View
20
Download
4
Category
Preview:
DESCRIPTION
Menjelaskan pantangan dan penyebab penyakit diabetes. Diambil dari berbagai sumber
Citation preview
Daftar Makanan Pantangan Diabetes
Diabetes adalah salah satu penyakit mematikan nomor tiga setelah penyakit jantung dan
penyakit kanker. Penyebab terjadinya diabetes adalah tidak berfungsinya organ pankreas
dalam memproduksi hormone insulin sehingga hormone insulin dalam tubuh berjumlah
sangat terbatas. efek dari minimnya jumlah hormone insulin dalam tubuh adalah tidak
terkontrolnya kadar gula dalam darah yang terkandung dalam menu makanan yang
dikonsumsi setiap hari. Salah satu cara yang cukup efektif untuk mengontrol kandungan
gula dalam darah bagi penderita diabetes adalah mengatur pola makan sehari-hari dan rutin
berolahraga. Apalagi jika terdapat anggota keluarga Anda mempunyai riwayat penyakit
diabetes, Anda harus berhati-hati untuk menjaga kesehatan Anda dan aturlah pola makan
yang sehat dan mengandung sedikit gula sedari dini. Sejak dini Anda harus tahu beberapa
makanan pantangan diabetes yang wajib Anda hindari agar resiko terserang penyakit
diabetes berkurang.
Ada beberapa jenis makanan pantangan diabetes yang wajib dihindari oleh para penderita
diabetes. Makanan tersebut antara lain:
Pasta dan mie
Mengapa pasta dan mie dikategorikan sebagai salah satu
jenis makanan pantangan diabetes. Menurut penelitian para
pakar ahli gizi, pasta dan mie mempunyai kandungan glikemik
yang sangat tinggi. Seperti yang kita tahu bahwa pasta dan
mie terbuat dari sebagian besar karbohidrat murni seperti
tepung beras dan gandum yang notabene mempunyai
kandungan glukosa yang sangat tinggi. Jika penderita
diabetes tetap masih mengkonsumsi karbohidrat jenis ini maka kadar gula dalam darahnya
akan semakin meningkat. Alhasil, penyakit diabetes mereka akan semakin kronis. Jika
dibiarkan maka akan terjadi komplikasi yang disebabkan oleh penyakit diabetes itu sendiri.
Kemungkinan komplikasi yang timbul karena diabetes antara lain penyakit jantung, gagal
ginjal, hingga kebutaan.
Nasi
Nasi memang merupakan makanan pokok sebagian masyarakat
Indonesia. Jika dilihat dari nilai gizi satu porsi nasi putih, nasi
putih tersebut mempunyai kandungan karbohidrat yang sangat
tinggi. Karbohidrat sangat identik dengan kandungan
glukosanya yang sangat tinggi. Oleh karena itu Anda yang menderita penyakit diabetes
sebaiknya Anda kurangi konsumsi nasi putih karena nasi puti merupakan salah satu
makanan pantangan diabetes. Jika perlu Anda ganti menu nasi putih Anda dengan menu
makanan lain yang mempunyai kandungan karbohidrat yang setara dengan satu porsi nasi
putih. Alternatif menu lain sebagai pengganti nasi putih adalah beras merah dan beras
cokelat yang terbukti lebih sehat dan lebih aman dikonsusmsi oleh para penderita diabetes
karena kandungan gula nya sangat rendah.
Kafein
kafein adalah salah satu makanan pantangan diabetes.
Menurut salah satu judul penelitian yang berjudul ‘Diabetes
Care’ yang ditulis oleh Kilpatrick dan Hudson Lee pada
tahun 2005 menunjukan bahwa kopi bisa membawa
dampak buruk, bukan karena kandungan kafeinnya tapi
karena gula yang mendampingi kopi tersebut, fakta
membuktikan peminum kopi selalu memberikan gula yang banyak untuk mengurangi rasa
pahit kopi. Oleh karena itu sebaiknya Anda yang menderita sakit diabetes untuk mengurangi
konsumsi minuman seperti kopi karena gulanya, jika anda bisa minum kopi tanpa gula maka
akan baik baik saja.
Kentang
Selain nasi putih yang disinyalir sebagai sumber karbohidrat
terbesar yang menjadi makanan pantangan diabetes, ternyata
kentang juga dikategorikan sebagai sumber karbohidrat yang
dilarang dikonsumsi oleh para penderita diabetes. Kandungan
glikemiknya yang tinggi menyebabkan makanan jenis umbi-
umbian ini dilarang keras dikonsumsi oleh penderita dabetes
mellitus tingkat akut. Para ahli penyakit diabetes menyarankan pada penderita diabetes agar
mereka bisa mengurangi atau bahkan menghentikan konsumsi berbagai jenis olahan
kentang baik kentang goreng, panggang, ataupun kentang rebus.
Roti Putih
Roti putih adalah jenis roti yang terbuat dari tepung putih yang
ternyata mempunyai kandungan glukosa yang sangat tinggi.
Bagi penderita diabetes, sebaiknya konsumsi roti yang terbuat
dari gandum. Gandum merupakan sumber karbohidrat yang
mempunyai kandungan gula lebih rendah dibandingkan
dengan nasi putih, kentang, dan mie.
Gorengan
Sekilas gorengan adalah makanan ringan yang dianggap
tidak terlalu berbahaya bagi kesehatan. Akan tetapi fakta
berkata lain. Satu buah gorengan mengandung kolestrol tinggi
yang bersumber dari minyak yang dipakai berkali-kali untuk
menggoreng gorengan-gorengan tersebut. Fakta lain dari bahaya konsumsi gorengan
adalah gorengan merupakan salah satu penyebab penyakit degeneratif yang dapat memicu
penyakit yang berhubungan dengan penyakit kardiovaskular, stroke, dan diabetes. Salah
satu penyebab terjadinya penyakit kardiovaskular dan stroke adalah tersumbatnya
pembuluh darah koroner pada tubuh. Dan konsumsi gorengan secara rutin dan berlebihan
juga dapat menyebabkan kelainan dislipidemia yaitu kelainan prose metabolisme lipid
dimana adanya peningkatan kadar kolestrol total, kolestrol jahat dan trigliserida, dan
menurunnya jumlah kolestrol baik dalam darah. Karena konsumsi gorengan yang
mengandung banyak lemak, mulai dari sekarang sebaiknya batasi atau bahkan bila perlu
hentikan konsumsi gorengan agar terhindar dari penyakit diabetes dan obesitas.
Soda
Soda terlihat sangat segar jika Anda sedang merasakan haus yang
sangat luar biasa. Namun perlu Anda ketahui bahwa soda adalah salah
satu jenis makanan pantangan diabetes yang wajib dihindari oleh para
penderita diabetes. Menurut sebuah penelitian yang berjudul ‘The
Nurses’ Health Study II’ menunjukan bahwa wanita yang sering
mengkonsumsi soda secara rutin akan mengalami kegemukan dalam
waktu yang cukup relatif singkat. Selain resiko kegemukan, ternyata
konsumsi soda yang rutin dan berlebihan juga akan meningkatkan
resiko penyakit diabetes. Penyebab utama mengapa soda sangat
berpengaruh dalam meningkatnya resiko penyakit diabetes adalah kandungan pemanis
yang ada di dalam minuman penyegar tersebut. Asupan kalori cair yang terkandung dalam
soda juga salah satu faktor yang berkontribusi besar dalam terjadinya resiko penyakit
diabetes.
Faktor Resiko Diabetes Melitus
Menurut penelitian, 6 dari 100 penduduk dewasa di Indonesia adalah penyandang diabetes,
diperkirakan totalnya bisa mencapai 10 jt. Ironisnya, sebagian besar penderita diabetes ini
tidak menyadari bahwa mereka mengidapnya, atau mereka terlambat didiagnosis.
Akibatnya, banyak penyandang diabetes ini yang mengalami komplikasi yang seharusnya
dapat dicegah dengan penanganan yang tepat dan lebih dini.
Banyak faktor yang dapat meningkatkan resiko diabetes tipe 2, bila Anda mempunyai salah
satunya, apalagi dua atau lebih, sebaiknya Anda melakukan pemeriksaan gula darah untuk
memastikannya. Beberapa diantaranya adalah:
1. Faktor genetik (turunan)
Bila salah satu orang tua Anda adalah penyandang diabetes, kemungkinan Anda mengalami
penyakit yang sama lebih besar dibandingkan dengan orang tuanya yang normal. Kalau ke
dua orang tua Anda yang mengalaminya, kemungkinannya menjadi lebih besar lagi. Karena
Anda tidak mungkin memilih siapa orang tua Anda, maka Anda tentu tidak dapat melakukan
apa-apa sehubungan dengan hal ini. Tetapi, syukurlah, diabetes tidak hanya ditentukan oleh
faktor itu, dan Anda tidak otomatis menderita penyakit yang sama, walau Anda mewarisi
faktor genetik, faktor lingkungan lain juga sangat berperan. Berlainan dengan faktor genetik,
turunan, terhadap faktor lingkungan ini, banyak yang dapat Anda lakukan untuk
memperkecil resikonya.
2. Umur
Umur juga merupakan faktor resiko seseorang mempunyai kecendeungan menderita
diabetes. Pada umumnya diabetes tipe 2 berkembang pada usia di atas 40 tahun. Penelitian
di Amerika Serikat, lebih dari 50 % kasus baru ditemukan pada mereka yang berusia lebih
dari 55 tahun. Meningkatnya resiko ini kemungkinan ada kaitannya dengan semakin
gemuknya seseorang seiring dengan bertambahnya usianya. Gaya hidup santai, aktifitas
menurun, dan berkurangnya massa otot dengan semakin tuanya seseorang juga menjadi
penyebab meningkatnya resiko itu. Tragisnya lagi sekarang, dengan semakin banyaknya
anak-anak yang mengalami obesitas akibat aktifitas fisik yang kurang dan makanan sampah
yang dikonsumsinya, kecendrungan diabetes tipe 2 pada usia remaja mulai banyak
ditemukan.
3. Berat badan
Jika berat badan Anda berlebih (BMI > 25), kemungkinan Anda mengidap diabetes tipe 2 ini
lebih besar. Obesitas merupakan faktor tunggal penting resiko diabetes melitus. Faktor ini
saja jika Anda punyai, sudah cukup kuat untuk mengantarkan kepada ancaman penyakit ini.
Seperti diketahui, sekitar 85% penderita diabetes adalah mereka yang termasuk obesitas.
Bila Anda mempunyai lemak yang menumpuk di sekitar perut Anda, dibandingkan dengan
lemak yang menumpuk di panggul, paha, maka risikonya juga lebih besar. Untungnya,
perubahan kecil yang Anda lankukan, menurunkan berat badan 5-10% saja, olahraga 30
menit 3-5 kali dalam seminggu dapat menurunkan resiko ini.
4. Prediabetes
Seperti disinggung di atas, diabetes tidak datang tiba-tiba, tetapi melalui proses yang cukup
lama. Periode itu dikenal dengan “Prediabetes”, pada tahap ini kadar gula darah masih
berkisar antara 140-200 mg/dl, belum bisa dikatakan sebagai penyandang diabetes. Gejala-
gejala klasik diabetes pada tahap juga tidak akan Anda rasakan, tetapi secara fisik
lingkaran perut Anda sudah mulai melar, alias buncit. Dan, pada pemeriksaan laboratorium
juga sudah ada dislipidemi, trigliserida, LDL tinggi, tapi HDL rendah. Bila Anda tidak
melakukan perubahan gaya hidup, dalam waktu 5-10 tahun biasanya Anda akan menjadi
penyandang diabetes.
5. Gaya hidup santai
Semakin aktif Anda bergerak semakin kecil kemungkinan Anda mengalami diabetes.
Sebaliknya juga demikian, sayangnya, karena kemajuan teknologi, gaya hidup, kita lebih
banyak duduk sekarang. Kalau tidak duduk di sofa sambil ngemil dan nonton TV, kita duduk
di kursi kerja di depan laptop, komputer atau di atas kendaraan. Menurut penelitian setiap
duduk 2 jam saja di depan TV meningkatkan resiko diabetes 20%. Bayangkan, berapa lama
Anda duduk, di mana saja setiap harinya? Mungkin belasan jam. Karena itu bangkitlah,
bergeraklah, perbanyaklah langkah Anda. Menurut para ahli, Anda baru dikatakan aktif, bila
Anda melangkah 10. 000 langkah setiap harinya. Sekarang coba anda hitung, kira-kira
berapa kali Anda mengayunkan langkah Anda hari ini? Ke rumah tetangga, ke Mesjid saja
sekarang naik kendaran bermotor. Padahal, aktifitas fisik akan membantu Anda mengontrol
berat badan, meningkatkan pembakaran gula darah Anda dan membuat sel-sel tubuh Anda
lebih sensitif terhadap Insulin.
6. Merokok
Asam rokok ternyata menimbulkan efek negatif terhadap kesehatan dan sifatnya sangat
komplek. Termasuk terhadap resiko seseorang mudah terserang penyakit diabetes melitus.
Jadilah orang yang berakal dan cerdas dengan tidak menimbun racun dalam tubuh kita
walaupun rokok dianggab bisa memberikan kenikmatan. Kasihanilah tubuh Anda. Efek
jangka panjang rokok sungguh sangat mengerikan. Maka sangat sesuai sekali kalau agama
sangat membenci rokok karena memang lebih banyak kerusakannya ketimbang
manfaatnya.
7. Mengkonsumsi Makanan Berkolesterol Tinggi
Manakan berkolesterol tinggi juga diyakini memberi kontribusi yang cukup tinggi untuk
seseorang mudah terserang penyakit diabetes melitus. Batasi konsumsi kolesterol Anda
tidak lebih dari 300mg per hari.
8. Stres Dalam Jangka Waktu Lama
Kondisi setres berat bisa mengganggu keseimbangan berbagai hormon dalam tubuh
termasuk produksi hormon insulin. Disamping itu setres bisa memacu sel-sel tubuh bersifat
liar yang berpotensi untuk seseorang terkena penyakit kanker juga memicu untuk sel-sel
tubuh menjadi tidak peka atau resiten terhadap hormon insulin. Belajarlah untuk berpola
hidup santai walau dalam keadaan serius.
Hipertensi, riwayat diabetes pada saat hamil, “polycystic ovary syndrome”, kadar kolesterol
tidak mormal, trigliserida yang tinggi (>250 mg/dl), adanya penebalan kulit yang menghitam
di lipatan ketiak, paha, leher Anda yang dikenal degan “Acanthosis Negricans” juga
merupakan petunjuk lain, bahwa Anda mempunyai resiko akan menderita diabetes lebih
besar.
Tidak sadarnya seseorang bahwa Ia mengidap diabetes bisa karena gejala diabetes,
terutama diabetes tipe 2 yang samar. tidak begitu dirasakan oleh pasien, atau bisa juga
karena ketidaktahuan pasien bahwa gejala-gejala itu adalah akibat diabetes. Dan, Pada
diabetes tipe 2, seperti diketahui penyakit ini juga tidak datang mendadak, tiba-tiba waktu
bangun pagi gula darah Anda sontak melonjak tinggi, kemudian Anda terbirit-birit lari ke
belakang berulang kali karena mau buang air kecil, tidak, tetapi perubahan yangnsedikit
demi sedikit. Sehingga. Anda tidak menyadari ada sesuatu yang salah yang sedang
berlangsung dalam tubuh Anda, atau Anda dapat saja menyalahkan isu lain seperti usia,
gaya hidup, makanan yang Anda konsumsi, stress dan sebagainya.
Karena itu, mengetahui faktor risiko diabetes sangatlah penting. Jangan sampai seperti
kebanyakan pasien diabetes yang saya lihat, setelah mengalami bermacam komplikasi
seperti luka yang tidak sembuh, bahkan harus diamputasi, mata kabur, gangguan ginjal,
gangguan syaraf tepi, libido sangat menurun, baru sadar bahwa Anda ternyata adalah
salah seorang dari penderita diabetes itu.
Komplikasi & Efek Negatif Diabetes yang Paling Berbahaya
1. Gagal Ginjal
Gagal ginjal merupakan salah satu bentuk komplikasi yang dapat dipicu oleh diabetes. Hal
ini karena dengan meningkatnya kadar gula darah, tugas ginjal menjadi bertambah. Padahal
ginjal hanyalah bertugas menyaring zat-zat racun. Dengan meningkatnya kadar gula darah,
ginjal terpaksa harus menyaring kelebihan gula darah tersebut untuk selanjutnya dibuang
melalui urin.
Akibat tugasnya yang semakin berat tersebut, ginjal lama kelamaan dapat mengalami
kerusakan. Kerusakan yang terjadi bergantung pada seberapa parah kerusakan tersebut.
Jika sudah tergolong parah, maka penderita akan lebih cenderung mengalami gagal ginjal.
2. Retinopati Diabetik
Retinopati diabetik merupakan kerusakan mata yang dipicu oleh meningkatnya kadar gula
darah. Kerusakan yang terjadi awalnya hanya berupa gangguan penglihatan biasa. Namun
jika tidak segera ditangani dengan baik, gangguan penglihatan yang awalnya ringan
tersebut dapat berkembang menjadi gangguan penglihatan akut. Jika hal ini terjadi,
biasanya retina sebagai lensa mata sudah mengalami kerusakan yang cukup parah
sehingga ia kehilangan fungsinya. Akibatnya tentu saja penderita dapat mengalami
kebutaan permanen.
3. Ulkus Diabetes Melitus
Ulkus diabetes melitus atau gangren sebenarnya berawal dari luka biasa yang kehadirannya
tidak disadari oleh penderita. Akibatnya luka yang awalnya tidak terlalu parah tersebut
kemudian berkembang menjadi ulkus diabetes. Hal ini karena kadar gula darah penderita
yang meningkat sangat membantu perkembangan bakteri jahat di daerah sekitar luka.
Perkembangan bakteri jahat itulah yang kemudian menyebabkan luka menjadi terinfeksi.
Jika sudah demikian, amputasi atau pemotongan biasanya dilakukan dengan harapan dapat
mencegah infeksi menjalar ke bagian tubuh lainnya.
4. Hipertensi
Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan tekanan darah tinggi merupakan penyakit yang
memiliki hubungan yang sangat erat dengan penyakit gula darah. Bahkan karena
hubungannya tersebut, penderita diabetes dikatakan memiliki resiko untuk terkena
hipertensi dua kali lipat jika dibandingkan dengan orang normal. Hal ini karena dengan
menderita kencing manis, resiko terjadinya penyumbatan pembuluh darah akan semakin
meningkat. Sementara itu, penyumbatan pembuluh darah merupakan pemicu meningkatnya
tekanan darah.
Guna mengurangi resiko hipertensi tersebut, kestabilan kadar gula darah tentu saja harus
dijaga. Banyak cara yang dapat dilakukan termasuk menjalani pengobatan medis diabetes
secara teratur. Selain itu, perlu dipertimbangkan pula untuk melakukan perubahan gaya
hidup, pengendalian terhadap berat badan dan pengaturan pola makan.
5. Penyakit Jantung
Selain hipertensi, penyakit lainnya yang juga sangat erat kaitannya dengan penyakit gula
darah adalah penyakit jantung. Hal ini karena dengan anda menderita kencing manis, maka
resiko terjadinya penyumbatan pembuluh darah akan semakin meningkat. Penyumbatan
pembuluh darah yang terjadi tersebut tentunya akan menghambat penyampaian nutrisi dan
oksigen. Sementara itu, jantung merupakan organ vital yang berfungsi memompa darah.
Dengan fungsi tersebut, tentunya ia sangat memerlukan asupan nutrisi dan juga oksigen
dalam jumlah yang cukup. Dengan kata lain, asupan nutrisi dan oksigen yang tidak
terpenuhi akan cenderung mengurangi fungsi jantung sebagai pemompa darah.
Recommended