View
52
Download
1
Category
Preview:
DESCRIPTION
organisasi
Citation preview
PEMAHAMAN ORGANISASI
A. Definisi Organisasi
Definisi dan Komponen Organisasi
Terdapat beberapa teori dan perspektif mengenai organisasi, ada yang cocok
sama satu sama lain, dan ada pula yang berbeda.Organisasi pada dasarnya
digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerja
sama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan
terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode,
lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan
secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
Menurut para ahli terdapat beberapa pengertian organisasi sebagai berikut.
1. Organisasi Menurut Stoner
Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana
orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.
2. Organisasi Menurut James D. Mooney
Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai
tujuan bersama.
3. Organisasi Menurut Chester I. Bernard
Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan
oleh dua orang atau lebih.
4. Organisasi Menurut Stephen P. Robbins
Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara
sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja
atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama
atau sekelompok tujuan.
5. Organisasi Menurut Matthias Aroef
Suatu organisasi terjadi apabila sekelompok orang bekerja bersama sama
untuk mencapai tujuannya
1
6. Organisasi Menurut Bakke
Organisasi merupakan sebuah sistem yang kontinue dari penggunaan,
pemindahan aktivitas-aktivitas manusia yang dibebankan dan
dikoordinasikan, sehingga membentuk suatu kumpulan tertentu yang terdiri
dari manusia, material, kapital, gagasan, dan sumber daya alam ke dalam
suatu keseluruhan pemecahan persoalan
7. Organisasi Menurut Allen
Organisasi adalah suatu proses identifikasi dan pembentukan serta
pengelompokan kerja, mendefinisikan dan mendelegasikan wewenang
maupun tanggung jawab dan menetapkan hubungan - hubungan dengan
maksud untuk memungkinkan orang-orang bekerjasama secara efektif
dalam menuju tujuan yang ditetapkan.
Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa
aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan
perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat.
Organisasi yang dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui
keberadaannya oleh masyarakat disekitarnya, karena memberikan kontribusi
seperti; pengambilan sumber daya manusia dalam masyarakat sebagai
anggota-anggotanya sehingga menekan angka pengangguran.
Orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai suatu
keterkaitan yang terus menerus. Rasa keterkaitan ini, bukan berarti
keanggotaan seumur hidup. Akan tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi
perubahan yang konstan di dalam keanggotaan mereka, meskipun pada saat
mereka menjadi anggota, orang-orang dalam organisasi berpartisipasi secara
relatif teratur.
2
Pengertian organisasi
Organisasi (Yunani: ὄργανον, organon - alat) adalah suatu kelompok
orang dalam suatu wadah untuk tujuan bersama.
Dalam ilmu-ilmu sosial, organisasi dipelajari oleh periset dari berbagai
bidang ilmu, terutama sosiologi, ekonomi, ilmu politik, psikologi, dan
manajemen. Kajian mengenai organisasi sering disebut studi organisasi
(organizational studies), perilaku organisasi (organizational behaviour), atau
analisis organisasi (organization analysis).
Organisasi adalah wadah berkumpulnya sekelompok orang yang
memiliki tujuan bersama, kemudian mengorganisasikan diri dengan bekerja
bersama-sama dan merealisasikan tujuanya.
Organisasi adalah wadah yang memungkinkan masyarakat dapat meraih
hasil yang sebelumnya belum dapat dicapai oleh individu secara sendiri-sendiri.
(James L. Gibson, 1986).
Sehingga dari beberapa konsep organisasi diatas yang telah dijelaskan
oleh para ahli sehingga dapat disimpulakan bahwa:
Organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara
formal dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
Pengorganisasian adalah merupakan fungsi kedua dalam Manajemen
dan pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan
penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-
sumber, dan lingkungannya. Dengan demikian hasil pengorganisasian
adalah struktur organisasi.
Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit
kerja) dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya
pembagian kerja dan meninjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau
kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan
(koordinasi). Selain daripada itu struktur organisasi juga menunjukkan
3
spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian
laporan.
Pada dasarnya orang tidak bisa hidup sendiri. Sebagian besar tujuannya
dapat terpenuhi apabila ada interaksi sosial dengan orang lain. Sebagai mahluk
sosial, manusia tidak bisa hidup sendiri karena manusia memiliki kebutuhan
terhadap manusia lainnya. Karena itulah biasanya manusia berkumpul dan
membentuk kelompok, yang disebut dengan organisasi. Karang Taruna,
perusahaan, kerajaan, negara, adalah bentuk-bentuk dari organisasi. Bahkan
sebuah organisasi kejahatan pun pada dasarnya juga adalah sebuah
organisasi, dimana mereka bergabung dan berkumpul karena memiliki tujuan
dan kepentingan yang sama. Organisasi yang paling kecil yang kerap kita
jumpai adalah keluarga. Keluarga pada hakikatnya adalah sebuah organisasi.
Keluarga adalah satuan organisasi terkecil yang pertama kali dikenal oleh
setiap manusia.
Banyak motivasi yang mendorong seseorang masuk dalam sebuah
organisasi. Diantara beberapa motivasi atau tujuan seseorang bergabung ke
dalam suatu kelompok organisasi adalah :
1. Kelompoks atau organisasi sering dipakai untuk memecahkan masalah-
masalah.
2. Mencegah kesepian dan kerenggangan
3. Kelompok dapat memberikan bantuan pada saat kesusahan / menjumpai
masalah
4. Kelompok dapat memberikan tujuan dan nilai hidup yang lebih baik,
perilaku, dan kesetaraan kelompok
5. Kelompok sosial , kerja dan bermacam-macam kelompk lainnya
memberikan prestige, status dan pengakuan.
Sebuah organisasi tidak akan bisa lepas dengan yang namanya struktur
organisasi. Karena struktur organisasi adalah cara suatu aktivitas organisasi
dibagi, di organisir, dan dikoordinasikan.
4
Menurut ERNEST DALE, sebuah struktur organisasi harus memuat
tentang 5 hal sebagai berikut:
1. Daftar pekerjaan yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi
2. Membagi jumlah beban kerja dalam tugas-tugas atau biasa disebut
pembagian kerja (devision of work)
3. Menggabungkan tugas-tugas dalam keadaan yang logis dan efisien atau
departementalisasi (departmentalization)
4. Menetapkan mekanisme untuk koordinasi
5. Memonitor efektivitas struktur organisasi dan melakukan penyesuaian
apabila diperlukan
Komponen Organisasi
Komponen penting organisasi meliputi :
1. Tujuan
Merupakan motivasi, misi, sasaran, maksud dan tujuan yang akan dicapai
dalam rentang waktu tertentu, Tujuan berdasarkan rentang dan cakupanya
dapat di bagi dala beberapa karakteristik antara lain :
1) Tujuan Jangka panjang
2) Tujuan Jangka menengah dan
3) Tujuan Jangka pendek
2. Struktur
Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit
kerja) dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya
pembagian kerja dan meninjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-
kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain
daripada itu struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi
pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan.
Struktur Organisasi sangat penting untuk dapat dipahami oleh semua
komponen dalam rangka menciptakan sistem kerja yang efektif dan efesien.
Struktur organisasi merupakan deskripsi bagaimana organisasi membagi
5
pekerjaan dan melaksanakan tugas atau pekerjaannya dalam rangka
mencapai tujuan organisasi. Struktur organisasi juga mengatur siapa yang
melaksanakan tugas dan pekerjaan itu. Selain membagi dan mengatur
tugas dan pekerjaan yang diemban oleh organisasi, struktur organisasi juga
menggambarkan hubungan organisasi secara internal maupun eksternal.
3. Sistem
Setiap organisasi baik formal maupun informal, akan menganut suatu
sistem yang mengatur bagaimana cara organisasi mencapai tujuannya.
Untuk itulah setiap organisasi memiliki peraturan-peraturan yang
merefleksikan kepentingan-kepentingan organisasi. Sistem pada organisasi
itu dapat berupa anggaran dasar, anggaran rumah tangga, peraturan
khusus, prosesdur dan peraturan lainnya. Pada organisasi yang paling
kecil, yaitu keluarga, pada dasarnya juga memiliki peraturan-peraturan
sekalipun tidak sekompleks peraturan pada organisasi besar. Sistem yang
dianut oleh organisasi inilah yang mengatur setiap gerak dan tindak tanduk
organisasi.
Pada organisasi monarki, sistem itu berupa kekuasaan mutlak yang
berada di tangan raja. Raja mengatur segala aspek dan membuat
peraturan-peraturan. Raja berperan sebagai pusat (sentral) segala aspek di
dalam organisasi kerajaan. Organisasi demikian dapat disebut dengan
organisasi yang diatur oleh orang (ruled by person). Pada organisasi yang
maju, seperti halnya Muhammadiyah dan TAPAK SUCI, segala aspek di
dalam organisasi diatur oleh sistem. sehingga disebut dengan organisasi
yang ruled by system. Sekalipun sistem itu dibuat oleh orang perorang,
namun setiap orang memiliki komitmen yang tinggi untuk mengikuti sistem
tersebut. Apabila sistem tersebut dipandang perlu untuk diperbaiki, maka
sistem tersebut bisa diperbaiki agar kembali sesuai dengan kebutuhan dan
kepentingan organisasi. Organisasi yang diatur oleh sistem (ruled by
system), memiliki sistem yang berkesinambungan sekalipun ada orang yang
keluar/masuk ke dalam organisasi.
6
Sistem organisasi terbagi dalam komponen penyusun yang saling
berikatan yaitu :
· Input
· Proses
· Output
· Feedback
PRINSIP-PRINSIP ORGANISASI
Prinsip-prinsip organisasi banyak dikemukan oleh para ahli, salah
satunya A.M. Williams yang mengemukakan pendapatnya cukup lengkap
dalam bukunya “Organization of Canadian Government Administration” (1965),
bahwa prinsip-prinsip organisasi meliputi :
1) Prinsip bahwa Organisasi Harus Mempunyai Tujuan yang Jelas,
2) Prinsip Skala Hirarkhi,
3) Prinsip Kesatuan Perintah,
4) Prinsip Pendelegasian Wewenang,
5) Prinsip Pertanggungjawaban,
6) Prinsip Pembagian Pekerjaan,
7) Prinsip Rentang Pengendalian,
8) Prinsip Fungsional,
9) Prinsip Pemisahan,
10) Prinsip Keseimbangan,
11) Prinsip Fleksibilitas,
12) Prinsip Kepemimpinan.
7
berikut penjelasannya:
1) Organisasi Harus Mempunyai Tujuan yang Jelas.
Organisasi dibentuk atas dasar adanya tujuan yang ingin dicapai,
dengan demikian tidak mungkin suatu organisasi tanpa adanya tujuan.
Misalnya, organisasi pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan
puskesmas sebagai suatu organisasi, mempunyai tujuan yang ingin
dicapai antara lain, memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas
dan lain lain.
2) Prinsip Skala Hirarkhi.
Dalam suatu organisasi harus ada garis kewenangan yang jelas dari
pimpinan, pembantu pimpinan sampai pelaksana, sehingga dapat
mempertegas dalam pendelegasian wewenang dan
pertanggungjawaban, dan akan menunjang efektivitas jalannya
organisasi secara keseluruhan.
3) Prinsip Kesatuan Perintah.
Dalam hal ini, seseorang hanya menerima perintah atau bertanggung
jawab kepada seorang atasan saja.
4) Prinsip Pendelegasian Wewenang.
Seorang pemimpin mempunyai kemampuan terbatas dalam
menjalankan pekerjaannya, sehingga perlu dilakukan pendelegasian
wewenang kepada bawahannya. Pejabat yang diberi wewenang harus
dapat menjamin tercapainya hasil yang diharapkan. Dalam
pendelegasian, wewenang yang dilimpahkan meliputi kewenangan
dalam pengambilan keputusan, melakukan hubungan dengan orang lain,
dan mengadakan tindakan tanpa minta persetujuan lebih dahulu kepada
atasannya lagi.
5) Prinsip Pertanggungjawaban.
Dalam menjalankan tugasnya setiap anggota harus bertanggung jawab
sepenuhnya kepada atasan.
6) Prinsip Pembagian Pekerjaan.
Suatu organisasi, untuk mencapai tujuannya, melakukan berbagai
aktivitas atau kegiatan. Agar kegiatan tersebut dapat berjalan optimal
8
maka dilakukan pembagian tugas/pekerjaan yang didasarkan kepada
kemampuan dan keahlian dari masing-masing pegawai. Adanya
kejelasan dalam pembagian tugas, akan memperjelas dalam
pendelegasian wewenang, pertanggungjawaban, serta menunjang
efektivitas jalannya organisasi.
7) Prinsip Rentang Pengendalian.
Artinya bahwa jumlah bawahan atau staf yang harus dikendalikan oleh
seorang atasan perlu dibatasi secara rasional. Rentang kendali ini sesuai
dengan bentuk dan tipe organisasi, semakin besar suatu organisasi
dengan jumlah pegawai yang cukup banyak, semakin kompleks rentang
pengendaliannya.
8) Prinsip Fungsional.
Bahwa seorang pegawai dalam suatu organisasi secara fungsional harus
jelas tugas dan wewenangnya, kegiatannya, hubungan kerja, serta
tanggung jawab dari pekerjaannya.
9) Prinsip Pemisahan.
Bahwa beban tugas pekerjaan seseorang tidak dapat dibebankan
tanggung jawabnya kepada orang lain.
10) Prinsip Keseimbangan.
Keseimbangan antara struktur organisasi yang efektif dengan tujuan
organisasi. Dalam hal ini, penyusunan struktur organisasi harus sesuai
dengan tujuan dari organisasi tersebut. Tujuan organisasi tersebut akan
diwujudkan melalui aktivitas/ kegiatan yang akan dilakukan. Organisasi
yang aktivitasnya sederhana (tidak kompleks) contoh ‘koperasi di suatu
desa terpencil’, struktur organisasinya akan berbeda dengan organisasi
koperasi yang ada di kota besar seperti di Jakarta, Bandung, atau
Surabaya.
11) Prinsip Fleksibilitas
Organisasi harus senantiasa melakukan pertumbuhan dan
perkembangan sesuai dengan dinamika organisasi sendiri (internal
factor) dan juga karena adanya pengaruh di luar organisasi (external
9
factor), sehingga organisasi mampu menjalankan fungsi dalam mencapai
tujuannya.
12) Prinsip Kepemimpinan.
Dalam organisasi apapun bentuknya diperlukan adanya kepemimpinan,
atau dengan kata lain organisasi mampu menjalankan aktivitasnya
karena adanya proses kepemimpinan yang digerakan oleh pemimpin
organisasi tersebut.
Dalam perspektif Max Weber, terdapat 7 prinsip dasar yang perlu
diterapkan dalam membangun organisasi agar dapat mencapai tujuannya.
Ketujuh prinsip tersebut adalah (Stephen Robbin):
Pembagian Kerja. Pekerjaan dipecah-pecah sehingga jelas pembagian
masing-masing anggota.
Hirarki kewenangan yang jelas. Struktur organisasi disusun bertingkat dan
memastikan jabatan yang lebih rendah berada di bawah supervisi dan kontrol
dari yang lebih tinggi. Garis komando dan garis koordinasi diciptakan untuk
meperjelas alur pelaporan diantara anggota organisasi.
Formalisasi yang tinggi. Untuk mengatur perilaku anggota organisasi, perlu
disusun peraturan dan prosedur formal sebagai sebuah sistem. Poin ini sangat
relevan dengan besaran organisasi. Semakin organisasi tumbuh besar, maka
perlu ada formalisasi agar semua hal berjalan standar.
Impersonal. Tindakan dan keputusan yang berlaku di dalam organisasi tidak
melibatkan perasaan pribadi. Tidak diperbolehkan konflik kepentingan berperan
dalam pengambilan keputusan
Keputusan personalia berdasarkan kemampuan. Keputusan tentang
promosi, seleksi, didasarkan atas kualifikasi, keberhasilan atau prestasi.
Organisasi harus menciptakan merit sistem berjalan secara sesuai.
Adanya jenjang karir bagi anggota organisasi. Prinsip ini mengasumsikan
bahwa keanggotaan organisasi seseorang adalah seterusnya (continuous
basis). Dengan jenjang karir diharapkan anggota dapat mengejar karir dan
10
menjaga komitmen terhadap organisasi.
Pemisahan yang jelas kehidupan pribadi dan organisasi. Dalam organisasi
ideal, pengambilan keputusan dilakukan semaksimal mugkin berjalan rasional.
Artinya, anggota organisasi harus dapat memisahkan kehidupan organisasi dan
kehidupan organisasi.
Prinsip dari organisasi menawarkan petunjuk untuk menciptakan
efisiensi dan efektifitas struktur organisasi. Dengan kata lain, prinsip-prinsip ini
adalah kriteria dari proses organisasi yang efisien. Pakar manajemen (Henry
Fayol, FW Taylor, UL Urwick dan lainnya) telah menulis beberapa statement
khusus yang terkait dengan fungsi organisasi dalam manajemen. Beberapa
prinsip itu antara lain:
Henry Fayol mengusulkan empat belas prinsip yang menurutnya dapat
digunakan secara universal dan dapat diajarkan di sekolah-sekolah dan
universitas-universitas. Banyak dari prinsip organisasi tersebut, meskipun
kurang keuniversalannya, diikuti secara luas oleh para manajer dewasa ini:
1) Pembagian kerja, Prinsip ini sama dengan “pembagian kerja” Adam
Smith. Spesialisasi menambah hasil kerja dengan cara membuat para
pekerja lebih efisien.
2) Wewenang, Manajer harus dapat member perintah. Wewenang
memberikan hak ini kepadanya,. Tetapi wewenang berjalan seiring
dengan tanggung jawab. Jika wewenang digunakan, timbullah tanggung
jawab. Agar efektif, wewenang seorang manajer harus sama dengan
tanggung jawabnya.
3) Disiplin, Para pegawai harus mentaati dan menghormati peraturan yang
mengatur organisasi. Disiplin yang baik merupakan hasil dari
kepemimpinan yang efektif, suatu saling pengertian yang jelas antara
manajemen dan para pekerja tentang peraturan organisasi serta
penerapan hukuman yang adil bagi yang menyimpang dari peraturan
tersebut.
4) Kesatuan komando, Setiap pegawai seharusnya menerima perintah
hanya dari seorang atasan.
11
5) Kesatuan arah, Setiap kelompok aktivitas organisasi yang mempunyai
tujuan sama harus dipimpin oleh seorang manjer dengan menggunakan
sebuah rencana.
6) Mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan individu.
Kepentingan seorang pegawai atau kelompok pegawai tidak boleh
mendahulukan kepentingan organisasi secara keseluruhan.
7) Remunarasi, Para pekerja harus digaji sesuai dengan jasa yang mereka
berikan.
8) Sentralisasi, ini merujuk kepada sejauh mana para bawahan terlibat
dalam pengambilan keputusan. Apakah pengambilan keputusan itu
disentralisasi (pada manajemen) atau disentralisasi (pada para
bawahan) adalah proporsi yang tepat. Kuncinya terletak pada
bagaimana menemukan tingkat sentralisasi yang optimal untuk setiap
situasi.
9) Rantai scalar, Garis wewenang dari manajemen puncak sampai ke
tingkat yang paling rendah merupakan rantai scalar. Komunikasi harus
mengikuti rantai ini. Tetapi, jika dengan mengikuti rantai tersebut malah
tercipta kelambatan, komunikasi silang dapat diizinkan jika disetujui oleh
semua pihak, sedangkan atasan harus diberitahhu.
10) Tata tertib, Orang dan bahan harus ditempatkan pada tempat dari waktu
yang tepat.
11) Keadilan, Para manajer harus selalu baik dan jujur terhadap para
bawahan
12) Stabilitas masa kerja para pegawai, Perputaran (turnover) pegawai yang
tinggi adalah tidak efisien. Manajemen harus menyediakan perencanaan
personalia yang teratur dan memastikan bahwa untuk mengisi
kekosongan harus selalu adda pengganti
13) Inisiatif, Para pegawai yang diizinkan menciptakan dan melaksanakan
rencana-rencana akan berusaha keras
14) Esprit de corps, Mendorong team spirit akan mmembangun keselarasan
dan persatuan di dalam organisasi (dari sebuah sumber buku)
12
Tipe-Tipe Organisasi
Tipe Organisasi
Secara garis besar organisasi dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu organisasi formal dan organisasi informal. Pembagian tersebut tergantung
pada tingkat atau derajat mereka terstruktur. Namun dalam kenyataannya tidak
ada sebuah organisasi formal maupun informal yang sempurna.
Organisasi formal memiliki suatu struktur yang terumuskan dengan baik,
yang menerangkan hubungan-hubungan otoritasnya, kekuasaan, akuntabilitas
dan tanggung jawabnya. Struktur yang ada juga menerangkan bagaimana
bentuk saluran-saluran melalui apa komunikasi berlangsung. Kemudian
menunjukkan tugas-tugas terspesifikasi bagi masing-masing anggotanya.
Hierarki sasaran organisasi formal dinyatakan secara eksplisit. Status, prestise,
imbalan, pangkat dan jabatan, serta prasarat lainya terurutkan dengan baik dan
terkendali. Selain itu organisasi formal tahan lama dan mereka terencana dan
mengingat bahwa ditekankan mereka beraturan, maka mereka relatif bersifat
tidak fleksibel. Contoh organisasi formal ádalah perusahaan besar, badan-
badan pemerintah, dan universitas-universitas (J Winardi, 2003:9).
Organisasi informal Keanggotaan pada organisasi-organisasi informal
dapat dicapai baik secara sadar maupun tidak sadar, dan kerap kali sulit untuk
menentukan waktu eksak seseorang menjadi anggota organisasi tersebut. Sifat
eksak hubungan antar anggota dan bahkan tujuan organisasi yang
bersangkutan tidak terspesifikasi. Contoh organisasi informal adalah pertemuan
tidak resmi seperti makan malam bersama. Organisasi informal dapat dialihkan
menjadi organisasi formal apabila hubungan didalamnya dan kegiatan yang
dilakukan terstruktur dan terumuskan. Selain itu, organisasi juga dibedakan
menjadi organisasi primer dan organisasi sekunder menurut Hicks:
Mungkin setiap pengusaha ataupun perusahan mempunyai organisasi.
Organisasi ini sendiri sangat penting bagi pemilik perusahaan yang di antara
lain meliputi:
13
1. Organisasi Berdasarkan Tujuannya
Profit Oriented Organization
Tujuan organisasi jenis ini adalah untuk mencari keuntungan sebanyak-
banyaknya. Manfaat yang di dapat dari suatu perusahaan yang menganut
jenis organisasi ini hanya untuk faktor internal. Artinya, hanya orang-orang
yang bekerja sama dengan perusahaan tersebut yang akan memperoleh
manfaatnya.
Non Profit Oriented Organization (Organisasi Sosial)
Tujuan organisasi jenis ini tidak untuk mencari keuntungan. Tujuan utama
dari organisasi jenis ini adalah untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat. dalam hal ini, masyarakatlah yang memperoleh manfaatnya.
Organisasi sosial terbentuk dari norma-norma yang dianggap penting dalam
hidup bermasyarakat. Terbentuknya organisasi sosial berawal dari individu
yang saling membutuhkan, kemudian timbul aturan-aturan.
2. Organisasi Berdasarkan Tipe atau Bentuknya
1) Organisasi Lini ( Line Organization)
Diciptakan oleh Henry Fayol, Organisasi lini adalah suatu bentuk
organisasi yang menghubungkan langsung secara vertical antara atasan
dengan bawahan, sejak dari pimpinan tertinggi sampai dengan jabatan-
jabatan yang terendah, antara eselon satu dengan eselon yang lain
masing-masing dihubungkan dengan garis wewenang atau komando.
Organisasi ini sering disebut dengan organisasi militer. Organisasi Lini
hanya tepat dipakai dalam organisasi kecil. Contohnya; Perbengkelan,
Kedai Nasi, Warteg, Rukun tetangga.
Ciri-ciri :
Hubungan antara atasan dan bawahan masih bersifat langsung dengan
satu garis wewenang
Jumlah karyawan sedikit
14
Pemilik modal merupakan pemimpin tertinggi
Belum terdapat spesialisasi
Masing-masing kepala unit mempunyai wewenang & tanggung jawab
penuh atas segala bidang pekerjaan
Struktur organisasi sederhana dan stabil
Organisasi tipe garis biasanya organisasi kecil
Disiplin mudah dipelihara (dipertahankan)
Keuntungan-keuntungan penggunaan organisasi tipe garis adalah :
Ada kesatuan komando yang terjamin dengan baik
Disiplin pegawai tinggi dan mudah dipelihara (dipertahankan)
Koordinasi lebih mudah dilaksanakan
Proses pengambilan keputusan dan instruksi-instruksi dapat berjalan
cepat
Garis kepemimpinan tegas, tidak simpang siur, karena pimpinan
langsung berhubungan dengan bawahannya sehingga semua perintah
dapat dimengerti dan dilaksanakan
Rasa solidaritas pegawai biasanya tinggi
Pengendalian mudah dilaksanakan dengan cepat
Tersedianya kesempatan baik untuk latihan bagi pengembangan bakat-
bakat pimpinan.
Adanya penghematan biaya
Pengawasan berjalan efektif
Kelemahan-kelemahan organisasi garis :
Tujuan dan keinginan pribadi pimpinan seringkali sulit dibedakan dengan
tujuan organisasi.
Pembebanan yang berat dari pejabat pimpinan , karena dipegang sendiri
Adanya kecenderungan pimpinan bertindak secara otoriter/diktaktor,
cenderung bersikap kaku (tidak fleksibel).
Kesempatan pegawai untuk berkembang agak terbatas karena sukar
untuk mengabil inisiatif sendiri
Organisasi terlalu tergantung kepada satu orang, yaitu pimpinan
15
Kurang tersedianya saf ahli
2) Organisasi Lini dan Staff (Line and Staff Organization)
Merupakan kombinasi dari organisasi lini, asaz komando dipertahankan
tetapi dalam kelancaran tugas pemimpin dibantu oleh para staff, dimana
staff berperan memberi masukan, bantuan pikiranm saran-saran, data
informasi yang dibutuhkan.
Ciri-ciri :
Hubungan atasan dan bawahan tidak bersifat langsung
Pucuk pimpinan hanya satu orang dibantu staff
Terdapat 2 kelompok wewenang yaitu lini dan staff
Jumlah karyawan banyak
Organisasi besar, bersifat komplek
Adanya spesialisasi
Keuntungan penggunaan bentuk organisasi garis dan staff :
Asas kesatuan komando tetap ada. Pimpinan tetap dalam satu tangan.
Adanya tugas yang jelas antara pimpian staf dan pelaksana
Tipe organisasi garis dan staf fleksibel (luwes) karena dapat ditempatkan
pada organisasi besar maupun kecil.
Pengembalian keputusan relatif mudah, karena mendapat
bantuan/sumbangn pemikiran dari staf.
Koordinasi mudah dilakukan, karena ada pembagian tugas yang jelas.
Disiplin dan moral pegawai biasanya tinggi, karena tugas sesuai dengan
spesialisasinya
Bakat pegawai dapat berkembang sesuai dengan spesialisasinya.
Diperoleh manfaat yang besar bagi para ahli
Kelemahan-kelemahan dari bentuk Organisasi garis dan staff :
Kelompok pelaksana terkadang bingung untuk membedakan perintah
dan bantuan nasihat
16
Solidaritas pegawai kurang, karena adanya pegawai yang tidak saling
mengenal
Sering terjadi persaingan tidak sehat, karena masing-masing
menganggap tugas yang dilaksanakannyalah yang penting
Pimpinan lini mengabaikan advis staf
Apabila tugas dan tanggung jawab dalam berbagai kerja antara pelajat
garis dan staf tidak tegas, maka akan menimbulkan kekacauan dalam
menjalankan wewenang
Penggunaan staf ahli bisa menambah pembebanan biaya yang besar
Kemungkinan pimpinan staf melampaui kewenangan stafnya sehingga
menimbulkan ketidaksenangan pegawai lini
Kemungkinan akan terdapat perbedaan interpretasi antara orang lini dan
staf dalam kebijakan dan tugas-tugas yang diberikan sehingga
menimbulkan permasalahan menjadi kompleks.
3) Organisasdi Fungsional (Functional Organization)
Diciptakan oleh Frederick W. Taylor, Organisasi ini disusun berdasarkan
sifat dan macam pekerjaan yang harus dilakukan, masalah pembagian
kerja merupakan masalah yang menjadi perhatian yang sungguh-
sungguh.
Ciri-ciri :
Pembidangan tugas secara tegas dan jelas dapat dibedakan
Bawahan akan menerima perintah dari beberapa atasan
Pekerjaan lebih banyak bersifat teknis
Target-target jelas dan pasti
Pengawasan ketat
Penempatan jabatan berdasarkan spesialisasi.
Keuntungan-keuntungan menggunakan organisasdi fungsional :
Spesialisasi dapat dilakukan secara optimal
Para pegawai bekerja sesuai ketrampilannya masing-masing
Produktivitas dan efisiensi dapat ditingkatkan
17
Koordinasi menyeluruh bisa dilaksanakan pada eselon atas, sehingga
berjalan lancar dan tertib
Solidaritas, loyalitas, dan disiplin karyawan yang menjalankan fungsi
yang sama biasanya cukup tinggi.
Pembidangan tugas menjadi jelas
Kelemahan-kelemahan organisasi fungsional :
Pekerjaan seringkali sangat membosankan.
Sulit mengadakan perpindahan karyawan/pegawai dari satu bagian ke
bagian lain karena pegawai hanya memperhatikan bidang spesialisasi
sendiri saja.
Sering ada pegawai yang mementingkan bidangnya sendiri, sehingga
koordinasi menyeluruh sulit dan sukar dilakukan
4) Organisasi Lini dan Fungsional (Line and Function Organization)
Suatu bentuk organisasi dimana wewenang dari pimpinan tertinggi
dilimpahkan kepada perkepala unit dibawahnya dalam bidang pekerjaan
tertentu dan selanjutnya pimpinan tertinggi tadi masih melimpahkan
wewenang kepada pejabat fungsional yang melaksanakan bidang
pekerjaan operasional dan hasil tugasnya diserahkan kepada kepala unit
terdahulu tanpa memandang eselon atau tingkatan.
Ciri-ciri :
Tidak tampak adanya perbedaan tugas-tugas pokok dan tugas-tugas
yang bersifat bantuan.
Terdapat spesialisasi yang maksimal
Tidak ditonjolkan perbedaan tingkatan dalam pemabagian kerja
Kebaikan organisasi Lini dan fungsional :
Solodaritas tinggi
Disiplin tinggi
Produktifitas tinggi karena spesialisasi dilaksanakan maksimal
18
Pekerjaan – pekerjaan yang tidak rutin atau teknis tidak dikerjakan
Kelemahan-kelemahan organisasi Lini dan Fungsional :
Kurang fleksibel dan tour of duty
Pejabat fungsional akan mengalami kebingungan karena dikoordinasikan
oleh lebih dari satu orang
Spesiaisasi memberikan kejenuhan
Mekanisme Dalam Organisasi
Pengertian Mekanisme (sosiologi)
Selama dekade terakhir telah ada minat yang tumbuh dalam mekanisme
sosial dan mekanisme berbasis penjelasan, tidak hanya dalam sosiologi dan
ilmu sosial tetapi juga dalam filsafat ilmu, terutama filsafat biologi.
Meskipun banyak sosiolog menggunakan kata "mekanisme" mereka
sering menggunakannya dalam arti off-tangan kasual tanpa komitmen untuk
semua jenis mekanisme berbasis strategi jelas. Ide inti di balik pendekatan
mekanisme telah dinyatakan sebagai berikut oleh Elster (1989: 3-4): "Untuk
menjelaskan peristiwa adalah untuk memberikan penjelasan mengapa hal itu
terjadi. Biasanya ... ini mengambil bentuk mengutip suatu peristiwa sebelumnya
sebagai penyebab peristiwa yang kita ingin menjelaskan .... [Namun] untuk
mengutip penyebabnya tidak cukup:. Mekanisme kausal juga harus disediakan,
atau setidaknya menyarankan "
Tidak ada konsensus tentang apa yang dimaksudkan oleh definisi yang
ada berbeda banyak dari satu sama lain, tapi yang mendasari mereka semua
adalah penekanan pada pembuatan dipahami keteraturan yang diamati dengan
menentukan secara rinci bagaimana mereka membawa "mekanisme.
". Diskusi saat ini paling memuaskan dari konsep mekanisme ditemukan
dalam Machamer, Darden dan Craver (2000). Mengikuti mereka, mekanisme
dapat dikatakan terdiri dari entitas (dengan sifat mereka) dan kegiatan yang
terlibat dalam entitas tersebut, baik sendiri atau dalam konser dengan entitas
19
lain. Kegiatan ini membawa perubahan, dan jenis perubahan yang dibawa
tergantung pada sifat dan kegiatan dari entitas dan hubungan antara mereka.
Sebuah mekanisme, sehingga didefinisikan, mengacu pada konstelasi entitas
dan kegiatan yang terorganisir sedemikian rupa sehingga mereka secara
teratur membawa jenis tertentu dari hasil, dan kami menjelaskan hasil yang
diamati dengan mengacu pada mekanisme yang hasil tersebut secara teratur
membawa (lihat juga Hedström dan Ylikoski 2010).
Dalam melaksanakan kegiatan, sebuah organisasi memerlukan langkah-
langkah yang sistematis untuk mempermudah pencapaian suatu tujuan dan
meminimalkan tingkat kegagalan, hal ini sering disebut dengan mekanisme
yang merupakan suatu proses cara kerja atau tata cara pelaksanaan suatu
program atau rangkaian aktivitas yang dilaksanakan oleh sebuah organisasi
untuk mendapatkan hasil dari apa yang telah direncanakan oleh badan
organisasi tersebut.
Menurut Poerwadarmita (2003:757) mendefinisikan “Mekanisme adalah
seluk beluk atau cara kerja suatu alat (perkakas) dan sebagainya. Secara
umum mekanisme adalah mengetahui bagimana cara menggunakan suatu alat
sehingga kita tahu sampai dimana kemampuan suatu alat tersebut bekerja.”
Selanjutnya menurut Yani (2000:275) “mekanisme adalah cara kerja suatu
badan atau organisasi atau perkumpulan hal saling bekerja.”
Moenir (2001:53) menjelaskan bahwa ”Mekanisme merupakan suatu
rangkaian kerja subuah alat untuk menyelesaikan sebuah masalah yang
berhubungan dengan proses kerja untuk mengurangi kegagalan sehingga
menghasilkan hasil yang maksimal.”
Dari definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa mekanisme
adalah cara kerja suatu alat dalam sebuah badan atau organisasi yang saling
berhubungan untuk menghasilkan yang maksimal sehinga tercapai sebuah
tujuan yang telah di tetapkan oleh suatu organisasi.
20
Mekanisme Kerja Organisasi
Mekanisme kerja dalam suatu organisasi, adalah perwujudan atau
penjabaran dari struktur organisasi yang telah ditentukan. Jelas di sini terdapat
kaitan yang sangat erat antara struktur organisasi dengan mekanisrne kerja.
Mekanisme kerja, bagaimanapun memang perlu ditetapkan, agar arus lalu
lintas informasi maupun pendelegasian tugas dapat berjalan pada alur yang
tepat. Bila mekanisme kerja yang telah disepekati dilanggar, akan dapat
mengakibatkan hubungan yang kurang baik di antara para anggota staf atau
antara staf dengan manajer/pimpinan. Seorang rekan, yang menjabat sebagai
project officer di suatu LPSM, pernah bercerita:
“Dalam organisasi, telah disepakati bahwa laporan-laporan yang datang
dari staf kepada pimpinan (baik tertulis maupun lisan) harus melewati dia
sebagai project officer. Ketentuan ini juga merupakan salah satu bentuk
perwujudan dari sistem desentralisasi dalam lembaganya. Akan tetapi pada
suatu saat, karena pimpinan dari lembaga tersebut keburu ingin mendengar
informasi dari lapangan, maka sang pimpinan langsung mencari informasi
kepada staf.
Yang menjadi masalah bukan pada pencarian informasi langsung
tersebut, tetapi sang pemimpin langsung memberikan tanggapan kepada staf,
dan tanggapan tersebut agak berbeda dengan yang telah digariskan oleh sang
project officer. Akibat dari tindakan sang pimpinan tersebut staf menjadi bingung
dan juga menyudutkan posisi project officer.
Tentu, kasus di atas hanyalah merupakan salah satu contoh. Banyak
kasus semacam itu yang dilakukan oleh seorang pimpinan (yang pada
hakekatnya merupakan penyalahgunaan dari mekanisme kerja yang telah
disepakati) dapat menimbulkan ketegangan-ketegangan yang sebetulnya tidak
perlu terjadi. Untuk menghindari hal-hal tersebut di atas, beberapa hal perlu
diperhatikan, antara lain:
Mekanisme kerja yang sudah disepakati, betul-betul perlu dipahami oleh
seluruh staf, sehingga tahu persis kepada siapa mereka harus memberikan
informasi atau dari mana mereka harus menerima penugasan.
21
Akan lebih baik jika penyusunan dan penetapan mekanisme kerja
dilakukan bersama-sama oleh seluruh staf, hingga mereka juga tahu persis
alasan-alasan mengapa mekanisme tersebut yang digunakan.
Mekanisme kerja, bagaimanapun juga akan menimbulkan birokrasi baru.
Yang perlu dihindarkan di sini adalah polarisasi hubungan antar personal
organisasi, yang dapat menjurus kepada kekakuan hubungan ataupun
pergaulan.
Dalam keadaan tertentu bisa saja terjadi penyimpangan-penyimpangan
terhadap mekanisme kerja yang ditetapkan. Kalau hal tersebut terjadi bagi yang
melakukan penyimpangan (siapapun mereka itu) perlu segera mengadakan
koreksi untuk menanggulangi akibat negatif yang mungkin timbul.
22
Daftar Pustaka
D, Ratna Wilis. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Penerbit Erlangga. 1996.
Etzioni, A. 1985. Organisasi-organisasi Modern. Jakarta: Universitas Indonesia.
Horton, Paul B. dan Chester L. Hunt. Sociology. Edisi keenam. International Student Edition. Tokyo: Mc.Graw-Hill Book Company Inc. 1984.
Kartono, K. Pemimpin dan Kepemimpinan: Apakah Kepemimpinan Abnormal Itu?. Jakarta: RajaGrafindo Persada. 2001.
Keith Davis, Human Relations at Work, New York, San Francisco, Toronto, London: 1962.
Mardikanto, T. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Surakarta: Sebelas Maret University Press.
Robbins, S. P,. Perilaku organisasi. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia. 2003.
Singarimbun, Masri dan Sofyan Efendi. Understanding Practice and Analysis. New York: Random House. 1976.
Stephen P.Robbins. Teori Organisasi Struktur, Desain, dan Aplikasi, Jakarta: Arcan: 1994,
WS, Winkel. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta : Gramedia. 1997.
http://blog.mymusic-video.info/2012/04/7-prinsip-organisasi-ideal-max-weeber.html#axzz27VUzty9Q
http://blog.mymusic-video.info/2012/04/7-prinsip-organisasi-ideal-max-weeber.html#ixzz27VaPtIwW
http://blogbagi2.blogspot.com/2012/05/prinsip-prinsip-dalam-sebuah-organisasi.html#ixzz27VZ6pkoC
http://carapedia.com/pengertian_definisi_organisasi_menurut_para_ahli_info484.html
http://hmti.wordpress.com/2008/02/22/definisi-dan-pengertian-organisasi/
http://hmti.wordpress.com/2008/02/22/definisi-dan-pengertian-organisasi/
http://huartzimucz.blogspot.com/2011/11/jenis-jenis-organisasi.htmi
23
http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2200853-pengertian-mekanisme/#ixzz27h3vE2Ch
http://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi\
http://lorentfebrian.wordpress.com/definisi-organisasi-macam-macam-organisasi/
http://pptapaksuci.org/keorganisasian/245-definisi-dan-komponen-organisasi.html
http://tkampus.blogspot.com/2012/03/definisi-organisasi.html
http://yudhatri.wordpress.com/2011/11/10/tipe-tipe-organisasi/
24
Recommended