View
68
Download
0
Category
Preview:
DESCRIPTION
kedokteran
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
Hipertensi adalah tekanan darah yang sama atau melebihi 140 mmHg sistolik
dan atau sama atau melebihi 90 mmHg diastolik pada seseorang yang tidak sedang
makan obat antihipertensi Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat
dunia The National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES)
menunjukkan bahwa dari tahun 1999-2000 insiden hipertensi pada orang dewasa
adalah sekitar 29-31 yang berarti terdapat 58-65 juta penderita hipertensi di
Amerika dan terjadi peningkatan 15 juta dari data NHANES tahun 1988-1991
Menurut beberapa penulis yaitu 1 dari penderita hipertensi akan mengalami
krisis hipertensi Menurut majalah the Lancet dan WHO yaitu kejadian krisis
hipertensi akan meningkat dari 026 tahun 2000 menjadi 029 tahun 2025 pada
penduduk dewasa di dunia Untuk mencegah kerusakan organ akibat krisis hipertensi
di Indonesia perlu dilakukan upaya pengenalan dini dan penatalaksanaan krisis
hipertensi yang disepakati bersama
Dari populasi Hipertensi (HT) ditaksir 70 menderita HT ringan 20 HT
sedang dan 10 HT berat Pada setiap jenis HT ini dapat timbul krisis hipertensi
yang merupakan suatu kegawatan medik dan memerlukan pengelolaan yang cepat
dan tepat untuk menyelamatkan jiwa penderita Angka kejadian krisis HT menurut
laporan dari hasil penelitian dekade lalu di negara maju berkisar 2 ndash 7 dari populasi
HT terutama pada usia 40 ndash 60 tahun dengan pengobatan yang tidak teratur selama
2-10 tahun Angka ini menjadi lebih rendah lagi dalam 10 tahun belakangan ini
karena kemajuan dalam pengobatan HT seperti di Amerika hanya lebih kurang 1
dari 60 juta penduduk yang menderita hipertensi 123 Di Indonesia belum ada laporan
tentang angka kejadian ini
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Definisi
Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya
140 mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg4 Hipertensi yang tidak
diketahui penyebabnya didefinisikan sebagai hipertensi essensial Beberapa penulis
lebih memilih istilah hipertensi primer untuk membedakannya dengan hipertensi lain
yang sekunder karena sebab-sebab yang diketahui5
Klasifikasi tekanan darah menurut The Joint National Comitte on Detection
Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC 7) pada orang dewasa
terbagi menjadi kelompok normal prahipertensi hipertensi derajat 1 dan derajat 2
dapat dilihat pada tabel 21
Tabel 21 Klasifikasi tekanan darah menurut The Joint National Comitte on
Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC 7)5
Klasifikasi Sistolik Diastolik
Tekanan Darah (mmHg) (mmHg)
Normal lt120 lt80
Prahipertensi 120-139 80-89
Hipertensi derajat 1 140-159 90-99
Hipertensi derajat 2 ge 160 ge100
22 Hipertensi Krisis
Definisi
Krisis hipertensi adalah suatu keadaan klinis yang ditandai oleh tekanan darah
yang sangat tinggi (tekanan darah sistolik ge180 mm Hg dan atau diastolik ge120 mm
Hg) yang membutuhkan penanganan segera67
2
Tabel I Hipertensi emergensi ( darurat ) TD Diastolik gt 120 mmHg disertai dengan satu atau lebih kondisi akut 1048729 Pendarahan intra pranial ombotik CVA atau pendarahan subarakhnoid 1048729 Hipertensi ensefalopati 1048729 Aorta diseksi akut 1048729 Oedema paru akut 1048729 Eklampsi 1048729 Feokhromositoma 1048729 Funduskopi KW III atau IV 1048729 Insufisiensi ginjal akut 1048729 Infark miokard akut angina unstable 1048729 Sindroma kelebihan Katekholamin yang lain - Sindrome withdrawal obat anti hipertensi - Cedera kepala - Luka bakar - Interaksi obat
Tabel II Hipertensi urgensi ( mendesak )
1048729 Hipertensi berat dengan TD Diastolik gt 120 mmHg tetapi dengan minimal atau tanpa kerusakan organ sasaran dan tidak dijumpai keadaan pada tabel I 1048729 KW I atau II pada funduskopi 1048729 Hipertensi post operasi 1048729 Hipertensi tak terkontrol tanpa diobati pada perioperatif
23 Patofisiologi
Banyak faktor yang dapat menyebabkan hipertensi menjadi krisis hipertensi
Hipertensi kronis jarang menyebabkan terjadinya krisis hipertensi karena adaptasi
pembuluh darah sehingga kerusakan organ target dapat dicegah Krisis hipertensi
terjadi karena peningkatan tahanan vaskular sistemik Endotel memiliki peranan
penting dalam mengatur homeostasis tekanan darah dengan mensekresikan beberapa
substansi seperti nitrit oxide (NO) dan prostasiklin Peningkatan vasoreaktif dapat
dipresipitasi oleh pelepasn substansi vasokonstriksi seperti angiotensin II
3
norepinefrin atau keadaan yang menyebabkan suatu kondisi hipovolemia Aktivasi
sistem rennin-angiotensin-aldosteron (RAAS) berperan penting pada proses
hipertensi berat Angiotensin II menyebabkan cedera pada pembuluh darah sehingga
terjadi aktivasi gen proinflamatori seperti interleukin 6 dan NF- κβ Selama terjadi
peningkatan tekanan darah endotel mengkompensasi dengan melepaskan beberapa
vasodilator seperti NO Saat endotel tidak lagi mampu mengkompensasi maka akan
terjadi peningkatan tekanan darah dan kerusakan endotel8 (Gambar 22) 9
Gambar 21 Patofisiologi krisis hipertensi9
Kegagalan mekanisme tubuh dalam mengkompensasi menyebabkan peningkatan
resistensi pembuluh darah dan kerusakan endotel Mekanisme pasti kerusakan endotel
4
belum diketahui secara pasti hal ini mungkin berhubungan dengan respons imun
sehingga terjadi pelepasan sitokin vasokonstriktor endotelin dan peningkatan
ekspresi endothelial adhesion molecules Peningkatan ekspresi cell adhesion
molecules seperti P-selectin E-selectin atau intracellular adhesion molecule 1 oleh
sel endotel meyebabkan terjadinya inflamasi yang menyebabkan bertambahnya
kerusakan fungsi sel endotel peningkatan permeabilitas endotel menghambat
aktivitas fibrinolitik endotel dan aktivasi kaskade koagulasi Agregasi trombosit dan
degranulasi pada endotel yang mengalami kerusakan akan memicu terjadinya suatu
inflamasi yang lebih lanjut thrombosis dan vasokonstriksi( Gambar 23)8
Gambar 22 Perubahan pada vaskular selama krisis hipertensi8
24 Klasifikasi Krisis Hipertensi
Berdasarkan keterlibatan organ target krisis hipertensi dibagi menjadi dua
kelompok yaitu6
1 Hipertensi darurat (emergency hypertension) kenaikan tekanan darah mendadak
(sistolik ge180 mm Hg dan atau diastolik ge120 mm Hg) dengan kerusakan organ
target yang bersifat progresif sehingga tekanan darah harus diturunkan segera
dalam hitungan menit sampai jam
5
2 Hipertensi mendesak (urgency hypertension) kenaikan tekanan darah mendadak
(sistolik ge180 mm Hg dan atau diastolik ge120 mm Hg) tanpa kerusakan organ
target yang progresif atau minimal Sehingga penurunan tekanan darah bisa
dilaksanakan lebih lambat dalam hitung jam sampai hari
25 Kerusakan Organ Target
Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh baik secara langsung
maupun tidak langsung Kerusakan organ-organ target yang umum ditemui pada
pasien hipertensi adalah 5
1 Jantung
- Hipertrofi ventrikel kiri
- Angina atau infark miokardium
- Gagal jantung
2 Otak
- Stroke
3 Penyakit ginjal kronis
4 Retinopati
Beberapa penelitian menemukan bahwa penyebab kerusakan organ-organ
tersebut dapat diakibatkan langsung dari kenaikan tekanan darah atau karena efek
tidak langsung antara lain adanya autoantibodi terhadap reseptor AT1 angiotensin II
stress oksidatif downregulation dari ekspresi nitrit oxide synthase dan lain-lain
Penelitian lain juga membuktikan bahwa diet tinggi garam dan sensitifitas terhadap
garam berperan besar dalam timbulnya kerusakan organ target misalnya kerusakan
pembuluh darah akibat meningkatnya ekspresi transforming growth factor-β (TGF-
β)5
26 Manifestasi Klinis Krisis Hipertensi 101112
261 Symptom
1 Bidang neurologi
6
Sakit kepala hilang kabur penglihatan kejang defisit neurologis fokal
gangguan kesadaran (somnolen sopor coma)
2 Bidang mata
Funduskopi berupa perdarahan retina eksudat retina edema papil
3 Bidang kardiovaskular
Nyeri dada edema paru
4 Bidang ginjal
Azotemia proteinuria oligouria
5 Bidang obstetri
Preklampsia dengan gejala berupa gangguan penglihatan sakit kepala hebat
kejang nyeri abdomen kuadran atas gagal jantung kongestif dan oliguri serta
gangguan kesadaran gangguan serebrovaskuler
262 Faktor Risiko7
1 Penderita hipertensi yang tidak meminum obat atau minum obat anti hipertensi
2 Kehamilan
3 Penggunaan NAPZA
4 Penderita dengan rangsangan simpatis yang tinggi seperti luka bakar berat
penyakit vaskuler trauma kepala
5 Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal
263Diagnosis
Diagnosis krisis hipertensi harus ditegakkan sedini mungkin karena hasil
terapi tergantung kepada tindakan yang cepat dan tepat Tidak perlu menunggu hasil
pemeriksaan yang menyeluruh walaupun dengan data-data yang minimal kita sudah
dapat mendiagnosis suatu krisis hipertensi7 Pada keadaaan krisis hipertensi
emergensi diperlukan penanganan segera dalam kurun waktu menitjam Pada
keadaan krisi hipertensi urgensi diperlukan penanganan segera dalam kurun waktu
24-48 jam7
7
264Anamnesis
Sewaktu penderita masuk dilakukan anamnesis singkat Hal yang penting
ditanyakan7
1 Riwayat hipertensi lama dan beratnya
2 Obat anti hipertensi yang digunakan dan kepatuhannya
3 Usia sering pada usia 30 ndash 70 tahun
4 Gejala sistem syaraf (sakit kepala pusing perubahan mental ansietas)
5 Gejala sistem ginjal (gross hematuri jumlah urine berkurang)
6 Gejala sistem kardiovaskular (adanya payah jantung kongestif dan edema paru
nyeri dada)
7 Riwayat penyakit glomerulonefrosis pyelonefritis
8 Riwayat kehamilan tanda-tanda eklampsi
265Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik dilakukan pengukuran tekanan darah dikedua lengan
mencari kerusakan organ sasaran (retinopati gangguan neurologi payah jantung
kongestif diseksi aorta) Palpasi denyut nadi di keempat ekstremitas Auskultasi
untuk mendengar ada atau tidak bruit pembuluh darah besar bising jantung dan ronki
paru7 Inspeksi dan palpasi pada bagian ekstremitas untuk memeriksa apakah ada
edema dan tanda-tanda inflamasi disamping menanyakan langsung ke pasien
pernahkah mengalami pembengkakan kaki7
27Pemeriksaan penunjang 711
1 Pemeriksaan laboratorium awal urinalisis Hb Ht ureum kreatinin gula darah
dan elektrolit
2 Pemeriksaan penunjang elektrokardiografi foto thorak
3 Pemeriksaan penunjang lain bila memungkinkan CT scan kepala
ekokardiogram ultrasonogram
8
28 Penetapan Diagnostik
Walaupun biasanya pada krisis hipertensi ditemukan TD ge180120 mmHg
perlu diperhatikan kecepatan kenaikan TD tersebut dan derajat gangguan organ target
yang terjadi
29Penatalaksanaan Hipertensi Krisis
291Non farmakologi terdiri dari
1 Menghentikan rokok
2 Menurunkan berat badan berlebih
3 Menurunkan konsumsi alkohol berlebih
4 Latihan fisik
5 Menurunkan asupan garam
6 Meningkatkan konsumsi buah dan sayur serta menurunkan asupan lemak
292Farmakologi
A Penatalaksanaan Hipertensi emergensi
1 Harus dilakukan di RS dengan fasiltas pemantauan yang memadai
2 Pengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infus sesegera mungkin
3 TD harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam dengan langkah sebagai
berikut
a 5 menit sd 120 menit pertama TD rata-rata (mean arterial blood pressure)
diturunkan 20-25
b 2 sd 6 jam kemudian TD diturunkan sampai 160100 mmHg
c 6-24 jam berikutnya diturunkan sampai lt14090 mmHg bila tidak ada gejala
iskemia organ
Obat-obatan yang digunakan
1 Clonidin (catapres) IV (150 mcgampul)
a Clonidin 900 mcg dimasukkan dalam cairan glucosa 5 500cc dan diberikan
dengan mikrodrip 12 tetes menit setiap 15 menit dapat dinaikkan 4 tetes
sampai TD yang diharapkan tercapai
9
b Bila TD target tercapai pasien diobservasi selama 4 jam kemudian diganti dg
tablet clonidin oral sesuai kebutuhan
c Clonidin tidak boleh dihentikan mendadak tetapi diturunkan perlahan-lahan
oleh karena bahaya rebound phenomen dimana TD naik secara cepat bila
obat dihentikan
2 Diltiazem (Herbesser) IV (10 mg dan 50 mgampul)
a Diltiazem 10 mg IV diberikan dalam 1-3 menit kemudian diteruskan dengan
infus 50 mgjam selama 20 menit
b Bila TD telah turun gt20 dari awal dosis diberikan 30 mgjam sampai target
tercapai
c Diteruskan dengan dosis maintenance 5-10 mgjam dengan observasi 4 jam
kemudian diganti dengan tablet oral
3 Nicardipin (Perdipin) IV (12 mg dan 10 mgampul)
a Nicardipin diberikan 10-30 mcgkgBB bolus
b Bila TD tetap stabil diteruskan dengan 05-6 mcgkgBBmenit sampai target
TD tercapai
4 Labetalol (Normodyne) IV
Diberikan 20-80 mg IV bolus setiap 10 menit atau dapat diberikan dalam cairan
infus dengan dosis 2 mg menit
5 Nitroprusside (Nitropress Nipride) IV
Diberikan dalam cairan infus dengan dosis 025-1000 mcgkgmenit
Tabel Obat hipertensi parenteral yang dipakai di Indonesia1012
Obat Dosis Efek Onset Perhatian khusus
Klonidin IV
150 ug
6 amp per 250 cc
Glukosa 5
mikrodrip
30-60 min 24 jam Ensepalopati
dengan gangguan
koroner
Nitrogliserin
IV
10-50ug
100ugcc per 500 cc
2-5 min 5-10 min Sakit kepala
takikardia muntah
Nicardipine 05-6 ugkgmenit 1-5 min 15-30 Takikardi mual
10
IV min muntah sakit
kepala peningkatan
tekanan
intrakranial
Diltiazem
IV
5-15 ugkgmenit 1-5 min 15-30
min
Takikardi mual
muntah sakit
kepala peningkatan
tekanan
intrakranial
Nitroprusside
IV
025-10 mcg kg
menit
Langsung 2-3 menit Mual muntah
penggunaan jangka
panjang dapat
menyebabkan
keracunan tiosianat obat ini belum beredar resmi di Indonesia
BPenatalaksanaan Hipertensi Urgensi
Penatalaksanaan hipertensi urgensi cukup dengan obat oral yang bekerja cepat
sehingga menurunkan tekanan darah dalam beberapa jam
Tabel Obat hipertensi oral yang dipakai di Indonesia1012
Obat Dosis Efek Lama Kerja Perhatian khusus
Captopril
125 - 25 mg
ulangi per 30
min
15-30 min 6-8 jam Stenosis arenalis
Clonidine 75
- 150 ug
ulangi per jam 30-60 min 8-16 jam mengantuk
mulut kering
Propanolol
10 - 40 mg PO
ulangi setiap
30 min
15-30 min 3-6 jam Bronkokonstriksi
blok jantung
Nifedipine 5
- 10 mg
ulangi setiap
15 menit
5 -15 min 4-6 jam Gangguan
koroner
11
BAB III
LAPORAN KASUS
Identitas pasien
Nama Ny S
Umur 50 Tahun
Jenis kelamin Perempuan
Pekerjaan Wiraswasta
Alamat Jl Lokomotif lima puluh Pekanbaru
No MR 83 55 18
Masuk RS 01 Desember 2013
ANAMNESIS (Autoanamnesis)
Keluhan utama Nyeri kepala yang memberat sejak 4 jam SMRS
Riwayat penyakit sekarang
- 3 hari sebelum masuk rumah sakit pasien mengelukan pusing kepala terasa berat
tengkuk terasa berat
4 jam SMRS pusing kepala terasa semakin memberat nyeri dirasakan di seluruh
bagian kepala nyeri terasa berdenyut-denyut oyong saat berjalan pusing badan
terasa lemah badan terasa hangat dingin mual(+) muntah(-)nyeri di daerah
belakang kepala (+) dan mata terasa bengkak
12
Tidak ada keluhan penglihatan kabur tidak ada kelemahan anggota gerak Tidak
ada riwayat gangguan kesadaran Tidak ada nyeri dada tidak ada sesak napas
Buang air kecil seperti biasa tidak keruh berwarna kuning Buang air besar
seperti biasa
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat hipertensi (+) diketahui pasien sejak 1 tahun yang lalu
Riwayat asma (-)
Riwayat penyakit jantung (-)
Riwayat DM (-)
Riwayat stroke (-)
Riwayat Penyakit keluarga
Riwayat hipertensi (+)
Riwayat asma (-)
Riwayat penyakit jantung (-)
Riwayat DM (-)
Riwayat stroke (-)
Riwayat pengobatan
Pasien mengkonsumsi panadol jika sakil kepala
Riwayat Kebiasaan
- Pasien sering mengkonsumsi makanan yang bersantan merokok (-)
olahraga tidak pernah
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan Umum Tampak sakit sedang
Kesadaran Composmentis GCS 15
13
Vital sign saat tiba di IGD TD TaKa 170120 mmHHg
TaKi 170120 mmHg
T 36 lsquoC
` HR 104xmnt RR 24 x mnt
BB=170 kg
TB=149 cm
Pemeriksaan Kepala dan Leher
Mata Konjungtiva anemis (--) sklera ikterik (--)
refleks pupil (++)
Leher pembesaran KGB leher (-) aksila (-) JVP 5-2 cmH2O
Pemeriksaan Thoraks
Paru
Inspeksi gerakan dada simetris kiri dan kanan retraksi (-)
Palpasi fremitus kiri = kanan
Perkusi sonor di kedua lapangan paru
Auskultasi suara nafas vesikuler ronkhi (-) wheezing (-)
Jantung
- Inspeksi ictus cordis tidak terlihat
- Palpasi ictus cordis tidak teraba
- Perkusi batas jantung kiri di SIC V linea parasternalis dextra
batas jantung kanan di SIC V linea midclavicula sinistra
- Auskultasi bunyi jantung 1 dan 2 (+) normal murmur (-) gallops (-)
14
Pemeriksaan Abdomen
- Inspeksi tampak datar venektasi (-)
- Palpasi supel hepar dan lien tidak teraba CVA (-) ballottement (-)
- Perkusi timpani
- Auskultasi bising usus (+) normal
Pemeriksaan Ekstremitas
Akral hangat CRT lt 2 detik edema tungkai (-) sianosis (-) clubing finger (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium darah rutin dan kimia
Hb 137 grdl GDS 108 mgdl
Ht 421 Ureum 326 mgdl
Leukosit 13700uL CR-S 078 mgdl
Trombosit 362000uL AST 233mgdl
ALT 25 mgdl
- Elektrolit
Na 1394 mmoll
Ka 450 mmoll
Cl 1076 mmoll
Elektrokardiografi
15
Dari pemeriksaan elektrokardiografi (EKG) didapatkan didapatkan gambaran
normal LVH (-)
Resume
Ny S 50 tahun masuk ke RSUD AA dengan keluhan nyeri kepala hebat sejak 4 jam
SMRS Nyeri dirasakan di seluruh bagian kepala terasa berputar oyong saat berjalan
nyeri di daerah tengkuk dan badan terasa lemah Pasien juga mengeluhkan mual (+)
Dari pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah 170120 mmHg riwayat hipertensi
sejak 1 tahun yang lalu dan hanya minum obat kalau tensi nya naik Dari pemeriksaan
laboratorium didapatkan hasil dalam batas normal dan pemeriksaan EKG didapatkan
didapatkan gambaran normal LVH (-)
Daftar Masalah
1 Nyeri kepala
2 Tekanan darah tinggi
Diagnosis Kerja Krisis Hipertensi (Hipertensi Urgensi)
16
Penatalaksanaan
Non-Farmakologis
o Bed rest
o Modifikasi gaya hidup
Farmakologis
o IVFD RL 20 tpm
o Amlodipin 5 mg 2x1
o Inj Ranitidin 1 Amp 2x1
FOLLOW UP 2 Desember 2013
Tanggal Subjektif Objektif Assesment Planning
2 desember
2013
Nyeri kepala
berkurang
mual(-)
muntah(-) nyeri
tengkuk (-)
Kes CM
TD 13080
mmHg
HR 80 xi
RR 20 xi
T 3660C
Hipertensi
urgensi
dalam masa
perbaikan
Pasien dipulang
o Amlodipin 5 mg
2x1
o Neurodex 2x1
o Ranitidin 2x1
o Aprazolam 2x1
Pembahasan
Berdasarkan hasil anamnesis didapatkan gejala sakit kepala sejak 3 hari
SMRS sakit kepala bertambah parah sejak 4 jam SMRS Sakit kepala dirasakan
terus-menerus dan terasa berputar disertai dengan rasa nyeri pada tengkuk mual (+)
muntah (-) Pasien mempunyai riwayat hipertensi sejak 1 tahun SMRS dan ridak
terkontrol
Hasil dari pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah meningkat yaitu
170120 mmHg Hal ini menunjukkan pasien berada dalam krisis hipertensi dengan
tekanan diastolik ge120 mm Hg
17
Data tambahan yaitu pasien tidak merasakan penglihatan kabur tidak ada
kelemahan anggota gerak sesak nafas (-) Ini dapat dipikirkan tidak ada kerusakan
organ target jadi mengarah ke hipertensi urgensi Akan tetapi pada pasien tidak
dilakukan funduskopi sehingga tidak dapat diketahui apakah telah terjadi kerusakan
pada mata
Dari pemeriksaan fisik paru jantung abdomen dalam batas normal
Kemungkinan tidak adanya kerusakan organ target Pada pemeriksaan faal ginjal
(ureum 326 mgdl kreatinin 078 mgdl) dalam keadaan normal yang menjelaskan
fungsi ginjal dalam batas normal maka kelainan organ target ke ginjal dapat
disingkirkan
Pemeriksaan elektrolit didapatkan Na 1394 mmoll K 1076 mmoll Maka
kadar elektrolit pasien dalam keadaan normal Pemeriksaan lab didapatkan glukosa
108 mgdl Maka kecurigaan diabetes dapat disingkirkan Dari pemeriksaan
elektrokardiografi (EKG) didapatkan gambaran normal Maka kelainan organ target
seperti jantung dapat disingkirkan
Penatalaksanaan yang diberikan pada pasien ini adalah adalah IVFD RL
amlodipin 1x10 mg ranitidin 2x1 ampul Pada hipertensi urgensi dengan gejala nyeri
kepala yang hebat tanpa ada gejala kerusakan organ target penyerta dilakukan terapi
dengan observasi 1-3 hari Pada pasien ini pemberian obat antihipertensi sudah sudah
mencapai target terapi yaitu tekanan darah menjadi 13080 mmHg Pemberian
ranitidin untuk mengatasi keluhan mual dan muntah Kemudian harinya pasien tidak
ada mengeluhkan gejala sehingga pasien diperbolehkan pulang
18
DAFTAR PUSTAKA
1 Calhoun DA Oparil S 1990 Treatmenet of Hypertensive Crisis New Engl J Med 323 1177-83
2 Houston MC 1989 Pathoplysiology Clinical Aspects and tereatment Dis 32 99-148
3 Kaplan NM 1986 Clinical Hypertention 4th Edition William amp Elkins Baltimore 2273-89
4 Widjaya I Bahaya Hipertensi 2009 httpwwwkosmovivanews com [diakses 16 Maret 2012]
5 Yugiantoro M Hipertensi Esensial Dalam Sudoyo AW dkk editors Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV Jakarta Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Indonesia 2007
6 Roesma J Krisis Hipertensi dalam buku ajar ilmu penyakit dalam edisi IV jilid I Jakarta FK UI 2006616-7
7 Kaplan NK Hypertensive crises In Kaplanrsquos clinical hypertension 8th edition Lipincott Williams amp Wilkins 2002
8 Vaughan CJ Norman D Hypertensive emergincies The Lancet 2000 356
9 Vaidya CK Ouellette JR Hypertensive urgency and emergency Hospital Physician 2007
10 Vidt D Hypertensive crises emergencies and ugencies Clev clinic med 2003
11 Riaz Kamran Hypertensive heart disease (Serial Online Desember 2008) Available from httpwwwemedicinecomMEDtopic3432htm Accessed at 16 March 2012
12 Baim Donald S Hypertensive vascular disease in Harrisonrsquos Principles of Internal Medicine 7th Ed USA The Mcgraw-Hill Companies Inc 2008 p 241
19
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Definisi
Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya
140 mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg4 Hipertensi yang tidak
diketahui penyebabnya didefinisikan sebagai hipertensi essensial Beberapa penulis
lebih memilih istilah hipertensi primer untuk membedakannya dengan hipertensi lain
yang sekunder karena sebab-sebab yang diketahui5
Klasifikasi tekanan darah menurut The Joint National Comitte on Detection
Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC 7) pada orang dewasa
terbagi menjadi kelompok normal prahipertensi hipertensi derajat 1 dan derajat 2
dapat dilihat pada tabel 21
Tabel 21 Klasifikasi tekanan darah menurut The Joint National Comitte on
Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC 7)5
Klasifikasi Sistolik Diastolik
Tekanan Darah (mmHg) (mmHg)
Normal lt120 lt80
Prahipertensi 120-139 80-89
Hipertensi derajat 1 140-159 90-99
Hipertensi derajat 2 ge 160 ge100
22 Hipertensi Krisis
Definisi
Krisis hipertensi adalah suatu keadaan klinis yang ditandai oleh tekanan darah
yang sangat tinggi (tekanan darah sistolik ge180 mm Hg dan atau diastolik ge120 mm
Hg) yang membutuhkan penanganan segera67
2
Tabel I Hipertensi emergensi ( darurat ) TD Diastolik gt 120 mmHg disertai dengan satu atau lebih kondisi akut 1048729 Pendarahan intra pranial ombotik CVA atau pendarahan subarakhnoid 1048729 Hipertensi ensefalopati 1048729 Aorta diseksi akut 1048729 Oedema paru akut 1048729 Eklampsi 1048729 Feokhromositoma 1048729 Funduskopi KW III atau IV 1048729 Insufisiensi ginjal akut 1048729 Infark miokard akut angina unstable 1048729 Sindroma kelebihan Katekholamin yang lain - Sindrome withdrawal obat anti hipertensi - Cedera kepala - Luka bakar - Interaksi obat
Tabel II Hipertensi urgensi ( mendesak )
1048729 Hipertensi berat dengan TD Diastolik gt 120 mmHg tetapi dengan minimal atau tanpa kerusakan organ sasaran dan tidak dijumpai keadaan pada tabel I 1048729 KW I atau II pada funduskopi 1048729 Hipertensi post operasi 1048729 Hipertensi tak terkontrol tanpa diobati pada perioperatif
23 Patofisiologi
Banyak faktor yang dapat menyebabkan hipertensi menjadi krisis hipertensi
Hipertensi kronis jarang menyebabkan terjadinya krisis hipertensi karena adaptasi
pembuluh darah sehingga kerusakan organ target dapat dicegah Krisis hipertensi
terjadi karena peningkatan tahanan vaskular sistemik Endotel memiliki peranan
penting dalam mengatur homeostasis tekanan darah dengan mensekresikan beberapa
substansi seperti nitrit oxide (NO) dan prostasiklin Peningkatan vasoreaktif dapat
dipresipitasi oleh pelepasn substansi vasokonstriksi seperti angiotensin II
3
norepinefrin atau keadaan yang menyebabkan suatu kondisi hipovolemia Aktivasi
sistem rennin-angiotensin-aldosteron (RAAS) berperan penting pada proses
hipertensi berat Angiotensin II menyebabkan cedera pada pembuluh darah sehingga
terjadi aktivasi gen proinflamatori seperti interleukin 6 dan NF- κβ Selama terjadi
peningkatan tekanan darah endotel mengkompensasi dengan melepaskan beberapa
vasodilator seperti NO Saat endotel tidak lagi mampu mengkompensasi maka akan
terjadi peningkatan tekanan darah dan kerusakan endotel8 (Gambar 22) 9
Gambar 21 Patofisiologi krisis hipertensi9
Kegagalan mekanisme tubuh dalam mengkompensasi menyebabkan peningkatan
resistensi pembuluh darah dan kerusakan endotel Mekanisme pasti kerusakan endotel
4
belum diketahui secara pasti hal ini mungkin berhubungan dengan respons imun
sehingga terjadi pelepasan sitokin vasokonstriktor endotelin dan peningkatan
ekspresi endothelial adhesion molecules Peningkatan ekspresi cell adhesion
molecules seperti P-selectin E-selectin atau intracellular adhesion molecule 1 oleh
sel endotel meyebabkan terjadinya inflamasi yang menyebabkan bertambahnya
kerusakan fungsi sel endotel peningkatan permeabilitas endotel menghambat
aktivitas fibrinolitik endotel dan aktivasi kaskade koagulasi Agregasi trombosit dan
degranulasi pada endotel yang mengalami kerusakan akan memicu terjadinya suatu
inflamasi yang lebih lanjut thrombosis dan vasokonstriksi( Gambar 23)8
Gambar 22 Perubahan pada vaskular selama krisis hipertensi8
24 Klasifikasi Krisis Hipertensi
Berdasarkan keterlibatan organ target krisis hipertensi dibagi menjadi dua
kelompok yaitu6
1 Hipertensi darurat (emergency hypertension) kenaikan tekanan darah mendadak
(sistolik ge180 mm Hg dan atau diastolik ge120 mm Hg) dengan kerusakan organ
target yang bersifat progresif sehingga tekanan darah harus diturunkan segera
dalam hitungan menit sampai jam
5
2 Hipertensi mendesak (urgency hypertension) kenaikan tekanan darah mendadak
(sistolik ge180 mm Hg dan atau diastolik ge120 mm Hg) tanpa kerusakan organ
target yang progresif atau minimal Sehingga penurunan tekanan darah bisa
dilaksanakan lebih lambat dalam hitung jam sampai hari
25 Kerusakan Organ Target
Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh baik secara langsung
maupun tidak langsung Kerusakan organ-organ target yang umum ditemui pada
pasien hipertensi adalah 5
1 Jantung
- Hipertrofi ventrikel kiri
- Angina atau infark miokardium
- Gagal jantung
2 Otak
- Stroke
3 Penyakit ginjal kronis
4 Retinopati
Beberapa penelitian menemukan bahwa penyebab kerusakan organ-organ
tersebut dapat diakibatkan langsung dari kenaikan tekanan darah atau karena efek
tidak langsung antara lain adanya autoantibodi terhadap reseptor AT1 angiotensin II
stress oksidatif downregulation dari ekspresi nitrit oxide synthase dan lain-lain
Penelitian lain juga membuktikan bahwa diet tinggi garam dan sensitifitas terhadap
garam berperan besar dalam timbulnya kerusakan organ target misalnya kerusakan
pembuluh darah akibat meningkatnya ekspresi transforming growth factor-β (TGF-
β)5
26 Manifestasi Klinis Krisis Hipertensi 101112
261 Symptom
1 Bidang neurologi
6
Sakit kepala hilang kabur penglihatan kejang defisit neurologis fokal
gangguan kesadaran (somnolen sopor coma)
2 Bidang mata
Funduskopi berupa perdarahan retina eksudat retina edema papil
3 Bidang kardiovaskular
Nyeri dada edema paru
4 Bidang ginjal
Azotemia proteinuria oligouria
5 Bidang obstetri
Preklampsia dengan gejala berupa gangguan penglihatan sakit kepala hebat
kejang nyeri abdomen kuadran atas gagal jantung kongestif dan oliguri serta
gangguan kesadaran gangguan serebrovaskuler
262 Faktor Risiko7
1 Penderita hipertensi yang tidak meminum obat atau minum obat anti hipertensi
2 Kehamilan
3 Penggunaan NAPZA
4 Penderita dengan rangsangan simpatis yang tinggi seperti luka bakar berat
penyakit vaskuler trauma kepala
5 Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal
263Diagnosis
Diagnosis krisis hipertensi harus ditegakkan sedini mungkin karena hasil
terapi tergantung kepada tindakan yang cepat dan tepat Tidak perlu menunggu hasil
pemeriksaan yang menyeluruh walaupun dengan data-data yang minimal kita sudah
dapat mendiagnosis suatu krisis hipertensi7 Pada keadaaan krisis hipertensi
emergensi diperlukan penanganan segera dalam kurun waktu menitjam Pada
keadaan krisi hipertensi urgensi diperlukan penanganan segera dalam kurun waktu
24-48 jam7
7
264Anamnesis
Sewaktu penderita masuk dilakukan anamnesis singkat Hal yang penting
ditanyakan7
1 Riwayat hipertensi lama dan beratnya
2 Obat anti hipertensi yang digunakan dan kepatuhannya
3 Usia sering pada usia 30 ndash 70 tahun
4 Gejala sistem syaraf (sakit kepala pusing perubahan mental ansietas)
5 Gejala sistem ginjal (gross hematuri jumlah urine berkurang)
6 Gejala sistem kardiovaskular (adanya payah jantung kongestif dan edema paru
nyeri dada)
7 Riwayat penyakit glomerulonefrosis pyelonefritis
8 Riwayat kehamilan tanda-tanda eklampsi
265Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik dilakukan pengukuran tekanan darah dikedua lengan
mencari kerusakan organ sasaran (retinopati gangguan neurologi payah jantung
kongestif diseksi aorta) Palpasi denyut nadi di keempat ekstremitas Auskultasi
untuk mendengar ada atau tidak bruit pembuluh darah besar bising jantung dan ronki
paru7 Inspeksi dan palpasi pada bagian ekstremitas untuk memeriksa apakah ada
edema dan tanda-tanda inflamasi disamping menanyakan langsung ke pasien
pernahkah mengalami pembengkakan kaki7
27Pemeriksaan penunjang 711
1 Pemeriksaan laboratorium awal urinalisis Hb Ht ureum kreatinin gula darah
dan elektrolit
2 Pemeriksaan penunjang elektrokardiografi foto thorak
3 Pemeriksaan penunjang lain bila memungkinkan CT scan kepala
ekokardiogram ultrasonogram
8
28 Penetapan Diagnostik
Walaupun biasanya pada krisis hipertensi ditemukan TD ge180120 mmHg
perlu diperhatikan kecepatan kenaikan TD tersebut dan derajat gangguan organ target
yang terjadi
29Penatalaksanaan Hipertensi Krisis
291Non farmakologi terdiri dari
1 Menghentikan rokok
2 Menurunkan berat badan berlebih
3 Menurunkan konsumsi alkohol berlebih
4 Latihan fisik
5 Menurunkan asupan garam
6 Meningkatkan konsumsi buah dan sayur serta menurunkan asupan lemak
292Farmakologi
A Penatalaksanaan Hipertensi emergensi
1 Harus dilakukan di RS dengan fasiltas pemantauan yang memadai
2 Pengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infus sesegera mungkin
3 TD harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam dengan langkah sebagai
berikut
a 5 menit sd 120 menit pertama TD rata-rata (mean arterial blood pressure)
diturunkan 20-25
b 2 sd 6 jam kemudian TD diturunkan sampai 160100 mmHg
c 6-24 jam berikutnya diturunkan sampai lt14090 mmHg bila tidak ada gejala
iskemia organ
Obat-obatan yang digunakan
1 Clonidin (catapres) IV (150 mcgampul)
a Clonidin 900 mcg dimasukkan dalam cairan glucosa 5 500cc dan diberikan
dengan mikrodrip 12 tetes menit setiap 15 menit dapat dinaikkan 4 tetes
sampai TD yang diharapkan tercapai
9
b Bila TD target tercapai pasien diobservasi selama 4 jam kemudian diganti dg
tablet clonidin oral sesuai kebutuhan
c Clonidin tidak boleh dihentikan mendadak tetapi diturunkan perlahan-lahan
oleh karena bahaya rebound phenomen dimana TD naik secara cepat bila
obat dihentikan
2 Diltiazem (Herbesser) IV (10 mg dan 50 mgampul)
a Diltiazem 10 mg IV diberikan dalam 1-3 menit kemudian diteruskan dengan
infus 50 mgjam selama 20 menit
b Bila TD telah turun gt20 dari awal dosis diberikan 30 mgjam sampai target
tercapai
c Diteruskan dengan dosis maintenance 5-10 mgjam dengan observasi 4 jam
kemudian diganti dengan tablet oral
3 Nicardipin (Perdipin) IV (12 mg dan 10 mgampul)
a Nicardipin diberikan 10-30 mcgkgBB bolus
b Bila TD tetap stabil diteruskan dengan 05-6 mcgkgBBmenit sampai target
TD tercapai
4 Labetalol (Normodyne) IV
Diberikan 20-80 mg IV bolus setiap 10 menit atau dapat diberikan dalam cairan
infus dengan dosis 2 mg menit
5 Nitroprusside (Nitropress Nipride) IV
Diberikan dalam cairan infus dengan dosis 025-1000 mcgkgmenit
Tabel Obat hipertensi parenteral yang dipakai di Indonesia1012
Obat Dosis Efek Onset Perhatian khusus
Klonidin IV
150 ug
6 amp per 250 cc
Glukosa 5
mikrodrip
30-60 min 24 jam Ensepalopati
dengan gangguan
koroner
Nitrogliserin
IV
10-50ug
100ugcc per 500 cc
2-5 min 5-10 min Sakit kepala
takikardia muntah
Nicardipine 05-6 ugkgmenit 1-5 min 15-30 Takikardi mual
10
IV min muntah sakit
kepala peningkatan
tekanan
intrakranial
Diltiazem
IV
5-15 ugkgmenit 1-5 min 15-30
min
Takikardi mual
muntah sakit
kepala peningkatan
tekanan
intrakranial
Nitroprusside
IV
025-10 mcg kg
menit
Langsung 2-3 menit Mual muntah
penggunaan jangka
panjang dapat
menyebabkan
keracunan tiosianat obat ini belum beredar resmi di Indonesia
BPenatalaksanaan Hipertensi Urgensi
Penatalaksanaan hipertensi urgensi cukup dengan obat oral yang bekerja cepat
sehingga menurunkan tekanan darah dalam beberapa jam
Tabel Obat hipertensi oral yang dipakai di Indonesia1012
Obat Dosis Efek Lama Kerja Perhatian khusus
Captopril
125 - 25 mg
ulangi per 30
min
15-30 min 6-8 jam Stenosis arenalis
Clonidine 75
- 150 ug
ulangi per jam 30-60 min 8-16 jam mengantuk
mulut kering
Propanolol
10 - 40 mg PO
ulangi setiap
30 min
15-30 min 3-6 jam Bronkokonstriksi
blok jantung
Nifedipine 5
- 10 mg
ulangi setiap
15 menit
5 -15 min 4-6 jam Gangguan
koroner
11
BAB III
LAPORAN KASUS
Identitas pasien
Nama Ny S
Umur 50 Tahun
Jenis kelamin Perempuan
Pekerjaan Wiraswasta
Alamat Jl Lokomotif lima puluh Pekanbaru
No MR 83 55 18
Masuk RS 01 Desember 2013
ANAMNESIS (Autoanamnesis)
Keluhan utama Nyeri kepala yang memberat sejak 4 jam SMRS
Riwayat penyakit sekarang
- 3 hari sebelum masuk rumah sakit pasien mengelukan pusing kepala terasa berat
tengkuk terasa berat
4 jam SMRS pusing kepala terasa semakin memberat nyeri dirasakan di seluruh
bagian kepala nyeri terasa berdenyut-denyut oyong saat berjalan pusing badan
terasa lemah badan terasa hangat dingin mual(+) muntah(-)nyeri di daerah
belakang kepala (+) dan mata terasa bengkak
12
Tidak ada keluhan penglihatan kabur tidak ada kelemahan anggota gerak Tidak
ada riwayat gangguan kesadaran Tidak ada nyeri dada tidak ada sesak napas
Buang air kecil seperti biasa tidak keruh berwarna kuning Buang air besar
seperti biasa
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat hipertensi (+) diketahui pasien sejak 1 tahun yang lalu
Riwayat asma (-)
Riwayat penyakit jantung (-)
Riwayat DM (-)
Riwayat stroke (-)
Riwayat Penyakit keluarga
Riwayat hipertensi (+)
Riwayat asma (-)
Riwayat penyakit jantung (-)
Riwayat DM (-)
Riwayat stroke (-)
Riwayat pengobatan
Pasien mengkonsumsi panadol jika sakil kepala
Riwayat Kebiasaan
- Pasien sering mengkonsumsi makanan yang bersantan merokok (-)
olahraga tidak pernah
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan Umum Tampak sakit sedang
Kesadaran Composmentis GCS 15
13
Vital sign saat tiba di IGD TD TaKa 170120 mmHHg
TaKi 170120 mmHg
T 36 lsquoC
` HR 104xmnt RR 24 x mnt
BB=170 kg
TB=149 cm
Pemeriksaan Kepala dan Leher
Mata Konjungtiva anemis (--) sklera ikterik (--)
refleks pupil (++)
Leher pembesaran KGB leher (-) aksila (-) JVP 5-2 cmH2O
Pemeriksaan Thoraks
Paru
Inspeksi gerakan dada simetris kiri dan kanan retraksi (-)
Palpasi fremitus kiri = kanan
Perkusi sonor di kedua lapangan paru
Auskultasi suara nafas vesikuler ronkhi (-) wheezing (-)
Jantung
- Inspeksi ictus cordis tidak terlihat
- Palpasi ictus cordis tidak teraba
- Perkusi batas jantung kiri di SIC V linea parasternalis dextra
batas jantung kanan di SIC V linea midclavicula sinistra
- Auskultasi bunyi jantung 1 dan 2 (+) normal murmur (-) gallops (-)
14
Pemeriksaan Abdomen
- Inspeksi tampak datar venektasi (-)
- Palpasi supel hepar dan lien tidak teraba CVA (-) ballottement (-)
- Perkusi timpani
- Auskultasi bising usus (+) normal
Pemeriksaan Ekstremitas
Akral hangat CRT lt 2 detik edema tungkai (-) sianosis (-) clubing finger (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium darah rutin dan kimia
Hb 137 grdl GDS 108 mgdl
Ht 421 Ureum 326 mgdl
Leukosit 13700uL CR-S 078 mgdl
Trombosit 362000uL AST 233mgdl
ALT 25 mgdl
- Elektrolit
Na 1394 mmoll
Ka 450 mmoll
Cl 1076 mmoll
Elektrokardiografi
15
Dari pemeriksaan elektrokardiografi (EKG) didapatkan didapatkan gambaran
normal LVH (-)
Resume
Ny S 50 tahun masuk ke RSUD AA dengan keluhan nyeri kepala hebat sejak 4 jam
SMRS Nyeri dirasakan di seluruh bagian kepala terasa berputar oyong saat berjalan
nyeri di daerah tengkuk dan badan terasa lemah Pasien juga mengeluhkan mual (+)
Dari pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah 170120 mmHg riwayat hipertensi
sejak 1 tahun yang lalu dan hanya minum obat kalau tensi nya naik Dari pemeriksaan
laboratorium didapatkan hasil dalam batas normal dan pemeriksaan EKG didapatkan
didapatkan gambaran normal LVH (-)
Daftar Masalah
1 Nyeri kepala
2 Tekanan darah tinggi
Diagnosis Kerja Krisis Hipertensi (Hipertensi Urgensi)
16
Penatalaksanaan
Non-Farmakologis
o Bed rest
o Modifikasi gaya hidup
Farmakologis
o IVFD RL 20 tpm
o Amlodipin 5 mg 2x1
o Inj Ranitidin 1 Amp 2x1
FOLLOW UP 2 Desember 2013
Tanggal Subjektif Objektif Assesment Planning
2 desember
2013
Nyeri kepala
berkurang
mual(-)
muntah(-) nyeri
tengkuk (-)
Kes CM
TD 13080
mmHg
HR 80 xi
RR 20 xi
T 3660C
Hipertensi
urgensi
dalam masa
perbaikan
Pasien dipulang
o Amlodipin 5 mg
2x1
o Neurodex 2x1
o Ranitidin 2x1
o Aprazolam 2x1
Pembahasan
Berdasarkan hasil anamnesis didapatkan gejala sakit kepala sejak 3 hari
SMRS sakit kepala bertambah parah sejak 4 jam SMRS Sakit kepala dirasakan
terus-menerus dan terasa berputar disertai dengan rasa nyeri pada tengkuk mual (+)
muntah (-) Pasien mempunyai riwayat hipertensi sejak 1 tahun SMRS dan ridak
terkontrol
Hasil dari pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah meningkat yaitu
170120 mmHg Hal ini menunjukkan pasien berada dalam krisis hipertensi dengan
tekanan diastolik ge120 mm Hg
17
Data tambahan yaitu pasien tidak merasakan penglihatan kabur tidak ada
kelemahan anggota gerak sesak nafas (-) Ini dapat dipikirkan tidak ada kerusakan
organ target jadi mengarah ke hipertensi urgensi Akan tetapi pada pasien tidak
dilakukan funduskopi sehingga tidak dapat diketahui apakah telah terjadi kerusakan
pada mata
Dari pemeriksaan fisik paru jantung abdomen dalam batas normal
Kemungkinan tidak adanya kerusakan organ target Pada pemeriksaan faal ginjal
(ureum 326 mgdl kreatinin 078 mgdl) dalam keadaan normal yang menjelaskan
fungsi ginjal dalam batas normal maka kelainan organ target ke ginjal dapat
disingkirkan
Pemeriksaan elektrolit didapatkan Na 1394 mmoll K 1076 mmoll Maka
kadar elektrolit pasien dalam keadaan normal Pemeriksaan lab didapatkan glukosa
108 mgdl Maka kecurigaan diabetes dapat disingkirkan Dari pemeriksaan
elektrokardiografi (EKG) didapatkan gambaran normal Maka kelainan organ target
seperti jantung dapat disingkirkan
Penatalaksanaan yang diberikan pada pasien ini adalah adalah IVFD RL
amlodipin 1x10 mg ranitidin 2x1 ampul Pada hipertensi urgensi dengan gejala nyeri
kepala yang hebat tanpa ada gejala kerusakan organ target penyerta dilakukan terapi
dengan observasi 1-3 hari Pada pasien ini pemberian obat antihipertensi sudah sudah
mencapai target terapi yaitu tekanan darah menjadi 13080 mmHg Pemberian
ranitidin untuk mengatasi keluhan mual dan muntah Kemudian harinya pasien tidak
ada mengeluhkan gejala sehingga pasien diperbolehkan pulang
18
DAFTAR PUSTAKA
1 Calhoun DA Oparil S 1990 Treatmenet of Hypertensive Crisis New Engl J Med 323 1177-83
2 Houston MC 1989 Pathoplysiology Clinical Aspects and tereatment Dis 32 99-148
3 Kaplan NM 1986 Clinical Hypertention 4th Edition William amp Elkins Baltimore 2273-89
4 Widjaya I Bahaya Hipertensi 2009 httpwwwkosmovivanews com [diakses 16 Maret 2012]
5 Yugiantoro M Hipertensi Esensial Dalam Sudoyo AW dkk editors Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV Jakarta Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Indonesia 2007
6 Roesma J Krisis Hipertensi dalam buku ajar ilmu penyakit dalam edisi IV jilid I Jakarta FK UI 2006616-7
7 Kaplan NK Hypertensive crises In Kaplanrsquos clinical hypertension 8th edition Lipincott Williams amp Wilkins 2002
8 Vaughan CJ Norman D Hypertensive emergincies The Lancet 2000 356
9 Vaidya CK Ouellette JR Hypertensive urgency and emergency Hospital Physician 2007
10 Vidt D Hypertensive crises emergencies and ugencies Clev clinic med 2003
11 Riaz Kamran Hypertensive heart disease (Serial Online Desember 2008) Available from httpwwwemedicinecomMEDtopic3432htm Accessed at 16 March 2012
12 Baim Donald S Hypertensive vascular disease in Harrisonrsquos Principles of Internal Medicine 7th Ed USA The Mcgraw-Hill Companies Inc 2008 p 241
19
Tabel I Hipertensi emergensi ( darurat ) TD Diastolik gt 120 mmHg disertai dengan satu atau lebih kondisi akut 1048729 Pendarahan intra pranial ombotik CVA atau pendarahan subarakhnoid 1048729 Hipertensi ensefalopati 1048729 Aorta diseksi akut 1048729 Oedema paru akut 1048729 Eklampsi 1048729 Feokhromositoma 1048729 Funduskopi KW III atau IV 1048729 Insufisiensi ginjal akut 1048729 Infark miokard akut angina unstable 1048729 Sindroma kelebihan Katekholamin yang lain - Sindrome withdrawal obat anti hipertensi - Cedera kepala - Luka bakar - Interaksi obat
Tabel II Hipertensi urgensi ( mendesak )
1048729 Hipertensi berat dengan TD Diastolik gt 120 mmHg tetapi dengan minimal atau tanpa kerusakan organ sasaran dan tidak dijumpai keadaan pada tabel I 1048729 KW I atau II pada funduskopi 1048729 Hipertensi post operasi 1048729 Hipertensi tak terkontrol tanpa diobati pada perioperatif
23 Patofisiologi
Banyak faktor yang dapat menyebabkan hipertensi menjadi krisis hipertensi
Hipertensi kronis jarang menyebabkan terjadinya krisis hipertensi karena adaptasi
pembuluh darah sehingga kerusakan organ target dapat dicegah Krisis hipertensi
terjadi karena peningkatan tahanan vaskular sistemik Endotel memiliki peranan
penting dalam mengatur homeostasis tekanan darah dengan mensekresikan beberapa
substansi seperti nitrit oxide (NO) dan prostasiklin Peningkatan vasoreaktif dapat
dipresipitasi oleh pelepasn substansi vasokonstriksi seperti angiotensin II
3
norepinefrin atau keadaan yang menyebabkan suatu kondisi hipovolemia Aktivasi
sistem rennin-angiotensin-aldosteron (RAAS) berperan penting pada proses
hipertensi berat Angiotensin II menyebabkan cedera pada pembuluh darah sehingga
terjadi aktivasi gen proinflamatori seperti interleukin 6 dan NF- κβ Selama terjadi
peningkatan tekanan darah endotel mengkompensasi dengan melepaskan beberapa
vasodilator seperti NO Saat endotel tidak lagi mampu mengkompensasi maka akan
terjadi peningkatan tekanan darah dan kerusakan endotel8 (Gambar 22) 9
Gambar 21 Patofisiologi krisis hipertensi9
Kegagalan mekanisme tubuh dalam mengkompensasi menyebabkan peningkatan
resistensi pembuluh darah dan kerusakan endotel Mekanisme pasti kerusakan endotel
4
belum diketahui secara pasti hal ini mungkin berhubungan dengan respons imun
sehingga terjadi pelepasan sitokin vasokonstriktor endotelin dan peningkatan
ekspresi endothelial adhesion molecules Peningkatan ekspresi cell adhesion
molecules seperti P-selectin E-selectin atau intracellular adhesion molecule 1 oleh
sel endotel meyebabkan terjadinya inflamasi yang menyebabkan bertambahnya
kerusakan fungsi sel endotel peningkatan permeabilitas endotel menghambat
aktivitas fibrinolitik endotel dan aktivasi kaskade koagulasi Agregasi trombosit dan
degranulasi pada endotel yang mengalami kerusakan akan memicu terjadinya suatu
inflamasi yang lebih lanjut thrombosis dan vasokonstriksi( Gambar 23)8
Gambar 22 Perubahan pada vaskular selama krisis hipertensi8
24 Klasifikasi Krisis Hipertensi
Berdasarkan keterlibatan organ target krisis hipertensi dibagi menjadi dua
kelompok yaitu6
1 Hipertensi darurat (emergency hypertension) kenaikan tekanan darah mendadak
(sistolik ge180 mm Hg dan atau diastolik ge120 mm Hg) dengan kerusakan organ
target yang bersifat progresif sehingga tekanan darah harus diturunkan segera
dalam hitungan menit sampai jam
5
2 Hipertensi mendesak (urgency hypertension) kenaikan tekanan darah mendadak
(sistolik ge180 mm Hg dan atau diastolik ge120 mm Hg) tanpa kerusakan organ
target yang progresif atau minimal Sehingga penurunan tekanan darah bisa
dilaksanakan lebih lambat dalam hitung jam sampai hari
25 Kerusakan Organ Target
Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh baik secara langsung
maupun tidak langsung Kerusakan organ-organ target yang umum ditemui pada
pasien hipertensi adalah 5
1 Jantung
- Hipertrofi ventrikel kiri
- Angina atau infark miokardium
- Gagal jantung
2 Otak
- Stroke
3 Penyakit ginjal kronis
4 Retinopati
Beberapa penelitian menemukan bahwa penyebab kerusakan organ-organ
tersebut dapat diakibatkan langsung dari kenaikan tekanan darah atau karena efek
tidak langsung antara lain adanya autoantibodi terhadap reseptor AT1 angiotensin II
stress oksidatif downregulation dari ekspresi nitrit oxide synthase dan lain-lain
Penelitian lain juga membuktikan bahwa diet tinggi garam dan sensitifitas terhadap
garam berperan besar dalam timbulnya kerusakan organ target misalnya kerusakan
pembuluh darah akibat meningkatnya ekspresi transforming growth factor-β (TGF-
β)5
26 Manifestasi Klinis Krisis Hipertensi 101112
261 Symptom
1 Bidang neurologi
6
Sakit kepala hilang kabur penglihatan kejang defisit neurologis fokal
gangguan kesadaran (somnolen sopor coma)
2 Bidang mata
Funduskopi berupa perdarahan retina eksudat retina edema papil
3 Bidang kardiovaskular
Nyeri dada edema paru
4 Bidang ginjal
Azotemia proteinuria oligouria
5 Bidang obstetri
Preklampsia dengan gejala berupa gangguan penglihatan sakit kepala hebat
kejang nyeri abdomen kuadran atas gagal jantung kongestif dan oliguri serta
gangguan kesadaran gangguan serebrovaskuler
262 Faktor Risiko7
1 Penderita hipertensi yang tidak meminum obat atau minum obat anti hipertensi
2 Kehamilan
3 Penggunaan NAPZA
4 Penderita dengan rangsangan simpatis yang tinggi seperti luka bakar berat
penyakit vaskuler trauma kepala
5 Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal
263Diagnosis
Diagnosis krisis hipertensi harus ditegakkan sedini mungkin karena hasil
terapi tergantung kepada tindakan yang cepat dan tepat Tidak perlu menunggu hasil
pemeriksaan yang menyeluruh walaupun dengan data-data yang minimal kita sudah
dapat mendiagnosis suatu krisis hipertensi7 Pada keadaaan krisis hipertensi
emergensi diperlukan penanganan segera dalam kurun waktu menitjam Pada
keadaan krisi hipertensi urgensi diperlukan penanganan segera dalam kurun waktu
24-48 jam7
7
264Anamnesis
Sewaktu penderita masuk dilakukan anamnesis singkat Hal yang penting
ditanyakan7
1 Riwayat hipertensi lama dan beratnya
2 Obat anti hipertensi yang digunakan dan kepatuhannya
3 Usia sering pada usia 30 ndash 70 tahun
4 Gejala sistem syaraf (sakit kepala pusing perubahan mental ansietas)
5 Gejala sistem ginjal (gross hematuri jumlah urine berkurang)
6 Gejala sistem kardiovaskular (adanya payah jantung kongestif dan edema paru
nyeri dada)
7 Riwayat penyakit glomerulonefrosis pyelonefritis
8 Riwayat kehamilan tanda-tanda eklampsi
265Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik dilakukan pengukuran tekanan darah dikedua lengan
mencari kerusakan organ sasaran (retinopati gangguan neurologi payah jantung
kongestif diseksi aorta) Palpasi denyut nadi di keempat ekstremitas Auskultasi
untuk mendengar ada atau tidak bruit pembuluh darah besar bising jantung dan ronki
paru7 Inspeksi dan palpasi pada bagian ekstremitas untuk memeriksa apakah ada
edema dan tanda-tanda inflamasi disamping menanyakan langsung ke pasien
pernahkah mengalami pembengkakan kaki7
27Pemeriksaan penunjang 711
1 Pemeriksaan laboratorium awal urinalisis Hb Ht ureum kreatinin gula darah
dan elektrolit
2 Pemeriksaan penunjang elektrokardiografi foto thorak
3 Pemeriksaan penunjang lain bila memungkinkan CT scan kepala
ekokardiogram ultrasonogram
8
28 Penetapan Diagnostik
Walaupun biasanya pada krisis hipertensi ditemukan TD ge180120 mmHg
perlu diperhatikan kecepatan kenaikan TD tersebut dan derajat gangguan organ target
yang terjadi
29Penatalaksanaan Hipertensi Krisis
291Non farmakologi terdiri dari
1 Menghentikan rokok
2 Menurunkan berat badan berlebih
3 Menurunkan konsumsi alkohol berlebih
4 Latihan fisik
5 Menurunkan asupan garam
6 Meningkatkan konsumsi buah dan sayur serta menurunkan asupan lemak
292Farmakologi
A Penatalaksanaan Hipertensi emergensi
1 Harus dilakukan di RS dengan fasiltas pemantauan yang memadai
2 Pengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infus sesegera mungkin
3 TD harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam dengan langkah sebagai
berikut
a 5 menit sd 120 menit pertama TD rata-rata (mean arterial blood pressure)
diturunkan 20-25
b 2 sd 6 jam kemudian TD diturunkan sampai 160100 mmHg
c 6-24 jam berikutnya diturunkan sampai lt14090 mmHg bila tidak ada gejala
iskemia organ
Obat-obatan yang digunakan
1 Clonidin (catapres) IV (150 mcgampul)
a Clonidin 900 mcg dimasukkan dalam cairan glucosa 5 500cc dan diberikan
dengan mikrodrip 12 tetes menit setiap 15 menit dapat dinaikkan 4 tetes
sampai TD yang diharapkan tercapai
9
b Bila TD target tercapai pasien diobservasi selama 4 jam kemudian diganti dg
tablet clonidin oral sesuai kebutuhan
c Clonidin tidak boleh dihentikan mendadak tetapi diturunkan perlahan-lahan
oleh karena bahaya rebound phenomen dimana TD naik secara cepat bila
obat dihentikan
2 Diltiazem (Herbesser) IV (10 mg dan 50 mgampul)
a Diltiazem 10 mg IV diberikan dalam 1-3 menit kemudian diteruskan dengan
infus 50 mgjam selama 20 menit
b Bila TD telah turun gt20 dari awal dosis diberikan 30 mgjam sampai target
tercapai
c Diteruskan dengan dosis maintenance 5-10 mgjam dengan observasi 4 jam
kemudian diganti dengan tablet oral
3 Nicardipin (Perdipin) IV (12 mg dan 10 mgampul)
a Nicardipin diberikan 10-30 mcgkgBB bolus
b Bila TD tetap stabil diteruskan dengan 05-6 mcgkgBBmenit sampai target
TD tercapai
4 Labetalol (Normodyne) IV
Diberikan 20-80 mg IV bolus setiap 10 menit atau dapat diberikan dalam cairan
infus dengan dosis 2 mg menit
5 Nitroprusside (Nitropress Nipride) IV
Diberikan dalam cairan infus dengan dosis 025-1000 mcgkgmenit
Tabel Obat hipertensi parenteral yang dipakai di Indonesia1012
Obat Dosis Efek Onset Perhatian khusus
Klonidin IV
150 ug
6 amp per 250 cc
Glukosa 5
mikrodrip
30-60 min 24 jam Ensepalopati
dengan gangguan
koroner
Nitrogliserin
IV
10-50ug
100ugcc per 500 cc
2-5 min 5-10 min Sakit kepala
takikardia muntah
Nicardipine 05-6 ugkgmenit 1-5 min 15-30 Takikardi mual
10
IV min muntah sakit
kepala peningkatan
tekanan
intrakranial
Diltiazem
IV
5-15 ugkgmenit 1-5 min 15-30
min
Takikardi mual
muntah sakit
kepala peningkatan
tekanan
intrakranial
Nitroprusside
IV
025-10 mcg kg
menit
Langsung 2-3 menit Mual muntah
penggunaan jangka
panjang dapat
menyebabkan
keracunan tiosianat obat ini belum beredar resmi di Indonesia
BPenatalaksanaan Hipertensi Urgensi
Penatalaksanaan hipertensi urgensi cukup dengan obat oral yang bekerja cepat
sehingga menurunkan tekanan darah dalam beberapa jam
Tabel Obat hipertensi oral yang dipakai di Indonesia1012
Obat Dosis Efek Lama Kerja Perhatian khusus
Captopril
125 - 25 mg
ulangi per 30
min
15-30 min 6-8 jam Stenosis arenalis
Clonidine 75
- 150 ug
ulangi per jam 30-60 min 8-16 jam mengantuk
mulut kering
Propanolol
10 - 40 mg PO
ulangi setiap
30 min
15-30 min 3-6 jam Bronkokonstriksi
blok jantung
Nifedipine 5
- 10 mg
ulangi setiap
15 menit
5 -15 min 4-6 jam Gangguan
koroner
11
BAB III
LAPORAN KASUS
Identitas pasien
Nama Ny S
Umur 50 Tahun
Jenis kelamin Perempuan
Pekerjaan Wiraswasta
Alamat Jl Lokomotif lima puluh Pekanbaru
No MR 83 55 18
Masuk RS 01 Desember 2013
ANAMNESIS (Autoanamnesis)
Keluhan utama Nyeri kepala yang memberat sejak 4 jam SMRS
Riwayat penyakit sekarang
- 3 hari sebelum masuk rumah sakit pasien mengelukan pusing kepala terasa berat
tengkuk terasa berat
4 jam SMRS pusing kepala terasa semakin memberat nyeri dirasakan di seluruh
bagian kepala nyeri terasa berdenyut-denyut oyong saat berjalan pusing badan
terasa lemah badan terasa hangat dingin mual(+) muntah(-)nyeri di daerah
belakang kepala (+) dan mata terasa bengkak
12
Tidak ada keluhan penglihatan kabur tidak ada kelemahan anggota gerak Tidak
ada riwayat gangguan kesadaran Tidak ada nyeri dada tidak ada sesak napas
Buang air kecil seperti biasa tidak keruh berwarna kuning Buang air besar
seperti biasa
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat hipertensi (+) diketahui pasien sejak 1 tahun yang lalu
Riwayat asma (-)
Riwayat penyakit jantung (-)
Riwayat DM (-)
Riwayat stroke (-)
Riwayat Penyakit keluarga
Riwayat hipertensi (+)
Riwayat asma (-)
Riwayat penyakit jantung (-)
Riwayat DM (-)
Riwayat stroke (-)
Riwayat pengobatan
Pasien mengkonsumsi panadol jika sakil kepala
Riwayat Kebiasaan
- Pasien sering mengkonsumsi makanan yang bersantan merokok (-)
olahraga tidak pernah
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan Umum Tampak sakit sedang
Kesadaran Composmentis GCS 15
13
Vital sign saat tiba di IGD TD TaKa 170120 mmHHg
TaKi 170120 mmHg
T 36 lsquoC
` HR 104xmnt RR 24 x mnt
BB=170 kg
TB=149 cm
Pemeriksaan Kepala dan Leher
Mata Konjungtiva anemis (--) sklera ikterik (--)
refleks pupil (++)
Leher pembesaran KGB leher (-) aksila (-) JVP 5-2 cmH2O
Pemeriksaan Thoraks
Paru
Inspeksi gerakan dada simetris kiri dan kanan retraksi (-)
Palpasi fremitus kiri = kanan
Perkusi sonor di kedua lapangan paru
Auskultasi suara nafas vesikuler ronkhi (-) wheezing (-)
Jantung
- Inspeksi ictus cordis tidak terlihat
- Palpasi ictus cordis tidak teraba
- Perkusi batas jantung kiri di SIC V linea parasternalis dextra
batas jantung kanan di SIC V linea midclavicula sinistra
- Auskultasi bunyi jantung 1 dan 2 (+) normal murmur (-) gallops (-)
14
Pemeriksaan Abdomen
- Inspeksi tampak datar venektasi (-)
- Palpasi supel hepar dan lien tidak teraba CVA (-) ballottement (-)
- Perkusi timpani
- Auskultasi bising usus (+) normal
Pemeriksaan Ekstremitas
Akral hangat CRT lt 2 detik edema tungkai (-) sianosis (-) clubing finger (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium darah rutin dan kimia
Hb 137 grdl GDS 108 mgdl
Ht 421 Ureum 326 mgdl
Leukosit 13700uL CR-S 078 mgdl
Trombosit 362000uL AST 233mgdl
ALT 25 mgdl
- Elektrolit
Na 1394 mmoll
Ka 450 mmoll
Cl 1076 mmoll
Elektrokardiografi
15
Dari pemeriksaan elektrokardiografi (EKG) didapatkan didapatkan gambaran
normal LVH (-)
Resume
Ny S 50 tahun masuk ke RSUD AA dengan keluhan nyeri kepala hebat sejak 4 jam
SMRS Nyeri dirasakan di seluruh bagian kepala terasa berputar oyong saat berjalan
nyeri di daerah tengkuk dan badan terasa lemah Pasien juga mengeluhkan mual (+)
Dari pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah 170120 mmHg riwayat hipertensi
sejak 1 tahun yang lalu dan hanya minum obat kalau tensi nya naik Dari pemeriksaan
laboratorium didapatkan hasil dalam batas normal dan pemeriksaan EKG didapatkan
didapatkan gambaran normal LVH (-)
Daftar Masalah
1 Nyeri kepala
2 Tekanan darah tinggi
Diagnosis Kerja Krisis Hipertensi (Hipertensi Urgensi)
16
Penatalaksanaan
Non-Farmakologis
o Bed rest
o Modifikasi gaya hidup
Farmakologis
o IVFD RL 20 tpm
o Amlodipin 5 mg 2x1
o Inj Ranitidin 1 Amp 2x1
FOLLOW UP 2 Desember 2013
Tanggal Subjektif Objektif Assesment Planning
2 desember
2013
Nyeri kepala
berkurang
mual(-)
muntah(-) nyeri
tengkuk (-)
Kes CM
TD 13080
mmHg
HR 80 xi
RR 20 xi
T 3660C
Hipertensi
urgensi
dalam masa
perbaikan
Pasien dipulang
o Amlodipin 5 mg
2x1
o Neurodex 2x1
o Ranitidin 2x1
o Aprazolam 2x1
Pembahasan
Berdasarkan hasil anamnesis didapatkan gejala sakit kepala sejak 3 hari
SMRS sakit kepala bertambah parah sejak 4 jam SMRS Sakit kepala dirasakan
terus-menerus dan terasa berputar disertai dengan rasa nyeri pada tengkuk mual (+)
muntah (-) Pasien mempunyai riwayat hipertensi sejak 1 tahun SMRS dan ridak
terkontrol
Hasil dari pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah meningkat yaitu
170120 mmHg Hal ini menunjukkan pasien berada dalam krisis hipertensi dengan
tekanan diastolik ge120 mm Hg
17
Data tambahan yaitu pasien tidak merasakan penglihatan kabur tidak ada
kelemahan anggota gerak sesak nafas (-) Ini dapat dipikirkan tidak ada kerusakan
organ target jadi mengarah ke hipertensi urgensi Akan tetapi pada pasien tidak
dilakukan funduskopi sehingga tidak dapat diketahui apakah telah terjadi kerusakan
pada mata
Dari pemeriksaan fisik paru jantung abdomen dalam batas normal
Kemungkinan tidak adanya kerusakan organ target Pada pemeriksaan faal ginjal
(ureum 326 mgdl kreatinin 078 mgdl) dalam keadaan normal yang menjelaskan
fungsi ginjal dalam batas normal maka kelainan organ target ke ginjal dapat
disingkirkan
Pemeriksaan elektrolit didapatkan Na 1394 mmoll K 1076 mmoll Maka
kadar elektrolit pasien dalam keadaan normal Pemeriksaan lab didapatkan glukosa
108 mgdl Maka kecurigaan diabetes dapat disingkirkan Dari pemeriksaan
elektrokardiografi (EKG) didapatkan gambaran normal Maka kelainan organ target
seperti jantung dapat disingkirkan
Penatalaksanaan yang diberikan pada pasien ini adalah adalah IVFD RL
amlodipin 1x10 mg ranitidin 2x1 ampul Pada hipertensi urgensi dengan gejala nyeri
kepala yang hebat tanpa ada gejala kerusakan organ target penyerta dilakukan terapi
dengan observasi 1-3 hari Pada pasien ini pemberian obat antihipertensi sudah sudah
mencapai target terapi yaitu tekanan darah menjadi 13080 mmHg Pemberian
ranitidin untuk mengatasi keluhan mual dan muntah Kemudian harinya pasien tidak
ada mengeluhkan gejala sehingga pasien diperbolehkan pulang
18
DAFTAR PUSTAKA
1 Calhoun DA Oparil S 1990 Treatmenet of Hypertensive Crisis New Engl J Med 323 1177-83
2 Houston MC 1989 Pathoplysiology Clinical Aspects and tereatment Dis 32 99-148
3 Kaplan NM 1986 Clinical Hypertention 4th Edition William amp Elkins Baltimore 2273-89
4 Widjaya I Bahaya Hipertensi 2009 httpwwwkosmovivanews com [diakses 16 Maret 2012]
5 Yugiantoro M Hipertensi Esensial Dalam Sudoyo AW dkk editors Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV Jakarta Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Indonesia 2007
6 Roesma J Krisis Hipertensi dalam buku ajar ilmu penyakit dalam edisi IV jilid I Jakarta FK UI 2006616-7
7 Kaplan NK Hypertensive crises In Kaplanrsquos clinical hypertension 8th edition Lipincott Williams amp Wilkins 2002
8 Vaughan CJ Norman D Hypertensive emergincies The Lancet 2000 356
9 Vaidya CK Ouellette JR Hypertensive urgency and emergency Hospital Physician 2007
10 Vidt D Hypertensive crises emergencies and ugencies Clev clinic med 2003
11 Riaz Kamran Hypertensive heart disease (Serial Online Desember 2008) Available from httpwwwemedicinecomMEDtopic3432htm Accessed at 16 March 2012
12 Baim Donald S Hypertensive vascular disease in Harrisonrsquos Principles of Internal Medicine 7th Ed USA The Mcgraw-Hill Companies Inc 2008 p 241
19
norepinefrin atau keadaan yang menyebabkan suatu kondisi hipovolemia Aktivasi
sistem rennin-angiotensin-aldosteron (RAAS) berperan penting pada proses
hipertensi berat Angiotensin II menyebabkan cedera pada pembuluh darah sehingga
terjadi aktivasi gen proinflamatori seperti interleukin 6 dan NF- κβ Selama terjadi
peningkatan tekanan darah endotel mengkompensasi dengan melepaskan beberapa
vasodilator seperti NO Saat endotel tidak lagi mampu mengkompensasi maka akan
terjadi peningkatan tekanan darah dan kerusakan endotel8 (Gambar 22) 9
Gambar 21 Patofisiologi krisis hipertensi9
Kegagalan mekanisme tubuh dalam mengkompensasi menyebabkan peningkatan
resistensi pembuluh darah dan kerusakan endotel Mekanisme pasti kerusakan endotel
4
belum diketahui secara pasti hal ini mungkin berhubungan dengan respons imun
sehingga terjadi pelepasan sitokin vasokonstriktor endotelin dan peningkatan
ekspresi endothelial adhesion molecules Peningkatan ekspresi cell adhesion
molecules seperti P-selectin E-selectin atau intracellular adhesion molecule 1 oleh
sel endotel meyebabkan terjadinya inflamasi yang menyebabkan bertambahnya
kerusakan fungsi sel endotel peningkatan permeabilitas endotel menghambat
aktivitas fibrinolitik endotel dan aktivasi kaskade koagulasi Agregasi trombosit dan
degranulasi pada endotel yang mengalami kerusakan akan memicu terjadinya suatu
inflamasi yang lebih lanjut thrombosis dan vasokonstriksi( Gambar 23)8
Gambar 22 Perubahan pada vaskular selama krisis hipertensi8
24 Klasifikasi Krisis Hipertensi
Berdasarkan keterlibatan organ target krisis hipertensi dibagi menjadi dua
kelompok yaitu6
1 Hipertensi darurat (emergency hypertension) kenaikan tekanan darah mendadak
(sistolik ge180 mm Hg dan atau diastolik ge120 mm Hg) dengan kerusakan organ
target yang bersifat progresif sehingga tekanan darah harus diturunkan segera
dalam hitungan menit sampai jam
5
2 Hipertensi mendesak (urgency hypertension) kenaikan tekanan darah mendadak
(sistolik ge180 mm Hg dan atau diastolik ge120 mm Hg) tanpa kerusakan organ
target yang progresif atau minimal Sehingga penurunan tekanan darah bisa
dilaksanakan lebih lambat dalam hitung jam sampai hari
25 Kerusakan Organ Target
Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh baik secara langsung
maupun tidak langsung Kerusakan organ-organ target yang umum ditemui pada
pasien hipertensi adalah 5
1 Jantung
- Hipertrofi ventrikel kiri
- Angina atau infark miokardium
- Gagal jantung
2 Otak
- Stroke
3 Penyakit ginjal kronis
4 Retinopati
Beberapa penelitian menemukan bahwa penyebab kerusakan organ-organ
tersebut dapat diakibatkan langsung dari kenaikan tekanan darah atau karena efek
tidak langsung antara lain adanya autoantibodi terhadap reseptor AT1 angiotensin II
stress oksidatif downregulation dari ekspresi nitrit oxide synthase dan lain-lain
Penelitian lain juga membuktikan bahwa diet tinggi garam dan sensitifitas terhadap
garam berperan besar dalam timbulnya kerusakan organ target misalnya kerusakan
pembuluh darah akibat meningkatnya ekspresi transforming growth factor-β (TGF-
β)5
26 Manifestasi Klinis Krisis Hipertensi 101112
261 Symptom
1 Bidang neurologi
6
Sakit kepala hilang kabur penglihatan kejang defisit neurologis fokal
gangguan kesadaran (somnolen sopor coma)
2 Bidang mata
Funduskopi berupa perdarahan retina eksudat retina edema papil
3 Bidang kardiovaskular
Nyeri dada edema paru
4 Bidang ginjal
Azotemia proteinuria oligouria
5 Bidang obstetri
Preklampsia dengan gejala berupa gangguan penglihatan sakit kepala hebat
kejang nyeri abdomen kuadran atas gagal jantung kongestif dan oliguri serta
gangguan kesadaran gangguan serebrovaskuler
262 Faktor Risiko7
1 Penderita hipertensi yang tidak meminum obat atau minum obat anti hipertensi
2 Kehamilan
3 Penggunaan NAPZA
4 Penderita dengan rangsangan simpatis yang tinggi seperti luka bakar berat
penyakit vaskuler trauma kepala
5 Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal
263Diagnosis
Diagnosis krisis hipertensi harus ditegakkan sedini mungkin karena hasil
terapi tergantung kepada tindakan yang cepat dan tepat Tidak perlu menunggu hasil
pemeriksaan yang menyeluruh walaupun dengan data-data yang minimal kita sudah
dapat mendiagnosis suatu krisis hipertensi7 Pada keadaaan krisis hipertensi
emergensi diperlukan penanganan segera dalam kurun waktu menitjam Pada
keadaan krisi hipertensi urgensi diperlukan penanganan segera dalam kurun waktu
24-48 jam7
7
264Anamnesis
Sewaktu penderita masuk dilakukan anamnesis singkat Hal yang penting
ditanyakan7
1 Riwayat hipertensi lama dan beratnya
2 Obat anti hipertensi yang digunakan dan kepatuhannya
3 Usia sering pada usia 30 ndash 70 tahun
4 Gejala sistem syaraf (sakit kepala pusing perubahan mental ansietas)
5 Gejala sistem ginjal (gross hematuri jumlah urine berkurang)
6 Gejala sistem kardiovaskular (adanya payah jantung kongestif dan edema paru
nyeri dada)
7 Riwayat penyakit glomerulonefrosis pyelonefritis
8 Riwayat kehamilan tanda-tanda eklampsi
265Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik dilakukan pengukuran tekanan darah dikedua lengan
mencari kerusakan organ sasaran (retinopati gangguan neurologi payah jantung
kongestif diseksi aorta) Palpasi denyut nadi di keempat ekstremitas Auskultasi
untuk mendengar ada atau tidak bruit pembuluh darah besar bising jantung dan ronki
paru7 Inspeksi dan palpasi pada bagian ekstremitas untuk memeriksa apakah ada
edema dan tanda-tanda inflamasi disamping menanyakan langsung ke pasien
pernahkah mengalami pembengkakan kaki7
27Pemeriksaan penunjang 711
1 Pemeriksaan laboratorium awal urinalisis Hb Ht ureum kreatinin gula darah
dan elektrolit
2 Pemeriksaan penunjang elektrokardiografi foto thorak
3 Pemeriksaan penunjang lain bila memungkinkan CT scan kepala
ekokardiogram ultrasonogram
8
28 Penetapan Diagnostik
Walaupun biasanya pada krisis hipertensi ditemukan TD ge180120 mmHg
perlu diperhatikan kecepatan kenaikan TD tersebut dan derajat gangguan organ target
yang terjadi
29Penatalaksanaan Hipertensi Krisis
291Non farmakologi terdiri dari
1 Menghentikan rokok
2 Menurunkan berat badan berlebih
3 Menurunkan konsumsi alkohol berlebih
4 Latihan fisik
5 Menurunkan asupan garam
6 Meningkatkan konsumsi buah dan sayur serta menurunkan asupan lemak
292Farmakologi
A Penatalaksanaan Hipertensi emergensi
1 Harus dilakukan di RS dengan fasiltas pemantauan yang memadai
2 Pengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infus sesegera mungkin
3 TD harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam dengan langkah sebagai
berikut
a 5 menit sd 120 menit pertama TD rata-rata (mean arterial blood pressure)
diturunkan 20-25
b 2 sd 6 jam kemudian TD diturunkan sampai 160100 mmHg
c 6-24 jam berikutnya diturunkan sampai lt14090 mmHg bila tidak ada gejala
iskemia organ
Obat-obatan yang digunakan
1 Clonidin (catapres) IV (150 mcgampul)
a Clonidin 900 mcg dimasukkan dalam cairan glucosa 5 500cc dan diberikan
dengan mikrodrip 12 tetes menit setiap 15 menit dapat dinaikkan 4 tetes
sampai TD yang diharapkan tercapai
9
b Bila TD target tercapai pasien diobservasi selama 4 jam kemudian diganti dg
tablet clonidin oral sesuai kebutuhan
c Clonidin tidak boleh dihentikan mendadak tetapi diturunkan perlahan-lahan
oleh karena bahaya rebound phenomen dimana TD naik secara cepat bila
obat dihentikan
2 Diltiazem (Herbesser) IV (10 mg dan 50 mgampul)
a Diltiazem 10 mg IV diberikan dalam 1-3 menit kemudian diteruskan dengan
infus 50 mgjam selama 20 menit
b Bila TD telah turun gt20 dari awal dosis diberikan 30 mgjam sampai target
tercapai
c Diteruskan dengan dosis maintenance 5-10 mgjam dengan observasi 4 jam
kemudian diganti dengan tablet oral
3 Nicardipin (Perdipin) IV (12 mg dan 10 mgampul)
a Nicardipin diberikan 10-30 mcgkgBB bolus
b Bila TD tetap stabil diteruskan dengan 05-6 mcgkgBBmenit sampai target
TD tercapai
4 Labetalol (Normodyne) IV
Diberikan 20-80 mg IV bolus setiap 10 menit atau dapat diberikan dalam cairan
infus dengan dosis 2 mg menit
5 Nitroprusside (Nitropress Nipride) IV
Diberikan dalam cairan infus dengan dosis 025-1000 mcgkgmenit
Tabel Obat hipertensi parenteral yang dipakai di Indonesia1012
Obat Dosis Efek Onset Perhatian khusus
Klonidin IV
150 ug
6 amp per 250 cc
Glukosa 5
mikrodrip
30-60 min 24 jam Ensepalopati
dengan gangguan
koroner
Nitrogliserin
IV
10-50ug
100ugcc per 500 cc
2-5 min 5-10 min Sakit kepala
takikardia muntah
Nicardipine 05-6 ugkgmenit 1-5 min 15-30 Takikardi mual
10
IV min muntah sakit
kepala peningkatan
tekanan
intrakranial
Diltiazem
IV
5-15 ugkgmenit 1-5 min 15-30
min
Takikardi mual
muntah sakit
kepala peningkatan
tekanan
intrakranial
Nitroprusside
IV
025-10 mcg kg
menit
Langsung 2-3 menit Mual muntah
penggunaan jangka
panjang dapat
menyebabkan
keracunan tiosianat obat ini belum beredar resmi di Indonesia
BPenatalaksanaan Hipertensi Urgensi
Penatalaksanaan hipertensi urgensi cukup dengan obat oral yang bekerja cepat
sehingga menurunkan tekanan darah dalam beberapa jam
Tabel Obat hipertensi oral yang dipakai di Indonesia1012
Obat Dosis Efek Lama Kerja Perhatian khusus
Captopril
125 - 25 mg
ulangi per 30
min
15-30 min 6-8 jam Stenosis arenalis
Clonidine 75
- 150 ug
ulangi per jam 30-60 min 8-16 jam mengantuk
mulut kering
Propanolol
10 - 40 mg PO
ulangi setiap
30 min
15-30 min 3-6 jam Bronkokonstriksi
blok jantung
Nifedipine 5
- 10 mg
ulangi setiap
15 menit
5 -15 min 4-6 jam Gangguan
koroner
11
BAB III
LAPORAN KASUS
Identitas pasien
Nama Ny S
Umur 50 Tahun
Jenis kelamin Perempuan
Pekerjaan Wiraswasta
Alamat Jl Lokomotif lima puluh Pekanbaru
No MR 83 55 18
Masuk RS 01 Desember 2013
ANAMNESIS (Autoanamnesis)
Keluhan utama Nyeri kepala yang memberat sejak 4 jam SMRS
Riwayat penyakit sekarang
- 3 hari sebelum masuk rumah sakit pasien mengelukan pusing kepala terasa berat
tengkuk terasa berat
4 jam SMRS pusing kepala terasa semakin memberat nyeri dirasakan di seluruh
bagian kepala nyeri terasa berdenyut-denyut oyong saat berjalan pusing badan
terasa lemah badan terasa hangat dingin mual(+) muntah(-)nyeri di daerah
belakang kepala (+) dan mata terasa bengkak
12
Tidak ada keluhan penglihatan kabur tidak ada kelemahan anggota gerak Tidak
ada riwayat gangguan kesadaran Tidak ada nyeri dada tidak ada sesak napas
Buang air kecil seperti biasa tidak keruh berwarna kuning Buang air besar
seperti biasa
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat hipertensi (+) diketahui pasien sejak 1 tahun yang lalu
Riwayat asma (-)
Riwayat penyakit jantung (-)
Riwayat DM (-)
Riwayat stroke (-)
Riwayat Penyakit keluarga
Riwayat hipertensi (+)
Riwayat asma (-)
Riwayat penyakit jantung (-)
Riwayat DM (-)
Riwayat stroke (-)
Riwayat pengobatan
Pasien mengkonsumsi panadol jika sakil kepala
Riwayat Kebiasaan
- Pasien sering mengkonsumsi makanan yang bersantan merokok (-)
olahraga tidak pernah
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan Umum Tampak sakit sedang
Kesadaran Composmentis GCS 15
13
Vital sign saat tiba di IGD TD TaKa 170120 mmHHg
TaKi 170120 mmHg
T 36 lsquoC
` HR 104xmnt RR 24 x mnt
BB=170 kg
TB=149 cm
Pemeriksaan Kepala dan Leher
Mata Konjungtiva anemis (--) sklera ikterik (--)
refleks pupil (++)
Leher pembesaran KGB leher (-) aksila (-) JVP 5-2 cmH2O
Pemeriksaan Thoraks
Paru
Inspeksi gerakan dada simetris kiri dan kanan retraksi (-)
Palpasi fremitus kiri = kanan
Perkusi sonor di kedua lapangan paru
Auskultasi suara nafas vesikuler ronkhi (-) wheezing (-)
Jantung
- Inspeksi ictus cordis tidak terlihat
- Palpasi ictus cordis tidak teraba
- Perkusi batas jantung kiri di SIC V linea parasternalis dextra
batas jantung kanan di SIC V linea midclavicula sinistra
- Auskultasi bunyi jantung 1 dan 2 (+) normal murmur (-) gallops (-)
14
Pemeriksaan Abdomen
- Inspeksi tampak datar venektasi (-)
- Palpasi supel hepar dan lien tidak teraba CVA (-) ballottement (-)
- Perkusi timpani
- Auskultasi bising usus (+) normal
Pemeriksaan Ekstremitas
Akral hangat CRT lt 2 detik edema tungkai (-) sianosis (-) clubing finger (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium darah rutin dan kimia
Hb 137 grdl GDS 108 mgdl
Ht 421 Ureum 326 mgdl
Leukosit 13700uL CR-S 078 mgdl
Trombosit 362000uL AST 233mgdl
ALT 25 mgdl
- Elektrolit
Na 1394 mmoll
Ka 450 mmoll
Cl 1076 mmoll
Elektrokardiografi
15
Dari pemeriksaan elektrokardiografi (EKG) didapatkan didapatkan gambaran
normal LVH (-)
Resume
Ny S 50 tahun masuk ke RSUD AA dengan keluhan nyeri kepala hebat sejak 4 jam
SMRS Nyeri dirasakan di seluruh bagian kepala terasa berputar oyong saat berjalan
nyeri di daerah tengkuk dan badan terasa lemah Pasien juga mengeluhkan mual (+)
Dari pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah 170120 mmHg riwayat hipertensi
sejak 1 tahun yang lalu dan hanya minum obat kalau tensi nya naik Dari pemeriksaan
laboratorium didapatkan hasil dalam batas normal dan pemeriksaan EKG didapatkan
didapatkan gambaran normal LVH (-)
Daftar Masalah
1 Nyeri kepala
2 Tekanan darah tinggi
Diagnosis Kerja Krisis Hipertensi (Hipertensi Urgensi)
16
Penatalaksanaan
Non-Farmakologis
o Bed rest
o Modifikasi gaya hidup
Farmakologis
o IVFD RL 20 tpm
o Amlodipin 5 mg 2x1
o Inj Ranitidin 1 Amp 2x1
FOLLOW UP 2 Desember 2013
Tanggal Subjektif Objektif Assesment Planning
2 desember
2013
Nyeri kepala
berkurang
mual(-)
muntah(-) nyeri
tengkuk (-)
Kes CM
TD 13080
mmHg
HR 80 xi
RR 20 xi
T 3660C
Hipertensi
urgensi
dalam masa
perbaikan
Pasien dipulang
o Amlodipin 5 mg
2x1
o Neurodex 2x1
o Ranitidin 2x1
o Aprazolam 2x1
Pembahasan
Berdasarkan hasil anamnesis didapatkan gejala sakit kepala sejak 3 hari
SMRS sakit kepala bertambah parah sejak 4 jam SMRS Sakit kepala dirasakan
terus-menerus dan terasa berputar disertai dengan rasa nyeri pada tengkuk mual (+)
muntah (-) Pasien mempunyai riwayat hipertensi sejak 1 tahun SMRS dan ridak
terkontrol
Hasil dari pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah meningkat yaitu
170120 mmHg Hal ini menunjukkan pasien berada dalam krisis hipertensi dengan
tekanan diastolik ge120 mm Hg
17
Data tambahan yaitu pasien tidak merasakan penglihatan kabur tidak ada
kelemahan anggota gerak sesak nafas (-) Ini dapat dipikirkan tidak ada kerusakan
organ target jadi mengarah ke hipertensi urgensi Akan tetapi pada pasien tidak
dilakukan funduskopi sehingga tidak dapat diketahui apakah telah terjadi kerusakan
pada mata
Dari pemeriksaan fisik paru jantung abdomen dalam batas normal
Kemungkinan tidak adanya kerusakan organ target Pada pemeriksaan faal ginjal
(ureum 326 mgdl kreatinin 078 mgdl) dalam keadaan normal yang menjelaskan
fungsi ginjal dalam batas normal maka kelainan organ target ke ginjal dapat
disingkirkan
Pemeriksaan elektrolit didapatkan Na 1394 mmoll K 1076 mmoll Maka
kadar elektrolit pasien dalam keadaan normal Pemeriksaan lab didapatkan glukosa
108 mgdl Maka kecurigaan diabetes dapat disingkirkan Dari pemeriksaan
elektrokardiografi (EKG) didapatkan gambaran normal Maka kelainan organ target
seperti jantung dapat disingkirkan
Penatalaksanaan yang diberikan pada pasien ini adalah adalah IVFD RL
amlodipin 1x10 mg ranitidin 2x1 ampul Pada hipertensi urgensi dengan gejala nyeri
kepala yang hebat tanpa ada gejala kerusakan organ target penyerta dilakukan terapi
dengan observasi 1-3 hari Pada pasien ini pemberian obat antihipertensi sudah sudah
mencapai target terapi yaitu tekanan darah menjadi 13080 mmHg Pemberian
ranitidin untuk mengatasi keluhan mual dan muntah Kemudian harinya pasien tidak
ada mengeluhkan gejala sehingga pasien diperbolehkan pulang
18
DAFTAR PUSTAKA
1 Calhoun DA Oparil S 1990 Treatmenet of Hypertensive Crisis New Engl J Med 323 1177-83
2 Houston MC 1989 Pathoplysiology Clinical Aspects and tereatment Dis 32 99-148
3 Kaplan NM 1986 Clinical Hypertention 4th Edition William amp Elkins Baltimore 2273-89
4 Widjaya I Bahaya Hipertensi 2009 httpwwwkosmovivanews com [diakses 16 Maret 2012]
5 Yugiantoro M Hipertensi Esensial Dalam Sudoyo AW dkk editors Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV Jakarta Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Indonesia 2007
6 Roesma J Krisis Hipertensi dalam buku ajar ilmu penyakit dalam edisi IV jilid I Jakarta FK UI 2006616-7
7 Kaplan NK Hypertensive crises In Kaplanrsquos clinical hypertension 8th edition Lipincott Williams amp Wilkins 2002
8 Vaughan CJ Norman D Hypertensive emergincies The Lancet 2000 356
9 Vaidya CK Ouellette JR Hypertensive urgency and emergency Hospital Physician 2007
10 Vidt D Hypertensive crises emergencies and ugencies Clev clinic med 2003
11 Riaz Kamran Hypertensive heart disease (Serial Online Desember 2008) Available from httpwwwemedicinecomMEDtopic3432htm Accessed at 16 March 2012
12 Baim Donald S Hypertensive vascular disease in Harrisonrsquos Principles of Internal Medicine 7th Ed USA The Mcgraw-Hill Companies Inc 2008 p 241
19
belum diketahui secara pasti hal ini mungkin berhubungan dengan respons imun
sehingga terjadi pelepasan sitokin vasokonstriktor endotelin dan peningkatan
ekspresi endothelial adhesion molecules Peningkatan ekspresi cell adhesion
molecules seperti P-selectin E-selectin atau intracellular adhesion molecule 1 oleh
sel endotel meyebabkan terjadinya inflamasi yang menyebabkan bertambahnya
kerusakan fungsi sel endotel peningkatan permeabilitas endotel menghambat
aktivitas fibrinolitik endotel dan aktivasi kaskade koagulasi Agregasi trombosit dan
degranulasi pada endotel yang mengalami kerusakan akan memicu terjadinya suatu
inflamasi yang lebih lanjut thrombosis dan vasokonstriksi( Gambar 23)8
Gambar 22 Perubahan pada vaskular selama krisis hipertensi8
24 Klasifikasi Krisis Hipertensi
Berdasarkan keterlibatan organ target krisis hipertensi dibagi menjadi dua
kelompok yaitu6
1 Hipertensi darurat (emergency hypertension) kenaikan tekanan darah mendadak
(sistolik ge180 mm Hg dan atau diastolik ge120 mm Hg) dengan kerusakan organ
target yang bersifat progresif sehingga tekanan darah harus diturunkan segera
dalam hitungan menit sampai jam
5
2 Hipertensi mendesak (urgency hypertension) kenaikan tekanan darah mendadak
(sistolik ge180 mm Hg dan atau diastolik ge120 mm Hg) tanpa kerusakan organ
target yang progresif atau minimal Sehingga penurunan tekanan darah bisa
dilaksanakan lebih lambat dalam hitung jam sampai hari
25 Kerusakan Organ Target
Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh baik secara langsung
maupun tidak langsung Kerusakan organ-organ target yang umum ditemui pada
pasien hipertensi adalah 5
1 Jantung
- Hipertrofi ventrikel kiri
- Angina atau infark miokardium
- Gagal jantung
2 Otak
- Stroke
3 Penyakit ginjal kronis
4 Retinopati
Beberapa penelitian menemukan bahwa penyebab kerusakan organ-organ
tersebut dapat diakibatkan langsung dari kenaikan tekanan darah atau karena efek
tidak langsung antara lain adanya autoantibodi terhadap reseptor AT1 angiotensin II
stress oksidatif downregulation dari ekspresi nitrit oxide synthase dan lain-lain
Penelitian lain juga membuktikan bahwa diet tinggi garam dan sensitifitas terhadap
garam berperan besar dalam timbulnya kerusakan organ target misalnya kerusakan
pembuluh darah akibat meningkatnya ekspresi transforming growth factor-β (TGF-
β)5
26 Manifestasi Klinis Krisis Hipertensi 101112
261 Symptom
1 Bidang neurologi
6
Sakit kepala hilang kabur penglihatan kejang defisit neurologis fokal
gangguan kesadaran (somnolen sopor coma)
2 Bidang mata
Funduskopi berupa perdarahan retina eksudat retina edema papil
3 Bidang kardiovaskular
Nyeri dada edema paru
4 Bidang ginjal
Azotemia proteinuria oligouria
5 Bidang obstetri
Preklampsia dengan gejala berupa gangguan penglihatan sakit kepala hebat
kejang nyeri abdomen kuadran atas gagal jantung kongestif dan oliguri serta
gangguan kesadaran gangguan serebrovaskuler
262 Faktor Risiko7
1 Penderita hipertensi yang tidak meminum obat atau minum obat anti hipertensi
2 Kehamilan
3 Penggunaan NAPZA
4 Penderita dengan rangsangan simpatis yang tinggi seperti luka bakar berat
penyakit vaskuler trauma kepala
5 Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal
263Diagnosis
Diagnosis krisis hipertensi harus ditegakkan sedini mungkin karena hasil
terapi tergantung kepada tindakan yang cepat dan tepat Tidak perlu menunggu hasil
pemeriksaan yang menyeluruh walaupun dengan data-data yang minimal kita sudah
dapat mendiagnosis suatu krisis hipertensi7 Pada keadaaan krisis hipertensi
emergensi diperlukan penanganan segera dalam kurun waktu menitjam Pada
keadaan krisi hipertensi urgensi diperlukan penanganan segera dalam kurun waktu
24-48 jam7
7
264Anamnesis
Sewaktu penderita masuk dilakukan anamnesis singkat Hal yang penting
ditanyakan7
1 Riwayat hipertensi lama dan beratnya
2 Obat anti hipertensi yang digunakan dan kepatuhannya
3 Usia sering pada usia 30 ndash 70 tahun
4 Gejala sistem syaraf (sakit kepala pusing perubahan mental ansietas)
5 Gejala sistem ginjal (gross hematuri jumlah urine berkurang)
6 Gejala sistem kardiovaskular (adanya payah jantung kongestif dan edema paru
nyeri dada)
7 Riwayat penyakit glomerulonefrosis pyelonefritis
8 Riwayat kehamilan tanda-tanda eklampsi
265Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik dilakukan pengukuran tekanan darah dikedua lengan
mencari kerusakan organ sasaran (retinopati gangguan neurologi payah jantung
kongestif diseksi aorta) Palpasi denyut nadi di keempat ekstremitas Auskultasi
untuk mendengar ada atau tidak bruit pembuluh darah besar bising jantung dan ronki
paru7 Inspeksi dan palpasi pada bagian ekstremitas untuk memeriksa apakah ada
edema dan tanda-tanda inflamasi disamping menanyakan langsung ke pasien
pernahkah mengalami pembengkakan kaki7
27Pemeriksaan penunjang 711
1 Pemeriksaan laboratorium awal urinalisis Hb Ht ureum kreatinin gula darah
dan elektrolit
2 Pemeriksaan penunjang elektrokardiografi foto thorak
3 Pemeriksaan penunjang lain bila memungkinkan CT scan kepala
ekokardiogram ultrasonogram
8
28 Penetapan Diagnostik
Walaupun biasanya pada krisis hipertensi ditemukan TD ge180120 mmHg
perlu diperhatikan kecepatan kenaikan TD tersebut dan derajat gangguan organ target
yang terjadi
29Penatalaksanaan Hipertensi Krisis
291Non farmakologi terdiri dari
1 Menghentikan rokok
2 Menurunkan berat badan berlebih
3 Menurunkan konsumsi alkohol berlebih
4 Latihan fisik
5 Menurunkan asupan garam
6 Meningkatkan konsumsi buah dan sayur serta menurunkan asupan lemak
292Farmakologi
A Penatalaksanaan Hipertensi emergensi
1 Harus dilakukan di RS dengan fasiltas pemantauan yang memadai
2 Pengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infus sesegera mungkin
3 TD harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam dengan langkah sebagai
berikut
a 5 menit sd 120 menit pertama TD rata-rata (mean arterial blood pressure)
diturunkan 20-25
b 2 sd 6 jam kemudian TD diturunkan sampai 160100 mmHg
c 6-24 jam berikutnya diturunkan sampai lt14090 mmHg bila tidak ada gejala
iskemia organ
Obat-obatan yang digunakan
1 Clonidin (catapres) IV (150 mcgampul)
a Clonidin 900 mcg dimasukkan dalam cairan glucosa 5 500cc dan diberikan
dengan mikrodrip 12 tetes menit setiap 15 menit dapat dinaikkan 4 tetes
sampai TD yang diharapkan tercapai
9
b Bila TD target tercapai pasien diobservasi selama 4 jam kemudian diganti dg
tablet clonidin oral sesuai kebutuhan
c Clonidin tidak boleh dihentikan mendadak tetapi diturunkan perlahan-lahan
oleh karena bahaya rebound phenomen dimana TD naik secara cepat bila
obat dihentikan
2 Diltiazem (Herbesser) IV (10 mg dan 50 mgampul)
a Diltiazem 10 mg IV diberikan dalam 1-3 menit kemudian diteruskan dengan
infus 50 mgjam selama 20 menit
b Bila TD telah turun gt20 dari awal dosis diberikan 30 mgjam sampai target
tercapai
c Diteruskan dengan dosis maintenance 5-10 mgjam dengan observasi 4 jam
kemudian diganti dengan tablet oral
3 Nicardipin (Perdipin) IV (12 mg dan 10 mgampul)
a Nicardipin diberikan 10-30 mcgkgBB bolus
b Bila TD tetap stabil diteruskan dengan 05-6 mcgkgBBmenit sampai target
TD tercapai
4 Labetalol (Normodyne) IV
Diberikan 20-80 mg IV bolus setiap 10 menit atau dapat diberikan dalam cairan
infus dengan dosis 2 mg menit
5 Nitroprusside (Nitropress Nipride) IV
Diberikan dalam cairan infus dengan dosis 025-1000 mcgkgmenit
Tabel Obat hipertensi parenteral yang dipakai di Indonesia1012
Obat Dosis Efek Onset Perhatian khusus
Klonidin IV
150 ug
6 amp per 250 cc
Glukosa 5
mikrodrip
30-60 min 24 jam Ensepalopati
dengan gangguan
koroner
Nitrogliserin
IV
10-50ug
100ugcc per 500 cc
2-5 min 5-10 min Sakit kepala
takikardia muntah
Nicardipine 05-6 ugkgmenit 1-5 min 15-30 Takikardi mual
10
IV min muntah sakit
kepala peningkatan
tekanan
intrakranial
Diltiazem
IV
5-15 ugkgmenit 1-5 min 15-30
min
Takikardi mual
muntah sakit
kepala peningkatan
tekanan
intrakranial
Nitroprusside
IV
025-10 mcg kg
menit
Langsung 2-3 menit Mual muntah
penggunaan jangka
panjang dapat
menyebabkan
keracunan tiosianat obat ini belum beredar resmi di Indonesia
BPenatalaksanaan Hipertensi Urgensi
Penatalaksanaan hipertensi urgensi cukup dengan obat oral yang bekerja cepat
sehingga menurunkan tekanan darah dalam beberapa jam
Tabel Obat hipertensi oral yang dipakai di Indonesia1012
Obat Dosis Efek Lama Kerja Perhatian khusus
Captopril
125 - 25 mg
ulangi per 30
min
15-30 min 6-8 jam Stenosis arenalis
Clonidine 75
- 150 ug
ulangi per jam 30-60 min 8-16 jam mengantuk
mulut kering
Propanolol
10 - 40 mg PO
ulangi setiap
30 min
15-30 min 3-6 jam Bronkokonstriksi
blok jantung
Nifedipine 5
- 10 mg
ulangi setiap
15 menit
5 -15 min 4-6 jam Gangguan
koroner
11
BAB III
LAPORAN KASUS
Identitas pasien
Nama Ny S
Umur 50 Tahun
Jenis kelamin Perempuan
Pekerjaan Wiraswasta
Alamat Jl Lokomotif lima puluh Pekanbaru
No MR 83 55 18
Masuk RS 01 Desember 2013
ANAMNESIS (Autoanamnesis)
Keluhan utama Nyeri kepala yang memberat sejak 4 jam SMRS
Riwayat penyakit sekarang
- 3 hari sebelum masuk rumah sakit pasien mengelukan pusing kepala terasa berat
tengkuk terasa berat
4 jam SMRS pusing kepala terasa semakin memberat nyeri dirasakan di seluruh
bagian kepala nyeri terasa berdenyut-denyut oyong saat berjalan pusing badan
terasa lemah badan terasa hangat dingin mual(+) muntah(-)nyeri di daerah
belakang kepala (+) dan mata terasa bengkak
12
Tidak ada keluhan penglihatan kabur tidak ada kelemahan anggota gerak Tidak
ada riwayat gangguan kesadaran Tidak ada nyeri dada tidak ada sesak napas
Buang air kecil seperti biasa tidak keruh berwarna kuning Buang air besar
seperti biasa
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat hipertensi (+) diketahui pasien sejak 1 tahun yang lalu
Riwayat asma (-)
Riwayat penyakit jantung (-)
Riwayat DM (-)
Riwayat stroke (-)
Riwayat Penyakit keluarga
Riwayat hipertensi (+)
Riwayat asma (-)
Riwayat penyakit jantung (-)
Riwayat DM (-)
Riwayat stroke (-)
Riwayat pengobatan
Pasien mengkonsumsi panadol jika sakil kepala
Riwayat Kebiasaan
- Pasien sering mengkonsumsi makanan yang bersantan merokok (-)
olahraga tidak pernah
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan Umum Tampak sakit sedang
Kesadaran Composmentis GCS 15
13
Vital sign saat tiba di IGD TD TaKa 170120 mmHHg
TaKi 170120 mmHg
T 36 lsquoC
` HR 104xmnt RR 24 x mnt
BB=170 kg
TB=149 cm
Pemeriksaan Kepala dan Leher
Mata Konjungtiva anemis (--) sklera ikterik (--)
refleks pupil (++)
Leher pembesaran KGB leher (-) aksila (-) JVP 5-2 cmH2O
Pemeriksaan Thoraks
Paru
Inspeksi gerakan dada simetris kiri dan kanan retraksi (-)
Palpasi fremitus kiri = kanan
Perkusi sonor di kedua lapangan paru
Auskultasi suara nafas vesikuler ronkhi (-) wheezing (-)
Jantung
- Inspeksi ictus cordis tidak terlihat
- Palpasi ictus cordis tidak teraba
- Perkusi batas jantung kiri di SIC V linea parasternalis dextra
batas jantung kanan di SIC V linea midclavicula sinistra
- Auskultasi bunyi jantung 1 dan 2 (+) normal murmur (-) gallops (-)
14
Pemeriksaan Abdomen
- Inspeksi tampak datar venektasi (-)
- Palpasi supel hepar dan lien tidak teraba CVA (-) ballottement (-)
- Perkusi timpani
- Auskultasi bising usus (+) normal
Pemeriksaan Ekstremitas
Akral hangat CRT lt 2 detik edema tungkai (-) sianosis (-) clubing finger (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium darah rutin dan kimia
Hb 137 grdl GDS 108 mgdl
Ht 421 Ureum 326 mgdl
Leukosit 13700uL CR-S 078 mgdl
Trombosit 362000uL AST 233mgdl
ALT 25 mgdl
- Elektrolit
Na 1394 mmoll
Ka 450 mmoll
Cl 1076 mmoll
Elektrokardiografi
15
Dari pemeriksaan elektrokardiografi (EKG) didapatkan didapatkan gambaran
normal LVH (-)
Resume
Ny S 50 tahun masuk ke RSUD AA dengan keluhan nyeri kepala hebat sejak 4 jam
SMRS Nyeri dirasakan di seluruh bagian kepala terasa berputar oyong saat berjalan
nyeri di daerah tengkuk dan badan terasa lemah Pasien juga mengeluhkan mual (+)
Dari pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah 170120 mmHg riwayat hipertensi
sejak 1 tahun yang lalu dan hanya minum obat kalau tensi nya naik Dari pemeriksaan
laboratorium didapatkan hasil dalam batas normal dan pemeriksaan EKG didapatkan
didapatkan gambaran normal LVH (-)
Daftar Masalah
1 Nyeri kepala
2 Tekanan darah tinggi
Diagnosis Kerja Krisis Hipertensi (Hipertensi Urgensi)
16
Penatalaksanaan
Non-Farmakologis
o Bed rest
o Modifikasi gaya hidup
Farmakologis
o IVFD RL 20 tpm
o Amlodipin 5 mg 2x1
o Inj Ranitidin 1 Amp 2x1
FOLLOW UP 2 Desember 2013
Tanggal Subjektif Objektif Assesment Planning
2 desember
2013
Nyeri kepala
berkurang
mual(-)
muntah(-) nyeri
tengkuk (-)
Kes CM
TD 13080
mmHg
HR 80 xi
RR 20 xi
T 3660C
Hipertensi
urgensi
dalam masa
perbaikan
Pasien dipulang
o Amlodipin 5 mg
2x1
o Neurodex 2x1
o Ranitidin 2x1
o Aprazolam 2x1
Pembahasan
Berdasarkan hasil anamnesis didapatkan gejala sakit kepala sejak 3 hari
SMRS sakit kepala bertambah parah sejak 4 jam SMRS Sakit kepala dirasakan
terus-menerus dan terasa berputar disertai dengan rasa nyeri pada tengkuk mual (+)
muntah (-) Pasien mempunyai riwayat hipertensi sejak 1 tahun SMRS dan ridak
terkontrol
Hasil dari pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah meningkat yaitu
170120 mmHg Hal ini menunjukkan pasien berada dalam krisis hipertensi dengan
tekanan diastolik ge120 mm Hg
17
Data tambahan yaitu pasien tidak merasakan penglihatan kabur tidak ada
kelemahan anggota gerak sesak nafas (-) Ini dapat dipikirkan tidak ada kerusakan
organ target jadi mengarah ke hipertensi urgensi Akan tetapi pada pasien tidak
dilakukan funduskopi sehingga tidak dapat diketahui apakah telah terjadi kerusakan
pada mata
Dari pemeriksaan fisik paru jantung abdomen dalam batas normal
Kemungkinan tidak adanya kerusakan organ target Pada pemeriksaan faal ginjal
(ureum 326 mgdl kreatinin 078 mgdl) dalam keadaan normal yang menjelaskan
fungsi ginjal dalam batas normal maka kelainan organ target ke ginjal dapat
disingkirkan
Pemeriksaan elektrolit didapatkan Na 1394 mmoll K 1076 mmoll Maka
kadar elektrolit pasien dalam keadaan normal Pemeriksaan lab didapatkan glukosa
108 mgdl Maka kecurigaan diabetes dapat disingkirkan Dari pemeriksaan
elektrokardiografi (EKG) didapatkan gambaran normal Maka kelainan organ target
seperti jantung dapat disingkirkan
Penatalaksanaan yang diberikan pada pasien ini adalah adalah IVFD RL
amlodipin 1x10 mg ranitidin 2x1 ampul Pada hipertensi urgensi dengan gejala nyeri
kepala yang hebat tanpa ada gejala kerusakan organ target penyerta dilakukan terapi
dengan observasi 1-3 hari Pada pasien ini pemberian obat antihipertensi sudah sudah
mencapai target terapi yaitu tekanan darah menjadi 13080 mmHg Pemberian
ranitidin untuk mengatasi keluhan mual dan muntah Kemudian harinya pasien tidak
ada mengeluhkan gejala sehingga pasien diperbolehkan pulang
18
DAFTAR PUSTAKA
1 Calhoun DA Oparil S 1990 Treatmenet of Hypertensive Crisis New Engl J Med 323 1177-83
2 Houston MC 1989 Pathoplysiology Clinical Aspects and tereatment Dis 32 99-148
3 Kaplan NM 1986 Clinical Hypertention 4th Edition William amp Elkins Baltimore 2273-89
4 Widjaya I Bahaya Hipertensi 2009 httpwwwkosmovivanews com [diakses 16 Maret 2012]
5 Yugiantoro M Hipertensi Esensial Dalam Sudoyo AW dkk editors Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV Jakarta Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Indonesia 2007
6 Roesma J Krisis Hipertensi dalam buku ajar ilmu penyakit dalam edisi IV jilid I Jakarta FK UI 2006616-7
7 Kaplan NK Hypertensive crises In Kaplanrsquos clinical hypertension 8th edition Lipincott Williams amp Wilkins 2002
8 Vaughan CJ Norman D Hypertensive emergincies The Lancet 2000 356
9 Vaidya CK Ouellette JR Hypertensive urgency and emergency Hospital Physician 2007
10 Vidt D Hypertensive crises emergencies and ugencies Clev clinic med 2003
11 Riaz Kamran Hypertensive heart disease (Serial Online Desember 2008) Available from httpwwwemedicinecomMEDtopic3432htm Accessed at 16 March 2012
12 Baim Donald S Hypertensive vascular disease in Harrisonrsquos Principles of Internal Medicine 7th Ed USA The Mcgraw-Hill Companies Inc 2008 p 241
19
2 Hipertensi mendesak (urgency hypertension) kenaikan tekanan darah mendadak
(sistolik ge180 mm Hg dan atau diastolik ge120 mm Hg) tanpa kerusakan organ
target yang progresif atau minimal Sehingga penurunan tekanan darah bisa
dilaksanakan lebih lambat dalam hitung jam sampai hari
25 Kerusakan Organ Target
Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh baik secara langsung
maupun tidak langsung Kerusakan organ-organ target yang umum ditemui pada
pasien hipertensi adalah 5
1 Jantung
- Hipertrofi ventrikel kiri
- Angina atau infark miokardium
- Gagal jantung
2 Otak
- Stroke
3 Penyakit ginjal kronis
4 Retinopati
Beberapa penelitian menemukan bahwa penyebab kerusakan organ-organ
tersebut dapat diakibatkan langsung dari kenaikan tekanan darah atau karena efek
tidak langsung antara lain adanya autoantibodi terhadap reseptor AT1 angiotensin II
stress oksidatif downregulation dari ekspresi nitrit oxide synthase dan lain-lain
Penelitian lain juga membuktikan bahwa diet tinggi garam dan sensitifitas terhadap
garam berperan besar dalam timbulnya kerusakan organ target misalnya kerusakan
pembuluh darah akibat meningkatnya ekspresi transforming growth factor-β (TGF-
β)5
26 Manifestasi Klinis Krisis Hipertensi 101112
261 Symptom
1 Bidang neurologi
6
Sakit kepala hilang kabur penglihatan kejang defisit neurologis fokal
gangguan kesadaran (somnolen sopor coma)
2 Bidang mata
Funduskopi berupa perdarahan retina eksudat retina edema papil
3 Bidang kardiovaskular
Nyeri dada edema paru
4 Bidang ginjal
Azotemia proteinuria oligouria
5 Bidang obstetri
Preklampsia dengan gejala berupa gangguan penglihatan sakit kepala hebat
kejang nyeri abdomen kuadran atas gagal jantung kongestif dan oliguri serta
gangguan kesadaran gangguan serebrovaskuler
262 Faktor Risiko7
1 Penderita hipertensi yang tidak meminum obat atau minum obat anti hipertensi
2 Kehamilan
3 Penggunaan NAPZA
4 Penderita dengan rangsangan simpatis yang tinggi seperti luka bakar berat
penyakit vaskuler trauma kepala
5 Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal
263Diagnosis
Diagnosis krisis hipertensi harus ditegakkan sedini mungkin karena hasil
terapi tergantung kepada tindakan yang cepat dan tepat Tidak perlu menunggu hasil
pemeriksaan yang menyeluruh walaupun dengan data-data yang minimal kita sudah
dapat mendiagnosis suatu krisis hipertensi7 Pada keadaaan krisis hipertensi
emergensi diperlukan penanganan segera dalam kurun waktu menitjam Pada
keadaan krisi hipertensi urgensi diperlukan penanganan segera dalam kurun waktu
24-48 jam7
7
264Anamnesis
Sewaktu penderita masuk dilakukan anamnesis singkat Hal yang penting
ditanyakan7
1 Riwayat hipertensi lama dan beratnya
2 Obat anti hipertensi yang digunakan dan kepatuhannya
3 Usia sering pada usia 30 ndash 70 tahun
4 Gejala sistem syaraf (sakit kepala pusing perubahan mental ansietas)
5 Gejala sistem ginjal (gross hematuri jumlah urine berkurang)
6 Gejala sistem kardiovaskular (adanya payah jantung kongestif dan edema paru
nyeri dada)
7 Riwayat penyakit glomerulonefrosis pyelonefritis
8 Riwayat kehamilan tanda-tanda eklampsi
265Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik dilakukan pengukuran tekanan darah dikedua lengan
mencari kerusakan organ sasaran (retinopati gangguan neurologi payah jantung
kongestif diseksi aorta) Palpasi denyut nadi di keempat ekstremitas Auskultasi
untuk mendengar ada atau tidak bruit pembuluh darah besar bising jantung dan ronki
paru7 Inspeksi dan palpasi pada bagian ekstremitas untuk memeriksa apakah ada
edema dan tanda-tanda inflamasi disamping menanyakan langsung ke pasien
pernahkah mengalami pembengkakan kaki7
27Pemeriksaan penunjang 711
1 Pemeriksaan laboratorium awal urinalisis Hb Ht ureum kreatinin gula darah
dan elektrolit
2 Pemeriksaan penunjang elektrokardiografi foto thorak
3 Pemeriksaan penunjang lain bila memungkinkan CT scan kepala
ekokardiogram ultrasonogram
8
28 Penetapan Diagnostik
Walaupun biasanya pada krisis hipertensi ditemukan TD ge180120 mmHg
perlu diperhatikan kecepatan kenaikan TD tersebut dan derajat gangguan organ target
yang terjadi
29Penatalaksanaan Hipertensi Krisis
291Non farmakologi terdiri dari
1 Menghentikan rokok
2 Menurunkan berat badan berlebih
3 Menurunkan konsumsi alkohol berlebih
4 Latihan fisik
5 Menurunkan asupan garam
6 Meningkatkan konsumsi buah dan sayur serta menurunkan asupan lemak
292Farmakologi
A Penatalaksanaan Hipertensi emergensi
1 Harus dilakukan di RS dengan fasiltas pemantauan yang memadai
2 Pengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infus sesegera mungkin
3 TD harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam dengan langkah sebagai
berikut
a 5 menit sd 120 menit pertama TD rata-rata (mean arterial blood pressure)
diturunkan 20-25
b 2 sd 6 jam kemudian TD diturunkan sampai 160100 mmHg
c 6-24 jam berikutnya diturunkan sampai lt14090 mmHg bila tidak ada gejala
iskemia organ
Obat-obatan yang digunakan
1 Clonidin (catapres) IV (150 mcgampul)
a Clonidin 900 mcg dimasukkan dalam cairan glucosa 5 500cc dan diberikan
dengan mikrodrip 12 tetes menit setiap 15 menit dapat dinaikkan 4 tetes
sampai TD yang diharapkan tercapai
9
b Bila TD target tercapai pasien diobservasi selama 4 jam kemudian diganti dg
tablet clonidin oral sesuai kebutuhan
c Clonidin tidak boleh dihentikan mendadak tetapi diturunkan perlahan-lahan
oleh karena bahaya rebound phenomen dimana TD naik secara cepat bila
obat dihentikan
2 Diltiazem (Herbesser) IV (10 mg dan 50 mgampul)
a Diltiazem 10 mg IV diberikan dalam 1-3 menit kemudian diteruskan dengan
infus 50 mgjam selama 20 menit
b Bila TD telah turun gt20 dari awal dosis diberikan 30 mgjam sampai target
tercapai
c Diteruskan dengan dosis maintenance 5-10 mgjam dengan observasi 4 jam
kemudian diganti dengan tablet oral
3 Nicardipin (Perdipin) IV (12 mg dan 10 mgampul)
a Nicardipin diberikan 10-30 mcgkgBB bolus
b Bila TD tetap stabil diteruskan dengan 05-6 mcgkgBBmenit sampai target
TD tercapai
4 Labetalol (Normodyne) IV
Diberikan 20-80 mg IV bolus setiap 10 menit atau dapat diberikan dalam cairan
infus dengan dosis 2 mg menit
5 Nitroprusside (Nitropress Nipride) IV
Diberikan dalam cairan infus dengan dosis 025-1000 mcgkgmenit
Tabel Obat hipertensi parenteral yang dipakai di Indonesia1012
Obat Dosis Efek Onset Perhatian khusus
Klonidin IV
150 ug
6 amp per 250 cc
Glukosa 5
mikrodrip
30-60 min 24 jam Ensepalopati
dengan gangguan
koroner
Nitrogliserin
IV
10-50ug
100ugcc per 500 cc
2-5 min 5-10 min Sakit kepala
takikardia muntah
Nicardipine 05-6 ugkgmenit 1-5 min 15-30 Takikardi mual
10
IV min muntah sakit
kepala peningkatan
tekanan
intrakranial
Diltiazem
IV
5-15 ugkgmenit 1-5 min 15-30
min
Takikardi mual
muntah sakit
kepala peningkatan
tekanan
intrakranial
Nitroprusside
IV
025-10 mcg kg
menit
Langsung 2-3 menit Mual muntah
penggunaan jangka
panjang dapat
menyebabkan
keracunan tiosianat obat ini belum beredar resmi di Indonesia
BPenatalaksanaan Hipertensi Urgensi
Penatalaksanaan hipertensi urgensi cukup dengan obat oral yang bekerja cepat
sehingga menurunkan tekanan darah dalam beberapa jam
Tabel Obat hipertensi oral yang dipakai di Indonesia1012
Obat Dosis Efek Lama Kerja Perhatian khusus
Captopril
125 - 25 mg
ulangi per 30
min
15-30 min 6-8 jam Stenosis arenalis
Clonidine 75
- 150 ug
ulangi per jam 30-60 min 8-16 jam mengantuk
mulut kering
Propanolol
10 - 40 mg PO
ulangi setiap
30 min
15-30 min 3-6 jam Bronkokonstriksi
blok jantung
Nifedipine 5
- 10 mg
ulangi setiap
15 menit
5 -15 min 4-6 jam Gangguan
koroner
11
BAB III
LAPORAN KASUS
Identitas pasien
Nama Ny S
Umur 50 Tahun
Jenis kelamin Perempuan
Pekerjaan Wiraswasta
Alamat Jl Lokomotif lima puluh Pekanbaru
No MR 83 55 18
Masuk RS 01 Desember 2013
ANAMNESIS (Autoanamnesis)
Keluhan utama Nyeri kepala yang memberat sejak 4 jam SMRS
Riwayat penyakit sekarang
- 3 hari sebelum masuk rumah sakit pasien mengelukan pusing kepala terasa berat
tengkuk terasa berat
4 jam SMRS pusing kepala terasa semakin memberat nyeri dirasakan di seluruh
bagian kepala nyeri terasa berdenyut-denyut oyong saat berjalan pusing badan
terasa lemah badan terasa hangat dingin mual(+) muntah(-)nyeri di daerah
belakang kepala (+) dan mata terasa bengkak
12
Tidak ada keluhan penglihatan kabur tidak ada kelemahan anggota gerak Tidak
ada riwayat gangguan kesadaran Tidak ada nyeri dada tidak ada sesak napas
Buang air kecil seperti biasa tidak keruh berwarna kuning Buang air besar
seperti biasa
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat hipertensi (+) diketahui pasien sejak 1 tahun yang lalu
Riwayat asma (-)
Riwayat penyakit jantung (-)
Riwayat DM (-)
Riwayat stroke (-)
Riwayat Penyakit keluarga
Riwayat hipertensi (+)
Riwayat asma (-)
Riwayat penyakit jantung (-)
Riwayat DM (-)
Riwayat stroke (-)
Riwayat pengobatan
Pasien mengkonsumsi panadol jika sakil kepala
Riwayat Kebiasaan
- Pasien sering mengkonsumsi makanan yang bersantan merokok (-)
olahraga tidak pernah
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan Umum Tampak sakit sedang
Kesadaran Composmentis GCS 15
13
Vital sign saat tiba di IGD TD TaKa 170120 mmHHg
TaKi 170120 mmHg
T 36 lsquoC
` HR 104xmnt RR 24 x mnt
BB=170 kg
TB=149 cm
Pemeriksaan Kepala dan Leher
Mata Konjungtiva anemis (--) sklera ikterik (--)
refleks pupil (++)
Leher pembesaran KGB leher (-) aksila (-) JVP 5-2 cmH2O
Pemeriksaan Thoraks
Paru
Inspeksi gerakan dada simetris kiri dan kanan retraksi (-)
Palpasi fremitus kiri = kanan
Perkusi sonor di kedua lapangan paru
Auskultasi suara nafas vesikuler ronkhi (-) wheezing (-)
Jantung
- Inspeksi ictus cordis tidak terlihat
- Palpasi ictus cordis tidak teraba
- Perkusi batas jantung kiri di SIC V linea parasternalis dextra
batas jantung kanan di SIC V linea midclavicula sinistra
- Auskultasi bunyi jantung 1 dan 2 (+) normal murmur (-) gallops (-)
14
Pemeriksaan Abdomen
- Inspeksi tampak datar venektasi (-)
- Palpasi supel hepar dan lien tidak teraba CVA (-) ballottement (-)
- Perkusi timpani
- Auskultasi bising usus (+) normal
Pemeriksaan Ekstremitas
Akral hangat CRT lt 2 detik edema tungkai (-) sianosis (-) clubing finger (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium darah rutin dan kimia
Hb 137 grdl GDS 108 mgdl
Ht 421 Ureum 326 mgdl
Leukosit 13700uL CR-S 078 mgdl
Trombosit 362000uL AST 233mgdl
ALT 25 mgdl
- Elektrolit
Na 1394 mmoll
Ka 450 mmoll
Cl 1076 mmoll
Elektrokardiografi
15
Dari pemeriksaan elektrokardiografi (EKG) didapatkan didapatkan gambaran
normal LVH (-)
Resume
Ny S 50 tahun masuk ke RSUD AA dengan keluhan nyeri kepala hebat sejak 4 jam
SMRS Nyeri dirasakan di seluruh bagian kepala terasa berputar oyong saat berjalan
nyeri di daerah tengkuk dan badan terasa lemah Pasien juga mengeluhkan mual (+)
Dari pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah 170120 mmHg riwayat hipertensi
sejak 1 tahun yang lalu dan hanya minum obat kalau tensi nya naik Dari pemeriksaan
laboratorium didapatkan hasil dalam batas normal dan pemeriksaan EKG didapatkan
didapatkan gambaran normal LVH (-)
Daftar Masalah
1 Nyeri kepala
2 Tekanan darah tinggi
Diagnosis Kerja Krisis Hipertensi (Hipertensi Urgensi)
16
Penatalaksanaan
Non-Farmakologis
o Bed rest
o Modifikasi gaya hidup
Farmakologis
o IVFD RL 20 tpm
o Amlodipin 5 mg 2x1
o Inj Ranitidin 1 Amp 2x1
FOLLOW UP 2 Desember 2013
Tanggal Subjektif Objektif Assesment Planning
2 desember
2013
Nyeri kepala
berkurang
mual(-)
muntah(-) nyeri
tengkuk (-)
Kes CM
TD 13080
mmHg
HR 80 xi
RR 20 xi
T 3660C
Hipertensi
urgensi
dalam masa
perbaikan
Pasien dipulang
o Amlodipin 5 mg
2x1
o Neurodex 2x1
o Ranitidin 2x1
o Aprazolam 2x1
Pembahasan
Berdasarkan hasil anamnesis didapatkan gejala sakit kepala sejak 3 hari
SMRS sakit kepala bertambah parah sejak 4 jam SMRS Sakit kepala dirasakan
terus-menerus dan terasa berputar disertai dengan rasa nyeri pada tengkuk mual (+)
muntah (-) Pasien mempunyai riwayat hipertensi sejak 1 tahun SMRS dan ridak
terkontrol
Hasil dari pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah meningkat yaitu
170120 mmHg Hal ini menunjukkan pasien berada dalam krisis hipertensi dengan
tekanan diastolik ge120 mm Hg
17
Data tambahan yaitu pasien tidak merasakan penglihatan kabur tidak ada
kelemahan anggota gerak sesak nafas (-) Ini dapat dipikirkan tidak ada kerusakan
organ target jadi mengarah ke hipertensi urgensi Akan tetapi pada pasien tidak
dilakukan funduskopi sehingga tidak dapat diketahui apakah telah terjadi kerusakan
pada mata
Dari pemeriksaan fisik paru jantung abdomen dalam batas normal
Kemungkinan tidak adanya kerusakan organ target Pada pemeriksaan faal ginjal
(ureum 326 mgdl kreatinin 078 mgdl) dalam keadaan normal yang menjelaskan
fungsi ginjal dalam batas normal maka kelainan organ target ke ginjal dapat
disingkirkan
Pemeriksaan elektrolit didapatkan Na 1394 mmoll K 1076 mmoll Maka
kadar elektrolit pasien dalam keadaan normal Pemeriksaan lab didapatkan glukosa
108 mgdl Maka kecurigaan diabetes dapat disingkirkan Dari pemeriksaan
elektrokardiografi (EKG) didapatkan gambaran normal Maka kelainan organ target
seperti jantung dapat disingkirkan
Penatalaksanaan yang diberikan pada pasien ini adalah adalah IVFD RL
amlodipin 1x10 mg ranitidin 2x1 ampul Pada hipertensi urgensi dengan gejala nyeri
kepala yang hebat tanpa ada gejala kerusakan organ target penyerta dilakukan terapi
dengan observasi 1-3 hari Pada pasien ini pemberian obat antihipertensi sudah sudah
mencapai target terapi yaitu tekanan darah menjadi 13080 mmHg Pemberian
ranitidin untuk mengatasi keluhan mual dan muntah Kemudian harinya pasien tidak
ada mengeluhkan gejala sehingga pasien diperbolehkan pulang
18
DAFTAR PUSTAKA
1 Calhoun DA Oparil S 1990 Treatmenet of Hypertensive Crisis New Engl J Med 323 1177-83
2 Houston MC 1989 Pathoplysiology Clinical Aspects and tereatment Dis 32 99-148
3 Kaplan NM 1986 Clinical Hypertention 4th Edition William amp Elkins Baltimore 2273-89
4 Widjaya I Bahaya Hipertensi 2009 httpwwwkosmovivanews com [diakses 16 Maret 2012]
5 Yugiantoro M Hipertensi Esensial Dalam Sudoyo AW dkk editors Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV Jakarta Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Indonesia 2007
6 Roesma J Krisis Hipertensi dalam buku ajar ilmu penyakit dalam edisi IV jilid I Jakarta FK UI 2006616-7
7 Kaplan NK Hypertensive crises In Kaplanrsquos clinical hypertension 8th edition Lipincott Williams amp Wilkins 2002
8 Vaughan CJ Norman D Hypertensive emergincies The Lancet 2000 356
9 Vaidya CK Ouellette JR Hypertensive urgency and emergency Hospital Physician 2007
10 Vidt D Hypertensive crises emergencies and ugencies Clev clinic med 2003
11 Riaz Kamran Hypertensive heart disease (Serial Online Desember 2008) Available from httpwwwemedicinecomMEDtopic3432htm Accessed at 16 March 2012
12 Baim Donald S Hypertensive vascular disease in Harrisonrsquos Principles of Internal Medicine 7th Ed USA The Mcgraw-Hill Companies Inc 2008 p 241
19
Sakit kepala hilang kabur penglihatan kejang defisit neurologis fokal
gangguan kesadaran (somnolen sopor coma)
2 Bidang mata
Funduskopi berupa perdarahan retina eksudat retina edema papil
3 Bidang kardiovaskular
Nyeri dada edema paru
4 Bidang ginjal
Azotemia proteinuria oligouria
5 Bidang obstetri
Preklampsia dengan gejala berupa gangguan penglihatan sakit kepala hebat
kejang nyeri abdomen kuadran atas gagal jantung kongestif dan oliguri serta
gangguan kesadaran gangguan serebrovaskuler
262 Faktor Risiko7
1 Penderita hipertensi yang tidak meminum obat atau minum obat anti hipertensi
2 Kehamilan
3 Penggunaan NAPZA
4 Penderita dengan rangsangan simpatis yang tinggi seperti luka bakar berat
penyakit vaskuler trauma kepala
5 Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal
263Diagnosis
Diagnosis krisis hipertensi harus ditegakkan sedini mungkin karena hasil
terapi tergantung kepada tindakan yang cepat dan tepat Tidak perlu menunggu hasil
pemeriksaan yang menyeluruh walaupun dengan data-data yang minimal kita sudah
dapat mendiagnosis suatu krisis hipertensi7 Pada keadaaan krisis hipertensi
emergensi diperlukan penanganan segera dalam kurun waktu menitjam Pada
keadaan krisi hipertensi urgensi diperlukan penanganan segera dalam kurun waktu
24-48 jam7
7
264Anamnesis
Sewaktu penderita masuk dilakukan anamnesis singkat Hal yang penting
ditanyakan7
1 Riwayat hipertensi lama dan beratnya
2 Obat anti hipertensi yang digunakan dan kepatuhannya
3 Usia sering pada usia 30 ndash 70 tahun
4 Gejala sistem syaraf (sakit kepala pusing perubahan mental ansietas)
5 Gejala sistem ginjal (gross hematuri jumlah urine berkurang)
6 Gejala sistem kardiovaskular (adanya payah jantung kongestif dan edema paru
nyeri dada)
7 Riwayat penyakit glomerulonefrosis pyelonefritis
8 Riwayat kehamilan tanda-tanda eklampsi
265Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik dilakukan pengukuran tekanan darah dikedua lengan
mencari kerusakan organ sasaran (retinopati gangguan neurologi payah jantung
kongestif diseksi aorta) Palpasi denyut nadi di keempat ekstremitas Auskultasi
untuk mendengar ada atau tidak bruit pembuluh darah besar bising jantung dan ronki
paru7 Inspeksi dan palpasi pada bagian ekstremitas untuk memeriksa apakah ada
edema dan tanda-tanda inflamasi disamping menanyakan langsung ke pasien
pernahkah mengalami pembengkakan kaki7
27Pemeriksaan penunjang 711
1 Pemeriksaan laboratorium awal urinalisis Hb Ht ureum kreatinin gula darah
dan elektrolit
2 Pemeriksaan penunjang elektrokardiografi foto thorak
3 Pemeriksaan penunjang lain bila memungkinkan CT scan kepala
ekokardiogram ultrasonogram
8
28 Penetapan Diagnostik
Walaupun biasanya pada krisis hipertensi ditemukan TD ge180120 mmHg
perlu diperhatikan kecepatan kenaikan TD tersebut dan derajat gangguan organ target
yang terjadi
29Penatalaksanaan Hipertensi Krisis
291Non farmakologi terdiri dari
1 Menghentikan rokok
2 Menurunkan berat badan berlebih
3 Menurunkan konsumsi alkohol berlebih
4 Latihan fisik
5 Menurunkan asupan garam
6 Meningkatkan konsumsi buah dan sayur serta menurunkan asupan lemak
292Farmakologi
A Penatalaksanaan Hipertensi emergensi
1 Harus dilakukan di RS dengan fasiltas pemantauan yang memadai
2 Pengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infus sesegera mungkin
3 TD harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam dengan langkah sebagai
berikut
a 5 menit sd 120 menit pertama TD rata-rata (mean arterial blood pressure)
diturunkan 20-25
b 2 sd 6 jam kemudian TD diturunkan sampai 160100 mmHg
c 6-24 jam berikutnya diturunkan sampai lt14090 mmHg bila tidak ada gejala
iskemia organ
Obat-obatan yang digunakan
1 Clonidin (catapres) IV (150 mcgampul)
a Clonidin 900 mcg dimasukkan dalam cairan glucosa 5 500cc dan diberikan
dengan mikrodrip 12 tetes menit setiap 15 menit dapat dinaikkan 4 tetes
sampai TD yang diharapkan tercapai
9
b Bila TD target tercapai pasien diobservasi selama 4 jam kemudian diganti dg
tablet clonidin oral sesuai kebutuhan
c Clonidin tidak boleh dihentikan mendadak tetapi diturunkan perlahan-lahan
oleh karena bahaya rebound phenomen dimana TD naik secara cepat bila
obat dihentikan
2 Diltiazem (Herbesser) IV (10 mg dan 50 mgampul)
a Diltiazem 10 mg IV diberikan dalam 1-3 menit kemudian diteruskan dengan
infus 50 mgjam selama 20 menit
b Bila TD telah turun gt20 dari awal dosis diberikan 30 mgjam sampai target
tercapai
c Diteruskan dengan dosis maintenance 5-10 mgjam dengan observasi 4 jam
kemudian diganti dengan tablet oral
3 Nicardipin (Perdipin) IV (12 mg dan 10 mgampul)
a Nicardipin diberikan 10-30 mcgkgBB bolus
b Bila TD tetap stabil diteruskan dengan 05-6 mcgkgBBmenit sampai target
TD tercapai
4 Labetalol (Normodyne) IV
Diberikan 20-80 mg IV bolus setiap 10 menit atau dapat diberikan dalam cairan
infus dengan dosis 2 mg menit
5 Nitroprusside (Nitropress Nipride) IV
Diberikan dalam cairan infus dengan dosis 025-1000 mcgkgmenit
Tabel Obat hipertensi parenteral yang dipakai di Indonesia1012
Obat Dosis Efek Onset Perhatian khusus
Klonidin IV
150 ug
6 amp per 250 cc
Glukosa 5
mikrodrip
30-60 min 24 jam Ensepalopati
dengan gangguan
koroner
Nitrogliserin
IV
10-50ug
100ugcc per 500 cc
2-5 min 5-10 min Sakit kepala
takikardia muntah
Nicardipine 05-6 ugkgmenit 1-5 min 15-30 Takikardi mual
10
IV min muntah sakit
kepala peningkatan
tekanan
intrakranial
Diltiazem
IV
5-15 ugkgmenit 1-5 min 15-30
min
Takikardi mual
muntah sakit
kepala peningkatan
tekanan
intrakranial
Nitroprusside
IV
025-10 mcg kg
menit
Langsung 2-3 menit Mual muntah
penggunaan jangka
panjang dapat
menyebabkan
keracunan tiosianat obat ini belum beredar resmi di Indonesia
BPenatalaksanaan Hipertensi Urgensi
Penatalaksanaan hipertensi urgensi cukup dengan obat oral yang bekerja cepat
sehingga menurunkan tekanan darah dalam beberapa jam
Tabel Obat hipertensi oral yang dipakai di Indonesia1012
Obat Dosis Efek Lama Kerja Perhatian khusus
Captopril
125 - 25 mg
ulangi per 30
min
15-30 min 6-8 jam Stenosis arenalis
Clonidine 75
- 150 ug
ulangi per jam 30-60 min 8-16 jam mengantuk
mulut kering
Propanolol
10 - 40 mg PO
ulangi setiap
30 min
15-30 min 3-6 jam Bronkokonstriksi
blok jantung
Nifedipine 5
- 10 mg
ulangi setiap
15 menit
5 -15 min 4-6 jam Gangguan
koroner
11
BAB III
LAPORAN KASUS
Identitas pasien
Nama Ny S
Umur 50 Tahun
Jenis kelamin Perempuan
Pekerjaan Wiraswasta
Alamat Jl Lokomotif lima puluh Pekanbaru
No MR 83 55 18
Masuk RS 01 Desember 2013
ANAMNESIS (Autoanamnesis)
Keluhan utama Nyeri kepala yang memberat sejak 4 jam SMRS
Riwayat penyakit sekarang
- 3 hari sebelum masuk rumah sakit pasien mengelukan pusing kepala terasa berat
tengkuk terasa berat
4 jam SMRS pusing kepala terasa semakin memberat nyeri dirasakan di seluruh
bagian kepala nyeri terasa berdenyut-denyut oyong saat berjalan pusing badan
terasa lemah badan terasa hangat dingin mual(+) muntah(-)nyeri di daerah
belakang kepala (+) dan mata terasa bengkak
12
Tidak ada keluhan penglihatan kabur tidak ada kelemahan anggota gerak Tidak
ada riwayat gangguan kesadaran Tidak ada nyeri dada tidak ada sesak napas
Buang air kecil seperti biasa tidak keruh berwarna kuning Buang air besar
seperti biasa
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat hipertensi (+) diketahui pasien sejak 1 tahun yang lalu
Riwayat asma (-)
Riwayat penyakit jantung (-)
Riwayat DM (-)
Riwayat stroke (-)
Riwayat Penyakit keluarga
Riwayat hipertensi (+)
Riwayat asma (-)
Riwayat penyakit jantung (-)
Riwayat DM (-)
Riwayat stroke (-)
Riwayat pengobatan
Pasien mengkonsumsi panadol jika sakil kepala
Riwayat Kebiasaan
- Pasien sering mengkonsumsi makanan yang bersantan merokok (-)
olahraga tidak pernah
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan Umum Tampak sakit sedang
Kesadaran Composmentis GCS 15
13
Vital sign saat tiba di IGD TD TaKa 170120 mmHHg
TaKi 170120 mmHg
T 36 lsquoC
` HR 104xmnt RR 24 x mnt
BB=170 kg
TB=149 cm
Pemeriksaan Kepala dan Leher
Mata Konjungtiva anemis (--) sklera ikterik (--)
refleks pupil (++)
Leher pembesaran KGB leher (-) aksila (-) JVP 5-2 cmH2O
Pemeriksaan Thoraks
Paru
Inspeksi gerakan dada simetris kiri dan kanan retraksi (-)
Palpasi fremitus kiri = kanan
Perkusi sonor di kedua lapangan paru
Auskultasi suara nafas vesikuler ronkhi (-) wheezing (-)
Jantung
- Inspeksi ictus cordis tidak terlihat
- Palpasi ictus cordis tidak teraba
- Perkusi batas jantung kiri di SIC V linea parasternalis dextra
batas jantung kanan di SIC V linea midclavicula sinistra
- Auskultasi bunyi jantung 1 dan 2 (+) normal murmur (-) gallops (-)
14
Pemeriksaan Abdomen
- Inspeksi tampak datar venektasi (-)
- Palpasi supel hepar dan lien tidak teraba CVA (-) ballottement (-)
- Perkusi timpani
- Auskultasi bising usus (+) normal
Pemeriksaan Ekstremitas
Akral hangat CRT lt 2 detik edema tungkai (-) sianosis (-) clubing finger (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium darah rutin dan kimia
Hb 137 grdl GDS 108 mgdl
Ht 421 Ureum 326 mgdl
Leukosit 13700uL CR-S 078 mgdl
Trombosit 362000uL AST 233mgdl
ALT 25 mgdl
- Elektrolit
Na 1394 mmoll
Ka 450 mmoll
Cl 1076 mmoll
Elektrokardiografi
15
Dari pemeriksaan elektrokardiografi (EKG) didapatkan didapatkan gambaran
normal LVH (-)
Resume
Ny S 50 tahun masuk ke RSUD AA dengan keluhan nyeri kepala hebat sejak 4 jam
SMRS Nyeri dirasakan di seluruh bagian kepala terasa berputar oyong saat berjalan
nyeri di daerah tengkuk dan badan terasa lemah Pasien juga mengeluhkan mual (+)
Dari pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah 170120 mmHg riwayat hipertensi
sejak 1 tahun yang lalu dan hanya minum obat kalau tensi nya naik Dari pemeriksaan
laboratorium didapatkan hasil dalam batas normal dan pemeriksaan EKG didapatkan
didapatkan gambaran normal LVH (-)
Daftar Masalah
1 Nyeri kepala
2 Tekanan darah tinggi
Diagnosis Kerja Krisis Hipertensi (Hipertensi Urgensi)
16
Penatalaksanaan
Non-Farmakologis
o Bed rest
o Modifikasi gaya hidup
Farmakologis
o IVFD RL 20 tpm
o Amlodipin 5 mg 2x1
o Inj Ranitidin 1 Amp 2x1
FOLLOW UP 2 Desember 2013
Tanggal Subjektif Objektif Assesment Planning
2 desember
2013
Nyeri kepala
berkurang
mual(-)
muntah(-) nyeri
tengkuk (-)
Kes CM
TD 13080
mmHg
HR 80 xi
RR 20 xi
T 3660C
Hipertensi
urgensi
dalam masa
perbaikan
Pasien dipulang
o Amlodipin 5 mg
2x1
o Neurodex 2x1
o Ranitidin 2x1
o Aprazolam 2x1
Pembahasan
Berdasarkan hasil anamnesis didapatkan gejala sakit kepala sejak 3 hari
SMRS sakit kepala bertambah parah sejak 4 jam SMRS Sakit kepala dirasakan
terus-menerus dan terasa berputar disertai dengan rasa nyeri pada tengkuk mual (+)
muntah (-) Pasien mempunyai riwayat hipertensi sejak 1 tahun SMRS dan ridak
terkontrol
Hasil dari pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah meningkat yaitu
170120 mmHg Hal ini menunjukkan pasien berada dalam krisis hipertensi dengan
tekanan diastolik ge120 mm Hg
17
Data tambahan yaitu pasien tidak merasakan penglihatan kabur tidak ada
kelemahan anggota gerak sesak nafas (-) Ini dapat dipikirkan tidak ada kerusakan
organ target jadi mengarah ke hipertensi urgensi Akan tetapi pada pasien tidak
dilakukan funduskopi sehingga tidak dapat diketahui apakah telah terjadi kerusakan
pada mata
Dari pemeriksaan fisik paru jantung abdomen dalam batas normal
Kemungkinan tidak adanya kerusakan organ target Pada pemeriksaan faal ginjal
(ureum 326 mgdl kreatinin 078 mgdl) dalam keadaan normal yang menjelaskan
fungsi ginjal dalam batas normal maka kelainan organ target ke ginjal dapat
disingkirkan
Pemeriksaan elektrolit didapatkan Na 1394 mmoll K 1076 mmoll Maka
kadar elektrolit pasien dalam keadaan normal Pemeriksaan lab didapatkan glukosa
108 mgdl Maka kecurigaan diabetes dapat disingkirkan Dari pemeriksaan
elektrokardiografi (EKG) didapatkan gambaran normal Maka kelainan organ target
seperti jantung dapat disingkirkan
Penatalaksanaan yang diberikan pada pasien ini adalah adalah IVFD RL
amlodipin 1x10 mg ranitidin 2x1 ampul Pada hipertensi urgensi dengan gejala nyeri
kepala yang hebat tanpa ada gejala kerusakan organ target penyerta dilakukan terapi
dengan observasi 1-3 hari Pada pasien ini pemberian obat antihipertensi sudah sudah
mencapai target terapi yaitu tekanan darah menjadi 13080 mmHg Pemberian
ranitidin untuk mengatasi keluhan mual dan muntah Kemudian harinya pasien tidak
ada mengeluhkan gejala sehingga pasien diperbolehkan pulang
18
DAFTAR PUSTAKA
1 Calhoun DA Oparil S 1990 Treatmenet of Hypertensive Crisis New Engl J Med 323 1177-83
2 Houston MC 1989 Pathoplysiology Clinical Aspects and tereatment Dis 32 99-148
3 Kaplan NM 1986 Clinical Hypertention 4th Edition William amp Elkins Baltimore 2273-89
4 Widjaya I Bahaya Hipertensi 2009 httpwwwkosmovivanews com [diakses 16 Maret 2012]
5 Yugiantoro M Hipertensi Esensial Dalam Sudoyo AW dkk editors Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV Jakarta Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Indonesia 2007
6 Roesma J Krisis Hipertensi dalam buku ajar ilmu penyakit dalam edisi IV jilid I Jakarta FK UI 2006616-7
7 Kaplan NK Hypertensive crises In Kaplanrsquos clinical hypertension 8th edition Lipincott Williams amp Wilkins 2002
8 Vaughan CJ Norman D Hypertensive emergincies The Lancet 2000 356
9 Vaidya CK Ouellette JR Hypertensive urgency and emergency Hospital Physician 2007
10 Vidt D Hypertensive crises emergencies and ugencies Clev clinic med 2003
11 Riaz Kamran Hypertensive heart disease (Serial Online Desember 2008) Available from httpwwwemedicinecomMEDtopic3432htm Accessed at 16 March 2012
12 Baim Donald S Hypertensive vascular disease in Harrisonrsquos Principles of Internal Medicine 7th Ed USA The Mcgraw-Hill Companies Inc 2008 p 241
19
264Anamnesis
Sewaktu penderita masuk dilakukan anamnesis singkat Hal yang penting
ditanyakan7
1 Riwayat hipertensi lama dan beratnya
2 Obat anti hipertensi yang digunakan dan kepatuhannya
3 Usia sering pada usia 30 ndash 70 tahun
4 Gejala sistem syaraf (sakit kepala pusing perubahan mental ansietas)
5 Gejala sistem ginjal (gross hematuri jumlah urine berkurang)
6 Gejala sistem kardiovaskular (adanya payah jantung kongestif dan edema paru
nyeri dada)
7 Riwayat penyakit glomerulonefrosis pyelonefritis
8 Riwayat kehamilan tanda-tanda eklampsi
265Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik dilakukan pengukuran tekanan darah dikedua lengan
mencari kerusakan organ sasaran (retinopati gangguan neurologi payah jantung
kongestif diseksi aorta) Palpasi denyut nadi di keempat ekstremitas Auskultasi
untuk mendengar ada atau tidak bruit pembuluh darah besar bising jantung dan ronki
paru7 Inspeksi dan palpasi pada bagian ekstremitas untuk memeriksa apakah ada
edema dan tanda-tanda inflamasi disamping menanyakan langsung ke pasien
pernahkah mengalami pembengkakan kaki7
27Pemeriksaan penunjang 711
1 Pemeriksaan laboratorium awal urinalisis Hb Ht ureum kreatinin gula darah
dan elektrolit
2 Pemeriksaan penunjang elektrokardiografi foto thorak
3 Pemeriksaan penunjang lain bila memungkinkan CT scan kepala
ekokardiogram ultrasonogram
8
28 Penetapan Diagnostik
Walaupun biasanya pada krisis hipertensi ditemukan TD ge180120 mmHg
perlu diperhatikan kecepatan kenaikan TD tersebut dan derajat gangguan organ target
yang terjadi
29Penatalaksanaan Hipertensi Krisis
291Non farmakologi terdiri dari
1 Menghentikan rokok
2 Menurunkan berat badan berlebih
3 Menurunkan konsumsi alkohol berlebih
4 Latihan fisik
5 Menurunkan asupan garam
6 Meningkatkan konsumsi buah dan sayur serta menurunkan asupan lemak
292Farmakologi
A Penatalaksanaan Hipertensi emergensi
1 Harus dilakukan di RS dengan fasiltas pemantauan yang memadai
2 Pengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infus sesegera mungkin
3 TD harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam dengan langkah sebagai
berikut
a 5 menit sd 120 menit pertama TD rata-rata (mean arterial blood pressure)
diturunkan 20-25
b 2 sd 6 jam kemudian TD diturunkan sampai 160100 mmHg
c 6-24 jam berikutnya diturunkan sampai lt14090 mmHg bila tidak ada gejala
iskemia organ
Obat-obatan yang digunakan
1 Clonidin (catapres) IV (150 mcgampul)
a Clonidin 900 mcg dimasukkan dalam cairan glucosa 5 500cc dan diberikan
dengan mikrodrip 12 tetes menit setiap 15 menit dapat dinaikkan 4 tetes
sampai TD yang diharapkan tercapai
9
b Bila TD target tercapai pasien diobservasi selama 4 jam kemudian diganti dg
tablet clonidin oral sesuai kebutuhan
c Clonidin tidak boleh dihentikan mendadak tetapi diturunkan perlahan-lahan
oleh karena bahaya rebound phenomen dimana TD naik secara cepat bila
obat dihentikan
2 Diltiazem (Herbesser) IV (10 mg dan 50 mgampul)
a Diltiazem 10 mg IV diberikan dalam 1-3 menit kemudian diteruskan dengan
infus 50 mgjam selama 20 menit
b Bila TD telah turun gt20 dari awal dosis diberikan 30 mgjam sampai target
tercapai
c Diteruskan dengan dosis maintenance 5-10 mgjam dengan observasi 4 jam
kemudian diganti dengan tablet oral
3 Nicardipin (Perdipin) IV (12 mg dan 10 mgampul)
a Nicardipin diberikan 10-30 mcgkgBB bolus
b Bila TD tetap stabil diteruskan dengan 05-6 mcgkgBBmenit sampai target
TD tercapai
4 Labetalol (Normodyne) IV
Diberikan 20-80 mg IV bolus setiap 10 menit atau dapat diberikan dalam cairan
infus dengan dosis 2 mg menit
5 Nitroprusside (Nitropress Nipride) IV
Diberikan dalam cairan infus dengan dosis 025-1000 mcgkgmenit
Tabel Obat hipertensi parenteral yang dipakai di Indonesia1012
Obat Dosis Efek Onset Perhatian khusus
Klonidin IV
150 ug
6 amp per 250 cc
Glukosa 5
mikrodrip
30-60 min 24 jam Ensepalopati
dengan gangguan
koroner
Nitrogliserin
IV
10-50ug
100ugcc per 500 cc
2-5 min 5-10 min Sakit kepala
takikardia muntah
Nicardipine 05-6 ugkgmenit 1-5 min 15-30 Takikardi mual
10
IV min muntah sakit
kepala peningkatan
tekanan
intrakranial
Diltiazem
IV
5-15 ugkgmenit 1-5 min 15-30
min
Takikardi mual
muntah sakit
kepala peningkatan
tekanan
intrakranial
Nitroprusside
IV
025-10 mcg kg
menit
Langsung 2-3 menit Mual muntah
penggunaan jangka
panjang dapat
menyebabkan
keracunan tiosianat obat ini belum beredar resmi di Indonesia
BPenatalaksanaan Hipertensi Urgensi
Penatalaksanaan hipertensi urgensi cukup dengan obat oral yang bekerja cepat
sehingga menurunkan tekanan darah dalam beberapa jam
Tabel Obat hipertensi oral yang dipakai di Indonesia1012
Obat Dosis Efek Lama Kerja Perhatian khusus
Captopril
125 - 25 mg
ulangi per 30
min
15-30 min 6-8 jam Stenosis arenalis
Clonidine 75
- 150 ug
ulangi per jam 30-60 min 8-16 jam mengantuk
mulut kering
Propanolol
10 - 40 mg PO
ulangi setiap
30 min
15-30 min 3-6 jam Bronkokonstriksi
blok jantung
Nifedipine 5
- 10 mg
ulangi setiap
15 menit
5 -15 min 4-6 jam Gangguan
koroner
11
BAB III
LAPORAN KASUS
Identitas pasien
Nama Ny S
Umur 50 Tahun
Jenis kelamin Perempuan
Pekerjaan Wiraswasta
Alamat Jl Lokomotif lima puluh Pekanbaru
No MR 83 55 18
Masuk RS 01 Desember 2013
ANAMNESIS (Autoanamnesis)
Keluhan utama Nyeri kepala yang memberat sejak 4 jam SMRS
Riwayat penyakit sekarang
- 3 hari sebelum masuk rumah sakit pasien mengelukan pusing kepala terasa berat
tengkuk terasa berat
4 jam SMRS pusing kepala terasa semakin memberat nyeri dirasakan di seluruh
bagian kepala nyeri terasa berdenyut-denyut oyong saat berjalan pusing badan
terasa lemah badan terasa hangat dingin mual(+) muntah(-)nyeri di daerah
belakang kepala (+) dan mata terasa bengkak
12
Tidak ada keluhan penglihatan kabur tidak ada kelemahan anggota gerak Tidak
ada riwayat gangguan kesadaran Tidak ada nyeri dada tidak ada sesak napas
Buang air kecil seperti biasa tidak keruh berwarna kuning Buang air besar
seperti biasa
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat hipertensi (+) diketahui pasien sejak 1 tahun yang lalu
Riwayat asma (-)
Riwayat penyakit jantung (-)
Riwayat DM (-)
Riwayat stroke (-)
Riwayat Penyakit keluarga
Riwayat hipertensi (+)
Riwayat asma (-)
Riwayat penyakit jantung (-)
Riwayat DM (-)
Riwayat stroke (-)
Riwayat pengobatan
Pasien mengkonsumsi panadol jika sakil kepala
Riwayat Kebiasaan
- Pasien sering mengkonsumsi makanan yang bersantan merokok (-)
olahraga tidak pernah
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan Umum Tampak sakit sedang
Kesadaran Composmentis GCS 15
13
Vital sign saat tiba di IGD TD TaKa 170120 mmHHg
TaKi 170120 mmHg
T 36 lsquoC
` HR 104xmnt RR 24 x mnt
BB=170 kg
TB=149 cm
Pemeriksaan Kepala dan Leher
Mata Konjungtiva anemis (--) sklera ikterik (--)
refleks pupil (++)
Leher pembesaran KGB leher (-) aksila (-) JVP 5-2 cmH2O
Pemeriksaan Thoraks
Paru
Inspeksi gerakan dada simetris kiri dan kanan retraksi (-)
Palpasi fremitus kiri = kanan
Perkusi sonor di kedua lapangan paru
Auskultasi suara nafas vesikuler ronkhi (-) wheezing (-)
Jantung
- Inspeksi ictus cordis tidak terlihat
- Palpasi ictus cordis tidak teraba
- Perkusi batas jantung kiri di SIC V linea parasternalis dextra
batas jantung kanan di SIC V linea midclavicula sinistra
- Auskultasi bunyi jantung 1 dan 2 (+) normal murmur (-) gallops (-)
14
Pemeriksaan Abdomen
- Inspeksi tampak datar venektasi (-)
- Palpasi supel hepar dan lien tidak teraba CVA (-) ballottement (-)
- Perkusi timpani
- Auskultasi bising usus (+) normal
Pemeriksaan Ekstremitas
Akral hangat CRT lt 2 detik edema tungkai (-) sianosis (-) clubing finger (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium darah rutin dan kimia
Hb 137 grdl GDS 108 mgdl
Ht 421 Ureum 326 mgdl
Leukosit 13700uL CR-S 078 mgdl
Trombosit 362000uL AST 233mgdl
ALT 25 mgdl
- Elektrolit
Na 1394 mmoll
Ka 450 mmoll
Cl 1076 mmoll
Elektrokardiografi
15
Dari pemeriksaan elektrokardiografi (EKG) didapatkan didapatkan gambaran
normal LVH (-)
Resume
Ny S 50 tahun masuk ke RSUD AA dengan keluhan nyeri kepala hebat sejak 4 jam
SMRS Nyeri dirasakan di seluruh bagian kepala terasa berputar oyong saat berjalan
nyeri di daerah tengkuk dan badan terasa lemah Pasien juga mengeluhkan mual (+)
Dari pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah 170120 mmHg riwayat hipertensi
sejak 1 tahun yang lalu dan hanya minum obat kalau tensi nya naik Dari pemeriksaan
laboratorium didapatkan hasil dalam batas normal dan pemeriksaan EKG didapatkan
didapatkan gambaran normal LVH (-)
Daftar Masalah
1 Nyeri kepala
2 Tekanan darah tinggi
Diagnosis Kerja Krisis Hipertensi (Hipertensi Urgensi)
16
Penatalaksanaan
Non-Farmakologis
o Bed rest
o Modifikasi gaya hidup
Farmakologis
o IVFD RL 20 tpm
o Amlodipin 5 mg 2x1
o Inj Ranitidin 1 Amp 2x1
FOLLOW UP 2 Desember 2013
Tanggal Subjektif Objektif Assesment Planning
2 desember
2013
Nyeri kepala
berkurang
mual(-)
muntah(-) nyeri
tengkuk (-)
Kes CM
TD 13080
mmHg
HR 80 xi
RR 20 xi
T 3660C
Hipertensi
urgensi
dalam masa
perbaikan
Pasien dipulang
o Amlodipin 5 mg
2x1
o Neurodex 2x1
o Ranitidin 2x1
o Aprazolam 2x1
Pembahasan
Berdasarkan hasil anamnesis didapatkan gejala sakit kepala sejak 3 hari
SMRS sakit kepala bertambah parah sejak 4 jam SMRS Sakit kepala dirasakan
terus-menerus dan terasa berputar disertai dengan rasa nyeri pada tengkuk mual (+)
muntah (-) Pasien mempunyai riwayat hipertensi sejak 1 tahun SMRS dan ridak
terkontrol
Hasil dari pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah meningkat yaitu
170120 mmHg Hal ini menunjukkan pasien berada dalam krisis hipertensi dengan
tekanan diastolik ge120 mm Hg
17
Data tambahan yaitu pasien tidak merasakan penglihatan kabur tidak ada
kelemahan anggota gerak sesak nafas (-) Ini dapat dipikirkan tidak ada kerusakan
organ target jadi mengarah ke hipertensi urgensi Akan tetapi pada pasien tidak
dilakukan funduskopi sehingga tidak dapat diketahui apakah telah terjadi kerusakan
pada mata
Dari pemeriksaan fisik paru jantung abdomen dalam batas normal
Kemungkinan tidak adanya kerusakan organ target Pada pemeriksaan faal ginjal
(ureum 326 mgdl kreatinin 078 mgdl) dalam keadaan normal yang menjelaskan
fungsi ginjal dalam batas normal maka kelainan organ target ke ginjal dapat
disingkirkan
Pemeriksaan elektrolit didapatkan Na 1394 mmoll K 1076 mmoll Maka
kadar elektrolit pasien dalam keadaan normal Pemeriksaan lab didapatkan glukosa
108 mgdl Maka kecurigaan diabetes dapat disingkirkan Dari pemeriksaan
elektrokardiografi (EKG) didapatkan gambaran normal Maka kelainan organ target
seperti jantung dapat disingkirkan
Penatalaksanaan yang diberikan pada pasien ini adalah adalah IVFD RL
amlodipin 1x10 mg ranitidin 2x1 ampul Pada hipertensi urgensi dengan gejala nyeri
kepala yang hebat tanpa ada gejala kerusakan organ target penyerta dilakukan terapi
dengan observasi 1-3 hari Pada pasien ini pemberian obat antihipertensi sudah sudah
mencapai target terapi yaitu tekanan darah menjadi 13080 mmHg Pemberian
ranitidin untuk mengatasi keluhan mual dan muntah Kemudian harinya pasien tidak
ada mengeluhkan gejala sehingga pasien diperbolehkan pulang
18
DAFTAR PUSTAKA
1 Calhoun DA Oparil S 1990 Treatmenet of Hypertensive Crisis New Engl J Med 323 1177-83
2 Houston MC 1989 Pathoplysiology Clinical Aspects and tereatment Dis 32 99-148
3 Kaplan NM 1986 Clinical Hypertention 4th Edition William amp Elkins Baltimore 2273-89
4 Widjaya I Bahaya Hipertensi 2009 httpwwwkosmovivanews com [diakses 16 Maret 2012]
5 Yugiantoro M Hipertensi Esensial Dalam Sudoyo AW dkk editors Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV Jakarta Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Indonesia 2007
6 Roesma J Krisis Hipertensi dalam buku ajar ilmu penyakit dalam edisi IV jilid I Jakarta FK UI 2006616-7
7 Kaplan NK Hypertensive crises In Kaplanrsquos clinical hypertension 8th edition Lipincott Williams amp Wilkins 2002
8 Vaughan CJ Norman D Hypertensive emergincies The Lancet 2000 356
9 Vaidya CK Ouellette JR Hypertensive urgency and emergency Hospital Physician 2007
10 Vidt D Hypertensive crises emergencies and ugencies Clev clinic med 2003
11 Riaz Kamran Hypertensive heart disease (Serial Online Desember 2008) Available from httpwwwemedicinecomMEDtopic3432htm Accessed at 16 March 2012
12 Baim Donald S Hypertensive vascular disease in Harrisonrsquos Principles of Internal Medicine 7th Ed USA The Mcgraw-Hill Companies Inc 2008 p 241
19
28 Penetapan Diagnostik
Walaupun biasanya pada krisis hipertensi ditemukan TD ge180120 mmHg
perlu diperhatikan kecepatan kenaikan TD tersebut dan derajat gangguan organ target
yang terjadi
29Penatalaksanaan Hipertensi Krisis
291Non farmakologi terdiri dari
1 Menghentikan rokok
2 Menurunkan berat badan berlebih
3 Menurunkan konsumsi alkohol berlebih
4 Latihan fisik
5 Menurunkan asupan garam
6 Meningkatkan konsumsi buah dan sayur serta menurunkan asupan lemak
292Farmakologi
A Penatalaksanaan Hipertensi emergensi
1 Harus dilakukan di RS dengan fasiltas pemantauan yang memadai
2 Pengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infus sesegera mungkin
3 TD harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam dengan langkah sebagai
berikut
a 5 menit sd 120 menit pertama TD rata-rata (mean arterial blood pressure)
diturunkan 20-25
b 2 sd 6 jam kemudian TD diturunkan sampai 160100 mmHg
c 6-24 jam berikutnya diturunkan sampai lt14090 mmHg bila tidak ada gejala
iskemia organ
Obat-obatan yang digunakan
1 Clonidin (catapres) IV (150 mcgampul)
a Clonidin 900 mcg dimasukkan dalam cairan glucosa 5 500cc dan diberikan
dengan mikrodrip 12 tetes menit setiap 15 menit dapat dinaikkan 4 tetes
sampai TD yang diharapkan tercapai
9
b Bila TD target tercapai pasien diobservasi selama 4 jam kemudian diganti dg
tablet clonidin oral sesuai kebutuhan
c Clonidin tidak boleh dihentikan mendadak tetapi diturunkan perlahan-lahan
oleh karena bahaya rebound phenomen dimana TD naik secara cepat bila
obat dihentikan
2 Diltiazem (Herbesser) IV (10 mg dan 50 mgampul)
a Diltiazem 10 mg IV diberikan dalam 1-3 menit kemudian diteruskan dengan
infus 50 mgjam selama 20 menit
b Bila TD telah turun gt20 dari awal dosis diberikan 30 mgjam sampai target
tercapai
c Diteruskan dengan dosis maintenance 5-10 mgjam dengan observasi 4 jam
kemudian diganti dengan tablet oral
3 Nicardipin (Perdipin) IV (12 mg dan 10 mgampul)
a Nicardipin diberikan 10-30 mcgkgBB bolus
b Bila TD tetap stabil diteruskan dengan 05-6 mcgkgBBmenit sampai target
TD tercapai
4 Labetalol (Normodyne) IV
Diberikan 20-80 mg IV bolus setiap 10 menit atau dapat diberikan dalam cairan
infus dengan dosis 2 mg menit
5 Nitroprusside (Nitropress Nipride) IV
Diberikan dalam cairan infus dengan dosis 025-1000 mcgkgmenit
Tabel Obat hipertensi parenteral yang dipakai di Indonesia1012
Obat Dosis Efek Onset Perhatian khusus
Klonidin IV
150 ug
6 amp per 250 cc
Glukosa 5
mikrodrip
30-60 min 24 jam Ensepalopati
dengan gangguan
koroner
Nitrogliserin
IV
10-50ug
100ugcc per 500 cc
2-5 min 5-10 min Sakit kepala
takikardia muntah
Nicardipine 05-6 ugkgmenit 1-5 min 15-30 Takikardi mual
10
IV min muntah sakit
kepala peningkatan
tekanan
intrakranial
Diltiazem
IV
5-15 ugkgmenit 1-5 min 15-30
min
Takikardi mual
muntah sakit
kepala peningkatan
tekanan
intrakranial
Nitroprusside
IV
025-10 mcg kg
menit
Langsung 2-3 menit Mual muntah
penggunaan jangka
panjang dapat
menyebabkan
keracunan tiosianat obat ini belum beredar resmi di Indonesia
BPenatalaksanaan Hipertensi Urgensi
Penatalaksanaan hipertensi urgensi cukup dengan obat oral yang bekerja cepat
sehingga menurunkan tekanan darah dalam beberapa jam
Tabel Obat hipertensi oral yang dipakai di Indonesia1012
Obat Dosis Efek Lama Kerja Perhatian khusus
Captopril
125 - 25 mg
ulangi per 30
min
15-30 min 6-8 jam Stenosis arenalis
Clonidine 75
- 150 ug
ulangi per jam 30-60 min 8-16 jam mengantuk
mulut kering
Propanolol
10 - 40 mg PO
ulangi setiap
30 min
15-30 min 3-6 jam Bronkokonstriksi
blok jantung
Nifedipine 5
- 10 mg
ulangi setiap
15 menit
5 -15 min 4-6 jam Gangguan
koroner
11
BAB III
LAPORAN KASUS
Identitas pasien
Nama Ny S
Umur 50 Tahun
Jenis kelamin Perempuan
Pekerjaan Wiraswasta
Alamat Jl Lokomotif lima puluh Pekanbaru
No MR 83 55 18
Masuk RS 01 Desember 2013
ANAMNESIS (Autoanamnesis)
Keluhan utama Nyeri kepala yang memberat sejak 4 jam SMRS
Riwayat penyakit sekarang
- 3 hari sebelum masuk rumah sakit pasien mengelukan pusing kepala terasa berat
tengkuk terasa berat
4 jam SMRS pusing kepala terasa semakin memberat nyeri dirasakan di seluruh
bagian kepala nyeri terasa berdenyut-denyut oyong saat berjalan pusing badan
terasa lemah badan terasa hangat dingin mual(+) muntah(-)nyeri di daerah
belakang kepala (+) dan mata terasa bengkak
12
Tidak ada keluhan penglihatan kabur tidak ada kelemahan anggota gerak Tidak
ada riwayat gangguan kesadaran Tidak ada nyeri dada tidak ada sesak napas
Buang air kecil seperti biasa tidak keruh berwarna kuning Buang air besar
seperti biasa
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat hipertensi (+) diketahui pasien sejak 1 tahun yang lalu
Riwayat asma (-)
Riwayat penyakit jantung (-)
Riwayat DM (-)
Riwayat stroke (-)
Riwayat Penyakit keluarga
Riwayat hipertensi (+)
Riwayat asma (-)
Riwayat penyakit jantung (-)
Riwayat DM (-)
Riwayat stroke (-)
Riwayat pengobatan
Pasien mengkonsumsi panadol jika sakil kepala
Riwayat Kebiasaan
- Pasien sering mengkonsumsi makanan yang bersantan merokok (-)
olahraga tidak pernah
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan Umum Tampak sakit sedang
Kesadaran Composmentis GCS 15
13
Vital sign saat tiba di IGD TD TaKa 170120 mmHHg
TaKi 170120 mmHg
T 36 lsquoC
` HR 104xmnt RR 24 x mnt
BB=170 kg
TB=149 cm
Pemeriksaan Kepala dan Leher
Mata Konjungtiva anemis (--) sklera ikterik (--)
refleks pupil (++)
Leher pembesaran KGB leher (-) aksila (-) JVP 5-2 cmH2O
Pemeriksaan Thoraks
Paru
Inspeksi gerakan dada simetris kiri dan kanan retraksi (-)
Palpasi fremitus kiri = kanan
Perkusi sonor di kedua lapangan paru
Auskultasi suara nafas vesikuler ronkhi (-) wheezing (-)
Jantung
- Inspeksi ictus cordis tidak terlihat
- Palpasi ictus cordis tidak teraba
- Perkusi batas jantung kiri di SIC V linea parasternalis dextra
batas jantung kanan di SIC V linea midclavicula sinistra
- Auskultasi bunyi jantung 1 dan 2 (+) normal murmur (-) gallops (-)
14
Pemeriksaan Abdomen
- Inspeksi tampak datar venektasi (-)
- Palpasi supel hepar dan lien tidak teraba CVA (-) ballottement (-)
- Perkusi timpani
- Auskultasi bising usus (+) normal
Pemeriksaan Ekstremitas
Akral hangat CRT lt 2 detik edema tungkai (-) sianosis (-) clubing finger (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium darah rutin dan kimia
Hb 137 grdl GDS 108 mgdl
Ht 421 Ureum 326 mgdl
Leukosit 13700uL CR-S 078 mgdl
Trombosit 362000uL AST 233mgdl
ALT 25 mgdl
- Elektrolit
Na 1394 mmoll
Ka 450 mmoll
Cl 1076 mmoll
Elektrokardiografi
15
Dari pemeriksaan elektrokardiografi (EKG) didapatkan didapatkan gambaran
normal LVH (-)
Resume
Ny S 50 tahun masuk ke RSUD AA dengan keluhan nyeri kepala hebat sejak 4 jam
SMRS Nyeri dirasakan di seluruh bagian kepala terasa berputar oyong saat berjalan
nyeri di daerah tengkuk dan badan terasa lemah Pasien juga mengeluhkan mual (+)
Dari pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah 170120 mmHg riwayat hipertensi
sejak 1 tahun yang lalu dan hanya minum obat kalau tensi nya naik Dari pemeriksaan
laboratorium didapatkan hasil dalam batas normal dan pemeriksaan EKG didapatkan
didapatkan gambaran normal LVH (-)
Daftar Masalah
1 Nyeri kepala
2 Tekanan darah tinggi
Diagnosis Kerja Krisis Hipertensi (Hipertensi Urgensi)
16
Penatalaksanaan
Non-Farmakologis
o Bed rest
o Modifikasi gaya hidup
Farmakologis
o IVFD RL 20 tpm
o Amlodipin 5 mg 2x1
o Inj Ranitidin 1 Amp 2x1
FOLLOW UP 2 Desember 2013
Tanggal Subjektif Objektif Assesment Planning
2 desember
2013
Nyeri kepala
berkurang
mual(-)
muntah(-) nyeri
tengkuk (-)
Kes CM
TD 13080
mmHg
HR 80 xi
RR 20 xi
T 3660C
Hipertensi
urgensi
dalam masa
perbaikan
Pasien dipulang
o Amlodipin 5 mg
2x1
o Neurodex 2x1
o Ranitidin 2x1
o Aprazolam 2x1
Pembahasan
Berdasarkan hasil anamnesis didapatkan gejala sakit kepala sejak 3 hari
SMRS sakit kepala bertambah parah sejak 4 jam SMRS Sakit kepala dirasakan
terus-menerus dan terasa berputar disertai dengan rasa nyeri pada tengkuk mual (+)
muntah (-) Pasien mempunyai riwayat hipertensi sejak 1 tahun SMRS dan ridak
terkontrol
Hasil dari pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah meningkat yaitu
170120 mmHg Hal ini menunjukkan pasien berada dalam krisis hipertensi dengan
tekanan diastolik ge120 mm Hg
17
Data tambahan yaitu pasien tidak merasakan penglihatan kabur tidak ada
kelemahan anggota gerak sesak nafas (-) Ini dapat dipikirkan tidak ada kerusakan
organ target jadi mengarah ke hipertensi urgensi Akan tetapi pada pasien tidak
dilakukan funduskopi sehingga tidak dapat diketahui apakah telah terjadi kerusakan
pada mata
Dari pemeriksaan fisik paru jantung abdomen dalam batas normal
Kemungkinan tidak adanya kerusakan organ target Pada pemeriksaan faal ginjal
(ureum 326 mgdl kreatinin 078 mgdl) dalam keadaan normal yang menjelaskan
fungsi ginjal dalam batas normal maka kelainan organ target ke ginjal dapat
disingkirkan
Pemeriksaan elektrolit didapatkan Na 1394 mmoll K 1076 mmoll Maka
kadar elektrolit pasien dalam keadaan normal Pemeriksaan lab didapatkan glukosa
108 mgdl Maka kecurigaan diabetes dapat disingkirkan Dari pemeriksaan
elektrokardiografi (EKG) didapatkan gambaran normal Maka kelainan organ target
seperti jantung dapat disingkirkan
Penatalaksanaan yang diberikan pada pasien ini adalah adalah IVFD RL
amlodipin 1x10 mg ranitidin 2x1 ampul Pada hipertensi urgensi dengan gejala nyeri
kepala yang hebat tanpa ada gejala kerusakan organ target penyerta dilakukan terapi
dengan observasi 1-3 hari Pada pasien ini pemberian obat antihipertensi sudah sudah
mencapai target terapi yaitu tekanan darah menjadi 13080 mmHg Pemberian
ranitidin untuk mengatasi keluhan mual dan muntah Kemudian harinya pasien tidak
ada mengeluhkan gejala sehingga pasien diperbolehkan pulang
18
DAFTAR PUSTAKA
1 Calhoun DA Oparil S 1990 Treatmenet of Hypertensive Crisis New Engl J Med 323 1177-83
2 Houston MC 1989 Pathoplysiology Clinical Aspects and tereatment Dis 32 99-148
3 Kaplan NM 1986 Clinical Hypertention 4th Edition William amp Elkins Baltimore 2273-89
4 Widjaya I Bahaya Hipertensi 2009 httpwwwkosmovivanews com [diakses 16 Maret 2012]
5 Yugiantoro M Hipertensi Esensial Dalam Sudoyo AW dkk editors Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV Jakarta Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Indonesia 2007
6 Roesma J Krisis Hipertensi dalam buku ajar ilmu penyakit dalam edisi IV jilid I Jakarta FK UI 2006616-7
7 Kaplan NK Hypertensive crises In Kaplanrsquos clinical hypertension 8th edition Lipincott Williams amp Wilkins 2002
8 Vaughan CJ Norman D Hypertensive emergincies The Lancet 2000 356
9 Vaidya CK Ouellette JR Hypertensive urgency and emergency Hospital Physician 2007
10 Vidt D Hypertensive crises emergencies and ugencies Clev clinic med 2003
11 Riaz Kamran Hypertensive heart disease (Serial Online Desember 2008) Available from httpwwwemedicinecomMEDtopic3432htm Accessed at 16 March 2012
12 Baim Donald S Hypertensive vascular disease in Harrisonrsquos Principles of Internal Medicine 7th Ed USA The Mcgraw-Hill Companies Inc 2008 p 241
19
b Bila TD target tercapai pasien diobservasi selama 4 jam kemudian diganti dg
tablet clonidin oral sesuai kebutuhan
c Clonidin tidak boleh dihentikan mendadak tetapi diturunkan perlahan-lahan
oleh karena bahaya rebound phenomen dimana TD naik secara cepat bila
obat dihentikan
2 Diltiazem (Herbesser) IV (10 mg dan 50 mgampul)
a Diltiazem 10 mg IV diberikan dalam 1-3 menit kemudian diteruskan dengan
infus 50 mgjam selama 20 menit
b Bila TD telah turun gt20 dari awal dosis diberikan 30 mgjam sampai target
tercapai
c Diteruskan dengan dosis maintenance 5-10 mgjam dengan observasi 4 jam
kemudian diganti dengan tablet oral
3 Nicardipin (Perdipin) IV (12 mg dan 10 mgampul)
a Nicardipin diberikan 10-30 mcgkgBB bolus
b Bila TD tetap stabil diteruskan dengan 05-6 mcgkgBBmenit sampai target
TD tercapai
4 Labetalol (Normodyne) IV
Diberikan 20-80 mg IV bolus setiap 10 menit atau dapat diberikan dalam cairan
infus dengan dosis 2 mg menit
5 Nitroprusside (Nitropress Nipride) IV
Diberikan dalam cairan infus dengan dosis 025-1000 mcgkgmenit
Tabel Obat hipertensi parenteral yang dipakai di Indonesia1012
Obat Dosis Efek Onset Perhatian khusus
Klonidin IV
150 ug
6 amp per 250 cc
Glukosa 5
mikrodrip
30-60 min 24 jam Ensepalopati
dengan gangguan
koroner
Nitrogliserin
IV
10-50ug
100ugcc per 500 cc
2-5 min 5-10 min Sakit kepala
takikardia muntah
Nicardipine 05-6 ugkgmenit 1-5 min 15-30 Takikardi mual
10
IV min muntah sakit
kepala peningkatan
tekanan
intrakranial
Diltiazem
IV
5-15 ugkgmenit 1-5 min 15-30
min
Takikardi mual
muntah sakit
kepala peningkatan
tekanan
intrakranial
Nitroprusside
IV
025-10 mcg kg
menit
Langsung 2-3 menit Mual muntah
penggunaan jangka
panjang dapat
menyebabkan
keracunan tiosianat obat ini belum beredar resmi di Indonesia
BPenatalaksanaan Hipertensi Urgensi
Penatalaksanaan hipertensi urgensi cukup dengan obat oral yang bekerja cepat
sehingga menurunkan tekanan darah dalam beberapa jam
Tabel Obat hipertensi oral yang dipakai di Indonesia1012
Obat Dosis Efek Lama Kerja Perhatian khusus
Captopril
125 - 25 mg
ulangi per 30
min
15-30 min 6-8 jam Stenosis arenalis
Clonidine 75
- 150 ug
ulangi per jam 30-60 min 8-16 jam mengantuk
mulut kering
Propanolol
10 - 40 mg PO
ulangi setiap
30 min
15-30 min 3-6 jam Bronkokonstriksi
blok jantung
Nifedipine 5
- 10 mg
ulangi setiap
15 menit
5 -15 min 4-6 jam Gangguan
koroner
11
BAB III
LAPORAN KASUS
Identitas pasien
Nama Ny S
Umur 50 Tahun
Jenis kelamin Perempuan
Pekerjaan Wiraswasta
Alamat Jl Lokomotif lima puluh Pekanbaru
No MR 83 55 18
Masuk RS 01 Desember 2013
ANAMNESIS (Autoanamnesis)
Keluhan utama Nyeri kepala yang memberat sejak 4 jam SMRS
Riwayat penyakit sekarang
- 3 hari sebelum masuk rumah sakit pasien mengelukan pusing kepala terasa berat
tengkuk terasa berat
4 jam SMRS pusing kepala terasa semakin memberat nyeri dirasakan di seluruh
bagian kepala nyeri terasa berdenyut-denyut oyong saat berjalan pusing badan
terasa lemah badan terasa hangat dingin mual(+) muntah(-)nyeri di daerah
belakang kepala (+) dan mata terasa bengkak
12
Tidak ada keluhan penglihatan kabur tidak ada kelemahan anggota gerak Tidak
ada riwayat gangguan kesadaran Tidak ada nyeri dada tidak ada sesak napas
Buang air kecil seperti biasa tidak keruh berwarna kuning Buang air besar
seperti biasa
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat hipertensi (+) diketahui pasien sejak 1 tahun yang lalu
Riwayat asma (-)
Riwayat penyakit jantung (-)
Riwayat DM (-)
Riwayat stroke (-)
Riwayat Penyakit keluarga
Riwayat hipertensi (+)
Riwayat asma (-)
Riwayat penyakit jantung (-)
Riwayat DM (-)
Riwayat stroke (-)
Riwayat pengobatan
Pasien mengkonsumsi panadol jika sakil kepala
Riwayat Kebiasaan
- Pasien sering mengkonsumsi makanan yang bersantan merokok (-)
olahraga tidak pernah
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan Umum Tampak sakit sedang
Kesadaran Composmentis GCS 15
13
Vital sign saat tiba di IGD TD TaKa 170120 mmHHg
TaKi 170120 mmHg
T 36 lsquoC
` HR 104xmnt RR 24 x mnt
BB=170 kg
TB=149 cm
Pemeriksaan Kepala dan Leher
Mata Konjungtiva anemis (--) sklera ikterik (--)
refleks pupil (++)
Leher pembesaran KGB leher (-) aksila (-) JVP 5-2 cmH2O
Pemeriksaan Thoraks
Paru
Inspeksi gerakan dada simetris kiri dan kanan retraksi (-)
Palpasi fremitus kiri = kanan
Perkusi sonor di kedua lapangan paru
Auskultasi suara nafas vesikuler ronkhi (-) wheezing (-)
Jantung
- Inspeksi ictus cordis tidak terlihat
- Palpasi ictus cordis tidak teraba
- Perkusi batas jantung kiri di SIC V linea parasternalis dextra
batas jantung kanan di SIC V linea midclavicula sinistra
- Auskultasi bunyi jantung 1 dan 2 (+) normal murmur (-) gallops (-)
14
Pemeriksaan Abdomen
- Inspeksi tampak datar venektasi (-)
- Palpasi supel hepar dan lien tidak teraba CVA (-) ballottement (-)
- Perkusi timpani
- Auskultasi bising usus (+) normal
Pemeriksaan Ekstremitas
Akral hangat CRT lt 2 detik edema tungkai (-) sianosis (-) clubing finger (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium darah rutin dan kimia
Hb 137 grdl GDS 108 mgdl
Ht 421 Ureum 326 mgdl
Leukosit 13700uL CR-S 078 mgdl
Trombosit 362000uL AST 233mgdl
ALT 25 mgdl
- Elektrolit
Na 1394 mmoll
Ka 450 mmoll
Cl 1076 mmoll
Elektrokardiografi
15
Dari pemeriksaan elektrokardiografi (EKG) didapatkan didapatkan gambaran
normal LVH (-)
Resume
Ny S 50 tahun masuk ke RSUD AA dengan keluhan nyeri kepala hebat sejak 4 jam
SMRS Nyeri dirasakan di seluruh bagian kepala terasa berputar oyong saat berjalan
nyeri di daerah tengkuk dan badan terasa lemah Pasien juga mengeluhkan mual (+)
Dari pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah 170120 mmHg riwayat hipertensi
sejak 1 tahun yang lalu dan hanya minum obat kalau tensi nya naik Dari pemeriksaan
laboratorium didapatkan hasil dalam batas normal dan pemeriksaan EKG didapatkan
didapatkan gambaran normal LVH (-)
Daftar Masalah
1 Nyeri kepala
2 Tekanan darah tinggi
Diagnosis Kerja Krisis Hipertensi (Hipertensi Urgensi)
16
Penatalaksanaan
Non-Farmakologis
o Bed rest
o Modifikasi gaya hidup
Farmakologis
o IVFD RL 20 tpm
o Amlodipin 5 mg 2x1
o Inj Ranitidin 1 Amp 2x1
FOLLOW UP 2 Desember 2013
Tanggal Subjektif Objektif Assesment Planning
2 desember
2013
Nyeri kepala
berkurang
mual(-)
muntah(-) nyeri
tengkuk (-)
Kes CM
TD 13080
mmHg
HR 80 xi
RR 20 xi
T 3660C
Hipertensi
urgensi
dalam masa
perbaikan
Pasien dipulang
o Amlodipin 5 mg
2x1
o Neurodex 2x1
o Ranitidin 2x1
o Aprazolam 2x1
Pembahasan
Berdasarkan hasil anamnesis didapatkan gejala sakit kepala sejak 3 hari
SMRS sakit kepala bertambah parah sejak 4 jam SMRS Sakit kepala dirasakan
terus-menerus dan terasa berputar disertai dengan rasa nyeri pada tengkuk mual (+)
muntah (-) Pasien mempunyai riwayat hipertensi sejak 1 tahun SMRS dan ridak
terkontrol
Hasil dari pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah meningkat yaitu
170120 mmHg Hal ini menunjukkan pasien berada dalam krisis hipertensi dengan
tekanan diastolik ge120 mm Hg
17
Data tambahan yaitu pasien tidak merasakan penglihatan kabur tidak ada
kelemahan anggota gerak sesak nafas (-) Ini dapat dipikirkan tidak ada kerusakan
organ target jadi mengarah ke hipertensi urgensi Akan tetapi pada pasien tidak
dilakukan funduskopi sehingga tidak dapat diketahui apakah telah terjadi kerusakan
pada mata
Dari pemeriksaan fisik paru jantung abdomen dalam batas normal
Kemungkinan tidak adanya kerusakan organ target Pada pemeriksaan faal ginjal
(ureum 326 mgdl kreatinin 078 mgdl) dalam keadaan normal yang menjelaskan
fungsi ginjal dalam batas normal maka kelainan organ target ke ginjal dapat
disingkirkan
Pemeriksaan elektrolit didapatkan Na 1394 mmoll K 1076 mmoll Maka
kadar elektrolit pasien dalam keadaan normal Pemeriksaan lab didapatkan glukosa
108 mgdl Maka kecurigaan diabetes dapat disingkirkan Dari pemeriksaan
elektrokardiografi (EKG) didapatkan gambaran normal Maka kelainan organ target
seperti jantung dapat disingkirkan
Penatalaksanaan yang diberikan pada pasien ini adalah adalah IVFD RL
amlodipin 1x10 mg ranitidin 2x1 ampul Pada hipertensi urgensi dengan gejala nyeri
kepala yang hebat tanpa ada gejala kerusakan organ target penyerta dilakukan terapi
dengan observasi 1-3 hari Pada pasien ini pemberian obat antihipertensi sudah sudah
mencapai target terapi yaitu tekanan darah menjadi 13080 mmHg Pemberian
ranitidin untuk mengatasi keluhan mual dan muntah Kemudian harinya pasien tidak
ada mengeluhkan gejala sehingga pasien diperbolehkan pulang
18
DAFTAR PUSTAKA
1 Calhoun DA Oparil S 1990 Treatmenet of Hypertensive Crisis New Engl J Med 323 1177-83
2 Houston MC 1989 Pathoplysiology Clinical Aspects and tereatment Dis 32 99-148
3 Kaplan NM 1986 Clinical Hypertention 4th Edition William amp Elkins Baltimore 2273-89
4 Widjaya I Bahaya Hipertensi 2009 httpwwwkosmovivanews com [diakses 16 Maret 2012]
5 Yugiantoro M Hipertensi Esensial Dalam Sudoyo AW dkk editors Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV Jakarta Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Indonesia 2007
6 Roesma J Krisis Hipertensi dalam buku ajar ilmu penyakit dalam edisi IV jilid I Jakarta FK UI 2006616-7
7 Kaplan NK Hypertensive crises In Kaplanrsquos clinical hypertension 8th edition Lipincott Williams amp Wilkins 2002
8 Vaughan CJ Norman D Hypertensive emergincies The Lancet 2000 356
9 Vaidya CK Ouellette JR Hypertensive urgency and emergency Hospital Physician 2007
10 Vidt D Hypertensive crises emergencies and ugencies Clev clinic med 2003
11 Riaz Kamran Hypertensive heart disease (Serial Online Desember 2008) Available from httpwwwemedicinecomMEDtopic3432htm Accessed at 16 March 2012
12 Baim Donald S Hypertensive vascular disease in Harrisonrsquos Principles of Internal Medicine 7th Ed USA The Mcgraw-Hill Companies Inc 2008 p 241
19
IV min muntah sakit
kepala peningkatan
tekanan
intrakranial
Diltiazem
IV
5-15 ugkgmenit 1-5 min 15-30
min
Takikardi mual
muntah sakit
kepala peningkatan
tekanan
intrakranial
Nitroprusside
IV
025-10 mcg kg
menit
Langsung 2-3 menit Mual muntah
penggunaan jangka
panjang dapat
menyebabkan
keracunan tiosianat obat ini belum beredar resmi di Indonesia
BPenatalaksanaan Hipertensi Urgensi
Penatalaksanaan hipertensi urgensi cukup dengan obat oral yang bekerja cepat
sehingga menurunkan tekanan darah dalam beberapa jam
Tabel Obat hipertensi oral yang dipakai di Indonesia1012
Obat Dosis Efek Lama Kerja Perhatian khusus
Captopril
125 - 25 mg
ulangi per 30
min
15-30 min 6-8 jam Stenosis arenalis
Clonidine 75
- 150 ug
ulangi per jam 30-60 min 8-16 jam mengantuk
mulut kering
Propanolol
10 - 40 mg PO
ulangi setiap
30 min
15-30 min 3-6 jam Bronkokonstriksi
blok jantung
Nifedipine 5
- 10 mg
ulangi setiap
15 menit
5 -15 min 4-6 jam Gangguan
koroner
11
BAB III
LAPORAN KASUS
Identitas pasien
Nama Ny S
Umur 50 Tahun
Jenis kelamin Perempuan
Pekerjaan Wiraswasta
Alamat Jl Lokomotif lima puluh Pekanbaru
No MR 83 55 18
Masuk RS 01 Desember 2013
ANAMNESIS (Autoanamnesis)
Keluhan utama Nyeri kepala yang memberat sejak 4 jam SMRS
Riwayat penyakit sekarang
- 3 hari sebelum masuk rumah sakit pasien mengelukan pusing kepala terasa berat
tengkuk terasa berat
4 jam SMRS pusing kepala terasa semakin memberat nyeri dirasakan di seluruh
bagian kepala nyeri terasa berdenyut-denyut oyong saat berjalan pusing badan
terasa lemah badan terasa hangat dingin mual(+) muntah(-)nyeri di daerah
belakang kepala (+) dan mata terasa bengkak
12
Tidak ada keluhan penglihatan kabur tidak ada kelemahan anggota gerak Tidak
ada riwayat gangguan kesadaran Tidak ada nyeri dada tidak ada sesak napas
Buang air kecil seperti biasa tidak keruh berwarna kuning Buang air besar
seperti biasa
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat hipertensi (+) diketahui pasien sejak 1 tahun yang lalu
Riwayat asma (-)
Riwayat penyakit jantung (-)
Riwayat DM (-)
Riwayat stroke (-)
Riwayat Penyakit keluarga
Riwayat hipertensi (+)
Riwayat asma (-)
Riwayat penyakit jantung (-)
Riwayat DM (-)
Riwayat stroke (-)
Riwayat pengobatan
Pasien mengkonsumsi panadol jika sakil kepala
Riwayat Kebiasaan
- Pasien sering mengkonsumsi makanan yang bersantan merokok (-)
olahraga tidak pernah
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan Umum Tampak sakit sedang
Kesadaran Composmentis GCS 15
13
Vital sign saat tiba di IGD TD TaKa 170120 mmHHg
TaKi 170120 mmHg
T 36 lsquoC
` HR 104xmnt RR 24 x mnt
BB=170 kg
TB=149 cm
Pemeriksaan Kepala dan Leher
Mata Konjungtiva anemis (--) sklera ikterik (--)
refleks pupil (++)
Leher pembesaran KGB leher (-) aksila (-) JVP 5-2 cmH2O
Pemeriksaan Thoraks
Paru
Inspeksi gerakan dada simetris kiri dan kanan retraksi (-)
Palpasi fremitus kiri = kanan
Perkusi sonor di kedua lapangan paru
Auskultasi suara nafas vesikuler ronkhi (-) wheezing (-)
Jantung
- Inspeksi ictus cordis tidak terlihat
- Palpasi ictus cordis tidak teraba
- Perkusi batas jantung kiri di SIC V linea parasternalis dextra
batas jantung kanan di SIC V linea midclavicula sinistra
- Auskultasi bunyi jantung 1 dan 2 (+) normal murmur (-) gallops (-)
14
Pemeriksaan Abdomen
- Inspeksi tampak datar venektasi (-)
- Palpasi supel hepar dan lien tidak teraba CVA (-) ballottement (-)
- Perkusi timpani
- Auskultasi bising usus (+) normal
Pemeriksaan Ekstremitas
Akral hangat CRT lt 2 detik edema tungkai (-) sianosis (-) clubing finger (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium darah rutin dan kimia
Hb 137 grdl GDS 108 mgdl
Ht 421 Ureum 326 mgdl
Leukosit 13700uL CR-S 078 mgdl
Trombosit 362000uL AST 233mgdl
ALT 25 mgdl
- Elektrolit
Na 1394 mmoll
Ka 450 mmoll
Cl 1076 mmoll
Elektrokardiografi
15
Dari pemeriksaan elektrokardiografi (EKG) didapatkan didapatkan gambaran
normal LVH (-)
Resume
Ny S 50 tahun masuk ke RSUD AA dengan keluhan nyeri kepala hebat sejak 4 jam
SMRS Nyeri dirasakan di seluruh bagian kepala terasa berputar oyong saat berjalan
nyeri di daerah tengkuk dan badan terasa lemah Pasien juga mengeluhkan mual (+)
Dari pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah 170120 mmHg riwayat hipertensi
sejak 1 tahun yang lalu dan hanya minum obat kalau tensi nya naik Dari pemeriksaan
laboratorium didapatkan hasil dalam batas normal dan pemeriksaan EKG didapatkan
didapatkan gambaran normal LVH (-)
Daftar Masalah
1 Nyeri kepala
2 Tekanan darah tinggi
Diagnosis Kerja Krisis Hipertensi (Hipertensi Urgensi)
16
Penatalaksanaan
Non-Farmakologis
o Bed rest
o Modifikasi gaya hidup
Farmakologis
o IVFD RL 20 tpm
o Amlodipin 5 mg 2x1
o Inj Ranitidin 1 Amp 2x1
FOLLOW UP 2 Desember 2013
Tanggal Subjektif Objektif Assesment Planning
2 desember
2013
Nyeri kepala
berkurang
mual(-)
muntah(-) nyeri
tengkuk (-)
Kes CM
TD 13080
mmHg
HR 80 xi
RR 20 xi
T 3660C
Hipertensi
urgensi
dalam masa
perbaikan
Pasien dipulang
o Amlodipin 5 mg
2x1
o Neurodex 2x1
o Ranitidin 2x1
o Aprazolam 2x1
Pembahasan
Berdasarkan hasil anamnesis didapatkan gejala sakit kepala sejak 3 hari
SMRS sakit kepala bertambah parah sejak 4 jam SMRS Sakit kepala dirasakan
terus-menerus dan terasa berputar disertai dengan rasa nyeri pada tengkuk mual (+)
muntah (-) Pasien mempunyai riwayat hipertensi sejak 1 tahun SMRS dan ridak
terkontrol
Hasil dari pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah meningkat yaitu
170120 mmHg Hal ini menunjukkan pasien berada dalam krisis hipertensi dengan
tekanan diastolik ge120 mm Hg
17
Data tambahan yaitu pasien tidak merasakan penglihatan kabur tidak ada
kelemahan anggota gerak sesak nafas (-) Ini dapat dipikirkan tidak ada kerusakan
organ target jadi mengarah ke hipertensi urgensi Akan tetapi pada pasien tidak
dilakukan funduskopi sehingga tidak dapat diketahui apakah telah terjadi kerusakan
pada mata
Dari pemeriksaan fisik paru jantung abdomen dalam batas normal
Kemungkinan tidak adanya kerusakan organ target Pada pemeriksaan faal ginjal
(ureum 326 mgdl kreatinin 078 mgdl) dalam keadaan normal yang menjelaskan
fungsi ginjal dalam batas normal maka kelainan organ target ke ginjal dapat
disingkirkan
Pemeriksaan elektrolit didapatkan Na 1394 mmoll K 1076 mmoll Maka
kadar elektrolit pasien dalam keadaan normal Pemeriksaan lab didapatkan glukosa
108 mgdl Maka kecurigaan diabetes dapat disingkirkan Dari pemeriksaan
elektrokardiografi (EKG) didapatkan gambaran normal Maka kelainan organ target
seperti jantung dapat disingkirkan
Penatalaksanaan yang diberikan pada pasien ini adalah adalah IVFD RL
amlodipin 1x10 mg ranitidin 2x1 ampul Pada hipertensi urgensi dengan gejala nyeri
kepala yang hebat tanpa ada gejala kerusakan organ target penyerta dilakukan terapi
dengan observasi 1-3 hari Pada pasien ini pemberian obat antihipertensi sudah sudah
mencapai target terapi yaitu tekanan darah menjadi 13080 mmHg Pemberian
ranitidin untuk mengatasi keluhan mual dan muntah Kemudian harinya pasien tidak
ada mengeluhkan gejala sehingga pasien diperbolehkan pulang
18
DAFTAR PUSTAKA
1 Calhoun DA Oparil S 1990 Treatmenet of Hypertensive Crisis New Engl J Med 323 1177-83
2 Houston MC 1989 Pathoplysiology Clinical Aspects and tereatment Dis 32 99-148
3 Kaplan NM 1986 Clinical Hypertention 4th Edition William amp Elkins Baltimore 2273-89
4 Widjaya I Bahaya Hipertensi 2009 httpwwwkosmovivanews com [diakses 16 Maret 2012]
5 Yugiantoro M Hipertensi Esensial Dalam Sudoyo AW dkk editors Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV Jakarta Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Indonesia 2007
6 Roesma J Krisis Hipertensi dalam buku ajar ilmu penyakit dalam edisi IV jilid I Jakarta FK UI 2006616-7
7 Kaplan NK Hypertensive crises In Kaplanrsquos clinical hypertension 8th edition Lipincott Williams amp Wilkins 2002
8 Vaughan CJ Norman D Hypertensive emergincies The Lancet 2000 356
9 Vaidya CK Ouellette JR Hypertensive urgency and emergency Hospital Physician 2007
10 Vidt D Hypertensive crises emergencies and ugencies Clev clinic med 2003
11 Riaz Kamran Hypertensive heart disease (Serial Online Desember 2008) Available from httpwwwemedicinecomMEDtopic3432htm Accessed at 16 March 2012
12 Baim Donald S Hypertensive vascular disease in Harrisonrsquos Principles of Internal Medicine 7th Ed USA The Mcgraw-Hill Companies Inc 2008 p 241
19
BAB III
LAPORAN KASUS
Identitas pasien
Nama Ny S
Umur 50 Tahun
Jenis kelamin Perempuan
Pekerjaan Wiraswasta
Alamat Jl Lokomotif lima puluh Pekanbaru
No MR 83 55 18
Masuk RS 01 Desember 2013
ANAMNESIS (Autoanamnesis)
Keluhan utama Nyeri kepala yang memberat sejak 4 jam SMRS
Riwayat penyakit sekarang
- 3 hari sebelum masuk rumah sakit pasien mengelukan pusing kepala terasa berat
tengkuk terasa berat
4 jam SMRS pusing kepala terasa semakin memberat nyeri dirasakan di seluruh
bagian kepala nyeri terasa berdenyut-denyut oyong saat berjalan pusing badan
terasa lemah badan terasa hangat dingin mual(+) muntah(-)nyeri di daerah
belakang kepala (+) dan mata terasa bengkak
12
Tidak ada keluhan penglihatan kabur tidak ada kelemahan anggota gerak Tidak
ada riwayat gangguan kesadaran Tidak ada nyeri dada tidak ada sesak napas
Buang air kecil seperti biasa tidak keruh berwarna kuning Buang air besar
seperti biasa
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat hipertensi (+) diketahui pasien sejak 1 tahun yang lalu
Riwayat asma (-)
Riwayat penyakit jantung (-)
Riwayat DM (-)
Riwayat stroke (-)
Riwayat Penyakit keluarga
Riwayat hipertensi (+)
Riwayat asma (-)
Riwayat penyakit jantung (-)
Riwayat DM (-)
Riwayat stroke (-)
Riwayat pengobatan
Pasien mengkonsumsi panadol jika sakil kepala
Riwayat Kebiasaan
- Pasien sering mengkonsumsi makanan yang bersantan merokok (-)
olahraga tidak pernah
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan Umum Tampak sakit sedang
Kesadaran Composmentis GCS 15
13
Vital sign saat tiba di IGD TD TaKa 170120 mmHHg
TaKi 170120 mmHg
T 36 lsquoC
` HR 104xmnt RR 24 x mnt
BB=170 kg
TB=149 cm
Pemeriksaan Kepala dan Leher
Mata Konjungtiva anemis (--) sklera ikterik (--)
refleks pupil (++)
Leher pembesaran KGB leher (-) aksila (-) JVP 5-2 cmH2O
Pemeriksaan Thoraks
Paru
Inspeksi gerakan dada simetris kiri dan kanan retraksi (-)
Palpasi fremitus kiri = kanan
Perkusi sonor di kedua lapangan paru
Auskultasi suara nafas vesikuler ronkhi (-) wheezing (-)
Jantung
- Inspeksi ictus cordis tidak terlihat
- Palpasi ictus cordis tidak teraba
- Perkusi batas jantung kiri di SIC V linea parasternalis dextra
batas jantung kanan di SIC V linea midclavicula sinistra
- Auskultasi bunyi jantung 1 dan 2 (+) normal murmur (-) gallops (-)
14
Pemeriksaan Abdomen
- Inspeksi tampak datar venektasi (-)
- Palpasi supel hepar dan lien tidak teraba CVA (-) ballottement (-)
- Perkusi timpani
- Auskultasi bising usus (+) normal
Pemeriksaan Ekstremitas
Akral hangat CRT lt 2 detik edema tungkai (-) sianosis (-) clubing finger (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium darah rutin dan kimia
Hb 137 grdl GDS 108 mgdl
Ht 421 Ureum 326 mgdl
Leukosit 13700uL CR-S 078 mgdl
Trombosit 362000uL AST 233mgdl
ALT 25 mgdl
- Elektrolit
Na 1394 mmoll
Ka 450 mmoll
Cl 1076 mmoll
Elektrokardiografi
15
Dari pemeriksaan elektrokardiografi (EKG) didapatkan didapatkan gambaran
normal LVH (-)
Resume
Ny S 50 tahun masuk ke RSUD AA dengan keluhan nyeri kepala hebat sejak 4 jam
SMRS Nyeri dirasakan di seluruh bagian kepala terasa berputar oyong saat berjalan
nyeri di daerah tengkuk dan badan terasa lemah Pasien juga mengeluhkan mual (+)
Dari pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah 170120 mmHg riwayat hipertensi
sejak 1 tahun yang lalu dan hanya minum obat kalau tensi nya naik Dari pemeriksaan
laboratorium didapatkan hasil dalam batas normal dan pemeriksaan EKG didapatkan
didapatkan gambaran normal LVH (-)
Daftar Masalah
1 Nyeri kepala
2 Tekanan darah tinggi
Diagnosis Kerja Krisis Hipertensi (Hipertensi Urgensi)
16
Penatalaksanaan
Non-Farmakologis
o Bed rest
o Modifikasi gaya hidup
Farmakologis
o IVFD RL 20 tpm
o Amlodipin 5 mg 2x1
o Inj Ranitidin 1 Amp 2x1
FOLLOW UP 2 Desember 2013
Tanggal Subjektif Objektif Assesment Planning
2 desember
2013
Nyeri kepala
berkurang
mual(-)
muntah(-) nyeri
tengkuk (-)
Kes CM
TD 13080
mmHg
HR 80 xi
RR 20 xi
T 3660C
Hipertensi
urgensi
dalam masa
perbaikan
Pasien dipulang
o Amlodipin 5 mg
2x1
o Neurodex 2x1
o Ranitidin 2x1
o Aprazolam 2x1
Pembahasan
Berdasarkan hasil anamnesis didapatkan gejala sakit kepala sejak 3 hari
SMRS sakit kepala bertambah parah sejak 4 jam SMRS Sakit kepala dirasakan
terus-menerus dan terasa berputar disertai dengan rasa nyeri pada tengkuk mual (+)
muntah (-) Pasien mempunyai riwayat hipertensi sejak 1 tahun SMRS dan ridak
terkontrol
Hasil dari pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah meningkat yaitu
170120 mmHg Hal ini menunjukkan pasien berada dalam krisis hipertensi dengan
tekanan diastolik ge120 mm Hg
17
Data tambahan yaitu pasien tidak merasakan penglihatan kabur tidak ada
kelemahan anggota gerak sesak nafas (-) Ini dapat dipikirkan tidak ada kerusakan
organ target jadi mengarah ke hipertensi urgensi Akan tetapi pada pasien tidak
dilakukan funduskopi sehingga tidak dapat diketahui apakah telah terjadi kerusakan
pada mata
Dari pemeriksaan fisik paru jantung abdomen dalam batas normal
Kemungkinan tidak adanya kerusakan organ target Pada pemeriksaan faal ginjal
(ureum 326 mgdl kreatinin 078 mgdl) dalam keadaan normal yang menjelaskan
fungsi ginjal dalam batas normal maka kelainan organ target ke ginjal dapat
disingkirkan
Pemeriksaan elektrolit didapatkan Na 1394 mmoll K 1076 mmoll Maka
kadar elektrolit pasien dalam keadaan normal Pemeriksaan lab didapatkan glukosa
108 mgdl Maka kecurigaan diabetes dapat disingkirkan Dari pemeriksaan
elektrokardiografi (EKG) didapatkan gambaran normal Maka kelainan organ target
seperti jantung dapat disingkirkan
Penatalaksanaan yang diberikan pada pasien ini adalah adalah IVFD RL
amlodipin 1x10 mg ranitidin 2x1 ampul Pada hipertensi urgensi dengan gejala nyeri
kepala yang hebat tanpa ada gejala kerusakan organ target penyerta dilakukan terapi
dengan observasi 1-3 hari Pada pasien ini pemberian obat antihipertensi sudah sudah
mencapai target terapi yaitu tekanan darah menjadi 13080 mmHg Pemberian
ranitidin untuk mengatasi keluhan mual dan muntah Kemudian harinya pasien tidak
ada mengeluhkan gejala sehingga pasien diperbolehkan pulang
18
DAFTAR PUSTAKA
1 Calhoun DA Oparil S 1990 Treatmenet of Hypertensive Crisis New Engl J Med 323 1177-83
2 Houston MC 1989 Pathoplysiology Clinical Aspects and tereatment Dis 32 99-148
3 Kaplan NM 1986 Clinical Hypertention 4th Edition William amp Elkins Baltimore 2273-89
4 Widjaya I Bahaya Hipertensi 2009 httpwwwkosmovivanews com [diakses 16 Maret 2012]
5 Yugiantoro M Hipertensi Esensial Dalam Sudoyo AW dkk editors Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV Jakarta Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Indonesia 2007
6 Roesma J Krisis Hipertensi dalam buku ajar ilmu penyakit dalam edisi IV jilid I Jakarta FK UI 2006616-7
7 Kaplan NK Hypertensive crises In Kaplanrsquos clinical hypertension 8th edition Lipincott Williams amp Wilkins 2002
8 Vaughan CJ Norman D Hypertensive emergincies The Lancet 2000 356
9 Vaidya CK Ouellette JR Hypertensive urgency and emergency Hospital Physician 2007
10 Vidt D Hypertensive crises emergencies and ugencies Clev clinic med 2003
11 Riaz Kamran Hypertensive heart disease (Serial Online Desember 2008) Available from httpwwwemedicinecomMEDtopic3432htm Accessed at 16 March 2012
12 Baim Donald S Hypertensive vascular disease in Harrisonrsquos Principles of Internal Medicine 7th Ed USA The Mcgraw-Hill Companies Inc 2008 p 241
19
Tidak ada keluhan penglihatan kabur tidak ada kelemahan anggota gerak Tidak
ada riwayat gangguan kesadaran Tidak ada nyeri dada tidak ada sesak napas
Buang air kecil seperti biasa tidak keruh berwarna kuning Buang air besar
seperti biasa
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat hipertensi (+) diketahui pasien sejak 1 tahun yang lalu
Riwayat asma (-)
Riwayat penyakit jantung (-)
Riwayat DM (-)
Riwayat stroke (-)
Riwayat Penyakit keluarga
Riwayat hipertensi (+)
Riwayat asma (-)
Riwayat penyakit jantung (-)
Riwayat DM (-)
Riwayat stroke (-)
Riwayat pengobatan
Pasien mengkonsumsi panadol jika sakil kepala
Riwayat Kebiasaan
- Pasien sering mengkonsumsi makanan yang bersantan merokok (-)
olahraga tidak pernah
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan Umum Tampak sakit sedang
Kesadaran Composmentis GCS 15
13
Vital sign saat tiba di IGD TD TaKa 170120 mmHHg
TaKi 170120 mmHg
T 36 lsquoC
` HR 104xmnt RR 24 x mnt
BB=170 kg
TB=149 cm
Pemeriksaan Kepala dan Leher
Mata Konjungtiva anemis (--) sklera ikterik (--)
refleks pupil (++)
Leher pembesaran KGB leher (-) aksila (-) JVP 5-2 cmH2O
Pemeriksaan Thoraks
Paru
Inspeksi gerakan dada simetris kiri dan kanan retraksi (-)
Palpasi fremitus kiri = kanan
Perkusi sonor di kedua lapangan paru
Auskultasi suara nafas vesikuler ronkhi (-) wheezing (-)
Jantung
- Inspeksi ictus cordis tidak terlihat
- Palpasi ictus cordis tidak teraba
- Perkusi batas jantung kiri di SIC V linea parasternalis dextra
batas jantung kanan di SIC V linea midclavicula sinistra
- Auskultasi bunyi jantung 1 dan 2 (+) normal murmur (-) gallops (-)
14
Pemeriksaan Abdomen
- Inspeksi tampak datar venektasi (-)
- Palpasi supel hepar dan lien tidak teraba CVA (-) ballottement (-)
- Perkusi timpani
- Auskultasi bising usus (+) normal
Pemeriksaan Ekstremitas
Akral hangat CRT lt 2 detik edema tungkai (-) sianosis (-) clubing finger (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium darah rutin dan kimia
Hb 137 grdl GDS 108 mgdl
Ht 421 Ureum 326 mgdl
Leukosit 13700uL CR-S 078 mgdl
Trombosit 362000uL AST 233mgdl
ALT 25 mgdl
- Elektrolit
Na 1394 mmoll
Ka 450 mmoll
Cl 1076 mmoll
Elektrokardiografi
15
Dari pemeriksaan elektrokardiografi (EKG) didapatkan didapatkan gambaran
normal LVH (-)
Resume
Ny S 50 tahun masuk ke RSUD AA dengan keluhan nyeri kepala hebat sejak 4 jam
SMRS Nyeri dirasakan di seluruh bagian kepala terasa berputar oyong saat berjalan
nyeri di daerah tengkuk dan badan terasa lemah Pasien juga mengeluhkan mual (+)
Dari pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah 170120 mmHg riwayat hipertensi
sejak 1 tahun yang lalu dan hanya minum obat kalau tensi nya naik Dari pemeriksaan
laboratorium didapatkan hasil dalam batas normal dan pemeriksaan EKG didapatkan
didapatkan gambaran normal LVH (-)
Daftar Masalah
1 Nyeri kepala
2 Tekanan darah tinggi
Diagnosis Kerja Krisis Hipertensi (Hipertensi Urgensi)
16
Penatalaksanaan
Non-Farmakologis
o Bed rest
o Modifikasi gaya hidup
Farmakologis
o IVFD RL 20 tpm
o Amlodipin 5 mg 2x1
o Inj Ranitidin 1 Amp 2x1
FOLLOW UP 2 Desember 2013
Tanggal Subjektif Objektif Assesment Planning
2 desember
2013
Nyeri kepala
berkurang
mual(-)
muntah(-) nyeri
tengkuk (-)
Kes CM
TD 13080
mmHg
HR 80 xi
RR 20 xi
T 3660C
Hipertensi
urgensi
dalam masa
perbaikan
Pasien dipulang
o Amlodipin 5 mg
2x1
o Neurodex 2x1
o Ranitidin 2x1
o Aprazolam 2x1
Pembahasan
Berdasarkan hasil anamnesis didapatkan gejala sakit kepala sejak 3 hari
SMRS sakit kepala bertambah parah sejak 4 jam SMRS Sakit kepala dirasakan
terus-menerus dan terasa berputar disertai dengan rasa nyeri pada tengkuk mual (+)
muntah (-) Pasien mempunyai riwayat hipertensi sejak 1 tahun SMRS dan ridak
terkontrol
Hasil dari pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah meningkat yaitu
170120 mmHg Hal ini menunjukkan pasien berada dalam krisis hipertensi dengan
tekanan diastolik ge120 mm Hg
17
Data tambahan yaitu pasien tidak merasakan penglihatan kabur tidak ada
kelemahan anggota gerak sesak nafas (-) Ini dapat dipikirkan tidak ada kerusakan
organ target jadi mengarah ke hipertensi urgensi Akan tetapi pada pasien tidak
dilakukan funduskopi sehingga tidak dapat diketahui apakah telah terjadi kerusakan
pada mata
Dari pemeriksaan fisik paru jantung abdomen dalam batas normal
Kemungkinan tidak adanya kerusakan organ target Pada pemeriksaan faal ginjal
(ureum 326 mgdl kreatinin 078 mgdl) dalam keadaan normal yang menjelaskan
fungsi ginjal dalam batas normal maka kelainan organ target ke ginjal dapat
disingkirkan
Pemeriksaan elektrolit didapatkan Na 1394 mmoll K 1076 mmoll Maka
kadar elektrolit pasien dalam keadaan normal Pemeriksaan lab didapatkan glukosa
108 mgdl Maka kecurigaan diabetes dapat disingkirkan Dari pemeriksaan
elektrokardiografi (EKG) didapatkan gambaran normal Maka kelainan organ target
seperti jantung dapat disingkirkan
Penatalaksanaan yang diberikan pada pasien ini adalah adalah IVFD RL
amlodipin 1x10 mg ranitidin 2x1 ampul Pada hipertensi urgensi dengan gejala nyeri
kepala yang hebat tanpa ada gejala kerusakan organ target penyerta dilakukan terapi
dengan observasi 1-3 hari Pada pasien ini pemberian obat antihipertensi sudah sudah
mencapai target terapi yaitu tekanan darah menjadi 13080 mmHg Pemberian
ranitidin untuk mengatasi keluhan mual dan muntah Kemudian harinya pasien tidak
ada mengeluhkan gejala sehingga pasien diperbolehkan pulang
18
DAFTAR PUSTAKA
1 Calhoun DA Oparil S 1990 Treatmenet of Hypertensive Crisis New Engl J Med 323 1177-83
2 Houston MC 1989 Pathoplysiology Clinical Aspects and tereatment Dis 32 99-148
3 Kaplan NM 1986 Clinical Hypertention 4th Edition William amp Elkins Baltimore 2273-89
4 Widjaya I Bahaya Hipertensi 2009 httpwwwkosmovivanews com [diakses 16 Maret 2012]
5 Yugiantoro M Hipertensi Esensial Dalam Sudoyo AW dkk editors Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV Jakarta Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Indonesia 2007
6 Roesma J Krisis Hipertensi dalam buku ajar ilmu penyakit dalam edisi IV jilid I Jakarta FK UI 2006616-7
7 Kaplan NK Hypertensive crises In Kaplanrsquos clinical hypertension 8th edition Lipincott Williams amp Wilkins 2002
8 Vaughan CJ Norman D Hypertensive emergincies The Lancet 2000 356
9 Vaidya CK Ouellette JR Hypertensive urgency and emergency Hospital Physician 2007
10 Vidt D Hypertensive crises emergencies and ugencies Clev clinic med 2003
11 Riaz Kamran Hypertensive heart disease (Serial Online Desember 2008) Available from httpwwwemedicinecomMEDtopic3432htm Accessed at 16 March 2012
12 Baim Donald S Hypertensive vascular disease in Harrisonrsquos Principles of Internal Medicine 7th Ed USA The Mcgraw-Hill Companies Inc 2008 p 241
19
Vital sign saat tiba di IGD TD TaKa 170120 mmHHg
TaKi 170120 mmHg
T 36 lsquoC
` HR 104xmnt RR 24 x mnt
BB=170 kg
TB=149 cm
Pemeriksaan Kepala dan Leher
Mata Konjungtiva anemis (--) sklera ikterik (--)
refleks pupil (++)
Leher pembesaran KGB leher (-) aksila (-) JVP 5-2 cmH2O
Pemeriksaan Thoraks
Paru
Inspeksi gerakan dada simetris kiri dan kanan retraksi (-)
Palpasi fremitus kiri = kanan
Perkusi sonor di kedua lapangan paru
Auskultasi suara nafas vesikuler ronkhi (-) wheezing (-)
Jantung
- Inspeksi ictus cordis tidak terlihat
- Palpasi ictus cordis tidak teraba
- Perkusi batas jantung kiri di SIC V linea parasternalis dextra
batas jantung kanan di SIC V linea midclavicula sinistra
- Auskultasi bunyi jantung 1 dan 2 (+) normal murmur (-) gallops (-)
14
Pemeriksaan Abdomen
- Inspeksi tampak datar venektasi (-)
- Palpasi supel hepar dan lien tidak teraba CVA (-) ballottement (-)
- Perkusi timpani
- Auskultasi bising usus (+) normal
Pemeriksaan Ekstremitas
Akral hangat CRT lt 2 detik edema tungkai (-) sianosis (-) clubing finger (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium darah rutin dan kimia
Hb 137 grdl GDS 108 mgdl
Ht 421 Ureum 326 mgdl
Leukosit 13700uL CR-S 078 mgdl
Trombosit 362000uL AST 233mgdl
ALT 25 mgdl
- Elektrolit
Na 1394 mmoll
Ka 450 mmoll
Cl 1076 mmoll
Elektrokardiografi
15
Dari pemeriksaan elektrokardiografi (EKG) didapatkan didapatkan gambaran
normal LVH (-)
Resume
Ny S 50 tahun masuk ke RSUD AA dengan keluhan nyeri kepala hebat sejak 4 jam
SMRS Nyeri dirasakan di seluruh bagian kepala terasa berputar oyong saat berjalan
nyeri di daerah tengkuk dan badan terasa lemah Pasien juga mengeluhkan mual (+)
Dari pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah 170120 mmHg riwayat hipertensi
sejak 1 tahun yang lalu dan hanya minum obat kalau tensi nya naik Dari pemeriksaan
laboratorium didapatkan hasil dalam batas normal dan pemeriksaan EKG didapatkan
didapatkan gambaran normal LVH (-)
Daftar Masalah
1 Nyeri kepala
2 Tekanan darah tinggi
Diagnosis Kerja Krisis Hipertensi (Hipertensi Urgensi)
16
Penatalaksanaan
Non-Farmakologis
o Bed rest
o Modifikasi gaya hidup
Farmakologis
o IVFD RL 20 tpm
o Amlodipin 5 mg 2x1
o Inj Ranitidin 1 Amp 2x1
FOLLOW UP 2 Desember 2013
Tanggal Subjektif Objektif Assesment Planning
2 desember
2013
Nyeri kepala
berkurang
mual(-)
muntah(-) nyeri
tengkuk (-)
Kes CM
TD 13080
mmHg
HR 80 xi
RR 20 xi
T 3660C
Hipertensi
urgensi
dalam masa
perbaikan
Pasien dipulang
o Amlodipin 5 mg
2x1
o Neurodex 2x1
o Ranitidin 2x1
o Aprazolam 2x1
Pembahasan
Berdasarkan hasil anamnesis didapatkan gejala sakit kepala sejak 3 hari
SMRS sakit kepala bertambah parah sejak 4 jam SMRS Sakit kepala dirasakan
terus-menerus dan terasa berputar disertai dengan rasa nyeri pada tengkuk mual (+)
muntah (-) Pasien mempunyai riwayat hipertensi sejak 1 tahun SMRS dan ridak
terkontrol
Hasil dari pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah meningkat yaitu
170120 mmHg Hal ini menunjukkan pasien berada dalam krisis hipertensi dengan
tekanan diastolik ge120 mm Hg
17
Data tambahan yaitu pasien tidak merasakan penglihatan kabur tidak ada
kelemahan anggota gerak sesak nafas (-) Ini dapat dipikirkan tidak ada kerusakan
organ target jadi mengarah ke hipertensi urgensi Akan tetapi pada pasien tidak
dilakukan funduskopi sehingga tidak dapat diketahui apakah telah terjadi kerusakan
pada mata
Dari pemeriksaan fisik paru jantung abdomen dalam batas normal
Kemungkinan tidak adanya kerusakan organ target Pada pemeriksaan faal ginjal
(ureum 326 mgdl kreatinin 078 mgdl) dalam keadaan normal yang menjelaskan
fungsi ginjal dalam batas normal maka kelainan organ target ke ginjal dapat
disingkirkan
Pemeriksaan elektrolit didapatkan Na 1394 mmoll K 1076 mmoll Maka
kadar elektrolit pasien dalam keadaan normal Pemeriksaan lab didapatkan glukosa
108 mgdl Maka kecurigaan diabetes dapat disingkirkan Dari pemeriksaan
elektrokardiografi (EKG) didapatkan gambaran normal Maka kelainan organ target
seperti jantung dapat disingkirkan
Penatalaksanaan yang diberikan pada pasien ini adalah adalah IVFD RL
amlodipin 1x10 mg ranitidin 2x1 ampul Pada hipertensi urgensi dengan gejala nyeri
kepala yang hebat tanpa ada gejala kerusakan organ target penyerta dilakukan terapi
dengan observasi 1-3 hari Pada pasien ini pemberian obat antihipertensi sudah sudah
mencapai target terapi yaitu tekanan darah menjadi 13080 mmHg Pemberian
ranitidin untuk mengatasi keluhan mual dan muntah Kemudian harinya pasien tidak
ada mengeluhkan gejala sehingga pasien diperbolehkan pulang
18
DAFTAR PUSTAKA
1 Calhoun DA Oparil S 1990 Treatmenet of Hypertensive Crisis New Engl J Med 323 1177-83
2 Houston MC 1989 Pathoplysiology Clinical Aspects and tereatment Dis 32 99-148
3 Kaplan NM 1986 Clinical Hypertention 4th Edition William amp Elkins Baltimore 2273-89
4 Widjaya I Bahaya Hipertensi 2009 httpwwwkosmovivanews com [diakses 16 Maret 2012]
5 Yugiantoro M Hipertensi Esensial Dalam Sudoyo AW dkk editors Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV Jakarta Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Indonesia 2007
6 Roesma J Krisis Hipertensi dalam buku ajar ilmu penyakit dalam edisi IV jilid I Jakarta FK UI 2006616-7
7 Kaplan NK Hypertensive crises In Kaplanrsquos clinical hypertension 8th edition Lipincott Williams amp Wilkins 2002
8 Vaughan CJ Norman D Hypertensive emergincies The Lancet 2000 356
9 Vaidya CK Ouellette JR Hypertensive urgency and emergency Hospital Physician 2007
10 Vidt D Hypertensive crises emergencies and ugencies Clev clinic med 2003
11 Riaz Kamran Hypertensive heart disease (Serial Online Desember 2008) Available from httpwwwemedicinecomMEDtopic3432htm Accessed at 16 March 2012
12 Baim Donald S Hypertensive vascular disease in Harrisonrsquos Principles of Internal Medicine 7th Ed USA The Mcgraw-Hill Companies Inc 2008 p 241
19
Pemeriksaan Abdomen
- Inspeksi tampak datar venektasi (-)
- Palpasi supel hepar dan lien tidak teraba CVA (-) ballottement (-)
- Perkusi timpani
- Auskultasi bising usus (+) normal
Pemeriksaan Ekstremitas
Akral hangat CRT lt 2 detik edema tungkai (-) sianosis (-) clubing finger (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium darah rutin dan kimia
Hb 137 grdl GDS 108 mgdl
Ht 421 Ureum 326 mgdl
Leukosit 13700uL CR-S 078 mgdl
Trombosit 362000uL AST 233mgdl
ALT 25 mgdl
- Elektrolit
Na 1394 mmoll
Ka 450 mmoll
Cl 1076 mmoll
Elektrokardiografi
15
Dari pemeriksaan elektrokardiografi (EKG) didapatkan didapatkan gambaran
normal LVH (-)
Resume
Ny S 50 tahun masuk ke RSUD AA dengan keluhan nyeri kepala hebat sejak 4 jam
SMRS Nyeri dirasakan di seluruh bagian kepala terasa berputar oyong saat berjalan
nyeri di daerah tengkuk dan badan terasa lemah Pasien juga mengeluhkan mual (+)
Dari pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah 170120 mmHg riwayat hipertensi
sejak 1 tahun yang lalu dan hanya minum obat kalau tensi nya naik Dari pemeriksaan
laboratorium didapatkan hasil dalam batas normal dan pemeriksaan EKG didapatkan
didapatkan gambaran normal LVH (-)
Daftar Masalah
1 Nyeri kepala
2 Tekanan darah tinggi
Diagnosis Kerja Krisis Hipertensi (Hipertensi Urgensi)
16
Penatalaksanaan
Non-Farmakologis
o Bed rest
o Modifikasi gaya hidup
Farmakologis
o IVFD RL 20 tpm
o Amlodipin 5 mg 2x1
o Inj Ranitidin 1 Amp 2x1
FOLLOW UP 2 Desember 2013
Tanggal Subjektif Objektif Assesment Planning
2 desember
2013
Nyeri kepala
berkurang
mual(-)
muntah(-) nyeri
tengkuk (-)
Kes CM
TD 13080
mmHg
HR 80 xi
RR 20 xi
T 3660C
Hipertensi
urgensi
dalam masa
perbaikan
Pasien dipulang
o Amlodipin 5 mg
2x1
o Neurodex 2x1
o Ranitidin 2x1
o Aprazolam 2x1
Pembahasan
Berdasarkan hasil anamnesis didapatkan gejala sakit kepala sejak 3 hari
SMRS sakit kepala bertambah parah sejak 4 jam SMRS Sakit kepala dirasakan
terus-menerus dan terasa berputar disertai dengan rasa nyeri pada tengkuk mual (+)
muntah (-) Pasien mempunyai riwayat hipertensi sejak 1 tahun SMRS dan ridak
terkontrol
Hasil dari pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah meningkat yaitu
170120 mmHg Hal ini menunjukkan pasien berada dalam krisis hipertensi dengan
tekanan diastolik ge120 mm Hg
17
Data tambahan yaitu pasien tidak merasakan penglihatan kabur tidak ada
kelemahan anggota gerak sesak nafas (-) Ini dapat dipikirkan tidak ada kerusakan
organ target jadi mengarah ke hipertensi urgensi Akan tetapi pada pasien tidak
dilakukan funduskopi sehingga tidak dapat diketahui apakah telah terjadi kerusakan
pada mata
Dari pemeriksaan fisik paru jantung abdomen dalam batas normal
Kemungkinan tidak adanya kerusakan organ target Pada pemeriksaan faal ginjal
(ureum 326 mgdl kreatinin 078 mgdl) dalam keadaan normal yang menjelaskan
fungsi ginjal dalam batas normal maka kelainan organ target ke ginjal dapat
disingkirkan
Pemeriksaan elektrolit didapatkan Na 1394 mmoll K 1076 mmoll Maka
kadar elektrolit pasien dalam keadaan normal Pemeriksaan lab didapatkan glukosa
108 mgdl Maka kecurigaan diabetes dapat disingkirkan Dari pemeriksaan
elektrokardiografi (EKG) didapatkan gambaran normal Maka kelainan organ target
seperti jantung dapat disingkirkan
Penatalaksanaan yang diberikan pada pasien ini adalah adalah IVFD RL
amlodipin 1x10 mg ranitidin 2x1 ampul Pada hipertensi urgensi dengan gejala nyeri
kepala yang hebat tanpa ada gejala kerusakan organ target penyerta dilakukan terapi
dengan observasi 1-3 hari Pada pasien ini pemberian obat antihipertensi sudah sudah
mencapai target terapi yaitu tekanan darah menjadi 13080 mmHg Pemberian
ranitidin untuk mengatasi keluhan mual dan muntah Kemudian harinya pasien tidak
ada mengeluhkan gejala sehingga pasien diperbolehkan pulang
18
DAFTAR PUSTAKA
1 Calhoun DA Oparil S 1990 Treatmenet of Hypertensive Crisis New Engl J Med 323 1177-83
2 Houston MC 1989 Pathoplysiology Clinical Aspects and tereatment Dis 32 99-148
3 Kaplan NM 1986 Clinical Hypertention 4th Edition William amp Elkins Baltimore 2273-89
4 Widjaya I Bahaya Hipertensi 2009 httpwwwkosmovivanews com [diakses 16 Maret 2012]
5 Yugiantoro M Hipertensi Esensial Dalam Sudoyo AW dkk editors Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV Jakarta Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Indonesia 2007
6 Roesma J Krisis Hipertensi dalam buku ajar ilmu penyakit dalam edisi IV jilid I Jakarta FK UI 2006616-7
7 Kaplan NK Hypertensive crises In Kaplanrsquos clinical hypertension 8th edition Lipincott Williams amp Wilkins 2002
8 Vaughan CJ Norman D Hypertensive emergincies The Lancet 2000 356
9 Vaidya CK Ouellette JR Hypertensive urgency and emergency Hospital Physician 2007
10 Vidt D Hypertensive crises emergencies and ugencies Clev clinic med 2003
11 Riaz Kamran Hypertensive heart disease (Serial Online Desember 2008) Available from httpwwwemedicinecomMEDtopic3432htm Accessed at 16 March 2012
12 Baim Donald S Hypertensive vascular disease in Harrisonrsquos Principles of Internal Medicine 7th Ed USA The Mcgraw-Hill Companies Inc 2008 p 241
19
Dari pemeriksaan elektrokardiografi (EKG) didapatkan didapatkan gambaran
normal LVH (-)
Resume
Ny S 50 tahun masuk ke RSUD AA dengan keluhan nyeri kepala hebat sejak 4 jam
SMRS Nyeri dirasakan di seluruh bagian kepala terasa berputar oyong saat berjalan
nyeri di daerah tengkuk dan badan terasa lemah Pasien juga mengeluhkan mual (+)
Dari pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah 170120 mmHg riwayat hipertensi
sejak 1 tahun yang lalu dan hanya minum obat kalau tensi nya naik Dari pemeriksaan
laboratorium didapatkan hasil dalam batas normal dan pemeriksaan EKG didapatkan
didapatkan gambaran normal LVH (-)
Daftar Masalah
1 Nyeri kepala
2 Tekanan darah tinggi
Diagnosis Kerja Krisis Hipertensi (Hipertensi Urgensi)
16
Penatalaksanaan
Non-Farmakologis
o Bed rest
o Modifikasi gaya hidup
Farmakologis
o IVFD RL 20 tpm
o Amlodipin 5 mg 2x1
o Inj Ranitidin 1 Amp 2x1
FOLLOW UP 2 Desember 2013
Tanggal Subjektif Objektif Assesment Planning
2 desember
2013
Nyeri kepala
berkurang
mual(-)
muntah(-) nyeri
tengkuk (-)
Kes CM
TD 13080
mmHg
HR 80 xi
RR 20 xi
T 3660C
Hipertensi
urgensi
dalam masa
perbaikan
Pasien dipulang
o Amlodipin 5 mg
2x1
o Neurodex 2x1
o Ranitidin 2x1
o Aprazolam 2x1
Pembahasan
Berdasarkan hasil anamnesis didapatkan gejala sakit kepala sejak 3 hari
SMRS sakit kepala bertambah parah sejak 4 jam SMRS Sakit kepala dirasakan
terus-menerus dan terasa berputar disertai dengan rasa nyeri pada tengkuk mual (+)
muntah (-) Pasien mempunyai riwayat hipertensi sejak 1 tahun SMRS dan ridak
terkontrol
Hasil dari pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah meningkat yaitu
170120 mmHg Hal ini menunjukkan pasien berada dalam krisis hipertensi dengan
tekanan diastolik ge120 mm Hg
17
Data tambahan yaitu pasien tidak merasakan penglihatan kabur tidak ada
kelemahan anggota gerak sesak nafas (-) Ini dapat dipikirkan tidak ada kerusakan
organ target jadi mengarah ke hipertensi urgensi Akan tetapi pada pasien tidak
dilakukan funduskopi sehingga tidak dapat diketahui apakah telah terjadi kerusakan
pada mata
Dari pemeriksaan fisik paru jantung abdomen dalam batas normal
Kemungkinan tidak adanya kerusakan organ target Pada pemeriksaan faal ginjal
(ureum 326 mgdl kreatinin 078 mgdl) dalam keadaan normal yang menjelaskan
fungsi ginjal dalam batas normal maka kelainan organ target ke ginjal dapat
disingkirkan
Pemeriksaan elektrolit didapatkan Na 1394 mmoll K 1076 mmoll Maka
kadar elektrolit pasien dalam keadaan normal Pemeriksaan lab didapatkan glukosa
108 mgdl Maka kecurigaan diabetes dapat disingkirkan Dari pemeriksaan
elektrokardiografi (EKG) didapatkan gambaran normal Maka kelainan organ target
seperti jantung dapat disingkirkan
Penatalaksanaan yang diberikan pada pasien ini adalah adalah IVFD RL
amlodipin 1x10 mg ranitidin 2x1 ampul Pada hipertensi urgensi dengan gejala nyeri
kepala yang hebat tanpa ada gejala kerusakan organ target penyerta dilakukan terapi
dengan observasi 1-3 hari Pada pasien ini pemberian obat antihipertensi sudah sudah
mencapai target terapi yaitu tekanan darah menjadi 13080 mmHg Pemberian
ranitidin untuk mengatasi keluhan mual dan muntah Kemudian harinya pasien tidak
ada mengeluhkan gejala sehingga pasien diperbolehkan pulang
18
DAFTAR PUSTAKA
1 Calhoun DA Oparil S 1990 Treatmenet of Hypertensive Crisis New Engl J Med 323 1177-83
2 Houston MC 1989 Pathoplysiology Clinical Aspects and tereatment Dis 32 99-148
3 Kaplan NM 1986 Clinical Hypertention 4th Edition William amp Elkins Baltimore 2273-89
4 Widjaya I Bahaya Hipertensi 2009 httpwwwkosmovivanews com [diakses 16 Maret 2012]
5 Yugiantoro M Hipertensi Esensial Dalam Sudoyo AW dkk editors Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV Jakarta Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Indonesia 2007
6 Roesma J Krisis Hipertensi dalam buku ajar ilmu penyakit dalam edisi IV jilid I Jakarta FK UI 2006616-7
7 Kaplan NK Hypertensive crises In Kaplanrsquos clinical hypertension 8th edition Lipincott Williams amp Wilkins 2002
8 Vaughan CJ Norman D Hypertensive emergincies The Lancet 2000 356
9 Vaidya CK Ouellette JR Hypertensive urgency and emergency Hospital Physician 2007
10 Vidt D Hypertensive crises emergencies and ugencies Clev clinic med 2003
11 Riaz Kamran Hypertensive heart disease (Serial Online Desember 2008) Available from httpwwwemedicinecomMEDtopic3432htm Accessed at 16 March 2012
12 Baim Donald S Hypertensive vascular disease in Harrisonrsquos Principles of Internal Medicine 7th Ed USA The Mcgraw-Hill Companies Inc 2008 p 241
19
Penatalaksanaan
Non-Farmakologis
o Bed rest
o Modifikasi gaya hidup
Farmakologis
o IVFD RL 20 tpm
o Amlodipin 5 mg 2x1
o Inj Ranitidin 1 Amp 2x1
FOLLOW UP 2 Desember 2013
Tanggal Subjektif Objektif Assesment Planning
2 desember
2013
Nyeri kepala
berkurang
mual(-)
muntah(-) nyeri
tengkuk (-)
Kes CM
TD 13080
mmHg
HR 80 xi
RR 20 xi
T 3660C
Hipertensi
urgensi
dalam masa
perbaikan
Pasien dipulang
o Amlodipin 5 mg
2x1
o Neurodex 2x1
o Ranitidin 2x1
o Aprazolam 2x1
Pembahasan
Berdasarkan hasil anamnesis didapatkan gejala sakit kepala sejak 3 hari
SMRS sakit kepala bertambah parah sejak 4 jam SMRS Sakit kepala dirasakan
terus-menerus dan terasa berputar disertai dengan rasa nyeri pada tengkuk mual (+)
muntah (-) Pasien mempunyai riwayat hipertensi sejak 1 tahun SMRS dan ridak
terkontrol
Hasil dari pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah meningkat yaitu
170120 mmHg Hal ini menunjukkan pasien berada dalam krisis hipertensi dengan
tekanan diastolik ge120 mm Hg
17
Data tambahan yaitu pasien tidak merasakan penglihatan kabur tidak ada
kelemahan anggota gerak sesak nafas (-) Ini dapat dipikirkan tidak ada kerusakan
organ target jadi mengarah ke hipertensi urgensi Akan tetapi pada pasien tidak
dilakukan funduskopi sehingga tidak dapat diketahui apakah telah terjadi kerusakan
pada mata
Dari pemeriksaan fisik paru jantung abdomen dalam batas normal
Kemungkinan tidak adanya kerusakan organ target Pada pemeriksaan faal ginjal
(ureum 326 mgdl kreatinin 078 mgdl) dalam keadaan normal yang menjelaskan
fungsi ginjal dalam batas normal maka kelainan organ target ke ginjal dapat
disingkirkan
Pemeriksaan elektrolit didapatkan Na 1394 mmoll K 1076 mmoll Maka
kadar elektrolit pasien dalam keadaan normal Pemeriksaan lab didapatkan glukosa
108 mgdl Maka kecurigaan diabetes dapat disingkirkan Dari pemeriksaan
elektrokardiografi (EKG) didapatkan gambaran normal Maka kelainan organ target
seperti jantung dapat disingkirkan
Penatalaksanaan yang diberikan pada pasien ini adalah adalah IVFD RL
amlodipin 1x10 mg ranitidin 2x1 ampul Pada hipertensi urgensi dengan gejala nyeri
kepala yang hebat tanpa ada gejala kerusakan organ target penyerta dilakukan terapi
dengan observasi 1-3 hari Pada pasien ini pemberian obat antihipertensi sudah sudah
mencapai target terapi yaitu tekanan darah menjadi 13080 mmHg Pemberian
ranitidin untuk mengatasi keluhan mual dan muntah Kemudian harinya pasien tidak
ada mengeluhkan gejala sehingga pasien diperbolehkan pulang
18
DAFTAR PUSTAKA
1 Calhoun DA Oparil S 1990 Treatmenet of Hypertensive Crisis New Engl J Med 323 1177-83
2 Houston MC 1989 Pathoplysiology Clinical Aspects and tereatment Dis 32 99-148
3 Kaplan NM 1986 Clinical Hypertention 4th Edition William amp Elkins Baltimore 2273-89
4 Widjaya I Bahaya Hipertensi 2009 httpwwwkosmovivanews com [diakses 16 Maret 2012]
5 Yugiantoro M Hipertensi Esensial Dalam Sudoyo AW dkk editors Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV Jakarta Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Indonesia 2007
6 Roesma J Krisis Hipertensi dalam buku ajar ilmu penyakit dalam edisi IV jilid I Jakarta FK UI 2006616-7
7 Kaplan NK Hypertensive crises In Kaplanrsquos clinical hypertension 8th edition Lipincott Williams amp Wilkins 2002
8 Vaughan CJ Norman D Hypertensive emergincies The Lancet 2000 356
9 Vaidya CK Ouellette JR Hypertensive urgency and emergency Hospital Physician 2007
10 Vidt D Hypertensive crises emergencies and ugencies Clev clinic med 2003
11 Riaz Kamran Hypertensive heart disease (Serial Online Desember 2008) Available from httpwwwemedicinecomMEDtopic3432htm Accessed at 16 March 2012
12 Baim Donald S Hypertensive vascular disease in Harrisonrsquos Principles of Internal Medicine 7th Ed USA The Mcgraw-Hill Companies Inc 2008 p 241
19
Data tambahan yaitu pasien tidak merasakan penglihatan kabur tidak ada
kelemahan anggota gerak sesak nafas (-) Ini dapat dipikirkan tidak ada kerusakan
organ target jadi mengarah ke hipertensi urgensi Akan tetapi pada pasien tidak
dilakukan funduskopi sehingga tidak dapat diketahui apakah telah terjadi kerusakan
pada mata
Dari pemeriksaan fisik paru jantung abdomen dalam batas normal
Kemungkinan tidak adanya kerusakan organ target Pada pemeriksaan faal ginjal
(ureum 326 mgdl kreatinin 078 mgdl) dalam keadaan normal yang menjelaskan
fungsi ginjal dalam batas normal maka kelainan organ target ke ginjal dapat
disingkirkan
Pemeriksaan elektrolit didapatkan Na 1394 mmoll K 1076 mmoll Maka
kadar elektrolit pasien dalam keadaan normal Pemeriksaan lab didapatkan glukosa
108 mgdl Maka kecurigaan diabetes dapat disingkirkan Dari pemeriksaan
elektrokardiografi (EKG) didapatkan gambaran normal Maka kelainan organ target
seperti jantung dapat disingkirkan
Penatalaksanaan yang diberikan pada pasien ini adalah adalah IVFD RL
amlodipin 1x10 mg ranitidin 2x1 ampul Pada hipertensi urgensi dengan gejala nyeri
kepala yang hebat tanpa ada gejala kerusakan organ target penyerta dilakukan terapi
dengan observasi 1-3 hari Pada pasien ini pemberian obat antihipertensi sudah sudah
mencapai target terapi yaitu tekanan darah menjadi 13080 mmHg Pemberian
ranitidin untuk mengatasi keluhan mual dan muntah Kemudian harinya pasien tidak
ada mengeluhkan gejala sehingga pasien diperbolehkan pulang
18
DAFTAR PUSTAKA
1 Calhoun DA Oparil S 1990 Treatmenet of Hypertensive Crisis New Engl J Med 323 1177-83
2 Houston MC 1989 Pathoplysiology Clinical Aspects and tereatment Dis 32 99-148
3 Kaplan NM 1986 Clinical Hypertention 4th Edition William amp Elkins Baltimore 2273-89
4 Widjaya I Bahaya Hipertensi 2009 httpwwwkosmovivanews com [diakses 16 Maret 2012]
5 Yugiantoro M Hipertensi Esensial Dalam Sudoyo AW dkk editors Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV Jakarta Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Indonesia 2007
6 Roesma J Krisis Hipertensi dalam buku ajar ilmu penyakit dalam edisi IV jilid I Jakarta FK UI 2006616-7
7 Kaplan NK Hypertensive crises In Kaplanrsquos clinical hypertension 8th edition Lipincott Williams amp Wilkins 2002
8 Vaughan CJ Norman D Hypertensive emergincies The Lancet 2000 356
9 Vaidya CK Ouellette JR Hypertensive urgency and emergency Hospital Physician 2007
10 Vidt D Hypertensive crises emergencies and ugencies Clev clinic med 2003
11 Riaz Kamran Hypertensive heart disease (Serial Online Desember 2008) Available from httpwwwemedicinecomMEDtopic3432htm Accessed at 16 March 2012
12 Baim Donald S Hypertensive vascular disease in Harrisonrsquos Principles of Internal Medicine 7th Ed USA The Mcgraw-Hill Companies Inc 2008 p 241
19
DAFTAR PUSTAKA
1 Calhoun DA Oparil S 1990 Treatmenet of Hypertensive Crisis New Engl J Med 323 1177-83
2 Houston MC 1989 Pathoplysiology Clinical Aspects and tereatment Dis 32 99-148
3 Kaplan NM 1986 Clinical Hypertention 4th Edition William amp Elkins Baltimore 2273-89
4 Widjaya I Bahaya Hipertensi 2009 httpwwwkosmovivanews com [diakses 16 Maret 2012]
5 Yugiantoro M Hipertensi Esensial Dalam Sudoyo AW dkk editors Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV Jakarta Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Indonesia 2007
6 Roesma J Krisis Hipertensi dalam buku ajar ilmu penyakit dalam edisi IV jilid I Jakarta FK UI 2006616-7
7 Kaplan NK Hypertensive crises In Kaplanrsquos clinical hypertension 8th edition Lipincott Williams amp Wilkins 2002
8 Vaughan CJ Norman D Hypertensive emergincies The Lancet 2000 356
9 Vaidya CK Ouellette JR Hypertensive urgency and emergency Hospital Physician 2007
10 Vidt D Hypertensive crises emergencies and ugencies Clev clinic med 2003
11 Riaz Kamran Hypertensive heart disease (Serial Online Desember 2008) Available from httpwwwemedicinecomMEDtopic3432htm Accessed at 16 March 2012
12 Baim Donald S Hypertensive vascular disease in Harrisonrsquos Principles of Internal Medicine 7th Ed USA The Mcgraw-Hill Companies Inc 2008 p 241
19
Recommended