View
13
Download
0
Category
Preview:
DESCRIPTION
kp
Citation preview
BAB V
PELAKSANAAN K3L PEKERJAAN STRUKTUR BASEMENT
V.1. Uraian Umum
Dalam pelaksanaan proyek pada dasarnya harus mengacu pada urutan pekerjaan yang
telah direncanakan dan juga kemampuan sumber daya yang ada dalam proyek, misalnya
dana, waktu, bahan, peralatan dan jumlah tenaga kerja. Dengan sumber daya yang ada
kontraktor dapat memanfaatkannya sesuai dengan efisien waktu, penggunaan harga dan
dalam pelaksanaanya dapat dilakukan dengan cermat sehingga proyek konstruksi dapat
berjalan dengan lancar. Adanya koordinasi antara pengawas lapangan dan tenaga kerja juga
diperlukan agar tidak terjadi kesalahan – kesalahan selama pelaksanaan konstruksi.
Seperti yang diuraikan pada bab sebelumnya pelaksanaan proyek yang baik adalah
yang memenuhi perencanaan yang ditentukan. Pelaksanaan pekerjaan yang baik akan
tercipta apabila semua elemen yang ada dalam suatu proyek saling bersinergi dan
membentuk satu kondisi yang saling menguntungkan terutama untuk kemajuan suatu
proyek tersebut.
V.2. Perencanaan
Syarat-syarat keselamatan, lingkungan dan keamanan kerja akan menjadi perhatian
utama pada semua aspek dari program konstruksi, semua pengerahan dan perencanaan
pekerjaan harus mengacu pada syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja unuk
sekarang dan akan mendatang. HaI-hal yang harus dipertimbangkan sebagai hal-hal yang
perIu dari seIuruh perencanaan pekerjaan untuk menjamin cara-cara pelaksanaan kerja yang
benar.
a. Jumlah puncak tenaga kerja
b. Kondisi lapangan kerja dan tata letak fasilitas
c. Sifat-sifat dari kegiatan konstruksi
d. Persyaratan prakualifikasi untuk sub-kontraktor
Laporan Kerja Praktek Yuni Sulastri ( 121.10.0027 ) 33
e. Jadwal pengerahan tenaga kerja
f. Pencegahan dan syarat pemeliharaan rutin dari peraIatan
g. Keterampilan dan pengalaman dari tenaga kerja yang sesuai dengan
pekerjaannya
h. Rencana pengadaan material, penumpukan dan penyimpanan pada Iokasi
penyimpanan.
i. Penyimpanan dan pemakaian tabung gas tertekan.
j. Fasilitas pengobatan
k. Fasilitas kebersihan lapangan dan pembuangan kotoran
l. Persyaratan hukum perburuhan dan Undang-Undang.
m. Peraturan K-3 dari pemilik proyek
n. Penjaga keamanan
o. Perkiraan terjadinya resiko kecelakaan
V.3. Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan
Pada proyek Apartement Casa De Parco ini telah menerapkan sistem K3L.
Kontraktor utama mempunyai komitmen manajemen proyek adalah strategi khusus dalam
pencapaian sasaran yaitu dengan adanya program – program seperti :
1. Safety Program
Zero Accident, maksudnya yaitu target untuk kecelakaan yang ingin dicapai
PT. Catur Bangun Mandiri tidak ada fatality dalam proyeknya.
Safety talk, kegiatan ini bertujuan mengevaluasi dan menginformasikan
tentang keselamatan dan kesehatan dalam bekerja di lapangan kepada setiap
pekerja mengenai mekanisme meminimalisir kecelakaan kegiatan ini di
adakan satu minggu sekali pada hari senin pagi.
Safety induction, pengenalan peraturan safety proyek kepada setiap
karyawan dan subkontraktor yang terlibat dalam proyek untuk berpartisipasi
dan bertanggung jawab terhadap keselamatan kerja oleh semua pihak.
Laporan Kerja Praktek Yuni Sulastri ( 121.10.0027 ) 34
Tool box meeting, penjelasan pentingnya keselamatan kerja dalam bekerja
dan memberi informasi lapangan kepada pekerja mengenai daerah bahaya,
penanggulangannya yang diadakan setiap kamis pagi sebelum bekerja
Safety mounthly meeting, mempresentasikan hasil yang telah dicapai setiap
bulannya kepada top management perusahaan dan subkontraktor setiap satu
bulan sekali.
Safety inspection, melakukan inspeksi pada setiap kegiatan, lingkungan, dan
peralatan yang memungkinkan untuk terjadinya kecelakaan dan melakukan
tindakan pencegahannya secara langsung serta membuat sistem pelaporan.
Safety patrol, melakukan patrol tiap senin siang bersama semua top
management ke lapangan untuk mengetahui permasalahan keselamatan kerja
dilapangan.
2. Safety Review
3. Untuk kebersihan dilingkungan proyek disediakan tenaga kebersihan serta
sarana MCK dilapangan perlantai sebanyak 2 unit yang masih dalam tahap
pekerjaan.
4. Untuk kesehatan disediakan layanan Jamsostek, clinic on site, dan fogging dua
minggu sekali
V.4. Tujuan
a. Dengan dibuatnya program keselamatan kerja di lapangan agar dapat dipakai
sebagai pedoman untuk menolong pekerja.
b. Kebijksanaan PT. Catur Bangun Mandiri untuk tidak hanya menerapkan peraturan
keselamatan kerja yang dibuat oleh pemerintah, tapi juga untuk mengambil
inisiatif yang konstruktif untuk melindungi tenaga kerja pada saat konstruksi.
c. Penerapan dari keselamatan dan kesehatan kerja para pekerja di lapangan dan
pemeliharaan lingkungan sebagai suatu bagian yang penting dari tugas dan
tanggung jawab manajemen dan jajarannya pada semua tingkat.
d. PT. Catur Bangun Mandiri menyadari bahwa pencegahan kecelakaan kerja yang
efektif dan perlindungan terhadap lingkungan amat tergantung pada kesadaran
sikap akan keselamatan kerja dan lingkungan serta perencanaan, konstruksi kerja
Laporan Kerja Praktek Yuni Sulastri ( 121.10.0027 ) 35
dan pemeliharaan peralatan dan akan secara aktif memotivasi partisipasi para
pekerja untuk senantiasa memperhatikan cara-cara bekerja yang aman dan
pemeliharaan yang baik atas alat-alat yang dipakai untuk bekerja.
V.5. Pelaksanaan K3L Pada Pekerjaan Struktur
V.5.1. Pekerjaan kolom
Urutan pengerjaan pengecoran kolom pada proyek pembangunan Proyek
Apartement Casa De Parco 26 lantai, 2 basement, 2 podium :
A. Penulangan Kolom
Sebelum memulai pelaksanaan pengecoran kolom, tentunya pekerjaan
pembesian kolom telah lebih dahulu dikerjakan. Adapun langkah – langkah
pekerjaan pembesian kolom antara lain adalah sebagai berikut :
1. Pembesian Kolom
Pembuatan tulangan kolom tidak seperti balok, pembuatan
tulangan kolom dilakukan ditempat terpisah. Langkah pertama besi – besi
tulangan dipotong dengan menggunakan bar cutter dan dilakukan dengan
perlahan dan berhati-hati karena potongan besi ini sangat tajam dan
berkarat sehingga apabila kita tidak berhati-hati dalam pengerjaan ini
kemungkinan bisa terjadi luka atau inspeksi, oleh karena itu perlengkapan
K3 seperti safety belt, sarung tangan, sepatu dan helm para pekerja di
anjurkan untuk memakainya, hal ini bertujuan untuk meminimalisir
kecelakaan dalam bekerja. Pemotongan besi dikerjakan dengan ukuran
yang telah ditetapkan lalu dibengkokkan dengan menggunakan bor bender.
Setelah itu besi – besi tulangan tersebut dirakit sesuai dengan ukuran yang
telah ditetapkan.
Laporan Kerja Praktek Yuni Sulastri ( 121.10.0027 ) 36
2. Pemindahan Besi Dari Bawah Ke Atas Gedung
Besi yang sudah di potong dengan menggunakan bar cutter
kemudian di angkat dari bawah ke atas gedung dilakukan dengan
menggunakan tower crane, dimana besi itu di ikat dengan kencang agar
disaat pengangkatan besi tidak jatuh kebawah dengan menggunakan kawat
baja, disaat pemindahkan ke atas yang di tempatkan dimana lokasi kolom
akan dibuat. Dari segi pekerjaan pemindahan rangkaian tulangan besi beton
mempunyai resiko bahaya yang kemungkinan akan terjadi yaitu terjepit,
luka gores, terbentur bahkan tertimpa tumpukan besi yang dibawa oleh
tower crane. Maka dengan itu peralatan safety seperti sarung tangan, helm,
sepatu safety tidak boleh lepas dari seorang pekerja
3. Pemasangan Besi
Dalam pemasangan besi kolom dipasang dengan sengkang pada
kolom yang di buat space sesuai dengan gambar kerja dan di ikat dengan
kawat dan menggunakan alat tang, dimana jaraknya telah di tentukan
sesuai gambar rencana yang telah ditentukan oleh perencana. Pekerjaan ini
dilakukan dengan sangat perlahan dan berhati-hati agar tidak terjadi luka
gores, terjepit, terbentur, jatuh dari ketinggian, sehingga dalam
pemasangan ini diharapkan para pekerja mamakai sepatu, sarung tangan,
helm, safety belt.
B. Pemasangan Bekisting Kolom
Tahapan pemasangan bekisting kolom dilaksanakan setelah pembesian
kolom lulus pemeriksaan, diantaranya pembesian kolom harus bersih dan bebas
karat saat pengecoran berlangsung. Bekisting merupakan konstruksi pembantu
yang memberikan bentuk dan dimensi beton sesuai dengan yang kita
inginkan/sesuai dengan gambar kerja. pemasangan bekisting kolom di gunakan
panel dengan polywood 15 mm dengan rangka kaso dengan sabuk pengikat.
Sebagai alat bantú digunakan Tower Crane untuk mengangkut bekisting ke lokasi.
Bekisting di letakan pada posisi yang tepat, selanjutnya dipasang ikatan-ikatan
Laporan Kerja Praktek Yuni Sulastri ( 121.10.0027 ) 37
seperti sabuk besi yang di kencangkan dengan baut-baut kemudian dipasang
stoods atau penunjang. Pengaruh dari ikatan yang kuat pada bekisting ini agar
beton sukar mengembang, sehingga dihasilkan beton yg padat sesuai dengan
mutunya. Resiko bahaya dari pemasangan bekisting ini misalnya jatuh dari
ketinggian, luka gores, alat kerja yang jatuh ke bawah yang mengenai pekerja di
bawahnya, oleh karena itu para pekerja wajib memakai peralatan K3 seperti safety
belt, sarung tangan, sepatu, dan helm.
C. Pelaksanaan Pengecoran Kolom
Dari pengamatan yang dilakukan, metode yang digunakan pada proyek
pembangunan gedung Apartement Casa De Parco yaitu pengecoran dengan
menggunakan bucket greader berkapasitas 0,8 m3 yang dibantu oleh tower crane.
Setelah bekisting terpasang dengan baik selanjutnya di lakukan pengecoran
kolom. adapun tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut :
- Dari truck molen dengan bantuan concrete pump adukan beton di
masukan ke dalam bekisting.
- Dari truck molen di tampung ke suatu penampungan, dari bak
penampung tersebut adukan di aduk dengan ember untuk dimasukan
ke dalam bekisting.
- Dari truck molen melalui bucket yang di operasikan tower crane
dimasukan ke dalam bekisting.
Penulangan beton harus di bantu dengan pengadukan dan perojokan
dengan batang baja, terutama pada bagian sudut yang dilakukan secara intensif
agar di dapat sisi yang tajam. Untuk memadatkan adukan di gunakan vibrator,
dengan cara menggetarkan dengan kecepatan konstan sehingga benar-benar merata
ke seluruh permukaan kolom. Dari pekerjaan pengecoran di atas di lakukan
dengan perlahan dan berhati-hati. Untuk peralatan safetynya para pekerja
diharuskan memakai peralatan yang lengkap seperti sepatu, sarung tangan, helm,
safety belt karena di pekerjaan ini mempunyai bahaya resiko seperti tergores,
Laporan Kerja Praktek Yuni Sulastri ( 121.10.0027 ) 38
kejatuhan alat atau material dari atas. Bahkan bisa jatuh dari atas yang bisa
membahayakan pekerja.
D. Pembongkaran Bekisting Kolom
Pembongkaran bekisting ini dilakukan minimal setelah beton berumur
24 jam, langkah pertama dari pembongkaran bekisting ini langkah pertama yaitu
membongkar stoods atau penopang, yang di teruskan dengan membongkar ikatan
ikatan sabuk besi dengan cara melonggarkan baut-baut. Setelah itu baru kita
membongkar bekistingnya. Dalam upaya pembongkaran bekisting ini dilakukan
dengan hati-hati dan pera pekerja harus menggunakan perlengkapan K3 seperti
sarung tangan, helm, sepatu, safety bel, agar tidak terjadi kecelakaan yang tidak
kita inginkan seperti kejepit / kebentur kayu. Atau kejatuhan benda pada
pelaksanaan pembongkaran bekisting ini.
V.5.2. Pekerjaan Balok
Balok berfungsi meneruskan beban yang di terima dari pelat/slab lantai di atasnya
ke kolom bawahnya. Untuk ukuran dari balok bermacam-macam, baik itu dari balok
induk maupun balok anak. Berikut ini adalah urutan pengerjaan pengecoran balok pada
proyek pembangunan Apartement Casa De Parco 26 lantai,2 basement, 2 podium :
A. Pemasangan Perancah Balok
Sebelum memasang bekisting untuk balok dan pelat, diperlukan penopang
untuk meneruskan beban dan gaya dari cor-an yang masih muda ke pelat lantai
bawahnya, karena kolom yang sudah jadi belum mampu menahan beban yang
besar. Untuk keperluan menopang tersebut digunakan scafolding.
Laporan Kerja Praktek Yuni Sulastri ( 121.10.0027 ) 39
1 2 3
Scafolding merupakan rangka pipa baja yang kaku. Ukuran scafolding yang
digunakan 170 x 120 cm dan 90 x 120 cm dengan ketinggian kurang lebih 2 x 175
cm (susun dua). Jarak antara scaffolding 180 cm. Di atas scaffolding ditempatkan
gelagar melintang ukuran 2 x 8/15 cm, dengan jarak kurang lebih 190 cm.
sedangkan atas gelagar melintang ditetapkan gelagar memanjang ukuran 8/12
dengan jarak 60cm. gelagar memanjang ini berfungsi sebagai tumpuan untuk
bekisting balok, untuk dapat menentukan ketinggian level yang tepat dalam
pemasangan penopang tersebut di gunakan theodolit. Resiko dari pekerjaan
pemasangan penopang ini yaitu jatuh dari ketinggian, tertimpa/robohnya besi
scafolding, terbentur besi, maka dari itu untuk menghindari kecelakaan yang akan
terjadi di perlukan pekerjaan dengan penuh hati-hati, dengan ketelitian yang tinggi
misalnya dengan menentukan level yang tepat dalam pemasangan perancah. Bagi
setiap para pekerja di anjurkan untuk memakai peralatan K3 seperti sepatu, sarung
tangan, helm, safety belt, dan perlengkapan lainnya.
B. Pemasangan Bekisting Balok
Setelah pemasangan scafolding selesai maka masuk dalam sepasang bekisting
balok. Bekisting dan scafolding merupakan penunjang yang sangat penting dalam
menentukan hasil beton yang berkualitas. Keduanya bersifat sementara dan apabila
beton telah cukup umur dapat dibongkar lagi.
Bekisting terbuat dari kayu (kaso) sebagai rangka dan dari multipleks setebal
10 mm yang dipasang dan dilakukan dengan perlahan dan berhati-hati, ketelitian
yang tinggi dan disesuaikan dengan elevasi dan besarnya balok. Bekisting yang
selesai di pasang harus di kontrol elevasinya dengan theodolit untuk menghindari
kesalahan pemasangan dan beda elevasi. Ketika pemasangan pekerja juga harus
tetap menjaga untuk menghindari dari kecelakaan keruntuhan, terpeleset, terjepit
dan lain para pekerja juga harus menggunakan peralatan K3 misalkan safety belt,
sarung tangan, safety boot, dan helm.
Laporan Kerja Praktek Yuni Sulastri ( 121.10.0027 ) 40
Selain itu bekisting harus memenuhi persyaratan dalam segi kekuatan, umur,
dapat memudahan untuk membongkar pasangan dan keamanan kerja bekisting
yang kurang baik dapat mengakibatkan:
- Beton keropos, karena terlalu banyak air semen yang keluar.
- Penambahan volume beton, karena dinding bekisting mengembang atau
penyangganya tidak baik.
C. Penulangan Balok
Penulangan balok ini dilakukan setelah bekisting selesai terpasang dengan
benar. Berbeda dengan penulangan kolom, penulangan balok dikerjakan dan
dirakit di atas bekisting. Tulangan balok diberi beton decking yang berguna agar
tulangan tetap dalam kondisi lurus sebelum di cor dan agar pada saat selesai di cor
balok terlihat sempurna tidak terlihat tulangan besinya. Pada waktu pelaksanaan
penulangan para pekerja harus memakai perlengkapan K3 yang lengkap seperti
sepatu, sarung tangan, helm, safety belt, sehingga resiko kecelakaan dalam
melakukan pekerjaan ini akan terhindar dari kecelakaan–kecelakaan seperti luka
gores, terjepit, terbentur, jatuh dari ketinggian. Apabila balok terlihat tulanganya
maka akan mengakibatkan berkurangnya kekuatan balok tersebut, hal ini biasanya
dinamakan beton kropos. Pada proyek pembangunan Apartemen Casa De Parco
ini, tulangan balok menggunakan besi ulir dengan ukuran diameter bervariasi,
D15, D16, D19, dll.
V.5.3. Pekerjaan Pelat Lantai
Pelat lantai merupakan bagian konstruksi yang berfungsi meneruskan beban
yang di terima kepada struktur di bawahnya. Berikut ini adalah Tahap- tahap pekerjaan
pengecoran pelat lantai pada proyek pembangunan Apartement Casa De Parco:
3.1 Pemasangan Bekisting
Bekisting pelat relatif cukup luas maka di bawahnya perlu pengaku yang
terbuat dari baja. Oleh karena itu pemasangan ini di perlukan tingkat kehati-
hatian yang sangat tinggi agar tidak terjadi kecelakaan – kecelakaan yang tidak
di inginkan yang dapat menimpa para pekerja, untuk itu setiap para pekerja di
Laporan Kerja Praktek Yuni Sulastri ( 121.10.0027 ) 41
anjurkan untuk memakai perlengkapan K3 seperti sarung tangan, helm, sepatu,
dan safety belt, untuk menghindari dari kecelakaan yang tidak diinginkan. Di
atas gelagar-gelagar memanjang yang sama elevasinya diletakan multipleks
dengan ketebalan. Sebelum pemasangan bekisting untuk balok dan pelat
diperlukan scafolding yang gunanya untuk meneruskan beban dan gaya dari
cor-an yang masih muda ke pelat lantai dibawahnya. Di dalam pekerjaan
scafolding ini, seorang pekerja harus berhati-hati.
3.2 Pembesian Pelat Lantai
1. Pemindahan besi dari bawah ke atas gedung
Besi besi yang akan di gunakan di pelat lantai ini pastinya sangat
banyak sekali di potong dengan menggunakan bar cutter kemudian di
angkat dari bawah ke atas gedung dilakukan dengan menggunakan tower
crane, dimana besi itu di ikat dengan kencang agar saat pengangkatan besi
tidak jatuh kebawah dengan menggunakan kawat baja, dan di pindahkan
ke atas yang di tempatkan di dekat lokasi yang akan di lakukan
pengerjaan pembesian pada pelat lantai. Dari segi pekerjaan diatas resiko
bahaya yang kemungkinan akan terjadi yaitu terjepit, luka gores,
terbentur, terjadi roboh/ terjatuh karena merosot, mungkin bisa saja saat
melakukan pengelasan terkena percikan api, dan lain sebagainya . Maka
dengan itu peralatan safety seperti sarung tangan, sepatu, helm, kaca
mata, tidak boleh lepas dari para pekerja
2. Pemasangan Besi Pelat lantai
Dalam pemasangan besi kolom dipasang dengan sengkang pada
kolom yang di buat selang seling yang di ikat dengan kawat dan
menggunakan alat seperti tang, dimana jaraknya telah di tentukan sesuai
gambar rencana yang telah ditentukan oleh perencana. Pekerjaan ini
dilakukan dengan sangat perlahan dan berhati-hati agar tidak terjadi luka
gores, terjepit, terbentur, jatuh dari ketinggian, sehingga dalam
pemasangan ini diharapkan para pekerja mamakai sepatu, sarung tangan,
helm, safety belt.
Laporan Kerja Praktek Yuni Sulastri ( 121.10.0027 ) 42
3.3 Pekerjaan Pengecoran Balok dan Pelat lantai.
Dari pengamatan yang dilakukan, metode yang digunakan pada proyek
pembangunan Apartement Casa De Parco ini yaitu pengecoran dengan
menggunakan bucket greader berkapasitas 0,8 m3 yang dibantu oleh tower
crane.
Pengecoran ini dilakukan setelah pekerjaan penulangan atau pembesian
selesai dan di setujui oleh pengawas. Pada proyek pembangunan Apartement
Casa De Parco ini proses pengecoran dilakukan pada siang/malam hari. Hal ini
dikarenakan pengecoran dilakukan pada saat cerah dan memumngkinkan
karena banyak hal, salah satunya faktor cuaca hujan. Dan pembangunan
Apartement Casa De Parco ini terletak di BSD City sehingga menyebabkan truk
mixer pembawa adukan beton tidak bisa tepat waktu menuju lokasi proyek
karena terkena kemacetan dijalan.
Pengecoran pelat ini dilakukan bersamaan dengan pengecoran balok.
Pengecoran pelat ini dilakukan sedikit demi sedikit karena luas area yang
sangat luas tidak mungkin pengecoran dilakukan sekaligus. Pengecoran pelat
dikerjakan dengan menggunakan concrete pump dan placing boom. Concrete
pump berfungsi mendorong beton sampai ke pelat lantai yang ingin di cor,
sedangkan placing boom berfungsi untuk mengarahkan beton ke tempat yang
akan di cor. Beton yang digunakan adalah beton ready mix yang berasal dari
sub kontraktor. Pengecoran pelat dilakukan pada siang hari. Akan tetapi
terkadang pengecoran pelat dilakukan pada malam hari tetapi jarang sekali.
Apabila pengecoran pelat dilakukan pada siang hari dengan suhu udara yang
terlalu panas maka daerah yang akan di cor dan bagian pelat yang telah di cor
ditutup terpal juga. Adapun tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut :
- Dari truck molen dengan bantuan concrete pump adukan beton di
masukan ke dalam bekisting.
- Dari truck molen di tampung ke suatu penampungan, dari bak
penampung tersebut adukan di aduk dengan ember untuk dimasukan
Laporan Kerja Praktek Yuni Sulastri ( 121.10.0027 ) 43
ke dalam bekisting.
- Dari truck molen melalui bucket yang di operasikan tower crane
dimasukan ke dalam bekisting.
Penulangan beton harus di bantu dengan pengadukan dan pemadatan
dengan batang baja, terutama pada bagian sudut dilakukan secara intensif agar
di dapat sisi yang tajam. Untuk memadatkan adukan di gunakan vibrator,
dengan cara menggetarkan dengan kecepatan tetap sehingga benar-benar merata
ke seluruh permukaan kolom. Dari pekerjaan pengecoran di lakukan dengan
perlahan dan berhati-hati. Peralatan safetynya para pekerja harus memakai
peralatan yang lengkap seperti sepatu, sarung tangan, helm, safety belt karena
di pekerjaan ini mempunyai bahaya resiko seperti tergores, kejatuhan alat atau
material dari atas. Bahkan bisa jatuh yang membahayakan pekerja.
V.5.4. Pekerjaan Pembuatan Tangga
Tangga yang di gunakan dalam gedung ini adalah tangga biasa dengan
penyangga balok pada bagian bordesnya. Pembuatan tangga di awali dengan
pemasangan perancah dari kayu, pembuatan bekisting dan di lanjutkan dengan
pembesian. Setelah pembesian selesai, maka dilaksanakan pengecoran dengan
menggunakan adukan beton. Bekisting tangga dapat di bongkar setelah umur beton
kurang lebih umur umur 7 hari. Apabila tangga tangga akan langsung digunakan, harus
diberikan penyangga pada jarak yang cukup renggang sesuai dengan perhitungan
dengan memperhatikan luas tangga, beban yang bekerja dan lain-lain. Untuk peralatan
safetynya para pekerja harus memakai peralatan yang lengkap seperti sepatu, sarung
tangan, helm, safety belt karena di pekerjaan ini mempunyai bahaya resiko seperti
tergores, kejatuhan alat atau material dari atas. Bahkan bisa jatuh dari atas yang bisa
membahayakan pekerja dari luka ringan hingga luka yang parah yang dapat
menyebabkan kematian.
Laporan Kerja Praktek Yuni Sulastri ( 121.10.0027 ) 44
V.5.5. Pekerjaan Finishing
Pelaksanaan Pekerjaan finishing dapat overlapping dengan pekerjaan struktur,
maksudnya pekerjaan finishing, seperti plesteran, pasang keramik, dapat dimulai
sebelum pekerjaan struktur selesai seluruhnya.
Tahap pelaksanaan plesteran adalah sebagai berikut :
- Ketrik (untuk dinding beton).
- Kamprot (melempar mortar tanpa di gosok).
- Memberi patok ketebalan plesteran
- Plesteran kasar (adukan 1 pc : 3 pasir)
- Plesteran halus (ACI)
Pada permukaan yang kasar (hasil pengecoran) dipasang gantungan besi pada
langit-langit untuk tempat listrik, telepon, pipa alumunium untuk AC dan pipa air
(hydrant).
Di dalam pekerjaan finishing ini dilakukan pencegahan terjadinya kecelakaan
yaitu dengan menggunakan safety belt apabila melakukan pekerjaan di ketinggian dan
pekerjaan finishing tersebut sangat berbahaya karena lokasi pekerjaan berada di pinggir
gedung di lantai atas. Dan perlengkapan K3 lainnya seperti sarung tangan, helm, sepatu,
juga sangat penting untuk menjaga apabila terjadi goresan atau benturan seperti, besi
paku dan lain sebagainya yang bisa membahayakan para pekerja.
V.5.6. Perlengkapan Keselamatan Kerja
Dalam setiap jenis pekerjaan struktur semua karyawan harus memakai
perlengkapan perlindungan yang sesuai untuk mereka seperti: helm, sepatu boot, sarung
tangan, tali pengaman dan kacamata pengaman. Mereka juga harus menggunakan
dengan benar kelengkapan kebutuhan perlindungan keselamatan pada pekerja seperti
keamanan tempat tinggal, penyeka debu dan pelindung telinga.
Laporan Kerja Praktek Yuni Sulastri ( 121.10.0027 ) 45
V.5.7. Upaya Manajemen Proyek Dalam Meminimalisir Kecelakaan
a. Rambu – rambu dan Spanduk
Pemasangan rambu dan spanduk di lapangan berupa gambar dan tulisan
yang mempunyai makna larangan, perhatian dan anjuran sebagai salah
satu bentuk sosialisasi keselamatan kerja di lapangan yang sifatnya pasif
b. Railing
Pemasangan railing tepi lantai atau lubang dengan tambang kuning
sebagai pertanda bahwa daerah tersebut merupakan tepi bangunan atau
lubang disetiap lantai keliling gedung.
c. Temporary Hand Riil
Temporary hand riil dipasang bila untuk pekerjaan pembesian. Pada
proyek ini hand riil-nya berupa tambang berwarna kuning.
d. Pengaman Pintu Lift
Untuk pengamanan pintu lift agar tidak ada orang yang terjatuh maka
setiap pintu lift diberikan balok atau papan penutup dan diberikan rambu
tanda adanya lubang.
e. Safety Net
Safety net dipasang untuk menahan benda jatuh dari lantai atasnya agar
tidak mengenai pekerja yang berada di bawahnya. Safety net dipasang per
3 lantai dari lantai teratas.
f. Tabung Pemadam
Tabung pemadam di tempatkan disetiap lokasi dimana dilokasi
melakukan las pembesian atau pada pemasangan bekisting yang beresiko
untuk timbulnya api atau kebakaran agar penanggulangan dapat segera
teratasi. Untuk area tower disediakan tabung pemadam setiap 2 lantai dan
penempatannya di lokasi yang mudah terlihat atau terjangkau.
Laporan Kerja Praktek Yuni Sulastri ( 121.10.0027 ) 46
V.5.8. Pertemuan Keselamatan Kerja
a. Proyek akan mengadakan jarak waktu untuk rapat tentang keamanan,
pertemuan ini secara rutin dan dilaporkan secara resmi ke kantor pusat.
b. Satu dari sasaran pertemuan ini harus dikembangkan dengan kesadaran dari
nilai yang efektif dan dengan sebaik mungkin bahwa sebuah cara
pelaksanaannya adalah pemeliharaan.
c. Keselamatan dan pengontrolan merupakan program yang harus
dikembangkan dan disampaikan dalam rapat, bersama dengan fungsi
pengendalian dan kecelakaan pemeriksaan keamanan keselamatan
pembukuannya.
d. Pertemuan harus dihadiri Proyek Manajer dan Wakil Manajer Konstruksi,
Senior engineer dan supervisor dari masing-masing. Tata tertib untuk
pelayanan dan untuk sub kontraktor boleh berdiskusi waktu rapat.
e. Team gabungan pemeriksa keselamatan harus dengan bentuk konsisten pada
bagian dan jumlah kerja yang tepat.
- Sesuai dengan jadwal tinjauan dan rencana kerja proyek.
- Peninjauan terhadap peIaksanaan rencana kerja dan keberhasilannya.
- Peninjauan pelaksanaan keselamatan proyek atau perhitungan dan
kesadaran pelaksanaannya.
- Peninjauan keselamatan kerja mingguan atau laporan pemeriksaan.
- Lokasi permasalahan pada perusahaan dan mengantisipasi
masalahnya.
Laporan Kerja Praktek Yuni Sulastri ( 121.10.0027 ) 47
Recommended