View
53
Download
6
Category
Preview:
DESCRIPTION
contribution of tourism for economy development
Citation preview
Berkembangnya pariwisata akan berakibat ganda terhadap sektor lainnya seperti
pertanian, industri perdagangan hotel dan restoran. Industri pariwisata merupakan mata rantai
kegiatan yang sangat panjang mulai dari kegiatan biro perjalanan, kegiatan rakyat, kesenian
daerah, pengangkutan, kegiatan pemanduan, pemeliharaan dan pengembangan objek wisata.
Pada peneran konsep yang disebut blue economy, gunter pauli menjelaskan bahwa
blue economy dikembangakan untuk menajawab tantangan, bahwa sistem ekonomi dunia
cenderung ekspoitatif dan merusak lingkungan.
Indonesia sebagai negara kepulauan yang mempunyai objek pariwisata yang potensial
untuk mengembangkan kondisi sosial ekonomi masyarakat pesisir. hanya yang terjadi saat ini
masayrakat pesisir tidak dapat menikmati sumber daya alam yang mereka miliki sebagai
menyokong kesejahteraannya karena adanya dominasi kepemilikan asing yang pada akhirnya
masyarakat pesisir merasa dirugikan dan terabaikan.
Alternatif dari permasalahan tersebut kami mengusulkan Community based tourism
sebagai alat pembangunan komunitas dan konservasi lingkungan sehingga memperhitungkan
aspek keberlanjutan lingkungan, sosial dan budaya dan pada akhirnya menjadi solusi
peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat pesisir. Yang dimaksud dengan kesejahteraan
sosial yaitu keseluruhan usaha sosial yang terorganisir dan mempunyai tujuan utama untuk
meningkatkan taraf hidup mayarakat berdasarkan konteks sosialnya. Di dalamnya tercakup
kebijakan dan pelayanan yang terkait dengan berbagai kehidupan dalam masyarakat seperti
pendapatan, jaminan sosial, kesehatan, perumahan pendidikan, rekreasi, tradisi budaya, dan
lain sebagainya.
CBT mampu meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi karena CBT berfungsi
sebagai pengembangan pemberdayaan potensi pesisir dimana masyarakat pesisir menjadi
aktor utama dalam pengembangan pariwisata yang akan mendorong perekonomiannya dan
membatasi dominasi pihak luar negeri.
Pada tahun 2003, kelompok community-based tourism lokal di Kyrgyzstan
membentuk organisasi payung yang disebut, Kyrgyz Community-Based Tourism Association
(KCBTA), sebuah organisasi keanggotaan nirlaba. Tujuan utama dari KCBTA adalah:
1) untuk mempromosikan layanan berbasis masyarakat ekowisata berkelanjutan
yang menawarkan wisatawan pengalaman unik,
2) untuk menghasilkan pendapatan bagi keluarga pedesaan,
3) untuk melestarikan warisan alam dan budaya negara.
Untuk mencapai tujuan utama tersebut, asosiasi menghadapi beberapa tantangan
kritis yang jika tidak dimitigasi dengan baik dapat mencegah program community-based
tourism dari menghasilkan hasil yang sukses di Kirgistan. Agar KCBTA secara jelas
mengidentifikasi kebutuhan yang dapat menimbulkan tantangan mengenai keberhasilan
program CBT, analisis situasi dilakukan untuk mengenali kelemahan daerah.
Hasil dari program KCBTA adalah (seperti dikutip Baktygulov dan Raeva, 2010):
Dampak Ekonomi: Jumlah wisatawan menggunakan jasa community-based
tourism pada tahun 2008 adalah 9.260, yang 13 kali lipat dari tahun 2000 (718
turis). Total omset meningkat dari 7.983 pada tahun 2000 menjadi USD 250.554
USD pada tahun 2008. Angka ini menunjukkan semakin populernya community-
based tourism di Kirgistan.
Dampak Sosial: peningkatan permintaan untuk produk dan layanan community-
based tourism oleh wisatawan dihasilkan kesempatan kerja bagi penduduk
setempat dengan penciptaan 412 pekerjaan langsung (tahun 2008) dengan yang
memiliki gaji rata-rata sekitar 40 USD per bulan. Seluruh masyarakat menikmati
manfaat tidak langsung dari pariwisata seperti perbaikan infrastruktur, kesadaran
lingkungan dan pelestarian budaya.
Dampak Lingkungan: Kode Ekologis ini dikembangkan sebagai seperangkat
pedoman bagi anggota CBT dan masyarakat pada umumnya. Ini mencakup
prinsip-prinsip konservasi lingkungan dan budaya serta prinsip yang berkaitan
dengan pengembangan masyarakat lokal dan promosi ekowisata. Diputuskan untuk
memasukkan Kode Ekologis sebagai bagian integral dari perjanjian kerjasama
bahwa tanda-tanda KCBTA dengan mitra lain sebagai jaminan kelestarian
lingkungan dari model CBT.
Thailand mempunyai banyak contoh CBT yang diakui secara internasional. Selama
lebih dari 15 tahun, The Thailand Community Based Tourism Institute (CBT-I) telah
didukungan oleh organisasi masyarakat, sektor swasta, pemerintah dan LSM untuk bekerja
dalam kemitraan dan melahirkan kesuksesan CBT.
Dukungan ini sangat penting dan berpengaruh terhadap aktivitas CBT, contohnya
pemerintah adalah satu-satunya
aktor pembuat kebijakan.
Kebijakan pro CBT dari
pemerintah dapat memberikan
pengarahan dan pengawasan untuk
pengembangannya. Pihak swasta
Mae Kam Pong, Chaing MaiBan Pha Mon, Chiang MaiMae Klang Luang, Chiang MaiBan Ja Bu See, Chiang RaiHuai Kee Lek, Chiang RaiKho Yao noi, Pang NgaBan Leeled, SuratthaniBan Klong Noi, SuratthaniSub Sai Thong, Nakon RajchasrimaBan Prom Loke, Nakorn Sri Thammarat
Thailan
d
juga dapat berkontribusi hal yang tidak dapat disediakan oleh masayarakat lokal. Contohnya
mendatangkan kapal pesiar dan olahraga air yang dapat mendukung aktivitas ekonomi di
daerah tersebut karena secara tidak langsung manjadi stimulator dan pemasaran atau promosi
wisatawan untuk datang.
Semua aktor yang terkait melakukan upaya untuk bekerja sama, langkah demi
langkah, melalui siklus pengembangan produk, pemasaran, operasi, mengevaluasi dan
meningkatkan pengalaman CBT. Kerjasama yang efektif membutuhkan persiapan yang
matang dan keterampilan khusus dan pengetahuan.
Contoh aktivitas CBT-I pada tahun 2012 mengadakan kerjasama dengan Mekong
Tourism Forum (MFT), yang akan diselenggarakan di Chiang Rai dalam rangka mengatur
Kemitraan Masyarakat Lokakarya khusus Berbasis Tourism Training. Institusi seperti ini
adalah ide yang sangat bagus yang dapat dipelajari oleh Indonesia dalam pembangunan CBT.
Rumusan masalah
1) Bagaimana mekanisme penerapan CBT?
2) Bagaimana proyeksi implikasi dari penerapan CBT terhadap kesejahteraan sosial
ekonomi masyarakat pesisir?
3) Dalam kondisi bagaimana CBT dapat diterapkan dengan sukses?
Mekanisme
1. First, concideratins wn preparng for CBT
Penilain sikap dan persepsi terhadap pariwisata hal yang sangat subjektif tetapi
sangatlah penying bagi wisatawan yang menilai barang dan jasa yang ditawarkan oleh
masyarakat, jadi masayarakt penting untuk besikap ramah dan tamah dn memberikan
fasiitas yang terbaik.
Penyuluhan CBT
Masayarakat harus mempuya rasa kepemilikan dan terlibat dalam mendorong proses
penilaian CBT. Karena fokus nya adalahsayrakat maka harus ada fasilitator dalam
menampaikan materi dan memastian sem anggota masyarakat enyadari dampak
pariwisata.
Isi penyuluhan :
a. Pengetahuan yang mudah dimengerti oleh masayrakat tentng manfaat CBT dan
paiwisata
b. Diskusi sebagai alat untuk saling berbagi ilmu dengan saling menghormati
kemampuan intelektual dan analitis lokal.
c. Pengetahuan dan kreatifitas digunakan sebagai bahan lokal dan representasi
meningkatan daya visual bersama
d. Penyuluhan dengan suasana yang menangkan agar peyuluhan tersampaikan
dengan baik kepada masyarakat.
e. Adanya peningkatan sensitivitas melui perhatian dalam poses CBT
Studi Banding
Studi banding dapat membantu masayarakat dalam mengembangkan CBT dan
memhami jenis tantangan dan peluang pariwisata apa yang dapat diperoleh.
Penilaian proses prtisipatif Pariwisata dengan komunitas rasa kepemilikan dan
tanggung jawab bersama diantara komunitas, wisatawan dan stakeholders dapat
membangun keterampilan, pengetahuan, dan kepercayaan diri untuk mengembangan
pariwisata langsung dalam komunitas karena mereka mempunyai kepentingan dan
manfaatnya masing-masing.
a. Melakukan proses penilaian pariwisata
Meliputi proses penilaian tetapi tidak terbatas pada identifikasi pemegang saham
(stakeholders) pariwisata, mitra potensial dan/atau jaringan pendukung,
mengembangkan visi masyarakat, dan menganalisis peluang dan risiko
pengembangan CBT di bidang sosial, fisik, kebijakan dan industri pariwisata.
Tahap penilaian berlangsung dan menginformasikan tahap perencanaan.
b. Mengidentifikasi pemegang saham
Karena dominasi pemegang saham (stakeholders) dari luar negeri maka perlu quota
dalam penerimaan investasi luar untuk menggenjot perekonomian daerah. Tetapi terlalu
banyak investasi luar pun tidak baik karena menimbulkan degradasi sumber daya alam yang
ada dan dikhawatirkan menjadi penghalang pengembangan CBT sehingga dibutuhkan
kebijakan yang pro dalam pembentukan dan pengembangan CBT.
Pemegang Saham (stakeholders) perlu diidentifikasi dan terlibat dalam beberapa cara
selama proses penilaian. Gambar 1 di bawah ini menggambarkan berbagai potensi pihak yang
mungkin terlibat dalam pariwisata berkelanjutan dan CBT regional dan pedesaan. Pemegang
saham (stakeholders) dapat berinvestasi dalam membangun pariwisata untuk mendukung
CBT.
Gambar 2. Pemegang Saham Pariwisata Berkelanjutan
Sumber : Linking Communities, Tourism and Conservation
CBT di daerah pedesaan biasanya tergantung pada produk wisata yang berbasis
sumber daya alam. Akibatnya badan tambahan (pertanian pemerintah, taman, kehutanan,
perikanan dan pertambangan departemen dan organisasi lainnya) perlu terlibat dalam
penilaian dan tahap perencanaan CBT. Ini sangatlah penting bahwa hubungan baik yang
dibangun dengan jenis pemangku kepentingan sejak awal karena mereka mungkin memiliki
proses panjang yang melibatkan proses birokrasi untuk menavigas
2. Second, Struktures and systems for managing the CBT operation
CBT perlu menetapkan tim manajemen yang efektif, membangun kontrol kualitas
kedalam setiap bagian dari siklus manajemen, mengelola keadaan dan kondisi, dan
terus-menerus mengevaluasi pengelolaan praktek2.
Mengidentifikasi area utama
Tim kepemimpinan harus memulai dan menetapkan standar pelayanan dan kontrol
kualitas untuk aspek operasi CBT yang memberikan layanan kepada pengunjung, konsisten
dengan apa yang telah telah dipasarkan (home stay, pentas budaya, souvenir, trakking)
Konstruksi, pemeliharaan dan perawatan infrastruktur (misalnya fasilitas atau sikap ramah
tamah) dan memiliki staf yang tersedia dengan keterampilan dan pengalaman untuk
menjalankan / menjaga mereka.
Standar Kualitas CBT
Standar kualitas CBT yang berkembang akan sangat tergantung pada sumber daya
yang tersedia untuk memberikan layanan yang memenuhi standar yang diinginkan. Kunci
manajemen yang baik mengalokasikan jumlah yang memadai staf untuk dapat memberikan
layanan yang berkualitas.
Menjaga Standar
Tim manajemen harus membiasakan diri dengan semua nasional dan internasional
standar yang mungkin berlaku. Misalnya Green Globe Certification yang mendukung Global
Sustainable Tourism Criteria (GSTC). GSTC adalah standar internasional yang disepakati
untuk operasi yang berkelanjutan dan manajemen perjalanan dan pariwisata (Green Globes’
website).
3. Third, Recourcing CBT
Tahap ketiga menyoroti pertimbangan utama untuk sumber daya operasi CBT,
pemilihan yang tepat dari strategi pembiayaan untuk operasi yaitu memastikan bahwa
manfaat yang merata dibagi untuk seluruh masyarakat. Hal ini juga mengeksplorasi sebagai
cara efektif mengelola dan melestarikan aset lingkungan dan budaya masyarakat. Akhirnya
menimbulkan pertimbangan untuk memastikan bahwa permintaan dan penawaran suatu hal
yang berkelanjutan.
Menemukan keuangan yang tepat
Setiap CBT mencoba untuk meningkatkan keuangannya tetapi harus menghindari
pilihan pembiayaan yang tidak menciptakan insentif karena hal ini berpengaruh pada kinerja
manajemen dan praktek. Karena Insentif ini dapat menyebabkan konflik di dalam atau di
antara masyarakat sehingga pembiayaan harus adil sesuai dengan posinya. Partisipasi
masyarakat dalam pengambilan keputusan tentang jenis pinjaman atau hibah untuk
mengajukan permohonan adalah bagian penting dari meminimalkan gesekan masa depan atas
penyebaran manfaat dalam masyarakat. Komite lokal dapat dibentuk untuk menyetujui
rencana keuangan atau penawaran pendanaan (WWF 2001).
Usaha Dana
Pengelolaan usaha CBT dapat mencari bantuan dari pemegang saham (stkaeholders)
dan mitra untuk memanfaatkan keahlian eksternal saat menulis rencana bisnis, aplikasi kredit
atau pendanaan proposal.
Sumber Pendanaan
Pendanaan awal dapat diakses melalui lembaga-lembaga pemerintah, sektor swasta,
atau Organisasi LSM yang beroperasi di dalam negara atau wilayah yang relevan.
4. Fourth, developing skills and local capacity to deliver CBT and sustain its legacy
Tahap keempat menyoroti pertimbangan utama untuk mengembangkan masyarakat
setempat dan lainnya. Kapasitas pemegang saham (stakeholders) untuk meningkatkan
kualitas produk CBT dan mempertahankan kebudayaan. Ini menyoroti keterampilan daerah
yang diperlukan penyampaian CBT yang tepat dalam konteks yang berbeda.
CBT sangat tergantung pada masyarakat. Pengalaman turis tergantung pada kualitas
layanan diberikan oleh pegawai yang dilatih dalam keterampilan dan kapasitas yang tepat
untuk menyampaikan pariwisata produk.
Dalam tahap empat ini juga mengidentifikasi beberapa mekanisme, yang
memungkinkan CBT dapat dipertahankan dalam jangka waktu panjang yaitu dengan
membangun keterampilan lokal dan kapasitas untuk persiapan dan tahap perencanaan CBT,
adalah bagian penting dari menjalankan CBT yang efektif.
Melakukan inventarisasi keterampilan dan analisis kesenjangan
Dilakukan dalam tahap penilaian, persediaan keterampilan dan analisis kesenjangan
akan menyoroti daerah di mana pembangunan kapasitas yang dibutuhkan. Tugas ini
dimungkinkan melalui pengembangan matriks dasar keterampilan yang dibutuhkan dan
kemudian memeriksa dari keterampilan yang tersedia. Hal ini kemudian memungkinkan
untuk mengidentifikasi di mana kesenjangan keterampilan. Hal ini penting untuk
mengidentifikasi berbagai tingkat yang berbeda kebutuhan manajemen dan kapasitas untuk
orang yang berbeda dengan tanggung jawab yang berbeda pada tingkat yang berbeda.
5. Developing and marketing the CBT product
Tahap kelima menjelaskan bahwa produk utama pariwisata bukanlah sesuatu yang
diproduksi oleh industri. Produk kekayaan, warisan budaya dan alam, yang berfungsi sebagai
tujuan turis.
Pengembangan produk
Tahap lima, Ini harus dimulai dengan proses untuk mengidentifikasi fitur komunitas
atau aset dari tujuan. Ini mungkin termasuk fitur alam fisik (misalnya air terjun, hutan,
sumber air panas) dan /atau aset dan kekuatan (misalnya keramahan lokal, kerajinan
dan festival budaya) sosial dan budaya. Produk pariwisata kemungkinan akan
dibangun di sekitar aset alam dan/atau budaya tersebut. Inventarisasi fitur ini akan
memberikan titik awal bagi masyarakat untuk menentukan apa pengalaman wisata
yang ingin mereka tawarkan.
6. Building relantionships to support CBT
Tahap keenam menjelaskan cara mempertahankan CBT dalam jangka panjang.
masyarakat dapat mengembangkan kemitraan dan jaringan dengan organisasi terkait untuk
EkonomiPendapatan dari hasil produksi lokal Beragam Ekonomi lokalKemandirian
SosialPembangunan yang berpusatKeadilan sosialKepuasan kualitas kehidupanOrganisasi masyarakat yang aktif
memperpanjang jangkauan, membangun ketahanan dan menciptakan lingkungan yang
mendukung. Tahap enam memberikan informasi tentang seberapa efektif kerjasama dan
jaringan pengaturan antara masyarakat dan pariwisata lainnya pemegang saham
(stakeholders) dapat mendukung CBT yang tepat, efektif dan berkelanjutan di daerah
pedesaan dan regional daerah.
Kemitraan dan bentuk lain dari jaringan dapat memberikan dukungan penting bagi
inisiatif CBT. Sebuah usaha CBT yang jaringannya baik akan lebih sukses dan tangguh, dari
segi internal terfokus dan semata-mata bergantung pada manajer CBT untuk membangun dan
mempertahankan CBT. Dukungan bisa dengan berbagai cara, termasuk bantuan keuangan,
pelatihan dalam pemberian jasa pariwisata, jaringan manajer masyarakat dengan penyedia
lokal lainnya dan bantuan dengan pemasaran.
Mengidentifikasi hubungan potensial pemegang saham (stakeholders)
Hal ini dapat dicapai dengan melakukan latihan yang 'stakeholder mapping'.
pemegang saham (stakeholders) pemetaan dapat mengambil bebagai cara dan sesederhana
atau sedetail mungkin. Biasanya, pada minimum proses ini harus melibatkan identifikasi
nama, lokasi, rincian kontak dan kepentingan tertentu atau relevansi untuk inisiatif CBT.
Pemegang saham (stakeholders) juga dapat dinilai dalam kaitannya dengan kekuasaan dan
kapasitas untuk mempengaruhi CBT. Pemegang saham (stakeholders) diluar masyarakat
daerah biasanya berasal dari salah satu dari tiga kelompok: operator sektor swasta, sektor
publik dan non-profit organisasi.
Proyeksi Implikasi Dari Penerapan CBT
Gambar 3. Lima Implikasi Pengembangan Masyarakat
CBT dan pengembangan masyarakat berkaitan satu sama lain karena mereka berbagi
alam dan budaya sumber daya yang sama. Norma sosial dan budaya menentukan tidak hanya
penggunaan sumber daya tetapi juga hubungan internal dan eksternal struktur. Idealnya, nilai
mengembangaan hubungan antara Budaya Lokal dan Sumber Daya Lingkungan setempat
harus diinternalisasi oleh masyarakat anggota dan diintegrasikan ke dalam semua aspek
manajemen CBT.
Sehingga dengan manfaat CBT akan membantu tercapai tujuan dan kepentingan
bersama yaitu
1. mendukung pengembangan ekonomi lokal melalui diversifikasi kerja,
2. Mendukung keberlanjutan ekologi dan meminimalisir dampak lingkungan
3. menghormati dan mendorong partisipasi yang setara dari masyarakat setempat
4. Melestarikan dan mempromosikan warisan budaya hidup dan kesejahteraan
5. Mendidik pengunjung tentang budaya dan alam
6. Menunjukkan praktek manajemen yang baik
7. Menjamin kualitas dan pengalaman yang aman untuk semua individu yang
terlibat.
Kondisi yang Tepat Untuk Penerapan CBT
Penerapan CBT dibutuhkan dalam kondisi yang tepat untuk keberhasilannya.
Seluruh elemen masyarakat harus bekerjasama sebagai penentu keberhasilan CBT ini, tidak
hanya dari masyarakat tetapi juga dari pihak pemerintah dan lembaga penunjang lainnya
harus mampu menjadi penunjang masyarakat untuk menyempurnakan penerapan CBT.
Sejumlah persiapan dan pengkondisian yang tepat harus dilakukan untuk menerapkan CBT
ini agar berhasil.
1. Masyarakat harus sudah terorganisasi dengan baik dan menjadi satu padu, ketika
mulai menerapkan CBT ini masyarakat sudah mempunyai keinginan dan kesadaran
yang sama untuk mewujudkannya.
2. Tingkat partisipasi yang tinggi sangat dibutuhkan untuk kelangsungan CBT dalam
penerapannya, karena akan berpengaruh dalam proses pengambilan keputusan dan
manajemen keuangan.
3. Keputusan untuk CBT dibuat oleh masyarakat berdasarkan pilihan informasi, dari
dampak, pilihan, risiko, dan hasil yang akan didapat kelak. Yang menjadi hambatan
biasanya adalah ketika pengambilan keputusan didasarkan pada informasi yang
terbatas dan tidak memiliki pilihan lain untuk menentukan suatu keputusan.
4. Didukung oleh pemasaran yang baik karena pemasaran merupakan salah satu aspek
penting dalam keberlangsungan CBT. Apabila pemasaran dalam jumlah yang kecil
atau pemasaran salah dalam membidik target maka ini akan jadi penghambat
penerapan CBT.
5. CBT perlu menjalin kemitraan yang kuat dan baik dengan LSM lokal, badan-badan
pemerintah yang relevan dan pendukung lainnya karena dalam penerapannya CBT
ini tidak boleh didirikan sepenuhnya oleh mekanisme pendanaan.
6. Pengadaan infrastruktur yang baik menjadi salah satu pendukung utama karena
mempermudah akses aktivitas CBT. Contohnya sebagai alat penarik investor atau
wisatawan.
Recommended