View
537
Download
4
Category
Preview:
DESCRIPTION
rusdi
Citation preview
DAS JENEBERANG SULAWEI SELATAN
Secara geografis DAS Jeneberang terletak pada 119o 23o 50o BT - 119o 56o 10o
BT dan 05o 10o LS - 05o 26o LS dengan panjang sungai utamanya 78,75. Pola aliran
sungainya dendritik. Hulu sungai Jeneberang berada di Gunung Bawakaraeng (2.833
mdpl) dan Gunung Lompobattang (2.876) yang kemudian menuju di Selat Makassar.
Pada daerah sungai Jenebearang, terdapat dua daerah penampungan air (resrvoir)
utama yaitu di Bendungan Bili - bili dan Jenelata.
1. Karakteristik DAS jeneberang.
a. Geologi
Bagian hulu dari DAS Jeneberang didominasi batuan vulkanik yang berasal
dari zaman halozen berada pada puncak Gunung Bawakaraeng dan Gunung
Lompobattang, di bagian tengah batuan sedimen berselingan dengan batuan vulkanik
1
Gambar 1. Peta DAS Jeneberang
(Formasi Camba), sedangkan di bagian barat atau di bagian hilir terdapat deposit dari
alluvial.
b. Geomorfologi
DAS Jeneberang merupakan wilayah pegunungan Malino (Gunung
Lompobattang), wilayah lipatan tersier selatan Combi dan wilayah dataran rendah
aluvial selatan Makassar yang berakhir di Selat Makassar.
c. Jenis Tanah
Dalam wilayah DAS Jeneberang terdapat 4 macam jenis tanah yaitu :
1) Andosol cokelat adalah umumnya berwarna hitam, kerapatan lindak kurang
dari 0,85% gr/cm3, banyak mengandung bahan amorf, atau lebih dari 60%
terdiri dari abu vulkanik, dan biasanya terdapat pada wilayah miring agak
berbukit sampai agak curam (bagian hulu).
2) Litosol Cokelat Kekuningan yaitu merupakan bagian dari tanah entisol yaitu
masih menunjukkan asal bahan induk, jadi tanah ini masih baru, belum
menunjukkan perkembangan horison. tekstur tanah beraneka ragam umumnya
geluh hingga geluh berpasir, persebarannya pada wilayah berbukit atau
berombak hingga agak miring atau bergelombang (bagian tengah).
3) Komplek mediteran kemerahan dan Latosol yaitu tanah dengan zarah-zarah
lempung diendapkan pada horison B (berlempung) dan jenuh dengan basa
(bagian tengah).
4) Aluvial yaitu jenis tanah yang terangkut oleh sungai dan setiap horison pada
umumnya bertalihan dengan sejarah pegendapan, persebaran tanah ini
umumnya di daerah bantaran sungai, danau ataupun delta sungai dengan
kemiringan datar (bagian hilir).
2
d. Suhu dan Curah Hujan
Pada DAS Jeneberang, suhu dan curah hujan diwakili oleh stasiun suhu dan
curah hujan kota Makassar. suhu tertinggi berada pada bulan oktober yaitu sebesar
27.4 C. sedangkan suhu terendah berada pada bulan Desember, januari dan februari
yaiut sebesar 25.9 c.
Curah hujan tertinggi berada pada bulan Januari sebesar 670 mm dan terendah pada
bulan agustus yaitu sebesas 35,3 mm. kebervariasian ini sangat mencolok
dikarenakan letak kota makassar yang hanya 0-3 mdpl serta adanya pengaruh arah
angin dari pantai baratnya. sehingga keberadaannya mempengaruhi hilir dari DAS
jeneberang.
e. Penggunaan lahan
Wilayah penggunaan lahan yang diliputi oleh Daerah Aliran Sungai ini sebesar
727 kilometer persegi dengan ketentuan luas (dalam persen) sebagai berikut :
3
Gambar 2. Grafik hubungan antara suhu dan curah hujan
Penggunaan lahan Luas (km2)
Hutan 501.63
Sawah padi 36.35
Pertanian 87.24
Perkotaan 101.78
Jumlah 727
Lahan perkotaan yang meliputi luas 101.78 kilometer persegi dengan persentase
sebesar 14 persen berada pada bagian barat mendekati hilir dari Daerah Aliran Sungai
Jeneberang yaitu Selat Makassar. Sebagai sebuah ekosistem Daerah Aliran Sungai, Sungai
Jeneberang masih mampu bertahan dari kondisi yang kritis sebagai sebuah DAS dimana
penggunaan tanah hutan masih diatas 50% (parameter sebagai DAS kritis ialah jika kondisi
hutan sudah dibawah 50%) yaitu sebesar 501.63 kilometer persegi atau 69 persen dari luas
penggunaan tanah dalam satu Daerah Aliran Sungai Jeneberang.
2. Peran dan fungsi DAS Jeneberang
a. Di daerah hulu, dengan bentuk morfologi perbukitan dan pegunungan sehingga
digunakan sebagai daerah konservasi, hutan produksi, hutan primer, hutan
sekunder, perkebunan, pertanian hortikultura dan buah – buahan, daerah
resapan air, dan sumber mata air.
b. Di daerah tengah, sebagai tempat penampungan air (DAM Bili – bili), daerah
irigasi untuk mengairih daerah persawahan, sumber tenaga listrik.
c. Di daerah hilir, daerah pertanian, daerah perkotaan, daerah pemanfaatan ruang
seperti aktivitas ekonomi, pendidikan dan perkantoran.
4
3. Kondisi Sosial Ekonomi
Sebagian besar penduduk berusaha di bidang pertanian dalam arti luas.Usaha-
usaha yang biasa dilakukan meliputi bidang-bidang pertanian pangan, hortikultura,
perkebunan dan peternakan. Kegiatan pertanian pangan pada umumnya mempunyai
produksi yang rendah, sebab umumnya lahan yang dimiliki petani termasuk lahan
dengan kemiringan curam dan dilakukan penanaman tanaman hortikultura (sayur-
sayuran dan buah-buahan), tanpa memperhatikan kaidah-kaidah konservasi.
Komoditas perkebunan yang diusahakan adalah jenis tanaman kopi, vanili, coklat,
avokad, cengkeh, dan rambutan.
5
Recommended