerjakan secara individu.

Guru memberikan kesimpulan atau jawaban akhir dari semua

pertanyaan. Guru memberikan skor kepada kelompok yang dapat menjawab

dengan benar Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai

pembelajaran yang belum dipahami. Guru memberikan tindak lanjut. Guru

menutup pembelajaran dengan memberi pesan positif kepada siswa.

Sekilas gambaran proses pembelajaran pada siklus II, guru tidak

lagi mendominasi dengan metode ceramah. Siswa tampak aktif dan senang

dalam pembelajaran. Suasana pembelajaran menjadi lebih menyenangkan.

C. Hasil Tindakan dan Observasi

Penelitian terhadap siklus II dilakukan selama proses kegiatan

berlangsung. Observer, Kepala Sekolah V SDN Sunggingsari Kecamatan

Parakan Kabupaten Temanggung, mengikuti keseluruhan proses tindakan yang

dilaksanakan di kelas V SDN Sunggingsari Kecamatan Parakan Kabupaten

Temanggung.

1. Hasil Observasi

Hasil observasi kinerja guru Siklus II, pada perencanaan

pembelajaran guru menggunakan RPP, kegiatan pembelajaran

menggambarkan pembelajaran siswa aktif, pada strategi pembelajaran guru

menyampaikan tujuan pembelajaran, apersepsi, memberikan kesempatan

siswa mengungkapkan pendapatnya, pada manajemen kelas guru

melaksanakan tata tertib kelas, mengelola waktu pembelajaran, pada

penilaian guru melakukan penilaian pada siswa, memberikan umpan balik,

dan memberikan pujian. Namun masih ada kekurangan guru yang perlu

diperbaiki misalnya guru ketika memberikan bimbingan pada siswa dalam

pelaksanaan kerja kelompok, penilaian pada setiap siswa.

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/883/5/T1_292008136_BAB IV.pdf · Ruang UKS 1 - V - 5. Ruang Pertemuan 1 - V - 6. MCK Guru 1 - V - 7

59

Di bawah ini merupakan rekapan dari hasil observasi dalam proses

belajar mengajar berlangsung. Hasil observasi pengamatan guru dapat

dilihat pada tabel 4.8.

Tabel 4.8

Hasil Pengamatan pada Guru

No Deskriptor

Tingkat Kemampuan

Pertemuan

I

Pertemuan

II

Pertemuan

III

1 Mengemukakan tujuan pembelajaran 4 4 4

2 Melakukan apersepsi 3 3 4

3Membimbing siswa merumuskan

masalah3 4 4

4Membimbing siswa dalam

Pembentukan Kelompok4 3 3

5Membimbing siswa dalam

berdiskusi/ kerja kelompok3 3 3

6Membimbing siswa dalam

melaporkan hasil diskusi3 3 4

7Melaksanakan model pembelajaran

tipe NHT4 4 4

8Menggunakan media secara efektif

dan efisien.3 4 4

9 Mengelola waktu secara efisien 4 4 4

10 Melakukan refleksi 3 4 4

Jumlah 34 36 38

Kategori A A A

Keterangan :

1. Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh guru dalam kategori kurang

2. Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh guru dalam kategori cukup

3. Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh guru dalam kategori baik

4. Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh guru dalam kategori sangat baik

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/883/5/T1_292008136_BAB IV.pdf · Ruang UKS 1 - V - 5. Ruang Pertemuan 1 - V - 6. MCK Guru 1 - V - 7

60

Dari hasil observasi di atas, pada pertemuan ini pembelajaran PKn

menggunakan model NHT berlangsung dengan baik dan sesuai dengan

teori yang digunakan. Tetapi pada pertemuan pertama guru sudah

membimbing siswa dengan memberikan saran dan berdiskusi dan bekerja

kelompok. Pada pertemuan kedua pembelajaran PKn menggunakan model

NHT berlangsung dengan baik dan sudah membimbing dengan sangat

efektif saat berdiskusi/ kerja kelompok. Adapun hal yang perlu

dilaksanakan pada pertemuan kedua ini adalah guru membimbing siswa

dalam diskusi kelompok secara efektif. Pada pertemuan ketiga

pembelajaran PKn menggunakan model NHT berlangsung dengan baik

dan sudah membimbing dengan sangat efektif saat berdiskusi/ kerja

kelompok.

Dari tabel diatas strategi pembelajaran sudah baik untuk membuat

siswa aktif, tata tertib kelas sudah dilaksanakan baik, penghargaan

terhadap siswa yang menjawab pertanyaan benar maupun salah perlu

ditingkatkan, serta pengelolaan waktu perlu dtingkatkan. Penggunaan

model NHT sudah berlangsung dengan sangat efektif.

Tabel 4.9

Hasil Peningkatan Pengamatan pada Siswa

Berdasarkan tabel diatas pertemuan pertama terlihat pada kesiapan

siswa dalam belajar 74%, menjawab pertanyaan 71%, merumuskan

masalah sementara 71%, aktif dalam diskusi kelompok 70%, kedisiplinan

siswa dalam pembelajaran 75%, melaksanakan diskusi 67%,

menyimpulkan hasil diskusi 63%, dan mengajukan pertanyaan 66%.

Pertemuan

ke-

Kesiapan

dalam

belajar

Menjawab

pertanyaan

Merumus

kan

masalah

sementar

a

Aktif

dalam

diskusi

kelompo

k

Kedisiplina

n siswa

dalam

pembelajar

an

Melaksan

akan

diskusi

Menyimp

ulkan

hasil

diskusi

Mengajuk

an

pertanyaan

Pertama 74% 71% 71% 70% 75% 67% 63% 66%

Kedua 79% 74% 76% 74% 79% 72% 70% 59%

Ketiga 83% 81% 82% 76% 85% 79% 76% 78%

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/883/5/T1_292008136_BAB IV.pdf · Ruang UKS 1 - V - 5. Ruang Pertemuan 1 - V - 6. MCK Guru 1 - V - 7

61

Pertemuan Kedua kesiapan siswa dalam belajar 79%, menjawab

pertanyaan 74%, merumuskan masalah sementara 76%, aktif dalam

diskusi kelompok 74%, kedisiplinan siswa dalam pembelajaran 79%,

melaksanakan diskusi 72%, menyimpulkan hasil diskusi 70%, dan

mengajukan pertanyaan 59%. Pertemuan Ketiga kesiapan siswa dalam

belajar 83%, menjawab pertanyaan 81%, merumuskan masalah sementara

82%, aktif dalam diskusi kelompok 76%, kedisiplinan siswa dalam

pembelajaran 85%, melaksanakan diskusi 79%, menyimpulkan hasil

diskusi 76%, dan mengajukan pertanyaan 78%. Berdasarkan tabel diatas

dapat digambarkan dalam diagram lingkaran pada gambar 4.6.

Gambar 4.6

Diagram Hasil Peningkatan Pengamatan Siswa Siklus II pertemuan 1,

pertemuan 2 dan pertemuan 3

Dari tabel diatas maka guru perlu melakukan peningkatan keaktifan

siswa ketika pembelajaran seperti lakukan tanya jawab untuk

mengarahkan siswa pada pembelajaran. Siswa perlu lebih aktif dalam

pembelajaran dan libatkan semua siswa dalam menyimpulkan hasil

diskusi.

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/883/5/T1_292008136_BAB IV.pdf · Ruang UKS 1 - V - 5. Ruang Pertemuan 1 - V - 6. MCK Guru 1 - V - 7

62

2. Hasil Tindakan

a. Hasil Belajar Siswa

Berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan pada Siklus II siswa yang

telah mencapai KKM 70 ada 30 siswa (100%). Hasil yang diperoleh

siswa pada siklus II mengalami peningkatan, dari jumlah 30 siswa

terdapat 30 siswa siswa mencapai ketuntasan yang ditetapkan yaitu 70.

Hasil belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.10.

Tabel 4.10

Nilai Tes Hasil Belajar Mata Pelajaran PKn Siklus II

Siswa kelas V SD N Sunggungsari

Tahun pelajaran 2011/2012

Skor Frekuensi Persentase Keterangan

< 70 0 0 Belum Tuntas

≥ 70 30 100 Tuntas

Jumlah 30 100

Nilai Rata-rata 81,166

Nilai Tertinggi 100

Nilai Terendah 70

Dari analisis nilai tersebut dapat diketahui bahwa yang sudah

tuntas dengan nilai di atas KKM ada 30 siswa dan yang belum tuntas

atau masih dibawah KKM ada 0 siswa. Dengan nilai tertinggi 100 dan

nilai terendah 70.

Dari analisa hasil tes pada tabel di atas dapat dibuat diagram

lingkaran seperti berikut:

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/883/5/T1_292008136_BAB IV.pdf · Ruang UKS 1 - V - 5. Ruang Pertemuan 1 - V - 6. MCK Guru 1 - V - 7

63

Gambar 4.7 Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II

Berdasarkan hasil analisis yang digambarkan dalam bentuk

diagram lingkaran terlihat jelas perbandingan bahwa pada diagram di

atas menunjukkan bahwa jumlah siswa yang tuntas belajar sebesar

100%. Sedangkan siswa yang belum tuntas belajar sebesar 0%.

berdasarkan gambar 4.7.

b. Hasil Motivasi Belajar Siswa

Tabel 4.11

Hasil Motivasi Belajar Siswa Siklus II

Berdasarkan tabel diatas terdapat 1 siswa (3,333%) yang

motivasinya sedang, 2 siswa (6,666%) yang motivasinya tinggi, dan 27

siswa (90%) yang motivasinya sangat tinggi. Berdasarkan tabel diatas

dapat digambarkan dalam diagram lingkaran pada gambar 4.8.

No Skor Siklus II KeteranganJumlah Siswa (%)1 25 – 40 Sangat Rendah2 41 – 55 Rendah3 56 – 70 1 3,333 Sedang4 71 – 85 2 6,666 Tinggi5 86 – 100 27 90 Sangat Tinggi

Jumlah 30 100Jumlah skor 2525

Skor Tertinggi 99Skor Terendah 60

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/883/5/T1_292008136_BAB IV.pdf · Ruang UKS 1 - V - 5. Ruang Pertemuan 1 - V - 6. MCK Guru 1 - V - 7

64

Gambar 4.8Diagram Lingkaran Motivasi Belajar Siklus II Mata Pelajaran PKn

Siswa Kelas V SDN Sunggingsari

Tahun Pelajaran 2011/2012

C. Evaluasi dan refleksi

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II dari pertemuan

I, II dan III maka selanjutnya diadakan refleksi dalam bentuk diskusi atas

segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Diskusi ini dilakukan oleh guru

kelas, guru observer, peneliti, dan perwakilan dari beberapa siswa kelas V.

Dalam diskusi berisi tentang evaluasi bagaimana pembelajaran PKn melalui

model pembelajaran tipe NHT bagi guru kelas, guru observer, siswa, dan

peneliti. Dari diskusi ini didapatkan bahwa guru kelas dengan menerapkan

model pembelajaran tipe NHT mendapat pengalaman dan wawasan baru

dalam pembelajaran serta guru merasa lebih mudah dalam mengajar, bagi

siswa pembelajaran dirasa mudah diterima dan dipahami serta siswa yang

berkemampuan rendah merasa terbantu oleh temannya tentang hal-hal yang

belum dimengerti.

Berdasarkan pengamatan dari observer pada siklus II maka secara

keseluruhan hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus II

adalah sebagai berikut:

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/883/5/T1_292008136_BAB IV.pdf · Ruang UKS 1 - V - 5. Ruang Pertemuan 1 - V - 6. MCK Guru 1 - V - 7

65

A. Kelebihan

1. Rancangan pembelajaran sudah terprogram

2. Siswa lebih tertarik pada pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran tipe NHT

3. Kegiatan pembelajaran nampak lebih hidup, perhatian, antusias

siswa lebih meningkat, karena mereka belajar tanpa tekanan.

4. Antara rencana pembelajaran dengan proses pembelajaran sudah

sesuai.

5. Siswa terlibat aktif didalam proses pembelajaran.

6. Keberanian siswa sudah tumbuh dalam mengeluarkan pendapat

7. Siswa yang berkemampuan rendah dalam belajar dapat terbantu

oleh teman dalam kelompoknya.

B. Kekurangan

1. Hambatan

a. Penerapan model pembelajaran tipe NHT belum terbiasa

dilaksanakan siswa dalam kegiatan pembelajaran sehingga

keterampilan kerjasama siswa masih sedikit peningkatan.

b. Pengelolaan waktu yang belum tepat yang dilakukan oleh

guru.

2. Penyelesaian

a. Pada tahap persiapan guru akan mengidentifikasi kebutuhan

belajar siswa sebelum melaksanaakn pembelajaran PKn

dalam pemanfaatan power point dan kartu soal

b. Pada kegiatan inti pembelajaran guru akan membimbing

siswa diskusi setiap kelompok

c. Guru membatasi waktu diskusi kelompok, supaya waktu

untuk evaluasi tidak terlalu sedikit

d. Guru memberi motivasi kepada siswa, agar siswa lebih aktif

ketika menjawab pertanyaan guru dan melakukan diskusi

kelompok.

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/883/5/T1_292008136_BAB IV.pdf · Ruang UKS 1 - V - 5. Ruang Pertemuan 1 - V - 6. MCK Guru 1 - V - 7

66

4.3 Hasil Analisis Data

A. Rekapitulasi Nilai Pra Siklus, Siklus I, Siklus II

Berdasarkan hasil tindakan dapat diketahui telah terjadi keberhasilan

dalam menggunakan model Numbered Head Together pada mata pelajaran PKn

khususnya materi Bentuk-bentuk Keputusan Bersama dan Menerima dan

Mematuhi Keputusan Bersama di kelas V SD Negeri Sunggingsari Kecamatan

Parakan Kabupaten Temanggung Tahun Ajaran 2011/2012. Keberhasilan

tersebut dapat dilihat pada tabel nilai Pra Siklus, Siklus I, Siklus II dibawah ini.

Tabel 4.12

Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Pra siklus, Siklus I, dan Siklus II

Kelas V Semester II SD N Sunggingsari

Tahun Pelajaran 2011/2012

Dari tabel nilai tes hasil belajar pada tabel 4.12 dapat dilihat adanya

peningkatan jumlah siswa yang tuntas dalam mata pelajaran PKn terbukti untuk

klasifikasi tuntas, pada hasil belajar pra siklus ada 12 siswa yang tuntas

mencapai KKM, siklus I ada 28 siswa yang tuntas, siklus II ada 30 siswa yang

tuntas. Sedangkan pada klasifikasi tidak tuntas , pra siklus ada 18 siswa yang

tidak tuntas mencapai KKM, pada siklus I ada 2 siswa yang tidak tuntas

mencapai KKM, dan pada siklus II ada 0 siswa yang tidak tuntas mencapai

KKM. Ini membuktikan bahwa pembelajaran menggunakan model Numbered

Heads Together dapat meningkatkan hasil belajar. Hal ini dapat dilihat pada

diagram 4.9 dan grafik 4.1.

SkorFrekuensi Persentase

Pra Siklus Siklus I Siklus II Pra Siklus Siklus I Siklus II

< 70 18 2 0 60 6,666 0

≥ 70 12 28 30 40 93,333 100

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/883/5/T1_292008136_BAB IV.pdf · Ruang UKS 1 - V - 5. Ruang Pertemuan 1 - V - 6. MCK Guru 1 - V - 7

67

Gambar 4.9 Diagram Batang Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Pra

Siklus, Siklus I, Siklus II

Gambar 4.1 Grafik Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Pra Siklus,

Siklus I, Siklus II

Pada diagram 4.9 dan grafik 4.1 menunjukkan pembelajaran dengan model

Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan jumlah siswa yang tuntas

dalam belajar.

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/883/5/T1_292008136_BAB IV.pdf · Ruang UKS 1 - V - 5. Ruang Pertemuan 1 - V - 6. MCK Guru 1 - V - 7

68

B. Rekapitulasi Hasil Motivasi Belajar

Tabel 4.13

Rekapitulasi Hasil Motivasi Belajar Pra siklus, Siklus I, dan Siklus II

Kelas V Semester II SD N Sunggingsari

Tahun Pelajaran 2011/2012

Dari tabel hasil motivasi belajar pada tabel 4.13 dapat dilihat adanya

peningkatan jumlah siswa yang termotivasi dalam mata pelajaran PKn, pada pra

siklus 3 siswa (10%) dengan motivasi rendah , 19 siswa (63,333%) dengan

motivasi sedang, 8 siswa (26,666%) dengan motivasi tinggi. Pada siklus I

terdapat 2 siswa (6,666%)dengan motivasi sedang, 3 siswa (10%) dengan

motivasi tinggi, 25 siswa (83,333%) dengan motivasi sangat tinggi. Pada siklus

II terdapat 1 siswa (3,333%) dengan motivasi sedang, 2 siswa (6,666%) dengan

motivasi tinggi, 27 siswa (90%) dengan motivasi sangat tinggi. Ini membuktikan

bahwa pembelajaran PKn menggunakan model Numbered Head Together dapat

meningkatkan motivasi belajar. Hal ini dapat dilihat pada diagram 4.10.

Skor

Frekuensi Persentase (%)

KeteranganPra

Siklus

Siklus

I

Siklus

II

Pra

Siklus

Siklus

I

Siklus

II

25 – 40 0 0 0 0 0 0 Sangat Rendah

41 – 55 3 0 0 10 0 0 Rendah

56 – 70 19 2 1 63,333 6,666 3,333 Sedang

71 – 85 8 3 2 26,666 10 6,666 Tinggi

86 – 100 0 25 27 0 83,333 90 Sangat Tinggi

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/883/5/T1_292008136_BAB IV.pdf · Ruang UKS 1 - V - 5. Ruang Pertemuan 1 - V - 6. MCK Guru 1 - V - 7

69

Gambar 4.10 Diagram Batang Rekapitulasi Hasil Motivasi Belajar Siswa

Kelas V

4.4 Pembahasan

1. Siklus I

Berdasarkan hasil analisis data, kegiatan pembelajaran di kelas V

Sekolah Dasar Negeri Sunggingsari Kecamatan Parakan Kabupaten

Temanggung terlihat bahwa ada peningkatan nilai siswa setelah diadakan

pembelajaran dengan pembelajaran tipe NHT, dengan nilai rata-rata 66,133

sebelum diadakan penelitian dan setelah diadakan penelitian pada siklus I

nilai rata-rata menjadi 78. Berarti pembelajaran telah berhasil baik dengan

nilai KKM ≥70 dengan indikator keberhasilan 80% dari jumlah siswa

sebanyak 30 siswa, dan pada siklus I ini sudah tercapai hasil belajar, tetapi

masih ada yang belum tuntas dengan persentase 6,666%. Hal tersebut

dikarenakan siswa belum terlihat antusias dalam kegiatan pembelajaran dan

siswa di dalam proses pembelajaran juga belum termotivasi dalam

pembelajaran PKn, hal ini terlihat pada 2 siswa (6,666%) dengan motivasi

sedang, yang kurang antusias dan kurang aktif dalam bekerjasama dengan

anggota kelompok juga kurang aktif dalam bertanya dan menjawab

pertanyaan dari guru. Penelitian ini tidak sepenuhnya dilaksanakan sesuai

dengan apa yang telah direncanaan, ada beberapa kendala yang

mempengaruhi penelitian sehingga penelitian ini belum maksimal. Misalnya

adanya siswa yang bercanda disaat kerja kelompok dan terkadang

penjelasan dan perintah guru kurang di dengar siswa karena banyaknya

Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/883/5/T1_292008136_BAB IV.pdf · Ruang UKS 1 - V - 5. Ruang Pertemuan 1 - V - 6. MCK Guru 1 - V - 7

70

siswa yang bicara dengan teman yang lain disaat guru memberi perintah

atau penjelasan kepada siswa.

2. Siklus II

Kekurangan yang ada pada siklus I diperbaiki pada siklus II masih

sama dengan pertemuan sebelumnya yaitu pada siklus I. Siswa sudah

termotivasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Dapat dilihat dari Hasil

belajar siklus II, siswa mengalami peningkatan ketuntasan nilai pada mata

pelajaran PKn yaitu 100% siswa telah tuntas dengan indikator keberhasilan

80%. Pada siklus II rata-rata kelas menjadi 81,166 dengan nilai tertinggi

100 dan nilai terendah 70.

Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran

partisipasi siswa dalam pembelajaran cukup besar. Siswa lebih aktif

mengikuti proses pembelajaran dan lebih aktif menjawab pertanyaan dari

guru dan lebih berani mengemukakan pendapat. Dengan penggunaan model

pembelajaran tipe NHT ternyata sudah memberikan motivasi besar kepada

siswa didalam menyampaikan materi pada pembelajaran PKn. Hal ini

terlihat bahwa pembelajaran PKn menggunakan model NHT terdapat

peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa. Peningkatan motivasi terlihat

dari siklus I yang tadinya 25 siswa (83,33%) dengan motivasi sangat tinggi,

pada siklus II terjadi peningkatan 27 siswa (90%) dengan motivasi sangat

tinggi.