View
245
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
Halaman 1
Bahan Pertemuan Lingkungan
Bulan Rosario Tahun 2016
Komisi Kateketik, Liturgi, Kitab Suci Keuskupan Agung Palembang
Halaman 2
PENGANTAR
Bulan Oktober adalah Bulan Rosario. Bulan istimewa Gereja
Katolik berdoa bersama Sang Bunda Penyelamat. Gereja Katolik
percaya bahwa Putra Allah memilih untuk datang ke dunia
melalui seorang ibunda agar ibunda-Nya itu dapat menerima
pula segenap anak manusia yang berdosa sebagai saudara-
saudari-Nya. Allah Putera ini mengadakan mukjizat-Nya yang
pertama di hadapan publik atas permintaan Bunda-Nya, dan
menjelang ajal-Nya, Ia mengingatkan Bunda-Nya bahwa ia telah
dipersiapkan sejak dari semula untuk menjadi bunda bagi
seluruh umat manusia.
Oleh karena itu, Gereja Katolik percaya bahwa Maria
pastilah dengan antusias menolong anak-anaknya, yang
mengambil bagian dalam hakikat keputeraan Anak Bapa, yang
tunggal, dalam pencobaan jiwa maupun badan, seperti layaknya
seorang ibu dengan antusias mengusahakan kesejahteraan bagi
anak-anaknya.
Doa Rosario yang didaraskan umat Katolik merupakan
ungkapan kepercayaan mereka terhadap kedua kebenaran di
atas. Umat Katolik yakin bahwa jika Maria berbicara kepada
Putra Ilahi-nya bagi mereka, tak perlu diragukan lagi mereka
pasti akan menerima jawab atas doa-doa mereka.
Bahan Bulan Rosario ini akan berkisar tentang Legio Maria
dan Devosi Gereja pada Bunda Maria, sebagai kelanjutan dari
bahan Bulan Maria, bulan Mei yang lalu, di mana Keuskupan kita
mencoba mendalami peran dan tempat Maria dalam sejarah
keselamatan.
Bahan ini akan disajikan dalam empat pertemuan, dengan
tema-tema pertemuan sbb:
1. Legio Maria dan Sepak terjangnya bagi Gereja.
Halaman 3
2. Ziarah “Gua” Maria: karena dan untuk apa?
3. Doa Rosario : Doa Devosi Gereja .
4. Doa Angelus (Malaikat Tuhan): mengapa dan bagaimana?
Semoga dengan membahas bahan pendalaman Bulan Rosario
ini, iman umat disegarkan dan diperbaharui kembali dan
semakin terdorong untuk mengembangkan praktek-praktek
devosi dan gerakan yang berlandaskan relasi dan kecintaan
pada Bunda Maria, yang menjadi panutan utama dalam
kesetiaan dan ketaatan iman pada kehendak Allah Bapa, untuk
mengikuti Sang Putra.
Dan semoga bulan ini bisa menjadi berkat bagi banyak orang
yang kita doakan bersama Bunda Maria, untuk mengikuti
himbauan Bapa Suci, menjadikan Tahun ini sebagai Tahun
Rahmat Belaskasih Bapa.
Palembang, 20 September 2016
Komisi Kateketik, Liturgi, Kitab Suci Keuskupan Agung Palembang
PERTEMUAN SATU Legio Maria: Gerak Karyanya bagi dan dalam Gereja
.
Lagu Pembuka
Tanda Salib dan Salam
P Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus
U Amin.
P Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan dari
Putra-Nya Yesus Kristus, selalu beserta kita.
Halaman 4
U Sekarang dan selama-lamanya.
Pengantar (oleh Pemimpin Ibadat)
Bapak-ibu, saudara-saudari terkasih,pertemuan pertama pada
Bulan Rosario ini mengajak kita memahami apa itu Legio Maria
dan bagaimana sejarahnya serta apa saja perannya dalam dan
bagi Gereja kita. Semoga dengan pembahasan materi ini, kita
punya tambahan pengetahuan tentang salah satu gerakan
kerasulan dalam Gereja kita.
Sekarang marilah kita mempersiapkan diri agar dalam
pertemuan ini kita diberkati Tuhan dan pendalaman iman kita
berjalan lancar.
Doa Pembuka (oleh Pemimpin Ibadat)
Marilah kita berdoa,
Allah Tritunggal Maha Kudus, sumber hidup dan kebahagiaan
kami. Engkaulah yang memanggil kami kepada kesempurnaan
sejati sebagai anak-anak-Mu.
Kami mohon, bimbinglah kami dalam pertemuan ini agar kami
mampu memahami arti panggilan dasar kami kepada
kekudusan, yang salah satunya diwujudnyatakan oleh adanya
gerakan Legio Maria. Semoga pada akhirnya kami mampu
memuliakan nama-Mu dengan benar dan dengan cara kami
masing-masing dapat mewartakan kebaikan dan belas kasih-Mu
melalui karya kami kepada sesama. Terpujilah nama-Mu yang
mulia dan kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin
Membahas Teks
Legio Maria: Apa dan siapa dia?
Halaman 5
Legio Maria adalah suatu perkumpulan Umat Katolik yang
dengan restu Gereja dan bimbingan kuat dari Bunda Maria Tak
Bernoda, Perantara segala Rahmat (yang indah penaka bulan,
terang bagaikan matahari dan dahsyat bagaikan bala tentara
yang siap sedia bertempur). Legio Maria maka dapat diartikan
sebagai bentara atau pasukan Maria. Sebagaimana pasukan
mempunyai senjata, maka senjata pasukan Maria adalah doa.
Sejarah Legio Maria
Legio Maria didirikan oleh Frank Duff, seorang awam Katolik
yang lahir di Dublin, Irlandia. Bersama rekan-rekan awamnya
dan atas dukungan Pater Michael Toher (uskup Agung Dublin), ia
membentuk Presidium Legio Maria yang pertama tanggal 07
September 1921 di Myra House, Dublin, pada malam menjelang
Pesta Kelahiran Maria. Dan pada hari itulah ditetapkan sebagai
tanggal kelahiran Legio Maria.
Spiritualitas Karya
Daya pikat yang paling utama dari Legio Maria adalah kekhasan
spiritualitasnya, yakni doa sebagai dasarnya. Kekhasan ini juga
tampak dalam gerak dan langkah yang sama bagi seluruh
kelompok Legio Maria di dunia; mulai dari rumusan doa
“Catena”, tata cara rapat, cara meletakkan veksilium, patung
Bunda Maria, lilin dan bunga sampai pada pembagian tugas
pelayanan. Kekhasan Legio Maria juga tampak dalam
kedisiplinan hidup para anggota-anggotanya yang disebut para
legioner. Corak pembagian tugas juga hampir sama di seluruh
dunia: membantu kaum miskin, kaum marginal, kunjungan
orang sakit serta tugas yang diberikan oleh pastor parokinya,
tanpa kelihatan dan tidak pernah melaksanakan tugas yang
bersifat politis.
Halaman 6
Yang menjadi acuan pertama bagi hidup Legio Maria adalah
kisah sederhana “Perjamuan di Kana”: menjadi sarana kecil
untuk hasil yang sangat besar. Memohon pada Sang Putra untuk
mengatasi kesulitan si tuan pesta. Begitu juga legioner :
bersama Maria memohonkan bagi siapa saja yang membutuhkan
pertolongan untuk mendapat rahmat dari Yesus Sang Putra.
Keanggotaan
Legio Maria terbuka bagi umat Katolik yang terpanggil pada
tugas kerasulan Gereja. Yang berniat menjadi anggota harus
mendaftarkan diri dan ikut masa pencobaan sekurang-kurangnya
selama 3 bulan, dengan taat menghadiri rapat setiap minggu,
mampu menunjukkan motivasi murni, berusaha maksimal
menjadi pribadi yang berkembang, berdisiplin tinggi dan
mampu melaksanakan tugas dengan penuh tanggungjawab.
Setelah lulus dari masa pencobaan seorang legioner, ia baru
boleh mengucapkan janji dan menjadi anggota aktif.
Selain keanggotaan aktif, Legio Maria menganut juga adanya
keanggotaan auxilier (anggota pendoa), yang terbuka bagi para
imam, biarawan/wati dan kaum awam lain, yang tidak dapat
atau tidak ingin mengambil bagian dalam tugas-tugas
keanggotaan aktif. Mereka bisa menyatukan diri dengan Legio
dalam pelayanan doa demi kepentingan Legio dengan
mendoakan Doa Tessera setiap hari. Sebuah jalan bagi olah
kesalehan dan disiplin diri. Anggota auxilier disebut sebagai
sayap kiri Legio Maria. Lalu ada anggota ajutorian, yang disebut
sebagai sayap kanan Legio Maria, yang punya tugas mendoakan
Tessera setiap hari dengan tambahan menghadiri Misa Harian
dan juga mendoakan Ibadat Brevir.
Struktur Organisasi Legio Maria
Halaman 7
Organisasi Legio Maria dari yang tertinggi sampai yang terendah
mempunyai urutan sebagai berikut: Konsilium – Senatus – Regia
– Komisium - Kuria – Presidium.
Pengurus Legio Maria: Ketua, Sekretaris, Bendahara, Anggota
(seturut kebutuhan dapat dilengkapi dengan Wakil Ketua,
Sekretaris 2 dan Bendahara 2).
Ratu Pencinta Damai
(Komisium Legio Keuskupan Agung Palembang)
Komisium Ratu Pencinta Damai terdiri dari kuria Pangkalpinang,
Batam dan Belitang, kemudian presidium-presidium yang
tersebar hampir di semua paroki. Diperkirakan ada sekitar 260-
300 legioner berkumpul dalam Acies tahunan, minus kuria
Belitang dan Pangkalpinang serta Batam yang mengadakan Acies
sendiri. Pada setiap Acies, yang berarti “siap sedia bertempur”,
setiap legioner membaharui penyerahan diri kepada Maria
dengan berkata: “Aku adalah milikmu, ya Ratu dan Bundaku.
Dan segala milikku adalah kepunyaanmu”.
Di samping pertemuan Acies tahunan, dan rapat rutin, Legio
Maria dapat pula mengadakan pertemuan lain misalnya reuni
tahunan legioner, pertemuan di alam terbuka, pelatihan
outbond, dan juga kongres demi mempererat persekutuan. Akan
tetapi prinsip yang harus dipegang adalah sistem organisasi dan
aturan rapat Legio Maria, tidak pernah boleh diubah.
(Disarikan dari berbagai sumber terutama Buku Pegangan Legio Maria)
Membahas Teks
a. Pertanyaan untuk direnungkan:
Mengapa gerakan Legio Maria, yang sebetulnya sangat
baik dan terarah pada sesuatu yang mulia itu, justru
kurang diminati?
Halaman 8
Mengapa teladan Bunda Maria yang bersahaja, sederhana
dan rendah hati, justru tidak banyak orang yang sanggup
mengikuti?
Beberapa peserta diberi kesempatan untuk menjawab dan
peserta yang lain boleh menanggapi sehingga terjadi
diskusi, namun tidak boleh mempermasalahkan mereka yang
tergabung dalam legio demi prinsip setia pada yang tidak
hadir.
b. Contoh Jawaban:
Karena justru itu yang tersulit. Karena godaan dunia
menawarkan yang enak-enak saja, yang justru seringkali
mencelakakan peziarahan menuju hidup surgawi.
Karena umumnya orang/manusia lebih suka yang
spektakuler, hebat, terkenal, masyur, sensasional,
membanggakan dan mendapat pengakuan dari sebanyak
mungkin orang.
Intinya bagaimana melakukan peran terbaik di sepanjang
hidup ini untuk menjawab panggilan kepada
kesempurnaan.
Peneguhan dengan Firman (Yohanes 2:1-12)
Firman Tuhan cukup dibacakan untuk memberi peneguhan
tentang materi yang sudah dibahas bersama. Tidak perlu ada
pembahasan Firman.
1Pada hari ketiga ada perkawinan di Kana yang di Galilea, dan
ibu Yesus ada di situ; 2Yesus dan murid-murid-Nya diundang
juga ke perkawinan itu. 3Ketika mereka kekurangan anggur, ibu
Yesus berkata kepada-Nya: "Mereka kehabisan anggur." 4Kata
Yesus kepadanya: "Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-
Halaman 9
Ku belum tiba." 5Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-
pelayan: "Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!" 6Di situ ada enam tempayan yang disediakan untuk pembasuhan
menurut adat orang Yahudi, masing-masing isinya dua tiga
buyung. 7Yesus berkata kepada pelayan-pelayan itu: "Isilah
tempayan-tempayan itu penuh dengan air." Dan mereka pun
mengisinya sampai penuh. 8Lalu kata Yesus kepada mereka:
"Sekarang cedoklah dan bawalah kepada pemimpin pesta." Lalu
mereka pun membawanya. 9Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi
anggur itu -- dan ia tidak tahu dari mana datangnya, tetapi
pelayan-pelayan, yang mencedok air itu, mengetahuinya -- ia
memanggil mempelai laki-laki, 10dan berkata kepadanya:
"Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dahulu dan
sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik; akan
tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang." 11Hal itu dibuat Yesus di Kana yang di Galilea, sebagai yang
pertama dari tanda-tanda-Nya dan dengan itu Ia telah
menyatakan kemuliaan-Nya, dan murid-murid-Nya percaya
kepada-Nya. 12Sesudah itu Yesus pergi ke Kapernaum, bersama-
sama dengan ibu-Nya dan saudara-saudara-Nya dan murid-
murid-Nya, dan mereka tinggal di situ hanya beberapa hari saja.
Menyampaikan Tawaran Aksi Konkret
Peserta pendalaman ditawari untuk jika berkenan:
memperkuat devosi kepada Bunda Maria, misalnya dengan
menjadi anggota auxilier Legio Maria, jika tidak memungkinkan
waktu dan kesempatannya untuk menjadi anggota aktif.
Sebagai kelompok, jika ada beberapa orang yang berminat bisa
terlibat dalam gerakan Legio Maria dengan membentuk satu
Presidium dengan keanggotaan dari orang-orang yang
Halaman 10
berdekatan atau bergabung dengan Presidium Legio Maria yang
sudah ada di paroki masing-masing.
Doa Rosario
Doa Penutup (oleh Pemimpin Ibadat)
Marilah kita berdoa,
Allah Bapa, sumber kebijaksanaan yang tak terhingga. Syukur
atas waktu istimewa yang boleh kami gunakan untuk
merenungkan dan mendalami salah satu gerakan kerasulan yang
telah mewarnai Gereja-Mu selama ini, yakni Legio Maria.
Kami mohon dampingilah kami selalu dengan Roh Kudus-Mu,
agar kami mampu terlibat secara aktif dalam tugas kerasulan
Gereja sesuai dengan peran kami masing-masing, dan jikalau
mungkin ada sebagian kami, yang dapat bergabung dalam
gerakan Kerasulan Legio Maria, mengingat tugas dan peran
pentingnya dalam sejarah panjang perjalanan Gereja,
menghadapi aneka cobaan dan serangan si jahat.
Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami, kini dan sepanjang
masa. Amin.
Mohon Berkat Tuhan
P Semoga Tuhan beserta kita.
U Sekarang dan selama-lamanya.
P Semoga kita sekalian dilindungi, dibimbing, dan diberkati
oleh Allah yag mahakuasa:
Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
U Amin.
Lagu Penutup
Halaman 11
PERTEMUAN DUA Ziarah “Gua” Maria: karena dan untuk apa?
Lagu Pembuka
Tanda Salib dan Salam
P Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus
U Amin.
P Kasih karunia, dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan
dari Putra-Nya Yesus Kristus, selalu beserta kita.
U Sekarang dan selama-lamanya.
Pengantar (oleh Pemimpin Ibadat)
Bapak-ibu, saudara-saudari terkasih, setelah di pertemuan awal
kita berbicara tentang Legio Maria, di pertemuan kedua ini kita
ingin melengkapi pemahaman kita dengan hal lain yang tak
kalah pentingnya berkaitan dengan devosi kita kepada Bunda
Maria.
Pada pertemuan ini kita akan mendalami bersama tradisi
berziarah dan tradisi membangun tempat peziarahan Bunda
Maria. Hal yang sudah sangat rutin kita lakukan, namun mungkin
kita kurang menyadari bagaimana sebetulnya praktek ini harus
dimengerti dengan benar. Sebab seringkali, ketika kita sebagai
umat Katolik ditanya tentang dasar-dasar kita mempraktekkan
iman kita, kita tidak bisa menjawabnya.
Semoga pertemuan sederhana kita ini menambah wawasan kita
tentang praktek devosi kepada Bunda Maria dan selanjutnya
kita punya dasar cukup untuk menjelaskan iman kita.
Halaman 12
Doa Pembuka (oleh Pemimpin Ibadat)
Marilah kita berdoa,
Ya Allah Trintunggal mahakudus, karena kebaikan dan kasih-Mu,
Engkau senantiasa menganugerahi kami sarana-sarana bantu
untuk memperteguh iman kami. Engkau memberikan
kesempatan kepada kami untuk mengenal kasih Tritunggal-Mu
yang mahaluas dan agung melalui penghormatan kepada Bunda
Maria, yang menjadi tradisi istimewa bagi umat beriman,
melalui peziarahan-peziarahan suci yang semakin
memperkenalkan kepada kami keagungan tahta kerahiman-Mu.
Semoga dengan praktek yang benar melalui peziarahan-
peziarahan suci, kami semakin masuk ke dalam inti sejarah
keselamatan yang mempersiapkan dan menghadirkan karya
keselamatan melalui Kristus sang Mesias terjanji. Dan dengan
demikian iman kami semakin diperkaya dan diperteguh dengan
aneka rahmat kebaikan dari Kasih Tritunggal-Mu sendiri.
Terpujilah Engkau, ya Allah Tritunggal mahakudus, kini dan
sepanjang masa. Amin
Membahas Teks
Ziarah “Gua” Maria: ada karena dan untuk apa?
Sebuah Kebiasaan Umum
Tempat ziarah merupakan objek dan sasaran khusus devosi,
misalnya: makam keramat, pohon keramat, batu keramat,
patung/gambar ajaib, peninggalan salah satu “penampakan”
dari “yang kudus”, peninggalan (relikwi) orang kudus. Biasanya
di tempat ziarah itu terdapat tiga unsur, yaitu air (sumber,
perigi, sungai ajaib), batu (mezbah, gua, tiang batu) dan pohon
Halaman 13
(keramat, aneh bentuknya, tua sekali dan sebagainya). Begitu
semua unsur kosmik ada (air, materi, hidup).
Secara ringkas dapat disebut bahwa tradisi “berziarah” itu
berurat berakar dalam religi kosmik. Tradisi itu sangat kuat,
sehingga dewasa ini hal-hal yang sekuler sekalipun bisa menjadi
semacam tempat berziarah. Makam tokoh-tokoh pendiri negara
pun, yang tidak ada sangkutpautnya dengan urusan keagamaan
juga „dikeramatkan‟.
Tradisi Agama-agama
Kebiasaan “berziarah” tidak hanya terdapat pada agama-agama
“primitif”. Sebaliknya kebiasaan religius itu paling matang
dalam agama-agama yang paling berkembang. Orang-orang
Hindu berziarah ke sungai-sungai “suci”, khususnya sungai
Gangga sekitar Benares. Agama Yahudi/Israel sejak awal
mempraktekkan “ziarah”, seperti diceritakan dan diatur dalam
Perjanjian Lama. Para nenek moyang berziarah ke tempat-
tempat suci, tempat kehadiran dan penampakan Allah. Akhirnya
Yerusalem menjadi tempat ziarah utama, bahkan satu-satunya
yang legal. Sejak Bait Allah hancur (tahun 70 Mas.) dan tidak
dibangun kembali, orang Yahudi masih juga berziarah ke sisa
Rumah Allah (Tembok Ratapan).
Tradisi Kristiani
Mula-mula agama Kristen (setelah terpisah dari agama Yahudi)
tidak tahu akan tradisi ziarah. Yerusalem pada tahun 70 Mas
sebagai pusat religius hilang dan penggantinya belum ada.
Meskipun Stefanus (Kis 7:54-60) dan rasul Yakobus (Kis 12:2)
menjadi “martir”, namun tidak ada bekasnya dalam Perjanjian
Baru, bahwa kubur atau peninggalan mereka (dan rasul-rasul
lain) selanjutnya berperan dalam penghayatan iman umat
Halaman 14
Kristen. Demikian pun dalam Perjanjian Baru tidak ada
bekasnya bahwa umat Kristen berziarah ke tempat suci orang
Yahudi.
Kebiasaan berziarah baru mulai berkembang pada umat Kristen
setelah para martir menjadi sasaran devosi rakyat (sekitar
tahun 200). Selama abad IV-VI kebiasaan berziarah ke makam
para martir dan relikwi mereka (yang dibawa ke mana-mana) di
seluruh kawasan Timur dan Barat menjadi populer sekali.
Tempat ziarah yang paling penting selama zaman pertengahan
ialah Tanah Suci, yang telah dikuduskan oleh kehadiran Tuhan
sendiri dahulu, sehingga tetap secara khusus berharga. Tempat
ziarah kedua adalah makam S. Yakobus di Santiago de
Compostella dan akhirnya Roma. Itu bersangkutan dengan
semakin menonjolnya uskup Roma (Paus).
Secara formal tujuan ziarah itu ialah makam Petrus dan Paulus,
tetapi semakin lama dalam diri «pengganti Petrus » yang hidup
dan sedang bertahta, yakni Paus, tujuan ziarah dialamatkan.
Tahta St. Petrus adalah sesuatu yang keramat dan istimewa.
Sampai dengan dewasa ini Roma dan Sri Paus menjadi tujuan
ziarah umat Katolik. Tidak mengherankan bahwa kebiasaan
Katolik ini bisa menyebabkan orang lain salah tafsir dan
menyebut dan menilainya sebagai “kultus individu”.
Contoh « Legenda » yang Melatar-belakangi
Umumnya tempat ziarah mempunyai “legendanya” sendiri, yang
mesti menjelaskan asal usul tempat itu. Sebagai contoh dapat
diambil “legenda” tempat ziarah Renya Rosario di Larantuka. Di
Malaka sebuah gereja (Portugis) dilanda banjir. Patung Maria
terhanyut ke laut. Patung itu mengarungi laut dan singgah di
Kalimantan, Minahasa, Ternate, Ambon, tetapi akhirnya
terdampar di pantai Larantuka, yang masih kafir tulen.
Halaman 15
Putri raja Larantuka (Resino) pergi ke pantai dan mendengar
nyanyian yang serba merdu. Nampaklah seorang wanita
berpakaian putih dan berwajah berkilau-kilauan. Resino
terkejut, lari pulang ke kampung. Bersama ayahnya ia kembali
ke pantai. Wanita itu masih juga berdiri di situ. Waktu
ditanyakan siapa dia, wanita itu menulis di pasir pantai. Tetapi
tidak terbaca oleh rakyat yang masih buta huruf. Tulisan itu
diberi pagar batu, supaya jangan terhapus. Setengah tahun
kemudian tibalah seorang misionaris Katolik. Ia segera diantar
ke tulisan itu. Ternyata apa yang tertulis ialah: Renya Rosario.
Demikianlah devosi rakyat terdukung oleh legenda.
Ziarah Maria
Setelah ibu Yesus tampil dan semakin menonjol sebagai sasaran
devosi rakyat, maka Bunda Maria pun menjadi sasaran devosi
yang disalurkan melalui “berziarah”. Jumlah tempat, di mana
Maria secara khusus “berkarya” dan mengabulkan doa terus
bertambah banyak, akhirnya tidak terbilang lagi jumlahnya.
Hampir saja setiap kota dan desa yang penting sedikit menjadi
tempat ziarah. Setiap tempat mempunyai keistimewaan sendiri
dengan menekankan salah satu segi pada ibu Yesus atau berkat
khusus yang di tempat itu dapat diperoleh dan keperluan khusus
yang mau dilayani.
Maria pun diberi nama baru, yaitu nama kota, desa yang
bersangkutan. Misalnya: Maria dari Lourdes, Maria dari Loreto,
dsb. Tempat tertentu menjadi tempat ziarah, oleh karena ada
keyakinan bahwa Maria pernah menampakkan diri di situ, atau
patungnya ditemukan di situ. Tempat ziarah marial yang
dewasa ini mempunyai makna internasional ialah: Guadalupe
(Meksiko sejak tahun 1531), Lourdes (Perancis sejak 1858),
Fatima (Portugal, sejak tahun 1917) dan Loreto (Italia, sejak
Halaman 16
1295). Terkenal juga “Madonna Hitam” di Czestochowa di
Polandia.
Di Indonesia tempat ziarah marial juga terus bertambah
banyak. Semua gejala “devosi umat” makin tampak di praktek
ini; pasang lilin, membakar surat permohonan, dupa, jaga
malam, doa rosario, tanda terima kasih dan sebagainya. Secara
spontan gejala-gejala itu muncul dan terus berkembang. Ada
Sendangsono, Sriningsih, Gua Kerep Ambarawa, Jawa Tengah,
Lampung, Sumatera Selatan dlsb. Di mana-mana “tempat
ziarah” seolah-olah diusahakan, tentunya atas dasar
pertimbangan bahwa berguna sebagai saluran devosi umat.
Hanya “usaha” yang disengaja sama sekali tidak terjamin
berhasil karena devosi umat umumnya bersifat spontan.
(Dari berbagai sumber)
Membahas Teks
a. Pertanyaan untuk direnungkan:
Mengapa tradisi berziarah bisa terjadi pada berbagai
agama, keyakinan dan di berbagai tempat di belahan
dunia ini?
Bagaimana sebaiknya memahami ziarah dalam konteks
tradisi iman Katolik?
b. Contoh Jawaban:
Karena dalam diri manusia ada kerinduan untuk
bertemu dengan yang supranatural, yang diyakini punya
kuasa melebihi manusia bahkan berkuasa pula atas
hidup dan mati manusia.
Allah selalu memberikan sarana-sarana bantu untuk bisa
memahami sarana utama dalam keselamatan. Sebab
manusia makluk simbolik, yang butuh pula melengkapi
Halaman 17
usahanya untuk mengenal sang penciptanya dengan
sarana-sarana itu.
Membaca Sabda Tuhan (Lukas 2:41-52)
Sabda Tuhan dibacakan dan tidak perlu dibahas, untuk
memberi peneguhan atas materi yang sudah dibahas bersama. 41Tiap-tiap tahun orang tua Yesus pergi ke Yerusalem pada hari
raya Paskah. 42Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun
pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya
itu. 43Sehabis hari-hari perayaan itu, ketika mereka berjalan
pulang, tinggallah Yesus di Yerusalem tanpa diketahui orang
tua-Nya. 44Karena mereka menyangka bahwa Ia ada di antara
orang-orang seperjalanan mereka, berjalanlah mereka sehari
perjalanan jauhnya, lalu mencari Dia di antara kaum keluarga
dan kenalan mereka. 45Karena mereka tidak menemukan Dia,
kembalilah mereka ke Yerusalem sambil terus mencari Dia. 46Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia dalam Bait Allah; Ia
sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil
mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
kepada mereka. 47Dan semua orang yang mendengar Dia sangat
heran akan kecerdasan-Nya dan segala jawab yang diberikan-
Nya. 48Dan ketika orang tua-Nya melihat Dia, tercenganglah
mereka, lalu kata ibu-Nya kepada-Nya: "Nak, mengapakah
Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku
dengan cemas mencari Engkau." 49Jawab-Nya kepada mereka:
"Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku
harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?" 50Tetapi mereka tidak
mengerti apa yang dikatakan-Nya kepada mereka. 51Lalu Ia
pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup
dalam asuhan mereka. Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara
itu di dalam hatinya. 52Dan Yesus makin bertambah besar dan
Halaman 18
bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh
Allah dan manusia.
Merencanakan aksi atau merumuskan sikap baru
Peserta diajak untuk membahas bersama sebagai persekutuan
lingkungan untuk suatu ketika mungkin bersama-sama
berziarah ke salah satu gua Maria yang ada di keuskupan Agung
Palembang.
Doa Rosario
Doa Penutup (oleh Pemimpin Ibadat)
Marilah kita berdoa,
Ya Allah Tritunggal, Bapa, Putera dan Roh Kudus, sumber
kebahagiaaan seluruh umat manusia. Betapa agung karya-Mu
yang terjelma dalam kehidupan kami. Betapa kaya rahmat-Mu
tercurah atas hidup kami yang hina dan papa ini. Kami
bersyukur atas kesempatan yang boleh kami lalui bersama ini
dalam pendalaman wawasan kami mengenai tradisi mulia yang
hidup dan berkembang dalam Gereja kami, yakni ziarah rohani
untuk memperkaya iman kami.
Kami mohon dampingilah kami untuk aktif dalam
mengembangkan olah kesalehan, melalui devosi-devosi kepada
orang kudus, terutama Bunda Maria, yang sudah mengakar kuat
sebagai tradisi dalam Gereja Katolik. Terpujilah nama-Mu yang
mulia dan kudus, dalam segenap diri orang kudus-Mu, kini dan
sepanjang segala masa. Amin
Mohon Berkat Tuhan
P Semoga Tuhan beserta kita.
U Sekarang dan selama-lamanya.
Halaman 19
P Semoga kita memperoleh kebahagiaan abadi berkat
kematian Kristus yang mengantar kita memasuki hidup
yang kekal
U Amin.
P Semoga kita sekalian dilindungi, dibimbing, dan diberkati
oleh Allah yang mahakuasa:
Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
U Amin.
Lagu Penutup
PERTEMUAN TIGA Doa Rosario: Doa Devosi Gereja
Lagu Pembuka
Tanda Salib dan Salam
P Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus
U Amin.
P Kasih karunia, dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan
dari Putra-Nya Yesus Kristus, selalu beserta kita.
U Sekarang dan selama-lamanya.
Pengantar (oleh Pemimpin Ibadat)
Bapak-ibu, saudara-saudari terkasih, pada pertemuan ketiga ini
kita akan meneruskan permenungan tentang devosi kita kepada
Bunda Maria, yang terkait langsung dengan keistimewaan bulan
oktober ini, yakni doa Rosario.
Halaman 20
Tanggal 7 Oktober sendiri, Gereja memperingati Bunda Maria
sebagai Ratu Rosario. Semoga pembahasan dan pendalaman kita
tentang devosi Doa Rosario memperkuat niat kita untuk tekun
berdoa Rosario dan terutama bersama Bunda Maria, makin
tekun merenungkan misteri-misteri suci penyelamatan yang
dilakukan oleh Kristus, Tuhan.
Doa Pembuka (oleh Pemimpin Ibadat)
Marilah kita berdoa,
Allah Tritunggal Mahakudus, kami bersyukur karena Engkau
memberikan bagi kami umat-Mu, Bunda Maria Ratu Rosario,
yang dengannya kami senantiasa boleh dekat dengan derita,
wafat dan kebangkitan Kristus melalui Doa Rosario, yang sudah
menjadi darah daging kami.
Semoga dengan pemahaman akan pengajaran yang benar dari
kuasa mengajar Gereja, kami pantas dan layak untuk
memuliakan nama-Mu lewat Rosario Suci Santa Perawan Maria,
dan menghayati cinta sejati dalam pelayanan kepada sesama,
dan berani berkata bersama Bunda Maria: “Aku ini hamba
Tuhan, jadilah padaku menurut kehendak-Mu itu”. Terpujilah
Engkau Tuhan dan Allah kami, kini dan sepanjang masa. Amin
Mendalami Teks
Doa Rosario dalam Gereja Katolik
Sejarah Devosi Rosario
“Rosario” yang artinya: karangan bunga mawar, pada awalnya
adalah doa yang sangat panjang, berisikan juga kotbah-kotbah
pendek mengenai peristiwa-peristiwa penyelamatan dengan
dasar 3 keutamaan Injili yakni Iman, Harapan dan Kasih, dengan
Halaman 21
masing-masing terdiri dari 50 kali Salam Maria. Jumlah 150
“Salam Maria...” sendiri juga sesuai dengan jumlah 150 mazmur
yang tercantum dalam Kitab Mazmur. Karena itu Rosario disebut
dengan “Psalterium/Kitab Mazmur Maria”. Doa Bapa kami
berperan sebagai Antifon dan “Kemuliaan kepada Bapa...”
sebagai doa tanggapan.
Menjelang tahun 1500 Rosario seperti sekarang mulai menjadi
lazim dan laris, khususnya didukung oleh para pengikut
Dominikus. Tetapi tidak benar apa yang kerap kali dikatakan
bahwa Dominikus adalah “penemu” Rosario. Sejak abad XIII
memang ada pelbagai “pendahulu” Rosario yang lazim sejak
abad XV. Serangkaian Paus (Leo X, Pius V, Pius IX, Leo XIII, Pius
XI, Pius XII, Yohanes XXII) sangat menganjurkan doa Rosario,
khususnya sebagai semacam “liturgi keluarga”. Bulan Mei dan
Oktober dikhususkan untuk doa itu. Memang bulan Mei adalah
musim semi (minta kesuburan tanah) dan bulan Oktober musim
rontok (bersyukur atas panen).
Paus Rosario adalah sebuah gelar yang diberikan kepada Paus
Leo XIII (1878-1903) karena ia menciptakan sebuah rekor
dengan mengeluarkan sebelas ensiklik kepausan mengenai doa
rosario, meresmikan kebiasaan Katolik untuk berdoa rosario tiap
hari selama bulan Oktober, yang dibuat pada tahun 1883 pada
hari perayaan Ratu Rosario Suci
Makna doa Rosario
Doa Rosario adalah doa renungan. Sambil mendaraskan doa
Salam Maria berulang-ulang (10 kali) para pendoa merenungkan
salah satu misteri yang dirangkai dalam rosario. Pemahaman
dan praktik ini sangat ditekankan oleh sejumlah
dokumen/pernyataan pimpinan Gereja:
Halaman 22
Doa rosario adalah salah satu tradisi kontemplasi yang terbaik
dan paling berharga. Rosario adalah doa renungan yang khas.
(Surat Apostolik Rosarrium Virginis Mariae no. 5)
Doa Rosario adalah sarana yang paling efektif untuk
mengembangkan diri di kalangan kaum beriman, suatu
komitmen untuk merenungkan misteri Kristiani; ini sudah saya
usulkan dalam surat Apostolik Novo Millennio Ineunte sebagai
"latihan kekudusan" yang sejati. Kita memerlukan kehidupan
Kristiani yang menonjol dalam seni berdoa. (No. 32: AAS 93
(2001), 288)
Doa Rosario adalah doa renungan yang sangat indah. Tanpa
unsur renungan, doa Rosario akan kehilangan maknanya. Tanpa
renungan, doa Rosario menjadi ibarat tubuh tanpa jiwa, dan
ada bahaya bahwa pendarasannya akan menjadi pengulangan
kata-kata secara mekanis. Ini bertentangan dengan anjuran
Yesus: 'Dalam doamu, janganlah kamu bertele-tele seperti
kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka
bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan'
(Mat 6:7). Sedari hakikatnya, pendarasan Rosario membangun
irama yang tenang dan tetap. Ini akan membantu orang untuk
merenungkan misteri-misteri kehidupan Kristus. (Anjuran
Apostolik Marialis Cultus, 2 Februari 1974, 156; RPM no. 12)
Doa Rosario adalah ringkasan Injil
Doa Rosario adalah "ringkasan Injil", karena di dalamnya
dirangkai dan direnungkan sejarah keselamatan yang
dipaparkan dalam Injil; mulai kisah-kisah sekitar inkarnasi
sampai dengan kebangkitan dan kenaikan Tuhan. Dengan
ditambahkannya satu rangkaian peristiwa baru, yakni peristiwa
terang, doa Rosario menjadi ringkasan Injil yang lebih utuh. Kini
renungan Rosario mencakup: peristiwa-peristiwa sekitar
Halaman 23
inkarnasi dan masa kecil Yesus (peristiwa-peristiwa gembira),
peristiwa-peristiwa amat penting dalam pelayanan Yesus di
hadapan umum (peristiwa-peristiwa terang), peristiwa-
peristiwa sekitar sengsara-Nya (peristiwa-peristiwa sedih), dan
kenangan akan kebangkitan-Nya (peristiwa-peristiwa mulia).
Doa Rosario adalah doa Kristologis
Doa Rosario adalah salah satu doa Kristiani yang sangat Injili,
yang intinya adalah renungan tentang Kristus. Sebagai doa Injil,
Rosario dipusatkan pada misteri inkarnasi yang menyelamatkan,
dan memiliki orientasi Kristologis yang gamblang. Unsurnya
yang paling khas adalah pendarasan doa Salam Maria secara
berantai. Tetapi puncak dari Salam Maria sendiri adalah nama
Yesus. Nama ini menjadi puncak baik dari kabar/salam
malaikat, "Salam Maria penuh rahmat, Tuhan sertamu," maupun
dari salam ibu Yohanes Pembaptis, "Terpujilah buah tubuhmu"
(Luk 1:42). Pendarasan Salam Maria secara berantai itu menjadi
bingkai, dimana dirajut renungan atau kontemplasi atas misteri-
misteri yang ditampilkan lewat Rosario. (Paus Paulus VI,
Anjuran Apostolik Marialis Cultus, 2 Februari 1974, 46)
Devosi Terbesar Gereja
Saat ini dapat dikatakan bahwa Doa Rosario adalah devosi yang
terbesar Gereja Katolik dengan buah-buah yang sudah tidak
terhitung lagi banyaknya terutama sebagai pemersatu dan
pemberi ciri khas kekatolikan di seluruh dunia. Sebab lewat doa
rosario, umat Katolik belajar dari Maria untuk bisa setia, taat
dan rendah hati terhadap kehendak Allah.
(Dari berbagai sumber)
Membahas Teks
Halaman 24
a. Pertanyaan untuk direnungkan: Mengapa orang Katolik,
tetap bisa menerima doa Rosario yang menghabiskan banyak
waktu saking panjangnya dan didoakan berulang-ulang?
Apakah itu bukan doa yang bertele-tele seperti kata Yesus?
b. Tawaran Jawaban: Ya, karena berdoa itu baik, dan
melakukan sesuatu yang baik, apalagi berdoa, itu tidak
dibatasi waktu. Dan Doa Rosario bukan doa yang bertele-
tele, karena merupakan paket perenungan akan misteri
keselamatan Tuhan, yang hendaknya dilakukan dengan
memberikan banyak ruang dan kesempatan dalam hidup
pribadi umat beriman.
Membaca Sabda Tuhan (Lukas 1:39-56)
Sabda Tuhan dibacakan dan tidak perlu dibahas, untuk
memberi peneguhan atas materi yang sudah dibahas bersama.
39Beberapa waktu kemudian berangkatlah Maria dan langsung
berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda. 40Di
situ ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada
Elisabet. 41Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria,
melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabet pun
penuh dengan Roh Kudus, 42lalu berseru dengan suara nyaring:
"Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan
diberkatilah buah rahimmu. 43Siapakah aku ini sampai ibu
Tuhanku datang mengunjungi aku? 44Sebab sesungguhnya, ketika
salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku
melonjak kegirangan. 45Dan berbahagialah ia, yang telah
percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan
terlaksana." 46Lalu kata Maria: "Jiwaku memuliakan Tuhan, 47dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, 48sebab
Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya,
Halaman 25
mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku
berbahagia, 49karena Yang Mahakuasa telah melakukan
perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah
kudus. 50Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut
akan Dia. 51Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan
tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak
hatinya; 52Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari
takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah; 53Ia
melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan
menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; 54Ia
menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, 55seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita,
kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya." 56Dan Maria tinggal kira-kira tiga bulan lamanya bersama dengan
Elisabet, lalu pulang kembali ke rumahnya
Doa Rosario
Doa Penutup (oleh Pemimpin Ibadat)
Marilah kita berdoa,
Allah Bapa, sumber kebijaksanaan yang tak terhingga. Betapa
agung karya-Mu yang terjelma dalam kehidupan kami, terutama
karena Kristus penebus yang telah Engkau utus kepada kami
melalui Bunda Maria yang bersahaja, yang bersama kami selalu
berdoa untuk menguatkan iman kami kepada misteri penebusan
Kristus Putera-Mu.
Syukur untuk waktu istimewa yang boleh kami gunakan untuk
merenungkan kembali keagungan karya keselamatan-Mu itu,
dalam sebuah devosi yang sudah menjadi ciri identitas Gereja-
Mu ini.
Halaman 26
Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami, kini dan sepanjang
masa. Amin.
Mohon Berkat Tuhan
P Semoga Tuhan beserta kita.
U Sekarang dan selama-lamanya.
P Semoga kita memperoleh kebahagiaan abadi berkat
kematian Kristus yang mengantar kita memasuki hidup
yang kekal
U Amin.
P Semoga kita sekalian dilindungi, dibimbing, dan diberkati
oleh Allah yag mahakuasa:
Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
U Amin.
Lagu Penutup
PERTEMUAN EMPAT Doa Angelus: mengapa dan bagaimana?
Lagu Pembuka
Tanda Salib dan Salam
P Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus
U Amin.
P Kasih karunia, dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan
dari Putra-Nya Yesus Kristus, selalu beserta kita.
U Sekarang dan selama-lamanya.
Halaman 27
Pengantar (oleh Pemimpin Ibadat)
Bapak-ibu, saudara-saudari terkasih, pada pertemuan ke-empat
ini kita diajak merenungkan sebuah Doa yang begitu akrab di
telinga kita sebagai umat Katolik, yakni Doa Angelus, atau Doa
Malaikat Tuhan.
Semoga pertemuan ini membuahkan kecintaan kita pada doa
harian yang indah ini dan memberi dasar yang kuat bagi iman
kita akan keselamatan yang dibawa oleh Kristus, yang bermula
dari Kabar Gembira Malaikat Gabriel ini. Marilah kita
mempersiapkan diri agar pertemuan ini berjalan dengan lancar
dan memberi kesukaan besar bagi jiwa kita yang merindukan
keselamatan yang abadi.
Doa Pembuka (oleh Pemimpin Ibadat)
Marilah kita berdoa,
Allah Tritunggal Maha Kudus, pemilik dan asal segala berkat,
karena kebaikan dan kasih-Mu, Engkau senantiasa
menganugerahi kami pelindung dan pembantu-pembantu setia
dalam diri para malaikat dan orang kudus. Engkau memberikan
kesempatan kepada kami untuk mengenal kasih Tritunggal-Mu
yang mahaluas dan agung melalui penghormatan kepada mereka
terutama Bunda Maria, yang menjadi doa istimewa bagi umat
beriman, yakni Doa Angelus, yang didasarkan pada Kabar
Malaikat Gabriel kepada Perawan Maria.
Doa yang agung dan mulia itu, telah menjadi sarana bantu yang
melekat erat di dalam hidup kami untuk merenungkan misteri
penebusan, melalui ketaatan total Kristus dan Bunda Maria
kepada kehendak Allah.
Semoga dengan pendalaman akan Doa Malaikat Tuhan ini, kami
semakin memahami misteri penebusan itu dan iman kami
Halaman 28
semakin diteguhkan diperkaya dengan aneka rahmat kebaikan
dari Kasih Tritunggal sendiri.
Terpujilah Engkau, ya Allah Tritunggal mahakudus, kini dan
sepanjang masa. Amin
Membahas Teks
Doa “Malaikat Tuhan ...”
Sejak abad XVI dan akibat pengaruh para pengikut Fransiskus
tersebar luas di seluruh kekristenan Barat kebiasaan untuk tiga
kali sehari mengucapkan doa “Malaikat Tuhan...” Sebagaimana
Doa Rosario, doa itu suatu rumus ibadat umat, yang mengganti
bagi umat ibadat resmi (Doa harian liturgis). Di abad
pertengahan di gereja-gereja besar dan biara-biara rahib ada
sembahyang pagi hari, tengah hari dan senja hari (sebagian Doa
Harian tersebut). Melalui doa “Malaikat Tuhan...” umat yang
tidak sempat (atau mampu karena misalnya buta huruf)
menggabungkan diri dengan sembahyang resmi itu.
Makna Doa Angelus
Doa Angelus yang disebut Ibadat umat itu terdiri atas tiga ayat
serta tanggapannya yang disusul dengan doa “Salam Maria...”.
Rangkaian itu berakhir dengan suatu seruan kepada Maria serta
tanggapannya disusul doa penutup, yang tertuju kepada Allah
dengan perantaraan Yesus Kristus. Ketiga ayat serta
tanggapannya tersebut sebenarnya suatu pewartaan, yang
setiap kali disambut dengan doa Salam Maria. Ini sesuai dengan
struktur Doa Harian, dimana ada pewartaan (bacaan) dan doa
(mazmur).
Halaman 29
Ayat pertama serta tanggapannya : Maria diberi kabar oleh
malaikat Tuhan, maka ia mengandung dari Roh Kudus
berdasarkan Luk 1:28-35. Ayat kedua serta tanggapannya : Aku
ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu,
diambil dari nas yang sama (Luk 1:38), sedangkan ayat ketiga
serta tanggapannya : Sabda telah menjadi daging, dan tinggal di
antara kita, mengutip Yoh 1:14. Dengan lain perkataan: Misteri
inkarnasi serta peranan Maria di dalamnya diberitakan dan
ditanggapi.
Penutup doa terdiri atas sebuah seruan kepada Maria serta
tanggapannya: Doakanlah kami, ya Santa Bunda Allah, supaya
kami dapat menikmati janji Kristus (= apa yang dijanjikan
Kristus), yang disusul doa yang mengenangkan misteri inkarnasi,
penderitaan dan wafat Yesus di salib serta kebangkitan yang
menjadi antisipasi kebangkitan manusia di akhir zaman serta
jaminannya. Bunyinya: “Kami mohon, ya Tuhan, curahkanlah
rahmatMu ke dalam hati kami, supaya karena sengsara dan
salib-Nya, (atau dengan kata lain supaya « kami yang mengenal
inkarnasi AnakMu berkat kabar dari malaikat, melalui
penderitaan dan salibNya), kami dibawa kepada kebangkitan
yang mulia, oleh Kristus Tuhan kami.”.
Doa “Malaikat Tuhan” itu diucapkan umat pada pagi hari,
tengah hari, dan senja hari. Lonceng gereja-gereja dengan cara
khusus dibunyikan, sebagai tanda waktu. Sejak awal, paling
tidak sejumlah jemaat (bdk. Didakhe, VIII) sudah biasa berdoa
(Bapa Kami) tiga kali sehari, sesuai dengan adat Yahudi. Dari
situ berkembanglah “Doa Harian”, yang dilakukan para
rohaniwan dan rahib.
Dengan demikian doa “Malaikat Tuhan” menjadi semacam “Doa
Harian” umat. Di abad pertengahan sembahyang pagi (dari Doa
Harian) dianggap mengenangkan kebangkitan Yesus;
Halaman 30
sembahyang di tengah hari mengenangkan wafatnya Yesus dan
sembahyang senja hari mengenangkan inkarnasi. Jadi melalui
sembahyang “Malaikat Tuhan” umat beriman mengenangkan
peristiwa-peristiwa penyelamatan yang paling penting dan
mengikutsertakan diri di dalamnya.
Karena itu ketiga peristiwa tersebut juga disebutkan. Tetapi
umat, melalui “Salam Maria” juga mengikutsertakan peranan
yang dipegang ibu Yesus dalam peristiwa-peristiwa
penyelamatan itu, sesuai dengan tempat Maria dalam sejarah
penyelamatan. Maria tampil sebagai “perantara” (dengan arti
yang sudah dijelaskan). Ia sendiri tidak mengabulkan doa,
tetapi hanya turut berdoa. Perhatian si pendoa berpusatkan
Yesus Kristus serta hal ihwal penebusan. Maka tidak
mengherankan bahwa sembahyang “Malaikat Tuhan...”
dianjurkan oleh pimpinan Gereja (seperti misalnya P. Yohanes
Paulus II, yang setiap tengah hari tampil untuk bersama umat –
berziarah – mendoakan “Angelus Domini” itu).
(Dari berbagai sumber)
Pertanyaan
Sudahkah Doa Malaikat Tuhan (angelus) menjadi doa keluarga
setiap keluarga Katolik?
Membaca Sabda Tuhan (Lukas 1:26-35)
Sabda Tuhan dibacakan dan tidak perlu dibahas, untuk
memberi peneguhan atas materi yang sudah dibahas bersama.
26Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel
pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, 27kepada
seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama
Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. 28Ketika
malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai
Halaman 31
engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau." 29Maria
terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam
hatinya, apakah arti salam itu. 30Kata malaikat itu kepadanya:
"Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di
hadapan Allah. 31Sesungguhnya engkau akan mengandung dan
akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau
menamai Dia Yesus. 32Ia akan menjadi besar dan akan disebut
Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan
mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, 33dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai
selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan." 34Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin
terjadi, karena aku belum bersuami?" 35Jawab malaikat itu
kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang
Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan
kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.
Doa Rosario
Doa Penutup (oleh Pemimpin Ibadat)
Marilah kita berdoa,
Allah Bapa di sorga, sumber keselamatan abadi, kami beryukur
atas pertemuan penuh berkat ini, di mana kami Kauberi
kesempatan untuk merenungkan Doa Angelus, yang menjadi
sarana bagi kami mengenal kebijaksanaan-Mu yang tiada tara.
Lewat doa yang sederhana namun penuh makna itu, kami
Kauajak semakin masuk ke dalam misteri keselamatan yang
Kaukerjakan melalui orang-orang pilihan-Mu, yang memberi
teladan pada kami bagaimana mengenal dan mengikuti
kehendak-Mu secara penuh dan total.
Halaman 32
Berkatilah kami senantiasa, agar lewat Doa Angelus yang kami
daraskan setiap hari, kami makin setia pada kehendak-Mu dan
makin mencintai Kristus Putera-Mu. Demi Kristus itu, Tuhan
kami. Amin.
Mohon Berkat Tuhan
P Semoga Tuhan beserta kita.
U Sekarang dan selama-lamanya.
P Semoga kita memperoleh kebahagiaan abadi berkat
kematian Kristus yang mengantar kita memasuki hidup
yang kekal
U Amin.
P Semoga kita sekalian dilindungi, dibimbing, dan diberkati
oleh Allah yag mahakuasa:
Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
U Amin.
Lagu Penutup
Recommended