View
218
Download
0
Category
Preview:
DESCRIPTION
gyfjfk
Citation preview
Organ dan Mekanisme yang Berperan dalam Sistem Kemih Manusia
Taridha Vania Christhy Emmanuella Sibarani
102013409 / A-4
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
chokyuri219@gmail.com
Abstrak
Ginjal sebagai bagian utama dalam sistem urinaria menjalankan fungsi yang sangat
penting seperti mengeluarkan sisa zat yang tidak dibutuhkan lagi, mempertahankan
homeostasis tubuh, mengatur tekanan darah, mengeluarkan zat berbahaya, dan menyerap zat
yang masih dibutuhkan tubuh agar tubuh tidak kekurangan zat yang penting. Dalam
menjalankan fungsinya ginjal melakukan 3 proses yaitu filtrasi bahan-bahan yang dibawa
darah, mereabsorpsi bahan yang masih dibutuhkan dan mensekresi bahan yang telah tidak
terpakai lagi yang akan dieksresikan ke luar tubuh dalam urin. Jika mekanisme fisiologis ini
terganggu seperti pada kasus anak laki-laki yang susah buang air kecil tersebut, maka akan
menimbulkan rasa tidak nyaman bahkan akan terasa sakit saat berkemih.
Kata kunci : sistem kemih, ginjal, filtrasi, reabsorpsi, sekresi, urine
Abstract
Kidney as a major part of the urinary system running a very important function as remove
residual substances that are no longer needed, maintain body homeostasis, regulating blood
pressure, emit harmful substances and absorb substances that are still needed by the body so
that the body does not lack essential substances. In carrying out its functions the kidneys do
three processes, namely filtration materials are brought blood, reabsorbing materials that
are still needed and secrete materials that have been unused to be excreted out of the body in
the urine. If the physiological mechanism is impaired as in the case of a boy whose difficulty
urinating, it will cause discomfort and even feels pain during urination.
Key words : urinary system, the kidneys, filtration, reabsorption, secretion, urine
Page | 1
Pendahuluan
Tubuh manusia terdiri dari berbagai macam sistem dan mekanisme. Di antaranya adalah
sistem kemih atau bisa disebut dengan traktus urogenital. Traktus urogenital sangat berperan
dalam kehidupan manusia. Peran dari traktus urogenital adalah untuk menjaga kesimbangan
asam dan basa dalam tubuh, mengatur keseimbangan cairan tubuh, untuk mensekresikan
hormon-hormon yang dibutuhkan oleh tubuh, serta meekskresikan senyawa yang sudah tidak
diperlukan lagi oleh tubuh. Oleh karena itu sangat penting bagi kita dalam mempelajari
sistem urogenital agar kita dapat mengetahui organ-organ apa saja yang berperan dalam
sistem urogenital, mekanisnya terjadinya mikturisasi, dan juga mengerti mengenai komposisi
urin yang normal dan abnormal.
Skenario
Seorang ibu membawa anaknya laki-laki yang berusia 2 tahun karena kesulitan buang air
kecil, setelah dilakukan pemeriksaan didapati ia menderita fimosis sehingga dokter
menganjurkan untuk dilakukan sirkumsisi.
Rumusan Masalah
Anak laki-laki berusia 2 tahun datang ke dokter dengan keluhan kesulitan buang air kecil.
Hipotesis
Anak laki-laki 2 tahun tersebut kesulitan buang air kecil karena menderita fimosis.
Mind Map
Page | 2
RM Sistem kemih
strukturmakro
mikro
mekanisme
filtrasi
reabsorpsi
sekresi
mixing
Ginjal
Fungsi Ginjal:
1. Mengekskresikan zat – zat sisa metabolisme yang mengandung nitrogennitrogen,
misalnya amonia.
2. Mengekskresikan zat – zat yang jumlahnya berlebihan (misalnya gula dan
vitamin) dan berbahaya (misalnya obat – obatan, bakteri dan zat warna).
3. Mengatur keseimbangan air dan garam dengan cara osmoregulasi.
4. Mengatur tekanan darah dalam arteri dengan mengeluarkan kelebihan asam atau
basa.
Struktur Makro
Kedudukan ginjal terletak dibagian belakang dari kavum abdominalis di belakang
peritonium pada kedua sisi vertebra lumbalis III, dan melekat langsung pada dinding
abdomen. Bentuknya seperti biji buah kacang merah (kara/ercis), jumlahnaya ada 2 buah kiri
dan kanan, ginjal kiri lebih besar dari pada ginjal kanan. Pada orang dewasa berat ginjal ±
200 gram. Dan pada umumnya ginjal laki – laki lebih panjang dari pada ginjal wanita. Satuan
struktural dan fungsional ginjal yang terkecil di sebut nefron. Tiap – tiap nefron terdiri atas
komponen vaskuler dan tubuler. Komponen vaskuler terdiri atas pembuluh – pembuluh darah
yaitu glomerolus dan kapiler peritubuler yang mengitari tubuli. Dalam komponen tubuler
terdapat kapsul Bowman, serta tubulus – tubulus, yaitu tubulus kontortus proksimal, tubulus
kontortus distal, tubulus pengumpul dan lengkung Henle yang terdapat pada medula.
Kapsula Bowman terdiri atas lapisan parietal (luar) berbentuk gepeng dan lapis viseral
(langsung membungkus kapiler golmerlus) yang bentuknya besar dengan banyak juluran
mirip jari disebut podosit (sel berkaki) atau pedikel yang memeluk kapiler secara teratur.
Kapsula bowman bersama glomerolus disebut korpuskel renal, bagian tubulus yang keluar
dari korpuskel renal disabut dengan tubulus kontortus proksimal karena jalannya yang
berbelok – belok, kemudian menjadi saluran yang lurus yang semula tebal kemudian menjadi
tipis disebut ansa Henle atau loop of Henle, karena membuat lengkungan tajam berbalik
kembali ke korpuskel renal asal, kemudian berlanjut sebagai tubulus kontortus distal.
Page | 3
Gambar 1. Makroskopis Ginjal
Jaringan ikat pembungkus menyelubungi ginjal, terdiri dari:
a. Fasia renal merupakan pembungkus terluar yang mempertahankan posisi
organ.
b. Lemak perirenal adalah jaringan adiposa yang terbungkus fasia ginjal. Jaringan ini
membantali ginjal dan mempertahankan ginjal tetap pada posisinya.
c. Kapsul fibrosa adalah membran halus transparan yang langsung membungkus ginjal
dan dapat dengan mudah dilepas.
Hilus adalah tingkat cekungan tepi ginjal.
Sinus ginjal adalah rongga berisi lemak yang membuka pada hilus. Sinus ini
membentuk perlekatan untuk jalan masuk dan keluar ureter, vena, arteri renalis, saraf,
dan limfatik.
Pelvis ginjal adalah perluasan ujung proksimal ureter. Ujung ini berlanjut menjadi dua
sampai tiga kaliks mayor, yaitu rongga yang mencapai glandular, bagian penghasil
urin pada ginjal. Setiap kaliks mayor bercabang menjadi beberapa (8 sampai
18) kaliks minor.
Bila sebuh ginjal kita iris memanjang, maka aka tampak bahwa ginjal terdiri dari tiga
bagian, yaitu bagian kulit (korteks), sumsum ginjal (medula), dan bagian rongga ginjal
(pelvis renalis).
1. KulitGinjal(KorteksGinjal)
Pada kulit ginjal terdapat bagian yang bertugas melaksanakan penyaringan darah
yang disebut nefron. Pada tempat penyarinagn darah ini banyak mengandung
kapiler – kapiler darah yang tersusun bergumpal – gumpal disebut glomerolus.
Page | 4
Tiap glomerolus dikelilingi oleh simpai bownman, dan gabungan antara
glomerolus dengan simpai bownman disebut badan malphigi.
Penyaringan darah terjadi pada badan malphigi, yaitu diantara glomerolus dan
simpai bownman. Zat – zat yang terlarut dalam darah akan masuk kedalam simpai
bownman. Dari sini maka zat – zat tersebut akan menuju ke pembuluh yang
merupakan lanjutan dari simpai bownman yang terdapat di dalam sumsum ginjal.
2. Sumsum Ginjal (Medula)
Sumsum ginjal terdiri beberapa badan berbentuk kerucut yang disebut piramid
renal. Dengan dasarnya menghadap korteks dan puncaknya disebut apeks atau
papila renis, mengarah ke bagian dalam ginjal. Satu piramid dengan jaringan
korteks di dalamnya disebut lobus ginjal. Piramid antara 8 hingga 18 buah tampak
bergaris – garis karena terdiri atas berkas saluran paralel (tubuli dan duktus
koligentes). Diantara pyramid terdapat jaringan korteks yang disebut dengan
kolumna renal. Pada bagian ini berkumpul ribuan pembuluh halus yang
merupakan lanjutan dari simpai bownman. Di dalam pembuluh halus ini terangkut
urine yang merupakan hasil penyaringan darah dalam badan malphigi, setelah
mengalami berbagai proses.
3. Rongga Ginjal (Pelvis Renalis)
Pelvis Renalis adalah ujung ureter yang berpangkal di ginjal, berbentuk corong
lebar. Sabelum berbatasan dengan jaringan ginjal, pelvis renalis bercabang dua
atau tiga disebut kaliks mayor, yang masing – masing bercabang membentuk
beberapa kaliks minor yang langsung menutupi papila renis dari piramid.
Kaliks minor ini menampung urine yang terus kleuar dari papila. Dari Kaliks
minor, urine masuk ke kaliks mayor, ke pelvis renis ke ureter, hingga vesica
urinaria.1
Struktur Mikro
Satu ginjal mengandung 1 sampai 4 juta nefron yang merupakan unit pembentuk
urin. Setiap nefron memiliki satu komponen vaskular (piler) dan satu komponen
tubular.
Glomerulus adalah gulungan kapiler yang dikelilingi kapsul epitel berdinding
ganda yang disebut kapsula Bowman. Glomerulus dan kapsula Bowman
bersama-sama membentuk sebuah korpuskel ginjal.
Page | 5
Lapisan viseral kapsula Bowman adalah lapisan internal epitelium. Sel-sel
lapisan viseral dimodifikasi menjadi podosit (sel-sel seperti “kaki”) yaitu sel-
sel epitel khusus di sekitar kapiler glomerular.
Setiap sel podosit melekat pada permukaan luar kapiler glomerular melalui
beberapa prosesus primer panjang yang mengandung prosesus sekunder yang
disebut prosesus kaki atau pedikel (“kaki kecil”).
Pedikel berinterdigitasi (saling mengunci) dengan prosesus yang sama dari
podosit tetangga. Setiap pori dilapisi selapis membran tipis yang
memungkinkan aliran beberapa molekul dan menahan aliran molekul lainnya.
Lapisan parietal kapsula Bowman membentuk tepi luar korpuskel ginjal.
Pada kutub vaskular korpuskel ginjal, arteriola aferen masuk ke glomerulus
dan arteriola eferen keluar dari glomerulus.
Pada kutub urinarius korpuskel ginjal, glomerulus memfiltrasi aliran yang
masuk ke tubulus kontortus proksimal.
Tubulus kontortus proksimal, panjangnya mencapai 15 mm dan sangat
berliku. Pada permukaan yang menghadap lumen tubulus ini terdapat sel-sel
epitel kuboid yang kaya akan mikrovilus (brush border) dan memperluas area
permukaan lumen.
Ansa Henle. Tubulus kontortus proksimal mengarah ke tungkai desendenansa
Henle yang masuk ke dalam medula, membentuk lengkungan jepit yang tajam
(lekukan) dan membalik ke atas membentuk tungkai asenden ansa Henle.
Nefron korteks terletak di bagiam terluar korteks. Nefron ini memiliki lekukan pendek
yang memanjang ke sepertiga bagian atas medula. Nefron juktamedular terletak di dekat
medulla. Nefron ini memiliki lekukan panjang yang menjulur ke dalam piramida medula.
Tubulus kontortus distal juga sangat berliku, panjangnya sekitar 5 mm dan membentuk
segmen terakhir nefron. Di sepanjang jalurnya, tubulus ini bersentuhan dengan dinding
arterio aferen. Bagian tubulus yang bersentuhan dengan arteriol mengandung sel-sel
termodifikasi yang disebut macula densa. Macula densa berfungsi sebagai suatu
kemoreseptor dan distimulasi oleh penurunan ion natrium. Dinding arteriol aferen yang
bersebelahan dengan macula densa mengandung sel-sel otot polos termodifikasi yang
disebutsel juktaglomerular. Sel ini distimulasi melalui penurunan tekanan darah untuk
memproduksi renin. 2
a. Vaskularisasi
Page | 6
Ginjal mendapat darah dari aorta abdominalis yang mempunyai percabangan arteria
renalis, yang berpasangan kiri dan kanan dan bercabang menjadi arteria interlobaris
kemudian menjadi arteri akuata, arteria interlobularis yang berada di tepi ginjal
bercabang menjadi kapiler membentuk gumpalan yang disebut dengan glomerolus
dan dikelilingi oleh alat yang disebut dengan simpai bowman, didalamnya terjadi
penyadangan pertama dan kapilerdarah yang meninggalkan simpai bowman kemudian
menjadi vena renalis masuk ke vena kava inferior.
b. Persyarafan Ginjal
Ginjal mendapat persyarafan dari fleksus renalis (vasomotor) saraf ini berfungsi untuk
mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf inibarjalan bersamaan
dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal. Anak ginjal (kelenjar suprarenal)
terdapat di atas ginjal yang merupakan senuah kelenjar buntu yang menghasilkan 2
macam hormon yaitu hormone adrenalin dan hormon kortison.
Ureter
Terdiri dari 2 saluran pipa masing – masing bersambung dari ginjal ke kandung kemih
(vesika urinaria) panjangnya ± 25 – 30 cm dengan penampang ± 0,5 cm. Ureter sebagian
terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam rongga pelvis.
Lapisan dinding ureter terdiri dari :
a. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
b. Lapisan tengah otot polos
c. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa
Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan – gerakan peristaltik tiap 5 menit sekali
yang akan mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kemih (vesika urinaria).
Gerakan peristaltik mendorong urin melalui ureter yang dieskresikan oleh ginjal dan
disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui osteum uretralis masuk ke dalam kandung
kemih.
Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus psoas dan dilapisi
oleh pedtodinium. Penyempitan ureter terjadi pada tempat ureter terjadi pada tempat ureter
meninggalkan pelvis renalis, pembuluh darah, saraf dan pembuluh yang mempunyai saraf
sensorik.3
Vesica Urinaria
Page | 7
Kandung kemih dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet, terletak di
belakang simfisis pubis di dalam ronga panggul. Bentuk kandung kemih seperti kerucut yang
dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan ligamentum vesika umbikalis medius.
Bagian vesika urinaria terdiri dari :
a. Fundus, yaitu bagian yang mengahadap kearah belakang dan bawah, bagian ini
terpisah dari rektum oleh spatium rectosivikale yang terisi oleh jaringan ikat
duktus deferent, vesika seminalis dan prostate.
b. Korpus, yaitu bagian antara verteks dan fundus.
c. Verteks, bagian yang maju kearah muka dan berhubungan dengan ligamentum
vesika umbilikalis.
Dinding kandung kemih terdiri dari beberapa lapisan yaitu, peritonium (lapisan
sebelah luar), tunika muskularis, tunika submukosa, dan lapisan mukosa (lapisan dalam).
Uretra
Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang
berfungsi menyalurkan air kemih keluar. Pada laki- laki uretra bewrjalan berkelok – kelok
melalui tengah – tengah prostat kemudian menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang
pubis kebagia penis panjangnya ± 20 cm.
Uretra pada laki – laki terdiri dari :
a. Uretra Prostaria
b. Uretra membranosa
c. Uretra kavernosa
Lapisan uretra laki – laki terdiri dari lapisan mukosa (lapisan paling dalam), dan
lapisan submukosa.
Uretra pada wanita terletak dibelakang simfisis pubisberjalan miring sedikit kearah
atas, panjangnya ± 3 – 4 cm. Lapisan uretra pada wanita terdiri dari Tunika muskularis
(sebelah luar), lapisan spongeosa merupakan pleksus dari vena – vena, dan lapisan mukosa
(lapisan sebelah dalam).Muara uretra pada wanita terletak di sebelah atas vagina (antara
klitoris dan vagina) dan uretra di sini hanya sebagai saluran ekskresi.4
Page | 8
Proses pembentukan urine
Mula-mula darah yang mengandung air, garam, glukosa, urea, asam amino, dan
amonia mengalir ke dalam glomerulus untuk menjalani proses filtrasi. Proses ini terjadi
karena adanya tekanan darah akibat pengaruh dari mengembang dan mengkerutnya arteri
yang memanjang menuju dan meninggalkan glomerulus. Akhir filtrasi dari glomerulus
ditampung di kapsula Bowman dan menghasilkan filtrat glomerulus atau urine primer. Secara
normal, setiap hari kapsula Bowman dapat menghasilkan 180 L filtrat glomerulus.
Filtrat glomerulus atau urin primer masih banyak mengandung zat yang diperlukan
tubuh antara lain glukosa, garam-garam, dan asam amino. Filtrat glomerulus ini kemudian
diangkut oleh tubulus kontortus proksimal. Di tubulus kontortus proksimal zat-zat yang
masih berguna direabsorbsi. Seperti asam amino, vitamin, dan beberapa ion yaitu Na+, Cl-,
HCO3-, dan K+. Sebagian ion-ion ini diabsorbsi kembali secara transport aktif dan sebagian
yang lain secara difusi.
Proses reabsorbsi masih tetap berlanjut seiring dengan mengalirnya filtrat menuju
lengkung Henle dan tubulus kontortus distal. Pada umumnya, reabsorbsi zat-zat yang masih
berguna bagi tubuh seperti glukosa dan asam amino berlangsung di tubulus renalis. Akan
tetapi, apabila konsentrasi zat tersebut dalam darah sudah tinggi, tubulus tidak mampu lagi
mengabsorbsi zat-zat tersebut. Apabila hal ini terjadi, maka zat-zat tersebut akan dieksresikan
bersama urin.
Selain reabsorbsi, di dalam tubulus juga berlangsung sekresi. Seperti K+, H+,
NH4+disekresi dari darah menuju filtrat. Selain itu, obat-obatan seperti penisilin juga
disekresi dari darah. Sekresi ion hidrogen (H+) berfungsi untuk mengatur pH dalam darah.
Misalnya jika di dalam darah terlalu asam maka ion hidrogen disekresikan ke dalam urin.
Demikian juga sekresi K+ berfungsi untuk menjaga mekanisme homeostasis. Apabila
konsentrasi K+ dalam darah tinggi, dapat menghambat rangsang impuls serta menyebabkan
kontraksi otot dan jantung menjadi menurun dan melemah. Oleh karena itu, K+ kemudian
disekresikan dari darah menuju tubulus renalis dan dieksresikan bersama urin.
Pada saat terjadi proses reabsorbsi dan sekresi di sepanjang tubulus renalis secara
otomatis juga berlangsung pengaturan konsentrasi pada urin. Sebagai contoh, konsentrasi
garam diseimbangkan melalui proses reabsorbsi garam. Di bagian lengkung Henle terdapat
NaCl dalam konsentrasi yang tinggi. Keberadaan NaCl ini berfungsi agar cairan di lengkung
Henle senantiasa dalam keadaan hipertonik. Dinding lengkung Henle descending bersifat
permeabel terhadap air, akan tetapi impermeabel untuk Na dan urea. Konsentrasi Na yang
Page | 9
tinggi ini menyebabkan filtrat terdorong ke lengkung Henle bagian bawah dan air bergerak
keluar secara osmosis.
Di lengkung Henle bagian bawah, permeabilitas dindingnya berubah. Dinding
lengkung Henle bagian bawah menjadi permeabel terhadap garam dan impermeabel terhadap
air. Keadaan ini mendorong filtrat untuk bergerak ke lengkung Henle ascending.
Air yang bergerak keluar dari lengkung Henle descending dan air yang bergerak
masuk di lengkung Henle ascending membuat konsnetrasi filtrat menjadi isotonik. Setelah
itu, filtrat terdorong dari tubulus renalis menuju duktus koolektivus. Duktus kolektivus
bersifat permeabel terhadap urea. Di sini urea keluar dari filtrat secara difusi. Demikian juga
dengan air yangbergerak keluar dari filtrat secara osmosis. Keluarnya air ini menyebabkan
konsentrasi urin menjadi tinggi.5
Gambar 2. Nefron, alur pembentukan urine
Dari duktus kolektivus, urin dibawa ke pelvis renalis. Dari pelvis renalis, urin
mengalir ke melalui ureter menuju vesika urianria (kandung kemih) yang merupakan tempat
penyimpanan urin sementara. Singkatnya dapat dilihat di tabel di bawah ini.
Nama Proses yang terjadi Molekul yang
diproses
Filtrasi
(Glomerulus)
Darah mengalir masuk ke dalam
glomerulus dan mengalami filtrasi.
Air, glukosa, asam
amino, garam, urea,
dan amoniak.
Page | 10
Reabsorbsi
(tubulus)
Terjadi difusi dan transport aktif
molekul-molekul dari tubulus
kontortus proksimal ke darah.
Air, glukosa, asam
amino, dan garam.
Sekresi
(tubulus)
Terjadi transport aktif molekul-
molekul dari darah ke tubulus
kontortus distal.
Amoniak, ion
hidrogen, penisilin dan
asam urat.
Reabsorbsi air Terjadi reabsorbsi air di sepanjang
tubulus terutama di duktus
kolektivus.
Garam (NaCl) dan air.
Ekskresi Terbentuk urin yang sesungguhnya. Air, garam, urea,
amonium, asam urat.
Tabel 1. Proses pembentukan urine
Peristiwa penggabungan urine yang mengalir melui ureter ke dalam kandung kemih.,
keinginan untuk buang air kecil disebabkan penanbahan tekanan di dalam kandung kemih.
Pengeluaran Urine / Miksi
Pengeluaran urine dari luar tubuh atau biasa disebut miksi dimulai setelah urine
selesai dibentuk oleh ginjal, urin lalu disalurkan melalui ureter ke kandung kemih (vesica
urinaria). Kontraksi peristaltic otot polos di dalam urethra mendorong urine bergerak maju
dari ginjal ke kandung kemih. Ureter menembus dinding kandung secara oblik, Susunan
anatomis seperti ini mencegah aliran balik urine dari kandung kemih ke ginjal apabila terjadi
peningkatan tekanan di dinding kandung kemih.
Dinding kandung kemih terdiri dari otot polos yang dilapisi sel epitel khusus. Otot
polos kandung kemih dapat sangat meregang tanpa menyebabkan peningkatan ketegangan
dinding kandung kemih. Otot polos mendapat banyak persarafan serat parasimpatis, yang
apabila dirangsang akan menyebabkan kontraksi kandung kemih. Apabila saluran keluar
melalui urethra terbuka, kontraksi kandung kemih menyebabkan pengosongan urine dari
kandung kemih. Walaupun demikian, pintu keluar kandung kemih dijaga oleh dua sfingter.
Sfingter urethra interna dan sfingter urethra eksterna. Sfingter urethra interna terdiri atas otot
polos dan dibawah control involunter. Dan sfingter urethra eksterna terdiri atas otot lurik dan
diabawah control volunteer, sehingga dapat diatur sesuai keinginan kita.6
Page | 11
Kandung kemih dapat menampung 250 sampai 400 ml urine sebelum reseptor regang
di dindingnya memulai reflex berkemih, menyebabkan pengosongan kandung kemih secara
involunter dengan secara bersamaan menyebabkan kontraksi kandung kemih yang disertai
pembukaan sfingter urethra interna dan eksterna.
Urine (Air Kemih)
1. Komposisi air kemih
Air kemih terdiri dari kira – kira 95 % air
Zat – zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein asam urea, amoniak dan
kreatinin
Elektrolit, natrium, kalsium, NH3, bikarbonat, fosfat dan sulfat
Pigmen (bilirubin, urobilin)
Toksin
Hormon
2. Mekanisme Pembentukan Urine
Dari sekitar 1200ml darah yang melalui glomerolus setiap menit terbentuk 120 –
125ml filtrat (cairan yang telah melewati celah filtrasi). Setiap harinyadapat terbentuk
150 – 180L filtart. Namun dari jumlah ini hanya sekitar 1% (1,5 L) yang akhirnya
keluar sebagai kemih, dan sebagian diserap kembali.
3. Ciri – ciri Urine Normal
Rata – rata urine yang dihasilkan dalam satu hari 1 – 2 liter, tapi berbeda – beda
sesuai dengan jumlah cairan yang masuk.
Warna urine biasanya bening kekuningan, baunya tajam, dan pH rata – rata 6.7
Page | 12
Kesimpulan
Ginjal sebagai bagian utama dalam sistem urinaria menjalankan fungsi yang sangat
penting seperti mengeluarkan sisa zat yang tidak dibutuhkan lagi, mempertahankan
homeostasis tubuh, mengatur tekanan darah, mengeluarkan zat berbahaya, dan menyerap zat
yang masih dibutuhkan tubuh agar tubuh tidak kekurangan zat yang penting. Dalam
menjalankan fungsinya ginjal melakukan 3 proses yaitu filtrasi bahan-bahan yang dibawa
darah, mereabsorpsi bahan yang masih dibutuhkan dan mensekresi bahan yang telah tidak
terpakai lagi yang akan dieksresikan ke luar tubuh dalam urin. Jika mekanisme fisiologis ini
terganggu seperti pada kasus anak laki-laki yang susah buang air kecil tersebut, maka akan
menimbulkan rasa tidak nyaman bahkan akan terasa sakit saat berkemih.
Daftar Pustaka
1. Fiore M. Atlas histologi manusia. In: Eroschenko VP, editors. 9th ed. Jakarta: EGC;
2002.p.187-95.
2. Ganong WF. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 20. Jakarta: EGC Penerbit Buku
Kedokteran.2003.
3. Guyton, Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit EGC; 2007.
4. Junqueira LC, Carneiro J. Histologi dasar teks & atlas. Edisi 10. Bab : Sistem Urinaria.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC ; 2003.
5. Sherwood L. Fisiologi manusia: dari Sel ke Sistem / Lauralee Sherwood; alih bahasa,
Brahm U. Pendit; editor, Beatricia I. Santoso. Ed 2. Jakarta: EGC; 2001.
6. Sloane E. Sistem muskular. Dalam : Widyastuti P. Anatomi dan fisiologi untuk pemula.
Jakarta: Penerbit buku kedokteran ECG; 2003.h.119-41.Histologi dasar
7. Sumadikarya IK, Rumiaati F, Kasim YI, Kusumahastuti, Sutardhio H, Sumbayak EM,et
al. Urogenital1. Jakarta: UKRIDA; 2009.
Page | 13
Recommended