View
12.409
Download
4
Category
Preview:
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berbagai penyakit infeksi pada anak antara lain poliomelitis, campak,
diptheri, pertusis atau tetanus dan Tubercolusis atau TBC dapat dicegah
dengan pemberian imunisasi pada bayi. Pemberian imunisasi pada anak sangat
penting untuk mengurangi mortalitas dan morbiditas terdapat penyakit yang
dapat dicegah dengan imunisasi (Depkes RI, 1987).
Pemerintah melalui Departemen Kesehatan RI telah merencanakan Program
Pengembangan Imunisasi (PPI) dengan 7 imunisasi wajib bagi anak salah
satunya imunisasi DPT dan HB Kombinasi (Hepatitis B) yang tujuannya
adalah memberikan perlindungan secara aktif terhadap penyakit Diptheria,
Pertusis, Tetanus dan Hepatitis B (Depkes RI, 1999). Imunisasi DPT HB
kombinasi ini diberikan 3 kali sejak bayi berusia 2 bulan dengan selang waktu
antara penyuntikan I, II, III minimal 4 minggu. Dengan selang waktu tersebut
vaksin HB dapat bekerja secara efektif dan perlindungan yang diberikan bisa
mencapai maksimal, sehingga dapat mengurangi terjadi diphtheria, pertusis,
tetanus dan Hepatitis B (IKA FKUI, 1985). Reaksi imunisai ini adalah
biasanya terjadi demam ringan, pembengkakan dan rasa nyeri di tempat
suntikan. Berkat kemajuan teknologi pembuatan vaksin, telah dimungkinkan
vaksin DPT dan Hepatitis B dikombinasikan dalam satu preparat tunggal
(DPT / HB Kombinasi) berdasarkan hasil penelitian dengan berbagai dosis
1
dan berdasarkan rekomendasi dari para ahli dipilih kombinasi DPT dengan
dosis HB 5mg (DPT/HB Kombinasi ) dengan danya DPT / HB kombinasi
tersebut pemberian imunisasi menjadi lebih sederhana dan menghasilkan
tingkat cakupan yang setara antara HB atau DPT (Depkes Im 36, 2005).
Penyebab tidak ketepatan pemberian imunisasi DPT HB Kombinasi adalah
reaksi dari imunisasi yaitu demam yang menyebabkan ibu bayi takut
mengimunisasikan bayinya.
Berdasarkan data yang diperoleh di Kabupaten Mojokerto pada bulan
Agustus 2010 pencapaian di DPT HB I dan III adalah 80% dan di Kecamatan
Trawas pencapaian DPT I HB kombinasi dan III 78%. Dari hasil studi
penelitian yang dilakukan di posyandu Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas
dengan menggunakan kuesioner pada tanggal 1 sampai 31 Desember,
didapatkan ketepatan pemberian imunisasi DPT HB kombinasi I, II, III
terdapat 22 bayi (61,1%) dan tidak tepat pemberiannya terdapat 14 bayi
(38,8%).
Imunisasi DPT HB Kombinasi akan mengakibatkan sedikit demam
sebagai pertanda vaksin telah merangsang tubuh untuk membuat zat penolak
terhadap penyakit Defteri, Pertusis, Tetanus, dan Hepatitis. Demam tersebut
akan segera sembuh dan menghilang. Salah satu efek samping dari imunisasi
DPT HB kombinasi adalah demam atau panas. Inilah yang menyebabkan ibu-
ibu menjadi takut mengimunisasikan bayinya sehingga sudah waktunya di
imunisasi menjadi ditunda karena khawatir bayinya akan menjadi demam.
2
Sebab-sebab ketidaktepatan pemberian imunisasi DPT HB kombinasi pada
bayi yang ditemukan pada saat penelitian di Posyandu Desa Ketapanrame
Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto disebabkan karena adanya efek
samping reaksi vaksin yang timbul yaitu demam, maka ibu takut membawa
bayinya ke Posyandu untuk kunjungan ulang imunisasi DPT HB kombinasi
karena khawatir anaknya akan demam lagi (Dep.Kes.RI, 2006)
Pengetahuan tentang pemberian imunisasi DPT HB I, II, III secara
tepat pada waktunya memegang peranan yang penting untuk mencapai tujuan
imunisasi dengan baik dalam hal ini untuk meningkatkan pengetahuan tentang
pemberian imunisasi DPT HB Kombinasi I, II, III secara tepat diperlukan
kerja sama antara petugas kesehatan. Bidan bersama kader serta tokoh
masyarakat diberikan pendidikan kesehatan secara berkesinambungan
sehingga nantinya dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya
imunisasi. Selain itu juga memberikan pelayanan imunisasi secara terpadu
dengan program lain dalam kegiatan posyandu. Memberikan penyuluhan
sangat penting untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. Melakukan
pemantauan secara terus-menerus dan teratur juga perlu dilakukan.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas peneliti bermaksud untuk
mengetahui hubungan pengetahuan itu dengan ketepatan waktu pemberian
imunisasi HB Kombinasi I, II, III di posyandu Desa Ketapanrame Kecamatan
Trawas Kabupaten Mojokerto.
3
1.2 Rumusan Masalah
Hubungan pengetahuan ibu tentang imunisasi dengan ketetapan
waktu pemberian imunisasi DPT HB kombinasi pada bayi 2-11 bulan di
posyandu Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui hubungan pengetahuan ibu dengan ketepatan waktu
pemberian imunisasi DPT HB kombinasi di posyandu Desa
Ketapanrame Kecamatan Trawas.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Mengidentifikasi pengetahuan ibu di posyandu Desa
Ketapanrame Kecamatan Trawas
1.3.2.2 Mengidentifikasi ketepatan waktu pemberian imunisasi HB
kombinasi di posyandu Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas
1.3.2.3 Menganalisa hubungan pengetahuan ibu tentang imunisasi
dengan ketepatan waktu pemberian imunisasi DPT HB
kombinasi Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas
1.4 Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :
1.4.1 Bagi Ibu
Memberi tambahan pengetahuan tentang pentingnya ketepatan waktu
pemberian imunisasi.
4
1.4.2 Bagi Peneliti
Dapat dijadikan bahan penelitian selanjutnya.
1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai tambahan informasi dan kelengkapan literatur khususnya yang
berhubungan dengan ketapatan waktu pemberian imunisasi.
1.4.4 Bagi Polindes atau Puskesmas
Dapat digunakan sebagai acuan atau sumber informasi pada saat
memberikan pendidikan atau penyuluhan kesehatan tentang pentingnya
imunisasi.
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Pengetahuan
2.1.1 Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini adalah setelah orang
melakukan pengindraan obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui
panca indra manusia yakni : indra penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba yang sebagian besar pengetahuan manusia
melalui mata dan telinga (Notoadmojo, 2005).
Pada bagian lain pengetahuan atau kognitif merupakan Domain
yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over
behavior), karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku akan
lebih langgeng dari perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan
(Notoadmojo : 1997).
Benyamin Bloom (1980) seorang ahli psikologi pendidikan
membagi perilaku manusia ke dalam 3 (tiga) domain, ranah atau
kawasan yakni a) kognitif (cognitive), b) afektif (affective) dan
c) psikomotor (psychomotor) (Notoadmojo, 2003 : 121).
2.1.2 Tingkat Pengetahuan
Setelah ada beberapa definisi pengetahuan yang telah diuraikan
di atas, pengetahuan yang dicakup kognitif mempunyai 6 tingkatan
yakni :
6
2.1.2.1 Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai pengikat suatu materi yang sah
dipelajari sebelumnya, termasuk kedalam pengetahuan tingkat
ini adlaah mengikat kembali (recal) terhadap suatu spesifik dari
seluruh badan yang dipelajari atau rangsangan yang telah
diterima, oleh suatu sebab itu tahu merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rendah.
2.1.2.2 Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk
menjelaskan secara besar tentang obyek yang diketahui dan
dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar,
menyebarkan contoh, menyimpulkan dan meramalkan obyek
yang dipelajari tersebut.
2.1.2.3 Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan
kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi dapat diartikan sebagai
penggunaan hukum, rumus, prinsip dan sebagainya dalam
konteks atau sisi lain.
2.1.2.4 Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan
materi atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi
7
masih di dalam suatu organisasi tersebut dan masih ada
kaitannya satu sama lain.
2.1.2.5 Sintesis (syntesis)
Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu
bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang
ada.
2.1.2.6 Evaluasi (evaluation)
Berkenaan dengan kemampuan menggunakan
pengetahuan untuk membantu penilaian terhadap sesuatu
berdasarkan maksud atau kriteria tertentu.
Ranah pengetahuan di atas digunakan oleh individu
sebagai dasar pembentukan perilaku, penelitian Rogers
mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku
baru (berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi
proses yang berurutan, yakni :
1) Kesadaran (Awareness)
Dimana orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui terlebih dahulu terdapat stimulus (obyek).
2) Tertarik (Interest)
Dimana orang mulai tertarik terhadap stimulus
8
3) Penilaian (Evaluation)
Menimbang-nimbang terhadap baik dan tidaknya
stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berartinya sikap
responden lebih baik lagi.
4) Trial
Dimana subyek mulai mencoba perilaku baru.
5) Penyesuaian (Adaptation)
Dimana subyek telah berperilaku baru sesuai
dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap
stimulus.
2.1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Seseorang
Menurut Notoadmojo (2003 : 18-169) faktor-faktor yang
mempengaruhi terbentuknya pengetahuan yaitu :
2.1.3.1 Kecerdasan
Intelegensi (kecerdasan) merupakan kemampuan yang
dibawa sejak lahir, yang memungkinkan seseorang berbuat
sesuatu dengan cara tertentu. Orang berpikir menggunakan
inteleknya atau pikirannya, cepat atau tidaknya dan terpecahkan
tidaknya suatu masalah tergantung kemampuan intelegensinya.
Salah satu faktor yang mempengaruhi penerimaan pesan dalam
suatu komunikasi adalah taraf intelegensi seseorang. Secara
Common sense dapat dikatakan bahwa orang-orang yang lebih
9
intelegen akan lebih mudah menerima suatu pesan. Dari uraian
tersebut dapat disimpulkan bahwa orang yang mempunyai taraf
intelegensi tinggi akan mempunyai pengetahuan yang baik dan
sebaliknya.
2.1.3.2 Pendidikan
Tugas dari pendidikan adalah memberikan atau
meningkatkan pengetahuan, menimbulkan sifat positif serta
memberkan atau meningkatkan ketrampilan masyarakat atau
individu tentang aspek-aspek yang bersangkutan, sehingga
dicapai suatu masyarakat yang berkembang. Pendidikan dapat
berupa pendidikan formal dan non-formal. Sistem pendidikan
yang berjenjang diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan
melalui pola tertentu. Jadi tingkat pengetahuan seseorang
terhadap suatu obyek sangat ditentukan oleh tingkat
pendidikannya.
2.1.3.3 Pengalaman
Menurut teori determinan perilaku yang disampaikan
WHO (World Health Organitation), menganalisa bahwa yang
menyebabkan seseorang itu berperilaku tertentu salah satunya
disebabkan karena adanya pemikiran dan perasaan dalam diri
seseorang yang terbentuk dalam pengetahuan, persepsi, sikap,
kepercayaan-kepercayaan dan penilaian-penilaian seseorang
terhadap obyek tersebut, dimana seseorang dapat mendapatkan
10
pengetahuan baik dari pengalaman pribadi maupun pengalaman
orang lain.
2.1.3.4 Informasi
Teori depensi mengenai efek komunikasi massa,
disebutkan bahwa media massa dianggap sebagai informasi yang
memiliki peranan penting dalam proses pemeliharaan,
perubahan dan konflik dalam tatanan masyarakat, kelompok atau
individu dalam aktivitas sosial dimana media massa ini nantinya
akan mempengaruhi fungsi cognitive, afektif dan behavior. Pada
fungsi kognitif diantaranya adalah berfungsi untuk menciptakan
atau menghilangkan ambiguitas, pembentukan sikap, perluasan
sistem, keyakinan ambiguitas, pembentukan sikap, perluasan
sistem, keyakinan masyarakat dan penegasan atau penjelasan
nilai-nilai tertentu.
Media ini menjadi tiga yaitu media cetak yang meliputi
booklet, leaflet, rubik yang terdapat pada surat kabar atau
majalah dan poster. Kemudian media elektronik yang meliputi
televisi, radio, video, slide dan film serta papan (bilboard)
(Notoadmojo, 2003 : 63).
2.1.3.5 Kepercayaan
Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang
mengenai arah yang berlagu bagi obyek sikap, sekali
kepercayaan itu telah terbentuk, maka ia akan menjadi dasar
11
pengetahuan seseorang mengenai apa yang dapat diharapkan
dari obyek tertentu (Saifudin A, 2002 ).
2.1.4 Kriteria Penilaian Pengetahuan
Untuk mengukur pengetahuan menggunakan rumus :
Keterangan :
P = Nilai pencapaian (%)
SP = Skor yang didapat
SM = Skor maximal semua pertanyaan yang di bawah ini dijawab
benar
Dalam pemberian skor untuk pertanyaan karakteristik tidak
berarti skor, sedangkan jawaban pertanyaan pengetahuan diberi skor 1
untuk jawaban yang benar dan jawaban yang salah diberi skor 0.
Berdasarkan hasil pertimbangan kemudian hasilnya di
interprestasikan pada kriteria :
a. Pengetahuan baik = 76 – 100%
b. Pengetahuan cukup = 56 – 75 %
c. Pengetahuan kurang = 40 – 55 %
d. Pengetahuan tidak baik = < 40%
(Arikunto, 1998).
12
2.2 Konsep Dasar Imunisasi
2.2.1 Pengertian
Imunisasi merupakan suatu usaha memberikan kekebalan pada
bayi dan anak terhadap penyakit tertentu (Buku Pegangan Imunisasi
Depkes, 1992 : 48).
DPT HB kombinasi adalah penggabungan vaksin DPT dan
Hepatitis B dalam preparat tunggal.
2.2.2 Dua Jenis Kekebalan Yang Ada Pada Tubuh
2.2.2.1 Kekebalan Aktif
Kekebalan aktif adalah kekebalan yang dibuat sendiri
oleh tubuh untuk menolak terhadap penyakit tertentu dimana
prosesnya lamat tetapi dapat bertahan lama. Kekebalan aktif
dibagi dalam 2 kategori :
1) Kekebalan aktif alamiah
Merupakan kekebalan yang dibuat oleh tubuh anak
dengan sendiri setelah mengalami atau sembuh dari suatu
penyakit.
2) Kekebalan aktif buatan
Merupakan kekebalan yang dibuat tubuh setelah
mendapat vaksin (imunisasi).
13
2.2.2.2 Kekebalan Pasif
Kekebalan pasif adalah kekebalan yang dibuat oleh
tubuh anak tetapi tidak membuat zat anti bodi sendiri tetapi
kekebalan tersebut diperoleh dari luar setelah memperoleh zat
pendek, sehingga proses cepat tetapi tidak bertahan lama.
Kekbalan pasif dibagi dalam dua jenis :
1. Kekebalan pasif alamiah
Merupakan kekebalan yang diperoleh bayi sejak
lahir dari ibunya.
2. Kekebalan pasif buatan
Merupakan kekebalan yang diperoleh setelah
mendapat suntikan zat penolak.
2.2.3 Tujuan Dari Pemberian Imunisasi
2.2.3.1 Untuk mencegah terjadinya penyakit infeksi tertentu
2.2.3.2 Mencegah gejala yang dapat menimbulkan cacat atau kematian
(Buku Pegangan Imunisasi Depkes, 1992).
2.2.4 Macam-Macam Imunisasi
2.2.4.1 Vaksin BCG
Pemberian imunisasi BCG bertujuan untuk
menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit Tuberkulosis
14
(TBC). Vaksin BCG mengandung kuman BCG (Bacilus
Calmette Guerin) yang masih hidup (A.H. Markum, 1997 : 15).
1. Jadwal pemberian imunisasi
Pemberian imunisasi BCG sebenarnya dilakukan
ketika bayi baru lahir sampai berumur 12 bulan, tetapi
sebaliknya pada umur 0 – 2 bulan, imunisasi yang diberikan
pada usia di atas 2 bulan harus dilakukan tes dengna
mauntok terlebih dahulu, untuk mengetahui apakah anak
sudah terjangkit penyakit TBC atau tidak. Apabila hasilnya
positif (+) tidak perlu diberikan imunisasi.
2. Reaksi imunisasi
Biasanya setela suntikan BCG bayi tidak akan
menderita demam, bila ia demam setelah imunisasi BCG
umumnya disebabkan keadaan lain. Kekebalan yang
diperoleh tindakan mutlak 100%.
3. Efek samping
Pada dasarnya tidak ada, tetapi reaksi secara normal
akan timbul selama 1 minggu, seperti pembengkakan kecil,
merah pada tempat penyuntikan yang kemudian akan
menjadi abus kecil dengan garis tengah 10 mm. Luka ini
akan sembuh sendiri dan meninggalkan jaringan perut (scar)
bergaris 3- 7 mm.
15
4. Kontra indikasi
Tidak ada larangan untuk melakukan imunisasi
BCG, kecuali pada anak yang berpenyakit TBC atau
menunjukkan uji mantoux positif.
5. Cara pemberian imunisasi
Tempat penyuntikan 1/3 bagian lengan kanan atas
(inertio musculus deltoideus) dilakukan dengna suntikan di
dalam kulit (intra cavum) dengan dosis 0,05 cc.
2.2.4.2 Vaksin DPT (Difteria, Pertitis, Tetanus)
Manfaat pemberian informasi ini ialah untuk
menimbulkan kekebalan aktif dalam waktu yang bersamaan
terhadap penyakit difteria, pertusis (batuk rejan) dan tetanus
(A.H. Markum, 2002).
1. Difteria
Difteria adalah suatu penyakit yang bersifat toxim
medirated disease dan disebabkan oleh kuman
corynebacterivm dipteriae. Termasuk suatu hasil gram
positif. Pada dasarnya semua komplikasi difteria, beratnya
penyakit dan komplikasi biasanya tergantung dari luasnya
kelainan lokal angka kematian difteria masih sangat tinggi
dan kelompok usia di bawah lima tahun merupakan
kelompok terbesar yang mengalami kematian.
16
2. Pertusis
Pertusis atau batuk rejan atau batuk seratus hari
adalah suatu penyakit akut yang disebabkan oleh bakteri
bordiella peruses. Pertusis juga merupakan penyakit yang
bersifat toxin-medicated dan toksin yang dihasilkan kuman
(melekat pada bulu getar saluran nafas atas) akan
melumpuhkan bulu getar tersebut sehingga menyebabkan
gangguan aliran secret saluran pernafasan, dan berpotensi
menyebabkan premoria.
3. Tetanus
Tetanus adalah suatu penyakit akut yang besifat
fatal yang disebabkan oleh oksitosin produksi kuman
Closdium tetan, kuman tersebut berbentuk batang dan
bersifat anerdoik, gram positif yang mampu menghasilkan
spora dengan berbentuk drumstick, tetanus selain dapat
ditemukan pada anak-anak juga dijumpai kasus tetanus
neonatal yang cukup fatal. Komplikasi tetanus yang sering
terjadi antara lain : laringospasme, infeksi nosokomial dan
preumonia ortotastik. Pada anak besar sering terjadi
hiperpireksi yang juga merupakan tanda tetanus berat.
4. Jadwal pemberian imunisasi
Imunisasi dasar DPT diberikan 3 kali, sejak bayi
berumur 2 – 11 bulan dengan selang waktu antara dua
17
penyuntikan minimal 4 minggu. Imunisasi ulang lainnya
diberkan setelah umur 11/2 – 2 tahun. Diulang kembali
dengan vaksin DT pada usia 5-6 tahun dan diulang lagi pada
umur 10 tahun.
5. Reaksi imunisasi
Reaksi yang mungkin terjadi biasanya demam
ringan, pembengkakan dan rasa nyeri ditempat suntikan
selama 1 – 2 hari. Kekebalan yang diperoleh dari vaksin
DPT yaitu : vaksin dipteri 80 – 95%, pertusis 50 – 60%, dan
tetanus 90 – 95%.
6. Efek samping
Kadang-kadang terdapat akibat efek samping yang
lebih berat, seperti demam tinggi atau kejang, yang biasanya
disebabkan oleh umur pertusisnya.
7. Kontra Indikasi
Imunisasi DPT tidak boleh diberikan kepada anak
yang sakit parah dan anak-anak yang menderita penyakit
kejang, demam kompleks, jug atidak boleh diberikan kepada
anak batuk yang diduga mungkin sedang menderita batuk
rejan dalam tahap awal atau pada penyakit gangguan
kekebalan (defisiensi imunisasi). Juga tidak boleh diberikan
bila sakit batuk, pilek, demam atau diare yang sifatnya
ringan bukan merupakan indikasi kontra yang mutlak.
18
8. Cara pemberian imunisasi
Pemberian tiga kali dengan dosis 0,5 cc dengan
interval 4 minggu secara IM.
2.2.4.3 Vaksin Poliomyelitis
Imunisasi diberikan untuk mendapatkan kekebalan
terhadap penyakit poliomyelitis. Vaksin polio mempunyai 2
kemasan yaitu vaksin yang mengandung virus polio yang sudah
dilemahkan (vaksin salk) dan vaksin yang mengandung virus
polio masih hidup yang telah dilemahkan (virus sabin).
1. Jadwal pemberian imunisasi
Imunisasi diberikan sejak anak baru lahir atau
beberapa hari dengan interval 4 minggu, pemberian ulangan
pada umur 1½ - 2 tahun. Menjelang umur 5 tahun dan pada
umur 10 tahun, pemberiannya dengan interval 2 jam.
2. Reaksi imunisasi
Biasanya tidak ada mungkin rada bayi akan terdapat
berak-berak ringan kekebalan yang akan diperoleh sebesar
95 – 100%.
3. Efek samping
Pada imunisasi polio hamper tidak terdapat efek
samping bila ada mungkin berupa kelumpuhan anggota
gerak pada penyakit polio sebenarnya.
19
4. Kontra indikasi
Pemberian vaksin polio tidak boleh diberikan pada
anak dengan diare berat, anak sakit parah dan anak penderita
kekebalan.
5. Cara pemberian imunisasi
Diberikan dengan cara diteteskan banyak 2 tetes 3
kali pemberian dengan selama 4 minggu.
2.2.4.4 Vaksin Campak
Imunisasi diberikan untuk mendapatkan kekebalan
terhadap enyakit campak secara aktif. Vaksin campak
mengandung virus campak hidup yang telah dilemahkan.
1. Jawal pemberian imunisasi
Diberkan pada bayi umur 9 – 11 bulan dengan satu
kali pemberian.
2. Reaksi imunisasi
Biasanya tidak terdapat reaksi akibat imunisasi
mungkin terjadi demam ringan dan tampak sedikit bercak
merah pada pipi di bawah telinga. Pada hari ke 7 – 8 setelah
penyuntikan mungkin pula terdapat pembengkakan pada
tempat suntikan, pada tempat suntikan kekebalan yang
memperoleh yaitu 96 – 99%.
20
3. Efek samping
Sangat jarang mungkin dapat terjadi kejang yang
ringan dan tidak berbahaya pada hari ke 10 – 12 setelah
penyuntikan. Selain itu dapat terjadi radang otak berupa
ensefalitis atau ensepalopati dalam waktu 30 hari setelah
imunisasi.
4. Kontra indikasi
Anak yang sakit parah, penderita TBC tanpa
pengobatan, difisiensi gizi dalam derajat berat, difisiensi
kekebalan, demam yang lebih 38 derajat celcius dan riwayat
kejang.
5. Cara pemberian imunisasi
Di suntikkan 1/3 bagian lengan atas lengan kiri
dengan dosis 0,5 cc.
2.2.4.5 Vaksin hepatitis B
Vaksinasi dimaksudkan untuk mendapat kekebalan
aktif terhadap penyakit hepatitis B.
1. Jadwal pemberian imunisasi
Vaksinasi awal, diberkan 3 kali, jarak antara
suntikan 1 ke II 1 – 2 bulan, sedangkan suntikan ke III
diberikan 6 bulan dari suntikan I, imunisasi ulang diberikan
5 tahun setelah imunisasi dasar.
21
2. Reaksi imunisasi
Reaksi imunisasi yang terjadi biasanya berupa nyeri
pada tempat suntikan, yang mungkin disertai dengan
timbulnya rasa panas atau pembengkakan, reaksi ini akan
menghilang dalam waktu 2 hari. Reaksi lain yang mungkin
terjadi ialah demam ringan. Kekebalan yang diperoleh cukup
tinggi, berkisar antara 94 – 96%.
3. Efek samping
Selama pemakaian 10 tahun ini tidak dilaporkan
adanya efek samping yang berarti, berbagai suara di
masyarakat tentang kemungkinan terjangkit oleh penyakit
AIDS akibat pemberian vaksin hepatitis B yang berasal dari
plasma.
4. Kontraindikasi
Imunisasi tidak dapat diberkan kepada anak yang
menderita sakit berat. Vaksinasi hepatitis B dapat diberikan
kepada ibu hamil dengan aman dan tidak akan
membayangkan janin. Bahkan akan memberkan
perlindungan kepada janin selama dalam kandungan ibu
maupun kepada bayi selama beberapa bulan terakhir lahir.
5. Cara pemberian imunisasi
Penyuntikan diberikan intra muscular, dilakukan di
daerah deltoid atau paha antrolateral dengan dosis Hevac B
22
dewasa 5mg, anak 2,5 mg, hepaccine deweasa 3 mg, anak
1,5 mg, anak 1,5 mg, B hepavac II dewasa 10 mg dan
engerix-B dewasa 20 mg, anak 10 mg dan engerix-B dewasa
20 mg, anak 10 mg.
2.2.5 Jadwal Pemberian Imunisasi
ImunisasiWaktu pemberian (umur / bulan)
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
BCG
DPT I II III
Polio I II III IV
Campak
HB Unijec
Keterangan :
BCG diberikan pada umur 0 – 1 bulan
DPT diberikan pada umur 2 – 4 bulan
Polio diberikan pada umur 0 – 4 bulan
Campak diberikan pada umur 9 bulan
HB uniject diberikan pada umur 0 bulan
Sumber : Buku KIA 2010
2.3 Tujuan Program Imunisasi
2.3.1 Tujuan
Program imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka
kesakitan dan kematian dari penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi. Pada saat ini penyakit-penyakit tersebut adalah difteri,
23
tetanus, batuk rejan (pertusius), campak (measles), polio dan
tuberkulose (Notoadmojo, 1997).
2.3.2 Sasaran
2.3.2.1 Bayi di bawah umur 1 tahun (0 – 11 bulan)
2.3.2.2 Ibu hamil (awal kehamilan – 8 bulan)
2.3.2.3 Wanita usia subur (calon mempelai wanita)
2.3.2.4 Anak sekolah dasar kelas I dan IV
2.3.3 Pemantauan
Pemantauan harus dilakukan oleh semua petugas baiki
pimpinan program, supervisor dan petugas vaksinasi. Tujuan
pemantauan untuk mengetahui :
2.3.3.1 Sampai dimana keberhasilan kerja kita
2.3.3.2 Mengetahui permasalahan yang ada
2.3.3.3 Hal-hal yang perlu dilakukan untuk exercise, perbaiki program
2.3.3.4 Bantuan yang diharapkan oleh petugas ditingkat bawah.
Hal-hal yang perlu dipantau (dimonitor) :
1) Angka drop out
2) Pengelola vaksin dan colk chain
3) Pengamatan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
Dilihat dari waktu, maka pemantauan dapat dilakukan dalam :
1) Pemantauan ringan
24
Pemantauan ringan memantaukan hal-hal sebagai berikut :
a) Apakah pelaksanaan memantau sesuai dengan jadwal
b) Apakah vaksin cukup
c) Pengecekan lemari es setiap hari dan catat temperaturnya
d) Melihat apakah suhu lemari es normal
e) Hasil imunisasi dibandingkan dengan sasaran yang telah
ditentukan
f) Peralatan yang cukup untuk penyuntikan yang aman dan
steril
g) Adakah diantara 6 penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi dijumpai dalam seminggu
2) Pemantauan bulanan
a) Jumlah bayi yang seharusnya diimunisasi setiap bulan :
Target 1 bulan =
b) Presentasi bayi yang mendapat imunisasi setiap bulan :
Cara menghitung target perbulan dari penduduk :
Untuk terget perbulan :
Cara untuk memantau cakupan imunisasi dapat
dilakukan melalui beberapa cara antara lain :
25
c) Cakupan dari bulan ke bulan dibandingkan dengan garis
target, dapat digambarkan masing-masing bulan atau
dengan cara kumulatif
d) Hasil cakupan per triwulan untuk masing-masing desa
Untuk mengetahui keberhasilan program dapat
dengan melihat hal-hal sebagai berikut :
a) Bila garis pencapaian dalam a tahun terlihat antara
75 % - 100 % dari target, berarti program sangat berhasil
b) Bila garis pencapaian dalam a tahun terlihat antara
50 % - 100 % dari target, berarti program cukup berhasil
c) Bila garis pencapaian dalam a tahun terlihat di bawah
50 % dari terget, berarti program belum berhasil
d) Bila garis pencapaian dalam setahun terlihat di bawah
25% dari terget, berarti program sama sekali tidak
berhasil. Untuk tingkat kabupaten dari propinsi, maka
penilaian diarahkan pada penduduk tiap kecamatan atau
dati II. Disamping itu, pada kedua tingkat ini perlu
memperhitungkan pula / memonitoring efisiensi
pemakaian vaksin.
(1) Rendahnya cakupan imunisasi dapat disebabkan
antara lain :
a. Jadwal imunisasi kurang baik
b. Jadwal yang sudah dibuat tidak ditepati
26
c. Belum adanya sistim pemantauan yang baik
d. Masyarakat belum menyadari pentingnya
imunisasi
(2) Hal-hal yang dapat meningkatkan cakupan imunisasi
antara lain :
a. Jadwal yang baik
b. Jadwal yang sudah dibuat ditepati
c. Adanya sistem pemantauan yang baik
d. Penampilan petugas imunisasi cukup baik
(Depkes, 1987)
2.4 Kematian Bayi
Angka kematian bayi pada akhir pelita V, masih cukup tinggi yaitu
58 perseribu kelahiran hidup. Sekitar 38 % penyebab kematian bayi adalah
akibat penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Angka
kematian bayi masih didapatkan sebesar 10,6 per 1000 anak balita. Seperti
halnya dengan bayi sekitar 31 % penyebab kematian balita adalah penyakit
yang dapat dicegah dengan imunisasi yaitu, saluran pernafasan, polio dan lain-
lain (Depkes RI, 1996).
Salah-satu indikator yang penting untuk mengetahui derajat
kesehatan di suatu Negara adalah banyaknya bayi (umur 0 – 12 bulan) yang
meninggal per 1000 kelahiran hidup yang disebut angka kematian bayi (AKB)
(Suratmaja, 1995).
27
Jika imunisasi dilaksanakan dengan baik dan menyeluruh (paling
sedikit 80 % balita imunisasi) dengan keefektifan imunisasi mencapai 85 % -
90 %, lebih kurang 115.000 kematian balita dapat dicegah dengan hal ini tentu
juga berpengaruh terhadap AKB. Selain bahaya kematian seperti yang telah
disebutkan di atas.
KIPI
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI adverse events following
immunization) adalah semua kejadian sakit dan kematian yang terjadi dalam
masa 1 bulan setelah imunisasi
ETIOLOGI
Tidak semua kejadian KIPI disebabkan oleh imunisasi karena sebagian besar
ternyata tidak ada hubungannya dengan imunisasi. Oleh karena itu untuk
menentukan KIPI diperlukan keterangan-keterangan mengenai :
1. Besar frekuensi kejadian KIPI pada pemberian vaksin tertentu
2. Sifat kelainan tersebut lokal atau sistemik
3. Derajat sakit resipien, apakah memerlukan perawatan, menderita cacat,
atau menyebabkan kematian.
4. Apakah penyebab dapat disebabkan, diduga atau tidak terbukti.
5. Apakah dapat disimpulkan bahwa KIPI berhubungan dengan vaksin,
kesalahan produksi atau kesalahan prosedur.
Penyebab KIPI dibagi menjadi 5 kelompok:
1. Karena kesalah program/teknik pelaksanaan imunisasi
2. Reaksi suntikan
3. Induksi vaksin
4. Faktor kebetulan
5. Penyebab tidak atau belum diketahui
28
Gejala klinis KIPI Jenis vaksin DPT HB kombinasi
1. Syok anafilaksis
2. Neuritis brakhial
3. Komplikasi akut termasuk kecacatan dan kematian
Tindakan
1. Rangsang dengan wangian atau dengan bahan yang merangsang
2. Bila belum dapat diatasi dalam waktu 30 menit segera rujuk ke Puskesmas
terdekat
3. Beri kompres hangat
4. Jika nyeri mengganggu dapat diberikan paracetamol ½ - 1 tablet
5. Beri Minum hangat
(Sumber : Dep.Kes.RI, 2006)
29
2.5 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan
antara konsep satu terhadap konsep lain dari masalah yang ingin diteliti
(Setiyadi, 2007 : 117). Adapun kerangka konseptual dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
Keterangan
Keterangan :
: diteliti
: tudak diteliti
Gambar 3.1 kerangka konseptual hubungan pengetahuan ibu dengan ketepatan waktu pemberian imunisasi DPT HB kombinasi pada bayi usia 2 – 11 bulan di posyandu Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto.
2.6 Hipotesis Penelitian
H0 : Tidak ada hubungan pengetahuan ibu tentang imunisasi dengan
ketepatan waktu pemberian imunisasi DPT HB kombinasi pada bayi
usia 2 – 11 bulan di Posyandu Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas
Kabupaten Mojokerto.
30
Ketepatan pemberian imunisasi DPT HB kombinasi pada bayi usia 2 – 11 bulan
Faktor yang mempengaruhi pengetahuan :
1. Pendidikan 2. Pengalaman 3. Intelegensi 4. Pemberian Informasi 5. Sosial budaya
Pengetahuan Ibu tentang imunisasi1. Aspek kognitif 2. Aspek afektif 3. Aspek psikomotor
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Desain penelitian adalah sesuatu yang sangat penting dalam
penelitian, yang memungkinkan pemaksimalan kontrol faktor-faktor yang bisa
mempengaruhi akurasi suatu hasil.
Dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian kolerasi
(asosiasi) yaitu penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel, peneliti
dapat mencari, menjelaskan suatu hubungan, memperkirakan, menguji
berdasarkan teori yang ada. Sedangkan jenis penelitian yang menggunakan
jenis desain penelitian cross sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan
pada waktu pengukuran atau observasi data variabel independen dan dependen
hanya satu kali, pada saat itu. Pada jenis ini variabel independen dan dependen
dinilai secara simultan pada satu saat, jadi tidak ada follow up (Nursalam,
2003 : 85).
31
3.2 Kerangka Kerja
Adalah langkah-langkah dalam aktifitas ilmiah yang dilakukan dalam
melakukan penelitian.
Bagan 3.2 Kerangka kerja hubungan pengetahuan ibu dengan ketepatan
pemberian imunisasi DPT HB kombinasi pada bayi 2 – 11 bulan
32
Populasi
Seluruh ibu yang mempunyai bayi usia 2 – 11 bulan di Desa Ketapanrame
sebanyak 58 Ibu
SampelSebagian ibu yang mempunyai bayi usia 2 – 11 bulan di Desa
Ketapanrame sebanyak 36 Ibu
Pengumpulan data
Melakukan penyebaran kuisioner terhadap responden yang menjadi sampel
penelitian
Analisa data
Uji Chi Square
Kesimpulan
Teknik SamplingConsecutive Sampling
3.3 Sampling Desain
3.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan obyek yang akan diteliti
(Notoatmojo, 1993). Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu yang
mempunyai bayi umur 2 – 11 bulan baik yang tepat pemberian
imunisasi maupun yang tidak tepat pemberian imunisasinya di Desa
Ketapanrame Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto yaitu sebanyak
58 orang.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang diteliti
yang dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmojo, 1993). Sampel
dari penelitian ini adalah ibu yang mempunyai bayi umur 2 – 11 bulan
baik yang tepat pemberian imunisasi maupun yang tidak tepat
pemberian imunisasi yang memenuhi syarat penelitian.
3.3.2.1 Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :
2) Ibu yang mempunyai bayi umur 2 – 11 bulan berdomisili di
Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas Kabupaten
Mojokerto.
3) Ibu yang bersedia dilakukan penelitian
4) Ibu yang bisa membaca dan menulis
3.3.2.2 Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :
1) Ibu yang tidak mau mengisi kuisioner
33
2) Ibu yang tidak kooperatif dalam proses pengambilan data
3.3.2.3 Besar sampel
Keterangan :
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = persentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan
pengambilan sampel : 2%, 5%, 10%.
3.3.3 Sampling
Teknik pengambilan sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti dengan sampling tertentu untuk bisa memenuhi
atau mewakili populasi (Nursalam, 2003 : 96). Dalam penelitian ini
menggunakan Non Probability Sampling dengan teknik consecutive
sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan kriteria penelitian
dimasukkan dalam penelitian sampel kurun waktu tertentu sehingga
jumlah pasien yang diperlukan terpenuhi ( Notoatmodjo, 2005 ).
3.4 Variabel Penelitian
Variabel adalah karakteristik yang diamati, yang mempunyai variasi
nilai dan merupakan operasional dari suatu konsep agar dapat diteliti secara
34
empiris atau ditentukan tingkatnya (Setiadi, 2007 : 161). Variabel dalam
penelitian ini ada dua yaitu variable independent dan variable dependent.
3.4.1 Variabel Independent (Variabel Bebas)
Variabel independet adalah variabel yang menjadi sebab
timbulnya atau berubahnya variabel dependent. Variabel independent
dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu tentang imunisasi.
3.4.2 Variabel Dependent (Variabel Tergantung)
Variabel dependent adalah variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2006 : 3).
Variabel dependent dalam penelitian ini adalah ketepatan waktu
pemberian imunisasi DPT HB kombinasi I, II, III dengan waktu interval
empat minggu.
3.5 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang
diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut (Nursalam, 2003 : 104).
Adapun perumusan definisi operasional dalam penelitian ini diuraikan dalam
tabel berikut ini :
35
Tabel 3.5 Tabel Definisi Operasional Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan
Ketepatan Waktu Pemberian Imunisasi DPT HB kombinasi Pada Bayi
2-11 bulan
No VariabelDefinisi
OperasionalIndikator Instrumen Skala Skor
Variabel
independent
pengetahuan ibu
tentang imunisasi
DPT HB kombinasi
Variabel dependent
ketepatan waktu
pemberian imunisasi
DPT HB kombinasi
I, II, III dengan
interval 4 minggu
Segala
sesuatu yang
diketahui ibu
mempunyai
bayi 2 – 11
bulan tentang
imunisasi
DPT HB
kombinasi
Pemberian
imunisasi
waktunya
dengan
interval 4
minggu
1. Pengertian imunisasi
2. Tujuan imunisasi
3. Manfaat imunisasi
DPT HB Kombinasi
4. Waktu pemberian
imunisasi DPT HB
Kombinasi
5. Berapa kali
pemberian imunisasi
DPT HB Kombinasi
6. Reaksi setelah
pemberian imunisasi
DPT HB Kombinasi
Kunjungan ibu yang
mempunyai bayi usia
2 – 11 bulan
DPT HB Kombinasi I
umur 2 bulan
DPT HB Kombinasi II
umur 3 bulan
DPT HB Kombinasi III
umur 4 bulan
Kuisioner
KMS buku
KIA
Ordinal
Nominal
Dikategorikan
Baik =
(76% - 100%)
Cukup =
(56% - 75%)
Kurang baik =
(< 56%)
(Nursalam,
2003 : 124)
Benar : 1
Salah : 0
Tepat = sesuai
jadwal = 1
Tidak tepat =
tidak sesuai
jadwal = 0
36
3.6 Pengumpulan Data dan Analisa
3.6.1 Pengumpulan Data
3.6.1.1 Proses Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini proses pengumpulan data
dilakukan dengan cara pemberian kuisioner oleh peneliti kepada
responden yang dijadikan sampel penelitian sesuai criteria
inklusi dan eksklusif. Sebelum melakukan pengumpulan data,
penelitian meminta surat persetujuan penelitian baik dari
institusi pendidikan, institusi puskesmas dan institusi desa,
kemudian peneliti meminta inform consent (surat persetujuan)
kepada responden untuk dijadikan sampel penelitian, apabila
responden setuju maka peneliti memberikan kuisioner dan
mengobservasi buku register imunisasi.
3.6.1.2 Instrumen Pengumpulan Data
Untuk mengukur pengetahuan ibu instrument penelitian
yang digunakan adalah kuisioner tertutup dengan jumlah 6
pertanyaan pengetahuan dan responden tinggal memilih pilihan
yang telah disediakan.
3.6.1.3 Waktu dan Tempat
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Desember
2010 dan dilakukan di Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas
Kabupaten Mojokerto.
37
3.6.2 Analisa Data
3.6.2.1 Data Pengetahuan
Untuk variabel indenpenden (pengetahuan ibu yang
mempunyai bayi usia 2 – 11 bulan) jumlah skor yang didapat
dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan dan dikalikan
100% dan hasilnya berupa presentasi. Adapun rumus yang
digunakan adalah :
Keterangan :
N = nilai yang di dapat
Sp = skor yang didapat
Sm = skor maksimal
Hasil presentase dari cara pemberian skor dan penilaian
untuk setiap variabel independen (pengetahuan)
diinterpretasikan secara deskriptif yang menggunakan kriteria
kualitatif, yaitu :
1) Baik apabila mempunyai prosentase 76 % - 100 %
2) Cukup apabila mempunyai prosentase 56 % - 75 %
3) Kurang apabila mempunyai prosentase < 56 %
(Nursalam, 2003 : 124)
38
3.6.2.2 Data ketepatan pemberian imunisasi DPT HB Kombinasi I, II,
III
Sedangkan untuk variabel dependen (ketepatan
pemberian imunisasi DPT HB Kombinasi) setelah data
terkumpul melalui lembar observasi, apabila responden datang
ke posyandu untuk melakukan imunisasi DPT HB Kombinasi I,
II, III dengan interval 4 minggu maka dikategorikan 1, dan
apabila tidak sesuai dengan jadwal pemberian imunisasi maka
dikategorikan 0.
Langkah selanjutnya adalah analisa data dengan rumus
sebagai berikut :
Keterangan :
x = frekwensi responden dengan karakteristik tertentu
y = jumlah responden seluruhnya
Data hasil prosentase pengolahan kemudian diinterpresentasikan
100 % : seluruhnya
76 % - 99 % : hampir seluruhnya
51 % - 75 % : sebagian besar
50 % : setengahnya
26 % - 59 % : hampir setengah
39
1 % - 25 % : sebagian kecil
0 % : tidak satupun (Nursalam, 2003 : 133)
3.6.2.3 Data ketepatan waktu pemberian imunisasi DPT HB Kombinasi
pada bayi usia 2 – 11 bulan ditinjau dari pengetahuan ibu
Untuk mengetahui hubungan antara dua variabel analisa
data yang digunakan ada Uji Chi Square dengan nilai
kemaknaan 5 %. Adapun rumus dari Uji Chi Square adalah
sebagai berikut :
Fo = frekwensi observasi
Fh = frekwensi harapan
Dalam proses penghitungan Uji Chi Square, peneliti
menggunakan alat bantu software computer. Sedangkan
interprestasinya adalah sebagai berikut : Apabila harga X hitung
> X tabel, maka keseimbangan adalah Ho ditolak ada hubungan
yang signifikan (Oktarina, 2005).
3.6.2.4 Langkah-langkah analisis
Pengolahan data dilakukan melalui proses sebagai
berikut :
40
1) Editing
Data yang terkumpul diedit dan dikelompokkan
sesuai dengan criteria dari variabel. Peneliti melakukan
pengecekan kelengkapan data, tulisan pada kuisioner dan
lembar observasi.
2) Coding
Memberikan kode setiap kriteria dari sub variabel.
Memberikan kode pada tiap-tiap data yang termasuk dalam
kategori yang diteliti dengan tujuan untuk mempermudah
waktu mengadakan tabulasi dan analisa data :
a) Data usia
Usia < 20 tahun : Kode 1
Usia 20 tahun sampai 35 tahun : Kode 2
Usia > 35 tahun : Kode 3
b) Data Pendidikan
Pendidikan SD : Kode 1
Pendidikan SMP : Kode 2
Pendidikan SMA : Kode 3
Pendidikan Perguruan Tinggi : Kode 4
c) Pekerjaan
Tidak bekerja atau IRT : Kode 1
Petani : Kode 2
Swasta : Kode 3
41
PNS : Kode 4
d) Informasi atau penyuluhan
Ya : mendapatkan informasi : Kode 1
(1) Tenaga kesehatan
(2) Media Massa (cetak dan elektronik)
(3) Keluarga
(4) Tetangga
Tidak : Kode 2
e) Paritas
1 : Kode 1
2 : Kode 2
3 : Kode 3
> 3 : Kode 4
f) Dukungan Keluarga
Ya : Kode 1
Tidak : Kode 2
3) Scoring : memberikan skor pada masing-masing variabel
a) Untuk pengetahuan ibu jawaban yang benar dinilai 1 dan
jawaban yang salah diniali 0.
b) Untuk pencapaian ketepatan pemberian imunisasi DPT
HB Kombinasi I, II, III bila ya dinilai 1 dan bila tidak
lengkap dinilai 0.
42
4) Tabulating
Kegiatan memasukkan data hasil penelitian ke
dalam tabel kemudian diolah dengan bantuan komputer.
Data yang diperoleh akan diklasifikasikan dan dianalisis
dengan cara prosentase yang artinya data dibagi dalam
beberapa kelompok dan diukur dalam prosentase. Hasil
scoring akan ditabulasi sesuai variabel yang diteliti. Data
yang diperoleh dari dijumlahkan dan dibandingkan dengan
jumlah yang diharapkan kemudian dikalikan 100 dan
hasilnya diprosentasekan (Arikunto, 1998).
3.7 Etika Penelitian
Sebelum melakukan penelitian peneliti mengajukan ijin kepada
institusi pendidikan dalam hal ini adalah prodi DIII Kebidanan Stikes Dian
Husada Mojokerto dan pihak institusi Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas
Kabupaten Mojokerto, kemudian peneliti melakukan pengumpulan data
kepada responden dengan panduan kuisioner yang telah dibuat dan
menekankan pada masalah etika yang meliputi :
3.7.1 Informed Consent (Lembar Persetujuan Penelitian)
Lembar persetujuan ini diberikan kepada ibu bayi sesaat
sebelum responden diberkan kuisioner. Jika ibu bayi bersedia diteliti,
maka diminta untuk tanda tangan di lembar persetujuan tersebut, tetapi
jika tidak bersedia maka peneliti menghormati hak ibu bayi.
43
3.7.2 Anonymity (Tanpa Nama)
Kerahasiaan identitas tidak mencantumkan nama responden
pada lembar pengumpul data, yang diisi pada lembar tersebut dan hanya
diberi kode tertentu.
44
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambar Lokasi Penelitian
Desa Ketapanrame terletak di sebelah Timur Kecamatan Trawas
dengan luas wilayah ± 461,30 km2 dan jumlah penduduk 4557 jiwa. Batas
Desa Ketapanrame sebelah utara Desa Kesiman, Kabupaten Pasuruan,
sebelah barat Desa Trawas dan sebelah Kecamatan Prigen Kabupaten
Pasuruan. Desa Ketapanrame terdiri dari 3 Dusun antara lain yaitu Dusun
Ketapanrame, Dusun Sukorame dan Slepi. Jumlah Posyandu Desa
Ketapanrame ada 3 yaitu : Posyandu Anggrek Dusun Ketapanrame,
Posyandu Cipta Kencana di Dusun Slepi, Posyandu Rambutan di Dusun
Sukorame. Jumlah Polindes Desa Ketapanrame 1. Data bayi di Desa
Ketapanrame menunjukkan jumlah bayi 58 bayi.
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Data Umum
4.2.1.1 Karakteristik ibu bayi Menurut Umur Ibu
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi ibu bayi menurut umur ibu di Posyandu Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas pada bulan Desember 2010.
No Umur Frekuensi Prosentase
1 < 20 tahun 5 13,9 %
2 20-30 tahun 26 72,2 %
3 >30 tahun 5 13,9 %
Jumlah 36 100 %
Sumber : Hasil kuesioner bulan Desember 2010
45
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian
besar ibu bayi berumur 20 – 30 tahun ( 72,2 % ) dan sebagaian
kecil ibu bayi berumur < 20 tahun dan > 30 tahun ( 13,9 % ).
4.2.1.2 Karakteristik Pendidikan Ibu bayi
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu bayi di Posyandu Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas pada bulan Desember 2010.
No Pendidikan Frekuensi Prosentase1 SMA 25 69,5 %2 SMP 6 16,6 %3 SD 2 5,6 %4 Perguruan Tinggi 3 8,3 %
Jumlah 36 100 %Sumber : Hasil kuesioner bulan Desember 2010
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian
besar ibu bayi pendidikan SMA 25 ibu bayi ( 69,5 % ) dan
sebagian kecil berpendidikan SMP sebanyak 6 ibu bayi
( 16,6%) berpendidikan SD sebanyak 2 ibu bayi ( 5,6 % ) dan
Peguruan Tinggi sebanyak 3 ibu bayi ( 8,3 % ).
4.2.1.3 Karakteristik Pekerjaan Ibu bayi
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ibu bayi di
Posyandu Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas.
No Pekerjaan Frekuensi Prosentase
1 Tidak Bekerja 31 86,1 %
2 Petani - 0 %
3 Swasta 5 13,8 %
4 PNS - 0 %
Jumlah 36 100 %
Sumber : Hasil kuesioner bulan Desember 2010
46
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa hampir seluruh
ibu bayi tidak bekerja (86,1%) dan sebagian kecil bekerja
sebagai swasta (13,8%). Lainnya (0%).
4.2.1.4 Karakteristik Memperoleh Informasi
Tabel 4.5 Karakteristik ibu bayi memperoleh informasi tentang
ketepatan pemberian imunisasi DPT HB
Kombinasi pada bayi 2-11 bulan di Posyandu Desa
Ketapanrame Kecamatan Trawas Kabupaten
Mojokerto.
No Memperoleh Informasi Frekuensi Prosentase1 Ya 36 100 %2 Tidak - 0 %
Jumlah 36 100 %Sumber : Hasil kuesioner bulan Desember 2010
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian
seluruh ibu bayi memperoleh informasi tentang ketepatan
pemberian imunisasi DPT HB Kombinasi ( 100 % ).
4.2.1.5 Karakteristik Informasi
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Sumber Informasi Ibu bayi di
Posyandu Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas.
No Informasi Frekuensi Prosentase1 Tenaga Kesehatan 22 61,1 %2 Media Massa 9 25 %3 Keluarga 3 8,3 %4 Tetangga 2 5,6 %
Jumlah 36 100 %Sumber : Hasil kuesioner bulan Desember 2010
47
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa
sebagian besar ibu bayi mendapatkan informasi tentang
ketepatan pemberian imunisasi DPT HB Kombinasi oleh
tenaga kesehatan yaitu sebanyak 22 ( 61,1 % ) dan sebagaian
kecil ibu bayi mendapatkan informasi dari tetangga yaitu 2
( 5,6 % ).
4.2.1.6 Karakteristik Paritas
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Jumlah Anak ibu bayi di
Posyandu Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas.
No Paritas Frekuensi Prosentase1 1 13 36,1 %2 2 16 44,4 %3 3 7 19,4 %4 Jumlah 36 100 %
Sumber : Hasil kuesioner bulan Desember 2010
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa hampir
setengah ibu bayi mempunyai paritas 2 orang yaitu 16 ( 44,4%)
dan sebagaian kecil ibu bayi mempunyai anak 3 orang yaitu
sebanyak 7 (19,4 %).
4.2.17 Karakteristik Dukungan Keluarga
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga ibu bayi
di Posyandu Desa Ketapanrame Kecamatan
Trawas.
No Dukunga Keluarga Frekuensi Prosentase
1 Ya 24 66,7 %
2 Tidak 12 33,3 %
Jumlah 36 100 %
Sumber : Hasil kuesioner bulan Desember 2010
48
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian
besar ibu bayi didukung keluarga tentang ketepatan pemberian
imunisasi DPT HB Kombinasi yaitu 24 ibu bayi ( 66,7 % ) dan
hampir setengahnya ibu bayi tidak didukung oleh keluarga
yaitu 12 ibu bayi ( 33,3 % ).
4.2.2 Data Khusus
4.2.2.1 Karakteristik Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi DPT
HB Kombinasi I, II, III
Tabel 4.9 Distribusi Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang
Imunisasi ibu bayi di Posyandu Desa
Ketapanrame Kecamatan Trawas bulan
Desember 2010.
No Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi
Frekuensi Prosentase
1 Kurang 7 19,5 %
2 Cukup 11 30,5 %
3 Baik 18 50 ,0 %
Jumlah 36 100 %
Sumber : Hasil kuesioner bulan Desember 2010
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa setengah
dari ibu bayi berpengetahuan baik 18 ( 50 % ) dan hampir
setengah dari ibu bayi berpengetahuan cukup 11 ibu bayi ( 30,5
% ) dan sebagaian kecil berpengetahuan kurang 7 ( 19,5 % ).
49
4.2.2.2 Karakteristik Ketepatan Waktu Pemberian Imunisasi DPT HB
Kombinasi I, II, III
Tabel 4.10 Distribusi Ketepetan Waktu Pemberian
Imunisasi DPT HB Kombinasi I, II, III ibu bayi
di Posyandu Desa Ketapanrame Kecamatan
Trawas pada bulan Desember 2010
No Interval Waktu Pemberian Imunisasi DPT HB Kombinasi I,
II, III
Frekuensi Prosentase
1 Tidak Tepat 18 50 %
2 Tepat 18 50 %
Jumlah 36 100 %
Sumber : Hasil kuesioner bulan Desember 2010
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa
setengah dari ibu bayi yang memberikan imunisasi DPT HB
Kombinasi I, II, III yang tepat sebanyak 18 ibu bayi ( 50 % )
dan setengah dari ibu bayi yang tidak tepat sebanyak 18 ibu
bayi ( 50 % ).
4.2.2.3 Hubungan Antara Pengetahuan Ibu dengan Ketepatan Waktu
Pemberian Imunisasi DPT HB Kombinasi I, II, III
Tabel 4.11 Hubungan Antara Pengetahuan Ibu dengan
Ketepatan Waktu Pemberian Imunisasi DPT HB
Kombinasi I, II, III ibu bayi di Posyandu Desa
Ketapanrame Kecamatan Trawas pada bulan
Desember 2010
50
No Pengetahuan Tidak Tepat( % )
Tepat( % )
Total Prosentase( % )
1 Kurang 4 ( 22,2 ) 3 ( 16,6 ) 7 19,4 %
2 Cukup 5 ( 27,7 ) 6 ( 33,3 ) 11 30,6 %
3 Baik 9 ( 50 ) 9 ( 50 ) 18 50 %
Jumlah 18 ( 50 ) 18 ( 50 ) 36 100 %
Sumber : Hasil kuesioner bulan Desember 2010
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa setengah
dari ibu bayi 18 ( 50 % ) berpengetahuan baik dan tepat dalam
pemberian imunisasi DPT HB Kombinasi dan hampir setengah
ibu bayi 11 ( 30,5 % ) berpengetahuan cukup dan tepat dalam
pemberian imunisasi DPT HB Kombinasi dan sebagaian kecil
ibu bayi berpengetahuan kurang 7 (19,4 %) dan tepet dalam
memberikan imunisasi DPT HB Kombinasi.
Berdasarkan hasil Uji Statistik Chi-Square di dapatkan
nilai x2 hitung 0,24, sedangkan nilai x2 tabel 2 dengan nilai x2
tabel > x2 hitung, maka H0 diterima yang artinya tidak ada
hubungan antara pengetahuan dengan ketepatan waktu
pemberian imunisasi DPT HB Kombinasi pada bayi usia 2-11
bulan di Posyandu Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas
Kabupaten Mojokerto.
51
4.3 Pembahasan
Merupakan kelanjutan dari bab yang sebelumnya, dan hal ini akan
membahas tentang hasil analisa data yang diperoleh dari penelitian yang telah
dilaksanakan di Posyandu Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas Kabupaten
Mojokerto pada tanggal 1-31 Desember 2010.
4.3.1 Pengetahuan Ibu
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa pengetahuan
ibu setengah dari ibu bayi berpengetahuan baik yaitu 18 orang (50 %)
dan hampir setengah berpengetahuan cukup yaitu 11 orang (30 %) dan
sebagian kurang yaitu 7 orang (19,4 %).
Di tinjau dari karakteristik tingkat pendidikan ibu bayi menunjukkan
bahwa sebagian ibu bayi berpendidikan SMA yaitu sebanyak 25 orang
(69,5%) dan sebagian kecil berpendidikan dasar sebanyak 2 orang ( 5,6
% ).
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini adalah setelah orang
melakukan pengindraan obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui
panca indra manusia yakni : indra pengelihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba yang sebagian besar pengetahuan manusia
melalui mata dan telinga ( Notoadmodjo, 2005 )
“Ilmu pengetahuan merupakan suatu wahana untuk mendasari
seseorang berfikir tingkatannya tergantung dari ilmu pengetahuan atau
dasar pendidikan orang tersebut untuk memperoleh pengetahuan dapat
52
melalui bangku sekolah maupun lingkungannya” (Notoadmodjo : 2005:
34).
Tidak semua berpendidikan tinggi mempengaruhi perilaku seseorang.
Ketakutan dan kecemasan juga mempengaruhi perilaku seseorang akan
bertindak melakukan sesuatu.
Jadi dalam hal ini, pengetahuan ibu sangat berbeda-beda dan sangat
dipengaruhi banyak faktor, sehingga pengetahuan yang dimiliki ibu
akan dapat berpengaruh terhadap prilaku ibu itu sendiri. Maka untuk
meningkatkan pengetahuan ibu tentang ketepatan waktu pemberian
imunisasi DPT HB Kombinasi bayi, diperlukan kerja sama antara
petugas kesehatan (bidan) bersama dengan tokoh masyarakat dapat
memberikan pendidikan kesehatan (konseling) kesehatan dan
melakukan penyuluhan tentang ketepatan waktu, pemberian imunisasi
DPT HB Kombinasi pada bayi usia 2-11 bulan.
4.3.2 Ketepatan Waktu Pemberian Imunisasi DPT HB Kombinasi I, II, III
Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa setengah dari ibu
bayi yang memberikan imunisasi DPT HB Kombinasi I, II, III yang
tidak tepat sebanyak 18 ibu bayi (50 %) dan setengah dari ibu bayi yang
tepat pemberian imunisasi DPT HB Kombinasi I, II, III sebanyak 18 ibu
bayi (50 %).
53
Ketepatan adalah kepatuhan untuk mentaati suatu yang sudah diatur
atau kebiasaan (rutinitas) melakukan suatu yang sudah diatur (Wikiped
Indonesian Ensiklopedia Berbahasa Indonesia).
Imunisasi DPT HB Kombinasi ini diberikan 3 kali sejak bayi berusia 2
bulan dengan selang waktu antara penyuntikan I, II, III minimal 4
minggu. Dengan selang waktu tersebut vaksin HB dapat bekerja dengan
efektif dan perlindungan yang diberikan bisa mencapai maksimal,
sehingga dapat mengurangi terjadi diphteria, pertusis, tetanus dan
hepatitis B (IKA FKUI, 1985).
Pada ibu yang memberikan imunisasi DPT HB Kombinasi secara tepat
pada bayinya didapatkan alasan agar bayinya tetap sehat juga karena
anjuran dari petugas kesehatan atau bidan untuk datang tepat waktu
pemberian imunisasi ulang, ketidak tepatan waktu pemberianimunisasi
DPT HB Kombinasi I, II, III dapat terjadi di Posyandu Desa
Ketapanrame Kecamatan Trawas masih rendah dengan target 100 % dan
tercapai 50%, karena berbagai sebab antara lain, karena ibu bekerja
pengasuh pengganti ibu enggan membawa bayi ke Posyandu, sebab-
sebab lain yaitu bayi sakit sehingga pemberian imunisasi ulang menjadi
mundur dan tidak tepat, juga disebabkan karena ibu tidak tahu jadwal
kegiatan Posyandu.
54
4.3.3 Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Dengan Ketepatan Waktu
Pemberian imunisasi DPT HB Kombinasi I, II, III pada bayi
Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa setengah dari ibu
bayi18 (50%) berpengetahuan baik dan tepat dalam pemberian
imunisasi DPT HB Kombinasi dan hampir setengah ibu bayi 11 (30,5%)
berpengetahuan cukup dan tepat dalam pemberian imunisasi DPT HB
Kombinasi dan sebagian kecil ibu bayi berpengetahuan kurang 7 ( 19,4
% ) dan tepat dalam memberikan Imunisasi DPT HB Kombinasi.
Pengetahuan atau kognitif merupakan Domain yang sangat penting
untuk terbentuknya tindakan seseorang ( over behavior ), karena dari
pengalaman dan penelitian ternyata perilaku akan lebih langgeng dari
perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan ( Notoadmodjo, 1997 )
Dengan pengetahuan yang baik tentang imunisasi DPT HB Kombinasi
akan mendorong ibu untuk memberikan imunisasi tersebut dengan tepat
waktu dengan interval waktu pemberiannya sesuai sehingga tercapai
target imunisasi DPT HB Kombinasi.
Dari hasil Uji Statistik Chi-Square di dapatkan nilai x2 hitung < x2 tabel,
maka H0 diterima yang artinya tidak ada hubungan antara pengetahuan
dengan ketepatan waktu pemberian imunisasi DPT HB Kombinasi pada
bayi usia 0-11 bulan di Posyandu Desa Ketapanrame Kecamatan
Trawas Kabupaten Mojokerto.
55
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai hubungan
antara tingkat pengetahuan dengan ketepatan waktu pemberian imunisasi DPT
HB Kombinasi pada bayi usia 2-11 bulan di Posyandu Desa Ketapanrame
Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto dapat disimpulkan :
5.1.1 Dari hasil penelitian didapatkan setengah dari ibu bayi berpengetahuan
baik yaitu 18 ibu bayi (50 %) dan hampir setengah ibu bayi
berpengetahuan cukup yaitu 11 ibu bayi (30 %) dan sebagian kecil
berpengetahuan kurang yaitu 7 ibu bayi (19,4 %).
5.1.2 Dari hasil penelitian didapatkan setengah dari ibu bayi yang memberikan
imunisasi DPT HB Kombinasi I, II, III yang tidak tepat sebanyak 18 ibu
bayi ( 50 % ) dan yang tepat sebanyak 18 ibu bayi ( 50 % ).
5.1.3 Dari hasil Uji Statistik Chi-Square di dapatkan nilai x2 hitung 0,24,
sedangkan nilai x2 tabel 2 dengan nilai x2 hitung < x2 tabel, maka H0
diterima yang artinya tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan
ketepatan waktu pemberian imunisasi DPT HB Kombinasi pada bayi
usia 2-11 bulan di Posyandu Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas
Kabupaten Mojokerto.
56
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Peneliti
Diharapkan untuk memperbanyak wawasan tentang imunisasi agar
peneliti selanjutnya lebih dikembangkan lagi sehingga lebih baik dan
sempurna.
5.2.2 Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dengan memberikan masukan tentang hasil
pelaksanaan penelitian ini dapat digunakan sebagai penyempurnaan
penelitian selanjutnya.
5.2.3 Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan bagi petugas kesehatan khususnya bidan lebih
meningkatkan pengetahuan ibu dengan memberi penyuluhan tentang
manfaat dan efek samping dari imunisasi pada bayinya agar lebih
mengerti dan memahami sehingga ibu tidak enggan membawa bayinya
pergi ke Posyandu atau Pukesmas.
5.2.4 Bagi Ibu bayi
Diharapkan bagi masyarakat khususnya ibu bayi usia 2-11 bulan
untuk lebih mengerti tentang hubungan antara pengetahuan ibu dengan
ketepatan pemberian imunisasi DPT HB Kombinasi I, II, III.
57
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2006). Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta
Departemen Kesehatan RI. 2006. Buku Panduan Imunisasi
Departemen Kesehatan RI. 1992. Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks
Keluarga
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2005. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta :
Pertemuan Kepala Puskesmas Kota Surabaya. htm
Markum, A.H. 2002. buku Pelayanan Immunisasi EGC
Notoatmodjo. 2003. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Notoatmodjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Notoatmodjo. 2007. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Oktarina. 2005. SPSS 13.0 Untuk Orang Awam. Bandung : Alfabeta
Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha
Ilmu
Departemen Kesehatan RI. 2005. Survei Kesehatan Rumah Tangga
Suraatmadja. 1995. Imunisasi. Arcan : Jakarta
58
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada
Ibu
Di Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas Mojokerto
Dengan hormat,
Yang bertanda tangan di bawah ini , mahasiswa
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Program Studi D-Ill Kebidanan
Program Khusus di Mojokerto.
Nama :
NIM :
Bersama ini kami mengajukan permohonan kepada ibu untuk menjadi
responden dalam penelitian berjudul Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan
Ketepatan Waktu Pemberian Imunisasi DPT HB Pada Bayi 2-I I Bulan ibu di
posyandu Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto.
Jawaban ibu kami jamin kerahasiaannya, oleh karena itu kami harap
ibu memberikan jawaban sesuai dengan kehendak.
Atas perhatian dan kerjasama untuk menjadi responden, kami
mengucapkan terima kasih.
Mojokerto, 20 Desember 2010
Penulis
59
PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Yang bertanda tangan dibawah ini Responden:
Umur : ……………………………………..
……………………………………..
Alamat : ……………………………………..
……………………………………..
Berdasarkan penjelasan yang telah diberikan, bersama ini saya
menyatakan tidak keberatan untuk menjadi responden dalam penelitian dengan
judul Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Ketepatan Waktu Pemberian Imunisasi
DPT HB Pada Bayi Usia 2-II bulan di Posyandu Desa Ketapanrame Kecamatan
Trawas Kabupaten Mojokerto.
Demikian peryataan ini saya buat, tanpa ada paksaan dan tekanan dari
penulis.
Mojokerto, 20 Desember 2010
60
KUISIONER
Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Ketepatan Waktu Pemberian
Imunisasi DPT HB Pada Bayi 2-11 Bulan di Posyandu
Desa Ketapanrame Kec. Trawas Kab. Mojokerto
Nama :
Nomor :
1. Petunjuk pengisian
Pilihlah salah satu jawaban yang tersedia dengan memberi tanda huruf pada
kotak di sebelah jawaban yang anda pilih.
2. Karakteristik responden
1) Usia
a. < 20 tahun
b. 20 – 35 tahun
c. > 35 tahun
2) Pendidikan
a. Dasar (SD, SMP)
b. Menengah (SMA atau sederajat)
c. Tinggi (Diploma dan Sarjana)
3) Pekerjaan
a. Tidak Bekerja atau IRT
b. Petani atau Buruh
c. Wiraswasta / swasta
d. PNS
61
4) Berapakan jumlah anak ibu?
5) Pernahkan ibu mendapat penyuluhan tentang imunisasi?
a. Ya
b. Tidak
6) Apakah keluarga ibu mendukung jika bayi ibu dilakukan
imunisasi?
a. Ya
b. Tidak
3. Pertanyaan Variabel Pengetahuan
1) Suatu cara untuk meningkatkan kekebalan tubuh pada
bayi agar terhindar dari penyakit disebut….
a. Imunisasi
b. Imun
c. Posyandu
2) Tujuan dari imunisasi adalah……….
a. Mencegah penyakit tertentu pada seseorang
b. Menambah penyakit tertentu pada seseorang
c. Memberikan penyakit tertentu pada seseorang
3) Manfaat dari pemberian imunisasi DPT HB adalah
memberikan pada penyakit………..
a. TBC
b. Campak
c. Diptheri, Pertusis, Tetanus, dan Hepatitis
62
4) Imunisasi DPT HB sebaiknya diberikan pada bayi
berusia….
a. 0-7 hari
b. 2-11 bulan
c. 9-11 bulan
5) Imunisasi DPT HB sebaiknya diberikan pada bayi
sebanyak….
a. 1 kali
b. 2 kali
c. 3 kali
6) Setelah diberikan imunisasi DPT HB pada bayi,
biasanya akan timbul…..
a. Panas
b. Borok
c. Diare
63
ABSTRAK
Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dengan Ketepatan Waktu Pemberian Imunisasi DPT HB Kombinasi
Pada Bayu 2 – 11 Bulan di Posyandu Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas
Kabupaten Mojokerto
Oleh : xxxxxxx
Pengetahuan dasar dalam pemberian imunisasi dapat membantu seorang ibu untuk mengetahui apa yang harus dilakukan. Dengan pengetahuan yang dimiliki ibu tentang ketepatan waktu pemberian imunisasi DPT HB Kombinasi pada bayi usia 2-11 bulan akan membuat vaksin bekerja secara Efektif dan perlindungan yang diberikan bisa mencapai maksimal dan pemberian imunisasinya bisa tepat waktu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu dengan ketepatan waktu pemberian imunisasi DPT HB Kombinasi pada bayi usia 2-11 bulan di posyandu desa Ketapanrame Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto.
Penelitian ini Analitik yaitu suatu penelitian yang menyelidiki hubungan sebab akibat antara variabel independent dan variabel dependent. Populasi penelitian adalah ibu yang mempunyai bayi usia 2-11 bulan di Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto. Besar sampel sebanyak 36 ibu bayi. Tehnik sampel yang digunakan adalah Teknik Sampling Consucutive. Variabel yang diteliti yaitu pengetahuan ibu sebagai variabel independent dan ketepatan waktu pemberian imunisasi DPT HB Kombinasi pada bayi usia 2-11 bulan sebagai variable dependen. Data dikumpulkan dari ibu bayi digunakan instrument kuesioner. Kemudian dianalisa dengan Uji statistic chi Square (x2) dengan menentukan tingkat signifikan yang sesuai 0,01 atau 0,05.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh bahwa setengah dari ibu bayi 18 (50%) tepat dalam pemberian imunisasi DPT HB Kombinasi dan setengah dari ibu bayi 18 (50%) tidak tepat dalam pemberian imunisasi DPT HB Kombinasi. Hasil uji square didapatkan nilai x2 hitung 0,24 sedangkan nilai x2 tabel 2 dengan nilai x2 hitung < x2 tabel hitung, maka H0 : diterima artinya tidak ada hubungan antara pengetahuan dan ketepatan waktu pemberian imunisasi DPT HB Kombinasi pada bayi usia 2-11 bulan di Posyandu Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto.
Pengetahuan ibu tentang imunisasi DPT HB Kombinasi sangat berbeda-beda dan sangat dipengaruhi oleh banyak factor. Dengan pengetahuan ibu yang dimiliki diharapkan berpengaruh baik terhadap ketepatan waktu pemberian imunisasi DPT HB Kombinasi pada bayi usia 2-11 bulan.
Kata kunci : Pengetahuan ibu, ketepatan waktu pemberian imunisasi DPT HB Kombinasi.
64vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Persetujuan..................................................................................................i
Lembar Pengesahan.................................................................................................ii
Lembar Pernyataan.................................................................................................iii
Motto ....................................................................................................................iv
Kata Pengantar.........................................................................................................v
Abstrak....................................................................................................................vi
Daftar Isi................................................................................................................vii
Daftar Tabel............................................................................................................ix
Daftar Gambar.........................................................................................................x
Daftar Lampiran......................................................................................................xi
Bab 1 Pendahuluan.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian...................................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian.................................................................................4
Bab 2 Tinjauan Pustaka..........................................................................................6
2.1 Konsep Dasar Pengetahuan....................................................................6
2.2 Konsep Dasar Imunisasi......................................................................13
2.3 Tujuan Program Imunisasi...................................................................23
2.4 Kematian Bayi.....................................................................................27
2.5 Kerangka Konseptual...........................................................................30
2.6 Hipotesis Penelitian.............................................................................30
Bab 3 Metode Penelitian......................................................................................31
3.1 Desain Penelitian.................................................................................31
3.2 Kerangka Kerja....................................................................................31
3.3 Sampling Desain..................................................................................32
3.4 Variabel Penelitian...............................................................................34
3.5 Definisi Operasional............................................................................35
3.6 Pengumpulan Data dan Analisa...........................................................37
65vii
3.7 Etika Penelitian....................................................................................43
Bab 4 Hasil dan Pembahasan...............................................................................45
4.1 Gambar Lokasi Penelitian...................................................................45
4.2 Hasil Penelitian...................................................................................45
4.3 Pembahasan........................................................................................52
Bab 5 Kesimpulan dan Saran...............................................................................56
5.1 Kesimpulan.........................................................................................56
5.2 Saran...................................................................................................57
Daftar Pustaka
Lembar konsultasi
66viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.5 Tabel Definisi Operasional Hubungan Pengetahuan Ibu
Dengan Ketepatan Waktu Pemberian Imunisasi DPT HB
Kombinasi Pada Bayi 2 – 11 Bulan...................................................35
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi ibu bayi menurut umur ibu di Posyandu
Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas pada bulan Desember
2010...................................................................................................44
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden di Posyandu Desa
Ketapanrame Kecamatan Trawas pada bulan Desember 2010..........45
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden di Posyandu Desa
Ketapanrame Kecamatan Trawas......................................................45
Tabel 4.5 Karakteristik memperoleh informasi tentang ketepatan
pemberian imunisasi DPT HB Kombinasi pada bayi 2-11 bulan
di Posyandu Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas Kabupaten
Mojokerto...........................................................................................46
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Sumber Informasi di Posyandu Desa
Ketapanrame Kecamatan Trawas......................................................46
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi paritas ibu bayi di Posyandu Desa
Ketapanrame Kecamatan Trawas......................................................47
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga ibu bayi di Posyandu
Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas.............................................47
Tabel 4.9 Distribusi Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi ibu bayi
di Posyandu Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas bulan
Desember 2010..................................................................................48
Tabel 4.10 Distribusi Ketepetan Waktu Pemberian Imunisasi DPT HB
Kombinasi I, II, III responden di Posyandu Desa Ketapanrame
Kecamatan Trawas pada bulan Desember 2010................................48
Tabel 4.11 Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Ketepatan
Waktu Pemberian Imunisasi DPT HB Kombinasi I, II, III
responden di Posyandu Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas
pada bulan Desember 2010................................................................49
67ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.5 Kerangka Konseptual.........................................................................30
Gambar 3.2 Kerangka Kerja..................................................................................32
68x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 2 Surat Pernyataan Menjadi Responden
Lampiran 3 Kisi-Kisi Kuesioner Penelitian
Lampiran 4 Kuesioner
Lampiran 5 Surat Penghadapan Kepada Kepala Desa
Lampiran 6 Surat Keterangan dari Kesbang
Lampiran 7 Tabulasi Data
Lampiran 8 Langkah-langkah Uji Chi-Square
69xi
MOTTO
Agar dapat membahagiakan
seseorang, isilah tangannya dengan
kerja, hatinya dengan kasih sayang,
pikirannya dengan tujuan, ingatannya
dengan ilmu yang bermanfaat, masa
depannya dengan harapan dan
perutnya dengan makanan.
(Frederick E. Crane)
Karya Tulis Ilmiah ini
Kupersembahkan :
Allah SWT atas segala limpahan dan
karunianya,
Suami, Putra-putriku tercinta, Dosen
Pembimbing, Rekan-rekanku, yang
mau merelakan waktu untuk ikut
70
Berkorban demi terwujudnya Karya
Tulis Ilmiah ini.
71
ix
LEMBAR PERSETUJUAN
KTI Oleh :
NIM :
Judul : Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dengan
Ketepatan Pemberian Imunisasi DPT HB Kombinasi pada
Bayi 2-11 Bulan di Posyandu Desa Ketapanrame
Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto.
Karya Tulis ini telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya
Tulis Ilmiah pada tanggal
Oleh
Pembimbing I
xxxxxxxxxxxxxxxxxxNPP : 111111111111
Pembimbing II
xxxxxxxxxxxxxxxxxxNPP : 222222222222
Mengetahui
xxxxxxxxxxcxzvdagdfbbgfb
Ketua
fawgfghrtsyuthngfnNPP. 33333333333
72
LEMBAR PENGESAHAN
Telah diuji dan disahkan oleh Tim Penguji pada Ujian Sidang Proposal / KTI di !
@#$%$&*^%&^)&)&*)(*())&*() Mojokerto pada tanggal……………
Pembimbing I
##################NPP : 444444444
Pembimbing II
###########
Ketua Program Studi
$$$$$$$$$$$$$$$NPP : 555555555
73
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
NIM :
Tempat Tanggal Lahir :
Menyatakan bahwa KTI yang berjudul “Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang
Imunisasi Dengan Ketepatan Waktu Pemberian Imunisasi DPT HB Kombinasi
pada Bayi 2-11 Bulan di Posyandu Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas
Kabupaten Mojokerto adalah bukan KTI orang lain baik sebagian maupun
keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan sumbernya.
Demikian surat pernyataan saya buat dengan sebenar-benarnya dan
apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi akademis.
Mojokerto, zzzzzzzzzzzzz
NIM. @!$@#%$#^$*^&
74
75
Recommended