View
268
Download
2
Category
Preview:
Citation preview
LAPORAN HASIL DISKUSI KELOMPOK KECIL
BLOK 8 DENTAL MATERIAL DAN TEKNOLOGI KEDOKTERAN GIGI
MODUL 5 MATERIAL PENUNJANG KLINIK
Di susun oleh: Kelompok 3
ADELIA CAESARINI (1310015103)
MIRSA HERDIANI (1310015119)
ANNISA FAIRUS (1310015094)
RAISA DEBRINA COMMAS (1310015111)
HOSANA A M (1310015095)
FIKA NOR AIDA (1310015093)
MADHERISA PAULITA (1310015099)
ANDRE KUSUMA (1310015116)
WILMAN RANTE (1310015118)
Tutor : drg. Silvia Agustis
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2014
1
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia serta Kehendak-Nya lah laporan dari hasil diskusi blok 8
modul 5 yang berjudul “Material Penunjang Klinik” ini dapat diselesaikan dengan tepat
waktu.
Dan tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada drg Silvia Agustin selaku tutor
kelompok 3, yang telah membantu dalam membimbing jalannya diskusi.
Tak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada teman-teman kelompok 3 yang
telah turut serta dalam bepartisipasi pada diskusi ini. Laporan ini dibuat berdasarkan hasil
diskusi kelompok yang telah disepakati bersama.
Dalam pembuatan laporan modul 5 blok 8 ini tentunya memiliki kelebihan dan
banyak kekuranganbaik dalam penjelasan materi, keterbatasan penulisan, penggunaan
ejaan-ejaan, serta penyuntingan dan juga bahan-bahan refrensi yang terbatas. Maka dari
itu kritik serta saran yang bersifat membangun dapat diberikan agar laporan ini tersusun
lebih baik dan bagus dari laporan sebelumnya.
Samarinda, November 2014
Hormat Kami
Tim penyusum
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................4
1.2 Tujuan ....................................................................................................................4
1.3 Manfaat ..................................................................................................................5
BAB II ISI
2.1 Skenario .................................................................................................................6
2.2 Step 1-Terminologi ................................................................................................6
2.3 Step 2- Identifikasi Masalah ..................................................................................7
2.4 Step 3- Analisa masalah ........................................................................................10
2.5 Step 4- Kerangka konsep .......................................................................................11
2.6 Step 5 Learning Objective .....................................................................................11
2.7 Step 6 Belajar Mandiri ...........................................................................................12
2.8 Step 7 Sintesis.........................................................................................................12
a. Syarat Bahan Alloy...........................................................................................12
b. Sifat-Sifat Alloy................................................................................................13
c. Klasifikasi Alloy...............................................................................................14
d. Komposisi Alloy...............................................................................................16
e. Manipulasi Alloy..............................................................................................17
f. Aplikasi Alloy...................................................................................................19
g. Orthodontik Wire Alloy....................................................................................20
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................22
3.2 Saran ......................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................23
3
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dalam modul Material Penunjang Klinik ini merupakan pembahasan lebih lanjut
dari modul sebelumnya yang lebih membicarakan berbagai macam bahan yang dipakai
untuk tumpatan inlay, onlay, mahkota, gigi tiruan kerangka logam dll, terutama yang
terbuat dari alloy yang merupakan campuran dari beberapa bahan logam yang dilebur
melalui proses pemanasan menjadi satu yang mempunyai sifat-sifat berbeda yang
nantinya diharapkan memiliki hasil yang lebih unggul dari pada sifat-sifat logam
murninya.
Dahulu sebelum adanya alloy dikenal dengan adanya logam yang memiliki sifat-
sifat seperti logam yang memyebabkan karat dan bersifat toksik yang digunakan dibidang
kedokteran gigi untuk berbagai macam keluhan dan kerusakan pada gigi yang justru
malah merugikan bagi pasien.
Logam sendiri adalah segolongan unsure-unsur yang berasal dari galian tambang
yang mempunyai kemampuan sebagai bahan penghantar panas dan listrik yang baik.
Logam merupakan bahan dalam kedokteran gigi yang memiliki jenis yang bermacam-
macam, baik yang digunakan dilabolatorium maupun klinik.
Tetapi beberapa logam ternyata tidak cukup kuat untuk digunakan dalam
kedokteran gigi jika digunakan dalam bentuk murninya, maka dilakukan pencampuran
dua logam atau lebih membentuk alloy yang memiliki kekuatan yang lebih besar
sehingga lebih baik untuk digunakan dalam kedokteran gigi, namun karena berasal dari
logam tentunya sebagian besar sifat alloy pun menyerupai logam pembentuknya. Untuk
memperoleh hasil yang diinginkan dengan alloy maka perlu dilakukan percobaan untuk
mengetahui sifat-sifat, syarat dan juga manipulasi serta aplikasi dan klasifikasi dan
komposisi dari pembentukan alloy.
4
2. Tujuan
Pada materi ini mahasiswa diharapkan mampu memahami tentang sifat-sifat alloy
yang merupakan campuran dari beberapa logam yang membuatnya melebihi sifat dari
logam murninya, mengerti klasifikasi dan komposisi dari alloy serta syaratnya dan proses
manipulasi serta aplikasinya pada masyarakat dan profesinya.
3. Manfaat
Memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang material yang digunakan
dalam bidang kedokteran gigi terutama alloy yang merupakan campuran dari beberapa
logam yang memiliki sifat yang berbeda dari logam murninya yang dapat menambah
ilmu dan pengertian tentang bahan-bahan material penunjang klinik dibidang kedokteran
gigi yang akan memudahkan mahasiswa bila sudah memahaminya untuk turun lancar
didalam pembelajaran dikedokteran gigi selanjutnya dan diharapkan dapat menciptakan
bahan material penujang klinik seperti berbagai jenis bahan tumpatan terutama alloy
dengan teknik yang lebih modern dan efektif.
5
BAB 2
ISI DAN PEMBAHASAN
2.1 SKENARIO
EMAS SI KAKEK
Budi mahasiswa kedokteran gigi bingung kenapa ada emas di gigi kakek, setahu budi
emas digunakan untuk perhiasan yang biasa dipakai ibu, tetapi kok bisa ada juga gigi emas
dipakai sebagai gigi tiruan. Bagaimana proses pembuatan gigi emas tiruan ? Apakah ada
campuran logam lain pada pembuatan gigi tiruan emas ? Dan logam apa saja selain emas yang
dapat digunakan didalam mulut yang memenuhi syarat sebagai dental material ?
2.2 STEP 1
TERMINOLOGI
1. Emas
a. Unsur kimia dalam tabel periodik dengan simbol Au dengan nomor atom 79
b. Sebuah logam transisi yang lunak, mengkilat, kuning, berat, malleble dapat
ditempa, ductile dapat regang
2. Logam
a. Mineral yang tidak tembus padang dapat menjadi penghantar panas dan arus
listrik
b. Substansi kimia yang mengkilat dan opaque
3. Gigi tiruan
a. Gigi buatan yang secara fisik menyerupai gigi sebenarnya terdiri dari 2, gigi
tiruan dan gigi sebagian
b. Alat yang berfungsi untuk menggantikan sebagian atau seluruh gigi asli yang
hilang dan jaringan lunak disekitarnya
6
4. Dental Meterial
a. Bahan yang digunakan sebagai bahan baku dibidang kedokteran gigi
b. Bahan-bahan yang digunakan dibidang kedokteran gigi
5. Campur logam
a. Suatu campuran logam dan non logam dan juga logam dan logam
b. Alloy ( campuran dua atau lebih logam)
6. Gigi tiruan emas
a. Gigi tiruan yang menggunakan emas sebagai bahan utamanya
2.3 STEP 2
IDENTIFIKASI MASALAH
1. Apa saja syarat-syarat logam sebagai dental material ?
2. Apa saja sifat –sifat logam?
3. Apa saja klasifikasi alloy dan alloy emas?
4. Bagaimana aplikasi logam dalam kedokteran gigi?
5. Bagaimana manipulasi logam campur dalam kedokteran gigi ?
6. Apa saja macam –macam ikatan pada logam campur ?
7. Apakah ada pengaruh gigi tiruan emas terhadap mulut?
8. Apakah ada campuran logam lain pada pembuatan gigi tiruan emas?
9. Bagaimana proses pembuatan gigi tiruan emas?
10. Apa saja komposisi logam campur emas?
11. Bagaimana sifat –sifat elemen alloy emas?
12. Apa keuntungan dan kerugian gigi tiruan emas?
2.4 STEP 3
ANALISIS MASALAH
1. Syarat logam sebagai dental material :
7
a. Secara kimia : tahan terhadap korosi dan tidak larut dalam cairan rongga mulut
b. Harus bikompatibilitas
c. Bebas dari agen yang menyebabkan reaksi alergi
d. Pertahanan terhadap abrasi baik
e. Tahan terhadap panas dan dingin
f. Memiliki yield stress atau kemampuan menerima beban yang tinggi
g. Bianyanya ekonomis
h. Mudah dituang dan dicor
i. Mudah dipoles
j. Meability dan ductility
k. Modulus elastisnya harus tinggi
l. Mengalami sedikit penyusutan ketika memadat
m. Tidak luntur
2. Sifat – sifat logam :
a. Keras
b. Opaque / tidak tembus cahaya
c. Mengkilat
d. Penghantar panas dan listrik yang baik
e. Ductility atau meability
f. Titik didih dan titik leleh tinggi
g. Daya hantar listrik
h. Daya hantar panas
3. Klasifikasi Alloy
Klasifikasi :
o High nobles alloy / logam yang sangat mulia dengan komposisi logam mulia
o Noble alloy / logam mulia dengan komposisi logam mulia
o Radominantly base metal alloy / alloy berbahan utama logam dasar dengan
kadungan logam mulia
Berdasarkan tingkat kekerasan ( Gold Alloy)
o Tipe I (Lunak)
Tingkat kekerasan 40-75 BHN
8
o Tipe II (Sedang)
Tingkat kekerasan 70-100 BHN
o Tipe III (Keras)
Tingkat kekerasan 90-120 BHN
o Tipe IV (Sangat Keras)
> 130 BHN
Berdasarkan penggunaannya
o Inlay logam penuh
o Mahkota dan jembatan
o Gigi tiruan sebagian lepasan dan implan
Berdasarkan unsur utama
o Emas
o Palladium
o Nikel
o Cobalt
Berdasarkan sistem fase dominan
o Isomorfus
o Euthetik
o Parithetik
Berdasarkan 3 unsur utama
o Emas, Palladium, Perak
o Palladium, Perak, Timah
o Nikel, Cronium, Berilium
Klasifikasi Alloy berdasarkan kekerasan
o Tipe I : 50-90 VHN
o Tipe II : 90-120 VHN
o Tipe III : 120-150 VHN
o Tipe IV: >150 VHN
Kalsifikasi Alloy berdasarkan fungsi (Alloy emas)
9
o Tipe I
Restorasi sedikit tekanan untuk inlay satu permukaan
Komposisi Au 80%, Ag 9%, Cu 9%
o Tipe II
Tekanan sedang onlay dan inlay pada beberapa permukaan bukal dan
lingual
Komposisi Au 76%, Ag 13%, Cu 8%, Pb 2,5%, Zn 0,5%
o Tipe III
Untuk restorasi tekanan besar, mahkota penuh basis gigi tiruan
Komposisi 70% Au, 15% Ag, 10% Cu, 1% Pt, 1% Zn, 3% Pb
o Tipe IV
Untuk tekanan-tekanan sangat besar lempeng basis dan cengkram gigi
tiruan
Komposisi 66% Au, 12% Ag., 15% Cu, 2% Pt, 3% Pb, 2% Zn
4. Inlay, onlay, tiruan sebagian, dental implant, mahkota ( stanless stell crown), bridge,
pasak
5. Manipulasi :
a. Penuangan :
i.Mencairkan logam
ii.Membentuk dalam cetakan
b. Didinginkan
i.Dapat ditempa menjadi lembaran
ii.Ditarik atau digulung
c. Dijadikan serbuk
i.Diberikan tekanan didinginkan untuk jadi serbuk
d. Dikasih listrik (elektrovorming)
6. Sudah
10
7. Pengaruh gigi emas didalam mulut karena warna tidak kontras dengan gigi makan
menyebabkannya tidak estetik dan kuraang baik untuk dipandang, juga pada
beberapa pasien dapat menyebabkan reaksi alergi karena ketidakcocokan logam-
logam yang dipakai pada pembuatan gigi tiruan misalnya nikel yang menyebabkan
dermatitis kontak dirongga mulut, juga menimbulkan rasa sensitive terhadap panas
dan dingin tetapi memiliki kekuatan yang besar sehingga sulit pecah dan terkikis juga
mempertahankan bentuk gigi asli dan tidak merusak gigi antagonisnya.
(Annusavice : 2003)
8. Ada yang terdiri dari berbagai macam campuran logam antara lain emas, silver,
tembaga, platina, palladium, nikel, Zink, dan juga iridium yang diatur komposisinya
berdasarkan penggunaannya sebagai bahan dikedokteran gigi.
9. Manipulasi gigi tiruan emas (PR)
10. Komposisi logam campur emas terdiri dari emas, silver, tembaga, platina, palladium,
nikel, Zink, dan juga iridium yang dibedakan atas berbagai macam tipe tergantung
penggunaannya dibidang kedokteran gigi.
11. Elemen Alloy emas :
a. Au / Emas : Titik lebur tinggi, tahan korosi dan menghasilkan warna kuning
b. Ag / Perak : Menghasilkan warna putih dan menambah kekerasan dan tensil
strength, dapat menyerap oksigen sehingga cenderung menyebabkan porositas
waktu penuangan, memperputih alloy dan mengatasi warna kemerahan yang
ditimbulkan cuprum.
c. Cu / Tembaga : Merendahkan titik cair, menghasilkan warna kemerahan, dan
menambah kekerasan
11
d. Platina / Pt : Menambah kekerasan dan memperkecil daya tahan korosi dan
titik lebur tinggi sehingga menghasilkan warna putih juga memperbaiki daya
tahan terhadap korosi.
e. Paladium / Pd : Mempertinggi titik cair, menambah kekerasan dan menyerap
oksigen sehingga korosi berkurang.
f. Nikel : Mempengaruhi warna dan menyebabkan toksik didalam mulut
juga membantu memperhalus struktur alloy.
g. Zn : Menambah kekerasan dan kekuatan serta memiliki titik lebur
rendah
h. Ir / iridium : Menambah kekerasan dan daya tahan terhadap korosi
12. Keuntungan dan kerugian
a. Keuntungan :
i. Kuat yang mempertahankan bentuk anatomis gigi
ii. Tidak mudah luntur
iii. Dapat dipolies
iv. Mampus bertahan agar tetap berkilau
v. Memiliki retensi terhadap fraktur
vi. Ketahanan terhadap keausan tinggi
b. Kerugian :
i. Mahal
ii. Estetik jelek (tergantung individu)
iii. Manipulasinya tidak mudah
iv. Mengalami korosi
v. Dapat menimbulkan kebocoran ditepi tambalan
2.5 STEP 4
KERANGKA KONSEP
12
2.6 STEP 5
LEARNING OBJECTIVE
1. Mahasiswa mampu memahami Alloy
a. Syarat dan Sifat-sifat
b. Klasifikasi
c. Komposisi
d. Manipulasi dan Aplikasi
2.7 STEP 6
BELAJAR MANDIRI
2.8 STEP 7
SINTESIS
2.8.1 SYARAT BAHAN ALLOY
Penggunaan alloy pada bidang kedokteran gigi perlu diperhatikan juga tentang
dampaknya bagi pasien dan dokter gigi sendiri maka sebelum memnggunakan bahan-
bahan yang nantinya akan digunakan pada pasien harus mengetahui syarat alloy yang
akan digunakan antara lain :
1. Sifat Kimia, tidak menyebabkan korosi dan tidak larut dalam cairan rongga mulut
atau segala cairan yang dikonsumsi
13
Komposisi Klasifikasi Manipulasi dan
aplikasi
Syarat dan sifat
2. Sifat biologi, tidak beracun dan tidak mengiritasi rongga mulut dan jaringan
pendukungnya juga tidaj menghasilkan reaksi alergi dan tidak mutagen serta
karsinogenik
3. Biokompatibilitas yaitu tidak mengandung substansi toksik yang larut dalam saliva
dan tidak membahayakan pulpa dan jaringan lunak
4. Mekanis : harus sesuai dengan penggunaannya dan memiliki yield stress (kemampuan
menerima beban) yang tinggi, dan memiliki konduktivitas thermal dan kuat, punya
kekuatan tinggi dan sebagai penghantar suhu yang baik
5. Estetik juga harus sewarna dengan gigi dan mengikuti perkembangan zaman
6. Pengetahuan teknik dan pembuatan dentalnya harus dimiliki dokter gigi dan teknisi
gigi.
7. Bahan bahannya tersedia dalam jumlah besar dan mudah didapat
8. Terdapat kandungan logam mulia
2.8.2 SIFAT-SIFAT ALLOY
1. Titik leleh dan titik didih cenderung tinggi karena kekuatan ikatan logam.
2. Dapat menghantarkan listrik.
3. Konduktor panas yang baik.
4. Kekuatan dan kemampuan kerja :
a. Sifat Malleability (dapat ditempa) dan Ductility (dapat diregang) maksudnya
mampu dibentuk dengan suatu gaya, baik dalam keadaan dingin maupun panas
tanpa terjadi retak pada permukaannya misalnya dengan hammer (palu) dan
dapat ditarik dibentuk dengan tarikan sejumlah gaya tertentu tanpa
menunjukan gejala-gejala putus.
b. Toughness (sifat ulet) yaitu kemampuan dapat dibengkokkan beberapa kali tanpa
mengalami retak.
c. Hardness (kekerasan) ketahanan terhadap penetrasi atau penusukan indentor yang
berupa bola baja, intan piramida dll.
d. Strength (kekuatan) mampu menahan deformasi.
14
e. Weldability yaitu mampu untuk dapat dilas baik menggunakan las listrik maupun
dengan las karbit (gas).
f. Corrosion resistance (tahan korosi) atau karat akibat kelembaban udara, zat-zat
kimia dll.
g. Tahan impact yaitu dapat tahan terhadap beban kejut.
h. Machinibility mampu untuk dikerjakan dengan mesin misalnya dengan mesin
bubut.
i. Modulus elastis tinggi (Ukuran dari kekakuannya suatu bahan) yang penting untuk
menentukan ketebalan minimal dari berbagai bagian rangka logam untuk bisa
menahan pembengkokan.
2.8.3 KLASIFIKASI ALLOY
Logam campur dapat diklasifikasikan menurut :
1. Fungsi/Kegunaan
a. Tipe I (lunak) untuk restorasi yang hanya terkena sedikit tekanan cth: inlay kecil
b. Tipe II (sedang) untuk restorasi yang terkena tekanan sedang cth: mahkota ¾,
abutment, pontik, danmahkotapenuh.
c. Tipe III (keras) utuk restorasi dengan tekanan besar cth: mahkota ¾ yang tipis,
abutment, pontik, mahkota penuh, basis gigi tiruan, gigi tiruan sebagian cekat
yang pendek
d. Tipe IV (ekstra keras) untuk keadaan dengan tekanan yang sangat besar. Contoh:
inlay yang terkena tekanan sangat besar, termasuk lempeng basis dan cengkeram
gigi tiruan, gigi tiruan sebagian rangka logam, dan gigi tiruan sebagian cekat yang
panjang.
e. Alloy untuk mahkota dan jembatan
Cocok digunakan untuk restorasi vinir dengan dental porselen , coping, gigi tiruan
cekat dengan span pendek.
f. Alloy untuk gigi tiruan sebagian lepasan
2. Unsur utamanya :
15
a. Emas (Au)
Bersifat menambah resisten terhadap noda/bercak dan korosi ,serta menambah
kelenturan . Karena sifatnya yang lunak ,bila dicampur dengan copper , silver ,
platinum dan metal lain dapat meningkatkan kekerasan , ketahanan , dan
elastisitasnya .
b. Palladium (Pd)
Bersifat menambah temperature leleh ,menambah kekerasan, berperan untuk
menyerap hydrogen yang dapat menyebabkan porositas dalam cetakan , mencegah
adanya noda/ bercak dan korosi
c. Perak (Ag)
Tujuan utama penggunaan perak yang dihasilkan oleh campuran emas dan
tembaga ,mengurangi temperature leleh , dan menambah kelenturan .
d. Nikel (Ni)
Menambah ketahanan terhadap korosi ,untuk kekuatan , dan dapat memutihkan
alloy .
e. Cobalt (Co)
Meningkatkan modulus elastisitas, kekuatan , dan kekerasan pada logam
dibandingkan dengan nikel .
f. Titanium (Ti)
Memberikan resistensi korosi dengan membentuk lapisan titanium oksida .
3. Kandungan logam mulianya :
Sangat mulia, mulia atau dominan logam dasar
16
4. Tiga unsur utama :
Emas-paladium-perak, palladium-perak-timah, nikel-kromium-berilium, kobalt-
kromium-molibdenum, titanium-alumunium-vanadium
5. Sistem fase dominan :
Isomorfus, eutetik, peritetik atau antar logam
6. Berdasarkantingkatkekerasan
Pada tahun 1932, kelompok bahan-bahan gigi di Biro Standard Nasional
mensurvai berbagai logam campur dan mengelompokkannya berdasarkan angka
kekerasan yaitu:
a. Tipe I (lunak) angka kekerasan Vickers (VHN) 50-90
b. Tipe II (sedang) angka kekerasan Vickers (VHN) 90-120
c. Tipe II (keras) angka kekerasan Vickers (VHN) 120-150
d. Tipe IV (ekstrakeras) angka kekerasan Vickers (VHN) >150
7. Berdasarkanjumlahcampuranlogam
a. Binary (Campuran 2 logam)
b. Tertinary (Campuran 3 logam)
c. Quartenary (Campuran 4 logam), dll
8. Menurut ADA
a. High noble alloy :Jika Au lebih dari 40% dan noble metal minimal 60 %
b. Noble alloy :Jika noble metal minimal 25%, bolehtanpa Au
c. Base metal alloy :Jika Au dan kandungan noble metal kurang dari 25%
17
2.8.4 KOMPOSISI ALLOY
A. Komposisi Gold Alloy
Logam campur emas adalah logam mulia yang dicampur dengan logam yang
kurang mulia. Logam yang dipakai disini adalah emas (Au) 24 karat dan logam
lainnya seperti perak (Ag), tembaga (Cu), platina (Pt), palladium (Pd) dan seng (Zn).
Adapun komposisi logam emas menurut Crowell, W.S (1961)
Tipe Keterangan Minimum
jumlah
logam Mulia
(%)
Au (%) Ag (%) Cu (%) Pt (%) Pd (%) Zn (%)
I Lunak 83 80-90 3-12 2-5 Sedikit atau tidak ada
II Sedang 78 75-78 12-15 7-15 0-1 1-4 0-1
III Keras 78 62-78 8-26 8-11 0-3 2-4 1
IV Sangat
keras
75 60-70 4-20 11-16 0-4 0-5 1-2
Sumber : Crowell, W.S (1961) : Gold alloys in dentistry Metals Handbook, 8th ed.
Vol. I. Properties and selection of metals, American Sociaty for Metals, Metals Park,
Ohio, P. 1188-1189.
2.8.5 MANIPULASI ALLOY
A. Tahap Penanaman
Pada model harus dibersihkan dari kotoran debu, dan minyak. Untuk itu
dapat digunakan pembersih komersial atau deterjen sintetik yang diencerkan. Sisa
cairan dapat dihilangkan dengan dikibaskan dan model dibiarkan mongering diudara
terbuka, sementara bahan tanam disiapkan. Lapisan tipis pembersih yang tertinggal
pada permukaan model malam dapat mengurangi tegangan permukaan dari malam
dan pembasahan yang lebih baik dari bahan tanam sehingga terjadi perlekatan yang
18
sempurna, termasuk pada bagian– bagian model yang kecil dan tipis. Sementara
model dikeringkan di udara terbuka, jumlah air destilasi (bahan tanam gypsum) atau
cairan silica koloiadal khusus (bahan tanam fosfat) diukur. Cairan ini dituang kedalam
mangkuk karet yang bersih dan kering kemudian bubuk ditambahkan kedalam cairan
secara bertahap dan hati–hati untuk mencegah terjebaknya udara di dalam aduk-an.
Pengadukan dilakukan dengan lembut sampai semua bubuk basah atau bubuk yang
tidak tercampur terdesak keluar dari mangkuk secara tidak sengaja. Bahan tanam
ditunggu sampai mencapai final setting lalu kawah di lepas dari bumbung tuang dan
dibiarkan selama 24 jam.
B. Tahap Buning Out dan Preheating
Tahap burning out dimulai dengan menghidupkan kompor gas dan letakkan
bumbung tuang di atas dengan bagian kawah menghadap keapi, biarkan hingga
semua malam terbuang dan pastikan seluruh mould space bersih dari malam.
Sementara itu siapkan Furnice lunakkan suhunya hingga mencapai 700oC kemudian
masukkan bumbung tuang kedalam Furnice lalu dilanjutkan dengan tahap preheating,
naikkan suhu Furnice hingga mencapai suhu 900 derajat celcius pada saat bahan
tanam sudah terlihat membara, model sudah siap di casting.
Pada tahap ini mempunyai yaitu untuk menghilangkan sisa-sisa malam dan
air, serta memberikan ekspansi pada cetakan. Adanya ekspansi ini untuk
mengantisipasi sifat bahan logam. Karena kita tahu bahwa sifat logam yaitu
kontraksinya pada saat dingin akan mengecil. Adanya ekspansi yang cukup untuk
menghindari pengecilan model sehingga tidak sesuai dengan bentuk yang asli.
C. Tahap Casting
Casting menggunakan 2 logam Cu alloy. Logam campur dicairkan dengan
crucible yang terpisah. Kemudian dituang kedalam mould dengan gaya centrifugal.
Setelah bumbung tuang telah mencapai suhu normal, lalu logam dikeluarkan dengan
cara membongkar bahan tanam. Hasil logam dicuci dan dibersihkan sampai sisa
bahan tanam tidak ada. Setelah pencucian, terlihat adanya bitik-bintik tidak teratur
19
pada logam (logam masih kasar) dan tidak sesuai dengan ukuran semula. Bitik-bintik
ini disebabkan oleh beberapa hal terutama kesalahan dalam penuangan.
D. Tahap Finishing & Polishing
Pada tahap ini dilakukan perapian model kasar logam dan disesuaikan dengan
ukuran semula. Kemudian logam dipoles dengan menggunakan arkansas stone sampai
permukaan model terlihat halus. Lalu dilanjutkan dengan rubber warna merah dan
terakhir dengan rubber warna hijau. Setelah permukaan logam terlihat halus dan
mengkilat potong sprue dengan menggunakan diamond disk kemudian dirapikan dan
dipulas pada daerah bekas potongan.
TAHAP MANIPULASI LOGAM
1. Penuangan/Casting
Penuangan meliputi pekerjaan mencairkan logam dan membentuknya
didalam cetakan yang terbuat dari tanah liat, cetakan akan rusak setiap kali
setelah pemakaian.
2. Cold Working/Pekerjaan Dingin
Pada tahap ini logam ditempa menjadi lembaran, ditarik dan digulung.
3. Powder Metalurgi
Suatu bentuk logam yang dapat dipres dibawah tekanan yang tinggi untuk
mendapatkan bahan dengan bentuk yang diinginkan.
4. Elektroforming
Suatu logam dilapiskan pada permukaan yang bersifat penghambat penghantar
panas dengan proses elektolisa.
2.8.6 APLIKASI ALLOY
Alloy dalam kedokteran gigi dapat digunakan dalam bidang prostodonsia,
orthodonsia, ataupun konservasi gigi. Aplikasi tersebut dapat dibedakan berdasarkan
bahan penyusunnya maupun berdasarkan klasifikasi tipenya.
Aplikasi alloy berdasarkan bahan penyusunnya antara lain :
20
1. Emas : Inlay, onlay, mahkota dan gigi tiruan jembatan
2. Ag-Pd, Ni-Cu : inlay, onlay, mahkota dan gigi tiruan jembatan
3. Emas, Nu-Cr, Co-Cr : Digunakan dalam bentuk kawat
4. Co-Cr : Gigi tiruan sebagian Tuangan
Sedangkan aplikasinya alloy berdasarkan klasifikasi tipenya yaitu :
1. Tipe I : Inlay satu permukaan
2. Tipe II : Onlay dan inlay beberapa permukaan tapi tidak termasuk permukaan
bukal dan lingual juga mahkota penuh.
3. Tipe III : digunakan untuk semua mahkota dan jembatan serta basis gigi tiruan
4. Tipe IV : digunakan untuk kerangka gigi tiruan sebagian dan penuh, crown dan
bridge.
ORTHODONTIK WIRE ALLOY
Terbuat dari predominately base matal-alloy ; stainless steel,titanium,
nickel-titanium, dan cobalt-chomium alloy. Merupakan kawat orthodontic yang
digunakan untuk mengubah atau membuat gigi yang berubah posisi menjadi lebih
dekat pada lengkung gigi yang ideal. Orthodontik wire dibedakan menjadi stainless
steel, cobalt-cromium-nickel dan titanium alloy yang tebagi lagi menjadi beta
titanium dan nickel-titanium.
Stainless Steel yang mengandung chromium 11.5%- 27%, terdapat juga
kandungan nikel, panadium, molybdenum dan niobium dalam jumlah kecil.
Ditemukan pertama kali oleh Brearly pada 1913 ketika menambahkan chromium
pada steel didapatkan steel yang lebih resisten terhadap korosi. Memiliki nilai
modulus elastic yang tinggi juga memiliki nilai yield stress dan springback yang
relative tinggi sehingga banyak digunakan untuk kebanyakan aplikasi dibidang
kedokteran gigi antara lain : Forcep , Chisel, Burnisher , Excavator, Steel bur,
Cutting instrument, Basis protesa Crown sementara dan juga , bahan orthodonsi
seperti kawat gigi.
21
Gold Alloys terdapat dua jenis yaitu high gold yang mengandung emas
75% dan palatinum juga ada low gold yang mengandung emas 60%, perak 15%,
tembaga 15%, dan palladium serta platinum sekitar 10%. Gold Alloy wires memiliki
nilai modulus elastic yang rendah dibandingkan stainless steel.
Cobalt-Cromium-Alloy merupakan campuran logam yang mengandung
kobalt 40%, Kromium 20%, Nikel 15%, 15,8% Besi, 7% Molybdenum, 2% Mg,
0,16% Karbon, 0,04% beryllium. Pengaruh pemberian koblat menyebabkannya
bersifat keras, kaku dan kuat dan penambahan kromium menyebabkannya tahan
terhadap korosi digunakan untuk gigi implant dan rangka gigi tiruan lepasan.
Harganya murah tapi lebih mahal daripada stainless stell, biokompatibilitas dan
dapat disolder juga dilebur.
Nikel-Titanium-Alloy mengandung 55% Nikel dan 45% Titanium,
memiliki nilai modulus elastic yang rendah dan digunakan untuk menerapkan
kekuatan (force) yang relative rendah. Memiliki nilai modulus elastic yang rendah
dan yield stress yang tinggi menunjukkan sifat springback yang sangat baik dan
berguna untuk melaksanakan pergerakan gigi besar dengan menggunakan kekuatan
yang rendah selama jangka waktu yang panjang.
Beta-Titanium (Titanium-Molybdenum-Alloy) memiliki kandungan 77,8%
titanium, 11,3% molybdenum, 6,6 % cromiun dan 4,3% timah. Memiliki sifat
mampu membentuk (formability) dengan baik dan memiliki karekteristik springback
mirip dengan stainless steel juga memiliki nilai modulus elastic yang rendah
dbandingkan stainless steel, mampu terbentuk dengan baik misalnya pada kawat
orthodontik tapi memiliki harga yang mahal.
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gigi karies sangat mengganggu aktifitas seseorang. Gigi yang karies
dilakukan rehabilitasi dengan cara melakukan tumpatan yang menutup bagian yang
rusak sehingga bentuk dan fungsinya kembali seperti sempurna. Tumpatan ada 2
yaitu tumpatan langsung dan tumpatan tidak langsung. Tumpatan tidak langsung
biasanya menggunakan logam, resin akrilik dan komposit yang diindikasi untuk gigi
premolar dan molar karena memerlukan jenis tumpatan yang lebih kuat untuk
menahan tekanan.
Logam merupakan substansi kimia opak (tidak tembus cahaya) mengkilap
yang merupakan penghantar (konduktor) panas atau listrik yang baik, mempunyai
sifat yang keras dan kuat yang sangat mendukung untuk dilakukan pada tumpatan
tuang namun memiliki kekurangan tidak estetik dan bersifat toksik sehingga harus
dicampur dengan logam lain yang dapat menghilangkan sifat-sifat buruk logam yang
akan membentuk alloy dari bahan campuran beberapa jenis logam menjadi bahan
baru melalui proses peleburan pada suhu yang tinggi yang diharapkan dapat lebih
unggul sifat-sifatnya daripada sifat logam murninya.
3.2 Saran
Logam sangat berguna untuk kedokteran gigi yang dapat digunakan untuk
tumpatan inlay, onlay, mahkota, gigi tiruan kerangka logam dsb. Dari banyaknya
aplikasi dari logam dalam kedokteran gigi sehingga sangat diperlukan pengetahuan
dari segala aspek tentang logam terutama sifat-sifatnya sehingga akan membantu dan
memudahkan dalam proses manipulasi yang optimal. Jadi diharapkan setelah melalui
materi pembelajaran ini mahasiswa dapat memahami dan mengetahui pengertahuan
yang diperlukan tentang beberapa macam bahan-bahan alloy serta syarat dan sifat-
sifat yang perlu dipahami untuk aplikasi dimasyarakat dan pengetahuan bagi dokter
gigi sendiri.
23
DAFTAR PUSTAKA
Anusavice, Kenneth J. 2003. Philips Buku Ajar IlmuBahanKedokteran Gigi Edisi 10.
Jakarta : EGC
Ratnakrishanan SS. Peranan Emas dalam Logam Campur Emas Kedokteran Gigi
(http://repository.usu.ac.id/bcstream:123456789/24/58/6/Cover.pdf ) . 22 Desember 2011
Anonymous. Pengertian dan Klasifikasi Logam Campur Emas.
(http://repository.usu.ac.id/bcstream:123456789/24/58/3/Cover.pdf ). 22 Desember 2011
Syafiar L, Rusfian, Sumardhi S, Harahap KI, Adiana ID. Bahan Ajar Ilmu Material dan
Teknologi Kedokteran Gigi. 1st ed, Medan. USU. 2011
Powers. J.M. Craig’s Restorative Dental Materials.Jakarta : EGC. 2006
Craig, Robert, dkk. 1979. Dental Materials Properties And Manipulation. London : CV.
Mosby Company.
24
Recommended