View
332
Download
9
Category
Preview:
Citation preview
• Penyakit yang paling merugikan
• Di banyak negara dianggap sebagai dua penyakit :
antraknosa (Gloeosporium) dan busuk matang (Colletotrichum)
1. ANTRAKNOSA
CABAI
Gejala :G. piperatum:
• Dapat menyerang buah yang masih hijau• Dapat menyebabkan mati ujung (die back)• Mula-mula terdapat bintik-bintik kecil kehitaman dan berlekuk• Tepinya berwarna kuning, membesar dan memanjang, tengahnya
semakin gelap• Aservulus dalam lingkaran-lingkaran sepusat, membentuk konidia
berwarna merah jambu
C. capsici :
• Bercak coklat kehitaman, meluas menjadi busuk lunak
• Di tengah bercak ada titik-titik hitam: setae dan konidia
• Menyerang ranting muda; mati ujung (die-back)
Patogen : Gloeosporium piperatum
Colletotrichum capsici
• Aservulus dalam sel epidermis/sub epidermis, terbuka, bulat/bulat panjang, kuning jingga/merah jambu
• Konidium bersel satu, hialin, batang, ujung membulat
• Aservulus banyak, di bawah /pada permukaan kutikula, hitam, banyak setae
• Setae coklat tua, bersekat, kaku, meruncing ke atas
• Konidium hialin, silindris, ujung tumpul atau bengkok seperti bulan sabit
• Membentuk sklerotium dalam jaringan yang sakit atau dalam medium
Daur penyakit dan faktor-faktor yang berpengaruh• Cendawan bersifat laten; menginfeksi biji, bertahan dalam tanaman
yang tumbuh dari biji terinfeksi
• Bertahan dalam sisa-sisa tanaman
• Konidia disebarkan angin
• Bercak berkembang paling baik pada suhu 30 oC; sporulasi G. piperatum pada 23 oC, C. capsici pada 30 oC
Pengendalian• Tidak menanam biji dari buah yang terinfeksi
• Sanitasi
• Fungisida : Topsin M70WP, Antila 80 WP, Dithane M-45 80WP Velimex 80WP, dll
BERCAK DAUN CERCOSPORA• Banyak terdapat pada cabai merah
• Penyakit penting di dataran tinggi, terlebih pada paprika
• Tersebar luas tetapi tidak dianggap berbahaya
Gejala : Pada daun terdapat bercak bulat kecil, kebasahan
Bercak dapat meluas hingga berdiameter 0,5 cm atau lebih
Pusat bercak berwarna pucat sampai putih, tepi lebih gelap
Apabila banyak bercak, daun cepat gugur
Pada kondisi yang sangat lembab, bercak dapat mencapai batang, tangkai daun maupun tangkai buah (tetapi jarang pada buah)
Penyebab penyakit dan faktor-faktor yang berpengaruh
Patogen : Cercospora capsici• konidium berbentuk gada panjang, bersekat 3-12, konidiofor pendek
• C. capsici terbawa oleh biji, dapat bertahan pada sisa-sisa tanaman selama satu musim
• Penyakit tidak banyak muncul pada musim kemarau atau di lahan dengan drainase baik
• Penyakit cenderung lebih banyak pada tanaman tua
Pengendalian
• Sanitasi
• Fungisida yang terdaftar : Anvil 50 SC, Daconil 75 WP, Score 250 EC, Topsin M 70 WP, Vondozeb 420 SC, Velimex 80 WP, dll
Tersebar luas di banyak negara penanam cabai
Umum terdapat di wilayah yang hangat dan kering
Di wilayah lain jarang menimbulkan kerusakan berat
Pertama kali terlihat di Florida, Amerika Utara tahun 1971
Peneliti Belanda: hubungan langsung antara persentase infeksi pada daun dengan kehilangan hasil (1% infeksi pada daun ~ 1% kehilangan hasil)
Di rumah kaca, di Amerika Utara, kehilangan hasil umumnya antara 10-15%
Lebih dari 1000 spesies dari beberapa famili tanaman rentan terhadap cendawan tepung
PENYAKIT TEPUNG (Powdery mildew)
Gejala :
• Pada sisi bawah daun yang tua terdapat lapisan tepung berwarna putih
• Bagian daun yang bertepung menguning membentuk bercak-bercak
• Daun menjadi pucat dan cepat rontok
Patogen : Leveillula taurica (Oidiopsis sicula)
Miselium berkembang di dalam jaringan daun
Konidiofor membentuk berkas, muncul dari mulut daun, bercabang-cabang, ramping, panjang
Spora tersebar melalui angin
Penyebab penyakit dan faktor-faktor yang berpengaruh
Berbeda dengan penyakit tepung pada tomat atau ketimun; embun tepung pada cabai awal pertumbuhannya tidak terlihat, di dalam jaringan daun, laten hingga 21 hari
Infeksi terjadi pada suhu 19-33 oC dengan kelembapan tinggi atau rendah
Pengelolaan penyakit :
• Sanitasi lahan
• Monitoring, embun tepung terjadi mulai dari daun tua, pada bagian bawah
• Hingga saat ini belum ada varietas cabai yang tahan
• Gunakan fungisida protektan pada saat penyakit pertama kali terlihat dan selanjutnya gunakan fungisida yang diijinkan
• Buang daun-daun atau tanaman yang pertama terserang dengan hati-hati, tetap menjaga kebersihan karena cendawan ini mampu bertahan dalam sisa-sisa tanaman
Pertama kali ditemukan dan diteliti oleh Woronin (Rusia) tahun 1872
Di Indonesia pertama kali diketahui di Lembang, Bandung tahun 1975
Dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar, hasil tidak dapat dijual
Dapat menjangkiti tanaman lain dari famili kubis-kubisan
Hanya menjangkiti tanaman dari famili kubis-kubisan
AKAR GADA (CLUB ROOT)
KUBIS
Gejala :• Sel-sel akar yang terinfeksi membelah dan membesar sehingga
terbentuk bintil
• Bintil-bintil menyatu membentuk bengkakan memanjang seperti gada (batang pendek)
• Pengangkutan hara dan air terganggu, tanaman merana, daun cepat layu
• Pada saat gejala bagian atas mulai tampak, akar biasanya sudah sangat rusak
Penyebab penyakit dan faktor- faktor yang berpengaruh
Patogen : Plasmodiophora brassicae
Cendawan membentuk spora istirahat berbentuk bulat, hialin
Spora tahan berkecambah membentuk zoospora (spora kembara) yang mempunyai 2 bulu cambuk
Di dalam akar badan cendawan berbentuk plasmodium
Spora istirahat dapat bertahan hidup lebih dari 10 tahun
Patogen dapat tersebar melalui air irigasi, alat-alat pertanian, tanah, hewan, bibit dan pupuk kandang
Patogen tidak terbawa biji
Pengelolaan penyakit : Mencegah masuknya patogen ke wilayah yang belum
terinfestasi
Pembibitan dibuat di lokasi bebas patogen
Meningkatkan pH tanah dengan pengapuran
Aplikasi fungisida yang terdaftar : Basamid G, Bavistin 50 WP
BUSUK HITAM (BLACK ROT)
Terdapat di semua daerah kubis di seluruh dunia Menimbulkan kerugian yang besar Di Indonesia pertama kali dilaporkan tahun 1931 di Sumatera
Utara
Gejala :
• Tepi daun terdapat daerah berwarna kuning, selanjutnya meluas ke bagian tengah
• Tulang daun berwarna coklat tua atau hitam
• Daun yang sakit mengering, seperti selaput, tulang daun berwarna hitam
Penyebab penyakit dan faktor- faktor yang berpengaruh
Patogen : Xanthomonas campestris pv. campestris
Bakteri berbentuk batang, tidak membentuk spora, bergerak dengan satu flagellum polar
Bakteri bertahan pada biji, dalam tanah, pada tumbuhan inang lain dan dalam sisa-sisa tanaman sakit
Bakteri masuk melalui hidatoda atau luka pada daun
Infeksi melalui mulut kulit/daun jarang terjadi
Pengelolaan penyakit :
Menanam benih sehat, dibuat di daerah beriklim kering
Perlakuan benih dengan air panas (hot water treatment), 50 oC selama 30 menit
Pergiliran tanaman dengan tanaman bukan kubis-kubisan, minimal 3 tahun
Sanitasi
Penggunaan mulsa
Busuk Kaki Hitam (Black Leg/Phoma Stem Canker)
Penyakit tersebar di seluruh dunia
Dapat berakibat serius di daerah beriklim sedang dan di dataran tinggi di wilayah tropis
Brassica juncea, B. carinata, B. nigra lebih tahan
Gejala dan tanda penyakit:• Gejala dapat terlihat pada kotiledon dan daun pertama
• Gejala yang parah dapat menyebabkan “damping-off” pada kecambah
• Pada daun terdapat bercak bulat atau tidak beraturan (dibatasi tulang daun), berwarna abu-abu dengan bagian tepi lebih gelap
• Di tengah bercak terdapat bintik-bintik hitam yang merupakan piknidia cendawan
• Pada suhu dan kelembaban yang mendukung, piknidia akan mengeluarkan massa spora berwarna pink
• Gejala dapat terjadi pada daun dan batang, berupa busuk kering berwarna coklat atau hitam
• Busuk kering atau kanker melebar sekeliling batang atau akar, tanaman layu
Patogen : Leptosphaeria maculans
(imperfect: Phoma lingam)
Pseudothesia berbentuk bulat, berwarna hitam dengan ostiol
Askus bitunicate (berdinding ganda), silindris atau seperti gada
Askospora hialin hingga kuning kecoklatan, bersekat 5, memiliki 2 seri, silindris atau lonjong, terdapat satu atau lebih struktur seperti tetesan minyak
Pseudoparaphyses hialin, bersekat, berbentuk ramping
Siklus Penyakit :
Recommended