View
214
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus)
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas 4 Sekolah Dasar
Negeri 6 Depok semester II Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 24 siswa
pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, terlihat bahwa hasil belajar siswa
masih rendah. Hal ini bisa terlihat dari nilai hasil evaluasi siswa pada mata
pelajaran IPA yang telah dilakukan. Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM=70) data hasil perolehan nilai sebelum tindakan dapat disajikan dalam
bentuk tabel 7.
Tabel 7.Ketuntasan Hasil Belajar IPASebelum Tindakan
No. KetuntasanBelajar
Jumlah SiswaJumlah Persentase (%)
1. Tidak Tuntas 17 70,832. Tuntas 7 29,17
Jumlah 24 100
Ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan dapat diketahui bahwa siswa
yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70)
sebanyak 17 siswa atau 70,83%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan
minimal sebanyak 7 siswa dengan persentase 29,17%. Ketuntasan belajar siswa
pada tabel 7 dapat dilihat pada gambar 3.
Gambar 3. Diagram Persentase Ketuntasan Hasil BelajarIPA Sebelum Tindakan (Pra Siklus)
45
Rendahnya hasil belajar siswa di SD N 6 Depok ini dikarenakan kurangnya
pemahaman dan motivasi belajar siswa terhadap pembelajaran IPA. Hal ini
terlihat pada saat pelaksanaan proses pembelajaran, dimana guru masih
melaksanakan pembelajaran konvensional (teacher centered) dan tidak
menerapkan model pembelajaran yang inovatif, sehingga pembelajaran menjadi
membosankan dan kurang mampu memotivasi siswa untuk ikut aktif
berpartisipasi di dalamnya. Siswa cenderung kurang percaya diri untuk
mengemukakan pendapat ataupun hanya sekedar bertanya mengenai hal-hal yangt
belum dipahami dari materi pembelajaran, siswa juga cenderung sulit untuk
diajak bekerja sama karena siswa tidak terbiasa berinteraksi satu sama lain. Selain
itu, siswa juga tidak terbiasa berpikir kritis, kreatif, dan analitis karena rasa ingin
tahunya masih rendah sehingga siswa tidak mampu menjadi pembelajar yang
mandiri. Hal inilah yang menjadi hambatan dalam transformasi ilmu pengetahuan
dan menjadikan proses pembelajaran berjalan kurang efektif dan tidak sesuai
dengan karakteristik Ilmu Pengetahuan Alam itu sendiri.
Berdasarkan data hasil belajar yang rendah dari siswa kelas 4 di SD Negeri
6 Depok Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013, penulis akan melakukan sebuah
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dalam penelitian ini penulis akan
menggunakan pembelajaran Problem Based Learning (pembelajaran berbasis
masalah) guna meningkatkan hasil belajar siswa yang akan dilakukan dalam dua
siklus.
4.2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
Pelaksanaan siklus I dengan Kompetensi Dasar “Menjelaskan hubungan
antara sumber daya alam dengan lingkungan” dan “Menjelaskan hubungan antara
sumber daya alam dengan teknologi yang digunakan” dilakukan dalam 3 kali
pertemuan (2 kali pertemuan tatap muka 1 kali pertemuan evaluasi) dengan
rincian sebagai berikut.
46
4.2.1. Rencana Tindakan
Pertemuan I
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah penyusunan perangkat
pembelajaran, yang meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang
pengertian sumber daya alam (SDA), dan jenis-jenis sumber daya alam, media
yang digunakan dalam pembelajaran ini antara lain materi pembelajaran, Lembar
permasalahan (LKS), alat peraga berupa gambar macam-macam SDA hayati dan
non hayati seperti hutan, batu bara, minyak bumi, hewan, air, matahari, dan
perangkat evaluasi yang berupa rubrik penilaian serta lembar observasi
pelaksanaan RPP. Dalam pelaksanaan Problem Based Learning (Pembelajaran
Berbasis Masalah) guru menciptakan suasana kelas yang aktif , kreatif dan
menyenangkan dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling
bertukar pendapat dalam proses pengumpulan data dan proses pemecahan masalah
yang berkaitan dengan macam SDA berdasarkan jenisnya. Dalam proses diskusi
dan pemecahan masalah guru berencana membentuk kelompok dimana 1
kelompok terdiri dari 4 siswa dan alokasi waktu untuk melaksanakan kegiatan
tersebut adalah 25 menit. Sedangkan alokasi waktu untuk kegiatan presentasi hasil
pemecahan masalah adalah 20 menit.
Pertemuan II
Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan II ini sebagai
penyempurna kekurangan dan tindak lanjut dari pertemuan I. Guru merancang
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang macam sumber daya alam
berdasarkan ketersediaannya dan contoh sumber alam yang dapat langsung
dimanfaatkan dan contoh sumber daya alam yang diolah menggunakan teknologi.
Media yang digunakan dalam pembelajaran ini antara lain materi pembelajaran,
lembar permasalahan (LKS), alat peraga berupa gambar macam-macam SDA
yang dapat diperbaharui dan tidak dapat diperbaharui seperti hutan, batu bara,
minyak bumi, hewan, air, matahari, contoh SDA yang langsung dimanfaatkan
udara, air, contoh SDA yang diolah menggunakan teknologi yaitu tehu, tempe,
kecap, tape, kain, dan perangkat evaluasi yang berupa rubrik penilaian serta
lembar observasi pelaksanaan RPP. Dalam pelaksanaan Problem Based Learning
47
(Pembelajaran Berbasis Masalah) guru menciptakan suasana kelas yang aktif ,
kreatif dan menyenangkan dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
saling bertukar pendapat dalam proses pengumpulan data dan proses pemecahan
masalah yang berkaitan dengan macam SDA berdasarkan ketersediaannya diluar
lingkungan kelas agar siswa dapat melakukan pengumpulan data melalui
pengamatan secara langsung. Dalam proses diskusi dan pemecahan masalah guru
berencana membentuk kelompok dimana 1 kelompok terdiri dari 4 siswa dan
alokasi waktu untuk melaksanakan kegiatan tersebut adalah 30 menit. Dan alokasi
waktu untuk kegiatan presentasi hasil pemecahan masalah adalah 20 menit
Pertemuan III
Pertemuan III guru berencana utuk memberikan soal evaluasi tentang
pengertian SDA, macam-macam SDA berdasarkan jenis dan ketersediaannya,
serta contoh SDA yang langsung dimanfaatkan dan contoh SDA yang diolah
menggunakan teknologi sebagai upaya timbal balik dan untuk mengukur tingkat
pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan.
4.2.2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Implementasi Tindakan Pertemuan I
Pertemuan pertama pada siklus satu ini dilaksanakan pada hari Senin 04
Maret 2013 dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran (70 menit). Pada tahap Problem
Based Learning yang pertama yaitu orientasi permasalahan pada siswa, guru
mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam,mengkondisikan siswa siap
menerima pelajaran, mengabsen kelas dan melakukan apersepsi dengan
menunjukkan gambar macam-macam SDA kemudian guru mengajak siswa untuk
melakukan brand game dengan menyebutkan nama buah dengan huruf depan
yang telah ditentukan. Berdasarkan jawaban dari siswa guru menegaskan tujuan
pembelajaran yang akan diajarkan yaitu pengertian sumber daya alam dan
macam-macam sumber daya alam berdasarkan jenisnya.
Kegiatan selanjutnya yaitu guru menggali pengetahuan dasar siswa dengan
memberikan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan materi SDA agar
pemikiran siswa dapat terarah pada fokus permasalahan sehingga tujuan
48
pembelajaran dapat tercapai. Pada tahap pengorganisasian siswa untuk mandiri,
guru membentuk kelompok secara heterogen dimana 1 kelompok terdiri dari 4
siswa, kemudian guru membagikan lembar permasalahan kepada masing-masing
kelompok untuk didiskusikan solusi pemecahan masalahnya melalui
pengumpulan data dengan memanfaatkan berbagai sumber belajar. Pada tahap
Problem Based Learning yang ketiga, guru berkeliling untuk mengamati,
memotivasi, dan memfasilitasi siswa untuk melakukan investigasi mandiri dan
kelompok.
Pada tahap Problem Based Learning yang keempat, guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya
dan kelompok lain dipersilahkan untuk menanggapi hasil presentasi. Pada tahap
kelima, dengan mengacu jawaban siswa, guru membahas penyelesaian masalah
dan memberikan saran perbaikan atas hasil presentasi yang telah disampaikan.
Kemudian siswa diberi kesempatan untuk berntanya apabila terdapat hal-hal yang
belum jelas. Setelah itu guru membimbing siswa untuk meringkas dan membuat
kesimpulan bahwa sumber daya alam yang berasal dari makhluk hidup disebut
sumber daya alam hayati, sedangkan sumber daya alam yang bukan berasal dari
makhluk hidup disebut sumber daya alam non hayati.
Dalam kegiatan akhir guru memberikan tindak lanjut berupa pekerjaan
rumah yang harus dikerjakan oleh masing-masing siswa dan menyampaikan
materi pertemuan selanjutnya agar siswa dapat mempersiapkan diri dalam
pembelajaran selanjutnya.
Implementasi Tindakan Pertemuan II
Pertemuan kedua pada siklus satu ini dilaksanakan pada hari Kamis 07
Maret 2013 dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran (70 menit). Pada tahap Problem
Based Learning yang pertama yaitu orientasi permasalahan pada siswa, guru
mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam,mengkondisikan siswa siap
menerima pelajaran, meminta siswa mengumpulkan PR dan mengulas materi
yang lalu. Kemudian guru melakukan apersepsi dengan menunjukkan gambar
macam-macam SDA dan mengajak siswa untuk melakukan brand game dengan
menyebutkan nama hewan dengan huruf depan yang telah ditentukan.
49
Berdasarkan jawaban dari siswa guru menegaskan tujuan pembelajaran yang akan
diajarkan yaitu macam-macam sumber daya alam berdasarkan ketersediaannya
dan contoh SDA yang dapat langsung dimanfaatkan serta contoh SDA yang
diolah menggunakan teknologi.
Kegiatan selanjutnya yaitu guru menggali pengetahuan dasar siswa dengan
memberikan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan materi SDA agar
pemikiran siswa dapat terarah pada fokus permasalahan sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai. Pada tahap pengorganisasian siswa untuk mandiri,
guru membentuk kelompok secara heterogen dimana 1 kelompok terdiri dari 4
siswa, kemudian guru membagikan lembar permasalahan kepada masing-masing
kelompok untuk didiskusikan solusi pemecahan masalahnya melalui
pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung di halaman
lingkungan sekolah. Pada tahap Problem Based Learning yang ketiga, guru
berkeliling untuk mengamati, memotivasi, dan memfasilitasi siswa untuk
melakukan investigasi mandiri dan kelompok.
Pada tahap Problem Based Learning yang keempat, guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya
dan kelompok lain dipersilahkan untuk menanggapi hasil presentasi. Pada tahap
kelima, dengan mengacu jawaban siswa, guru membahas penyelesaian masalah
dan memberikan saran perbaikan atas hasil presentasi yang telah disampaikan.
Kemudian siswa diberi kesempatan untuk berntanya apabila terdapat hal-hal yang
belum jelas. Setelah itu guru membimbing siswa untuk meringkas dan membuat
kesimpulan bahwa sumber daya alam yang dapat pulih kembali setelah
ketersediaannya habis disebut sumber daya alam yang dapat diperbarui,
sedangkan sumber daya alam yang tidak dapat pulih kembali atau membutuhkan
waktu yang sangat lama setelah ketersediaannya habis disebut sumber daya alam
yang tidak dapat diperbarui serta sumber daya alam ada yang dapat langsung
dimanfaatkan dan ada yang harus diolah menggunakan teknologi dahulu agar
bisa dimanfaatkan
Dalam kegiatan akhir guru memberikan tindak lanjut berupa pemberian
pesan moral kepada siswa untuk bersikap bijaksana dalam memanfaatkan sumber
50
daya alam. Kemudian guru memberitahu akan diadakan evaluasi pada pertemuan
selanjutnya dan meminta siswa untuk mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya
agar dapat mengerjakan soal evaluasi dengan lancar.
Implementasi Tindakan Pertemuan III
Pertemuan ketiga ini dilakukan pada hari Sabtu, 09 Maret 2013 dengan
alokasi waktu 1jam pelajaran (35 menit). Pertemuan ketiga ini hanya digunakan
untuk evaluasi. Siswa diminta mengerjakan 15 soal dengan waktu 25menit.
Setelah 25menit siswa guru memberikan refleksi dan motivasi lalu mengakhiri
kegiatan pembelajaran.
Hasil Observasi
Hasil observasi/pengamatan terhadap aktivitas guru dan aktifitas siswa
pada siklus I ini melalui lembar pengamatan yang telah disediakan. Item
pernyataan pada lembar pengamatan aktivitas guru sejumlah 23 item terdiri dari;
pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan Problem Based Learning,
pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran, penilain proses dan penilaian
hasil. Lembar pengamatan siswa sejumlah 22 item yang terlihat pada saat
pelaksanaan kegiatan pra pembelajaran, kegiatan awal pembelajaran, kegiatan inti
pembelajaran dan penutup. Adapun hasil pengamatan aktivitas guru dan aktifitas
siswa dapat dilihat pada penjelasan berikut:
Pertemuan I
Hasil dari lembar pengamatan aktivitas guru (lampiran 13) yaitu pada
pelaksanaan pembelajaran guru sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai
dengan tahap-tahap Problem Based Learning secara runtut dari mulai pra
pembelajaran, kegiatan awal, kegiatan inti sampai kegiatan akhir. Dalam memulai
pembelajaran guru juga sudah mampu memberikan permasalahan dengan baik
karena guru menggunakan bahasa yang disesuaikan dengan tingkat berpikir siswa
sehingga permasalahan dapat dengan mudah dipahami oleh siswa. Dalam kegiatan
inti, guru juga sudah membagi siswa menjadi kelompok secara heterogen dan
membimbing dan mengarahkan siswa dengan baik dalam mencari solusi
pemecahan masalah yang disediakan, mempresentasikan hasil diskusi di depan
51
kelas. Dalam kegiatan akhir, guru juga sudah melakukan refleksi dan memberikan
tindak lanjut terhadap materi yang disampaikan.
Pada pemanfaatan sumber belajar, guru sudah menggunakan sumber
belajar dengan baik yaitu dari materi yang telah disediakan dan lingkungan sekitar
sekolah. Penggunaan media pembelajaran sudah dilakukan secara efektif dan
efisien karena sudah mampu melibatkan beberapa siswa dalam pemanfaatan
media pembelajaran. Selanjutnya dalam penilaian proses dan hasil, guru juga
sudah melakukan pemantauan kemajuan belajar selama proses pembelajaran
berlangsung dan melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi sebagai
umpan balik terhadap proses pembelajaran yang telah diberikan.
Hasil dari lembar pengamatan siswa, pada pra pembelajaran siswa telah
menempati tempat duduknya, siap menerima pelajaran. Pada kegiatan awal siswa
mampu menjawab pertanyaan apersepsi dengan baik. Pada kegiatan inti siswa
memperhatikan dengan serius materi pelajaran yang diajarkan dan terdapat
interaksi positif antara siswa dengan guru. Pada pelaksanaan strategi belajar siswa
termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran tanpa merasa tertekan. Dalam
pemanfaatan media pembelajaran siswa merasa tertarik terhadap materi yang
disajikan dan siswa semakin jelas terhadap materi yang diajarkan. Dalam
penilaian proses dan hasil belajar siswa juga sudah berani mempresentasikan hasil
belajar di depan kelas. Pada kegiatan penutup siswa membuat kesimpulan dengan
bimbingan guru.
Sedangkan yang menjadi kelemahan berdasarkan hasil pengamatan
diantaranya yaitu penyampaian tujuan pembelajaran yang masih terlalu cepat,
penyampaian pesan moral kepada siswa belum dilaksanakan, siswa belum
sepenuhnya mendengarkan penjelasan kompetensi yang hendak dicapai secara
seksama, siswa juga belum sepenuhnya mampu menjawab perumusan masalah
yang diajukan, siswa masih malu-malu dan belum terlalu aktif bertanya sehingga
siswa belum sepenuhnya terlibat aktif dalam kegiatan kelompok karena tidak
berani memberikan pendapat ketika diskusi kelompok dilaksanakan. Dalam
mempresentasikan hasil, siswa belum benar-benar mampu menjawab pertanyaan
52
yang diajukan oleh rekan kelompoknya dan dalam penggunaan bahasa siswa
belum dapat mengungkapkan pendapat dengan lancar dan lugas.
Dari kelemahan dalam pembelajaran pada pertemuan pertama, maka pada
pertemuan selanjutnya perlu adanya usaha untuk mengatasi berbagai kelemahan
tersebut agar pelaksanaan proses pembelajaran dapat diperbaiki. Usaha tersebut
diantaranya peneliti berdiskusi dengan guru mengenai kelemahan-kelemahan
selama pembelajaran, hasil diskusi tersebut diantaranya adalah penyampaian
tujuan pembelajaran tidak terlalu cepat, adanya penyampaian pesan moral kepada
siswa, dan guru lebih memotivasi siswa agar siswa berani menjawab pertanyaan
ataupun mengungkapkan pendapatnya dengan baik, mampu menggunakan bahasa
yang lugas dan lancar dalam diskusi kelompok maupun dalam mempresentasikan
hasil diskusi.
Pertemuan II
Hasil dari lembar pengamatan aktivitas guru yaitu pada pelaksanaan
pembelajaran guru sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
tahap-tahap Problem Based Learning secara runtut dari mulai pra pembelajaran,
kegiatan awal, kegiatan inti sampai kegiatan akhir. Dalam memulai pembelajaran
guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan guru juga sudah mampu
memberikan permasalahan dengan baik karena guru menggunakan bahasa yang
disesuaikan dengan tingkat berpikir siswa sehingga permasalahan dapat dengan
mudah dipahami oleh siswa. Dalam kegiatan inti, guru juga sudah membagi siswa
menjadi kelompok secara heterogen dan membimbing dan mengarahkan siswa
dengan baik dalam mencari solusi pemecahan masalah yang disediakan,
mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Dalam kegiatan akhir, guru juga
sudah melakukan refleksi, dan memberikan pesan moral kepada siswa terhadap
materi yang disampaikan.
Pada pemanfaatan sumber belajar, guru sudah menggunakan sumber
belajar dengan baik yaitu dari materi yang telah disediakan dan lingkungan sekitar
sekolah. Penggunaan media pembelajaran sudah dilakukan secara efektif dan
efisien karena sudah mampu melibatkan beberapa siswa dalam pemanfaatan
media pembelajaran. Selanjutnya dalam penilaian proses dan hasil, guru juga
53
sudah melakukan pemantauan kemajuan belajar selama proses pembelajaran
berlangsung dan melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi sebagai
umpan balik terhadap proses pembelajaran yang telah diberikan.
Hasil dari lembar pengamatan siswa, pada pra pembelajaran siswa telah
menempati tempat duduknya, siap menerima pelajaran. Pada kegiatan awal siswa
mendengarkan kompetensi yang hendak dicapai dengan seksama dan mampu
menjawab pertanyaan apersepsi dengan baik. Pada kegiatan inti siswa
memperhatikan dengan serius materi pelajaran yang diajarkan dan terdapat
interaksi positif antara siswa dengan guru. Pada pelaksanaan strategi belajar siswa
termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran tanpa merasa tertekan. Dalam
pemanfaatan media pembelajaran siswa merasa tertarik terhadap materi yang
disajikan dan siswa semakin jelas terhadap materi yang diajarkan. Dalam
penilaian proses dan hasil belajar siswa juga sudah berani mempresentasikan hasil
belajar di depan kelas. Pada kegiatan penutup siswa membuat kesimpulan dengan
bimbingan guru.
Sedangkan yang menjadi kelemahan berdasarkan hasil pengamatan
diantaranya yaitu pengelolaan waktu belum sempurna, siswa belum sepenuhnya
mampu menjawab perumusan masalah yang diajukan, siswa masih malu-malu dan
belum terlalu aktif bertanya sehingga siswa belum sepenuhnya terlibat aktif dalam
kegiatan kelompok karena tidak berani memberikan pendapat ketika diskusi
kelompok dilaksanakan. Dalam mempresentasikan hasil, meskipun siswa sudah
berani menyampaikan hasil diskusi, namun siswa masih belum benar-benar
mampu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh rekan kelompoknya dan dalam
penggunaan bahasa siswa belum dapat mengungkapkan pendapat dengan lancar
dan lugas.
Dari kelemahan dalam pembelajaran pada pertemuan kedua, maka pada
pertemuan selanjutnya perlu adanya usaha untuk mengatasi berbagai kelemahan
tersebut agar pelaksanaan proses pembelajaran dapat diperbaiki. Usaha tersebut
diantaranya peneliti berdiskusi dengan guru mengenai kelemahan-kelemahan
selama pembelajaran, hasil diskusi tersebut diantaranya adalah pengelolaan waktu
lebih ditingkatkan lagi, guru lebih memotivasi siswa agar siswa berani menjawab
54
pertanyaan ataupun mengungkapkan pendapatnya, guru harus lebih membimbing
siswa agar mampu menggunakan bahasa yang lugas dan lancar baik dalam diskusi
kelompok maupun dalam mempresentasikan hasil diskusi.
Pertemuan III
Siswa mengerjakan lembar evaluasi yang telah diberikan dengan tekun dan
tenang. Siswa mengerjakan sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan.
Siswa dengan tertib membahas hasil pekerjaan yang telah dilakukan.
4.2.3. Refleksi
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dari pertemuan
pertama dan kedua maka selanjutnya diadakan refleksi dalam bentuk diskusi atas
segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Diskusi ini dilakukan oleh guru kelas,
guru dan peneliti/observer. Dalam diskusi berisi tentang evaluasi bagaimana
pembelajaran IPA melalui model Problem Based Learning bagi guru kelas,
observer, dan siswa. Dari diskusi ini didapatkan bahwa guru kelas dengan
menerapkan model Problem Based Learning (PBL) kegiatan pembelajaran
menggambarkan pembelajaran siswa aktif, pada strategi pembelajaran guru
menyampaikan tujuan pembelajaran, apersepsi memberikan kesempatan siswa
mengungkapkan pendapatnya, pada penilaian guru melakukan penilaian keaktifan
pada siswa, dan memberikan umpan balik. Namun masih ada kekurangan guru
yang perlu diperbaiki misalnya mobilitas guru ketika memberikan bimbingan
pada siswa, penilaian pada setiap siswa, pemberian pujian pada siswa.
Berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan pada siklus I kemudian diambil
data secara kuantitatif melalui penilaian proses dan hasil belajar. Hasil dari
penilaian proses yaitu pengamatan kativitas guru dan aktivitas siswa pada siklus I
pertemuan I dan pertemuan II yang dilakukan oleh peneliti sekaligus sebagai
observer dapat dilihat pada uraian berikut.
55
Tabel 8.Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan I
No AspekHasil Penilaian Obervasi
1 2 3 41. Pelaksanaan model Problem
Based LearningPra PembelajaranKegiatan IntiKegiatan Akhir
- 2 6 11
2. Pemanfaatan sumberbelajar/media pembelajaran
- - 2 -
3. Penilaian proses dan hasil - - 1 1Jumlah - 2 9 12
Persentase (%) - 8,69 39,13 52,17
Dari tabel 8 di atas dapat diketahui bahwa pada siklus I pertemuan I model
Problem Based Learning sudah diterapkan/ dilakukan oleh guru dengan kategori
cukup sebesar 8,7%, kategori baik sebesar 39,1% dan kategori sangat baik sebesar
52,2% dari keseluruhan kegiatan Problem Based Learning. Sedangkan untuk hasil
observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan II dapat dilihat dari tabel 9.
Tabel 9.Hasil Observasi Aktivitas guru Siklus I Pertemuan II
No AspekHasil Penilaian Obervasi
1 2 3 41. Pelaksanaan model Problem
Based LearningPra PembelajaranKegiatan IntiKegiatan Akhir
- - 6 13
2. Pemanfaatan sumberbelajar/media pembelajaran
- - 1 1
3. Penilaian proses dan hasil - - - 2Jumlah - - 7 16
Persentase (%) - - 30,43 69,57
56
Dari tabel 9 di atas dapat diketahui bahwa pada siklus I pertemuan II model
Problem Based Learning sudah diterapkan/ dilakukan oleh guru dengan kategori
baik sebesar 30,43% dan kategori sangat baik sebesar 69,57% dari keseluruhan
kegiatan Problem Based Learning. Untuk hasil observasi siswa dapat dilihat pada
tabel 10 di bawah ini.
Tabel 10.Hasil Observasi Siswa Siklus I Pertemuan I
No. Aspek Ya Tidak1. Pra Pembelajaran 2 -2. Kegiatan Awal 1 23. Kegiatan Inti 8 84. Penutup 1 -
Jumlah 12 10Persentase (%) 54,54 45,45
Dari data tabel hasil observasi siswa siklus I pertemuan I di atas, dapat
diketahui bahwa siswa melakukan aktivitas yang diharapkan dalam penerapan
model Problem Based Learning sebanyak 54,54% kegiatan telah terlaksana
dengan baik, dan 45,45% kegiatan belum terlaksana dari keseluruhan rangkaian
kegiatan yang berjumlah 22 item. Sedangkan untuk hasil observasi siswa pada
siklus I pertemuan II dapat dilihat dari tabel 11 berikut.
Tabel 11.Hasil Observasi Siswa Siklus I Pertemuan II
No. Aspek Ya Tidak1. Pra Pembelajaran 2 -2. Kegiatan Awal 2 13. Kegiatan Inti 8 84. Penutup 1 -
Jumlah 13 9Persentase (%) 59,09 40,91
57
Dari data tabel hasil observasi siswa siklus I pertemuan II di atas, dapat
diketahui bahwa siswa melakukan aktivitas yang diharapkan dalam penerapan
model Problem Based Learning sebanyak 59,09% kegiatan telah terlaksana
dengan baik, dan 40,91% kegiatan belum terlaksana dari keseluruhan rangkaian
kegiatan yang berjumlah 22 item. Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM=70) data hasil perolehan ketuntasan hasil belajar IPA pada siklus I dapat
disajikan dalam bentuk tabel 12.
Tabel 12.Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I
No. KetuntasanBelajar
Jumlah SiswaJumlah Persentase (%)
1. Tidak Tuntas 8 33,32. Tuntas 16 66,7
Jumlah 24 100
Dari tabel ketuntasan hasil belajar IPA pada siklus I dapat diketahui bahwa
siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70)
sebanyak 8 siswa atau 33,3%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan
minimal sebanyak 16 siswa dengan persentase 66,7%. Ketuntasan belajar siswa
pada tabel 12 dapat dilihat pada gambar 4.
Gambar 4. Diagram Persentase Ketuntasan Hasil BelajarIlmu Pengetahuan Alam Siklus I
58
Dari gambar diagram lingkaran di atas siswa yang telah tuntas sebanyak
66,7% . Walaupun persentase ini sudah mengalami peningkatan dibandingkan
dengan hasil sebelum dilakukan tindakan yaitu 29,17%, namun belum memenuhi
ketuntasan yang ingin dicapai sebesar 90% dari seluruh siswa sehingga perlu
dilakukan tindakan siklus II.
4.3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
Pelaksanaan siklus II dengan Kompetensi Dasar “Menjelaskan dampak
pengambilan bahan alam terhadap pelestarian lingkungan” dilakukan dalam 3 kali
pertemuan (2 kali pertemuan tatap muka 1 kali pertemuan evaluasi) dengan
rincian sebagai berikut.
4.3.1. Rencana Tindakan
Pertemuan I
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah penyusunan perangkat
pembelajaran, yang meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang
dampak negatif pengelolaan bahan alam yang tidak bijaksana dan beberapa
kegiatan manusia yang dapat berdampak negatif dalam pengelolaan sumber daya
alam yang tidak bijaksana, media yang digunakan dalam pembelajaran ini antara
lain materi pembelajaran, lembar permasalahan (LKS), alat peraga berupa gambar
contoh bencana alam dan ilustrasi terjadinya tanah longsor (ember, papan, air,
tanah berumput, tanah tidak berumput) dan perangkat evaluasi yang berupa rubrik
penilaian serta lembar observasi pelaksanaan RPP.
Dalam pelaksanaan Problem Based Learning (Pembelajaran Berbasis
Masalah) guru menciptakan suasana kelas yang aktif , kreatif dan menyenangkan
dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling bertukar pendapat
dalam proses pengumpulan data dan dalam proses pemecahan masalah tentang
faktor penyebab terjadinya tanah longsor. Dalam proses diskusi dan pemecahan
masalah guru berencana membentuk kelompok dimana 1 kelompok terdiri dari 4
siswa dan alokasi waktu untuk melaksanakan kegiatan tersebut adalah 30 menit.
Sedangkan alokasi waktu untuk kegiatan presentasi hasil pemecahan masalah
adalah 20 menit.
59
Pertemuan II
Perencanaan pembelajaran pada siklus II pertemuan II ini sebagai
penyempurna kekurangan dan tindak lanjut dari pertemuan I. Guru merancang
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang kegiatan manusia yang dapat
dilakukan untuk mengatasi dampak negatif pengelolaan bahan alam yang tidak
bijaksana. Media yang digunakan dalam pembelajaran ini antara lain materi
pembelajaran, lembar permasalahan (LKS), alat peraga berupa contoh sampah
mudah terurai (organik) seperti daun, roti, buah dan contoh sampah tidak mudah
terurai (anorganik) seperti plastik, kaleng, dan gambar contoh pembuatan
sengkedan dan gambar reboisasi, perangkat evaluasi yang berupa rubrik penilaian
serta lembar observasi pelaksanaan RPP.
Dalam pelaksanaan model Problem Based Learning (Pembelajaran
Berbasis Masalah) guru menciptakan suasana kelas yang aktif, kreatif dan
menyenangkan dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling
bertukar pendapat dalam proses pengumpulan data dan dalam proses pemecahan
masalah yang berkaitan dengan pemisahan sampah organik dan sampah anorganik
sebagai bentuk kegiatan yang dapat mengurangi dampak negatif akibat
pengelolaan bahan alam yang tidak bijaksana diluar lingkungan kelas agar siswa
dapat melakukan pengumpulan data melalui pengamatan secara langsung. Dalam
proses diskusi dan pemecahan masalah guru berencana membentuk kelompok
dimana 1 kelompok terdiri dari 4 siswa dan alokasi waktu untuk melaksanakan
kegiatan tersebut adalah 25 menit. Dan alokasi waktu untuk kegiatan presentasi
hasil pemecahan masalah adalah 20 menit
Pertemuan III
Pertemuan III guru berencana utuk memberikan soal evaluasi tentang
dampak negatif pengelolaan bahan alam yang tidak bijaksana dan beberapa
kegiatan manusia yang dapat berdampak negatif dalam pengelolaan sumber daya
alam yang tidak bijaksana dan contoh kegiatan manusia yang dapat dilakukan
untuk mengatasi dampak negatif pengelolaan bahan alam yang tidak bijaksana
sebagai upaya timbal balik dan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa
terhadap materi yang telah diajarkan.
60
4.3.2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Implementasi Tindakan Pertemuan I
Pertemuan pertama pada siklus II ini dilaksanakan pada hari Senin 11
Maret 2013 dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran (70 menit). Pada tahap Problem
Based Learning yang pertama yaitu orientasi permasalahan pada siswa, guru
mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam,mengkondisikan siswa siap
menerima pelajaran, mengabsen kelas dan melakukan apersepsi dengan
menunjukkan gambar bencana alam banjir kemudian guru mengajak siswa untuk
bertanya jawab mengenai bencana banjir. Berdasarkan jawaban dari siswa guru
menegaskan tujuan pembelajaran yang akan diajarkan yaitu tentang dampak
negatif akibat pengelolaan bahan alam yang tidak bijaksana oleh manusia.
Kegiatan selanjutnya guru menggali pengetahuan dasar siswa dengan
memberikan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan dampak negatif
pengambilan SDA yang tidak bijaksana selain terjadinya bencana banjir agar
pemikiran siswa dapat terarah pada fokus permasalahan sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai. Pada tahap pengorganisasian siswa untuk mandiri,
guru membentuk kelompok secara heterogen dimana 1 kelompok terdiri dari 4
siswa, kemudian guru membagikan lembar permasalahan kepada masing-masing
kelompok untuk didiskusikan solusi pemecahan masalahnya melalui
pengumpulan data dengan memperagakan ilustrasi proses terjadinya tanah
longsor di halaman sekolah. Pada tahap Problem Based Learning yang ketiga,
guru berkeliling untuk mengamati, memotivasi, dan memfasilitasi siswa untuk
melakukan investigasi mandiri dan kelompok.
Pada tahap Problem Based Learning yang keempat, guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknnya
dan kelompok lain dipersilahkan untuk menanggapi hasil presentasi. Pada tahap
kelima, dengan mengacu jawaban siswa, guru membahas penyelesaian masalah
dan memberikan saran perbaikan atas hasil presentasi yang telah disampaikan.
Kemudian siswa diberi kesempatan untuk berntanya apabila terdapat hal-hal yang
belum jelas. Setelah itu guru membimbing siswa untuk meringkas dan membuat
kesimpulan bahwa lahan yang gundul (tidak terdapat hutan) akibat penebangan
61
liar yang dilakukan oleh manusia dapat mengakibatkan terjadinya tanah longsor
karena air hujan tidak dapat meresap dengan baik ke dalam tanah.
Dalam kegiatan akhir guru memberikan tindak lanjut berupa pekerjaan
rumah yang harus dikerjakan oleh masing-masing siswa dan menyampaikan
materi pertemuan selanjutnya agar siswa dapat mempersiapkan diri dalam
pembelajaran selanjutnya.
Implementasi Tindakan Pertemuan II
Pertemuan kedua pada siklus II ini dilaksanakan pada hari Kamis 14 Maret
2013 dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran (70 menit). Pada tahap Problem Based
Learning yang pertama yaitu orientasi permasalahan pada siswa, guru mengawali
pembelajaran dengan mengucapkan salam,mengkondisikan siswa siap menerima
pelajaran, meminta siswa mengumpulkan PR dan mengulas materi yang lalu.
Kemudian guru melakukan apersepsi dengan menunjukkan gambar pembuatan
sengkedan dan mengajak siswa untuk melakukan tanya jawab berkaitan dengan
gambar pembuatan sengkedan tersebut. Berdasarkan jawaban dari siswa guru
menegaskan tujuan pembelajaran yang akan diajarkan yaitu tentang kegiatan
manusia yang dapat dilakukan untuk mengatasi dampak negatif akibat
pengambilan bahan alam yang tidak bijaksana.
Kegiatan selanjutnya yaitu guru menggali pengetahuan dasar siswa dengan
memberikan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan kegiatan manusia yang
dapa mengurangi dampak negative pengelolaan SDA secara tidak bijaksana selain
pembuatan sengkedan agar pemikiran siswa dapat terarah pada fokus
permasalahan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Pada tahap
pengorganisasian siswa untuk mandiri, guru membentuk kelompok secara
heterogen dimana 1 kelompok terdiri dari 4 siswa, kemudian guru membagikan
lembar permasalahan kepada masing-masing kelompok untuk didiskusikan solusi
pemecahan masalahnya melalui pengumpulan data dengan melakukan
pengamatan langsung (pemisahan sampah organik dan sampah anorganik) di
halaman lingkungan sekolah. Pada tahap Problem Based Learning yang ketiga,
guru berkeliling untuk mengamati, memotivasi, dan memfasilitasi siswa untuk
melakukan investigasi mandiri dan kelompok.
62
Pada tahap Problem Based Learning yang keempat, guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya
dan kelompok lain dipersilahkan untuk menanggapi hasil presentasi. Pada tahap
kelima, dengan mengacu jawaban siswa, guru membahas penyelesaian masalah
dan memberikan saran perbaikan atas hasil presentasi yang telah disampaikan.
Kemudian siswa diberi kesempatan untuk berntanya apabila terdapat hal-hal yang
belum jelas. Setelah itu guru membimbing siswa untuk meringkas dan membuat
kesimpulan bahwa pemisahan bahan yang dapat terurai dan tidak terurai saat
membuang sampah dapat mengurangi dampak negatif pengambilan bahan alam
yang tidak bijaksana.
Dalam kegiatan akhir guru memberikan tindak lanjut berupa pemberian
pesan moral kepada siswa untuk bersikap bijaksana dalam memanfaatkan dan
mengelola sumber daya alam yang ada. Kemudian guru memberitahu akan
diadakan evaluasi pada pertemuan selanjutnya dan meminta siswa untuk
mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya agar dapat mengerjakan soal evaluasi
dengan lancar.
Implementasi Tindakan Pertemuan III
Pertemuan ketiga ini dilakukan pada hari Sabtu, 16 Maret 2013 dengan
alokasi waktu 1jam pelajaran (35 menit). Pertemuan ketiga ini hanya digunakan
untuk evaluasi. Siswa diminta mengerjakan 15 soal dengan waktu 25menit.
Setelah 25menit siswa guru memberikan refleksi dan motivasi lalu mengakhiri
kegiatan pembelajaran.
Hasil Observasi
Hasil observasi/pengamatan terhadap aktivitas guru dan aktifitas siswa
pada siklus II ini melalui lembar pengamatan yang telah disediakan. Item
pernyataan pada lembar pengamatan aktivitas guru sejumlah 23 item terdiri dari;
pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan Problem Based Learning,
pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran, penilain proses dan penilaian
hasil. Lembar pengamatan siswa sejumlah 22 item yang terlihat pada saat
pelaksanaan kegiatan pra pembelajaran, kegiatan awal pembelajaran, kegiatan inti
63
pembelajaran dan penutup. Adapun hasil pengamatan aktivitas guru dan aktifitas
siswa dapat dilihat pada penjelasan berikut:
Pertemuan I
Hasil dari lembar pengamatan aktivitas guru yaitu pada pelaksanaan
pembelajaran guru sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
tahap-tahap Problem Based Learning secara runtut dari mulai pra pembelajaran,
kegiatan awal, kegiatan inti sampai kegiatan akhir. Dalam memulai pembelajaran
guru memeriksa kesiapan siswa dan juga sudah melaksanakan apersepsi dengan
baik, tujuan pembelajaran sudah disampaikan dengan pelan dan jelas, selain itu
guru juga sudah mampu memberikan permasalahan dengan baik karena guru
menggunakan bahasa yang disesuaikan dengan tingkat berpikir siswa sehingga
permasalahan dapat dengan mudah dipahami oleh siswa. Dalam kegiatan inti,
guru juga sudah membagi siswa menjadi kelompok secara heterogen dan
membimbing dan mengarahkan siswa dengan baik dalam mencari solusi
pemecahan masalah yang disediakan, dan memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Dalam kegiatan akhir, guru
juga sudah melakukan refleksi dan memberikan tindak lanjut terhadap materi
yang disampaikan.
Pada pemanfaatan sumber belajar, guru sudah menggunakan sumber
belajar dengan baik yaitu dari materi yang telah disediakan dan lingkungan sekitar
sekolah. Penggunaan media pembelajaran sudah dilakukan secara efektif dan
efisien karena sudah mampu melibatkan beberapa siswa dalam pemanfaatan
media pembelajaran. Selanjutnya dalam penilaian proses dan hasil, guru juga
sudah melakukan pemantauan kemajuan belajar selama proses pembelajaran
berlangsung dan melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi sebagai
umpan balik terhadap proses pembelajaran yang telah diberikan.
Hasil dari lembar pengamatan siswa, pada pra pembelajaran siswa telah
menempati tempat duduknya, siap menerima pelajaran. Pada kegiatan awal siswa
mendengarkan secara seksama saat dijelaskan kompetensi yang hendak dicapai,
siswa sudah mampu menjawab pertanyaan apersepsi dengan baik, dan siswa juga
sudah mampu menjawab perumusan masalah yang diajukan oleh guru. Pada
64
kegiatan inti siswa memperhatikan dengan serius materi pelajaran yang diajarkan
dan mulai aktif bertanya saat proses belajar mengajar berlangsung, sudah terdapat
interaksi positif baik antar siswa maupun antara siswa dengan guru. Pada
pelaksanaan strategi belajar siswa termotivasi dalam mengikuti proses
pembelajaran tanpa merasa tertekan. Dalam pemanfaatan media pembelajaran
siswa merasa tertarik terhadap materi yang disajikan dan siswa semakin jelas
terhadap materi yang diajarkan. Dalam penilaian proses dan hasil belajar siswa
juga sudah berani mempresentasikan hasil belajar di depan kelas. Pada kegiatan
penutup siswa membuat kesimpulan dengan bimbingan guru.
Sedangkan yang menjadi kelemahan berdasarkan hasil pengamatan
diantaranya yaitu pemberian motivasi masih kurang karena meskipun siswa sudah
mulai berani bertanya pada saat proses belajar-mengajar berlangsung, namun pada
saat pelaksanaan diskusi kelompok masih terdapat beberapa siswa yang kurang
aktif mengemukakan pendapat, dalam mempresentasikan hasil, siswa masih
belum benar-benar mampu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh rekan
kelompoknya dan dalam penggunaan bahasa siswa belum dapat mengungkapkan
pendapat dengan lancar dan lugas.
Dari kelemahan dalam pembelajaran pada pertemuan pertama, maka pada
pertemuan selanjutnya perlu adanya usaha untuk mengatasi berbagai kelemahan
tersebut agar pelaksanaan proses pembelajaran dapat diperbaiki. Usaha tersebut
diantaranya peneliti berdiskusi dengan guru mengenai kelemahan-kelemahan
selama pembelajaran, hasil diskusi tersebut diantaranya adalah guru lebih
memotivasi siswa agar lebih banyak siswa yang berani menjawab pertanyaan
ataupun mengungkapkan pendapatnya dengan baik, mampu menggunakan bahasa
yang lugas dan lancar di dalam diskusi kelompok maupun dalam
mempresentasikan hasil diskusi.
Pertemuan II
Hasil dari lembar pengamatan aktivitas guru yaitu pada pelaksanaan
pembelajaran guru sudah menyiapkan RPP dengan baik, indikator pembelajaran
mengarah pada pengembangan tingkat berpikir siswa SD, dan kegiatan
pembelajaran menggambarkan pembelajaran siswa yang aktif karena guru sudah
65
melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan tahap-tahap Problem Based
Learning secara runtut dari mulai pra pembelajaran, kegiatan awal, kegiatan inti
sampai kegiatan akhir.
Dalam memulai pembelajaran guru menyampaikan tujuan pembelajaran
dan guru juga sudah mampu memberikan permasalahan dengan baik karena guru
menggunakan bahasa yang disesuaikan dengan tingkat berpikir siswa sehingga
permasalahan dapat dengan mudah dipahami oleh siswa.guru juga sudah
memberikan penguatan terhadap pendapat siswa untuk memotivasi siswa agar
lebih bernai mengemukakan pendapatnya. Dalam kegiatan inti, guru juga sudah
membagi siswa menjadi kelompok secara heterogen dan membimbing dan
mengarahkan siswa dengan baik dalam mencari solusi pemecahan masalah yang
disediakan, mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Dalam kegiatan akhir,
guru juga sudah melakukan refleksi, dan memberikan pesan moral kepada siswa
terhadap materi yang disampaikan.
Pada pemanfaatan sumber belajar, guru sudah menggunakan sumber
belajar dengan baik yaitu dari materi yang telah disediakan dan lingkungan sekitar
sekolah. Penggunaan media pembelajaran sudah dilakukan secara efektif dan
efisien karena sudah mampu melibatkan beberapa siswa dalam pemanfaatan
media pembelajaran. Selanjutnya dalam penilaian proses dan hasil, guru juga
sudah melakukan pemantauan kemajuan belajar selama proses pembelajaran
berlangsung dan melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi sebagai
umpan balik terhadap proses pembelajaran yang telah diberikan.
Hasil dari lembar pengamatan siswa, pada pra pembelajaran siswa telah
menempati tempat duduknya, siap menerima pelajaran. Pada kegiatan awal siswa
mendengarkan secara seksama saat dijelaskan kompetensi yang hendak dicapai,
siswa sudah mampu menjawab pertanyaan apersepsi dengan baik, dan siswa juga
sudah mampu menjawab perumusan masalah yang diajukan oleh guru. Pada
kegiatan inti siswa memperhatikan dengan serius materi pelajaran yang diajarkan
dan sudah aktif bertanya saat proses belajar mengajar berlangsung dan dalam
diskusi kelompok, sudah terdapat interaksi positif baik antar siswa maupun antara
siswa dengan guru. Pada pelaksanaan strategi belajar siswa termotivasi dalam
66
mengikuti proses pembelajaran tanpa merasa tertekan. Dalam pemanfaatan media
pembelajaran siswa merasa tertarik terhadap materi yang disajikan dan siswa
semakin jelas terhadap materi yang diajarkan. Dalam penilaian proses dan hasil
belajar siswa juga sudah berani mempresentasikan hasil belajar di depan kelas.
Dalam penggunaan bahasa siswa sudah mulai mampu mengungkapkan
pendapatnya dengan lancar meskipun bahasanya juga belum sepenuhnya lugas.
Pada kegiatan penutup siswa secara bersama-sama membuat kesimpulan dengan
bimbingan guru.
Sedangkan yang menjadi kelemahan berdasarkan hasil pengamatan siklus
II pertemuan II diantaranya yaitu meskipun siswa sudah tidak malu untuk
mengungkapkan pendapat dan siswa juga sudah mulai lancar baik dalam
menyampaikan pendapat maupun menyampaikan hasil diskusi, namun siswa
masih belum benar-benar mampu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh rekan
kelompoknya. Disinilah peran guru dibutuhkan untuk lebih memotivasi siswa baik
melalui tanya jawab, melalui penguatan berupa pujian ataupun penghargaan dan
guru diharapkan untuk benar-benar membimbing siswa dalam melatih siswa
mengemukakan pendapat sehingga siswa dapat megemukakan pendapat atau
menjawab pertanyaan dengan lancar dan lugas pada saat presentasi ataupun
diskusi kelompok.
4.3.3. Refleksi
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II dari pertemuan
pertama dan kedua maka selanjutnya diadakan refleksi dalam bentuk diskusi atas
segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Diskusi ini dilakukan oleh guru kelas,
guru dan peneliti/observer. Dalam diskusi berisi tentang evaluasi bagaimana
pembelajaran IPA melalui model Problem Based Learning bagi guru kelas,
observer, dan siswa. Dari diskusi ini didapatkan bahwa guru kelas dengan
menerapkan model Problem Based Learning kegiatan pembelajaran
menggambarkan pembelajaran siswa aktif, pada strategi pembelajaran guru
menyampaikan tujuan pembelajaran, apersepsi memberikan kesempatan siswa
mengungkapkan pendapatnya, pada penilaian guru melakukan penilaian keaktifan
pada siswa, memberikan umpan balik, dan pemberian penguatan baik berupa
67
pujian maupun penghargan. Namun meskipun demikian masih tetap diperlukan
perbaikan secara berkesinambungan agar hasil belajar yang sudah mulai
meningkat lebih dapat berkembang dan dapat ditingkatkan menjadi lebih baik
lagi.
Berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan pada siklus II kemudian diambil
data secara kuantitatif melalui penilaian proses dan hasil belajar. Hasil dari
penilaian proses pada siklus II pertemuan I dan pertemuan II yang dilakukan oleh
peneliti sekaligus sebagai observer dapat dilihat pada uraian berikut.
Tabel 13.Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan I
No AspekHasil Penilaian Obervasi
1 2 3 41. Pelaksanaan model Problem
Based LearningPra PembelajaranKegiatan IntiKegiatan Akhir
- - 4 16
2. Pemanfaatan sumberbelajar/media pembelajaran
- - - 1
3. Penilaian proses dan hasil - - - 2Jumlah - - 4 19
Persentase (%) - - 17,39 82,61
Dari tabel 13 di atas dapat diketahui bahwa pada siklus II pertemuan I
model Problem Based Learning sudah diterapkan/ dilakukan oleh guru dengan
kategori baik sebesar 17,39% dan kategori sangat baik sebesar 82,61% dari
keseluruhan kegiatan Problem Based Learning. Sedangkan untuk hasil observasi
Aktivitas guru Siklus II pertemuan II dapat dilihat pada tabel 14.
68
Tabel 14.Hasil Observasi Aktivitas guru Siklus II Pertemuan II
No AspekHasil Penilaian Obervasi
1 2 3 41. Pelaksanaan model Problem
Based LearningPra PembelajaranKegiatan IntiKegiatan Akhir
- - 2 17
2. Pemanfaatan sumberbelajar/media pembelajaran
- - - 2
3. Penilaian proses dan hasil - - - 2Jumlah - - 2 21
Persentase (%) - - 8,69 91,31
Dari tabel 14 di atas dapat diketahui bahwa pada siklus II pertemuan II
model Problem Based Learning sudah diterapkan/ dilakukan oleh guru dengan
kategori baik sebesar 8,69% dan kategori sangat baik sebesar 91,31% dari
keseluruhan kegiatan Problem Based Learning. Sedangkan untuk hasil observasi
siswa pada siklus II pertemuan I dapat dilihat dari tabel 15 berikut.
Tabel 15.Hasil Observasi Siswa Siklus II Pertemuan I
No. Aspek Ya Tidak1. Pra Pembelajaran 2 -2. Kegiatan Awal 3 -3. Kegiatan Inti 10 64. Penutup 1 -
Jumlah 16 6Persentase (%) 72,73 27,27
Dari data tabel hasil observasi siswa siklus II pertemuan I di atas,
dapat diketahui bahwa siswa melakukan aktivitas yang diharapkan dalam
penerapan model Problem Based Learning sebanyak 72,73% kegiatan telah
terlaksana dengan baik, dan 27,27% kegiatan belum terlaksana dari
69
keseluruhan rangkaian kegiatan yang berjumlah 22 item. Sedangkan untuk
hasil observasi siswa pada siklus II pertemuan II dapat dilihat dari tabel 16
berikut.
Tabel 16.Hasil Observasi Siswa Siklus II Pertemuan II
No. Aspek Ya Tidak1. Pra Pembelajaran 2 -2. Kegiatan Awal 3 -3. Kegiatan Inti 13 34. Penutup 1 -
Jumlah 19 3Persentase (%) 86,36 13,64
Dari data tabel hasil observasi siswa siklus II pertemuan II di atas, dapat
diketahui bahwa siswa melakukan aktivitas yang diharapkan dalam penerapan
model Problem Based Learning sebanyak 86,36% kegiatan telah terlaksana
dengan baik, dan 13,64% kegiatan belum terlaksana dari keseluruhan rangkaian
kegiatan yang berjumlah 22 item. Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM=70) data hasil perolehan ketuntasan hasil belajar IPA pada siklus II dapat
disajikan dalam bentuk tabel 17.
Tabel 17.Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II
No. KetuntasanBelajar
Jumlah SiswaJumlah Persentase (%)
1. Tidak Tuntas 2 8,32. Tuntas 22 91,7
Jumlah 24 100
Dari tabel ketuntasan hasil belajar IPA pada siklus II dapat diketahui
bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM=70) sebanyak 2 siswa atau 8,3%, sedangkan yang sudah mencapai
ketuntasan minimal sebanyak 22 siswa dengan persentase 91,7%.
Ketuntasan belajar siswa pada tabel 17 dapat dilihat pada gambar 5.
70
Tuntas(91,7%)
TidakTuntas(8,3%)
Dari gambar diagram lingkaran di atas siswa yang telah tuntas sebanyak
91,7% dan siswa tidak tuntas sebesar 8,3%. Berdasarkan indikator keberhasilan
dengan KKM 70 dan dicapai 90% siswa pada siklus II ini indikator keberhasilan
dapat dikatakan telah tercapai.
4.4. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil tindakan kelas yang telah dilakukan dapat diketahui telah
terjadi peningkatan hasil belajar siswa melalui model Problem Based Learning
pada mata pelajaran IPA dengan kompetensi memahami hubungan antara sumber
daya alam dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat bagi siswa kelas 4 SDN
6 Depok pada semester II Tahun 2012/2013. Keberhasilan tersebut dapat dilihat
pada tabel 18 di bawah ini.
Tabel 18.Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPA Sebelum
Tindakan, Siklus I, dan Siklus II
KetuntasanBelajar
Sebelum Tindakan Siklus I Siklus IIJumlahSiswa
Persentase(%)
JumlahSiswa
Persentase(%)
JumlahSiswa
Persentase(%)
Tidak Tuntas 17 70,83 8 33,3 2 8,3Tuntas 7 29,17 16 66,7 22 91,7Jumlah 24 100 24 100 24 100
Dari tabel 18 di atas terlihat adanya peningkatan ketuntasan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran IPA, sebelum dilaksanakan tindakan hanya terdapat 7
Gambar 5. Diagram Persentase Ketuntasan Hasil BelajarIlmu Pengetahuan Alam Siklus II
71
atau 29,17% siswa yang tuntas dan 17 atau 70,83% siswa yang tidak tuntas, pada
siklus I meningkat menjadi 16 atau 66,7% siswa yang tuntas dan 8 atau 33,3%
siswa yang tidak tuntas, pada siklus II ketuntasan hasil belajar IPA meningkat
menjadi 22 atau 91,7% siswa tuntas dan 2 atau 8,3% siswa tidak tuntas. Hal ini
dapat digambarkan pada diagram perbandingan ketuntasan hasil belajar di bawah
ini.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan juga dapat diketahui
bahwa telah terjadi peningkatan kinerja guru pada saat diterapkan model Problem
Based Learning pada mata pelajaran IPA tentang SDA bagi siswa kelas 4 SDN 6
Depok pada semester II tahun pelajaran 2012/2013. Hal ini dapat dilihat dari hasil
persentase yang diperoleh guru pada kategori sangat baik ketika menerapkan
model Problem Based Learning. Semakin besar perolehan persentase dalam
kategori sangat baik mengindikasikan bahwa keberhasilan kinerja guru dalam
menerapkan model Problem Based Learning juga semakin meningkat.
Keberhasilan kinerja guru tersebut dapat dilihat pada tabel perbandingan hasil
observasi aktivitas guru dengan kategori sangat baik pada siklus I dan siklus II.
Gambar 6. Diagram Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajarr IPASebelum Tindakan, Siklus I, dan Siklus II
72
Tabel 19Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Guru
pada Siklus I dan Siklus II
No Aspek
Persentase Penilaian Hasil ObervasiSiklus I Siklus II
PertemuanI
PertemuanII
PertemuanI
PertemuanII
1. Pelaksanaan modelProblem BasedLearning
47,83 56,53 69,57 73,93
2. Pemanfaatan sumberbelajar/mediapembelajaran
0 4,35 4,35 8,69
3. Penilaian proses danhasil
4,34 8,69 8.69 8,69
Jumlah 52,17 69,57 82,61 91,31
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan pada siklus I dan siklus II
juga telah terjadi peningkatan aktivitas siswa selama mengikuti proses
pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari tabel perbandingan persentase hasil
observasi aktivitas siswa yang diperoleh pada saat dilakukan pengamatan pada
siklus I dan siklus II sebagai berikut.
Tabel 20Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada
Siklus I dan Siklus II
AspekPersentase Penilaian Hasil ObervasiSiklus I Siklus II
Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan I Pertemuan IIPra Pembelajaran 9,09 9,09 9,09 9,09Kegiatan Awal 4.55 9,09 13,64 13,64Kegiatan Inti 36,35 36,35 45,45 59,09Penutup 4,55 4,55 4,55 4,55Jumlah 54,54 58,09 72,73 86,36
73
4.5. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas 4 SDN
6 Depok Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan semester II Tahun 2012/2013
dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) terbukti telah terjadi
peningkatan hasil belajar yang signifikan. Hal ini dapat dilihat dari persentase
ketuntasan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dari sebelum dilaksanakan
tindakan penelitian sampai pada tahap pelaksanaan siklus II. Hasil ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Annisa Septiana Mulyasari, Linda
Rachmawati, dan Eni Wulandari dimana hasil penelitian yang dilakukan oleh
ketiga peneliti tersebut juga mengindikasikan terjadinya peningkatan hasil belajar
IPA dengan menggunakan model PBL pada proses pembelajarannya.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa penggunaan model PBL dapat
mengubah pola pikir siswa yang awal mulanya malas berpikir kritis, kreatif, dan
analitis menjadi selalu ingin mengetahui hal-hal yang baru, kemudian melakukan
penulusuran ilmiah sehingga memperoleh kesimpulan sendiri melalui pembuktian
yang nyata secara berkelompok dimana guru hanya bertindak sebagai fasilitator.
Hal inilah yang menjadikan siswa menjadi terbiasa dan tidak merasa kesulitan
untuk memecahkan masalah mulai dari masalah yang mudah seperti masalah
dalam tes formatif yang diberikan dalam penelitian sampai masalah yang lebih
kompleks seperti masalah yang terjadi pada kehidupan sehari-hari siswa.
Perubahan pola pikir inilah yang mengakibatkan hasil belajar siswa meningkat.
Selain terjadi peningkatan hasil belajar, setelah dilaksanakan observasi
terhadap aktivitas guru dan siswa dalam penelitian ini juga diperoleh peningkatan
kinerja pada tiap siklus yang dilaksanakan. Hal ini sesuai dengan dengan
penelitian yang dilaksanakan oleh Linda Rachmawati dimana hasil penelitiannya
juga menunjukkan adanya peningkatan keberhasilan guru dalam menerapkan
model Problem Based Learning dan peningkatan aktivitas siswa pada saat
dilaksanakan model Problem Based Learning.
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini terbukti bahwa apabila pembelajaran
menerapkan model Problem Based Learning maka hasil belajar IPA bagi siswa
kelas 4 di SD 6 Depok pada Semester II Tahun 2012/2013 akan meningkat.
Recommended