View
217
Download
1
Category
Preview:
Citation preview
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Etika Secara Umum
Untuk kelestarian peradaban manusia, kesadaran akan moral mutlak
diperlukan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat interaksi antar
individu berlangsung secara kompleks. Tidak dapatdibayangkan bagaimana proses
sosial itu akan berjalan dengan tertib andaikata kaidah- kaidah oral tidak lagi dipatuhi
oleh setiap individu.
Salah satu yang membedakan manusia dengan binatang adalah eksistensi
moral. Meskipun rasionalitas dan obyektivitas moral dalam beberapa hal hanya dapat
dibuktikan dengan keyakinan, tetapi karena moral menyangkut harkat manusia maka
ia akan selalu memiliki ciri rasional dan obyektif sesuai dengan kecenderungan
manusia untuk berpikir. Universalitas moral terletak pada kenyataan bahwa prinsip
moral berlaku bagi siapa saja, kapan saja dan dimana saja tanpa terbatas ruang dan
waktu. Beberapa penulis memang masih melihat adanya relativisme moral1, tetapi
bukti- bukti masih kurang lengkap.
Etika berasal dari bahasa Yunani: ethos, yang artiinya: kebiasaan atau watak,
sedangkan moral berasal dari bahasa Latin: mos (jamak: mores) yang artinya: cara
hidup atau kebiasaan. Dari istilah ini kemudian muncul pula istila morale atau moril ,
tapi artinya sudah jauh sekali dari pengertisn asalnya. Moril bisa berarti semangat atau
dorongan batin.
The Liang Gie tidak ingin mempertentangkan penggunaan istilah etika atau
moral2 berdasarkan keyakinan bahwa keduanya menunjuk pada persoalan yang sama,
meskipun berasal dari dua istilah yang berbeda, tetapi makna epistemologisnya tetap
sama. Akan tetapi Solomon menggariskan adanya perbedaan antara etika, moral dan
morallitas3. Etika merujuk kepada dua hal. Pertama, etika berkenaan dengan disiplin
ilmu yang mempelajari tentang nilai- nilai yang dianut oleh manusia beserta
pembenaran. Kedua, etika merupakan pokok permasalahn di dalam disiplin ilmu itu
1Relativisme moral berkenaan dengan pendapat bahwa berlakunya moral sangat tergantung pada suasana, tempat, dan orang yang menilainya
2 The Liang Gie, Etika Administrasi Pemerintahan, Universitas Terbuka, 19886 hlm. 1.19.
3 Robert C Solomon, Etika: Suatu Pengantar, Erlangga, Jakarta, 1987 hlm 2-18
6
sendiri yaitu nilai- nilai hidup dan hukum- hukum yang mengatur tingkah laku
manusia. Moral, dalam pengertiannya yang umum menaruh penekanan kepada
karakter dan sifat-sifat individu yang khusus, diluar ketaatan kepada peraturan.
Dalam persoalan yang sama Frankena mengemukakan bahwa etika (ethics)
adalah salah satu cabang filasafat, yang mencakup filsafat moral atau pembenaran –
pembenaran filosofis (philoshopical judgements)4. Etika cenderung dipandang sebagai
salah satu cabang ilmu dalam filasafat yang mempelajari tenatng nilai-nilai baik dan
buruk bagi manusia. De Vos bahkan bahkan secara eksplisit mengatakan bahwa etika
adalah ilmu pengetahuan tentang kesusilaan atau moral5. Sedangkan moral adalah hal-
hal yang mendorong manusia untuk melakukan tindakan-tindakan yang baik sebagai
“kewajiban” atau “norma”. Moral juga dapat diartikan sebagai sarana untuk
mengukur benar tidaknya tindakan manusia.
Demikianlah moral sebagai sebuah sistem nilai memiliki daya dorong yang
kuat bagi manusia untuk bertindak baik.
Tujuan etika adalah memberitahukan bagaimana kita dapat menolong sesama
manusia di dalam kebutuhannya yang riil yang secara susila dapat
dipertanggungjawabkan. Etika sosial lebih banyak mengundang perdebatan karena
masalah-masalah didalamnya lebih mudah menimbulkan beragam pandangan
dibandingkan dengan etika individual.
Terdapat beberapa aliran yang menjadi landasan etika sebagai salah satu
cabang ilmu filsafat. Pertama naturalisme, paham ini berpendapat bahwa sistem-
sistem etika dalam kesusilaan adalah mempunyai dasar alami. Bahwa pembenaran-
pembenaran hanya dapat dilakukan melalui pengkajian atas fakta dan bukan atas
teori-teori yang sangat metafisis. Kedua individualisme, Emmanuel Kant adalah
seorang filsuf yang senantiasa menekankan bahwa setiap orang bertanggung jawab
secara individual bagi dirinya. Esensi dari individualisme adalahh ajaran bahwa di
dalam hubungan sosial yang paling pokok adalah individunya. Ketiga hedonisme, titik
tolak pemikiran hedonisme ialah pendapat bahwa menurut kodratnya manusia selallu
mengusahakan kenikmatan (bassaha Yunnani, hedone=kenikmatan). Keempat
eudaemonisme, berasal dari bahasa Yunani: demon yang bisa berarti roh pengawal
yang baik, kemujuran atau keuntungan. Eudaemonisme mencita-citakan susana
batiniah yang disebut “bahagia”.
Gambar 1. Pembagian Bidang Kajian Etika Sosial44 William K. Frakena, Ethics, Prentice-Hall, New Delhi, 1982, hlm 4-11
7
ETIKA SOSIAL
Kritik ideologi
Etika lingkungan hidup
Etika politik
Etika administrasi negara
Etika profesi
Etika keluarga
Sikap terhadap sesama
B. Konsep Etika Pejabat Publik
Supaya proses administrasi berjalan sesuai dengan harapan setiap warga
negaradan interaksi antara pejabat dengan masyarakat umum dapat terbina secara
harmonis, setiap pejabat hendaknya memiliki landasan yang pasti dalam bertindak
atau mengambil keputusan. Mereka berfungsi sebagai administrator dan seorang
addministrator harus mengabdi kepada kepentingan umum, bukan sebaliknya. Karena
itu disamping harus memenuhi persyaratan-persyaratan teknis seperti intelengensia,
kemampuan mengambil keputusan, wawasan kedepan, atau kemahiran manajemen
mereka harus memiliki landasan normatif yang terkandung dalam nilai-nilai moral.
Berbagai teori filosofis yang sering dijadikan landasan, baik itu berasal dari
hukum abadi (naturalisme), teori utilitarian, teori deontologis55, individualisme
maupun teori kebebasan pribadi, ternyata selalu memuaskan untuk memecahkan
semua persoalan. Tidak ada sistem tunggal yang dapat dijadikan penuntun dalam
mengatasi masalah-masalah etis yang pelik.
Salah satu prinsip moral yang telah dianut sejak peradaban manusia yang
pertama adalah prinsip kebajikan (virtue). Aristoteles mendefinisikan kebajikan
dengan kata-kata yang agak abstrak.
5 Teori deontologis merujuk kepada tugas atau kewajiban individual. Ia menyatakan bahwa nilai moral dari suatu tindakan tidak tergantung kepada hasilnya karena hasil-hasil itu sangat tidak jelas dan tidak pasti pada saat keputusan untuk bertindak dibuat; nilai moral dari suatu tindakan harus dikaitkan dengan maksud atau tujuan dari orang yang membuat keputusan atau melakukan tindakan itu.
8
Virtue is a habit or a state of character concerned with choice, lying in a mean,
i. e., a mean relative to us , this being determined by a rational principle, and
by that principle by which the man of practical would be determine it6.
Maka kebajikan menentukan kualitas manusia sebagai manusia. Ia merupakan
ciri kualitas yang membuat seseorang disebut baik (the quality which makes man
good). Ciri kualitas ini bertalian dengan watak seseorang maupun pikirannya sehingga
didukung dengan kearifan dan kebijaksanaan, kebajikan juga mensyaratan
rasionalitas. Segi-segi dari orang yang terjangkau oleh ciri kualitas dalam kebajikan
meliputi pemikiran, pengetahuan, keinginan, perasaan, dan perbuatannya.
Berikut beberapa pedoman yang bisa diikuti untuk dapat berlaku dan bertindak
secara adil menurut beberapa rumusan atau pendapat filsuf7:
Plato, masing-masing unsur kejiawaan-cipta, rasa karsa- dapat menjalankan
fungsi sebagaimana mestinya tanpa mengganggu satu sama lain, budi rohani dalam
keadaan tertib sebagaimana tertibnya keadaan tubuh yang sehat, disiplin diri dengan
perasaan hati yang dikendalikan oleh akal.
Philemon, tidak mau bebuat salah walaupun bisa melakukannya, watak yang
tulus untuk berbuat adil, bukan sekedar ingin tampak adil, menolak mengambil
barang berharga milik orang lain walaupun tidak ada resiko yang merugikan.
Stanley Benn, memiliki integritas, hidup menurut asas-asas yang konsisten,
prinsip hidup tidak digoyahkan oleh pertimbangan keuntungan, hasrat, dan perasaan
hati.
Selanjutnya landasan normatif yang tidak kalah pentingnya dengan ketentuan-
ketentuan diatas adalah kesediaan para administrator untuk
mempertanggungjawabkan tindakan, keputusan, dan kebijakan yang dibuatnya.
Dimock & Koenig menyatakan mengatakan:
. . .every delegation of power to an agent must be accompanied by a
corresponding degree of accountability8.
Pengabdian kepada masyarakat melalui lembaga-lembaga publik memiliki
derajat keluruhuran etis yang paling tinggi, namun ia pun menuntut tanggung jawab
yang besar..
6 Lihat Wayne A.R. leys, Ethics for Policy Decisions. Prentice Hall INC., Englewood Clifts 1961, hlm. 1087 Wahyudi Kumorotomo, Etika administrasi, jakarta, 1992 hlm 86-878 M.E. Dimock,G.O. Dimock, dan L.W. Koenig, “Public Administration”, dikutip oleh Bintoro Tjokroamidjojo, Pemngantar Administrasi Pembangunan, Jakarta, LP#ES, 1978, hlm. 209.
9
C. Korupsi dan Kaitannya dengan Etika
Masalah yang demikian erat kaitannya dengan kedudukan dan kewenangan
pejabat publik, yang senantiasa disorot oleh berbagai kalangan, adalah korupsi dengan
beranekaragam bentuknya dan masalah ruwetnya prosedur layanan masyarakat atau
bureauctratism. Korupsi itu sendiri di dalam kenyataan bisa mengambil bentuk yang
bermacam- macam, dari
penyelewengan – penyelewengan
jabatan secara halus dan tidak terasa
oleh masyarakat luas hingga pola-
pola korupsi yang kasar dan sungguh
tidak manusiawi. Pengaruh atau
akibat dari korupsi pun tidak sama
untuk setiap jenjang administrasi
pemerintah maupun untuk setiap
negara. Akan tetapi jika ditinjau dari sudut etis esensinya sama yaitu penyalahgunaan
kepercayaan dari banyak orang, dalam hal ini masyarakat atau para warga negara.
Isu lain yang lalu dilontarkan masyarkat terhadap kebereadaan birokrasi
adalah berkenaan dengan lambatnya pelayanan umum, bertele- telenya prosedur
administratif dan adanya sekat- sekat birokrasi yang terlalu banyak. Fenomena ini
dapat digambarkan dengan istilah bureaucratism, patologi administratif, atau sebuah
ungkapan yang sudah banyak dipakai dalam masyarakat industrial: red-tape (pita
merah). untuk sebagian rupa-rupanya prosedur administratif yang berbelit- belit itu
punya kaitan dengan gejala korupsi atau manipulasi. Fenomena “pita merah” ini pun
dapat ditelaah dari sudut moralitas individu maupun kelompok.
Menurut website webster dictionary “having or showing lowered moral
character or standards <corrupt businessmen who are out to fleece the public>
<corrupt business practices that should be investigated>”9.
Definisi lain dari korupsi yang paling banyak diacu, termasuk oleh World
Bank dan UNDP, adalah “the abuse of public office for private gain”. Dalam arti yang
lebih luas, definisi korupsi adalah penyalahgunaan kekuasaan publik untuk
kepentingan pribadi atau privat yang merugikan publik dengan cara-cara yang
bertentangan dengan ketentuan hukum yang berlaku10.
9 http://ww.meriam-webster.com/thesaurus/corruption, diakses pada 31 0ktober 2012
10
Korupsi terjadi jika tiga hal terpenuhi, yaitu (1) seseorang memiliki kekuasaan
termasuk untuk menentukan kebijakan publik dan melakukan administrasi kebijakan
tersebut, (2) adanya economic rents, yaitu manfaat ekonomi yang ada sebagai akibat
kebijakan publik tersebut, dan (3) sistem yang ada membuka peluang terjadinya
pelanggaran oleh pejabat publik yang bersangkutan. Apabila satu dari ketiga
parameter ini tidak terpenuhi, tindakan yang terjadi tidak bisa dikategorikan sebagai
korupsi.
Fenomena korupsi yang pertama- tama dapat disebutkan yang berskala kecil
tetapi sering terjadi di dalam manajemen publik tingkat operasional, ialah berkaitan
dengan pengertian pungli. Ungkapan-ungkapan yang sudah menjadi rahasia umum
dalam hal ini antara lain: salam tempel, tahu-sama-tahu (TST), uang semir, uang
pelicin atau pelancar. Pada dasarnya fenomena korupsi prosedural ini terjadi karena
adanya kesepakatan timbal balik antara oknum petugas dan pengguna jasa
publikuntuk saling membebaskan diri dari perbuatan yang melanggar hukum dan
tidak etis11.
D. Gambaran Umum Azerbaijan
Republik Azerbaijan adalah sebuah negara yang terletak di Laut kaspia di
antara Rusia dan Iran. Azerbaijan berbatasan dengan Georgia dan Armenia di sebelah
barat. Negara ini merdeka pada 1991 ketika Uni Soviet runtuh. Negara dengan luas
86.600km2 ini beribukota di Baku yang terletak di pantai Laut Kaspia. Baku adalah
kota terbesar dan merupakan kota kosmopolitan dengan jumlah penduduk
diperkirakan mencapai 2.074.300 pada januari 2003. Adapun jumlah penduduk
Azerbaijan pada 2009, berdasarkan data PBB, mencapai 2,2 juta jiwa. Mayoritas
penduduk di negara ini menganut agama islam.
10 The role of a national integrity system in fighting corruption , peter langseth et al, the economic development institute of the world bank, 1997. Dikutip oleh buku “Korupsi mengkorupsi Indonesia”, jakarta, 2009. Hlm 611 M. Jaspan, “toleransi dan penolakan atas hambatan budaya terhadap pertumbuhan ekonomi”, dalam Mochtar Lubis dan James C. Scott, bunga rampai korupsi, LP3ES, 1988, hlm 35.
11
Azerbaijan terkenal dengan
sumber minyak dan gas alamnya. Minyak
dan hasil olahannya merupakan komoditi
ekspor dari negara ini. meskipun
demikian, kemiskinan di negara ini masih
belum bisa dihapuskan. Penduduk di kota
dapat menikmati kemajuan, namun
mereka yang berada di pedesaan tetap
berada di garis kemiskinan.
12Bentuk Pemerintahan: negara Azerbaijan adalah negara demokrasi, hukum,
sekular, Republik kesatuan. Wewenang negara didasarkan pada prinsip pembagian
kekuasaan: Milli Majlis (Parlemen) menjalankan kekuasaan legislatif; kekuasaan
eksekutif milik Presiden; dan pengadilan menjalankan kekuasaan peradilan.
Kekuasaan Legislatif: Milli Majlis – satu badan majlis mengandung 125
anggota yang dipilih dengan pilihan langsung selama 5 tahun sekali.
Merujuk referendum pada tanggal 2 November 1995, konstitusi baru Republik
Azerbaijan diadopsi dan dukukuhkan pada 5 Desember 1995. Hukum dasar negara
Azerbaijan dikembangkan sesuai dengan prinsip-prinsip dasar dan norma-norma
hukum internasional.
Dengan melanjutkan tradisi kenegaraan yang sudah berjalan selama berabad-
abad, dan menjadikannya sebagai dasar, prinsip-prinsip yang tercantum dalam
perundang-undangan “atas nama kemerdekaan negara Republik Azerbaijan”,
bermaksud memberikan kemakmuran dan kesejahteraan bagi semua masyarakat dan
bagi tiap-tiap individu, ingin menegakkan kebebasan dan keamanan, memahami
tanggungjawab akan generasi masa lalu, sekarang dan masa yang akan datang.
Dengan menggunakan hak kedaulatannya, konstitusi mendeklarasikan sepenuhnya
beberapa tujuan berikut ini:
Menjaga kemerdekaan, kedaulatan dan integritas wilayah Republik Azerbaijan
Menetapkan sistem yang demokratis dalam kerangka konstitusi
12 Sumber:situs kedutaan Azerbaijan http://azembassy.or.id/ind/az/politics.shtml, diakses tanggal 31 oktober 2012
12
Mencapai penegakan masyarakat sipil
Membangun negara sekuler berdasarkan kaidah hukum sebagai ungkapan
kehendak bangsa
Menyediakan standar hidup yang layak bagi setiap orang yang sesuai dengan
sistem sosial dan ekonomi yang adil
Memantapkan keyakinan terhadap nilai-nilai manusia universal, agar hidup
bersahabat, damai dan bebas dengan semua bangsa dunia dan bekerjasama
dengan mereka untuk tujuan ini.
Sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang pasal 1, “Di Republik
Azerbaijan, rakyat Azerbaijan adalah satu-satunya sumber kekuasaan negara”.
Menurut Undang-Undang pasal 2, rakyat Azerbaijan akan menggunakan hak
kedaulatannya secara langsung melalui referendum dan melalui perwakilan yang
dipilih atas dasar universal, sederajat dan dengan bebas, rahasia dan pribadi.
Pasal 7 menetapkan bahwa negara Azerbaijan adalah republik yang
demokratis, konstitusional, sekular dan kesatuan. Di Azerbaijan, kekuasaan negara
yang berkaitan dengan permasalahan domestik dibatasi hanya oleh hukum negara.
Sedangkan persoalan luar negeri dibatasi hanya oleh partai. Kekuasaan negara di
Republik Azerbaijan didasarkan pada prinsip pembagian kekuasaan antara legislatif,
eksekutif dan yudikatif. Menurut konstitusi, lembaga legislatif, eksekutif dan
yudikatif harus berhubungan satu sama lain dan harus independen dengan batasan
kekuasaan mereka yang berbeda-beda.
Sejarah
Sejarah awal penduduk daerah yang kini dikenal sebagai Azerbaijan ialah
bangsa Albania Kaukasia, bangsa penutur bahasa-bahasa Kaukasus yang muncul di
daerah ini sebelum rombongan besar orang yang akhirnya menyerang Kaukasus.
Secara historis Azerbaijan telah dilindungi berbagai bangsa, termasuk bangsa
Persia, Yunani, Romawi, Armenia, Arab, Turki, Mongol dan Rusia.
Kerajaan pertama yang muncul di Republik Azerbaijan masa kini
ialah Mannae pada abad ke-9 M, berlangsung hingga 616 SM saat menjadi
bagian Kekaisaran Media, yang kemudian menjadi bagianKekaisaran Persia pada 549
13
M. Satrapi Atropatene dan Albania Kaukasia didirikan pada abad ke-4 SM dan
termasuk kurang lebih wilayah negara kebangsaan Azerbaijan dan bagian
selatan Dagestanmasa kini.
Islam tersebar cepat di Azerbaijan menyusul futuhat pada abad ke-7–8.
Setelah kekuasaan Kekhalifahan Arab menyusut, beberapa negara semimerdeka telah
terbentuk, kesultanan Shirvanshah menjadi salah satu darinya. Pada abad ke-11, Turki
Seljuk yang menaklukkan menjadi kekuatan dominan di Azerbaijan dan meletakkan
dasar etnis Azerbaijani masa kini. Pada abad ke-13-14, negeri ini diserang
bangsa Mongol-Tatar.
Azerbaijan ialah bagian Kesultanan Persia Safavid selama abad ke-15–18.
Juga mengalami masa singkat perpecahan bangsawan pada pertengahan abad ke-18
hingga awal abad ke-19, dan terdiri atas kekhanan-kekhanan yang merdeka.
Menyusul Perang Persia-Rusia antara Kesultanan PersiaQajar, seperti Ganja, Guba,
Baku dan kekhanan-kekhanan merdeka lainnya, dan Kekaisaran Rusia, Azerbaijan
direbut Rusia melalui Perjanjian Gulistan pada 1813, dan Perjanjian
Turkmenchay pada 1828, dan beberapa perjanjian yang lebih awal antara tsar Rusia
dan para khan berakhir pada dasawarsa pertama abad ke-19. Pada 1873, minyak
("emas hitam") ditemukan di kota Baku, ibukota Azerbaijan nantinya. Dari awal abad
ke-20 hampir separuh cadangan minyak dunia disuling di Baku.
Setelah jatuhnya Kekaisaran Rusia selama PD I, Azerbaijan bersama Armenia
dan Georgia menjadi bagian Republik Federasi Demokrasi Transkaukasia yang
berumur pendek. Saat republik itu bubar pada Mei 1918, Azerbaijan menyatakan
kemerdekaan sebagai Republik Demokrasi Azerbaijan. RDA ialah negara republik
berpenduduk mayoritas Muslim pertama di dunia dan hanya berlangsung 2 tahun, dari
1918 hingga 1920, sebelum Tentara Merah menyerang Azerbaijan. Pada Maret 1922,
Azerbaijan, bersama dengan Armenia dan Georgia, menjadi bagian RSFS
Transkaukasia dalam Uni Soviet yang baru terbentuk. Pada 1936, RSFST bubar dan
Azerbaijan menjadi republik bagian RSUS sebagai RSS Azerbaijan.
Selama PD II, Jerman Nazi menyerang Uni Soviet. Tujuan utama
serangan Operasi Edelweiss Adolf Hitler ialah mencaplok ibukota kaya minyak
Azerbaijan, Baku. Karena alasan perang, pekerja minyak Soviet diwajibkan bekerja
tanpa henti dan warganegaranya menggali parit dan rintangan antitank untuk
14
menghalau kemungkinan serangan musuh. Namun, Operasi Edelweiss gagal. Pasukan
Jerman pertama kali gagal di pegunungan Kaukasus, mereka kalah telak
dalam Pertempuran Stalingrad.
Pada 1990, orang Azeri berkumpul untuk memprotes kekuasaan Soviet dan
menuntut kemerdekaan. Secara brutal demonstrasi itu ditindas oleh campur tangan
Soviet dalam peristiwa yang kini disebut orang Azeri sebagai Januari Hitam. Namun
pada 1991, Azerbaijan memproklamasikan kemerdekaannya saat jatuhnya Uni Soviet.
Sayangnya, tahun-tahun awal kemerdekaannya teralihkan dengan perang terhadap
Armenia dan gerakan separatis Armenia atas kawasan Nagorno-Karabakh. Meski
ada gencatan senjata di tempat sejak 1994, Azerbaijan belum memecahkan konflik
dengan Armenia atas wilayah yang dominannya orang Armenia. Sejak akhir perang,
Azerbaijan kehilangan kendali 14 - 16% wilayahnya termasuk Nagorno-Karabakh
sendiri. Sebagai akibat konflik, kedua negara menghadapi masalah pengungsi dan
orang terlantar seperti kesulitan ekonomi.
Namun, mantan pemimpin Azeri Soviet Heydər Əliyev mengubah pola ini di
Azerbaijan dan mulai mengeksploitasi cadangan minyaknya yang kaya di Baku,
sesuatu yang membuat Azerbaijan terkenal. Heyder Eliyev juga membersihkan
perjudian dan bisa menekan tingkat pengangguran di negara itu. Ia juga mencari
hubungan lebih dekat dengan Turki saat secara serentak membuat usaha memecahkan
konflik Karabakh secara damai dengan Armenia. Namun, keadaan politik di
Azerbaijan tetap tegang khususnya setelah Heydar Aliyev, saat kematiannya, memilih
putranyaIlham menyandang jabatan presiden. Kekuatan oposisi Azeri tak puas dengan
pergantian dinasti ini dan menuntut pemerintahan demokratis.
Pemerintahan
Republik Demokratik Azerbaijan (Azerbaijan: Azərbaycan Xalq
Cümhuriyyəti/Azərbaycan Demokratik Respublikası) adalah republik demokratik dan
sekuler pertama di dunia Muslim. Republik ini didirikan pada tanggal 28 Mei 1918,
setelah jatuhnya kekaisaran Rusia yang dimulai dengan Revolusi Rusia tahun 1917.
Kemerdekaannya dinyatakan oleh Dewan Nasional Azerbaijan di Tiflis. Republik ini
berbatasan dengan Rusia di utara, Republik Demokratik Georgia di barat-
laut, Republik Demokratik Armenia di barat, dan Kekaisaran Persia di selatan. Luas
negara ini secara kasar sekitar 120.000 km², dengan populasi 6 juta
15
jiwa. Ganja merupakan ibu kota sementara republik ini karena Baku dikuasai oleh
kaum Bolshevik.
Di bawah Republik Demokratis Azerbaijan, sistem pemerintahan berkembang,
dengan parlemen terpilih berdasarkan perwakilan semesta, bebas, dan proporsional.
Parlemen ini merupakan organ tertinggi kekuasaan negara dan dewan Menteri yang
memegang tanggung jawab.Fatali Khan Khoyski menjadi perdana mentri pertama. Di
samping mayoritas nasionalis partai Musavat Azerbaijan, Ehrar, Ittihad, Muslim
Sosial-Demokrat, ada juga perwakilan Armenia (21 dari 120 kursi), Rusia, Polandia,
Yahudi, dan minoritas Jerman. Beberapa anggota mendukung ide Pan-Islamis dan
Pan-Turkisme.
Keberhasilan parlemen dalam memberikan hak memilih kepada kaum wanita
membuat Azerbaijan menjadi negara Muslim pertama di dunia yang memberi wanita
hak politik yang sama dengan pria. Azerbaijan bahkan mendahului negara
seperti Britania Raya danAmerika Serikat. Pencapaian penting lainnya adalah
didirikannya Universitas Negara Baku, yang merupakan universitas modern pertama
yang pernah didirikan di Azerbaijan.
Kebijakan
Meski hanya berdiri selama dua tahun, republik parlementer multi partai
Azerbaijan dan koalisi pemerintah mampu mencapai beberapa hal dalam bangunan
nasional dan negara, pendidikan, pembuatan angkatan bersenjata, keuangan bebas dan
sistem ekonomi, pengakuan internasional sebagai negara de facto dan pengakuan de
jure yang belum diputuskan, pengakuan resmi dan hubungan diplomasi dengan
beberapa negara, persiapan konstitusi, hak asasi untuk semua, dan lain-lain. Hal ini
merupakan dasar penting untuk merdekanya kembali Azerbaijan tahun 1991.
Politik dalam negeri
Kehidupan politik Republik Demokratik Azerbaijan didominasi oleh
partai Musavat, pemenang pemilihan dewan konstituen tahun 1917. Parlemen pertama
Republik ini dibuka pada tanggal 5 Desember 1918. Musavat memiliki 38 anggota di
parlemen, yang terdiri dari 125 wakil, dan dengan beberapa partai Musavat bebas
membentuk faksi terbesar. Republik ini diperintah oleh lima kabinet, semua dibenuk
oleh koalisi antara Musavat dan partai lainnya, termasuk Blok Muslim Sosialis, Ehrar,
16
dan Partai Muslim Sosial Demokrat. Partai Ittihad merupakan partai oposisi utama
dan tidak ikut serta dalam pembentukan kabinet, kecuali anggotanya adalah Inspektur
Jenderal dalam kabinet terakhir. Perdana Menteri tiga kabinet pertama adalah Fatali
Khan Khoyski; perdana menteri dua kabinet yang terakhir adalah Nasibbek
Usubbekov. Pembentukan kabinet selanjutnya ditugaskan ke Mammed Hasan
Hajinski, tetapi ia tidak mampu membentuk kabinet, karena kekurangan waktu dan
kurang dukungan mayoritas di parlemen, dan juga invasi Bolshevik. Ketua
parlemen, Alimardan Topchubashev, diakui sebagai kepala negara. Ia mewakili
Azerbaijan di Konferensi Perdamaian Versailles, Paris tahun 1919.
Politik luar negeri
Antara tahun 1918 dan 1920, Republik Azerbaijan memiliki hubungan
diplomatik dengan beberapa negara. Perjanjian hubungan ditandatangani dengan
beberapa negara; enam belas negara mendirikan kedutaan besarnya di Baku.
Pemerintah Republik Demokratik Azerbaijan selalu tetap netral dalam masalah
Perang Saudara Rusia dan tidak pernah bersampingan dengan Merah maupun tentara
Putih.
E. Korupsi di Azerbaijan
Dari survey yang dilakukan oleh transparency.org, sebuah badan independen
dari 146 negara, tercatat data 10 besar negara yang dinyatakan sebagai negara
terkorup. Azerbaijan menempati posisi pertama sebagai negara terkorup di dunia13.
Melihat menjamurnya korupsi di Rusia, timbul pertanyaan pada sesi
wanwancara yang dilakukan oleh salah satu jurnalis jepang pada kepala negara, Ilham
Aliyev mengenai kemungkinan Azerbaijan terjangkiti korupsi setelah lepas dan
merdeka dari Uni Soviet dan memiliki pendapatan yang besar dari kekayaan miyak
dan gas alamnya. Namun, dari hasil wawancara tidak menyiratkan adanya kecemasan
yang berarti dari sang kepala negara.
Berikut kutipan hasil wawancara yang telah diterjemahkan:
Pertanyaan: Tuan Presiden, konon kabarnya di Rusia besar sekali korupsinya. Apakah
Saudara tidak khawatir akan hal yang serupa setelah Azerbaijan akan memiliki sejumlah uang
13 Sumber: http://forum.detik.com/daftar-10-negara-terkorup-di-dunia-2012-t364858.html, diakses pada tanggal 31 oktober 2012
17
dari penghasilan minyak yang akan diterima berkat perjanjian-perjanjian yang telah
ditandatangani?
Jawaban: Korupsi ada di mana-mana, juga di Jepang. Baru-baru ini saya mendengar, bahwa
di negeri saudara menteri keuangan minta berhenti karena beberapa karyawannya tersangkut
dalam korupsi. Baru-baru ini juga, kira-kira 15 hari yang lalu saya membebaskan menteri luar
negeri Azerbaijan dari jabatannya, karena dia juga tersangkut dalam korupsi. Pendek kata,
korupsi adalah penyakit yang menulari hampir seluruh negara dunia. Tugas kita adalah
berjuang terhadap penyakit itu. Di Azerbaijan korupsi terdapat hari ini juga. Kami tidak
menutupinya, malahan terus terang mengatakannya. Dalam pertemuan dengan para wakil
maskapai-maskapai Jepang saya mengatakan bahwa hubungan kita harus kita jalin atas dasar-
dasar yang suci dan bersih. Pendek kata, kami akan berjuang untuk melawan korupsi.14
Walaupun disebutkan adanya keinginan untuk berusaha berjuang melawan
korupsi pada masa kepemrintahanya, hal ini tidak berjalan sesuai harapan saat melihat
predikat salah satu negara terkorup di dunia. Di Azerbaijan, sebagai negara maju yang
memiliki komoditi utama minyak dan gas alam yang berlimpah, sungguh disayangkan
jika kekayaan tersebut tidak dapat dinikmati oleh seluruh warga negara Azerbaijan.
Penduduk yang tinggal di ibukota Baku atau pengusaha- pengusaha minyak di
Azerbaijan dapat menikmati hidup yang sangat mewah, namun penduduk yang tinggal
di desa tetap merasakan hidup dalam kemiskinan. Ketimpangan yang luar biasa ini
merupakan salah satu bentuk akibat dari korupsi yang merajalela.
Disebutkan oleh Transparency International Liaison Office to the European
Union Azerbaijan salah satu dari beberapa negara yang melakukan usaha- usaha
dalam melawan korpusi yang menggerogoti negaranya, tetapi tidak memberikan hasil
yang memuaskan. Berikut kutipan laporan mengenai perkembangan korupsi di
Azerbaijan.
“Azerbaijan: The report notes that despite well-crafted legislation in both the judiciary and
public sector, the laws are not being implemented. The same is true for the country’s anti-
corruption legislation: the laws meet international standards, but now need to be used.
Azerbaijan has made progress implementing the GRECO recommendations mainly on
14 Sumber hasil wawancara: http://library.aliyev-heritage.org/iz/3338961.html, (perpustakaan elektorinik warisan Heydar Aliyev) diakses pada tanggal 31 oktober 2012
18
legislative initiatives, enhancement of cooperation between various agencies, and introducing
training programs.”15
Melihat rekomendasi yang usulkan seperti inisiatif legislatif, meningkatkan
kerjasama dari berbagai instansi dalam melawan korupsi mengindikasikan kurangnya
keinginan dari pejabat publik khususnya legislatif untuk lepas dan melawan korupsi.
F. Analisis
Melihat predikat sebagai salah satu negara terkorup di dunia, membuat
Azerbaijan terlihat menyedihkan walaupun tergolong negara maju dengan kekayaan
alam melimpah khusunya minyak dan gas bumi yang tentunya membuat negara maju
lainnya cukup iri. Korupsi yang menggerogoti dan menghasilkan ketimpangan sosial
yang cukup lebar mengindikasikan rusaknya moral para pejabat publik yang mampu
menikmati hidup mewah dan melihat warganya masih banyak yang hidup dibawah
garis kemiskinan. Padahal Azerbaijan merupakan negara maju dengan ibukota Baku
yang merupakan kota kosmopolitan.
Belum lagi melihat hasil wawancara sang kepala negara dan laporan dari
Transparency International yang merupakan organisasi masyarakat madani global
yang memimpin perang melawan korupsi, yang mengindikasikan kurangnya
keinginan atau kemauan para pejabat publik dan kurangnya kerjasama dengan instansi
lain dalam melawan korupsi. Jika, keinginan saja tidak ada maka pemberantasan
korupsi akan menjadi visi formalitas saja.
Beberapa cara yang diajukan Kumorotomo dalam bukunya Etika Administrasi
Negara (1992:217).
1. Cara sistemik-struktural
Mendayagunakan segenap suprastruktur politik maupun infrastruktur
politik dan pada saat yang sama membenahi birokrasi sehingga lubang-
lubang yang dapat dimasuki tindakan-tindakan korup dapat ditutup. Yang
dimaksud dengan “suprastruktur politik” adalah keseluruhan lembaga
penyelenggara negara yang mempunyai kewenangan hukum konstitusional
seperti presiden, dan badan legislatif beserta seluruh jajaran.
15 South Caucasus Must Face Up To Anti-Corruption Challenge report by Transparency International Liaison Office to the European Union on http://www.transparency.org/news/pressrelease/20100506_south_caucasus_must_face_up_to_anti_corruption_challenge,diakses tanggal 31 oktober 2012
19
Karena itu, penting adanya keinginan dan kesadaran pejabat publik itu
sendiri untuk memberantas korupsi.
2. Cara abolistik
Mengkaji permsalahan-permasalahan yang tengah dihadapi masyarakat,
mempelajari dorongan-dorongan individual yang mengarah ke tindakan-
tindakan korupsi, meningkatkan kesadaran hukum masyarakat, serta
menindak orang-orang yang korup berdasarkan kodifikasi hukum yang
berlaku.
3. Cara moralistik
Dilakukan secara umum melalui pembinaan mental dan moral manusia,
khotbah-khotbah, ceramah, atau penyuluhan di bidang keagamaa, etika dan
hukum.
“hukum yang lemah memang bisa menjadi sumber kejahatan, tetapi kejahatan
pun akan merajalela jika penegak hukum itu sendiri adalah orang-orang yang jahat”
(kumorotomo, 1992:228).
20
BAB III
PENUTUP
A. Temuan Menarik
Diluar pembahasan mengenai korupsi, terdapat fakta menarik mengenai
Azerbaijan. Dimana Negara Republik ini mengaku sebagai negara sekuler atau
menganut asas sekulerisme. Yakni, dimana sebuah negara menjadi netral dalam
permasalahan agama, dan tidak mendukung orang beragama maupun orang yang tidak
beragama. Namun, beberapa waktu lalu di bulan oktober ini ratusan muslim di
Azerbaijan melakukan demonstrasi terkait dengan peraturan pemerintah yang
melarang berpakaian muslim, dalam hal ini berjilbab. Demonstrasi yang berunjung
pada bentrokan ini bukan pertama kalinya terjadi.
Banyak komentator yang menyakini bahwa mengangkat isu-isu seperti
larangan hijab dan masalah agama adalah untuk menutupi korupsi yang mewabah di
pemerintah Azerbaijan, meskipun Azerbaijan sebagai pemasok pertama energi ke
Eropa, di samping kepentingan khusus, dimana Azerbaijan merupakan jalur
penyeberangan pasukan AS ke Afghanistan.
Berikut saya lampirkan berita lengkap mengenai ulasan mengenai larangan
berjilbab di negara sekuler ini.
Ditinjau dari sudut pandang etika, larangan seperti ini termasuk dalam
pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan pemerintah pada masyarakatnya dan
tentu saja melanggar nilai etika dan moral dimana sebuah negara yang membatasi
warganya dalam beragama dan tentu saja ilegal.
B. Kesimpulan
Dalam mewujudkan good governance dibutuhkan pemerintahan yang memiliki
tata kelola yang baik dan tentu saja bermoral. Jika suatu negara menaati nilai- nilai
etika dalam menjalankan suatu pemeriintahan maka tidak akan terjadi pelanggaran-
pelanggaran pidana. Semua penyimpangan dan pelanggaran yang mengakibatkan
kerugian secara otomatis akan melanggar nilai etika dan norma.
21
Namun, keinginan manusia yang tidak pernah puas yang kemmudian
melahirkan pikiran dan tindakan yang melanggar norma dan nilai etika seperti
korupsi. Korupsi memang menjadi penyakit yang diderita semua negara di dunia
tanpa terkecuali hampir mustahil untuk diberantas secara total namun bukan berarti
tidak dapat diminimalisasi. Korupsi yang dibiarkan atau tidak ada upaya untuk
diberantas akan berubah menjadi hal yang wajar dan meleyapkan rasa bersalah yang
melakukannya (koruptor) juga menghancurkan moralnya. Jika sudah sampaipada
tahap ini maka negara semaju dan sekaya apapun akan berakhir pada kehancuran.
Landasan kokoh yang dapat mendasari negara menjadi negara yang kuat
adalah moralitas para pejabat publik dan masyarakatnya. Karena itu, diharapkan untuk
menumbuhkan kesadaran dan menumbuhkan moralitas pada berbagai kalangan.
C. Rekomendasi
Rekomendasi yang dapat diajukan penulis dan yang utama adalah perbaikan
moral para pejabat publik di Azerbaijan, juga pendidikan moralitas sejak dini yang
diterapkan pada sekolah-sekolah dasar. Salah satunya memberikan pelajaran anti
korupsi sejak dini.
Penulis juga mendukung rekomendasi yang diusulkan oleh badan
Transparency International yang menyatakan untuk meningkatkan kerjasama berbagai
instansi baik negeri maupun privat untuk bersama-sama memberantas korupsi.
22
Lampiran
Azerbaijan Ancam Kebebasan Untuk Berhijab!
“Hentikan Islamofobia”, dan “kebebasan
untuk berbusana muslimah”. Dengan cara
seperti inilah lebih dari dua ratus
demonstran di Azerbaijan, dekat
Kementerian Pendidikan di ibukota
Azerbaijan (Baku). Mereka memprotes
terhadap larangan berbusana muslimah
(hijab) di sekolah-sekolah menengah.
Namun polisi tidak membiarkan mereka
mengekspresikan pendapat mereka secara bebas. Polisi menghujani mereka dengan tongkat
dan batu. Sehingga bentrokan pun tidak dapat dihindari, ketika polisi berupaya untuk
membubarkan aksi demonstrasi tersebut.
Di sisi lain, surat kabar Amerika “New York Times” mengutip polisi Azerbaijan yang
mengatakan: “Bentrokan yang terjadi pada akhir pekan lalu, telah melukai sejumlah petugas
polisi, dan 72 demonstran ditangkap”. Dikatakan bahwa “undang-undang menentukan jenis
pakaian para siswi di sekolah-sekolah menengah, dan melarang busana muslimah (hijab).”
Para aktivis hak asasi manusia dan pengacara sangat menentang larangan tersebut. Mereka
menegaskan bahwa pemerintah tidak memiliki hak untuk melarang pakaian agama di
sekolah-sekolah, di mana konstitusi negara tidak memaksakan pembatasan untuk memakai
busana muslimah (hijab) khususnya. Sehingga dengan tidak adanya aturan hukum resmi
tentang masalah ini, maka para orang tua menegaskan bahwa pembatasan baru terkait busana
musimah (hijab) tidak sah, dan tidak bisa dipaksakan.
Di lain pihak, Aliyev, ia seorang pengacara, yang mengatakan: “Larangan berbusana
muslimah (hijab) adalah illegal, dan itu hanya intrik untuk menjaga perdebatan yang tengah
hangat, serta menutupi isu-isu seperti korupsi dan tingkat hidup yang rendah.” Ia
memperingatkan bahwa intrik ini dapat menjadi bumerang pada akhirnya.” Ia menambahkan:
“Berbusana muslimah (hijab) merupakan salah satu indikasi kebebasan hati nurani.
Sebagaiman saya yakin bahwa masalah hijab adalah masalah yang menjengkelkan, di mana
tujuan utamanya adalah untuk mengalihkan perhatian orang dari masalah masalah sosial dan
politik yang tengah melanda negeri ini.”
23
Protes terhadap larangan hijab ini bukanlah yang pertama kalinya. Oleh karena itu, tampak
bahwa pemerintah sekuler, yang fokus untuk melindungi pondasi kekuatan dan pengaruhnya,
serta untuk memaksimalkan keuntungan besar dari energi di Azerbaijan, tidak memiliki
pengetahuan cukup terkait opini publik di negeri ini, di mana rakyat melihat agama sebagai
sumber kehidupan sosial.
Dalam beberapa tahun terakhir, telah meningkatkan ketegangan antara kaum Muslim dan
negara terkait keinginan pimpinan Azerbaijan untuk kembali pada budaya sekularisme, di
mana terjadi peningkatan pembatasan terhadap Islam dan agama minoritas di Azerbaijan—
menurut laporan tahunan tentang kebebasan beragama yang dikeluarkan oleh Departemen
Luar Negeri AS—meskipun kaum Muslim merupakan penduduk mayoritas.
Selain itu, pemerintah Azerbaijan menempatkan masjid dan ulama di bawah kontrol ketat,
dan wajib terdaftar sesuai prosedur, serta menempatkan mereka tetap di bawah mandat
Dewan Penasehat Uni Soviet. Pemerintah juga telah menutup sejumlah masjid, belum lagi
peningkatan pembatasan terhadap aktivitas dakwah dan penyebaran buku-buku agama, serta
sejumlah keluhan kaum Muslim yang menjadi sasaran polisi, di mana mereka dipukuli dan
dicukur jenggotnya secara paksa!
Banyak komentator yang menyakini bahwa mengangkat isu-isu seperti larangan hijab dan
masalah agama adalah untuk menutupi korupsi yang mewabah di pemerintah Azerbaijan,
meskipun Azerbaijan sebagai pemasok pertama energi ke Eropa, di samping kepentingan
khusus, dimana Azerbaijan merupakan jalur penyeberangan pasukan AS ke Afghanistan.
Azerbaijan terletak antara Iran dan Rusia, dan penduduknya mayoritas Muslim, yaitu sekitar
99,2%, menurut laporan yang dikeluarkan oleh Pew Research Center pada tahun 2009. Dan
seperti kebanyakan bekas republik Soviet, maka Azerbaijan diwarnai gerakan kebangkitan
keagamaan sejak kemerdekaannya pada tahun 1991.
Namun, rezim sekuler yang berkuasa memperlakukan kaum Muslim Azerbaijan secara
diskriminasi, karena ingin menghilangkan tantangan politik Islam atau radikalisme sebagai
ancaman potensial terhadap stabilitas di negara pengekspor minyak dan gas. Oleh karena itu,
baru-baru ini pemerintah memperkenalkan seragam sekolah yang melarang busana muslimah
(hijab) (islamtoday.net, 8/10/2012).
Sumber: http://hizbut-tahrir.or.id/2012/10/09/azerbaijan-ancam-kebebasan-untuk-berhijab/,
diakses pada tanggal 31 oktober 2012
24
DAFTAR PUSTAKA
Kuromoto, wahyudi. 1992.”Etika Administrasi Negara”. Jakarta: Rajawali Pers
Zachrie, Ridwan dan Wijayanto. 2009.”Korupsi Mengkorupsi Indonesia”. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama
Situs web
http://www.anneahira.com/azerbaijan.htm
http://library.aliyev-heritage.org
http://id.wikipedia.org/wiki/Republik_Demokratik_Azerbaijan
http://forum.detik.com/daftar-10-negara-terkorup-di-dunia-2012-t364858.html
http://www.transparency.org/news/pressrelease/
20100506_south_caucasus_must_face_up_to_anti_corruption_challenge
http://id.wikipedia.org/wiki/Negara_sekuler
map> http://dz-dcupine-pg.blogspot.com/2011/05/azerbaijan.html
korupsi dikit banyak sama> http://formaga.com/wp-content/uploads/2011/05/korupsi-di-indonesia.jpg
lampiran> http://hizbut-tahrir.or.id/2012/10/09/azerbaijan-ancam-kebebasan-untuk-berhijab/
25
Recommended