Bila Orangtua Meninggal

Preview:

Citation preview

bila orangtua meninggal

bila orangtua meninggal

words: tari sandjojo

Kunci untuk menginformasikan kabar buruk, kematian atau yang lain, hanya satu:

Jujur, katakan apa adanya.

Kebenaran memang menyakitkan, tapi itu langkah awal

untuk menghadapi kenyataan dan melangkah.

Kadang kita tergoda untuk membuka kabar buruk dengan cerita berputar-putar,

baik untuk memberikan gambaran atau untuk memperhalus situasi.

Semua itu tidak membantu anak mengatasi syok dan sedihnya.

Jadi, sebaiknya memang duduk bersama anak, pegang tangannya, lalu katakan apa adanya.

Sampaikan faktanya. Misal: Ayah meninggal.

Jangan tergoda untuk mengatakan bahwa semua akan baik-baik saja.

Itu tidak benar. Tentu saja semua tidak 'baik-baik' saja.

Jika saat itu orangtua dan anak ingin mengekspresikan kesedihan dengan menangis, jangan dilawan.

Anak perlu melihat bahwa berduka itu boleh.

Jujur memang kunci penyampaian ke anak. Namun, cara menginformasikannya

disesuaikan dengan usia anak.

Disesuaikan tidak berarti dikaburkan informasinya. Tetap gunakan istilah yang benar.

Jika meninggal, jangan bilang pergi ke langit.

Mungkin anak belum sepenuhnya mengerti. Tapi, kabar buruk memang tidak bisa dicerna

dalam satu kali penyampaian, bahkan untuk orang dewasa.

Apa pun yang disampaikan, mengerti atau tidak,

mengatasi rasa duka itu butuh proses dan waktu.

Walau anak paham, siapkan diri kita untuk terus ditanya oleh anak.

Mereka bertanya terus untuk membantu dirinya memahami duka dan apa yang harus dilakukan selanjutnya.

Anak dapat mengalami trauma jika rasa dukanya tidak diatasi dengan baik.

Duka, seperti juga emosi intens lainnya, harus diterima.

Awalnya, yang muncul adalah penyangkalan. Rasanya tidak percaya kalau sudah kehilangan.

Sering juga muncul rasa bersalah dan rasa sedih yang datang dan pergi.

Dalam hal ini, peran orangtua yang masih hidup menjadi sangat besar.

Padahal yang bersangkutan juga harus mengatasi dukanya sendiri.

Anak harus tahu bahwa dia tidak sendirian. Dia akan dibantu untuk menghadapi

rasa duka bersama.

Sampaikan bahwa perubahan pasti akan terjadi akibat kehilangan ini.

Sampaikan bahwa kapan pun anak ingin bersedih, orangtua akan mendampingi.

Semua yang dirasakan atau dialami anak, penyangkalan, rasa bersalah, marah, bingung,

juga dirasakan oleh orangtua yang ditinggalkan.

Agar orangtua bisa membantu anak, orangtua harus mendapatkan bantuan dahulu.

Misal, lewat sahabat, adik/kakaknya, atau orangtuanya.

Pihak ketiga ini juga bisa berperan sebagai pendamping anak saat orangtua berduka.

Selebihnya, tidak ada cara lain selain menghadapinya setiap hari.

Buat ritual yang bisa menenangkan hati.

Berziarah, makan di tempat kesayangan almarhum, atau sekedar memandang fotonya dan bercerita

tentang kenangan indah, menyenangkan, atau lucu dengan almarhum.

Kenangan lucu tidak akan mengurangi makna almarhum pada diri kita.

Pengalihan perhatian juga penting. Misal, menggeluti hobi baru

agar pikiran bisa teralihkan sementara.

Berdoa dan percaya bahwa waktu akan menyembuhkan.

Rasa sedih akan tetap ada, tapi lebih bisa diterima.

Recommended